al kindi

23
Al- Kindi Biografi dan Pemikiran

Upload: uin-syarif-hidayatullah-jakarta

Post on 21-Jun-2015

412 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

al-kindi

TRANSCRIPT

Page 1: Al kindi

Al-Kindi

Biografi dan Pemikiran

Page 2: Al kindi

Biografi Sosial

• Nama aslinya Abu Yusuf Yakub ibn Ishaq ibn al-Shabbah ibn Imran ibn Muhammad ibn al-Asy’as ibn Qais al-Kindi

• Ia lahir di Kuffah sekitar 185 H (801 M)

• tidak ada kepastian tentang tanggal kelahiran, kematian, dan siapa saja yang pernah menjadi gurunya.

Page 3: Al kindi

Sekilas Tentang Kecerdasan al-Kindi

• Termasuk dalam “Golongan Dokter” dalam buku Thabaqat al-Athibba karya ibn Juljul.

• Menjelaskan dan menyingkap berbagai permasalahan yang sulit dipahami.

• menguasai ilmu yang berkembang pada waktu itu.kedokteran, filsafat,

semantik, geometri, aljabar, ilmu falak, astronomi, dan musik.

Page 4: Al kindi

Karya-karya al-KindiLebih dari 270 buku, antara lain:

• Kitab al-Kindi ila al-Mu’tashim billah fi al-Falsafah al-Ula (tentang filsafat pertama)

• Kitab al-falsafah al-dakhilat wa al-masa’il al-manthiqiyyah wa al-muqtashah wa mafawka al thabi’iyyah (tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah-masalah logika dan muskil dan serta metafisika).

• Kitab fi annahu laa tanalu al-falsafah illa bi ‘ilm al-riyadhiyyah (tentang filsafat tidak dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matematika).

• Kitab fi qashd aristhathalis fi al-maqulat (tentang maksud-maksud aristoteles dalam kategori-kategorinya).

• Kitab fi ma’iyyah al-‘ilm wa aqsamihi (tentang sifat ilmu pengetahuan dan klasifikasinya).

• Dan lain-lain.

Page 5: Al kindi

Pemikiran-pemikiran

• Filsafat dan Agama• Metafisika• Keabadian• Psikologi• Moral• Ilmu Pengetahuan• Tidur dan Mimpi• Psikoterapi• Kebahagiaan

Page 6: Al kindi

a. Filsafat dan Agama

• Al-Kindi berusaha memadukan antara agama dan filsafat. Menurutnya, filsafat adalah pengetahuan yang benar. Al-Quran yang membawa argumen-argumen yang lebih meyakinkan dan benar tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan filsafat. Karena itu, mempelajari filsafat dan berfilsafat tidak dilarang, bahkan teologi adalah bagian dari filsafat, sedangkan umat islam diwajibkan mempelajari teologi.

Page 7: Al kindi

Pengingkaran terhadap hasil-hasil filsafat karena adanya hal-hal yang

bertentangan dengan apa yang menurut mereka telah mutlak

digariskan al-Quran. Hal semacam ini, menurut al-Kindi, tidak dapat dijadikan alasan untuk menolak

filsafat, karena hal itu dapat dilakukan ta’wil.

Page 8: Al kindi

Perbedaan Filsafat dengan Agama:1. Filsafat termasuk humaniora yang dicapai filsuf dengan

berpikir, belajar, sedangkan agama adalah ilmu ketuhanan yang menempati tingkat tertinggi karena diperoleh tanpa melalui proses belajar, dan hanya diterima secara langsung oleh para rasul dalam bentuk wahyu.

2. Jawaban filsafat menunjukkan ketidakpastian (semu) dan memerlukan berpikir atau perenungan. Sedangkan agama lewat dalil-dalilnya yang dibawa al-Quran memberi jawaban secara pasti dan meyakinkan dengan mutlak. Bandingkan dengan Qs. Yasin: 79-81.

3. Filsafat menggunakan metode logika, sedangkan agama mendekatinya dengan keimanan.

Page 9: Al kindi

b. Metafisika

• Di dalam alam terdapat benda-benda yang dapat ditangkap oleh panca indera. Benda-benda itu merupakan juz’iyah (particulars). Yang penting bagi filsafat, kata al-Kindi, bukan juz’iyah yang tak terhingga banyaknya itu, tetapi hakikat yang terdapat didalam juz’iyah itu, yaitu kulliah (universals). Tiap-tiap benda mempunyai dua hakikat, hakikat sebagai juz’i dan ini disebut aniah, dan hakikat sebagai kulli dan ini disebut mahiyah yaitu hakikat yang bersifat universal dalam bentuk genus dan spesies.

Page 10: Al kindi

c. Keabadian

Dalam hal membuktikan adanya Tuhan, al-Kindi mengemukakan dalil empiris, yaitu

1. Dalil baharu alam2. Dalil keragaman dan kesatuan3. Dalil pengendalian alam

Page 11: Al kindi

d. Psikologi

I. JiwaII. AkalIII.Teori

Pengetahuan

Page 12: Al kindi

• jiwa adalah tunggal, tidak tersusun, tidak panjang, dalam dan lebar.

• Jiwa mempunyai arti penting , sempurna, dan mulia.

• Subtansinya berasal dari subtansi Allah.• Pada jiwa manusia terdapat tiga

daya: daya bernafsu (yang terdapat di perut), daya marah (terdapat di dada), dan daya pikir (berputar pada kepala).

Jiwa

Page 13: Al kindi

• Menurut al-Kindi akal dibagi menjadi tiga macam: akal yang bersifat potensil; akal yang keluar dari sifat potensil dan aktual; dan akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas.

Sifat-sifat akal yang ketiga:a.       Merupakan akal pertamab.      Selamanya dalam aktualitasc.       Merupakan spesies dan genusd.      Membuat akal potensil menjadi aktual berpikire.       Tidak sama dengan akal potensil tetapi lain

dari padanya

Akal

Page 14: Al kindi

Al kindi membagi akal menjadi empat yaitu

1. Akal yang berada dalam potensialitas atau akal potensial atau materiil

2. Akal yang selalu berubah dari potensialitas ke aktualitas

3. Akal manifest4. Akal yang selalu actual

Teori Pengetahuan

Page 15: Al kindi

e. Moral• Menurut al-Kindi, filsafat harus

memperdalam pengetahuan manusia tentang diri dan bahwa seorang filsuf wajib menempuh hidup susila. Hikmah sejati membawa serta pengetahuan serta pelaksanaan keutamaan. Kebijaksanaan tidak dicari untuk diri sendiri (aristoteles), melainkan untuk hidup bahagia (stoa). Tabiat manusia baik, tetapi ia digoda oleh nafsu. Konflik itu dihapuskan oleh pengetahuan (paradoks Socrates). Manusia harus menjauhkan diri dari keserakahan. Milik memberatkan jiwa.

Page 16: Al kindi

f. Ilmu Pengetahuan

pengetahuan manusia itu pada dasarnya terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu : 

(a) Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan indera disebut pengetahuan inderawi

(b) Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan akal disebut pengetahuan rasional, 

(c)  pengetahuan yang diperoleh langsung dari Tuhan disebut dengan

pengetahuan isyraqi atau iluminatif.

Page 17: Al kindi

g. Tidur dan Mimpi

• Tidur adalah membiarkan pengunaan jiwa untuk semua alat indera. Jika kita tidak melihat, tidak mendengar, tidak merasa, tidak mencium, tidak meraba, tanpa sebab penyakit yang biasa dan kita dalam keadaan normal, maka kita disebut sedang tidur

• proses pemanfaatan pikiran oleh jiwa dan proses peniadaan pemanfaatan pikiran oleh indera. Al-Kindi mengembalikan perilaku mimpi kepada proses daya fantasi atau imajinasi, yaitu daya yang memahami bentuk-bentuk indrawi yang bebas dari materinya dan ia menjalankan fungsinya pada situasi tidur dan sadar secara bersama-sama.

Page 18: Al kindi

h. Psikoterapi

• Al-Kindi memiliki buku kecil tentang obat duka yang berjudul fii al-Hiilah li Daf’i al-Ahzan (Kiat Melawan Kesedihan). Ia mendefiniskan kesedihan sebagai gangguan psikis (neurosis) yang terjadi karena kehilangan hal-hal yang dicintai dan yang diinginkan.

• Oleh karena itu, orang yang menjadikan kecintaan dan keinginannya bersifat indrawi, maka ia aka menjadi sasaran perasaan bagi gangguan kesedihan. Lalu lantaran keinginan dan kecintaan yang bersifat indrawi mengalami kehancuran dan kemusnahan, maka orang akan bersedih karenanya. Sedangkan kecintaan dan keinginan yang bersifat rasional selalu abadi dan konstan serta tidak mengalami kehancuran dan kehilangan. Itu sebabnya, orang yang ingin bahagia dan mencegah dirinya dari gangguan kesedihan, maka ia harus menjadikan kecintaan dan keinginannya didunia rasional, bukan pada dunia indrawi.

Page 19: Al kindi

i. Kebahagiaan

kebahagiaan dalam pandangan al-Kindi bukanlah dengan mencapai keinginan dan kesukaan yang bersifat inderawi,

duniawi, dan artifisial. Tetapi kebahagiaan diperoleh melalui pencapaian keinginan dan kesukaan yang bersifat rasional, baik dalam meneliti, memikirkan, membedakan

dan mengenal hakikat segala sesuatu.Jadi, kebahagiaan sejati bagi manusia ialah berupa kenikmatan yang bersifat Illahiah dan ruhaniah, yang

dapat dicapai manusia jika dalam keadaan suci dari noda syahwat dan kenikmatan indrawi. Serta mendekatkan diri

kepada Allah sehingga Dia memancarkan cahaya dan rahmat-Nya. Alhasil pada saat itu manusia merasakan

kenikmatan abadi di atas segala kenikmatan indrawi yang dapat dicapai dari kenikmatan hidup duniawi.

Page 20: Al kindi

Referensi

Nasution, Harun. 1973. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Nasution, Hasyimsyah. 1997. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Utsman Najati, Muhammad. 1993. Jiwa dalam Pandangan Filosof Muslim. Bandung: Pustaka Hidayah

Page 21: Al kindi
Page 22: Al kindi

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan Ta’wil?2. Bagaimana pendapat al-Kindi tentang waktu terkait

dengan juz’i dan aniah?3. Mengapa al-Kindi mengatakan pusat indrawi

berada di otak? Sedangkan dalam al-Qur’an di hati4. Contoh ilmu pengetahuan indrawi, rasional, dan

illumitatif?5. Yang dimaksud illuminati?6. Maksud dari ‘akal yang berada dalam

potensialitas’?7. Bedanya sekte illuminati dengan atheis?

Page 23: Al kindi