alternatif strategi pengelolaan taman wisata … · pertamina area panas bumi eksplorasi dan...

166
ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT POPPY OKTADIYANI E 34101006 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Upload: vanduong

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG

KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT

POPPY OKTADIYANI

E 34101006

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 2: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

RINGKASAN

Poppy Oktadiyani. E 34101006. Alternatif Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS. dan Ir. Arzyana Sunkar, MSc.

Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Kamojang merupakan salah satu TWA yang berlokasi di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang ada penggunaan kawasan oleh pihak lain, yaitu Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT. Indonesia Power. Permasalahan yang ada diantaranya adalah banyaknya stakeholder yang mengelola dan menggunakan kawasan, informasi mengenai sumberdaya alam terutama flora, fauna dan geologi yang terdapat di TWA Kawah Kamojang belum banyak diketahui masyarakat luas dan pendapatan TWA Kawah Kamojang yang selama ini relatif kecil, padahal untuk pengembangan kawasan wisata alam memerlukan biaya yang tidak sedikit. Agar TWA Kawah Kamojang dapat mencapai tujuan yang diinginkan, berdasarkan permasalahan yang ada, penggunaan kawasan oleh pihak lain dan belum adanya sistem penilaian obyek dan daya tarik wisata untuk kawasan konservasi, maka perlu disusun suatu strategi yang tepat untuk pengelolaannya yang selama ini belum ada Rencana Pengelolaan TWA Kawah Kamojang secara tertulis. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menyusun alternatif strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang berdasarkan potensi TWA, pengelolaan, potensi pasar wisata dan penggunaan kawasan oleh pihak lain. Penelitian dilaksanakan di TWA Kawah Kamojang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat, selama dua bulan dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2005. Bahan-bahan yang diperlukan yaitu kuesioner, panduan wawancara dan peta lokasi TWA Kawah Kamojang. Alat-alat yang digunakan yaitu kamera, binokuler, Geografis Position System (GPS) dan alat tulis. Data dan informasi yang dikumpulkan yaitu kondisi umum, potensi TWA, pengelolaan, perawatan dan pelayanan, kebijakan, potensi pasar wisata, pengunjung dan penggunaan kawasan oleh pihak lain. Metode pengambilan data melalui studi pustaka dan survei pendahuluan, wawancara dan penelaahan lapang. Analisis data menggunakan skoring modifikasi Pedoman Analisis Daerah Operasi Daya Tarik Wisata Alam Tahun 2003 dari Dirjen PHKA dan analisis SWOT. Potensi TWA Kawah Kamojang terdiri dari daya tarik nilai bobot 780 (sedang), kadar hubungan nilai bobot 1.000 (baik), keadaan penginapan nilai bobot 30 (buruk), sarana dan prasarana nilai bobot 105 (sedang), sarana dan prasarana penunjang nilai bobot 165 (baik), ketersediaan air bersih nilai bobot 720 (sedang) dan hubungan dengan obyek wisata lain nilai bobot 90 (buruk). Pengelolaan, perawatan dan pelayanan nilai bobot 460 (sedang). Potensi pasar wisata TWA Kawah Kamojang lebih bersifat pasar lokal. Pasar wisata lokal yang berpotensi yaitu daerah Kamojang, Paseh, Majalaya, Ciparay, Samarang, Garut Kota dan Cicalengka. Pihak pengguna kawasan (Pertamina Area Panas Bumi EP

Page 3: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Kamojang) dan pengguna kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang (PT. Indonesia Power) cukup mendukung terhadap pengembangan TWA Kawah Kamojang. Strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang berdasarkan analisis SWOT adalah dalam bentuk diversifikasi pengelolaan yang berinti pada kolaborasi pengelolaan. Strategi meliputi perlindungan aspek ekologis, identifikasi flora, fauna dan geologi, sistem pergantian pimpinan, pengembangan sumberdaya manusia, sistem pendanaan, pengembangan kegiatan wisata, pembuatan paket wisata, pengaturan pengunjung, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, promosi dan pemasaran serta komunikasi dan koordinasi antar stakeholder. Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang terdiri dari instansi pemerintah (BKSDA Jawa Barat II, Perum Perhutani KPH Bandung Selatan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut), swasta (Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power), masyarakat (Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang dan masyarakat sekitar) dan lembaga pendukung (Perguruan Tinggi, LSM, pencinta alam, pemerhati lingkungan dan peneliti).

Page 4: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN

TAMAN WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT

POPPY OKTADIYANI

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 5: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Ketua

Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS.

131 124 017

Anggota

Ir. Arzyana Sunkar, MSc.

132 133 962

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS.

131 430 799

Tanggal Lulus :

Judul

Skripsi

: Alternatif Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah

Kamojang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat

Nama : Poppy Oktadiyani

NRP : E 34101006

Page 6: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat meyelesaikan karya ilmiah

yang berjudul “Alternatif Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah

Kamojang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat”, sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan.

Dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS. dan Ir. Arzyana Sunkar, MSc. selaku

dosen pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahannya.

2. Dr. Ir. I Wayan Darmawan, MSc. dan Ir. Kasno, MS. sebagai dosen

penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Departemen Manajemen Hutan.

3. BKSDA Jawa Barat II dan Perum Perhutani KPH Bandung Selatan atas

ijin, fasilitas dan bantuannya selama penelitian berlangsung.

4. Keluarga tercinta : Papap, Mimih dan Eva atas segala kasih sayangnya.

5. Teman-teman Lab. Rekreasi Alam : Tri, Ayu, Siam, Bety, Novita, Erick

dan Bapak Iteng atas inspirasi dan dukungannya.

6. Mba Eva, Mba Resti dan Mba Yun atas masukan dan dukungannya.

7. Teman-teman Lab. SDAF : Aji, Ambang dan Arin atas bantuan pemetaan.

8. Dini, Ichey, Nanang, Andi, Ade, Ari, Aie, Eka, Galuh dan Inggar atas

dukungan, bantuan, dan waktunya.

9. Rekan-rekan seperjuangan KSH ’38 atas segala cerita dan kenangannya.

10. “Kemuning 25 Crew” : Iar, Ayu, Maya, Ima, Bellen, Nawang, Nia dan

Fitri atas kebersamaannya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah

diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan oleh

penulis. Akirnya semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan. Bogor, Januari 2006

Penulis

Page 7: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 15 Oktober 1982,

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Yoyo

Wartoyo, S.Pd dan Euis Komariah. Pendidikan formal penulis

dimulai pada tahun 1988 di TK Merpati Ciamis. Pada tahun 1989

melanjutkan ke SD Negeri IX Ciamis dan lulus pada tahun 1995.

Penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Ciamis dan lulus pada tahun 1998.

Pendidikan selanjutnya ditempuh di SMU Negeri 1 Ciamis dan lulus pada tahun

2001. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis aktif di

Kelompok Pemerhati Burung (KPB) Prenjak Himpunan Mahasiswa Konservasi

Sumberdaya Hutan (HIMAKOVA).

Penulis pernah mengikuti magang di Taman Nasional Gunung Halimun-

Salak (TNGHS) pada tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis mengikuti kegiatan

Surili HIMAKOVA di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan

Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H). Praktek Pengenalan Hutan

dilaksanakan di BKPH Rawa Timur, KPH Banyumas Barat dan BKPH Gunung

Slamet Barat, KPH Banyumas Timur. Praktek Pengelolaan Hutan dilakukan di

KPH Ngawi. Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) dilaksanakan di Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) pada tahun 2005. Pada tahun yang sama

menjadi volunteer dalam acara Asia Europe Environment Forum.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,

penulis melakukan penelitian dengan judul “Alternatif Strategi Pengelolaan

Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa

Barat”, di bawah bimbingan Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS. dan Ir. Arzyana

Sunkar, MSc.

Page 8: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan ........................................................................................................ 2 C. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Wisata Alam .................................................................................. 3 B. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata ..................................... 3 C. Kebijakan Pembangunan dan Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam

C.1. Kebijakan Pembangunan Taman Wisata Alam ................................. 6 C.2. Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam ........................................ 7

D. Wisata Alam .............................................................................................. 10 E. Kegiatan Wisata Alam ............................................................................... 10 F. Potensi Pasar Wisata .................................................................................. 10 G. SWOT ....................................................................................................... 11

III. KONDISI UMUM A. Sejarah Kawasan ....................................................................................... 13 B. Kondisi Fisik

B.1. Letak .................................................................................................. 14 B.2. Tanah, Geologi dan Topografi ........................................................... 14 B.3. Iklim ................................................................................................... 15

C. Kondisi Biologi C.1. Flora ................................................................................................... 15

C.1.1. Vegetasi Hutan Alam .............................................................. 15 C.1.2. Vegetasi Hutan Tanaman ........................................................ 16

C.2. Fauna .................................................................................................. 16 D. Masyarakat Sekitar Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

D.1. Kependudukan .................................................................................. 16 D.1.1. Kepadatan Penduduk ............................................................. 16 D.1.2. Pendidikan ............................................................................. 16

D.2. Ekonomi ............................................................................................ 17 D.2.1. Mata Pencaharian .................................................................. 17

D.3. Budaya .............................................................................................. 18

IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 19 B. Bahan dan Alat

Page 9: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

B.1. Bahan ................................................................................................. 19 B.2. Alat .................................................................................................... 19

C. Metode C.1. Kategori Data ..................................................................................... 19 C.2. Parameter dan Variabel ...................................................................... 20 C.3. Prosedur Kerja Penelitian .................................................................. 25

D. Metode Pengambilan Data D.1. Studi Pustaka dan Survei Pendahuluan ............................................. 25 D.2. Wawancara ........................................................................................ 26 D.3. Pengamatan/Penelaahan Lapang ....................................................... 28

E. Metode Analisis Data E.1. Metode Skoring .................................................................................. 30 E.2. Analisis Deskriptif dan Analisis SWOT ............................................ 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Potensi Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

A.1. Daya Tarik ......................................................................................... 34 A.1.1. Sumberdaya Alam yang Menonjol ......................................... 36 A.1.2. Keunikan Sumberdaya Alam .................................................. 39 A.1.3. Kepekaan Sumberdaya Alam ................................................. 41 A.1.4. Jenis Kegiatan Wisata ............................................................. 42 A.1.5. Ruang Gerak Pengunjung ....................................................... 43 A.1.6. Kebersihan Kawasan .............................................................. 44 A.1.7. Keamanan Kawasan ............................................................... 45

A.2. Kadar Hubungan ................................................................................ 47 A.2.1. Hubungan Lokal ...................................................................... 47 A.2.2. Hubungan Nasional ................................................................. 50

A.3. Keadaan Penginapan ......................................................................... 50 A.4. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 52 A.5. Sarana dan Prasarana Penunjang ....................................................... 57 A.6. Ketersediaan Air Bersih .................................................................... 59 A.7. Hubungan dengan Obyek Wisata Lain di Sekitar

TWA Kawah Kamojang ..................................................................... 60 B. Pengelolaan, Perawatan dan Pelayanan

B.1. Pengelolaan ........................................................................................ 64 B.1.1. Struktur Organisasi .................................................................. 64 B.1.2. Kemantapan Organisasi ........................................................... 65 B.1.3. Personal ................................................................................... 68 B.1.4. Kegiatan Pokok ....................................................................... 69 B.1.5. Sikap Masyarakat .................................................................... 69 B.1.6. Permasalahan Pengelolaan ...................................................... 71

B.2. Perawatan ........................................................................................... 76 B.3. Pelayanan ........................................................................................... 77

C. Kebijakan Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang C.1. Kebijakan BKSDA Jawa Barat II ...................................................... 77 C.2. Kebijakan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

(KPH Bandung Selatan) ..................................................................... 78 C.3. Kebijakan Pertamina Panas Bumi EP Kamojang dan

Page 10: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

PT. Indonesia Power .......................................................................... 78 C.4. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung ...................................... 79 C.5. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut ............................... 81

D. Potensi Pasar ............................................................................................. 82 E. Pengunjung Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

E.1. Keadaan Pengunjung ......................................................................... 84 E.2. Karakteristik Pengunjung ................................................................... 85 E.3. Motif Pengunjung .............................................................................. 86 E.4. Penilaian Pengunjung terhadap Pelayanan ........................................ 87 E.5. Penilaian Pengunjung terhadap Keberadaan Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power ............... 87 E.6. Harapan dan Saran Pengunjung ......................................................... 89

F. Penggunaan Kawasan oleh Pihak Lain F.1. Surat Ijin Pinjam Pakai Kawasan

Taman Wisata Alam Kawah Kamojang ............................................ 94 F.2. Kondisi Kawasan ............................................................................... 96 F.3. Dampak terhadap Lingkungan ........................................................... 96

G. Analisis Pendekatan SWOT ...................................................................... 99 H. Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kamojang .............................. 104

H.1. Inti Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang ................. 105 H.2.Unsur-unsur Strategi Pengelolaan

Taman Wisata Alam Kawah Kamojang ............................................ 107 H.2.1 Perlindungan Aspek Ekologis ............................................... 107 H.2.2. Identifikasi Flora, Fauna dan Geologi ................................... 109 H.2.3. Sistem Pergantian Pimpinan ................................................. 109 H.2.4. Pengembangan Sumberdaya Manusia .................................. 110 H.2.5. Sistem Pendanaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang . 111 H.2.6. Pengembangan Kegiatan Wisata ........................................... 112 H.2.7. Pembuatan Paket Wisata ....................................................... 113 H.2.8. Pengaturan Pengunjung ......................................................... 113 H.2.9. Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ............. 114 H.2.10. Promosi dan Pemasaran ........................................................ 116 H.2.11. Komunikasi dan Koordinasi Antar Stakeholder ................... 117

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 120 B. Saran .......................................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122 LAMPIRAN ....................................................................................................... 126

Page 11: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut tahun 2004........................... 16

Tabel 2. Persentase tingkat pendidikan Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut tahun 2004................................................................ 17

Tabel 3. Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Ibun,

Kabupaten Bandung dan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut tahun 2004................................................................ 17

Tabel 4. Agama yang dianut masyarakat Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut Tahun 2004 .............................................................. 18

Tabel 5. Kondisi umum ..................................................................................... 20 Tabel 6. Potensi TWA Kawah Kamojang .......................................................... 21 Tabel 7. Pengelolaan, perawatan dan pelayanan ............................................... 23 Tabel 8. Kebijakan ............................................................................................ 24 Tabel 9. Potensi pasar wisata TWA Kawah Kamojang .................................... 24 Tabel 10. Pengunjung TWA Kawah Kamojang ................................................. 24 Tabel 11. Penggunaan kawasan oleh pihak lain ................................................. 25 Tabel 12. Matrik SWOT ..................................................................................... 32 Tabel 13. Penilaian kriteria daya tarik TWA Kawah Kamojang ........................ 34 Tabel 14. Daya tarik TWA Kawah Kamojang ................................................... 35 Tabel 15. Penilaian kriteria kadar hubungan TWA Kawah Kamojang .............. 47 Tabel 16. Jumlah kendaraan umum menurut jenis kendaraan di

Kabupaten Garut Tahun 2004 ............................................................ 49 Tabel 17. Jumlah kendaraan umum menurut jenis kendaraan di

Kabupaten Bandung Tahun 2004 ....................................................... 49

Page 12: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 18. Frekuensi kendaraan umum dari berbagai asal pengunjung TWA Kawah Kamojang di Kabupaten Bandung menuju TWA Kawah Kamojang .................................................................... 49

Tabel 19. Penilaian kriteria penginapan radius 15 km dari arah

TWA Kawah Kamojang .................................................................... 52 Tabel 20. Fasilitas dan tarif penginapan dalam radius 15 km dari

TWA Kawah Kamojang ..................................................................... 52 Tabel 21. Penilaian kriteria sarana dan prasarana TWA Kawah Kamojang ..... 52 Tabel 22. Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan Perum Perhutani ............. 53 Tabel 23. Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan

Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang ...................... 53 Tabel 24. Penilaian sarana dan prasarana penunjang TWA Kawah Kamojang .57 Tabel 25. Penilaian kriteria ketersediaan air bersih............................................ 59 Tabel 26. Penilaian kriteria hubungan dengan obyek wisata lain ...................... 60 Tabel 27. Obyek wisata sejenis dengan obyek wisata

TWA Kawah Kamojang dalam radius 50 km..................................... 61 Tabel 28. Obyek wisata tidak sejenis dengan obyek wisata

TWA Kawah Kamojang dalam radius 50 km..................................... 62 Tabel 29. Penilaian kriteria Pengelolaan, perawatan dan pelayanan

TWA Kawah Kamojang ..................................................................... 63 Tabel 30. Rencana pendapatan dan realisasi pendapatan dari

tahun 2000 sampai tahun 2005 ........................................................... 66 Tabel 31. Tarif masuk kawasan TWA Kawah Kamojang.................................. 67 Tabel 32. Tarif pungutan masuk kawasan konservasi........................................ 67 Tabel 33. Asal pengunjung hasil kuesioner pengunjung .................................... 82 Tabel 34. Jumlah penduduk asal pengunjung TWA Kawah Kamojang ............ 83 Tabel 35. Jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan daerah asal

pengunjung TWA Kawah Kamojang ................................................. 84 Tabel 36. Jumlah pengunjung per bulan TWA Kawah Kamojang dari

tahun 2000-bulan September tahun 2005 ........................................... 84

Page 13: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 37. Karakteristik pengunjung TWA Kawah Kamojang .......................... 86 Tabel 38. Motif pengunjung TWA Kawah Kamojang....................................... 87 Tabel 39. Pelayanan pengelola terhadap pengunjung TWA Kawah Kamojang 87 Tabel 40. Penilaian pengunjung terhadap keberadaan Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power ................ 88 Tabel 41. Harapan dan saran pengunjung TWA Kawah Kamojang .................. 90 Tabel 42. Matrik SWOT TWA Kawah Kamojang............................................. 100 Tabel 43. Matrik SWOT pengelolaan wisata alam

TWA Kawah Kamojang .................................................................... 102 Tabel 44. Peranan stakeholder dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang .... 118

Page 14: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan alir proses analisis strategi pengelola

TWA Kawah Kamojang ................................................................. 33 Gambar 2. Jenis-jenis flora yang ditemukan di TWA Kawah Kamojang ........ 37 Gambar 3. Hutan tanaman di TWA Kawah Kamojang .................................... 38 Gambar 4. Kawah-kawah di TWA Kawah Kamojang ..................................... 40 Gambar 5. Variasi kenampakan manifestasi panas bumi

di TWA Kawah Kamojang ............................................................. 41 Gambar 6. Jenis kegiatan wisata di TWA Kawah Kamojang .......................... 43 Gambar 7. Tempat sampah yang masih terbatas .............................................. 45 Gambar 8. Bentuk vandalisme pada batu dekat Kawah Hujan ........................ 45 Gambar 9. Tanggul pohon bekas penebangan liar di belakang pos tiket TWA Kawah Kamojang.................................................................. 46 Gambar 10. Kondisi jalan menuju TWA Kawah Kamojang .............................. 48 Gambar 11. Guest house TWA Kawah Kamojang ............................................ 52 Gambar 12. Sarana dan prasarana yang dikelola oleh Perum Perhutani ............ 55 Gambar 13. Sarana dan prasarana yang dikelola oleh

Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang .................. 56 Gambar 14. Pangkalan angkutan pedesaan (angdes) Kamojang......................... 58 Gambar 15. Penggunaan air bersih di Bumi Perkemahan Kamojang ................. 60 Gambar 16. Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang .................................. 64 Gambar 17. Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang

menurut Rencana Karya Lima Tahun (RKLT) Tahap II ................ 64

Gambar 18. Pencinta wisata Karang Taruna Kamojang sedang bekerja bakti di Bumi Perkemahan Kamojang .................... 70

Gambar 19. Bumi Perkemahan Kamojang ......................................................... 72

Page 15: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Gambar 20. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang .................................... 88 Gambar 21. PT. Indonesia Power........................................................................ 88 Gambar 22. Sarana dan prasarana pengadaan pengguna kawasan pihak lain .... 89 Gambar 23. Papan aturan di TWA Kawah Kamojang ....................................... 91 Gambar 24. Kondisi jalur wisata TWA Kawah Kamojang................................. 92 Gambar 25. Papan petunjuk arah TWA Kawah Kamojang ................................ 93 Gambar 26. Papan peringatan Pertamina di Sumur KMJ-66 .............................. 96 Gambar 27. Strategi Pengelolaan TWA Kawah Kamojang ............................... 105

Page 16: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kriteria Penilaian Potensi TWA Kawah Kamojang,

Pengelolaan, Perawatan dan Pelayanan ....................................... 124 Lampiran 2. Jenis tumbuhan tingkat tinggi di TWA Kawah KAmojang.......... 130 Lampiran 3. Jenis tumbuhan bawah (herba) di TWA Kawah Kamojang ....... 131 Lampiran 4. Jenis tumbuhan epifit di TWA Kawah Kamojang ..................... 132 Lampiran 5. Jenis liana di TWA Kawah Kamojang ......................................... 132 Lampiran 6. Jenis burung di TWA Kawah Kamojang ..................................... 132 Lampiran 7. Jenis mamalia di TWA Kawah Kamojang .................................. 134 Lampiran 8. Jenis primata di TWA Kawah Kamojang .................................... 134 Lampiran 9. Jenis reptil di TWA Kawah Kamojang......................................... 135 Lampiran 10. Jenis amfibi di TWA Kawah Kamojang ...................................... 135 Lampiran 11. Panduan wawancara

11.1. Panduan wawancara dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung/Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dan Garut)..................................... 136 11.2.Panduan wawancara dengan pihak pengelola kawasan TWA Kawah Kamojang (Perum Perhutani KPH Bandung Selatan dan BKSDA Jawa Barat II .................................................................. 136 11.3. Panduan wawancara dengan pihak pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT Indonesia Power ........................................................................... 136 11.4. Panduan wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat.................................................................................... 137 11.5. Panduan wawancara dengan pengunjung ................................. 137

Lampiran 12. Kuisioner untuk para pengunjung ................................................ 138 Lampiran 13. Peta penyebaran kawah di TWA Kawah Kamojang ................... 142

Page 17: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keputusan Dirjen PHPA No. 129/Kpts/DJ-IV/1996, menyatakan bahwa

Taman Wisata Alam (TWA) berfungsi sebagai kawasan yang terutama

dimanfaatkan sebagai kepentingan wisata alam, kawasan perlindungan sistem

penyangga kehidupan dan kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan, satwa

dan keunikan alam. Kemudian dikatakan pula bahwa dalam upaya pencapaian

tujuan pengelolaan kawasan TWA ditata ke dalam blok perlindungan dan blok

pemanfaatan sesuai dengan potensinya. Sarana dan prasarana pengelolaan,

penelitian, pendidikan, dan wisata alam dapat dibangun di blok pemanfaatan yang

dalam pembangunannya harus memperhatikan arsitektur daerah setempat.

Taman Wisata Alam Kawah Kamojang merupakan salah satu TWA yang

berlokasi di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Ditetapkan berdasarkan

surat keputusan Menteri Pertanian No. 110/Kpts-II/1990. Pengelolaan kawasan

oleh BKSDA Jawa Barat II, pengusahaan wisata alam oleh Perum Perhutani KPH

Bandung Selatan dan pengelolaan Bumi Perkemahan Kamojang oleh Kelompok

Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang. Penggunaan kawasan oleh pihak lain,

yaitu Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan penggunaan di sekitar TWA

Kawah Kamojang, yaitu PT. Indonesia Power.

Pengelolaan wisata alam di kawasan konservasi dengan pelibatan beberapa

stakeholder dapat menimbulkan berbagai masalah. Permasalahan yang ada

diantaranya adalah banyaknya stakeholder yang mengelola dan menggunakan

kawasan, informasi mengenai sumberdaya alam terutama flora, fauna dan geologi

yang terdapat di dalam TWA Kawah Kamojang belum banyak diketahui oleh

masyarakat luas dan pendapatan TWA Kawah Kamojang yang selama ini relatif

kecil, padahal untuk pengembangan kawasan wisata alam memerlukan biaya yang

tidak sedikit.

Agar TWA Kawah Kamojang dapat mencapai tujuan yang diinginkan,

berdasarkan permasalahan yang ada, penggunaan kawasan oleh pihak lain dan

belum adanya sistem penilaian obyek dan daya tarik wisata khusus untuk kawasan

konservasi, maka perlu disusun suatu strategi yang tepat untuk pengelolaannya

Page 18: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

yang selama ini belum ada Rencana Pengelolaan TWA Kawah Kamojang secara

tertulis.

Strategi pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) adalah usaha untuk

meningkatkan keberadaan dan pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan

wisata alam, penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan

kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun alternatif strategi

pengelolaan TWA Kawah Kamojang berdasarkan potensi TWA Kawah

Kamojang, pengelolaan, potensi pasar wisata dan penggunaan kawasan oleh pihak

lain.

C. Manfaat Penelitian

1. Memberi masukan bagi Perum Perhutani/KPH Bandung Selatan dan Balai

Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Barat II dalam mengelola TWA

Kawah Kamojang.

2. Memberikan informasi kepada pihak pengelola pengguna kawasan oleh pihak

lain, yaitu Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang, PT. Indonesia Power

dan masyarakat yang berminat untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan

pemanfaatan obyek wisata TWA Kawah Kamojang.

3. Bermanfaat bagi ilmu pengetahuan bidang wisata alam dan kepariwisataan.

Page 19: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taman Wisata Alam (TWA)

Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama

dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (PHKA, 2003a). Sedangkan

menurut PHPA (1996), fungsi TWA adalah sebagai kawasan perlindungan sistem

penyangga kehidupan dan sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis

tumbuhan, satwa dan keunikan alam.

PHPA (1995) menyatakan, TWA dalam penyelenggaraannnya harus

didasarkan atas kelestarian dan merupakan usaha konservasi terhadap flora, fauna

serta ekosistemnya. Kehadiran pengunjung yang diharapkan sebagai sumber

pendapatan devisa dalam usaha pengembangan obyek wisata alam, perlu

perhatian dan pengelolaan yang baik dan benar. Hal ini demi terselenggarannya

obyek-obyek alamiah secara lestari dan tidak mengalami gangguan dan

kerusakan.

B. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan

Pasal 5, pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan cara

mengusahakan, mengelola dan membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan

daya tarik wisata. Pasal 6, pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan

dengan memperhatikan : a) kemampuan untuk mendorong peningkatan

perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya, b) nilai-nilai agama, adat-

istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, c)

kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup dan d) kelangsungan usaha

pariwisata itu sendiri (PHKA, 2003a).

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja,

meningkatkan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor

produktivitas lainnya (Pendit, 1999). Sedangkan menurut Robert McIntosh dan

Shashikant Gupta (1980) dalam Pendit (1999), pariwisata adalah gabungan gejala

Page 20: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan

rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani

wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.

Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam. Di dalamnya juga

menyangkut usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (PHKA, 2003a).

Kebijaksanaan kepariwisataan dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu

yang mempengaruhi kehidupan kepariwisataan itu sendiri. Segala persoalan

ditimbulkan oleh adanya sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari

seseorang yang merasa asing oleh sebab keadaannya sendiri dipindahkan dari

keadaan sehari-harinya yang biasa di rumahnya sendiri ke tempat baru, di mana

kemudian kebutuhan-kebutuhan lain yang menyangkut paut peraturan dan

tindakan politik pemerintah dalam bidang pariwisata (Pendit, 1999).

Selain perhatian-perhatian pemerintah terhadap promosi dan

pengembangan pariwisata secara sistematis, sebagaimana tercermin dalam

pembentukan atau pengakuan terhadap Organisasi Pariwisata Nasional, perlu juga

perhatian ulang mengarahkan pariwisata ke dalam pengawasan dan kebijaksanaan

negara tanpa menghambat inisiatif swasta. Semua itu jika dilihat pentingnya

pariwisata dan sudut pandang ekonomi, sosial, budaya dan politik (Wahab, 1989).

Ruang lingkup kegiatan pemerintah dalam kepariwisataan dewasa ini

bervariasi menurut kepentingan keterlibatan negara dalam kepariwisataan dan

kondisi yang terjadi dalam negara itu (sistem politik, ekonomi, perundang-

undangan, perkembangan sosial ekonomi, tingkat perkembangan pariwisata,

tingkat kematangan badan usaha swasta serta kemampuan keuangan). Intervensi

negara dalam bidang pariwisata condong harus diperluas dan ditambahkan terus

dengan harapan utama untuk merumuskan dan merencanakan pertumbuhan

pariwisata dan membuka jalan untuk mencapai tujuan-tujuan utama dari kebijakan

pariwisata (Wahab, 1989).

Fungsi lain yang penting dari negara dalam pariwisata yaitu mengawasi

standar dan kualitas jasa-jasa wisata baik melalui Organisasi Pariwisata Nasional

maupun departemen-departemen yang lain. Perluasan pengawasan adalah

sebagian dari kebijakan pariwisata nasional yang harus diungkap dalam

Page 21: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

ketentuan-ketentuan hukum, agar berbagai badan usaha pariwisata baik milik

negara, swasta dan asing, dapat melihat dengan jelas tempat mereka berada dan

memperbaiki kebijakan-kebijakan mereka sebagaimana mestinya. Suatu kebijakan

yang moderat, mantap, jelas, dan tegas sangat didambakan di seantero negara

pariwisata, tanpa memandang sistem ekonomi dan politiknya yang bermacam-

macam (Wahab, 1989).

Manajemen pariwisata tidak terbatas pada kawasan, obyek, dan daya tarik

wisatanya saja, tetapi juga para wisatawan dan berbagai unsur penunjangnya.

Nuansa pariwisata perlu sekali diciptakan, agar dapat meningkatkan gairah dan

suasana kegiatan pariwisata, hingga mudah untuk melaksanakan manajemennya

(Darsoprajitno, 2002).

Pengusahaan pariwisata alam bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan

gejala keunikan dan keindahan alam yang terdapat dalam zona pemanfaatan

taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. Pengusahaan

pariwisata alam berupa usaha sarana pariwisata alam. Jenis-jenis usaha sarana

pariwisata alam meliputi usaha akomodasi, makanan dan minuman, sarana wisata

tirta, angkutan wisata, cinderamata, dan sarana wisata budaya (PHKA, 2003a).

Pengembangan ekowisata di Indonesia mempunyai kendala dan

kelemahan dalam hal pendanaan dan sumberdaya manusia. Mengatasi

permasalahan pengembangan ekowisata dibutuhkan suatu kerjasama dan

kemitraan yang bersifat lintas sektoral, baik di tingkat lokal, nasional, dan

internasional. Banyaknya negara yang terlibat dalam pengembangan ekowisata

dibutuhkan suatu bentuk kemitraan yang bersifat sinergis, saling menguntungkan,

tidak bersifat eksploitatif, adil dan transparan (Sudarto, 1999).

Guna membantu industri pariwisata, negara dapat mengambil berbagai

langkah mulai dari memantapkan suatu situasi yang layak bagi investasi swasta

sampai pada pengeluaran ketentuan-ketentuan yang menjamin kestabilan

ekonomi, dan secara aktif mempersiapkan para investor dalam pariwisata dengan

subsidi-subsidi yang luar biasa. Stabilitas ekonomi merupakan persyaratan pokok

untuk mendorong para investor dalam pariwisata. Persiapan suatu rencana

pengembangan pariwisata adalah indikasi baik tentang kesediaan negara untuk

menunjang dan membantu industri pariwisata (Wahab, 1989).

Page 22: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

C. Kebijakan Pembangunan dan Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam

C.1. Kebijakan Pembangunan Taman Wisata Alam

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan

Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, taman wisata alam dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam dan rekreasi, penelitian dan

pengembangan, pendidikan dan kegiatan penunjang budidaya (PHKA, 2003a).

Menurut Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 687/Kpts-II/1989 tentang

Pengusahaan Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman

Wisata Laut Pasal 11, dalam pembangunan sarana dan prasarana pengusahaan

obyek wisata alam serta pengelolaannnya, pemegang ijin wajib mendasarkan pada

Rencana Karya Pengusahaan (Perum Perhutani, 1994).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman

Hutan Raya dan Taman Wisata Alam Pasal 4, usaha sarana pariwisata alam

diselenggarakan dengan persyaratan sebagai berikut : a) luas kawasan yang

dimanfaatkan untuk pembangunan sarana dan prasarana pariwisata alam

maksimum 10 % dari luas zona pemanfaatan, b) bentuk bangunan bergaya

arsitektur budaya setempat dan c) tidak mengubah bentang alam yang ada

(PHKA, 2003a).

Mackinnon et al. (1990), mengatakan bahwa dalam pembangunan

kawasan yang dilindungi, tiap negara memiliki pertimbangan kebijaksanaan yang

khas tersendiri. Ada kawasan yang ditetapkan terutama bagi kepentingan

penelitian ilmiah atau pengawetan suatu ekosistem atau spesies yang terancam

punah. Kawasan lain melayani kombinasi berbagai tujuan termasuk rekreasi dan

perlindungan nilai-nilai budaya.

Dasar-dasar kebijaksanaan dalam pembangunan TWA menurut PHPA

(1995), menyatakan bahwa dalam mewujudkan pembangunan TWA sebagai

kekayaan alam untuk dimanfaatkan guna kepentingan dan kebijaksanaan rakyat

semaksimal mungkin, atas dasar pelestarian alamnya. Obyek wisata alam tersebut

dengan keunikan dan keindahan alamnya baik flora maupun faunanya serta

kondisi alam sendiri, dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dalam hal

rekreasi alam dan pendidikan serta sosial budaya.

Page 23: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pengembangan integrasi dan koordinasi dapat dilakukan melalui,

koordinasi dengan lintas sektoral sejak penyusunan rencana pengelolaan sampai

pada tahap pelaksanaan pengelolaan kawasan dan pengembangannya. Bersama-

sama organisasi pemerintah dan non-pemerintah, baik dalam maupun luar negeri,

dan masyarakat mengembangkan suatu sistem kemitraan dalam upaya

pengelolaan maupun pengembangan TWA. Pembinaan daerah penyangga dititik

beratkan pada pengikutsertakan secara aktif masyarakat sekitar dalam

pengembangan wisata alam di kawasan tersebut (PHPA, 1996).

C.2. Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA)

Strategi menurut Andrews (1980) dan Chaffe (1985) dalam Rangkuti

(2000) adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders

debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan

sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima

keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan

oleh perusahaan.

Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat

secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat

mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal (Rangkuti, 2000). Adapun tujuan

pengelolaan menurut PHPA (1996) adalah terjaminnya kelestarian kondisi

lingkungan kawasan TWA, terjaminnya potensi kawasan TWA dan optimalnya

pemanfaatan TWA untuk wisata alam, penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan,

menunjang budidaya, budaya, bagi kesejahteraan masyarakat. Begitu pula

menurut Jubenville et al. (1987), pengelolaan di kawasan yang digunakan sebagai

tempat rekreasi dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan ketersediaan

sumberdaya rekreasi, pengelolaan pengunjung dan pelayanan.

Pengelolaan rekreasi alam merupakan suatu sistem terbuka yang secara

langsung dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di luar sistem, organisasi dan

batas hukumnya. Menejemen rekreasi alam di dalamnya terdapat tiga input utama,

yaitu pengunjung, sumberdaya alam dan pengelolanya. Sumberdaya alam

merupakan media di mana kegiatan rekreasi tersebut dilaksanakan dan harus

dikelola agar dapat memberikan kepuasan bagi para pengunjung. Pengelolaan

Page 24: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

mengkoordinasikan kegiatan dengan pelayanan dan sumberdaya yang ada dengan

kebutuhan para pengunjung (Jubnville et al, 1987).

Pengelolaan suatu obyek wisata alam merupakan bagian strategi

pelindungan alam. Tujuan pengelolaannya harus sejalan dengan tujuan

pengelolaan suatu kawasan konservasi. Hal ini berarti, bahwa pengelolaan harus

dilandasi peraturan ketat perihal konservasi. Asas inilah yang kurang diperhatikan

di banyak obyek wisata alam Indonesia khususnya yang berlokasi di luar kawasan

konservasi yang dikelola oleh Departemen Konservasi (Ko, 2001).

Menurut Riyanto (2004a), tujuan pengelolaan Kawasan Suaka Alam

(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah mengusahakan terwujudnya

kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga

dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu

kehidupan manusia. Sedangkan pengelolaan kawasan dilakukan sesuai dengan

fungsi kawasan, yaitu :

a. Sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.

b. Sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan atau satwa

beserta ekosistemnya.

c. Untuk pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Kawasan wisata alam berdasarkan PHPA (1996) dalam upaya pencapaian

tujuan pengelolaan, kawasan TWA ditata ke dalam blok perlindungan dan blok

pemanfaatan sesuai dengan potensinya. Blok perlindungan dapat dilakukan

kegiatan monitoring sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta wisata

terbatas, dibangun sarana dan prasarana untuk kegiatan monitoring dan tidak

dilakukan kegiatan yang bersifat merubah bentang alam. Blok pemanfaatan dapat

dilakukan kegiatan pemanfaatan kawasan dan potensinya, pengusahaan wisata

alam, kegiatan penangkaran, dibangun sarana dan prasarana pengelolaan.

Menurut PHPA (1996), prinsip pengelolaan TWA, yaitu :

1. Pendayagunaan potensi TWA (tumbuhan, satwa, ekosistem, dan daya tarik

obyek wisata) untuk kegiatan wisata alam, penelitian, ilmu pengetahuan,

pendidikan, penyedia plasma nutfah untuk budidaya, diupayakan tidak

mengurangi luas dan merubah fungsi kawasan.

Page 25: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

2. Dalam upaya pencapaian tujuan pengelolaan kawasan TWA ditata ke dalam

blok perlindungan dan blok pemanfaatan sesuai dengan fungsinya.

Menurut PHPA (1996), pengelolaan potensi kawasan TWA, meliputi

inventarisasi dan identifikasi potensi kawasan serta penanganan hasil-hasil

melalui sistem database, pengembangan sistem pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan kondisi dan potensinya, pembinaaan habitat, pembinaan populasi

tumbuhan dan satwa, rehabilitasi kawasan, penyediaan plasma nutfah untuk

menunjang kegiatan budidaya, pengkayaan dan penangkaran jenis untuk

kepentingan penelitian. Sedangkan pengelolaan wisata alamnya meliputi

inventarisasi dan identifikasi obyek dan daya tarik wisata alam; inventarisasi,

identifikasi dan analisis sosial ekonomi dan budaya masyarakat, kecenderungan

pasar (pengunjung), kebijaksanaan sektor kepariwisataan daerah, dan ketersediaan

sarana dan prasarana pendukung yang berada di sekitar kawasan; peningkatan

peran serta masyarakat sekitar kawasan dalam kesempatan dan peluang usaha dan

kerja peningkatan kesejahteraan; penjagaan keunikan dan keindahan alam serta

mutu kondisi lingkungan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya; pemasaran

obyek wisata alam dan pengusahaannya.

Tata laksana pengelolaan yang mengacu pada kualitas dan kuantitas

obyek, biasanya lebih menyakinkan dan hasilnya lebih mantap. Jika

pengelolaannya baik dan benar, kemungkinan timbulnya dampak negatif dapat

dengan mudah diperhitungkan (Darsoprajitno, 2002).

Perencanaan pengelolaan adalah suatu rencana bersifat umum dalam

rangka pengelolaan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata

Alam yang disusun oleh menteri. Rencana karya pengusahaan pariwisata dalam

kawasan yang bersangkutan, yang dibuat oleh pengusaha pariwisata alam yang

didasarkan pada rencana pengelolaan alam hayati dan ekosistemnya (PHKA,

2003a).

Menurut PHKA (2003b), kriteria yang dipakai untuk menilai daerah

operasi obyek dan daya tarik wisata alam adalah daya tarik (potensi kawasan),

potensi pasar, kadar hubungan, kondisi lingkungan, pengelolaan dan pelayanan,

iklim, akomodasi, prasarana dan sarana penunjang, ketersediaan air bersih,

Page 26: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

hubungan dengan obyek wisata lain, keamanan, daya dukung, pengaturan

pengunjung, pemasaran dan pangsa pasar.

D. Wisata Alam

Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

tersebut yang dilakukan secara suka rela serta bersifat sementara untuk menikmati

pada keunikan dan keindahan alam di taman nasional, taman hutan raya dan,

taman wisata alam (PHKA, 2003a). Begitu pula menurut Yoeti (2000), wisata

alam adalah kegiatan perjalanan sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara

sukarela serta bersifat sementara, untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan

alam. Sedangkan menurut Suwantoro (2002), wisata alam adalah bentuk kegiatan

wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan. Dan

menurut Rahardjo (2005), wisata alam adalah wisata yang didasarkan pada

kunjungan ke kawasan alami.

E. Kegiatan Wisata Alam

Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata pendidikan,

penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di dalam obyek wisata

(Suwantoro, 2002). Hal serupa diungkapkan oleh Persatuan Peminat dan Ahli

Kehutanan (1987), kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan wisata,

pendidikan, penelitian, kebudayaan, serta cinta alam yang dilakukan di dalam

obyek wisata alam. Kegiatan-kegiatan wisata alam yang boleh dilakukan di taman

nasional dan hutan wisata adalah rekreasi biasa, berkemah, mendaki, berenang,

snorkeling, menyelam, berselancar air dan angin, penelusuran gua serta penelitian.

Menurut PHPA (1996), kegiatan wisata alam di dalam kawasan konservasi

diarahkan pada upaya pendayagunaan potensi obyek wisata alam dengan tetap

memperhatikan prinsip keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan

pelestarian alam.

F. Potensi Pasar Wisata

Pasar wisata menurut Soekadijo (2000), adalah daerah sumber wisatawan.

Potensi pasar untuk menentukan jenis permintaan yang ada di pasar wisata,

Page 27: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

berupa bentuk dan harga perjalanan wisata yang dikehendaki oleh pasar.

Sedangkan menurut Wahab et al. (1997), pasar wisata adalah permintaan yang

nyata atau yang masih potensial akan sesuatu produk wisata tertentu yang

didasarkan pada sesuatu motivasi perjalanan. Pasar wisata maksudnya adalah

mereka yang melakukan perjalanan atau bepergian ke suatu daerah tertentu

(negara atau kawasan) untuk memenuhi suatu kebutuhan yang mendorong untuk

bepergian atau menetapkan untuk bepergian sebagai suatu masalah pokok.

Pasar wisata dapat ditemukan dengan menggunakan indikator pasar yang

pertama, jauh-dekatnya letak suatu daerah dari daerah yang lain menunjukkan

bahwa daerah itu mudah atau sulit dikembangkan menjadi daerah sumber

wisatawan atau pasar wisata bagi daerah yang lain. Dekat dan jauh tidak diukur

dengan jarak, akan tetapi harus diukur berdasarkan kenyamanan (comfort), waktu

dan biaya (rate) yang diperlukan untuk perjalanan dari daerah yang satu ke daerah

yang lain. Kedua, untuk daerah-daerah yang sedikit banyak telah mendapat

kunjungan wisata. Ketiga, dapat dilihat adanya transferabilitas yang menunjukan

bahwa daerah yang satu dapat berinteraksi dengan daerah yang lain (Soekadijo,

2000).

Menurut PHKA (2003b), unsur-unsur potensi pasar meliputi jumlah

penduduk per propinsi dimana obyek berada dibandingkan dengan kepadatan

penduduk. Selain itu tingkat kebutuhan wisata yang meliputi tingkat pendaptan

per kapita, tingkat kesejahteraan, tingkat kejenuhan, kesempatan dan perilaku

berwisata.

G. SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara

bersama dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats)

(Rangkuti, 2000). Begitu juga menurut Rahardjo (2005), SWOT adalah sebuah

metode analisis dengan mengkaji kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Page 28: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Strength atau kekuatan adalah kondisi, karakter, ciri, sumberdaya dan lain-

lain yang bernilai positif. Kekuatan juga bisa dimaknai sebagai hal-hal positif dari

dalam. Weakness atau kelemahan adalah kondisi yang menyangkut aspek-aspek

negatif atau kelemahan dari dalam. Opportunities atau peluang kondisi di luar

yang menyangkut aspek-aspek positif. Peluang juga menggambarkan suatu

keadaan dimana kalau tidak dimanfaatkan maka akan merasa rugi. Threat atau

ancaman adalah kondisi di luar yang menyangkut aspek-aspek negatif dan akan

mempengaruhi. Ancaman ini dapat berupa perilaku orang luar, kebijakan politik

pemerintah, konflik politik dan sebagainya (Rahardjo, 2005).

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan

Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi

dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportinities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths)

dan kelemahan (weaknesses) (Rangkuti, 2000).

Selanjutnya Rangkuti (2000), menyatakan alat yang dipakai untuk

menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan

alternatif strategi .

Beranekaragam faktor harus diperhitungkan dalam analisis yang bersifat

strategis, sehingga terpilihnya suatu alternatif tertentu yang diyakini merupakan

keputusan yang paling tepat. Para pakar sependapat bahwa instrumen untuk

menilai berbagai faktor yang layak diperhitungkan yakni analisis SWOT dan

pendekatan matriks (Siagian, 2002 dalam Winarno, 2004).

Page 29: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

III. KONDISI UMUM

A. Sejarah Kawasan

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat,

Kamojang merupakan nama lain dari Kampung Pangkalan. Pangkalan dapat

diartikan sebuah tempat untuk berkumpul. Pada masa pemerintahan Belanda,

kawasan ini dipergunakan oleh orang-orang Belanda sebagai tempat berkumpul

untuk beristirahat mencari ketenangan dan juga tempat melakukan berbagai

penelitian. Pada masa perang kemerdekaan, kawasan ini merupakan basis

pertahanan oleh para pemberontak Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia

(TII). Sedangkan menurut kuncen TWA Kawah Kamojang, Kamojang berasal

dari kata mojang cantik. Ceritanya, di kawasan ini pernah hidup seorang

perempuan yang cantiknya begitu kesohor di tatar Sunda.

Sejak dibukanya kawasan ini pada masa pemerintahan penjajahan Belanda

hingga era tahun 1970-an, kawasan ini merupakan tempat persinggahan dan

bermalam bagi orang yang melakukan perjalanan dari Bandung dan sekitarnya

menuju Garut, begitu pula sebaliknya.

Pada masa pemerintahan Belanda, sekitar tahun 1926-1928 oleh Belanda

telah dilakukan penyelidikan yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber panas

bumi di Kamojang. Pada masa itu telah dilakukan eksplorasi dengan pemboran

lima sumur pemboran dangkal dengan kedalaman antara 66 m sampai dengan 128

m, karena situasi pada saat itu tidak memungkinkan maka usaha untuk

mengembangkan panas bumi di Kamojang dihentikan (Pertamina, 2003).

Sedangkan menurut hasil analisis dokumen surat keputusan, kronologis

pengelolaan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

170/Kpts/Um/3/1979 tanggal 13 Maret 1979, Kelompok Hutan Kawah Kamojang

ditunjuk sebagai Cagar Alam Kawah Kamojang seluas 7.500 Ha dan TWA

Kawah Kamojang seluas 500 Ha. Berdasarkan hasil pengukuran dan penataan

batas tahun 1982 yang tertuang dalam Berita Acara Tata Batas tanggal 7 Agustus

1982, luas CA Kawah Kamojang adalah 7.805 Ha. Sedangkan penetapan menjadi

Page 30: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

CA Kawah Kamojang dan TWA Kawah Kamojang seluas 8.286 Ha (CA : 7.805

Ha dan TWA : 481 Ha) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

110/Kpts-II/1990 tanggal 14 Maret 1990. Berdasarkan Keputusan Menteri

Kahutanan nomor 433/Kpts-II/1994 tanggal 5 Agustus 1994 menetapkan lahan

kompensasi seluas 12,196 Ha menjadi bagian CA sehingga luas CA Kawah

Kamojang menjadi 7.817,196 Ha dan luas TWA Kawah Kamojang 481 Ha.

Ijin pengusahaan wisata alam di TWA Kawah Kamojang diberikan kepada

Perum Perhutani Unit II Jawa Barat dan Banten (KPH Bandung Selatan),

berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor 284/Kpts-II/1990 tanggal 4

Juni 1990 (Perum Perhutani, 1994).

B. Kondisi Fisik

B.1. Letak

Taman Wisata Alam Kawah Kamojang berdasarkan Peta Lokasi TWA

Kawah Kamojang skala 1 : 25.000 dan Perum Perhutani (1997), berada pada

koordinat 07000’12’’ – 07006’57’’ Lintang Selatan (LS) dan 107031’35’’ –

107053’50’’ Bujur Timur (BT). Menurut administrasi pemerintahan, kawasan

konservasi TWA Kawah Kamojang terletak dalam dua wilayah, yaitu Desa

Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan Desa Randukurung,

Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Berdasarkan Peta Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat skala 1 : 1.000.000 dan BKSDA Jawa Barat II (2003), batas-

batas kawasan TWA Kawah Kamojang adalah :

• Sebelah Utara : Kecamatan Paseh dan Ibun, Kabupaten Bandung

• Sebelah Barat : Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung

• Sebelah Timur : Kecamatan Leles dan Tarogong, Kabupaten Garut

• Sebelah Selatan : Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut

B.2. Tanah, Geologi dan Topografi

Jenis tanah di kawasan TWA Kawah Kamojang berdasarkan Peta Tanah

TWA Kawah Kamojang skala 1 : 25.000 dan Perum Perhutani (1997), seluruhnya

Page 31: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

terdiri dari jenis tanah andosol yang berasal dari bahan batuan induk, basis dan

intermedia dengan fisiografi gunung berapi. Geologi kawasan TWA Kawah

Kamojang berdasarkan Peta Geologi TWA Kawah Kamojang dan Perum

Perhutani (1997), seluruhnya terdiri dari batuan kuarter hasil gunung api yang tak

teruraikan. Berdasarkan Peta Topografi TWA Kawah Kamojang skala 1 : 25.000

dan Perum Perhutani (1997), TWA Kamojang memiliki topografi lapang

sebagaian besar berbukit dengan lereng lapang terjal, pada beberapa tempat

terdapat areal dengan kelerengan lapangan datar, landai sampai bergelombang.

Daerah yang memiliki topografi yang datar terletak di blok pangkalan yang

merupakan areal pemukiman dan pusat pengelolaan TWA Kawah Kamojang.

TWA Kawah Kamojang berada pada ketinggian antara 1.400 – 1.800 meter di

atas permukaan laut (mdpl).

B.3. Iklim

Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, daerah TWA Kawah

Kamojang termasuk ke dalam tipe iklim D dengan curah hujan rata-rata 2.400 mm

per tahun atau rata-rata curah hujan harian 213 mm per hari. Musim hujan

berlangsung antara bulan September sampai bulan Maret dan musim kemarau

antara bulan April sampai bulan Agustus. Temperatur udara sepanjang tahun

cukup rendah yaitu antara 8,4 0C – 24,9 0C dan temperatur udara rata-rata 16,7 0C

dengan kelembaban udara rata-rata tahunan relatif tinggi yaitu 87 % (BMG, 2004

dalam BKSDA Jawa Barat II dan IPB, 2005).

C. Kondisi Biologi

C.1. Flora

TWA Kawah kamojang termasuk formasi hutan hujan tropika (tropical

rain forest) tipe hutan pegunungan (mountana forest) dan merupakan hutan

campuran. Terdapat dua kelompok tipe vegetasi, yaitu vegetasi hutan alam dan

vegetasi hutan tanaman.

Page 32: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

C.1.1. Vegetasi Hutan Alam

Jenis flora di kawasan TWA Kawah Kamojang didominasi oleh jenis

Pasang (Quercus javanica), Saninten (Castanopsis argentea), Jamuju

(Podocarpus imbricatus), Kihujan (Engelhardtia spicata), Kitebe (Sloanea sigun)

dan Kitambaga (Eugenia cumini), Kiara (Ficus glabela), Kibeureum (Viburnum

sambucinum), Cangkuang (Pandanus sp.) dan Paku-pakuan (Dyplazzium sp.)

(BKSDA Jawa Barat II, 2003).

C.1.2. Vegetasi Hutan Tanaman

Hutan tanaman di kawasan TWA Kawah Kamojang seluas 10,5 Ha. Jenis

hutan tanaman ini yaitu jenis Rasamala (Altingia excelsa) yang ditanam tahun

1942 dan hutan tanaman Pinus (Pinus merkusii) yang ditanam tahun 1969 (Perum

Perhutani, 2004).

C.2. Fauna

Jenis satwa yang ada di TWA Kawah Kamojang, meliputi Macan tutul

(Panthera pardus), Musang (Paradoxurus hermaproditus), Trenggiling (Manis

javanica), Surili (Presbytis comata), Lutung (Trachypithecus auratus) dan

Kutilang (Pycnonotus aurigaster) (BKSDA Jawa Barat II, 2003).

D. Masyarakat Sekitar Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

D.1. Kependudukan

D.1.1. Kepadatan Penduduk

Berdasarkan tabel luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan

penduduk, terlihat bahwa Kecamatan Samarang memiliki kepadatan penduduk

yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Ibun. Pertumbuhan penduduk

dan kepadatan penduduk tersebut disebabkan oleh relatif besarnya pendatang

karena di Kecamatan Samarang lebih berpotensi untuk berbagai mata

pencaharian.

Page 33: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 1. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kecamatan

Ibun, Kabupaten Bandung dan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut

Tahun 2004

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

1 Ibun 54,5653 68.104 1.248,12

2 Samarang 5,9710 65.201 10.919,61

Jumlah 60,5363 133.305 12.167,73

Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2004) dan BPS Kabupaten Garut (2004)

D.1.2. Pendidikan

Lulusan Sekolah Dasar (SD) atau pendidikan sederajatnya merupakan

lulusan yang paling dominan dalam masyarakat sekitar TWA Kawah Kamojang,

baik di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dengan persentase 70,3% maupun

di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut dengan persentase 61,15 %. Hal ini

terjadi karena masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat disamping untuk

melanjutkan sekolah ke jenjang lanjutan harus ke luar kecamatan.

Tabel 2. Persentase tingkat pendidikan Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan

Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut Tahun 2004

No Tingkat Pendidikan Kecamatan Ibun (%) Kecamatan Samarang (%)

1 SD/MI 70,33 61,15

2 SLTP/MTs 25,37 26,02

3 SMU/MA 4,30 12,83

4 PT - -

Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2004) dan BPS Kabupaten Garut (2004)

D.2. Ekonomi

D.2.1. Mata Pencaharian

Masyarakat di sekitar TWA Kawah Kamojang rata-rata mata pencaharian

sebagai petani, buruh swasta, pedagang, buruh tani dan Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Dilihat dari jenis mata pencahariannya bertani merupakan mata

pencaharian utama. Sifat dari mata pekerjaan mereka ada yang sepanjang tahun

dan musiman. Pekerjaan sepanjang tahun seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Page 34: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

pedagang, dokter dan TNI/POLRI. Sedangkan untuk pekerjaan musiman, seperti

petani, buruh tani dan buruh swasta. Khusus untuk masyarakat Desa Laksana,

Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung banyak pekerja musiman dengan sistem

kontrak. Hal ini disebabkan karena adanya Pertamina Area Panas Bumi EP

Kamojang dan PT. Indonesia Power yang merekrut tenaga kerja masyarakat

sekitar untuk kegiatan musiman seperti pembersihan mesin-mesin, supir untuk

kegiatan pemboran panas bumi dan tenaga pemboran panas bumi.

Tabel 3. Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan

Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut Tahun 2004

No Mata Pencaharian Kecamatan Ibun (Orang) Kecamatan Samarang (Orang)

1 Petani 3.281 4.117

2 Buruh tani 1.284 1.682

3 Buruh swasta 3.894 42

4 Pegawai Negeri Sipil 241 586

5 Pengrajin 146 31

6 Pedagang 1.363 2.439

7 Peternak 128 2

8 Nelayan - -

9 Montir 34 7

10 Dokter - 2

11 Guru swasta 15 6

12 Penjahit 16 9

13 Supir 53 42

14 TNI/POLRI 6 237

15 Pertukangan 73 -

16 Pertambangan - -

17 Pensiunan - -

Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2004) dan BPS Kabupaten Garut (2004)

D.3. Budaya

Adat istiadat masyarakat di sekitar TWA Kawah Kamojang pada

umumnya sama dengan masyarakat Suku Sunda lainnya di Jawa Barat. Di

Kamojang tidak ada kesenian, upacara adat dan kerajinan yang khas. Hubungan

antara masyarakat desa pada umumnya sangat erat. Hal ini ditunjukkan masih

Page 35: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

hidupnya kelembagaan gotong royong, terutama dalam pekerjaan kerja bakti

dalam pembangunan sarana ibadah (mesjid dan langgar), membangun rumah

penduduk, kantor desa, membuat saluran air serta jalan desa. Pola hidup sehari-

hari mereka juga masih kuat dipengaruhi oleh norma agama Islam karena

mayoritas beragama Islam.

Agama yang dianut oleh masyarakat sekitar TWA Kawah Kamojang

adalah Islam (100%), baik di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung maupun di

Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut (Tabel 4).

Tabel 4. Agama yang dianut masyarakat Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung

dan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut tahun 2004

Jumlah Pemeluk Agama (Jiwa) No Agama

Kecamatan Ibun Kecamatan Samarang

1 Islam 68.104 65.201

2 Protestan - -

3 Katolik - -

4 Hindu - -

5 Budha - -

6 Konghucu - -

7 Lainnya - -

Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2004) dan PBS Kabupaten Garut (2004)

Page 36: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat, selama dua bulan, yaitu dari bulan Juli

sampai bulan Agustus 2005.

B. Bahan dan Alat

B.1. Bahan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kuesioner, panduan

wawancara (Pemerintah Daerah Garut/Pemerintah Daerah Bandung, pengelola

TWA Kawah Kamojang, pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang

serta PT. Indonesia Power, tokoh masyarakat, masyarakat dan pengunjung) dan

peta lokasi TWA Kawah Kamojang.

B.2. Alat

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kamera, binokuler,

Geografis Position System (GPS) tipe Magellan GPS 4000 XL dan alat tulis

menulis.

C. Metode

C.1. Kategori Data

Data dan informasi yang dikumpulkan (Tabel 5 – Tabel 11). Data dan

informasi tersebut dapat dikelompokan menjadi tujuh kategori, yaitu :

1. Kondisi umum, meliputi sejarah kawasan, kondisi fisik, kondisi biologi

serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat (Tabel 5).

2. Potensi TWA Kawah Kamojang, meliputi daya tarik, kadar hubungan,

keadaan penginapan, sarana dan prasarana, sarana dan prasarana

penunjang, tersedianya air bersih dan hubungan dengan obyek wisata lain

di sekitar kawasan (Tabel 6).

3. Pengelolaan, perawatan dan pelayanan, meliputi struktur organisasi,

kemantapan organisasi, personal, kegiatan pokok, perawatan sarana dan

prasarana serta mutu pelayanan (Tabel 7).

Page 37: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

4. Kebijakan, meliputi kebijakan dari BKSDA Jawa Barat II, Perum

Perhutani KPH Bandung Selatan, Pertamina Area Panas Bumi EP

Kamojang, PT. Indonesia Power, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

dan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Tabel 8).

5. Potensi pasar wisata TWA Kawah Kamojang, meliputi daerah asal

pengunjung, jumlah penduduk dan lokasi (jarak, waktu perjalanan dan

biaya perjalanan ) (Tabel 9).

6. Pengunjung, meliputi keadaan pengunjung, karakteristik pengunjung,

motif pengunjung, penilaian pengunjung serta harapan dan saran (Tabel

10).

7. Penggunaan kawasan oleh pihak lain, meliputi administrasi, kondisi

kawasan dan dampak terhadap lingkungan (Tabel 11).

C.2. Parameter dan Variabel

Kategori data tersebut dapat disajikan melalui beberapa parameter dan

lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang saling berhubungan antar variabel dengan

sumber informasi dan teknik pengambilan data.

Tabel 5. Kondisi umum

Parameter Variabel Komplek

Variabel Spesifik Sumber Teknik

Sejarah kawasan

Asal-usul Luasan (Ha) Waktu penetapan

Dokumen, panduan wawancara Dokumen Dokumen

Analisis data, wawancara Analisis data Analisis data

Kondisi fisik

Letak Tanah Geologi Topografi Iklim

Letak astronomis Letak administrasi Batas wilayah Jenis Batuan Kelerengan Ketinggian Tipe iklim Curah hujan Bulan basah dan kering Suhu

Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen

Analisis data Analisis data Analisis data Analisis data Analisis data

Page 38: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Kelembaban

Kondisi biologi

Flora Fauna

Tipe ekosistem Jenis Jenis

Lapang, Dokumen, panduan wawancara Lapang, Dokumen, panduan wawancara

Penelaahan lapang, analisis data, wawancara Penelaahan lapang, analisis data, wawancara

Masyarakat sekitar

Penduduk Ekonomi Budaya

Kepadatan penduduk Pendidikan Mata pencaharian Kesenian Religi Upacara adat Kerajinan

Dokumen Dokumen Dokumen, panduan wawancara Dokumen,

panduan

wawancara

Analisis data Analisis data Analisis data, wawancara Analisis data,

wawancara

Tabel 6. Potensi Taman Wisata Alam Parameter Variabel

Komplek Variabel Spesifik Sumber Teknik

Daya tarik Sumberdaya alam yang menonjol Keunikan Kepekaan sumberdaya alam Kegiatan rekreasi Ruang gerak Kebersihan lokasi

Flora Fauna Gejala alam (kawah) Bentuk Nilai ilmu pengetahuan Nilai pengobatan Nilai kepercayaan Jenis kegiatan Luas (Ha) Pengaruh dari alam, industri, jalan ramai kendaraan, pemukiman penduduk, sampah, satwa dan corat-coret (vandalisme)

Lapang Lapang Lapang kuesioner, panduan wawancara Lapang, kuesioner, panduan wawancara Lapang, dokumen, panduan wawancara Lapang

Penelaahan lapang Penelaahan lapang Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang, analisis data, wawancara Penelaahan lapang

Page 39: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Keamanan kawasan

Penebangan liar Perambahan Kebakaran Gangguan terhadap flora dan fauna Masuknya flora/fauna eksotik

Lapang, panduan wawancara

Penelaahan lapang, wawancara

Kadar hubungan

Transportasi

Kondisi jalan Frekuensi kendaraan umum Jarak Jumlah kendaraan umum Waktu tempuh

Lapang, dokumen,

Penelaahan lapang, analisis data

Keadaan penginapan (radius 15 km)

Jumlah Kapasitas

Lapang, dokumen Lapang, dokumen

Penelaahan lapang, analisis data Penelaahan lapang, analisis data

Sarana dan prasarana

Sarana Prasarana

Jenis Jumlah Kondisi Pengada Jenis Jumlah Kondisi Pengada

Lapang Lapang

Penelaahan lapang Lapang

Sarana dan prasarana penunjang (radius 2 km)

Sarana penunjang Prasarana penunjang

Ketersediaan Jenis (rumah makan/minum, bank, pusat belanja dan toko cinderamata) Ketersediaan Jenis (kantor pos, telepon umum, Puskesmas, jalan, jembatan, areal parkir, jaringan listrik dan jaringan air minum)

Lapang Lapang

Penelaahan lapang Penelaahan lapang

Tersedianya air bersih

Ketersediaan Kemudahan Lokasi Kelayakan dikonsumsi

Volume Waktu Proses mendapatkannya Sumber air Jarak

Lapang, panduan wawancara Lapang, panduan wawancara Lapang, panduan wawancara Lapang

Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang

Page 40: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Hubungan dengan obyek wisata lain di sekitar kawasan (radius 50 km)

Obyek wisata sejenis Obyek wisata tidak sejenis

Jumlah Jumlah

Lapang, dokumen Lapang, dokumen

Penelaahan lapang, analisis data Penelaahan lapang, analisis data

Tabel 7. Pengelolaan, perawatan dan pelayanan

Parameter Variabel Komplek Variabel Spesifik Sumber Teknik Pengelolaan Struktur organisasi

Kemantapan organisasi Personal Kegiatan pokok Sikap masyarakat

Pembuatan struktur organisasi Hubungan tata kerja Status pengelolaan Dana anggaran Sumber dana Rencana dan realisasi pendapatan Pergantian pimpinan Asal instansi Jumlah petugas Status petugas Tingkat pendidikan Instansi yang mengurus Jenis Partisipasi masyarakat Jumlah Jenis kegiatan (formal/non formal)

Dokumen Dokumen, panduan wawancara Lapang, panduan wawancara Lapang, panduan wawancara Lapang, panduan wawancara

Analisis data Analisis data, wawancara Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang, wawancara Penelaahan lapang, wawancara

Perawatan Sarana dan prasarana

Jenis Kondisi Frekuensi

Lapang, panduan wawancara

Penelaahan lapang, wawancara

Pelayanan Mutu pelayanan Bentuk pelayanan Kemampuan petugas

Lapang, panduan wawancara

Penelaahan lapang, wawancara

Tabel 8. Kebijakan

Parameter Variabel Komplek Variabel Spesifik

Sumber Teknik

Kebijakan Kebijakan dari : BKSDA Jawa Barat II Perum Perhutani KPH Bandung Selatan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang PT. Indonesia Power Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan)

Dokumen, panduan wawancara

Analisis data, wawancara

Page 41: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan)

Tabel 9. Potensi pasar wisata TWA Kawah Kamojang

Parameter Variabel Komplek

Variabel Spesifik Sumber Teknik

Potensi pasar

Daerah asal pengunjung Penduduk Lokasi

Jumlah pengunjung Jumlah penduduk Jarak Waktu Biaya

Panduan wawancara, kuesioner Dokumen Lapang, dokumen, panduan wawancara dan kuesioner

Wawancara Analisis data Penelaahan lapang, analisis data, wawancara

Tabel 10. Pengunjung TWA Kawah Kamojang

Parameter Variabel Komplek Variabel Spesifik Sumber Teknik Pengunjung Keadaan pengunjung

Karakteristik pengunjung Motif pengunjung Penilaian pengunjung Harapan dan saran pengunjung

Jumlah Umur Jenis kelamin Asal Pendidikan Pekerjaan Tujuan Obyek yang disukai Kegiatan rekreasi yang disukai Pelayanan Keberadaan pengguna kawasan oleh pihak lain

Dokumen Kuesioner, panduan wawancara Kuesioner, panduan wawancara Kuesioner, panduan wawancara Kuesioner, panduan wawancara

Analisis data Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara

Tabel 11. Penggunaan kawasan oleh pihak lain

Parameter Variabel Komplek

Variabel Spesifik Sumber Teknik

Administrasi Surat perjanjian pinjam pakai

Jenis Ketentuan Kewajiban

Dokumen Analisis data

Kondisi kawasan

Sarana fisik dan bangunan

Perkantoran Perumahan Perhubungan (jalan) Penggunaan lahan

Lapang Penelahan lapang

Dampak terhadap

Luas kawasan TWA

Dokumen

Analisis data

Page 42: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

lingkungan Flora Fauna Hidrologi Tanah

Gangguan terhadap flora Perubahan struktur dan komposisi jenis Gangguan terhadap fauna Perubahan struktur dan komposisi jenis Ketersediaan air Pembukaan lahan

Lapang, dokumen Lapang, dokumen Dokumen Dokumen

Penelaahan lapang, analisis data Penelaahan lapang, analisis data Analisis data Analisis data

C.3. Prosedur Kerja Penelitian

1. Studi pustaka dan survei pendahuluan.

2. Pengambilan data diperoleh melalui penelaahan lapang, analisis data dan

wawancara dengan pemerintah daerah, pengelola kawasan TWA Kawah

Kamojang, pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang, PT.

Indonesia Power, tokoh masyarakat, masyarakat dan pengunjung.

Pengisian kuesioner dilakukan juga kepada pengunjung.

3. Analisis terhadap data yang diperoleh melalui skoring, deskriptif dan

SWOT.

4. Pembuatan rencana strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang.

D. Metode Pengambilan Data

D.1. Studi Pustaka dan Survei Pendahuluan

Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi

umum lokasi penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara

mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, brosur-

brosur, dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian (Singarimbun

dan Effendi, 1995).

Data yang diperoleh melalui studi pustaka diverifikasi di lapangan. Data

ini diperoleh dari kantor-kantor yang berhubungan dengan penelitian seperti

Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, Balai Konservasi Sumberdaya Alam

(BKSDA) Jawa Barat II, Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang, PT.

Indonesia Power, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Garut, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung dan

Page 43: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Kabupaten Garut, Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut

serta pustaka-pustaka yang menunjang penelitian ini.

D.2. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul

data dengan responden. Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung melalui

wawancara terpandu dan penyebaran kuesioner kepada pengunjung. Wawancara

langsung secara terpandu dan penyebaran kuesioner dilakukan kepada :

• Pemerintah Daerah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Garut)

Data yang dikumpulkan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yaitu,

kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai pariwisata alam (Lampiran 11).

• Pengelola Kawasan TWA Kawah Kamojang (Perum Perhutani KPH

Bandung Selatan dan BKSDA Jawa Barat II)

Data yang dikumpulkan meliputi kondisi biologi kawasan (flora dan

fauna), luasan gerak pengunjung di TWA Kawah Kamojang, keamanan

kawasan, asal daerah pengunjung, ketersediaan air bersih (ketercukupan,

lokasi sumber air, kemudahan mengalirkannya), pengelolaan (status

pengelolaan, dana anggaran, sumber dana dan sistem pergantian pimpinan,

jumlah petugas, status petugas, tingkat pendidikan petugas dan kegiatan

pokok), perawatan sarana dan prasarana (jenis dan frekuensi) serta

pelayanan (bentuk pelayanan dan kemampuan petugas) dan kebijakan-

kebijakan pengelolaan yang berlaku serta kebijakan pinjam pakai lahan

(Lampiran 11).

• Pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia

Power

Data yang dikumpulkan meliputi kebijakan dalam peranannya terhadap

kegiatan pengelolaan dan pengembangan TWA Kawah Kamojang.

(Lampiran 11).

• Tokoh masyarakat dan masyarakat

Wawancara tersebut dilaksanakan melalui wawancara terpandu kepada

beberapa tokoh masyarakat, sedangkan untuk jumlah responden dari

Page 44: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

masyarakat yang dipilih untuk kegiatan wawancara ± 30 orang dengan

ketentuan dilakukan pada masyarakat yang mempunyai kontribusi terbesar

pada kawasan TWA Kawah Kamojang. Pengambilan data dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan menggunakan

pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara

tersebut dilakukan untuk mengetahui sejarah kawasan, sikap masyarakat

atau dukungan masyarakat terhadap kegiatan dan pengelolaan wisata di

TWA Kawah Kamojang, jenis dan sifat mata pencaharian dan kebudayaan

(adat-istiadat, kesenian, upacara adat dan kerajinan khas daerah setempat)

dan saran serta harapan (Lampiran 11).

• Pengunjung

Wawancara terhadap pengunjung dilakukan dengan cara wawancara

terpandu (Lampiran 11) dan penyebaran kuesioner di lokasi obyek wisata

(Lampiran 12). Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui

karakteristik pengunjung (umur, jenis kelamin, asal, pendidikan dan

pekerjaan), motif pengunjung (tujuan, obyek yang disukai dan kegiatan

rekreasi yang disukai), penilaian pengunjung terhadap pelayanan dan

keberadaan pengguna kawasan oleh pihak lain, harapan dan saran

pengunjung, kepekaan sumberdaya alam, jarak dari tempat tinggal ke

TWA Kawah Kamojang, waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi

dan biaya perjalanan menuju lokasi. Teknik pengambilan contoh dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling. Ukuran sample yang

dibutuhkan ditetapkan dengan menggunakan formula yang dikembangkan

oleh Slovin (1990) dalam Sugiarto dan Kusmayadi (2000), yaitu :

Keterangan :

n = ukuran sample yang dibutuhkan

N = ukuran populasi pada waktu tertentu, dan

e = batas ketelitian (margin error)

N n = 1+N(e)2

14.097 n = = 99,30 ≈ 100 responden 1+14.097(10 %)2

Page 45: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Besarnya ukuran populasi (N) digunakan data jumlah pengunjung TWA

Kawah Kamojang satu tahun sebelumnya, sedangkan besarnya prosentase

batas ketelitian karena kesalahan (e) yang digunakan adalah 10% karena

untuk mempermudah dalam penghitungan dan hasil yang didapat

mendekatan angka bulat.

D.3. Pengamatan/penelaahan lapang

• Kondisi biologi

Komponen yang diamati (Tabel 5). Kondisi biologi diamati di lapangan

dan dilengkapi dari dokumen yang sudah ada serta wawancara dengan

pengelola dan masyarakat.

• Daya tarik

Komponen daya tarik yang diamati (Tabel 6). Daya tarik dapat diamati

langsung di lapangan yang meliputi sumberdaya alam yang menonjol,

keunikan, kepekaan sumberdaya alam, jenis kegiatan yang dapat

dilakukan, ruang gerak, kebersihan lokasi dan keamanan kawasan.

• Kadar hubungan

Komponen dari kadar hubungan yang diamati (Tabel 6). Keadaan jalannya

dinilai dari penelaahan lapang. Jumlah kendaraan di sekitar obyek dapat

diperoleh dari data statistik BPS Kabupaten Bandung dan Kabupaten

Garut serta informasi pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Garut. Frekuensi kendaraan yang menuju TWA Kawah

Kamojang diperoleh dari pengamatan di lapangan dan ditunjang oleh

informasi dokumen dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Garut.

• Keadaan penginapan

Komponen yang diamati (Tabel 6), yaitu jumlah penginapan dan kamar

dalam radius 15 km dari TWA Kawah Kamojang.

• Sarana dan prasarana

Komponen yang diamati (Tabel 6), meliputi jenis, jumlah, kondisi dan

pihak yang mengadakannya. Sarana dan prasarana ini hanya yang berada

di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang.

Page 46: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

• Sarana dan prasarana penunjang

Komponen yang diamati (Tabel 6). Sarana dan prasarana penunjang dapat

diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dalam radius 2 km dari

TWA Kawah Kamojang dan pengunjung dengan informasi dari

masyarakat dan petugas di lapangan.

• Ketersediaan air bersih

Komponen yang diamati (Tabel 6). Ketersediaan air bersih dapat diamati

di lapangan dengan melihat ketersediaan, kemudahan untuk

mendapatkannya dari sumber air dan kelayakan dikonsumsi.

• Hubungan dengan obyek wisata lain di sekitar kawasan

Komponen yang diamati (Tabel 6). Hubungan dengan obyek wisata lain

dipilah menjadi obyek sejenis dan tidak sejenis dari radius 50 km dari

TWA Kawah Kamojang. Informasi ini dapat dilihat langsung ke lokasi

dengan tambahan informasi dari dokumen.

• Pengelolan, perawatan dan pelayanan

Komponen yang diamati (Tabel 7). Keadaan pengelolaan tersebut

diperoleh dari diskusi dengan pihak pengelola. Mutu pelayanan dan

kemampuan bahasa petugas dapat dilihat langsung pada waktu petugas

melayani pengunjung. Sarana dan prasarana pelayanan dapat dilihat

langsung di lapangan dan informasi dari petugas di lapangan. Sikap

masyarakat dapat dilihat langsung di lapangan dan melalui wawancara.

• Potensi pasar

Komponen potensi pasar yang diamati (Tabel 9). Potensi pasar dilihat

terlebih dahulu dari daerah asal pengunjung dari data pengunjung hasil

kuesioner dan wawancara pengelola. Dari daerah asal pengunjung tersebut

dilakukan pengamatan lapang untuk mengetahui waktu dan biaya

perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai TWA Kawah Kamojang. Hal

ini dilengkapi dengan data dari dokumen Badan Pusat Statistik (BPS)

kabupaten yang bersangkutan mengenai jumlah penduduk.

Page 47: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

• Sarana fisik dan bangunan yang digunakan oleh pihak lain

Komponen yang diamati (Tabel 11). Sarana fisik dan bangunan yang

berada di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang berupa jenis

bangunannya.

• Dampak terhadap lingkungan dari pengguna pihak lain

Komponen yang diamati (Tabel 11). Dampak terhadap lingkungan dapat

dilihat di lapangan seperti gangguan, perubahan struktur dan komposisi

jenis flora dan fauna dengan dilengkapi informasi dari dokumen. Dampak

terhadap hidrologi dan tanah dilihat dari dokumen. Dokumen untuk

melengkapi data tersebut dari Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

E. Metode Analisis Data

E.1. Metode Skoring

Metode skoring menggunakan modifikasi Pedoman Analisis Daerah

Operasi dan Daya Tarik Wisata Alam Tahun 2003 dari Direktur Jenderal

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). Metode ini digunakan untuk

menilai potensi TWA Kawah Kamojang, pengelolaan, perawatan dan pelayanan

(Lampiran 1).

Penilaian kriteria daya tarik kawasan obyek meliputi unsur-unsur

banyaknya jenis sumberdaya yang menonjol, keunikan sumberdaya, kepekaan

sumberdaya alam, jenis kegiatan wisata alam, ruang gerak pengunjung,

kebersihan lokasi dan keamanan kawasan. Bobot kriteria daya tarik diberi angka

tertinggi yaitu 6, hal ini mengingat daya tarik merupakan modal utama yang

memungkinkan datangnya pengunjung.

Penilaian kadar hubungan meliputi unsur-unsur kondisi dan jarak jalan

darat dari ibu kota propinsi, pintu gerbang udara nasional/internasional, waktu

tempuh dari pusat kota, frekuensi kendaraan dari pusat kota ke obyek wisata dan

jumlah kendaraan umum di kabupaten obyek berada. Bobot nilai kriteria kadar

hubungan adalah 5, karena merupakan faktor yang sangat penting dalam

mendorong potensi pasar.

Unsur yang digunakan dalam menilai kriteria akomodasi didasarkan pada

jumlah kamar yang berada pada radius 15 km dari obyek wisata. Bobot nilai

Page 48: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

kriteria akomodasi adalah 3, karena akomodasi merupakan salah satu faktor yang

diperlukan dalam kegiatan wisata, khususnya pengunjung dari tempat yang cukup

jauh, namun kurang dimanfaatkan bagi pengunjung yang berasal dari daerah

sekitar.

Unsur-unsur yang terkandung dalam penilaian kriteria sarana dan

prasarana meliputi sarana dan prasarana yang berada di dalam kawasan TWA

Kawah Kamojang. Bobot nilai kriteria sarana dan prasarana adalah 3, karena

peranan sarana dan prasarana untuk kemudahan dan kenikmatan pengunjung di

dalam kawasan.

Unsur-unsur yang terkandung dalam penilaian kriteria sarana dan

prasarana penunjang meliputi sarana dan prasarana penunjang yang berada pada

radius 2 km dari obyek wisata. Bobot nilai kriteria sarana dan prasarana

penunjang adalah 3, karena peranan sarana dan prasarana penunjang untuk

menunjang kemudahan dan kenikmatan pengunjung dan pengadaannnya tidak

terlalu sulit.

Unsur-unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ketersediaan air bersih

meliputi volume, jarak lokasi air bersih terhadap lokasi obyek, dapat tidaknya air

dialirkan ke obyek, kelayakan dikonsumsi dan ketersediaannya. Bobot yang

diberikan untuk penilaian kriteria ini 6, karena adanya air bersih merupakan faktor

yang harus tersedia dalam suatu obyek, baik untuk pengelolaan maupun

pelayanan.

Unsur-unsur yang digunakan dalam penilaian kriteria hubungan dengan

obyek wisata lain di sekitar TWA Kawah Kamojang meliputi jumlah obyek wisata

sejenis dan obyek wisata tidak sejenis dalam radius 50 km dari TWA Kawah

Kamojang. Bobot yang diberikan untuk penilaian kriteria ini adalah 1, karena

dalam pengelolaan suatu obyek disatu pihak perlu memperhatikan ada obyek

wisata lain (sejenis/tidak sejenis) di lingkungannya yang dapat mencerminkan

paket wisata sehingga menunjang kunjungan, tetapi di lain pihak dapat merupakan

saingan.

Kriteria pengelolaan dan pelayanan meliputi unsur-unsur pengelolaan,

mutu pelayanan dan sarana perawatan dan pelayanan. Dalam penilaian

pengelolaaan dan pelayanan diberi bobot 4, karena pengelolaan obyek dan

Page 49: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

pelayanan pengunjung merupakan hal yang perlu terus ditingkatkan dalam

pemanfaaatan suatu obyek daya tarik wisata alam karena berpengaruh langsung

dengan kepuasan pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri.

E.2. Analisis Deskriptif dan Analisis SWOT

Analisis data strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang dilakukan

dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis SWOT

terhadap keberadaan TWA Kawah Kamojang melalui penelaahan data yang

bersifat kualitatif. Analisis deskriptif merupakan cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data

saja, namun meliputi analisis dan interpretasi data sampai pada kesimpulan

dengan berdasarkan penelitian.

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menjelaskan potensi TWA

Kawah Kamojang, pengelolaan, perawatan dan pelayanan, kebijakan, potensi

pasar wisata, pengunjung, penggunaan oleh pihak lain dan kondisi umum.

Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan pendekatan analisis SWOT untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap pengelolaan

TWA Kawah Kamojang sehingga menghasilkan kemungkinan alternatif strategi

pengelolaan. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan alinea.

Tabel 12. Matrik SWOT (Rangkuti, 2000) Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strenghts (S) ¬ Menentukan faktor-faktor

kekuatan internal.

Weaknesses (W) ¬ Menentukan faktor-

faktor kelemahan internal.

Opprtunities (O) ¬ Menetukan faktor-faktor

peluang eksternal.

Strategi SO ¬ Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi WO ¬ Ciptakan situasi yang

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

Treaths (T) ¬ Menentukan factor-faktor

ancaman eksternal.

Strategi ST ¬ Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT ¬ Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Page 50: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Secara sistematis alir proses analisis strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan alir proses analisis strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang

Potensi TWA • Daya tarik • Kadar hubungan • Keadaan akomodasi • Sarana dan prasarana • Sarana dan prasarana

penunjang • Tersedianya air

bersih • Hubungan dengan

obyek wisata lain di sekitar kawasan

Pengelolaan, Perawatan dan

Pelayanan • Pengelolaan • Perawatan • Pelayanan

Kondisi Umum • Sejarah kawasan • Kondisi fisik • Kondisi biologi • Keadaan masyarakat

Potensi Pasar • Daerah asal • Jumlah penduduk • Lokasi

Kebijakan • BKSDA Jawa Barat II • Perum Perhutani KPH Bandung

Selatan • Pertamina Area Panas Bumi EP

Kamojang • PT. Indonesia Power • Pemerintah Daerah Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Garut

Penggunaan oleh Pihak Lain • Administrasi • Kondisi kawasan • Dampak terhadap lingkungan

Pengumpulan Data • Survei pendahuluan • Penelaahan lapang • Analisis data • Wawancara

• Skoring • Deskriptif • SWOT

Stretegi Pengelolaan TWA Kawah Kamojang

Pengunjung • Keadaan pengunjung • Karakteristik • Motif • Penilaian • Harapan dan saran

Page 51: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

Unsur-unsur potensi TWA Kawah Kamojang terdiri dari daya tarik, kadar

hubungan, keadaan penginapan, saran dan prasarana, sarana dan prasarana

penunjang, tersedianya air bersih dan hubungan dengan obyek wisata lain.

A.1. Daya Tarik

Daya tarik merupakan suatu faktor yang dapat membuat orang

berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang

mempunyai daya tarik tersebut, sehingga bobot nilai untuk daya tarik diberi nilai

tertinggi yaitu 6, dasar dan cara penilaian dapat dilihat pada Lampiran 1. Begitu

pula menurut PHKA (2003b), daya tarik merupakan modal utama yang

memungkinkan datangnya pengunjung. Unsur-unsur yang menjadi daya tarik itu

adalah sumberdaya alam yang menonjol, keunikan sumberdaya alam, kepekaan

sumberdaya alam, kegiatan rekreasi, ruang gerak pengunjung, kebersihan lokasi

dan kemanan kawasan. Hasil penilaian terhadap daya tarik TWA Kawah

Kamojang dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Penilaian kriteria daya tarik TWA Kawah Kamojang

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Banyaknya jenis sumberdaya alam yang menonjol 20 2 Keunikan sumberdaya alam 10 3 Kepekaan sumberdaya alam 20 4 Jenis kegiatan wisata alam 30 5 Ruang gerak pengunjung 15 6 Kebersihan lokasi 20 7 Keamanan kawasan 15 Jumlah (ΣΣ) 130 Nilai Bobot (ΣΣ X bobot nilai) (130 X 6) 780

Nilai bobot daya tarik TWA Kawah Kamojang adalah 780, dikategorikan

sedang. Selang nilai daya tarik kategori sedang antara 520 sampai 890 (Lampiran

1). Adapun unsur-unsur yang menyusun daya tarik TWA Kawah Kamojang dapat

dilihat pada Tabel 14.

Page 52: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 14. Daya tarik TWA Kawah Kamojang

No Unsur Daya Tarik Daya Tarik TWAKK 1 Sumberdaya alam yang

menonjol • Flora :

1. Tumbuhan tingkat tinggi : a. Puspa (Schima wallichi) b. Kihujan (Engelhardtia spicata) c. Mara (Macaranga tanarius) d. Kitebe (Sloanea sigun) e. Kibeureum (Viburnum sambucinum)

2. Tumbuhan bawah : a. Saliara (Lantana camara) b. Teklan (Eupathorium riparium)

• Fauna : 1. Primata :

a. Surili (Presbytis comata) 2. Burung :

a. Tekukur biasa (Streptopelia chinensis) b. Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) c. Walet gunung (Collocalia vulcanorum) d. Walet sapi (Collocalia esculenta) e. Kutilang (Pycnonotus aurigaster)

• Gejala alam : kawah 2 Keunikan sumberdaya alam Kawah :

1. Kawah Berecek 2. Kawah Manuk 3. Kawah Sakarat 4. Kawah Kamojang 5. Kawah Gendang 6. Kawah Kereta Api 7. Kawah Stick Gas 8. Kawah Hujan 9. Kawah Leutak 10. Kawah Baru 11. Kawah Saar 12. Kawah Cibuliran 13. Kawah Beureum

3 Kepekaan sumberdaya alam 1. Nilai pengetahuan 2. Nilai pengobatan 3. Nilai kepercayaan

4 Jenis kegiatan wisata 1. Mandi uap 2. Berendam air panas 3. Berkemah 4. Menikmati pemandangan alam 5. Fotografi 6. Wisata pendidikan 7. Tracking 8. Hiking

5 Ruang gerak pengunjung (10-20) Ha 6 Kebersihan lokasi Bebas dari pengaruh :

1. Alam 2. Jalan ramai motor/mobil 3. Pemukiman penduduk 4. Binatang pengganggu

7 Keamanan kawasan Bebas dari pengaruh : 1. Kebakaran hutan 2. Masuknya flora/fauna eksotik

Page 53: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

A.1.1. Sumberdaya Alam yang Menonjol

Sumberdaya alam yang menonjol merupakan sumberdaya alam atau obyek

yang mudah dilihat oleh pengunjung karena jumlahnya yang masih banyak, obyek

tersebut dapat beradaptasi, kebutuhannnya dapat terpenuhi di lokasi bersangkutan

dan dukungan dari gejala alam. Sumberdaya alam di TWA Kawah Kamojang

terdiri dari flora (Lampiran 2 – Lampiran 5), fauna (Lampiran 6 – Lampiran 10)

dan gejala alam (Lampiran 13) sehingga diberi nilai 20 (Tabel 13 dan Lampiran

1).

Flora yang menonjol di TWA Kawah Kamojang dapat dilihat pada

Gambar 2 (a) sampai Gambar 2 (e). Jenis flora lainnya yang ada di TWA Kawah

Kamojang dapat dilihat pada Gambar 2 (f) sampai Gambar 2 (i). Vegetasi hutan

tanaman yang terdapat di TWA yaitu tanaman Rasamala (Altingia excelsa)

(Gambar 3 (a)) dan hutan tanaman Pinus (Pinus merkusii) (Gambar 3 (b)).

Page 54: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(a) (b) (c)

(d) (e)

(f) (g) (h) (i)

Gambar 2. Jenis-jenis flora yang ditemukan di TWA Kawah Kamojang : (a) Puspa

(Schima wallichi), (b) Kihujan (Engelhardtia spicata) dan Kibeureum

(Viburnum sambucinum), (c) Kibeureum (Viburnum sambucinum), (d)

Saliara (Lantana camara), (e) Teklan (Eupathorium riparium), (f)

Kirinyuh (Chromolaena odorata), (g) Kiara (Ficus glabela), (h)

Cangkuang (Pandanus sp.) dan (i) Paku-pakuan (Dyplazzium sp.)

Page 55: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(a) (b)

Gambar 3. Hutan tanaman di TWA Kawah Kamojang : (a) hutan tanaman

Rasamala (Altingia excelsa) dan (b) hutan tanaman Pinus (Pinus

merkusii)

Hasil pemantauan Universitas Padjadjaran (2004), menunjukkan hanya

tiga jenis mamalia yang terlihat secara langsung ataupun jejak dan fecesnya, yaitu

Surili (Presbytis comata), Musang (Paradoxurus hermaproditus) dan Tupai

(Tupaia javanica). Primata jenis Surili (Presbytis comata) banyak dijumpai di atas

pohon jalur pintu masuk TWA Kawah Kamojang terutama pada sore hari pada

pohon-pohon sekitar gapura masuk TWA Kawah Kamojang dan sepanjang jalur

dari gerbang sampai sebelum pertigaan menuju Sumur KMJ-7. Populasi Surili

(Presbytis comata) di lokasi tersebut masih cukup banyak didukung oleh kondisi

habitatnya dengan vegetasi yang masih rapat, ketersediaan bahan makanan serta

minimalnya gangguan dari luar.

Selain primata, fauna yang juga dominan di TWA Kawah Kamojang yaitu

bangsa burung terutama untuk jenis Tekukur biasa (Streptopelia chinensis),

Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), Walet gunung (Collocalia vulcanorum),

Walet sapi (Collocalia esculenta) dan Kutilang (Pycnonotus aurigaster). Burung-

burung tersebut banyak muncul pada pagi dan sore hari pada pohon-pohon

sepanjang jalur wisata, untuk jenis Tekukur biasa (Streptopelia chinensis) lebih

banyak terlihat di tanah sehingga dengan mudah untuk melihatnya.

Sumberdaya alam lainnya yang menonjol di TWA Kawah Kamojang

berupa gejala alam kawah yang akan lebih dijelaskan di sub bab A.1.2. Kawah-

Page 56: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

kawah ini merupakan obyek wisata yang utama di TWA Kawah Kamojang.

Kawah-kawah tersebut jumlahnya ada 13 kawah (Tabel 14).

A.1.2 Keunikan Sumberdaya Alam

Keunikan sumberdaya alam merupakan obyek-obyek yang memiliki ciri

khas sumberdaya dalam suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh lokasi lain.

Keunikan sumberdaya di TWA Kawah Kamojang berupa kawah-kawah yang

terpisah-pisah (Lampiran 13) dimana nama-nama setiap kawah disesuaikan

dengan karakteristik, lokasi dan kejadian yang pernah terjadi pada kawah tersebut

(Tabel 14). Hal ini berbeda dengan lokasi wisata kawah seperti TWA Gunung

Tangkuban Perahu, Jawa Barat dan TWA Kawah Ijen, Jawa Timur. Kawah di

kedua lokasi tersebut tidak terpisah-pisah seperti di TWA Kawah Kamojang.

TWA Kawah Kamojang hanya memiliki satu macam keunikan sumberdaya alam

sehingga diberi nilai 10 (Tabel 14 dan Lampiran 1). Kawah-kawah di TWA

Kawah Kamojang dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 57: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

(g)

(h)

Gambar 4. Kawah-kawah di TWA Kawah Kamojang : (a) Kawah Manuk, (b)

Kawah Sakarat, (c) Kawah Kamojang, (d) Kawah Leutak, (e) Kawah

Baru, (f) Kawah Saar, (g) Kawah Cibuliran dan (h) Kawah Kereta Api

Page 58: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Variasi kenampakan manifestasi panas yang muncul di TWA Kawah

Kamojang (Gambar 5) berupa kawah (Kawah Berecek dan Kawah Manuk),

lumpur panas (Kawah Sakarat dan Kawah Leutak), semburan uap (Kawah Kereta

Api, Kawah Stick Gas dan Kawah Baru), bau gas belerang (Kawah Kamojang,

Kawah Gendang dan Kawah Saar), fumarol (Kawah Hujan) dan mata air panas

(Kawah Kawah Cibuliran dan Kawah Beureum).

(a) (b)

(c)

Gambar 5. Variasi kenampakan manifestasi panas bumi di TWA Kawah

Kamojang : (a) lumpur panas (mudpool), (b) mata air panas

(hotspring) dan (c) gas gunung api dengan kadar uap air tinggi

(Fumarol)

A.1.3. Kepekaan Sumberdaya Alam

Kepekaan sumberdaya alam merupakan kepekaan sumberdaya alam untuk

dimanfaatkan oleh pengunjung. TWA Kawah Kamojang memilki tiga kepekaan

sumberdaya alam sehingga diberi nilai 20, yaitu nilai pengetahuan, nilai

pengobatan dan nilai kepercayaan. Nilai pengetahuan TWA Kawah Kamojang

Page 59: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dapat dikembangkan menjadi wisata pendidikan berupa pengenalan flora, fauna

dan terutama pengetahuan gejala geologi yang dapat dimanfaatkan sebagai

penghasil listrik. Sebagian pengunjung yang datang ke TWA Kawah Kamojang

selain menikmati pemandangan alam juga untuk pengobatan sebesar 14 % hasil

kuesioner pengunjung (Tabel 38). TWA Kawah Kamojang memiliki nilai

kepercayaan, dimana di Kawah Kamojang ada beberapa pengunjung yang

melakukan ritual dengan menyediakan sesaji pada malam-malam tertentu untuk

meminta sesuatu. Menurut hasil kuesioner sebanyak 3 % pengunjung datang

dengan tujuan kepercayaan (Tabel 38).

A.1.4. Jenis Kegiatan Wisata

Jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan di TWA Kawah Kamojang

cukup banyak (Gambar 6), diantaranya mandi uap di Kawah Hujan (Gambar 6

(a)), berendam air panas, berkemah di Bumi Perkemahan Kamojang yang dikelola

oleh Karang Taruna Pencinta Wisata Kamojang (Gambar 6 (b)) maupun

perkemahan di kawasan TWA Kawah Kamojang yang dikelola oleh Perum

Perhutani, bermain ketangkasan (Gambar 6 (c)), menikmati pemandangan

pegunungan, hutan dan kawah, fotografi flora, fauna dan fenomena gejala alam,

wisata pendidikan pengenalan geothermal, flora dan fauna, tracking serta hiking.

Selain itu juga pengunjung dapat melihat atraksi Mang Koko (kuncen TWA

Kawah Kamojang) dengan Kawah Kerata Api (Gambar 6 (d)). Jenis kegiatan

wisata yang dapat dilakukan di TWA Kawah Kamojang lebih dari lima macam

sehingga diberi nilai 30 (Tabel 14 dan Lampiran 1).

Page 60: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 6. Jenis kegiatan wisata di TWA Kawah Kamojang : (a) aktivitas mandi

uap di Kawah Hujan, (b) kegiatan perkemahan, (c) bermain

ketangkasan dan (d) atraksi Mang Koko di Kawah Kereta Api

A.1.5. Ruang Gerak Pengunjung

Ruang gerak pengunjung merupakan luasan dari obyek atau lokasi yang

dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata beserta pemenuhan sarana dan

prasarananya. Ruang gerak pengunjung di TWA Kawah Kamojang seluas ± 15

Ha, yaitu 10 Ha dikelola oleh Perum Perhutani dan 5 Ha oleh Kelompok Pencinta

Wisata Karang Taruna Kamojang, sehingga ruang gerak pengunjung diberi nilai

15 untuk ruang gerak seluas antara 10 sampai 20 Ha. Penilaian dapat dilihat pada

Tabel 13 dan Lampiran 1.

Page 61: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

A.1.6. Kebersihan Kawasan

Kebersihan kawasan tidak hanya dilihat dari kebersihan sampah, tetapi

dari beberapa aspek seperti dari alam, industri, jalan ramai kendaraan, pemukiman

penduduk, binatang pengganggu dan corat-coret (vandalisme). Kebersihan TWA

Kawah Kamojang tidak terpengaruh alam dimana tidak banyak terlihat tumbuhan

yang menggugurkan bagian tumbuhannya dan dari gejala alam seperti kawah,

jalan ramai kendaraan, pemukiman penduduk dan binatang pengganggu, karena

ada empat faktor yang tidak berpengaruh sehingga diberi nilai 20 (Tabel 13 dan

Lampiran 1).

Jarak TWA Kawah Kamojang dari jalur jalan kendaraan umum cukup jauh

yaitu ± 2 km sehingga kebisingan dan polutan asap kendaraan tidak berpengaruh.

Begitu juga dengan limbah dari pemukiman penduduk yang jaraknya ± 2 km dari

TWA tidak dibuang ke TWA melainkan langsung dibakar di sekitar pemukiman,

begitu juga dengan limbah kotoran langsung dibuang ke septictank tidak ke

sungai-sungai. Binatang pengganggu dapat dikatakan tidak ada, walaupun di

TWA Kawah Kamojang masih terdapat binatang buas seperti Macan dahan

(Neofelis nebulosa) dan Kucing hutan (Felis bengalensis) yang sering muncul

pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB di sekitar Bumi Perkemahan Kamojang.

Binatang-binatang buas tersebut menurut para pengunjung yang berkemah tidak

mengganggu.

Kebersihan lokasi TWA Kawah Kamojang dipengaruhi oleh industri,

sampah dan corat-coret (vandalisme). Terdapat dua industri besar di dalam dan di

sekitar kawasan TWA, yaitu Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesia Power. Sehingga dari kedua industri tersebut yang berpengaruh nyata

adalah polusi suara karena sumur-sumur pemboran gas bumi mengeluarkan suara

yang cukup keras. Sampah-sampah banyak berserakan di dalam kawasan.

Sampah-sampah ini merupakan sampah pengunjung yang kurang sadar akan

kebersihan. Banyak pengunjung yang tidak ramah lingkungan dan dipengaruhi

lagi karena di dalam TWA Kawah Kamojang penyediaan sarana kebersihan masih

sangat kurang (Gambar 7 dan Tabel 22). Menurut Ko (2001), kemunduran mutu

lingkungan fisik (kualitas sarana dan prasarana) maupun pelayanan disebabkan

Page 62: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

karena dibiarkannya timbunan sampah dan rusaknya sarana pembuangan limbah

sampah.

Gambar 7. Tempat sampah yang masih terbatas

Banyak pengunjung juga yang melakukan aksi corat-coret (vandalisme)

pada dinding kamar mandi pemandian air panas, warung, kursi dan batu-batuan

dekat Kawah Hujan (Gambar 8).

Gambar 8. Bentuk vandalisme pada batu dekat Kawah Hujan

A.1.7. Keamanan Kawasan

Keamanan kawasan di TWA Kawah Kamojang diberi nilai 15 karena tidak

ada pengaruh dari kebakaran hutan dan masuknya flora dan fauna eksotik (Tabel

14 dan Lampiran 1). Berdasarkan informasi dari pihak BKSDA Jawa Barat II di

TWA Kawah Kamojang belum pernah terjadi kebakaran hutan hanya saja di CA

Kawah Kamojang pernah terjadi kebakaran hutan pada tahun 1997. Begitu juga

Page 63: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dengan flora dan fauna di TWA Kawah Kamojang pada umumnya merupakan

jenis endemik daerah setempat. Meskipun demikian, kawasan TWA Kawah

Kamojang masih rawan terhadap penebangan liar dan perambahan. Menurut

BKSDA Jawa Barat II (2003), selaku pengelola kawasan dihadapkan pada

berbagai masalah berupa gangguan hutan dalam bentuk penebangan liar dan

perambahan. Kayu yang menjadi sasaran pencuri adalah jenis Saninten

(Castanopsis argentea), Kibeureum (Viburnum sambucinum), Kitebe (Sloanea

sigun), Puspa (Schima wallichi), Rasamala (Altingia excelsa) dan Hamerang

(Ficus toxicaria) yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Terdapat tunggul bekas penebangan liar yang berlokasi di belakang pos

tiket (Gambar 9) dan perambahan di hutan tanaman Pinus (Pinus merkusii) TWA

Kawah Kamojang, pada sela-sela tanaman tersebut oleh penduduk sekitar

ditanami sayuran dan di belakang warung-warung di lokasi wisata TWA Kawah

Kamojang ditanami sayuran dan kacang tanah oleh pemilik warung. Sebenarnya

hal tersebut tidak diperbolehkan karena ditakutkan akan merubah fungsi kawasan,

seperti halnya menurut PHPA (1996), prinsip pengelolaan TWA yaitu

pendayagunaan potensi TWA diupayakan tidak mengurangi luas dan merubah

fungsi kawasan.

Gambar 9. Tanggul pohon bekas penebangan liar di belakang pos tiket TWA

Kawah Kamojang

A.2. Kadar Hubungan

Kadar hubungan adalah suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya

suatu obyek untuk dijangkau. Kadar hubungan merupakan faktor yang tidak dapat

Page 64: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dipisahkan dalam mendorong potensi pasar wisata sehingga diberi bobot nilai 5.

Unsur-unsur yang dinilai dalam kadar hubungan adalah kondisi jalan, jarak pintu

gerbang udara nasional/internasional, waktu perjalanan, frekuensi kendaraan

umum dari pusat kota ke obyek, jumlah kendaraan umum di kabupaten obyek

berada. Nilai bobot kadar hubungan bernilai 1.000. Artinya, kadar hubungan

TWA Kawah Kamojang dikategorikan baik. Selang nilai kadar hubungan kategori

baik antara 750 sampai 1.050 (Lampiran 1). Penilaian kriteria kadar hubungan

dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Penilaian kriteria kadar hubungan TWA Kawah Kamojang

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Kondisi dan jarak jalan darat dari ibu kota propinsi 80 2 Pintu gerbang udara nasional/internasional 35 3 Waktu tempuh dari pusat kota 30 4 Frekuensi kendaraan dari pusat kota ke obyek wisata 30 5 Jumlah kendaraan umum di kabupaten obyek berada 25 Jumlah (ΣΣ) 200 Nilai Bobot (ΣΣ X bobot nilai) (200 X 5) 1.000

Jarak TWA Kawah Kamojang ke ibu kota propinsi ± 43 km dengan

kondisi jalan baik, sehingga diberi nilai 80. Jarak dari TWA Kawah Kamojang ke

pintu gerbang udara nasional/internasional di Jakarta ± 163 km sehingga diberi

nilai 35. Waktu tempuh dari pusat kota ke obyek wisata TWA Kawah Kamojang 2

jam, sehingga diberi nilai 30 (Lampiran 1).

Tanpa dihubungkan dengan jaringan transportasi, tidak mungkin suatu

obyek mendapat kunjungan wisatawan. Obyek wisata merupakan akhir perjalanan

wisata serta harus mudah dicapai dan dengan sendirinya juga mudah ditemukan.

Oleh karena itu merupakan jalan akses ke obyek, dan jalan akses itu harus

berhubungan dengan jalan prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan akses

menentukan aksesibilitas sesuatu obyek wisata. Aksesibilitas ini merupakan syarat

yang penting sekali untuk obyek wisata (Soekadijo, 2000). Namun untuk obyek

wisata di kawasan konservasi kemudahan akses tidak begitu penting mengingat

dengan mudahnya akses dapat mengancam kelestarian sumberdaya alam.

Page 65: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

A.2.1. Hubungan Lokal

TWA Kawah Kamojang dapat ditempuh dari arah Kota Bandung dan

Garut dengan rute sebagai berikut :

1. Bandung – Dayeuh Kolot – Ciparay – Majalaya – Paseh – Ibun – TWAKK

dengan jarak ± 43 km dan dapat ditempuh selama ± 2,5 jam, dengan

kondisi jalan cukup baik (aspal) (Gambar 10 (a)).

2. Bandung – Tarogong – Garut - Samarang – TWAKK dengan jarak ± 65

km dan dapat ditempuh selama ± 3 jam, dengan kondisi jalan sangat baik

(aspal) (Gambar 10 (b)).

(b)

(a)

Gambar 12. Kondisi jalan menuju TWA Kawah Kamojang : (a) dari arah

Bandung dan (b) dari arah Garut

Jumlah kendaraan umum di Kabupaten Garut menurut BPS Kabupaten

Garut (2004), sebanyak 3.078 kendaraan (Tabel 16). Menurut Dinas Perhubungan

Kabupaten Garut (2002), frekuensi kendaraan umum jurusan Terminal Guntur

Garut – Samarang 720 kendaraan/hari. Frekuensi kendaraan umum jurusan

Samarang – Kamojang menurut hasil pengamatan lapang dan wawancara dengan

sopir Angkutan Pedesaan (Angdes) Samarang – Kamojang sebanyak 45

kendaraan/hari.

Page 66: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 16. Jumlah kendaraan umum menurut jenis kendaraan di Kabupaten Garut

Tahun 2004

No Jenis Kendaraan Jumlah (Kendaraan) 1 Angkutan Kota 976 2 Angkutan Kecamatan 388 3 Angkutan Desa 265 4 Otolet 272 5 Otobus 312 6 Mikrobus 47 7 Minibus 818 Jumlah 3.078

Sumber : BPS Kabupaten Garut (2004)

Jumlah kendaraan umum di Kabupaten Bandung menurut BPS Kabupaten

Bandung (2004), sebanyak 7.477 kendaraan (Tabel 17), sehingga diberi nilai 25.

Frekuensi kendaraan umum dari beberapa daerah asal pengunjung TWA

Kamojang menurut Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung (2004) dapat dilihat

pada Tabel 18.

Tabel 17. Jumlah kendaraan umum menurut jenis kendaraan di Kabupaten

Bandung Tahun 2004

No Jenis Kendaraan Jumlah (kendaraan) 1 Angkutan Desa 607 2 Bus besar 201 3 Bus mikro 343 4 Bus mini 250 5 Angkutan Kota 6.076 Jumlah 7.477

Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2004)

Tabel 18. Frekuensi kendaraan umum dari beberapa daerah asal pengunjung

TWAKK di Kabupaten Bandung menuju TWAKK Tahun 2004

No Jurusan Frekuensi (kendaraan/hari) 1 Cicalengka – Cikancung 298 2 Cikancung – Majalaya 365 3 Rancaekek – Majalaya 267 4 Ciparay – Majalaya 741 5 Majalaya – Paseh 177 6 Majalaya – Kamojang, Ibun 274

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung (2004)

Frekuensi kendaraan umum dari pusat kota ke obyek wisata TWA Kawah

Kamojang di atas 50 kendaraan/hari, maka frekuensi kendaraan ini diberi nilai 30.

Page 67: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Sehingga dapat disimpulkan menuju TWA Kawah Kamojang dari arah barat lebih

baik melalui jalur Bandung karena lebih dekat. Jumlah kendaraan di Kabupaten

Bandung lebih banyak daripada di Kabupaten Garut (Tabel 16 dan Tabel 17),

begitu juga frekuensinya lebih banyak di Kabupaten Bandung (Tabel 18). Hal ini

menggambarkan kemudahan akses dari arah Bandung. Namun dilihat dari kondisi

fisik jalan lebih baik dari arah Garut.

A.2.2. Hubungan Nasional

Hubungan nasional adalah hubungan antar kota atau antar propinsi.

Hubungan nasional menuju TWA Kawah Kamojang bisa dilihat dari beberapa

kota yang berhubungan dengan potensi pasar wisata nasional, diantaranya yaitu

Bandung, Garut, Tasikmalaya dan Jakarta, dengan rute perjalanan :

1. Bandung : sama dengan hubungan lokal

2. Garut : sama dengan hubungan lokal

3. Tasikmalaya : Tasikmalaya – Singaparna – Cilawu – Garut – Samarang –

TWAKK, dengan jarak ± 47 km dan dapat ditempuh selama ± 4 jam, dengan

kondisi jalan baik (aspal).

4. Jakarta : Jakarta – Bandung – Tarogong – Garut - Samarang –

TWAKK, dengan jarak ± 165 km dan dapat ditempuh selama ± 8 jam, dengan

kondisi jalan baik (aspal).

Frekuensi kendaraan umum jurusan Garut – Bandung 8.505,99

kendaraan/hari dan frekuensi kendaraan umum jurusan Garut – Tasikmalaya

13.740 kendaraan/hari (BPS Kabupaten Garut, 2004).

A.3. Keadaan Penginapan

Penginapan merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan

wisata, khususnya pengunjung dari tempat yang jauh. Namun untuk pengunjung

lokal yang berasal dari daerah sekitar Kamojang tidak terlalu membutuhkan

fasilitas tersebut sehingga diberi bobot nilai 3. Unsur-unsur yang digunakan dalam

menilai keadaan penginapan didasarkan pada jumlah kamar penginapan yang

berada pada radius 15 km dari obyek TWA Kawah Kamojang. Hasil penilaian

dapat dilihat pada Tabel 19. Menurut Soekadijo (2000), dalam kegiatan pariwisata

dewasa ini, kebutuhan hidup wisatawan di lokasi wisata tidak hanya ditampung

Page 68: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dalam akomodasi yang berbentuk hotel. Ada akomodasi-akomodasi non hotel,

seperti tempat berkemah (camping site), tempat karavan (caravan site), rumah

penduduk biasa dan sebagainya.

Tabel 19. Penilaian kriteria penginapan radius 15 km dari TWA Kawah

Kamojang

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Jumlah kamar 10 Jumlah (ΣΣ) 10 Nilai Bobot (ΣΣ X bobot nilai) (10 X 3) 30

Jumlah penginapan yang terdapat di dalam kawasan TWA Kawah

Kamojang satu guest house (Gambar 11) dengan jumlah kamar dua buah. Jumlah

penginapan pada radius 15 km dari TWA Kawah Kamojang ke arah Garut, hanya

terdapat satu Hotel Kampung Sampireun dengan jumlah kamar tujuh buah.

Sedangkan radius 15 km ke arah Bandung tidak terdapat penginapan, baru

terdapat penginapan di daerah Ciparay yang jaraknya lebih dari 15 km. Bagi

pengunjung yang ingin menginap dengan suasana alam, pihak Kelompok Pencinta

Wisata Alam Karang Taruna Kamojang telah menyediakan bumi perkemahan

dengan kapasitas 100 orang. Fasilitas dan tarif dari masing-masing penginapan

dapat dilihat pada Tabel 20. Nilai bobot keadaan penginapan bernilai 30, artinya

keadaan penginapan di TWA Kawah Kamojang buruk. Selang nilai keadaan

penginapan kategori buruk antara 30 sampai 50 (Lampiran 1). Kondisi penginapan

yang buruk bagi obyek wisata di kawasan konservasi tidak begitu

dipermasalahkan, mengingat fungsi taman wisata alam sebagai kawasan

konservasi yaitu dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam dengan tidak merubah

bentang alam.

Gambar 11. Guest house TWA Kawah Kamojang

Page 69: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 20. Fasilitas dan tarif penginapan dalam radius 15 km dari TWA Kawah

Kamojang No Nama Hotel/Penginapan Fasilitas Tarif

(Rp/malam) Jumlah

Kamar (Unit) 1 Hotel Kampung Sampireun 1. Kalapalua Suite

2. Kurjati Suite 3. Waluran Suite 4. Manglayang Suite

600.000 800.000

1.100.000 1.200.000

1 1 2 3

2 Guest house TWAKK 1 rumah (2 kamar) 150.000 2 Jumlah 9

Dilihat dari besar tarif, Hotel Kampung Sampireun untuk masyarakat

ekonomi atas, sedangkan guest house TWA Kawah Kamojang relatif dapat

terjangkau masyarakat. Pada kenyataannya yang menginap di Hotel Kampung

Sampireun banyak wisatawan mancanegara, sedangkan yang menginap di guest

house TWA Kawah Kamojang selain wisatawan mancanegara, pegawai-pegawai

Pertamina dan PT. Indonesia Power serta masyarakat yang sedang menjalankan

pengobatan berbagai penyakit kulit dan tulang (reumatik) dari daerah jauh.

A.4. Sarana dan Prasarana

Beberapa sarana merupakan fasilitas yang secara langsung dapat

menunjang kegiatan wisata di dalam kawasan wisata, sedangkan prasarana

merupakan fasilitas yang tidak langsung menunjang kegiatan wisata atau dapat

juga dikatakan sebagai penunjang dari sarana. Kriteria sarana dan prasarana diberi

bobot nilai 3. Hasil penilaian kriteria sarana dan prasarana di TWA Kawah

Kamojang dapat dilihat pada Tabel 21. Nilai bobot sarana dan prasarana bernilai

105, artinya sarana dan prasarana dikategorikan sedang, selang nilai kategori

sedang antara 100 sampai 140 (Lampiran 1).

Tabel 21. Penilaian kriteria sarana dan prasarana di TWA Kawah Kamojang

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Sarana 20 2 Prasarana 15 Jumlah (ΣΣ) 35 Nilai Bobot (ΣΣ X Bobot Nilai) (35 X 3) 105

Page 70: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Sarana dan prasarana yang telah ada di TWA Kawah Kamojang dapat

dilihat pada Tabel 22 dan Tabel 23 berikut ini.

Tabel 22. Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan Perum Perhutani

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Pengada 1 Gapura masuk TWAKK 1 Buruk BKSDA 2 Pos tiket 1 Sedang Perhutani 3 Pos jaga/pusat informasi 1 Sedang Perhutani 4 Guest house 1 (2 kamar) Baik Perhutani 5 Mushola 1 Sedang Perhutani 6 Kamar pemandian air panas 3 Buruk Perhutani 7 WC 2 Buruk Perhutani 8 Kios permanen 4 Baik Pedagang 9 Kios tidak permanen 3 Buruk Pedagang 10 Areal parkir TWAKK 1 Baik Perhutani 11 Jembatan pengaman 1 Baik Pertamina 12 Jalan masuk 1 Baik Pertamina 13 Tempat duduk 2 Baik Pertamina 14 Papan nama obyek 13 Baik Pertamina dan Indonesia

Power 15 Papan interpretasi 1 Baik Pertamina 16 Pagar pengaman besi 2 Baik Pertamina 17 Pagar pengaman kayu 2 Buruk Perhutani 18 Tempat sampah 3 Sedang Perhutani 19 Papan peringatan 2 Sedang Perhutani 20 Papan nama lokasi 1 Baik Perhutani

Tabel 23. Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan Kelompok Wisata Karang

Taruna Kamojang

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Pengada 1 Areal bumi perkemahan 1 Baik Karang Taruna 2 Saung riung 1 Baik Karang Taruna 3 Menara pandang/saung baladewa 1 Baik Karang Taruna 4 Saung informasi 1 Baik Karang Taruna 5 Mushola putra 1 Baik Karang Taruna 6 Mushola putri 1 Baik Karang Taruna 7 WC putra 1 Baik Karang Taruna 8 WC putri 2 Baik Karang Taruna 9 Tempat wudhu putra 1 Baik Karang Taruna 10 Tempat wudhu putri 1 Baik Karang Taruna 11 Area outbond 1 Baik Karang Taruna 12 Bak api unggun 1 Sedang Karang Taruna 13 Papan peringatan 1 Baik Karang Taruna 14 Papan nama lokasi 1 Baik Karang Taruna 15 Area parkir bumi perkemahan 1 Baik Karang Taruna

Kelengkapan sarana dan prasarana di TWA Kawah Kamojang yang

dikelola Perum Perhutani masih belum lengkap dan kurang baik karena tidak

Page 71: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dilakukan perawatan rutin (Gambar 12). Berbeda halnya dengan sarana dan

prasarana di Bumi Perkemahan Kamojang yang dikelola oleh Kelompok Pencinta

Wisata Karang Taruna Kamojang yang sudah cukup lengkap. Sarana dan

prasarana dari segi jumlah ada yang masih kurang mencukupi, seperti penginapan,

kamar pemandian air panas, papan interpretasi, sumber informasi dan tempat

sampah. Begitu juga kondisinya, sarana dan prasarana di Bumi Perkemahan

Kamojang kondisinya masih sangat baik (Gambar 13) karena bumi perkemahan

ini baru dibuat.

Sarana dan Prasarana yang kurang terpelihara tersebut yaitu gapura masuk

TWA Kawah Kamojang catnya sudah melepuh (Gambar 12 (e)), pos jaga yang

dijadikan sebagai pusat informasi dan pos tiket dari hari Senin sampai hari Sabtu,

pusat informasi yang dijadikan penginapan/guest house, mushola dengan

perlengkapan sholat yang kurang memadai, kamar pemandian air panas dengan

lantai yang kusam, beberapa buah tempat sampah yang rusak, tempat duduk

penuh dengan coretan-coretan dan shelter banyak yang rusak.

Page 72: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Gambar 14. Sarana dan prasarana yang dikelola oleh Perum Perhutani : (a)

warung makan dan minum, (b) areal parkir, (c) papan TWA Kawah

Kamojang, (d) loket karcis TWA Kawah Kamojang dan (e) gapura

TWA Kawah

Page 73: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (i)

(h)

Gambar 13. Sarana dan prasarana yang dikelola oleh Kelompok Pencinta Wisata

Karang Taruna Kamojang : (a) saung riung, (b) saung informasi, (c)

mushola putra, (d) kamar mandi putra, (e) kamar mandi dan tempat

wudhu putri, (f) tempat wudhu putra, (g) area outbond, (h) menara

pandang atau Saung Baladewa dan (i) bak api unggun Bumi

Perkemahan Kamojang

Page 74: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pihak yang mengadakan sarana dan prasarana tidak hanya dari Perum

Perhutani, Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang dan BKSDA

Jawa Barat II saja tetapi pihak Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesia Power sebagai pengguna kawasan TWA Kawah Kamojang dan CA

Kawah Kamojang ikut membantu dalam penyediaan sarana dan prasarana.

Penyediaan sarana dan prasarana di kawasan TWA Kawah Kamojang merupakan

salah satu kewajiban mereka sebagai pengguna kawasan, yaitu membantu dalam

membangun sarana dan prasarana wilayah. Kewajiban tersebut tercantum dalam

Surat Persetujuan Menteri Kehutanan Nomor 341/Menhut-VII/1996 tanggal 15

Maret 1996.

Fasilitas khusus yang diperuntukan untuk anak-anak, orang tua dan orang

cacat tidak terdapat di TWA Kawah Kamojang. Sedangkan untuk fasilitas

kegiatan, pihak Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang membuat

Bumi Perkemahan Kamojang di TWA Kawah Kamojang dengan berbagai fasilitas

(Tabel 23). Seperti halnya menurut Soekadijo (2000), di negara-negara maju

tempat berkemah disediakan secara komersil oleh perusahaan dan dilengkapi

dengan beberapa fasilitas umum yang sederhana. Fasilitas lain yang diberikan

pengelola Bumi Perkemahan Kamojang, yaitu penyewaan tenda dan tikar, lintasan

outbond, sarana ketangkasan, bibit pohon, pengenalan teknologi geothermal

(kunjungan ke Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia

Power).

A.5. Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana penunjang merupakan sarana dan prasarana yang

berada pada radius 2 km dari batas luar obyek yang dapat menunjang kegiatan

wisata. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang

kemudahan dan kenikmatan pengunjung. Kriteria sarana dan prasarana penunjang

diberi bobot nilai 3. Hasil penilaian kriteria sarana dan prasarana penunjang dapat

dilihat pada Tabel 24.

Page 75: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 24. Penilaian sarana dan prasarana penunjang TWA Kawah Kamojang

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Sarana penunjang 25 2 Prasarana Penunjang 30 Jumlah (ΣΣ) 55 Nilai Bobot (ΣΣ X bobot nilai) (55 X 3) 165

Gambar 14. Pangkalan angkutan pedesaan (angdes) Kamojang

Sarana penunjang yang ada di dekat obyek TWA Kawah Kamojang

bernilai 25, terdiri dari rumah makan/minum, penginapan dan sarana angkutan

umum (Gambar 14). Menurut Soekadijo (2000), restoran juga harus memenuhi

persyaratan lokasi, baik mengenai sentralitas, aksesibilitas maupun

lingkungannya. Menurut aksesibilitasnya restoran harus mudah ditemukan dan

dicapai dari tempat-tempat di mana wisatawan masuk atau di mana mereka

menginap. Rumah makan/minum dalam radius 2 km dari TWA Kawah Kamojang

berupa warung makan, di sekitar TWA Kawah Kamojang tidak terdapat rumah

makan besar. Warung makan yang terdapat di dalam kawasan sebanyak empat

warung makan, sedangkan yang berada di luar kawasan ke arah Garut (radius 2

km) terdapat lima warung makan dan ke arah Bandung (radius 2 km) terdapat

beberapa warung makan yang berada di Pasar Paseh.

Sedangkan prasarana penunjang yang ada di dekat obyek TWA Kawah

Kamojang bernilai 30 terdiri dari telepon umum, Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas), jalan, jembatan, jalur listrik dan jaringan air minum. Telepon umum

dalam radius 2 km hanya ada di Koperasi Pertamina yang buka hanya pada jam

dan hari kerja. Puskesmas di Kamojang sudah cukup lengkap dengan adanya satu

Page 76: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dokter Puskesmas. Selain itu juga pihak Pertamina Area Panas Bumi EP

Kamojang menyediakan pelayanan kesehatan gratis dengan seorang dokter.

Kondisi jalan menuju kawasan sudah cukup baik (aspal). Jalan ke arah Bandung

dibuat oleh PT. Indonesia Power, sedangkan ke arah Garut dibuat oleh Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang. Di dalam TWA Kawah Kamojang terdapat satu

jembatan pengaman yang dibuat oleh Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang,

jembatan pengaman ini dibuat untuk keselamatan pengunjung dari pasir panas.

Jalur listrik radius 2 km dari TWA Kawah Kamojang sudah ada tetapi hanya

untuk pemukiman penduduk, sedangkan di dalam kawasan obyek belum ada.

Penerangan di guest house TWA Kawah Kamojang menggunakan mesin diesel

tetapi dalam waktu dekat akan dibuat tenaga listrik dari Sumur KMJ-3 (Kawah

Kereta Api) oleh Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang. Jaringan air minum

di dalam kawasan dialirkan dari Sungai Cikaro yang dialirkan melalui pipa.

Selang nilai sarana dan prasarana penunjang kategori baik antara 140

sampai 180 (Lampiran 1), sehingga nilai bobot sarana dan prasarana penunjang di

TWA Kawah Kamojang yang bernilai 165 dikategorikan baik.

A.6. Ketersediaan Air Bersih

Air bersih merupakan faktor yang perlu tersedia dalam pengembangan

suatu obyek wisata baik untuk pengelolaan maupun untuk pelayanan pengunjung,

sehingga bobot nilai kriteria ketersediaan air bersih adalah 6. Terdiri dari

ketercukupan air, jarak lokasi air bersih terhadap lokasi obyek, mudah tidaknya air

dialirkan ke obyek, kelayakan dikonsumsi dan ketersediannya. Hasil penilaian

kriteria ketersediaan air bersih dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Penilaian kriteria ketersediaan air bersih TWA Kawah Kamojang

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Volume/ketercukupan 25 2 Jarak lokasi air bersih terhadap obyek 15 3 Dapat tidaknya air dialirkan ke obyek 25 4 Kelayakan dikonsumsi 25 5 Ketersediaan 30 Jumlah (ΣΣ) 120 Nilai Bobot (ΣΣ X bobot nilai) (120 X 6) 720

Page 77: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Volume air di TWA Kawah Kamojang diberi nilai 25 karena cukup

memenuhi beberapa keperluan kegiatan wisata, seperti mandi air panas, WC,

wudhu dan warung dapat dikatakan cukup. Jarak lokasi sumber air ke pusat

kegiatan wisata bernilai 15 karena jaraknya > 4 km. Air dapat dialirkan ke kamar

mandi, WC, tempat wudhu dan warung-warung dengan mudah melalui pipa,

sehingga nilainnya 25. Air untuk keperluan minum dialirkan dari Sungai Cikaro,

sedangkan untuk mandi air panas, WC dan wudhu dialirkan dari air Kawah Hujan.

Air tersebut tidak dapat langsung dikonsumsi, perlu perlakuan sederhana sehingga

diberi nilai 25 yaitu dengan cara dimasak terlebih dahulu. Ketersediaan air di

TWA Kawah Kamojang diberi nilai 30 karena ada sepanjang tahun. Selang nilai

tersedianya air bersih kategori sedang antara 600 sampai 750 (Lampiran 1).

Sehingga ketersediaan air bersih di TWA Kawah Kamojang dikategorikan sedang

dengan nilai bobot 720.

Gambar 15. Penggunaan air bersih di Bumi Perkemahan Kamojang

A.7. Hubungan dengan Obyek Wisata Lain di Sekitar TWA Kawah

Kamojang

Keberadaan obyek lain akan mempengaruhi kunjungan pada suatu obyek,

di satu sisi dapat meningkatkan kunjungan namun di sisi lain dapat merupakan

saingan. Unsur-unsur yang termasuk dalam penilaian dengan obyek wisata lain

adalah jumlah obyek wisata sejenis dan jumlah obyek wisata tidak sejenis. Bobot

untuk kriteria hubungan dengan obyek lain adalah 1. Hasil penilaian dapat dilihat

pada Tabel 26.

Page 78: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 26. Penilaian kriteria hubungan dengan obyek wisata lain

No Unsur/Sub Unsur Nilai 1 Sejenis 40 2 Tidak sejenis 50 Jumlah (ΣΣ) 90 Nilai Bobot (ΣΣ X bobot nilai) (90 X 1) 90

Obyek wisata yang sejenis dengan obyek wisata TWA Kawah Kamojang

pada radius 50 km dari obyek diberi nilai 40 karena hanya terdapat tiga obyek

sejenis lihat pada Tabel 27 dan Lampiran 1. Obyek wisata tidak sejenis dengan

obyek wisata TWA Kawah Kamojang pada radius 50 km diberi nilai 50 karena

terdapat lebih dari enam obyek tidak sejenis (Tabel 28) dan Lampiran 1. Nilai

bobot hubungan dengan obyek wisata lain adalah 90, artinya hubungan dengan

obyek wisata lainnya dikategorikan buruk. Selang nilai hubungan dengan obyek

wisata lain kategori buruk antara 50 sampai 100 (Lampiran 1). Hal ini

dikarenakan dalam radius 50 km terdapat tiga obyek sejenis yang merupakan

pesaing bagi TWA Kawah Kamojang. Obyek wisata tidak sejenis dalam radius 50

km terdapat 31 obyek wisata dan hal ini juga dapat menjadi pesaing karena jika

dibandingkan dengan obyek wisata lain terutama yang dikelola oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan dengan masyarakat maupun perorangan, obyek-obyek

wisata tersebut lebih berkembang terutama sarana dan prasarananya. Sehingga

pengunjung akan lebih memilih obyek wisata lain yang menyediakan fasilitas

lebih lengkap dan baik.

Pengadaan sarana dan prasarana wisata alam di dalam kawasan konservasi

menurut Keputusan Menteri Kehutanan No. 167/Kpts-II/94 tentang Sarana dan

Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam yaitu

sarana dan prasarana hanya dapat dibangun di blok pemanfaatan maksimum 10 %

dari luas areal ijin pengusahaan serta bentuk sarana dan prasarana harus

memperhatikan kondisi fisik kawasan dan tidak mengubah karakteristik bentang

alam yang ada.

Page 79: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 27. Obyek wisata sejenis dengan obyek wisata TWA Kawah Kamojang dalam radius 50 km

No Nama Obyek Wisata Lokasi Jarak dengan TWAKK (km)

Status Pengelolaan

1 Kawah Papandayan Cisurupan, Garut 28 BKSDA, Perhutani dan Disparbud

2 Kawah Darajat Pasirwangi, Garut

26

3 Kawah Talaga Bodas Wanaraja, Garut 37 BKSDA, Perhutani

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut (2004)

Tabel 28. Obyek wisata tidak sejenis dengan obyek wisata TWA Kawah Kamojang dalam radius 50 km

No Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Lokasi

Jarak dengan

TWAKK (km)

Status Pengelolaan

1 Situ Bagendit Alam Banyuresmi, Garut

35 Disparbud

2 Cagar Budaya Ciburuy Budaya Bayongbong, Garut

21 Disparbud

3 Arum Jeram Sungai Cimanuk

Alam, minat khusus

Bayongbong, Garut

21 Disparbud

4 Curug Orok Alam Cikajang, Garut

34 Disparbud, Perkebunan

5 Lapangan Golf Ngamplang

Alam, minat khusus

Cilawu, Garut 34 Korem

6 Curug Cihanyawar Alam Cilawu, Garut 46 Perkebunan 7 Perkebunan Dayeuh

Manggu Agro Cilawu, Garut 46 Perkebunan

8 Curug Cimandi Racun Alam Kadungora, Garut

37 Disparbud, Desa

9 Para Glaiding Gunung Haruman

Alam, minat khusus

Kadungora, Garut

35 Disparbud, Desa

10 Makan Keramat Gadog Budaya, minat khusus

Karangpawitan, Garut

32 Disparbud, Kompepar

11 Linggaratu Budaya, minat khusus

Karangpawitan, Garut

32 Disparbud, Kompepar

12 Situ Cangkuang Alam, budaya, minat khusus

Leles, Garut 34 Disparbud, Desa

13 Makam Keramat Jafar Sidik

Budaya, minat khusus

Leuwigoong, Garut

42 Disparbud, Desa

14 Air Panas Pasirwangi Alam Pasirwangi, Garut

26

15 Kampung Sampireun Alam Samarang, Garut

15 Perorangan

16 Cipanas Alam Tarogong, Garut

2 Disparbud, Perorangan

17 Curug Citiis Alam Tarogong, Garut

25 BKSDA, Perhutani

18 Para Glaiding Gunung Guntur

Alam, minat khusus

Tarogong, Garut

25

Page 80: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

19 Makam Keramat Cinunuk

Budaya, minat khusus

Wanaraja, Garut

37 BKSDA, Perhutani

20 Dago Pakar/Taman Juanda, Dago Atas

Alam Cimenyan, Bandung

44 Perhutani

21 Taman Bunga Cihideung

Agro Parongong, Bandung

35 Masyarakat

22 Wana Wisata Gunung Tangsi

Alam, buper Cimaung, Bandung

33 Perhutani

23 Wana Wisata Gunung Puntang

Alam Banjaran, Bandung

42 Perhutani

24 Situ Sipatahunan Wisata tirta Baleendah, Bandung

20 Desa

25 Bumi Alit Budaya Banjaran, Bandung

28 Disparbud

Lanjutan Tabel 28. 26 Kampung Mahmud Wisata ziarah Margaasih,

Bandung 45

27 Curug Sinulang Alam Cicalengka, Bandung

18 Desa

28 Wana Wisata Oray Tapa

Alam Cimenyan, Bandung

49 Desa

29 Wana Wisata Batu Kuda

Alam Cilengkrang, Bandung

49 Desa

30 Curug Eti Alam Majalaya, Bandung

8 Desa

31 Bojong Menje Budaya Rancaekek, Bandung

18 Masyarakat

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung (2004) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut (2004)

B. Pengelolaan, Perawatan dan Pelayanan

Kepuasan pengunjung dipengaruhi langsung oleh kegiatan pengelolaan,

perawatan dan pelayanan yang diberikan pada suatu obyek wisata. Adanya potensi

obyek dan fasilitas yang lengkap tanpa pengelolaan yang mantap, perawatan

teratur dan pelayanan yang baik tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal

potensi obyek wisata tersebut. Oleh karena itu, dalam penilaian pengelolaan,

perawatan dan pelayanan ini diberi bobot nilai 4. Nilai bobot dari kriteria

pengelolaan, perawatan dan pelayanan TWA Kawah Kamojang bernilai 460.

Artinya, pengelolan, perawatan dan pelayanan TWA Kawah Kamojang

dikategorikan sedang. Selang nilai pengelolaan, perawatan dan pelayanan kategori

sedang antara 276 sampai 488 (Lampiran 1). Adapun perincian penilaian tersebut

dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Penilaian kriteria pengelolaan, perawatan dan pelayanan TWA Kawah Kamojang

Page 81: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

No Unsur/Sub Unsur Nilai A 1 2 3 4 5 6

Pengelolaan Status pengelolaan Jumlah pegawai Dana anggaran Sumber dana Status pegawai (lebih 50 %) Pergantian pimpinan 5 tahun terakhir

Perum

5 20 15 20 15

B 1 2

Mutu Pelayanan Mutu pelayanan Kemampuan berbahasa

15 10

C 1

Sarana Perawatan dan Pelayanan Sarana perawatan dan pelayanan

15

Jumlah (ΣΣ) 115 Nilai Bobot (ΣΣ X Bobot Nilai) (115 X 4) 460

Page 82: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

B.1. Pengelolaan

B.1.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang dapat dilihat pada Gambar 16.

Sedangkan struktur menurut Rencana Karya Lima Tahunan (RKLT) Tahap II

dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 16. Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang

Gambar 17. Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang menurut Rencana Karya

Lima Tahunan (RKLT) Tahap II

Keterangan : ………. : garis koordinasi

_______ : garis komando

Administratur

Ajun

Asper Wilayah

TU BKPH

Mantri Mantri Kepala Pengelola TWA Kawah Kamojang

Bidang Kebersihan Bidang Keamanan Bidang Tiket

Kepala Pengelola

TWA Kawah Kamojang

Kep Bag TU

Kep Bag Rencana dan Program

Kep Bag Pembinaan

Kep Bag Pengamanan

Kep Bag Promosi dan Pemasaran

Page 83: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang dibuat sesuai dengan kondisi

dan situasi wilayah kerja (Gambar 16), karena kondisi TWA Kawah Kamojang

belum memungkinkan menggunakan struktur organisasi seperti Gambar 17,

dimana Kepala Bagian Tata Usaha (TU) masih menyatu dengan Tata Usaha

Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (TU BKPH). Bidang rencana dan program,

bidang pembinaan dan bidang pemasaran masih dipegang oleh Asper Wilayah.

Struktur organisasi TWA Kawah Kamojang hanya dibagi ke dalam tiga bidang,

yaitu bidang tiket, keamanan dan kebersihan karena keterbatasan personil dalam

bidang tersebut.

Taman Wisata Alam Kawah Kamojang masuk ke dalam pengelolaan

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Kesatuan Pemangkuan Hutan

(KPH) Bandung Selatan, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciparay

dan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mandalawangi.

B.1.2. Kemantapan Organisasi

Status pengelolaan TWA Kawah Kamojang berupa Perusahaan Umum

(Perum), yaitu dipegang oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

(KPH Bandung Selatan). TWA Kawah Kamojang tidak masuk ke dalam Unit

Kelola Mandiri (UKM) di bawah Asisten Perhutani (Asper) Wisata, melainkan di

bawah Asisten Perhutani (Asper) Wilayah Ciparay. Obyek wisata di Bandung

Selatan yang masuk ke dalam UKM KPH Bandung Selatan, yaitu Pemandian Air

Panas Cimanggu, Wana Wisata Cibolang, Wana Wisata Gunung Puntang, Kawah

Putih, Wana Wisata Ranca Upas, Pusat Pengembangan Agribisnis dan Wisata

(Patuha Resort). Syarat menjadi UKM, yaitu kalau sudah mencapai target 50,

artinya dalam satu tahun pendapatannya mencapai 50 juta. Pendapatan TWA

Kawah Kamojang belum mencapai 50 juta per tahunnya (Tabel 30) dan lokasinya

terlalu jauh dari KPH Bandung Selatan sehingga sulit dalam pemantauannya.

Maksud dari UKM sendiri yaitu unit yang khusus mengelola wisata, tidak

tercampur dengan kegiatan rutin Perum Perhutani seperti penanaman dan

penebangan dengan maksud supaya lebih profesional.

Dana anggaran bernilai 20, meliputi dana administrasi, perawatan,

pengembangan dan operasional atau pemasaran. Dana anggaran ini yang

mengatur KPH. Semua kebutuhan operasional dan pemeliharaan di lapangan

Page 84: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

diajukan ke KPH dalam bentuk proposal, kemudian dari KPH dilakukan

pengecekan ke lapangan. Dana anggaran ini tidak rutin disesuaikan dengan

kebutuhannya di lapangan. Menurut Riyanto (2004a), kendala dan hambatan

dalam pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam

(KPA) salah satunya yaitu pendanaan dalam bidang pengelolaan KPA masih

minim, sehingga perlu adanya dukungan dana untuk mendukung program

tersebut.

Sumber dana pengelolaan bernilai 15, yaitu sebagian dari pendapatan

pengunjung yang disetorkan terlebih dahulu ke KPH. Penyetoran dan pelaporan

pendapatan dilakukan setiap dua minggu sekali melalui BKPH yang kemudian

diserahkan kepada KPH. Begitu pula untuk mendapatkan sumber dana

pengelolaan dari KPH melalui BKPH.

Rencana pendapatan dan realisasi pendapatan TWA Kawah Kamojang

dari tahu 2000 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 30. Realisasi

pendapatan hampir setiap tahunnya tercapai, hanya pada tahun 2001 tidak dapat

mencapai target pendapatan, meskipun pada tahun 2001 jumlah pengunjung

mengalami peningkatan sebesar 37,86 % (Tabel 36). Hal ini disebabkan karena

penetapan rencana pendapatan terlampau tinggi yaitu dari Rp. 11.250.000,00

menjadi Rp. 18.000.000,00 (Tabel 30) atau sebesar 60 %, sedangkan peningkatan

pengunjung dari tahun 2000 ke tahun 2001 sebesar 37,86 %.

Tabel 30. Rencana pendapatan dan realisasi pendapatan dari tahun 2000 sampai tahun 2005

No Tahun Rencana Pendapatan (Rp)

Realisasi Pendapatan (Rp)

Persentase Realisasi Pendapatan (%)

1 2000 11.250.000 11.806.930 109,95 2 2001 18.000.000 16.889.800 93,83 3 2002 26.000.000 26.484.625 101,86 4 2003 27.709.296 37.454.125 135,17 5 2004 40.000.000 44.468.225 111,17 6 2005 50.000.000 - -

Sumber : KPH Bandung Selatan (2005)

Hasil penjualan karcis masuk harus cukup untuk menggaji pegawai dan

menanggung biaya pengobatan mereka jika sakit, memelihara supply air bersih,

menjaga kebersihan lingkungan, membina masyarakat setempat, membayar listrik

atau menjalankan dan memelihara alat pembangkit listrik, merawat atau

Page 85: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

memperbaiki bangunan dan isinya, memberi insentif kepada pegawai dan bagi

investor yang diutamakan adalah keuntungan yang cukup besar untuk waktu yang

lama. Ini sebabnya harga jual tiket memasuki suatu obyek wisata alam selalu

disesuaikan dengan nilai keindahan dan keunikan bentuk alam tersebut.

Dikompensasi dengan fasilitas pelayanan yang memadai (Ko, 2001). Tarif tiket

masuk TWA Kawah Kamojang (Tabel 31) dan tarif masuk kawasan konservasi

menurut SK Menhut No. 878/Kpts-II/1992 dan PP No. 59 Tahun 1998 (Tabel 32).

Tabel 31. Tarif masuk kawasan TWA Kawah Kamojang No Jenis Tarif Masuk Tarif (Rp) 1 Pengunjung 2.500,00 2 Mandi air panas 2.500,00 3 Kendaraan :

Sepeda motor Mobil Truk

1.000,00 2.000,00 3.000,00

Tabel 32. Tarif pungutan masuk kawasan konservasi SK Menhut No 878/Kpts-II/1992 Tarif Pungutan Masuk ke Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Laut

Tarif Sekali Masuk No Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Nusantara (Rp) Mancanegara (Rp)

1 Pengunjung 1.000,00 1.000,00 2 Kendaraan :

• Roda dua • Roda empat

1.000,00 2.000,00

1.000,00 2.000,00

PP No. 59 Tahun 1998 Tarif Atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Departemen Kehutanan 1 Pengunjung 2.000,00 2.000,00 2 Peneliti :

• 1-15 hari atau ½ bulan • 16-30 hari atau 1 bulan • 1-6 bulan atau ½ tahun • ½ -1 tahun • > 1 tahun

25.000,00 50.000,00

100.000,00 150.000,00 200.000,00

75.000,00

150.000,00 300.000,00 450.000,00 600.000,00

3 Kendaraan : • Roda dua • Roda empat • Kuda/sepeda

1.000,00 2.500,00 1.000,00

1.500,00 1.500,00 1.500,00

4 Pengambilan/Snapshot : • Film komersil • Video komersil/dokumen cerita • Handycam/non komersil • Foto/non komersil

1.500.000,00 1.000.000,00

15.500,00 3.000,00

2.500.000,00 2.000.000,00

125.000,00 30.000,00

5 Olahraga/rekreasi alam bebas : • Kemah

50.000,00/hari

150.000,00/hari

Sumber : BKSDA Jawa Barat II dan IPB (2005)

Page 86: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tarif masuk di TWA Kawah Kamojang relatif rendah jika dibandingkan

dengan tarif masuk di TWA lainnya. Hal ini dikarenakan fasilitas yang diberikan

di TWA Kawah Kamojang masih terbatas baik dari jenisnya maupun

kapasitasnya. Tarif pengunjung TWA Kawah Kamojang dibandingkan dengan

tarif masuk berdasarkan SK Menhut No. 878/Kpts-II/1992 dan PP No. 59 Tahun

1998 lebih besar sedikit, hal tersebut wajar disesuaikan dengan keadaan

perekonomian sekarang.

Pergantian pimpinan bernilai 15 karena sistem pergantian pimpinan/Asper

Wilayah selama lima tahun terakhir ini sebanyak dua kali. Sistem pergantian

pimpinan berdasarkan periode waktu sesuai dengan sistem pergantian Asper di

Perum Perhutani yaitu setiap dua tahun sekali. Sistem pergantian pimpinan

sebaiknya jangan terlalu sering, idealnya per lima tahun sekali dilakukan

pergantian karena dengan sering mengganti pimpinan, maka sistem atau strategi

pengelolaan yang digunakan akan berlainan sesuai dengan tipe kepemimpinannya

sehingga sistem atau strategi tersebut tidak akan mantap.

B.1.3. Personal

Sukses tidaknya suatu obyek wisata dikelola, betul-betul tergantung pada

kualitas personalia yang berdedikasi, memiliki wawasan luas dan kreatif (Ko,

2001). Petugas di TWA Kawah Kamojang semuanya berasal dari Perum Perhutani

KPH Bandung Selatan. Masyarakat tidak dilibatkan dalam pengelolaan wisata.

Pihak BKSDA Jawa Barat II hanya bertugas sebagai pengawas, pemantau dan

menjaga keamanan kawasan.

Jumlah petugas lapang bernilai 5, yaitu berkisar antara 3 – 10 orang

petugas. Jumlah petugas untuk hari-hari biasa (sedikit pengunjung) sebanyak tiga

orang terdiri dari satu orang berstatus pegawai dan dua orang berstatus tenaga

borongan dengan tingkat pendidikan satu orang Sarjana (S1) dan dua orang

setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Menurut Ko (2001), pengelola

obyek wisata alam di Indonesia jarang sekali yang lulusan suatu akademi

pariwisata atau perguruan tinggi lainnya yang terkait dengan masalah pengelolaan

obyek wisata alam. Jumlah petugas untuk hari libur (banyak pengunjung)

sebanyak enam sampai tujuh orang terdiri dari satu orang pegawai, dua orang

Page 87: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

tenaga borongan, satu orang pegawai harian tetap dan dua sampai tiga orang

Patroli Tunggal Mandiri (PTM).

Petugas BKSDA Jawa Barat II yang bertugas di Wilayah Resort

Kamojang Barat berjumlah tiga orang mencakup wilayah CA Kawah Kamojang

dan TWA Kawah Kamojang dengan luas wilayah 8.286 Ha. Tingkat

pendidikannya setingkat dengan SLTA. Kondisi personil di lapangan ini sangat

terbatas. Seperti dikatakan Riyanto (2004a), pengelolaan Kawasan Suaka Alam

(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) mengalami banyak kendala,

diantarnya kurangnya sumberdaya manusia yang profesional di bidang konservasi

sumberdaya alam.

B.1.4. Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok Perum Perhutani dalam pengelolaan TWA Kawah

Kamojang yaitu hanya pengusahaan wisata. Kegiatan rutinnya penjagaan lokasi

wisata dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 untuk hari-hari biasa (sepi

pengunjung), sedangkan untuk hari-hari libur (ramai pengunjung) dari pukul

08.00 sampai pukul 17.00. Kegiatan hariannya meliputi penjagaan tiket masuk,

penjagaan tiket kamar mandi air panas, kebersihan dan keamanan pengunjung.

Sedangkan untuk keamanan kawasan dari penebangan dan pemburuan liar masih

sangat kurang diperhatikan, hal ini dikarenakan keterbatasan personil di lapangan.

Kegiatan dari petugas BKSDA sendiri yaitu mengadakan pengawasan,

pemantauan dan patroli keamanan kawasan. Petugas BKSDA yang bertugas di

Wilayah Resort Kamojang Barat sebanyak tiga orang dengan luas wilayah Taman

Wisata Alam 481 Ha, maka dalam melakukan kegiatan patroli sering mengadakan

gabungan dengan petugas BKSDA wilayah kerja lain.

B.1.5. Sikap Masyarakat

Masyarakat di sekitar TWA Kawah Kamojang tidak banyak dilibatkan

dalam pengelolaan wisata alam oleh Perum Perhutani KPH Bandung Selatan.

Masyarakat yang dilibatkan hanya empat orang yaitu sebagai penjual di dalam

kawasan wisata. Masyarakat yang berjualan di TWA Kawah Kamojang bukan

masyarakat sekitar Kamojang melainkan dari Patrol, Kabupaten Bandung.

Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang Desa Laksana,

Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung terlibat dalam pengelolaan Bumi

Page 88: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Perkemahan Kamojang di TWA Kawah Kamojang di bawah naungan BKSDA

Jawa Barat II, bukan di bawah naungan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan

Banten (KPH Bandung Selatan).

Gambar 18. Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang sedang berkerja bakti

Anggota Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang berjumlah

40 orang yang merupakan pemuda-pemudi daerah setempat. Mereka mempunyai

keinginan untuk mengembangkan potensi obyek wisata di Kamojang dengan

didukungnya oleh dua industri besar yang berada di Kamojang, yaitu Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power. Masyarakat di sekitar

TWA Kawah Kamojang, khususnya masyarakat Desa Laksana, Kecamatan Ibun

sangat mengharapkan keterlibatnya dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang.

Seperti halnya berjualan di lokasi wisata, menjadi tenaga kebersihan, pemandu

wisata dan menjadi tenaga keamanan.

Masyarakat sekitar kawasan seharusnya dilibatkan dalam pengelolaan

TWA Kawah Kamojang, seperti halnya menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun

1990 pasal 34 ayat (3), yaitu untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi,

pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas blok pemanfaatan TWA

dengan mengikutsertakan rakyat. Pengertian mengikutsertakan disini adalah

memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitarnya untuk berperan dalam

usaha di kawasan tersebut. Juga dikatakan menurut Riyanto (2004b), guna

memperoleh manfaat yang optimal dari kawasan TWA sebagai obyek wisata,

maka pelaksanaan pemanfaatannya perlu dilakukan dalam bentuk pengusahaan

dengan mengikutsertakan masyarakat. Keberadaan masyarakat di sekitar Kawasan

Page 89: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pelestarian Alam (KPA) diharapkan dapat mendukung fungsi kelestarian

kawasan. Kegiatan kepariwisataan di KPA diharapkan dapat memberikan

alternatif peluang bekerja dan berusaha sehingga sedikit demi sedikit

ketergantungan masyarakat terhadap kawasan mulai berkurang dan bahkan di

kemudian hari mereka dapat dimanfaatkan untuk mejaga pelestarian alam.

B.1.6. Permasalahan Pengelolaan

Pembuatan Bumi Perkemahan Kamojang yang dikelola oleh Kelompok

Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang (Gambar 19) masih dalam

permasalahan antara pengelola kawasan yaitu BKSDA Jawa Barat II dan Pencinta

Wisata Karang Taruna Kamojang dengan pengelola pengusahaan wisata yaitu

Perum Perhutani Unit II Jawa Barat dan Banten (KPH Bandung Selatan). Pihak

Perum Perhutani sebagai yang mempunyai hak dalam pengusahaan wisata di

TWA Kawah Kamojang sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

284/Kpts-II/1990 tanggal 4 Juni 1990, yaitu ijin pengusahaan pariwisata alam

diserahkan kepada Perum Perhutani. Maka pihak BKSDA Jawa Barat II sebaiknya

koordinasi terlebih dahulu dengan Perum Perhutani. Sehingga walaupun ada

kerjasama dengan pihak Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang

dalam pengusahaan wisata di TWA Kawah Kamojang harus ada koordinasi

dengan pihak Perum Perhutani melaui tembusan dari pihak Kelompok Pencinta

Wisata Karang Taruna Kamojang dengan BKSDA Jawa Barat II. Sebenarnya

Perum Perhutani bisa melakukan kerjasama dengan Pencinta Wisata Karang

Taruna Kamojang dalam pengelolaan bumi perkemahan tersebut, maka

kesepakatan Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang bersama BKSDA Jawa

Barat II, pihak Perum Perhutani perlu tahu.

Di lain pihak, BKSDA Jawa Barat II dengan berbagai pertimbangan

seperti dengan melihat Perum Perhutani sebagai pemegang ijin pengusahaan

pariwisata di TWA Kawah Kamojang, berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 284/Kpts-II/1990, dalam pelaksanaan pengusahaan kawasan hutan wisata,

Perum Perhutani mempunyai kewajiban untuk menyusun Rencana Karya Lima

Tahun (RKLT) dan Rencana Karya Tahunan (RKT), membuat AMDAL,

membuat sarana dan prasarana pengusahaan hutan wisata sesuai dengan Rencana

Karya yang telah disyahkan, mempekerjakan tenaga ahli dalam bidang konservasi,

Page 90: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

membantu melaksanakan pengamanan kawasan hutan wisata dan memberikan

laporan pengusahaan hutan wisata setiap tahun kepada Departemen Kehutanan.

Namun pada kenyataannya, hanya RKL saja yang dibuat, pembuatan sarana dan

prasarana pengusahaan hutan wisata belum sesuai dengan Rencana Karya yang

ada. Menurut Riyanto (2004b), di lain pihak pemegang ijin pengusahaan

pariwisata alam di dalam penyusunan Rencana Karya Pengusahaan Pariwisata

Alam harus mengacu kepada rencana pengelolaan kawasan, sedangkan dokumen

tersebut belum banyak disusun oleh Pemerintah. Hal tersebut sangat dilematik dan

kondisi tersebut perlu segera dilakukan percepatan oleh Pemerintah dalam

menyusun rencana pengelolaan di setiap Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

(b)

(a)

Gambar 19. Bumi Perkemahan Kamojang : (a) papan Bumi Perkemahan

Kamojang dan (b) Bumi Perkemahan Kamojang

BKSDA Jawa Barat II dengan melihat kenyataan seperti itu, maka

berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 Pasal 34 ayat (3) tentang

Konsevasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dijelaskan bahwa untuk

kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak

pengusahaan atas zona pemanfaatan TWA dengan mengikutsertakan rakyat. Maka

daripada itu, pihak Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Jawa Barat II melakukan

perjanjian kerjasama kemitraan dengan Kelompok Pencinta Wisata Karang

Page 91: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Taruna Kamojang dengan Surat Perjanjian yang ditanda tangani pada tanggal 21

Maret 2005. Pemberian ijin pembuatan bumi perkemahan tersebut di luar area

pengusahaan TWA oleh Perum Perhutani, yaitu di lokasi pinjam pakai Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang yang tidak dipergunakan dan akan dikembalikan

kepada BKSDA Jawa Barat II. Adanya kerjasama dengan Karang Taruna

setempat diharapkan dapat membantu dalam pengawasan keamanan TWA Kawah

Kamojang karena mengingat petugas lapang BKSDA Jawa Barat II untuk Resort

Kamojang Barat terbatas. Kerjasama kemitraan ini merupakan implementasi dari

program Pengelolaan Kawasan Konservasi Bersama Masyarakat (PKKBM).

Inti dari permasalahan pengelolaan TWA Kawah Kamojang yaitu

kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pengelola kawasan (BKSDA Jawa

Barat II) dengan pengusaha wisata alam (Perum Perhutani KPH Bandung

Selatan). Seakan-akan setiap kegiatan di dalam Kawasan TWA Kawah Kamojang

berjalan sendiri-sendiri.

Selain itu juga adanya kecurigaan dari masing-masing pihak. Perum

Perhutani KPH Bandung Selatan merasa takut melakukan pengembangan di TWA

Kawah Kamojang karena kalau dilakukan pengembangan, pengelolaan

pengusahaan wisata di TWA Kawah Kamojang takut diambil alih oleh BKSDA

Jawa Barat II, terlebih lagi dengan kejadian pembuatan Bumi Perkamahan

Kamojang yang bekerjasama dengan Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna

Kamojang. Sehingga dalam pengembangannya tidak begitu diperhatikan, berbeda

halnya dengan kawasan wisata lain yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH

Bandung Selatan, seperti Pemandian Air Panas Cimanggu, Wana Wisata

Cibolang, Wana Wisata Gunung Puntang, Kawah Putih, Wana Wisata Ranca

Upas, Pusat Pengembangan Agribisnis dan Wisata (Patuha Resort) yang

pengawasannya di bawah Asisten Perhutani (Asper) Wisata. Menurut Riyanto

(2004b), sikap yang ditunjukkan oleh pemegang ijin pengusahaan pariwisata alam

umunya merupakan cerminan dari hambatan-hambatan yang dihadapi dalam

menjalankan usahanya. Pihak BKSDA Jawa Barat II juga menilai, bahwa Perum

Perhutani KPH Bandung Selatan kurang begitu memperhatikan dalam

pengembangan TWA Kawah Kamojang.

Page 92: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pihak Perum Perhutani KPH Bandung Selatan seharusnya tidak khawatir

melakukan pengembangan di TWA Kawah Kamojang asalkan memenuhi

kewajiban-kewajibannya sebagai pemegang ijin pengusahaan pariwisata alam di

kawasan konservasi. Selain itu juga menurut (Ko, 2001 dan Perum Perhutani,

1994) peraturan perundang-undangan yang melandasi izin penyelenggaraan usaha

kepariwisataan pada Kawasan Pelestarian Alam (KPA), yaitu terdiri dari :

1. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

2. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan

Ekosistemnya.

3. UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

4. UU No. 41 Tahun 1991 tentang Pokok-pokok Kehutanan.

5. UU No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan.

6. UU No. 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.

7. UU No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam.

8. PP No. 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak yang Berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

9. Keputusan Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1989 tentang Pengusahaan

Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Laut.

10. Keputusan Menteri Kehutanan No. 688/Kpts-II/1989 tentang Tatacara

Permohonan Ijin Pengusahaan Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan

Raya dan Taman Wisata Laut.

11. Keputusan Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1990 tanggal 4 Juni 1990

tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Wisata kepada Perum Perhutani.

12. Keputusan Menteri Kehutanan No. 441/Kpts-II/1990 tanggal 24 Agustus 1990

tentang Pengenaan Iuran dan Pungutan Usaha di Hutan Wisata, Taman

Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Laut.

13. Keputusan Menteri Kehutanan No. 878/Kpts-II/1992 tanggal 8 September

1992 tentang Tarif Pungutan Masuk ke Hutan Wisata, Taman Nasional,

Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Laut.

Page 93: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

14. Keputusan Menteri Kehutanan No. 104/Kpts-II/1993 tanggal 20 Februari 1993

tentang Pemberian Hak Pengusahaan Pariwisata Alam pada 13 lokasi

Kawasan Pelestarian Alam di Pulau Jawa kepada Perum Perhutani.

15. Keputusan Menteri Kehutanan No. 167/Kpts-II/1994 tanggal 25 April 1994

tentang Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam di Kawasan

Pelestarian Alam.

16. PP No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona

Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

17. Keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Inonesia No.

KEP.11/MENLH/3/94 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang Wajib

Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

18. Keputusan Menteri Kehutanan No. 446/Kpts-II/1996 tanggal 23 Agustus 1996

tentang Tata Cara Permohonan Pemberian, Pencabutan Ijin Pengusahaan

Pariwisata Alam.

19. Keputusan Menteri Kehutanan No. 447/Kpts-II/1996 tanggal 23 Agustus 1996

tentang Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam.

20. Keputusan Menteri Kehutanan No. 448/Kpts-II/1996 tanggal 23 Agustus 1996

tentang Pengalihan Kepemilikan Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

Negara.

21. Keputusan Menteri Kehutanan No. 248/Kpts-II/1997 tentang Perubahan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 446/Kpts-II/1996 tentang Tata Cara

Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam.

22. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 602/Kpts-II/1998 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.39/MENLH/8/1996

tentang Jenis Usaha Atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan.

24. Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan No. 45/Kpts/II-

Kum/1992 tanggal 16 Juli 1992 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan,

Pembagian dan Tata Usaha, Pungutan Usaha dan Iuran Usaha Pariwisata

Alam di Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman

Wisata Alam Laut.

Page 94: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

25. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 46/Kpts/DJ-VI/1992 tanggal 1 Juli

1992 tentang Tarif Pungutan Usaha Pariwisata Alam di Hutan Wisata, Taman

Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Laut.

26. Keputusan Direktur Jenderal PHPA No. 77/Kpts/DJ-VI/1992 tentang Tata

Cara Pengenan, Pemungutan, Penyetoran dan Penatausahaan Pungutan Masuk

ke Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata

Laut.

Seperti halnya menurut Riyanto (2004b), salah satu pokok masalah

pengusahaan pariwisata alam di Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yaitu belum

adanya komunikasi secara institusional yang harmonis antara pihak pembina

dengan pemegang ijin pengusahaan pariwisata alam maupun dengan instansi

lainnya terutama Pemerintah Daerah. Hal tersebut cenderung akan menimbulkan

konflik kepentingan dalam peruntukkan obyek wisata alam maupun

ketidakpedulian terhadap daya dukung kawasan pelestarian alam. Idealnya pihak

pembina lebih pro-aktif dalam menyebarkan informasi dan melaksanakan

pembinaan terhadap kegiatan pariwisata alam.

B.2. Perawatan

Sarana perawatan dan pelayanan bernilai 15, yaitu terdiri dari tempat

peristirahatan, tempat parkir dan MCK. Tetapi dalam pengelolaan TWA Kawah

Kamojang terlihat bahwa sarana dan prasarana yang ada belum terpelihara dengan

baik sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak enak

dipandang.

Kurangnya perawatan terhadap sarana dan prasarana yang ada karena sulit

dan panjangnya proses turunnya dana pemeliharaan dari KPH. Permohonan dana

perawatan harus dengan proposal yang diserahkan kepada KPH melalui BKPH.

Dana tersebut tidak langsung turun tetapi harus melalui pengecekan lapang dari

KPH terlebih dahulu. Apabila disetujui dana perawatan baru dapat turun melalui

BKPH tidak langsung ke pengelola lapang, sehingga perawatan di TWA Kawah

Kamojang tidak dilakukan secara rutin.

Page 95: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

B.3. Pelayanan

Pelayanan suatu kegiatan menyangkut penjualan jasa membutuhkan suatu

pelayanan yang baik. Mutu pelayanan bernilai 15, terdiri dari tiga bentuk

pelayanan yang diberikan kepada pengunjung yaitu keramahan petugas,

kemampuan berkomunikasi dan kerapian berpakaian. Namun kemampuan petugas

dalam berkomunikasi masih kurang sehingga diberi nilai 10. Dengan demikian

perlu mengikutsertakan petugas lapang TWA Kawah Kamojang dalam kursus

bahasa asing karena pengunjung yang datang ke TWA Kawah Kamojang ada

pengunjung mancanegara. Pengunjung mancanegara ini biasanya tamu-tamu dari

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power, pengunjung

dari Kampung Sampireun dan pengunjung mancanegara yang sengaja

mengunjungi TWA Kawah Kamojang.

C. Kebijakan Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

C.1. Kebijakan BKSDA Jawa Barat II

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 34 ayat (1), yaitu

pengelolan TWA dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini adalah BKSDA

Jawa Barat II. Ayat (2), yaitu di dalam blok pemanfaatan TWA dapat dibangun

sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan dalam hal ini Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (KPH Bandung Selatan) selaku pihak

yang diberikan ijin pengusahaan hutan wisata. Ayat (3), yaitu untuk kegiatan

kepariwisataan dan rekerasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas

blok pemanfaatan TWA dengan mengikutsertakan rakyat dalam hal ini yaitu

Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang dalam pengusahaan bumi

perkemahan.

Kerjasama pengelolaan dengan Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna

Kamojang ini berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama Kemitraan antara Seksi

Wilayah II BKSDA Jawa Barat II dengan Kelompok Pencinta Wisata Karang

Taruna Kamojang Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung tanggal 21

Maret 2005 tentang program pembangunan bumi perkemahan di kawasan TWA

Kawah Kamojang di luar wilayah pengusahaan oleh Perum Perhutani. Kerjasama

tersebut merupakan realisasi dari Pengelolaan Kawasan Konservasi Bersama

Page 96: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Masyarakat (PKKBM). Gagasan implementasi PKKBM ini didasarkan pada nilai-

nilai positif, artinya mencoba untuk lebih berfikir praktis dalam melaksanakan

pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi sesuai dengan undang-undang

serta perlindungan dan pengamanan dalam rangka optimalisasi fungsi dan manfaat

sumberdaya hutan sekarang dan ke depan. Maka dengan adanya kerjasama dengan

Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang akan membantu dalam

pengamanan kawasan dari penebangan dan perburuan liar di TWA Kawah

Kamojang, karena petugas BKSDA untuk wilayah Resort Kamojang Barat sangat

terbatas.

C.2. Kebijakan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (KPH

Bandung Selatan)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor

170/Kpts/Um/3/1979 tanggal 13 Maret 1979 telah menunjuk kawasan Kawah

Kamojang seluas 500 Ha sebagai TWA. Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah

dalam upaya peningkatan sumber devisa negara dari sektor non migas, maka

dalam rangka pemanfaatan potensi TWA Kawah Kamojang secara optimal dan

lestari, Departemen Kehutanan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.

284/Kpts-II/1990 telah memberikan kepercayaan kepada Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat dan Banten (KPH Bandung Selatan) untuk mengembangkan lokasi

tersebut sebagai obyek wisata.

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (KPH Bandung Selatan)

dengan segera mengambil langkah-langkah kebijaksanaan operasional dan

pengembangan TWA Kawah Kamojang yaitu berupa pembangunan sarana dan

prasarana fisik sebagai fasilitas pelayanan wisata.

C.3. Kebijakan Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP)

Kamojang dan PT. Indonesia Power

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power tidak

mempunyai kewenangan dan kebijakan secara langsung berhubungan dengan

pengembangan dan pengelolaan TWA Kawah Kamojang karena pengelolaan

wisata alam TWA Kawah Kamojang diserahkan pengusahaannya kepada Perum

Page 97: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (KPH Bandung Selatan) dan pengelola

kawasannya oleh BKSDA Jawa Barat II.

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang hanya sebagai pengguna

kawasan pinjam pakai di CA Kawah Kamojang dan TWA Kawah Kamojang,

sedangkan PT. Indonesia Power hanya sebagai pengguna lahan pinjam pakai di

CA Kawah Kamojang. Sebagai pengguna lahan pinjam pakai, Pertamina Area

Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power memberikan kebijakan

membantu pembangunan fasilitas-fasilitas umum untuk masyarakat maupun untuk

pengembangan TWA Kawah Kamojang. Fasilitas yang dibuat dan kerjasama yang

dilakukan untuk pengembangan TWA Kawah Kamojang yaitu pembuatan jalan

aspal ke arah Garut oleh Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan untuk

jalan aspal ke arah Bandung dibuat oleh PT. Indonesia Power, pemasangan pagar

pengaman dan jembatan pengaman serta papan nama obyek.

PT. Indonesia Power pada tanggal 5 sampai 7 Agustus 2005, bekerjasama

dengan Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang mengadakan

kegiatan Jambore Rimba Alam Raya (JAMBALAYA) yang diadakan di Bumi

Perkemahan Kamojang. JAMBALAYA merupakan kegiatan kepedulian dari PT.

Indonesia Power terhadap lingkungan dan memperkenalkan potensi wisata alam

dan teknologi khususnya kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) di

sekitar TWA Kawah Kamojang (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut).

Kegiatan JAMBALAYA diikuti oleh 100 peserta tingkat SMU.

Kegiatan paket wisata Bumi Perkemahan Kamojang di dalamnya ada

kegiatan kunjungan ke Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan Indonesia

Power. Walaupun sampai saat ini belum ada Memorandum of Understanding

(MoU) tentang kerjasama ini, pihak Pertamina Area Panas Bumi EP Kawah

Kamojang dan PT. Indonesia Power bersedia membantu kegiatan tersebut dalam

perijinan masuk dan penyediaan tenaga interpretasi di kawasan eksplorasi dan

produksi Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power.

C.4. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Kemauan dan keinginan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

menjadikan pariwisata sebagai sumber penghasilan baik pusat, daerah maupun

Page 98: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

lokal merupakan modal besar. Hal ini akan menjadi dorongan yang sangat kuat

dalam pengembangan TWA Kawah Kamojang, sehingga pihak pengelola tidak

harus bersusah payah meyakinkan semua orang bahwa pariwisata mampu menjadi

motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Namun

demikian semuanya sangat tergantung dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

dalam mengoptimalkan potensinya. Sejalan dengan itu, maka Pemerintah Daerah

Kabupaten Bandung menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah

(RIPDA) Kabupaten Bandung tahun 2004.

Kebijakan pengembangan dan pengelolaan pariwisata Kabupaten Bandung

secara umum, yaitu pariwisata berbasiskan religius dan budaya, lingkungan alam,

ekonomi kerakyatan, pemberdayaan dan pelibatan masyarakat pada seluruh tahap

pengembangan pariwisata. Kebijakan secara khusus untuk wilayah Bandung

Selatan, yaitu diarahkan pada pengembangan agrowisata atau wisata alam dan

peranan lebih besar diberikan kepada swasta dan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan pelibatan masyarakat

secara optimal.

Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 tahun 2001

tentang Rencana Strategi (RENSTRA) Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2001 –

2005, juga dijelaskan strategi bidang pengelolaan sumberdaya alam yaitu

memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang dimiliki secara optimal dan

berwawasan lingkungan, melalui kebijakan pengembangan potensi-potensi

sumberdaya alam yang dimiliki daerah yang mempunyai keunggulan komperatif

menjadi keunggulan kompetitif seperti kepariwisataan sebagai landasan

pengembangan ekonomi unggulan di daerah dan daya tarik daerah dengan

meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

melalui program pengembangan kepariwisataan. Hal tersebut dijelaskan juga

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 14 tahun 2001 tentang

Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) tahun 2001 – 2005.

Pemerintah berfungsi sebagai fasilitator, dalam arti memberikan fasilitas

yang dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan kepariwisataan,

seperti dalam hal investasi di bidang pariwisata dan peningkatan kedatangan

wisatawan (Riyanto, 2004b). Sayangnya di dalam Rencana Induk Pengembangan

Page 99: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pariwisata Daerah (RIPDA) Kabupaten Bandung tersebut, TWA Kawah

Kamojang belum masuk ke dalam Satuan Kawasan Wisata (SKW). Hanya di

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung periode 2001

– 2005 dikemukakan Kawasan Hutan Pelestarian di Bandung Selatan yang telah

dimanfaatkan sebagai obyek dan daya tarik wisata, salah satu diantaranya adalah

Kawah Kamojang seluas 10 Ha.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung mengenai pajak pendapatan

wisata alam TWA Kawah Kamojang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Bandung Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pajak Hiburan Bab III tentang Dasar

Pengenaan Pajak yaitu 70 % untuk Perum Perhutani dan 30 % untuk kabupaten.

C.5. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut

Pemerintah Daerah Kabupaten Garut tidak mempunyai kebijakan secara

langsung dalam pengelolaan dan pengembangan TWA Kawah Kamojang karena

secara administrasi blok pemanfaatan TWA Kawah Kamojang berada di

Kabupaten Bandung. Hanya saja, Pemerintah Daerah Kebupaten Garut

mempunyai kebijakan secara tidak langsung dalam mendukung pengembangan

TWA Kawah Kamojang, yaitu dengan membangun sarana dan prasarana di jalur

ke arah TWA Kawah Kamojang seperti pembangunan hotel/penginapan, restoran,

papan petunjuk arah serta melakukan promosi melalui internet, leaflet dan

pameran.

Kebijakan kepariwisataan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut secara

umum, yaitu terdiri dari kebijakan pokok, kebijakan spasial pengembangan

pariwisata, kebijakan pengembangan produk wisata, kebijakan pengembangan

obyek dan daya tarik wisata, kebijakan pengembangan sarana dan promosi

pariwisata (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2005). Dalam Rencana Strategi

Kabupaten Garut 2001 – 2005, dijelaskan dengan misi mewujudkan Garut sebagai

daerah pariwisata disertai pelestarian dan pengembangan seni budaya lokal

melalui kebijakan meningkatkan recruitment investor bidang pariwisata,

meningkatkan sistem perencanaan berdasarkan tata ruang Satuan Kawasan Wisata

(SKW) serta meningkatkan penyelenggaraan wisata dan atraksi wisata.

Page 100: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

D. Potensi Pasar

Potensi pasar adalah suatu faktor yang menentukan berhasil tidaknya

pemanfaatan suatu obyek wisata (PHKA, 2003b). Unsur-unsur yang menjadi

potensi wisata yaitu daerah asal pengunjung, jumlah penduduk, jarak, waktu dan

biaya perjalanan. Menurut Soekadijo (2000), suatu daerah di mana terdapat

sejumlah atraksi wisata, di mana telah dibangun akomodasi kepariwisataan seperti

hotel dan restoran dan telah tersedia angkutan wisata yang akan mengangkut

wisatawan dari daerah asalnya, mengandung potensi untuk menjadi ‘daerah tujuan

wisata’ ( tourist destination area).

Dilihat dari asal pengunjung TWA Kawah Kamojang hasil kuesioner

pengunjung (Tabel 33) potensi pasar masih bersifat pasar lokal, tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk potensi pasar nasional karena pengunjung ada yang

berasal dari kota besar lainnya, walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit jika

dibandingkan dengan pengunjung lokal (sekitar Bandung dan Garut).

Tabel 33. Asal pengunjung hasil kuesioner pengunjung No Asal Pengunjung Persentase (%) 1 Majalaya, Bandung 23 2 Paseh, Bandung 18 3 Ciparay, Bandung 14 4 Garut Kota 10 5 Samarang, Garut 7 6 Kamojang/Ibun, Bandung 5 7 Tarogong, Garut 4 8 Cicalengka, Bandung 4 9 Rancaekek, Bandung 3 10 Baleendah, Bandung 3 11 Cilawu, Garut 2 12 Dayeuh Kolot, Bandung 1 13 Kadungora, Garut 1 14 Tasikmalaya 1 15 Majalengka 1 16 Subang 1 17 Tangerang 1 18 Jakarta 1

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

potensi pasar wisata, semakin banyak jumlah penduduk maka semakin besar

peluang menjadi daerah potensi pasar wisata. Jumlah penduduk asal pengunjung

TWA Kawah Kamojang (Tabel 33) dapat dilihat pada Tabel 34.

Page 101: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 34. Jumlah penduduk asal pengunjung TWA Kawah Kamojang No Daerah Asal Pengunjung Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Baleendah, Bandung 164.983 2 Rancaekek, Bandung 140.095 3 Majalaya, Bandung 137.340 4 Ciparay, Bandung 130.674 5 Garut Kota 120.044 6 Paseh, Bandung 102.628 7 Dayeuh Kolot, Bandung 101.790 8 Cicalengka, Bandung 93.254 9 Cilawu, Garut 91.926 10 Tarogong, Garut 86.379 11 Kadungora, Garut 78.303 12 Kamojang/Ibun, Bandung 66.294 13 Samarang, Garut 65.201 Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2004) dan BPS Kabupaten Garut (2004)

Potensi pasar wisata juga dapat dilihat dari unsur lokasi. Unsur lokasi ini

meliputi jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Soekadijo (2000), jauh-dekatnya letak suatu daerah dari daerah

yang lain menunjukkan bahwa daerah itu mudah atau sulit dikembangkan menjadi

daerah sumber wisatawan atau pasar wisata. Dekat dan jauh disini dapat diukur

dari jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan. Semakin dekat jarak ke TWA

Kawah Kamojang, semakin besar peluang sebagai pasar wisata.

Jarak ini juga akan berpengaruh terhadap waktu perjalanan, namun waktu

ini tidak hanya dipengaruh oleh jarak, tetapi dipengaruhi juga oleh kondisi fisik

jalan dan kelancaran berlalu lintas. Semakin sedikit waktu perjalanan, semakin

besar peluang daerah tersebut sebagai pasar wisata karena lama perjalanan

mempengaruhi kenyamanan pengunjung. Seperti yang dikemukakan Soekadijo

(2000), semakin singkat waktu perjalanan yang diperlukan untuk mencapai suatu

tujuan semakin baik, artinya makin besar harapannya bahwa orang akan

mengadakan perjalanan.

Menurut Soekadijo (2000), di samping kenyamanan dan waktu yang juga

mempengaruhi potensi pasar wisata yaitu biaya perjalanan. Tinggi-rendahnya

biaya perjalanan ikut menentukan apakah seseorang mengadakan perjalanan atau

tidak. Semakin kecil biaya perjalanan yang dikeluarkan, semakin besar peluang

daerah tersebut menjadi pasar wisata. Tinggi rendahnya biaya perjalanan juga ikut

menentukan seseorang mengadakan perjalanan.

Page 102: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 35. Jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan daerah asal pengunjung TWA Kawah Kamojang

No Daerah Asal Pengunjung TWAKK

Jarak ke TWAKK (km) 1)

Waktu Perjalanan

Biaya Perjalanan Pulang-Pergi

(Rp) 1 Kamojang/Ibun, Bandung 0,5 30 menit - 2 Paseh, Bandung 2 1 jam 6.000 3 Majalaya, Bandung 8 1 jam 15 menit 9.000 4 Ciparay, Bandung 15 1 jam 30 menit 13.000 5 Samarang, Garut 15 1 jam 15 menit 6.000 6 Cicalengka, Bandung 18 2 jam 15 menit 13.000 7 Rancaekek, Bandung 18 2 jam 15 menit 15.000 8 Baleendah, Bandung 20 2 jam 15 menit 14.000 9 Garut Kota 26 2 jam 10.000

10 Dayeuh Kolot, Bandung 28 2 jam 30 menit 15.000 11 Tarogong, Garut 23 2 jam 10.000 12 Cilawu, Garut 34 2 jam 30 menit 14.000 13 Kadungora, Garut 37 2 jam 30 menit 14.000

Sumber : 1) BPS Kabupaten Bandung (2004) dan BPS Kabupaten Garut (2004)

Dilihat dari asal pengunjung TWA Kawah Kamojang, jumlah penduduk,

jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan, potensi pasar wisata TWA Kawah

Kamojang lebih bersifat pasar wisata lokal. Pasar wisata lokal TWA Kawah

Kamojang yang berpotensi yaitu daerah Kamojang, Paseh, Majalaya, Ciparay,

Samarang, Garut Kota dan Cicalengka. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

potensi pasar nasional, yaitu untuk daerah Bandung, Garut, Tasikmalaya dan

Jakarta.

E. Pengunjung

E.1. Keadaan Pengunjung

Dari data pengunjung dari tahun 2000 sampai bulan September tahun 2005

untuk setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Jumlah pengunjung per bulan TWA Kawah Kamojang dari tahun 2000 – Bulan September tahun 2005

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jml Kenaikan (%)

2000 4.375 403 625 716 486 814 596 446 430 638 388 1.322 11.238 2001 2.904 363 603 569 739 502 885 781 558 806 548 6.199 15.493 37,86 2002 958 498 842 1.239 1.163 500 1.628 947 730 1.032 574 5.449 15.560 0,43 2003 905 642 708 1.005 978 762 1.284 1.307 1.092 948 1.516 3.028 14.175 - 8,90 2004 1.114 666 965 1.024 1.303 1.042 1.406 1.146 838 630 3.437 526 14.097 -0,55 2005 1.037 564 704 671 1.227 1.187 1.249 1.285 950

Sumber : KPH Bandung Selatan (2005)

Page 103: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Keadaan pengunjung TWA Kawah Kamojang kenaikan jumlah

pengunjungnya sangat kecil yaitu rata-rata 7,21 % per tahun. Dari tahun 2002

jumlah pengunjung cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena kurangnya

promosi, obyek wisata dalam radius 50 km ke arah Garut terdapat tiga obyek

wisata sejenis sehingga dapat merupakan persaingan dan fasilitas yang dimiliki

TWA Kawah Kamojang tidak mengalami pengembangan. Menurut Soekadijo

(2000), penurunan pengunjung dapat disebabkan karena suatu produk mempunyai

umur tertentu. Produk yang semula menarik makin lama makin turun mutunya

dan menjadi kurang menarik, oleh karena itu harus selalu dijaga mutunya.

Promosi baru dilaksanakan di tingkat lokal yaitu dengan mengadakan

kunjungan langsung oleh pengelola Perum Perhutani ke sekolah dan perguruan

tinggi di daerah Bandung dan Garut. Tahun ini pihak Perum Perhutani tidak

melakukan kegiatan promosi ke sekolah dan perguruan tinggi, sehingga untuk

jumlah kunjungan tahun 2005 pihak pengelola sangat pesimis. Agar lebih

meningkat jumlah kunjungan wisata ke TWA Kawah Kamojang perlu

meningkatkan promosi baik melalui selebaran, media cetak, media elektronika

maupun mengikuti pameran-pameran wisata.

Adanya obyek wisata sejenis dengan TWA Kawah Kamojang dalam

radius 50 km, hal ini dapat menjadi saingan. Oleh karena itu, TWA Kawah

Kamojang perlu ditingkatkan dari segi pengelolaan, pengembangan sarana dan

prasarana serta kegiatan wisata, pelayanan dan perawatan.

E.2. Karakteristik Pengunjung

Karakteristik pengunjung merupakan karakteristik wisatawan yang

mengunjungi TWA Kawah Kamojang meliputi umur, jenis kelamin, asal,

pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik pengunjung TWA Kawah Kamojang

dapat dilihat pada Tabel 37.

Page 104: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 37. Karakteristik pengunjung TWA Kawah Kamojang No Karakteristik Persentase (%) 1 Umur (tahun)

a. 13 – 25 b. 26 – 35 c. 36 – 45 d. > 46

62 23 9 6

2 Jenis kelamin a. Pria b. Wanita

73 27

3 Asal/tempat tinggal a. Bandung b. Garut c. Di luar Bandung dan Garut

71 24 5

4 Pendidikan terakhir a. SD b. SLTP c. SMU d. Diploma/Sarjana

7

11 63 19

5 Pekerjaan a. PNS/Swasta b. Wiraswasta c. ABRI/POLRI d. Tani e. Mahasiswa/pelajar

34 23 7 8

28

Dari Tabel 37 dapat disimpulkan bahwa karakteristik pengunjung TWA

Kawah Kamojang pada umumnya berumur antara 13 – 25 tahun, berjenis kelamin

pria, berasal dari Bandung, tingkat pendidikan SMU dan pekerjaannya

PNS/swasta.

E.3. Motif Pengunjung

Pengunjung yang mengadakan perjalanan mempunyai motif perjalanan

atau motif wisata. Motif pengunjung merupakan latar belakang pengunjung untuk

melakukan kunjungan ke suatu tempat dengan daya tarik atau atraksi wisata yang

dimiliki tempat tersebut. Motif wisata secara tidak langsung menunjukkan potensi

yang dimiliki oleh TWA Kawah Kamojang. Menurut Soekadijo (2000), motif

perjalanan atau motif wisata adalah hasrat pembawaan dalam bentuk yang

kongkrit, berupa keperluan atau dorongan atau alasan tertentu. Dari Tabel 38

dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pengunjung adalah untuk menikmati

keindahan alam. Tujuan-tujuan lainnya adalah untuk penelitian dan pengobatan,

contohnya mandi uap di Kawah Hujan dan berendam air panas.

Page 105: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 38. Motif pengunjung TWA Kawah Kamojang No Kriteria Persentase (%) 1 Tujuan

a. Menikmati keindahan alam b. Pengobatan c. Mengisi waktu luang d. Kepercayan e. Penelitian f. Lainnya

70 14 6 3 1 6

2 Obyek yang disukai a. Kawah b. Pepohonan c. Air panas d. Panorama alam

58 21 12 9

3 Kegiatan yang disukai a. Mandi uap b. Berendam air panas c. Menikmati pemandangan d. Lintas alam e. Berkemah f. Pendidikan g. Pendakian h. Photografi i. Lainnya

32 23 22 15 4 1 1 1 1

E.4. Penilaian Pengunjung Pelayanan

Pelayanan terhadap pengunjung pada umumnya cukup memuaskan (Tabel

39), yaitu berupa keramahan, kemampuan komunikasi, kerapihan berpakaian

(berseragam), mampu berbahasa daerah dan Indonesia dengan baik. Pelayanan

yang diberikan petugas dipengaruhi oleh tingkat pendidikan petugas karena

menyangkut pengetahuan dan penguasaan materi.

Tabel 39. Pelayanan pengelola terhadap pengunjung TWA Kawah Kamojang No Kepuasan Pengunjung Persentase (%) 1 Sangat memuaskan 13 2 Cukup memuaskan 46 3 Biasa saja 36 4 Kurang memuaskan 2 5 Tidak menjawab 3

E.5. Penilaian Pengunjung Terhadap Keberadaan Pertamina Area Panas

Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power

Di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang ada penggunaan kawasan oleh

pihak lain yaitu oleh Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang (Gambar 20).

Sedangkan jarak ± 2 km dari obyek wisata terdapat industri listrik panas bumi

Page 106: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

(PT. Indonesia Power) (Gambar 21). Pada umumnya pengunjung tidak merasa

terganggu dengan keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesia Power dalam kegiatan wisata, malah dengan keberadaanya dapat

menunjang kegiatan wisata. Tetapi ada juga sebagian kecil pengunjung yang

merasa terganggu dengan alasan polusi dan kebisingan. Pendapat pengunjung

terhadap keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesia Power dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Penilaian pengunjung terhadap keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power

No Pendapat Pengunjung Persentase (%) 1 Tidak terganggu 89 2 Terganggu, karena :

a. Polusi b. Kebisingan

4 3

3 Tidak menjawab 4

Peranan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia

Power terhadap kegiatan wisata menurut pengunjung, yaitu dapat lebih menambah

wawasan pengetahuan, terutama bagi para pelajar sebagai wisata pendidikan dan

teknologi. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang membantu dalam

pembuatan jalan menuju kawasan obyek wisata TWA, sehingga mempermudah

pengunjung mencapai lokasi. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesia Power membantu dalam penyebaran informasi tentang kawasan karena

karyawan kedua instansi tersebut berasal dari berbagai kota. Selain membantu

dalam pembuatan jalan, pihak Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Gambar 20. Pertamina Area Panas

Bumi EP Kamojang

Gambar 21. PT. Indonesia Power

Page 107: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Indonesia Power membantu dalam pengadaan sarana dan prasarana di dalam

kawasan TWA Kawah Kamojang, seperti penyediaan jembatan pengamanan,

tempat duduk, papan nama obyek, papan interpretasi dan pagar pengaman,

sehingga akan membantu kelancaran dan kenyamanan kegiatan wisata.

(b)

(a)

Gambar 22. Sarana dan prasarana pengadaan pengguna kawasan pihak lain : (a)

jembatan pengaman pengadaan Pertamina dan (b) kursi pengadaan

Pertamina

E.6. Harapan dan Saran Pengunjung

Pengunjung TWA Kawah Kamojang mengharapkan dan menyarankan

dalam hal pengelolaan sebesar 46 %, yaitu dalam hal kerjasama pengelolaan (10

%), keamanan (8 %), kelestarian (7 %), pengaturan pengunjung (7 %), retribusi (7

%) dan asuransi (7 %). Pengembangan sebesar 31 %, yaitu pengembangan sarana

dan prasarana (21 %) dan pengembangan secara keseluruhan (10 %). Sedangkan

untuk pelayanan 14 % dan perawatan sebesar 9 %.

Page 108: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tabel 41. Harapan dan saran pengunjung TWA Kawah Kamojang No Harapan dan Saran Persentase (%) 1 Pengelolaan :

a. Kerjasama pengelolaan TWAKK b. Keamanan c. Kelestarian d. Aturan pengunjung e. Retribusi f. Asuransi

10 8 7 7 7 7

2 Pengembangan : a. Sarana dan prasarana b. TWAKK secara umum

21 10

3 Pelayanan 14 4 Perawatan 9

Pengelolaan yang diharapkan dan disarankan pengunjung yaitu dalam hal

kerjasama pengelolaan TWA Kawah Kamojang sebaiknya bekerjasama dengan

Pemerintah Daerah yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selama ini

pengelolaan TWA Kawah Kamojang dipegang oleh Perum Perhutani dan

Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang, kerjasama dengan

Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan masih sangat minim. Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan berperan hanya sebatas sebagai pemberi penyuluhan

dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) hanya memberikan

informasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mengenai luasan

penggunaan lahan yang digunakan sebagai obyek wisata, bahkan dalam Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA) Kabupaten Bandung, TWA

Kawah Kamojang belum ada perencanaan pengembangannnya.

Pengelolaan keamanan yaitu penjagaan keamanan TWA Kawah Kamojang

tidak hanya dilakukan oleh Polisi Hutan (Polhut) tetapi adanya kerjasama dengan

Polisi Republik Indonesia (POLRI) dan pengamanan kelestarian lingkungan

ditingkatkan dengan melakukan patroli rutin agar penebangan liar dan perburuan

liar dapat dicegah. Pada kenyataannnya Perum Perhutani sering mengadakan

kerjasama dengan POLRI dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

tetapi hanya dalam pengamanan pengunjung pada hari-hari besar nasional dan

hari libur.

Papan tata tertib perlu ditempatkan pada lokasi mudah terlihat, sehingga

dalam pengaturan pengunjung tidak menyulitkan petugas. Di lapangan hanya

terdapat tiga buah papan peringatan, yaitu papan peringatan kebersihan (Gambar

Page 109: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

23 (a)), papan larangan kendaraan bermotor masuk (Gambar 23 (b)) dan papan

aturan memasuki Bumi Perkemahan Kamojang (Gambar 23 (c)). Penempatan

papan peringatan kebersihan dan papan kendaraan bermotor dilarang masuk

ditempatkan di tempat yang kurang jelas terlihat pengunjung sehingga masih

banyak pengunjung yang membawa kendaraan bermotor sampai mengelilingi

jalur wisata, sehingga mengganggu pengunjung yang berjalan kaki di jalur wisata

yang cukup untuk pejalan kaki saja (Gambar 24). Begitu juga dikatakan Ko

(2001), pengelola obyek wisata di Indonesia pada umumnya tidak peka terhadap

polusi suara lingkungan wisata alam. Seperti diperkenankannya kendaraan

bermotor memasuki kawasan inti kunjungan obyek wisata. Zona inti kunjungan

harus bebas total dari kendaraan maupun suara-suara tidak alamiah. Tidak boleh

ada suara kendaraan bermotor, musik, nyanyian atau orang yang menyiarkan

pengumuman. Tanpa pengertian dan dipatuhinya azas zona ini, pencemaran dan

pengotoran lingkungan, polusi suara dan debu akan terjadi dengan akibat

mundurnya kualitas sumberdaya alam, menurunnya daya tarik obyek wisata,

berkurangnya jumlah wisatawan akibat kecewa atau merasa terganggu.

(a) (b) (c)

Gambar 23. Papan aturan di TWA Kawah Kamojang : (a) papan peringatan

kebersihan, (b) papan larangan kendaraan bermotor masuk jalur

wisata dan (c) papan tata tertib

Page 110: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Gambar 24. Kondisi jalur wisata TWA Kawah Kamojang

Retribusi dirasakan terlalu mahal, sehingga masyarakat mengharapkan

adanya penyesuaian fasilitas yang diberikan sehingga dapat meningkatkan jumlah

kunjungan. Pengelolaan asuransi harus jelas, kalau ada yang mengajukan klaim

asuransi harus dilayani jangan sampai hanya tertera di dalam karcis saja. Pada

kenyataannya Perum Perhutani melayani asuransi kepada pengunjung yang

mendapat kecelakaan, seperti kematian pengunjung yang terjadi tahun 2004.

Pengembangan yang diharapkan dan disarankan yaitu pengembangan

secara umum TWA Kawah Kamojang, baik dalam hal pengelolaan, fasilitas,

pelayanan dan perawatan. Tetapi sebagian besar pengunjung mengharapkan

pengembangan dalam hal pengembangan sarana dan prasarana, seperti

pembenahan dan perbaikan fasilitas yang ada serta sesuaikan dengan kondisi alam

yang ada, pengadaan fasilitas hiburan, penginapan, rumah makan, sarana dan

prasarana kebersihan, kamar mandi air panas yang lebih baik lagi, papan petunjuk

arah menuju lokasi (Gambar 25), shelter, warung telekomunikasi (wartel), kolam

renang air panas, angkutan khusus dari Pangkalan Kamojang menuju TWA

Kawah Kamojang, perluasan mushola dan adanya jaringan listrik ke dalam lokasi

obyek TWA Kawah Kamojang.

Perum Perhutani selaku pihak yang diberi ijin pengusahaan pariwisata

alam di TWA Kawah Kamojang sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 284/Kpts-II/1990, dalam melaksanakan pengusahaan setiap kawasan hutan

wisata, Perum Perhutani mempunyai kewajiban untuk membangun sarana dan

prasarana pengusahaan hutan wisata sesuai dengan rencana karya yang telah

Page 111: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

disyahkan. Pada kenyataan di lapangan pengembangan yang dilakukan oleh

Perum Perhutani masih belum optimal dan belum sesuai dengan Rencana Karya

Lima Tahunan (RKLT).

Gambar 25. Papan petunjuk arah TWA Kawah Kamojang

Pelayanan yang diharapkan dan disarankan pengunjung TWA Kawah

Kamojang yaitu peningkatan pelayanan dalam pemberian informasi kepada

pengunjung, pelayanan informasi mengenai obyek-obyek wisata di TWA Kawah

Kamojang, pelayanan wisata pendidikan lingkungan kepada pelajar dan

mahasiswa dan pelayanan pemanduan. Pelayanan pemberian informasi terutama

mengenai kawah-kawah atau gejala geologi secara keilmuan, petugas masih

belum tahu, seperti proses terbentuknya kawah, pemanfaatan dari panas bumi

menjadi tenaga listrik. Sehingga perlu dilakukan kerjasama dengan Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power dalam

menginterpretasikan obyek-obyek di TWA Kawah Kamojang.

Perawatan yang diharapkan dan disarankan pengunjung TWA Kawah

Kamojang yaitu perawatan kebersihan lingkungan dari sampah pengunjung,

penghijauan dan perawatan sarana dan prasarana secara rutin jangan sampai

menunggu sampai rusak. Sampah-sampah di TWA Kawah Kamojang masih

berserakan karena sikap pengunjung yang kurang peduli terhadap lingkungan dan

tempat sampah yang ada tidak mencukupi serta penempatannya kurang menyebar.

Petugas melakukan kegiatan kebersihan setiap sore, sehingga pada siang hari

sampah-sampah masih berserakan terutama di dekat tempat duduk. Lahan di dekat

Sungai Cibuliran sudah cukup rawan erosi dan tidak enak dilihat karena sudah

gundul, sehingga perlu dilakukan penghijauan. Perawatan sarana dan prasarana

Page 112: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

tidak dilakukan secara rutin oleh petugas karena proses turunnya dana operasional

perawatan tidak langsung turun ke pengelola lapang, sehingga banyak sarana dan

prasarana yang kondisinya tidak baik lagi.

F. Pengguna Kawasan oleh Pihak Lain

F.1. Surat Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan TWA Kawah Kamojang

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pertambangan dan Energi

dan Menteri Kehutanan No.969.K/08/MPE/1989 dan No.492/Kpts-II/1989 tentang

Pedoman Pengaturan Pelaksanaan Usaha Pertambangan dan Energi dalam

Kawasan Hutan, menyatakan bahwa dalam TWA dengan fungsi khusus,

mengingat fungsi, sifat dan keberadaannya tidak dapat dilakukan untuk kegiatan

usaha pertambangan, kecuali kegiatan tersebut telah ada sebelum penetapan

kawasan (Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan Indonesia dan Natural

Resources Management Program, 1999). Penetapan TWA Kawah Kamojang

dilakukan pada tanggal 14 Maret 1990, sedangkan pelaksanaan kegiatan

pemboran panas bumi telah dilakukan sebelum dilakukan penetapan kawasan

sebagai TWA yaitu pada tahun 1926, maka kegiatan pemboran panas bumi di

TWA Kawah Kamojang boleh dilakukan.

Surat perijinan atas pinjam pakai lahan TWA Kawah Kamojang oleh

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang terdiri dari :

1. Surat Persetujuan Menteri Kehutanan Nomor 341/Menhut-VII/1996 tanggal 15

Maret 1996 perihal persetujuan kegiatan pengembangan Lapangan Panas Bumi

kapasitas 80 Mega Watt (MW) di TWA Kawah Kamojang Jawa Barat, seluas ±

12 Ha.

2. Surat Perjanjian Pinjam Pakai dengan Kompensasi antara Departemen

Kehutanan dengan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang Nomor

45/KWL-6/1997 tanggal 30 Januari 1997 untuk pengembangan Area Panas

Bumi Kamojang kapasitas 80 Mega Watt (MW) dengan jangka waktu lima

tahun sampai dengan 29 Januari 2002.

Ketentuan pinjam pakai tersebut berdasarkan Surat Persetujuan Menteri

Kehutanan Nomor 341/Menhut-VII/1996 tanggal 15 Maret 1996, Pertamina Area

Page 113: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Panas Bumi EP Kamojang berkewajiban memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Kewajiban-kewajiban tersebut, yaitu :

1. Membayar biaya proses pinjam pakai :

a. Biaya peninjauan dalam rangka pertimbangan teknis.

b. Biaya evaluasi dan pengkajian.

c. Biaya penegasan batas kawasan TWA Kawah Kamojang.

d. Biaya pematokan dan inventarisasi tegakan.

e. Biaya Iuran Hasil Hutan (IHH), Dana Reboisasi (DR), pengukuran,

pemancangan pal, pengawasan dan pemeriksaan hasil pekerjaan,

pelaporan dan lain-lain kepada kawasan hutan yang dipinjam pakai.

2. Menyerahkan lahan pengganti (kompensasi) dan membayar biaya proses

penyerahan lahan pengganti :

a. Biaya peninjauan lapangan.

b. Biaya pemeriksan clean & clear.

c. Biaya pengukuhan, pengukuran dan pemetaan batas.

3. Membayar biaya reboisasi lahan pengganti.

4. Menjaga dan mengamankan kawasan hutan :

a. Memasang fortal.

b. Memasang rambu-rambu peringatan/larangan (Gambar 26).

c. Memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam hal penanggulangan

kebakaran.

d. Penanggulangan kebakaran hutan secara dini.

e. Melakukan pencegahan kebakaran hutan secara dini.

5. Melakukan reboisasi kawasan hutan pada dan di sekitar lokasi pinjam

pakai.

6. Membantu saran/fasilitas pengamanan kawasan hutan.

7. Membantu membangun sarana dan prasarana wilayah.

8. Memajukan dan memperdayakan masyarakat melalui program Community

Development (CD) dan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).

Page 114: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Gambar 26. Papan peringatan Pertamina di Sumur KMJ-66

F.2. Kondisi Kawasan

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang di dalam kawasan TWA

Kawah Kamojang tidak mendirikan perkantoran dan perumahan, untuk sarana

perhubungan dibuat jalan yang diperkeras dan penggunan lahan sesuai dengan

peruntukan dalam perjanjian di kawasan TWA Kawah Kamojang. Kondisi secara

umum kawasan hutan yang dipinjam pakai, vegetasinya terbuka sebagai akibat

dari kegiatan eksplorasi panas bumi (jalur pemasangan pipa dan lokasi

pengeboran/sumur). Lokasi yang digunakan untuk pemasangan jalur pipa atau

instalasi sebagian terbuka, namun di kanan kiri jalur pipa sudah dilakukan

rehabilitasi oleh pihak Pertamina. Sedangkan untuk lokasi pembangunan sumur

bor vegetasinya terbuka karena digunakan untuk penempatan mesin dan

mekanik/instalasi.

F.3. Dampak terhadap Lingkungan

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang menggunakan kawasan seluas

12 Ha dari 481 Ha luas TWA Kawah Kamojang. Jadi dampak terhadap luasan

TWA Kawah Kamojang berkurang. Tetapi berdasarkan Surat Persetujuan Menteri

Kehutanan Nomor 341/Menhut-VII/1996 tanggal 15 Maret 1996, pihak Pertamina

Area Panas Bumi EP Kamojang berkewajiban menyediakan lahan kompensasi

seluas 24 Ha (ratio 1:2) yang bebas dari pemilik pihak ketiga dan dalam jangka

Page 115: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

waktu paling lama satu tahun sudah diserahkan kepada Departemen Kehutanan

atau Kantor Wilayah Propinsi Jawa Barat.

Lahan kompensasi seluas 24 Ha sudah terealisasi yaitu terletak di Desa

Karangwangi, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.

Lahan kompensasi tersebut telah diserah terimakan kepada Departemen

Kehutanan Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Jawa Barat sesuai

Berita Acara Serah Terima tanggal 30 Januari 1997 (BKSDA Jawa Barat II,

2003).

Kegiatan pembangunan lokasi pengeboran dan instalasi tidak dapat

menghindarkan dari penebangan pohon dalam kawasan, maka hal tersebut dapat

mengakibatkan dampak negatif terhadap flora dan fauna. Menurut Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL) yang dilakukan oleh pihak Pertamina Area Panas

Bumi EP Kamojang tahun 1993, dijelaskan bahwa dampak tidak langsung

kegiatan eksplorasi dan produksi Pertamina berupa gangguan terhadap flora dan

fauna langka yang dilindungi, perubahan struktur dan komposisi jenis flora dan

fauna. Intensitas gangguan terhadap flora dan fauna langka yang dilindungi relatif

sulit diukur. Namun secara kualitatif gangguan tersebut dikategorikan ringan

sampai sedang. Perubahan struktur flora yang ditinjau berdasarkan perubahan

nilai penting relatif sulit diklasifikasikan. Namun dapat dikategorikan sangat

ringan. Intensitas perubahan struktur fauna berdasarkan nilai keanekaragamannya

diperhitungkan 57 % yaitu perubahan dari 144 jenis menjadi 48 jenis. Menurut

hasil Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) tahun 1993 tersebut menyimpulkan

bahwa evaluasi dampak terhadap fungsi kawasan TWA Kawah Kamojang

intensitasnya dikategorikan sangat ringan, sedangkan nilai derajat dampaknya

dikategorikan kurang penting.

Begitu pula menurut hasil Pemantauan Lingkungan Aspek Biologi yang

dilakukan oleh Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (2004)

yang melakukan pemantauan lingkungan di TWA Kawah Kamojang, menjelaskan

bahwa kerapatan tumbuhan berkayu berkisar antara 3.000-5.000 individu pohon

berkayu per hektar. Jenis tumbuhan berkayu kategori pancang (seedling)

merupakan jumlah yang paling dominan yaitu sekitar 80 % dari seluruh penutupan

vegetasi. Kisaran jumlah tersebut relatif sama dengan hasil pemantauan pada

Page 116: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

tahun 2000. Hal tersebut menunjukan telah terjadi kestabilan ekosistem yang

berarti gangguan terhadap ekosistem terutama penebangan kayu ilegal yang

terjadi relatif kecil.

Sedangkan pengaruh terhadap aktivitas kehidupan satwa di dalam kawasan

TWA Kawah Kamojang telah terjadi polusi suara atau kebisingan terutama di

lokasi pemboran yang mengeluarkan suara cukup bising sehingga dapat

mempengaruhi kehidupan satwaliar. Tetapi di luar lokasi pemboran masih cukup

banyak berbagai jenis satwaliar secara langsung di lapangan, terutama untuk jenis

burung (Lampiran 6) dan primata jenis Surili (Presbytis comata). Primata jenis ini

merupakan salah satu primata endemik Jawa Barat dan satwa dilindungi yang

masih cukup banyak populasinya. Keberadaan Surili (Presbytis comata) di TWA

Kawah Kamojang didukung oleh kondisi habitatnya yang masih cukup rapat dan

ketersediaan bahan makanan merupakan faktor pendukung masih bertahannya

Surili (Presbytis comata) di kawasan TWA Kawah Kamojang.

Menurut hasil pemantauan lingkungan aspek biologi yang dilakukan oleh

Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (2004), bahwa hasil

pemantauan terhadap keberadaan burung endemik dilindungi yang dijadikan

sebagai tolak ukur pemantauan yaitu Burung-madu gunung (Aethopyga eximia),

Ese-nangka gunung (Lhopozos javanicus) dan Kipas ekor merah (Rhipidura

phoenicura) menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut saat ini masih eksis, namun

memiliki kelimpahan relatif rendah bekisar antara 0,565 % - 1,130 %. Rendahnya

kelimpahan relatif kemungkinan besar disebabkan karena adanya aktivitas

penangkapan, peningkatan intensitas kebisingan akibat kendaraan bermotor yang

masuk dan kebiasaan burung itu sendiri yang sering soliter dan berpasangan,

sehingga dijumpai dalam jumlah yang relatif sedikit.

Apabila dijumpai adanya kerusakan habitat dan penurunan populasi satwa

yang dilindungi undang-undang atau satwa penting lainnya dalam TWA maka

dapat dilakukan kegiatan pembinaan habitat yang rusak dan atau pembinaan

populasi, rehabilitasi dengan jenis tumbuhan asli yang diambil dari TWA yang

bersangkutan atau diambil dari kawasan konservasi lain yang masih berada pada

zona biogeografi dan ekosistem yang sama dan reintroduksi satwa sejenis dan asli

Page 117: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

dari kawasan konservasi lain yang berada pada zona biogeografi dan ekosistem

yang sama (PHPA, 1996).

Dampak terhadap hidrologi dari penggunaan sumberdaya air yang

digunakan dalam proses eksplorasi dan produksi, yaitu intensitas terhadap

penurunan cadangan air Sungai Cikamojang yang berada di kawasan TWA

Kawah Kamojang dan nilai peruntukan air diperhitungkan sebesar 7,86 %.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi dampak terhadap fungsi kawasan

TWA Kawah Kamojang intensitasnya dikategorikan sangat ringan, sedangkan

nilai derajat dampaknya dikategorikan kurang penting (Pertamina, 1993).

Dampak terhadap tanah pasti ada yaitu akibat adanya pembangunan lokasi

pemboran dan instalasi tidak dapat dihindarkan dari penebangan pohon sehingga

terjadi pembukaan lahan yang akan berakibat terhadap kesuburan tanah dan

meningkatnya laju arus air permukaan (run off), tetapi pihak Pertamina telah

melakukan usaha rehabilitasi kawasan yang vegetasinya terbuka terutama di

kanan kiri pipa-pipa penyaluran gas panas bumi, sedangkan lahan terbuka di

lokasi sumur pemboran tidak dapat dilakukan rehabilitasi karena diletakan mesin

pemboran dan mekanik/instalasi.

G. Analisis Pendekatan SWOT

Berdasarkan faktor internal (strength dan weaknes) dan faktor eksternal

(opportunities dan threats) maka dapat dibuat empat kemungkinan pengelolaan

TWA Kawah Kawah Kamojang, yaitu pengelolan berdasarkan strength dan

opportunities (S-O), weaknes dan opportunities (W-O), strength dan threats (S-T)

dan weaknes dan threats (W-T).

Startegi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang. Startegi W-O merupakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Startegi S-T merupakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Sedangkan strategi W-T

merupakan startegi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(Rangkuti, 2000).

Hasil kriteria penilaian potensi TWA Kawah Kamojang, pengelolaan,

perawatan dan pelayanan serta analisis deskriptif kondisi umum, kebijakan,

Page 118: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

potensi pasar, pengunjung dan penggunaan kawasan oleh pihak lain, maka dapat

dibuat analisis pendekatan SWOT untuk TWA Kawah Kamojang yang disajikan

pada Tabel 42 dan analisis pendekatan SWOT untuk pengelolaan (Perum

Perhutani) pada Tabel 43.

Tabel 42. Matrik SWOT TWA Kawah Kamojang Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strength)

Kelemahan (Weaknes)

Potensi TWA : • Kondisi fisik (geologi,

topografi dan iklim) • Kondisi biologi (flora dan

fauna) yang beraneka ragam • Keunikan sumberdaya alam • Nilai pengetahuan,

pengobatan dan kepercayaan • Air bersih dapat mencukupi

Keamanan : • Bahaya gejala alam • Bahaya erosi

Ruang Gerak : • Ruang gerak pengunjung

sebatas jalur wisata yang sudah ada

Peluang (Opportunities)

Sarana dan Prasarana

Penunjang : • Sarana dan prasarana

penunjang cukup lengkap Masyarakat :

• Masyarakat (Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang) peduli terhadap pengembangan obyek wisata di Kamojang

• Masih hidupnya kelembagaan gotong-royong di masyarakat sekitar

Pemda dan Pengguna

Kawasan : • Dukungan pengembangan

dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut serta pengguna kawasan di dalam dan sekitar TWA Kawah Kamojang

Identifikasi flora, fauna dan geologi Kolaborasi Pengelolaan : • Pemberdayaan masyarakat

sekitar untuk peningkatan pendapatan

• Pengelolaan bersama antar pihak terkait

Pengembangan kegiatan wisata : • Pengembangan kegiatan

wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan, jelajah alam dan interpretasi

Promosi dan pemasaran : • Promosi TWA Kawah

Kamojang dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam

Perlindungan aspek ekologis: • Kegiatan penghijauan • Keamanan kawasan • Penyuluhan • Pemasangan papan

himbauan • Peningkatan kesejahteraan

masyarakat Pengembangan kegiatan wisata : • Track/jalur baru untuk

wisata minat khusus Pengaturan pengunjung : • Pengaturan pengunjung

untuk keselamatan pengunjung, keamanan dan kelestarian SDA

• Monitoring pengunjung untuk meminimalisir kerusakan kawasan

• Pemasangan papan himbauan

Ancaman (Threats)

Sarana dan Prasarana :

• Sarana dan prasarana masih kurang

• Penginapan terbatas pada radius 15 km dari TWA Kawah Kamojang

Perlindungan aspek ekologis: • Pengamanan kawasan • Penyuluhan • Pemasangan papan

himbauan • Peningkatan kesejahteraan

masyarakat Identifikasi flora, fauna dan geologi

Perlindungan aspek ekologis: • Kegiatan penghijauan • Pengamanan kawasan • Penyuluhan • Pemasangan papan

himbauan • Peningkatan kesejahteraan

masyarakat

Page 119: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pengelolaan : • Kualitas dan kuantitas

pengelola kurang memadai • Pergantian pimpinan dalam

lima tahun terakhir sebanyak dua kali

• Mutu pelayanan masih kurang

• Kemampuan berbahasa asing petugas rendah

• Kegiatan pengamanan kawasan masih kurang

• Kegiatan perawatan sarana dan prasarana tidak rutin

• Sistem turunnya dana operasional lama

• Kurangnya koordinasi dan komunikasi antara pihak terkait

Keamanan : • Keamanan kawasan masih

rawan Potensi Pasar :

• Potensi pasar wisata masih bersifat lokal

• Hubungan dengan obyek wisata lain di sekitar TWA Kawah Kamojang masih sangat buruk

Pengunjung : • Kurangnya kesadaran

pengunjung untuk menjaga lingkungan

Masyarakat : • Tingkat pendidikan

masyarakat sekitar masih rendah

Kolaborasi pengelolaan : • Kerjasama dengan

masyarakat dalam pengadaan akomodasi (penginapan)

Komunikasi dan koordinasi antar stakeholder : • Adanya koordinasi dan

komunikasi antara pihak terkait

Sistem pergantian pimpinan: • Pergantian pimpinan lima

tahun sekali Pengembangan sumberdaya manusia : • Pelatihan bagi petugas

lapang • Pembagian tugas di lapangan Sistem pendanaan : • Dana operasional langsung

diberikan kepada pengelola lapang tanpa perantara BKPH untuk efisien waktu

Pengembangan kegiatan wisata : • Pengembangan kegiatan

wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan, jelajah alam dan interpretasi

Pembuatan paket wisata : • Mengembangkan paket

wisata dengan obyek wisata lain baik obyek wisata sejenis maupun tidak sejenis

• Paket wisata dalam kawasan Pengaturan pengunjung : • Pengaturan pengunjung

untuk keselamatan pengunjung, keamanan dan kelestarian SDA

• Monitoring pengunjung untuk meminimalisir kerusakan kawasan

• Pemasangan papan himbauan

Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana : • Pengadaan sarana dan

prasarana yang memadai • Pemeliharaan dan perbaikan

sarana dan prasarana secara rutin Promosi dan pemasaran :

• Promosi dan publikasi untuk menciptakan permintaan

Kolaborasi pengelolaan : • Kerjasama dengan

masyarakat dalam pengadaan akomodasi (penginapan)

Komunikasi dan koordinasi antar stakeholder : • Adanya komunikasi dan

koordinasi antara pihak terakait

Sistem pergantian pimpinan : • Pergantian pimpinan lima

tahun sekali Pengembangan sumberdaya manusia : • Pelatihan bagi petugas

lapang • Pembagian tugas di lapangan Sistem pendanaan : • Dana operasional langsung

diberikan kepada pengelola lapang tanpa perantara BKPH untuk efisien waktu

Pengembangan kegiatan wisata : • Track/jalur baru untuk

wisata minat khusus Pembuatan paket wisata : • Mengembangkan paket

wisata dengan obyek wisata lain baik obyek wisata sejenis maupun tidak sejenis

• Paket wisata dalam kawasan

Pengaturan pengunjung : • Pengaturan pengunjung

untuk keselamatan pengunjung, keamanan dan kelestarian SDA

• Monitoring pengunjung untuk meminimalisir kerusakan kawasan

• Pemasangan papan himbauan

Pengadaan sarana dan prasarana : • Pengadaan sarana dan

prasarana yang memadai • Pemeliharaan dan perbaikan

sarana dan prasarana secara rutin Promosi dan pemasaran :

• Promosi dan publikasi untuk menciptakan permintaan pasar wisata untuk masyarakat nasional maupun

Page 120: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

pasar wisata untuk masyarakat nasional maupun internasional

internasional

Tabel 43. Matrik SWOT Pengelolaan Wisata Alam TWA Kawah Kamojang Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strenght)

Kelemahan (Weaknes)

Pengelolaan : • Status petugas (50 %)

sebagai pegawai tetap • Tingkat pendidikan petugas

setingkat SLTA dan S1

Pengelolaan : • Kualitas dan kuantitas

pengelola masih kurang • Pergantian pimpinan dalam

lima tahun terakhir sebanyak dua kali

• Mutu pelayanan masih kurang

• Kemampuan berbahasa asing petugas sangat rendah

• Kegiatan pengamanan kawasan masih kurang

• Kegiatan perawatan sarana dan prasarana tidak rutin dilakukan

• Sistem turunnya dana operasional lama

Peluang (Opportunities)

Potensi TWA : • Kondisi fisik (geologi,

topografi dan iklim) • Kondisi biologi (flora dan

fauna) yang beraneka ragam • Nilai pengetahuan,

pengobatan dan kepercayaan • Banyaknya jenis kegiatan

wisata yang dapat dilakukan • Air bersih dapat mencukupi

Sarana dan Prasarana Penunjang :

• Sarana dan prasarana penunjang cukup lengkap

Masyarakat : • Masyarakat (Kelompok

Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang) peduli terhadap pengembangan obyek wisata di Kamojang

• Masih hidupnya kelembagaan gotong-royong di masyarakat sekitar

Pengelolaan : • Rencana pendapatan dapat

terealisasi selama tiga tahun terakhir

Identifikasi flora, fauna dan geologi Kolaborasi Pengelolaan : • Pemberdayaan masyarakat

sekitar untuk peningkatan pendapatan

• Pengelolaan bersama antar pihak terkait

Pengembangan kegiatan wisata : • Pengembangan kegiatan

wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan, jelajah alam dan interpretasi

Promosi dan pemasaran : • Promosi TWA Kawah

Kamojang dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam

Perlindungan aspek ekologis: • Pengamanan kawasan • Penyuluhan • Pemasangan papan

himbauan • Peningkatan kesejahteraan

masyarakat Identifikasi flora, fauna dan geologi Kolaborasi Pengelolaan : • Pemberdayaan masyarakat

sekitar untuk peningkatan pendapatan

• Kerjasama dengan masyarakat dalam pengadaan akomodasi (penginapan)

Sistem pergantian pimpinan: • Pergantian pimpinan lima

tahun sekali Pengembangan sumberdaya manusia : • Pelatihan bagi petugas

lapang • Pembagian tugas di lapanagn Sistem pendanaan : • Dana operasional langsung

diberikan kepada pengelola lapang tanpa perantara BKPH untuk efisien waktu

Page 121: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pemda dan Pengguna Kawasan :

• Dukungan pengembangan TWA Kawah Kamojang dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut serta pengguna kawasan di dalam dan sekitar TWA Kawah Kamojang

Pengembangan kegiatan wisata : • Pengembangan kegiatan

wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan, jelajah alam dan interpretasi

Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana : • Pemeliharaan dan perbaikan

sarana dan prasarana secara rutin

Promosi dan pemasaran : • Promosi TWA Kawah

Kamojang dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam

Ancaman (Threats)

Keamanan :

• Bahaya gejala alam • Bahaya erosi • Keamanan kawasan

Ruang Gerak : • Ruang gerak pengunjung

sebatas jalur wisata yang sudah ada

Potensi Pasar : • Potensi pasar wisata masih

bersifat lokal • Hubungan dengan obyek

wisata lain di sekitar TWA Kawah Kamojang masih sangat buruk Sarana dan Prasarana :

• Penginapan terbatas pada radius 15 km dari TWA Kawah Kamojang

Pengunjung : • Kurangnya kesadaran

pengunjung untuk menjaga lingkungan

• Jumlah pengunjung yang semakin menurun dari tahun ke tahun

Masyarakat : • Tingkat pendidikan

masyarakat sekitar masih rendah

Pengelolaan : • Kurangnya koordinasi antar

pihak terkait

Perlindungan aspek ekologis: • Kegiatan penghijauan • Pengamanan kawasan • Penyuluhan • Pemasangan papan

himbauan • Peningkatan kesejahteraan

masyarakat Kolaborasi pengelolaan : • Kerjasama dengan

masyarakat dalam pengadaan akomodasi (penginapan )

Komunikasi dan koordinasi antar stakeholder : • Adanya komunikasi dan

koordinasi antar pihat terkait Pengembangan kegiatan wisata : • Track/jalur baru untuk

wisata minat khusus Pembuatan paket wisata : • Mengembangkan paket

wisata dengan obyek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis

• Paket wisata dalam kawasan Pengaturan pengunjung : • Pengaturan pengunjung

untuk keselamatan pengunjung, keamanan dan kelestarian SDA

• Monitoring pengunjung untuk meminimalisir kerusakan kawasan

• Pemasangan papan himbauan

Perlindungan aspek ekologis: • Pengamanan kawasan • Penyuluhan • Pemasangan papan

himbauan • Peningkatan kesejahteraan

masyarakat Kolaborasi pengelolaan : • Kerjasama dengan

masyarakat dalam pengadaan akomodasi (penginapan )

Komunikasi dan koordinasi antar stakeholder : • Adanya komunikasi dan

koordinasi antar pihat terkait Sistem pergantian pimpinan : • Pergantian pimpinan lima

tahun sekali Pengembangan sumberdaya manusia : • Pelatihan bagi petugas

lapang • Pembagian tugas di lapangan Sistem pendanaan : • Dana operasional langsung

diberikan kepada pengelola tanpa perantara BKPH untuk efisiensi waktu

Pengembangan kegiatan wisata : • Mengembangkan kegiatan

wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan, jelajah alam dan interpretasi

• Track/jalur baru untuk wisata minat khusus

Page 122: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pembuatan paket wisata : • Mengembangkan paket

wisata dengan obyek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis

• Paket wisata dalam kawasan Pengaturan pengunjung : • Pengaturan pengunjung

untuk keselamatan pengunjung, keamanan dan kelestarian SDA

• Monitoring pengunjung untuk meminimalisir kerusakan kawasan

• Pemasangan papan himbauan

H. Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Strategi yang sesuai untuk pengelolaan TWA Kawah Kamojang melalui

kolaborasi pengelolaan tidak dilihat hanya dari unsur tertentu saja, tetapi melalui

strategi pengelolaan beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut terdiri dari

perlindungan aspek ekologis, identifikasi flora, fauna dan geologi, sistem

pergantian pimpinan, pengembangan sumberdaya manusia, sistem pendanaan,

pengembangan kegiatan wisata, pembuatan paket wisata, pengaturan pengunjung,

pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, promosi dan pemasaran serta

komunikasi dan koordinasi antar stakeholder.

Page 123: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Gambar 27. Bagan strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang

H.1. Inti Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

Inti pengelolaan TWA Kawah Kamojang yaitu melalui kolaborasi

pengelolaan antar pihak terkait (pemerintah, swasta, masyarakat dan lembaga

pendukung). Manajemen kolaborasi merupakan pengelolaan bersama yang

merujuk pada sebuah proses dan alat pemecahan masalah, penanganan peluang

atau pengelolaan kepentingan bersama dalam pengelolaan sumberdaya alam

hayati dan ekosistemnya. Setiap pihak yang sepakat untuk melakukan pengelolaan

bersama ini bersama-sama menentukan perjanjian untuk melakukan pengelolaan,

termasuk cakupan, mandat dan fungsi pengaturan. Tujuan kolaborasi pengelolaan

Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestraian Alam (KPA) adalah

terwujudnya pelestraian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistem

KSA dan KPA, sehingga lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan

• Perlindungan aspek ekologis • Identifikasi flora, fauna dan geologi • Sistem pergantian pimpinan • Pengembangan sumberdaya manusia • Sistem pendanaan TWA Kawah

Kamojang • Pengembangan kegiatan wisata • Pembuatan paket wisata • Pengaturan pengunjung • Pengadaan dan pemeliharaan sarana

dan prasarana • Promosi dan pemasaran • Komunikasi dan koordinasi antar

stakeholder

• Potensi TWA Kawah Kamojang

• Kondisi umum • Pengelolaan, perawatan

dan pelayanan • Kebijakan pengelolaan • Potensi pasar wisata • Pengunjung • Penggunaan kawasan oleh

pihak lain

SWOT Kolaborasi

Pengelolaan

Diversifikasi Pengelolaan

Page 124: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

masyarakat dan mutu kehidupan serta tercapainya pemanfaatan berkelanjutan

ekosistem KSA dan KPA (Nitibaskara, 2005). Kolaborasi dalam pengelolaan

kawasan konservasi termuat dalam Peraturan Menteri No : P 19/2004. Kebijakan

ini tentu saja menjadi motivasi bagi para pihak untuk terlibat dalam pengelolaan

kawasan konservasi (Rahardjo, 2005).

Sistem kolaborasi pengelolaan TWA Kawah Kamojang diharapkan dapat

menyelesaikan masalah yang ada selama ini terutama masalah pengelolaan.

Pemerintah, masyarakat, swasta dan lembaga penyangga secara bersama-sama

memberikan kontribusi sesuai dengan peran kemampuannya dalam pengelolaan

TWA Kawah Kamojang. Seperti halnya menurut Setiawan dan Rahmi (2000),

kemitraan dapat dikembangkan dengan kelompok klien, asosiasi sukarela,

kelompok komunitas, lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan, bisnis

dan industri, penduduk lokal serta berbagai lembaga pemerintah.

Pemerintah disini adalah lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah

yang berfungsi untuk memberikan pelayanan yang maksimum agar interaksi antar

stakeholder lain dapat berjalan dengan lancar. Sebagai contoh instansi pemerintah

adalah BKSDA Jawa Barat II, Perum Perhutani, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Bandung dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Garut.

Swasta merupakan perusahaan atau instansi swasta yang usahanya berada

di dalam kawasan seperti Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan sekitar

kawasan yaitu PT. Indonesia Power. Pihak swasta ini diharapkan sebagai sponsor

pendanaan untuk pengembangan. Seperti yang dikatakan Setiawan dan Rahmi

(2000), contributory partnership atau kemitran melalui kontribusi merupakan

suatu kesepakatan yang mana sebuah organisasi swasta atau publik setuju

memberikan sponsor atau dukungan umumnya berupa dana.

Masyarakat yang dimaksud adalah penduduk yang tinggal di sekitar

kawasan TWA Kawah Kamojang, antara lain Kelompok Pencinta Wisata Karang

Taruna Kamojang, penduduk yang berada di Desa Laksana, Kecamatan Ibun,

Kabupaten Bandung. Seperti halnya dikemukakan oleh Rahardjo (2005), untuk

bisa memaksimalkan keuntungan dari sisi konservasi maka penting untuk

mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk partisipasi stakeholder lokal sejak awal.

Page 125: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Lembaga pendukung merupakan lembaga yang mempunyai kepedulian

terhadap keberadaan kelestarian TWA Kawah Kamojang. Sebagai contoh

Perguruan Tinggi, LSM (Forum Peduli Ibun), Kelompok Pencinta Wisata Karang

Taruna Kamojang, pencinta alam, pemerhati lingkungan, para peneliti, asosiasi

sukarela, kelompok komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan lain-lain.

Manajemen kolaborasi merupakan suatu kebutuhan dalam rangka

mengurangi atau menghilangkan konflik serta menampung berbagai aspirasi atau

keinginan berbagai pihak ikut berbagi peran, manfaat dan tanggung jawab dalam

pengelolaan KSA dan KPA (Nitibaskara, 2005).

H.2. Unsur-unsur Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah

Kamojang

H.2.1 Perlindungan Aspek Ekologis

Pemeliharaan aspek ekologis tujuannya untuk melindungi dan

mengamankan sumberdaya alam TWA Kawah Kamojang dari gangguan baik

pengunjung, masyarakat sekitar kawasan maupun masyarakat yang jauh dari

kawasan tetapi mempunyai akses yang tinggi terhadap kawasan TWA Kawah

Kamojang. Seperti yang dikemukakan oleh Jubenville et al. (1987), dalam suatu

sistem terbuka kondisi alamiah, keseimbangan tidak saja dipengaruhi secara

internal oleh hubungan timbal balik populasi alamiah, tetapi juga secara eksternal

oleh perubahan dalam lingkungan, seperti kegiatan manusia. Secara ringkas,

pengelolaan ekosistem alami terdiri dari perlindungan terhadap pengaruh

eksternal kegiatan manusia modern, misalnya menjaga keutuhan lansekap dan

perlindungan terhadap pengaruh internal kegiatan manusia modern, seperti

rekreasi.

Meminimalkan gangguan dan tekanan dari pengunjung maupun

masyarakat terhadap kawasan TWA Kawah Kamojang, salah satu upaya yang

perlu dikembangkan adalah kegiatan perlindungan dan pengamanan yang

dilakukan secara preventif dan kuratif.

Page 126: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

a. Pengamanan Preventif

Pengamanan secara preventif, karena keterbatasan personil lapang baik

dari BKSDA Jawa Barat II maupun dari Perum Perhutani maka dilakukan dengan

kegiatan atau tindakan yang dapat menumbuhkan kesadaran dan peran serta

masyarakat dalam pengamanan kawasan TWA Kawah Kamojang. Kegiatan yang

dilakukan bisa dengan melakukan kegiatan pendidikan lingkungan dan konservasi

kepada pengunjung dan masyarakat. Tindakan dan kegiatan pengamanan preventif

yang dilakukan antara lain :

• Patroli keamanan di kawasan TWA Kawah Kamojang dilakukan dengan

intensitas yang lebih sering dan kontinyu. Patroli ini dilakukan secara

kerjasama antara Perum Perhutani, BKSDA Jawa Barat II, Pertamina Area

Panas Bumi EP Kamojang, PT. Indonesia Power dan masyarakat yang

dipercaya dalam memberikan informasi penebangan liar, perburuan satwa dan

perambahan.

• Penyuluhan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dan peran serta

masyarakat sehingga terlibat dalam pengamanan kawasan TWA Kawah

Kamojang. Materi penyuluhan lebih diarahkan kepada pentingnya keberadaan

TWA Kawah Kamojang bagi kehidupan dan pemasyarakatan hukum kehutanan

dan lingkungan hidup.

• Pemasangan papan-papan himbauan atau ajakan menjaga kelestarian TWA

Kawah Kamojang pada tempat-tempat yang strategis. Papan pengumuman

yang selama ini berisi larangan perlu ditinggalkan dan digantikan dengan

ajakan sehingga dapat menghargai dan menempatkan pengunjung serta

masyarakat pada kedudukan yang lebih penting dalam kegiatan pelestarian

kawasan TWA Kawah Kamojang.

• Peningkatan kesejahteraan melalui program Community Development (CD)

yaitu dengan sistem pemberian kredit ringan untuk usaha pembibitan,

peternakan, perikanan, perbengkelan, perdagangan dan usaha kecil lainnya.

Program Community Development dapat dilakukan kerjasama antara BKSDA

Jawa Barat II, Perum Perhutani, Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan

PT. Indonesia Power. Melalui kerjasama semua pihak modal untuk perkreditan

masyarakat akan lebih banyak dan kuat sehingga diharapkan dapat berjalan

Page 127: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

secara terus-menerus. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan

yang relatif rendah dikhawatirkan akan mendorong terjadinya perusakan

terhadap kawasan TWA Kawah Kamojang.

b. Pengamanan Kuratif

Pengamanan kuratif dapat dilakukan melalui penegakan hukum. Segala

macam tindakan yang melawan hukum dan berakibat rusaknya fungsi kawasan

TWA Kawah Kamojang perlu diproses dan diambil tindakan tegas walaupun

pelakuknya dari petugas Perum Perhutani maupun BKSDA Jawa Barat II. Proses

hukum diharapkan dapat menimbulkan rasa takut masyarakat yang lain agar tidak

melakukan tindakan merusak lingkungan.

H.2.2. Identifikasi Flora, Fauna dan Geologi

Informasi mengenai sumberdaya alam terutama flora, fauna dan geologi

yang terdapat di TWA Kawah Kamojang belum banyak diketahui oleh

masyarakat luas sebagai daya tarik wisata. Identifikasi dan pemetaan lokasi flora,

fauna dan geologi di TWA Kawah Kamojang perlu dilakukan karena hal tersebut

untuk menjaga kelestariannya. Sehingga tahu jenis flora dan fauna yang sudah

terancam punah dan yang perlu dijaga keberadaannya, begitu juga dengan geologi

(kawah). Informasi jenis dan pemetaan lokasi flora, fauna dan geologi juga akan

membantu dalam pembuatan program interpretasi dan pengembangan pembuatan

jalur wisata agar tidak mengganggu keberadaan flora, fauna dan geologi tersebut.

Seperti halnya, banyak masyarakat sekitar kawasan yang melihat merak hijau

(Pavo munticus) di petak 48 TWA Kawah Kamojang. Menurut informasi yang

didapat dari masyarakat jumlah merak hijau (Pavo munticus) ini sekitar tiga

sampai lima ekor. Maka dengan adanya hal tersebut, sangat perlu dilakukan

penyelidikan dan penelitian lebih lanjut mengenai keberadaan merak hijau (Pavo

munticus) di petak 48.

H.2.3. Sistem Pergantian Pimpinan

Sistem pergantian pimpinan, idealnya dilakukan lima tahun sekali. Kalau

terlalu sering dilakukan pergantian pimpinan sistem pengelolaan yang dibuat atau

dirancang oleh pimpinan akan mentah terus. Biasanya setiap pergantian pimpinan

sistem pengelolaan pun akan ikut berubah sesuai dengan tipe kepemimpinannya.

Sistem pergantian pimpinan TWA Kawah Kamojang dilakukan dua tahun sekali

Page 128: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

sesuai dengan pergantian Asper Wilayah BKPH Ciparay karena pimpinan

pengusahaan pariwisata dipegang oleh Asper Wilayah Ciparay, bukan oleh Asper

Wisata tersendiri. Sebaiknya yang menjadi pimpinan pengusahaan pariwisata

memiliki keahlian selain pada bidang kehutanan juga ahli dalam bidang

kepariwisataan. Sehingga dia akan tahu strategi apa yang harus dilakukan dalam

pengelolaan TWA Kawah Kamojang.

H.2.4. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Peningkatan sumberdaya pengelola erat kaitannya dengan pelayanan

pengunjung. Penambahan jumlah pengelola hendaknya dari latar belakang

pendidikan kepariwisataan terutama wisata alam dan geologi. Sedangkan

pengadaan pelatihan sangat dibutuhkan bagi petugas yang masih belum mengerti

tentang kepariwisataan geologi dan teknologi pemanfaatan panas bumi untuk

pembangkit listrik. Kegiatan kursus-kursus bahasa asing pun perlu dilakukan

mengingat pengunjung yang datang ada juga pengunjung mancanegara. Kualitas

petugas yang baik diharapkan pelayanan pengunjung akan lebih bermutu.

Pelatihan petugas hendaknya dilakukan secara periodik, serta adanya evaluasi dari

pimpinan. Menurut Ko (2001), pengelola wisata kebanyakan tidak menaruh

perhatian dan menyediakan dana untuk mendidik personil pengelola obyek wisata

dan pemandu wisatanya.

Pembagian kerja yang jelas juga diperlukan untuk menghindari

overlapping pekerjaan. Seperti halnya sekarang ini di lapangan, sebenarnya sudah

dilakukan pembagian tugas, yaitu terdiri dari penjaga tiket masuk, penjaga tiket

pemandian air panas dan penjaga keamanan dan kebersihan kawasan. Tetapi

kadang-kadang petugas saling menggantikan tugasnya karena keterbatasan

personil.

Keberadaan pihak kedua di TWA Kawah Kamojang, yaitu Kelompok

Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang yang berasal dari masyarakat dengan

tingkat pendidikan yang masih rendah, sehingga membutuhkan perhatian dari

BKSDA Jawa Barat II, Perum Perhutani, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bandung, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut,

Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power. Pelatihan

singkat perlu diperlukan untuk mengoptimalkan kegiatan wisata. Pelatihan-

Page 129: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

pelatihan yang dimaksud seperti pelatihan identifikasi flora dan fauna,

pengetahuan tentang proses terjadinya gejala alam kawah, teknologi pemanfaatan

panas bumi untuk pembangkit listrik, teknik interpretasi dan kursus bahasa asing.

Para pemuda-pemudi ini memiliki keinginan ke arah itu, tetapi sarananya belum

ada untuk mendukung kegiatan pelatihan-pelatihan tersebut. Sebenarnya dengan

ada dua industri besar di Kamojang, yaitu Pertamina Area Panas Bumi EP

Kamojang dan PT. Indonesia Power, peluang ke arah kegiatan pelatihan ada.

Pihak Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang beserta Perum

Perhutani dan BKSDA Jawa Barat II harus kreatif membuat proposal usulan

kegiatan pelatihan-pelatihan kepada Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang

dan PT. Indonesi Power serta melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi,

LSM, pencinta alam dan peneliti. Peluang tersebut dapat dikatakan besar karena

mengingat selama ini kepedulian Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan

PT. Indonesia Power terhadap masyarakat di Kamojang cukup tinggi.

H.2.5. Sistem Pendanaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang

Sistem pendanaan TWA Kawah Kamojang, khususnya untuk kegiatan

operasional di lapangan untuk pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana

sebaiknya langsung diberikan dari pusat (KPH) kepada pengelola lapang tanpa

harus melalui BKPH terlebih dahulu karena akan memperlambat proses turunnya

dana dan kemungkinan dana yang turun dari KPH akan berkurang jumlahnya.

Tetapi kalau penurunan dana operasional langsung kepada pengelola lapang akan

lebih cepat sehingga kegiatan operasional di lapangan akan berjalan lancar serta

perbaikan sarana dan prasarana tidak perlu menunggu sampai rusak.

Pengelola lapang harus bertanggung jawab langsung tehadap penggunaan

dana operasional kepada KPH. Begitu juga untuk sistem penyetoran pendapatan

TWA Kawah Kamojang, sebaiknya langsung disetorkan kepada KPH untuk

mempercepat proses sistem keuangan. Tetapi pihak pusat (KPH) harus dengan

rutin melakukan audit atau pemeriksaan keuangan karena ditakutkan adanya

penyelewengan dana pendapatan. Seperti halnya menurut Ko (2001), diakui

bahwa hasil penjualan tiket masuk ke obyek wisata adalah sektor yang paling

rawan dikorupsi. Merupakan kenyataan, bahwa ada oknum penjual tiket yang

tidak melapor dengan jujur jumlah tiket yang terjual. Pihak pengelola wajib

Page 130: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

mempekerjakan orang-orang yang jujur di loket penjual tiket dan diawasi secara

berkala. Di TWA Kawah Kamojang hasil pengamatan di lapangan penyelewengan

dari tiket tidak terlihat jelas, hanya saja kemungkinan itu mungkin saja terjadi

dilihat dari indikasi ada sebagian pengunjung yang datang banyak tetapi mereka

hanya mau membayar untuk beberapa orang saja dan biasanya mereka tidak diberi

tiket masuk.

H.2.6. Pengembangan Kegiatan Wisata

Atraksi wisata yang dapat dikembangkan lagi di TWA Kawah Kamojang,

adalah :

a. Wisata Edukasi

Wisata yang dikembangkan ini merupakan jenis wisata yang mengandung

misi pendidikan dan lingkungan. Kegiatan ini lebih difokuskan untuk menambah

wawasan pengunjung tentang teknologi pemanfaatan panas bumi sebagai

pembangkit listrik dan tentang lingkungan sehingga selanjutnya pengunjung

diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan.

b. Wisata Kesehatan

Wisata kesehatan dapat dikembangkan di TWA Kawah Kamojang karena

di lokasi ini memiliki potensi gejala alam berupa kawah yang mengandung

belerang. Pengunjung dengan tujuan pengobatan dapat diarahkan dalam program

pengobatan seperti mandi uap di Kawah Hujan dan berendam air panas dengan

pemijatan alternatif. Hal ini didukung oleh motif pengobatan pengunjung TWA

Kawah Kamojang sebesar 14 % (Tabel 38). Motif pengobatan ini menduduki

urutan kedua setelah motif menikmati keindahan alam.

c. Jelajah Alam/Tracking

Kegiatan ini memungkinkan untuk dikembangkan mengingat pengunjung

yang didomonasi oleh kaum remaja dan orang dewasa (62 %) dapat dilihat pada

Tabel 37, serta kondisi alam yang cukup menantang, tracking merupakan pilihan

kegiatan yang sesuai dilakukan pengunjung usia remaja dan dewasa.

d. Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu bentuk kegiatan wisata yang menggali nilai-

nilai obyek. Obyek yang dapat dipaki bahan interpretasi di TWA Kawah

Kamojang cukup banyak, diantaranya gejala alam (kawah-kawah yang terpisah-

Page 131: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

pisah), lokasi pemboran panas bumi, pipa-pipa penyaluran panas bumi,

keanekaragaman flora dan fauna, keindahan panorama dan kesejukan udara

pegunungan.

H.2.7. Pembuatan Paket Wisata

Hubungan TWA Kawah Kamojang dengan obyek wisata sejenis maupun

tidak sejenis di sekitar kawasan yang buruk menurut hasil penilaian (Tabel 26),

maka perlu dilakukan pembuatan paket wisata baik dengan obyek sejenis maupun

tidak sejenis untuk menghindari terjadinya persaingan. Dari arah Garut menuju

TWA Kawah Kamojang banyak obyek wisata di sekitar TWA Kawah Kamojang

baik sejenis maupun tidak sejenis yang jaraknya tidak terlalu jauh (Tabel 27 dan

Tabel 28), hal ini memungkinkan untuk dilakukan pembuatan paket wisata

bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut. Dari

arah Bandung bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Bandung. Selain itu juga dapat dilakukan pembuatan paket wisata pendidikan

TWA Kawah Kamojang untuk tingkat SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi.

Paket wisata pendidikan ini khusus untuk obyek di TWA Kawah Kamojang

selama dua sampai tiga hari.

H.2.8. Pengaturan Pengunjung

Masih adanya pengunjung TWA Kawah Kamojang yang kurang peduli

terhadap lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, vandalisme

(Gambar 8) dan membawa kendaraan bermotor ke jalur wisata, maka perlu

dilakukan pengaturan pengunjung. Mengingat keterbatasan personil di lapangan,

pengaturan pengunjung dapat dilakukan dengan cara membuat papan-papan

ajakan dan himbauan yang ditempatkan pada tempat yang strategis, jangan sampai

ditempatkan pada tempat yang terhalang pohon-pohon sehingga tidak terlihat oleh

pengunjung seperti pada Gambar 23 (b) sehingga masih banyak pengunjung yang

membawa kendaraan bermotor ke jalur wisata jalan setapak.

Selain itu perlu dilakukan monitoring pengunjung oleh petugas. Petugas

tidak boleh segan-segan menegur pengunjung yang kurang peduli terhadap

lingkungan. Petugas juga harus bersikap tegas terhadap pengunjung yang tidak

mau membayar tiket masuk.

Page 132: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Pengaturan pengunjung dari bahaya gejala alam perlu dilakukan. Bentuk

manifestasi gejala yang ada bersuhu di atas 100 oC, sehingga dapat

membahayakan pengunjung. Mengantisipasi hal tersebut , di sekitar obyek gejala

alam dipasang pagar pengaman dari kayu-kayu agar kelihatan alami, pemasangan

papan peringatan dan monitoring pengunjung. Seperti halnya yang dikemukakan

oleh Jubenville et al. (1987), pengelolaan bahaya (hazard) adalah program yang

ditujukan pada pengurangan resiko bahaya dari alam atau buatan manusia pada

pengunjung. Pengelolaan bahaya (hazard) merupakan suatu kegiatan dengan

maksud tertentu yang dilaksanakan oleh pengelola untuk mengurangi

kemungkinan terluka, meninggal atau kehilangan hak milik yang terjadi pada

partisipan dari sebab yang telah ditentukan atau yang masih diperkirakan, baik

hazard alami atau buatan manusia yang terdapat di dalam lingkungan rekreasi.

Menurut Ko (2001), untuk menjaga ketertiban, pengelola obyek wisata

alam perlu mengadakan peraturan pengunjung. Peraturan ini diperlukan untuk

mewujudkan suasana wisata yang aman, nyaman, menyenangkan dan sekaligus

dibutuhkan pula untuk menjaga kelestarian obyek wisata tersebut. Hal ini memang

perlu pengertian, baik dari pengunjung maupun masyarakat pada umumnya.

Menurut Jubenville et al. (1987), fungsi pengelolaan pengunjung untuk

penyebaran penggunaan, keamanan, program interpretasi dan program informasi.

H.2.9. Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana wisata merupakan kebutuhan dasar untuk

terselenggaranya kegiatan pariwisata yang baik. Pembangunan sarana dan

prasarana di TWA Kawah Kamojang harus mempertimbangkan aspek lingkungan,

sosial, ekonomi dan budaya serta perundang-undangan yang telah ada. Sesuai

dengan Keputusan Menteri Kehutanan No.167/Kpts-II/1994 tentang Sarana dan

Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam yaitu

maksimal 10 % dari luas areal ijin pengusahaan pariwisata alam, Perum Perhutani

belum optimal dalam pengembangan sarana dan prasarana karena dihadapkan

dengan kendala terbenturnya dana dan adanya kekhawatiran pengambil alihan

pengusahaan pariwisata dari pihak Perum Perhutani kepada pihak lain. Tetapi

kalau pengelolaan dilakukan secara kolaborasi tidak perlu adanya rasa

kekhawatiran.

Page 133: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Berdasarkan hasil penilaian pengunjung terhadap sarana dan prasarana,

sarana dan prasarana yang diharapkan pengunjung yaitu berupa pusat informasi,

penginapan, tempat sampah, kamar pemandian air panas, papan dan media

interpretasi, warung/kios cinderamata, shelter, kolam renang, angkutan khusus

dan wartel. Maka di TWA Kawah Kamojang perlu dilakukan pengadaan sarana

dan prasarana secara skala prioritas dengan mendahulukan jenis sarana dan

prasarana yang sangat penting tanpa merusak fungsi kawasan. Penjagaan

kebersihan lingkungan, melalui penyediaan tempat pembuangan sampah dan

limbah dalam bentuk dan jumlah memadai serta dibentuk petugas kebersihan yang

direkrut dari masyarakat sekitar.

Sarana dan prasarana yang sudah ada perlu dilakukan pemeliharan untuk

kelangsungan keberadannya. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak boleh

menunggu sampai rusak, seperti gapura yang tidak pernah dicat lagi (Gambar 12

(e)) dan shelter-shelter sudah tidak ada karena rusak tidak dipelihara.

Pemeliharaan sarana dan prasarana harus rutin dilakukan jangan menunggu

sampai rusak. Seperti yang dikemukakan oleh Jubenville et al. (1987), manajemen

pemeliharaan lebih ditekankan pada pelaksanaan pemeliharaan kontinyu untuk

memastikan jasa-jasa yang disediakan tapak menghasilkan pengalaman

pengunjung yang aman dan berkualitas tinggi. Artinya bahwa segala fasilitas dan

sarana prasarana harus terus menerus disediakan dengan kualitas standar yang

memenuhi harapan pengunjung, intitusi pengambil kebijakan dan persyaratan

keamanan untuk lokasi tapak berdasarkan spektrum kesempaatn rekreasi.

Kegagalan pemeliharan akan menyebabkan penurunan kualitas pengalaman

pengunjung.

Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang baik harus dibuat

perencanaan, penganggaran dana dan penyususnan program terlebih dahulu.

Begitu juga yang dikemukakan oleh Jubenville et al. (1987), penyusunan program

operasi pemeliharaan diperlukan untuk dapat melaksanakan rencana pemeliharaan

dan melaksanakan pekerjaan prioritas tinggi secara efisien dan tepat waktu.

Komponen yang diperlukan yaitu jadwal dasar persyaratan pemeliharaan dan

operasi rutin, analisis biaya persyaratan pemeliharan dan operasi rutin serta

Page 134: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

membuat spread sheet yang menunjukkan distribusi dana operasi untuk tahun

anggaran.

H.2.10. Promosi dan Pemasaran

Pemasaran merupakan syarat memadai wisata agar dapat mengundang

pengunjung untuk datang ke suatu obyek. Promosi dan publikasi merupakan

bentuk pemasaran yang memegang peranan penting. Soekadijo (2000),

menjelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan untuk lebih menyesuaikan

permintaan dengan produk pariwisata. Begitu pula menurut Wahab (1989),

penekanan dalam pemasaran yaitu pada permintaan karena pariwisata harus

dimaklumi terutama konsumen pelanggan wisata merupakan unsur yang sangat

penting.

Kegiatan promosi dan pemasaran TWA Kawah Kamojang yang dapat

dilakukan pengelola, seperti :

a. Promosi langsung ke sekolah dan Perguruan Tinggi (PT) di Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Garut. Dapat ditawarkan paket dalam promosi ini

yaitu wisata pendidikan untuk berbagai tingkatan pendidikan.

b. Promosi kerjasama dengan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesi Power kepada tamu-tamu dalam negeri maupun luar negeri yang

datang ke kedua industri besar tersebut.

c. Promosi melalui pengunjung sendiri, pengunjung yang merasa puas serta

pulang dengan membawa leaflet dan cinderamata dapat diharapkan akan

meneruskan informasi kepada lingkungannya. Promosi ini menurut Soekadijo

(2000) disebut promosi intern dan merupakan promosi yang paling efektif dan

murah.

d. Melakukan kebijakan produk wisata sesuai dengan apa yang dicari dan disukai

oleh konsumen. Apa yang dicari dan disukai pengunjung itu tergantung dari

motif perjalanan wisata. Motif pengunjung TWA Kawah Kamojang yaitu

tujuannya untuk menikmati keindahan alam, pengobatan dan mengisi waktu

luang dengan obyek yang disukai berupa kawah, air panas dan panorama alam

serta kegiatan yang disukai yaitu mandi uap, berendam air panas, menikmati

pemandangan dan berkemah (Tabel 38), maka yang harus ditonjolkan dalam

Page 135: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

menawarkan produk wisata melalui promosi dan publikasi yaitu berupa motif-

motif tersebut.

e. Mengikutsertakan dalam pameran-pameran kepariwisataan, berupa foto-foto

yang akan memberikan citra obyek TWA Kawah Kamojang maupun profil-

profil pendukung seperti Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT.

Indonesia Power.

f. Mengadakan workshop tentang obyek wisata yang ada di Perum Perhutani

KPH Bandung Selatan, khususnya obyek wisata TWA Kawah Kamojang.

g. Memberikan citra produk wisata yang sesuai dengan apa yang diharapkan

pengunjung, sehingga pengunjung yang datang tidak kecewa. Menurut Wahab

(1997), minat calon wisatawan dipengaruhi salah satunya oleh citra atau

kebanggaan yang sangat mengikat dari produk yang ditawarkan.

h. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, terutama biro-biro perjalanan serta

pihak-pihak yang terkait dalam bidang pariwisata.

i. Memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung.

j. Penyebaran leaflet, booklet, stiker atau brosur pada tempat-tempat strategis,

seperti di pusat kedatangan wisata, biro perjalanan dan sebagainya.

k. Publikasi juga dapat dilakukan melalui media cetak (koran dan majalah)

maupun media elektronika (televisi, radio dan internet). Upaya ini ditempuh

melalui membangun hubungan personal dengan beberapa wartawan media

cetak dan elektronik. Membuat tulisan-tulisan, film dokumenter dan website

yang dimuat di media massa. Film dokumenter didistribusikan ke berbagai

pihak yang terkait dengan pemasaran paket-paket wisata, media elektonik dan

biro-biro perjalanan. Melalui website diharapkan wisatawan dapat mengakses

situs TWA Kawah Kamojang melalui internet. Informasi-informasi ini harus

sedapat mungkin menunjukkan keunggulan obyek TWA Kawah Kamojang.

l. Pemasangan billboard dan poster pada tempat-tempat strategis.

H.2.11. Komunikasi dan Koordinasi antar Stakeholder

Perlu ditingkatkan komunikasi dan pembinaan serta konsultasi baik teknis

maupun hukum kepada para pemegang ijin pengusahaan pariwisata alam.

Sehingga terjalin hubungan timbal balik bagi berbagai pihak. Pemerintah perlu

mengusahakan penyempurnaan dan peningkatan koordinasi antar berbagai pihak

Page 136: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

yang terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan wisata alam, sehingga potensi

obyek wisata yang terdapat di kawasan konservasi dimanfaatkan secara optimal.

Begitu juga Ko (2001) menyatakan, perlu ditingkatkan koordinasi dalam

pengelolaan obyek wisata alam. Lemahnya koordinasi antar-instansi (lintas

sektoral) disebabkan karena belum adanya “aturan main” secara rinci dan

menyeluruh. Hal ini penting dalam hubungannya dengan azas keterpaduan dalam

pengelolaan obyek wisata alam atau kawasan konservasi.

Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang

terdiri dari instansi pemerintah (BKSDA Jawa Barat II, Perum Perhutani KPH

Bandung Selatan, Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut), swasta (Pertamina Area Panas Bumi

EP Kamojang dan PT. Indonesia Power), masyarakat (Kelompok Pencinta Wisata

Karang Taruna Kamojang) dan lembaga pendukung (Perguruan Tinggi, LSM,

pencinta alam, pemerhati lingkungan dan peneliti).

Setiap stakeholder dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang

mempunyai peranan masing-masing. Keterlibatan stakeholder tersebut dapat

dilihat pada Tabel 44.

Tabel 44. Peranan stakeholder dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang Perana Stakeholder

No

Unsur-unsur Strategi

Tujuan BKSDA

Perum

Perhutani

Pemda

Pertamina dan PT.

Indonesia Power

Karang

Taruna

Lembaga

Pendukung

1 Perlindungan ekologis

Perlindungan dan pelestarian SDA

√ √ √ √ √

2 Identifikasi flora, fauna dan geologi

Mengetahui potensi dan menjaga kelestarian flora dan fauna

√ √ √ √ √

3 Sistem pergantian pimpinan

Pemantapan sistem pengelolaan

√ √

4 Pengembangan SDM

Pelayanan pengunjung √ √ √ √ √ √

5 Sistem Pendanaan

Efisiensi proses sistem pendanaan sehingga kegiatan operasional dapat rutin dilakukan

√ √ √

6 Penge Variasi √ √ √ √ √ √

Page 137: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

mbangan kegiatan wisata

bentuk kegiatan wisata dan pemanfaatan optimal obyek wisata

7 Pembuatan paket wisata

Menghindari persaingan dengan obyek wisata sejenis maupun tidak sejenis di sekitar TWAKK

√ √ √ √

√ √

8 Pengaturan pengunjung

Menjaga keselamatan pengunjung, ketertiban dan kelestarian SDA

√ √ √ √

9 Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

Pemenuhan kebutuhan dan pelayanan pengunjung

√ √ √ √ √ √

10

Promosi dan pemasaran

Peningkatan pendapatan √ √ √ √ √ √

11

Komunikasi dan koordinasi antar stakeholder

Terjalin hubungan timbal balik bagi berbagai pihak

√ √ √ √ √ √

Pemerintah Daerah tidak dilibatkan dalam perlindungan ekologis dan

identifikasi flora, fauna dan geologi karena akan sulit mengajak Pemerintah

Daerah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) dan yang lebih berperan dalam hal ini

yaitu BKSDA, Perum Perhutani dan lembaga pendukung. Sistem pergantian

pimpinan pengusahaan wisata alam dilakukan oleh Perum Perhutani karena

pengusahaan wisata alam diserahkan kepada Perum Perhutani atas sepengetahuan

BKSDA Jawa Barat II sebagai pengelola kawasan. Sistem pendanaan yang lebih

berperan yaitu Perum Perhutani dan Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna

Kamojang karena keterlibatannya dalam pengelolaan Bumi Perkemahan

Kamojang. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power

ikut terlibat dalam pendanaan yaitu sebagai sponsor dana. Pemerintah Daerah dan

lembaga pendukung tidak dilibatkan dalam pengaturan pengunjung karena tidak

terlibat langsung di lapangan.

Page 138: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Potensi Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Kamojang berupa daya tarik

berkategori sedang, sedangkan unsur potensi lainnya yang lebih mengarah

kepada ketersediaan sarana dan prasarana cenderung berkategori sedang dan

buruk. Hal ini disebabkan TWA merupakan salah satu bentuk kawasan

konservasi yang diperuntukkan untuk kegiatan wisata dan pada umumnya di

kawasan konservasi kondisi sarana dan prasarana masih terbatas. Pengelolaan,

perawatan dan pelayanan berkategori sedang. Potensi pasar wisata masih

bersifat lokal. Pengguna kawasan pihak lain cukup mendukung terhadap

pengembangan TWA Kawah Kamojang.

2. Strategi yang sesuai untuk pengelolaan TWA Kawah Kamojang adalah

kolaborasi pengelolaan dalam bentuk diversifikasi yang meliputi perlindungan

aspek ekologis, identifikasi flora, fauna dan geologi, sistem pergantian

pimpinan, pengembangan sumberdaya manusia, sistem pendanaan TWA

Kawah Kamojang, pengembangan kegiatan wisata, pembuatan paket wisata,

pengaturan pengunjung, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana,

promosi dan pemasaran serta komunikasi dan koordinasi antar stakeholder.

B. Saran 1. Menyamakan persepsi setiap stakeholder dalam pengelolaan TWA Kawah

Kamojang merupakan hal yang utama untuk terciptanya jalinan kerjasama dan

koordinasi antar stakeholder yang terlibat melalui kolaborasi pengelolaan

(pemerintah, swasta, masyarakat dan lembaga pendukung) sehingga tidak

adanya saling kecurigaan.

2. Pelibatan Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang dalam

pengembangan potensi wisata minat khusus (special interest), seperti kegiatan

pengamatan satwa, identifikasi flora, fauna dan geologi serta tracking/jelajah

alam. Maka untuk itu perlu diadakan kegiatan pelatihan identifikasi flora,

fauna dan geologi serta teknik interpretasi bagi Kelompok Pencinta Alam

Karang Taruna Kamojang.

Page 139: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

3. Sebaiknya ada informasi mengenai peta penyebaran potensi biologi (flora dan

fauna) dan potensi fisik (gejala alam) dalam penyusunan Rencana Pengelolaan

TWA Kawah Kamojang.

4. Perlu disusun sistem penilaian obyek dan daya tarik wisata alam khusus untuk

kawasan konservasi yang selama ini sistem penilaian cenderung mengarah

untuk wisata umum.

Page 140: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Bandung. 2004. Kabupaten Bandung dalam Angka (Bandung in Figures) 2004. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung. Bandung.

Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Garut. 2004. Garut dalam Angka 2004.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. Garut. Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Jawa Barat II. 2003. Laporan

Hasil Perpanjangan Pinjam Pakai Kawasan Hutan dengan Kompensasi antara Departemen Kehutanan dengan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang untuk Pengembangan Area Panas Bumi Kamojang Kapasitas 80 MW Luas 12 HA Lokasi TVV-D, E, F, G. Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat II. Ciamis.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Jawa Barat II dan Institut

Pertanian Bogor [IPB]. 2005. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Kawah Kamojang Tahun 2005-2030 (Buku I Data dan Informasi). Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat II dan Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Darsoprajitno, S. 2002. Ekologi Pariwisata. Angkasa-Bandung. Bandung. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. 2004. Data Potensi

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Bandung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Bandung.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut. 2004. Data Statistik

Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Garut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut. Garut.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut. 2005. Penelitian Basis Data

Kepariwisataan Kabupaten Garut (Buku Data). Pemerintah Kabupaten Garut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut. Garut.

Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. 2004. Laporan Hasil Survey Pencacahan

Lalu Lintas Terklasifikasi (Classified Traffic Countiny) di Wilayah Kabupaten Bandung. Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Bandung.

Dinas Perhubungan Kabupaten Garut. 2002. Kumpulan SK dan Perda Tentang

Perizinan/Trayek di Wilayah Kabupaten Garut. Dinas Perhubungan Kabupaten Garut. Garut.

Page 141: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Jubenville, A; B.W. Twight dan R.H. Becker. 1987. Outdoor Recreation Management : Theory and Application. Venture Publishing Inc. Oxford Circel State.

Ko, R.K.T. 2001. Obyek Wisata Alam : Pedoman Identifikasi, Pengembangan,

Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pemasarannya. Yayasan Buena Vista. Bogor.

Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan Indonesia dan Natural Resources

Management Program. 1999. Kajian Hukum dan Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia Menuju Pembangunan Desentralisasi dan Peningkatan Peranserta Masyarakat. US Agency for International Development. Jakarta.

Mackinnon, J; K. Mackinnon; G. Child dan J. Thorsell. 1990. Pengelolaan

Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nitibaskara, T.U. 2005. Dilema Dikotomi Konservasi dan Pemanfaatan. Pusat

Studi Lingkungan Universitas Nusa Bangsa. Bogor. Pemerintah Kabupaten Bandung. 2001a. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung

No. 14 Tentang Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Tahun 2001-2005. Pemerintah Kabupaten Bandung. Bandung.

Pemerintah Kabupaten Bandung. 2001b. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung

No. 15 Tahun 2001 Tentang Rencana Strategi Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2001-2005. Pemerintah Kabupaten Bandung. Bandung.

Pemerintah Kabupaten Bandung. 2001c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bandung. Pemerintah Kabupaten Bandung. Bandung. Pemerintah Kabupaten Garut. 2001. Rencana Strategi Daerah Kabupaten Garut.

Pemerintah Kabupaten Garut. Garut. Pendit, N.S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradnya

Paramita. Jakarta. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam [PHKA]. 2003a. Kumpulan Peraturan

Perundangan Terkait dengan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. CV. Maestro Nusantara. Jakarta.

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam [PHKA]. 2003b. Pedoman Analisis

Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam [PHPA]. 1995. Informasi dan Promosi

Obyek Wisata Alam di Kawasan Taman Wisata Alam (Jawa Barat, Jawa

Page 142: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Tengah, dan Jawa Timur). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor.

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam [PHPA]. 1996. Pola Pengelolaan

Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Wisata dan Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor.

Persatuan Peminat dan Ahli Kehutanan. 1987. Buku Induk Wisata. Jakarta. Pertamina. 1993. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pengembangan

Lapangan Panasbumi Kamojang-Jawa Barat. Pertamina Area Geothermal Kamojang. Kamojang.

Pertamina. 2003. Perjalanan 20 Tahun Area Geothermal Kamojang 1983-2003 (20

Years Long Journey of Kamojang Geothermal Area). Pertamina Area Geothermal Kamojang. Kamojang.

Perum Perhutani. 1992. Peta Geologi TWA Kawah Kamojang. Perum Perhutani

Unit III Jawa Barat. Bandung. Perum Perhutani. 1992. Peta Lokasi TWA Kawah Kamojang. Perum Perhutani

Unit III Jawa Barat. Bandung. Perum Perhutani. 1992. Peta Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat. Bandung. Perum Perhutani. 1992. Peta Tanah TWA Kawah Kamojang. Perum Perhutani

Unit III Jawa Barat. Bandung. Perum Perhutani. 1992. Peta Topografi TWA Kawah Kamojang. Perum Perhutani

Unit III Jawa Barat. Bandung. Perum Perhutani. 1994. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang

Kepariwisataan Perum Perhutani. Perum Perhutani. Jakarta. Perum Perhutani. 1997. Rencana Karya Lima Tahun Tahap II Pengusahaan

Pariwisata Alam di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Propinsi Jawa Barat (1 Januari 1997 s/d 31 Desember 2001). Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Bandung.

Perum Perhutani. 2004. Kawah Kamojang.

http://www.bandungselatan.com/paketwisata.htm [21 Mei 2005]. Rahardjo, B. 2005. Ekoturisme Berbasis Masyarakat dan Pengelolaan

Sumberdaya Alam. LATIN. Bogor.

Page 143: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Riyanto, B. 2004a. Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian

Alam. Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Bogor.

Riyanto, B. 2004b. Pokok-Pokok Masalah Pengusahaan Pariwisata Alam di

Kawasan Pelestarian Alam. Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Bogor.

Setiawan, B dan D.H. Rahmi. 2000. [Resource and Environmental Management]

[dalam bahasa Indonesia]. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Singarimbun, M dan S. Effendi, 1995. Metode Penelitian Survei. PT. Pustaka

Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata sebagai

“Systemic Linkage”. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sudarto, G. 1999. Ekowisata Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi

Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yayasan Kalpataru Bahari. Jakarta.

Sugiarto, E dan Kusmayadi. 2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang

Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suwantoro, G. 2002. Dasar-dasar Pariwisata. Andi-Yogyakarta. Yogyakarta. Universitas Padjadjaran. 2004. Pemantauan Lingkungan Aspek Biologi Tahun

2004. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran. Bandung.

Wahab. S. 1989. Manajemen Kepariwisataan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Wahab S; L.J. Crampon dan L.M. Rothfield. 1997. Pemasaran Pariwisata. PT.

Pradnya Paramita. Jakarta. Winarno, G.D. 2004. Kajian Pengembangan Wisata di Taman Hutan Raya Wan

Abdul Rachman Propinsi Lampung [tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yoeti, O.A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. PT.

Pertja. Jakarta.

Page 144: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT
Page 145: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Lampiran 1.

Kriteria Penilaian Potensi TWA Kawah Kamojang,

Pengelolaan, Perawatan dan Pelayanan

(Modifikasi Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata Alam

Tahun 2003 dari Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam)

I. Daya Tarik

Bobot : 6

No Unsur/Sub Unsur Nilai

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

1

Keunikan sumberdaya

alam :

a. Kawah b. Sumber air panas c. Air terjun d. Flora e. Fauna

30 25 20 15 10 1

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

2

Banyaknya jenis

sumberdaya alam yang

menonjol :

a. Batuan b. Flora c. Fauna d. Air e. Gejala alam

30 25 20 15 10 1

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

3

Kepekaan sumberdaya

alam :

a. Ada nilai pengetahuan

b. Ada nilai kebudayaan

c. Ada nilai pengobatan

d. Ada nilai kepercayaan

e. Ada nilai sejarah

30 25 20 15 10 1

4 Jenis kegiatan wisata

alam :

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

Page 146: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

a. Tracking b. Berendam air

hangat c. Mandi uap d. Berkemah e. Pendidikan f. Hiking g. Menikmati

pemandangan h. Photografi

30 25 20 15 10 1

> 40 31 – 40 21 - 30 10 - 20 < 10 5

Ruang gerak

pengunjung (Ha) 30 25 20 15 10

Ada 7 Ada 5 - 6 Ada 3 - 4 Ada 1 - 2 Tidak

Ada

6

Kebersihan lokasi

(tidak ada pengaruh)

dari :

a. Alam b. Industri c. Jalan ramai

motor/mobil d. Pemukiman

penduduk e. Sampah f. Binatang

(pengganggu) g. Coret-coret

(vandalisme)

30 25 20 15 10

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

7

Keamanan kawasan

(tidak ada pengaruh

dari) :

a. Penebangan liar b. Perambahan c. Kebakaran d. Gangguan terhadap

flora e. Gangguan terhadap

fauna f. Masuknya

flora/fauna eksotik

30 25 20 15 10 1

Jumlah 130 Keterangan : keunikan SDA, SDA yang menonjol, keunikan SDA, jenis kegiatan wisata dan keamanan kawasan (tidak ada =1, ada 1

= 10, ada 2 = 15, ada 3 = 20, ada 4 = 25 dan ada 5 = 30), kebersihan lokasi (tidak ada = 10, ada 1-2 = 15, ada 3-4 = 20,

ada 5-6 = 25 dan ada 7 = 30) dan ruang gerak (< 10 ha = 10, 10-20 ha = 15, 21-30 ha = 20, 31-40 ha =25 dan > 40 ha

= 30)

Page 147: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

II. Kadar Hubungan/Aksesibilitas

Bobot : 5 No Unsur/Sub Unsur Nilai

Kondisi dan jarak jalan

darat dari ibu kota

propinsi

Baik Cukup Sedang Buruk

< 75 km 80 60 40 20

76 – 150 km 60 40 25 15

151 – 225 km 40 20 15 5

1

> 225 km 20 10 5 -

Pintu gerbang udara

internasional/nasional Jarak (km)

S/d 150 151 - 300 301 - 450 451 - 600 > 600

Jayapura/Pekan

Baru/Ambon/Kupang 15 20 5 1 -

Medan/Manado 25 20 15 10 5

Denpasar 30 25 20 15 10

2

Jakarta 40 35 30 25 20

1 - 2 2 - 3 3 - 4 4 - 5 > 5 3

Waktu tempuh dari

pusat kota 30 25 20 15 10

50 40 - 49 30 - 39 20 - 29 0 - 19

4

Frekuensi kendaraan

dari pusat kota ke

obyek wisata

(buah/hari)

30 25 20 15 10

> 8.000 6.001 – 8.000 4.001 – 6.000 2.001 – 4.000 <2.000

5

Jumlah kendaraan

bermotor di Kabupaten

obyek berada

30 25 20 15 10

Jumlah 200 Keterangan : Kondisi dan jarak jalan 75 km (buruk = 20, sedang = 40, cukup = 60 dan baik = 80), pintu gerbang udara Jakarta (600

km = 20, 451-600 km = 25, 301-450 km = 30, 151-300 km =35 dan 150 km = 40), waktu tempuh (5 jam = 10, 4-5 jam

= 15, 3-4 jam = 20, 2-3 jam = 25 dan 1-2 jam = 30) dan frekuensi kendaraan (< 2.000 = 10, 2.001-4.000 = 15, 4.100-

6.000 = 20, 6.100-8.000 = 25 dan > 8.000 = 30)

Page 148: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

III. Akomodasi

Bobot : 3

No Unsur/Sub Unsur Nilai

> 100 76 - 100 51 - 75 31 - 50 < 30 Jumlah kamar (buah)

30 25 20 15 10

Jumlah 10 Keterangan : Akomodasi dalam radius 15 km dari obyek

Jumlah kamar (< 30 = 10, 31-50 = 15, 51-75 = 20, 76-100 = 25 dan > 100 = 30)

IV. Sarana dan Prasarana

Bobot : 3

Macam

>> 30 21 - 30 11 - 20 1 - 10 Tidak

Ada No Unsur/Sub Unsur

Nilai

1

Sarana :

a. Gapura masuk b. Pos tiket c. Pos jaga/pusat

informasi d. Guest house e. Mushola f. Kamar pemandian

air panas g. WC h. Kios i. Areal parkir j. Tempat duduk k. Tempat sampah l. Bumi perkemahan m. Saung n. Menara pandang o. Area outbond

30 25 20 15 10

2

Prasarana :

a. Jembatan b. Jalan c. Papan nama obyek d. Papan interpretasi e. Pagar pengaman f. Papan peringatan g. Papan lokasi

30 25 20 15 10

Jumlah 35

Keterangan : Sarana dan prasarana (tidak ada = 10, ada 1-10 = 15, ada 11-20 = 20, ada 21-30 = 25 dan > 30 = 30)

Page 149: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

V. Sarana dan Prasarana Penunjang

Bobot : 3

Macam

>> 4 Macam 3 Macam 2 Macam 1 Macam Tidak

Ada No Unsur/Sub Unsur

Nilai

1

Sarana penunjang :

a. Rumah makan/minum

b. Bank c. Pusat belanja d. Toko cinderamata e. Akomodasi f. Sarana angkutan

umum

30 25 20 15 10

2

Prasarana penunjang :

a. Kantor pos b. Telepon umum c. Puskesmas d. Jalan e. Jembatan f. Areal parkir g. Jaringan listrik h. Jaringan air

minum

30 25 20 15 10

Jumlah 55 Keterangan : Sarana dan prasarana penunjang dalam radius 2 km dari obyek

Sarana dan prasarana penunjang (tidak ada = 10, ada 1-10 = 15, ada 11-20 = 20, ada 21-30 = 25 dan > 30 =

30)

VI. Ketersediaan Air Bersih

Bobot : 6 No Unsur/Sub Unsur Nilai

Banyak Cukup Sedikit Sangat

Sedikit 1

Volume

30 25 20 15

0 – 1 km 1,1 – 2 km 2,1 – 4 km > 4 km 2

Jarak lokasi air bersih

terhadap lokasi obyek 30 25 20 15

Sangat Mudah Mudah Agak Sukar Sukar 3

Dapat tidaknya air

dialirkan ke obyek 30 25 20 15

4

Kelayakan dikonsumsi Dapat Langsung

Dikonsumsi

Perlu

Perlakuan

Sederhana

Perlakuan

dengan Bahan

Kimia

Tidak Layak

Page 150: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

30 25 20 15

Sepanjang

Tahun

6 – 9 Bulan 3 – 6 Bulan < 3 Bulan

5

Ketersediaan

30 25 20 15

Jumlah 120

Keterangan : Volume (sangat sedikit = 15, sedikit = 20, cukup = 25 dan banyak = 30), jarak sumber air bersih ke obyek (>

4 km = 15; 2,1-4 km = 20; 1,1-2 km = 25 dan 0-1 km = 30), kemudahan dialirkan (sukar = 15, agak sukar =

20, mudah = 25 dan sangat mudah = 30), kelayakan dikonsumsi (tidak layak = 15, perlakuan dengan bahan

kimia = 20, perlakuan sederhana = 25 dan langsung dikonsumsi = 30), ketersediaan (3 bln = 15, 3-6 bln = 20,

6-9 bln = 25 dan sepanjang thn = 30)

VII. Hubungan dengan Obyek Wisata di Sekitarnya

Bobot : 1

Jumlah Obyek Wisata

0 1 2 3 4 5 6 No

Jarak

(Km)

Obyek

Wisata

Nilai

1 S/d 50 Sejenis 100 80 60 40 20 1 -

Tak

Sejenis 100 95 90 80 70 60 50

2 51 – 100 Sejenis 80 100 80 60 40 20 1

Tak

Sejenis 70 80 90 100 90 80 70

3 101 – 150 Sejenis 60 80 100 80 60 40 20

Tak

Sejenis 50 60 70 80 90 100 90

4 151 - 200 Sejenis 40 60 80 100 80 60 40

Tak

Sejenis 30 40 50 60 70 80 90

Jumlah 90

Keterangan : Hubungan dengan obyek wisata lain dalam radius 50 km

Obyek sejenis 50 km (ada 6 = 0, ada 5 = 1, ada 4 = 20, ada 3 = 40, ada 2 = 60, ada 1 = 80 dan tidak ada =

100) dan obyek tidak sejenis (ada 6 = 50, ada 5 = 60, ada 4 = 70, ada 3 = 80, ada 2 = 90, ada 1 = 95 dan tidak

ada = 100)

Page 151: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

VIII. Pengelolaan, Perawatan dan Pelayanan

Bobot : 4

A. Pengelolan No Unsur/Sub Unsur Nilai

1

Status pengelolaan a. Pemerintah b. Perusahaan pemerintah :

1) Persero; 2) Perum; 3) Perjan; 4) PD; 5) Lain-lain c. Perusahaan swasta d. Desa e. Adat f. Klub g. Organisasi h. Komersil i. Perorangan j. Lain-lain k. Belum ada pengelola

> 45 31 - 44 16 - 30 3 – 15 3 2

Jumlah pegawai

20 15 10 5 1

Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada 3

Dana anggaran :

a. Administrasi b. Perawatan c. Pengembangan d. Operasional/pemasaran

20 15 10 5 1

100 %

Pendapatan

Pengunjung

Sebagian

Pendapatan

Pengunjung

50 %

Subsidi

50 %

Iuran

Tidak

Ada

Sumber

Dana

4

Sumber dana

20 15 10 5 1

Tetap Harian Sambilan Musiman 5

Status pegawai (lebih 50

%) 20 15 10 5

S/d 1 X 2 X 3 X 4 X > 4 X

6

Pergantian pimpinan

harian dalam 5 tahun

terakhir 20 15 10 5 1

Jumlah 75

Keterangan : Jumlah pegawai (ada 3 = 1, ada 3-15 = 5, ada 16-30 = 10, ada 31-45 = 15 dan > 45 = 20), dana anggaran

(tidak ada = 1, ada 1 = 5, ada 2 = 10, ada 3 = 15 dan ada 4 = 20), sumber dana (tidak ada = 1, 50 % iuran = 5,

50 % subsidi = 10, sebagian pendapatan pengunjung = 15 dan 100 % = pendapatan pengunjung = 20), status

pegawai (musiman = 5, sambilan = 10, harian = 15 dan tetap = 20) dan pergantian pimpinan 5 thn terakhir (>

4 kali = 1, 4 kali = 5, 3 kali = 10, 2 kali = 15 dan 1 kali = 20)

Page 152: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

B. Mutu Pelayanan No Unsur/Sub Unsur Nilai

Ada 6 Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

1

Mutu Pelayanan :

a. Kelancaran pelayanan

b. Keramahan staf c. Kemampuan

komunikasi d. Penguasaan materi e. Kerapian

berpakaian f. Petugas penerangan

30 25 20 15 10 5 1

≥ 3 Ada 2 Ada 1

2

Kemampuan berbahasa

a. Daerah asal b. Indonesia c. Inggris d. Lain-lain

15 10 5

Jumlah 25 Keterangan : Mutu pelayanan (tidak ada = 1, ada 1 = 5, ada 2 = 10, ada 3 = 15, ada 4 = 20, ada 5 = 25 dan ada 6 = 30) dan

kemampuan berbahasa (ada 1 = 5, ada 2 = 10 dan > 3 = 15)

C. Sarana Perawatan dan Pelayanan No Unsur/Sub Unsur Nilai

> 6 Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak

Ada

1

a. Kemudahan komunikasi

b. Tempat peristirahatan

c. Tempat parkir d. MCK e. Fasilitas kebersihan f. Sumber penerangan g. Catatan penunjang

30 25 20 15 10 5 1

Jumlah 15 Keterangan : Sarana perawatan dan pelayanan (tidak ada = 1, ada 1 = 5, ada 2 = 10, ada 3 = 15, ada 4 = 20, ada 5 = 25 dan

> 6 = 30)

Klasifikasi Penilaian Klasifikasi Penilaian No Unsur Penilaian Buruk Sedang Baik

1 Daya tarik 150 – 520 520 – 890 890 – 1260 2 Kadar hubungan/aksesibilitas 150 – 450 450 – 750 750 – 1050 3 Akomodasi 30 – 50 50 – 70 70 – 90 4 Sarana dan prasarana 60 - 100 100 - 140 140 - 180 5 Sarana dan prasarana penunjang 60 - 100 100 - 140 140 - 180 6 Ketersediaan air bersih 450 - 600 600 - 750 750 - 900 7 Hubungan dengan obyek wisata

lain 50 - 100 100 - 150 150 - 200

8 Pengelolaan, perawatan dan pelayanan

64 - 276 276 - 488 488 - 700

Page 153: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Keterangan :

S maks : nilai skor tertinggi K : banyaknya klasifikasi penilaian

S min : nilai skor terendah Selang : nilai selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian

Lampiran 2. Jenis tumbuhan tingkat tinggi di TWA Kawah Kamojang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lap

ang Dokumen

Wawancara

1 Cerem Macropanax dispermum

Araliaceae √ √ √

2 Kibeureum Viburnum sambucinum

Caprifoliaceae √ √ √

3 Kitebe Sloanea sigun Elaeocarpaceae √ √ √

4 Talingkup Claoxylon polot Euphorbiaceae √ √ √

5 Mara Macaranga tanarius

Euphorbiaceae √ √ √

6 Hiur Castanopsis acuminata

Fagaceae √ √

7 Saninten Castonopsis argentea

Fagaceae √ √ √

8 Pasang Quercus javanica

Fagaceae √ √ √

9 Rasamala Altingia excelsa Hammamelidaceae √ √

10 Kihujan Engelhardtia spicata

Juglandaceae √ √ √

11 Huru Litsea sp. Lauraceae √ √ √

12 Manglid Magnolia velutina

Magnoliaceae √ √ √

13 Hamerang Ficus toxicaria Moraceae √

14 Beunying Ficus fistulosa Moraceae √

15 Kiara Ficus glabela Moraceae √ √ √

16 Walen Ficus ribes Moraceae √

17 Kitambaga Eugenia cumini Myrtaceae √ √ √

18 Cangkuang Pandanus furcatus

Pandanaceae √

19 Jamuju Podocarps imbricatus

Podocarpus √ √ √

20 Kikopi Plectronia glabra

Rubiaceae √

21 Hantap anjing Sterculia fortida

Sterculiaceae √

22 Puspa Schima wallichi Theaceae √ √ √

23 Kuray Trema orientale Ulmaceae √ √ √

S maks – S min

Selang =

K

Page 154: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

24 Pulus Laportea stimulans

Urticaeae √ √

25 Nangsi Villebrinea rubescens

Urticaeae √

Sumber : Pengamatan lapangan

Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003; Perum Perhutani, 1997 dan Universitas Padjadjaran, 2004)

Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Lampiran 3. Jenis tumbuhan bawah (herba) di TWA Kawah Kamojang

No Nama Lokal

Nama Ilmiah Famili Lapang

Dokumen Wawancara

1 Tapak dara Catharanthus roseus

Apocynaceae √

2 Paku andam

Glichenia linearis

Araliaceae √ √ √

3 Paku sayur Diplazzium esculentum

Araliaceae √ √

4 Bubuay Calamus sp. Arecaceae √

5 Babadotan Ageratum conyzoides

Asteraceae √ √ √

6 Sintrong Gynura crepieoides

Asteraceae √

7 Teklan Eupathorium riparium

Asteraceae √ √ √

8 Kirinyuh Chromolaena odorata

Asteraceae √ √

9 Teki Cyperus rotundus

Cyperaceae √ √

10 Alang-alang

Imperata cylindrica

Graminae √ √ √

11 Jukut kawat Cynodon dactylon

Graminae √

12 Gelagah Sacharum spaontaneum

Graminae √

13 Harendong Melastoma malabahtricum

Melastomataceae √ √

14 Seureuh hutan Piper aduncum

Piperaceae √

15 Antanan/pegagan

Centella asiatica

Umbellirae √

16 Saliara Lantana camara

Verbenaceae √ √ √

17 Tepus Achasma megalocheilos

Zingiberaceae √ √

Page 155: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

18 Honje Nicolaia solaris

Zingiberaceae √ √

Sumber : Pengamatan Lapangan

Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003 dan Universitas Padjadjaran, 2004)

Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Lampiran 4. Jenis tumbuhan epifit di TWA Kawah Kamojang

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara

1 Anggrek merpati

Dendrobium erumenatum

Orchidaceae √

2 Kadaka Asplenium nidus

Polypodiceae √ √

Sumber : Pengamatan lapangan Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003)

Lampiran 5. Jenis liana di TWA Kawah Kamojang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara 1 Canar Smilax sp. Smilaceae √

Sumber : Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003)

Lampiran 6. Jenis burung di TWA Kawah Kamojang No Nama

Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara

1 Elang-alap nipon

Accipiter gularis Accipitidae √

2 Elang hitam Ictinaetus malayensis

Accipitidae √ √

3 Elang borontok

Spizaetus cirrhatus

Accipitidae √

4 Elang jawa Spizaetus bartelsi Accipitidae √ 5 Elang-ular

bido Spilornis cheela Accipitidae √ √ √

6 Alap-alap asia

Falco mollucensis

Accipitidae √

7 Raja-udang biru

Alcedo coerulescens

Alcedinidae √

8 Cekakak jawa

Halcyon cyanoventris

Alcedinidae √

9 Cekakak sungai

Alcedinidae √

10 Walet gunung

Collocalia vulcanorum

Apodidae √ √

11 Walet sapi Collocalia esculenta

Apodidae √ √

12 Kapinis rumah

Apus affinis Apopidae √ √

13 Sepah kecil Pericricotus cinnamomeus

Campephagidae √

14 Sepah hutan Pericrocotus Campephagidae √

Page 156: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

flameus 15 Jinjing batu Hemipus

hirundinaceus Campephagidae √

16 Takur bututut

Megalaima corvine

Capitonidae √ √

17 Walik kembang

Ptilinopus melanospila

Columbidae √

18 Tekukur biasa

Streptopelia chinensis

Columbidae √ √ √

19 Uncal kouran

Macropygia ruficeps

Columbidae √

20 Bubut alang-alang

Centropus bengalensis

Cuculidae √ √

21 Kadalan birah

Phaenicophaeus curvirostris

Cuculidae √

22 Tuwur asia Eudynamys scolopacea

Cuculidae √

23 Wiwik uncuing

Cacomantis sepulclaris

Cuculidae √ √

24 Srigunting hitam

Dicrurus macrocerus

Dicruridae √ √ √

25 Srigunting gagak

Dicrurus annectans

Dicruridae √

26 Srigunting kelabu

Dicrurus leucophaeus

Dicruridae √

27 Kipasan ekor merah

Rhipidura phoenicura

Muscicapidae √ √

28 Sikatan bodoh

Ficedula hyperythia

Muscicapidae √

29 Sikatan-kepala abu

Culicicapa ceylonensis

Muscicapidae √

30 Pijantung kecil

Arachnothera longirostra

Nectariniidae √ √

31 Burung-madu gunung

Aethophyga eximia

Nectariniidae √

32 Burung-madu kelapa

Anthrepthes malacensis

Nectariniidae √

33 Puyuh gonggong jawa

Arborophila javanica

Phasianidae √

34 Ayam-hutan hijau

Gallus varius Phasianidae √ √

35 Puyuh batu Coturnix chinensis

Phasianidae √ √

36 Caladi ulam Dendrocopus macei

Picidae √

37 Bondol jawa Lonchura leucogastroides

Ploseidae √ √

38 Kutilang Pycnonotus aurigaster

Pycnonotidae √ √

39 Gelatik gunung

Sitta azurea Sittidae √

40 Celepuk kalung

Otus lempiji Stigiformes √

41 Cicakoreng jawa

Megalurus polustris

Sylviidae √

Page 157: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

42 Cikrak daun Phyllocoeus trivirgatus

Sylviidae √

43 Cinenen jawa

Orthothomus sepium

Sylviidae √ √

44 Cinenen pisang

Orthothomus sutorius

Sylviidae √

45 Anis merah Zoothera citrina Timaliidae √ 46 Berencet

kerdil Pnoepyga pusilla Timaliidae √

47 Berencet wergam

Alsippe pyrrhoptera

Timaliidae √ √

48 Meninting besar

Enicurus leschenaulti

Turdidae √

49 Cingcoang biru

Brachypteryx Montana

Turdidae √

50 Kucica kampung

Copsychus saularis

Turdidae √

51 Puyuh tegalan loreng

Turnix suscitator Turnicidae √

52 Kacamata biasa

Zosterops palpebrosus

Zosteropidae √ √ √

53 Ese-nangka gunung

Lhopozos javanicus

Zosteropidae √

Sumber : Pengamatan lapang Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003 dan Universitas Padjadjaran, 2004) Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Lampiran 7. Jenis mamalia di TWA Kawah Kamojang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara 1 Kijang Muntiacus muntjac Cervidae √ √ 2 Macan tutul Panthera pardus Felidae √ √ 3 Macan dahan Neofelis nebulosa Felidae √ √ 4 Kucing hutan Felis bengalensis Felidae √ 5 Trenggiling Manis javanicus Manidae √ 6 Jelarang Ratufa bicolor Scuiridae √ 7 Bajing tanah Lariscus insignis Scuiridae √ 8 Babi hutan Sus scrofa Siudae √ √ 9 Musang Paradoxurus

hermaphroditus Viveridae √

10 Kalong Pteropus vampyrus

11 Landak Acanthion brachurum

12 Tupai Tupaia javanica √ √ Sumber : Pengamatan lapang

Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003; Perum Perhutani, 1997 dan Universitas Padjadjaran, 2004)

Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Page 158: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Lampiran 8. Jenis primata di TWA Kawah Kamojang No Nama

Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara

1 Monyet-ekor panjang

Macaca fascicularis

Ceropithecidae √ √

2 Surili Presbytis comata Ceropithecidae √ √ √ 3 Lutung Trachypitecus

auratus √ √

Sumber : Pengamatan lapang Dokumen (BKSDA Jawa Barat II, 2003; Perum Perhutani, 1997 dan Universitas

Padjadjaran, 2004) Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Lampiran 9. Jenis reptil di TWA Kawah Kamojang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara 1 Bunglon Colotus jubatus Agamidae √ √ 2 Sanca bagedor Phyton sp. Boidae √ 3 Ular-sanca

bodo Phyton molurus Boidae √

4 Haphap Draco volans Scincidae √ √ 5 Kadal Mabouya

multifasciata Scincidae √ √

Sumber : Pengamatan lapang Dokumen (Universitas Padjadjaran,2004) Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Lampiran 10. Jenis amfibi di TWA Kawah Kamojang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lapang Dokumen Wawancara 1 Kodok buduk Bufo

melanosticus Bufonidae √ √ √

2 Katak bertanduk

Megophrys Montana

Megophryidae √ √

3 Bancet hijau/belentuk

Occidozyga lima

Ranidae √

4 Kongkang gading

Rana erythraea

Ranidae √

Sumber : Pengamatan lapang Dokumen (Universitas Padjadjaran, 2004) Wawancara dengan pengelola TWA Kawah Kamojang

Page 159: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Lampiran 11.

Panduan Wawancara

11.1. Panduan Wawancara dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung/Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut)

• Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku mengenai pariwisata alam

11.2. Panduan Wawancara dengan Pihak Pengelola Kawasan TWA Kawah Kamojang (Perum Perhutani KPH Bandung Selatan dan BKSDA Jawa Barat II)

• Kondisi biologi (flora dan fauna)

• Luasan ruang gerak pengunjung di TWA Kawah Kamojang

• Keamanan kawasan

• Daerah asal pengunjung

• Ketersediaan air bersih (ketercukupan, lokasi sumber air dan kemudahan

mengalirkannya)

• Pengelolaan (status pengelolaan, dana anggaran, sumber dana, sistem

pergantian pimpinan, jumlah petugas, tingkat pendidikan petugas, status

petugas dan kegiatan pokok)

• Perawatan sarana dan prasarana serta pelayanan (bentuk pelayanan dan

kemampuan petugas)

• Kebijakan-kebijakan pengelola yang berlaku serta kebijakan pinjam pakai

lahan

11.3. Panduan Wawancara dengan Pihak Pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power

• Kebijakan dalam peranannya terhadap kegiatan pengelolaan dan

pengembangan TWA Kawah Kamojang

Page 160: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

11.4. Panduan Wawancara dengan Tokoh Masyarakat dan Masyarakat

• Sejarah kawasan

• Sikap masyarakat (dukungan masyarakat terhadap kegiatan pengelolaan

wisata alam)

• Jenis dan sifat mata pencaharian

• Kebudayaan (adat-istiadat, kesenian, upacara adat dan kerajinan khas)

• Harapan dan saran

11.5. Panduan Wawancara dengan Pengunjung

• Karakteristik pengunjung (umur, jenis kelamin, asal, pendidikan dan

pekerjaan)

• Motif Pengunjung (tujuan, obyek yang disukai dan kegiatan rekreasi yang

disukai)

• Penilaian pengunjung terhadap pelayanan dan keberadaan pengguna

kawasan oleh pihak lain

• Kepekaan sumberdaya alam

• Jarak dari tempat tinggal ke TWA Kawah Kamojang

• Waktu yang diperlukan untuk mencapai TWA Kawah Kamojang

• Biaya perjalanan menuju TWA Kawah Kamojang

• Harapan dan saran

Page 161: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Lampiran 12.

Kuesioner

Strategi Pengelolaan TWA Kawah Kamojang

Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat

Salam sejahtera,

Sebelumnya saya mohon maaf apabila menggangu aktivitas rekreasi anda untuk

mengisi kuesioner ini. Data dari kuesioner ini diperlukan dalam rangka

penyusunan skripsi penelitian saya yang berjudul “Strategi Pengelolaan Taman

Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat”.

Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kehutanan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Oleh karena itu diharapkan

kesediaannya mengisi kuesioner ini dengan senang hati, benar, dan jujur.

Sehingga data tersebut akan sangat membantu dalam menghasilkan sebuah hasil

penelitian yang bagus dan bisa dipertanggungjawabkan. Atas perhatian dan

partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Hari/Tanggal :

A. Karakteristik Pengunjung

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : Pria/wanita*)

4. Asal/tempat tinggal :

5. Pendidikan terakhir : SD/SLTP/SMU/S1/S2/S3*)

6. Pekerjaan :

B. Motif Pengunjung

1. Apa tujuan anda datang ke kawasan ini ?

a. menikmati keindahan alam

b. tugas sekolah

c. menambah pengetahuan

d. menikmati kebudayaan masyarakat

Page 162: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

e. pengobatan

f. kepercayaan

g. mengetahui sejerah

h. lainnya……………………………

2. Obyek yang disukai ?

a. kawah

b. pepohonan

c. satwa

d. udara segar

e. lainnya……….

3. Kegiatan yang disukai ?

a. berendam air hangat

b. mandi uap

c. lintas alam

d. berkemah

e. pendidikan

f. pendakian

g. menikmati pemandangan

h. photografi

i. penelitian

j. lainnya……….

C. Penilaian Pengunjung

1. Sarana dan prasarana apa yang anda harapkan tersedia di kawasan ini ?

a. pusat informasi

b. penginapan

c. kamar mandi

d. papan dan media interpretasi

e. warung/kios

f. tempat sampah

g. lainnya……………………………

Page 163: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

2. Bagaimana pelayanan dari pengelola TWA Kawah Kamojang terhadap

pengunjung ?

a. sangat memuaskan

b. cukup memuaskan

c. biasa saja

d. kurang memuaskan

3. Bentuk wisata yang diinginkan ?

a. fasilitas lengkap dan pelayanan intensif

b. fasilitas sederhana dan pelayanan intensif

c. tanpa fasilitas

4. Apakah anda merasa terganggu dengan adanya Pertamina Area Panas Bumi

EP Kamojang serta PT. Indonesia Power ?

a. Ya, karena………………………..

b. Tidak

5. Peranan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang serta PT. Indonesia

Power terhadap kegiatan wisata yang dapat anda rasakan di TWA Kawah

Kamojang ?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………

D. Potensi Pasar Wisata

1. Jarak dari tempat tinggal ke TWA Kawah Kamojang ?

a. < 75 km

b. 76 – 150 km

c. 151 – 225 km

d. > 225 km

2. Waktu yang diperlukan untuk menuju TWA Kawah Kamojang ?

a. 1 – 2 jam

b. 2 – 3 jam

c. 3 – 4 jam

Page 164: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

d. 4 – 5 jam

e. > 5 jam

3. Biaya perjalanan untuk melakukan kunjungan ke TWA Kawah Kamojang ?

a. < Rp. 10.000,- per orang

b. Rp. 10.000,- s/d Rp. 20.000,- per orang

c. > Rp. 20.000,- per orang

E. Harapan dan Saran

Harapan dan saran anda mengenai pelayanan dan pengelolaan wisata alam yang

sebaiknya dilakukan di TWA Kawah Kamojang

Page 165: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT

Lampiran 13. Peta penyebaran kawah di TWA Kawah Kamojang

Page 166: ALTERNATIF STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN WISATA … · Pertamina Area Panas Bumi Eksplorasi dan Produksi (EP) Kamojang dan penggunaan kawasan di sekitar TWA Kawah Kamojang, yaitu PT