al-ushÛl al-khamsah perspektif zamakhsyari...

71
AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI (Studi Kritis Penafsiran Ayat-Ayat Terkait Al-Ushûl Al- Khamsah dalam Tafsîr Al-Kasysyâf) Tesis Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M. Ag) Oleh: Riza Wahyuni 216410665 Pembimbing: Prof. Dr. KH. Artani Hasbi M. Ziyadul Haq MA. Ph.D PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI

(Studi Kritis Penafsiran Ayat-Ayat Terkait Al-Ushûl Al-

Khamsah dalam Tafsîr Al-Kasysyâf)

Tesis Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister

Agama (M. Ag)

Oleh:

Riza Wahyuni

216410665

Pembimbing:

Prof. Dr. KH. Artani Hasbi

M. Ziyadul Haq MA. Ph.D

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Al-Ushûl Al-Khamsah Perspektif Zamakhsyari (Studi

Kritis Penafsiran Ayat-Ayat Terkait Al-Ushûl Al-Khamsah dalam Tafsîr Al-

Kasysyâf)” yang disusun oleh Riza Wahyuni dengan Nomor Induk

Mahasiswa: 216410665 telah diujikan di sidang Munaqasyah Program

Pascasrajana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ Jakarta) pada tanggal 15 Agustus

2019. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Magister Agama (M.Ag) dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (……….……….)

Ketua Sidang

Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag (……….……….)

Penguji I

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (……….……….)

Penguji II

Prof. Dr. KH. Artani Hasbi (……….……….)

Pembimbing I

M. Ziyadul Haq MA. Ph.D (……….……….)

Pembimbing II

Dr. H. Ahmad Syukron, MA (……….……….)

Sekretaris

Page 3: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

v

بسم الله الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR

Subhanallah, sungguh tiada satu pun bentuk kata indah yang sanggup

mewakili segala pesona-Nya, menggambarkan setiap keindahan-Nya.

Alhamdulillah ‘Alâ Kulli Hâl wa Ni’mah, syukur alhamdulillah penulis

haturkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Allahumma Shalli ‘Alâ

Sayyidina Muhammadin wa ‘Alâ Ali Muhammad shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta

keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.

Dari hati yang paling dalam penulis menyadari sepenuhnya bahwa

tesis ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan kuasa Allah

Swt. sehingga penulis mampu berfikir, menuangkan ide-idenya dalam masa

penyusunan tesis ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa.

Untuk itu dengan segala hormat dan ta’zhim penulis sampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, MA selaku Rektor Institut

Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA selaku Direktur

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Syukron, MA. selaku Kaprodi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir Pascasarjana IIQ Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. KH. Artani Hasbi dan Bapak M. Ziyadul Haq MA. Ph.D

sebagai dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, arahan,

dan kritik demi terselesainya tesis ini.

5. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta terutama Dosen

Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah membagikan ilmunya dan juga telah

Page 4: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

vi

memberi motivasi semangat dalam belajar sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa.

6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Umum

UIN Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama

serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur’an yang telah

memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca

dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tesis ini.

7. Ayahanda dan ibunda tercinta, al-Marhum Bapak Muhammad Yunus dan

Ibu Maryati Sulaiman. Tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain

ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang,

doa, nasehat, dukungan, bimbingan, pengorbanan, dan dorongan

semangat yang tak pernah henti yang telah diberikan dengan ikhlas dan

kesabaran tak terhingga. Hanya doa yang tak pernah putus yang dapat

penulis persembahkan untuk keduanya. Allahummaghfil lî wa

liwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ.

8. Kakak-kakak tercinta, Kak Yusnawati, Tgk Adnani Hasan, Abang Wan,

Abang Jol, kakak dan adek seperantauan Kak Dini, Dek Pi, juga Kak

Ainul Mardhiyah yang senantiasa membantu dan memberikan suntikan

semangat dalam penyelesaian tesis ini.

9. Teman-teman Pascasarjana IIQ Jakarta angkatan 2016 khususnya Program

Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang senasib dan seperjuangan.

10. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik

secara langsung maupun secara tidak langsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, semoga Allah yang akan membalas segala

kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.

Dalam penulisan tesis ini berbagai upaya telah penulis lakukan untuk

memaksimalkan tesis ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun, karena

keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka tesis ini tentunya masih

Page 5: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

vii

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para pembaca demi

karya yang lebih baik lagi.

Akhirnya, semoga jerih payah penulis ini dapat menjadi buah karya

yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridha dari Allah

SWT di akhirat kelak. Amin.

Jakarta, 25 Juli 2019 M

22 Dzulqa’dah 1440 H

Penulis

Page 6: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang

satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis dan disertasi di Program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin

mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

Th ط A أ

Zh ظ B ب

‘ ع T ت

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق H ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

’ ء Sy ش

Y ي Sh ص

Dh ض

2.Vokal

a. Vokal atau bunyi (a), (i), (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

Vokal Pendek Panjang

Fathah A Â

Kasrah I Î

Dhammah U Û

Page 7: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

ix

b. Vokal Rangkap

fathah + ya' mati Ditulis

Ai

Bainakum بينكم

fathah + ya' mati Ditulis

Au

Qaulun قول

c. Vokal Pendek

Ditulis a'antum أأنتم

Ditulis U‘iddat اعدت

Ditulis la'insyakartum لئن شكرتم

2. Kata sandang

a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

Ditulis Al-Qur`ân القـرآن

Ditulis al-Qiyâs القياس

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah

'Ditulis as-Samâ السماء

Ditulis asy-Syams الشمس

3. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis zawî al-Furûdh ذوي الفروض

Ditulis ahl as-Sunnah أهل السنة

a. Syaddah

Page 8: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

x

Syaddah (Tasydîd) untuk alih aksara dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda

Tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada

ditengah kata, diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf –huruf syamsiyah.

Contoh:

wa arr-rukka’i : والركعInna al-ladzîna : إن الذينĀmannâbillâhi :أمنا با لله

b. Ta Marbûthah

Bila dimatikan ditulis h.

Ditulis Hibbah هـبة

Ditulis Jizyah جزية

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya,

kecuali jika dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

‘Ditulis karâmah al-auliyâ كرامة الولياء

Bila ta marbuthah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan

dhammah, ditulis t.

Ditulis Zakâtul fithri زكـاة الفطر

Page 9: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xi

c. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah di alih aksarakan, maka berlaku ketentuan ejaan yang telah

disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat,

huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang

berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring

(italik) dan cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri

yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah

awal nama diri, bukan kata sandangnya. Khusus untuk penulisan kata Al-

Qur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital.

Page 10: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xii

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing……………………………………….

ii

Lembar Pernyataan Penulis……………………………………………...

iii

Kata Pengantar…………………………………………………………..

iv

Pedoman Transliterasi…………………………………………………...

vii

Daftar Isi………………………………………………………………...

xi

Abtraksi………………………………………………………………….

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1

B. Permasalahan………………………………………………… 14

1. Identifikasi Masalah………………………………………. 14

2. Pembatasan Masalah……………………………………… 14

3. Perumusan Masalah………………………………………. 15

C. Tujuan Penelitian…………………………………………..… 16

D. Kegunaan Penelitian…………………………………………. 16

E. Kajian Pustaka……………………………………………...… 16

F. Metodologi Penelitian………………………………………... 19

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian………………………….. 20

2. Sumber Data………………………………………………. 20

3. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 21

Page 11: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xiii

4. Metode Analisis Data……………………………………... 21

5. Langkah-Langkah Penelitian……………………………... 22

G. Teknik & Sistematika Penulisan……………………………... 23

BAB II DISKURSUS AL-USHÛL AL-KHAMSAH DALAM IDEOLOGI

MU’TAZILAH

A. Pengertian al-Ushûl al-Khamsah…………………………………

1. Pengertian Secara Etimologi………………………………......

2. Pengertian Secara Terminologi………………………………..

B. Urgensi al-Ushûl al-Khamsah dalam Ideologi Mu’tazilah……..

25

25

25

29

C. Proses Terbentuknya al-Ushûl al-Khamsah…………………..…. 35

D. Al-Ushûl al-Khamsah dalam Al-Qur’an Perspektif Mu’tazilah... 36

1. At-Tauhîd (Mengesakan Tuhan)………………………………. 36

a. Sifat-Sifat Tuhan Perspektif Mu’tazilah…………………. 41

b. Sifat Jasmaniyah Tuhan (Anthropomorphisme)………… 45

c. Melihat Zat Allah (Ru’yatullah)......................................... 49

d. Kalamullah (Al-Qur’an)………………………………… 56

2. Keadilan (Al-‘Adl)…………………………………………... 63

a. Perbuatan Tuhan (Af’âl Allah)…………………………. 64

b. Perbuatan Manusia (Af’âl al-‘Ibâd)……………………… 67

c. Yang Baik dan Yang Terbaik (Ash-Shalâh wa al-

Ashlah)………………………………………………….

71

d. Pengutusan Rasul (Bi’tsatu ar-Rasûl) …………………… 72

3. Janji dan Ancaman (Al-Wa’du wa Al-Wa’id)………………. 74

4. Tempat diantara Dua Tempat (Al-Manzilah baina Al-

Manzilatain)………………………………………………....

81

5. Al-Amr bi Al-Ma‘rûf wa An-Nahyu ‘an Al-Munkar………… 85

BAB III BIOGRAFI ZAMAKHSYARI DAN TAFSÎR AL-KASYSYÂF

A. Biografi Hidup Zamakhsyari…………………………………… 93

Page 12: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xiv

1. Riwayat Hidup………………………………………...……. 93

2. Keadaan Politik, Sosial dan Intelektual pada Masa Hidup…. 97

3. Perjalanan Ilmiah dan Karya- Karya Zamakhsyari…………. 100

a. Perjalanan Ilmiyah……………………………………… 100

b. Karya-Karya Zamakhsyari……………………………… 106

c. Ideologi dan Mazhab Zamakhsyari……………………... 111

B. Tafsir al-Kasysyaf……………………………………………… 113

1. Latar Belakang Penulisan Kitab…………………………….. 113

2. Metode dan Corak Penafsiran………………………………. 115

a. Metode Penafsiran.………………………………………... 115

b. Corak Penafsiran………………………………………... 123

3. Sumber dan Sistematika Penulisan…………………………. 127

a. Sumber Penulisan…………………………………... 127

b. Sistematika Penulisan……………………………… 128

4. Peran al-Kasysyâf Serta Pro-Kontra Pandangan Ulama 129

a. Peran Pengaruh al-Kasysysâf………………………. 129

b. Pro-Kontra Ulama Terhadap Tafsirnya…………….. 130

BAB IV ANALISA & STUDI KRITIK PENAFSIRAN AYAT-AYAT

TERKAIT AL-USHUL AL-KHAMSAH DALAM AL-KASYSYÂF

A. At-Tauhîd (Mengesakan Tuhan)………………………………... 136

1. Penafsiran Zamakhsyari Terhadap Ayat-Ayat Terkait

Ru’yatullah…………………………………………………..

136

2. Analisa dan Kritik Terhadap Penafsiran Zamakhsyari

Terkait Ayat-Ayat Ru’yatullah……………………………...

144

B. Al-‘Adl (Keadilan)………………………………………………. 155

1. Penafsiran Zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat Terkait

Kebebasan Berkehendak dan Berbuat……………………….

155

2. Analisa dan Kritik Terhadap Penafsiran Zamakhsyari

Page 13: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xv

Terkait Ayat-Ayat Kebebasan Berkehendak dan Berbuat….. 157

C. Al-Wa’du wa Al-Wa’îd (Janji dan Ancaman)…………………... 160

1. Penafsiran Zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat tentang

Syafa’at……………………………………………………...

160

2. Analisa dan Kritik Terhadap Penafsiran Zamakhsyari

Terkait Ayat-Ayat Syafa’at………………………………….

166

D. Al-Manzilah baina Al-Manzilatain (Kedudukan diantara Dua

Tempat)………………………………………………………….

172

1. Penafsiran Zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat tentang Pelaku

Dosa Besar…………………………………………………..

172

2. Analisa dan Kritik Terhadap Penafsiran Zamakhsyari

Terkait Ayat-Ayat Pelaku Dosa Besar………………………

177

E. Amr Ma’ruf dan Nahi Munkar………………………………….. 181

1. Penafsiran Zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat tentang Amr

Ma’ruf dan Nahi Munkar……………………………………

181

2. Analisa dan Kritik Terhadap Penafsiran Zamakhsyari

Terkait Ayat-Ayat Amr Ma’ruf dan Nahi Munkar…………..

185

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………... 189

B. Saran…………………………………………………………….. 190

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 191

Curriculum Vitae

Page 14: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xvi

Abstraksi

Riza Wahyuni (216410665), Al-Ushûl Al-Khamsah Perspektif Zamakhsyari

(Studi Kritis Penafsiran Ayat-Ayat Terkait Al-Ushûl Al-Khamsah dalam

Tafsîr Al-Kasysyâf).

Kitab al-Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh At-Tanzîl wa ‘Uyûn al-

Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl merupakan sebuah mahakarya yang sangat

monumental, identik dengan mazhab Mu’tazilah yang dikarang pada era

keemasan Islam. Tesis ini berusaha mengulas tentang legalitas anggapan

umum tersebut secara akademik dengan mengkaji penafsiran Zamakhsyari

terhadap al-Ushûl al-Khamsah dalam Tafsîr al-Kasysyâf. Al-Ushûl al-

Khamsah merupakan lima prinsip dasar Mu’tazilah yang menjadi simbol

mazhab tersebut. Al-Ushûl al-Khamsah tersebut meliputi tauhid, keadilan,

janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar.

Permasalahan dalam penelitian ini setidaknya ada dua; Bagaimana

penafsiran Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait dengan al-Ushûl al-

Khamsah? Bagaimana analisis dan kritik terhadap penafsiran Zamakhsyari

atas ayat-ayat yang berkaitan dengan al-Ushûl al-Khamsah? Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah library research, yaitu suatu rangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, dengan

mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an terkait tema al-Ushûl al-Khamsah dan

penafsiran Zamakhsyari terhadap ayat-ayat tersebut. Penelitian ini juga

menggunakan metode analisis konten dengan menelusuri berbagai tafsir

lainnya untuk dijadikan pengayaan materi.

Penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan sebagai berikut. Pertama;

Zamakhsyari menggunakan nash-nash Al-Qur’an, sunnah, atsar, serta

pemikirannya dalam menafsirkan ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah.

Kedua; Zamakhsyari dan Mu’tazilah mempunyai pandangan yang sama

terhadap konsep at-Tauhîd, al-‘Adl, al-Aa’d wa al Wa’îd, dan al-Manzilah

bain al-Manzilatain, namun mereka berbeda pandangan perihal al-Amr bi al-

Ma’rûf wa an-Nahy ‘an al-Munkar. Dalam pembahasan ini Zamakhsyari

berpandangan sama dengan Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah.

Page 15: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xvii

ص خ ل م ال

ة اس ر ي: د ر ش خ م الز د ن ع ة س م خ ال ل و ص ال ، (216410665)ي ن و ي ح ا و ز ي ر

ر ي س ف ي ت ف ة س م خ ال ل و ص ال ب ة ق ل ع ت م ال ة ي آن ر ق ال ات ي ال ير س ف ي ت ف ة ي د ق ن

.اف ش ك ال

ي م و ه اف ش ك ال ت اب ع ظ س ع ك ت ب ك و ن أ ي ر م ت اب و الت ف س ر و ه ش م ك

ل ف ه ار ص ت ان و ؤ ن ي ف ه ف ل أ و ة ل ز ت ع م ال ي أ ر ل م م ا ذ ه . و م ل س ال ر و ه ظ ز

ي ي ف ر ش خ م الز ه ر س ي ف ت ال ة ل أ س م ال و أ ة ط ق الن ن ع ث ح ب ي ث ح ب ال

ة س م خ ال ل و ص ا ال م أ و . ة ل ز ت ع م ال د ن ع ة س م خ ال ل و ص ال ن ع ه ر ي س ف ت

و .ام ا ق ه ي ل ي ع ت ال ب ه ذ م ال د اع و ق و ئ اد ب م ي ه ي ت ال ة س م خ ال ل و ص ال

د ي ع و ال و د ع و ال و ل د ع ال و د ي ح و : الت ي ه ال ز ت ع ال ب ه ذ ا م ه ي ل ع م و ق ي

. ر ك ن م ال ن ع ي ه الن و ف و ر ع م ال ب ر م ال و ن ي ت ل ز ن م ال ن ي ب ة ل ز ن م ال و

ر ف ي : ك ان ت ل أ س ا م ه ل ة اس ر الد ه ذ ه ة ي آن ر ق ال ات ي ال ي ر ش خ م الز ي ف س

ات ي ال ى ل ع ث اح ب ال د ق ن ي و ل ل ح ي ف ي ك ؟ و ة س م خ ال ل و ص ال ب ة ق ل ع ت م ال

ج ه ن م ال ؟ و اف ش ك ال ر ي س ف ي ت ف ة س م خ ال ل و ص ال ب ة ق ل ع ت م ال ة ي آن ر ق ال

ن ع ات ي ل م ع و ه ي، و ب ت ك م ال ج ه ن م ال و ه ة اس ر الد ه ذ ي ه ف م د خ ت س م ال

ع م ج ي ي ف ر ش خ م الز ات ر ي س ف ت و ع و ض و م ال ل و ح ة ي ب ت ك م ال ات م و ل ع م ال

ر ي اس ف الت ة د ع ث ح ب ب ي ل ي ل ح الت ج ه ن م ال م د خ ت س ت ة اس ر الد ه ذ ه و . ك ل ذ

ع ر خ ال اج ر ي اد ة ال م .ى ل ز

م اد خ ت س ا، ل و : أ ن ي م س ى ق ل إ م س ق ن ت ة اس ر الد ه ذ ه ة ج ي ت ن و

ة ب اح الص ن م ار ث ال و ة ن الس و آن ر ق ال ن م ص و ص الن ير ش خ م الز

آر ن ي ع ب االت و ل ر ي س ف ي ت ف ه اؤ و ت ع ل ق ة ب ال ص و آن ي ة ال م ي ات ال ق ر ال

س ة م ل و ص ال ة ع ب ر ى أ ل ع ة ل ز ت ع م ال ي و ر ش خ م الز ق ف ا، ات ي ان ث و . ال خ

ل ب ،ن ي ت ل ز ن م ال ن ي ب ة ل ز ن م ال و د ي ع و ال و د ع و ال و ل د ع ال و د ي ح و الت ي ه و

ي ر ش خ م الز ق ف ات و .ر ك ن م ال ن ع ي ه الن و ف و ر ع م ال ب ر م ي ال ف ان ف ل ت خ ي

.ث ح ب م ال اذ ي ه ف ة اع م ج ال و ة ن الس ل ه أ ب

Page 16: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

xviii

Abstract

Riza Wahyuni (216410665), Al-Ushûl Al-Khamsah Perspective of

Zamakhsyari (A Critical Study of The Interpretation of Verses Related to Al-

Ushûl Al-Khamsah in the Tafsîr Al-Kasysyâf).

Kitab al-Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh At-Tanzîl wa ‘Uyûn al-

Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl is a monumental masterpiece. It is identical to the

Mu’tazilah school of thought, which was composed in the golden age of

Islam. This thesis attempts academically review the legality of the general

assumption, perceiving Tafsîr al-Kasysyâf entails Mu’tazila concept, by

examining Zamakhsyari’s interpretation of al-Ushûl al-Khamsah in Tafsîr al-

Kasysyâf. Al-Ushûl al-Khamsah is the five basic principles of the Mu’tazilites

which are the symbols of the school. Al-Ushûl al-Khamsah entails ruling out

God (at-Tauhîd), justice (al-‘Adl), promises and threats (al-Wa’d wa al-

Wa’îd), a place between two places (al-Manzilah baina al-Manzilatain) and

upholding the good and preventing the wrong (al-Amr bi al-Ma’rûf wa an-

Nahy ‘an al-Munkar).

There are at least two problem in this study; How Zamakhsyari

interpreted the verses related to al-Ushûl al-Khamsah? What are the analysis

and critism of Zamakhsyari’s interpretation regarding the verses related to al-

Ushûl al-Khamsah? The method used in this research is library research. It is

a series of activities attempting to collect literature resources with the focus

on Qur’anic verses related to al-Ushûl al-Khamsah and Zamakhsyari’s

interpretation to the theme.

This study produces two conclusions as follows: First, Zamakhsyari,

in his interpretations of the Tafsîr Al-Kasysyâf f, used the naqli’s argument of

the Qur’an, sunnah and atsar and the result of his ijtihad. Second,

Zamakhsyari and Mu’tazilah shared a view of the concept of ruling out God

(at-Tauhîd), justice (al-‘Adl), promises and threats (al-Wa’d wa al-Wa’îd), a

place between two places and upholding the good (al-Manzilah baina al-

Manzilatain). However, they are differ in their views regarding al-Amr bi al-

Ma’rûf wa an-Nahy ‘an al-Munkar. In this discussion, Zamakhsyari holds the

same view as Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah.

Page 17: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umumnya tafsir Al-Qur’an didasarkan pada penjelasan Rasulullah

SAW melalui sunnahnya (tafsîr bi al-ma'tsûr)1 dan hasil ijtihad pemikiran

para ahli (tafsîr bi al-ma'qûl/ar-ra’yi)2 dan keduanya harus berjalan seiring

dan saling melengkapi.3 Dalam khazanah tafsir banyak sekali mufassir yang

telah menghasilkan karya dengan corak, gaya maupun metode penafsiran

yang satu sama lain tidaklah sama.4 Sebagian ahli tafsir diantaranya adalah

‘Abd al-Hayy al-Farmawi, menyebutkan empat macam metode (manhaj)

penafsiran Al-Qur’an, yaitu: al-manhaj at-tahlîlî (rinci), al-manhaj al-ijmâlî

1 Secara teminologis tafsîr bil ma’tsûr adalah tafsir yang berpegang kepada riwayat

yang shahih, yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an atau dengan sunnah karena ia

berfungsi menjelaskan kitabullah, atau dengan perkataan para sahabat karena merekalah

yang paling mengetahui kitabullah, atau dengan apa yang dikatakan oleh tokoh-tokoh besar

tabi’in karena pada umumnya mereka menerima dari para sahabat. Menurut catatan as-

Suyuti, definisi seperti ini berasal dari Ibnu Taimiyah dan dipopulerkan oleh az-Zarqânî yang

termasuk ulama kontemporer. Az-Zarqânî adalah orang yang pertama yang menyebutkan

bahwa tafsîr bil ma’tsûr adalah penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an atau hadits atau

pendapat sahabat dan tabi’in. Sedangkan sebelum Zarqânî, yang dimaksud dengan tafsîr bil

ma’tsûr adalah kompilasi penafsiran Nabi, sahabat, dan tabi’in. Ulama yang memahami

bahwa tafsîr bil ma’tsûr bukan penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an atau hadits atau

pendapat sahabat atau tabi’in adalah as-Suyûti. Dalam muqaddimah tafsirnya, as-Suyûthi

mengatakan bahwa isi dari kitab tafsirnya adalah kompilasi penafsiran-penafsiran Nabi dan

para sahabat. (Lihat Mawardi Abdullah, Ulûmu Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011) h. 154-155 2 Secara terminologis tafsîr bi ar-ra’yi adalah ijtihad yang didasarkan pada dalil-

dalil yang shahih, kaidah yang murni dan tepat, dapat diakses serta sewajarnya digunakan

oleh orang yang ingin mendalami tafsir Al-Qur’an atau mendalami artinya. (Lihat

Muhammad Ali ash-Shabuni, Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Aminuddin, (Bandung: Pustaka

Setia, 1998), h.258 3 Hasbi ash-Shiddieqi, Sejarah Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (Semarang:

PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), h. 227 4 Said Agil Hussein al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan

Hakiki, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 15

Page 18: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

2

(global), al-manhaj al-muqâran (perbandingan), dan al-manhaj al-maudhû’i

(tematik).5

Ragam corak, gaya maupun metode menafsirkan Al-Qur’an

sebenarnya berkaitan erat dengan ayat-ayat yang bisa dikaji dari berbagai

macam sisi. Ini senada dengan ungkapan Abdullah Darraz bahwa ayat- ayat

Al-Qur’an bagaikan intan. Setiap sudutnya memancarkan cahaya yang

berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lain.6 Karena itu tidaklah

mengherankan bahwa di mata dan di tangan mufassir yang berbeda suatu

ayat bisa menunjukkan dan memunculkan banyak sekali penafsiran serta

ditafsiri dengan berbagai macam pendekatan. Terkait ini Muhammad Arkoen

berkomentar bahwa Al-Qur’an memiliki kemungkinan arti dan kesan yang

tidak terbatas, sehingga ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru,

tidak pasti, tidak kaku, pun tidak tertutup dalam interpretasi tunggal.7

Lebih dari itu, penafsiran tentang ayat-ayat suci Al-Qur’an telah

banyak dilakukan oleh para mufassir dari berbagai macam aliran, seperti

aliran Sunni, Syi’ah serta Mu’tazilah dan di dalam berbagai hal terlihat

adanya berbagai perbedaan penafsiran yang mereka lakukan baik yang

berkaitan dengan masalah fikih, filsafat maupun yang berkaitan dengan ayat-

ayat kalam. Perbedaan penafsiran yang dilakukan mereka adalah suatu hal

yang tidak dipertentangkan lagi.8

Perbedaan tersebut menjadi bukti fleksibilitas terhadap penafsiran

ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebabkan khazanah penafsiran Al-Qur’an bisa

bervariasi di setiap zaman. Manusia tidak selamanya harus meniru sesuatu

5 Abd al-Hayyi al-Farmawi, Al-Bidâyahh fî at-Tafsîr al-Maudhû’i, (Dirasah

Manhajiyyah Maudhuiyah), h. 7 6 Said Agil Hussein al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan

Hakiki, h. 72 7 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994) h. 16 8 Manna Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur'an, terj. Muzakkir AS, (Jakarta:

PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2000), h. 455

Page 19: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

3

yang terdahulu, semakin beragam fenomena yang disaksikan dan dialami

maka semakin memungkinkan seorang mufassir untuk menafsirkan Al-

Qur’an sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Misalnya seorang

tokoh Mu’tazilah, Zamakhsyari (w. 538 H) dalam kitab tafsirnya sangat

condong terhadap aliran yang dianutnya.

Seluruh ajaran Islam termasuk tentang tauhid yang dibahas dalam

ilmu kalam adalah bersumber dari Al-Qur’an dan hadits, baik dari aliran

Khawarij, Murji’ah, Asy’ariyah, Mu’tazilah, kesemuanya melandasi

pandangan mereka dengan dua landasan tersebut. Namun karena terdapat

perbedaan penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan oleh masing-masing aliran

tersebut maka timbullah pemahaman-pemahaman teologi yang berbeda-beda

pula.9 Sebut saja salah satu aliran yang eksis melahirkan ulama-ulama

dibidang tafsir Al-Qur’an adalah aliran Mu’tazilah. Kaum Mu’tazilah adalah

golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam

dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Khawarij dan Murji’ah. Dalam pembahasan, mereka banyak memakai akal

sehingga mereka mendapat nama “kaum rasionalis Islam”.10

Telah dikenal sepanjang sejarah bahwa salah satu keistimewaan kaum

Mu’tazilah adalah cara mereka membentuk mazhab yang banyak

mempergunakan dan lebih mengutamakan akal dari pada Al-Qur’an dan

hadits. Dengan demikian ketika mendapatkan suatu permasalahan dan

membutuhkan pemecahannya mereka lebih memuji dan mendahulukan akal

walaupun pertimbangan akal tersebut berlawanan dengan teks-teks suci, baik

Al-Qur’an maupun hadits Nabi.11

Hal ini disebabkan karena mereka sangat

9 Bustami Salami, Pro dan Kontra Penafsiran Zamakhsyari tentang Teologi

Muu’tazilah dalam tafsir al-Kasysyâf, dalam Jurnal al-Ihkam, vol V no. 1 Juni 2010, h. 3 10

Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa dan

Perbandingan, (Jakarta: UI Press 1986 ), Cet. V, h. 40 11

Taufik Rahman, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 209

Page 20: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

4

giat dalam mempelajari filsafat Yunani untuk mempertahankan pendapat-

pendapatnya terutama filsafat Plato dan Aristoteles.12

Di dalam kitabnya Ibanat, Imam Abu Hasan al-Asy’ari (w. 324 H)

menyebutkan bahwa aliran Mu’tazilah telah menyimpang dari kebenaran.13

Ditambahkan oleh Âli Mushtafâ al-Ghurâbî bahwa kaum Mu’tazilah telah

memiliki kebebasan berfikir dan berpegang teguh kepada akal dan ia juga

mengatakan bahwa kaum Mu'tazilah tidak terikat dengan nash Al-Qur’an.14

Sebagai contoh adalah tentang mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi

Wasallam yang ditolak kaum Mu’tazilah karena menurut mereka

bertentangan dengan akal, sekalipun ada ayat Al-Qur’an atau hadits shahih

dari Nabi yang menyatakan keberadaannya. Kaum Mu’tazilah juga menolak

adanya kebangkitan di alam kubur dan siksanya. Oleh karena itu kaum

Mu’tazilah dalam kitab-kitab tafsirnya mencoba menafsirkan Al-Qur’an

dengan akal dan memutar ayat-ayat suci itu sesuai dengan kecenderungan

akalnya.15

Pemikiran keagamaan Mu’tazilah yang demikian itu ditolak oleh

paham Sunni. Penafsiran Al-Qur’an tidak boleh sama sekali menonjolkan

akal pikiran, mengingat hadits Nabi yang menerangkan bahwa barangsiapa

yang menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat akal pikiran saja, maka

hendaklah menyiapkan tempat dirinya dalam neraka.16

12

Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran dan

Perkembangannya, (Jakrta: Raja Grafindo Persada: 2010), h. 167 13

Abu al-Hasan Ali ibn Isma’il al-Asy'ari, al-Ibanat ‘an Ushul ad-Diyanat, (Beirut:

Dar al-Kitab al-‘Arabi,1985), h. 6 14

Âli Mushthafâ al-Ghurâbî, Târikh al-Firâq al-Islâmiyah (Kairo: Matba'at

Muhammad Ali Sabih, 1995), h. 54 15

Taufik rahman, Tauhid Ilmu Kalam, h. 210 16

Haditsnya berbunyi sebagai berikut:

دا، »قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عن أبي هريرة، قال: من كذب علي متعم

أ مقعده من النار «فليتبو

Page 21: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

5

Hal ini banyak dilakukan oleh Zamakhsyari (w. 538 H) dalam tafsirnya

al-Kasysyâf. Dalam hal ini pengarang tafsir al-Qasimi Muhammad Jamaluddin

al-Qasimi (w. 1283 H) menyatakan dalam tafsirnya pada juz 1, halaman 21

sebagai berikut:

“Orang yang bersalah dalam keduanya (dalil dan madlul), mereka

laksana sekelompok ahli bid’ah yang meyakini mazhab yang batil dan

mentakwilkan Al-Qur’an sekehendaknya aja, tidak menurut tafsir

sahabat-sahabat dan tabi’in yang terdahulu. Mereka mengarang tafsir-

tafsir menurut kaidah-kaidah pokok mazhabnya seperti tafsir

Abdurrahman bin Kaisan al-Asham, Jubai, Abdul Jabbar, Rumani,

Zamakhsyari dan lai-lain.”17

Mu’tazilah sendiri merupakan sekte Islam yang muncul pada

permulaan abad kedua hijriyah atau 8 Masehi di kota Bashrah, Irak. Tokoh

kunci yang memegang peranan utama dalam berdirinya sekte ini adalah

Washil bin ‘Atha’ (w. 131 H) yang dilahirkan di Madinah al-Munawwarah

pada tahun 8 Hijriyah/669 M.18

Kelompok tersebut kemudian berkembang

dan memiliki sebuah prinsip dasar dan sekaligus menjadi simbol besar

mazhab yang dikenal dengan al-Ushûl al-Khamsah. Setiap anggota

"Dari Abi Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang

berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya

di neraka” (HR. Muslim)

Muslim ibn al-Hajaj Abu al-Hasan al-Qusyairi an-Naisaburi, al-Musnad ash-Shahîh

al-Mukhtashar bi Naqli al-‘Adl ‘an al-‘Adl ilâ Rasûlillah Shallallahu ‘alaihi Wasallam/

Shahîh Muslim, Jilid I, (Beirut: Daru Ihya at-Turats al-‘Arabi), Bab Fî Tahdzîr Min al-

Kadzibi ilâ Rasûlillâh, h. 10.

Dalam Kitab Taisîr Mushthalah al-Hadits disebutkan bahwa hadits ini merupakan

hadits mutawatir lafzhi, yang artinya mutawatir lafazh dan maknanya. Diriwayatkan oleh

sekitar 70 orang sahabat bahkan lebih. Hadits ini diriwayatkan oleh banyak perawi yaitu:

Bukhari, dalam kitâb al-‘ilmi, bâb itsmun man kadzaba ‘alâ an-Nabi, juz I, nomor hadits

110. Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitâb az-zuhud, bâb at-tatsabbut fî al-hadîts wa hukm

kitâbatu al-‘ilm, juz IV , hadits 72. Dan diriwayatkan pula oleh Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu

Majah, ad-Darimi dan Ahmad. (Lihat Abu Hafs Mahmud bin Ahmad bin Mahmud Thahhan,

Taisîr Mushthalah Al-Hadits, (Maktabah al-Ma’arif, 2004), hal 25 17

Sirajuddun Abbas, I’tiqâd Ahlu as-Sunnah Wa al-Jamâ’ah (Jakarta: Pustaka

Tarbiyah 2001), h.177-178 18

Masturi Irham, Muhammad Abidun Zuhdi, Khalifurrahman Fath, Ensiklopedia

Aliran dan Mazhab di Dunia Islam, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar 2015), h. 1113

Page 22: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

6

Mu’tazilah meyakini kelima prinsip dasar tersebut tanpa terkecuali dan

keyakinan tersebutlah yang bisa membuat seseorang bergelar mu’tazili.19

Seperti yang dikutip Nasir, al-Khayyath, tokoh Mu’tazilah pada abad

III H menegaskan bahwa:20

عتزال حتى يجمع القول بالصول وليس يستحق أحد منهم اسم ال

ة بين المنزلتين والمر الخمسة: التوحيد والعدل والوعيد والمنزل

بالمعروف والنهي عن المنكر. فإذا كملت فيه هذه الخصلة فهو

معتزلي 21

“Seseorang tidak berhak dinamakan mu’tazilah sehingga bersatu

padanya lima pokok ajaran. Yaitu tauhid, keadilan, janji dan ancaman,

tempat diantara dua tempat dan amar makruf nahi munkar. Apabila

padanya telah sempurna ke lima ajaran ini, dinamakan mu’tazilah.”

Salah satu tokoh Mu’tazilah yang berkecimpung di dunia tafsir adalah

Abu Qasim Mahmud Zamakhsyari (w. 538 H) yang telah melahirkan karya

tafsir yang sangat besar yaitu Tafsîr al-Kasysyâf. Kitab ini merupakan salah

satu kitab tafsir populer yang ditulis di era keemasan Islam (periode

pertengahan) yang menggunakan metode bi ar-ra’yi.22

Melihat latarbelakang perjalanan ilmiah Zamakhsyari (w. 538 H) dalam

menulis al-Kasysyâf maka tidak heran jika al-Kasysyâf menjadi tafsir paling

monumental di zamannya dan bisa bertahan hingga sekarang. Zamakhsyari

melakukan pengembaraan intelektual dengan optimal meski dalam kondisi

tubuh yang tidak normal. Berbagai kota dia kunjungi untuk menemui dan

belajar berbagai macam disiplin ilmu dari guru-gurunya. Disebutkan bahwa

19

Ahmad Hanafi, Teologi Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang 2006), h. 21 20

Sahilun A Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran dan

Perkembangannya, (Jakrta: Raja Grafindo Persada: 2010), h. 168 21

Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, (Kairo: Maktabah Nahdhah al-Mishriyyah), Juz

III, Cet VII, h. 22 22

Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an: Studi Aliran-Aliran Tafsir

dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer (Yogyakarta: Adab Press,

2014), h. 92

Page 23: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

7

Zamakhsyari (w. 538 H) menghabiskan waktu untuk merampungkan karyanya

ini sekitar tiga tahunan, yaitu sama dengan masa kepemimpinan Khalifah Abu

Bakar ash-Shiddiq (w. 13 H.23

Tidak heran jika sebagian ulama memberikan pujian dan pengakuan

serta mengagumi kehebatan bahasa dalam tafsir tersebut, Syaikh Haidar al-

Hiwari misalnya memberi komentar positif untuk Tafsîr al-Kasysyâf sebagai

berikut:

“Kitab al-Kasysyâf mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, tidak ada

bandingannya dengan kitab- kitab terdahulu dan kitab yang dikarang

kemudian. Dalam kitab tersebut terkumpul ungkapan indah dan teratur.

Apabila dibandingkan dengan kitab sesudahnya, rasanya tidak semanis

al-Kasysyâf. Walaupun kitab lain itu memiliki keutamaan lainnya,

kemanisan al-Kasysyâf tetap tidak ditemukan di dalamnya. Karena

terkadang di dalam karangan lain terdapat ungkapan yang menyiratkan

minimnya pengalaman mufassir dengan adanya ungkapan yang salah

dan berbeda dengan apa yang dikemukakan Zamakhsyari. Maka dari itu

kitab Zamakhsyari ini sangatlah cermat lagi terang dan karenanya dia

menjadi masyhur dan terkenal bagaikan terkena matahari di siang

hari.”24

Bahkan Zamakhsyari (w. 538 H) sendiri memuji karyanya tersebut

dengan mengibaratkannya seperti obat. Dia berkomentar demikian:

“Kitab-kitab tafsir di dunia ini sangat banyak. Semuanya tidak ada

yang seumpama al-Kasysyâf. Bila kamu ingin petunjuk maka bacalah

kitab itu. Karena kebodohan bagaikan penyakit dan al-Kasysyâf

penyembuhnya.”25

Di sisi lain, Zamakhsyari (w. 538 H) juga menggunakan corak

teologis yang mengedepankan paham (aliran) dalam menafsirkan Al-Qur’an.

Penafsiran dengan corak ini mendapat tanggapan negatif dari ulama-ulama

23

Abu Qasim Mahmud bin Umar bin Muhammad bin Ahmad az-Zamakhsyari, al-

Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh at-Tanzîl wa ‘Uyûn al-Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl, (Kairo:

Maktabah Mishr, 2010), h. 13 24

Mani’ Abdul Halim Mahmud, Metodelogi Tafsir, Kajian Komprehensif Metode

Para Ahli Tafsir, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2006), h. 227-228 25

Mani’ Abdul Halim Mahmud, Metodologi Tafsir: Kajian Komprehensif Metode

Para Ahli Tafsir, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 227

Page 24: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

8

tafsir Ahlu as-Sunnah karena keberpihakannya terhadap aliran Mu’tazilah

dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an. Hal ini menjadikan penafsirannya

seakan-akan bersifat subjektif dan melegistimasi pahamnya.26

Diantara para ulama yang mengkritisi al-Kasysyâf adalah Mushtafa

as-Sawi al-Juwaini yang mengungkapkan bahwa Zamakhsyari (w. 538 H)

sangatlah fanatik membela ajaran Mu’tazilah sehingga penafsirannya sangat

dipengaruhi oleh ajaran Mu’tazilah bahkan menjadi semacam pembelaan

terhadap doktrin-doktrin dalam Mu’tazilah.27

Menurut Husein adz-Dzahabi (w. 1977 M) golongan yang

melontarkan kritik terhadap tafsir tersebut pada umumnya sangat keberatan

dengan pembelaan Zamakhsyari (w. 538 H) terhadap doktrin Mu’tazilah

yang dianggap berlebihan. Zamakhsyari (w. 538 H) juga beberapa kali

mencela ulama lain yang berseberangan paham dengannya menggunakan

kata-kata yang tidak pantas. Karena kecenderungan inilah, sisi lain dalam al-

Kasysyâf, seperti pengungkapan kemukjizatan bahasa dalam ayat-ayat Al-

Qur’an menjadi terlupakan dan tidak diperhitungkan.28

Meskipun demikian ulama-ulama Ahlu as-Sunnah banyak mengambil

manfaat keilmuan dari tafsir ini karena kepandaian Zamakhsyari (w. 538 H)

dalam mengungkapkan sisi balaghah dari suatu ayat. Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa pro dan kontra terhadap kitab tafsir ini akan selalu ada.

Melihat latar belakang beliau sebagai penganut mazhab Mu’tazilah maka

tidak heran jika dalam penafsirannya banyak mendukung pemahaman ajaran-

ajaran tersebut. Namun untuk alasan efisiensi, subjek penelitian di sini

dibatasi pada penafsiran Zamakhsyari (w. 538 H) mengenai ayat-ayat terkait

26

Dara Humaira, Khairun Nisa, Unsur I’tizali dalam Tafsir al-Kasysyaf (Kajian

Kritis Metodologi Zamakhsyari), dalam Jurnal Maghza, vol 1 no. 1 Januari-Juni 2016, h. 1 27

Mustafa as-Sawi al-Juwaini, Manhaj az-Zamakhsyari fî Tafsîr Al-Qur’an, (Mesir:

Dar al-Ma’arif) h. 149. 28

Husain adz-Dzahabi, at-Tafsîr Wa al-Mufassirûn, (Beirut: Dar al-Fikr 1976), h.

444

Page 25: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

9

al-Ushûl al-Khamsah saja yang mendukung paham Mu’tazilah. Tentunya

akan banyak unsur-unsur i’tizali yang dapat kita temukan dalam

penafsirannya, yang berkisar pada ayat-ayat al-Ushûl al-Khamsah.

Al-Ushûl al-Khamsah sendiri merupakan asas dari sebuah mazhab

yang dibentuk, dengannya mereka dapat memahami dan mengetahui urusan-

urusan dalam agama mereka terutama dalam hal akidah dan keyakinan.29

Adapun kelima asas tersebut adalah: 1). At-Tauhîd 2). Al-‘Adl 3). Al-Wa’du

wa Al-Wa’îd 4) Al-Manzilah bain Al-Manzilatain 5). Al-Amr bi Al-Ma’rûf wa

An-Nahyu ‘an Al-Munkar.30

Berbicara mengenai ilmu kalam yang terlintas dibenak adalah

Mu’tazilah, maka begitu juga jika berbicara masalah al-Ushûl al-Khamsah,

point yang sangat penting bagi ajaran mereka adalah tauhid. Mereka

memiliki penafsiran yang khas dan pembahasan filosofis yang mendalam

tentang masalah ini. Karena penjelasan-penjelasan yang dipaparkan

argumentative, logis serta filosofis. Mereka dijuluki “ahlu at-Tauhid”,

walaupun sebenarnya semua kaum muslimin sama-sama mengkaji masalah

ketauhidan dan mengakui bahwa Lâ Ilâha illâ Allâh Wahdahû lâ syarîka

lahû.31

Dimensi ajaran tauhid itu sendiri yaitu kepercayaan kepada Tuhan

sebagai satu-satunya pencipta alam semesta raya yang merupakan prinsip

fundamental dari agama monoteisme. Prinsip ini dalam Islam disebut dengan

prinsip tauhid, yakni ajaran tentang Keesaan Allah. Oleh sebab itu menurut

29

Mahmud Muhammad Mazru’ah, Târîkh al-Farqu al-Islâmiyyah, (Mesir: Dâr al-

Manâr, 1991) Cet. I, h. 108 30

Abdul Hakim Balba’, Adab al-Mu’tazilah ilâ Nihâyah al-Qarni ar-Râbi’ al-Hijri,

(Mesir: Dâr Nahdhad), Cet. III, H. 122 31

Ris’an Rusli, Teologi Islam: Telaah Sejarah dan Pemikiran Tokoh-Tokohnya,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 49

Page 26: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

10

Islam, agama yang benar adalah agama monoteistik dan nabi-nabi adalah

monoteis.32

Islam mengajarkan dengan jelas dan simpel tentang Keesaan Allah

dan mempersembahkan suatu konsepsi tentang Tuhan yang terjauh dari

kegemaran antropomorpisme (penyerupaan Tuhan dengan manusia) dan

mitologisme (ajaran tentang mitos/dewa kayangan). Pemberitaan Al-Qur’an

tentang Allah beranjak dari dasar pemahaman bahwa Allah itu benar-benar

ada dan Dia adalah Maha Esa. Kemahaesaan Allah itu adalah kemahaesaan

yang mutlak dan absolut, tanpa sekutu dan tanpa konsep melahirkan dan

dilahirkan.33

Allah berfirman dalam surat al-Ikhlâsh ayat 1-4:

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan

yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan

tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara

dengan Dia.” (QS. al-Ikhlâsh [142]: 1-4)

Ajaran dasar inilah yang diyakini dan dipegang teguh oleh semua

aliran teologi Islam, hanya saja masing-masing mereka memiliki pandangan

beragam perihal persoalan-persoalan khusus namun juga mendasar. Terutama

bagi Mu’tazilah yang memiliki beberapa contradiction dengan paham Ahlu

as-Sunnah semisal mengenai beberapa persoalan yang terdapat di dalam

point al-Ushûl al-Khamsah.

At-Tauhîd (pengesaan Tuhan) merupakan prinsip utama dan inti dari

ajaran Mu’tazilah. Sebenarnya setiap mazhab teologis dalam Islam

memegang doktrin ini. Akan tetapi bagi Mu’tazilah tauhid memiliki arti yang

32

Yunan Yusuf, Alam Pemikiran Islam, Pemikiran Kalam, (Jakarta: Prenadamedia

Group,2016), Cet. II, h. 15 33

Yunan Yusuf, Alam Pemikiran Islam, Pemikiran Kalam, Cet. II, h. 15

Page 27: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

11

spesifik. Tuhan harus disucikan dari segala sesuatu yang dapat mengurangi

arti kemahaesaan-Nya.34

Maka untuk memurnikan Keesaan Tuhan (tanzîh),

Mu’tazilah menolak konsep Tuhan memiliki sifat-sifat, penggambaran fisik

Tuhan (antropomorfisme/tajassum), dan Tuhan dapat dilihat dengan mata

kepala.35

Beberapa hal tersebut memicu Mu’tazilah untuk meyakini bahwa

Al-Qur’an adalah makhluk.

Untuk lebih jelas, akan penulis paparkan salah satu contoh penafsiran

Zamakhsyari di dalam Kitab Tafsîr al-Kasysyâf yang mendukung paham

Mu’tazilah. Penolakan Mu’tazilah terhadap pendapat bahwa Tuhan dapat

dilihat oleh mata kepala merupakan konsekuensi logis dari penolakannya

terhadap antropormofisme. Tuhan adalah immateri, tidak tersusun dari unsur,

tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan tidak berbentuk. Yang dapat dilihat

hanyalah yang berbentuk dan memiliki ruang. Andai Tuhan dapat dilihat

dengan mata kepala di akhirat, tentu di duniapun dapat dilihat oleh mata

kepala.36

Berkenaan dengan pemahaman ini, mereka berpijak pada firman

Allah dalam QS. asy-Syûrâ ayat 11 sebagai berikut:

“… Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia…” (QS. asy-Syûrâ [42]:

11)

Dan dalam QS. Al-An’âm ayat 103 berikut ini:

34

Abdul Jabbar bin Ahmad, Syarh Al-Ushûl al-Khamsah, (Kairo: Maktab Wahbah,

1965), h. 196 35

Abdul Rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), Cet.

V, h. 101 36

Abdul Jabbar bin Ahmad, Syarh Al-Ushûl Al-Khamsah, h. 253

Page 28: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

12

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat

melihat segala yang kelihatan. Dan Dia-lah yang Maha halus lagi

Maha Mengetahui.”. (QS. al-An’âm [6]: 103)

Zamakhsyari menegaskan bahwa Allah tidak dapat dicapai oleh

penglihatan mata manusia. Tuhan tidak dapat dilihat karena kata al-idrâk

disertai dengan penyebutan kata al-bashâr, yang dimaksudkan adalah melihat

dengan penglihatan mata.37

Dapat dilihat bahwa ketika Zamakhsyari (w. 538 H) menafsirkan QS.

al-An’âm ayat 103 di atas dipengaruhi oleh rasionalitas paham Mu’tazilah

sehingga penafsirannya diwarnai dengan corak i’tizâli. Penafsirannya sangat

bertolak belakang dengan pendapat para jumhur mufassirin yang mengatakan

bahwa orang-orang yang beriman akan dapat melihat Allah di hari akhirat

kelak sebagai nikmat tambahan bagi mereka, berdasarkan surat al-Qiyâmah

ayat 22-23, surat Qâf ayat 35, surat al- A’râf ayat 143 dan surat Yûnus ayat

26.

Dalam menafsirkan QS. al-Qiyâmah ayat 22-23, Zamakhsyari (w. 538

H) menakwilkan makna kalimat nâzhirah karena tidak sesuai dengan mazhab

yang dianutnya. Zamakhsyari (w. 538 H) di dalam kitabnya menafsirkan ayat

ini berbeda dengan para mufassir pada umunya, beliau menafsirkan lafaz

nâzhirah dengan memalingkan makna zahir kata tersebut kepada makna at-

tawaqqu’ wa ar-rajâ’ (berharap).38

Sehingga jika lafaz nâzhirah dimaknai

sebagai “melihat”, tentu penafsiran semacam ini akan menyalahi dan

merusak paham tauhid yang ia yakini. Karena itulah, kata nâzhirah yang

bermakna melihat, ia palingkan maknanya kepada makna lain, yaitu ar-rajâ’

37 Abu Qasim Mahmud bin Umar bin Muhammad bin Ahmad az-Zamakhsyari, al-

Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh at-Tanzîl wa ‘Uyûn al-Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl, Jilid II,

Cet I, h. 382-383

38 Abu Qasim Mahmud bin Umar bin Muhammad bin Ahmad az-Zamakhsyari, al-

Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh at-Tanzîl wa ‘Uyûn al-Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl, Jilid VI,

Cet I, h. 270

Page 29: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

13

(mengharap). Dengan penafsiran seperti ini, ia telah menafsirkan ayat Al-

Qur’an tanpa menyalahi prinsip dasar mazhab Mu’tazilah. Jelaslah

penafsirkan ayat-ayat semacam ini dimaksudkan untuk melegitimasi paham

Mu’tazilah.

Ath-Thabari (w. 310 H) dalam kitab tafsirnya, Jamî’ al-Bayân

memaparkan bahwa para mufassir berbeda dalam menafsirkan kata nâzhirah.

Sebagian berpendapat bahwa maknanya adalah melihat Allah. Sedangkan

sebagian yang lain berpendapat bahwa makna lafaz nâzhirah adalah

menunggu pahala dari Allah SWT.39

Pendapat ini tentu menandakan bahwa

ath-Thabari (w. 310 H) dalam menafsirkan kata nâzhirah tidak terpaku pada

satu pendapat. Sedangkan Ibnu Katsir (w. 774 H) dalam kitabnya

mengatakan bahwa makna lafaz nâzhirah dalam ayat tersebut adalah melihat

Allah dengan mata telanjang yang diperkuat oleh hadis mutawatir40

yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari (w. 256 H).41

Dalam penafsirannya, selain mendukung beberapa hal mendasar

terkait masalah tauhid seperti contoh di atas, al-Kasysyâf juga berbeda dalam

menyikapi perihal keadilan Allah Ta’ala yang melebar ke masalah lain

seperti, perbuatan Allah, perbuatan manusia, qadha’ dan qadar, konsep ash-

Shalâh wa al-Ashlâh, serta bi’tsatu ar-Rasûl. Terkait juga masalah janji dan

ancaman (al-Wa’du wa al-Wa’id) yang menyangkut persoalan syafaat Nabi

bagi pelaku dosa besar di hari akhirat serta kedudukan posisi pelaku dosa

besar (al-Manzilah baina al-Manzilatain).

Bertolak dari problem di atas penulis merasa penting melakukan

kajian kritik terhadap Kitab al-Kasysyâf serta mencari unsur i’tizali

39

Ath-Thabari, Jamî’ al-Bayan ‘an Ta’wîl Al-Qur’an, (Beirut: Muassah ar-Risalah,

1994) , jilid IX, Cet. I, hlm. 414 40

Hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang

mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. ( Lihat Abu Hafs Mahmud bin Ahmad bin

Mahmud Thahhan, Taisîr Mushthalah Al-Hadits, (Maktabah al-Ma’arif, 2004), hal 23 41

Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir, Tafsîr al-Qur’an al-Azhîm, (Riyadh:

Dar at-Thayyibah, 1999), jilid VIII, Cet. VIII, hlm. 279

Page 30: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

14

khususnya di dalam ayat- ayat yang dipakai Zamakhsyari (w. 538 H) untuk

mendukung lima pokok ajaran Mu’tazilah (al-Ushûl al-Khamsah). Selain

daripada itu juga, diharapkan agar metodologi yang digunakan Zamakhsyari

dapat diketahui dengan jelas dan ketika merujuk ke kitab tafsir tersebut

penulis dapat bersikap objektif dalam memberikan penilaian. Untuk itu,

penulis akan mengajukan penelitian dalam bentuk tesis dengan judul “Al-

Ushûl Al-Khamsah Perspektif Zamakhsyari (Studi Kritis Penafsiran

Ayat-Ayat Terkait Al-Ushûl Al-Khamsah dalam Tafsîr Al-Kasysyâf)”

Dalam tesis ini, akan dipaparkan konsep-konsep penafsiran

Zamakhsyari yang dipengaruhi oleh paham Mu’tazilah, dan argumentasi-

argumentasi yang dibangun dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkenaan

dengan al-Ushûl al-Khamsah untuk melegitimasi paham yang dianutnya.

Selanjutnya penulis akan memaparkan pendapat para jumhur mufassirin

berkenaan dengan ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah sebagai argumen

dalil yang dipakai dalam mengkritisi penafsiran Zamakhsyari.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merasa perlu memberikan batasan dan rumusan masalah yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini.

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang telah dipaparkan oleh penulis dapat ditemukan

beberapa masalah yang patut dibahas, yaitu:

a. Tinjauan umum tentang al-Ushûl al-Khamsah.

b. Tinjauan umum tentang Zamakhsyari dan Tafsîr al-Kasysyâf

c. Unsur-unsur i’tizali yang terkandung dalam al-Kasysyâf terkait ayat-

ayat al-Ushûl al-Khamsah.

d. Analisis penafsiran dan metode Zamakhsyari dalam menafsirkan

ayat-ayat al-Ushûl al-Khamsah.

Page 31: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

15

e. Kritik terhadap penafsiran Zamakhsyari mengenai ayat-ayat al-Ushûl

al-Khamsah melalui penafsiran jumhur mufassir lain.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan di atas, maka penulis

akan fokus pada kajian kritik terhadap ayat-ayat yang dipakai Zamakhsyari

untuk mendukung lima pokok ajaran Mu’tazilah (al-Ushûl al-Khamsah)

dalam Tafsîr al-Kasysyâf serta metodologi yang digunakan oleh Zamakhsyari

dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, khususnya corak i’tizali yang

terkandung di dalam kitabnya.

Setiap point-point dalam al-Ushûl al-Khamsah terdapat beberapa

pembahasan yang berbeda-beda, misalnya dalam bab tauhid terdapat subbab

yang membahas tentang sifat-sifat Allah, Antropomorpisme, ru’yatullah fil

akhirat dan kalamullah (Al-Qur’an). Begitu juga dengan pembahasan

tentang keadilan (al-‘Adl) dan seterusnya sampai al-Amr bi al-Ma’rûf wa an-

Nahy ‘an al-Munkar. Tidak semua subbab yang terdapat dalam lima point al-

Ushûl al-Khamsah akan penulis kaji, hanya mengkaji pembahasan-

pembahasan yang mendapat dukungan dari Zamakhsyari di dalam al-

Kasysyâf.

3. Perumusan Masalah

Untuk membuat masalah menjadi lebih spesifik dan sesuai dengan

titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-benar fokus.

Hal tersebut dimaksudkan agar pembahasan dalam penelitian tidak melebar

dari apa yang dikehendaki. Dari latar belakang yang telah diuraikan

sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah:

a. Bagaimana penafsiran Zamakhsyari terhadap ayat-ayat yang

berhubungan dengan al-Ushûl al-Khamsah?

b. Bagaimana analisis dan kritik terhadap penafsiran Zamakhsyari atas

ayat-ayat yang berkaitan dengan al-Ushûl al-Khamsah?

Page 32: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

16

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan tesis yang akan dilakukan penulis adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui penafsiran Zamakhsyari terkait ayat-ayat al-

Ushûl al-Khamsah

2. Untuk mengetahui hasil analisa dan pemaparan kritik terhadap

penafsiran Zamakhsyari dalam Tafsîr al-Kasysyâf terkait ayat-ayat

al-Ushûl al-Khamsah

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat akademik; diharapkan agar dapat menambah dan

memperkaya khazanah keislaman dibidang tafsir Al-Qur’an serta

dapat memberikan tambahan informasi tentang perkembangan kajian

kritik tafsir khususnya mengenai pengaruh ideology/madzhab dalam

suatu tafsir.

2. Manfaat praktis; penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam mengkaji penafsiran Zamakhsyari tentang ayat-ayat

terkait al-Ushûl al-Khamsah serta kritik para jumhur ulama tafsir

terhadap penafsirannya. Harapan penulis agar nantinya dapat

dikembangkan dan dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

E. Kajian Pustaka

Telah banyak dilakukan penelitian terhadap karya fenomenal

Zamakhsyari. Namun penelitian maupun karya tulis mengenai kajian studi

kritik terhadap aya-ayat al-Ushûl al-Khamsah dalam Tafsîr al-Kasysyâf

sejauh pengamatan penulis masih belum ditemukan. Adapun penelitian-

penelitian yang berkaitan adalah sebagai berikut:

1. Tesis Arfian Darmansyah yang berjudul ad-Dâkhil dalam Tafsîr az-

Zamakhsyari. Karya ini membahas unsur-unsur ad-Dakhil dalam

Page 33: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

17

Kitab al-Kasysyâf yang terdapat dalam pembahasan mengenai akidah,

ibadah, akhlak dan muamalah.42

2. Tesis Penafsiran Zamakhsyari tentang Ayat-Ayat Kalam dalam Tafsîr

al-Kasysyâf karya Bustomi Saladin Institut Ilmu Qur’an Jakarta 2003.

Dalam kajian ini Bustomi menulis tentang pandangan Zamakhsyari

terhadap ayat-ayat kalam dalam Tafsîr al-Kasysyâf yang menyangkut

tentang ayat-ayat mutasyâbih, sifat-sifat Tuhan, keadilan Tuhan,

perbuatan manusia, serta konsep iman dan kufur. Penelitian ini

menggunakan pendekatan deskritif analitik, dengan metode tahlili

(analisa).43

3. Tesis Iin Tri Yuli Elvina Institut Ilmu Qur’an Jakarta 2016 dengan

judul Konsep Perbuatan Manusia dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif

Tafsîr al-Kasysyâf dengan Tafsîr Mafâtih al-Ghaib) mengkaji

penafsiran Zamakhsyari dan ar-Razi terkait ayat-ayat tentang

perbuatan manusia kemudian mencari persamaan dan perbedaan

penafsiran antara keduanya (Zamakhsyari dan ar-Razi) terhadap ayat-

ayat terkait. Penelitian ini menggunakan metode analisis tematik,

analisis komparatif dan analisis isi.44

4. Tesis dengan judul Penafsiran Ayat-Ayat Ketuhanan dalam Tafsîr al-

Kasysyâf karya Yayah Fajriyah Afandi mahasiswi Institut Ilmu

Qur’an Jakarta 2012 mengkaji penafsiran dan pemahaman

Zamakhsyari terhadap ayat-ayat ketuhanan yaitu tentang keberadaan

42

Arfian Darmansyah, ad-Dakhil dalam Tafsir az-Zamakhsyari, Tesis, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2016, tidak diterbitkan. 43

Bustomi Saladin, Penafsiran Zamakhsyari tentang Ayat-Ayat Kalam dalam Tafsîr

al-Kasysyâf, Tesis, Institut Ilmu Qur’an Jakarta, 2003, tidak diterbitkan. 44

Iin Tri Yuli Elvina, Konsep Perbuatan Manusia dalam Al-Qur’an (Studi

Komparatif Tafsîr al-Kasysyâf dengan Tafsir Mafatih al-Ghaib, Tesis, Institut Ilmu Qur’an

Jakarta, 2016, tidak diterbitkan.

Page 34: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

18

Allah, keesaan Allah, serta sifat dan nama Allah dalam Tafsîr al-

Kasysyâf.45

5. Tesis dengan judul Aspek Paham Mu’tazilah dalam Tafsîr al-

Kasysyâf tentang Ayat-Ayat Teologi (Studi Pemikiran az-

Zamakhsyari) karya Ermita Zakiyah mahaisiswi Program

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel tahun 2013.

Dalam kajian ini Ermita mengkaji prinsip-prinsip yang digunakan

Zamakhshary dalam menafsirkan ayat-ayat teologi Mu’tazilah.

6. Tesis yang di tulis oleh Salimudin tahun 2016 dengan judul Qira’at

dalam Kitab Tafsir (Kajian atas Ayat-Ayat Teologis dalam al-

Kasysyâf dan Mafâtih al-Ghaib). Karya tersebut membahas ragam

qira’at yang terdapat dalam kedua Tafsîr al-Kasysyâf dan Mafâtih al-

Ghaib dan pengaruh qira’at dalam ayat-ayat teologis serta kelebihan

dan kekurangan penafsiran keduanya.46

Dalam karya-karya yang telah disebutkan di atas, penulis sangat

meyakini bahwa tidak menemukan kajian yang mengkritisi penafsiran

Zamakhasyari terkait ayat-ayat al-Ushûl al-Khamsah dengan menggunakan

penafsiran jumhur mufassirin lainnya. Maka menurut penulis, penelitian ini

patut untuk dilakukan guna menambah wawasan dan khazanah keilmuan,

khususnya di bidang penafsiran Al-Qur’an.

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari

sebuah penelitian. Bahkan keberadaan metode tersebut akan membentuk

karakter keilmiahan dari penelitian, tentunya sesudah keberadaan objek,

45

Yayah Fajriyah Afandi, Penafsiran Ayat-Ayat Ketuhanan dalam Tafsîr al-

Kasysyâf karya Yayah Fajriyah Afandi, Tesis, Institut Ilmu Qur’an Jakarta, 2012, tidak

diterbitkan. 46

Salimudin, Qira’at dalam Kitab Tafsir (Kajian atas Ayat-Ayat Teologis dalam al-

Kasysyaf dan Mafatih Al-Ghaib, tesis, (Yogyakarta: 2016, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga)

Page 35: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

19

karena eksistensi metode dalam penelitian ini berfungsi sebagai jalan

bagaimana penelitian ini diselesaikan.47

Dalam melakukan penelitian

terhadap permasalahan di atas, penulis menggunakan metode penelitian

sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam jenis penelitian library

research (penelitian kepustakaan), yaitu suatu rangkaian kegiatan yang

berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta

mengkaji bahan penelitian.48 Dalam hal ini literatur yang menjadi kajian

utama adalah kitab al-Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh at-Tanzîl wa ‘Uyûn

al-Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl karya Zamakhsyari.

Sedangkan sifat penelitian ini adalah kualitatif karena tidak

menggunakan mekanisme statistika dan matematis untuk mengolah data.

Penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

subjek yang bersifat alamiah, deskriptif, dinamis dan berkembang.49 Data

dihadapi dengan jalan menguraikan dan menganalisisnya dengan mekanisme

verstehen (memahami), dan bukan erlebnis (menjelaskan).

Metode yang penulis gunakan dalam mengkaji permasalahan ini

adalah analisis-kritis, yaitu dengan memaparkan data-data yang berkenaan

dengan ayat-ayat al-Ushûl al-Khamsah di dalam Kitab Tafsîr al-Kasysyâf

kemudian menganalisa dan mengkritisi penafsiran Zamakhsyari yang

dianggap melegitimasi pahamnya.

47

M. Amin Abdullah, Metodologi Penelitian Untuk Pengembangan Studi Islam:

Perspektif Delapan Poin Sudut Telaah, Makalah dalam Workshop Metodologi Penelitian

Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian , diselenggarakan Pusat

Penelitian IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 19 Februari 2004, hlm. 3 48

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), cet.I, h. 3 49

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),

h. 24

Page 36: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

20

Selanjutnya penulis juga menggunakan pendekatan penelitian studi

tokoh, yaitu dengan mengkaji riwayat hidup individu tokoh yang akan

dibahas, mengkaji pemikirannya, metode dan pandangannya, serta

kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.50

2. Sumber Data

Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa

dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan sumber-sumber yang relevan

terkait penelitian ini. Sumber data tersebut terbagi dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan sumber data primer dari

penulisan tesis ini adalah Kitab al-Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh at-

Tanzîl wa ‘Uyûn al-Aqâwîl fî Wujûh at-Ta’wîl karya Abu Qasim Mahmud bin

Umar bin Muhammad bin Ahmad az-Zamakhsyari yang akan penulis teliti.

Sedangkan untuk menunjang penulisan ini, digunakan beberapa

sumber sekunder. Karena pembahasan dalam penulisan adalah mengenai

Mu’tazilah, ilmu kalam dan al-Ushûl al-Khamsah, maka penulis juga akan

merujuk kepada kitab-kitab yang bermuatan ilmu kalam, Mu’tazilah, kitab-

kitab mengenai biografi Zamakhsyari, dan al-Ushûl al-Khamsah, seperti

Syarh al-Ushûl al-Khamsah karya Abdul Jabbar bin Ahmad, al-Mu’tazilah

wa Ushûluhum wa Mauqifu Ahlu as-Sunnah Minhâ karya ‘Awwâd bin

Abdullâh al-Mu’tiq, Târîkh al-Farqu al-Islâmiyyah karya Mahmud

Muhammad Mazru’ah, Adab al-Mu’tazilah ila Nihâyah al-Qarni ar-Râbi’ al-

Hijri karya Abdul Hakim Balba’, dan lain sebagainya. Selain itu untuk

mendukung serta menguatkan pendapat penulis tentang kritik, digunakan

juga kitab-kitab tafsir klasik dan tafsir kontemporer seperti Tafsîr Jamî’ al-

Bayân fî Ta’wîli Al-Qur’an karya Ibn Jarir ath-Thabari, Tafsîr Al-Qur’an al-

50

Abdul Mustaqim, Model Penelitian Tokoh (Dalam Teori dan Aplikasi), Jurnal Studi

Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis, Vol. 15, No. 2, 2014, hlm. 263

Page 37: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

21

‘Azhîm karya Ibnu Katsir, Tafsîr al-Manar karya Muhammad Rasyid Ridha

dan sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan tesis ini menggunakan

metode yang disebut dengan metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau karya monumental dari

seseorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.51

Teknik

ini merupakan penelaahan dari referensi-referensi yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content

analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat referensi

datayang valid dan dapat diulang ke konteks aslinya. Peneliti

mengidentifikasi struktur dan pola umum teks, kemudian menyimpulkan

berdasarkan pola umum tersebut.52

Metode analisis ini merupakan suatu

teknik sistematik untuk menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta-

fakta yang ditemukan oleh penulis dalam materi suatu buku.53

Selain itu,

penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi yang meliputi analisis

data pada masing-masing variabel dengan menggambarkan apa yang ada,

pendapat yang sedang tumbuh, prosedur yang ada yang sedang

berlangsung.54

Dalam membahas permasalahan, penelitian ini menggunakan teknis

analisis tematik (maudhu’i) dengan cara menghimpun ayat-ayat yang

51

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 329 52

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012),

Cet. I, h. 70 53

Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h. 126 54

Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama, 2008), h. 76

Page 38: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

22

memiliki suatu makna dan tujuan dalam suatu tema tertentuuntuk kemudian

melakukan analisis terhadap isi kandungannya serta menjelaskan makna-

maknanya.55

Analisis data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan lalu

mencermati kemudian mengomentari dan mengkritisi penafsiran

Zamakhsyari dalam menafsirkan ayat-ayat terkait dengan lima pokok doktrin

Mu’tazilah (al-Ushûl al-Khamsah). Penulis akan membandingkan pendapat

Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait dengan beberapa pendapat mufassirin

lain di dalam tafsirnya.

5. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun dalam melakukan penelitian, penulis menentukan langkah-

langkahnya secara teoritis sebagai berikut:

a. Menentukan sub topik pembahasan.

b. Menyajikan point-point al-Ushûl al-Khamsah berdasarkan paham

Mu’tazilah

c. Mengumpulkan ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah

d. Menganalisis penafsiran Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait

e. Mengumpulkan penafsiran para jumhur mufassir terkait pembahasan,

f. Membandingkan penafsiran Zamakhsyari dengan penafsiran jumhur

mufassir, lalu mengkritik penafsiran Zamakhsyari yang bertolak

belakang dengan pendapat jumhur.

G. Teknik dan Sistematika Penulisan

Mengenai teknik penulisan tesis, penulis mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Proposal, Tesis, dan Disertasi yang dikeluarkan oleh

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2017.

Secara keseluruhan, tesis ini memuat lima bab yang saling berkaitan

dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:

55

Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2011), h. 114

Page 39: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

23

Bab I berisi pendahuluan. Di dalamnya diuraikan pembahasan terkait

arah dan tujuan penulisan tesis yang meliputi latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, kajian pustaka, dan metodologi penelitian yang

mencakup jenis dan pendekatan penelitian, sumber penelitian, metode

pengumpulan data, metode analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

Dan poin terakhir bab ini dipaparkan tentang teknik dan sistematika

penulisannya. Bab ini sangat penting untuk mengetahui kerangka penulisan

dan akan menjadi acuan dalam penulisan bab selanjutnya.

Sementara itu, bab II membahas Diskursus al-Ushûl al-Khamsah

dalam Ideologi Mu’tazilah. Sub bab pertama mengkaji tentang Pengertian

al-Ushûl al-Khamsah menurut etimologi dan terminologi. Sub bab kedua

membahas Urgensi al-Ushûl al-Khamsah dalam Ideologi Mu’tazilah. Sub

bab III akan dipaparkan mengenai Proses terbentuknya al-Ushûl al-

Khamsah. Sementara sub bab terakhir akan dibahas tentang al-Ushûl al-

Khamsah dalam Al-Qur’an Perspektif Mu’tazilah. Ini dimaksudkan untuk

memberi pemahaman singkat sehingga membantu penulis untuk melakukan

kerja analisis di pembahasan selanjutnya.

Selanjutnya bab III, dalam bab ini disajikan biografi hidup

Zamakhsyari dan karyanya yaitu Tafsîr al-Kasysyâf. Sub bab pertama

membahas kehidupan Zamakhsyari dan karya-karyanya. Sedangkan sub bab

kedua memaparkan latar belakang penulisan kitab tafsirnya, corak dan

metode penafsiran serta penilaian ulama terhadap Zamakhsyari dan Tafsîr

al-Kasysyâf.

Adapun bab IV berisi tentang ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah,

penafsiran Zamakhsyari, analisis serta kritik dengan menggunakan

argument-argument dari para ulama tafsir. Selanjutnya untuk mempermudah

kerja analisis, terlebih dahulu menampilkan data dari beberapa tafsir-tafsir

Page 40: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

24

lain kemudian akan dikomparasikan dengan penafsiran Zamakhsyari

sehingga akan nampak perbedaan-perbedaan pendapat antara Zamakhsyari

dan jumhur ulama dalam ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah. Untuk

mempermudah pembahasan, akan dibagi menjadi lima subbab berdasarkan

urutan al-Ushûl al-Khamsah. Subbab pertama mengkaji tentang masalah

tauhid, yaitu mengenai ru’yatullah, penafsiran Zamakhsyari terhadap ayat-

ayat terkait ru’yatullah serta argumentasi dan kritik dari para jumhur

mufassir. Begitu seterusnya hingga sub bab akhir sampai selesai lima point

al-Ushûl al-Khamsah berdasarkan urutannya.

Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan. Kesimpulan

tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan terhadap

masalah-masalah yang telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain itu, ditulis

juga saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dan mendalam terkait objek masalah yang dikaji. Di akhir penulisan,

dicantumkan pula daftar pustaka yang memuat referensi-referensi yang

penulis gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti kevalidan

pembahasan yang dikaji.

Page 41: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

135

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan serta analisis berbagai data pada bab-bab

sebelumnya, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam menafsirkan ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah Zamakhsyari

menggunakan dalil-dalil naqli, baik yang bersumber dari ayat Al-Qur’an,

hadits Nabi, perkataan para sahabat, pendapat para ulama dan riwayat-

riwayat lain. Selain itu, ia juga menggunakan ijtihadnya dalam

menafsirkan ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah, baik perihal konten

ayat maupun analisis bahasa.

2. Dalam penafsirannya terhadap ayat-ayat terkait al-Ushûl al-Khamsah,

Zamakhsyari memperlihatkan unsur i’tizali di dalamnya. Misalnya dalam

penafsiran terhadap ayat-ayat ru’yatullah, keadilan, syafaat Nabi dan

pelaku dosa besar. Zamakhsyari tidak sepenuhnya menuangkan ide-ide

Mu’tazilah di dalam penafsirannya terhadap ayat-ayat terkait al-Ushûl al-

Khamsah, sebab ada beberapa bagian dimana al-Kasysyâf dan Mu’tazilah

berbeda pendapat mengenai beberapa hal tertentu misalnya dalam

masalah tata cara melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Dalam

persoalan ini, Zamakhsyari nampak bersikap lembut sebagaimana sikap

Ahlu as-Sunnah, sementara Mu’tazilah sendiri meskipun ingin berusaha

bersikap sama, namun sejarah Mu’tazilah pernah mencatat tragedi buruk

dalam praktik amar makruf dan nahi mungkar dengan terjadinya peristiwa

al-Mihnah pada masa kekhalifahan al-Ma’mun.

Page 42: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

136

B. Saran

Penelitian ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan

dikarenakan minimnya pengetahuan penulis sehingga sangat perlu

dikembangkan kembali. Beberapa penelitian yang masih mungkin dilakukan

terkait penelitian ini yaitu memfokuskan kajian pada satu diantara lima

pembahasan dalam al-Ushûl al-Khamsah. Hal ini untuk memberi pemaparan

lebih mendalam dan lebar dari berbagai sudut pandang mengenai sebuah

tema baik dari dalam maupun luar Mu’tazilah.

Banyaknya analisis bahasa yang dituangkan Zamakhsyari dalam al-

Kasysyâf juga bisa menjadi bahan pengkajian. Selain itu, kajian terhadap

fikih atau qira’at juga sangat memungkinkan untuk dikembangkan

mengingat di beberapa tempat dalam tafsirnya Zamakhsyari menyinggung

perihal dua persoalan tersebut. Demikian pula, para pembaca juga dapat

melakukan studi kritik lainnya baik itu tentang metode kritik sejarah, kritik

sastra, hermeneutika, kritik al-inhirâf dan kritik ad-Dakhil.

Atas banyaknya kekurangan, terakhir penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran untuk kebaikan di masa berikutnya.

Page 43: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

137

Lampiran Tabel Ayat-Ayat Terkait Al-Ushûl Al-Khamsah

No Topik Masalah Nama Surat & Ayat

1. At-Tauhîd

(Mengesakan

Tuhan)

Ru’yatullah a. Al-Baqarah: 55

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata:

“Hai Musa, kami tidak akan beriman

kepadamu sebelum kami melihat Allah

dengan terang, karena itu kamu disambar

halilintar, sedang kamu

menyaksikannya.”

b. An-Nisâ’:153

Page 44: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

138

“Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu

menurunkan kepada mereka sebuah Kitab

dari langit. Maka sesungguhnya mereka

telah meminta kepada Musa yang lebih

besar dari itu. mereka berkata:

"Perlihatkanlah Allah kepada Kami

dengan nyata". Maka mereka disambar

petir karena kezalimannya, dan mereka

menyembah anak sapi, sesudah datang

kepada mereka bukti-bukti yang nyata,

lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang

demikian. dan telah Kami berikan kepada

Musa keterangan yang nyata”

c. Al-A’râf: 143

Page 45: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

139

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat

dengan Kami) pada waktu yang telah

Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman

(langsung) kepadanya, berkatalah Musa:

"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri

Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat

kepada Engkau". Tuhan berfirman:

"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-

Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia

tetap di tempatnya (sebagai sediakala)

niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala

Tuhannya menampakkan diri kepada

gunung itu, dijadikannya gunung itu

hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.

Maka setelah Musa sadar kembali, Dia

berkata: "Maha suci Engkau, aku

bertaubat kepada Engkau dan aku orang

yang pertama-tama beriman".

d. Al-An’âm: 103

Page 46: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

140

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan

mata, sedang Dia dapat melihat segala

yang kelihatan. Dan Dialah yang Maha

Halus lagi Maha Mengetahui.”

e. Al-Qiyâmah: 22-23

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin)

pada hari itu berseri-seri.”

f. Asy-Syûrâ: 51

“Dan tidak mungkin bagi seorang

manusiapun bahwa Allah berkata-kata

dengan Dia kecuali dengan perantaraan

wahyu atau dibelakang tabir atau dengan

mengutus seorang utusan (malaikat) lalu

diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya

Page 47: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

141

apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya

Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”

g. Al-Kahf: 110

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini

manusia biasa seperti kamu, yang

diwahyukan kepadaku: "Bahwa

Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah

Tuhan yang Esa". Barangsiapa

mengharap perjumpaan dengan

Tuhannya, maka hendaklah ia

mengerjakan amal yang saleh dan

janganlah ia mempersekutukan

seorangpun dalam beribadat kepada

Tuhannya.”

h. Yûnus: 26

Page 48: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

142

“Bagi orang-orang yang berbuat baik,

ada pahala yang terbaik (surga) dan

tambahannya. Dan muka mereka tidak

ditutupi debu hitam dan tidak (pula)

kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga,

mereka kekal di dalamnya.”

2. Al-‘Adl

(Keadilan)

Kebebasan

Berkehend

ak dan

Berbuat

a. Âli Imrân: 8

“(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau jadikan hati kami

condong kepada kesesatan sesudah

Engkau beri petunjuk kepada kami, dan

karuniakanlah kepada kami rahmat dari

sisi Engkau, karena sesungguhnya

Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

b. Al-Mâ’idah: 41

Page 49: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

143

Page 50: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

144

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu

disedihkan oleh orang-orang yang

bersegera (memperlihatkan)

kekafirannya, Yaitu diantara orang-orang

yang mengatakan dengan mulut

mereka:"Kami telah beriman", Padahal

hati mereka belum beriman; dan (juga) di

antara orang-orang Yahudi. (orang-orang

Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-

berita) bohong dan amat suka mendengar

perkataan-perkataan orang lain yang

belum pernah datang kepadamu. Mereka

merubah perkataan-perkataan (Taurat)

dari tempat-tempatnya. Mereka

mengatakan: "Jika diberikan ini (yang

sudah di robah-robah oleh mereka)

kepada kamu, maka terimalah, dan jika

kamu diberi yang bukan ini maka hati-

hatilah". Barangsiapa yang Allah

menghendaki kesesatannya, maka sekali-

kali kamu tidak akan mampu menolak

sesuatupun (yang datang) daripada Allah.

Mereka itu adalah orang-orang yang

Allah tidak hendak mensucikan hati

mereka. mereka beroleh kehinaan di

dunia dan di akhirat mereka beroleh

siksaan yang besar.”

c. Al-An’âm: 39

Page 51: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

145

“Dan orang-orang yang mendustakan

ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan

berada dalam gelap gulita. Barangsiapa

yang dikehendaki Allah (kesesatannya),

niscaya disesatkan-Nya. Dan Barangsiapa

yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya

petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya

berada di atas jalan yang lurus.”

3. Al-Wa’du wa

Al-Wa’îd

(Janji dan

Ancaman)

Syafa’at a. Al-Zalzalah: 7-8

“Barangsiapa yang mengerjakan

kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia

akan melihat (balasan)nya. Dan

barangsiapa yang mengerjakan kejahatan

sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya pula.”

b. Az-Zumar: 53

Page 52: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

146

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku

yang malampaui batas terhadap diri

mereka sendiri, janganlah kamu berputus

asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya

Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.

Sesungguhnya Dia-lah yang Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

c. Âli Imrân: 90-91

Page 53: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

147

“Sesungguhnya orang-orang kafir

sesudah beriman, kemudian bertambah

kekafirannya, sekali-kali tidak akan

diterima taubatnya; dan mereka Itulah

orang-orang yang sesat. Sesungguhnya

orang-orang yang kafir dan mati sedang

mereka tetap dalam kekafirannya, maka

tidaklah akan diterima dari seseorang

diantara mereka emas sepenuh bumi,

walaupun Dia menebus diri dengan emas

(yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah

siksa yang pedih dan sekali-kali mereka

tidak memperoleh penolong.”

d. An-Nisâ’: 10

“Sesungguhnya orang-orang yang

memakan harta anak yatim secara zalim,

sebenarnya mereka itu menelan api

sepenuh perutnya dan mereka akan masuk

ke dalam api yang menyala-nyala

(neraka).”

e. Yûnus: 7-8

Page 54: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

148

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak

mengharapkan (tidak percaya akan)

pertemuan dengan Kami, dan merasa

puas dengan kehidupan dunia serta

merasa tenteram dengan kehidupan itu

dan orang-orang yang melalaikan ayat-

ayat Kami. Mereka itu tempatnya ialah

neraka, disebabkan apa yang selalu

mereka kerjakan.”

f. Al-Baqarah: 25

Page 55: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

149

“Dan sampaikanlah berita gembira

kepada mereka yang beriman dan berbuat

baik, bahwa bagi mereka disediakan

surga-surga yang mengalir sungai-sungai

di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki

buah-buahan dalam surga-surga itu,

mereka mengatakan : "Inilah yang pernah

diberikan kepada Kami dahulu." mereka

diberi buah-buahan yang serupa dan

untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri

yang suci dan mereka kekal di

dalamnya.”

4. Al-

Manzilah

baina Al-

Manzilatai

n

(Keduduka

n diantara

Dua

Tempat)

Pelaku

Dosa Besar

a. An-Nisâ’: 31

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di

antara dosa-dosa yang dilarang kamu

mengerjakannya, niscaya Kami hapus

kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu

Page 56: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

150

yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke

tempat yang mulia (surga).”

b. An-Nisa’: 93

“Dan barangsiapa yang membunuh

seorang mukmin dengan sengaja maka

balasannya ialah jahannam, kekal ia di

dalamnya dan Allah murka kepadanya,

dan mengutukinya serta menyediakan

azab yang besar baginya.”

c. An-Nisâ’: 48

“Sesungguhnya Allah tidak akan

mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari

(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-

Page 57: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

151

Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan

Allah, Maka sungguh ia telah berbuat

dosa yang besar.

d. Asy-Syûrâ: 37

“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi

dosa-dosa besar dan perbuatan-

perbuatan keji, dan apabila mereka marah

mereka memberi maaf.

e. An-Najm: 31-32

Page 58: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

152

“Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa

yang ada di langit dan apa yang ada di

bumi supaya Dia memberi balasan

kepada orang-orang yang berbuat jahat

terhadap apa yang telah mereka kerjakan

dan memberi balasan kepada orang-

orang yang berbuat baik dengan pahala

yang lebih baik (syurga). (Yaitu) orang-

orang yang menjauhi dosa-dosa besar

dan perbuatan keji yang selain dari

kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya

Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. Dan

Dia lebih mengetahui (tentang

keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu

dari tanah dan ketika kamu masih janin

dalam perut ibumu. Maka janganlah

kamu mengatakan dirimu suci. Dialah

yang paling mengetahui tentang orang

yang bertakwa.”

f. Al-Anfâl: 38

Page 59: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

153

“Katakanlah kepada orang-orang yang

kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari

kekafirannya), niscaya Allah akan

mengampuni mereka tentang dosa-dosa

mereka yang sudah lalu; dan jika mereka

kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku

(kepada mereka) sunnah (Allah terhadap)

orang-orang dahulu .”

5. Amr Ma’ruf

dan Nahi

Munkar

Amr

Ma’ruf dan

Nahi

Munkar

a. Âli Imrân: 104

“Dan hendaklah ada di antara kamu

segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf

dan mencegah dari yang munkar.

Merekalah orang-orang yang beruntung.”

b. Âli Imrân: 110

Page 60: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

154

“Kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu

lebih baik bagi mereka, di antara mereka

ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik.”

c. Luqmân: 17

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan

suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari

perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu termasuk

Page 61: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

155

hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

d. An-Nisâ’: 114

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan

bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-

bisikan dari orang yang menyuruh

(manusia) memberi sedekah, atau berbuat

ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di

antara manusia. dan Barangsiapa yang

berbuat demikian karena mencari

keredhaan Allah, Maka kelak Kami

memberi kepadanya pahala yang besar.”

e. Al-Mâ’idah: 78-79

Page 62: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

156

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari

Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa

putera Maryam. Yang demikian itu,

disebabkan mereka durhaka dan selalu

melampaui batas. Mereka satu sama lain

selalu tidak melarang tindakan munkar

yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat

buruklah apa yang selalu mereka perbuat

itu.”

Page 63: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

157

DAFTAR PUSTAKA

A. Ilyas, dan Edward E. Ilyas, Kamus Ilyas al-‘Ashri Arab- Inggris, Beirut:

Darul Jiil, 1982

Abbas, Sirajuddun, I’tiqâd Ahlussunnah Wal Jamâ’ah, Jakarta: Pustaka

Tarbiyah 2001

Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1997

Abdullah, M. Amin, Metodologi Penelitian Untuk Pengembangan Studi

Islam: Perspektif Delapan Poin Sudut Telaah, Makalah dalam

Workshop Metodologi Penelitian Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah

Metodologi Penelitian , diselenggarakan Pusat Penelitian IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 19 Februari 2004

Abdullah, Mawardi, Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Abu Musa, Muhammad, al-Balâghah al-Qur’âniyah fi Tafsir az-Zamakhsyari

wa Atsaruhâ fi ad-Dirâsat al-Balaghiyah, Kairo: Maktabah Wahbah,

1988, cet. II

Abu Syahbah, Muhammad Ibn Muhammad, Israiliyyat & Hadis-Hadis Palsu

Tafsir Al-Qur’an, terj.Mujahidin Muhayan dkk. Jawa Barat: Keira

Publishing, 2014

Abu Zahrah, Muhammad, Târikh al-Madzâhib al-Islâmiyah, Kairo: Dar al-

Fikr al-Araby, 2009

Ad-Darimi, Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin fadhl, Sunan ad-

Dârimi, Arab Saudi: Darul Mughni, 2000

Adz-Dzahabi, Muhammad Husein, at-Tafsir wa al-Mufassirun, Kairo: Dar al-

Hadits, 2005

Afandi, Akhmad Jazuli, Implementasi Konsep Amar Ma’ruf Nahy Munkar

Qadi ‘Abd al-Jabbar al-Hamdani dalam Kitab Syarh al-Ushul Al-

Khamsah, Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 4, No.

1, Juni 2014

Page 64: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

158

Afandi, Yayah Fajriyah, Penafsiran Ayat-Ayat Ketuhanan dalam Tafsir al-

Kasysyâf karya Yayah Fajriyah Afandi, Tesis, Institut Ilmu Qur’an

Jakarta, 2012

Ahmad Abi al-Husain bin Faris bin Zakariyya, Mu’jam Maqâyis al-Lughah,

(al-Arabiyah: Dae al-Fikr, 1979)

Ahmad, Abdul Jabbar, Syarh al-Ushûl al-Khamsah, Kairo: Maktab Wahbah,

1965

Ahmad bin Nashir Muhammad Ali Hamid, Ru’yatullah wa Tahqiq al-Kalâm

fihâ, (al-Makkah al-Mukarramah: Jami’ah Umm al-Qurâ’, 1991)

Ahmad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006

Al-Ajurri, Abu Bakr Muhammad bin Husein, asy-Syarî’ah li al-Ajurri,

Riyadh: Dar al-Wathan, 1999

Al-Alusi, Syihabuddin Mahmud bin Abdullah, Ruhul Ma’âni fî Tafsîr Al-

Qur’an al-Azhîm wa as-Sab’i al-Matsâni, Beirut: Dar Kutub, 1415 H

Al-Asfarayini, Abi al-Muzaffar, at-Tabshîr fi ad-Dîn, Mesir: Maktabah al-

Khaniji, 1955 M

Al-Asy’ari, Abul Hasan Isma’il, Maqâlat Islamiyyîn Wa Ikhtilâf al-Mushallîn,

Beirut: Dar Ihya’ at-Turats al-‘Araby

Al-Asy'ari, Abu Al-Hasan Ali ibn Isma’il, al-Ibânât ‘an Ushul ad-Diyanat,

Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi,1985

Al-Awary, Abdul Fatah Abdul Ghani Muhammad Ibrahim, Raudhatu at-

Thâlibîn fî Manâhij al-Mufassirîn, Kairo: Maktabah al-Iman, 2015

Al-Baghawi, Abu Muhammad Husein bin Mas’ud, Syarhu Sunnah,

Al-Baghdâdi, Abdul Qâhir bin Thâhir, al-Farqu bain al-Firâq, Mesir, 1037 H

Al-Bukhari, Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Isma’il, Shahih al-Bukhari,

Damsyik: Darun Najah, 1422

Al-Fairuz Abadi, Muhammad bin Ya’qub, Kamus al-Muhith, Beirut:

Mu’assah ar-Risalah, 2003, Cet ke VII

Page 65: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

159

Al-Farmawi, Abd Al-Hayyi, al-Bidâyahh fî at-Tafsîr al-Maudh’i, Dirasah

Manhajiyyah Maudhuiyah

Al-Ghurabi, Ali Musthafa, Târîkh al-Firaq al-Islamiyah Kairo: Matba'at

Muhammad Ali Sabih, 1995

Al-Hifzi, Abdul Latif bin Abdul Qadir, Ta’tsîr Mu’tazilah fi al-Khawârij wa

asy-Syi’ah, Jeddah: Dâr al-Andalus al-Khadhra’, 2000 M, Cet. I

Al-Hufi, Ahmad Muhammad, az-Zamakhsyari, Cairo: Daar al-Fikr al-Arabi,

1966

Ali, Atabik dan Mudhor, Ahmad Zuhdi, Kamus al-‘Ashri, Yogyakarta:

Multikarya Grafika, 1998

Al-Jauzi, Muhammad, Zâdu al-Masîr fi ‘Ilmi at-Tafsîr, Beirut: Dar al-Kitab,

1422 H

Al-Juwaini, Mushthafa As-Sawi, Manhaj az-Zamakhsyari fî Tafsîr Al-Qur’an

al-Karim wa Bayan I’jâzihi, Mesir: Dar al-Ma’arif, Cet. Ke 2

Al-Khaluti, Musthafa bin Ismail, Rûhul Bayân, Beirut: Darul Fikr

Al-Mu’tiq, ‘Awwâd bin Abdullâh, al-Mu’tazilah wa Ushûluhum wa Mauqifu

ahlu as-Sunnah Minhâ, Riyadh: Maktabah ar-Rusyd, 1995), Cet. II

Al-Munawwar, Said Agil Hussein, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan

Hakiki, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Al-Munir, Ibnu, al-Masâil al-I’tizâliyyah fi Tafsir al-Kasysyâf li az-

Zamakhsyari fi Dhau’i mâ Warada fi Kitâb al-Intishâf, Arab Saudi:

Darul Andalus 1998

Al-Qasimi, Jamaluddin, Târikh al-Jahmiyyah wa al-Mu’tazilah, Beirut:

Mu’assasah ar-Risalah, 1979

Al-Qaththan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur'an, terj. Muzakkir AS,

Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2000

Al-Qurthubi, Ahmad Abu Abdillah Muhammad, al-Jamî’u li Ahkâmi Al-

Qur’an, Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyah, 1964

Page 66: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

160

Amin, Ahmad, Dhuha Al-Islam, Kairo: Maktabah Nahdhah al-Mishriyyah

Anis, Ibrahim, dkk, al-Mu‘jam al-Wasîth, (Kairo: 1960), Vol. 1

An-Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj Abu Hasan al-Qusyairi, Shahîh Muslim,

Beirut: Dar Ihya at-Turâts

An-Nasyr, ‘Ali Sami, Nasy’at al-Fikr al-Falsafi, Kairo: Daral Ma‘arif, 1981

Anshori, Studi Kritis Tafsir al-Kasysyâf, dalam Sosio-Religia, Vol. 8, No. 3,

Mei 2009

Anwar, Sumarsih, Sikap Profesional Peneliti Agama, Jakarta: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama, 2008

Arfian Darmansyah, ad-Dakhil dalam Tafsir az-Zamakhsyari, Tesis, UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016

Ar-Razi, Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Hasan, at-Tafsîr al-Kabîr,

Beirut: Dar Ihya At-Turats, 1420 H

Ash-Shabuni, Ali, Muhammad, Studi Ilmu Al-Qur’an, ter. Aminuddin,

Bandung: Pustaka Setia, 1998

Ash-Shiddieqi, Hasbi, Sejarah Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000

As-Salafi, Abdul Halim bin Muhammad Nashashar, Pesona Surga Jakarta:

Pustka Imam Asy-Syafi’I, 2010

As-Suyuthi, Jalaluddin, Thabaqât al-Mufassirin, Kairo:Dar Al-Kutub Al-

Ilmiyyah

Asy-Syirazi, Murtadha Ayatullah Zadah, az-Zamakhsyari Lughawiyyan wa

Mufassiran, Kairo: Daar al-Tsaqafah, 1977

Ath-Thabari, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir, Tafsir ath-Thabari, Kairo:

Darussalam

At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa, Sunan at-Tirmidzi,

Beirut: Darul Ghurabi Al-Islami, 1998

Page 67: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

161

At-Tusi, Syeikh, tt-Tibyân fî Tafsir Al-Qur’an, Teheran: Dar al-Malik

Aziz Haji, Abdul, Tafsir Ayat Aqidah: Isti’rad Syamil li Madzhabil Mufassirin

fi Al-Aqidah,

Az-Zamakhsyari, Abu Qasim Mahmud bin Umar bin Muhammad bin Ahmad,

al-Kasysyâf ‘an Haqâiq Ghawâmidh at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqâwil fi

Wujuh at-Ta’wil, Kairo: Maktabah Mishr, 2010

Az-Zawi, At-Tahir Ahmad, Tartîb al-Qâmûs al-Muhîth ‘ala Tarîqat al-

Misbâh al-Munîr wa Asâs al-Balâghah, (Riyad: Dâr Alam al-Kutub,

1996), Vol. 1

Az-Zurqany, Muhammad Abdul Adzim, Manâhil al-Irfân fi Ulum Al-Quran,

Kairo: Darussalam, 2015

Badan Litbang dan Kementerian RI, Vol. I, No. I Jakarta: Suhuf, Jurnal Kajian

Al-Qur’an dan Kebudayaan, 2011

Badir’un,Faishal, ‘Ilm al-Kalam wa Madarisuhu, Mesir: Maktabah al-

Mishriyyah al-Haditsah, 1982

Balba, ’Abdul Hakim, Adab al-Mu’tazilah ila Nihâyah al-Qarni ar-Râbi’ al-

Hijri, Mesir: Dâr Nahdhad, Cet. III

Choiron, A. Marzuki, Kiamat Surga dan Neraka, Ygyakarta: Mitra Pustaka,

1997

Daud, Abu Sulaiman bin Asy’ats bin Ishaq, Sunan Abi Daud, Beirut: al-

Maktabah Al-‘Ashriyyah, 2000

Dayyab, Abdul Majid, Rabi’ al-Abrâr liz-Zamakhsyari, Cairo: Al-Hay’ah al-

Mishriyyah li al-Kuttab, Markaz Tahqiq at-Turast, 1992

Effendi, Satria MZ., Arbitrase dalam Islam: Mimbar Hukum No. 16 Tahun V,

Jakarta: al-Hikmah, 1994

Elvina, Iin Tri Yuli, Konsep Perbuatan Manusia dalam Al-Qur’an (Studi

Komparatif Tafsir Al-Kasysyaf dengan Tafsir Mafatih Al-Ghaib,

Tesis, Institut Ilmu Qur’an Jakarta, 2016

Page 68: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

162

Gharib, Fathi, Raudhah al-Bahitsin fi Manahij al-Mufassirin, Kairo: Azhar

Press, 2002

Gibb, H.A.R. dan Shorter, JH. Kramers, Encyclopaedia of Islam, Leiden: Ej.

Brill

Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 2003

Hanafi, Ahmad, Teologi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang 2006

Hanbali, Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad, Musnad al-Imam Ahmad bin

Hanbal, Muassah Ar-Risalah, 2001

Hatta, Mawardy, Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Pemikiran

Islam, Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2016

Hijazi, Mushthafa, Mu’jam al-Wajîz, Beirut: Majma’ al-Lughah al-Arabiyah

Humaira, Dara, Nisa, Khairun, Unsur I’tizali dalam Tafsir al-Kasysyaf

(Kajian Kritis Metodologi Zamakhsyari), dalam Jurnal Maghza, vol 1

no. 1 Januari-Juni 2016

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga,

2009

Irham, Masturi, Zuhdi, Muhammad Abidun, Fath, Khalifurrahman,

Ensiklopedia Aliran dan Mazhab di Dunia Islam, Jakarta: Pustaka al-

Kautsar 2015

Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung: Tafakur, 2011

Karim, Abi Al-Fath Muhammad Abdul, Milal wa Nihal, Beirut: dar fikr, 2005

Katsir, Ibnu, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim, Kairo: Dar Al-Hadits

Khallikan, Ibn, Wafayat al-A’yun wa Anba’ Abnauz Zaman, Dar ats-Tsaqafah,

681 H

Ma’arif, Ahmad Syafi’i, Al-Qur’an: Realitas Sosial dan Limbo Sejarah

(Sebuah Refleksi), Bandung: Pustaka Press, 1995

Page 69: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

163

Mahmud, Mani’ Abdul Halim, Metodelogi Tafsir, Kajian Komprehensif

Metode Para Ahli Tafsir, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2006

Majah, Ibnu Abu Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Beirut:

Darul Ihya

Matondang, A. Ya’kub, Tafsir Ayat-Ayat Kalam Menurut al-Qadhi Abdul

Jabbar, Jakarta: Bulan Bintang, 1989

Mazru’ah, Mahmud Muhammad, Târîkh al-Farqu Al-Islâmiyyah, Mesir: Dârul

Manâr, 1991, Cet. I

Muhammad, Abû al-Fadl Jamal Ad-Din, Lisân al-‘Arab, (Beirut: Dâr al-Fikr,

1990

Muhibbin, Zainul, Amr Ma’rûf Nahy Munkar Mu’tazilah dalam Perspektif

Zamakhsarî, Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 2,

No. 1 Juni 2012

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir, Surabaya: Penerbit Pustaka

Progresif, 2002

Muniron, Ilmu Kalam: Sejarah, Metode, Ajaran dan Analisis Perbandingan

Jember: STAIN Jember Press, 2015

Muntohar, Ahmad, Teologi Islam: Konsep Iman antara Mu’tazilah dan

Asy’ariyah, Yogyakarta: Teras Press, 2008

Musa, Yusuf Muhammad, al-Quran dan Filsafat, terj. M. Thalib,

(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1991)

Mustaqim, Abdul, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an: Studi Aliran-Aliran

Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga Modern-

Kontemporer, Yogyakarta: Adab Press, 2014

─────────, Model Penelitian Tokoh (Dalam Teori dan Aplikasi), Jurnal

Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis, Vol. 15, No. 2, 2014

Nasir, Sahilun A., Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran dan

Perkembangannya, Jakrta: Raja Grafindo Persada: 2010

Nasution, Harun, Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta: UI Pers, 1986

Page 70: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

164

─────────, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa dan

Perbandingan, Jakarta: UI Press 1986

Patton, Walter M., Ahmad ibn Hanbal and al-Mihnah, Leiden: Ej. Brill,

Rahman, Taufik, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013

Rasyid Ridha, Muhammad, Tafsir al-Manâr, Kairo: Maktabah Taufiqiyyah

Rozak, Abdul, Anwar, Rosihon, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2016,

Cet. V

Rusli, Ris’an, Teologi Islam: Telaah Sejarah dan Pemikiran Tokoh-Tokohnya,

Jakarta: Prenadamedia Group, 2015

Sabiq, Sayyid, Al-‘Aqâid al-Islamiyyah, Beirut: Darul Kitab al-‘Araby

Saladin, Bustami, Pro dan Kontra Penafsiran Zamakhsyari tentang Teologi

Mu’tazilah dalam Tafsir al-Kasysyaf, dalam al-Ihkam, Vol.V No.1

Jun i 2010

─────────, Penafsiran Zamakhsyari tentang Ayat-Ayat Kalam dalam

Tafsir al-Kasysyâf, Tesis, Institut Ilmu Qur’an Jakarta, 2003

Salimudin, Qira’at dalam Kitab Tafsir (Kajian atas Ayat-Ayat Teologis dalam

al-Kasysyâf dan Mafâtih al-Ghaib, tesis, Yogyakarta: 2016, Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Sarosa, Samiaji, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, Jakarta: PT. Indeks,

2012, Cet. I

Shihab, M. Quraish Vol. XIII, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian

Al-Qur’an, Ciputat: Lentera Hati, 2012

─────────, Lentera Al-Qur’an: Kisah dan Hikmah Kehidupan,

Bandung: Mizan Press, 2008

─────────, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1994

Page 71: AL-USHÛL AL-KHAMSAH PERSPEKTIF ZAMAKHSYARI ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/200/3/216410665...janji dan ancaman, tempat diantara dua tempat dan amar ma’ruf nahi munkar

165

─────────, Study Kritis Tafsir al-Manar, Bandung: Pustaka Hidayah,

1994

Subhi, Ahmad Mahmud, Fi ‘Ilm al-Kalam: Dirasah Falsafiyah li Ara’ al-

Firâq al-Islâmiyah fi Ushul ad-Din, Kairo: Mu’assasah ats-Tsaqafah

al-Jami‘ah, 1982

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2014

Supriyadi, Dedi, Perbandingan Mazhab dengan Pendekatan Baru, Bandung:

CV. Pustaka Setia, 2008

Suyanto, Bagong, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005

Taimiyah, Ibnu, Majmu’ al-Fatawa, Arab Saudi: Maktabah al-Ubaikan

Thahhan, Abu Hafs Mahmud bin Ahmad bin Mahmud, Taisir Mushthalah al-

Hadits, Maktabah al-Ma’arif, 2004

Tim Kashiko, Kamus al-Munir Arab-Indonesia, Surabaya: Kashiko, 2000

Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam Mesir, Ensiklopedi Aliran dan Mazhab

Yahya bin Murtadha, Ahmad, al-Maniyyah wa al-Amalu, Beirut: Haidar

Abadi 1902 M

Yusuf, Muhammad dkk, Studi Kitab Tafsir: Menyuarakan Teks yang Bisu,

Yogyakarta: Penerbit Teras 2004

Yusuf, Yunan, Alam Pemikiran Islam, Pemikiran Kalam, Jakarta:

Prenadamedia Group,2016, Cet. II

Zarkasyi, Amal Fathullah, Dhat dan Sifat Tuhan Dalam Konsep Tauhid

Mu’tazilah, dalam Jurnal Islamica, Vol. 5, No. 1, September 2010

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008, Cet.I