al-mutaradif
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa-bahasa dunia selalu bertambah pengaruhnya, bertambah kosa
katanya dengan tanpa batas disebabkan pergaulan dalam berbahasa
dengan saling pengaru-mempengaruhi satu bahasa terhadap bahasa lain.
Begitu juga Bahasa Arab mempunyai keluasan dalam ungkapan, banyak
kosa kata dan bermacam-macam dalalah. Dikatakan bahwa bahasa arab
adalah bahasa yang sangat luas dan kaya kosa kata baik bahasa arab kuno
apalagi bahasa arab saat sekarang. Melihat keutamaan bahasa arab itu
dapat kita lihat dalam bahasa al-Quran karena al-Quran berbahasa arab.
Kita temukan dalam al-quran dari cara permakaian bahasa, uslub
pengambilannya, bentuk lahjahnya, tak ada bandingannya dengan
bahasa-bahasa lain di dunia.
Dalam pembahasan fiqih lugah, ada yang namanya istilah mustarak
dan muradif, musytarak yaitu satu kata mempunyai makna yang berbeda
dan dalalah menurut penuturnya, sedangkan muradif adalah
kebalikannya, yaitu banyak kosa kata mempunyai pemahaman yang
sama, karena banyak pemakaian akan menghasilkan kosa kata yang baru
dalam kehidupan berbahasa.
Maka dalam makalah ini penulis akan membahas tentang muradif
dalam bahasa arab. Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang definisi
muradif.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan ini ada beberapa masalah tentang taraduf yang
perlu diungkapkan secara nyata, yaitu :
1. Apa Pengertian Taraduf?
2. Bagaimana Pendapat Ulama tentang taraduf?
3. Apa Sebab – sebab terjadi taraduf?
4. Apa faktor-faktor Taroduf dalam Bahasa Arab ?
1 Al-Mutaradif (kelompok 8)
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Taraduf
2. Untuk mengetahui Pendapat Para Ulama tentang taraduf
3. Untuk mengetahui sebab – sebab terjadi taraduf
4. Untuk mengetahui faktor-faktor Taroduf dalam Bahasa Arab
2 Al-Mutaradif (kelompok 8)
BAB II
AL-MUTARADIF
A. Pengertian Al –Mutaradif )Synonyme الترادف )
Secara etimologi istilah sinonim (Bahasa Indonesia) diambil dari
bahasa inggris yaitu ‘synonymy’. Kata ‘synonymy’ sendiri berasal dari
bahasa yunani kuno, yaitu ‘onoma’ yang berarti nama dan ‘syn’ yang
berarti dengan. Dengan kata lain, sinonim ialah satu kata beragam makna
atau beragam kata satu makna. Contoh, kata tanggal untuk menunjukkan
hari atau lepas dan kata stop, singgah dan mampir untuk menunjukkan
makna berhenti. Sedangan menurut Al-Jurjani ada beberapa definisi
taraduf, yaitu ; Taraduf ialah Sesuatu yang berarti satu tetapi maknanya
banyak. Dan Taraduf ialah Suatu ungkapan yang memiliki satu
pemahaman. Kemudian menurut Imam Fakhruddin, taraduf ialah lafaz
yang tunggal yang memiliki satu pengertian. Pendapat lain mengatakan
bahwa taraduf ialah satu makna dan berbeda lafaznya. Menurut al-
Jurjani, sebab dinamakan taraduf karena taraduf memiki satu makna dan
namanya banyak, taraduf lawannya musytarak.
Sedangkan secara terminology, Kridalaksana menyebutkan, sinonim
adalah “Bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk
lain kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat,
walaupun umumnya yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja”.
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal istilah mati, mampus, wafat dan
meninggal, kesemuanya adalah kata-kata yang bersinonim antara satu
sama lain.
Sinonim digunakan untuk menyatakan sameness of meaning
‘kesamaan arti’. Hal tersebut dilihat dari kenyataan bahwa para penyusun
kamus menunjukkan sejumlah perangkat kata yang memiliki makna
sama, semua bersifat sinonim, atau satu sama lain sama makna, atau
hubungan diantara kata-kata yang mirip (dianggap mirip) maknanya.
Dengan demikian kita dapat mencari makna, Misal; kata pandai
bersinonim dengan cerdas dan pintar; ringan bersinonim dengan enteng;
3 Al-Mutaradif (kelompok 8)
lafal bersinonim dengan ucapan; kotor bersinonim dengan noda, dan
sebagainya.
Menurut soedjito, Sinonim ialah: dua kata atau lebih yang
maknanya sama atau hampir sama (mirip). Sinonim itu terdapat pada
tataran kalimat, frase, kata, dan morfem (Verhar, 1977:132)
Dalam bahasa arab, sinonim disebut dengan الترادف , Defenisinya
adalah : الترادف : هو عبارة عن وجود كلمتين فاكثر
لها داللة واحدة
Sinonim (Al-Taraduf) adalah dua kata atau lebih yang maknanya
kurang lebih sama. Dikatakan “kurang lebih” karena memang, tidak akan
ada dua kata berlainan yang maknanya persis sama.
Sedangkan menurut Ya’qub, الترادف Ialah:
ماختلف لفظه واتفق معناه, او هو اطالق عدة كلمات
علي مدلول واحد
Artinya: “Berbeda arti pada satu lafas, Atau Beragam lafas tapi satu
makna”.
Menurut Umar:
الترادف و هو ان يدل اكثر من لفظ علي معني واحد
Artinya: “sinonim adalah banyak lafaz tapi satu arti”.
Meski dengan ungkapan yang berbeda, namun hakikat dan tujuan
ketiga defenisi diatas adalah sama, Misalnya: kata dan االسد
.”yang menunjukkan satu arti yaitu: “Binatang Buasاالسامة
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya taroduf adalah beberapa
lafazh yang mempunyai satu makna. Contohnya dalam bahasa arab قعد
dengan , Hالحّب سبيل , dengan جلس Hالود dengan صراط . Relasi sinonim
ini bersifat dua arah . maksudnya, kalau satu ujaran A bersinonim
dengan satu ujran B, maka satuan ujaran B itu bersinonim dengan satuan
ujaran A. secara konkret kalau kata جلس bersinonim dengan kata قعد ,
maka kata قعد itupun bersinonim dengan kata جلس . perhatikan bagan
berikut!
4 Al-Mutaradif (kelompok 8)
قعد جلس
B. Pendapat Ulama Tentang taroduf
Renan dalam bukunya dirasatihi li ligah samiyah menulis, bahwa De
Hammer mengumpulkan lebih kurang 5644 kosa kata tentang untuk kata
aljaml. Dia tidak memfokuskan pembahsan tentang nama-nama aljml
dan muradifnya, tetapi mengumpulkan setiap apa yang berhubungan
dengan segala yang berkaitan dengan aljml itu. Dia mendapatkan bahwa
dalam kehidupan orang arab banyak kosa kata yang sesuai dengan kata
aljaml dalam kondisi yang berbeda
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Imam Fakhruddin
memberikan definisi tentang taraduf dengan lafaz-lafaz yang mufrad
menunjukkan sesuatu dengan makna yang satu. Seperti kata السيف
dan , الصارم kata ini menunjukkan arti yang sama tetapi memiliki
perbedaan dari segi zat dan sipatnya. Dipihak lain ada fungsi muradif,
yaitu sebagai taukit dan tabi’. Dua kata yang muradif memberikan
pengertian yang lain seperti kata االنسان dengan , البشر dan sebagai
taukit (penguat) berfungsi untuk menguatkan kata yang pertama. Dan
juga , taraduf sebagai tabi’, yaitu tidak memfaedahkan sesuatu seperti
kata عطشان dan نطشان .
Menurut Imam Fakhruddin sebagian orang mengingkari adanya
taraduf, mereka katakan bahwa suatu kata yang dianggap taraduf
sebenarnya berjauhan maknanya dari segi nama zat, nama sipat, atau
sipat dari sipat.
Imam Taj al-Subki dalam kitab syarhulminhaj berkata sebagian
ulama bahasa mengengkari adanya taraduf dalam bahasa Arab. Sesuatu
yang dianggap taraduf, sebenarnya berjauhan dari segi sipat, seperti kata
dengan االنسان dipandang dari sipat pelupa atauاالنسان kata ,البشر
sipat lemah lembut sedangkan البشر dipandang dari segi kulitnya.1[4]
1
5 Al-Mutaradif (kelompok 8)
Menurut Taj, yang berpendapat seperti ini adalah Abu Husen
Ahmad bin Farits dalam kitabnya Fiqhullugah al ‘arabiyah wa Sunan
arab wa kalamuha yang dia nuqil kari gurunya yaitu Abi Abas tsa’labi.
Dan juga ibnu shilah dalam kitabnya yang bernama nakat. Dalam kitab
Dirasah fi Fiqhu lugah mengatakan Dr Subhi Shaleh mengatakan bahwa
sebagian ulama terdahulu mengengkari adanya taraduf dalam bahasa
arab. Abu Ali alfarisi berkata “ aku duduk dengan Saifuddaulah yang
dihadiri oleh sekelompok ahli bahasa, diantaranya dihadiri oleh Ibnu
Khalaweh, saya telah menghafal 50 kosa kata tentang assaif, lalu abu ali
tersenyum, dia berkata apa yang dihafal itu nanya berarti satu nama yaitu
saif, lalu Ibnu Khalaweh menjawab, bagaimana dengan kata almuhand,
sharim, dan selainnya ?. Abu ali menjawab selain kata saif itu adalah
sipat-sipatnya.
Maka Ibnu farits berpendapat dinamakan sesuatu dengan nama yang
berbeda, seperti kata saif, muhanid, dan hisam. Namanya satu yaitu saif,
sedangkan muhanid dan hisam adalah gelar sipatnya. Lalu timbul
bantahan dari orang-orang yang berpendapat adanya taraduf dalam
bahasa arab, yaitu andaikan tidak dua makna berbeda tidak boleh
mengungkapkan sesuatu kata dengan kata lain, seperti memaknai raib
dengan syak adalah salah , begitu juga memaknai bu’d dengan nakyi
salah juga. Sebagaimana dalam syair,
والبعد النأى دونها من أتى . وهند Abu Farits menjawab, ungkapan
tersebut hanya merupakan peminjaman kata, kita bukan mengatakan dua
lafaz yang berbeda tetapi masing-masingnya mempunyai makna. Ibnu
farist tidak melihat perbedaan yang halus antara nama dengan sipat atau
nama lain, tetapi dia melihat bersama gurunya (Tsa’lab ), bahwa makna
yang timbul yang terdapat pada kata kerja yang mempunyai perbedaan
yang halus yang tidak masuk kedalam kata taraduf, seperti kata, مضى
, , , هجع , , , نام ورقد جلس قعد و انطلق .begitu juga kata-kata lain , .ذهّب
Untuk menguatkan pendapatnya diatas, Ibnu Farits menjelaskan
perbedaan kata kerja diatas. , قعد ثم maka قام kata qaada
6 Al-Mutaradif (kelompok 8)
dipergunakan setelah berdiri, مضطجعا sedangkan kata jalasa فجلس
dipergunakan setelah berbaring, dan ini berlaku pada kata-kata lain.
Para ulama ingin melihat perbedaan yang halus diantara lafaz-lafaz
yang dipergunakan , lalu mereka mengelompokkan terhadap sesuatu
yang berbeda nama dengan berbeda keadaan, seperti kata كأس apabila
ada makanan, apabila tidak ada makanan namanya khawan, kata خوان
. كوب apabila ada urwah, apabila tidak ada urwah namanya كوز
Menurut Dr Subhi Shaleh dalam kitabnya Dirasah fi fiqh lugah,
kami tidak ingin terhadap hal ini untuk mengingkari bersama Ahmad
farits terhadap adanya taraduf tetapi kami ingin mengambil jalan tengah
terdadap pendapat kami, yaitu kami memegangi pendapat aliran yang
mengatakan adanya taraduf.
Al-Murodif (Synonyme) merupakan fenomena kebahasaan yang
alami yang terjadi pada setiap bahasa arena adanya lahjat (Dialek) yang
saling menjelasan dalam mufrodat atau pun maknanya. Tidak mungiin
setiap abilah arab menyebut sesuatu dengan satu sebutan/nama. Ita juga
melihat bahwa taraduf terjadi dalam bahasa arab fusha padahal bahasa
arab fusha itu merupaan bahasa yang digunakan bersama oleh kabilah-
kabilah arab jahiliyah, bahkan dalam al-Quran juga ditemukan taraduf ini
karena al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Fushha tersebut.
C. Sebab – Sebab Adanya Tarad’uf
Ulama ushul memperingatkan terhadap masalah ini, ketika mereka
menafsirkan tentang adanya taraduf disebabkan adanya dua pencetus
bahasa yang berbeda dari dua kabilah yang mana kabilah pertama
menggunakan satu nama sedangkan kabilah yang lain memakai nama
yang berbeda untuk satu benda tanpa ada komunikasi yang berjalan
antara satu dengan yang lainnya, lalu terkenal dua pencetus bahasa itu
atau salah satu pencetus bahasa menggunakan bahasa kabilah yang lain.
Ini terjadi terhadap segala bahasa secara umum.
Sedangakan dari banyaknya taraduf dalam Bahasa Arab kembali
kepada beberapa sebab diantaranya :
7 Al-Mutaradif (kelompok 8)
1) Banyaknya perpindahan lafazh Taraduf dari lahjat arab ke lahjah Quraisy
karena lamanya proses percampuran antara keduanya. Dari mufrodat-
mufrodat ini banyak mufrodat yang tidak dibutuhkan oleh bangsa
Quraisy karena ada bandingannya, dan kondisi seperti ini mengarah pada
perkembangan Taraduf dalam nama, sifat atau bentuk.
2) Penulis mu’jam mengambil mufrodat dari lahjat yang bermacam-macam,
sehingga mu’jam tersebut mencakup mufrodat-mufrodat yang tidak
digunakan dalam bahasa Quraisy.
3) Para penulis Mu’jam tidak membedakan anatra makna hakiki dan
makana majazi, sehingga banyak mufrodat yang semestinya makna
hakiki tetapi digunakan untuk makna yang mazaji.
4) Banyaknya perpindahan dari sifat-sifat satu nama pada makna nama yang
disifatinya. pada
5) Kebanyakan dari lafazh taraduf hakikatnya bukanlah taraduf, tetapi
lafazh itu lebih menunjukan kepada keadaan khusus. Contoh lafazh :
،رمق
رنا شفن، حدج، lafazh – lafazh ini لحظ، menunjukan makna melihat
tetapi melihat dengan cara yang berbeda-beda. menunjukan makna رمق
melihat dengan semua mata (Melotot) , ,menunjukan makna melirik لحظ
menunjukan حدج makna menoleh, menunjukan رفن makna menatap
dengan tatapan yang lama.
6) Banyaknya perpindahan dari lafazh-lafazh samiyah dan muwalladah,
juga lafazh yang diragukan kearabanya ke dalam Bahasa Arab.
7) Banyaknya Tashif (Kekeliruan penulisan) dalam buku-buku Bahasa Arab
terdahulu, khususnya ketika tulisan arab luput dari syakal, titik dan
harakat.
D). Faktor–Faktor Taraduf Dalam Bahasa Arab
Sinonim dalam bahasa arab, terjadi karena beberapa factor, Wafi
menyimpulkan sebagai berikut :
a) Karena bahasa arab (Bahasa Quraish) sangat terbuka dengan respon
terhadap beberapa dialeg-dialeg bahasa Arab disekitarnya. Dengan
8 Al-Mutaradif (kelompok 8)
demikian, bahasa Arab banyak menyerap kosa-kata dialek lain yang
maknanya juga sama.
b) Karena beberapa penyusun kamus bahasa arab tidak melakukan
seleksi yang ketat dalam menulis kosa kata bahasa Arab. Oleh
karena itu, banyak kosa kata bahasa lain, khususnya bahasa-bahasa
rumpun semit masuk kedalam bahasa Arab yang artinya sama.
c) Pada hakekatnya beberapa kata yang dianggap bersinonim itu
memiliki arti khusus. Namun karena ditemukan adanya kesamaan
maka disebut bersinonim. Seperti kata keduanya , قعد dan جلس
berarti ‘duduk’. Tapi pada hakikatnya kata جلس berarti ‘duduk dari
berdiri’. Sementara قعد berarti ‘duduk dari berbaring’.
Menurut Abdul Chaer dalam buku linguistik, dua buah ujaran yang
bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidak samaan itu terjadi
karena berbagai factor, antara lain :
Pertama, faktor waktu. Umpamanya kata hulubalang bersinonim
dengan kata komandan. Namun, kata hulubalang memiliki pengertian
klasik sedangkan kata komandan tidak memiliki pengertian klasik.
Dengan kata lain, kata hulubalang hanya cocok digunakan pada konteks
yang bersifat klasik; padahal kata komandan tidak cocok untuk konteks
klasik itu.
Kedua, factor tempat atau wilayah. Misalnya, kata saya dan beta
adalah dua buah kata yang bersinonim. Namun, kata saya dapat
digunakan dimana saja, sedangkan kata beta hanya cocok untuk wilayah
Indonesia bagian timur, atau dalam konteks masyarakat yang berasal
dari Indonesia bagian timur.
Ketiga, factor keformalan. Misalnya, kata uang dan duit adalah dua
buah kata yang bersinonim. Namun kata uang dapat digunakan dalam
ragam formal, sedangkan kata duit hanya cocok untuk ragam tak formal.
Keempat, factor sosial. Umpamanya, saya dan aku adalah dua buah
kata yang bersinonim, tetapi dapat digunakan oleh siapa saja dan kepada
siapa saja; sedangkan kata aku hanya dapat digunakan terhadap orang
9 Al-Mutaradif (kelompok 8)
yang sebaya, yang dianggap akrab, atau kapada yang lebih muda atau
lebih rendah kedudukan sosialnya.
Kelima, bidang kegiatan. Umpamanya kata matahari dan surya
adalah dua buah kata yang bersinonim. Namun, kata matahari bisa
digunakan dalam kegiatan apa saja, atau dapat digunakan secara umum;
sedangkan kata surya hanya cocok digunakan pada ragam khusus.
Terutama ragam sastra.
Keenam, factor nuansa makna. Umpamanya kata-kata melihat,
melirik, menonton,meninjau, mengitip adalah sejumlah kata yang
bersinonim. Namun antara yang satu dengan yang lainnya tidak selalu
dapat dipetukarkan, karena masing-masing memiliki nuansa makna yang
tidak sama. Kata melihat memiliki makna umum; kata melirik memiliki
makna melihat dengan sudut mata; kata menonton memiliki makna
melihat untuk kesenangan; kata meninjau memiliki makna melihat dari
tempat jauh; dan kata mengintip memiliki makna melihat dari atau
melalui celah sempit. Dan dengan demikian, jelas kata menonton tidak
dapat diganti dengan kata melirik karena memiliki nuansa makna yang
berbeda, meskipun kadua kata itu dianggap bersinonim.
Dari keenam factor yang dibicarakan diatas, bisa disimpulkan,
bahwa dua buah kata yang bersinonim tidak akan selalu dapat
dipertukarkan atau disubstitusikan.
Karena bahasa arab (Bahasa Quraish) sangat terbuka dengan respon
terhadap beberapa dialeg-dialeg bahasa Arab disekitarnya. Dengan
demikian, bahasa Arab banyak menyerap kosa-kata dialek lain yang
maknanya juga sama.
10 Al-Mutaradif (kelompok 8)
قعد جلس
KESIMPULAN
Taroduf adalah beberapa lafazh yang mempunyai satu makna.
Contohnya dalam bahasa arab قعد dengan , Hالحّب الودdengan , H جلس
,Relasi sinonim ini bersifat dua arah . maksudnya . صراط dengan سبيل
kalau satu ujaran A bersinonim dengan satu ujran B, maka satuan ujaran
B itu bersinonim dengan satuan ujaran A. secara konkret kalau kata
itupun bersinonim قعد maka kata , قعد bersinonim dengan kata جلس
dengan kata جلس . perhatikan bagan berikut!
ibnu shilah dalam kitabnya yang bernama nakat. Dalam kitab
Dirasah fi Fiqhu lugah mengatakan Dr Subhi Shaleh mengatakan bahwa
sebagian ulama terdahulu mengengkari adanya taraduf dalam bahasa
arab. Abu Ali alfarisi berkata “ aku duduk dengan Saifuddaulah yang
dihadiri oleh sekelompok ahli bahasa, diantaranya dihadiri oleh Ibnu
Khalaweh, saya telah menghafal 50 kosa kata tentang assaif, lalu abu ali
tersenyum, dia berkata apa yang dihafal itu nanya berarti satu nama yaitu
saif, lalu Ibnu Khalaweh menjawab, bagaimana dengan kata almuhand,
sharim, dan selainnya ?. Abu ali menjawab selain kata saif itu adalah
sipat-sipatnya.
Faktor–Faktor Taraduf Dalam Bahasa Arab Karena bahasa arab
(Bahasa Quraish) sangat terbuka dengan respon terhadap beberapa
dialeg-dialeg bahasa Arab disekitarnya. Dengan demikian, bahasa Arab
banyak menyerap kosa-kata dialek lain yang maknanya juga sama.
11 Al-Mutaradif (kelompok 8)