aman, lestari, dan indah, maka - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1997 tentang penge!olaan...

15
LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 11 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang a. bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan pembangunan di Kota Denpasar, maka akan semakin bertambah pula kemungkinan dampak yang ditimbulkan terhadap pencemaran Iingkungan; b. bahwa untuk adanya ketertiban serta dalam rangka pengendalian dan pengawasan guna mendukung bagi terpenuhinya Kota Denpasar yang Bersih, Aman, Lestari, dan Indah, maka dipandang perlu untuk 1

Upload: vuquynh

Post on 15-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASARNOMOR 11 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASARNOMOR 7 TAHUN 2005

TENTANG

RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHADAN IZIN GANGGUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR,

Menimbang a. bahwa dengan semakinmeningkatnya perkembanganpembangunan di Kota Denpasar,maka akan semakin bertambahpula kemungkinan dampak yangditimbulkan terhadappencemaran Iingkungan;

b. bahwa untuk adanya ketertibanserta dalam rangka pengendaliandan pengawasan gunamendukung bagi terpenuhinyaKota Denpasar yang Bersih,Aman, Lestari, dan Indah, makadipandang perlu untuk

1

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun1992 tentang PembentukanKotamadya Daerah -Tingkat IIDenpasar (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992Nomor 9, Tambahan LembaranNegara Nomor 3465) ;

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun1995 tentang Usaha Keell(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1995 Nomor 74,Tambahan Lembaran NegaraRepub!ik Indonesia Nomor3611) ;

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun1997 tentang Pajak Daerah danRetrlbusi Daerah (LembaranNegara Republik Indoensia Tahun1997 Nom a r 41, Ta m b ah a nLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3685)sebagaimana telah diubahdengan Undang-undang Nomor34 Tahun 2000 tentang(Lembaran Negara RepubiikIndonesia Tahun 2000 Nomor246, Tambahan lembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4048);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun1997 tentang Penge!olaanLingkungan Hidup ( LembaranNegara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 68, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3699)

3

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27Tahun 1999 tentang AnalisisMengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999Nomor 59, Tambahan LernbaranNegara Republik IndonesiaNomor 3838);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66Tahun 2001 tentang RetribusiDaerah ( Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2001Nom 0 r 119, Ta m b a h a n

Lembaran Negara RepubiikIndonesia Nomor 4139);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKlLAN RAKYAT DAERAHKOTA DENPASAR

dan

WALIKOTA DENPASAR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN DAERAH TENTANG IZINTEiv'iPAT USAHA DAN IZINGANGGUAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

5

9. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yangdijalankan secara tetap dan terus menerus untukmemperoleh keuntungan.

10. Retribusi Perijinan Tertentu adalah Retribusi ataskegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalampemberian izin kepada orang pribadi atau badan yangdimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,pengendalian dan pengawasan atas kegiatanpemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu gunamelindungi kepentingan umum dan menjagakelestarian lingkungan.

11. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yangmenurut peraturan perundang-undangan Retribusidiwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yangmenentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

13. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapatdisingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihanretribusi dan atau sanksi administrasi berupa bungadan atau denda.

14. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusankeberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukanoleh Wajib Retribusi.

15. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untukmeneari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atauketerangan lainnya dalam rangka pengawasankepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi Daerahberdasarkan peraturan perundang - undangan retribusiDaerah.

7

BABII!TATA CARA DAN SYARAT-SYARATPEMBERIANIZIN

Pasal 3

(1) Untuk memperoleh Izin Tempat Usaha dan atau IzinGangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajibmengajukan permohonan kepada Walikota melaluiDinas Lingkungan Hidup dengan mengisi formulir yangtersedia.

(2) Permohonan Izin Tempat Usaha dan atau IzinGangguan sebagaimana dimaksud ayat (1) harusmeiampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. KTP atau surat keterangan Domisili atauDokumen Kependudukan lainnya;

b. akta pendirian perusahaan bagi perusahaanyang berbadan hukum ;

c. surat Keterangan Kewarganegaraan bagi WargaNegara Asing (WNA) ;

d. status tanah dan atau bangunan yang dipakaitempat usaha (dilegalisasi);

e. izin Mendirikan Bangunan ;f. persetujuan prinsip mendirikan usaha bagi usaha

dibidang kepariwisataan ;g. persetujuan Prinsip Penanaman Modal dari BKPMj

BKPMD bagi Perusahaan PMA;h. surat pernyataan tidak keberatan dari penyanding;i. denah lokasi tempat usaha;j. bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan tahun

terakhir;k. daftar Aktiva dan Jumlah Modal; danl pas Photo ukuran 3 x 4 sebanyak 4 (empat)

lembar (berwarna).

9

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitungsejak diterimanya permohonan secara lengkap danbenar.

(3) ApabHa hasi! verifikasi telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pad a ayat (2)( Walikota dapatmenerbitkan Izin Tempat Usaha dan atau SuratKeterangan Izin Gangguan paling lama 5 (lima) harikerja terhitung sejak tanggal se!esainya verifikasi.

Pasal 7

(1) Pengusaha yang memindahkan tempat usaha kelokasi yang lain wajib mengajukan permohonankepada Walikota.

(2) Pengusaha yang menerima pengalihan izin wajibmengajukan permohonan kepada Walikota.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (2).

(4) Perusahaan yang karena sesuatu hal menutupusahanya, terus menerus seiama 1 (satu) tahunharus melaporkan secara tertulis kepada Walikota.

(5) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud padav ayat(1) sampai dengan ayat (3) Pasal ini tidak dipenuhi,maka Walikota dapat mencabut izin yang telahditerbitkan.

Pasal 8

(1) Izin Tempat Usaha dan Izin Gangguan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dapat diperpanjang.

11

BAB VGOLONGAN RETRIBUSI

Pasai 12

Retribusi Izin Tempat Usaha golongan retribusi lainnyaatau Izin Gangguan digolongkan sebagai Retribusi PerijinanTertentu.

BAB VIDASAR PENGENAAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 13

• Dasar pengenaan tarif retribusi adalah setiappemberian Ijin Tempat Usaha dan atau Ijin Gangguan.

BAS VII

PRINSIP DAN SASARAN D.A.LAfv'lPENETAPAN TARIF

Pasal 14

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur danbesarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untukmenutup sebagian atau sarna dengan biayapenyelenggaraan pemberian Ijin Tempat Usaha danatau Ijin Gangguan.

(2) Biaya sebagaimana dmaksud pada ayat (1) meliputikomponen biaya survei, lapangan dan biayatransportasi dalam rangka pengendalian danpengawasan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan.

BAB XSAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 18

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannyaSKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 19

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasisekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi paling lama 15 (limabelas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lainyang dipersamakan.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempatpembayaran retribusi diatur dengan PeraturanWalikota.

BABXIITATA CARA PENAGIHAN

Pasal 20

(1) Pengeluaran Surat Teguran / peringatan / surat lainyang sejenis sebagi awal tindakan pelaksanaan

15

dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untukmelunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan daiamjangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusidilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan,Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan atas keterlambatan pembayarankelebihan retribusi.

Pasa! 22

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi diajukan secara tertulis kepada Walikotadengan menyebutkan :a. nama dan alamat wajib retribusi ;b. masa retribusi ;c. besarnya kelebihan pembayaran;d. alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian pembayaran retribusidisampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti Penerimaan oleh Pejabat daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti sa atpermohonan diterima oleh Walikota.

Pasal 23

(1) pengem balian kelebihan retribusi dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah fV1embayar KelebihanRetribusi.

17

a. diterbitkan Surat Teguran, atau ;b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib pajak

Retribusi baik langsung maupun tidak langsung;

BAB XVISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 26

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat padawaktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksiadmnistrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar danditagih dengan menggunakan STRD.

Pasal 27

(1) Apabila perusahaan yang telah mendapat ijinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ternyata sesuaihasil pemeriksaan Tim Izin Gangguan ternyata telahmenimbu!kan pencemaran terhadap lingkungan makaperusahaan tersebut diwajibkan menetralisirpencemaran tersebut dalam jangka waktu 3 (tiga)bulan terhitung sejak tanggal diterimanya hasilpemeriksaan Tim Izin Gangguan.

(2) Jika pencemaran tersebut sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah mencapai ambang batas yangmembahayakan, Walikota dapat memerintahkanuntuk menutup sementara kegiatan usaha tersebutsampai dapat mengatasi pencemaran tersebut

(3) Usaha yang beroperasi tanpa memiliki Ijinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Walikota atauPejabat yang ditunjuk untuk itu dapat menutupperusahaan tersebut sampai memperoleh ijin.

19

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi;

g. Menyuruh berhenti dan I atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan pemeriksaanidentitas orang dan / atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana Perpajakan Daerah dan Retribusi ;

i.

;J'

Memanggil orang untuk didengar keterangannyadan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untukkelancaran penyidikan tindak pidana dibidangPerpajakan Daerah dan Retribusi menurut hukumyang bertanggungjawab.

BAB XVIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 29

(1) Setiap orang atau Badan Hukum yang melanggarketentuan dalam Pasa! 2, Pasal 8 dan Pasa! 9 dipidanadengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- ( limapuluh juta rupiah ).

(2) Tindak pidana dimaksud pada ayat (1) adalahpelanggaran.

21

Agar setiap orang mengetahui memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Denpasar.

Ditetapkan di 0 e n pas a rpada tanggal 22 September 2005

WALIKOTA DENPASAR,

PUSPAYOGA

Diundangkan di Denpasarpada tanggal 27 Juni 2006

SEKRETARIS DAERAH KOTA DENPASAR,

MADE WESTRA

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASARTAHUN 2006 NOMOR 11

23

Pasal 3Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf 9Cukup jelas.

Huruf h

bahwa surat pernyataan tidakkeberatan dari penyanding diberikanoleh penyanding yang bersebelahandan atau berbatasan langsung dengantempat dan atau kegiatan usaha yangdimohonkan ijin.Keberatan oleh penyanding ataskegiatan usaha dan atau tampat usahaharus dinyatakan secara tertuiisdengan alasan-alasannya.

25

Pasal 10Cukup Jelas.

Pasal 11Cukup Jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Ayat (1)

Perusahaan Besar, Perusahaan menengahdan Perusahaan keeil adalah Perusahaansebagaimana dimaksud dalam KeputusanMenteri Perindustrian dan PerdaganganNomor 591 / MPP / KEP / 10 / 1999 yaitu:

a. Perusahaan besar adaiah perusahaanyang memiliki modal di atas Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

b. Perusahaan Menengah adalahPerusahaan yang memiliki modal Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)sampai dengan Rp. 500.000.000,­(lima ratus juta rupiah)

C. Perusahaan Keeil adalah- Perusahaanyang memiliki modal dibawah Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

Ayat ( 2 )Cukup Jelas.

27

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup Jelas.

Pasaf 31

Cukup Jelas.

Pasal 32Cukup Jelas.

29