akurasi padanan istilah politik dan...

91
i AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN EKONOMI ARAB-INDONESIA (Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus Al-’Ashri dengan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh Syukron Nurul Fajri NIM: 107024001429 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.

Upload: phungdiep

Post on 15-May-2018

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

i

AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN EKONOMI

ARAB-INDONESIA

(Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus Al-’Ashri dengan Kamus Kontemporer

Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh

Syukron Nurul Fajri

NIM: 107024001429

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H./2011 M.

Page 2: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 06 Juni 2011

Syukron Nurul Fajri

Page 3: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

iii

AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN EKONOMI

ARAB-INDONESIA

(Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus Al-’Ashri dengan Kamus Kontemporer

Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh

Syukron Nurul Fajri

NIM: 107024001429

Pembimbing,

Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag.

NIP: 19700505 200003 1 003

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H./2011 M.

Page 4: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN

EKONOMI ARAB-INDONESIA (Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus al-

’Ashri dengan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi) telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 22 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) pada Program Studi

Tarjamah.

Jakarta, 23 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Akhmad Saehuddin, M.Ag. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum. NIP: 19700505 200003 1 003 NIP: 19712 29-200501-1004

Anggota,

Dr. H. Ahmad Ismakun Ilyas, M.A.

NIP:

Page 5: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga skripsi yang

merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Jurusan Tarjamah

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta ini dapat Penulis selesaikan.

Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

saw., keluarganya, dan para sahabatnya sang pembawa risalah suci yang

mengajari penulis tentang ilmu kehidupan agar terus mencari dan tidak berhenti

belajar tentang hidup. Semoga kita semua mendapat syafa‟atnya di hari akhir.

Amin!

Dalam kata pengantar ini, Penulis akan mengucapkan banyak terima kasih

kepada Dr. Ahmad Saehudin, M.Ag., selaku pembimbing skripsi, yang telah

mengorbankan waktu di tengah kesibukannya terima kasih untuk yang kedua

kalinya kepada beliau selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah mengarahkan,

mengajarkan, dan mendidik Penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Adab

dan Humaniora.

Terima kasih banyak juga Penulis ucapkan kepada Dr. H. Abd. Wahid

Hasyim, M.Ag., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Prof. Dr. Sukron Kamil,

M.Ag., Pembimbing Akademik Jurusan Tarjamah dan Moch. Syarif Hidayatullah,

M.Hum., Sekretaris Jurusan Tarjamah, Penulis berterima kasih kepada Irfan Abu

Bakar, M.A., Karlina Helmanita, M.A., Prof. Dr. Ahmad Satori, Prof. Dr. Thojib

IM, Prof. Dr. Rofi„i, Drs. H.D Sirojuddin AR, M.Ag., Dr. Ismakun, M.A., Ahmad

Syatibi, M.Ag., Makyun Subuki M.Hum., Dr. Yusuf M.Ag., Dra. Faozah sebagai

Page 6: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

vi

dosen Penulis yang telah mendidik dan mengajarkan Penulis berbagai ilmu

pengetahuan bahasa, budaya, dan terjemah. Semoga kerja keras mereka dalam

membimbing mahasiswanya diganti oleh Allah Swt. Amin!

Ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada kedua orangtua, H. Mudasir

Ahmad Syirad S.Ag. dan Hj. Cahyati yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan sehingga penyusunan skripsi ini terasa lebih ringan saat Penulis

mengingat pesan-pesannya. Terima kasih kepada kakak-kakakku, Lilis Setiawati

beserta keponakan Septi Nur Cahyani, Kurniawati Ningsih, S.Pdi. beserta suami,

Indra Mastuti, S.Kom, yang selalu memberikan motivasi kepada Penulis sehingga

saat penulisan skripsi ini Penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikannya

tanpa rasa lelah.

Kepada teman-teman Jurusan Tarjamah angkatan 2007, Rojak, Rahmat,

Khoas, Tohadi, Hilman, Ibnu, Eka, Rido, Saadah, Hani, Farida, Wati, Sifa, Ani.

Ismi juga teman yang telah meminjamkan kamusnya untuk penyelesaian sekripsi

ini, Rezha juga teman shring, Anas juga teman yang membantu Penulis dalam

menambah pengalaman, Kerjasama BEM Jurusan 09-10. Penulis juga ucapkan

terima kasih kepada teman-teman terjemah seluruh angkatan terlebih angkatan

2005.

Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak KKN Master, Jakampus,

Boenga, Gema, Sri Makmur Bascamp, al- Ghifary, Noise dan rombongan MQ 09.

Dengan merekalah Penulis mempunyai story tersendiri saat penulis luluhlantah

mengadapi problematika kuliah sampai terselesaikannya kewajiban itu. Semoga

skripsi yang sangat sederhana ini bisa bermanfaat bagi penerjemah khususnya

bidang Leksikografi. Semoga karya perdana menjadi pecutan untuk penulis dalam

Page 7: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

vii

meningkatkan produktifitas karya-karya selanjutnya yang lebih baik. Semoga

masukan dan saran-saran dari semua pihak dapat melengkapi skripsi ini. Amin!

Kata terakhir Penulis ucapkan; berani bercita-cita maka berani menderita.

Jakarta, 06 Juni 2011

Page 8: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL …………………………………………………… i

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………… ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………… iii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………… iv

KATA PENGANTAR …………………………………………… v

DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN …………………… x

ABSTRAK …………………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………… 1

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah …………… 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………… 6

D. Manfaat Penelitian …………………………………. 6

E. Tinjauan Pustaka …………………………………… 6

F. Metodologi Penelitian …………………………… 7

G. Sistematika Penulisan …………………………… 8

BAB II KERANGKA TEORI

A. Defenisi Terjemahan …………………………… 10

B. Jenis Terjemahan ………………………….…... 13

C. Defenisi Semantik …………….……………………

1. Pengertian Semantik …………………………… 17

2. Manfaat Semantik ……..……………………… 18

3. Jenis Semantik …………………………… 19

4. Satuan Semantik ……………………………… 20

5. Pengertian Makna ..……………………………. 21

6. Jenis Makna (tekstual, konotatif, deskriptif,

dan referensial) …………………………………. 22

7. Sebab-sebab Perubahan Makna ……………….. 26

Page 9: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

ix

8. Penjelasan Makna dengan Akurasi Istilah Politik

dan Ekonomi ………………………………. 26

BAB III WAWASAN TENTANG KAMUS AL-‘ASHRI DAN

KAMUS KONTEMPORER ARAB-INDONESIA

ISTILAH POLITIK-EKONOMI

A. Wawasan kamus al-„Ashri dan kamus Istilah …… 30

B. Riwayat Hidup Pengarang ………………………... 31

C. Sinopsis Kamus al-„Ashri …………………………… 32

D. Sinopsis Kamus Istilah …………………………… 34

E. Istilah Ekonomi dan Politik Arab-Indonesia …… 35

BAB IV AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN

EKONOMI ARAB-INDONESIA (Analisis Banding

Semantik Leksikal kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah)

A. Bidang Politik …..………………………………… 39

B. Bidang Ekonomi .…………………………………… 54

BAB V KESIMPULAN …………………………………… 69

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 71

LAMPIRAN …………………………………………………... 73

Page 10: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke

dalam huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin

dalam Buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” CeQDA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

T ط ا

Z ظ b ب

„ ع t ت

Gh غ ts ث

F ف j ج

Q ق h ح

K ك kh خ

L ل d د

M م dz ذ

N ن r ر

W و z ز

H ة s س

` ء sy ش

Y ي s ص

d ض

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

A. Vokal tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

---- A Fathah

---- I Kasrah

----- U Dammah

Page 11: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

xi

B. Vokal rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي--- ai a dan i

و--- au a dan u

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu :

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

----ا/ي â a dengan topi di atas

ي---- î i dengan topi di atas

و--- û u dengan topi di atas

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu ال , dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh : al-rijâl bukan ar-

rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.

4. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda--- dalam alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah

itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda

syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darûrah melainkan

al- darûrah, demikian seterusnya.

5. Ta Marbûtah

Jika huruf Ta Marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (contoh no.1). hal yang

sama juga berlaku, jika Ta Marbûtah tersebut diikuti oleh (na‟t) atau kata

Page 12: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

xii

sifat (contoh no.2). namun jika huruf Ta Marbûtah tersebut diikuti kata

benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (contoh

no.3)

No. Kata Arab Alih Aksara

tarîqah طريقة 1

al-jâmi’ah al-islâmiyah الجامعة اإلسالمية 2

wihdat al-wujûd وحدة الوجود 3

6. Huruf kapital

Mengikuti EYD bahasa Indonesia. Untuk proper name (nama diri, nama

tempat, dan sebagainya), seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

“al” a tidak boleh kapital.

Page 13: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

xiii

ABSTRAK

Syukron Nurul Fajri

“AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN EKONOMI ARAB-

INDONESIA (Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus al-‘Ashri dengan

Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik dan Ekonomi)”. Di bawah

bimbingan Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag.

Pokok permasalahan penelitian kali ini adalah pada tingkat keakuratan

istilah ekonomi dan politik serta aspek semantik yang berpengaruh dalam proses

pemindahan makna dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa).

Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya terjemahan semantik leksikal yang

mempengaruhi perbedaan adalah aspek instension sehingga terjemahan dirasakan

lebih fleksibel. Dalam menerjemahkan istilah politik dan ekonomi tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor linguistik namun ada pula yang dipengaruhi oleh faktor

ekstralinguistik yakni latar belakang keilmuan penerjemah dalam menerjemahkan

istilah tersebut.

Dalam menerjemahkan istilah politik dan ekonomi yang bersifat kompleks

karena harus sesuai dengan konteks masa kini (modern) dan berdeskriftif ilmiah

secara akurat. Dalam kamus al-‘Ashri yang bersifat sederhana maknanya dan

kurang lengkapnya pembendaharaan khazanah katanya. Hal ini terlihat dalam

penyajian makna istilah politik dan ekonomi kemudian langsung memberikan

pengartian global dan tidak menambahkan banyak variasi dalam terjemahannya

seolah-olah penerjemah sendirilah yang menyesuaikan makna yang tepat untuk

menerjemahkan istilah ekonomi dan politik. Sedangkan kamus Istilah

memberikan banyak opsi terjemahan dengan cabang makna dari satu istilah saja

Page 14: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

xiv

dan akurasi maknanya dapat dipahami semata-mata untuk memperjelas dan

mempermudah pembaca dalam memahami istilah politik dan ekonomi. Dalam

analisis ini terlihat bahwa kamus Istilah Politik dan Ekonomi lebih superior

dibandingkan kamus al-’Ashri.

Page 15: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah kata atau lafal yang digunakan oleh setiap orang dalam

menyampaikan maksud mereka. Bahasa berbeda-beda dari segi lafalnya, menyatu dari

segi makna yaitu makna satu yang mencakup beberapa kata ganti orang,1 seperti

halnya bahasa Arab. Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab

dalam mengutarakan maksud dan tujuan mereka.

Pada awalanya, bahasa Arab hanya digunakan sebagai media komunikasi antar

individu. Namun seiring dengan pertambahan kebutuhan hidup dan kemajuan

pemikiran manusia, maka bahasa tersebut meningkat kegunaannya sebagai bahasa

ilmiah diseluruh bidang ilmu pengetahuan. Sejarah telah mencatat bahwa penggunaan

bahasa Arab sebagai bahasa ilmiah ditandai oleh kemunculan aktivitas penerjemahan

buku-buku bahasa Yunani, Persia dan India. Aktivitas ini tumbuh subur pada masa

Abbasiyyah di bawah pimpinan khalifah al-Makmun yang mendirikan perpustakaan

Dar el-Hikmah.2

Untuk mengetahui maksud dan tujuan itu, di pergunakan kamus. Fungsi kamus

sebagai dokumentasi bahasa kurang disadari dalam sejarah bahasa tersebut. Kamus,

disamping tugas-tugasnya yang lazim, bukan hanya dituntut untuk membuat

keterangan bila sebuah lema masuk ke dalam khazanah kata bahasa kita, melainkan

harus menggambarkan makna lema yang ada secara tuntas, termasuk

perkembangannya. Dokumentasi demikian juga dapat membantu menyelesaikan

perdebatan tentang makna yang sebenarnya maupun sejarah makna kata atau

1 Syekh Musthafa al Ghulayini, Pelajaran Bahasa Arab Lengkap. Penerjemah Drs. H. Moh.

Zuhri, Dipl. TAF, dkk (Semarang: Cv al-Syifa, 1992), Vol II. h 13. 2 D. Hidayat, Prospek Penerjemahan Bahasa Arab di Indonesia, makalah disampaikan seminar

sehari yang diselenggarakan oleh HMJ Terjemah Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

(Jakarta, 21 Oktober, 1999), h. 1.

Page 16: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

2

ungkapan yang menjadi perhatian orang, atau memberi bantuan bagaimana sebaiknya

suatu konsep diungkapkan, atau memberi bantuan untuk memahami bilakah suatu

konsep pertama kali digunakan dalam bahasa kita.

Kamus yang hadir tepat pada saat dunia pendidikan dan dunia intelektual kita

membutuhkannya, selain karena bahasa Arab merupakan bahasa agama dan juga telah

menjadi bahasa dunia salah satunya bahasa resmi PBB saat ini.3

Kamus pada umumnya, memberi beberapa maklumat berikut:

1. Cara artikulasi suatu kata (manner of articulation)

2. Ejaan kata (spelling)

3. Bentuk morfologis suatu kata, apabila isim, fi’il, sifat dan seterusnya.

4. Penjelasan beberapa arti kata dalam beberapa konteksnya yang cocok dengan

masing-masing arti tersebut Contoh arti kata الفاعل dalam ilmu nahwu, dalam

kriminologi dan ilmu filsfat dan lain sebagainya

5. Kamus memaparkan beberapa bentuk berbeda dari suatu kata yang digunakan

pada masa-masa yang berdekatan contoh: مكة dan بكة

6. Memberikan dalil kata-kata dengan ayat, hadits, syair dan lain-lainnya pada

kamus besar atau lengkap khususnya.

Dalam teori penerjemahan, ada beberapa perangkat yang berfungsi sebagai alat

bantu kegiatan penerjemahan, diantaranya adalah kamus yakni buku acuan yang

memuat kata dan ungkapan yang disusun menurut abjad berikut keterangan tentang

maknanya, pemakaiannya atau terjemahannya. Kegiatan penerjemahan, khususnya

pada tingkat pemula yang kesulitan dalam menerjemahkan karena banyaknya

perbendaharaan kata yang sulit untuk dikuasai, tetapi juga karena perlunya setiap kata

itu dipilih oleh penerjemah sehingga artinya sesuai dan tepat. Perlu diketahui bahwa

3 M Napis Djuaeni, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Sampul Kamus, (Jakarta, Mizan, 2006).

Page 17: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

3

tidak semua kamus kata menyajikan leksikal secara lengkap dalam berbagai macam

konteks, untuk itu dianjurkan penggunaan berbagai jenis kamus.

Disamping kamus umum yang biasa digunakan, diperlukan pula kamus-kamus

lain, seperti kamus istilah, kamus asal-usul kata, dan sebagainya, agar dapat

menerjemahkan secara lebih tepat tentang frase-frase, kalimat-kalimat yang komplek,

istilah-istilah khusus dan sebagainya. Yang menyebabkan terjadinya persoalan itu,

dikarenakan seringnya terjadi hambatan atau kesulitan dalam menerjemahkan4

Hal ini sesuai dengan data yang peneliti dapatakan, oleh sebab itu, penulis akan

mengkaji keakuratan makna istilah politik dan ekonomi dalam kamus al-‘Ashri

(selanjutnya disebut kamus al-‘Ashri) dan kamus kontemporer Arab-Indonesia istilah

ekonomi-politik (selanjutnya disebut kamus istilah).

Pembahasan tentang perubahan makna yang bersifat teoritis untuk

mengantarkan satu penelitian lebih mendalam dan meluas dan menjawab masalah-

masalah yang berhubungan dengan dua fakta semantik tersebut. Walaupun

pembicaraan tentang perubahan makna ini didasarkan dengan data empiris. Data

empiris itu dikelompokkan, dibeda-bedakan, dihubung-hubungkan dan dikendalikan

secara rasional sehingga lahirlah pernyataan-pernyataan yang bersifat teoritis

mengenai gejala tersebut.5

Perubahan makna dapat tercatat secara historis, terjadi sinkronis berdasarkan

pemakaiannya, pergeseran makna dengan gejala perluasan dan penyempitan, adanya

perkembangan makna (sebab linguistik, konsep pengetahuan, faktor pisikologis dan

asosiasi kesamaan tanggapan) dan faktor kultur dengan berbedanya sudut pandang

kebudayaannya yang menyebabkan makna bahasa itu berubah.

4 HG Taringan, Pengajaran Kosakata , (Bandung: Angkasa, 1986), cet 2, h. 229.

5 JD Parera, Teori Semantik, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 65.

Page 18: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

4

Seperti kata موفد dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘ditugaskan’6 sedangkan

dalam kamus Istilah artinya ‘delegasi’.7 Makna kedua kamus tersebut mempunyai

makana sinonimi, tetapi hanya pemakainnya saja yang berbeda. Kata ‘delegasi’

merupakan kata serapan Asing ‘delegation’ yang diserap oleh bahasa Indonesia

menjadi ‘delegasi’ yang artinya ‘perwakilan; perutusan; orang yang diutus untuk

mewakili oleh Negara atau organisasi; pelimpahan wewenang’.8 Kemudian dalam

Kamus Politik diartikan dengan ‘perutusan; peralihan kekuasaan’.9 Sehingga, kata

‘delegasi’ mempunyai nilai rasa yang tinggi, jika digunakan dalam bidang ekonomi,

dan kata ‘di tugaskan’ mempunyai nilai rasa yang rendah, jika digunakan bukan pada

konteksnya. Namun, kedua makna tersebut tidak mudah dipertukarkan, karena kata

‘di tugaskan’ hanya cocok untuk situasi kuno, klasik, arkais.10

Sedangkan kata

‘delegasi’ hanya cocok untuk situasi masa kini (modern). Tetapi, kata ‘di tugaskan’

dapat dipergunakan secara umum dan tidak formal dibandingkan kata ‘delegasi’.

Kamus-kamus bahasa Arab yang beredar, sebagai produk kretifitas para linguis

dan hasil riset leksikologi, sangat beragam tergantung tujuan penyusunan kamus dan

perwajahannya yang direlevensikannya dengan kebutuhan masyararkat.11

Kontemporer sendiri mempunyai dua arti, kata yang pertama kon diartikan dengan

dan kata yang kedua temporer diartikan masa kini tepatnya dengan pembendaharaan

kata yang masa kini (sekarang). Jenis kamus al-‘Ashri merupakan kamus yang

pembahasannya kosakata murni berbeda dengan kamus Istilah yang keseluruhan

kosakatanya merupakan istilah khusus (spesialis) dalam bidang politik dan ekonomi.

6 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdra, Kamus Kontemporer (Arab-Indonesia), h. 1866.

7 M.Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, h. 722.

8 J.S. Badudu, Kamus Kata Serapan Asing Ke Bahasa Indonesia, h. 52.

9 Zainul Bahri, Kamus Umum KhususnyaBidang Hukum Dan Politik, h. 273.

10 Abdul chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta, Rieneka Cipta, 2002) h. 85.

11Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 152.

Page 19: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

5

Dalam perakteknya para pelajar (santri) dan mahasiswa merasa kesulitan dalam

memahami istilah-istilah asing dan kata-kata serapan. Hal yang sama juga dirasakan

oleh mereka yang sedang belajar bahasa Arab, dimana istilah-istilah tersebut jarang

mereka temukan dalam kamus-kamus Arab Indonesia, sehingga menghambat

kelancaran belajar bahasa Arab atau paling tidak mempersulit mereka dalam

mengikuti perkembangan bahasa, guna membantu dalam memahami kata-kata yang

mereka temukan baik di media cetak maupun yang di dengar dari ceramah-ceramah,

diskusi-diskusi, berita-berita di media elektronik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan menganalisis makna dari

istilah-istilah politik dan ekonomi dalam dua kamus yaitu kamus al-‘Ashri dan kamus

Istilah dengan judul “AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN

EKONOMI ARAB-INDONESIA (Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus al-

’Ashri dengan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi).

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti

mengkaji istilah-istilah politik dan ekonomi Arab-Indonesia dengan tiga puluh contoh

kosakata politik beserta analisis semantiknya dan dua puluh delapan contoh kosakata

ekonomi mencakup analisis semantiknya.

Oleh karena itu, rumusan masalah dalam proposal ini adalah:

1. Apakah istilah politik dan ekonomi Arab-Indonesia dalam kamus al-‘Ashri

diterjemahkan secara akurat jika dibandingkan dengan kamus Istilah?

2. Manakah di antara kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah yang paling tepat dalam

menerjemahkan istilah politik dan ekonomi?

Page 20: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

6

C. Tujuan Penelitian

Sebagaiman yang sudah diidentifikasikan oleh penulis, maka penelitian ini

memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1) Memberikan sumbangan pemahaman terhadap istilah politik dan ekonomi

yang akurat dalam menerjemahkan teks terjemahan Arab-Indonesia

2) Mengetahui ketepatan istilah-istilah politik dan ekonomi dilihat dari analisis

semantik leksikalnya dua kamus tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Di samping untuk mengetahui kemajuan yang dilihat dari sisi semanti leksikal

dan leksikologi terhadap kamus Al-Asri dan kamus Kontemporer Arab-Indonesia

Istilah Ekonomi-Politik dalam perkembangan istilah-istilah ekonomi dan politik,

peneliti berusaha untuk memberikan sedikit kontribusi keilmuan kepada mahasiswa

tarjamah untuk bisa menggunakan kamus yang sesuai dengan teks yang akan

diterjemahkan dan menambah wawasan perkamusan.

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini, pembahasan tentang masalah kamus bahasa Arab-Indonesia telah

dilakukan oleh beberapa mahasiswa Tarjamah yaitu: Urwatul Wustqo (2004) ‘Kamus

dan Peranannya Sebagai Alat Bantu Penerjemahan’, dan menganalisis tentang

semantik leksikal yaitu: Rumsari Marjatsari (2010) ’Analisis Semantik Leksikal Pada

Padanan Arab-Indonesia dalam Kamus Al-Munawwir dan Al-Ashri’.

Sementara itu, yang membahas tentang ’Akurasi Padanan Istilah Politik dan

Ekonomi Arab-Indonesia’ (Analisis Banding Semantik Leksika Kamus al-’Ashri

dengan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi) belum ada.

Perbedaan dengan skripsi yang sudah ada, skripsi ini memberikan perbendaharaan

kata yang sulit untuk menerjemahkan teks Politik dan Ekonomi saat ini dengan

Page 21: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

7

menggunakan kamus kontemporer maka keakuratan makna bisa diterjemahkan secara

efektif dan efesien.

F. Metodelogi Penilitian

Dalam skripsi ini penulis mengunakan metode kualitatif, maksudnya peneliti ini

terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya,

sehingga hanya ada pengungkapan fakta. Dalam hal ini penulis akan membahas

tentang semantik leksikal yang ada dalam kamus al-‘Ashri dengan kamus Istilah

terhadap penepatan keakuratan istilah-istilah politik dan ekonomi untuk

menerjemahkan sebuah teks.

Selain itu, untuk memperoleh data penulis menggunakan metode kepustakaan

(Library Research) yaitu mengumpulkan data yang terkait dengan bahasan objek

penelitian. Kemudian, agar hasil penelitian ini lebih maksimal penulis merujuk pada

teks-teks ekonomi dan politik, buku, internet, ensiklopedi, koran, majalah dan kamus.

Dalam melakukan penelitian penulis melewati beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan teks politik dan ekonomi yang ingin diterjemahkan kemudian

dikaji secara mendalam menggunakan kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah untuk

lebih akurat dalam pemilihan maknanya modern kemudian disesuaikan dengan

konteks pembahasan teks tersebut agar mudah dimengerti oleh pembaca.

2. Menerangkan lebih detail ketepatan makna istilah-istilah politik dan ekonomi

yang lebih akurat modern dalam menerjemahkan sebuah teks politik dan ekonomi

dengan menggunakan kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah.

Page 22: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

8

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Tinjauan Pustaka

F. Metodologi Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II Kerangka Teori

A. Definisi Terjemahan

B. Jenis Terjemahan

C. Definisi Semantik

1. Pengertian Semantik

2. Jenis Semantik

3. Manfaat Semantik

4. Jenis Semantik

5. Satuan Semantik

6. Pengertian Makna

7. Jenis Makna tekstual, konotatif, deskriptif dan referensial

8. Penjelasan makna dengan akurasi istilah politik dan ekonomi

BAB III Wawasan tentang kamus al-‘Ashri dan kamus Kontemporer Arab-

Indonesia Istilah Politik-Ekonomi

A. Wawasan kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah

B. Riwayat Hidup Pengarang

Page 23: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

9

C. Sinopsis Kamus Al-‘Ashri

D. Sinopsis Kamus Istilah

E. Istilah Politik dan Ekonomi Arab-Indonesia

BAB IV Akurasi Padanan Istilah Politik dan Ekonomi Arab-Indonesia

(Analisis Banding Semantik Leksikal kamus al-‘Ashri dan kamus

Istilah)

A. Bidang Politik

B. Bidang Ekonomi

BAB V Kesimpulan

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 24: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Definisi Terjemahan

Seperti halnya ilmu-ilmu lain, di dalam bidang penerjemahan ditemukan banyak

definisi. Berbagai macam definisi itu mencerminkan pandangan ahli yang membuat

definisi tentang hakikat terjemahan. Berikut akan disajikan beberapa definisi yang

sering dikutip dalam buku tentang penerjemahan.

Penerjemahan atau translation selama ini didefinisikan melalui berbagai cara

dengan latar belakang teori serta pendekatan yang berbeda-beda dari berbagai segi,

baik segi semantik (kemaknaan) maupun linguistik (kebahasaan) dan sebagainya.

Meskipun tidak mewakili keseluruhan definisi yang ada dalam dunia penerjemahan

dewasa ini.

Definisi terjemahan dalam arti luas adalah “semua kegiatan manusia dalam

mengalihkan makna atau pesan, baik verbal maupun non verbal dari informasi asal

atau informasi sumber (source information) ke dalam informasi sasaran (target

information).”1 Sedangkan definisi terjemahan dalam arti sempit adalah “suatu proses

pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa sumber (source linguistik)

dengan kesepadanan di dalam bahasa ke dua atau bahasa sasaran (target language).2

Eugene a. Nida dan Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory and

Practice of Translation, memberikan definisi terjemahan sebagai berikut :

“Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural

equivalent of the source language message, first in the terms of meaning secondly in

1 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah (Pengantar kearah Pendekatan Linguistik dan

Sosiolinguistik). (Bandung. PT.Mandar Maju, 1994), Cet ke-1, h. 8. 2 Ibid, h. 8.

Page 25: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

11

terms of style.”3 (menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang dekat dalam

bahasa penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua

pada gaya bahasa).

Secara lebih sederhana, menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai

memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran)

dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya

bahasanya.

Disini Nida dan Teber tidak mempermasalahkan bahasa yang terlibat dalam

penerjemahan, tetapi lebih tertarik pada cara kerja penerjemahan. Seperti yang dikutip

oleh Maurust Simatupang yakni mencari padanan alami yang semirip mungkin

sehingga pesan dalam bahasa sumber bisa disampaikan dalam bahasa sasaran.4

Sehingga orang yang membaca atau yang mendengar pesan itu dalam bahasa sasaran

pesannya sama dengan pesan orang yang membaca atau mendengar pesan itu dalam

bahasa sumber.

Menurut resensi Willie Koen, nida dalam bukunya mengajarkan bahwa cara

baru mnerjemahkan haruslah fokus pada response penerima pesan. (cara lama

berfokus pada bentuk pesan). Itu berarti terjemahan dapat dikatakan baik bila benar-

benar dapat dipahami dan dinikmati oleh penerimanya. Makna dan gaya atau nada

yang diungkapkan dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) tidak boleh menyimpang

dari makna dan gaya/nada yang diungkapkan dalam bahasa sumber, itulah sebabnya

nida mengatakan bahwa di dalam bahasa penerima harus terdapat “ The closest

natural equivalent of the source language message, first in the terms of meaning

secondly in terms of style.” Akan tetapi, ekuivalen itu haruslah natural (wajar, sesuai

dengan langgam atau idiom bahasa kita sendiri).

3 Nida F.A. dan Charles R. Teber, The Theory and Patrice of Translation (Leiden. E.J. Brill.

1996), h.24. 4 Maurust Simatupang. Enam Makalah Tentang Penerjemahan. (Jakarta: PT.UKI.1993), h. 3.

Page 26: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

12

Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan

penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai “The replacement of textual

material in one language (SL) by equivalent textual material in another language

(TL)”.5 (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang

sepadan dalam bahasa sasaran).

Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi:

“Rendering the meaning of a text into another language in the way that the author

intended the text” (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai

yang dimaksudkan pengarang).

Pada definisi di atas tidak ditemukan tentang makna. Sementara itu secara garis

besar terjemahan tidak bisa dipisahkan dari persoalan makna atau informasi. Sebagai

ganti dari konsep makna adalah materi tekstual yang sepadan. Kesepadanan yang

dimaksud materi tekstual oleh catford tidak harus naskah tulis. Sedangkan zuhrudin

mengatakah bahwa. “penerjemahan bisa berasal dari bahasa lisan atau tulisan.”6

Ungkapan lain tentang hakikat penerjemahan yang dikemukakan oleh Juliana

House dalam disertasinya mengatakan bahwa penerjemahan adalah “penggantian

kembali naskah bahasa sasaran yang secara semantik dan pragmatik sepadan.”7

Pada hakikatnya “esensi terjemahan itu terletak pada makna dari dua bahasa

yang berbeda.”8 Oleh karena itu, house pun menjelaskan bahwa makna beraspek

semantik erat kaitannya dengan makna denotatif, yaitu makna yang terdapat dalam

kamus (makna leksikal) dan makna beraspek pragmatik bertautan dengan makna

konotatif, yaitu makna yang berarti kiasan.

5Rochayah Machali. Pedoman bagi Penerjemah. (Jakarta: PT. Grasindo. Anggota IKAPI 2000),

h. 5. 6Zuhrudin Suryawinata.et. al. Translation (Bahasa Teori dan Penentu Menerjemahkan).

Yogyakarta: Knisius. 2003), Cet. Ke-1, h. 11. 7 Nurrahman Hanafi. Teori dan Sastra Menerjemahkan.(NTT: Nusa Indah. 1986), Cet. Ke-1, h.

26. 8 Ibid, h. 27.

Page 27: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

13

Dengan melihat definisi di atas, baik definisi penerjemahan dalam arti luas atau

sempit, baik tinjauan semantik atau linguistik, sekilas masing-masing definisi tersebut

berbeda-beda, yang sebenarnya mempunyai muatan yang sama, yaitu adanya

persamaan dan penyusuaian pesan yang disampaikan oleh penulis naskah dengan

pesan yang diterima pembaca.

B. Jenis Penerjemahan

Menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk

lain., bentuk lain yang dimaksud bisa berupa bentuk bahasa sumber atau bahasa

sasaran. Secara sederhana, menerjemahkan dapat didefinisikan yaitu, “memindahkan

amanat dari bahasa sumber kebahasa sasaran, dengan pertama-tama memindahkan

dan yang kedua mengungkapkan gaya bahasanya.”9

Dalam praktek menerjemahkan, diterapkan beberapa jenis penerjemahan. Hal

itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Adanya perbedaan bahasa sumber dan system bahasa sasaran

b. Adanya perbedaan jenis materi teks yang diterjemahkan

c. Adanya anggapan bahwa terjemahan adalah alat komunikasi

d. Adanya perbedaan tujuan dalam menerjemahkan suatu teks.

Dalam kegiatan menerjemahkan sesungguhnya, keempat faktor tersebut tidak

selalu berdiri sendiri dalam arti bahwa “ada kemungkinan kita menerapkan dua atau

tiga jenis penerjemahan sekaligus dalam menerjemahkan sebuah teks”.10

9 Widya Martaya. Seni Terjemahan. (Yogyakarta: Knisius. 1991), Cet. Ke-1, h. 11.

10 M. Rudolf Nababan. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(1991), Cet. Ke-1.

Page 28: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

14

Ada beberapa jenis terjemahan yang dapat kita terapkan dalam kegiatan

menerjemahkan. Diantaranya yaitu:

a. Penerjemahan Kata Demi Kata

Penerjemahan ini disebut juga dengan interlinear translation, yaitu susunan kata

bahasa sumber (Bsu) dipertahankan dan kata-kata diterjemahkan satu per satu dengan

makna yang paling umum. Metode ini bertujuan untuk memahami mekanisme dalam

bahasa sumber (Bsu) maupun untuk menganalasis teks yang sulit sebagai proses

penerjemahan.

وعذي ثالثت كتب

Terjemahan apaadanya: dan di sisiku tiga buku-buku

saya punya tiga buku.11

b. Penerjemahan Harfiah

Penerjemahan harfiah ini menggunakan metode konversi, yaitu konstruksi gramatikal

bahasa sumber (Bsu) dikonversikan ke padanan bahasa sasaran (Bsa) yang paling

dekat tetapi kata-kata leksikal masih diterjemahkan kata per kata. Penerjemahan ini

memang akan membingungkan pembaca, oleh karena itu, penerjemah harus

memberikan keterangan tambahan berupa catata kaki (Foot note). Biasanya metode

penerjemahan ini di gunakan dalam menerjemahkan al Qur‟an.

جاء رجل هي رجال البر واإلحساى إلي يىغياكرتا لوساعذة ضحايا الزلزال

Terjemahan harfiyah: datang seorang lelaki baik ke Yogyakarta untuk membantu

korban-korban goncangan.

Seorang relawan datang ke Yogyakarta untuk membantu korban gempa.12

11

M. Syarif hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia,

(Tangerang: Dikara, 2010), Cet-4, h. 31. 12

Ibid., h. 31.

Page 29: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

15

Penerjemahan Setia

Penerjemahan ini merupakan proses menghasilkan kembali makna kontekstual bahasa

sumber (Bsu) yang tepat, dengan mentransfer kata-kata cultural dan tetap

mempertahankan tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal dalam proses

penerjemahan. Dalam metode penerjemahan ini, masih mempertahankan kata-kata

yang bermuatan budaya, dan diterjemahkan secara harfiah.

هى كثير الرهاد

Terjemahan kontekstual: dia dermawan karena banyak abunya.13

c. Penerjemahan Semantik

Penerjemahan ini sudah lebih luwes, artinya sudah tidak mempertahankan lagi tingkat

ketidakwajaran gramatikal dan leksikal dalam proses penerjemahan. Penerjemahan ini masih

mempertimbangkan unsur estetika teks Bsu dengan memadukan makna selama masih dalam

batas kewajaran. Dibandingkan dengan penerjemahan lain.14

Penerjemahan semantik lebih

fleksibel.

رأيت را الىجهيي أهام الفصل

Terjemahan semantik: aku lihat si muka dua (munafik) di depan kelas.15

d. Penerjemahan Saduran

Penerjemahan ini merupakan bentuk terjemahan bebas yang biasa dipakai dalam

penerjemahan drama atau puisi. Biasanya antara tema, karakter, dan plot masih

dipertahankan, dan peralihan budaya bahasa sumber (Bsu) ke dalam budaya bahasa

sasaran (Bsa) ditulis kembali serta diadaptasi ke dalam bahasa sasaran (Bsa).

13

Ibid., h. 32. 14

Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 52. 15

M. Syarif hidayatullah, Tarjim Al-An, h. 32.

Page 30: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

16

عاشت بعيذا حيث ال تخطى قذم

عذ اليابيع بأعلي الهر

Terjemahan puisi: dia hidup jauh dari jangkauan

Di atas gemericik air sungai yang terdengar jernih

Dia hidup jauh sehingga kaki tidak bisa menjangkaunya

Pada mata air di bagian sungai paling atas.16

e. Penerjemahan Bebas

Penerjemahan ini merupakan metode yang mengutamakan isi dan bahkan

mengorbankan bentuk teks bahasa sumber (Bsu). Umumnya penerjemahan ini

berbentuk parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari teks aslinya dan

biasa dipakai di kalangan media masa.

في أى الوال أصل عظين هي أصىل الفساد لحياة الاس أجوعيي

Terjemahan parafrasa: harta sumber malapetaka

Harta merupakan sumber terbesar kehancuran bagi kehidupan umat manusia17

.

f. Penerjemahan Komunikasi

Penerjemahan ini merupakan upaya memberikan makna kontekstual bahasa sumber

(Bsu) yang tepat, sehingga isi dan bahasanya dapat diterima dan dimengerti oleh

pembaca. Metode ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi seperti

khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan, sehingga teks sumber dapat

diterjemahkan menjadi beberapa versi.

تطىر هي طفت ثن هي علقت تن هي هضغت

Terjemahan awam: kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan kemudian

segumpal daging

16

Ibid., h. 33. 17

Ibid., h. 33.

Page 31: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

17

Kita berproses dari sperma, lalu zigot, dan kemudian embrio.18

Menurut Manna Al-Qaththan,19

terjemahan dapat digunakan pada dua arti:

1) Terjemahan harfiah, yaitu mengalihkan lafal-lafal yang serupa dari suatu bahasa ke dalam

lafal-lafal yang serupa dari bahasa lain sedimikian rupa. Sehingga susunan dan tertib

bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.

2) Terjemahan tafsiriyah atau terjemahan maknawiyah, yaitu menjelaskan makna

pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal

atau memperhatikan susunan kalimatnya.

C. Defenisi Semantik

1. Pengertian Semantik

Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris yaitu semantik,

dari bahasa Yunani Sema (Nomina) „tanda‟: atau dari verba samaino „menandai‟,

„berarti‟. Istilah tersebut digunakan oleh para pakar bahasa untuk menyebut bagian

ilmu bahasa yang mempelajari makna.20

Semantik merupakan cabang linguistik yang

mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi

lain. Semantik biasanya dikontraskan dengan dua aspek lain dari ekspresi makna:

sintaksis, merupakan pembentukan simbol kompleks dari simbol yang yang lebih

sederhana, serta pragmatik yang merupakan penggunaan praktis simbol oleh

komunitas pada suatu kondisi atau konteks tertentu.

Istilah semantik sendiri sudah ada sejak abad ke-17 bila dipertimbangkan

melalui frase semantics philosophy. Sejarah semantik dapat dibaca di dalam artikel

“An Account of the Word Semantics.21

Breal melalui artikelnya yang berjudul “Le

Lois Intellectuelles du Language” mengungkapkan istilah semantik sebagai bidang

18

Ibid., h. 34. 19

Manna Khalil al Qattan, Studi Ilmu-ilmu al Qur’an (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993), h. 443. 20

Fatimah Djajasudarma, Semantik I: Pengantar Arah Ilmu Makna (Bandung: Refika, 1999), h.

1. 21

Ibid., h. 1.

Page 32: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

18

baru dalam keilmuan, di dalam bahasa Prancis istilah sebagai ilmu murni historis

(historical semantics).

Jadi, semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti,

yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa fonologi, gramatika, dan semantik.22

Dan semantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik yang mempunyai

cakupan objek yang lebih luas, yaitu mencakup makna tanda atau lambang pada

umumnya dan merupakan bagian struktur bahasa yang terpenting yang berhubungan

dengan makna ungkapan secara umum.23

2. Manfaat Semantik

Studi semantik dari segi manfaatnya memang sangat banyak. Ilmu ini sangat

dibutuhkan diberbagai bidang keilmuan untuk pemahaman yang lebih dalam terhadap

suatu masalah yang sedang dikaji. Selain itu, semantik juga sangat membantu dalam

bidang yang berhubungan dengan bahasa dan teks-teks yang menjadi bahan pustaka.

Dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan, mereka akan memperoleh

manfaat praktis dari pengetahuan mengenai semantic yang dapat membantu dalam

memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan

informasi kepada masyarakat. Bagi pelajar, pengajar, dan peneliti bahasa dan sastra

pengetahuan semantik tentu banyak memberi manfaat. Bagi pelajar bermanfaat untuk

menganalisis bahasa yang sedang dipelajari, bagi pengajar bermanfaat untuk

memahami dengan baik dan mudah menyampaikannya kembali kepada para

siswanya. Sedangkan bagi peneliti bermanfaat sebagai alat bantu yang dapat

memudahkan menganalisis suatu permasalahan kebahasaan.

Selain itu, semantik juga bermanfaat bagi orang awam untuk memahami dunia

yang penuh dengan informasi dan kebahasan yang terus berkembang, karena mereka

22

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka cipta,2002), h. 2. 23

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 193.

Page 33: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

19

tidak bisa dapat hidup tanpa memahami sekeliling mereka yang mengunakan bahasa

sebagai alat komunikasi.24

3. Jenis-jenis Semantik

Jenis-jenis semantik cukup beragam, tetapi ada beberapa macam jenis semantik

yang selalu menjadi pembahasan pada ilmu tersebut. Diantara jenis-jenis semantik

ada 4 macam, yaitu :

1) Semantik Leksikal

Semantik leksikal adalah semantik yang objek penyelidikannya adalah leksikon

dari bahasa. Dan di dalam semantik leksikal diselidiki makna yang ada pada

leksem dari bahasa tersebut. Sedangkan leksem itu adalah satuan gramatikal bebas

terkecil dan dalam bahasa arab disebut dengan kalimat. Dalam studi semantik,

semantik leksikal ini digunakan untuk menyebut satuan bahasa bermakna.

2) Semantik Gramatikal

Semantik gramatikal adalah semantik yang objek kajiannya adalah bentuk makna

gramatikal dari tataran tata bahasa yaitu morfologi dan sintaksis, kata, frase,

klausa, dan kalimat. Dalam bahasa Arab morfologi disebut dengan istilah “Ilmu

Sharaf” dan sintaksis dikenal dengan istilah “Ilmu Nahwu”. Semua bentuk

tersebut di atas memiliki makna dalam bentuknya masing-masing ketika satuan-

satuan morfologi dan sintaksis itu membentuk sebuah kalimat.

3). Semantik Kalimat

Semantik kalimat adalah semantik yang berkaitan dengan topik kalimat dan

menurut Verhaar, semantik kalimat ini belum banyak menarik perhatian para ahli

linguistik.

24

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hal. 12.

Page 34: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

20

4). Semantik Maksud

Semantik maksud adalah semantik yang berkenaan dengan pemakaian bentu-

bentuk gaya bahasa seperti : metafora, ironi, litotes, dan majas perbandingan

lainnya. Menurut Verhaar semantik maksud ini mirip dengan istilah semantic

pragmatic yang biasa diartikan dengan bidang studi semantic yang mempelajari

makna ujaran yang sesuai dengan konteks situasinya.

4. Satuan Semantik

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks),

dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan

petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah

hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya foto.

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan

petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung

mengacu pada kenyataan; misalnya asap sebagai tanda adanya api. Tanda seperti itu

adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang

menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di

antaranya bersifat arbitrer, hubungan berdasarkan konvensi masyarakat.

Sedangkan menurut Ogden dan Richards, semantik itu memilki segitiga makna

yang saling berhubungan antara simbol, reference, dan referent. Simbol merupakan

tanda yang bersifat arbitrer yang dapat digunakan untuk menamai suatu benda.

Reference merupakan konsep pikiran yang tergambar di dalam otak tentang sesuatu

yang sedang dipikirkan. Sedangkan referent merupakan objek yang sudah berbentuk

jelas.25

25

J. D. Parera, Teori Semantik (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 29-30.

Page 35: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

21

5. Pengertian Makna

Sudah disebutkan pada sub bab yang sebelumnya bahwa objek studi semantik

adalah makna; atau dengan lebih tepat makna yang terdapat dalam satuan-satuan

ujaran seperti kata, klausa, dan kalimat.26

Aristoteles (384-322sm) seorang sarjana

bangsa Yunani sudah menggunakan istilah makna, yaitu ketika dia mendefinisikan

mengenai kata.Menurutnya, kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna.27

Palmer dan Lyons membedakan pengertian makna dan arti. Makna adalah

pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata).

Menurut palmer makna hanya menyangkut intra bahasa. Lyons menyebutkan bahwa

mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut

yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut

berbeda dari kata-kata lain. Arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-

kata itu sendiri, yang cenderung terdapat di dalam kamus sebagai leksem.28

Mengenai makna kata biasanya di bedakan bermacam-macam makna, maka

pertama-tama harus diketahui dasar-dasar pengertian makna. Di sekitar kita terdapat

bermacam-macam peristiwa atau hal yang dapat diserap panca indra kita yang secara

tradisional kita kenal sebagai rumah, binatang, bulan, tanah, batu dan pohon. kata-

kata semacam itu merupakan lambang bunyi ujaran untuk mengacu kepada benda-

benda yang ada dialam itu.29

26

Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h. 2. 27

Ibid, h. 27 28

Ibid, h. 5. 29

Gorys Keraf, tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesi: Untuk Tingkat Pendidikan Menengah,

(Jakarta: Grasindo, 1991), h. 159.

Page 36: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

22

6. Jenis-jenis Makna

1. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang memiliki atau ada pada leksem meski pada

konteks apa pun. Bisa dikatakan juga, makna leksikal adalah makna yang bersifat

leksikon (vokabuler, kosa kata, dan perbendaharaan kata), bersifat leksem (satuan

bentuk bahasa yang bermakna), atau bersifat kata.30

Mansoer Pateda mendefinisikan

makna leksikal adalah makna kata ketika makna itu berdiri entah dalam bentuk

leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat

dibaca di dalam kamus bahasa tertentu.

Misalnya leksem pensil memiliki makna leksikal „sejenis alat tulis yang terbuat

dari kayu dan arang‟. Dengan contoh ini dapat pula dikatakan bahwa makna leksikal

adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita,

atau makna apa adanya.31

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau

makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Makna

leksikal biasanya dipertentangkan atau dioposisikan dengan makna gramatikal. Kalau

makna leksikal itu berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan

referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat

adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi atau

kalimatisasi. Umpamanya, dalam proses afiksasi prefik ber- dengan dasar baju

malahirkan makna gramatikal „mengenakan‟ atau „memakai baju‟.32

Makna leksikal

dapat berubah ke dalam makna gramatikal secara operasional. Sebagai contoh dapat

kita pahami makna leksikal kata belenggu adalah (i) alat pengikat kaki atau tangan;

30

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 60. 31

Abdul Cahear, Linguistik Umum ( Jakarta, Rineka Cipta, 2003) h. 289. 32

Ibid, h. 290.

Page 37: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

23

borgol, atau (ii) sesuatu yang mengikat (sehinga tidak bebas lagi). Sebagaimana

makna gramatikal perhatikan ekspresi berikut: (i) Polisi memasang belenggu pada

kaki dan tangan pencuri yang baru tertangkap itu, (ii) mereka terlepas dari belenggu

penjajahan.33

3. Makna Kontekstual/Situasional

Makna kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational

meaning) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Jadi, makna

kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu

konteks. Makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu

dan lingkungan bahasa itu.

Konteks disini dapat berwujud dalam banyak hal, seperti (1) konteks orang,

disini termasuk hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia

pembicara/pendengar, latar belakang social ekonomi pembicara/pendengar; (2)

konteks situasi, misalnya situasi aman dan rebut; (3) konteks tujuan, misalnya

meminta dan mengharapkan sesuatu; (4) konteks formal; (5)konteks suasanan hati

pembicara /pendengar, misalnya: takut, gembira, dan jengkel; (6) konteks waktu,

misalnya malam setelah magrib; (7) konteks tempat, misalnya di sekolah, di pasar dan

lain-lain; (8) konteks objek,maksudnya apa yang menjadi focus pembicaraan; (9)

konteks alat kelengkapan bicara/dengan dengan pembicara/pendengar; (10) konteks

kebahasaan maksudnya bahasa indah bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak;

(11) konteks bahasa, yakni bahasa yang digunakan.34

4. Makna Tekstual

Makna tekstual (textual meaning) adalah makna yang timbul setelah seseorang

membaca teks secara keseluruhan. Makna tekstual tidak diperboleh hanya melalui

33

Varera, Pengantar Linguistik, h. 234. 34

Manoer Parera, Semantik Leksikal, hal. 236.

Page 38: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

24

makna setiap kata, atau makna setiap kelimat, tetapi makna tekstual dapat ditemukan

setelah seseorang membaca keseluruhan teks. Dengan demikian makna tekstual

berhubungan dengan bahasa tertulis. Makna tekstual lebih berhubungan dengan

pesan, tema yang ingin disampaikan melalui teks.35

Makna leksikal adalah makna yang akan dipahami jika dibaca keseluruhan teks,

untuk mencari makna kata tertentu agaknya seorang harus sabar. Ia harus membaca

teks keseluruhan sebelum menentukan makna kata tertentu yang ia tidak ketahui

maknanya.

5. Makna Konotatif

Makna konotatif (connotative meaning) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan

memakai bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca. Zgusta (1971:38)

berpendapat makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata ditambah

beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Harimurti (1982:91)

berpendapat “aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas

perasaan atas pemikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicaraan pembicara

(penulis) dan pendengar (pembaca) dengan kata lain makna konotatif ialah makna

leksikal.

Misalnya kata amplop. Kata amplop bermakna sampul yang berfungsi tempat

mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain atau kantor, instansi dan lain-

lain. Makna ini adalah makna denotative. Tetapi pada kalimat “berilah ia amplop agar

urusannya cepat selesai”, makna amplop sudah bermakna konotatif, yakni berilah ia

uang. Kata amplop masih ada hubungan, karena uang dapat saja diidi di dalam

amplopi. Dengan kata lain, kata amplop mengacu kepada uang, dan lebih khusus lagi

dengan uang pelican, uang pelancar, dan uang sogok. Makna kata amplop tidak

35

Ibid, hal. 230.

Page 39: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

25

sebagaimna adanya lagi, tetapi mengandung makna yang lain, yang kadang-kadang

masih berhubungan dengan sifat, rasa, benda, peristiwa yang dimaksudkan.36

6. Makna Deskriptif

Makna deskriptif yang disebut juga makna kognitif atau makna referensial

adalah makna yang terkandung di dalam setiap kata. Makna yang ditunjukan oleh

lambing itu sendiri. Jadi, kalau seorang mengatakan air, maka yang dimaksud adalah

sejenis benda cair yang digunakan untuk mandi, mencuci atau minum. Orang

mengerti makna kata air, karena itu ia membawa air seperti yang kita kehendaki.

Makna deskriptif adalah makna yang terkandung dalam makna itu pada masa

sekarang. Makna dimaksud adalah makna yang masih berlaku sekarang, makna yang

berlaku dalam masyarakat pemakai bahasa. Makna deskriptif tidak dikaitkan lagi

dengan makna kata itu pada waktu dahulu, atau tidak dikaitkan dengan makna ketika

itu baru muncul yang diperhatikan yakni makna yang sekarang berlaku dalam

masyarakat pemakai bahasa. Makna dapat berubah, tetapi tetap yang diperhatikan

adalah makna yang masih berlaku pada waktu sekarang.37

7. Makna referensial

Makna referensial (referential meaning) adalah makna yang langsung

berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata. Sebelum dilanjutkan uraian

makna referensial, ada baiknya dipahami lebih dahulu, apakah yang dimaksud dengan

istilah referen. Menurut Palmer adalah hubungan antara unsure-unsur linguistik

berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan dunia pengalaman yang non linguistik.

Referen dan acuan boleh saja benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen

adalah sesuatu yang ditunjukan oleh lambing. Makna referensial mengisyaratkan

kepada kita tentang makna yang langsung menunjuk kepada sesuatu, apakah benda,

36

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 112. 37

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 100.

Page 40: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

26

gejala, kenyataan, peristiwa, proses, sifat. Makna referensial merupakan makna

unsure bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia diluar bahasa.38

8. Makna Afektif

Makna afektif (affective meaning) merupakan makna yang muncul akibat reaksi

pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Oleh Karena itu,

makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar dalam dimensi rasa, maka

dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.39

7. Sebab-sebab Perubahan Makna

Ahli bahasa Perancis Antoine Meiller “Bahwa bahasa ada tiga penyebab pokok

untuk merubah makna yaitu: Bahasa, Sejarah, Masyarakat atau yang mengakibatkan

atas perkataan ini. Macam-macam yang tiga ini menghimpun hal-hal yang bisa

didalamnya antara menjelaskan banyak keadaan dari perubahan makna, akan tetapi

bersamaan dengan hal itu bukan semua dari berbagai keadaan.

Sebab-sebab yang mengakibatkan perubahan makna yaitu nampaknya

kebutuhan ketika masyarakat memiliki ide bahasa atau selainnya, dia ingin

menciptakan yang baru, bahwa contoh dari semua suara didalam kosakata atau

kamus bahasa. Ketika masyarakat memiliki ide bahasa atau selainnya, dia ingin

menciptakan yang baru , bahwa contoh dari semua suara didalam kosakata atau

kamus bahasa. Telah ada dalam perumpaan ini dari metode natralisasi (ketika diambil

sesuatu dari referensi luar). Ada metode yang menjadikan kata baru „coining‟ pada

metode kalimat bahasa ini.

8. Penjelasan Makna dengan Akurasi Istilah Ekonomi-Politik

Istilah adalah satuan leksikal bahasa sasaran yang mempunyai makna leksikal

yang sama dengan masing-masing satuan leksikal bahasa sumber, berbeda dengan

38

Ibid, h. 125. 39

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 97.

Page 41: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

27

terjemahan. Terjemahan atau penerjemahan adalah proses pengalihan bahasa untuk

mendapatkan hasil yang sama hampir mendekati bentuk aslinya di dalam bahasa

sumber dan yang memiliki makna yang sama dengan bahasa sasarannya.40

Sedangkan

padanan bukanlah proses, melainkan hasil dari suatu proses penerjemahan dari bahasa

sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Istilah juga merupakan kumpulan sinonim

dalam bahasa asing baik sebagai kata tunggal yang mengacu pada obyek yang sama

maupun kalimat-kalimat, penjelasan-penjelasan yang dianggap sebagai istilah

penjelasan dari kata kepala.

Penulis akan membagikan istilah berdasarkan jenis penggunaannya:

1) Sinonimi

Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri

dari sin “sama” atau “serupa” dan akar kata “onim” yang bermakna “sebuah kata

yang dikelompompokan dengan kata-kata lain di dalam klasifikasi yang sama

berdasarkan makna umum”.41

Dengan definisi lain: sinonim adalah kata-kata yang

mempunyai denotasi yang sama tetapi berbeda dalam konotasinya.

Suatu kata dikatakan bersinonim secara sempurna apabila kata-kata tersebut

mengandung makna deskriftif, eksprestif dan social yang sama, sedangkan suatu kata

disebut bersinonim secara absolut, apabila kata-kata tersebut mempunyai distribusi

yang sama dan bermakna secara sempurna di dalam kehadirannya pada semua

konteks. Contoh: kata meninggal dan kata mati memperlihatkan kesamaan makna,

tetapi pemakaiannya berbeda. Kata meninggal hanya digunakan untuk manusia, dan

tidak untuk binatang atau tumbuhan. Tidak mungkin orang mengatakan “pohon saya

meninggal kemarin” tetapi “si Ali meninggal kemarin”. Derajat makna kata mati dan

40

Zgusta Ladislav, Manual of Lexicography, h. 312. 41

H.G. Tarigan, Pengajaran Sematik, (Bandung: Angkasa, 1995), Cet. Ke-3, h. 17.

Page 42: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

28

meninggal pada kalimat-kalimat ini pun berbeda, dalam arti kata meninggal lebih

halus jika dibandingkan dengan kata mati.42

2) Antonim

Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu ianoma yang artinya „nama‟

dan anti yang artinya „melawan‟.43

Maka, antonim adalah kata yang mengandung

makna yang berkebalikan atau berlawanan dengan kata yang lain. Verhaar (1983:133)

mengatakan “antonim adalah ungkapan (biasanya kata, tetapi dapat juga frase atau

kalimat) yang dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain.”44

Antonim dan

antonimi adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya

menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.

Misalnya: kata buruk berantonim dengan kata baik; kata mati berantonim dengan kata

hidup; dan kata membeli berantonim dengan kata menjual.45

Dalam buku-buku

pelajaran Indonesia, antonim biasanya disebut lawan kata. Banyak orang tidak setuju

dengan istilah itu sebab pada hakikatnya yang berlawanan bukan kata-kata itu,

melainkan makna dari kata itu.

3) Hiponim

Hiponim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti „nama‟, dan

hypo berarti „di bawah‟. Secara harfiyah berarti „nama yang termasuk di bawah nama

lain‟. Verhaar (1983:131) mengatakan “hiponimi adalah ungkapan (biasanya berupa

kata, tetapi kiranya bisa juga berupa frase atau kalimat) yang maknanya dianggap

merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain.46

Hiponim adalah hubungan

semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya terucap dalam bentuk makna

ujaran lain. Misalkan: kata warna adalah hiponim, sedangkan merah, hijau, biru,

42

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h. 224. 43

H.G Tarigan, Pengajaran Semantik, h. 41. 44

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, h.207. 45

Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 299. 46

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h. 98.

Page 43: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

29

putih adalah hipernimi. Jadi merah berhiponim terhadap warna, maka iwarna

berhiponim terhadap merah.47

4) Homonimi

Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang artinya „nama‟

dan homo artinya „sama‟. Homonimi adalah kata-kata yang sama bunyinya tetapi

mengandung arti dan pengertian berbeda.48

Verhaar (19/8) memberi definisi

homonimi sebagai ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang bentuknya sama

dengan ungkapan lain (juga berupa kata, frase, atau kalimat) tetapi maknanya tidak

sama.49

Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya „kebetulan‟

sama; maknanya tertentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau

bentuk ujaran yang berlainan. Misalnya: kata pacar yang bermakna „inai’, dan makna

pacar yang bermakna „kekasih’.50

Homonimi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

homofon dan homograf. Homofon merupakan dua ujaran yang sama lafalnya tetapi

berlainan tulisannya. Seperti kata bank dan bang, sangsi dan sanksi. Sedangkan

homograf merupakan dan ujaran yang sama ejaannya tetapi berlainan lafalnya.51

47

Abdul Chaer, Pengantar Linguistik, h. 305. 48

H.G Tarigan, Pengjaran Semantik, h. 30. 49

Ibid, h. 93. 50

Abdul Chaer, Linguistik Umum, h. 302. 51

JD, Parrera, Teori Semantik, h. 82.

Page 44: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

30

BAB III

Wawasan Tentang Kamus Al-‘Ashri Dan Kamus Kontemporer Arab-Indonesia

Istilah Politik-Ekonomi

A. Wawasan kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah

Pada bab ini, penulis mencoba menelusuri sinopsis kamus al-‘Ashri yang disusun

oleh KH.Atabik Ali dan Drs.A.Zuhdi Muhdlor dan sinopsis kamus Kontemporer Arab-

Indonesia Istilah Ekonomi-Politik yang disusun oleh M.Napis Djuaeni dan istilah-istilah

politik-ekonomi yang ada di dua kamus tersebut. Dimana kamus dwibahasa ini memiliki

kelebihan masing-masing yang tidak dimiliki kamus lain. Jika penulis lihat dari ragam

kamusnya, kamus al-‘Ashri ini termasuk dalam kamus Terjemahan (mazdujah) atau

bilingual yang memadukan dua bahasa untuk menentukan titik temu makna dari

kosakata. Kamus terjemah memuat kata-kata asing yang kemudian dijelaskan satu

persatu dengan mencari padanan makna yang disesuaikan dengan bahasa nasional atau

bahasa pemakai kamus. Dalam penyusunan kamus terjemah dibutuhkan skill penyusunan

yang mumpuni di bidang Ilmu Terjemah. Selain itu, penyusun kamus dituntut untuk

menguasai dua bahasa (bilingual) secara baik.

Pada dasarnya, kamus terjemah tergolong kamus yang paling dulu ada. Sebab, bangsa

Smith di Irak pada 3000 SM telah mengenal kamus terjemah. Seiring dengan tingginya

tingkat komunikasi antar umat beragama di berbagai belahan dunia yang kian mudah dan

mengglobal, maka eksistensi kamus terjemah pasti akan terus ada dan bahkan bisa

berkembang pesat melebihi jenis-jenis kamus lainnya. Kini, telah muncul kamus terjemah

multilingual yang terdiri dari beberapa bahasa, bukan hanya dua bahasa (bilingual).

Page 45: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

31

Realitas ini menunjukan tingkat kebutuhan antar bahasa yang berbeda bahasa untuk

memahami bahasa orang lain hingga terwujud komunikasi yang saling memahami.

Kamus Istilah termasuk ke dalam kamus Spesialis (Takhashshushi) yaitu kamus yang

hanya menghimpun kata-kata yang ada dalam satu bidang/disiplin ilmu tertentu. Kamus

ini berisi 37.424 entri (6.250 entri tunggal dan 33.676 entri ganda) untuk edisi Arab-

Indonesia juga memuat puluhan ribu kata yang tidak ditemukan dalam berbagai kamus

sejenis. Mencakup istilah yang populer dalam percaapan bisnis, politik, media, dan

komunikasi publik lainnya khusus dibadang ekonomi dan politik. Terkait dengan kamus

istilah ada kamus lain yaitu kamus kedokteran, kamus pertanian, dan sebagainya. Contoh

kamus spesialis adalah kamus Hayatul Hayawan Al-Kubra (kehidupan binatang) karya

Ad-Damiri (1341-1405 M). kamus sebanyak dua jilid ini memuat kumpulan kata yang

khusus membahas tentang nama-nama binatang ternak, burung, serangga, dan

sebagainya.

Peran leksikologi dalam membahas makna-makna leksikal yang terdapat dalam ke

dua kamus (Al-‘Ashri dan Istilah) lebih sempit dari pada semantik dan leksikologi lebih

fokus pada perkembangan kata, perubahan makna sebuah kosa kata yang ada di dalam

kamus.

B. Riwayat Hidup Pengarang

KH. Atabik Ali dan Drs. A. Zuhdi Muhdlor, keduanya merupakan aktifis Pondok

Pesantren Krapyak Yogyakarta, dengan penuh keuletan, ketelitian, serta kesabaran yang

tinggi mereka turut memperkaya khazanah perkembangan penyusunan kamus, yang pada

masa mereka dikenal dengan sebutan kamus kontemporer yang diterbitkan Ramadhan

1419 H/Desember 1998.

Page 46: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

32

H.M. Napis Djuaeni, kelahiran Majena (Mandar) Sulawesi Barat 29 Juli 1957,

adalah Doktor Bahasa Arab di Ma‟had Al-Buhuts wa Al-Dirasat Al-„Arabiyyah-Jami‟ah

Al-Duwal Al-„Arrabiyah, Cairo-Mesir.Dengan penuh ketelitian, serta kesabaran yang

tinggi mereka turut memperkaya khazanah perkembangan penyusunan kamus dengan

melakukan riset intensif mengenai bahasa Arab di Cairo (1984-1987). Kehadiran Kamus

Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi pada Desember 2006 ikut serta

memenuhi kebutuhan para profesional bidang budaya, politik, bisnis dan peradaban dunia

di era globalisasi informasi dewasa ini.

C. Sinopsis al-‘Ashri

Kamus kontemporer al-‘Ashri ini demikian mudah digunakan karena menggunakan

pola alfhabet (huruf). Sehingga untuk mencari kata atau lafadz tertentu, kita tidak perlu

susah-susah mencari akar kata atau fi‟il (madhi) nya, melainkan langsung pada kata atau

lafadz tersebut sesuai dengan huruf awalnya.

Adapun petunjuk penggunaannya sebagai berikut:

1) Sesuai pada pola yang ditempuh dalam penyusunan kamus untuk pembaca tidak perlu

mencari akar kata atau kata asal dari kosakata yang akan dicari. Pembaca cukup

membuka kepada bab atau kelompok huruf dari huruf pertama kosakata tersebut.

Sebagai contoh: kata ادخم dicari pada bab alif, kata تداخم dicari pada bab ta‟, kata داخم

dicari pada bab dal, dan kata مداخهح dicari pada bab mim.

2) Secara pola kosa kata Arab yang ada pada kamus ini adalah berjenis (bershigat) laki-

laki atau mudzakkar kecuali dalam beberapa kata yang kami anggap penting untuk

dicantumkan jenis muannatsnya.

Page 47: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

33

3) Untuk kata yang searti ada kalanya ditulis lagi dibelakang muradif atau istilah tanpa

membedakan terjadinya perubahan bentuk (mabni). Seperti أتزوس , تغوط dibelakangnya

ditulis lagi تثزوس. Demikian pula kata صل dibelakangnya ditulis lagi ات dan تواصم

seterusnya.

4) Secara umum tidak mencantumkan dalam kamus ini "ال انتعزيف" kecuali pada

beberapa kata yang penulisnya menjadi berubah jika di situ dituliskan ال انتعزيف

seperti pada kata, (انقاضي)قاض (انضاري)ضار , (انعاني)عال ,

5) Dalam pencarian kosakata di dalam kamus ini kesamaan huruf pada kosakata tetapi

harkatnya berubah-rubah. Maka menyusunnya berurutan mulai dari harkat fatha,

kemudian dholmah kasrah lalu sukun.

6) Alif maqsurah (ي)dipersamakan dengan alif biasa, seperti kata جشى, احتوى, اتقي

7) Alif mamdudah (آ) dipersamakan dengan alif biasa dan tidak mempengaruhi urutan-

urutan penulisan.

8) Ta marbuthah (ج) disamakan dengan ta mabsuthah (ت)

9) Hamzah (ء) dalam bentuk dan tulisan seperti apapun dipersamakan dengan alif (ا),

karena itu dibedakan antara hamzah dengan alif layyinah, baik jika hamzah itu diatas

alif (أ), (ؤ), (ئ) bahkan ketika berdiri sendiri. Karenanya jika hamzah atau alif menjadi

menjadi huruf terdepan dari sebuah kosakata, maka harus dicari pada bab hamzah.

10) Penggunaan tanda kurung baik pada kosakata Arab maupun artinya dalam bahasa

Indonesia, adakalanya untuk:

a) Memperjelas penggunaan kata tersebut, seperti:

(مع)إئتهف , (انشكم)إتزيم

Indonesia: (bulan) April, putih (warna)

Page 48: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

34

b) Menunjukan bahasa asli (untuk terjemah bahasa „ejaannya) seperti: tulang rawan

(cartilage)

c) Menunjukan ilmu disiplin tertentu, seperti:

(رياضيح)حية انتماو , (فهك)كوكثح انشجاع , (فهسفح)عدميح , (طة)فغزج

Indonesianya: superiority complex (psikologi), sinus (matematika)

d) Menunjukan macam atau jenis seperti

(سمك)سنمورج, (طائزج)سنقور , (نثاخ), صقالب

Indonesia: unsure gas (kimia), yang berinsan bawah (ikan)

D. Sinopsis Kamus Istilah

Kamus ini demikian mudah digunakan karena menggunakan pola al-fhabetis sesuai

dengan huruf pertamanya, tanpa terikat pada akar kata atau kata dasarnya baik dalam

entri tunggal maupun dalam entri ganda.

Adapun petunjuk penggunaannya sebagai berikut:

1) Kata-kata dalam kamus kontemporer ini disusun menurut urutan alphabet sesuai

dengan huruf pertamanya, misalnya kata تسويق, maka kata تسويق ini dapat dicari

dengan huruf pertamanya yaitu huruf “ت”, bukan pada huruf “(ق و س)”س yang artinya

Marketing.

2) Entri dalam kamus istilah ini terdiri atas dua macam entri yaitu tunggal dan entri

gabungan. Adapun entri tunggal hanya dapat dijumpai satu kali dalam kamus ini,

misalnya:

Kata إمداد hanya dapat dijumpai pada bab (ف ”أ“ (األل

Kata غذاء hanya dapat dijumpai pada bab “غ”

Kata حزب hanya dapat dijumpai pada bab “ح”

Page 49: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

35

Sedangkan entri ganda dapat dijumpai lebih dari satu kali, misalnya:

عقوتح إقتصاديح dapat dilihat pada huruf “ع” dan pada huruf “أ”

3) Secara umum kata-kata dalam kamus kontemporer ini berbentuk “nakirah” yaitu yang

tidak memakai ال“ انتعزيف” atau semacamnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kamus al-‘Ashri dan kamus istilah sama-sama

mempunyai persamaan yaitu dalam penyusunan entrinya dengan menggunakan alfabetis.

E. Istilah Ekonomi dan Politik Arab-Indonesia

Yang disebut istilah adalah yang mempunyai makna yang pasti, jelas dan tidak

meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Yang perlu diingat adalah bahwa sebuah

istilah hanya digunakan pada keilmuan atau kegiatan tertentu. Umpamanya, kata tangan

dan kata lengan yang menjadi contoh diatas, kedua kata itu dalam bidang kedokteran.

Kedua kata itu dalam bidang kedokteran mempunyai makna yang berbeda. Tangan

bermakna „bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan‟, sedangkan lengan adalah

„bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu‟. Jadi, kata tangan dan lengan sebagai

istilah dalam ilmu kedokteran tidak bersinonom, karena maknanya berbeda.

Dalam perkembangan bahasa memang ada sejumlah istilah, yang sering digunakan,

lalu menjadi kosakata umum. Artinya, istilah itu tidak hanya digunakan dalam bidang

keilmuannya, tetapi juga telah digunakan secara umum, diluar bidangnya. Dalam bahasa

Indonesia, misalnya istilah spiral, virus alofon, morfemi masih tetap sebagai istilah dalam

bidangnya, belum menjadi kosakata umum.

Peristilahan mengenai bahasa dan pengunaan secara teratur memperkenalkan

jenis-jenis struktur bersama lainya bidang-bidang dengan bahasa yang berbeda. Istilah

ekonomi merupakan tatanan bahasa yang sering digunakan dalam bidang ekonomi

Page 50: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

36

seperti kata „hemat‟ sudah sering kita dengar dan diistilahkan ke dalam ekonomi dengan

arti „ekonomis‟. Sedangkan dalam bidang politik kata „agresi‟ biasa diartikan „serangan‟

dalam kosakata umum. Istilah dalam bidang politik dan ekonomi merupakan istilah yang

digunakan dalam bidangnya dengan tatanan kata yang maknanya pasti, jelas dan tidak

meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat.

Dengan contoh sebagai berikut:

Kata Kamus al-„Ashri Hal Kamus Istilah Hal

اتاحح

اتالف

وحد

نصاب

ناوش

Penyingkapan (rahasia)

Perusakan

Mengintegrasikan

Yang menggelapkan

Pertempuran kecil

4

19

2004

1915

1886

Legitimasi

Sabotase

Mengkonsolidasikan

Koruptor

Manuver

2

12

819

790

781

a. Kata اتاحح dalam kamus al-‘Ashri diartikan „penyingkapan (rahasia)‟,1 dan dalam

kamus Istilah artinya „legitimasi‟.2 Di dalam kamus Istilah maknanya menggunakan kata

serapan asing yaitu menggunakan bahasa inggris yang berasal dari kata „legitimize‟, yang

diserap ke bahasa Indonesia menjadi legitimasi yang artinya „mengabsahkan;

mengesahkan‟.3 Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa makna penyingkapan

(rahasia) berkembang menjadi legitimasi yang bersifat sinkronik sesuai dengan konteks

dan waktu yang digunakan. Tetapi, yang sering digunakan dalam bidang politik dan

1 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdra, Kamus Kontemporer (Arab-Indonesia), h. 4.

2 M.Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, h. 2.

3 John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h. 354.

Page 51: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

37

ekonomi adalah kata „legitimasi‟ yang berdeskriftif baik. Karena kata sering digunakan

sesuai dengan bidangnya dan kata tersebut sudah menjadi istilah di Bahasa Indonesia.

b. اتالف dalam kamus al-‘Ashri diartikan „perusakan‟,4 dan dalam kamus Istilah artinya

„sabotase‟.5 Di dalam kamus Ilmiah Populer sabotase diartikan „tindak perusakan dengan

maksud menggagalkan‟.6 Di sini sangat jelas bahwa kedua makna tersebut bersinonim.

Jadi, jelas bahwa kedua makna tersebut adalah satuan leksikal yang bisa digunakan

langsung pada saat menerjemahkan ke bahasa sasaran (Bsa). Sehingga, kata-kata tersebut

sering digunakan oleh khalayak luas sesuai dengan bidangnya.

c. وحد artinya di dalam kamus al-‘Ashri adalah „mengintegrasikan‟,7 dan dalam kamus

Istilah adalah „mengkonsolidasikan‟.8 Dilihat dari dua makna tersebut, makna kamus

Istilahlah yang lebih condong kepada makna semantik leksikal. Karena kata

„mengkonsolidasikan‟ bisa dengan memendekan maknanya menjadi kata „konsolidasi‟,

kata yang sering kita dengar dalam dunia politik dan hukum dibandingkan kata

„mengintegrasikan‟ yang mempunyai arti yang sama dengan kata tersebut. Kata

konsolidasi diartikan perbuatan yang memperteguh atau memperkuat untuk menjadi satu

persatuan.9 Jadi, istilah „integrasi‟ biasa digunakan sebelum adanya istilah „konsolidasi‟

dengan perkembangan makna tersebut istilah „konsolidasi‟ lebih populer.

d. نصاب dalam kamus al-‘Ashri diartikan dengan „yang menggelapkan‟,10

dan kamus

Istilah artinya „koruptor‟.11

Walau pun kedua kamus tersebut mempunyai makna yang

4 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudhar, Kamus Kontempore (arab-Indonesia), h. 19.

5 .Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, h. 12.

6 Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 656.

7 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdra, Kamus Kontemporer (Arab-Indonesia), h. 2004.

8 M.Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, h. 819.

9 Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet-3, hal. 457.

10 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdra, Kamus Kontemporer (Arab-Indonesia), h. 1915.

11 M.Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, h. 790.

Page 52: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

38

berbeda, tetapi makna tersebut bersifat sinonimi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

kata „koruptor‟ adalah orang yang melakukan penggelapan uang di tempat kerjanya.12

Sehingga kata „koruptor‟ sudah mencakup makna dari „penggelapan uang‟ dan kata

‟koruptor‟ bisa digunakan langsung pada saat menerjemahkan ke bahasa sasaran. Dalam

bidang politik dan hukum biasanya menggunakan istilah „koruptor‟ dibandingkan kata

‟penggelapan uang‟, karena istilah tersebut lebih modern.

e. ناوش dalam kamus al-‘Ashri diartikan „pertempuran kecil‟13

dan dalam kamus Istilah

artinya „manuver‟.14

„pertempuran kecil‟ dan „manuver. mempunyai arti yang

bertentangan atau antonimi. Dalam Kamus Ilmiah Populer kata „manuver‟ diartikan

latihan perang besar-besaran; gerak cepat dan tangkas.15

Sehingga, kata „manuver‟ adalah

kata yang sering muncul dalam bidang politik dan hukum. Kaitannya dengan semantik

leksikal adalah penggunaaan kata tersebut sesuai dengan bidangnya dan kata „manuver‟

lebih populer di masa kini dibandingkan kata „pertempuran kecil‟.

12

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet-3, hal. 462. 13

Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdra, Kamus Kontemporer (Arab-Indonesia), h. 1866. 14

M.Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, h. 186. 15

Widodo Amd, Kamus Ilmiah Populer, h. 402.

Page 53: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

39

BAB IV

AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN EKONOMI

ARAB-INDONESIA

(Analisis Banding Semantik Leksika kamus Al-’Ashri dengan kamus Istilah)

Pada bab ini, penulis menganalisis akurasi padanan istilah politik dan ekonomi

Arab-indonesia melalui pendekatan semantik leksikal. Sehingga, penulis membaginya

menjadi dua bidang yang akan dianalisis, yaitu:

1. Bidang Politik

2. Bidang Ekonomi

Di sini penulis akan menganalisis keakurasian istilah politik dan ekonomi yang

terdapat dalam kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah, dan mengambilnya secara berurutan

dengan sub bidang ekonomi atau politik semua istilah kata atau frase yang ada di kedua

kamus tersebut, kemudian menganalisis keakuratan maknanya. Akurasi makna istilah

tersebut akan dianalisis melalui pendekatan semantik leksikal.

1. Bidang Politik

1. Kata أتمزاطيت tidak ada di dalam kamus al-‘Ashri dan di dalam kamus Istilah

diartikan ‘otokrasi’.1 Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan ‘kekuasaan

yang tidak terbatas’,2 misalkan: نظام أتمزاطي artinya sistem otokrasi. Di dalam kamus

Istilah maknanya menggunakan kata Ilmiah yang artinya ‘pemerintahan oleh seorang

penguasa secara penuh dan tak terbatas maknanya (dan turun menurun) lawan

1 M.Napis Djuaeni. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Ekonomi-Politik, (Jakarta: PT

Mizan Publika, 2006) h. 12. 2 Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008)

Cet-4, hal. 57.

Page 54: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

40

demokrasi’. Sedangkan, dalam kamus Politik mengartikan kata ‘otokrasi’ dengan

‘otoritas atau hak memerintah yang dipegang oleh satu orang’3. Oleh karena itu,

penulis berpendapat bahwa kata ‘otokrasi’ yang sering digunakan dalam bidang

politik saat ini.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘penjauhan/pengasingan ابعاد .24 dan di dalam

kamus Istilah kata ابعاد dengan arti ‘deportasi’.5 Kata ‘deportasi’ dalam kamus Istilah

merupakan serapan dari bahasa asing yaitu menggunakan kata Bahasa Inggris yang

berasal dari kata ‘deportation’ artinya pengiriman kembali ke negri asal.6 Makna ini

bersifat sinonimi antara penjauhan/pengusiran dengan deportasi. Tetapi, pemakaian

kata yang sering digunakan dalam bidang politik adalah kata ‘deportasi’ yang

berdeskriftif ilmiah, terlebih lagi kata tersebut sudah menjadi bahasa Indonesia yang

sering digunakan oleh pemakainya sesuai dengan bidangnya.

di dalam kamus al-‘Ashri tidak mempunyai makna sedangkan, di dalam هولىص .3

kamus Istilah diartikan ‘konkret’.7 Kemudian dalam kamus Serapan diartikan

‘berwujud lawan dari abstrak’8 serta dalam kamus Politik ‘konkret’ diartikan ‘nyata;

benar-benar ada dan terwujud, dapat dilihat’9. Kata ‘konkret’ sering kita dengar dalam

berbagai bidang (ekonomi, politik, hukum, dll) dan penggunaan kata ‘konkret’ sering

3 B.N Marbun, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007) Cet-2, h. 42.

4 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdra, Kamus Kontemporer (Arab-Indonesia), (Yogyakarta:

Yayasan Ali Maksum, 1996) h. 10. 5 Djuaeni. Kamus Istilah, h. 6.

6 John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1996) Cet-23, h. 175. 7 Djuaeni. Kamus Istilah, h. 752.

8 J.S Badudu, Kamus kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2005) h.

191. 9 Marbun, Kamus Politik, h. 263.

Page 55: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

41

diucapkan. Jadi, penulis berpendapat bahwa kata ini sangatlah familiar karena tidak

asing lagi penggunaannya.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘penyerangan ههاجوت .410

dan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘agresi’.11

Dalam kamus Politik diartikan ‘penyerangan yang

dilakukan oleh suatu Negara terhadap Negara lain’12

. Kata ‘agresi’ merupakan kata

serapan dari bahasa Belanda diartikan dengan ‘Negara yang kuat menyerang kepada

Negara yang lemah’.13

Kedua makna tersebut bersifat sinonimi, karena maknanya

sama dan juga satuan leksikal yang bisa digunakan langsung pada saat

menerjemahkan ke bahasa sasaran. Tetapi, dalam bidang politik dan hukum biasanya

menggunakan kata ‘agresi’ dibandingkan kata ‘serangan’ karena kata tersebut lebih

formal dan modern.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘permusyawaratan هذكزة .514

, sedangkan di dalam

kamus Istilah diartikan ‘memorandum’.15

Kata ‘memorandum’ merupakan kata

serapan dari bahasa Latin m’emorandum dengan arti ‘catatan, atau peringatan’,16

dalam kamus Politik diartikan ‘nota atau surat pernyataan dalam hubungan

diplomasi’.17

sedangkan di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia ‘surat pernyataan

dalam hubungan resmi’.18

Konteks penggunaan kata ‘pemusyawaratan’ dan

‘memorendum’ sedikit berbeda karena kata ‘memorendum’ bersifat formal karena

penggunaannya harus resmi sedangkan kata ‘permusyawaratan’ dapat di definisikan

10

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1851. 11

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 765. 12

Marbun, Kamus Politik, h. 10. 13

Badudu, Kamus Serapan, h. 8. 14

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1676. 15

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 702. 16

Badudu, Kamus Serapan, h. 223. 17

Marbun, Kamus Politik, h. 312. 18

Gramedia Pustaka Utama, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Cet-4, h. 897.

Page 56: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

42

permusyawarahan saja. Jadi, kata ‘memorendum’ yang sering muncul dalam bidang

politik dan hukum.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘saling onani هتىاطئ .619

dan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘berkolusi’.20

Dalam kamus BBI diartikan ‘melakukan kerja sama

rahasia untuk maksud tidak terpuji’,21

kata ‘saling onani’ dan ‘berkolusi’ mempunyai

arti yang bertentangan atau antonimi karena kata ini tidak mempunyai hubungan

makna. Dalam kamus Ilmiah Populer kata ‘kolusi’ diartikan ‘hubungan rahasia’22

penggabungan dua kata ber- dan kolusi ‘dua objek atau lebih yang saling

berhubungan rahasia. Sedangkan, kata ‘saling onani’ berdeskriftif negative dengan

penggunaan kata yang tidak terpuji. Jadi, sekarang ini kata ‘berkolusi’ sering

digunakan sesuai dengan konteks dan bidangnya dan kata tersebut sudah menjadi

istilah dalam Bahasa Indonesia.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘damai هادنت .723

dan di kamus Istilah dengan arti

‘kondusif’.24

Dalam kamus Politik diartikan ‘memiliki peluang seperti yang

diinginkan yang mendukung keberhasilan’25

, penulis berpendapat bahwa makna

‘damai’ berkembang menjadi ‘kondusif’ yang bersifat sinkronik sesuai dengan

konteks dan waktu yang digunakan. Tetapi, yang sering digunakan dalam bidang

Politik dan Hukum adalah kata ‘kondusif’ karena lebih modern.

19

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1620. 20

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 681. 21

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 717. 22

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2002) h. 316. 23

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1960. 24

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 638. 25

Marbun, Kamus Politik, h. 189.

Page 57: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

43

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘pengekangan لوع .826

dan di kamus Istilah

diartikan ‘represi atau kebiadaban’.27

Kata ‘represi’ merupakan kata serapan Latin

yang diartikan ‘penekanan; sifat menekan’.28

Dalam kamus Politik dengan arti

‘pengekangan, penindasan; tindakan pembalasan’29

dan di dalam kamus Istilah

Populer ‘reparasi’ diartikan ‘penindasan; penekanan (amarah/kemarahan);

penghambatan’30

Jadi, menurut penulis kata ‘represi’ tepat untuk digunakan karena

tatanan kata yang modern dan formal.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘kedzaliman طغياى .931

dan di dalam kamus Istilah

‘diktator’.32

Kata ‘diktator’ meupakan serapan dari bahasa Latin dengan arti ‘kepala

Negara yang memerintah dengan kekuasaan mutlak, dengan kekerasan dan sama

sekali tidak demokratis’33

sedangkan, di dalam kamus Politik diartikan ‘pemerintah

sewenang-wenang yang dijalankan oleh individu yang tidak bertanggung jawab

kepada rakyat’.34

Sehingga, kata ‘diktator’ mempunyai nilai rasa yang tinggi jika

digunakan dalam bidang Politik dan Hukum kemudian kata ‘kedzaliman’ mempunyai

nilai rasa yang rendah, jika digunakan bukan pada konteksnya Jadi, kata ‘diktator’

hanya cocok untuk situasi masa kini (modern)., tetapi, kata ‘kedzaliman’ dapat

dipergunakan secara umum dan tidak formal dibandingkan kata ‘delegasi’.

26

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1470. 27

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 612. 28

Badudu, Kamus Serapan, h. 303. 29

Marbun, Kamus Politik, h. 420. 30

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 643. 31

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1233. 32

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 510. 33

Badudu, Kamus Serapan, h. 62. 34

Marbun, Kamus Politik, h. 118.

Page 58: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

44

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘kemampuan طالت .1035

sedangkan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘kapasitas’.36

Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

‘memiliki kemampuan yang sesuai dengan ilmunya’,37

kata ‘kapasitas’ merupakan

serapan dari bahasa Prancis yang diartikan ‘kemampuan berproduksi’.38

Kata

‘kapasitas’ bersinonimi dengan kata ‘kapabilitas’ yang artinya ‘kemampuan suatu

Negara dalam mengimplementasikan kekuatan militer, politik dan ekonomi, sosial,

dan budaya untuk mencapai tujuan dan kepentingan nasional’.39

Kata ‘kapasitas’ dan

‘kemampuan’ bersifat sinonimi tetapi pemakainnya saja yang berbeda, kata

‘kapasitas’ sudah mencakup makna dari ‘kemampuan’ dan kata ’kapasitas’ bisa

digunakan langsung pada saat menerjemahkan ke bahasa sasaran.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘ikatan طلت .1140

sedangkan di dalam kamus Istilah

‘relasi’.41

Di dalam kamus Istilah maknanya menggunakan kata serapan asing yaitu

menggunakan bahasa Inggris yang berasal dari kata ‘r`elasi’, yang diserap ke bahasa

Indonesia menjadi relasi yang artinya ‘orang yang berhubungan dalam perdagangan,

pekerjaan, kegiatan bank, dsb’.42

Di dalam kamus Politik diartikan ‘hubungan;

kenalan; pelanggan’,43

dan di kamus Istilah Populer diartikan ‘hubungan anak

saudara; perhubungan; langganan; pertalian’.44

Di sini sangat jelas bahwa kedua

makna tersebut bersinonim. Jadi, jelas bahwa kedua makna tersebut adalah satuan

35

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1220. 36

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 506. 37

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 622. 38

Badudu, Kamus Serapan, h. 171. 39

Marbun, Kamus Politik, h. 232. 40

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1185. 41

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 491. 42

Badudu, Kamus Serapan, h. 300. 43

Marbun, Kamus Politik, h. 419. 44

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 639.

Page 59: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

45

leksikal yang bisa digunakan langsung pada saat menerjemahkan ke bahasa sasaran

(Bsa). Namun, kedua makna tersebut tidak mudah dipertukarkan, karena istilah

‘ikatan’ dapat digunakan secara secara umum dan tidak formal (perkumpulan,

komunitas, dll) sedangkan perkembangan makna tersebut menjadi ‘relasi’ yang tepat

untuk situasi masa kini (modern) sesuai dengan konteks dan bidangnya.

tidak ada di dalam kamus al-‘Ashri dan di dalam kamus Istilah diartikan اطتذعاد .12

‘somasi’.45

Kata ini di ambil dari Istilah Hukum diartikan ‘teguran untuk membayar

utang’46

kata ini juga sudah ada di dalam KBBI yang diartikan ‘teguran’,47

kemudian

di dalam kamus Istilah Populer diartikan ‘teguran; peringatan terakhir’.48

Jadi,

menurut penulis kata اطتذعاد diartikan ‘teguran’ pada dasarnya sama, yang

membedakan konteks penggunaan kata tersebut. Tetapi, yang sering digunakan dalam

bidang Politik dan Hukum adalah kata ‘somasi’ karena karena modern dan formal.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘keinginan atau hasrat تىق .1349

sedangkan dalam

kamus Istilah ‘aspirasi’.50

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin yang

diartikan ‘kemauan untuk lebih maju’51

dan dalam kamus Politik diartikan ‘kehendak

atau keinginan yang keras untuk mendapatkan sesuatu yang lebih tinggi di masa

depan’.52

Jadi, menurut penulis kata ‘aspirasi’ lebih sering digunakan dalam berbagai

konteks dibandingkan dengan kata ‘keinginan atau hasrat’. Penggunaan kata

‘aspirasi’ bisa dipakai untuk mewakili beberapa orang, tetepi kata ‘keinginan atau

45

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 56. 46

Badudu, Kamus Serapan, h. 325. 47

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 853. 48

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 688. 49

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 615. 50

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 467. 51

Badudu, Kamus Serapan, h. 30. 52

Marbun, Kamus Politik, h. 39.

Page 60: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

46

hasrat’ sebatas untuk satu orang saja, seperti definisi di dalam kamus Istilah Populer

yang diartikan ‘cita-cita, tuntutan (ke arah perbaikan nasib); penuntutan (perorangan);

kehendak (akan kelayakan hidup)’53

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘kekuasaan طيطزة .1454

sedangkan di dalam kamus

Istilah ‘supermasi’.55

Kata ini merupakan serapan dari Perancis yang artinya

‘kekuasaan yang sah yang diberikan kepada sesuatu lembaga dalam masyrakat oleh

pejabat dalam menjalankan fungsinya,56

serta di dalam kamus Politik ‘kekuasaan

yang sah untuk melakukan tindakan peraturan untuk memerintah orang lain.57

Kata

‘supermasi’ sering digunakan sesuai dengan konteks di bidang Politik dan Hukum

kemudia kata tersebut sudah menjadi istilah dalam Bahasa Indonesia yang diartikan

‘hak melakukan peraturan untuk memerintah orang lain’.58

Jadi, menurut penulis kata

‘kekuasaan’ dapat dipergunakan secara umum dan tidak formal dibandingkan kata

‘supermasi’.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘dualisme اسدواج .1559

sedangkan dalam kamus

Istilah ‘dikotomi’.60

Di dalam kamus Politik diartikan ‘pembagian atas dua konsep

yang saling bertentangan’,61

kata ini merupakan serapan dari bahasa Yunani yang

artinya ‘pembagian dalam dua dua bagian yang bertentangan menurut logika’.62

Walau pun kedua kamus tersebut mempunyai makna yang berbeda, tetapi makna

53

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 45. 54

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 455. 55

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 455. 56

Badudu, Kamus Serapan, h. 257. 57

Marbun, Kamus Politik, h. 350. 58

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 992. 59

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 85. 60

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 48. 61

Marbun, Kamus Politik, h. 118. 62

Badudu, Kamus Serapan, h. 62.

Page 61: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

47

tersebut bersifat sinonimi dan penggunaan kata keduanya tersebut cocok untuk situasi

masa kini (modern).

’di dalam kamus Al-‘Ashri diartikan ‘kebocoran ارتشاح .1663

dan di dalam kamus Istilah

Ekonomi dan Politik ‘infiltrasi’.64

Makna di dalam kamus Istilah Ekonomi dan Politik

menggunakan kata serapan asing yaitu menggunakan bahasa Belanda infilt`erasi yang

artinya ‘penyusupan’.65

Di dalam kamus Istilah Populer ‘infiltrasi’ diartikan

perembesan; penyusupan’,66

sedangkan di dalam kamus Politik diartikan ‘campur

tangan ke dalam wilayah lain dengan maksud untuk memperoleh keterangan (mata-

mata) untuk melemahkan kekuatan lawan’.67

Penggunaan kata ‘kebocoran’ hanya

cocok untuk situasi kuno, klasik, arkais68

dan tidak bisa digunakan dalam konteks

formal karena makna ini sebagai perumpamaan saja khalayak luas sesuai dengan

bidangnya. Sedangkan kata ‘infiltrasi’ hanya cocok untuk situasi masa kini dan kata

‘infiltrasi’ sering digunakan sesuai dengan konteks di bidang Ekonomi dan Politik

saat ini.

di dalam kamus al-‘Ashri tida mempunyai arti sedangkan di dalam kamus إطتمطاب .17

Istilah diartikan ‘polarisasi’.69

Di dalam kamus Ilmiah kata ‘polarisasi’ dengan arti

‘getaran cahaya; pertentangan/perlawanan’.70

Di dalam kamus Serapan kata ini

diartikan ‘pembagian atas dua kelompok yang berlawanan’,71

sedangkan di dalam

63

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 74. 64

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 43. 65

Badudu, Kamus Serapan, h. 152. 66

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 230. 67

Marbun, Kamus Politik, h. 204. 68

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta, Rieneka Cipta, 2002)

h. 85. 69

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 66. 70

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 575. 71

Badudu, Kamus Serapan, h. 279.

Page 62: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

48

kamus Politik diartikan ‘menajamnya pertentangan di dalam satu kelompok

masyarakat’72

dan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan ‘pembagian atas

dua bagian yang berlawanan’.73

Jadi, menurut penulis kata ‘polarisasi’ jarang kita

temui dalam sehari-hari tetapi dalam bidang politik formal kata ini teramat sering

digunakan karena memang berdeskriptif ilmiah dan modern.

'di dalam kamus al-'Ashri diartikan 'pemindahan تزحيل .1874

dan di dalam kamus Istilah

diartikan ‘deportasi’.75

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris ‘deportation

artinya ‘pengiriman kembali ke Negara asal’.76

Kata ini bila diartikan dalam kamus

Politik ‘pengusiran seseorang/kelompok ke suatu tempat yang oleh pemerintah

sebagai hukuman kerena orang tersebut tidak berhak tinggal diwilayah itu’. Kata

‘deportasi’ lebih tepat dari ‘pemindahan’ karena sesuai dalam konteks politik modern.

di dalam kamus al-‘Ashri tidak ada artinya tetapi di dalam kamus Istilah هناظزة .19

‘polemik’.77

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris pol`emik yang artinya

‘perang pena’,78

dalam kamus Ilmiah diartikan ‘perang pena; perdebatan lewat tulisan

(dalam media cetak surat kabar),79

kata ‘polemik’ sudah menjadi bahasa Indonesia

baku karena kata ini sudah terdapat di dalam KBBI yang diartikan ‘perdebatan

mengenai suatu masalah yang dikemukakan dalam media massa’.80

Jadi kata

‘polemik’ sudah familiar dan dapat untuk digunakan dalam berbagai bidang.

72

Marbun, Kamus Politik, h. 395. 73

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1089. 74

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 457. 75

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 205. 76

John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h. 175. 77

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 282. 78

Badudu, Kamus Serapan, h. 280. 79

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 576. 80

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 692.

Page 63: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

49

'di dalam kamus al-'Ashri diartikan 'gelisah جأص .2081

sedangkan di dalam kamus Istilah

diartikan ‘agitasi’.82

Di dalam kamus Politik ‘agitasi’ diartikan ‘pembicaraan atau

pidato yang menggelorakan semangat, menggerakan hati atau hasrat untuk berontak

bertempur melawan musuh dan sebagainya’,83

sedangkan dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan ‘hasutan kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara

pemberontakan) biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis partai politik’.84

Kata

‘agitasi’ dan ‘gelisah bersifat antonimi karena keduanya mempunyai makna yang

berlawanan, kata ‘agitasi’ digunakan dalam pidato politik untuk mempengaruhi massa

sedangkan, kata ‘gelisah’ cendrung digunakan dalam konteks keseharian tanpa

melihat bidang tertentu. Jadi, menurut penulis kata yang tepat untuk saat ini dalam

bidang politik formal ialah ‘agitasi’.

'di dalam kamus al-'Ashri diartikan 'kepercayaan عفيذة .2185

dan di dalam kamus Istilah

diartikan ‘doktrin’.86

Di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘ajaran; dalil’,87

kata ini

merupakan serapan dari bahasa Latin yang artinya ‘ajaran (agama, politik, tata

Negara) yang bersistem’88

dan kata ini sudah tertera dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang artinya ‘pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan ketatanegaraan

dalam penyusunan kebijakan negara’.89

Kata ini mempunyai singkronitas antara

81

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 644. 82

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 293. 83

Marbun, Kamus Politik, h. 10. 84

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 17. 85

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1304. 86

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 541. 87

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 107. 88

Marbun, Kamus Politik, h. 66. 89

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 338.

Page 64: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

50

‘kepercayaan’ dan ‘doktrin’, jika dilihat penggunaan katanya kata ‘doktrin’ lebih

tepat dalam konteks politik. Sedangkan kata ‘kepercayaan’ hanya bisa digunakan

dalam konteks agama dan ungkapan keseharian.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘pemeriksaan فحض .2290

dan dalam kamus Istilah

‘investigasi’.91

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris investigation yang

diartikan ‘penyelidikan; pengusutan’,92

kemudian di dalam kamus Politik diartikan

‘penyelidikan terhadap orang, lembaga, Negara, dengan tujuan untuk memperoleh

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa, pelanggaran dan

sebagainya’,93

dan di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘penyelidikan; pengusutan;

pencatatan data dan fakta’.94

Jadi penulis menyimpulkan bahwa kata ‘investigasi’

lebih tepat, modern dan ilmiah untuk digunakan pada bidang Politik.

'di dalam kamus al-'Ashri diartikan 'menugaskan فىع .2395

sedangkan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘mendelegasikan.’96

Kata ‘delegasi’ merupakan serapan dari bahasa

Inggris delegation/delegacy yang artinya ‘penyerahan/pelimpahan wewenang’,97

sedangkan di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘perutusan; rombongan perwakilan’,98

dan di dalam kamus Politik diartikan ‘orang yang ditunjuk dan diutus oleh suatu

perkumpulan, Negara dan sebagainya dalam suatu perundingan, kerjasama dan

sebagainya’.99

Jadi kedua kata ini bersifat sinonimi karena mempunyai padanan

90

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1378. 91

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 573. 92

Badudu, Kamus Serapan, h. 296. 93

Marbun, Kamus Politik, h. 212. 94

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 246. 95

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1411. 96

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 588. 97

Badudu, Kamus Serapan, h. 116. 98

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 85. 99

Marbun, Kamus Politik, h. 96.

Page 65: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

51

makna, kata ‘menugaskan’ digunakan dalam berbagai bidang non formal sedangkan

kata ‘delegasi’ bersifat formal dan masa kini (modern).

tidak diartikan dalam kamus al-‘Ashri tetapi di dalam kamus Istilah تخزيض .24

mempunyai arti ‘provokasi’100

Di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘pancingan;

penghasutan’.101

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris provocative yang

artinya ‘hal memanas-manasi emosi seseorang atau suatu kelompok untuk melakukan

tindakan yang sifatnya negatif (pengrusakan)’,102

kemudian di dalam kamus Politik

diartikan ‘tindakan yang dilakukan untuk memancing kemarahan’.103

Jadi kata ini

bukanlah bahasa asing lagi karena kata ini sudah menjadi entri dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia104

dan sering digunakan oleh khalayak luas.

’di dalam kamus al-'Ashri diartikan ‘keinginan تىق .25105

sedangkan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘aspirasi’.106

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris

aspiration-tie dengan arti ‘artikulasi konsonan hambat yang disertai letupan nafas

yang cukup jelas sehingga jelas terdengar’,107

kemudian dalam kamus Ilmiah

diartikan ‘tuntutan; cita-cita (ke arah perbaikan nasib)’.108

Kedua kata ini bersifat

sinonimi dengan cakupan makna yang berbeda, jika kata ‘keinginan’ bersubjek

sedikit dibandingkan kata ‘aspirasi’. Jadi menurut penulis kata yang tepat diantara

keduanya ialah kata ‘aspirasi’ yang berdeskriptif ilmiah dan sesuai saat ini.

100

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 598. 101

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 607. 102

Badudu, Kamus Serapan, h. 576. 103

Marbun, Kamus Politik, h. 407. 104

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1108. 105

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 615. 106

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 467. 107

Badudu, Kamus Serapan, h. 70. 108

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h.45.

Page 66: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

52

di dalam kamus al-‘Ashri tidak ada artinya sedangkan di dalam kamus Istilah ثىرة .26

dengan arti ‘revolusi’.109

Kata ‘revolusi’ merupakan serapan dari bahasa Inggris

revolution dengan arti ‘perubahan ketatanegaraan (keadaan social) yang dilakukan

melalui gerakan-gerakan fisik’,110

sedangkan di dalam kamus Politik diartikan

‘perubahan secara fundamental yang menyangkut pembagian kekuasaan politik,

status social, ekonomi, dan sikap budaya masyarakat’111

dan dalam kamus Ilmiah

diartikan ‘perputaran/rotasi secara cepat; perubahan yang berlangsung secara

cepat’.112

Menurut penulis penggunaan kata ‘revolusi’ tepat dalam konteks politik

(formal atau non) dalam penyampaian aspirasi dan penuntutan hak dan kata ini juga

sering kita lihat dalam media masa, elektronik.

’diartikan dalam kamus al-‘Ashri dengan ‘ketertiban تناطك .27113

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan ‘sinkronisasi’.114

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris

synchronization yang artinya ‘sesuai; selaras atau serentak (kejadiaanya),115

kemudian dalam kamus Politik diartikan ‘perihal menyinkronkan; peyerentakan dan

penyesuaian’,116

dan dalam kamus Ilmiah diartikan ‘penyerentakan; penyesuaian’.117

Kata ‘sinkronisasi’ mempunyai akar kata ‘sinkron’ yang artinya ‘sesuai dan tertib’118

,

jadi kata ‘ketertiban’ merupakan sub dari kata ‘sinkronisasi’. Jadi menurut penulis

kata ‘sinkronisasi’ sudah mencakup dari kata ‘ketertiban’ dan berdeskriptif ilmiah.

109

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 321. 110

Badudu, Kamus Serapan, h. 609. 111

Marbun, Kamus Politik, h. 422. 112

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 650. 113

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 585. 114

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 266. 115

Badudu, Kamus Serapan, h. 643. 116

Marbun, Kamus Politik, h. 443. 117

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 681. 118

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1314.

Page 67: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

53

di dalam kamus al-‘Ashri tidak ada artinya sedangkan di dalam kamus Istilah اطتفطاب .28

diartikan ‘polarisasi’.119

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris

‘polarization’ yang diartikan ‘pembagian atas dua kelompok yang berbeda

kepentingan dan saling bertentangan’,120

kemudian di dalam kamus Politik diartikan

‘menajamnya pertentangan di dalam kelompok masyarakat’.121

Menurut penulis,

penggunaan kata ‘polasisasi’ sudah tepat karena memang sesuai dengan istilah politik

sekarang dan sudah terdapat di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dengan arti

‘magnetisasi atau pembagian atas dua kelompok yang berlawanan’.122

di dalam kamus al-‘Ashri tidak diartikan tetapi di dalam kamus Istilah diartikan تحكين .29

dengan ‘arbitrasi’.123

Di dalam kamus Serapan kata ini merupakan adopsi dari bahasa

Latin arbitrase yang diartikan ‘pertimbangan dan peradilan wasit atau penengah

dalam melerai persengketaan’,124

sedangkan di dalam kamus Politik pengartiannya

lebih spesifik yaitu ‘prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan pertikaian secara

damai, yang mencakup; kompromi atau kesepakatan di antara pihak yang bertikai’.125

Jadi penggunaan kata ‘arbitrasi’ bisa dipakai dalam konteks formal karena kata ini

berdeskriptif ilmiah dan masa kini (modern).

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘penyerangan هحارب .30126

sedangkan di dalam

kamus Istilah ‘militan/seradu’.127

Di dalam kamus Politik diartikan ‘bersemangat

119

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 66. 120

Aka Kamarulzaman dan M. Dahlan Y.Al Barry, Kamus Ilmiah Serapan, h. 552. 121

Marbun, Kamus Politik, h. 395. 122

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1089. 123

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 192. 124

Badudu, Kamus Serapan, h. 27. 125

Marbun, Kamus Politik, h. 29. 126

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 127

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 688.

Page 68: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

54

tinggi; penuh gairah; berhaluan keras’,128

kata ini merupakan serapan dari bahasa

Belanda yang diartikan ‘bersemangat penuh gairah dalam melakukan sesuatu’.129

Di

dalam kamus Ilmiah diartikan ‘anggota milisi (yang diwajib militerkan); suka/siap

berperang; besar jiwa heroiknya; siap berjuang’,130

sedangkan dalam kamus Inggris-

Indonesia kata ‘miletent diartikan ‘orang yang agresif’.131

Jadi menurut penulis

penggunaan kata ‘militan’ tepat dibandingkan kata ‘penyerangan’ karena bersifat

sinkronik dengan penyusaian waktu dan tempatnya. Kata ‘penyerangan’ hanya

digunakan dalam konteks umum tidak mempunyai misi tujuan tetapi kata ‘militan’

jelas maksunya dengan pendidikan militer berjiwa perang untuk siap berjuang

mempunyai misi jelas karena itu kata ‘militan’ akurat dalam menerjemahkan konteks

politik masa kini (formal) dan formal.

2. Bidang Ekonomi

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘hemat همتظذ .1132

sedangkan , di dalam kamus

Istilah diartikan ‘ekonomis’.133

Walau pun kedua kamus tersebut mempunyai makna

yang berbeda, tetapi makna tersebut bersifat sinonimi. Di dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan ‘bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan barang,

bahasa, waktu; tidak boros; hemat’134

Sehingga kata ‘ekonomis’ sudah mencakup

makna dari ‘hemat’ dan kata ’ekonomis’ bisa digunakan langsung pada saat

menerjemahkan ke bahasa sasaran. Dalam bidang Ekonomi biasanya menggunakan

istilah ‘ekonomis’ dibandingkan kata ’hemat’, karena istilah tersebut lebih modern.

128

Marbun, Kamus Politik, h. 316. 129

Badudu, Kamus Serapan, h. 227. 130

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 431. 131

John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h.380. 132

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1788. 133

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 747. 134

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 355.

Page 69: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

55

Jadi, istilah ‘ekonomis’ biasa digunakan sebelum adanya istilah ‘hemat’ dengan

perkembangan makna tersebut istilah ‘ekonomis’ lebih populer saat ini.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘pungutan هكض .2135

dan di dalam kamus Istilah

dengan arti ‘retribusi’.136

Dalam kamus Istilah maknanya menggunakan kata serapan

Latin yaitu r`etribus, yang diserap ke bahasa Indonesia menjadi ‘retribusi’ yang

artinya ‘pemungutan uang oleh pemerintah sebagai balas jasa contoh; kendaraan yang

melintasi jalan tol’137

di dalam kamus Istilah Ekonomi Populer kata ‘retsibusi’

diartikan ‘pungutan daerah kepada perseorangan atau badan hukum sebagai imbal-

balik karena menikmati jasa atau fasilitas yang disediakan pemerintah daerah’.138

Dalam kamus Istilah Populer diartikan ‘pengembalian; penggantian kerugian’,139

Tetapi, dalam bidang Ekonomi biasanya menggunakan kata ‘retribusi’ dibandingkan

kata ‘pungutan’ karena kata tersebut lebih formal dan modern.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘mata uang عولت .3140

dan di dalam kamus Istilah

diartikan ‘value’.141

Kata ‘value’ sendiri serapan dari bahasa Inggris dengan arti

‘nilai’ sedangkan di dalam kamus Lengkap Ekonomi dengan arti ‘pemeriksaan nilai

uang’.142

Jadi, pemakaian kata ‘value’ yang sering digunakan di bidang Ekonomi

dibandingkan ‘mata uang’. Tetapi penggunaan kata ‘mata uang’ yang lebih familiar

untuk saat ini karena kata ‘velue’ terkesan formal dan berdeskriftif ekonomi global

saja.

135

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1803. 136

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 748. 137

Badudu, Kamus Serapan, h. 306. 138

Henricus W.Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer (Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara,

2006) h. 223. 139

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 649. 140

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1323. 141

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 548. 142

Collins, Kamus Lengkap Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1994) Cet-2, h. 678.

Page 70: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

56

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘tambahan فائغ .4143

dan di kamus Istilah dengan

arti ‘surplus’.144

Di dalam kamus Istilah Ekonomi Kontemporer ‘surplus’ diartikan

‘kelebihan pendapatan di atas penghasilan’.145

Kata ini serapan dari Perancis dengan

arti ‘sisa hasil kelebihan’146

jadi, penulis menyimpulkan kata ‘surplus’ merupakan

istilah Ekonomi saat ini dan penggunaannya kebanyakan pada ekonomi makro.

Sehingga, kata ‘surplus’ adalah kata yang sering muncul dalam bidang Ekonomi.

Kaitannya dengan semantik leksikal adalah penggunaaan kata tersebut sesuai dengan

bidangnya dan kata ‘surplus’ lebih populer di masa kini dibandingkan kata

‘tambahan’.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘menangkap لبغ .5147

dan di dalam kamus Istilah

‘memonopoli’.148

Di dalam kamus Istilah Ekonomi Populer diartikan ‘produksi dan

penetapan harga output yang ditentukan oleh biaya marginal dengan pendapatan

marginalnnya.149

Di dalam kamus Ekonomi Kontemporer dengan arti ‘keadaan pasar

di mana suatu pihak memiliki pengaruh yang besar dalam menawarkan jenis barang

tertentu sehingga mampu menentukan dan mengatur tingkat harga,150

serta kata

‘monopoli’ merupakan serapan dari bahasa Yunani yaitu ‘perdagangan barang yang

hanya dilakukan oleh satu perusahaan’.151

Kata ‘monopoli’ sudah menjadi istilah

Ekonomi global saat ini. Jika dilihat perkembangan istilah Ekonomi kata ini sering

143

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1366. 144

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 565. 145

Indra Dermawan, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama,

2006), h. 514. 146

Badudu, Kamus Serapan, h. 338. 147

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1470. 148

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 597. 149

Henricus W.Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer, Cet-2, h. 146 150

Indra Darmawan, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, h. 399 151

Badudu, Kamus Serapan, h. 231

Page 71: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

57

kita temukan di medi masa, tv dll, itu tidak terlepas dari modernisasi dan kedewasaan

istilah tsb. Kata ‘monopoli’ juga digunakan dalam istilah Hukum. Jadi, menurut

penulis istilah ‘menangkap’ biasa digunakan sebelum adanya istilah ‘monopoli’

dengan perkembangan makna tersebut istilah ‘monopoli’ lebih populer.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘penawaran harga عزع .6152

dan di dalam kamus

Istilah dengan arti ‘suplai’.153

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris dengan

arti ‘persediaan barang dan harga yang baru segera akan diterima oleh toko’,154

sedangkan di dalam kamus Ekonomi ‘jumlah barang-barang yang oleh penjualnya

bersedia untuk dijual pada waktu tertentu’.155

Kata ‘penawaran harga’ dengan ‘suplai’

sangat jelas bahwa kedua makna tersebut bersinonim. Jadi, jelas bahwa kedua makna

tersebut adalah satuan leksikal yang bisa digunakan langsung pada saat

menerjemahkan ke bahasa sasaran (Bsa). Sehingga, kata-kata tersebut sering

digunakan oleh khalayak luas sesuai dengan bidangnya. Kedua kata tersebut

mempunyai perkembangan makna dengan masa yang berbeda dan kata ‘suplai’ tepat

digunakan untuk masa sekarang, dan berdeskriftif ilmiah dan formal dalam bidang

Ekonomi.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘perhitungan رطيذ .7156

sedangkan di kamus Istilah

dengan arti ‘neraca’.157

Di dalam kamus Istilah Ekonomi Populer diartikan ‘suatu

laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta dari suatu badan usaha dalam

periode setengah tahun dan dari laporan itu bisa dilihat apakah badan usaha itu sehat

152

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1282. 153

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 531. 154

Badudu, Kamus Serapan, h. 337 155

Indra Darmawan, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, h. 512. 156

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 976. 157

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 412.

Page 72: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

58

secara keuangan atau tidak’158

dan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

‘dagangan catatan perbandingan untung rugi’.159

Penulis berpendapat bahwa makna

‘perhitungan’ berkembang menjadi ‘neraca’ yang bersifat sinkronik sesuai dengan

konteks dan waktu yang digunakan. Tetapi, yang sering digunakan dalam bidang

politik dan ekonomi adalah kata ‘neraca’ yang berdeskriftif ilmiah. Kata

‘perhitungan’ hanya cocok untuk situasi kuno, klasik, arkais.160

Sedangkan kata

‘delegasi’ hanya cocok untuk situasi masa kini (modern) dalam Ekonomi Global saat

ini.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘pendorong حافش .8161

sedangkan, di dalam kamus

Istilah diartikan ‘insentif’.162

Dalam kamus Istilah maknanya menggunakan kata

serapan asing yaitu menggunakan bahasa Balanda yang berasal dari kata ‘ins`entif’,

yang diserap ke bahasa Indonesia menjadi insentif yang artinya ‘tambahan

penghasilan (uang atau barang) untuk menambah gaerah kerja atau sebagai

perangsang’.163

Kata ‘insentif’ sangat familiar karena sering digunakan dalam istilah

Ekonomi dibandingkan kata ‘pendorong’. Contoh: Biaya insentif Guru.

’di dalam kamus Al-‘Ashri diartikan ‘ringkasan تلخيض .9164

sedangkan artian di dalam

kamus Istilah ‘rekapitulasi’.165

Dalam kamus Serapan diartikan ‘ringkasan isi pada

akhir laporan atau hitungan’166

sedangkan, di dalam kamus Istilah Ekonomi Populer

diartikan ‘adanya kredit bank bermasalah dengan kondisi negative spreed membuat

158

Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer, h. 151. 159

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 959. 160

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h. 85. 161

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 724. 162

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 316. 163

Badudu, Kamus Serapan, h. 538. 164

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 564. 165

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 258. 166

Badudu, Kamus Serapan, h. 299.

Page 73: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

59

bank harus disuntik dana segar baru agar bisa kembali menjalankan usahanya’.167

Kata ‘rekapitulasi’ sudah tidak asing untuk saat ini di bandingkan kata ‘ringkasan’,

dan kata ini diartikan dalam kamus Istilah Populer ‘ikhtisar (isi laporan dsb)’.168

Jadi,

kata ‘rekapitulasi’ sudah menjadi istilah di dalam bidang Ekonomi khususnya dan

bidang lain pada umumnya.

'di dalam kamus al-'Ashri diartikan 'pengurangan انماص .10169

sedangkan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘devaluasi’.170

Di dalam kamus Istilah Ekonomi dan Politik

maknanya menggunakan kata serapan asing yaitu menggunakan bahasa bahasa

Prancis d`evaluasi dengan arti ‘penurunan nilai uang sendiri terhadap uang asing

dengan maksud untuk memperbaiki ekonomi’171

Dalam kamus Istilah Ekonomi

Populer diartikan ‘kebijakan penurunan mata uang sebuah Negara untuk menurunkan

permintaan dalam Negri akan produk impor’172

dan di dalam kamus Istilah Ekonomi

Kontemporer diartikan ‘penurunan nilai paritas satua mata uang karena meningkatnya

harga-harga barang di dalam negri secara tajam dibandingkan luar negri sehingga

kesulitan mengekspor barang’.173

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa makna

‘pengurangan’ berkembang menjadi ‘devaluasi’ yang bersifat sinkronik sesuai dengan

konteks dan waktu yang digunakan. Tetapi, yang sering digunakan dalam bidang

Ekonomi adalah kata ‘devaluasi’ karena deskftif modern dan formal dan kata ini

sering digunakan sesuai dengan bidangnya dan kata tersebut sudah menjadi istilah

Ekonomi.

167

Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer, h. 220. 168

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 636. 169

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 263. 170

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 143. 171

Badudu, Kamus Serapan, h. 58. 172

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 62. 173

Indra, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, h. 174.

Page 74: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

60

di dalam kamus al-‘Ashri tidak ada, dan di dalam kamus Istilah diartikan انظهار .11

‘merger’.174

Di dalam kamus Istilah Ekonomi Populer kata ini diartikan

‘penggabungan dua bank atau lebih dengan cara mempertahankan berdirinya salah

satu bank tanpa melikuidasi bank lain’175

dan di dalam kamus Istilah Ekonomi

Kontemporer diartikan ‘penyerapan sebuah perusahaan yang bersekala besar dari

penggabungan dua atau lebih sebuah perusahaan’.176

Di dalam kamus Ilmiah Populer

‘merger’ diartikan ‘aliansi dagang; penggabungan dagang’.177

Jadi menurut penulis,

kata ‘merger’ bisa dijadikan istilah Ekonomi karena kata tersebut familiar pada saat

ini.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘penyanggahan اعتزاع .12178

sedangkan di dalam

kamus Istilah diartikan ‘interupsi’.179

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin

‘selaan terhadap orang yang sedang berbicara’180

di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan ‘penyelaan atau pemotongan pembicaraan’.181

Sedangkan. Di

dalam kamus Istilah Populer kata ‘interupsi’ diartikan ‘penyanggahan; penyelaan;

sanggahan majas yang mempergunakan sisipan frase di tengah kalimat’.182

Kedua

makna tersebut adalah satuan leksikal yang bisa digunakan langsung pada saat

menerjemahkan ke bahasa sasaran (Bsa). Tetapi, penggunaan kata ‘interupsi’ yang

lebih tepat karena lebih modern dan tidak asing lagi untuk saat ini karena sering

digunakan oleh khalayak luas.

174

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 138. 175

Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer, h. 142. 176

Indra, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, h. 390. 177

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 420. 178

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 155. 179

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 91. 180

Badudu, Kamus Serapan, h. 160. 181

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 543. 182

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 242.

Page 75: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

61

'di dalam kamus al-‘Ashri diartikan 'perbaikan إطلاح .13183

sedangkan, di dalam kamus

Istilah ‘rekonsiliasi’.184

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

‘perbuatan memulihkan hubungan persahabatan ke keadaan semula; perbuatan yang

menyelesaikan perbedaaan’,185

sedangkan dalam kamus Serapan diartikan ‘upaya

untuk memulihkan kepada keadaan semula; upaya untuk memperbaiki’,186

dan di

dalam kamus Istilah Populer dengan arti ‘pemufakatan; rujuk kembali; perbaikan’.187

Jadi, menurut penulis kata ‘rekonsiliasi’ bisa dijadikan istilah Ekonomi karena kata

tersebut modern dan sudah menjadi bahasa baku yang ada di dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘terlilit hutang هذبىنيت .14188

sedangkan di dalam

kamus di dalam kamus Istilah diartikan ‘obligasi’.189

Di dalam kamus Politik

‘obligasi’ diartikan ‘surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat

diperjual-belikan’.190

Kata ‘obligasi’ merupakan serapan dari bahasa Prancis dengan

arti ‘perjanjian atau ikatan’.191

Kemudian di dalam kamus Ilmiah Populer kata

‘obligasi’ diartikan ‘sesuatu yang harus orang lakukan karena ada janji persetujuan,

kontrak, surat hutang (dengan bunga) yang dapat diperdagangkan’.192

Jadi, menurut

penulis penggunaan kata ‘terlilit hutang’ sudah mencakup makna dari ‘obligasi’

karena merupakn perkembangan makna dan kata ’obligasi’ bisa digunakan langsung

183

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 141. 184

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 83. 185

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1158. 186

Badudu, Kamus Serapan, h. 300. 187

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 637. 188

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1675. 189

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 702. 190

Marbun, Kamus Politik, h. 344. 191

Badudu, Kamus Serapan, h. 246. 192

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 496.

Page 76: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

62

pada saat menerjemahkan ke bahasa sasaran. Dalam bidang Ekonommi formal

biasanya menggunakan istilah ‘obligasi’ dibandingkan kata ’terlilit hutang’, karena

istilah tersebut lebih modern sesuai dengan istilah politik saat ini.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘esensial جىهزي .15193

sedangkan di dalam kamus

Istilah diartikan ‘fundamental’.194

Di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘yang paling

pokok; prinsipil’,195

kemudian diartikan dalam kamus Serapan yaitu ‘yang sangat

mendasar’.196

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris kemudia diadopsi ke

dalam bahasa Indonesia fundam`ental197

kata ‘fundamental’ dan ‘esensial’ tidak jauh

berbada dari segi pemakaiannya, tetapi kata ‘esensial’ lebih cendrung dalam

memaknai suatu permasalahan (esensi problematika).198

Kedua kata tersebut sama-

sama bisa digunakan pada masa sekarang tetapi bisa diperhatikan konteks yang tepat

dalam manaruh kedua kata tersebut.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘mengungguli هتفىق .16199

sedangkan di dalam

kamus Istilah diartikan ‘superior’.200

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin

Belanda ‘superiority’ yang diartikan ‘yang istimewa; terbaik’201

kemudian dalam

kamus Politik diartikan ‘orang atasan’.202

Korelasi kata ‘mengungguli’ dan ‘superior’

bersifat sinonimi karena tahapan kata ‘mengungguli’ lebih awal dan berkembang

menjadi ‘superior’.

193

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 721. 194

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 311. 195

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 166. 196

Badudu, Kamus Serapan, h. 118. 197

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 400. 198

Marbun, Kamus Politik, h. 140. 199

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1613. 200

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 676. 201

Badudu, Kamus Serapan, h. 337. 202

Marbun, Kamus Politik, h. 455.

Page 77: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

63

’di dalam kamus al-'Ashri diartikan ‘dipadatkan هكشف .17203

sedangkan dalam kamus

Istilah ‘intensif’.204

Di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘secara sungguh-sungguh;

tekun’,205

sedangkan kata ‘intensif’ diartikan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

dengan ‘terus-menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang

optimal’.206

Kata ‘intensif’ sering digunakan dalam bidang ekonomi yaitu

‘intensifikasi’ dengan arti ‘usaha meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan

dari areal yang sudah ada.207

Menurut penulis bahwa kata ‘intensif’ lebih sering

digunakan dibandingkan dengan kata ‘dipadatkan’ karena cendrung modern sesuai

dengan masa kini dan bisa digunakan dalam keadaan formal.

tidak mempunyai arti di dalam kamus al-‘Ashri sedangkan di dalam kamus الثنائيت .18

Istilah diartikan ‘bilateral’.208

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris yang

diartikan ‘hubungan perjanjian’209

dalam kamus Ilmiah diartikan ‘(hubungan) antara

dua pihak; perjanjian kerjasama antara dua Negara’210

kemudian dalam kamus Politik

diartikan ‘perjanjian yang membebankan pada masing-masing pihak untuk

menjalankan isi dari perjanjian yang disetujui’.211

Kata ‘bilateral’ ini sudah sering

diucapkan dalam berbagai bidang karena sudah ada di dalam KBBI212

203

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h 1801. 204

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 747. 205

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 239. 206

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 541. 207

Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi Populer, h. 119. 208

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 543. 209

Badudu, Kamus Serapan, h. 38. 210

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 66. 211

Marbun, Kamus Politik, h. 61. 212

Gramedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 192.

Page 78: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

64

’diartikan dalam kamus al-‘Ashri dengan ‘akses ولىج .19213

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan ‘penetrasi’.214

Di dalam kamus Politik diartikan ‘penerobosan;

penembusan; perembesan’,215

sedangkan di dalam kamus Serapan kata ‘akses’

diartikan ‘jalan masuk atau pencapaian berkas pada disket untuk penulisan atau

pembacaan data’.216

Di dalam kamus Ilmiah ‘penetrasi’ diartikan ‘pemasukan atau

penembusan’,217

kata ini juga terdapat dalam kamus Inggris-Indonesia

‘pena`treisyen’ diartikan ‘penembusan ekonomi dan kultural’.218

Menurut penulis

penggunaan kata ‘penetrasi’ harus benar-benar tepat dengan konteksnya karena dari

defenisi yang ada kata ini bisa salah arti jika konteks maknanya kurang tepat, jadi

kata ‘penetrasi’ tepat digunakan dalam pemasalahan bidang ekonomi modern saat ini.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘kejadian fakta-fakta ولائع .20219

sedangkan di dalam

kamus Istilah diartikan ‘notulen’.220

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Belanda

yang diartikan ‘catatan singkat tentang jalannya sidang atau rapatdan tentang apa

yang dibicarakan di dalam rapat itu’,221

kemudian diartikan dalam kamus Ilmiah yaitu

‘catatan pembicaraan pendek tentang pembicaraan dalam rapat (catatan rapat).222

Melihat defenisi diatas penulis menyimpulkan bahwa ‘kejadian fakta-fakta’ dan

‘notulen’ tidak ada kaitannya karena kata ‘kejadian fakta-fakta’ merupakan sebuah

peristiwa disuatu waktu sedangkan ‘notulen’ berkaitan dengan kata kerja (menulis)

213

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 2039. 214

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 833. 215

Marbun, Kamus Politik, h. 373. 216

Badudu, Kamus Serapan, h. 10. 217

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 552. 218

John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h. 424. 219

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 2031. 220

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 832. 221

Badudu, Kamus Serapan, h. 244. 222

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 492.

Page 79: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

65

dalam suatu acara untuk mencatat jalannya acara tersebut. Jadi, kata ‘notulen’ hanya

tepat digunakan ketika suatu acara itu berjalan dalam berbagai bidang (ekonomi,

politik, hukum dll).

’di dalam kamus al-'Ashri diartikan ‘ruang kerja ورشت .21223

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan ‘workshop’.224

Di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘tempat kerja,

sanggar kerja’,225

kemudian dalam kamus Inggris-Indonesia diartikan ‘lokakarya’.226

Menurut penulis kata ‘ruang kerja’ dan ‘workshop’ satu arti yang membedakan

hanyalah penggunaannya saja, jika kita teliti lebih dalam kata ‘workshop’ menyerupai

seminar atau acara akademisi. Jadi penggunaan kata ‘workshop’ lebih tepat karena

memang kata ini berdeskriptif ilmiah dan formal.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘sisi وجهت .22227

sedangkan dalam kamus Istilah

diartikan ‘dimensi’228

. Dalam kamus Serapan kata ini merupakan serapan dari bahasa

Latin ‘dim`ensi ‘ukuran yang mencakup panjang-lebar-tinggi’229

kemudian dalam

kamus Ilmiah diartikan ukuran (besar/luasnya)’230

sedangkan dalam kamus Inggris-

Indonesia kata ini yaitu dimension dengan arti ‘ukuran, besar dan luasnya.’231

Jadi

hemat saya kata ‘dimensi’ sudah mencakup kata ‘sisi’ tetapi tidak sebaliknya

penggunaan kata ‘sisi’ belum bisa mewakili kata ‘dimensi’ karena dalam tatanan

bahasa yang baik yaitu sedikit kata tetapi padat makna.

223

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 2010. 224

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 821. 225

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 748. 226

John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h. 653. 227

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 2003. 228

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 819. 229

Badudu, Kamus Serapan, h. 63. 230

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 97. 231

John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h. 182.

Page 80: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

66

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘kemunduran نكظت .23232

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan ‘dekadensi’.233

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin

d`ekad`ensi yaitu ’kemunduran, kemerosotan’234

artian sama seperti di dalam kamus

Ilmiah dan Inggris-Indonesia jadi kata ‘dekadensi’ tepat digunakan dalam konteks

formal saja karena berdeskriptif ilmiah dan juga masa kini (modern), jika digunakan

dalam konteks bahasa umum (keseharian) kata ‘dekadensi’ sepertinya sulit untuk

mudah dimengerti.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘kecondongan نشعت .24235

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan ‘orientasi’.236

Kata ini merupakan adopsi dari bahasa Inggris dan

Belanda ori`entes yang diartikan ‘peninjauan untuk mengenal dan mengetahui (hal,

tempat dan sebagainya)’,237

kemudian di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘peninjauan,

hal mencari pedoman’.238

Sekilas kata ‘orientasi’ terdengar ilmiah dan formal

dibandingkan dengan kata ‘kecondongan’ yang berdeskriptif nonakademisi bernuansa

lampau. Jadi menurut penulis kata ‘orientasi’ lebih akurat dibandingkan

‘kecondongan’.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘perjanjian هيثاق .25239

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan ‘konsensus’.240

Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin yang

diartikan ‘kesepakatan atau persetujuan melalui kebulatan suara tentang suatu

232

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1944. 233

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 800. 234

Badudu, Kamus Serapan, h. 50. 235

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1904. 236

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 785. 237

Badudu, Kamus Serapan, h. 254. 238

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 514. 239

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1808. 240

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 774.

Page 81: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

67

pendapat atau pendirian’,241

kemudian di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘persetujuan,

kesepakatan bersama atau acc’,242

dan di dalam kamus Inggris-Indonesia diartikan

‘mufakat atau persetujuan bersama’.243

Menurut penulis kata ‘perjanjian’ dengan kata

‘konsensus’ merupakan perkembangan makna karena ‘perjanjian’ akan menghasilkan

sebuah kemufakatan bersama ‘konsensus’ dengan beberapa pertimbangan. Jadi, kata

‘konsensus’ tidak berfungsi jika memang kata ‘perjanjian’ belum terikrarkan dan kata

‘konsensus’ tepat digunakan dalam bidang politik, hukum, dan ekonomi sekarang

karena bahasanya berdeskriptif ilmiah dan formal.

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘yang menolak هوتنع .26244

sedangkan dalam kamus

Istilah diartikan dengan ‘abstain’.245

Kata ini terdapat dalam kamus Serapan yang

diserap dari bahasa Latin dengan arti ‘tidak menentukan sikap’,246

kemudian di dalam

kamus Politik diartikan dengan ‘tidak menyatakan pro atau kontra dalam pemungutan

suara’,247

dan di dalam kamus Ilmiah diartikan ‘tidak memberikan suara; blanko

kosong atau tidak berpendapat’.248

Menurut penulis penggunaan kata ‘abstain’ sudah

tidak asing lagi dalam keseharian tetapi kata ini merupakan makna penolakan secara

halus dengan tidak memberikan kontribusi suara/pendapat dalam suatu pemilihan.

Jadi, kata ‘abstain’ selangkah lebih maju dibandingkan kata ‘yang menolak’ dan kata

itu bisa langsung diterjemahkan tanpa terlibih dahulu kata ‘yang menolak’.

241

Badudu, Kamus Serapan, h.191. 242

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 328. 243

John M.Echols dan Hassan Shadly, Kamus Inggis- Indonesia, h. 140. 244

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1820. 245

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 753. 246

Badudu, Kamus Serapan, h.2. 247

Marbun, Kamus Politik, h.4 248

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 3.

Page 82: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

68

’di dalam kamus al-‘Ashri diartikan ‘hak milik هلك .27249

sedangkan dalam kamus Istilah

diartikan ‘properti atau aset’.250

Di dalam kamus Ekonomi Kontemporer diartikan

dengan ‘tanah dan semua pengembangan yang berada din tanah beserta hukum yang

terkait, aktivitas bisnis yang terdiri dari tanah, proses perizinan pengembangan,

pemasaran dan pengelolahan’,251

kemudia dalam kamus Ilmiah diartikan ‘kepunyaan,

hak milik’252

dan kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris prop`erti yang

artinya ‘tanah milik dan bangunan’.253

Jadi, menurut penulis kata ‘properti’ lebih baik

penggunaannya karena akurasi maknanya tepat sesuai dengan masa kini (modern) dan

juga berdeskriptif formal sesuai istilah ekonomi global dibandingkan kata ‘hak milik’.

249

Attabik Ali dan Muhdra, Kamus Kontemporer, h. 1817. 250

Djuaeni. Kamus Istilah, h. 751. 251

Indra, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, h. 464. 252

Widodo Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, h. 602. 253

Badudu, Kamus Serapan, h 288.

Page 83: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

69

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari kedua kamus tersebut (al-‘Ashri dan

Istilah) masih memiliki persamaan kata dalam mengartikan makna tetapi,

perkembangan makna tersebut yang menjadikan makna itu tepat untuk situasi masa

kini (modern) sesuai dengan konteks dan bidangnya. Pada bab empat penulis

menemukan kata yang sering dipakai dalam bidang Politik dan Ekonomi tetapi makna

yang tidak sesuai untuk situasi masa kini dan konteks maknanya pun tidak tepat

dalam menerjemahkan pada teks formal atau ilmiah.

Penulis juga melihat kedua kamus tersebut (al-‘Ashri dan Istilah) masih

mempunyai kesepadanan makna dalam menerjemahkan bahasa sumber (Bsu) ke

bahasa sasaran (Bsa), jika dilihat dari sisi semantik leksikal karena keduanya kamus

kontemporer. Walaupun demikian, kamus al-‘Ashri tidak begitu mempunyai banyak

makna yang terkini/modern dalam bidang Politik dan Ekonomi di bandingkan kamus

Istilah. Jika dilihat dari sisi semantik leksikal kamus kontemporer lebih banyak

menawarkan makna kata yang begitu bervariasi dan modern dibandingkan kamus al-

‘Ashri. Di sini penulis melihat jelas perbedaan dari kedua kamus tersebut. Di antara

kedua kamus tersebut, kamus Istilahlah yang selalu memberikan dan menghadirkan

makna kata-kata baru/terkini dalam bidang ekonomi dan politik yang sesuai referen

dengan sisipan dan deskriftif dalam konteksnya.

Jika Penulis lihat dari sisi leksikologi, kamus al-‘Ashri dan kamus Istilah sama-

sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mengartikan makna

kosakata Arab. Setelah penulis teliti pada bab empat, penulis akhirnya dapat

menyimpulkan bahwa kamus kontemporer Istilah Politik dan Ekonomi adalah kamus

Page 84: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

70

yang maju dan modern di bandingkan kamus al-‘Ashri. Itu semua penulis melihat dari

tingkat kemaknaan kata yang modern serta arti kata yang sering digunakan dalam

bidang ekonomi dan politik saat ini karena memang kamus Istilah ialah kamus

spesialis dalam bidang istilah-istilah bidang Politik dan Ekonomi dengan tahun terbit

Desember 2006 kemudian kamus al-‘Ashri merupakan kamus kosakata yang

kontemporer pada waktu itu dengan tahun terbit Ramadhan 1419 H/Desember 1998.

Page 85: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

71

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhadi, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,

Yogyakarta: Multi Karya Gafika, 2001.

Artmada, Frista, W. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas Media,

2000.

Al-Kasimi. Linguistic and Bilingual Dictionary. Leiden: E.J Brill, 1967.

Amd, Widodo, Kamus Ilmiah Populer Dilengkapi EYD dan Pembentukan Istilah.

Yogyakarta: Absolut, 2002, Cet. ke-2.

Bahri, Zainul, Kamus Umum Khusus Bidang Hukum dan Politik, Bandung: Angkasa,

1996.

Bahri, Zainul. Kamus Umum Khususnya Bidang Hukum dan Politik. Bandung:

Angkasa, 1996.

Badudu, J.S. Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Kompas, 2005.

Chaer, Abdul, Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Collins. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 1994.

Djuaeni, M.Napis, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik dan Ekonomi,

Jakarta: Mizan Publika, 2006.

Dermawan, Indra, Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka

Widyatama, 2006.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Umum Ejaan yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung:

Pustaka Setia, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Page 86: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

72

Balai Pustaka, 2007. Cet. Ke-4

Dermawan, Indra. Kamus Istilah Ekonomi Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama, 2006.

Echols, M. John. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2003.

Gofar, Abdul.R, Istilah Umum Arab Dan Kata-Kata Populer, Jakarta: Murai

Kencana, 2000, Cet-3.

Hanafi, Nuracman, Teori dan Seni Menerjemah, Semarang: CV Toha Putra, 1985.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993.

Kushartati, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder, Pesona Bahasa, Jakarta,

Gramedia Pustaka, 2007.

Hidayatullah, M. Syarif, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia,

Tangerang: Dikara, 2010, Cet-4.

Parera, J.D. Teori Semantik, Jakarta: Erlangga, 2004.

Pateda, Mansur. Semantik Leksikal. Jakarta: Erlangga, 1991.

Sunaryo. Metode Penyusunan Kamus. Jakarta: t.pn, 1987.

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN Malang Press, 2008.

Tarigan, Henry Guntur, Pengajaran Semantik, Bandung, Offset Angkasa, 1985.

Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia, 1993.

Verhaar, J.W.M. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1995. Cet. Ke-20.

Zgusta, ladislav. Manual of Lexicography. Paris: The Hogue Mouton, 1971.

Page 87: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

73

Page 88: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

73

Lampiran 1 Hasil Analisis Akurasi Padanan Istilah Politik dan Ekonomi

Arab-Indonesia

Kata Kamus al-‘Ashri Hal Kamus Istilah Hal

أتمزاطيت

ابعاد

مملىص

مهاجمت

مذاكزة

متىاطئ

هادنت

لمع

طغيان

طالت

طلت

اطتذعاد

تىق

طيطزة

اسدواج

ارتشاح

إطتمطاب

___

Penjauhan/diasingkan

___

Penyerangan

Permusyawaratan

Saling onani

Damai

Pengekangan

Kedzaliman

Kemampuan

Ikatan

___

Keinginan/hasrat

Kekuasaan

Dualisme

Kebocoran

___

-

10

-

1851

1676

1620

1960

1470

1233

1220

1185

-

615

455

85

74

-

Otokrasi

Deportasi

Konkret

Agresi

Memorendum

Berkolusi

Kondusif

Represi

Diktator

Kapasitas

Relasi

Somasi

Aspirasi

Supermasi

Dikotomi

Infiltrasi

Polarisasi

12

6

752

765

702

681

638

612

510

506

491

56

467

455

48

43

66

Page 89: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

74

تزحيل

مناظزة

جأص

عفيذة

فحض

فىع

تخزيض

تىق

ثىرة

تناطك

اطتفطاب

تحكيم

محارب

ممتظذ

مكض

عملت

فائغ

لبغ

عزع

Pemindahan

___

Gelisah

Kepercayaan

Pemeriksaan

Menugaskan

___

Keinginan

___

Ketertiban

___

___

Penyerangan

Hemat

Pungutan

Mata uang

Tambahan

Menangkap

Penawaran Harga

457

-

644

1304

1378

1411

-

615

-

585

-

-

1639

1788

1803

1323

1366

1470

1282

Deportasi

Polemik

Agitasi

Doktrin

Investigasi

Mendelegasikan

Provokasi

Aspirasi

Revolusi

Sinkronisasi

Polarisasi

Arbitrasi

Militan/serdadu

Ekonomis

Retribusi

Value

Surplus

Memonopoli

Suplai

205

282

293

541

573

588

598

467

321

266

66

192

688

747

748

548

565

597

531

Page 90: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

75

رطيذ

حافش

تلخيض

انماص

انظهار

اعتزاع

إطلاح

مذبىنيت

جىهزي

متفىق

مكشف

الثنائيت

ولىج

ولائع

ورشت

وجهت

نكظت

نشعت

ميثاق

Perhitungan

Pendorong

Ringkasan

Pengurangan

___

Penyanggahan

Perbaikan

Terlilit Hutang

Esensial

Mengungguli

Dipadatkan

___

Akses

Kejadian fakta-fakta

Ruang kerja

Sisi

Kemunduran

Kecondongan

Perjanjian

976

724

564

263

-

155

141

1675

721

1613

1801

-

2039

2031

2010

2003

1944

1904

1808

Neraca

Insentif

Rekapitulasi

Devaluasi

Merger

Interupsi

Rekonsiliasi

Obligasi

Fundamental

Superior

Intensif

Bilateral

Penetrasi

Notulen

Workshop

Dimensi

Dekadensi

Orientasi

Konsensus

412

316

258

143

138

91

83

702

311

676

747

543

833

832

821

819

800

785

774

Page 91: AKURASI PADANAN ISTILAH POLITIK DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2764/1/100879...Dalam kamus al-‘Ashri yang. ber. sifat . ... mempermudah pembaca dalam memahami

76

ممتنع

ملك

موفد

اباحت

اتالف

وحذ

نظاب

ناوش

Yang Menolak

Hak Milik

Ditugaskan

Penyingkapan (rahasia)

Perusakan

Mengintegrasikan

Yang menggelapkan

Pertempuran kecil

1820

1817

1866

4

19

2004

1915

1886

Abstain

Properti/asset

Delegasi

Legitimasi

Sabotase

Mengkonsolidasikan

Koruptor

Manuver

753

751

722

2

12

819

790

781

63 Kosakata