alga hijau biru
TRANSCRIPT
ALGA HIJAU-BIRU (CYANOBACTERIA)
Alga ini disebut alga hijau-biru karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh
warna klorofil dan pigmen biru (fikosianin). Alga hijau-biru banyak dijumpai di tempat-tempat
lembab, misalnya di atas tanah, batu, tembok, sawah, parit,dan di laut. Jika mongering, koloni alga
hijau-biru mengelupas seperti kerak. Alga hijau-biru biasanya hidup hidup di lingkungan yang sedikit
asam hingga basa. Selain hidup bebas, alga hijau- biru juga ada yang hidup bersimbiosis mutualisme
dengan organisme lain.
Alga hijau-biru dapat hidup di batuan di tempat organisme lain sulit hidup. Dengan adanya
alga hijau-biru, terjadilah pelapukan batuan sehingga memungkinkan alga dan tumbuhan lain hidup.
Itulah sebabnya alga h jau-biru dikatakan sebagai tumbuhan perintis.
Ciri-ciri alga hijau-biru
a. Prokariotik
Seperti halnya bakteri, alga ini tidak meiliki membran inti. Bahan inti terdapat pada suatu daerah
di dalam sitoplasmanya. Jadi alga hijau-biru tergolong organisme prokariotik.
b. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Berbeda dengan bakteri lain, alga hijau-biru ini memiliki klorofil dan pigmen biru (fikosianin).
Klorofil tidak terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid. Oleh karena memiliki
klorofil dan dapat berfotosintesis, maka alga ini dapat menghasilkan gula dan oksigen. Inilah sifat
yang tidak dimilki oleh bakteri pada umumnya.
Pigmen fikosianin mengakibatkan warna hijau kebiruan. Beberapa dari alga ini ada juga yang
berwarna coklat, hitam, kuning, meah, dan hijau. Warna merah disebabkan oleh pigmen fikoeritrin
sedangkan warna kuning disebabkan oleh pigmen karoten.
Pada mumnya alga hijau-biru memilki kemampuan menambat nitrogen dari udara. Proses
penambatan nitrogen ini dilakukan oleh sel khusus yang disebut heterosista .Heterorista dihasilkan
oleh alga hijau-biru berbentuk benang. Ukuran heterosista lebih besar dibandigkan sel di dekatnnya
serta memilki dinding sel yang lebih tebal. Oleh karena kemampuannnya menambata nitrogen ini,
alga hijau-biru dapat menyuburkan habitatnya atau menguntungkan organisme lain yang bersimbiosis
dengannya.
Alga hijau-biru ada yang mampu menghasilkan racun (toksin). Racun yang dikeluarkan di
perairan dapat mematikan organisme lain.
Struktur sel alga hijau-biru
Alga hijau-biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni, ada pula yang berbentuk
benang. Contoh alga yang uniseluler adalah chroococcus dan Anacystis ; yang membentuk koloni
adalah Merismopedia, Nostoc, dan Microcystis ; serta yang membentuk benang (filament) misalnya
Oscillatoria, Microcoleus, dan Anabaena. Sel alga hijau-biru tersusun (dari luar ke dalam) sebagai
berikut :
a. Selubung lendir
Terdapat di sebelah luar dinding sel. Seubung lender berugsi mencegah sel dari kekeringan.
Selain itu lender memudahkan sel bergerak, Karena beberapa alga ini dapat bergerak dengan gerakan
osilasi (maju mundur). Belum dipastikan apa yang menyebabkan alga ini bergerak.
b. Membran sel
Berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel. Terdapat pelipatan membran sel
kea rah dalam membentuk lamella fotosinetik atau membran tilakoid. Pada membran tilakoid ini
terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sele ukariotik yang memilki klorofil di dalam kloroplas, alga
hijau-biru tidak memiliki kloroplas.
c. Sitoplasma
Merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak, gula, mineral, enzim, ribosom, dan
DNA. Di dalam sitoplasma inilah berlangsung proses metabolisme sel.
d. Asam Inti atau Asam Nukleat (DNA)
DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak memiliki membrane inti.
Karena itulah alga hijau-biru tidak digolongkan ke dalam prokariotik.
e. Mesosom dan Ribosom
Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein. Sedangkan mesosom merupakan penonjolan
membran sel ke arah dalam yang berperan sebagai penghasil energi.
Reproduksi Alga hijau-biru
a. Pembelahan sel
Alga hijau-biru dapat bereproduksi dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel secara
langsung. Dengan pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler) maupun sel penyusun
filamen (benang) akan bertambah banyak. Filamen akan bertambah panjang karena adanya
pembelahan sel.
b. Fragmentasi
Fragmentasi dilakukan oleh alga hijau-biru berbentuk benang. Dengan fragmentasi (pemenggalan),
filament yang panjang akan terputus menjadi dua atau lebih benang pendek yang disebut
hormogonium. Setiap hormogonium akan tumbuh menjadi filament baru. Tempat pemutusan filament
adalah sel mati yang terdapat di antara sel penyusun filament.
c. Pembentukan Spora
Jika kondisi buruk, misalnya kuran air, di anara sel-sel alga hijau-biru ada yang dapat membentuk sel
endospora, seprti pada bakteri. Dindignya menebal, Dan ukuran selnya membesar. Bentukan ini
disebut akinet, misalnya pada Nostoc. Spora tahan terhadap lingkungan yang jelek. Jika kondisi
lingkungan telah pulih, spora tumbuh menjadi alga yang baru.
Contoh Alga Hijau-Biru
a. Chroococcus
Bersel satu (uniseluler)bhidup di dasar kolam atau tembok yang basah. Tubuhnya diselubungi
lender. Bereproduksi dengan pembelahan biner. Sering terdapat sel yang begandengan dua atau
empat. Sel tersebut merupakan sel yang yang gagal berpisah dengan sel lain.
b. Gleocapsa
Bersel satu (uniseluler) yang hidup di permukaan batu yang basah sehigga menyebabkan batu
licin. Gleocapsa memilki selubung lender seperti chroococcus.
c. Polycistys
Alga ini tersusun atas sel-sel berbentuk bola yang bergerombol seperti anggur.
d. Oscillatoria
Berbentuk benang (filament), yang tersusun atas sel-sel yang pipih dan rapat. Sel tidak
diselubungi lendir. Dapat bergerak maju dan mndur yan disebut gerak osilasi. Belum diketahui
penyebab alga ini bergerak. Diantara sel-sel yang pipih terdapat sel yang mati. Adanya sel yang mati
menyebabkan filamen terputus menjadi beberapa hormogonium. Jika sel ini putus, maka terbetuklah
hormogonium yang akan tumbuh menjadi Oscillatoria baru.
e. Nostoc
Tubuh Nostoc tersusun atas sel-sel yang berbentuk bola. Hidup di bebatuan atau di tanah yang
lembab. Nostoc menyebabkan permukaan bebatuan licin karena adanya selubung lender kekuninan
atau kecoklatan yang membungkus selnya. Di anttara sel-sel berbentuk bola itu terdapat sel yang tidak
aktif karena sel tersebut mengalami dormansi (tidur). Di dalam sel tersebt tersebut terkandung spora.
Ukurannya agak lebih besar dari sel-sel berbentuk bola sel ini di sebut akinet. Apabila spora telah
masak akan tumbuh filamen baru.
f. Anabaena
Seperti halnya Nostoc, Anabaena tersusun atas sel-sel berbentuk bola. Perbedaannya, disampjng
memiliki akinet, juga memilki heterosista. Heterosista adalah penambat nitrogen.
Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia
Alga hijau-biru ada yang bersifat menguntungkan, ada pula yang merugikan
Alga hijau-biru yang merugikan
Telah diuraikan bahwa alga hijau biru yang hidup di air ada yang mengeluarkan racun. Racun
yang terlarut dalam air dapat meracuni organisme yang meminumnya. Contohnya di Australia banyak
biri-biri yang mati setelah minum air telaga. Ini merupakan sifat merugikan alga hijau biru.
Sifat merugikan lainnya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok dan batu, sehingga tembok
akan mudah lapuk. Demikian pula bangunan candi dari batu yang banyak terdapat di Indonesia
banyak yang terancam menjadi lapuk karena alga.
Alga hijau-biru yang menguntungkan
a. Pengikat Nitrogen bebas
Nostoc, gleocapsa, dan Anabaena merupakan alga hijau-biru yang dapat menangkap nitrogen
Nitrogen dari udara . Kemampuan menangkap Nitrogen ini disebut pula sebagai kemampuan
melakukan fiksasi nitrogen. Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata,
yaitu tumbuhan yang banyakdijumpai di sawah dan mengapung di atas air. Alga hijau-biru itu
melakukan fiksasi nitrogen (N2) dari udara dan mengubahnya menjadi ammonia.Hal demikian
menguntungkan petani. Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang mengandung nitrogen.
b. Sebagai bahan makanan
Ada pula alga hijau-biru yang dapat dijadikan makanan karena mengandung protein yang cukup
tingg. Misalnnya alga hijau-biru yang tubuhnya berbentuk spiral dan disebut Arthrospira. Alga ini
terkenal dengan nama dagangnya, yaitu spirulina. Para pakar telah berhasil membudidayakan alga ini
unuk dipanen proteinnya. Di masa depan ada kemungkinan alga ini dapat dikembangbiakkan dalam
jumlah besar untuk menghasilkan protein bagi kebutuhan umat manusia.