alawiyah hal 1,3

14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TERPADU LABORATORIUM BIOKIMIA UJI TOTAL FENOL PADA DAUN KENTANG Disusun Oleh: Tuti Alawiyah 24030110120035 JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Upload: edwin-yang

Post on 09-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

alkohol fenol

TRANSCRIPT

  • LAPORAN

    PRAKTIKUM KIMIA TERPADU

    LABORATORIUM BIOKIMIA

    UJI TOTAL FENOL PADA DAUN KENTANG

    Disusun Oleh:

    Tuti Alawiyah 24030110120035

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2013

  • ABSTRAK

    Telah dilakukan peneliltian yang berjudul Uji Fenol pada Daun Kentang. Tujuan

    dari penelitian ini adalah menegtahui cara pembuatan asam galat serta mengetahui kandungan

    total fenol pada sampel yaitu daun kentang. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri.

    Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran

    serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang

    spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor

    fototube.

    Prinsip dari spektrofotometri UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila

    cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan

    diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai absorbansi asam galat dengan

    variasi konsentrasi 300, 400, 500, 600, 700 mg/mL pada =765 nm masing-masing sebesar

    0,404; 0,511; 0,601; 0,836; 0,925 dan absorbansi sampel daun kentang pada =765 nm

    masing-masing sebesar E= 0,284; F= 0,637 serta kadar fenol pada sampel daun kentang E=

    203,6 ppm dan F= 461,5 ppm.

    Kata kunci : spektrofotometri, daun kentang, dan uji fenol, asam galat

  • PRAKTIKUM KIMIA TERPADU

    UJI TOTAL FENOL PADA DAUN KENTANG

    I. TUJUAN PENELITIAN

    1.1 Untuk mengetahui cara pembuatan asam galat.

    1.2 Untuk mengetahui kadar total fenol pada daun kentang.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Senyawa Fenol

    Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki

    bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH)

    yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki

    cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutan terbatas

    dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat

    melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion

    fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.

    Fenol merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki manfaat

    sangat besar bagi tumbuhan maupun bagi manusia. Senyawa fenol memiliki ciri cincin

    aromatik dan adanya satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol lebih cenderung larut

    dalam air, karena senyawa ini biasanya berikatan dengan gula. Senyawa fenol mencakup

    beberapa golongan senyawa bahan alam. Mulai dari flavanoid, phenil propanoid, kuinon

    phenolik, lignin, melanin, dan tanin merupakan golongan senyawa fenol.

    Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini

    dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.

    Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan

    ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem

    aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan

    anionnya.

    Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan

    proses Raschig. Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol

    merupakan komponen utama pada antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP

    (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya

    semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi

  • aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya). Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan

    pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Rumus bangun fenol dapat dilihat pada gambar

    1 di bawah ini:

    Gambar 1. Struktur fenol

    Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal

    sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika

    oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian

    dari produksi aspirin) pembasmi rumput liar, dan lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat

    mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.

    2.2 Klasifikasi Tanaman Kentang

    Taksonomi tanaman kentang:

    Kingdom : plantae (tumbuhan)

    Subkingdom : tracheobionta

    Super Divisi : spermatophyta

    Divisi : magnoliophyta

    Kelas : magnoliopsida

    Subkelas : asteridae

    Ordo : solanales

    Family : solanaceae

    Genus : solanum

    Spesies : solanum tuberosum L

    Tanaman kentang mengandung alkaloid dan falvonoid. Alkaloid merupakan senyawa kimia

    tanaman metabolit sekunder, yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran.

    Alkaloid biasanya mengandung minimal satu lingkaran heterosiklik dan mengandung gugus

    N. sedangkan flavonoid adalah senyawa alami yang terdiri dari C6-C3-C6. Flavonoid

    umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Glikosida merupakan senyawa asal gula

  • dengan zat lain yang dapat terhidrolisis menjadi penyusunnya, misalnya glikosida

    memberikan fruktosa, galaktosida mengahsilkan galaktosa, dan sebagainya. Gugusan gula

    bersenyawa pada satu lebih ataua group hidroksil fenolik. Sedangkan pada cincin B gugusana

    hidroksil atau alkoksil terdapat pada karbon nomor 3 dan 4.

    Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari dan

    akar. Ada beberapa macam falvonoid diantaranya flavon, flavanonol, falvonol, isoflavon,

    calkon, dan lain-lain. Kegunaan flavonoid bagi tumbuhan adalah untuk menarik perhatian

    binatang yang membantu penyebaran biji. Flavonoid yang terdapat dalam kentang adalah

    kuersetin (Quercetin) yang merupakan salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara

    biologis sangat kuat. Kuersetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis

    penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya peroksidasi lemak. Struktur kuersetin

    pada C nomor 3,5,7 dan C nomor 1,2 terdapat gugus hidroksil. Ketika flavonol kuersetin

    bereaksi dengan radikal bebas, kuersetin mendonorkan protonnya dan menjadi senyawa

    radikal tetapi electron yang tidak berpasangan yang dihasilkan didelokalisasi oleh resonansi.

    Hal ini membuat senyawa kuersetin radikal mempunyai energy yang sangat rendah untuk

    menjadi radikal yang reaktif.

    Gambar 2. Struktur flavonoid

    2.3 Metode Spektrofotometri

    Spektrofotometri merupakan analisa kimia kuantitatif di dalam kimia analisis

    dengan mengukur berapa jauh energi radiasi yang diserap oleh absorbansi terisolasi suatu

    panjang gelombang. Cara untuk mengetahui zat kimia adalah dengan bantuan warna yang

    ditambahkan pada benda yang kita lewatkan cahaya pada suatu medium tertentu (zat kimia)

    yang akan tampak cahaya yang diabsorbsi dan diteruskan untuk mendeteksi gugus

    fungsional, mengidentifikan senyawa yang mengalisis campuran.

    2.4 Spektrofotometer

  • Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer

    dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang

    tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan,

    direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer

    tersusun dari spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan

    sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan

    blanko ataupun pembanding.(Khopkar, 1990)

    Spektrofotometer tersusun dari:

    a. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spektrum

    yang mana instrumen itu dirancang untuk beroperasi.

    b. Monokromator

    Yaitu suatu alat untuk memencilkan berkas radiasi dari sumber berkesinambungan

    (menghasilkan sumber sinar yang monokromatis). Komponennya adalah suatu sistem

    celah dan suatu unsur dispersif. Monokromator juga memencilkan pita sempit panjang

    gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

    c. Sel absorpsi

    Dapat berupa cuvet kaca atau cuvet kaca cara, sedang di daerah UV digunakan sel

    kuasa.

    d. Detektor

    Berupa transduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu syarat listrik detektor

    diharapkan memiliki kepekaan tinggi dalam daerah spektra yang diamati, respon

    linier terhadap gaya radiasi, waktu respon cepat, dapat digandakan dan kestabilan

    tinggi.

    e. Wadah untuk sampel

    f. Penggandaan / amplifier dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik

    ini memadai untuk dibaca.

    g. Sistem kaca, dimana pergerakan besarnya isyarat listrik.

    (Underwood, 1992)

    2.5 Asam Galat

    Asam galat adalah senyawa golongan asam fenolik C6-C1 (phenolic acid) atau

    hidroksibenzoat, yaitu asam 3,4,5-trihidroksibenzoat.

    Asal kata galat adalah

    kata galle dalam bahasa prancis yang berarti pembengkakan pada jaringan tanaman

    setelah terserang serangga parasit. Senyawa ini dapat ditemukan pada daun dan anggur

  • dan memiliki aktivitas sebagai antioksidan (penangkal radikal bebas). Asam galat adalah

    subunit dari galotanin, yaitu polimer heterogen yang mengandung berbagai molekul asam

    galat yang saling terkait dengan asam galat lain serta dengan sukrosa dan gula lainnya.

    Banyak galotanin yang menghambat pertumbuhan tanaman karena dapat

    merombak enzim sitoplasma dengan cara mendenaturasi protein (enzim adalah protein),

    dan ketahanan tumbuhan yang mengandungnya kemungkinan disebabkan karena

    galatonin diangkut ke vakuola sehingga terpisah dari enzim di sitoplasma.

    Gambar 3. Struktur Asam Galat

    2.6 Analisa Bahan:

    2.6.1 Asam galat

    Berbentuk bubuk organik kristal tak berwarna. Asam galat mempunyai sifat

    antifungal, antioksidan. (Nely, 2007)

    2.6.2 Etanol

    Berbentuk zat cair, tidak berwarna, rasa dan baunya khas, titik didih = 70,5 C,

    sebagai pelarut, bahan bakar dan minuman, bila terbakar di udara berwarna biru.

    (Daintith,1994)

    2.6.3 Aquabides

    Sifat fisik : berbentuk cairan, tidak berwarna, berbau dan berasa,

    titik didih 1000C, titik leleh 0

    0C.

    Sifat kimia : bersifat polar dan sebagai pelarut universal.

    (Basri, 1996)

    2.6.4 Folin ciacalteau

  • 2.6.5 Na2CO3

    Sifat fisik: padatan Kristal putih, Titik leleh 851C, densitas 2,5 dan 1,4

    Sifat kimia: larut dalam air, sebagai soda pembersih, mudah melapuk oleh udara.

    (Mulyono, 2001)

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat:

    - Mortar

    - Tabung reaksi

    - Spektrofotometer

    - Pipet tetes

    - Kapas

    3.1.2 Bahan:

    - Daun kentang

    - Asam galat

    - Etanol 80 %

    - Etanol 90 %

    - Aquabides

    - Folin ciacalteau

    - Na2CO3 20 %

    3.2 Skema Kerja:

    3.2.1 Pembuatan Asam Galat

    0,25 g asam galat

    - Penambahan 5 ml etanol 96%

    - Penambahan 50 ml aquabides

    0,5 g asam galat 5mg/mL

    - Pengambilan larutan induk masing-masing 6, 8, 10, 12, 14 ml

    - Pengenceran dengan aquabides pada labu ukur 100 ml sampai dihasilkan

    konsentrasi 300, 400, 500, 600, 700 mg/L asam galat

    - Masing-masing konsentrasi di ambil 0,2 ml

    - Penambahan 15,8 ml aquabides pada masing-masing konsentrasi

    - Penambahan 1 ml folin ciocalteau

    - Pendiaman 8 menit

    penambahan 3 ml Na2CO3 20%

    pengocokan hingga homogen

    - Pengukuran Absorbansi pada = 765 nm

    - Pembuatan kurva kalibrasi

    Hasil

  • 3.2.2 Penentuan Kadar Total Fenol

    0,2 gram sampel

    Tabung reaksi

    - Penambahan 1 ml etanol 80 %

    - Pengambilan ekstrak dengan pipet yang diberi kapas di ujungnya

    Ekstrak etanol

    Tabung reaksi

    - Penambahan etanol hingga 2 ml

    - Pengambilan 0,1 ml ekstrak etanol (triplo)

    0,1 ml ekstrak etanol

    - Penambahan aquabides 1,2 ml

    - Pengadukan

    - Penambahan 0, 1ml reagen folin

    - Pendiaman selama 5 menit

    - Penambahan 0,4 ml Na2CO3 20 %

    - Penginkubasian selama 30 menit

    - Penentuan Absorbansi pada = 765 nm

    Hasil

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    2.1 Pembuatan Asam Galat

    2.2 Uji Total Fenol

    Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan dan mempunyai ciri yang

    sama, yaitu memiliki cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil.

    Flavonoid merupakan golangan fenol terbesar, selain itu juga terdapat beberapa jenis fenol

    lainnya seperti fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoid dan kuinon fenolik. Gugus

    aromatik yang dimiliki oleh senyawa fenol dapat menyerap kuat pada spektrum sinar UV.

    Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena sering berikatan dengan gula sebagai

    glikosida dan biasanya terdapat dalam vakuola sel (Harborne 1987).

    Gambar 1. Struktur Kimia senyawa fenol

    Pengujian total fenol ini menggunakan pelarut Follin-Ciocalteu dan sebagai pembanding

    digunakan asam galat (Rohman dan Riyanto 2005). Prinsip kerja metode Follin-Ciocalteu

    ini adalah reaksi antara senyawa fenol dengan reagen Follin-Ciocalteu. Reaksi ini melibatkan

    oksidasi gugus fenolik (ROH) dengan campuran asam fosfotungstat dan asam molibdat

    dalam reagen, menjadi bentuk quinoid (R=O). Reduksi reagen Follin-Ciocalteu ini

    menghasilkan warna biru sesuai dengan kadar fenol total yang bereaksi. Selanjutnya warna

    ini dihitung intensitasnya pada panjang gelombang 765 nm. Asam galat digunakan sebagai

    standar pengukuran dikarenakan asam galat merupakan senyawa polifenol yang terdapat di

    hampir semua tanaman. Kandungan fenol asam organik ini bersifat murni dan stabil

    (Kusumaningati 2009).

  • Nilai total fenol diperoleh dari pengukuran nilai absorban dan perhitungan menggunakan

    persamaan regresi linear asam galat. Data pada tabel menunjukkan perbedaan kandungan

    total fenol yang dihasilkan. Ekstrak kasar pada sampel F memiliki kandungan total fenol yang

    paling tinggi yaitu sebesar 461.5 ppm, dan yang paling sedikit kandungannya adalah sampel

    E yaitu sebesar 203.6 ppm. Kevalidan hasil ini masih sedikit diragukan, hal ini dikarenakan

    sampel yang digunakan berbeda-beda. Pada sampel E bagian yang diambil adalah bagian

    batang saja dan untuk sampel F bagian tanaman yang diambil adalah daun. Perbedaan

    pengambilan bagian tanaman pada sampel inilah yang dikhawatirkan mempengaruhi

    kandungan fenolnya itu sendiri. Kandungan total fenol dalam ekstrak kasar tanaman kentang

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Sampel

    E F

    Kadar Total

    Fenol (ppm)

    203.6 461.5

    LAMPIRAN 1 : HASIL ABSORBANSI

    Tabel 2. Hasil Absorbansi Variasi Konsentrasi Asam Galat

    Konsentrasi Asam galat

    (mg/mL)

    Absorbansi

    (=765 nm)

    300 0.404 400 0.511 500 0.601 600 0.836 700 0.925

    Tabel 3. Hasil Absorbansi Sampel Tanaman Kentang

    Sampel Absorbansi Absorbansi

    Rata-Rata I II III

    E 0.253 0.390 0.210 0.284

    F 0.725 0.581 0.607 0.637

  • Gambar 2. Grafik Kurva Standar Asam Galat

    LAMPIRAN 2 : PERHITUNGAN

    y = 0,0014x - 0,0281 R = 0,9717

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0,9

    1

    0 200 400 600 800

    Ab

    sorb

    ansi

    (

    = 7

    65

    nm

    )

    Konsentrasi Asam Galat (mg/L)

    Kurva Standar Asam Galat

    Absorbansi ( = 765 nm)

    Linear (Absorbansi ( = 765 nm))

  • Tabel 4. Regresi Linear Asam Galat

    x y xy x2

    300 0.404 1.212 90000

    400 0.511 2.044 160000

    500 0.601 3.005 250000

    600 0.836 5.016 360000

    700 0.925 6.475 490000

    = 2500 = 3.277 = 17.752 = 1350000

    =

    (2) ()2

    =517.752 25003.277

    5(1350000) (2500)2

    =683.5

    500000

    = 0.001367

    = +

    0.404 = 0.001367(300) +

    = 0.4101 0.404

    = 0.0061

    Menghitung Konsentrasi Kadar Fenol

    Sampel E

    = +

    0.284 = 0.001367 + 0.0061

    =0.284 0.0061

    0.001367

    = 203.6 ppm

    Sampel F

    = +

    0.637 = 0.001367 + 0.0061

  • =0.637 0.0061

    0.001367

    = 461.5 ppm

    DAFTAR PUSTAKA

    Basri, S., 1996. Kamus Kimia. Rineka Cipta. Jakarta

    Harborne JB. 1987. Phytochemical methods. Ed ke-2. New York: Chapman and Hall.

    Kusumaningati RW. 2009. Analisis kandungan fenol total jahe (Zingiber officinale Roscoe)

    secara in vitro [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

    Mulyono, 2001. Kamus kimia. PT Gramedia Pustaka Utama. Bandung

    Rohman A, Riyanto S. 2005. Daya antioksidan ekstrak etanol daun kemuning (Murraya

    paniculata (L) Jack) secara in-vitro. Majalah Farmasi Indonesia 16(3):136-140.