alat penggerus obat otomatis berbasis avr

15
ALAT PENGGERUS OBAT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Atmega 16 DI SERTAI TAMPILAN LCD Disusun oleh : Nama : Urfan Mukti Prabowo Nim: P27 838 008 036 Pembimbing I : Hj.Endang dian Pembimbing II : Ir. Priyambada C. Nugraha Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya Abstrak : Dalam sebuah apotik seorang Apoteker membuatkan obat sesuai dengan resep yang telah direkomendasikan dari Dokter kepada pasien. Obat tersebut terkadang ada yang berupa kapsul, sehingga apoteker harus menggerus obat itu terlebih dahulu. Biasanya dalam proses tersebut masih dilakukan secara manual yang dirasa kurang menghemat waktu. Karena pada zaman sekarang alat - alat sudah serba otomatis. Dengan Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega16 Disertai Tampilan LCD dimungkinkan bisa meringankan beban para apoteker. Dimana aplikasi tersebut terdiri dari rangkaian driver optocoupler, rangkaian mikrokontroler AVR ATMega 16, rangkaian LCD, dan rangkaian driver motor. Optocoupler sebagai sensor masuknya obat. Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pusat pengendali inputan dan outputan pada proses penggerus obat. LCD (Liquid Crystal Display) sebagai keluaran yang mampu menampilkan karakter keluaran, baik berupa huruf maupun angka. Driver motor penggerus sebagai pemerintah untuk menggerakkan motor AC Universal. Sedangkan untuk penulisan program yang digunakan pada aplikasi ini menggunakan bascom. bascom merupakan perangkat lunak yang menjadi bagian dari sistem yang berupa program yang mengatur kerja dari mikrokontroler ATMega16 dan keseluruhan perangkat keras (hardware) yang dihubungkan dengan mikrokontroler ATMega16. Penulis mencoba untuk membuat alat Penggerus Obat Otomatis dengan system penggerusan menggunakan pissau blender yang telah di modifikasi agar dapat digunakan untuk menggerus atau menghaluskan pil hingga benar-benar halus. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi memegang peran penting di era modernisasi seperti pada saat ini, dimana teknologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga mendorong manusia untuk menciptakan sebuah alat yang serba otomatis sehingga membantu mempermudah dan mempercepat manusia dalam menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang sebaik-baiknya. Dimana kita bisa mengambil contoh permasalahan yang terdapat pada bidang farmasi. Dalam sebuah apotik seorang Apoteker membuatkan obat sesuai dengan resep yang telah direkomendasikan Dokter kepada pasien. Jika obat itu berupa kapsul maka Apoteker harus menggerus obat tersebut dan mengemasnya ke dalam kapsul. Biasanya dalam proses tersebut masih dilakukan secara manual yang dirasa kurang menghemat waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat menggantikan proses penggerusan yang manual itu dengan yang otomatis. Dalam proses tersebut menggunakan Mikrokontroler AVR ATmega16 1

Upload: urphan-prabowo

Post on 16-Sep-2015

86 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

DRAFT SEMINAR

TRANSCRIPT

PROTOTYPE INFANT WARMER

ALAT PENGGERUS OBAT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Atmega 16 DI SERTAI TAMPILAN LCDDisusun oleh :

Nama : Urfan Mukti Prabowo

Nim: P27 838 008 036

Pembimbing I : Hj.Endang dian Pembimbing II : Ir. Priyambada C. NugrahaJurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

Abstrak :

Dalam sebuah apotik seorang Apoteker membuatkan obat sesuai dengan resep yang telah direkomendasikan dari Dokter kepada pasien. Obat tersebut terkadang ada yang berupa kapsul, sehingga apoteker harus menggerus obat itu terlebih dahulu. Biasanya dalam proses tersebut masih dilakukan secara manual yang dirasa kurang menghemat waktu. Karena pada zaman sekarang alat - alat sudah serba otomatis. Dengan Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega16 Disertai Tampilan LCD dimungkinkan bisa meringankan beban para apoteker.

Dimana aplikasi tersebut terdiri dari rangkaian driver optocoupler, rangkaian mikrokontroler AVR ATMega 16, rangkaian LCD, dan rangkaian driver motor. Optocoupler sebagai sensor masuknya obat. Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pusat pengendali inputan dan outputan pada proses penggerus obat. LCD (Liquid Crystal Display) sebagai keluaran yang mampu menampilkan karakter keluaran, baik berupa huruf maupun angka. Driver motor penggerus sebagai pemerintah untuk menggerakkan motor AC Universal. Sedangkan untuk penulisan program yang digunakan pada aplikasi ini menggunakan bascom. bascom merupakan perangkat lunak yang menjadi bagian dari sistem yang berupa program yang mengatur kerja dari mikrokontroler ATMega16 dan keseluruhan perangkat keras (hardware) yang dihubungkan dengan mikrokontroler ATMega16.

Penulis mencoba untuk membuat alat Penggerus Obat Otomatis dengan system penggerusan menggunakan pissau blender yang telah di modifikasi agar dapat digunakan untuk menggerus atau menghaluskan pil hingga benar-benar halus.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi memegang peran penting di era modernisasi seperti pada saat ini, dimana teknologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari hari. Sehingga mendorong manusia untuk menciptakan sebuah alat yang serba otomatis sehingga membantu mempermudah dan mempercepat manusia dalam menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang sebaik-baiknya. Dimana kita bisa mengambil contoh permasalahan yang terdapat pada bidang farmasi.

Dalam sebuah apotik seorang Apoteker membuatkan obat sesuai dengan resep yang telah direkomendasikan Dokter kepada pasien. Jika obat itu berupa kapsul maka Apoteker harus menggerus obat tersebut dan mengemasnya ke dalam kapsul. Biasanya dalam proses tersebut masih dilakukan secara manual yang dirasa kurang menghemat waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat menggantikan proses penggerusan yang manual itu dengan yang otomatis. Dalam proses tersebut menggunakan Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pusat pengendali sistem masukan dan keluaran. Dimana ketika sensor optocoupler mendeteksi masuknya obat kedalam ruang penggerusan maka mikrokontroler akan menentukan berapa lamanya proses penggerusan dan mengcounter jumlah obat yang masuk, kemudian akan ditampilkan melalui LCD 16x2. Kemudian tekan start untuk memulai proses penggurusan hingga waktu yang telah ditentukan. Sehingga dengan adanya penggerus obat otomatis dapat mempermudah Apoteker dalam menyiapkan resep obat dalam bentuk kapsul untuk pasien dan bisa menghemat waktu. Atas dasar itu maka penulis mencoba membandingkan alat Penggerus Pil Disertai Interlock, dimana sistem penggerusannya menggunakan roll gear, sedangkan penulis menggunakan pisau blender yang telah dimodifikasi agar dapat digunakan untuk menggerus atau menghaluskan pil hingga benar-benar halus. . Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas penulis tertarik untuk membuat alat yang dapat mempermudah proses penggerusan dengan menggunakan alat penggerus obat yang otomatis, sehingga penulis sehingga tugas akhir ini penulis memberi judul Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega16 Disertai Tampilan LCD.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat alat penggerus obat otomatis berbasis mikrokontroller AVR Atmega16, sehingga dapat membantu dan meringankan pekerjaan operator dalam menghancurkan obat.

1.3. Batasan Masalah

Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pusat pengendali inputan dan outputan pada proses penggerus obat.

Maksimal obat yang akan digerus adalah 10 butir.

Tingkat kehalusan obat disesuaikan dengan serbuk obat dalam kapsul yang ada dipasaran, 1 pil (30mg) (diameter: 1,8 cm tebal: 0,3 cm) lama penggerusan selama 5 detik.

1.4. Rumusan Masalah

Dapatkah dibuat Alat penggerus obat otomatis berbasis mikrokontroler AVR ATmega16. Agar dapat menghancurkan obat secara otomatis dengan lama waktu 5 detik ?

1.5. Tujuan

1.5.1. Umum

Merancang Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega16 Disertai Tampilan LCD.

.

1.5.2. Khusus

Membuat rangkaian minimum system AVR Atmega 16.

Membuat rangakaian LCD.

Membuat program mikrokontroller AVR mengunakan bahasa pemprograman BASCOM.

1.6. Manfaat

1.6.1. Teoritis

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang alat-alat kesehatan, terutama membuat alat penggerus obat otomatis.

1.6.2. Praktis

Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugas fungsionalnya dengan cepat, efisien, dan akurat.

2. TELAAH PUSTAKA

2.1Prinsip Dasar

Penggerusan merupakan salah satu langkah penting dalam teknologi farmasi. Penggerusan ini merupakan proses pengurangan ukuran partikel atau butiran dari zat padat yang selanjutnya akan mempengaruhi luas permukaan, tingkat homogenitas dan juga tingkat kerja optimal dari zat aktif. Mengapa demikian? Suatu zat yang digerus akan mengalami perubahan menjadi bentuk partikel yang lebih kecil atau lebih halus sehingga luas permukaannya akan meningkat. Jika ditambah dengan zat lain pun, maka pencampuran yang merata dan homogen akan mudah tercapai. Peningkatan luas permukaan dan homogenitas zat aktif inilah yang akhirnya akan menentukan kerja optimal suatu obat (Kurniawan, 2009; Lachman, 1988; Voight, 1995).Seorang Apoteker yang bekerja di apotek berwenang dalam penyediaan dan peracikan obat sesuai dengan resep yang telah direkomendasikan Dokter untuk pasien. Pembuatan obat harus dilakukan dengan baik dan cepat sehingga apoteker harus mengetahui teknik yang baik dalam meracik obat. Salah satu teknik yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah teknik penggerusan, mengingat banyak sediaan obat yang diminta memerlukan penggerusan, seperti pulvis, pulveres dan kapsul (Noviana, 2010).Penggerusan bahan farmasetik di apotek dapat berupa penggerusan obat maupun bahan obat. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengerusan bahan farmasetik kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu sifat fisikakimia bahan, suhu, dan kelembaban. Bahan-bahan obat tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga dalam penggerjaannya kadang memerlukan perlakuan khusus seperti:

1. Bahan-bahan yang bersifat higroskopis digerus pada sistem tertutup yang dicukupi dengan udara yang dikeringkan. Misalnya garam-garam yang larut air (NaI, NaCl, KI, NaNO2)

2. Bahan-bahan termolabil yang mudah dioksidasi dan mudah terbakar digerus dalam sistem tertutup dengan karbon dioksida atau nitrogen beratmosfer inert.

3. Bahan-bahan dengan titik leleh rendah seperti malam dan asam stearat harus dibekukan sebelum digerus, dapat juga ditambahkan es kering pada saat penggerusan (Lachman, 1988).

Alat penggerus bahan farmasetik ada bermacam-macam. Berdasarkan ukuran hasil penggerusannya, alat penggerus diklasifikasikan menjadi 3 yaitu kasar, sedang, dan halus yang dinyatakan dalam satuan mesh. Berikut klasifikasinya:1. Penggerusan kasar, partikel yang dihasilkan berukuran lebih besar dari 20 mesh.

2. Penggerusan sedang, partikel yang dihasilkan berukuran antara 200 20 mesh (74 840 mikron).

3. Penggerusan halus, partikel yang dihasilkan berukuran lebih kecil dari 200 mesh (Lachman, 1988).

.

2.2. Mikrokontroler AVR ATMega16ATMega16 berbasis pada arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), di mana satu instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan dapat mencapai 1 MIPS (Million Instruction Per Second) per MHz. Mikrokontroler ATMega16 memiliki keistime-waan dibanding jenis mikrokontroler AT89C51, AT89C52, AT80S51, dan AT89S52 yaitu pada mikrokontroler ATMega16 memiliki port input ADC 8 channel 10 bit.

Mikrokontroler ATMega16 memiliki 40 pin kaki dengan konfigurasi sebagai berikut.

Gambar 2.2. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16Fitur yang tersedia dalam mikrokontroler ATMega16, yaitu

1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.

2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam port A, port B, port C, dan port D.

3. Analog to Digital Converter (ADC) 10 bit sebanyak 8 input.

4. Timer/counter sebanyak 3 buah.

5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.

6) Watchdog timer dengan osilator internal.

7. SRAM internal sebesar 1K byte.

8. Memori flash sebesar 8Kbyte dengan kemampuan read while write.

9. Interrupt internal maupun eksternal.

10. Port komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface)

11. EEPROM (Electrically Erasable Program-mable Read Only Memory) sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

12. Analog komparator.

13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepaatan maksimal 2,5 Mbp.

2.3. Motor UniversalMotor Universal adalah merupakan suatu motor seri yang mempuanyai kemampuan untuk bekerja dengan sumber tegangan AC ataupun DC.

2.3.1 Karakteristik Motor Universal Motor universal mempunyai karakteristik seri karena berputar pada kecepatan rata-rata bila bebannya juga rata-rata, dan apabila bebannya dikurangi maka kecepatannya akan naik. Motor ini mempunyai sifat-sifat yang sama seperti motor DC seri. Pada pembebanan ringan motor berputar dengan cepat dan

menghasilkan kopel yang kecil. Tetapi pada keadaan pembebanan yang berat, maka motornya berputar secara perlahan-lahan dengan torsi yang besar. Jadi, motor mengatur kecepatannya sesuai dengan beban yang dihubungkan ke motor tersebut.

Gambar 2.3. Karakteristik kecepatan motor universal.Untuk motor yang sama bila dihubungkan sumber tegangan AC umumnya didapatkan putaran lebih tinggi. Putaran motor universal biasanya tinggi, apalagi dalam keadaan tanpa beban (lihat gambar 2.9.). Maka dari itu, biasanya motor universal dihubungkan langsung dengan beban sehingga putaran motor yang tinggi bisa berkurang dengan pembebanan tersebut.

Bila motor dihubungkan dengan sumber tegangan AC, pada saat periode positif (gambar 2.13a), motor berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada periode negatif (gambar 2.13b), dan menurut hukum tangan kiri dinyatakan: apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub U dan S, maka garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, sehingga kawat tersebut akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan ibu jari, seperti terlihat pada gambar 2.10.Jika sebatang kawat terdapat diantara kutub U-S dengan garis gaya yang sama, sedangkan didalam kawat ini mengalir arus listrik yang arahnya menjauhi kita (S), maka:

Disebelah kanan kawat garis kutub magnet, dan garis gaya arus listrik sama arahnya dan disebelah kiri kawat arahnya berlawanan, sehingga bentuk medan magnet akan berubah

Gambar 2.4. Perubahan garis gaya disekitar kawat berarusJika sebuah belitan terletak dalam medanmagnet yang sama, maka kedua sisi belitan itu mempunyai arus yang arahnya berlawanan, sehingga arah gerakan seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.

Gambar 2.5. Belitan berarus terletak dalam medan magnet2.4. LCD KarakterLCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot matrix dengan karakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya berjumlah 16 pin.

Gambar 2.5. Karakter LCD

LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan untuk menampilkan jumlah obat dan lama penggerusan. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display dapat dikontrol dengan memberikan instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat LCD berguna untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display unit measuring gages.

Tabel 2.1 Fungsi Pin Pada LCDNo.SymbolLevelKeterangan

1Vss-Dihubungkan ke 0 V (Ground)

2Vcc-Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi 10%.

3Vee-Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.

4RSH/LBernilai logika 0 untuk input instruksi dan bernilai logika 1 untuk input data.

5R/WH/LBernilai logika 0 untuk proses write dan bernilai logika 1 untuk proses read.

6EHMerupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada failing edge dari logika 1 ke logika 0.

7DB0H/LPin data D0

8DB1H/LPin data D1

9DB2H/LPin data D2

10DB3H/LPin data D3

11DB4H/LPin data D4

12DB5H/LPin data D5

13DB6H/LPin data D6

14DB7H/LPin data D7

15V+BL-Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan tegangan sebesar 4 4,2 V dengan arus 50 200 mA

16V-BL-Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan ground

Cara kerja menjalankan LCD :

Langkah 1 : Inisialisasi LCD.

Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel alamat).

Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada alamat tersebut.

Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu :

1. Display Clear.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0000000001

Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan cursor pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksadesimal) ditulis ke semua alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM diset ke AC (Address Counter). Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula. Setelah perintah eksekusi pada Display Clear, mode entry akan ditambahkan.

2. Cursor Home.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

000000001*

* : invalid bitCursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD RAM alamat 0 diset ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. Isi DD RAM jangan dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah kiri.3. Entry Mode Set.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

00000001I/DS

Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah display akan dirubah.

I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor berpindah ke kanan. Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan cursor berpindah ke kiri.

S : ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri.

ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan.

ketika S = 0 , display tak berpindah.

4. Display ON/OFF Control.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0000001DCB

Display ON/OFF Control mengembalikan total dispay dan cursor ON dan

OFF, dan membuat posisi cursor mulai berkedip.

D : ketika D = 1, display ON

ketika D = 0, display OFF

C : ketika C = 1, cursor ditampilkan

ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan

B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip.Contoh : C = 1 (cursor display)

Cursor

B = 1 (blinking)

gambar 2.6. Penampakan Cursor Pada LCD5. Cursor/ Display Shift

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

000001S/CR/L**

* : invalid bit

Cursor Display Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa merubah isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu :

Tabel 2.2 Penunjukkan Cursor pada LCD

S/CR/LOperasi

00Posisi cursor dipindah ke kiri

01Posisi cursor dipindah ke kanan

10Semua display dipindah ke kiri dengan cursor

11Semua display dipindah ke kanan dengan cursor

6. Function Set.

Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length. DL : ketika DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0). Ketika DL sama dengan 0, data length diset untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit atas ditransfer lebih dulu, kemudian dilanjutkan bit bawah.RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

00001DL1***

* : invalid bit

Tabel 2.3. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2 X 16

2.5.Optocoupler Optocoupler atau juga bisa disebut dengan opto isolator atau isolator yang terdiri Dari LED infra merah yang ditempatkan berhadapan dengan sebuah photodetector (phototransistor) dalam satu kemasan plastik. Keutamaan dari optocoupler adalah pemisah anatara LED infra merah dan photodetector dibuat sebuah celah. Jika dalam celah ini dimasukan benda yang tidak tembus cahaya infra merah, maka sinar yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak dapat mencapai photo detector. Photo detector ini akan aktif apabila ada sinar yang mengenainya. Dengan optocoupler hubungan yang ada antara masukan dan keluaran hanya seberkas cahaya, sehingga di dapatkan suatu isolasi yang tinggi.

Gambar 2.7. Rangkaian Sensor RPM2.6 Driver SSR Relay (Solid state Relay)SSR merupakan salah satu jenis Relay, Tapi bedanya SSR tidak mempunyai kumparan dan Kontak sesungguhnya, sebagai gantinya digunakan semikonduktor seperti transistor bipolar, SCR (silicon-controlled reactifier). Atau Triac. SSR merupakan aplikasi pengisolasian rangkaian Kontrol tegangan rendah dari rangkaian beban daya tinggi. Solid State Realay Merupakan relay elektronik. Keunggulan dari relay konvensional adalah tidak adanya noise akibat pensaklaran dan juga bentuknya kompak dengan rating operasi tinggiRelay SSR ini didrive oleh tegangan 3VDC ~ 32VDC atau 100VAC ~ 240VAC. Untuk switch outputnya mampu bekerja dari 24VAC ~i 500VAC dengan arus kerja sampai lebih dari 90A.

a. b. Gambar 2.11 a. SSR Relay, b. SSR (Solid State Relay)

3. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Blok Diagram

3.2 Cara Kerja Blok DiagramPertama kali jika sensor opto coupler mendeteksi adanya obat yang masuk, maka output dari opto coupler tersebut akan masuk ke mikrokontroler AVR ATMega 16 yang kemudian akan di counter berapa jumlah obat yang masuk dan berapa lama waktu yang digunakan untuk menggerus obat. Kemudian jumlah obat dan waktu pengerusan akan ditampilkan ke display. Untuk waktunya diatur setiap satu obat (30mg) yang masuk lama penggerusannya sekitar 5 dettik.. Outputan mikrokontroler juga akan mengaktifkan driver motor sehingga motor berjalan dan proses penggerusan dimulai selama waktu yang ditentukan oleh ic mikrokontroler. Saat waktu habis ic mikrokontroler akan menon-aktifkan driver motor sehingga motor berhenti bekerja.3.2. DIAGRAM ALIR

3.3 Cara kerja Diagram Alir

Ketika saklar on ditekan maka terjadi proses pembacaan oleh sensor optocoupler, apabila tidak ada obat yang masuk maka sensor akan terus membaca dan apabila ada obat yang masuk maka display akan menampilkan jumlah obat yang telah dimasukkan dan lama proses penggerusan. Kemudian motor akan mulai bekerja selama waktu yang ditampilkan pada display. Setelah waktu habis maka motor akan berhenti bekerja dan proses penggerusan obat telah selesai.

4.METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian dan pembuatan modul ini, penulis terlebih dahulu mengadakan persiapan untuk kelancaran jalannya proses pembuatan dan pengamatan antara lain adalah :

1. Mempelajari teori teori dan mencari referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.2. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul tersebut.

3. Membuat blok diagram dengan perancangan secermat mungkin.

4. Membuat diagram alir sebagai urutan cara kerja alat.

5. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan modul.

6. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan modul.

7. Menyusun proposal.

4.2 Jenis PenelitianJenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian eksperimental, artinya meneliti, mencari, menjelaskan, membuat suatu instrument dimana instrument ini dapat langsung dipergunakan oleh pengguna. Variable yang diteliti dan diamati yaitu membuat ALAT PENGGERUS OBAT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 DISERTAI TAMPILAN LCD.4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Babas

Sebagai variabel bebas adalah objek obat yang akan digerus.

4.3.2 Variabel Tergantung

Sebagai variabel tergantung pada alat ini adalah sensor yang mendeteksi jumlah obat yang masuk..4.3.3 Variabel Terkendali

Sebagai variable Terkendali adalah ic mikrokontroler ATMega 16 4.4 Waktu dan Tempat

Tempat pelaksanaan pembuatan modul direncakan dilingkungan kampus Jurusan Teknik Elektromedik POLTEKKES Surabaya serta mengkondisikan kepentingan yang ada. Waktu pelaksanaan direncanakan mulai bulan oktober hingga batas waktu yang ditentukan.

4.5 Devinisi Operasional dan Variabel

Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-variabel yang digunakan dalam pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain :

Sensor opto coupler sebegai sensor yang mendeteksi jumlah obat yang dimasukkan.

Ic mikrokontroler ATMega 16 sebagai pusat pengendali inputan dan outputan pada proses penggerusan.4.6 Daftar Komponen Adapun komponen komponen penting yang akan digunakan dalam pembuatan modul, antara lain :1. LM741 Motor universal

2. sensor opto coupler

3. Relay

4. Ic mikrokontroler ATMega 16

5. Resistor

6. Kapasitor

7. LCD 16x2

KegiatanOktDesNovJanFebMartAprlMeiJuniJuli

I

II

III

IV

V

4.7 Peralatan Yang Digunakan

Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini dapat kami sebutkan sebagai berikut : Solder listrik

Soldering pump

Bread board

Tool set

Multimeter4.8 Perencanaan Box

4.9 Tahap Pelaksanaan

Adapun tahap pelasanaan yang ditempuh dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.Mencari informasi dan referensi tentang alat yang direncanakan

2.Merancang wiring diagram dari block diagram yang direncanakan

3.Menyiapkan komponen dan peralatan yang dibutuhkan

4.Melakukan percobaan - percobaan sementara pada project board

5.Me - layout wiring diagram ke papan PCB

6.Melakukan pengukuran dan pengujian

4.10 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan penulis susun menurut jadwal kalender Akademik yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik SurabayaKeterangan:

I. Penentuan judul

II. Studi Literatur dan Pembuatan Proposal

III. Pembuatan Modul

IV. Seminar Awal

V. Ujian Sidang dan Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI)

5. HASIL PENGUKURAN5.1.Pengujian dan pengukuran modul

Setelah membuat modul maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Untuk itu penulis mengadakan pendataan melalui proses pengukuran dan pengujian. Tujuan dari pengukuran dan pengujian adalah untuk mengetahui ketepatan dari pembuatan modul yang penulis lakukan / untuk memastikan apakah masing-masing bagian (komponen) dari rangkaian modul yang dimaksud telah bekerja sesuai dengan fungsinya seperti yang telah direncanakan.Tabel 5.1. hasil pengukuran setting timerSetting

waktu

Jam konvensional (s)

DetikX1X2X3X4X5

54,94,94,84,84,9

109,99,99,99,89,8

15151514,91514,9

5.2. Hasil pengukuran rata-rata, simpangan, error(%), standart deviasi, Ua, dan U95 Pada setting timer yang telah dibandingkan dengan topwatch

5.4. Percobaan Penggerusan Obat

Dalam percobaan ini penulis melakukan penelitian terhadap hasil kerja alat dengan caramelakukan percobaan penggerusan obat dan membuat tabel penelitian sebagai berikut:

5.4.1. Proses Percobaan Penggerusan Pertama

Gambar 5.1. Obat 1 butir sebelum di gerus

Gambar 5.1. Obat 1 butir setelah di gerus

Tabel 5.3. Hasil penggerusan obat dengan 1 buah pil dan waktu 5 detik

5.4.2. Pembahasan Hasil Percobaan Pertama

percobaan pertama yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan proses penggerusan dengan menggunakan timer 5 detik dan 1 buah pil telah mendapatkan hasil yang lumayan memuaskan, di sini penulis telah mencoba melakukan percobaan sebanyak 5 kali dang mengulang ulang dalam tahap yang berurutan. Hal ini di lakukan karna penulis ingin mengetahui hasil dan perbedaan dari proses penggerusan antara 1 buah pil dalam waktu 5 detik dengan 2 buah pil dalam waktu 10 detik. Namun setelah prcobaan benar benar di lakukan ternyata alat bekerja dengan baik hingga menghasilkan gerusan pil yang menjadikan serbuk yang lumayan halus. Berdasarkan tabel 5.3. maka bisa diambil kesimpulan bahwa 1 pil (30 mg) lama penggerusannya kurang lebih sekitar 5 detik. Dan untuk sistem pemasukan pil kedalam tempat penggerusan dilakukan sebelum motor bekerja.5.4.3. Proses Percobaan Penggerusan Kedua

Gambar 5.3. Obat 2 butir sebelum di gerus

Gambar 5.4. Obat 2 butir setelah di gerusTabel 5.4. Hasil penggerusan obat dengan 2 buah pil dan waktu 10 detik

5.4.4. Pembahasan Hasil Percobaan kedua

Setelah melakukan percobaan pertama dan di ulang sampai beberapa kali kemudian penulis mencoba kembali mengulang percobaan kedua namun percobaan kali ini penulis melakukan proses penggerusan dengan memasukan pil kedalam alat penggerus sebanyak 2 buah pil dan timer secara otomatis akan melipat gandakan menjadi 10 detik. Dan setelah dilakukan percobaan dan di ambil beberapa pendataan yang dimasukan kedalam tabel, di sini alat menghasilkan serbuk yang halus dari proses penggerusan pil tersebut. Di sini membuktikan jika semakin banyak pil maka harus bertambah waktu proses penggerusannya. Karena semakin lama alat di gerus maka akan semakin halus pula serbuk yang dihasilkan.6. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Mikrokontroler ATMega16 digunakan sebagai pusat pengendali sistem karena mikrokontroler ini memiliki fitur yang lebih canggih daripada mikrokontroler yang sama sama berasal dari keluarga AVR. Dan memiliki kapasitas memori yang lebih besar dari pada mikrokontroler yang satu keluarga dengann

2. Untuk melakukan penggerusan diperlukan driver motor penggerus.

3. LCD 16 X 2 sebagai tampilan untuk mempermudah dalam pengesetan lama penggerusan, lama pembersihan, lama pencampuran, banyaknya takaran serbuk obat, dan banyaknya kapsul.

4. Untuk sistem pemasukan pil kedalam tempat penggerusan dilakukan setelah motor bekerja, dimana 1 pil ( 30 mg ) lama penggerusannya sekitar 5 d

5. Untuk kehalusan serbuk obat sudah bisa halus dan tingkat kehalusannya hampir sama dengan kapsul yang ada di pasaran, tetapi untuk mengetahui berapa ukuran kelembutan atau kehalusan obat sangat susah. Sedangkan menurut observasi kami pada orang-orang farmasi biasanya untuk mengetahui kelembutan obat dengan perkiraan saja.

6.2. Saran

Setelah dilakukan pembuatan modul maka ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Disarankan agar obat yang akan digerus benar-benar dalam kondisi kering dan tidak lembab, supaya obat yang digerus tidak menempel pada dinding penggerus dan hasilnya bisa maksimal.

2. Dalam proses penggerusan penulis menggunakan motor AC universal yang biasanya dipakai pada blender dan ketika melakukan penggerusan suaranya sangat bising dan kecepatan putarnya menimbulkan sedikit getaran pada bagian pengisian obat alahkah baiknya kalau motor AC pada blender itu diganti dengan motor AC yang lain sehingga suaranya tidak bising dan kecepatan putarnya bisa sedikit dikurangi.

3. Karena alat ini merupakan sistem berbasis mikrokontroler,maka diperlukan perawatan dan pengecekan berkala agar kerja alat tetap optimal.

DAFTAR PUSTAKAKismet Fadillah. 1994. Instalasi Motor-Motor Listrik. Bandung : Angkasa.

Malvino. 1995. Prinsip-prinsip Elekttroni. Jakarta : Erlangga.

Sumanto. 1993. Motor Listrik Arus Bolak Balik. Yogyakarta: Andi Offset.

Tooley, Mike. 2002. Rangkaian Elekronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi.

Wasito, S. 1983. Pelajaran Elektronika. Jakarta : Karya Utama.

Wasito, S. 1995. Vademekum Elektronika Edisi Kedua. Jakarta : Gramedia.

Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroller AVR ATMega8/32/16/8535 dan Pemrogra-mannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Informatika. BIODATA PENULIS

Nama : Urfan Mukti Prabowo

NIM : P27 838 008 036

TTL : Ponorogo, 02 September 1989

Alamat : Jl. Manyar Sabrangan, Surabaya

Pendidikan : SMA

1