alwi assegaff - pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha pada koperasi inti bandung periode...
DESCRIPTION
skripsi alwi assegaffTRANSCRIPT
-
PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL
USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI BANDUNG
PERIODE 2008 - 2012
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Disusun oleh:
ALWI ASSEGAFF
NPM. 10.401.246
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2014
-
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA
HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI
BANDUNG PERIODE 2008 - 2012
Penulis/NPM : ALWI ASSEGAFF / 10.401.246
Program : Diploma IV
Program Studi : Komputerisasi Akuntansi
Lulus Ujian : 31 Oktober 2014
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Perwito, S.E., M.M. R. Deden Adhianto, S.E, M.M.
NIDN : 04-041080-04 NIDN : 04-010272-02
Mengetahui dan Disahkan oleh
Direktur
Politeknik Piksi Ganesha,
DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M.
NIDN : 04-100568-01
-
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA
HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI
BANDUNG PERIODE 2008 - 2012
Penulis/NPM : ALWI ASSEGAFF / 10.401.246
Program : Diploma IV
Program Studi : Komputerisasi Akuntansi
Diterima dan Disetujui Dipertahankan
Dalam Ujian Sidang
Pembimbing, Pembimbing Lapangan,
R. Deden Adhianto, S.E, M.M. Ani Oktaviani
NIDN : 04-010272-02 NIP : 19841004100506
-
LEMBAR TIM PENGUJI
Judul : PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA
HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI
BANDUNG PERIODE 2008 - 2012
Penulis/NPM : ALWI ASSEGAFF / 10.401.246
Program : Diploma IV
Program Studi : Komputerisasi Akuntansi
Telah Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Sidang
Pada .... di Bandung
Ketua Merangkap Anggota,
DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M.
NIDN : 04-100568-01
Sekretaris Merangkap Anggota,
Perwito, S.E., M.M.
NIDN : 04-041080-04
Anggota,
R. Deden Adhianto, S.E., M.M.
NIDN : 04-010272-02
-
PERNYATAAN PENULIS
Judul Skripsi :
PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
PADA KOPERASI INTI BANDUNG PERIODE 2008 - 2012.
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh
gelar professional Sarjana Sains Terapan (S.ST) baik di Politeknik Piksi
Ganesha maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Skripsi saya ini adalah karya ilmiah yang murni dan bukan hasil plagiat /
jiplakan serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan pihak lain
kecuali arahan dari pembimbing.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,
ALWI ASSEGAFF
NPM 10.401.246
-
LEMBAR MOTTO
Tidak ada suatu percobaan yang berujung kepada kegagalan, hanya saja
terkadang keputus asaan kita yang membuat kita berkata kita gagal.
Perjalanan hidup harus dipenuhi dengan hal yang membuat kita menjadi sadar
apa tujuan dari penciptaan ini, sehingga kita tidak mendapati kesiasia-an dalam
hidup.
-
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT , shalawat dan salam
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi
panutan bagi kita semua. Penulis akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul Pengaruh Modal Sendiri Te rhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Pada Koperasi INTI Bandung Periode 2008 - 2012.
Penulisan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
ujian akhir pada Program Diploma IV Program Studi Komputerisasi Akuntansi di
Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis sadar masih banyaknya kekurangan
baik dari segi penulisan maupun dari bobot isinya sehingga masih jauh dari kata
sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan akan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki penulis. Meski demikian, dalam penyusunan Skripsi
ini penulis mendapatkan banyak bantuan baik moril dan materil serta masukan-
masukan dari berbagai pihak sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
terutama kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ali Assegaff dan Alwiyah Al-
Attas yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada hentinya.
Selesai itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
penulis hormati, yaitu sebagai berikut:
-
ii
1. DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M. selaku Direktur Politeknik
Piksi Ganesha Bandung.
2. Perwito, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
3. R. Deden Adhianto, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing yang
memberikan banyak masukan dan saran selama proses penulisan Skripsi
ini berlangsung.
4. Seluruh Dosen Jurusan Komputerisasi Akuntansi Politeknik Piksi
Ganesha.
5. Seluruh Staf dan Karyawan Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
6. Ibu Ani Oktaviani selaku Manajer Koperasi Simpan Pinjam yang telah
memberikan bimbingan perihal tata cara Praktek Kerja Lapangan.
7. Ibu Ana, Ibu Kiki, Mas Erwin, Mas Nono, selaku Staf Unit Simpan Pinjam
yang membantu mengarahkan dan membuat Praktek Kerja Lapangan
menjadi menyenangkan.
8. Ibu, Ayah tercinta dan keluarga, yang selalu memberikan dukungan serta
membantu penulis dengan doa dan kasih sayang yang tulus bagi
keberhasilan penulis.
9. Semua sahabat penulis Tri, Dedek, Dadi, Jajang, Endang, Isal, Reza,
Zulham, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan dukungan serta
semangat kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya.
-
iii
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan berkahnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang dan semoga Skripsi ini
bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya pihak lain yang membaca
Skripsi ini.
Bandung, Oktober 2014
Penulis
-
iv
ABSTRAK
ALWI ASSEGAFF NPM 10.401.246
Komputerisasi Akuntansi
PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI BANDUNG PERIODE
2008 2012 Skripsi : 120 Halaman
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha selama periode 2008-2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan
data yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Data yang diperoleh dianalisis dengan pearson product moment untuk menghitung koefisien determinasi dan korelasi.
Hasil penelitian ini menunjukan tingkat modal sendiri pada koperasi INTI
Bandung yang selalu bertambah setiap tahun nya, sedangkan tingkat sisa hasil usaha sebesar 19,79% dalam kategori baik. Hubungan antara modal sendiri dan sisa hasil usaha cukup kuat yaitu ditunjukan dengan nila korelasi sebesar 0,574,
dan koefesien determinasi sebesar 32,9%. Berarti pengaruh variabel x terhadap y 32,9% dan sisanya 67,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: (1) Modal para
pemodal tidak dikembangkan secara baik oleh pengurus koperasi, (2) Besarnya
biaya-biaya operasional maupun non-operasional yang tidak terkontrol pengeluaranya oleh pihak pengurus.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah : (1) Hendaknya pengurus
koperasi lebih memanfaatkan modalnya untuk pengembangan usaha, (2) Pihak
koperasi melakukan efisiensi dan efektifitas biaya, sehingga biaya-biaya yang tidak perlu dapat dikontrol.
Kata kunci : Modal sendiri, sisa hasil usaha, dan Koperasi INTI Bandung.
-
v
ABSTRACT
ALWI ASSEGAFF
NPM. 10.401.246 Computerized Accounting THE EFFECT OF OWN CAPITAL TO PROFIT SHARING (SHU) AT KOPERASI INTI BANDUNG FOR THE PERIOD OF 2008-
2012
Thesis : 120 Pages
The purpose of this research was to know the effect of own capital to profit sharing (SHU) for the period of 2008-2012.
The method used in this research was quantitative method. Analysis technique used was descriptive analysis, while the data collection techniques
were observation, interview, and a literature review. Data were analyzed with pearson product moment to calculate the coefficient determination and correlation.
The result of this research showed that the level of own capital at koperasi
INTI Bandung was grow up every year, while the 19,79% rate of profit sharing in the good category. The relation between the own capital and profit sharing was strong enough, showed by coefficient of correlation was 0,574, and the coefficient
of determination was 32,9%. Mean is that the effect of variabel x on variabel y 32,9% and the remaining 67,1% was effected by other factors not examined.
Problems found in this research were : (1) The investors capital is not
developed well by the cooperative management, (2) The big amount of operating
and non-operating expenses which are not controlled by the manager
The advice given this research were : (1) Cooperative management should be able to utilize the capital to business development (2) Cooperative efficiency and cost effectiveness, so that the costs do not need to be controlled.
Keywords : Own capital, profit sharing(SHU), and Koperasi INTI Bandung.
-
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR TIM PENGUJI
LEMBAR MOTTO
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan ............................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ....................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.5 Manfaat Laporan ............................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS ...........................................................................
2.1 Landasan Teori ............................................................... 8
A. Koperasi ..................................................................... 8
1. Pengertian Koperasi .............................................. 8
2. Jenis-jenis Koperasi ............................................... 9
3. Prinsip Koperasi .................................................... 11
B. Modal Sendiri ............................................................ 14
1. Pengertian Modal Sendiri ....................................... 14
2. Sumber Modal Sendiri ........................................... 17
-
vii
C. Sisa Hasil Usaha (SHU) ............................................. 25
1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) ...................... 25
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) ..................... 30
3. Prinsip-prinsip Pembagian SHU ........................... 34
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha
(SHU) .................................................................... 35
D. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU) ......................................................................... 37
E. Penelitian Terdahulu .................................................. 39
2.2 Kerangka Pemikiran ....................................................... 40
2.3 Hipotesis ......................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 43
3.1 Metode Penelitian ........................................................... 43
3.2 Definisi Operasional Variabel ........................................ 44
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 47
A. Populasi ...................................................................... 47
B. Sampel ........................................................................ 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 48
A. Data Primer ................................................................ 48
B. Data Sekunder ............................................................ 49
3.5 Teknik Analisis Data ...................................................... 49
A. Analisis Deskriptif ...................................................... 50
B. Analisis Inferensial ..................................................... 51
1. Uji Normalitas Data .............................................. 51
2. Analisis Korelasi Pearson Product Moment ......... 51
3. Koefisien Determinasi ............................................ 52
4. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................... 53
C. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................... 54
-
viii
BAB IV PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP
SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI
BANDUNG ........................................................................... 56
4.1 Sejarah Singkat Koperasi INTI Bandung .............................. 56
4.2 Visi dan Misi Koperasi INTI Bandung .......................... 57
A. Visi Koperasi INTI Bandung ..................................... 57
B. Misi Koperasi INTI Bandung .................................... 57
4.3 Unit-unit Kerja Koperasi INTI Bandung ........................ 57
4.4 Struktur Organisasi Dan Job Description Koperasi INTI
Bandung .......................................................................... 59
A. Struktur Organisasi Koperasi INTI Bandung ............. 59
B. Job Description Koperasi INTIBandung .................... 61
4.5 Perkembangan Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha
(SHU) Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 ...... 65
A. Perkembangan Modal Sendiri Koperasi INTI
Bandung Periode 2008-2012....................................... 65
B. Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
INTI Bandung Periode 2008-2012.............................. 77
4.6 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU) Pada Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 79
1. Uji Normalitas Data ................................................... 80
2. Korelasi Pearson Product Moment (PPM) ................. 81
3. Koefisien Determinasi ................................................ 84
4. Regresi ........................................................................ 86
5. Uji Hipotesis .............................................................. 90
4.7 Permasalahan Yang Terjadi Berkaitan Dengan Modal
Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi
INTI Bandung Periode 2008-2012 .................................. 92
A. Permasalahan Modal Sendiri ..................................... 92
B. Permasalahan Sisa Hasil Usaha (SHU) ...................... 93
-
ix
4.8 Upaya Yant Telah Dilakukan Dalam Mengatasi
Pemecahan Permasalahan Yang Terjadi Berkaitan
Dengan Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Pada Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 .......... 94
A. Upaya Dalam Mengatasi Permasalahan Modal Sendiri 94
B. Upaya Dalam Mengatasi Permasalahan Sisa Hasil
Usaha (SHU)............................................................... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 96
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 96
5.2 Saran ............................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 102
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel.................................................................. 46
Tabel 3.2 Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r ...................................... 52
Tabel 4.1 Modal Sendiri Koperasi INTI Bandung Periode 20082012..... 66
Tabel 4.2 Simpanan Pokok Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 . 68
Tabel 4.3 Simpanan Wajib Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012.. 70
Tabel 4.4 Dana Cadangan Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 ... 72
Tabel 4.5 Simpanan Sukarela Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012................................................................................... 74
Tabel 4.6 Simpanan Berjangka Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012................................................................................... 76
Tabel 4.7 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012................................................................................... 78
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 80
Tabel 4.9 Perhitungan Modal Sendiri dan Sisa Hasil Usaha (SHU) ......... 81
Tabel 4.10 Hasil Korelasi Pearson Product Moment ................................... 82
Tabel 4.11 Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r ...................................... 83
Tabel 4.12 Model Summary......................................................................... 85
Tabel 4.13 Hasil Regresi Linear Sederhana ................................................. 87
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 91
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran .................................................... 41
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi INTI Bandung .......................... 61
Gambar 4.2 Grafik Modal Sendiri Koperasi INTI Bandung Periode
2008 2012 .............................................................................. 66
Gambar 4.3 Grafik Simpanan Pokok Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012................................................................................ 68
Gambar 4.4 Grafik Simpanan Wajib Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012 ................................................................................. 70
Gambar 4.5 Grafik Dana Cadangan Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012 ................................................................................. 72
Gambar 4.6 Grafik Simpanan Sukarela Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012 ................................................................................. 74
Gambar 4.7 Grafik Simpanan Berjangka Koperasi INTI Bandung Periode
2008-2012 ................................................................................. 76
Gambar 4.8 Grafik Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung
Periode 2008-2012 .................................................................... 78
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jawaban Ketersediaan Praktek Kerja Lapangan ............. 102
Lampiran 2 : Lembar Pengajuan Judul dan Dosen Pembimbing ......... 103
Lampiran 3 : Lembar Penilaian dan Daftar Hadir PKL ....................... 104
Lampiran 4 : Lembar Catatan dan Konsultasi Pembimbing ................ 106
Lampiran 5 : Lampiran Laporan Keuangan Koperasi INTI Bandung . 107
Lampiran 6 : Lampiran Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha Koperasi
INTI Bandung ................................................................ 114
Lampiran 7 : Hasil Perhitungan di Program SPSS 18 .......................... 116
Lampiran 9 : Tabel t ............................................................................. 119
Lampiran 10 : Tabel Distribusi F P=0,05 ............................................... 120
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Peranan modal di dalam operasional perusahaan mempunyai
konstribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup maka suatu
usaha tidak akan berjalan lancar. Modal dalam arti luas dimana modal itu
meliputi dalam bentuk uang maupun bentuk barang. Dalam pembagiannya
modal usaha Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan
dan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggotanya,
Koperasi lain, bank, lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan
surat hutang lainnya.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman,
sehingga koperasi harus dapat memanfaatkan modalnya dengan sebaik-
baiknya, yang artinya dalam pengelolaan modal tersebut koperasi harus
memberi manfaat yang sebesar - besarnya untuk pemenuhan kebutuhan
anggotanya. Dalam pengelolaan modal atau keuangan, maka pihak koperasi
harus mampu mengalokasikan sumber daya keuangan yang dimilikinya
secara efisien untuk meningkatkan laba atau yang sering disebut sisa hasil
usaha (SHU).
Dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai
-
2
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Ketentuan tersebut sesuai
dengan prinsip koperasi, karena itu koperasi mendapat misi untuk berperan
nyata dalam menyusun perekonomian yang berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyaraka t,
bukan kemakmuran orang-seorang.
Di Indonesia, koperasi tumbuh dari tahun-ketahun. Perkembangan ini
terjadi pada aspek finansial (modal sendiri, modal luar, volume usaha, dan
sisa hasil usaha).
Setiap koperasi berusaha untuk selalu tumbuh dan berkembang.
Menurut Partomo S.T. dan Abdul Rahman S. (2002:76) Perkembangan usaha
koperasi sangat ditentukan oleh besar kecilnya dana atau modal yang
digunakan. Lebih lanjut dikatakan bahwa semakin berkembangnya kegiatan
usaha Koperasi dewasa ini, maka semakin besarlah dana yang digunakan
untuk membiayai kegiatan usaha koperasi. Hal ini berarti semakin besar pula
tanggungjawab manajemennya. Menurut Sitio, usaha atau kegiatan yang
dilakukan koperasi dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi itu
sendiri. Volume usaha inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap
perolehan sisa hasil usaha (SHU) koperasi. Sebagai badan usaha, pendapatan
dan hasil usaha sangat menentukan besar kecilnya sisa hasil usaha (SHU)
yang diperoleh koperasi. Dalam setiap tahunnya, SHU yang diperoleh
koperasi disisihkan dan dibagi untuk keperluan cadangan koperasi, jasa
anggota, dana pengurus, dana pegawai, dana sosial, dan dana pembangunan
-
3
daerah kerja. Adapun besarnya penyisihan sisa hasil usaha (SHU) ditetapkan
dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan) masing masing koperasi.
Sumber modal yang terdapat pada koperasi INTI Bandung berasal dari
modal sendiri dan juga berasal dari modal pinjaman. Dengan adanya modal
yang tinggi diharapkan pencapaian laba (profit) juga tinggi, serta dicapainya
sisa hasil usaha (SHU) yang efisien. Umumnya masalah sisa hasil usaha
(SHU) adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar
saja belum merupakan ukuran telah bekerja secara efisien dalam
menggunakan modal. Pada kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian
di koperasi PT. INTI Bandung yang berkaitan dengan pengaruh modal sendiri
terhadap sisa hasil usaha pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012,
dengan data yang diperoleh yaitu modal sendiri pada tahun 2008 sebesar Rp.
3,313 milyar dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp 643 juta,
Tahun 2009 sebesar Rp. 3,641 milyar dengan perolehan sisa hasil usaha
(SHU) Rp 640 juta, Tahun 2010 Sebesar Rp. 4,043 milyar dengan perolehan
sisa hasil usaha (SHU) Rp. 817 juta, Tahun 2011 Sebesar Rp.4,292 milyar
dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) Rp.828 juta, Tahun 2012 Sebesar
Rp.5,629 milyar dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) Rp.416 juta.
Pada setiap tahunnya modal sendiri terjadi peningkatan, namun
berbanding terbalik dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU) yang terjadi
penurunan di tahun 2009, dan kenaikan pada tahun 2010-2011 dan terjadi
penurunan kembali pada tahun 2012.
-
4
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai :
Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada
Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU) di
Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
pertanyaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan modal sendiri pada Koperasi INTI Bandung
periode 2008-2012 ?
2. Bagaimana perkembangan sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung
periode 2008-2012 ?
3. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha di
Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 ?
4. Permasalahan apa saja yang terjadi berkaitan dengan modal sendiri dan
sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 ?
-
5
5. Bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi berkaitan dengan modal sendiri dan sisa hasil
usaha di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Laporan
A. Tujuan Laporan
Berdasarkan latar belakang penelitian dan pertanyaan penelitian,
maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan modal sendiri pada Koperasi INTI
Bandung periode 2008-2012.
2. Untuk mengetahui perkembangan sisa hasil usaha di Koperasi INTI
Bandung periode 2008-2012.
3. Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha
di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012
4. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi berkaitan
dengan modal sendiri dan sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung
periode 2008-2012.
5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
mengatasi permasalahan yang berkataitan dengan modal sendiri dan
sisa hasil usaha di Koperasi INTI Bandung periode 2008-2012.
-
6
B. Manfaat Laporan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah dan lebih mengembangkan lagi dalam referensi-referensi
karya ilmiah yang nantinya akan dapat lebih mengembangkan Ilmu
Pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk
menambah wawasan berpikir memperluas pengetahuan, baik
dalam teori maupun praktek. Dalam teori berarti memperoleh
pemahaman dan penghayatan yang diperoleh pada saat kuliah
dalam pembahasan mengenai modal sendiri dan sisa hasil
usaha. Dalam praktek, diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan penerapan dalam kegiatan perusahaan,
khususnya di koperasi.
b. Bagi Koperasi
Dari hasil Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
bahan masukan atau sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
bagi pihak manajer koperasi mengenai modal sendiri dan sisa
hasil usaha sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
pengelolaan, pengambilan keputusan seta dapat memberikan
input yang bermafaat bagi pengembangan koperasi untuk masa
ini dan masa yang akan datang.
-
7
c. Bagi Pihak Lain
Untuk pihak lain diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai modal sendiri dan sisa hasil usaha.
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
A. Koperasi
Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi
yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan. koperasi
merupakan suatu alat bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf
hidupnya. Dasar kegiatan koperasi adalah kerjasama yang dianggap suatu
cara untuk memecahkan berbagai masalah atau persoalan yang mereka
hadapi masing-masing.
1. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata
cooperation. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja atau
berusaha, jadi cooperation adalah bekerja sama-sama atau usaha
bersama-sama untuk kepentingan bersama.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) (2005:1)
tentang Perkoperasian adalah :
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
-
9
Sedangkan pengertian koperasi menurut Rudianto (2006:2)
menyatakan bahwa :
Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk
meninggkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat
daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan
ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.
Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat
hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain
yaitu:
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai
kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin
dipenuhi secara bersama melalui pembentukan perusahaan
bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis.
b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul
tidak untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai
akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi.
c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan
ekonomi kepada anggota.
2. Jenis jenis Koperasi
Menurut ketentuan Pasal 16 UU No.25 Tahun 1992
(2005:56) Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi
-
10
koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa
keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor
usahanya yaitu :
a. Koperasi Simpan Pinjam
b. Koperasi Konsumen
c. Koperasi Produsen
d. Koperasi Pemasaran
e. Koperasi Jasa
Dengan uraian penjelasan diatas sebagai berikut :
a. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di
bidang simpanan dan pinjaman.
b. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi beranggotakan para
konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual
barang konsumsi.
c. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi beranggotakan para
pengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankan
kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk
anggotanya.
-
11
d. Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang menjalankan
kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
e. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha
jasa lainnya.
Sedangkan koperasi menurut Ninik Widiyanti (2003:57)
dapat digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu :
1. Koperasi konsumsi,
2. Koperasi kredit (simpan pinjam),
3. Koperasi produksi,
4. Koperasi jasa,
5. Koperasi serba usaha.
Jadi kesimpulanya, jenis-jenis koperasi dapat disimpulkan
dari jenis usaha dan fungsinya seperti simpan pinjam, konsumsi,
jasa, produksi dan pemasaran atau serba usaha.
3. Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi,
yaitu:
a. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
-
12
3. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
b. Dalam pengembangan koperasi, maka koperasi melaksanakan
pula prinsip koperasi sebagai berikut:
1. Pendidikan perkoperasian.
2. Kerjasama antar koperasi.
Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi
sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi
yang membedakannya dari badan usaha lainnya.
1. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung
makna, bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan
siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna, bahwa
seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasinya
sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar
koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam
keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam
bentuk apapun.
2. Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi
dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para
-
13
anggota itulah yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi.
3. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak
semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian ini
merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
4. Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk
kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari
keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal yang
diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak
didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan.
yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak
melebihi suku bunga yang berlaku dipasar.
5. Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa
tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan
kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.
Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang
bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak
untuk mengelola diri sendiri.
Untuk pengembangan dirinya, koperasi juga melaksanakan
dua prinsip Koperasi yang lain yaitu, pendidikan perkoperasian
-
14
dan kerjasama antar koperasi. hal tersebut merupakan prinsip
koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan,
memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas
dalam mewujudkan tujuan koperasi. Kerja sama dapat dilakukan
antar koperasi ditingkat lokal, regional, nasional dan
internasional.
B. Modal Sendiri
1. Pengertian Modal Sendiri
Modal merupakan sarana atau bekal untuk melaksanakan
usaha (Gilarso,2003 :81), modal koperasi dapat dilihat dari dua segi
yaitu :
a. Sumbernya, yaitu yang tampak dari neraca pada sisi kredit atau
passiva.
b. Bentuk kongkritnya, yaitu yang disebut harta yang tampak di
neraca pada sisi debet atau aktiva.
Modal koperasi adalah kelebihan jumlah harta terhadap jumlah
uang dari koperasi, atau dengan kata lain selisih positif antara harta
dan utang. Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-
simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil
usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Modal
dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kesejahteraan
anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan. Modal sendiri
-
15
dapat dipergunakan antara lain untuk mempertahankan likuiditas,
memberikan kredit khusus, pembelian gedung-gedung kantor,
menutup kerugian yang diderita
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk
menjalankan kegiatan usahanya, koperasi memerlukan modal.
Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri berasal dari dalam koperasi itu sendiri yaitu
seperti simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,
simpanan berjangka, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan modal
pinjaman berasal dari luar koperasi, seperti pinjaman bank ataupun
pinjaman-pinjaman lainya. Dalam hal modal, koperasi memang
berusaha agar modal yang didapat tidak berasal dari luar, karena
dengan membuat modal lebih besar dari dalam, akan membuat laba
bagi perusahaan besar pula.
Ada 2 (dua) macam modal yaitu yang berasal dari dalam atau
modal sendiri dan modal yang berasal dari luar atau modal asing.
Yang dimaksud modal sendiri adalah modal yang berasal dari
perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil
bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dan lain-
lain). Dan yang dimaksud dengan modal asing adalah modal yang
berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di
dalam perusahaan, dan bagi perusahaan merupakan piutang yang
pada saatnya harus dibayar kembali.
-
16
Modal sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha,
sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal,
aktivitas usaha tidak dapat dijalankan. Biasanya, semakin luas
jangkauan usaha dan semakin banyak bidang yang ditangani, maka
dibutuhkan modal yang besar pula. Modal dalam arti sempit adalah
sejumlah dana atau sejumlah nilai uang yang dipergunakan dalam
membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan dalam arti luas
modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang yang
diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut.
Modal adalah salah satu faktor produksi yang merupakan
sarana untuk melaksanakan usaha-usaha. Ditinjau dari wujudnya
modal koperasi dapat berupa modal yang berwujud dan modal yang
tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta berwujud yang
dapat dinilai dengan uang yang digunakan untuk menjalankan usaha,
seperti uang tunai, alat-alat produksi, mesin, gedung dan sebagainya.
Sedangkan modal tak berwujud adalah harta berwujud yang tidak
dapat dinilai dengan uang, misalnya hak-hak istimewa atau posisi
yang menguntungkan koperasi untuk memperoleh pendapatan.
Koperasi adalah salah satu bentuk badan usaha yang sesuai
dengan ketentuan UUD 1945. Bentuk badan usaha ini cocok sekali
dipakai dalam rangka memecahkan ketidakselarasan di dalam
masyrakat, karena sebagian kecil masyarakat yang memegang
kendali ekonomi sangat kuat, dan di pihak lain bagian terbesar
-
17
masyarakat berada dalam keadaan yang lemah. Koperasi harus
mampu mewujudkan kesejahteraan anggotanya supaya
pembangunan koperasi mengarah pada gerakan ekonomi masyarakat
yang didukung demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, serta menjadi soko guru perekonomian nasional yang tangguh.
2. Sumber Modal Sendiri
Modal Sendiri dalam koperasi bersumber dari :
a. Simpnan Sukarela
Simpanan sukarela atau yang lebih dikenal dengan tabungan
manasuka di koperasi INTI adalah tabungan anggota yang
besarnya tergantung kemampuan anggota dengan besaran jasa
sesuai kesepakatan anggota yang dirumuskan dalam rapat
anggota tahunan (RAT).
b. Simpanan Berjangka
Simpanan berjangka atau deposito (time deposit = deposito
berjangka) adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang
bersangkutan.
c. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan
jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta
-
18
diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada
koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.
d. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan
jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu
tertentu. Simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan
cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar, supaya modal
koperasi tidak goyah.
e. Dana Cadangan
Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang
tidak dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk
memupuk modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan
f. Hibah
Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-
cuma dari pihak lain dan menjadi modal sendiri.
Hibah merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain
secara gratis, yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk
membayar kembali, baik berupa pokok pemberian maupun jasa
yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah
hadiah, penghargaan dan pemberian / bantuan lainnya yang
tidak disertai dengan ikatan. Bagi koperasi modal sendiri
-
19
merupakan sumber permodalan yang utama, hal ini berkaitan
dengan beberapa alasan.
1. Alasan Kepemilikan
Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu
wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi serta
usahanya. Anggota yang memodali usahanya sendiri akan
merasa lebih bertanggungjawab terhadap keberhasilan
usaha tersebut.
2. Alasan Ekonomi
Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan
secara lebih efisien dan murah, karena tidak diperkenankan
persyaratan bunga.
3. Alasan Risiko
Modal sendiri atau anggota juga mengandung risiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan modal dari luar,
khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar.
Sumber modal koperasi adalah bagaimana mencari dan
dari mana perusahaan memperoleh dana yang dibutuhkan
untuk membelanjai usahanya guna mencapai tujuan perusahaan
itu. Adapun sumber modal menurut asalnya dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :
-
20
a. Dari Segi Asalnya
Ditinjau dari segi asalnya, sumber modal dapat dibedakan
menjadi dua, yakni sumber modal intern dan sumber modal
ekstern.
1. Sumber Intern
Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan dengan
efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna
membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi dari
dalam perusahaan itu sendiri.
Sumber modal intern dapat berwujud :
a. Laba yang tidak dibagi/ laba ditahan. Laba yang
tidak dibagi diperoleh dari keuntungan suatu
perusahaan yang tidak dibagikan pada akhir tahun.
Hal ini dimaksudkan untuk membentuk modal
cadangan agar perusahaan tersebut dapat
menjalankan usahanya dengan baik.
Besar kecilnya laba ditahan menjadi sumber
intern pemenuhan modal kerja yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
1. Besarnya laba yang diperoleh pada periode yang
bersangkutan.
2. Kebijakan tentang deviden policy, apabila
pembayaran deviden ditetapkan dalam
-
21
prosentase / jumlah yang relatif kecil, dan
sebaliknya apabila pembayaran deviden
ditetapkan dalam prosentase yang relative
rendah maka laba ditahan relatif besar.
3. Kebijakan penanaman kembali deviden yang
diterima oleh pemegang saham. Apabila ada
kebijakan untuk penanaman kembali deviden
yang diterima perusahaan, maka laba ditahan
akan menjadi relative besar asal penanaman
kembali deviden tersebut dapat ditanamkan pada
investasi yang Ratio Rate Of Return lebih besar
dari biaya modal.
4. Penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh
perusahaan.
5. Keuntungan penjualan surat berharga / efek di
atas harga normal.
b. Cadangan penyusutan. Cadangan penyusutan
diperoleh dari hasil penyusutan alat-alat produksi
tahan lama yang disusutkan tiap tahun berdasarkan
peraturan yang berlaku pada perusahaan atau
koperasi.
-
22
Maksud diadakannya cadangan penyusutan
adalah untuk menjaga modal yang telah ditetapkan
dan menjamin kebutuhan modal agar dapat
meningkatkan kegiatan usahanya sewaktu akan
mengganti mesin tersebut karena telah habis umur
teknisnya.
2. Sumber Ekstern
Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari luar perusahaan.
Sumber-sumber ekstern ini dapat berupa modal-modal
pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang, bahan,
maupun lainnya. Modal pinjaman ini dapat berupa
hutang janka panjang maupun jangka pendek.
b. Dari Segi Terjadinya
Ditinjau dari segi terjadinya sumber modal, dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain :
1. Tabungan dari subjek ekonomi suatu pendapatan yang
tidak dikonsumsikan, dengan demikian tabungan
tersebut dapat digunakan untuk keperluan konsumsi
dimasa yang akan datang. Tabungan yang dikonsumsi
tidak menambah modal. Setiap perusahaan dapat
-
23
mempergunakan tabungannya menurut kehendak
masing-masing, tetapi diapun dapat bertindak untuk
tidak mempergunkan pendapatan, baik sebagian atau
seluruhnya.
2. Penciptaan / kreasi / kredit oleh bank. Dalam penciptaan
atau kredit oleh bank, tidak hanya bank sentral saja yang
dapat menciptakan uang tetapi bank-bank umum Juga
dapat menciptakan uang yang sering disebut dengan
uang giral.
3. Intensifikasi penggunaan modal. Cara ini dilakukan oleh
bank dengan meminjamkan kembali uang-uang yang
dipercaya masyarakat kepada bank.
Perusahaan dapat mengintensifkan penggunaan
uang yang sementara tidak digunakan, misalnya dengan
meminjamkan kepada perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan.
Pemenuhan modal dengan tabungan sementara anggota
jangka pendek pada dasarnya yang termasuk ke dalam
modal pasif jangka pendek terdiri dari :
a. Utang dagang atau barang
b. Simpanan sukarela atau titipan
c. Biaya-biaya yang belum dibayar
-
24
d. Rupa-rupa dana
e. Pinjaman dari bank
Sesuai dengan keterangan diatas, maka disini hanya
akan memberikan sorotan pada modal pasif jangka pendek
dalam bentuk tabungan, sementara anggota jangka pendek
yaitu simpanan sukarela atau sering pula dengan istilah
titipan atau giro yang diartikan sebagai jumlah uang yang
ditanamkan anggota atau bukan anggota pada koperasi
atas kehendak sendiri sebagai simpanan sementaranya.
Ada beberapa pendapat dari peneliti terdahulu bahwa
dengan simpanan sukarela akan dicapai beberapa maksud
yaitu :
1. Menambah modal usaha bagi koperasi, artinya bila
modal tersebut jangka pengambilannnya oleh
penyimpan masih lama, dapat dimanfaatkan untuk
membelanjai usaha pelayanan bagi keperluan
anggota.
2. Mengamankan uang dari pengambilan dan pemakaian
uang terlalu mudah.
3. Secara tidak langsung dapat memberikan pertolongan
kepada sesama anggota yang memerlukan uang atau
pinjaman. Namun meskipun demikian, karena
simpanan sukarela ini pada hakikinya merupakan
-
25
utang, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam hal pemenuhan modal tersebut.
C. Sisa Hasil Usaha (SHU)
1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa hasil usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan (UU No.25 Tahun1992 Pasal 1 & 2).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27)
menyebutkan bahwa, perhitungan hasil usaha (PHU) adalah
perhitungan hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai
pendapatan, beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama
periode tertentu. perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir
yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh
mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor
dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan
mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur
dari sisa hasil usaha atau laba, tetapi lebih ditentukan pada manfaat
bagi anggota.
Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha
yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk
menunjang usaha maupun kesejahteraan anggotanya. Berkaitan
-
26
dengan hal tersebut, maka pengelolaan usaha koperasi harus
dilakukan dengan produktif, efektif, dan efisien. Dalam arti, koperasi
harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang
dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-
besarnya terhadap anggota dan masyarakat pada umumnya dengan
tetap mempertimbangkan untuk memperoleh SHU yang wajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada pembukuan
akutansi adalah :
1. Pendapatan
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan PSAK) No. 23, mendefinisikan pendapatan sebagai
berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual, atau harga perolehan dari barang yang dijual.
3. Biaya
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (1999:12), biaya adalah
penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
-
27
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Menurut UU Koperasi No.25/1992 Bab. IX pasal 45 adalah
a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada
anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-
masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi
sesuai dengan rapat anggota.
c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam
rapat anggota. Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam
menjalankan kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk
mendapatkan keuntungan atau sisa hasil usaha yang cukup
banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat disisihkan sebagian
untuk cadangan koperasi yang selanjutnya bisa dipergunakan
untuk menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi
bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha
koperasia akan lebih besar pula.
Sisa hasil usaha mungkin tidak dapat dibagi habis, karena
pembagian SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat
-
28
bunga bank pemerintah atau mungkin juga terjadi, rapat anggota
memutuskan sisa hasil usaha tahun buku yang bersangkutan tetap
tinggal dalam rekening simpanan masing-masing anggota. Sisa hasil
usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal.
Perolehan sisa hasil usaha akan terlihat pada data laporan
keuangan dalam laporan tahunan koperasi pada tutup buku akhir
tahun. Sisa hasil usaha memperlihatkan hasil yang telah dicapai
oleh koperasi selama periode tertentu dalam satu tahun buku.
Sebuah koperasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya
dilihat dari perolehan sisa hasil usaha (SHU) saja, tetapi juga dilihat
dari rencana kerja pelaksanaan yang telah ditentukan dalam rapat
anggota tahunan, apakah rencana kerja tersebut bisa dilaksanakan
secara keseluruhan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah
pelayanan terhadap anggota. Koperasi yang dapat melayani anggota
dengan sebaik-baiknya dapat dikatakan berhasil. Namun sebagai
badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar dengan
badan usaha lain termasuk dalam memperoleh SHU. Untuk itu,
pengurus harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang baik
sehingga dapat menghasilkan pelayanan maupun sisa hasil usaha
yang wajar.
Motivasi usaha koperasi adalah memberikan pelayanan
kepada anggota dan berusaha pula untuk dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tersebut meliputi berbagai
-
29
fungsi ekonomi atas berbagai jenis usaha yang dibutuhkan oleh para
anggotanya. Salah satu sendi dasar koperasi yang mengatur
keuntungan pada koperasi yaitu SHU. Sisa hasil usaha bila
dibagikan kepada anggota dilakukan tidak berdasarkan modal tetapi
berdasarkan perimbangan jasa usaha dan kegiatannya dalam
penghidupan koperasi itu.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Dana-dana
yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha koperasi selama belum
dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi.
Sedangkan cadangan koperasi, sebagai penyisihan dari sisa hasil
usaha tergolong kepada modal sendiri yang tidak dapat dibagikan
kepada anggota karena untuk tujuan pemupukan modal dan
menutup kerugian koperasi.
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha
Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi di setiap
tahunnya dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada
anggaran dasar / anggaran rumah tangga koperasi yang
bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-
prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota.
-
30
Menurut UU Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 34
menjelaskan bahwa pembagian sisa hasil usaha (SHU) yang berasal
dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi itulah yang
boleh dibagikan kepada para anggota, sedangkan sisa hasil usaha
yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan
anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga, tidak
boleh dibagikan kepada anggota, karena bagian ini bukan diperoleh
dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk pembiayaan-
pembiayan tertentu lainnya. Pembagian sisa hasil usaha koperasi
supaya diatur sebagai berikut :
a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan
untuk anggota, dibagikan untuk :
1. Cadangan Koperasi
2. Para anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan
masing- masing.
3. Dana Pengurus
4. Dana Pegawai / Karyawan
5. Dana Pendidikan Koperasi
6. Dana Sosial
7. Dana Pembangunan Daerah kerja
b. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan
untuk bukan anggota, dibagikan untuk :
1. Cadangan Koperasi
-
31
2. Dana Pengurus
3. Dana Pegawai / Karyawan
4. Dana Pendidikan Koperasi
5. Dana Sosial
6. Dana Pembangunan Daerah Kerja
Cara penggunaan sisa hasil usaha diatas, kecuali cadangan
yang diatur dalam anggaran dasar dengan mengutamakan
kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan
untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh
dibagikan kepada anggota walaupun diwaktu pembubaran.
Penggunaan dana sosial diatur oleh rapat anggota dan dapat
diberikan, antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-
usaha sosial lainnya. Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang
bersangkutan dalam anggaran dasar maupun ketentuan-ketentuan
lain dari koperasi. Penggunaan dana pembangunan daerah dilakukan
setelah mengadakan konsultasi dengan pihak Pemerintah Daerah
setempat.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27)
menyebutkan bahwa, Pembagian sisa hasil usaha harus dilakukan
pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain
untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian
-
32
tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum
diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah
tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha
tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Menurut Sitio dan Tamba (2002:89), secara umum SHU koperasi
dibagi untuk:
a. Cadangan Koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU
yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal
sendiri serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
b. Jasa Anggota
Jasa anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagai pelanggan
(customer).
Dengan demikian, SHU yang diberikan kepada anggotanya
berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
anggota sendiri, yaitu :
1. SHU Atas Jasa Modal
adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas
penanaman modalnya (simpanan) didalam koperasi.
-
33
2. SHU Atas Jasa Usaha
adalah SHU yang diterima oleh anggota, karena jasa atas
transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam
koperasi.
3. Dana Pengurus
Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus
atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha
koperasi.
4. Dana Pegawai
Dana Pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan
untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.
5. Dana Pendidikan
Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan
untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan
pegawai koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan
dan keahlian sumber daya manusia dalam mengelola
koperasi.
6. Dana Sosial
Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan
untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang
tertimpa musibah.
-
34
7. Dana Pembangunan Daerah Kerja
Dana pembangunan daerah kerja adalah penyisihan SHU
yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.
3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU
Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, tranparansi, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-
prinsip pembagian SHU sebagai berikut :
a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. Pada
hakikatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang
bersumber dari anggota sendiri, sedangkan SHU yang bukan
berasal dari anggota dijadikan sebagai cadangan koperasi. Oleh
sebab itu. Langkah pertama dalam pembagian SHU adalah
memilahkan antara SHU yang bersumber dari hasil transaksi
anggota dan SHU yang bersumber dari non anggota.
b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang
dilakukan anggota sendiri. SHU yang diterima setiap anggota
pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang
diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya
dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU
untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada
anggota.
c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. Proses
perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi
-
35
kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga
setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara
kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya.
Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses
pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu
kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha,
pendidikan dalam proses demokrasi.
d. SHU anggota dibayar secara tunai, SHU per anggota harus
diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi
membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada
anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi SHU (Tri Ruli Yanti,2005)
Faktor dari dalam yaitu :
a. Partisipasi anggota. Para anggota koperasi harus berpartisipasi
dalam kegiatan koperasi, karena tanpa adanya peran anggota
maka koperasi tidak akan berjalan lancar
b. Jumlah modal sendiri. SHU anggota yang diperoleh sebagian
dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok,
dana cadangan, dan hibah.
c. Kinerja pengurus. Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam
semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya
-
36
kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam anggaran dasar
serta UU perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan
baik.
d. Jumlah unit usaha yang dimiliki. Setiap koperasi pasti memiliki
unit usaha, hal ini juga menentukan seberapa besar volume
usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.
e. Kinerja manajer. Kinerja manajer menentukan jalannya semua
kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang
atas semua hal-hal yang bersifat intern.
f. Kinerja karyawan. Kinerja karyawan Merupakan kemampuan
seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi
Faktor dari luar yaitu :
a. Modal pinjaman dari luar. Modal yang berasal dari luar
perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam
perusahaan, dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada
saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.
b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. Kekayaan
koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak
koperasi secara sukarela, baik berwujud uang maupun barang.
biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.
-
37
Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU:
a. Jumlah anggota koperasi. Semakin banyak anggota koperasi
yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan
meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan
meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi.
b. Volume usaha. Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat
tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek
volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat
menentukan pendapatannya.
c. Jumlah simpanan. Simpanan para anggota koperasi merupakan
salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan
perkoperasian di koperasi tersebut.
d. Jumlah hutang. Volume usaha yang harus ditingkatkan oleh
koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia
modal yang mencukupi, baik yang berasal dari simpanan para
anggota maupun modal yang digali dari luar (hutang).
D. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
Perusahaan maupun koperasi, dalam menjalankan kegiatan
usahanya pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal
agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Laba dalam
koperasi lebih dikenal dengan sisa hasil usaha (SHU).
Menurut Sitio dan Tamba (2001:87), mengemukakan bahwa
-
38
Sisa hasil usaha adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan
total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost)
dalam satu tahun buku.
Adapun menurut Andjar Pachta (2005:56), mengemukakan bahwa
Faktor- faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha terdiri dari 2
faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Salah satu faktor dari dalam yang mempengaruhi sisa hasil usaha
(SHU) adalah modal sendiri dari dalam perusahaan.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, mengemukakan bahwa
Modal yang menangung risiko atau disebut modal ekuiti,
Apabila dalam suatu tahun buku, koperasi menderita kerugian, maka
yang harus menanggung kerugian tersebut adalah komponen modal
sendiri.
Dari uraian di atas, bahwa modal sendiri berpengaruh positif
terhadap sisa hasil usaha. Semakin besar modal sendiri yang diperoleh,
maka semakin besar pula potensi koperasi dalam mengembangkan
usahanya, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan dan meningkatkan
sisa hasil usaha koperasi.
-
39
E. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
(Tahun
Penelitian)
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Teknik
Analisis
Data
Hasil
Penelitian
1 Iromani dan
E.Krit ijad i (1997)
Faktor-faktro
yang
Mempengaruhi
Sisa hasil
usaha
Koperasi Unit
Desa di Jawa
Timur
Variabel
independent:
Faktor-
faktor (X)
Variabel
Dependent:
Sisa hasil
usaha (Y)
Metode
Analisis
data yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
uji
normalitas
data,
koefisien
korelasi
product
moment dan
koefesien
determinasi
Faktor-faktor
jumlah anggota
koperasi,
volume usaha,
jumlah
simpanan, dan
jumlah hutang
mempunyai
pengaruh
terhadap SHU
sebesar 90,97%,
sedangkan
sisanya 9,03%
dipengaruhi
oleh faktor lain
yang tidak
ditelit i.
2 Lubuk Novi
Suryanigrum
(2008)
Pengaruh
modal sendiri
terhadap
perolehan sisa
hasil usaha
(SHU) pada
KPRI
Di kota
semarang
Variabel
independet :
modal
sendiri (X)
Variabel
dependent:
sisa hasil
usaha
(SHU) (Y)
Metode
analisis data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
uji
normalitas
data,
koefesien
korelasi
product
moment dan
koefesien
determinasi
Hasil
penelitiannya
bahwa modal
sendiri
berpengaruh
terhadap
perolehan sisa
hasil usaha
sebesar 51,50%,
sedangkan
sisanya 48,50%
dipengaruhi
oleh faktor lain
yang tidak
ditelit i
3 Muhammad Rizal
(2012)
Pengaruh
volume usaha
dan
permodalan
terhadap sisa
hasil usaha
(SHU) bagian
anggota di
koperasi
simpan pin jam
rukun ikhtiar
bandung
Variabel
independent:
volume
usaha (X1),
permodalan
(X2)
Variabel
dependent:
sisa hasil
usaha
(SHU)
bagian
anggota (Y)
Metode
analisis data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
koefesien
korelasi
product
moment dan
koefesien
determinasi
Hasil pengujian
menunjukkan
bahwa volume
usaha secara
koefisien
determinasi
berpengaruh
terhadap SHU
bagian anggota
sebesar 99,60%
dan permodalan
sebesar 99,20%
dan sisanya
dipengaruhi
faktor lain yang
tidak ditelit i
-
40
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan laba pasti
memerlukan modal. Modal tersebut merupakan sumber pembiayaan untuk
kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha. Oleh karena itu, modal
merupakan satu masalah yang paling penting di dalam menjalankan suatu
usaha, demikian halnya bagi koperasi. Tersedianya modal yang cukup, akan
sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan besarnya volume
usaha. demikian sebaliknya, kurangnya modal bisa menghambat kelancaran
kegiatan usaha. Dengan menjaga kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan
kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang menguntungkan, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan perolehan sisa hasil usaha.
Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan
usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun modal.
Modal koperasi diutamakan berasal dari anggota. Modal anggota tersebut
bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.
Simpanan pokok dan simpanan wajib akan semakin besar jumlahnya apabila
terjadi penambahan anggota, ini berarti modal koperasi menjadi semakin
banyak pula. Namun apabila ada anggota yang keluar karena merasa t idak
sesuai lagi dengan tujuan koperasi, maka simpanan anggota yang akan keluar
tersebut dapat diambil kembali yang mengakibatkan modal koperasi
berkurang. Sehubungan dengan hal tersebut, pengurus dituntut untuk bekerja
keras agar tidak ada anggota yang keluar, sehingga modal yang berasal dari
-
41
Variable Y
Sisa Hasil Usaha
( SHU)
Dengan dimensi :
- Total pendapatan
- Total Biaya
Arifin Sitio dan Halomoan
Tamba ( 2001 : 84 )
simpanan pokok dan simpanan wajib tidak mengalami penurunan. Karena hal
tersebut akan mempengaruhi perolehan sisa hasil usaha, untuk meningkatkan
perolehan SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil
dihimpun oleh koperasi.
Jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh secara teratur serta
kecenderungan meningkat, merupakan faktor yang sangat penting yang perlu
mendapat perhatian dalam menilai kinerja suatu koperasi. Stabilitas usaha
menunjukkan kemampuan koperasi menggunakan modalnya secara efisien
sehingga memperoleh keuntungan yang besar.
Sisa hasil usaha yang diterima anggota, pada dasarnya merupakan
insentif dari modal yang diinvestasikannya, dan dari hasil transaksi yang
dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi
SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Sumber : Arifin Sitio
Variable X
Modal Sendiri
Dengan dimensi :
- Simpanan pokok
- Simpana wajib
- Simpanan Sukarela
- Simpanan Berjangka
- Dana Cadangan
- Hibah
Arifin Sitio dan Halomoan
Tamba ( 2001 : 84 )
-
42
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari
penelitian ini yaitu Terdapat Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa hasil
usaha (SHU) Pada Koperasi INTI Bandung.
-
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2), mengungkapkan bahwa metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulanya.
Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang
signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan
yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Objek
penelitian yang dianalisis di sini adalah laporan keuangan berupa modal
sendiri dan sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi INTI Bandung periode
2008-2012.
Menurut Sugiyono (2010:29), statistik deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Sugiyono (2009:8), mendefinisikan bahwa metode penelitian
kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivesme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
-
44
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Jadi, penelitian deskirptif dengan kuantitatif menjelaskan dan
mendeskripsikan masing-masing variabel dengan menggunakan data berupa
angka kemudian menjelaskan hubungan kedua variabel melalui uji hipotesis.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Pengertian Operasional Variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah :
Segala sesuatu yang berbentuk apa saja diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan.
Berdasarkan judul yang telah dikemukan penulis, yaitu Pengaruh
Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi INTI
Bandung Periode 2008-2012, maka variabel yang diteliti dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Varibel X (Independent)
Variabel Independent atau Variabel bebas, yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahanya atau
timbulnya variabel dependent (terikat). Dalam Penelitian ini yang
merupakan variabel independent atau variabel bebas adalah modal
sendiri.
-
45
b. Variabel Y (Dependent)
Variabel Dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependent pada penelitian ini adalah sisa hasil usaha (SHU).
-
46
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Modal Sendiri
(Variabel X)
Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta) Riyanto (2001:227240)
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Dana Cadangan
Simpanan Sukarela
Simpanan Berjangka
Hibah
Arifin sitio dan halomoan
tamba ( 2001 : 84 )
- Modal Sendiri = (simpanan pokok + simpanan wajib + simpanan sukarela + simpanan berjangka + dana cadangan + hibah)
Tahun 2008 sd 2012
Rasio
Sisa Hasil Usaha
(SHU)
(Variabel Y)
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dalam satu tahun buku. (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba2001;87)
Total Pendapatan
Total Biaya Arifin sitio dan halomoan
tamba ( 2001 : 84 )
SHU = Pendapatan (biaya+Penyusutan+kewajiban Lain + Pajak) Atau SHU = TR TC Ket: TR: Tot. Revenue TC: Tot. Cost
Tahun 2008 sd 2012
Rasio
Sumber : Arifin Sitio
-
47
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian
A. Populasi
Menurut Riduwan (2010 : 54) mengemukakan bahwa, Populasi
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan
modal sendiri dan laporan sisa hasil usaha (SHU) koperasi INTI Bandung
periode 2008-2012.
B. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:118) mengemukan bahwa, Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Karena tidak
semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua oran atau benda
akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang
mewakilinya.
Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:124). Dalam pengambilan
teknik sampling purposive ini, peneliti mempunyai pertimbangan-
-
48
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan
sampel untuk tujuan tertentu agar memudahkan dalam menarik
kesimpulan.
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah laporan
modal sendiri dan laporan sisa hasil usaha (SHU) koperasi INTI Bandung
periode 2008-2012, karena data yang diperoleh selama periode tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:97), mengemukakan bahwa metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda. Adapun sumber teknik
pengumpulan data digolongkan menjadi 2, yaitu:
A. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
peneliti dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Pengumpulan
data dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini, yaitu:
1. Wawancara
Menurut Riduwan (2010:102), mengemukakan bahwa,
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
-
49
2. Pengamatan (Observasi)
Menurut Riduwan (2010:104), mengemukakan bahwa,
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
3. Dokumentasi
Menurut Riduwan (2010:105), mengemukakan bahwa,
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang
relevan dari penelitian.
B. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitianya. Penelitian data
sekunder ini dapat dilakukan dengan penelitian kepustakaan. Penelitian
kepustakaan dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.
Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-
peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-
sumber tertulis baik tercantum maupun elektronik lain.
3.5 Teknik Analisis Data
Rancangan pengujian ini merupakan suatu langkah lanjutan dari
desain penelitian yang telah dibuat untuk membuktikan adanya pengaruh
-
50
modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU). Untuk penelitian dengan
pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis ini berkenaan dengan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang
diajukan. Adapun macam-macam analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari
alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Kegiatankegiatan tersebut antara lain adalah kegiatan
pengumpulan data, pengelompokkan data, penentuan nilai dan fungsi
statistik, serta pembuatan grafik, diagram dan gambar.
Analisis deskriptif ini merupakan metode-metode yang berkaitan
dengan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian suatu data sehingga
memberikan informasi yang berguna dan juga menatanya ke dalam bentuk
yang siap untuk dianalisis. Dengan kata lain, analisis deskriptif ini
merupakan fase yang membicarakan mengenai penjabaran dan
penggambaran termasuk penyajian data. Dalam fase ini dibahas mengenai
ukuran-ukuran statistik seperti ukuran pusat, ukuran sebaran, dan ukuran
lokasi dari persebaran atau distribusi data.
Menurut Sugiyono (2006:142), Analisis deskriptif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
-
51
sebagaimana adanya tanpa bermaksud kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
B. Analisis Inferensial
Analisis inferensial digunakan untuk menganalisis data berdasarkan
sampel dengan maksud untuk mengambil kesimpulan / generalisasi
terhadap populasi. Berikut ini tahapan-tahapan yang digunakan dalam
statistik inferensial :
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mendeteksi apakah
data yang akan digunakan sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis
merupakan data empiris yang memenuhi hakikat naturalistik. Uji
normalitas juga digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov
dengan SPSS 18.
Dasar pengambilan keputusan pada SPSS 18 berdasarkan :
a. Ho ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05
b. Ho tidak dapat ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05
2. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)
Teknik korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik
statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan
persyaratan tertentu. Kegunaan terknik ini bertujuan untuk mengetahui
-
52
derajat hubungan antara variable bebas (Independent) dengan Variabel
terikat (Dependent).
Rumus yang digunakan korelasi PPM :
XY (X).(Y)
(X2 (X)2) . (Y2 (Y)2)
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak
lebih dari harga (-1 r + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya
negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti
korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsumsikan
dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.2
Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Korelasi (+/-) Keeratan Hubungan
0,00 0,199 Sangat Rendah
0,20 0,399 Rendah
0,40 0,599 Cukup Kuat
0,60 0,799 Kuat
0,80 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, (2009:250)
3. Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan
variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefesien
determinan sebagai berikut :
Dimana :
KD = Nilai Koefisien Determinasi
r = Nilai Koefisien Korelasi
KD = r2 X 100
r = n
n n
-
53
4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih
yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk
menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang
tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel
tak bebas dengan simbul Y.
Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel
yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya.
Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan
sebab akibat, yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian,
regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y
dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adala