· web viewpenyakit layu fusarium ini terjadi pada daun-daun yang tua dan terus menyebar ke daun...
Post on 17-Mar-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TOMAT
( Lycopersicon esculatum Mill. )
Disusun Oleh :
NURRACHMAWATI PRIMANDARI
0910440158
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tomat merupakan tanaman sayuran yang penting. Hal ini dikarenakan
kandungan vitamin A dan C dalam tomat yang cukup besar. Selain itu, tomat juga
mengandung kandungan gizi lain yaitu karbohidrat, protein, lemak dan kalori yang juga
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan. Tak heran jika tomat menjadi suatu
komoditas multiguna yang berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,
penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan
kosmetik dan obat-obatan.
Dalam mengkonsumsi buah tomat, tentu kita juga akan memilih-milih, buah
tomat mana yang berkualitas baik dan layak untuk dikonsumsi. Berbagai bentuk proses
penanaman tomat, penting untuk diperhatikan. Mulai dari syarat tumbuh, bentuk
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, penanggulangan hama penyakit serta
segala bentuk proses pada masa panen dan pasca panen.
Sedikitpun bentuk pengolahan tanaman tomat yang kurang tepat, akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan. Misalnya pembusukan buah
karena hama penyakit atau kelembaban tanah yang terlau basah. Karenanya, perlu
penangangan secara serius untuk pencegahan ataupun penanggulangannya. Seperti
melakukan pemupukan secara teratur dan tidak berlebihan dan atau irigasi yang cukup
agar tidak terjadi pembusukan atau bahkan kekeringan. Dengan demikian, hasil yang
diperoleh akan baik.
Alasan pemilihan judul tersebut karena tomat merupakan salah satu buah
dengan multi guna yang layak diangkat namanya untuk dijadikan komoditas besar.
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana syarat tumbuh tanaman tomat agar menghasilkan produk yang baik ?
b. Bagaimana bentuk pencegahan yang tepat terhadap hama penyakit ?
c. Jenis apa sajakah hama penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat ?
d. Bagaiamana bentuk penanggulangan yang tepat untuk pemberantasan hama
penyakit ?
1.3 Tujuan
a. untuk mengetahui syarat tumbuh yang cocok untuk tanaman tomat
b. untuk mengetahui bentuk pencegahan terhadap hama penyakit
c. untuk mengetahui jenis hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanaman tomat
d. untuk mengetahui bagaimana bentuk penganggulangan yang tepat untuk masalah
hama dan panyakit
1.4 Manfaat
a. mahasiswa dapat mengetahui syarat tumbuh tanaman tomat yang baik
b. mahasiswa dapat mengetahui bentuk pencegahan terserangnya tanaman oleh hama
penyakit
c. mahasiswa dapat mengetahui jenis hama dan penyakit apa saja yang biasa
menyerang tanaman tomat
d. mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana bentuk pengendalian hama dan
penyakit yang telah meyerang tanaman
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Umum Tomat ( lycopersicon esculatum Mill )
Tanaman tomat merupakan tanaman dengan klasifikasi umum sebagai berikut ;
Divisi : SpermatopytaSubdivisi : AnglospermaeKelas : DicotyledoneaeOrdo : TubifloraeFamili : SolanaceaeMarga : Lycopersicon
2.2 Syarat Tumbuh yang Baik
1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250
mm/tahun. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.
2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit.
Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A)
yang lebih tinggi.
3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C.
4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk
tanaman tomat yang masih muda.
5. Media tanam, di segala jenis tanah. Terutama banyak mengandung bahan organik
serta unsur hara, dengan pH berkisar antara 5,5-7,0.
6. Ketinggian Tempat. Tomat dapat tumbuh diberbagai tempat, baik dataran tinggi
ataupun dataran rendah, sesuai dengan jenisnya.
4
2.3 ANALISA SURVEY DI DESA PANDANREJO, KEC. WAGIR
NARASUMBER : PAK MISDIANTO
2.3.1 Cara Tanam
Menurut responden kami, penanaman tanaman tomat, diawali dengan
pemberian pupuk dasar, yaitu dengan NPK ( menyuburkan dan menguatkan tanaman
serta membantu pembuahan ) yang di campur dengan Petroganik (prod. Petro Kimia
Gersik) atau Ze-Organik (prod.Kalimantan Timur), yang kemudian dipadukan dengan
tanah, lalu ditutupi plastik. Penggunaannya bertujuan agar pupuk tidak menguap dan
gulma tidak bisa tumbuh. Kemudian baru diberi lubang dan siap untuk dilakukan
penanaman.
2.3.2 Pemupukan
Menurut bapak Misdianto, untuk pemupukannya dilakukan sendiri, dengan
menggunakan campuran bahan organik dan pupuk tradisional yang diolah dengan
pekerjanya sendiri.
a. Pembuatan pupuk Organik
Dengan mencampurkan air 200 lt bersama 1 lt pupuk organik Bakteri Pengurai
Bahan Organik Pupuk Hayati merk “ Semanggi”, kemudian ditambahkan pupuk kandang
1 ton dan dicampur aduk, setelah itu ditutup sembari dibiarkan sampai 21 hari,
kemudian siap untuk ditaburkan.
Fungsi pupuk organik buatan ini untuk membunuh bibit penyakit dan hama,
serta dapat digunakan sebagai pupuk untuk semua jenis tanaman.
b. Pembuatan pupuk tradisional
5
Selain menggunakan obat kimia, mencegah dan menanggulangi hama penyakit
pada tanaman tomat juga dapat dilakukan dengan mencampurkan akar tanaman tuba
dengan tanaman pahit-pahitan seperti daun papaya, temu ireng, butro wali dll, lalu
dicampur juga dengan daun cabai, untuk kemudian ditumbuk dan dijadikan satu.
Demikian pupuk siap untuk disemaikan.
Pemberian pupuk tradisional ini sebetulnya merupakan yang paling alami
dengan tidak merusak tanaman, tidak memberikan kandungan racun serta tidak
menimbulkan efek samping bagi tanaman atau organisme lain. Tetapi, penggunaanya
dianggap kurang manjur dan lebih membutuhkan ketelatenan khusus serta memerlukan
banyak tenaga, jadi dianggap kurang efektif dan efisien.
2.3.3 Hama Penyakit dan Penaggulangannya
Berdasarkan hasil survey di lapangan, jenis hama penyakit yang biasa menyerang
tanaman tomat di tempat itu, adalah :
a. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hubner)
Mengapa dinamakan ulat tanah ? karena memang bersembunyi di antara
celah tanah. Ulat tanah termasuk golongan ngengat dengan tubuh berwarna cokelat
tua dan bergaris-garis cokelat pada kedua sisi dan bagian depan berwarna abu-abu.
Ulat ini, menyerang dengan meletakkan larva telurnya terlebih dahulu di permukaan
daun. Larva ulat itu akan bersembunyi pada siang hari dan akan aktif pada malam
harinya. Selama beristirahat siang itulah mereka bersembunyi di permukaan tanah
sekitar batang tanaman. Ulat itu akan menyerang pangkal batang hingga terpotong
dan roboh. Cara pengendalian :
Memberantas dengan cara manual (membunuh satu-persatu)
Menggunaan insektisida seperti Furadan 3G yang disemaikan di sekitar
pangkal batang
Pemanfaatan musuh alami (predator, parasitoid, pathogen)
6
b. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Selain ulat tanah yang biasa menyerang tanaman tomat, juga ada ulat
grayak. Ulat ini akan menyerang daun hingga daun akan bolong-bolong bahkan akan
tinggal tulang daunnya saja. Tetapi ulat ini tidak hanya menyerang daun, ia juga bisa
menyerang buah hingga buah akan terlihat berongga jika dibelah. Ulat ini
menyerang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ulat yang masih kecil akan
merusak daun dengan hanya meninggalkan sisa – sisa epidermis bagian atas hingga
tinggal tulang – tulang daunnya saja. Sedangkan untuk ulat yang sudah dewasa tidak
hanya menyerang daunnya saja, tetapi juga menyerang buah. Gejala buah yang
telah terserang ulat grayak ini, yaitu adanya banyak lubang yang tidak beraturan
pada buah, sehingga tanaman tomat akan gundul dan mengalami pembusukan. Cara
pengendaliannya :
Menggunakan cara mekanik yaitu dengan mengumpulkan telur-telur ulat
dan langsung membunuhnya
Memasang perangkap ngengat
Menggunakan bahan kimia, melalui penyemprotan pestisida, dll. Tetapi
usahakan untuk meminimalisir penggunaan obat kimia, karena selain
masih ada obat tradisional yang tidak berbahaya, tanaman tomat juga
tidak akan mengandung bahan berbahaya akibat obat pengendali hama.
c. Ulat buah (Heliotis armigera)
Awalnya, ulat ini akan menyerang buah tomat dengan melubanginya lalu
masuk ke dalam buah tomat yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Buah
tomat akan berlubang kemudian akan membusuk dan jatuh berguguran ke tanah.
Cara mengendalikannya :
7
Memusnahkan langsung buah tomat yang telah terserang ulat, dengan
memanfaatkan aksi pathogen anti ulat
Melakukan penyemprotan insektisida seperti Azodrin 15 WSC, Diazinon
dll yang dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam buah tomat.
d. Penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum)
Penyakit layu fusarium ini terjadi pada daun-daun yang tua dan terus
menyebar ke daun muda hingga menyebabkan daun muda menguning, yang diawali
dari daun bagian bawah dekat pangkal batang. Gejala pertama memucatnya tulang-
tulang daun kemudian tangkainya mulai merunduk dan akhirnya tanaman akan
menjadi layu secara keseluruhan. Terkadang kelayuan tersebut didahului
menguningnya daun dan tanaman mengalami pertumbuhan yang kurang optimal
serta kerdil. Hal ini disebabkan karena pathogen menyerang akar terutama melalui
luka-luka lalu menetap dan berkembang di berkas pembuluh, akibatnya
pengangkutan air dan hara tanah menjadi terhambat. Pada akhirnya, akar tanaman
akan rusak dan busuk, sampai menjadi layu dan kemudian mati. Tetapi
pembusukannya tidak mengeluarkan lendir, berbeda dengan tanaman jika terserang
penyakit layu bakteri. Cara mengendalikannya, yaitu dengan :
Penanaman varietas tomat yang resisten (tahan terhadap hama dan
penyakit),
Penggunakan mulsa PHP yang terbuat dari plastik untuk menaikkan suhu
agar penyakit fusarium mati, menanam di tanah yang bebas nematode
Tidak menanam di tanah bekas tanaman yang telah terserang penyakit
layu fusarium, dan segera mencabut tanaman yang telah terserang.
e. Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)
Salah satu hambatan terbesar petani tomat, yaitu penyakit layu bakteri.
Penyakit layu ini akibat serangan pathogen berjenis Pseudomonas solanacearum,
yang menyerang xilem sehingga tanaman akan mengalami kelayuan seperti
kekurangan air. Diawali dengan menguningnya daun tua dan layunya daun muda.
8
Bakteri ini dapat terangkut oleh air, media tanam (tanah) bahkan melalui peralatan
serta bibit yang digunakan dalam proses penanamannya. Berdasarkan pengamatan
dan literatur yang didapat, bakteri ini akan berkembang lebih baik di tanah yang
suhunya agak tinggi, diwaktu banyak hujan. Aktivitas bakteri ini tidak hanya
menyerang xilem, tetapi juga dapat menginfeksi bagian tanaman yang utuh di dalam
tanah, misalnya akar. Umumnya, penyakit ini menyerang tanaman saat tanaman
berumur 6 minggu. jika diamati, akan tampak benag-benang halus berwarna putih
yang keluar dari potongan batang tanaman yang di celupkan ke dalam air jernih.
Cara mengendalikannya, dengan :
Membersihkan gulma di sekitar tanaman
Penggunakan tanaman bervarietas unggul yang tahan serangan bakteri
Penggunaan bakterisida yang tepat dan sesuai kebutuhan
Pembuatan saluran drainase yang baik untuk mengontrol kelembaban
media tanam dan proses aerasi yang ideal untuk menjaga kebutuhan
suhu tanaman
Pengendalian ini sangat penting dilakukan, sebagai bentuk antisipasi dan
penanggulangan penyakit layu bakteri.
f. Penyakit busuk buah (Erwinia carotovora)
Buah yang terserang penyakit ini akan mengalami pembusukan, berair dan
terdapat butir-butir cairan disertai bebau tidak sedap. Penyakit ini bisa disebabkan
karena bakteri pathogen menyerang buah tomat saat berada dalam wadah yang
terlalu lembab dengan temperatur yang terlalu tinggi atau karena ikim dan musim
yang tidak sesuai. Menurut interview di lapangan, buah tomat sangat cocok jika
ditanam dimusim kemarau, karena jika pada musim penghujan kapasitas air yang
tersedia terlalu banyak dan menyebabkan kelembaban tanah terlalu tinggi.
Akibatnya tanaman akan membusuk. Cara mengendalikannya yaitu dengan:
Penyimpanan di tempat berventilasi cukup
Penanamam di musim yang tepat, yaitu kemarau
9
Hasil panen dicuci dengan air klorin 7,5 %
Menjaga kebersihan kebun dari sisa tanaman yang sakit
Menjaga kelembaban tanah agar tidak terlalu tinggi dengan
pengaturan jarak tanam.
g. Penyakit busuk daun (Phytophthora infestans)
Pembusukan tidak hanya terjadi pada buah, daun juga bisa menjadi sasaran.
Hal ini disebabkan karena kelembaban udara yang terlalu tinggi dan pathogen pun
siap menyerang. Diawali dengan timbulnya bercak hitam kecoklatan pada anak
daun, tangkai, atau batang kemudian akan terus menjalar hingga keseluruh bagian
daun. Akibatnya, daun menjadi agak basah dan lunak sampai membusuk. Cara
mengendalikannya, yaitu :
Penggunakan fungisida seperti Clorotaloni, Acylalamine,
Propamocarb, Oxadityl atau dengan obat kimia lain seperti teleser,
dithane,flora dll
Penggunaan varietas yang lebih unggul, tahan hama penyakit
Pemusnahan tanaman yang terserang penyakit
Pemilihan waktu tanam
Pergiliran tanaman (rotasi tanaman)
2.3.4 Penggunaan Obat Kimia
Berdasarkan pengamatan secara langsug di lapangan dengan keterangan dari
narasumber, terdapat beberapa jenis obat kimia yang digunakan untuk mencegah dan
mengendalikan hama penyakit pada tanaman tomat, diantaranya :
a. Teleser dan Dithane , yang digunakan pada pohon
tanaman tomat yang masih kecil
b. Flora , diberikan pada tanaman saat akan berbunga
c. Agristik , diberikan saat tanaman telah mulai berbuah
10
d. Dan Furadan sebagai pencegah hama
Meskipun menggunakan bahan kimia sebagai pemberantas hama dan penyakit, tetapi
penggunaannya perlu diimbangi dengan penggunaan bahan organik. Berdasarkan
keterangan narasumber, salah satu pupuk organik yang digunakan yaitu Bakteri Pengurai
Bahan Organik Pupuk Hayati Cap “Semanggi”, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Bacillus Spp
b. Trichoderma Sp untuk penyakit layu pada tanaman horti, misalnya cabe, tomat dll.
Dengan petunjuk penggunaan sebagai berikut :
a. Untuk cara pembuatan kompos :
Mencampur 5-10 ml Bakteri Semanggi dengan 1 lt air
Menunggu pengaktifan bakteri 2-3 jam sebelum digunakan.
Menyiapkan bahan organik sebanyak 1000 kg diperlukan Bakteri Semanggi
sebanyak 1 lt.
Menguraikan campuran bahan organic dan Bakteri Semanggi kurang lebih 21
hari
Melakukan pembalikan bahan organik yang telah diaplikasi bakteri Semanggi
setiap 7 hari sekali.
b. Untuk mencegah penyakit layu pada tanaman hortikultura,
Mencampurkan 5-10 ml bakteri Semanggi dengan 1 lt air
Kocorkan larutan pada pangkal batang tanaman sebanyak kurang lebih 250 ml
Kemudian terus ulangi penggunaannya sebanyak 7-10 hari sekali.
2.4 Pemberian Pupuk Berimbang
Menurut responden, telah ada penyuluhan tentang penggunaan pupuk berimbang
yang akan diterapkan pada penanaman dan pemupukan sebagai inovasi baru untuk
11
meminimalisir terserangnya tanaman oleh hama dan penyakit, dari Dinas Pertanian
setempat. Berikut prosedurnya :
2.4.1 Pengolahan Tanah dan Pembibitan
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul untuk
menghancurkan bongkahan tanah. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1,2 m,
tinggi 20 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm dan panjang disesuaikan dengan
petakan. Kemudian pembibitannya dilakukan 25 hari sebelum tanam dengan media
pupuk kandang yang dicampur dengan PHONSKA dan diletakkan dalam pottray
semacam pot kecil.
Benih yang telah diperam selama 24 jam ditanam di media dan diletakkan di
gobawah naungan. Naungan dibuka secara bertahap agar bibit dapat beradaptasi
terhadap suhu di luar.
2.4.2 Penanaman dan Pemupukan
Membuat bedengan yang kemudian diberi pupuk dasar dengan dicampur 17 kg
Petrofur 3G (pupuk Organik yang terbuat dari kapur yang sudah tidak aktif lagi dicampur
dengan tanah dan dimasukkan ke dalam polybag) dan disebar disekitar lubang tanam,
kemudian ditutup dengan MPHP. Untuk mulsa dilubangi dengan jarak tanam 40 x 80 cm
dan diameter 10 cm.
Pada saat tanam, bibit dilepas dari kantung plastic. Untuk dosis pupuk, yaitu
2000 kg petroganik, 720 kg PHONSKA dan 180 kg ZA per Ha. Bisa dilakukan dengan 2
cara, yaitu dilarutkan atau ditugal.
Proses ini dilakukan selain untuk menyuburkan tanaman, juga berfungsi untuk
mencegah dan menanggulangi terserangnya tanaman oleh hama dan penyakit, sehingga
dapat menghasilkan produk yang baik dan hasil yang optimal.
2.4.3 Pemeliharaan
Untuk proses pemeliharaannya, dilakukan :
a. Penyinaran yang dilakukan selama 2 hari sekali
12
b. Penyiangan yang dilakukan 2 kali sebelum pemupukan susulan
c. Bedengan diusahakan harus selalu bersih dari gulma
d. Pengikatan ajir agar tanaman tidak rebah
e. Kemudian pertahankan 4-5 buah pertandannya
Untuk proses pemanenan, dilakukan ketika tomat telah berwarna merah dengan
dibawa ke tempat teduh yang berventilasi baik dan lakukan pemanenan 4-5 hari sekali.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap tanaman tidak luput dari serangan hama penyakit, karena itu perlu bentuk
pencegahan. Dan kalaupun sudah terserang, maka yang kita perlukan adalah bentuk
penanganan atau pengobatan. Bentuk pencegahan bisa dilakukan dengan cara
penggunaan pupuk pada media tanam yang selain menyuburkan tanaman juga
berfungsi sebagai anti hama dan penyakit.
Untuk bentuk pengendaliannya, bisa menggunakan obat kimia atau obat
tradisional. Beberapa contoh obat kimia yang sering digunakan untuk tanaman
khususnya tomat, yaitu teleser, dithane, flora, furadan, dan agristik. Tetapi penggunaan
obat kimia pasti memberikan efek samping. Sedangkan untuk penggunaan obat
tradisional, bisa menggunakan tanaman akar-akaran dicampur dengan tanaman pahit
dan cabe. Cara ini memang paling alami, tidak menimbulkan efek samping bagi tanaman
ataupun manusia yang mengkonsumsinya, tetapi penggunaannya dianggap kurang
efektif karena memakan waktu yang lama dan banyak tenaga.
3.2 SARAN
Kepada pengelola, khususnya untuk para petani agar bisa meminimalisir
penggunaan obat kimia sebagai pengendali hama penyakit. Lebih baik menggunakan
obat buatan tradisional yang lebih alami, meskipun memang membutuhkan ketelatenan
yang lebih serta membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Tetapi perlu disadari
manfaatnya yang tanpa menimbulkan efek samping.
Untuk proses pengolahan media tanam serta penanamannya, perlu dilakukan
sesuai prosedur yang baik dan tentu
memerhatikan kecocokan iklim dan musim
dengan pertumbuhan tanamannya. Seperti
penanaman pada saat musim hujan, buah
14
yang dihasilkan tidak akan baik, karena hal itu juga dipengaruhi oleh tingkat kadar air
yang berlebihan.
15
Gb.
Tomat yang terserang penyakit busuk buah karena serangan pathogen dan kadar air yang
berlebihan di musim penghujan.
17
Gb. Tanaman tomat yang mengalami penyakit layu fusarium, akibatnya tanaman layu seperti kekurangan air tetapi tidak mengeluarkan lendir.
Gb. Tanaman tomat yang rebah akibat gb. Penggunaan ajir sebagai penopang
serangan ulat tanah
18
Gb. Dua jenis pupuk yang di gunakan sebagai bahan campuran pupuk dasar NPK yang diberikan pada media tanam sebelum melakukan proses penanaman.
gb. Pupuk organik (kiri) dan obat kimia Furadan (kanan) sebagai pencegah hama dan penyakit.
Gb. Obat kimia “flora”yang digunakan untuk gb.buah tomat yang tidak terserang hama mengendalikan hama saat tanaman tomat namun tampak tidak segar karena akan berbunga. Musim yang kurang cocok.
19
top related