alga laut sebagai adsorben logam berat

4
Alga Laut Sebagai Adsorben Logam Berat Berdasarkan data dari United State Environmetal Agency (USEPA), logam berat yang merupakan polutan perairan yang berbahaya diantaranya adalah antimon (Sb), arsenik (As), berilium (Be), kadmium (Cd), kromium (Cr), tembaga (Cu), timbal (pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), selenium (Se), kobalt (Co), dan seng (Zn). Logam berat ini berbahaya karena tidak dapat didegradasi oleh tubuh, memiliki sifat toksisitas (racun) pada mahluk hidup walaupun pada konsentrasi yang rendah, dan dapat terakumulasi dalam jangka waktu tertentu. Oleh kartena itu penting dilakukan pengambilan logam berat pada daerah yang terkontaminasi. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa berbagai spesies alga terutama dari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta) baik dalam keadan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) dan biomassa terimmobilisasi telah mendapat perhatian untuk mengadsorpsi ion logam. Alga dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagai bioindikator tingkat pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan) sedangkan alga dalam bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasi dimanfaatkan sebagai biosorben (material biologi penyerap logam berat) dalam pengolahan air limbah. Secara umum, keuntungan pemanfaatan alga sebagai bioindikator dan biosorben adalah : 1. Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsi logam berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat

Upload: putu-ayu-werdhianty

Post on 24-Jul-2015

306 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alga Laut Sebagai Adsorben Logam Berat

Alga Laut Sebagai Adsorben Logam BeratBerdasarkan data dari United State Environmetal Agency (USEPA), logamberat yang merupakan polutan perairan yang berbahaya diantaranya adalahantimon (Sb), arsenik (As), berilium (Be), kadmium (Cd), kromium (Cr), tembaga(Cu), timbal (pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), selenium (Se), kobalt (Co), dan seng(Zn). Logam berat ini berbahaya karena tidak dapat didegradasi oleh tubuh,memiliki sifat toksisitas (racun) pada mahluk hidup walaupun pada konsentrasiyang rendah, dan dapat terakumulasi dalam jangka waktu tertentu. Oleh kartenaitu penting dilakukan pengambilan logam berat pada daerah yang terkontaminasi.Dari berbagai penelitian diketahui bahwa berbagai spesies alga terutamadari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah(Rhodophyta) baik dalam keadan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati(biomassa) dan biomassa terimmobilisasi telah mendapat perhatian untukmengadsorpsi ion logam. Alga dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagaibioindikator tingkat pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan)sedangkan alga dalam bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasidimanfaatkan sebagai biosorben (material biologi penyerap logam berat) dalampengolahan air limbah.Secara umum, keuntungan pemanfaatan alga sebagai bioindikator danbiosorben adalah :1. Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsilogam berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapatmelakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutamagugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril imadazol, sulfat dan sulfonatyang terdapat dalam dinding sel dalam sitoplasma.2. Bahan bakunya mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak.3. Biaya operasional yang rendah.4. Sludge yang dihasilkan sangat minim.5. Tidak perlu nutrisi tambahan.

Page 2: Alga Laut Sebagai Adsorben Logam Berat

Alga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalamproses pertumbuhannya, alga membutuhkan sebagai jenis logam sebagai nutrienalami, sedangkan ketersediaan logam dilingkungan sangat bervariasi. Suatulingkungan yang memiliki tingkat kandungan logam berat yang melebihi jumlahyang diperlukan, dapat mengakibatkan pertumbuhan alga terhambat, sehinggadalam keadaan ini eksistensi logam dalam lingkungan adalah polutan bagi alga.Syarat utama suatu alga sebagai bioindikator adalah harus memiliki dayatahan tinggi terhadap toksisitas akut maupun toksisitas kronis. Selain memilikidaya tahan yang tinggi terhadap toksisitas logam berat, persyaratan lain untukpemanfaatan alga sebagai bioindikator adalah :1. Alga yang dipilih mempunyai hubungan geografis dengan lokasi yaituberasal dari lokasi setempat, hidup dilokasi tersebut, dan diketahui radiusaktivitasnya.2. Alga itu terdapat dimana-mana, supaya dapat dibandingkan terhadap algayang berasal dari lokasi lain.3. Komposisi makanannya diketahui.4. Populasinya stabil.5. Pengumpulan alga mudah dilakukan.6. Relatif mudah dikenali di alam.7. Masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkanuntuk merekam kualitas lingkungan disekitarnya.Berikut adalah contoh spesies alga yang potensial sebagai bioindikator logamberat berdasarkan beberapa rujukan penelitian. (Tabel 5).Tabel 5. Spesies Alga yang Potensial sebagai BioindikatorSpesies Alga Logam Berat Teradsorpsi Sumber RujukanCladophoraglomerataGalaxaurarugosaCorallinspEuchemaisiformeFucusvesiculosusPadinaboergeseniSargasum sp.Euchema sp.Chaetocerus sp.Ni, V, Cd, Pb, CrCu, Zn

Page 3: Alga Laut Sebagai Adsorben Logam Berat

Zn, PbCr, Fe, Co, Cu, Zn, Cd, PbPb, CuPbPb, Cd, CuCd, CrNi, V, Cd, Pb, CrChmielewska dan Medved, 2001Rivai dan Supriyanto, 2000Siswantoro, 2001Fajarwati, 2003Kautsky, 1998Mamboya et al., 1999Buhani, 2003Martadinata, 2001Noegrohati, 1995Menurut Harris dan Ramelow (1990), kemampuan alga dalam menyerapion-ion logam sangat dibatasi oleh beberapa kelemahan seperti ukurannya yangsangat kecil, berat jenisnya yang rendah dan mudah rusak karena degradasi olehmikroorganisme lain. Untuk mengatasi kelemahan tersebut berbagai upayadilakukan, diantaranya dengan mengimmobilisasi biomassanya. Immobilisasibiomassa dapat dilakukan dengan menggunakan (1) Matrik polimer sepertipolietilena glikol, akrilat, (2) oksida (oxides) seperti alumina, silika, (3) campuranoksida (mixed oxides) seperti kristal aluminasilikat, asam polihetero, dan (4)Karbon.Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatanantara logam dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukankompleks koordinasi, penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro. Tetapihasil penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ionadalah yang lebih dominan. Hal ini dimungkinkan karena adanya gugus aktif darialga/biomassa seperti karboksil, sulfat, sulfonat dan amina yang akan berikatandengan ion logam.