alwi assegaff - pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha pada koperasi inti bandung periode...

139
 PENGARUH MODAL SENDI RI TER HADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI BANDUNG PERIODE 2008 - 2012 SKRIPSI Untu k Me menuhi Sebagian S y arat Kelulusan Uji an Akhir Program Dipl oma I V Program Studi Ko m puter isasi Akun tans i Disu sun o leh: ALWI ASSEGAFF  NPM. 10.401.246 POLITEKNIK PIKSI GAN ESHA BAN DUNG 2014

Upload: alwi

Post on 08-Oct-2015

209 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skripsi alwi assegaff

TRANSCRIPT

  • PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL

    USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI BANDUNG

    PERIODE 2008 - 2012

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

    Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV

    Program Studi Komputerisasi Akuntansi

    Disusun oleh:

    ALWI ASSEGAFF

    NPM. 10.401.246

    POLITEKNIK

    PIKSI GANESHA BANDUNG

    2014

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Judul : PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA

    HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI

    BANDUNG PERIODE 2008 - 2012

    Penulis/NPM : ALWI ASSEGAFF / 10.401.246

    Program : Diploma IV

    Program Studi : Komputerisasi Akuntansi

    Lulus Ujian : 31 Oktober 2014

    Ketua Program Studi, Pembimbing,

    Perwito, S.E., M.M. R. Deden Adhianto, S.E, M.M.

    NIDN : 04-041080-04 NIDN : 04-010272-02

    Mengetahui dan Disahkan oleh

    Direktur

    Politeknik Piksi Ganesha,

    DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M.

    NIDN : 04-100568-01

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Judul : PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA

    HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI

    BANDUNG PERIODE 2008 - 2012

    Penulis/NPM : ALWI ASSEGAFF / 10.401.246

    Program : Diploma IV

    Program Studi : Komputerisasi Akuntansi

    Diterima dan Disetujui Dipertahankan

    Dalam Ujian Sidang

    Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

    R. Deden Adhianto, S.E, M.M. Ani Oktaviani

    NIDN : 04-010272-02 NIP : 19841004100506

  • LEMBAR TIM PENGUJI

    Judul : PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA

    HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI

    BANDUNG PERIODE 2008 - 2012

    Penulis/NPM : ALWI ASSEGAFF / 10.401.246

    Program : Diploma IV

    Program Studi : Komputerisasi Akuntansi

    Telah Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Sidang

    Pada .... di Bandung

    Ketua Merangkap Anggota,

    DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M.

    NIDN : 04-100568-01

    Sekretaris Merangkap Anggota,

    Perwito, S.E., M.M.

    NIDN : 04-041080-04

    Anggota,

    R. Deden Adhianto, S.E., M.M.

    NIDN : 04-010272-02

  • PERNYATAAN PENULIS

    Judul Skripsi :

    PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

    PADA KOPERASI INTI BANDUNG PERIODE 2008 - 2012.

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

    gelar professional Sarjana Sains Terapan (S.ST) baik di Politeknik Piksi

    Ganesha maupun perguruan tinggi lainnya.

    2. Skripsi saya ini adalah karya ilmiah yang murni dan bukan hasil plagiat /

    jiplakan serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan pihak lain

    kecuali arahan dari pembimbing.

    Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila

    dikemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia

    menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh serta

    sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

    Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,

    ALWI ASSEGAFF

    NPM 10.401.246

  • LEMBAR MOTTO

    Tidak ada suatu percobaan yang berujung kepada kegagalan, hanya saja

    terkadang keputus asaan kita yang membuat kita berkata kita gagal.

    Perjalanan hidup harus dipenuhi dengan hal yang membuat kita menjadi sadar

    apa tujuan dari penciptaan ini, sehingga kita tidak mendapati kesiasia-an dalam

    hidup.

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT , shalawat dan salam

    tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi

    panutan bagi kita semua. Penulis akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini

    dengan judul Pengaruh Modal Sendiri Te rhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)

    Pada Koperasi INTI Bandung Periode 2008 - 2012.

    Penulisan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

    ujian akhir pada Program Diploma IV Program Studi Komputerisasi Akuntansi di

    Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

    Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis sadar masih banyaknya kekurangan

    baik dari segi penulisan maupun dari bobot isinya sehingga masih jauh dari kata

    sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan akan kemampuan dan

    pengetahuan yang dimiliki penulis. Meski demikian, dalam penyusunan Skripsi

    ini penulis mendapatkan banyak bantuan baik moril dan materil serta masukan-

    masukan dari berbagai pihak sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Untuk

    itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

    terutama kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ali Assegaff dan Alwiyah Al-

    Attas yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada hentinya.

    Selesai itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

    penulis hormati, yaitu sebagai berikut:

  • ii

    1. DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M. selaku Direktur Politeknik

    Piksi Ganesha Bandung.

    2. Perwito, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Komputerisasi Akuntansi

    Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

    3. R. Deden Adhianto, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing yang

    memberikan banyak masukan dan saran selama proses penulisan Skripsi

    ini berlangsung.

    4. Seluruh Dosen Jurusan Komputerisasi Akuntansi Politeknik Piksi

    Ganesha.

    5. Seluruh Staf dan Karyawan Politeknik Piksi Ganesha Bandung.

    6. Ibu Ani Oktaviani selaku Manajer Koperasi Simpan Pinjam yang telah

    memberikan bimbingan perihal tata cara Praktek Kerja Lapangan.

    7. Ibu Ana, Ibu Kiki, Mas Erwin, Mas Nono, selaku Staf Unit Simpan Pinjam

    yang membantu mengarahkan dan membuat Praktek Kerja Lapangan

    menjadi menyenangkan.

    8. Ibu, Ayah tercinta dan keluarga, yang selalu memberikan dukungan serta

    membantu penulis dengan doa dan kasih sayang yang tulus bagi

    keberhasilan penulis.

    9. Semua sahabat penulis Tri, Dedek, Dadi, Jajang, Endang, Isal, Reza,

    Zulham, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan dukungan serta

    semangat kepada penulis.

    10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

    atas bantuannya.

  • iii

    Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan berkahnya kepada

    semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

    Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

    untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang dan semoga Skripsi ini

    bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya pihak lain yang membaca

    Skripsi ini.

    Bandung, Oktober 2014

    Penulis

  • iv

    ABSTRAK

    ALWI ASSEGAFF NPM 10.401.246

    Komputerisasi Akuntansi

    PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI BANDUNG PERIODE

    2008 2012 Skripsi : 120 Halaman

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha selama periode 2008-2012.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan

    data yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Data yang diperoleh dianalisis dengan pearson product moment untuk menghitung koefisien determinasi dan korelasi.

    Hasil penelitian ini menunjukan tingkat modal sendiri pada koperasi INTI

    Bandung yang selalu bertambah setiap tahun nya, sedangkan tingkat sisa hasil usaha sebesar 19,79% dalam kategori baik. Hubungan antara modal sendiri dan sisa hasil usaha cukup kuat yaitu ditunjukan dengan nila korelasi sebesar 0,574,

    dan koefesien determinasi sebesar 32,9%. Berarti pengaruh variabel x terhadap y 32,9% dan sisanya 67,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

    Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: (1) Modal para

    pemodal tidak dikembangkan secara baik oleh pengurus koperasi, (2) Besarnya

    biaya-biaya operasional maupun non-operasional yang tidak terkontrol pengeluaranya oleh pihak pengurus.

    Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah : (1) Hendaknya pengurus

    koperasi lebih memanfaatkan modalnya untuk pengembangan usaha, (2) Pihak

    koperasi melakukan efisiensi dan efektifitas biaya, sehingga biaya-biaya yang tidak perlu dapat dikontrol.

    Kata kunci : Modal sendiri, sisa hasil usaha, dan Koperasi INTI Bandung.

  • v

    ABSTRACT

    ALWI ASSEGAFF

    NPM. 10.401.246 Computerized Accounting THE EFFECT OF OWN CAPITAL TO PROFIT SHARING (SHU) AT KOPERASI INTI BANDUNG FOR THE PERIOD OF 2008-

    2012

    Thesis : 120 Pages

    The purpose of this research was to know the effect of own capital to profit sharing (SHU) for the period of 2008-2012.

    The method used in this research was quantitative method. Analysis technique used was descriptive analysis, while the data collection techniques

    were observation, interview, and a literature review. Data were analyzed with pearson product moment to calculate the coefficient determination and correlation.

    The result of this research showed that the level of own capital at koperasi

    INTI Bandung was grow up every year, while the 19,79% rate of profit sharing in the good category. The relation between the own capital and profit sharing was strong enough, showed by coefficient of correlation was 0,574, and the coefficient

    of determination was 32,9%. Mean is that the effect of variabel x on variabel y 32,9% and the remaining 67,1% was effected by other factors not examined.

    Problems found in this research were : (1) The investors capital is not

    developed well by the cooperative management, (2) The big amount of operating

    and non-operating expenses which are not controlled by the manager

    The advice given this research were : (1) Cooperative management should be able to utilize the capital to business development (2) Cooperative efficiency and cost effectiveness, so that the costs do not need to be controlled.

    Keywords : Own capital, profit sharing(SHU), and Koperasi INTI Bandung.

  • vi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR PERSETUJUAN

    LEMBAR TIM PENGUJI

    LEMBAR MOTTO

    KATA PENGANTAR .......................................................................... i

    ABSTRAK ............................................................................................. iv

    ABSTRACT ............................................................................................ v

    DAFTAR ISI ........................................................................................ vi

    DAFTAR TABEL ................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penulisan ............................................... 1

    1.2 Pokok Permasalahan ....................................................... 4

    1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................... 4

    1.4 Tujuan Penelitian ............................................................ 5

    1.5 Manfaat Laporan ............................................................ 6

    BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

    HIPOTESIS ...........................................................................

    2.1 Landasan Teori ............................................................... 8

    A. Koperasi ..................................................................... 8

    1. Pengertian Koperasi .............................................. 8

    2. Jenis-jenis Koperasi ............................................... 9

    3. Prinsip Koperasi .................................................... 11

    B. Modal Sendiri ............................................................ 14

    1. Pengertian Modal Sendiri ....................................... 14

    2. Sumber Modal Sendiri ........................................... 17

  • vii

    C. Sisa Hasil Usaha (SHU) ............................................. 25

    1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) ...................... 25

    2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) ..................... 30

    3. Prinsip-prinsip Pembagian SHU ........................... 34

    4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

    (SHU) .................................................................... 35

    D. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha

    (SHU) ......................................................................... 37

    E. Penelitian Terdahulu .................................................. 39

    2.2 Kerangka Pemikiran ....................................................... 40

    2.3 Hipotesis ......................................................................... 42

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 43

    3.1 Metode Penelitian ........................................................... 43

    3.2 Definisi Operasional Variabel ........................................ 44

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 47

    A. Populasi ...................................................................... 47

    B. Sampel ........................................................................ 47

    3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 48

    A. Data Primer ................................................................ 48

    B. Data Sekunder ............................................................ 49

    3.5 Teknik Analisis Data ...................................................... 49

    A. Analisis Deskriptif ...................................................... 50

    B. Analisis Inferensial ..................................................... 51

    1. Uji Normalitas Data .............................................. 51

    2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment ......... 51

    3. Koefisien Determinasi ............................................ 52

    4. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................... 53

    C. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................... 54

  • viii

    BAB IV PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP

    SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI

    BANDUNG ........................................................................... 56

    4.1 Sejarah Singkat Koperasi INTI Bandung .............................. 56

    4.2 Visi dan Misi Koperasi INTI Bandung .......................... 57

    A. Visi Koperasi INTI Bandung ..................................... 57

    B. Misi Koperasi INTI Bandung .................................... 57

    4.3 Unit-unit Kerja Koperasi INTI Bandung ........................ 57

    4.4 Struktur Organisasi Dan Job Description Koperasi INTI

    Bandung .......................................................................... 59

    A. Struktur Organisasi Koperasi INTI Bandung ............. 59

    B. Job Description Koperasi INTIBandung .................... 61

    4.5 Perkembangan Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha

    (SHU) Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 ...... 65

    A. Perkembangan Modal Sendiri Koperasi INTI

    Bandung Periode 2008-2012....................................... 65

    B. Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

    INTI Bandung Periode 2008-2012.............................. 77

    4.6 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha

    (SHU) Pada Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 79

    1. Uji Normalitas Data ................................................... 80

    2. Korelasi Pearson Product Moment (PPM) ................. 81

    3. Koefisien Determinasi ................................................ 84

    4. Regresi ........................................................................ 86

    5. Uji Hipotesis .............................................................. 90

    4.7 Permasalahan Yang Terjadi Berkaitan Dengan Modal

    Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi

    INTI Bandung Periode 2008-2012 .................................. 92

    A. Permasalahan Modal Sendiri ..................................... 92

    B. Permasalahan Sisa Hasil Usaha (SHU) ...................... 93

  • ix

    4.8 Upaya Yant Telah Dilakukan Dalam Mengatasi

    Pemecahan Permasalahan Yang Terjadi Berkaitan

    Dengan Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha (SHU)

    Pada Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 .......... 94

    A. Upaya Dalam Mengatasi Permasalahan Modal Sendiri 94

    B. Upaya Dalam Mengatasi Permasalahan Sisa Hasil

    Usaha (SHU)............................................................... 95

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 96

    5.1 Kesimpulan ..................................................................... 96

    5.2 Saran ............................................................................... 97

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 99

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 102

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Operasional Variabel.................................................................. 46

    Tabel 3.2 Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r ...................................... 52

    Tabel 4.1 Modal Sendiri Koperasi INTI Bandung Periode 20082012..... 66

    Tabel 4.2 Simpanan Pokok Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 . 68

    Tabel 4.3 Simpanan Wajib Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012.. 70

    Tabel 4.4 Dana Cadangan Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 ... 72

    Tabel 4.5 Simpanan Sukarela Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012................................................................................... 74

    Tabel 4.6 Simpanan Berjangka Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012................................................................................... 76

    Tabel 4.7 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012................................................................................... 78

    Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 80

    Tabel 4.9 Perhitungan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha (SHU) ......... 81

    Tabel 4.10 Hasil Korelasi Pearson Product Moment ................................... 82

    Tabel 4.11 Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r ...................................... 83

    Tabel 4.12 Model Summary......................................................................... 85

    Tabel 4.13 Hasil Regresi Linear Sederhana ................................................. 87

    Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 91

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran .................................................... 41

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi INTI Bandung .......................... 61

    Gambar 4.2 Grafik Modal Sendiri Koperasi INTI Bandung Periode

    2008 2012 .............................................................................. 66

    Gambar 4.3 Grafik Simpanan Pokok Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012................................................................................ 68

    Gambar 4.4 Grafik Simpanan Wajib Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012 ................................................................................. 70

    Gambar 4.5 Grafik Dana Cadangan Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012 ................................................................................. 72

    Gambar 4.6 Grafik Simpanan Sukarela Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012 ................................................................................. 74

    Gambar 4.7 Grafik Simpanan Berjangka Koperasi INTI Bandung Periode

    2008-2012 ................................................................................. 76

    Gambar 4.8 Grafik Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung

    Periode 2008-2012 .................................................................... 78

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Jawaban Ketersediaan Praktek Kerja Lapangan ............. 102

    Lampiran 2 : Lembar Pengajuan Judul dan Dosen Pembimbing ......... 103

    Lampiran 3 : Lembar Penilaian dan Daftar Hadir PKL ....................... 104

    Lampiran 4 : Lembar Catatan dan Konsultasi Pembimbing ................ 106

    Lampiran 5 : Lampiran Laporan Keuangan Koperasi INTI Bandung . 107

    Lampiran 6 : Lampiran Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha Koperasi

    INTI Bandung ................................................................ 114

    Lampiran 7 : Hasil Perhitungan di Program SPSS 18 .......................... 116

    Lampiran 9 : Tabel t ............................................................................. 119

    Lampiran 10 : Tabel Distribusi F P=0,05 ............................................... 120

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penulisan

    Peranan modal di dalam operasional perusahaan mempunyai

    konstribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup maka suatu

    usaha tidak akan berjalan lancar. Modal dalam arti luas dimana modal itu

    meliputi dalam bentuk uang maupun bentuk barang. Dalam pembagiannya

    modal usaha Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal

    sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan

    dan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggotanya,

    Koperasi lain, bank, lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan

    surat hutang lainnya.

    Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman,

    sehingga koperasi harus dapat memanfaatkan modalnya dengan sebaik-

    baiknya, yang artinya dalam pengelolaan modal tersebut koperasi harus

    memberi manfaat yang sebesar - besarnya untuk pemenuhan kebutuhan

    anggotanya. Dalam pengelolaan modal atau keuangan, maka pihak koperasi

    harus mampu mengalokasikan sumber daya keuangan yang dimilikinya

    secara efisien untuk meningkatkan laba atau yang sering disebut sisa hasil

    usaha (SHU).

    Dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai

  • 2

    usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Ketentuan tersebut sesuai

    dengan prinsip koperasi, karena itu koperasi mendapat misi untuk berperan

    nyata dalam menyusun perekonomian yang berdasar atas asas kekeluargaan

    dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyaraka t,

    bukan kemakmuran orang-seorang.

    Di Indonesia, koperasi tumbuh dari tahun-ketahun. Perkembangan ini

    terjadi pada aspek finansial (modal sendiri, modal luar, volume usaha, dan

    sisa hasil usaha).

    Setiap koperasi berusaha untuk selalu tumbuh dan berkembang.

    Menurut Partomo S.T. dan Abdul Rahman S. (2002:76) Perkembangan usaha

    koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya dana atau modal yang

    digunakan. Lebih lanjut dikatakan bahwa semakin berkembangnya kegiatan

    usaha Koperasi dewasa ini, maka semakin besarlah dana yang digunakan

    untuk membiayai kegiatan usaha koperasi. Hal ini berarti semakin besar pula

    tanggungjawab manajemennya. Menurut Sitio, usaha atau kegiatan yang

    dilakukan koperasi dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi itu

    sendiri. Volume usaha inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap

    perolehan sisa hasil usaha (SHU) koperasi. Sebagai badan usaha, pendapatan

    dan hasil usaha sangat menentukan besar kecilnya sisa hasil usaha (SHU)

    yang diperoleh koperasi. Dalam setiap tahunnya, SHU yang diperoleh

    koperasi disisihkan dan dibagi untuk keperluan cadangan koperasi, jasa

    anggota, dana pengurus, dana pegawai, dana sosial, dan dana pembangunan

  • 3

    daerah kerja. Adapun besarnya penyisihan sisa hasil usaha (SHU) ditetapkan

    dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan) masing masing koperasi.

    Sumber modal yang terdapat pada koperasi INTI Bandung berasal dari

    modal sendiri dan juga berasal dari modal pinjaman. Dengan adanya modal

    yang tinggi diharapkan pencapaian laba (profit) juga tinggi, serta dicapainya

    sisa hasil usaha (SHU) yang efisien. Umumnya masalah sisa hasil usaha

    (SHU) adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar

    saja belum merupakan ukuran telah bekerja secara efisien dalam

    menggunakan modal. Pada kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian

    di koperasi PT. INTI Bandung yang berkaitan dengan pengaruh modal sendiri

    terhadap sisa hasil usaha pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012,

    dengan data yang diperoleh yaitu modal sendiri pada tahun 2008 sebesar Rp.

    3,313 milyar dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp 643 juta,

    Tahun 2009 sebesar Rp. 3,641 milyar dengan perolehan sisa hasil usaha

    (SHU) Rp 640 juta, Tahun 2010 Sebesar Rp. 4,043 milyar dengan perolehan

    sisa hasil usaha (SHU) Rp. 817 juta, Tahun 2011 Sebesar Rp.4,292 milyar

    dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) Rp.828 juta, Tahun 2012 Sebesar

    Rp.5,629 milyar dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) Rp.416 juta.

    Pada setiap tahunnya modal sendiri terjadi peningkatan, namun

    berbanding terbalik dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) yang terjadi

    penurunan di tahun 2009, dan kenaikan pada tahun 2010-2011 dan terjadi

    penurunan kembali pada tahun 2012.

  • 4

    Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai :

    Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada

    Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

    1.2 Pokok Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

    merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah

    bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU) di

    Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012.

    1.3 Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

    pertanyaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana perkembangan modal sendiri pada Koperasi INTI Bandung

    periode 2008-2012 ?

    2. Bagaimana perkembangan sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung

    periode 2008-2012 ?

    3. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha di

    Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 ?

    4. Permasalahan apa saja yang terjadi berkaitan dengan modal sendiri dan

    sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 ?

  • 5

    5. Bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi

    permasalahan yang terjadi berkaitan dengan modal sendiri dan sisa hasil

    usaha di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 ?

    1.4 Tujuan dan Manfaat Laporan

    A. Tujuan Laporan

    Berdasarkan latar belakang penelitian dan pertanyaan penelitian,

    maka tujuan yang ingin dicapai adalah :

    1. Untuk mengetahui perkembangan modal sendiri pada Koperasi INTI

    Bandung periode 2008-2012.

    2. Untuk mengetahui perkembangan sisa hasil usaha di Koperasi INTI

    Bandung periode 2008-2012.

    3. Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha

    di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012

    4. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi berkaitan

    dengan modal sendiri dan sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung

    periode 2008-2012.

    5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan dalam

    mengatasi permasalahan yang berkataitan dengan modal sendiri dan

    sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012.

  • 6

    B. Manfaat Laporan

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

    menambah dan lebih mengembangkan lagi dalam referensi-referensi

    karya ilmiah yang nantinya akan dapat lebih mengembangkan Ilmu

    Pengetahuan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Penulis

    Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk

    menambah wawasan berpikir memperluas pengetahuan, baik

    dalam teori maupun praktek. Dalam teori berarti memperoleh

    pemahaman dan penghayatan yang diperoleh pada saat kuliah

    dalam pembahasan mengenai modal sendiri dan sisa hasil

    usaha. Dalam praktek, diharapkan dapat menambah

    pengetahuan dan penerapan dalam kegiatan perusahaan,

    khususnya di koperasi.

    b. Bagi Koperasi

    Dari hasil Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

    bahan masukan atau sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi

    bagi pihak manajer koperasi mengenai modal sendiri dan sisa

    hasil usaha sehingga dapat dijadikan pedoman dalam

    pengelolaan, pengambilan keputusan seta dapat memberikan

    input yang bermafaat bagi pengembangan koperasi untuk masa

    ini dan masa yang akan datang.

  • 7

    c. Bagi Pihak Lain

    Untuk pihak lain diharapkan dapat memberikan

    informasi mengenai modal sendiri dan sisa hasil usaha.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,

    DAN HIPOTESIS

    2.1 Landasan Teori

    A. Koperasi

    Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi

    yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan. koperasi

    merupakan suatu alat bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf

    hidupnya. Dasar kegiatan koperasi adalah kerjasama yang dianggap suatu

    cara untuk memecahkan berbagai masalah atau persoalan yang mereka

    hadapi masing-masing.

    1. Pengertian Koperasi

    Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata

    cooperation. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja atau

    berusaha, jadi cooperation adalah bekerja sama-sama atau usaha

    bersama-sama untuk kepentingan bersama.

    Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) (2005:1)

    tentang Perkoperasian adalah :

    Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

    badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

    berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

    ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

  • 9

    Sedangkan pengertian koperasi menurut Rudianto (2006:2)

    menyatakan bahwa :

    Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

    pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar

    prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk

    meninggkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat

    daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan

    ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.

    Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat

    hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain

    yaitu:

    a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai

    kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin

    dipenuhi secara bersama melalui pembentukan perusahaan

    bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis.

    b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul

    tidak untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai

    akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi.

    c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan

    ekonomi kepada anggota.

    2. Jenis jenis Koperasi

    Menurut ketentuan Pasal 16 UU No.25 Tahun 1992

    (2005:56) Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi

  • 10

    koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa

    keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor

    usahanya yaitu :

    a. Koperasi Simpan Pinjam

    b. Koperasi Konsumen

    c. Koperasi Produsen

    d. Koperasi Pemasaran

    e. Koperasi Jasa

    Dengan uraian penjelasan diatas sebagai berikut :

    a. Koperasi Simpan Pinjam

    Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di

    bidang simpanan dan pinjaman.

    b. Koperasi Konsumen

    Koperasi konsumen adalah koperasi beranggotakan para

    konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual

    barang konsumsi.

    c. Koperasi Produsen

    Koperasi produsen adalah koperasi beranggotakan para

    pengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankan

    kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk

    anggotanya.

  • 11

    d. Koperasi Pemasaran

    Koperasi pemasaran adalah koperasi yang menjalankan

    kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

    e. Koperasi Jasa

    Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha

    jasa lainnya.

    Sedangkan koperasi menurut Ninik Widiyanti (2003:57)

    dapat digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu :

    1. Koperasi konsumsi,

    2. Koperasi kredit (simpan pinjam),

    3. Koperasi produksi,

    4. Koperasi jasa,

    5. Koperasi serba usaha.

    Jadi kesimpulanya, jenis-jenis koperasi dapat disimpulkan

    dari jenis usaha dan fungsinya seperti simpan pinjam, konsumsi,

    jasa, produksi dan pemasaran atau serba usaha.

    3. Prinsip Koperasi

    Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi,

    yaitu:

    a. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:

    1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

    2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

  • 12

    3. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil

    sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing

    anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).

    4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

    5. Kemandirian.

    b. Dalam pengembangan koperasi, maka koperasi melaksanakan

    pula prinsip koperasi sebagai berikut:

    1. Pendidikan perkoperasian.

    2. Kerjasama antar koperasi.

    Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi

    sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi

    yang membedakannya dari badan usaha lainnya.

    1. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung

    makna, bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan

    siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna, bahwa

    seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasinya

    sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar

    koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam

    keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam

    bentuk apapun.

    2. Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi

    dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para

  • 13

    anggota itulah yang memegang kekuasaan tertinggi dalam

    koperasi.

    3. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak

    semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam

    koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha

    anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian ini

    merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.

    4. Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk

    kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari

    keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal yang

    diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak

    didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan.

    yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak

    melebihi suku bunga yang berlaku dipasar.

    5. Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa

    tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan

    kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.

    Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang

    bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani

    mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak

    untuk mengelola diri sendiri.

    Untuk pengembangan dirinya, koperasi juga melaksanakan

    dua prinsip Koperasi yang lain yaitu, pendidikan perkoperasian

  • 14

    dan kerjasama antar koperasi. hal tersebut merupakan prinsip

    koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan,

    memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas

    dalam mewujudkan tujuan koperasi. Kerja sama dapat dilakukan

    antar koperasi ditingkat lokal, regional, nasional dan

    internasional.

    B. Modal Sendiri

    1. Pengertian Modal Sendiri

    Modal merupakan sarana atau bekal untuk melaksanakan

    usaha (Gilarso,2003 :81), modal koperasi dapat dilihat dari dua segi

    yaitu :

    a. Sumbernya, yaitu yang tampak dari neraca pada sisi kredit atau

    passiva.

    b. Bentuk kongkritnya, yaitu yang disebut harta yang tampak di

    neraca pada sisi debet atau aktiva.

    Modal koperasi adalah kelebihan jumlah harta terhadap jumlah

    uang dari koperasi, atau dengan kata lain selisih positif antara harta

    dan utang. Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-

    simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil

    usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Modal

    dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kesejahteraan

    anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan. Modal sendiri

  • 15

    dapat dipergunakan antara lain untuk mempertahankan likuiditas,

    memberikan kredit khusus, pembelian gedung-gedung kantor,

    menutup kerugian yang diderita

    Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk

    menjalankan kegiatan usahanya, koperasi memerlukan modal.

    Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal

    pinjaman. Modal sendiri berasal dari dalam koperasi itu sendiri yaitu

    seperti simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,

    simpanan berjangka, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan modal

    pinjaman berasal dari luar koperasi, seperti pinjaman bank ataupun

    pinjaman-pinjaman lainya. Dalam hal modal, koperasi memang

    berusaha agar modal yang didapat tidak berasal dari luar, karena

    dengan membuat modal lebih besar dari dalam, akan membuat laba

    bagi perusahaan besar pula.

    Ada 2 (dua) macam modal yaitu yang berasal dari dalam atau

    modal sendiri dan modal yang berasal dari luar atau modal asing.

    Yang dimaksud modal sendiri adalah modal yang berasal dari

    perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil

    bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dan lain-

    lain). Dan yang dimaksud dengan modal asing adalah modal yang

    berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di

    dalam perusahaan, dan bagi perusahaan merupakan piutang yang

    pada saatnya harus dibayar kembali.

  • 16

    Modal sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha,

    sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal,

    aktivitas usaha tidak dapat dijalankan. Biasanya, semakin luas

    jangkauan usaha dan semakin banyak bidang yang ditangani, maka

    dibutuhkan modal yang besar pula. Modal dalam arti sempit adalah

    sejumlah dana atau sejumlah nilai uang yang dipergunakan dalam

    membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan dalam arti luas

    modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang yang

    diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut.

    Modal adalah salah satu faktor produksi yang merupakan

    sarana untuk melaksanakan usaha-usaha. Ditinjau dari wujudnya

    modal koperasi dapat berupa modal yang berwujud dan modal yang

    tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta berwujud yang

    dapat dinilai dengan uang yang digunakan untuk menjalankan usaha,

    seperti uang tunai, alat-alat produksi, mesin, gedung dan sebagainya.

    Sedangkan modal tak berwujud adalah harta berwujud yang tidak

    dapat dinilai dengan uang, misalnya hak-hak istimewa atau posisi

    yang menguntungkan koperasi untuk memperoleh pendapatan.

    Koperasi adalah salah satu bentuk badan usaha yang sesuai

    dengan ketentuan UUD 1945. Bentuk badan usaha ini cocok sekali

    dipakai dalam rangka memecahkan ketidakselarasan di dalam

    masyrakat, karena sebagian kecil masyarakat yang memegang

    kendali ekonomi sangat kuat, dan di pihak lain bagian terbesar

  • 17

    masyarakat berada dalam keadaan yang lemah. Koperasi harus

    mampu mewujudkan kesejahteraan anggotanya supaya

    pembangunan koperasi mengarah pada gerakan ekonomi masyarakat

    yang didukung demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD

    1945, serta menjadi soko guru perekonomian nasional yang tangguh.

    2. Sumber Modal Sendiri

    Modal Sendiri dalam koperasi bersumber dari :

    a. Simpnan Sukarela

    Simpanan sukarela atau yang lebih dikenal dengan tabungan

    manasuka di koperasi INTI adalah tabungan anggota yang

    besarnya tergantung kemampuan anggota dengan besaran jasa

    sesuai kesepakatan anggota yang dirumuskan dalam rapat

    anggota tahunan (RAT).

    b. Simpanan Berjangka

    Simpanan berjangka atau deposito (time deposit = deposito

    berjangka) adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang

    penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu

    tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang

    bersangkutan.

    c. Simpanan Pokok

    Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan

    jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta

  • 18

    diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada

    koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.

    d. Simpanan Wajib

    Simpanan wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan

    jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu

    tertentu. Simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan

    cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar, supaya modal

    koperasi tidak goyah.

    e. Dana Cadangan

    Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang

    tidak dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk

    memupuk modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian

    koperasi bila diperlukan

    f. Hibah

    Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-

    cuma dari pihak lain dan menjadi modal sendiri.

    Hibah merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain

    secara gratis, yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk

    membayar kembali, baik berupa pokok pemberian maupun jasa

    yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah

    hadiah, penghargaan dan pemberian / bantuan lainnya yang

    tidak disertai dengan ikatan. Bagi koperasi modal sendiri

  • 19

    merupakan sumber permodalan yang utama, hal ini berkaitan

    dengan beberapa alasan.

    1. Alasan Kepemilikan

    Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu

    wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi serta

    usahanya. Anggota yang memodali usahanya sendiri akan

    merasa lebih bertanggungjawab terhadap keberhasilan

    usaha tersebut.

    2. Alasan Ekonomi

    Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan

    secara lebih efisien dan murah, karena tidak diperkenankan

    persyaratan bunga.

    3. Alasan Risiko

    Modal sendiri atau anggota juga mengandung risiko yang

    lebih kecil dibandingkan dengan modal dari luar,

    khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar.

    Sumber modal koperasi adalah bagaimana mencari dan

    dari mana perusahaan memperoleh dana yang dibutuhkan

    untuk membelanjai usahanya guna mencapai tujuan perusahaan

    itu. Adapun sumber modal menurut asalnya dapat dibedakan

    menjadi 2 (dua) yaitu :

  • 20

    a. Dari Segi Asalnya

    Ditinjau dari segi asalnya, sumber modal dapat dibedakan

    menjadi dua, yakni sumber modal intern dan sumber modal

    ekstern.

    1. Sumber Intern

    Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan dengan

    efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna

    membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi dari

    dalam perusahaan itu sendiri.

    Sumber modal intern dapat berwujud :

    a. Laba yang tidak dibagi/ laba ditahan. Laba yang

    tidak dibagi diperoleh dari keuntungan suatu

    perusahaan yang tidak dibagikan pada akhir tahun.

    Hal ini dimaksudkan untuk membentuk modal

    cadangan agar perusahaan tersebut dapat

    menjalankan usahanya dengan baik.

    Besar kecilnya laba ditahan menjadi sumber

    intern pemenuhan modal kerja yang dipengaruhi

    oleh beberapa faktor yaitu :

    1. Besarnya laba yang diperoleh pada periode yang

    bersangkutan.

    2. Kebijakan tentang deviden policy, apabila

    pembayaran deviden ditetapkan dalam

  • 21

    prosentase / jumlah yang relatif kecil, dan

    sebaliknya apabila pembayaran deviden

    ditetapkan dalam prosentase yang relative

    rendah maka laba ditahan relatif besar.

    3. Kebijakan penanaman kembali deviden yang

    diterima oleh pemegang saham. Apabila ada

    kebijakan untuk penanaman kembali deviden

    yang diterima perusahaan, maka laba ditahan

    akan menjadi relative besar asal penanaman

    kembali deviden tersebut dapat ditanamkan pada

    investasi yang Ratio Rate Of Return lebih besar

    dari biaya modal.

    4. Penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh

    perusahaan.

    5. Keuntungan penjualan surat berharga / efek di

    atas harga normal.

    b. Cadangan penyusutan. Cadangan penyusutan

    diperoleh dari hasil penyusutan alat-alat produksi

    tahan lama yang disusutkan tiap tahun berdasarkan

    peraturan yang berlaku pada perusahaan atau

    koperasi.

  • 22

    Maksud diadakannya cadangan penyusutan

    adalah untuk menjaga modal yang telah ditetapkan

    dan menjamin kebutuhan modal agar dapat

    meningkatkan kegiatan usahanya sewaktu akan

    mengganti mesin tersebut karena telah habis umur

    teknisnya.

    2. Sumber Ekstern

    Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan

    kebutuhan dana yang berasal dari luar perusahaan.

    Sumber-sumber ekstern ini dapat berupa modal-modal

    pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang, bahan,

    maupun lainnya. Modal pinjaman ini dapat berupa

    hutang janka panjang maupun jangka pendek.

    b. Dari Segi Terjadinya

    Ditinjau dari segi terjadinya sumber modal, dapat diperoleh

    dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain :

    1. Tabungan dari subjek ekonomi suatu pendapatan yang

    tidak dikonsumsikan, dengan demikian tabungan

    tersebut dapat digunakan untuk keperluan konsumsi

    dimasa yang akan datang. Tabungan yang dikonsumsi

    tidak menambah modal. Setiap perusahaan dapat

  • 23

    mempergunakan tabungannya menurut kehendak

    masing-masing, tetapi diapun dapat bertindak untuk

    tidak mempergunkan pendapatan, baik sebagian atau

    seluruhnya.

    2. Penciptaan / kreasi / kredit oleh bank. Dalam penciptaan

    atau kredit oleh bank, tidak hanya bank sentral saja yang

    dapat menciptakan uang tetapi bank-bank umum Juga

    dapat menciptakan uang yang sering disebut dengan

    uang giral.

    3. Intensifikasi penggunaan modal. Cara ini dilakukan oleh

    bank dengan meminjamkan kembali uang-uang yang

    dipercaya masyarakat kepada bank.

    Perusahaan dapat mengintensifkan penggunaan

    uang yang sementara tidak digunakan, misalnya dengan

    meminjamkan kepada perusahaan-perusahaan yang

    membutuhkan.

    Pemenuhan modal dengan tabungan sementara anggota

    jangka pendek pada dasarnya yang termasuk ke dalam

    modal pasif jangka pendek terdiri dari :

    a. Utang dagang atau barang

    b. Simpanan sukarela atau titipan

    c. Biaya-biaya yang belum dibayar

  • 24

    d. Rupa-rupa dana

    e. Pinjaman dari bank

    Sesuai dengan keterangan diatas, maka disini hanya

    akan memberikan sorotan pada modal pasif jangka pendek

    dalam bentuk tabungan, sementara anggota jangka pendek

    yaitu simpanan sukarela atau sering pula dengan istilah

    titipan atau giro yang diartikan sebagai jumlah uang yang

    ditanamkan anggota atau bukan anggota pada koperasi

    atas kehendak sendiri sebagai simpanan sementaranya.

    Ada beberapa pendapat dari peneliti terdahulu bahwa

    dengan simpanan sukarela akan dicapai beberapa maksud

    yaitu :

    1. Menambah modal usaha bagi koperasi, artinya bila

    modal tersebut jangka pengambilannnya oleh

    penyimpan masih lama, dapat dimanfaatkan untuk

    membelanjai usaha pelayanan bagi keperluan

    anggota.

    2. Mengamankan uang dari pengambilan dan pemakaian

    uang terlalu mudah.

    3. Secara tidak langsung dapat memberikan pertolongan

    kepada sesama anggota yang memerlukan uang atau

    pinjaman. Namun meskipun demikian, karena

    simpanan sukarela ini pada hakikinya merupakan

  • 25

    utang, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

    dalam hal pemenuhan modal tersebut.

    C. Sisa Hasil Usaha (SHU)

    1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)

    Sisa hasil usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang

    diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya,

    penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun

    buku yang bersangkutan (UU No.25 Tahun1992 Pasal 1 & 2).

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27)

    menyebutkan bahwa, perhitungan hasil usaha (PHU) adalah

    perhitungan hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai

    pendapatan, beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama

    periode tertentu. perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir

    yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh

    mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor

    dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan

    mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur

    dari sisa hasil usaha atau laba, tetapi lebih ditentukan pada manfaat

    bagi anggota.

    Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha

    yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk

    menunjang usaha maupun kesejahteraan anggotanya. Berkaitan

  • 26

    dengan hal tersebut, maka pengelolaan usaha koperasi harus

    dilakukan dengan produktif, efektif, dan efisien. Dalam arti, koperasi

    harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang

    dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-

    besarnya terhadap anggota dan masyarakat pada umumnya dengan

    tetap mempertimbangkan untuk memperoleh SHU yang wajar.

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada pembukuan

    akutansi adalah :

    1. Pendapatan

    Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi

    Keuangan PSAK) No. 23, mendefinisikan pendapatan sebagai

    berikut:

    Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

    timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila

    arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

    berasal dari kontribusi penanam modal.

    2. Harga Pokok Penjualan (HPP)

    HPP adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

    barang yang dijual, atau harga perolehan dari barang yang dijual.

    3. Biaya

    Menurut Standar Akuntansi Keuangan (1999:12), biaya adalah

    penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi

    dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

  • 27

    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas

    yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

    Menurut UU Koperasi No.25/1992 Bab. IX pasal 45 adalah

    a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

    satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan

    kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang

    bersangkutan.

    b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada

    anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-

    masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk

    keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi

    sesuai dengan rapat anggota.

    c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam

    rapat anggota. Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam

    menjalankan kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk

    mendapatkan keuntungan atau sisa hasil usaha yang cukup

    banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat disisihkan sebagian

    untuk cadangan koperasi yang selanjutnya bisa dipergunakan

    untuk menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi

    bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha

    koperasia akan lebih besar pula.

    Sisa hasil usaha mungkin tidak dapat dibagi habis, karena

    pembagian SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat

  • 28

    bunga bank pemerintah atau mungkin juga terjadi, rapat anggota

    memutuskan sisa hasil usaha tahun buku yang bersangkutan tetap

    tinggal dalam rekening simpanan masing-masing anggota. Sisa hasil

    usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal.

    Perolehan sisa hasil usaha akan terlihat pada data laporan

    keuangan dalam laporan tahunan koperasi pada tutup buku akhir

    tahun. Sisa hasil usaha memperlihatkan hasil yang telah dicapai

    oleh koperasi selama periode tertentu dalam satu tahun buku.

    Sebuah koperasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya

    dilihat dari perolehan sisa hasil usaha (SHU) saja, tetapi juga dilihat

    dari rencana kerja pelaksanaan yang telah ditentukan dalam rapat

    anggota tahunan, apakah rencana kerja tersebut bisa dilaksanakan

    secara keseluruhan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah

    pelayanan terhadap anggota. Koperasi yang dapat melayani anggota

    dengan sebaik-baiknya dapat dikatakan berhasil. Namun sebagai

    badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar dengan

    badan usaha lain termasuk dalam memperoleh SHU. Untuk itu,

    pengurus harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang baik

    sehingga dapat menghasilkan pelayanan maupun sisa hasil usaha

    yang wajar.

    Motivasi usaha koperasi adalah memberikan pelayanan

    kepada anggota dan berusaha pula untuk dapat memberikan

    pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tersebut meliputi berbagai

  • 29

    fungsi ekonomi atas berbagai jenis usaha yang dibutuhkan oleh para

    anggotanya. Salah satu sendi dasar koperasi yang mengatur

    keuntungan pada koperasi yaitu SHU. Sisa hasil usaha bila

    dibagikan kepada anggota dilakukan tidak berdasarkan modal tetapi

    berdasarkan perimbangan jasa usaha dan kegiatannya dalam

    penghidupan koperasi itu.

    Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Dana-dana

    yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha koperasi selama belum

    dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi.

    Sedangkan cadangan koperasi, sebagai penyisihan dari sisa hasil

    usaha tergolong kepada modal sendiri yang tidak dapat dibagikan

    kepada anggota karena untuk tujuan pemupukan modal dan

    menutup kerugian koperasi.

    2. Pembagian Sisa Hasil Usaha

    Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi di setiap

    tahunnya dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada

    anggaran dasar / anggaran rumah tangga koperasi yang

    bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-

    prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU

    dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-

    masing anggota.

  • 30

    Menurut UU Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 34

    menjelaskan bahwa pembagian sisa hasil usaha (SHU) yang berasal

    dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi itulah yang

    boleh dibagikan kepada para anggota, sedangkan sisa hasil usaha

    yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan

    anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga, tidak

    boleh dibagikan kepada anggota, karena bagian ini bukan diperoleh

    dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk pembiayaan-

    pembiayan tertentu lainnya. Pembagian sisa hasil usaha koperasi

    supaya diatur sebagai berikut :

    a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan

    untuk anggota, dibagikan untuk :

    1. Cadangan Koperasi

    2. Para anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan

    masing- masing.

    3. Dana Pengurus

    4. Dana Pegawai / Karyawan

    5. Dana Pendidikan Koperasi

    6. Dana Sosial

    7. Dana Pembangunan Daerah kerja

    b. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan

    untuk bukan anggota, dibagikan untuk :

    1. Cadangan Koperasi

  • 31

    2. Dana Pengurus

    3. Dana Pegawai / Karyawan

    4. Dana Pendidikan Koperasi

    5. Dana Sosial

    6. Dana Pembangunan Daerah Kerja

    Cara penggunaan sisa hasil usaha diatas, kecuali cadangan

    yang diatur dalam anggaran dasar dengan mengutamakan

    kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan

    untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian

    koperasi bila diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh

    dibagikan kepada anggota walaupun diwaktu pembubaran.

    Penggunaan dana sosial diatur oleh rapat anggota dan dapat

    diberikan, antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-

    usaha sosial lainnya. Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang

    bersangkutan dalam anggaran dasar maupun ketentuan-ketentuan

    lain dari koperasi. Penggunaan dana pembangunan daerah dilakukan

    setelah mengadakan konsultasi dengan pihak Pemerintah Daerah

    setempat.

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27)

    menyebutkan bahwa, Pembagian sisa hasil usaha harus dilakukan

    pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain

    untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian

  • 32

    tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum

    diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah

    tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha

    tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus

    dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

    Menurut Sitio dan Tamba (2002:89), secara umum SHU koperasi

    dibagi untuk:

    a. Cadangan Koperasi

    Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU

    yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal

    sendiri serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

    b. Jasa Anggota

    Jasa anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu

    sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagai pelanggan

    (customer).

    Dengan demikian, SHU yang diberikan kepada anggotanya

    berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

    anggota sendiri, yaitu :

    1. SHU Atas Jasa Modal

    adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas

    penanaman modalnya (simpanan) didalam koperasi.

  • 33

    2. SHU Atas Jasa Usaha

    adalah SHU yang diterima oleh anggota, karena jasa atas

    transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam

    koperasi.

    3. Dana Pengurus

    Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus

    atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha

    koperasi.

    4. Dana Pegawai

    Dana Pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan

    untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.

    5. Dana Pendidikan

    Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan

    untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan

    pegawai koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan

    dan keahlian sumber daya manusia dalam mengelola

    koperasi.

    6. Dana Sosial

    Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan

    untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang

    tertimpa musibah.

  • 34

    7. Dana Pembangunan Daerah Kerja

    Dana pembangunan daerah kerja adalah penyisihan SHU

    yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.

    3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU

    Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, tranparansi, dan sesuai

    dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-

    prinsip pembagian SHU sebagai berikut :

    a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. Pada

    hakikatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang

    bersumber dari anggota sendiri, sedangkan SHU yang bukan

    berasal dari anggota dijadikan sebagai cadangan koperasi. Oleh

    sebab itu. Langkah pertama dalam pembagian SHU adalah

    memilahkan antara SHU yang bersumber dari hasil transaksi

    anggota dan SHU yang bersumber dari non anggota.

    b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang

    dilakukan anggota sendiri. SHU yang diterima setiap anggota

    pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang

    diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya

    dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU

    untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada

    anggota.

    c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. Proses

    perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi

  • 35

    kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga

    setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara

    kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya.

    Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses

    pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu

    kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha,

    pendidikan dalam proses demokrasi.

    d. SHU anggota dibayar secara tunai, SHU per anggota harus

    diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi

    membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada

    anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

    4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)

    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi SHU (Tri Ruli Yanti,2005)

    Faktor dari dalam yaitu :

    a. Partisipasi anggota. Para anggota koperasi harus berpartisipasi

    dalam kegiatan koperasi, karena tanpa adanya peran anggota

    maka koperasi tidak akan berjalan lancar

    b. Jumlah modal sendiri. SHU anggota yang diperoleh sebagian

    dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok,

    dana cadangan, dan hibah.

    c. Kinerja pengurus. Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam

    semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya

  • 36

    kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam anggaran dasar

    serta UU perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan

    baik.

    d. Jumlah unit usaha yang dimiliki. Setiap koperasi pasti memiliki

    unit usaha, hal ini juga menentukan seberapa besar volume

    usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.

    e. Kinerja manajer. Kinerja manajer menentukan jalannya semua

    kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang

    atas semua hal-hal yang bersifat intern.

    f. Kinerja karyawan. Kinerja karyawan Merupakan kemampuan

    seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi

    Faktor dari luar yaitu :

    a. Modal pinjaman dari luar. Modal yang berasal dari luar

    perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam

    perusahaan, dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada

    saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.

    b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. Kekayaan

    koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak

    koperasi secara sukarela, baik berwujud uang maupun barang.

    biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.

  • 37

    Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU:

    a. Jumlah anggota koperasi. Semakin banyak anggota koperasi

    yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan

    meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan

    meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi.

    b. Volume usaha. Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat

    tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek

    volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat

    menentukan pendapatannya.

    c. Jumlah simpanan. Simpanan para anggota koperasi merupakan

    salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan

    perkoperasian di koperasi tersebut.

    d. Jumlah hutang. Volume usaha yang harus ditingkatkan oleh

    koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia

    modal yang mencukupi, baik yang berasal dari simpanan para

    anggota maupun modal yang digali dari luar (hutang).

    D. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)

    Perusahaan maupun koperasi, dalam menjalankan kegiatan

    usahanya pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal

    agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Laba dalam

    koperasi lebih dikenal dengan sisa hasil usaha (SHU).

    Menurut Sitio dan Tamba (2001:87), mengemukakan bahwa

  • 38

    Sisa hasil usaha adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan

    total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost)

    dalam satu tahun buku.

    Adapun menurut Andjar Pachta (2005:56), mengemukakan bahwa

    Faktor- faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha terdiri dari 2

    faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.

    Salah satu faktor dari dalam yang mempengaruhi sisa hasil usaha

    (SHU) adalah modal sendiri dari dalam perusahaan.

    Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

    Perkoperasian, mengemukakan bahwa

    Modal yang menangung risiko atau disebut modal ekuiti,

    Apabila dalam suatu tahun buku, koperasi menderita kerugian, maka

    yang harus menanggung kerugian tersebut adalah komponen modal

    sendiri.

    Dari uraian di atas, bahwa modal sendiri berpengaruh positif

    terhadap sisa hasil usaha. Semakin besar modal sendiri yang diperoleh,

    maka semakin besar pula potensi koperasi dalam mengembangkan

    usahanya, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan dan meningkatkan

    sisa hasil usaha koperasi.

  • 39

    E. Penelitian Terdahulu

    No Nama Peneliti

    (Tahun

    Penelitian)

    Judul

    Penelitian

    Variabel

    Penelitian

    Teknik

    Analisis

    Data

    Hasil

    Penelitian

    1 Iromani dan

    E.Krit ijad i (1997)

    Faktor-faktro

    yang

    Mempengaruhi

    Sisa hasil

    usaha

    Koperasi Unit

    Desa di Jawa

    Timur

    Variabel

    independent:

    Faktor-

    faktor (X)

    Variabel

    Dependent:

    Sisa hasil

    usaha (Y)

    Metode

    Analisis

    data yang

    digunakan

    dalam

    penelitian

    ini adalah

    uji

    normalitas

    data,

    koefisien

    korelasi

    product

    moment dan

    koefesien

    determinasi

    Faktor-faktor

    jumlah anggota

    koperasi,

    volume usaha,

    jumlah

    simpanan, dan

    jumlah hutang

    mempunyai

    pengaruh

    terhadap SHU

    sebesar 90,97%,

    sedangkan

    sisanya 9,03%

    dipengaruhi

    oleh faktor lain

    yang tidak

    ditelit i.

    2 Lubuk Novi

    Suryanigrum

    (2008)

    Pengaruh

    modal sendiri

    terhadap

    perolehan sisa

    hasil usaha

    (SHU) pada

    KPRI

    Di kota

    semarang

    Variabel

    independet :

    modal

    sendiri (X)

    Variabel

    dependent:

    sisa hasil

    usaha

    (SHU) (Y)

    Metode

    analisis data

    yang

    digunakan

    dalam

    penelitian

    ini adalah

    uji

    normalitas

    data,

    koefesien

    korelasi

    product

    moment dan

    koefesien

    determinasi

    Hasil

    penelitiannya

    bahwa modal

    sendiri

    berpengaruh

    terhadap

    perolehan sisa

    hasil usaha

    sebesar 51,50%,

    sedangkan

    sisanya 48,50%

    dipengaruhi

    oleh faktor lain

    yang tidak

    ditelit i

    3 Muhammad Rizal

    (2012)

    Pengaruh

    volume usaha

    dan

    permodalan

    terhadap sisa

    hasil usaha

    (SHU) bagian

    anggota di

    koperasi

    simpan pin jam

    rukun ikhtiar

    bandung

    Variabel

    independent:

    volume

    usaha (X1),

    permodalan

    (X2)

    Variabel

    dependent:

    sisa hasil

    usaha

    (SHU)

    bagian

    anggota (Y)

    Metode

    analisis data

    yang

    digunakan

    dalam

    penelitian

    ini adalah

    koefesien

    korelasi

    product

    moment dan

    koefesien

    determinasi

    Hasil pengujian

    menunjukkan

    bahwa volume

    usaha secara

    koefisien

    determinasi

    berpengaruh

    terhadap SHU

    bagian anggota

    sebesar 99,60%

    dan permodalan

    sebesar 99,20%

    dan sisanya

    dipengaruhi

    faktor lain yang

    tidak ditelit i

  • 40

    2.2 Kerangka Pemikiran

    Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan laba pasti

    memerlukan modal. Modal tersebut merupakan sumber pembiayaan untuk

    kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha. Oleh karena itu, modal

    merupakan satu masalah yang paling penting di dalam menjalankan suatu

    usaha, demikian halnya bagi koperasi. Tersedianya modal yang cukup, akan

    sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan besarnya volume

    usaha. demikian sebaliknya, kurangnya modal bisa menghambat kelancaran

    kegiatan usaha. Dengan menjaga kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan

    kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan yang menguntungkan, yang pada akhirnya akan dapat

    meningkatkan perolehan sisa hasil usaha.

    Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan

    usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun modal.

    Modal koperasi diutamakan berasal dari anggota. Modal anggota tersebut

    bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.

    Simpanan pokok dan simpanan wajib akan semakin besar jumlahnya apabila

    terjadi penambahan anggota, ini berarti modal koperasi menjadi semakin

    banyak pula. Namun apabila ada anggota yang keluar karena merasa t idak

    sesuai lagi dengan tujuan koperasi, maka simpanan anggota yang akan keluar

    tersebut dapat diambil kembali yang mengakibatkan modal koperasi

    berkurang. Sehubungan dengan hal tersebut, pengurus dituntut untuk bekerja

    keras agar tidak ada anggota yang keluar, sehingga modal yang berasal dari

  • 41

    Variable Y

    Sisa Hasil Usaha

    ( SHU)

    Dengan dimensi :

    - Total pendapatan

    - Total Biaya

    Arifin Sitio dan Halomoan

    Tamba ( 2001 : 84 )

    simpanan pokok dan simpanan wajib tidak mengalami penurunan. Karena hal

    tersebut akan mempengaruhi perolehan sisa hasil usaha, untuk meningkatkan

    perolehan SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil

    dihimpun oleh koperasi.

    Jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh secara teratur serta

    kecenderungan meningkat, merupakan faktor yang sangat penting yang perlu

    mendapat perhatian dalam menilai kinerja suatu koperasi. Stabilitas usaha

    menunjukkan kemampuan koperasi menggunakan modalnya secara efisien

    sehingga memperoleh keuntungan yang besar.

    Sisa hasil usaha yang diterima anggota, pada dasarnya merupakan

    insentif dari modal yang diinvestasikannya, dan dari hasil transaksi yang

    dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi

    SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota.

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

    Sumber : Arifin Sitio

    Variable X

    Modal Sendiri

    Dengan dimensi :

    - Simpanan pokok

    - Simpana wajib

    - Simpanan Sukarela

    - Simpanan Berjangka

    - Dana Cadangan

    - Hibah

    Arifin Sitio dan Halomoan

    Tamba ( 2001 : 84 )

  • 42

    2.3 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari

    penelitian ini yaitu Terdapat Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa hasil

    usaha (SHU) Pada Koperasi INTI Bandung.

  • 43

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Menurut Sugiyono (2009:2), mengungkapkan bahwa metode

    penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

    dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,

    yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil

    kesimpulanya.

    Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang

    signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan

    yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Objek

    penelitian yang dianalisis di sini adalah laporan keuangan berupa modal

    sendiri dan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi INTI Bandung periode

    2008-2012.

    Menurut Sugiyono (2010:29), statistik deskriptif adalah statistik yang

    berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek

    yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa

    melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

    Sugiyono (2009:8), mendefinisikan bahwa metode penelitian

    kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

    positivesme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

  • 44

    pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

    kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah

    ditetapkan.

    Jadi, penelitian deskirptif dengan kuantitatif menjelaskan dan

    mendeskripsikan masing-masing variabel dengan menggunakan data berupa

    angka kemudian menjelaskan hubungan kedua variabel melalui uji hipotesis.

    3.2 Definisi Operasional Variabel

    Pengertian Operasional Variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah :

    Segala sesuatu yang berbentuk apa saja diterapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

    kesimpulan.

    Berdasarkan judul yang telah dikemukan penulis, yaitu Pengaruh

    Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi INTI

    Bandung Periode 2008-2012, maka variabel yang diteliti dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut :

    a. Varibel X (Independent)

    Variabel Independent atau Variabel bebas, yaitu variabel yang

    mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahanya atau

    timbulnya variabel dependent (terikat). Dalam Penelitian ini yang

    merupakan variabel independent atau variabel bebas adalah modal

    sendiri.

  • 45

    b. Variabel Y (Dependent)

    Variabel Dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang

    dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

    Variabel dependent pada penelitian ini adalah sisa hasil usaha (SHU).

  • 46

    Tabel 3.1

    Operasional Variabel

    Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

    Modal Sendiri

    (Variabel X)

    Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta) Riyanto (2001:227240)

    Simpanan Pokok

    Simpanan Wajib

    Dana Cadangan

    Simpanan Sukarela

    Simpanan Berjangka

    Hibah

    Arifin sitio dan halomoan

    tamba ( 2001 : 84 )

    - Modal Sendiri = (simpanan pokok + simpanan wajib + simpanan sukarela + simpanan berjangka + dana cadangan + hibah)

    Tahun 2008 sd 2012

    Rasio

    Sisa Hasil Usaha

    (SHU)

    (Variabel Y)

    Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dalam satu tahun buku. (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba2001;87)

    Total Pendapatan

    Total Biaya Arifin sitio dan halomoan

    tamba ( 2001 : 84 )

    SHU = Pendapatan (biaya+Penyusutan+kewajiban Lain + Pajak) Atau SHU = TR TC Ket: TR: Tot. Revenue TC: Tot. Cost

    Tahun 2008 sd 2012

    Rasio

    Sumber : Arifin Sitio

  • 47

    3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

    A. Populasi

    Menurut Riduwan (2010 : 54) mengemukakan bahwa, Populasi

    merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan

    memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

    Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

    menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

    Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan

    modal sendiri dan laporan sisa hasil usaha (SHU) koperasi INTI Bandung

    periode 2008-2012.

    B. Sampel

    Menurut Sugiyono (2010:118) mengemukan bahwa, Sampel

    adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    tersebut. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil

    sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Karena tidak

    semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua oran atau benda

    akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang

    mewakilinya.

    Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini

    menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel

    dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:124). Dalam pengambilan

    teknik sampling purposive ini, peneliti mempunyai pertimbangan-

  • 48

    pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan

    sampel untuk tujuan tertentu agar memudahkan dalam menarik

    kesimpulan.

    Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah laporan

    modal sendiri dan laporan sisa hasil usaha (SHU) koperasi INTI Bandung

    periode 2008-2012, karena data yang diperoleh selama periode tersebut.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Menurut Sugiyono (2010:97), mengemukakan bahwa metode

    pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh

    peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) suatu kata yang

    abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda. Adapun sumber teknik

    pengumpulan data digolongkan menjadi 2, yaitu:

    A. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

    peneliti dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

    langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Pengumpulan

    data dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini, yaitu:

    1. Wawancara

    Menurut Riduwan (2010:102), mengemukakan bahwa,

    Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

    untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

  • 49

    2. Pengamatan (Observasi)

    Menurut Riduwan (2010:104), mengemukakan bahwa,

    Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek

    penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

    3. Dokumentasi

    Menurut Riduwan (2010:105), mengemukakan bahwa,

    Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

    tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

    peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang

    relevan dari penelitian.

    B. Data Sekunder

    Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

    langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitianya. Penelitian data

    sekunder ini dapat dilakukan dengan penelitian kepustakaan. Penelitian

    kepustakaan dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang

    relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

    Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

    penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-

    peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-

    sumber tertulis baik tercantum maupun elektronik lain.

    3.5 Teknik Analisis Data

    Rancangan pengujian ini merupakan suatu langkah lanjutan dari

    desain penelitian yang telah dibuat untuk membuktikan adanya pengaruh

  • 50

    modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU). Untuk penelitian dengan

    pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis ini berkenaan dengan

    perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang

    diajukan. Adapun macam-macam analisis data yang digunakan pada

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    A. Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari

    alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau

    mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan yang telah

    dilakukan. Kegiatankegiatan tersebut antara lain adalah kegiatan

    pengumpulan data, pengelompokkan data, penentuan nilai dan fungsi

    statistik, serta pembuatan grafik, diagram dan gambar.

    Analisis deskriptif ini merupakan metode-metode yang berkaitan

    dengan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian suatu data sehingga

    memberikan informasi yang berguna dan juga menatanya ke dalam bentuk

    yang siap untuk dianalisis. Dengan kata lain, analisis deskriptif ini

    merupakan fase yang membicarakan mengenai penjabaran dan

    penggambaran termasuk penyajian data. Dalam fase ini dibahas mengenai

    ukuran-ukuran statistik seperti ukuran pusat, ukuran sebaran, dan ukuran

    lokasi dari persebaran atau distribusi data.

    Menurut Sugiyono (2006:142), Analisis deskriptif adalah suatu

    metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

    mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

  • 51

    sebagaimana adanya tanpa bermaksud kesimpulan yang berlaku untuk

    umum atau generalisasi.

    B. Analisis Inferensial

    Analisis inferensial digunakan untuk menganalisis data berdasarkan

    sampel dengan maksud untuk mengambil kesimpulan / generalisasi

    terhadap populasi. Berikut ini tahapan-tahapan yang digunakan dalam

    statistik inferensial :

    1. Uji Normalitas Data

    Uji normalitas data dimaksudkan untuk mendeteksi apakah

    data yang akan digunakan sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis

    merupakan data empiris yang memenuhi hakikat naturalistik. Uji

    normalitas juga digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian

    mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Teknik yang digunakan

    dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov

    dengan SPSS 18.

    Dasar pengambilan keputusan pada SPSS 18 berdasarkan :

    a. Ho ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05

    b. Ho tidak dapat ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05

    2. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)

    Teknik korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik

    statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan

    persyaratan tertentu. Kegunaan terknik ini bertujuan untuk mengetahui

  • 52

    derajat hubungan antara variable bebas (Independent) dengan Variabel

    terikat (Dependent).

    Rumus yang digunakan korelasi PPM :

    XY (X).(Y)

    (X2 (X)2) . (Y2 (Y)2)

    Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

    lebih dari harga (-1 r + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya

    negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti

    korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsumsikan

    dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

    Tabel 3.2

    Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r

    Interval Koefisien Korelasi (+/-) Keeratan Hubungan

    0,00 0,199 Sangat Rendah

    0,20 0,399 Rendah

    0,40 0,599 Cukup Kuat

    0,60 0,799 Kuat

    0,80 1,000 Sangat Kuat

    Sumber : Sugiyono, (2009:250)

    3. Koefisien Determinasi

    Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan

    variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefesien

    determinan sebagai berikut :

    Dimana :

    KD = Nilai Koefisien Determinasi

    r = Nilai Koefisien Korelasi

    KD = r2 X 100

    r = n

    n n

  • 53

    4. Analisis Regresi Linier Sederhana

    Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih

    yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk

    menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang

    tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel

    tak bebas dengan simbul Y.

    Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel

    yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan

    variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya.

    Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan

    sebab akibat, yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian,

    regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y

    dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adala