all about manifes kejang

Upload: ade-bayu

Post on 05-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kejang

TRANSCRIPT

Manifestasi Klinis

Umumnya kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejang klonik atau tonik klonik bilateral. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa deficit neurologis. Kejang demam diikuti hemiparesis sementara (Hemeparesis Tood) yang berlangsung beberapa jam sampai hari. Kejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama. Kejang berulang dalam 24 jam ditemukan pada 16% paisen (Soetomenggolo, 2000).

Kejang yang terkait dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya berkembang bila suhu tubuh (dalam) mencapai 39C atau lebih. Kejang khas yang menyeluruh, tonik-klonik beberapa detik sampai 10 menit, diikuti dengan periode mengantuk singkat pasca-kejang. Kejang demam yang menetap lebih lama dari 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik yang memerlukan pengamatan menyeluruh (Nelson, 2000).

Behrmann, Kliegman, Arvin, 2000. Kejang Demam. Dalam : Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15, jilid III. Jakarta: EGC, 2059-2060.Soetomenggolo, 2000. Kejang Demam. Dalam: Soetomenggolo, Ismael, Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI, 244-252.E. Manifestasi klinisGejala berupa1. Suhu anak tinggi.2. Anak pucat / diam saja3. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.4. Umumnya kejang demam berlangsung singkat.5. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.6. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri )7. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit8. Seringkali kejang berhenti sendiri.(Arif Mansjoer. 2000)Mansjoer, arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta : Media Aesculapius.

MANIFESTASI KLINIS KEJANG

Kejang berkisar dari melotot bengong sampai gerakan konvulsiv yang berkepanjangan dengan disertai kehilangan kesadaran. Kejang diklasifikasikan sebagai parsial, umum, dan tak tergolongkan sesuai dengan area otak yang terkena. Aura, yang merupakan sensasi pertanda atau monitori, terjadi sebelum kejang (mis, melihat kilatan cahaya, mendengarkan suara-suara).

Baughman, D. C. (2000). Keperawatan Medikal Bedah: Buku Sauku untuk Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC. Doenges, M. E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta: EGC.

Manifestasi Klinik

1. Kejang parsial ( fokal, lokal )

a. Kejang parsial sederhana : Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :

1) Tanda tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.

2) Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan ajtuh dari udara, parestesia.

3) Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.

4) Kejang tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama.

b. parsial kompleks

1) Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks

2) Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap ngecapkan bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.

3) Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku2.Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )

a. Kejang absens

1) Gangguan kewaspadaan dan responsivitas

2) Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik

3) Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh

b. Kejang mioklonik

1) Kedutan kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara mendadak.

2) Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.

3) Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok

4) Kehilangan kesadaran hanya sesaat.

c. Kejang tonik klonik

1) Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit

2) Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih

3) Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.

4) Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal

d. Kejang atonik

1) Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.

2) Singkat dan terjadi tanpa peringatan.

Rizqiana (2010). Asuhan Keperawatan Pada An.D dengan Kejang Demam di Ruang Lukman Rs.Roemani Semarang. Http://Digilib.Unimus.Ac.Id/Files/Disk1/110/Jtptunimus-Gdl-Rizqianag0-5455-2-Babii.Pdf, 3 Maret 2015