algoritma dan pemrograman

Upload: widodo

Post on 19-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pengukuran Secara TidakLangsungPosted on31 Desember 2012byyos3prensDalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan pengukuran untuk mengetahui berat (dalam fisika disebut sebagaimassa), suhu, dan panjang suatu benda. Penjual di pasar-pasar sering menggunakan timbangan untuk menimbang berat barang-barang jualannya. Ibu bidan sering menggunakan termometer untuk mengukur suhu balita atupun ibu melahirkan. Sedangkan para tukang kayu biasanya menggunakan mistar ukur untuk mengetahui panjang dari kayu. Pada uraian yang akan kita bahas adalah bagaimana mengukur suatu objek yang sangat tinggi.Untuk mengukur objek yang sangat tinggi, dapat digunakan teknik pengukuran secara tidak langsung. Salah satu metode pengukuran secara tidak langsung ini adalah menggunakan cermin. Cobalah pengukuran ini seperti yang dijelaskan pada investigasi berikut.Investigasi: Cermin, CerminPilihlah objek yang memiliki ketinggian yang sulit untuk diukur secara langsung, seperti ring basket, tiang bendera, atau ketinggian dari ruang kelasmu. Untuk mengukur ketinggian objek tersebut, misalkan tiang bendera, lakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Buatlah tanda silang pada cermin dengan menggunakan spidol atau selotip. Sebut saja titik potong tanda silang tersebut sebagai titikX. Tempatkan cermin pada permukaan tanah yang berjarak beberapa meter dari objek yang akan diukur.2. Pengamat harus bergerak ke titikPyang segaris dengan objek dan cermin untuk melihat bayangan dari titikFyang berada di puncak objek tersebut pada titikXdi cermin tersebut. Buatlah sketsa dari posisi pengamat, cermin, dan objek yang diukur seperti gambar di atas.3. Ukurlah jarakPXdan jarak dari titikXke titikByang merupakan dasar dari objek yang diukur tepat di bawah titikF. Ukurlah juga jarak antara titikPdengan level mata pengamat,E.4. Anggaplah ruas garisFXsebagai sinar yang dipantulkan ke mata pengamat sepanjang ruas garisXE. Sesuai dengan sifat pencerminan, dapat dikatakan bahwa sudutBXFsama dengan sudutPXE. Demikian juga dengan sudutFBXsama dengan sudutEPX. Sehingga dapat disimpulkan bahwa segitigaFBXsebangun dengan segitigaEPX.5. Gunakan sifat kesebangunan segitiga untuk memperkirakan ketinggianFB,EP:PX=FB:BX.Metode lain dalam melakukan pengukuran secara tidak langsung menggunakan bayangan. Perhatikan contoh soal berikut.Contoh SoalSeseorang yang memiliki tinggi 1,75 m menghasilkan bayangan yang panjangnya 1,90 m. Pada saat yang sama, suatu pohon yang berada beberapa meter dari orang tersebut menghasilkan bayangan yang panjangnya 4,50 m. Berapakah ketinggian dari pohon tersebut?

Pembahasan Contoh SoalSudut-sudut yang dibentuk oleh sinar, yang membentuk bayangan, dengan tanah merupakan sudut-sudut yang kongruen. Dengan menganggap bahwa orang dan pohon tegak lurus dengan tanah, kita mendapatkan dua segitiga yang sebangun (menggunakan teorema kesebangunan sd-sd). Tentukan tinggi pohon dengan menggunakan perbandingan dari sisi-sisi segitiga yang bersesuaian.

Jadi, tinggi pohon tersebut adalah 4 meter lebih 14 cm.Untuk mengetahui metode pengukuran secara tidak langsung lainnya cobalah kerjakan soal latihan berikut ini.Kesalahan Dalam PengukuranKata Kunci:Kesalahan Analisa,Kesalahan Ukur,Rambatan KesalahanDitulis olehAdam Wiryawanpada 07-01-20111. KESALAHAN SISTIMATIK DAN KESALAHAN ACAKKesalahan sistimatik (systematic error) disebabkan oleh simpangan tetap dari setiap kali hasil pengukuran dilakukan. Misalnya kesalahan yang berasal kesalahan kalibrasi, pemilihan metode analisa, pemilihan indikator dalam titrasi atau pemakaian buret yang kotor, kesalahan pembacaan pemakaian labu ukur kelas A lebih kecil dari labu ukur kelas B dan pereaksi yang digunakan. Kesalahanacak (random error) adalah kesalahan yang timbul karena tidak dapat ditentukan. Sebagai contoh adalah keterbatasan daya pengamatan seseorang dalam membaca buret 50 ml yaitu hanya sampai 0,02 ml, keterbatasan membaca neraca analitis sampai 0,0001 g. Sumber kesalahan lain adalah lingkungan laboratorium.2. KESALAHAN MUTLAK DAN RELATIFKesalahan mutlak merupakan kesalahan yang besarnya adalahtertentu sedang kesalahan relatif adalah kesalahan yang besarnya tidak tentu.Contoh:Dalam pembacaan buret 50 ml, kesalahan pembacaan adalah 0,02 ml, jadi kesalahan mutlaknya = 0,02 ml

RAMBATAN KESALAHAN1. Penjumlahan dan PenguranganDalam memperhitungkan kesalahan pada penjumlahan dan pengurangan menggunakan kesalahan mutlak.

Tabel 2.3. Harga kesalahan perhitungan dengan penjumlahan2. Perkalian dan PembagianDalam memperhitungkan kesalahan pada perkalian dan pembagian menggunakan kesalahan relatif.

Tabel 2.4. Harga kesalahan perhitungan dengan perkalian dan pembagianContoh :1. (0,31 0,02) + (0,71 0,03 ) == (0,31 + 0,71) (0,02 + 0,03 )= (1,02 0,05)2. (0,71 0,03) (0,31 0,02) == (0,71 0,31) (0,03 + 0,02)= (0,40 0,05)3. (0,31 0,02) x (0,71 0,03)= (0,31 6,45%) x (0,71 4,23%)= (0,31 x 0,71) (6,45 + 4,23)%= (0,2201 10,68%)= (0,2201 0,0235) = (0,22 + 0,02)4. (0,31 0,02) (0,31 6,45%)_____________ = ______________(0,71 0,03) (0,71 4,23%)0,31= _____ (6,45 + 4,23)%0,71= (0,4366 10,68%)= (0,4366 0,0466) = (0,44 + 0,05)Kata Pencarian Artikel ini:

1.) Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini.1. Luas2. Kecepatan3. VolumePenyelesaian:1. Luas merupakan hasil kali panjang dan lebar, keduanya memiliki dimensi panjang [ L]luas = panjang x lebarluas = [ panjang] x [ lebar]luas = [ L] [ L] = [ L]2. Kecepatan merupakan hasil bagi jarak terhadap waktu. Dimensi jarak adalah [L], sedangkan waktu memiliki dimensi [ T ]. Jadi dimensi kecepatan adalah

3. Volume adalah hasil kali panjang, lebar, dan tinggi. Ketiganya memiliki dimensi panjang [ L], sehingga dimensi volume adalah:[volume] = [ panjang ]x [ lebar] x[tinggi][volume]= [ L] [ L] [ L] = [ L]2.) Pengukuran menggunakan jangka sorong diperoleh hasil sebagai berikut:

Hitunglah hasil pengukurannya berdasarkan gambar di atas!Penyelesaian:Pada skala utama menunjukkan = 58 mmPada skala nonius menunjukkan = 5 x 0,1 = 0,5 mmHasil pengukuran = (58 + 0,5) mm = 58,5 mm = 5,85 cm3.) Hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada skala utama menunjukkan angka 4,5 mm dan skala putar menunjuk angka 25. Berapakah hasil pengukurannya?Penyelesaian:Bagian skala utama menunjukkan = 4,5 mmBagian skala nonius menunjukkan = 25 0,01= 0,25 mmHasil pengukuran = 4,75 mm atau 0,475 cm4.) Dua buah vektor sebidang berturut-turut besarnya 4 satuan dan 6 satuan, bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 60. Tentukan besar dan arah resultan vektor tersebut!Penyelesaian:Misalkan vektor pertama V1dan vektor kedua V2.V1= 4 satuanV2= 6 satuan = 60cos = cos 60 =