simdos.unud.ac.id · pneumonia, meningitis, infeksisalurankemih, infeksi ... produk antibiotik...
Post on 03-May-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Dr. Dra Retno Kawuri M.Phil (0012016101)Dr. Drs. I. B. Gde Darmayasa M.Si (0003126702)
Bakteri A. baumannii resisten beberapa antibiotikseperti ampisillin, ceftazidime, meropenem, levofloxacin, amikacin, dan trimethoprim‐sulfamethoxazole (Cucunawangsih et al., 2015).
Bakteri A. baumannii resisten ini diketahui memilikispektrum klinis yang luas seperti bakteremia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksikulit dan jaringan lunak, infeksi aliran darah, endokarditis, abses intra abdominal, dan infeksi lukaoperasi (Howard et al., 2010).
Losiani dkk (2016) melaporkan filtrat Streptomyces sp. KCM2 mampumenghambat pertumbuhanMDR‐A. baumannii denganbesar zona hambat 23,44 mm denganMinimum Inhibitory Concentration (MIC) 4% (v/v).
Kemampuan Streptomyces untukmenghambat pertumbuhanbakteri patogen disebabkan oleh kemampuannya untukmemproduksi zat antibakteri dan enzim hidrolitik ekstrasellularyang mampumendegradasi dinding sel dari bakteri. DitemukannyaStreptomyces sp.KCM2 yang mampumengambat pertumbuhanMDR A baumannimaka perlu dilanjutkan penelitian
Tahun I ; 1) Identifikasi Streptomyces sp.KCM2 secaramolekular dengan menggunakan 16S rRNA, 2) Identifikasisenyawa aktif pada antibiotika yang dikandung dalam filtratStreptomyces sp.KCM2 dengan menggunakan analisis GassChromatographyMass Spectra (GCMS).
Penelitian Tahun II meliputi uji in vivo antibiotik dariStreptomyces KCM2 pada tikus putih Rattus norvegicusdengan tujuan; 1) Mencari dosis antibiotik yang tepat yangdigunakan pada tikus putih yang diinfeksi dengan MDR Abaumanni, 2) umtuk menguji toksisitas terhadap organ hatidan ginjal dan 3) melihat histopatologi hati dari tikus putihyang diberi perlakuan
A baumanni adalah bakteri Multi Drug Resisten bacteria terhadap 12 macam antibiotik
Losiani dkk (2016) melaporkan filtrat Streptomyces sp. KCM2 mampumenghambat pertumbuhan MDR‐A. baumannii dengan besar zonahambat 23,44 mm tergolong mempunyai hambatan sangat kuatdenganMinimum Inhibitory Concentration (MIC) 4% (v/v).
Perlu diketahui identitas dari Streptomyces KCM2 sampai ke tingkat species
Perlu diketahui antibiotik yang dihasilkan melalui analisis gcms Produk antibiotik kedepannya untuk menanggulangi masalah MDR
A bumanni Publikasi internasional di Ij of Pharma and Bio Sciences (Scopus)
Isolasi filtrat antibiotika dari Streptomyces sp.KCM2 Eksraksi filtrat antibiotika (Rana and Salam, 2014 Fraksinasi Komponen Aktif filtrat antibiotika dengan
Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis Uji Aktivitas Antibiotika Hasil Fraksinasi Identifikasi senyawa aktif dengan GCMS Identifikasi Streptomyces sp.KCM2 dengan 16S rRNA Isolasi DNA genom Amplifikasi DNA dengan PCR Sikuen dan alignmentDNA Pohon filogeni
No Nama senyawa Persentase Antimikroba
1 Cyclohexene (CAS)cyclohexene 10,52% Antimikroba
2 Butanenitrite (CAS) n Butyronitrite 10,44% Antimikroba
3 1-Methoxy-1buten-3-yne 14,60% Antimikroba
4 1-Pentene-3-yne 2 methyl 12,85% Antimikroba
5 3.3.5Trimethylcyclohexylamine 13,37% Antimikroba
6 9Borabicyclo (421)nonane-dimer 2,3% Antimikroba
7 3Methyl2-oxo-2pyrane6carboxylic acid
9,6% Antimikroba
Setelah analisis sekuens gen filogenetik dan gen 16S rRNA, StreptomycesKCM2 teridentifikasi sebagai Streptomyces drozdowiczii strain MDMT‐1116S ribosomal RNA gene, partial sequence (dengan kesamaan 89%).
Sebagai salah satu metode yang paling andal, sejumlah peneliti biasamenerapkan kromatografi gas‐spektrometri massa (GC‐MS) untukmengkarakterisasi komponen senyawa volatil. Filtrat antibiotik yangdihasilkan oleh Streptomyces drozdowiczii , yang dianalisa denganmenggunakan GCMS mempunyai 10 puncak, dimana 3 puncak sama. Ke 7pucak tersebut teridentifikasisebagaiCyclohexene(CAS)cyclohexene(10,53%),1Methoxy1buten3yne(14,60%),Butanenitrite(CAS)nButyronitrite(10,44%),1Pentane3yne2methyl(12,85%),3.3.5Trimethylcyclohexylamine(13,37%), 9Borabicyclo(421)nonane‐dimer (2,3%), 3Methyl2‐oxo‐2pyrane 6carboxylic acid (9,6%).
Senyawa kimia utama (dikenal dengan kelompok keton) adalah 3‐Hexanone, 2‐methyl (43%). Zothanpula dkk melaporkan bahwaempat puncak utama dengan waktu retensi yang berbedaditunjukkan oleh ekstrak kasar Streptomyces cyaneofuscatusDST103 menggunakan teknik kromatogram GC‐MS.7 Dalampenelitian ini, beberapa senyawa kimia: alkena, keton, amina danaldehida diidentifikasi, yang memiliki aktivitas antimikroba kuatuntuk Bacillus subtilis NCIM 2097, Staphylococcus aureusMTCC.96, Micrococcus luteus NCIM 2170, Psudomonas aeruginosaMTCC 2453, Escherichia coli MTCC 739 dan Candida albicansMTCC 3017. Selanjutnya Nandhini dkk juga melaporkan bahwaanalisis GC‐MS ekstrak S.cacaoi strain SU2 hadir Heneiconsane ,Dodecane, Eicosane, dan Cetene yang memiliki aktivitasantimkrobial terhadap bakteri dan jamur patogen.
Streptomyces sp.KCM2 teridentifikasi sebagai Streptomycesdrozdowiczii strain MDMT-11 16S ribosomal RNA gene, partial sequence (dengan kesamaan 89 %).
Filtrat antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces drozdowiczii , yang dianalisa dengan menggunakan GCMS mempunyai 10 puncak, dimana 3 puncak sama. Ke 7 pucak tersebut teridentifikasi sebagai Cyclohexene (CAS)cyclohexene (10,53%), Methoxy1buten3yne (14,60%), Butanenitrite(CAS)nButyronitrite(10,44%), 1Pentane3yne2methyl (12,85%), 3.3.5Trimethylcyclohexylamine (13,37%), 9Borabicyclo(421)nonane-dimer (2,3%), 3Methyl2-oxo-2pyrane 6carboxylic acid (9,6%).
top related