alat ukur listrik
DESCRIPTION
ElektronikaTRANSCRIPT
A. PENDAHULUAN
Pengukuran adalah proses untuk mendapatkan informasi besaran fisis
tertentu, seperti tekanan (p), suhu (T), tegangan (V), arus listrik (I). Informasi yang
diperoleh dapat berupa nilai dalam bentuk angka (kuantitatif) maupun berupa pernyataan
yang merupakan sebauh simpulan (kualitatif). Untuk mendapatkan informasi tersebut
maka diperlukan alat ukur, misalnya untuk mengetahui tegangan V menggunakan alat
multimeter.
Piranti yang digunakan dalam pengukuran untuk memperoleh data disebut alat
ukur. Istilah lain berkaitan dengan alat ukur adalah instrumentasi, yang menggambarkan
satu kesatuan alat ukur tersebut, menyangkut alat serta mekanisme pengukurannya
secara keseluruhan. Alat ukur listrik adalah slat ukur yang digunakan untuk mengukur
besaranbesaran listrik beserta turunan-turunannya, seperti tegangan, arus, daya,
frekuensi, hambatan. Contoh dari alat ukur listrik adalah voltmeter untuk mengukur
tegangan. Alat ukur listrik memiliki beberapa keunggulan, di antaranya mudah
digunakan; cepat menampilkan hash pengukuran, sensitivitas, kemampuan menyimpan
informasi, akurasi, presisi, dan lain-lain.
B. TEKNIK PENGUKURAN TEGANGAN PADA BEBAN LISTRIK AC
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC hanyalah perlu memperhatikan Posisi Sakelar
Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV).
2. kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk
Jarum.
3. Gunakan skala yang lebih tinggi dari perkiraan tegangan yang akan di cek, misalnya
jika tegangan yang akan kita cek 220 Volt, maka kita atur skala ukur pada 1000 Volt/
4. Pada saat mengukur tegangan teggangan AC, maka Alat ukur harus di pasang Paralel
terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya
berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu
titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban.
5. Baca nilai yang terukur pada Voltmeter.
Gambar 1. Pembacan Nilai Yang Terukur Pada ACV
C. TEKNIK PENGUKURAN ARUS PADA BEBAN LISTRIK AC
Untuk mengukur arus listrik, kita membutuhkan suatu alat yang bernama
ampermeter atau ammeter. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik
(Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan
magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila
arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar
sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian
sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi
semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F =
B.I. L.
Cara Menggunakan Ammeter:
1. Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol (0)
pada skala (pada amperemeter analog).
2. Amperemeter harus dipasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus
melewati amperemeter. Yaitu buka saklar S kemudian kita putus penghantar,
kemudian menyambungkan amperemeter ke penghantar yang telah terputus tersebut.
3. Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menunjuk pada
skala yang terletak pada papan skala.
4. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus
satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan
dalam membaca. Namun berbeda dengan amperemeter digital. Amperemeter digital
akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera pada layar tanpa kita harus
menghitungnya.
Gambar 2. AC Ammeter
D. TEKNIK PENGUKURAN DAYA PADA BEBAN LISTRIK AC
Untuk mengukur daya pada beban listrik AC, kita bisa menggunakan alat ukur
yang bernama wattmeter. Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi
elektrodinamometer tipe ammeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya
dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang
tetap atau field coil dihubungkan secara seri dengan rangkaian, koil bergerak
dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan
tegangan. Sebuah tahanan non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak
supaya dapat membatasi arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak
membawa arus proposional dengan tegangan maka disebut pressure coil atau voltage
coil dari wattmeter.
Gambar 3. Rangkaian Wattmeter
Pengukuran Daya Reaktif
Daya reaktif yang disuplai ke sebuah rangkaian arus bolak – balik yang
dinyatakan sebagai satuan yang disebut VAR ( Volt-Ampere-Reaktif ), karena itu
memberikan perbedaan antara daya nyata dan daya oleh komponan reaktif.Daya nyata
adalah perkalian komponen – komponen sefasa dari tegangan dan arus ( EI Cos θ ),
sedang daya reaktif sedang daya reaktif adalahperkalian komponen – komponen reaktif
yaitu EI Sin θ atau EI Cos ( θ- 90o ). Jika tegangan bergeser sebesar 90o dari nilai
sebenarnya, komponen tegangan sefasa yang tergeser akan menjadi E Cos ( θ- 90o )
sehingga perkalian komponen–komponen sefasa akan menjadi EI Cos ( θ- 90o ), yang
mana adalah daya reaktif.
Jenis-jenis Pengukuran Daya Listrik AC
Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga
phase. Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut:
P = VI cos φ
Dimana:
V = tegangan kerja (Volt)
I = arus yang mengalir ke beban (Ampere)
cos φ = faktor daya
Pada sistem tiga phase dirumuskan sebagai:
P = VI 1,73 cos φ
Dimana :
V = tegangan phase netral (Volt)
I = arus yang mengalir ke beban (Ampere)
cos φ = faktor daya
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR LISTRIK
DISUSUN OLEH:
NAMA : DANANJAYA ARIATEJA
NIM : 4115211013
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2013