al-haal.doc

19
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan tentang posisi suatu kata dalam kalimat sangat penting agar kata itu dapat dibaca atau diucapkan dengan benar sesuai makna kalimat yang dimaksudkan. Salah membaca atau mengucapkan suatu kalimat, akan mengakibatkan pengertian yang lain. Salah satu pembahasan dalam bahasa Arab adalah al-Hāl yang merupakan suatu posisi dalam kalimat. Satu kata atau susunan kata yang menempati posisi itu haruslah di nashab. Sedang maknanya dalam bahasa Indonesia menunjukkan keterangan keadaan. Pembahasan ini sangat penting dipahami dan dikuasai khususnya dalam upaya menguasai dan memahami bahasa Arab dengan baik dan benar. Adapun pembahasan mengenai al-Hāl yang terpenting untuk dipahami adalah pengertian al-Hāl itu sendiri, pembagian dan rukun-rukun al-Hāl, serta contoh-contoh penggunaannya. Oleh karena itu penulis akan menguraikan

Upload: thelightness-nur

Post on 19-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengetahuan tentang posisi suatu kata dalam kalimat sangat penting agar kata itu dapat dibaca atau diucapkan dengan benar sesuai makna kalimat yang dimaksudkan. Salah membaca atau mengucapkan suatu kalimat, akan mengakibatkan pengertian yang lain. Salah satu pembahasan dalam bahasa Arab adalah al-Hl yang merupakan suatu posisi dalam kalimat. Satu kata atau susunan kata yang menempati posisi itu haruslah di nashab. Sedang maknanya dalam bahasa Indonesia menunjukkan keterangan keadaan. Pembahasan ini sangat penting dipahami dan dikuasai khususnya dalam upaya menguasai dan memahami bahasa Arab dengan baik dan benar.

Adapun pembahasan mengenai al-Hl yang terpenting untuk dipahami adalah pengertian al-Hl itu sendiri, pembagian dan rukun-rukun al-Hl, serta contoh-contoh penggunaannya. Oleh karena itu penulis akan menguraikan persoalan ini dengan runtut supaya dapat dipahami persoalan ini dengan jelas. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian al-Hl?2. Bagaimana Pembagian al-Hl?3. Bagaimana Rukun al-Hl?4. Bagaimana Al-Jumlah bada al-Nakirah?BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian al-Ha>l

Menurut Muhammmad Muhyi al-Di}>n Abd. al-Hami>d, ditinjau dari segi bahasa, al-Hl berarti ( ( , apa yang terjadi pada diri manusia, baik atau buruk. Istilah al-Ha>l dalam bahasa Indonesia sama dengan keterangan keadaan. Biasanya keterangan keadaan ditandai dengan kata dengan ... atau secara .... Misalnya:

Ahmad minum dengan berdiri.

Fatiyah menyanyi dengan gembira.

Para murid bekerja bakti secara sungguh-sungguh.

Kalimat-kalimat di atas dalam bahasa Arab terjemahnya sebagai berikut:

Al-Hl merupakan al-ism al-manshb yang memberikan keterangan keadaan yang samar, dan al-Hl tidak akan terjadi kecuali dengan Ism al-nakirah dan tidak pula terjadi kecuali sesudah kalam sempurna, yakni, al-Hl itu tidak terjadi pada pertengahan kalam dan tidak terjadi Shhib al-Hl (pelaku al-Hl) kecuali harus Ism al-marifah.

Syarat-syarat al-Hl itu ada tiga macam, yaitu:

1. Hendaknya al-Hl dengan Ism al-nakirah.2. hendaknya al-Hl sesudah kalam sempurna.

3. Shhib al-Hl (pelaku al-Hl) hendaknya Ism al-marifah. Al-Hl dalam bahasa Arab sebagaimana contoh di atas adalah menerankan keadaan subyek. Jika subyeknya tunggal laki-laki, maka al-Hl harus tunggal laki-laki (mufrad muzakkar). Jika subyeknya tunggal perempuan (mufrad muannast), maka al-Hl-nya juga tunggal perempuan. Jika subyeknya jama laki-laki (jama muzakkar), maka al-Hl-nya juga jama laki-laki. Dan, jika subyeknya jama perempuan (jama muannast), maka al-Hl juga jama perempuan.Perhatikan masing-masing contoh berikut ini:

-

-

- -

Al-Hl dalam bahasa Arab selalu dibaca . Tanda-tanda nashab di antaranya adalah:

Fathah, pada isim mufrad, contoh: Ya, pada isim jama muzakkar, contoh: Kasrah, pada isim jama muannast, contoh: Ya, pada isim mutsanna, contoh:

-- al-Hl adalah sebuah istilah tata bahasa bahasa Arab yang berarti keadaan pada waktu kata kerja utama terjadi. Adapun beberapa contoh dalam Al-Quran di antaranya:((((((((((( (((((((((Mereka tinggalkan kamu sedang sendiri(((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( (Dia telah menundukkan bagimu, matahari dan bulan((((((( ((((((( ((((((( (((((( ((((((((((Dia yang berjalan terjungkal di atas mukanya(((((((((( (( (((((((((( Berdirilah untuk Allah dengan khusyuk((((((((( ((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((( Mereka melaluinya, sedang mereka berpaling darinya ((((((((( ((((((((((( (((( (((((((( (((((((((( (((((((( ((((((((((( ( Dan orang-orang yang berzikir kepada Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring.

B. Pembagian al-Ha>l Al-Ha>l dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Al-Ha>l al-Mufrad

Ialah al-Ha>l yang bukan berupa jumlah atau Syibh al-Jumlah. Kalimat itu biasanya berupa al-Ism al-Musyta>q yang di ira>b nashab.

Contoh: - - - Ada juga bentuk al-hl dalam ism jmid (ism yang tidak berasal dari bentuk fiil), akan tetapi ini sedikit, di antaranya dalam tiga hal, yaitu:

a. Apabila menunjukkan kepada at-Tasybh, yakni majas atau perumpamaan. Misalnya: b. Apabila menunjukkan kepada adanya transaksi, misalnya: c. Apabila menunjukkan kepada tartib, misalnya:

2. Al-Ha>l Jumlah

Ialah al-Ha>l yang terdiri dari jumlah, baik jumlah ismiyyah maupun jumlah filiyyah. Jumlah yang menjadi al-Ha>l tersebut, hukumnya menempati tempat nashab (mahallu al-Nashab).Contoh:

- : . - : Syarat al-Ha>l Jumlah adalah, mengandung ra>bith (penghubung) yang menghubungkan al-Ha>l dengan Sha>hib al-Ha>l. Ra>bith ini berupa dhami}}>r ) ( atau wa>wu ) ). Contoh al-Ha>l jumlah yang mengandung ra>bith (penghubung) berupa dhami}}>r:

. Adapun contoh al-Ha>l yang mengandung ra>bith (penghubung) berupa wa>wu:

3. Al-Ha>l Syibhu al-Jumlah Ialah al-Ha>l yang terdiri dari (Dzarf atau al-Ja>r wa al-Majru>r).Contoh Syibhu al-Jumlah dari al-Zharf:

-

Contoh Syibhu al- Jumlah dari al-Ja>r wa al-Majrur:

- C. Rukun al-Ha>l Al-Ha>l terdiri atas tiga rukun, yaitu:

1. Al-Ha>l sebagai contoh: 2. Shhib al-Hl (pelaku al-Hl)Shhibul al-Hl terbagi dua bagian, yaitu:a. Shhib al-Hl Marifah, di antaranya:

(1 Fail dalam Jumlah, misalnya: 2) Maful Bih, misalnya: 3) Majrr dengan huruf Jar, misalnya: b. Shhib al-Hl al-Nakirah. Masalah Shhib al-hl al-Nakirah ini akan dibahas dalam sub bab selanjutnya. 3. mil Adapun mil dalam al-Hl seperti di bawah ini:a. Fiil, misalnya: b. Dalam makna Fiil, terbagi di antaranya:1) Ism Fiil, misalnya: 2) Ism Isyrah, misalnya: 3) Adawt al-Istifhm, misalnya: 4) Al-Jr wa al-Majrr, misalnya: D. Pada umumnya kaidah al-Jumlah bada al-Nakirah adalah al-shifah, sedangkan al-Jumlah bada al-Marifah adalah al-Hl. Namun demikian, terdapat pengecualian, yakni ketika ada al-rbith (misalnya ada wawu) yang mendahului jumlah al-Jumlah bada al-Nakirah, maka itu termasuk al-Hl, misalnya seperti contoh berikut ini:

Dan jika tidak ada rbith (misalnya ada wawu) yang mendahului al-Jumlah bada al-Nakirah, maka itu akan menjadi Shifah dan bukan termasuk al-Hl, misalnya seperti contoh berikut ini:

BAB III

PENUTUPBerdasarkn uraian-uraian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Al-Hl merupakan salah satu pembahasan dalam kaidah bahasa Arab yang dalam bahasa Indonesia sama dengan keterangan keadaan. Dalam kaidah bahasa Arab al-Hl merupakan al-Ism al-Manshb yang memberikan keterangan keadaan yang samar, dan al-Hl tidak akan terjadi kecuali dengan Ism al-Nakirah dan tidak pula terjadi kecuali sesudah kalam sempurna, yakni, al-Hl itu tidak terjadi pada pertengahan kalam dan tidak terjadi Shhib al-Hl (pelaku al-Hl) kecuali harus Ism al-Marifah.2. Adapun syarat-syarat al-Hl itu ada tiga macam, yaitu: hendaknya al-Hl dengan Ism al-Nakirah, hendaknya al-Hl sesudah kalam sempurna, Shhib al-Hl (pelaku al-Hl) hendaknya Ism al-Marifah.3. Rukun al-Hl ada tiga yaitu: al-Hl, Shhib al-Hl (pelaku al-Hl), dan mil. 4. al-Jumlah bada al-Marifah adalah al-Hl tapi jika ada al-rbith seperti ada wawu yang mendahului al-Jumlah bada al-Nakirah, maka itu termasuk al-Hl. Sedangkan Jumlah bada al-Nakirah, maka itu akan menjadi Shifah.DAFTAR PUSTAKA Abd al-H}ami>d, Muhammad Mah}y al-Di>n. Syarh} Ibn Aqi>l ala> Alfiyyat Ibn Ma>lik. Kairo: Da>r al-T{ala>i, 2004.

Anwar, Moch. Ilmu Nahwu; Terjemahan Matan Al-Ajurmiyyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya. Cet. VI; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995..Nadwi, Abdullah Abbas. Learn The Language of the Holy Quran. Terj. Tim Redaksi Penerbit Mizan, Belajar Mudah Bahasa Al-Quran. Cet. III; Bandung: Mizan, 1992.

Nimah, Fua>d. Mulakhkhas} Qawa>id al-Lugat al-Arabiyyah. Cet. XXV; Kairo: al-Maktab al-Ilm, t. th.

Nuri, Mustafa Moh. Al-Arabiyyah Al-Muyassarah. Cet. I; Jakarta: Pustaka Arif, 2008.

Al-Raji>h}i>, Abduh. Al-Tat}bi>q al-Nahw. Riya>d}: Maktabah Maa>rif, 1999.

Sukamto, Imaduddin dan Akhmad Munawari. Tata Bahasa Arab Sistematis. Cet.VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008.Thalib, Muhammad. Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab. Cet. I; Media Hidayah, 2009.

Muhyi al-Di}>}n Abd. Al-Hami}>}d, Al-Tuhfah al-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al- Ajru>miyyah (Kairo: Da>r al-Tala>i, 2004), h. 106.

Muhammad Thalib, Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab (Cet. I; Media Hidayah, 2009), h. 213.

Moch. Anwar, Ilmu Nahwu; Terjemahan Matan Al-Ajurmiyyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya (Cet. VI; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), h. 138.

Ibid

Abdullah Abbas Nadwi, Learn The Language of the Holy Quran, terj. Tim Redaksi Penerbit Mizan, Belajar Mudah Bahasa Al-Quran (Cet. III; Bandung: Mizan, 1992), h. 310-311.

Fua>d Nimah, Mulakhkhas} Qawa>id al-Lugat al-Arabiyyah. Cet. XXV; Kairo: al-Maktab al-Ilm, t. th., h. 76.

Mustafa Moh. Nuri, Al-Arabiyyah Al-Muyassarah (Cet. I; Jakarta: Pustaka Arif, 2008), h. 175.

Ibid., h. 174.

Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis (Cet.VI; Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008), h. 127.

Mustafa Moh. Nuri, op. cit., h. 173-178.

Ibid., h. 177-178.

PAGE