akuntansi sektor publik

33
A.Pengertian Anggaran Mardiasmo 2005 Anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran Indra bastian 2006 Anggaran merupakan paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang A.1.Fungsi Anggaran Anggaran sebagai alat perencanaan Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan adalah: 1. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan, 2. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya, 3. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun 4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi. Anggaran sebagai alat pengendalian Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa setiap oknum pemerintah dapat dikendalikan oleh anggaran Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu: 1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan 2. Menghitung selisih anggaran 3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan atas suatu varians

Upload: pramadit

Post on 21-Dec-2015

102 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Penganggaran Sektor Publik

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi Sektor Publik

A.Pengertian Anggaran

Mardiasmo 2005

Anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran

Indra bastian 2006

Anggaran merupakan paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang

A.1.Fungsi Anggaran

• Anggaran sebagai alat perencanaan

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan adalah:

1. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan,2. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan

alternatif sumber pembiayaannya,3. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

• Anggaran sebagai alat pengendalian

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran

pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran

pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa setiap oknum pemerintah dapat dikendalikan oleh anggaran

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending,

underspending dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan

prioritas. Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan2. Menghitung selisih anggaran3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan atas suatu varians4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

• Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal

Anggaran dapat digunakan sebagai alat menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi

• Anggaran sebagai alat politik

Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik.

• Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Page 2: Akuntansi Sektor Publik

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

• Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi anggaran.

• Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer, dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik

Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam

proses penganggaran publik.

Jenis – Jenis Anggaran Sektor Publik

1. Anggaran Tradisional

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara berkembang

dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu:

  Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism

  Struktur dan susunan anggaran yang besifat line-item

  Cenderung sentralistis

  Bersifat spesifikasi

  Tahunan

  Menggunakan prinsip anggaran bruto

Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya dana yg

dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan

informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena itu tidak tersedianya berbagai informasi tersebut,

maka satu-satunya tolak ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan

pengguanaan anggaran.

  Incrementalism

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban

yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah

rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya

sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang

mendalam.

Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value

for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam

penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini,

seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian

dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.

Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program, atau kegiatan

akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun sebenarnya item tersebut sudah tidak relevan

dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat

inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.

Page 3: Akuntansi Sektor Publik

  Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat

(nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk

menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun

sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena

sifatnya yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian

kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan adalah semata-mata pada

ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.

Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem

anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional

disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan,

pendapatan dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya,

bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.

  Kelemahan Anggaran Tradisional 

Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa kelemahan,

antara lain :

1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka

panjang.

2.      Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh

efektivitasnya.

3.      Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran tradisional tidak dapat

dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan sumberdaya, atau memonitor kinerja. Kinerja

dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.

4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit dicapai. Keadaan

tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, dan persaingan antar departemen.

5.      Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.

6. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk

proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).

7.      Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai menyebabkan lemahnya

perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya budget padding atau budgetary slack.

8.      Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian untuk

pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan ’manipulasi anggaran.’

9.      Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar mekanisme

pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

2.      Anggaran Publik Dengan Pendekatan NPM

Era New Public Management

Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis

dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen

sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan

kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan

antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik

tersebut adalah pendekatan New Public Management.

New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan

berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa

Page 4: Akuntansi Sektor Publik

konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya

(cost cutting), dan kompetisi tender.

Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model pemerintahan yang

diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep

“reinventing government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :

1.      Pemerintahan katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah

harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses

produksinya (producing). Produksi pelayanan publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian,

dan bukan keharusan, pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh

pihak non-pemerintah.

2.      Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerintah sebaiknya

memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat

menolong dirinya sendiri (self-help community).

3.      Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik.

Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan.

Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar

biaya.

4.      Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi

organisasi yang digerakkan oleh misi.

5. Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah tradisional, besarnya

alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. Semakin

kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana yang dialokasikan.

6.      Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.

7.      Pemerintahan wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.

8.      Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal yang birokratis

memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik.

9.      Pemerintah desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja.

10.  Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem

insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan).

Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Berbasis Pendekatan NPMAnggaran Tradisional New Public ManagementSentralis Desentralisasi dan devolved managementBerorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome

(value for money)Tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang

Utuh dan komperhensif dengan perencanaan jangka panjang

Line item-incrementalism Berdasarkan sasaran kinerjaBatasan departemen yang kaku Lintas departemenMenggunakan aturan klasik : vote accounting

Zero-Base Budgeting, Planning Programing Budgeting System

Prinsip anggran bruto Sistematik dan rasionalBersifat tahunan Bottom-up BudgetingSpesifik

Perubahan Pendekatan Anggaran

Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New Public Management

telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan

anggaran sektor publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran

Page 5: Akuntansi Sektor Publik

sektor publik, misalnya adalah teknik Anggaran Kinerja (performance budgeting), Zero Based

Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS).

Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik tersebut cenderung memiliki karakteristik umum sebagai

berikut :

1.      Komprehensif/komparatif

2.      Terintegrasi dan lintas departemen

3.      Proses pengambilan keputusan yang rasional

4.      Berjangka panjang

5.      Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas

6.      Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)

7.      Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input

8.      Adanya pengawasan kinerja.

1.      Anggaran Kinerja

Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran

tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayan publik.Anggaran dengan pendekatan kinerja

sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga

mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan

rasional dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mengimplementasikan hal-hal tersebut anggaran

kinerja dilengkapi dengan teknik penganggaran analitis.

Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh karena itu, anggaran digunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan

efektivitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional yang menganggap

bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintah akan menyalahgunakan kedudukan mereka dan

cenderung boros (overspending). Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan dapat

diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta

evaluasi kinerja eksternal. Dengan kata lain, pemerintah dipaksa bertindak berdasarkan cost minded dan

harus efisien. Selain didorong untuk menggunakan dana secara ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk

mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan tersebut maka

diperlukan adanya program dan tolok ukur sebagai standar kinerja.

Sistem anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program

dan tolok ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Penerapan sistem

anggaran kinerja dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan program dan penyusunan struktur

organisasi pemerintah yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan

unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program, serta penentuan indikator kinerja yang

digunakan sebagai tolok ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.

2.      Zero-Based Budgeting

Zero Based Budgeting adalah sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada

yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai

program dikembangkan dalam visi pada tahun yang bersangkutan. Konsep Zero Based Budgeting

dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggaran tradisional.

  Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahapan, yaitu :

Page 6: Akuntansi Sektor Publik

1. Identifikasi Unit-unit Keputusan.

Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat

pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan yang salah satu fungsinya adalah untuk

menyiapkan anggaran.

Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai

dasar perencanaan dan pengendalian anggaran. Suatu unit keputusan merupakan kumpulan dari unit

keputusan level yang lebih kecil.

2.      Penentuan Paket-paket Keputusan.

Proses penentuan paket keputusan dapat menjamin tersedianya informasi yang lebih bermanfaat bagi

kepentingan manajemen. Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari

kreativitas organisasi atau fungsi yang dapat di evaluasi secara individu. Paket keputusan dibuat oleh

manajer pusat pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi biaya dan pendapatan

yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan manfaat. Secara teoritis, paket-paket

keputusan dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai alternatif kegiatan untuk melaksanakan fungsi unit

keputusan dan untuk menentukan perbedaan level usaha pada tiap-tiap alternatif. Terdapat dua jenis paket

keputusan, yaitu: a)Paket Keputusan Mutually-Exclusive. Adalah paket keputusan yang memiliki fungsi

yang sama. Apabila dipilih salah satu paket kegiatan atau program, maka konsekuensinya adalah menolak

semua alternatif yang lain. b)Paket Keputusan Incremental. Paket ini merefleksikan tingkat usaha yang

berbeda (dikaitkan dengan biaya) dalam melaksanakan aktivitas tertentu.

3.      Meranking dan mengevaluasi Paket Keputusan.

Bila paket keputusan telah disiapkan, tahapan berikutnya adalah membuat peringkat semua paket

berdasarkan manfaat yang diperoleh bagi organisasi. Tahapan ini merupakan jembatan untuk menuju proses

alokasi sumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa di antaranya sudah ada dan lainnya baru

sama sekali.

  Keunggulan ZBB

o Proses pembuatan paket keputusan dapat menjamin tersedianya informasi yang lebih bermanfaat bagi

manajemen.

o   Dana dapat dialokasi dengan lebih efisien, karena terdapat beberapa alternatif keputusan dan alternatif

pelaksanaan keputusan tersebut.

o   Setiap program dan kegiatan selalu ditinjau ulang.

o   Pengambil keputusan dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan yang ada dalam kondisi kritis dan

mendesak

  Kelemahan ZBB

o   Sulit untuk diterapkan. Karena memakan waktu yang lama, terlalu teoritis dan tidak praktis, memakan biaya

yang besar serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.

o   Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.

o   Memungkinkan munculnya kesan yang keliru, bahwa semua paket keputusan harus masuk kedalam anggaran.

o   ZBB cenderung menekankan manfaat yang bersifat jangka pendek.

o   Memerlukan keahlian khusus di dalam penentuan prioritas.

Page 7: Akuntansi Sektor Publik

o   Memerlukan data yang lebih lengkap dan dukungan analisis yang cukup kuat.

3.      Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)

      PPBS merupakan teknik penganggran yang didasarkan pada teori system yang berorientasi pada output

dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi.Sistem

penganggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yg terdiri dari divisi-divisi,

namun berdasarkan program yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Proses

implementasi PPBS, langkah-langkahnya yaitu :1.      Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas

2.  Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

3.  Mengevaluasi berbagai alternative program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing program

4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil

5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui

Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS

1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternative untuk melakukan aktivitas

2, Kurangnya data untuk membandingkan semua alternative, terutama untuk mengukur output

3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan dimasa depan, perubahan politik dan ekonomi

4.      Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat

5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika terdapat pertentangan

kepentingan

6.      Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cepat dan tepat

7.      Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah

8.      Pelaksanaan teknik tersebut sering kali sesuia dengan proses pengambilankeputusan politik

9.      Pada akhirnya, pemerintah beroperasi pada wilayah yang tidak rasional

Penganggaran Pemerintah Penyusunan dan Penetapan

Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN/APBD dalam UU No. 17 Tahun 2003 meliputi

penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam

proses penyusunan dan penetapan anggaran, pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem

penganggaran, penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan anggaran, dan penggunaan kerangka

pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagaiinstrumen kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsi anggaran tersebut perlu dilakukan pengaturan secara jelas peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran sebagai penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Sehubungan dengan itu, dalam UU No. 17 Tahun 2003 ini disebutkan bahwa belanja negara dan belanja daerah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Hal tersebut

Page 8: Akuntansi Sektor Publik

berarti bahwa setiap pergeseran anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja harus mendapat persetujuan DPR/DPRD.

Masalah lain yang tidak kalah pentingnya dalam upaya memperbaiki proses penganggaran di sektor publik adalah penerapan anggaran berbasis prestasi kerja. Mengingat bahwa sistem anggaran berbasis prestasi kerja/hasil memerlukan kriteria pengendalian kinerja dan evaluasi serta untuk menghindari duplikasi dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah, perlu dilakukan penyatuan sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran dengan memperkenalkan sistem penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah.

Dengan penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga/perangkat daerah tersebut dapat terpenuhi sekaligus kebutuhan akan anggaran berbasis prestasi kerja dan pengukuran akuntabilitas kinerja kementerian/lembaga/perangkat daerah yang bersangkutan.

Sejalan dengan upaya untuk menerapkan secara penuh anggaran berbasis kinerja di sektor publik, perlu pula dilakukan perubahan klasifikasi anggaran agar sesuai dengan klasifikasi yang digunakan secara internasional. Perubahan dalam pengelompokan transaksi pemerintah tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, memberikan gambaran yang objektif dan proporsional mengenai kegiatan pemerintah, menjaga konsistensi dengan standar akuntansi sektor publik, serta memudahkan penyajian dan meningkatkan kredibilitas statistik keuangan pemerintah.

Sebelum diberlakukannya UU No. 17 Tahun 2003, anggaran belanja pemerintah dikelompokkan atas anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan. Pengelompokan dalam anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan yang semula bertujuan untuk memberikan penekanan pada arti pentingnya pembangunan dalam pelaksanaannya telah menimbulkan peluang terjadinya duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan anggaran.

Sementara itu, penuangan rencana pembangunan dalam suatu dokumen perencanaan nasional lima tahunan yang ditetapkan dengan undangundang dirasakan tidak realistis dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dalam era globalisasi.

Perkembangan dinamis dalam penyelenggaraan pemerintahan membutuhkan sistem perencanaan fiskal yang terdiri dari sistem penyusunan anggaran tahunan yang dilaksanakan sesuai dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework) sebagaimana dilaksanakan di kebanyakan negara maju.

Walaupun anggaran dapat disusun dengan baik, jika proses penetapannya terlambat akan berpotensi menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam undang-undang ini diatur secara jelas mekanisme pembahasan anggaran tersebut di DPR/DPRD, termasuk pembagian tugas antara panitia/komisi anggaran dan komisi-komisi pasangan kerja kementerian negara/lembaga/perangkat daerah di DPR/DPRD.

Penyusunan dan penetapan APBNTujuan dan fungsi dan klasifikasi APBN (Pasal 11):

(1) APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang- undang.

(2) APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.

(3) Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.

Pasal 1 angka 13 UU No. 17 Tahun 2003 mendefinisikan pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

(4) Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pem erintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Page 9: Akuntansi Sektor Publik

Pasal 1 angka 14 UU No. 17 Tahun 2003 mendefinisikan belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

(5) Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Rincian belanja negara menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian negara/lembaga pemerintahan pusat.

Rincian belanja negara menurut fungsi antara lain terdiri dari pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Rincian belanja negara menurut jenis belanja (sifat ekonomi) antara lain terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.

Ketentuan umum penyusunan APBN (Pasal 12):

(1) APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.

Dalam menyusun APBN dimaksud, diupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

(2) Penyusunan Rancangan APBN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

(3) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.

Defisit anggaran dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto.

(4) Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Penggunaan surplus anggaran perlu mempertimbangkan prinsip pertanggungjawaban antargenerasi sehingga penggunaannya diutamakan untuk pengurangan utang, pembentukan dana cadangan, dan peningkatan jaminan sosial.

Mekanisme penyusunan APBN (Pasal 13):

(1) Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan.

(2) Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalampembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.

(3) Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.

Mekanisme penyusunan APBN Pasal 14

Page 10: Akuntansi Sektor Publik

(1) Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/ pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggarankementerian negara/lembaga tahun berikutnya.

(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.

(3) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yangsedang disusun.

(4) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN.

(5) Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang tentang APBNtahun berikutnya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggarankementerian negara/lembaga diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Mekanisme penyusunan dan penetapan APBN (Pasal 15):

(1) Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang APBN, disertainota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan Agustus tahun sebelumnya.

(2) Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat.

(3) Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.

Perubahan Rancangan Undang-undang tentang APBN dapat diusulkan oleh DPR sepanjang tidak mengakibatkan peningkatan defisit anggaran.

(4) Pengambilan keputusan oleh Dewan Perwakilan Rakyat mengenai Rancangan Undangundang tentang APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

(5) APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.

(6) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan Undang-undang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.

Penyusunan dan penetapan APBDTujuan dan fungsi dan klasifikasi APBD (Pasal 16):

(1) APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah.

(2) APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.

Page 11: Akuntansi Sektor Publik

(3) Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

(4) Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Rincian belanja daerah menurut organisasi disesuaikan dengan susunan perangkat daerah/lembaga teknis daerah.

Rincian belanja daerah menurut fungsi antara lain terdiri dari pelayanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan, serta perlindungan sosial.

Rincian belanja daerah menurut jenis belanja (sifat ekonomi) antara lain terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan sosial.

Ketentuan umum penyusunan APBD (Pasal 17):

(1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.

Dalam menyusun APBD dimaksud, diupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

(2) Penyusunan Rancangan APBD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

(3) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

Defisit anggaran dimaksud dibatasi maksimal 3% dari Produk Regional Bruto daerah yang bersangkutan. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Regional Bruto daerah yang bersangkutan.

(4) Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan penggunaan surplus tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

Penggunaan surplus anggaran perlu mempertimbangkan prinsip pertanggungjawaban antar generasi, sehingga penggunaannya diutamakan untuk pengurangan utang, pembentukan cadangan, dan peningkatan jaminan sosial.

Mekanisme penyusunan APBD (Pasal 18):

(1) Pemerintah Daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan Juni tahun berjalan.

(2) DPRD membahas kebijakan umum APBD yang diajukan oleh Pemerintah Daerah dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.

(3) Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, Pemerintah Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Page 12: Akuntansi Sektor Publik

Mekanisme penyusunan APBD (Pasal 19):

(1) Dalam rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran menyusun rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun berikutnya.

(2) Rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.

(3) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sudah disusun.

(4) Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1) dan (2) disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD.

(5) Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun berikutnya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah diatur dengan Peraturan Daerah.

Mekanisme penyusunan dan penetapan APBD (Pasal 20):

(1) Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya.

(2) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPRD.

(3) DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

Perubahan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dapat diusulkan oleh DPRD sepanjang tidak mengakibatkan peningkatan defisit anggaran.

(4) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

(5) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.

(6) Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk membiayai keperluan setiap bulan Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.

Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran

Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatau periode

tertentu dalam rangka tujuan yang ditetapkan.

Page 13: Akuntansi Sektor Publik

Menurut Arthur W. Lewis (1965), Perencanaan pembangunan sebagai suatu kumpulan

kebijaksanaan dan program pembangunan unutk merangsang masyarakat dan seasta untuk

menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif.

Menurut M. L. Jhingan (1984), menyatakan bahwa Perencanaan pembangunan pada dasarnya

merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa

(pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu

pula.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-

rencana pembangunan jangka panjang, jangka menegah dan tahunan, yang dilaksanakan oleh unsure

peyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Pendekatan Dalam Pembangunan

1. Teori Modernisasi

Modernisasi dapat dipahami sebagai sebuah upaya tindakan menuju perbaikan dari kondisi

sebelumnya. Selain upaya, modernisasi juga berarti proses yang memiliki tahapan dan waktu tertentu

dan terukur. Modernisasi memiliki asumsi dasar yang menjadi pangkal hipotesisnya dalam menawarkan

rekayasa pembangunan.Pertama, kemiskinan dipandang oleh Modernisasi sebagai masalah internal

dalam sebuah negara (Arief Budiman, 2000:18).

Kemiskinan dan problem pembangunan yang ada lebih merupakan akibat dari keterbelakangan dan

kebodohan internal yang berada dalam sebuah negara, bukan merupakan problem yang dibawa oleh

faktor dari luar negara. Jika ada seorang warga yang miskin sehingga ia tidak mampu mencukupi

kebutuhan gizinya, maka penyebab utama dari fakta tersebut adalah orang itu sendiri dan negara dimana

orang tersebut berada, bukan disebabkan orang atau negara lain. Artinya, yang paling pantas dan layak

melakukan penyelesaian masalah atas kasus tersebut adalah orang dan negara dimana orang itu berada,

bukan negara lain.

Kedua, muara segala problem adalah kemiskinan, pembangunan berarti perang terhadap

kemiskinan.Jika pembangunan ingin berhasil, maka yang kali pertama harus dilakukan adalah

menghilangkan kemiskinan dari sebuah negara.Cara paling tepat menurut Modernisasi untuk

menghilangkan kemiskinan adalah dengan ketersediaan modal untuk melakukan investasi.Semakin

tinggi tingkat investasi di sebuah negara, maka secara otomatis, pembangunan telah berhasil, (Mansour

Fakih, 2002:44-47).

Teori Modernisasi adalah teori pembangunan yang menyatakan bahwa pembangunan dapat dicapai

melalui mengikuti proses pengembangan yang digunakan oleh negara-negara berkembang saat ini. Teori

tindakan Talcott Parsons 'mendefinisikan kualitas yang membedakan "modern" dan "tradisional"

masyarakat.Pendidikan dilihat sebagai kunci untuk menciptakan individu modern. Teknologi memainkan

Page 14: Akuntansi Sektor Publik

peran kunci dalam teori pembangunan karena diyakini bahwa teknologi ini dikembangkan dan

diperkenalkan kepada negara-negara maju yang lebih rendah akan memacu pertumbuhan ekonomi. Salah

satu faktor kunci dalam Teori Modernisasi adalah keyakinan bahwa pembangunan memerlukan bantuan

dari negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang untuk belajar dari perkembangan

mereka. Dengan demikian, teori ini dibangun di atas teori bahwa ada kemungkinan untuk pengembangan

yang sama dicapai antara negara maju dan dikembangkan lebih rendah.

2. Teori Dependensi (Ketergantungan).

Teori Dependensi lahir atas respon ilmiah terhadap pendapat kaum Marxis Klasik tentang

pembangunan yang dijalankan di negara maju dan berkembang.Aliran neo-marxisme yang kemudian

menopang keberadaan teori Dependensi ini.Tokoh utama dari teori Dependensi adalah Theotonio Dos

Santos dan Andre Gunder Frank.Theotonio Dos Santos sendiri mendefinisikan bahwa ketergantungan

adalah hubungan relasional yang tidak imbang antara negara maju dan negara miskin dalam

pembangunan di kedua kelompok negara tersebut.Dia menjelaskan bahwa kemajuan negara Dunia

Ketiga hanyalah akibat dari ekspansi ekonomi negara maju dengan kapitalismenya. Jika terjadi sesuatu

negatif di negara maju, maka negara berkembang akan mendapat dampak negatifnya pula. Sedangkan

jika hal negatif terjadi di negara berkembang, maka belum tentu negara maju akan menerima dampak

tersebut. Sebuah hubungan yang tidak imbang. Artinya, positif-negatif dampak berkembang

pembangunan di negara maju akan dapat membawa dampak pada negara, (theotonio dos santos, review,

vol. 60, 231).

Enam bagian pokok dari teory independensi adalah :

1. Pendekatan Keseluruhan Melalui Pendekatan Kasus. Gejala ketergantungan dianalisis dengan

pendekatan keseluruhan yang memberi tekanan pada sisitem dunia. Ketergantungan adalah akibat

proses kapitalisme global, dimana negara pinggiran hanya sebagai pelengkap. Keseluruhan dinamika

dan mekanisme kapitalis dunia menjadi perhatian pendekatan ini.

2. Pakar Eksternal Melawan Internal. Para pengikut teori ketergantungan tidak sependapat dalam

penekanan terhadap dua faktor ini, ada yang beranggapan bahwa faktor eksternal lebih ditekankan,

seperti Frank Des Santos. Sebaliknya ada yang menekan factor internal yang mempengaruhi/

menyebabkan ketergantungan, seperti Cordosa dan Faletto.

3. Ekonomi Melawan Analisi Sosiopolitik. Raul Plebiech memulainya dengan memakai analisis

ekonomi dan penyelesaian yang ditawarkanya juga bersifat ekonomi. AG Frank seorang ekonom,

dalam analisisnya memakai disiplin ilmu sosial lainya, terutama sosiologi dan politik. Dengan

demikian teori ketergantungan dimulai sebagai masalah ekonomi kemudian berkembang menjadi

analisis sosial politik dimana analisis ekonomi hanya merupakan bagian dan pendekatan yang multi

dan interdisipliner analisis sosiopolitik menekankan analisa kelas, kelompok sosial dan peran

pemerintah di negara pinggiran.

Page 15: Akuntansi Sektor Publik

4. Kontradiksi Sektoral/Regional Melawan Kontradiksi Kelas. Salah satu kelompok penganut

ketergantungan sangat menekankan analisis tentang hubungan negara-negara pusat dengan pinggiran

ini merupakan analisis yang memakai kontradiksi regional. Tokohnya adalah AG Frank. Sedangkan

kelompok lainya menekankan analisis klas, seperti Cardoso.

5. Keterbelakangan Melawan Pembangunan. Teori ketergantungan sering disamakan dengan teori

tentang keterbelakangan dunia ketiga. Seperti dinyatakan oleh Frank. Para pemikir teori

ketergantungan yang lain seperti Dos Santos, Cardoso, Evans menyatakan bahwa ketergantungan

dan pembangunan bisa berjalan seiring. Yang perlu dijelaskan adalah sebab, sifat dan keterbatasan

dari pembangunan yang terjadi dalam konteks ketergantungan.

6. Voluntarisme Melawan Determinisme. Penganut marxis klasik melihat perkembangan sejarah

sebagai suatu yang deterministic. Masyarakat akan berkembang sesuai tahapan dari feodalisme ke

kapitalisme dan akan kepada sosialisme. Penganut Neo Marxis seperti Frank kemudian

mengubahnya melalui teori ketergantungan. Menurutnya kapitalisme negara-negara pusat berbeda

dengan kapitalisme negara pinggiran. Kapitalisme negara pinggiran adalah keterbelakangan karena

itu perlu di ubah menjadi negara sosialis melalui sebuah revolusi. Dalam hal ini Frank adalah

penganut teori voluntaristik.

3. Teori Artikulasi

Teori ini menyikapi kegagalan kapitalisme yang dilakukan di negara satelit, karena kapitalisme

dapat berhasil dilakukan di negara maju. Minimal adadua alasan utama yang menyebabkan kapitalisme

gagal membawa negara berkembang untuk mencapai kemajuan dalam pembangunan yang

dilakukannya. Dua hal itu adalah kegagalan cara dan proses produksi di negara satelit.

1. Kegagalan proses produksi di negara satelit

Teori ini berpendapat bahwa negara satelit telah gagal memahami proses industrialisasi yang

dicontohkan oleh negara maju. Pemahaman yang salah atas kapitalisme ini kemudian menbawa

kegagalan dalammewujudkan kapitalisme dengan melakukan industrialisasi dalam negeri.Disinilah

yang dimaksud dengan kegagalan dalam pembangunan menurut teori Artikulasi. Negara Dunia Ketiga

gagal mengartikulasikan profil kemajuan dan kemandirian ekonomi yang telah tercapai di

negara maju dengan kapitalisasi ekonominya, sehingga kegagalan inimembawa negara satelit tetap

menjadi negara miskin.

2. Kesalahan cara produksi

Industrialiasi yang berjalan di negara satelit mengalami kesalahan dalam hal produksi (made of

production), sehingga pemanfaatan sumberdaya alamtidak dilakukan secara maksimal untuk

menghasilkan produk barang industri.Kesalahan cara produksi ini menyebabkan kapitalisme di negara

satelit tidak berjalan dan berkembang secara murni, sehingga pembangunan tidak berhasilmembawa

kemajuan bagi negara tersebut. Kegagalan cara produksi di negara Dunia Ketiga ini terjadi karena

Page 16: Akuntansi Sektor Publik

keterbatasan teknologi industri yang dikuasai oleh para tenaga ahli di negara Dunia Ketiga. Dengan

terbatas dan sedikitnya teknologi industri yagng dikuasai, maka produk industri yangdihasilkan oleh

industri negara Dunia Ketiga tetap akan mengalamikekalahan dalam persaingan di pasar konsumsi

dengan produk yang dihasilkan oleh industri negara maju.

Dengan tidak lakunya barang-barang produk industri negara Dunia Ketiga,maka pertumbuhan pendapatan

industri-industri domestik akan cenderung rugi atau hanya mendapatkan laba yang minim, sehingga

dengan keuntungan terbatas tersebut, karyawan dan para pekerja akan terbatas mendapatkan pendapatan

dari kerja yang telah mereka lakukan. Jika pendapatan rendah, maka kemampuan konsumsi juga

rendah. Maka negara Dunia Ketiga tetap masih berada dalamketerbelakangan jika tidak mampu merubah

cara produksi industri yangada didalam negaranya. Cara tercepat untuk merubahnya adalah dengan

menguasai teknologi industri yang sangat menentukan mutu produk industri itu sendiri. Tokoh teori ini

adalah Claude Meillassoux dan Pierre Philippe Rey, keduanya adalah antropolog yang berasal dari

Perancis,(Arief Budiman, 2000: 103-107).

Unsur Pokok Perencanaan Pembangunan

Dalam melakukan pembangunan, harus memiliki perencanaan yang matang dan mantap, agar

pembangunan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Dalam perencanaan pembangunan, tentunya ada

unsure-unsur pokok yang harus dimiliki yaitu seperti sebagai berikut:

1. Mengetahui Locus: mengerti, mengetahui, dan memahami kondisi umum daerah yang dijadikan

sasaran pembangunan.

2. Memiliki visi dan misi pembangunan: pelaksanaan pembangunan harus tetap fokus, sehingga harus

bersandar pada visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya, mengenai untuk apa, siapa, dan

mengapa pembangunan itu harus dilaksanakan.

3. Mempunyai sasaran dan target pembangunan: mengetahui tindakan nyata yang akan dilakukan serta

jangka waktu yang dibutuhkan dari tujuan yang ingin dicapai.

4. Memiliki strategi pembangunan: bertujuan agar pelaksanaan berjalan secara kronologis serta,

mengutamakan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien, dengan tepat dan terarah. Berikut

merupakan contoh strategi pembangunan seperti, strategi menyeluruh dan strategi parsial, strategi

fokus dan strategi campuran.

5. Adanya prioritas pembangunan: hal ini bertujuan agar tercipta pengoptimalisasian terhadap

pencapaian sasaran pembangunan dengan dana dan sumberdaya yang terbatas.

6. Memiliki program dan kegiatan pembangunan yang jelas: sebagai bentuk intervensi dari pemerintah

dengan menggunakan sejumlah sumberdaya, termasuk dana dan tenaga dalam rangka melaksanakan

kebijakan pembangunan.

 Proses dan Siklus Perencanaan Pembangunan

Page 17: Akuntansi Sektor Publik

Secara lebih rinci dapat dikemukakan tahap-tahap dalam suatu proses perencanaan sebagai berikut :

1. Penyusun Rencana

a. Tinjauan Keadaan

Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai suatu rencana

(review before take of) atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review

of performance). Dengan kegiatan ini diusahakan dapat dilakukan dan diidentifikasi

masalah-masalah pokok yang masih dihadapi, seberapa jauh kemajuan telah dicapai untuk

menjamin kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hamabatan yang masih ada, dan

potensi-potensi serta prospek yang masih bisa dikembangkan.

b. Perkiraan keadaan masa yang akan datang akan dilalui rencana

Sering juga disebut sebagai forecasting. Dalam hal ini diperlukan data-data statistik, sebagai

hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk mengetahui

kecenderungan-kecenderungan perpestik masa depan.

c. Penetapan tujuan rencana (Plan Objectives)

Dalam hal ini seringkali nilai-nilai politik, sosial masyarakat,memainkan peranan yang

cukup penting. Secara teknis hal ini didasarkan kepada tinjauan keadaan dan perkiraan

tentang masa yang akan dilalui rencana.

d. Identifikasi kebijakan

Suatu kebijakan atau policy, mungkin perlu didukung oleh program-program pembangunan.

Untuk bisa lebih operasionalnya rencana kegiatan-kegiatan usaha ini perlu dilakukan

berdasar pemilihan alternatif yang terbaik. Hal ini dilakukan berdasar opportunity cost dan

skala prioritas. Bagi proyek-proyek pembangunan identifikasinya didukung oleh feasibility

studies dan survei-survei pendahuluan.

e. Tahap persetujuan rencana

Proses pengambilan keputusan disini mungkin bertingkat-tingkat, dari putusan bidang teknis

kemudian memasuki wilayah proses politik. Disini diusahakan pula penyelarasan dengan

perencanaan pembiayaan secara umum dari pada program-program perencanaan yang akan

dilakukan.

2. Penyususnan Program Rencana

Page 18: Akuntansi Sektor Publik

Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan atau sasaran dalam

jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta

penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-program

pembangunan. Seringkali tahap ini perlu dibantu dengan penyususnan suatu flow-chart, operation

plan atau network plan.

3. Pelaksanaan rencana

Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan tahap

operasi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Dalam tahap

pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.

4. Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana

a. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencananya.

b. Apabila terdapat penyimpanan maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangan tersebut dan

apa penyebabnya.

c. Dilakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.

5. Evaluasi

Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau tinjaun yang

berjalan secara terus menerus, seringkali disebut sebagai concurrent review. Evaluasi juga dilakukan sebagai

pendukung tahap penyusunan rencana, yaitu tentang situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang

pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari hasil hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap

perencanaan selanjutnya atau penyesuaian yang diperlukan dalam pelaksanaan perencanaan itu sendiri.

Hubungan Perencanaan dan Penganggaran

Strategi merupakan titik awal dalam pembuatan rencana dan anggaran perusahaan yang dipilih oleh

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan misinya. Penyusunan anggaran harus dilakukan

dengan hati-hati agar sasaran dan tujuan strategis perusahaan dapat dicapai. Tanpa ada rencana strategis,

kehilangan peluang dan kinerja yang tidak baik dapat menyebabkan organisasi tidak berkembang dan bisa

menyebabkan perusahaan bangkrut.

Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih, kemudian diikuti

dengan penyusunan program-program untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan dalam perencanaan

stratejik. Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan

dalam perencanaan stratejik. Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah ke

mana kegiatan organisasi ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga

anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang.

Jika tidak disusun berdasarkan program, pada dasarnya organisasi seperti berjalan tanpa tujuan yang jelas.

Page 19: Akuntansi Sektor Publik

Perencanaan strategis dan penyusunan anggaran melibatkan perencanaan, tapi jenis aktivitas perencanaannya

berbeda antara kedua proses tersebut. Proses penyusunan anggaran fokus pada satu tahun, sementara

perencanaan strategis fokus pada aktivitas yang mencakup periode beberapa tahun. Perencanaan strategis

mendahului penyusunan anggaran dan menyediakan kerangka kerja ketika anggaran tahunan dikembangkan.

Pembuatan anggaran merupakan bagian dari proses perencanaan strategi suatu organisasi. Apabila organisasi

memiliki perencanaan strategi yang buruk, kondisi keuangan dan anggaran akan mengalami hal yang sama.

Anggaran tidak didominasi oleh kepentingan sepihak. Anggaran merupakan alat untuk mencapai sasaran dan

tujuan dari organisasi.

Sebelum anggaran dibuat, perusahaan harus membuat perencanaan strategis, dimana dalam perencanaan

strategis tersebut diidentifikasi strategi untuk aktivitas dan operasi masa depan. Rencana strategis biasanya

mencakup periode lima tahun ke depan. Lima tahun adalah periode yang cukup panjang untuk

merigestimasikan konsekuensi dari keputusan program yang dibuat saat ini.Perusahaan dapat

menerjemahkan seluruh strategi dalam tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dimana tujuan-tujuan

tersebut menjadi dasar dari pembuatan sebuah anggaran. Jadi harus terdapat hubungan yang kuat antara

anggaran dengan perencanaan strategis, dimana hal ini membantu manajemen memastikan bahwa seluruh

perhatian tidak fokus pada jangka pendek saja, mengingat anggaran merupakan perencanaan dalam satu

periode tertentu saja (jangka pendek).

CONTOH PERUSAHAAN

PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan besar di Indonesia yang mampu menguasai pasar

dengan sistem produksi yang terintegrasi. PT Indofood mempunyai strategi untuk programnya programnya

dalam menarik pasar, yaitu:

Strategi Penetrasi Pasar

PT. Indofood mengimplementasikan strategi ini dengan maksud dapat meningkatkan market share produk

tersebut dengan cara pemasaran melalui iklan, brosur, menambahkan jumlah tenaga penjual, dan bentuk

usaha promosi lainnya.

Strategi Pengembangan Pasar

Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar dengan memperkenalkan produk tersebut ke

daerah-daerah baru agar penduduk dari daerah tersebut tertarik dengan produk PT. Indofood.

Strategi Pengembangan Produk

PT. Indofood menggunakanstrategi ini untuk meningkatkan atau memodifikasi produk-produk yang ada

sehingga konsumen tertarik dengan produk tersebut. Dengan menciptakan produk yang berbeda dengan

produk dari perusahaan yang lain, konsumen akan lebih tertarik dan mau saja membeli dengan harga yang

lebih mahal yang dikarenakan oleh perbedaan tersebut. Sebagai contoh, PT. Indofood mengeluarkanproduk

mie instan yang unik dengan cita rasanya yang khas dengan tema nusantara.

Selain strategi-strategi yang telah dijelaskan sebelumnya, PT.Indofood juga menggunakan strategi

diferensiasi karena keunikan dan cakupan pasar yang luas terhadap produk mie instannya. Strategi yang

Page 20: Akuntansi Sektor Publik

digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah Strategi Integrasi Vertikal (Vertical

Integration Strategy) dari Fred R. David. Strategi ini menghendaki perusahaan melakukan pengawasan lebih

terhadap distributor (Forward Integration Strategy), pemasok (Backward Integration Strategy), dan para

pesaingnya (Horizontal IntegrationStrategy). Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah

pengambilalihan kepemilikan mayoritas saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan mendapatkan

kepemilikan atau meningkatkan pengendalian bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki

perkebunan kelapa sawit yang dapat digunakan PT. Indofood sebagai sumber bahan baku pembuatan

produknya. PT. Indofood tepat mengakuisisi PT. Londsum, karena dengan adanya kepemilikan saham

mayoritas maka pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya berada pada PT. Indofood.

Jika PT. Indofood hanya merger dengan PT. Londsum, kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di

antara kedua perusahaan semakin besar.

Kebijakan anggaran yang diterapkan oleh PT.Indofood adalah memberikan kesempatan kepada cabang-

cabangnya untuk mengajukan anggaran setiap empat bulan ke kantor pusat Jakarta untuk selanjutnya

dianalisa dan ditetapkan oleh perusahaan induk. Barang-barang yang akan disalurkan sepenuhnya disuplay

oleh cabang induk perusahaan, tetapi biaya pemasarannya di area masing-masing cabang diatur oleh

manajer-manajer cabang pemasaran. Berikut ini adalah table anggaran penjualan PT.Indofood Sukses

Makmur di Kendari tahun 2002-2010 :

Tahun

Jumlah Anggaran (Rp)

Total (Rp)Quartal I Quartal II Quartal III

200262.062.000

62.062.000

62.062.000

186.186.000

200363.519.517

63.519.517

63.519.517

190.558.551

200465.215.733

65.215.733

65.215.733

195.647.199

200562.147.000

62.147.000

62.147.000

186.441.000

2006 66.260.95 66.260.95 66.260.95 198.782.85

Page 21: Akuntansi Sektor Publik

0 0 0 0

200766.999.146

66.999.146

66.999.146

200.997.438

200868.409.654

68.409.654

68.409.654

205.228.962

200968.661.317

68.661.317

68.661.317

205.983.951

201071.256.250

71.256.250

71.256.250

213.768.750

Sumber : PT.Indofood Sukses Makmur di Kendari, 2011

Pemberian anggaran yang berangsur-angsuran secara kuartal memberikan pengaruh terhadap rencana

penjualan yang telah ditetapkan perusahaan cabang dan harus menunggu keputusan anggaran selanjutnya

karena anggaran tersebut diproses pemasaran pada setiap kantor pemasaran yang berada di dalam wilayah

tersebut.

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

Pengertian PertanggungjawabanSalah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi danakuntabilitas pengelolaan keuangan

negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktudan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterimasecara umum. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara /Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN / APBD) disusun dan disajikansesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh pemerintah.Penerbitan Pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)merupakan awal masing-masing pihak untuk bersama-sama mewujudkan good govermance melalui penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD oleh semuainstansi pemerintah pengguna anggaran baik di pusat maupun daerah. Selama initerdapat beberapa aturan yang digunakan sebagai rujukan pemerintah daerahdalam penyusunan laporan keuangan. Ketidak seragaman ini akan membuat perbedaan dalam penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah. Kondisi demikian membuat laporan keuangan pemerintah daerah tidak akan dapatmemenuhi keterbandingan baik secara internal maupun eksternal. Padahalkarakteristik kualitatif laporan keuangan seperti yang disampaikan pada kerangkakonseptual akuntansi pemerintah yang baru ini adalah dapat dibandingkan.Pasal 32 ayat (1) UU 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa bentuk dan isilaporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD / APBN disusun dan disajikansesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Sedangkan Pasal 184 ayat (1) dan(3)

Page 22: Akuntansi Sektor Publik

UU 32 tahun 2004 intinya menyatakan bahwa Laporan Keuangan PemerintahDaerah disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yangditetapkan dengan peraturan pemerintah.Dari dua pasal tersebut di atas maka jelaslah pentingnya diterapkan standarakuntansi pemerintahan dalam pelaksanaan penyusunan Laporan KeuanganPemerintah Daerah. Hal ini direspon pemerintah dengan diterbitkannya PeraturanPemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Peranan Pelaporan KeuanganLaporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevanmengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Penerapan standar ini menjadi sangat penting bagi entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajibanuntuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan seta hasil yang dicapaidalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan struktur pada suatu periode pelaporan. Berikut peranan Pelaporan Keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut:

a) AkuntabilitasMempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalammencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.b) Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksaan kegiatansuatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaa, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, danekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.c) TransparansiMemberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepadamasyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untukmengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban entitas pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya danketaatannya pada peraturan perundang-undangan.d) Keseimbangan Antargenerasi Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yangdilaokasikan dan menentukan apakah generasi yang akan datang diasumsikanakan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Tujuan Pelaporan KeuanganPelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuatkeputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

a)Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalanuntuk membiayai seluruh pengeluaran; 

b)Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber dayaekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

c)Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yangdigunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;

d)Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

e)Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang dari pungutan pajak dan pinjaman;

f)Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatanyang dilakukan selama periode pelaporanLaporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan.Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalammembuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secaraspesifik, tujuan

Page 23: Akuntansi Sektor Publik

pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikaninformasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,dengan:

a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

c)Menyediakan informasi sumber, alokasi, dan penggunaan sumber dayaekonomi;d)Menyediakan informasi ketaatan realisasi terhadap anggarannya;e)Menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan mendanai aktivitasnyadan memenuhi

kebutuhan kasnya; f)Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam

mendanai aktivitasnya.Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transksi

atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu, basis kas (cash basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima oleh kas pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah) atau dibayarkan dari kas pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah). Sedangkan dalam akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saatterjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Contoh transksi yang membedakan basis kas dan basis akrual adalah dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat Keputusan PenetapanPajak (SKPP). Dalam basis kas, saat terbitnya SKPP tersebut belum diakuisebagai pendapatan, karena pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis akrual, terbitnya SKPP tersebut oleh pemerintah sudah diakui sebagai pendapatan,walaupun pemerintah belum menerima kas atau pendapatan pajak tersebut. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansiakrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008.

Manfaat Akuntansi Akrual i. Informasi yang terkandung dalam laporan yang disajikan dalam basisakrual sangat berguna baik untuk

akuntabilitas maupun pengambilankeputusan;ii. Akuntansi akrual mengharuskan organisasi untuk memelihara catatanyang lengkap dari aktiva dan

menfasilitasi pengelolaan aset yang lebih baik;iii. Akuntansi akrual menyediakan kerangka yang konsisten untukidentifikasi kewajiban saat ini dan

kewajiban kontijensi.

Pelaporan Dalam Akrual Basis i. Menunjukkan bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya danmencukupi kebutuhan kasnya;ii. Membuat pengguna dapat mengevaluasi kemampuan pemerintahuntuk mendanai kegiatannya dan untuk

memenuhi kewajiban dankomitmennya;iii. Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan dalam posisi keungan;iv. Menyediakan kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan pengelolaan yang sukses atas sumber

daya;v. Berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dilihat dari sisi biaya pelayanan, efisiensi, dan

pencapaian.Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yangrelevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan olehsuatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.

Laporan keuanganterutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transferdan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Penyajian Laporan KeunganLaporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalamsetahun. Pernyajian laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD diwajibkan untuk setiap periode tahun anggaranAPBN /

Page 24: Akuntansi Sektor Publik

APBD, dimana dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulaitanggal 1 Januari sampai 31 Desember untuk Neraca, dan untuk tahun yangberakhir 31 Desember untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan LaporanArus Kas (LAK).Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah danlaporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang ataulebih pendek dari satu tahun, misalnya sehubungan dengan adanya perubahantahun anggaran. Contoh selanjutnya adalah dalam masa transisi dari akuntansi berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan untuk memungkinkan penyusunanlaporan keuangan konsolidasi. Dalam kondisi seperti itu entitas pelaporan harusmengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode pelaporan tidaksatu tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentuseperti arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentangKeuangan Negara, batas waktu penyampaian laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD selambat-lambatnya 6 (Enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Dengan demikian, kegunaan laporan keuangan tersebut berkurang bilamana laporan tidak tersedia bagi penggunadalam suatu periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Faktor-faktor yangdihadapi seperti kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan merupakanalasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.Selain laporan keuangan tahunan, setiap entitas pelaporan jugadiwajibkan menyusun laporan keuangan interim, yaitu setidak-tidaknya setiapsemester sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga dan Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun 2006 tentang PelaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.