mfaishals.files.wordpress.com · web viewmenurut pasal 41 ayat (2) undang-undang nomor 40 tahun...
Post on 14-Mar-2019
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Syarat Pendirian Bank beserta Besaran Modal Dasar dan Modal Disetor
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/ 3 /PBI/2009 tentang BANK UMUM
SYARIAH;
Pasal 4
(1) Bank hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha setelah memperoleh
izin Bank Indonesia.
(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam 2 (dua)
tahap:
a. persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian
Bank; dan
b. izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha Bank
setelah persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai dilakukan.
Pasal 5
Modal disetor untuk mendirikan Bank ditetapkan paling kurang sebesar
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
Pasal 6
(1) Bank hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;
b. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga
negara asing dan/ atau badan hukum asing secara kemitraan; atau
c. pemerintah daerah.
(2) Kepemilikan oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b paling banyak sebesar 99% (sembilan puluh
sembilan persen) dari modal disetor Bank.
Mengingat kondisi dan perkembangan perekonomian daerah yang berbeda-beda,
maka Bank Indonesia dapat meminta (menganjurkan dengan sangat) ‘calon pemilik’ untuk
menyediakan modal disetor di atas jumlah minimum.
Penambahan Modal
Suatu Perseroan Terbatas dapat meningkatkan modalnya dengan cara melakukan
penambahan modal yang prosesnya dilakukan berdasarkan atas persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Menurut Pasal 41 ayat (2) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT), RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris guna
menyetujui pelaksanaan keputusan RUPS tersebut dalam rangka peningkatan modal
Perseroan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun, dengan catatan bahwa
penyerahan kewenangan tersebut sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh RUPS.
1. Penambahan Modal Dasar
Keputusan RUPS untuk melakukan penambahan modal dasar adalah sah apabila
dilakukan dengan memperhatikan persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk
perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan dalam UUPT dan/atau anggaran
dasar.
2. Penambahan Modal ditempatkan dan disetor
Sedangkan keputusan RUPS untuk penambahan modal ditempatkan dan disetor dalam
batas modal dasar adalah sah apabila dilakukan dengan kuorum kehadiran lebih dari ½
(satu perdua) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara, dan disetujui oleh
lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan, kecuali
ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar.
Seluruh saham yang dikeluarkan dalam rangka penambahan modal harus terlebih
dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan pemilikan saham
untuk klasifikasi saham yang sama. Apabila saham yang dikeluarkan tersebut merupakan
saham yang klasifikasinya belum pernah dikeluarkan, maka yang berhak membeli terlebih
dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang
dimilikinya. Pasal 43 ayat (3) UUPT menyebutkan, penawaran terlebih dahulu itu tidak
berlaku dalam hal pengeluaran saham yang ditujukan kepada:
1. Karyawan Perseroan;
2. Pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham, yang telah
dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; atau
3. Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi (penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, kompensasi piutang, atau pemisahan) yang telah
disetujui RUPS.
Namun, apabila para pemegang saham yang telah ditawarkan terlebih dahulu tidak
menggunakan haknya untuk membeli dan membayar lunas saham yang dibeli dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal penawaran, maka Perseroan dapat menawarkan
sisa saham yang tidak diambil itu kepada pihak ketiga.
http://www.hukumperseroanterbatas.com/2012/02/10/penambahan-modal-perseroan/
Penambahan Modal
Dalam hal perseroan melakukan penambahan modal baik modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor kecuali ditetapkan lain dalam Anggaran Dasar, maka:
1. Berdasarkan keputusan RUPS atau berdasarkan persetujuan Komisaris dalam hal
Komisaris diberikan kewenangan oleh RUPS, wewenang mana hanya diberikan untuk
jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun (Pasal 34 UU PT). Keputusan RUPS untuk
mengubah Anggaran Dasar termasuk untuk menambah modal dasar adalah sah bila
dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari jumlah
suara. Bila kuorum tidak tercapai, maka keputusan RUPS kedua adalah sah bila
dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh suara terbanyak dari
jumlah suara tersebut.
2. Keputusan RUPS tentang penambahan modal tersebut dibuat dalam Akta Notaris
yang berbahasa Indonesia.
3. Perlu persetujuan Menteri Kehakiman bila penambahan modal itu mencakup
penambahan modal dasar.
4. Tidak memerlukan persetujuan Menteri Kehakiman bila tidak mencakup
penambahan modal dasar, tetapi cukup dilaporkan saja kepada Menteri Kehakiman
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak keputusan RUPS.
top related