akuntansi sektor pendidikan

21
AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN Akuntansi sektor publik identik dengan akuntansi pemerintahan dalam suatu Negara. Hal tersebut memang tidak salah, tetapi akuntansi sektor publik sebenarnya lebih luas daripada sekedar akuntansi pemerintah. Sektor-sektor yang tidak difokuskan untuk meraih profit dan melayani kepentingan publik termasuk dalam cakupan akuntansi sektor publik. Sektor-sektor tersebut diantaranya adalah akuntansi rumah sakit, akuntansi yayasan, dan akuntansi sektor pendidikan. Pengelolaan akuntansi di sektor pendidikan atau sekolah memiliki peran penting dalam pembangunan Negara jangka panjang. Pengelolaan akuntansi yang tepat dan akurat akan memberikan informasi keuangan yang benar sehingga dapat menunjang proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembiayaan sekolah. Selain itu, pengelolaan sektor pendidikan dengan akuntansi akan menghasilkan efisiensi dalam sisi pembiayaan.

Upload: hariyadi030267313

Post on 21-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Akuntansi sektor publik identik dengan akuntansi pemerintahan dalam suatu Negara. Hal

tersebut memang tidak salah, tetapi akuntansi sektor publik sebenarnya lebih luas daripada

sekedar akuntansi pemerintah. Sektor-sektor yang tidak difokuskan untuk meraih profit dan

melayani kepentingan publik termasuk dalam cakupan akuntansi sektor publik. Sektor-sektor

tersebut diantaranya adalah akuntansi rumah sakit, akuntansi yayasan, dan akuntansi sektor

pendidikan.

Pengelolaan akuntansi di sektor pendidikan atau sekolah memiliki peran penting dalam

pembangunan Negara jangka panjang. Pengelolaan akuntansi yang tepat dan akurat akan

memberikan informasi keuangan yang benar sehingga dapat menunjang proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan pembiayaan sekolah. Selain itu, pengelolaan sektor pendidikan

dengan akuntansi akan menghasilkan efisiensi dalam sisi pembiayaan.

Akuntansi Untuk Sektor Pendidikan

Istilah akuntansi mulai dikenal pada awal tahun 60-an, ketika ilmu akuntansi Amerika Serikat

mulai masuk ke Indonesia. Kata akuntansi berasal dari kata to account yang berarti

memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat kaitannya dengan

informasi keuangan.

Page 2: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pandang

pemakai jasa akuntansi dan dari proses kegiatannya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-

masing sudut pandang :

a. Sudut pandang pemakai; akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang

menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan

mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi

diperlukan untuk membuat rencana yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan

oleh manajemen, pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditor, badan

pemerintah dan sebagainya.

b. Sudut pandang proses kegiatan; akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini

menunjukkan bahwa akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut

berbagai kegiatan.

Era pasca reformasi melahirkan kembali semangat demokratisasi, akuntabilitas, dan transparansi

dalam setiap aspek kehidupan manusia. Otonomi daerah telah membawa jiwa dan semangat

tersebut dalam desentralisasi daerah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia,

secara otomatis, masing-masing daerah akan berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan

daerahnya melalui berbagai usaha, seperti menggali potensi daerah seoptimal mungkin serta

menggunakan sumber daya seefisien mungkin. Namun semenjak diberlakukannya otonomi

daerah di Indonesia, belum terlihat perubahan dan dampak yang signifikan bagi perkembangan

serta peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah daerah pada

Page 3: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

umumnya terpaku pada pembangunan secara fisik semata dan keuntungan jangka pendek.

Padahal, pemerintah daerah memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Desentralisasi dalam otonomi daerah berarti ada pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat

kepada Pemerintah Daerah untuk menangani beberapa sector, seperti system birokrasi

pemerintah, kesehatan, pendidikan, pariwisata, industri dan sektor lainnya. Salah satu sektor

yang perlu mendapat perhatian serius adalah sektor pendidikan, mengingat pengelolaan sektor ini

memerlukan perspektif jangka panjang. Sektor pendidikan merupakan investasi dalam

pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia agar mampu mengolah sumber daya alam

secara optimal untuk kemajuan daerah. Dalam era otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota

memiliki wewenang seluas-luasnya untuk mengembangkan sektor pendidikan. Oleh karena itu,

warna dan corak pendidikan di daerah tergantung pada komitmen dan kepedulian

Bupati/Walikota sebagai Kepala Pemerintah Kabupaten/Kota.

Seiring dengan berjalannya otonomi daerah, berlangsung pula globalisasi di mana tantangan

yang dihadapi oleh bangsa ini ke depan akan semakin berat. Dalam menghadapi tantangan

tersebut, pendidikan menjadi pijakan dan arah roda perjalanan bangsa ini. Dalam pelayanan dan

penyediaan pendidikan, terjadi persaingan antara sekolah swasta dan publik. Persaingan ini

sering tidak diiringi dengan peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan, baik pengajar,

sarana dan prasarana, maupun lulusan sekolah tersebut. Terbatasnya alokasi dana dari

pemerintah adalah suatu kendala yang tak urung membuat kualitas pendidikan sekolah belum

juga beranjak. Namun, hal itu tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur atas kualitas suatu

sekolah. Sekolah harus menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin demi peningkatan

dan pelayanan dan kualitas pendidikan sekolah. Apabila dana dari pemerintah tidak mencukupi,

Page 4: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

sekolah dapat mengupayakan melalui danan dari masyarakat. Pengelolaan dana harus dilandasi

semangat akuntabilitas dan transparansi. Dengan pengelolaan dana yang transparan, masyarakat

dapat mengetahui ke mana saja dana sekolah tersebut dibelanjakan.

Selama ini sekolah hanya memiliki laporan-laporan dan surat-surat pertanggungjawaban sebagai

bentuk transparansi pengelolaan keuangan sekolah. Saat ini, sekolah diharapkan memiliki

laporan pertanggungjawaban, termasuk laporan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca,

laporan surplus defisit, laporan arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan oleh tiap siswa.

Jadi, pemerintah maupun masyarakat dapat mengetahui dengan mudah berapa besar kebutuhan

tiap murid dalam setiap bulan, semester, atau tahunnya. Sehingga pemerintah dapat mengambil

kebijakan dan tindakan terkait dengan pembangunan sektor pendidikan.

Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Dunia Pendidikan

Peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan adalah menyediakan informasi kuantitatif,

terutama yang bersifat keuangan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam

entitas pendidikan.

Siklus Akuntansi Pendidikan

Page 5: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas

pengumpulan dan penglahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau

ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam

membuat atau mengambil keputusan. Dalam menyusun suatu laporan keuangan yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum, prinsip-prinsip akuntansi, prosedur-

prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang

lingkup akuntansi dinamakan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi adalah proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama suatu periode

tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode

berjalan, yaitu penjurnalan tarnsaksi dan pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan

laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan di akhir periode termasuk juga

mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya

langkah yang harus ditempuh pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa

sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan, dan

pemindahbukuan selama periode berjalan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan

pekerjaan di akhir periode.

Alur proses akuntansi pendidikan dimulai dengan pencatatan transaksi pertama sampai dengan

penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta persiapan

untuk pencatatan transaksi berikutnya.

Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu :

Page 6: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

1. Tahap pencatatan; kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi serta bukti

pencatatan. Kegiatan ini dilakukan dengan sarana buku harian atau jurnal untuk

kemudian diposting berdasarkan kelompok ke dalam akun buku besar.

2. Tahap pengikhtisaran; kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai berikut; penyusunan

neraca saldo berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian,

penyusunan kertas kerja, pembuatan ayat jurnal penutup, pembuatan neraca saldo setelah

penutupan, dan membuat ayat jurnal pembalik.

3. Tahap pelaporan; dalam tahap ini, dilakukan penyusunan Laporan Surplus Defisit,

Laporan Arus Kas, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan Dalam Akuntansi Pendidikan

Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang

berguna bagi pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan

keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi

pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembelanjaan. Berikut

merupakan komponen-komponen Laporan Keuangan :

1. Neraca; ibarat sebuah foto, neraca hanya menampilkan gambaran institudi pendidikan

pada saat tanggal neraca saja. Jadi, neraca merupakan sebuah gambaran posisi keungan

dari suatu lembaga pada waktu tertentu. Pada umumnya, komponen neraca meliputi Aset

Page 7: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

yang terbagi menjadi Aset Lancar dan Aset Tetap, Kewajiban yang terbagi atas

Kewajiban Lancar dan Kewajiban Jangka Panjang, dan Modal.

2. Laporan Surplus Defisit; merupakan laporan yang menggambarkan kinerja keuangan

suatu entitas. Dalam konteks ini, kinerja adalah kemampuan suatu lembaga dalam

menciptakan pendapatan.

3. Laporan Arus Kas; laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu

periode akuntansi. Di dalam laporan ini, perubahan posisi kas dilihat dari 3 (tiga) sisi,

yakni dari kegiatan operasi, pembiayaan, dan investasi. Sesuai dengan namanya, laporan

ini akan memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun keluar dari institusi

pendidikan yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai alokasi kas ke dalam

berbagai kegiatan institusi pendidikan.

Latar Belakang Perlunya Sistem Akuntansi Biaya di Sektor Pendidikan

Sampai saat ini, pengkajian terhadap sistem akuntansi biaya sektor pendidikan sekolah belum

pernah dilakukan. Selama ini, penelitian tentang administrasi keuangan sekolah, pengelolaan

keuangan BP3, serta penghimpunan dana di sekolah masih lebih disukai.

Pembahasan ini akan memberikan informasi tentang penghitungan biaya yang terjadi di sekolah.

Dengan pembahasan tersebut, dapat diketahui berapa sesungguhnya kebutuhan dana setiap murid

untuk mendapatkan standar pendidikan yang berkualitas.

Page 8: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Identifikasi permasalahan perhitungan biaya di sekolah dasar dan menengah belum mampu

menjawab tantangan era otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di sekolah

dasar dan menengah yang ada selama ini masih sederhana dan belum mampu mengungkapkan

informasi penting sebagai materi/landasan pengambilan keputusan, serta hanya sebatas informasi

biaya per unit untuk belanja pegawai dan belanja non pegawai.

Tujuan pembahasan sistem akuntansi biaya di sektor pendidikan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana sekolah;

2. Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah;

3. Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat;

4. Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana dan pelaporannya;

5. Menghasilkan laporan biaya yang terkini sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan pengelola sekolah, terutama pada aspek keuangan.

Landasan teori yang dipakai untuk memecahkan permasalahan perhitungan biaya di sekolah

dasar dan menengah adalah dengan pendekatan akuntansi biaya tradisional dan Activity Costing

System (ACS). Proses dan sistematika pemecahannya adalah melalui rincian tahap sebagai

berikut :

1.Pemahaman mengenai pengertian biaya;

2.Klasifikasi dan identifikasi biaya-biay yang terjadi di sekolah ke dalam kattegoro

tertentu dengan pendekatan ACS;

Page 9: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

3.Pembuatan konsep penghitungan biaya baru yang akurat dan informative;

4.Simulasi aplikasi model perhitungan biaya.

Sebagai langkah pertama, harus diketahui terlebih dahulu konsep biaya. Biaya adalah suatu

bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas. Di sekolah dasar

dan menengah, sangat banyak macam dan jenis biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan.

Dalam hal ini, tujuan sekolah adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara umum terutama

mencetak lulusan sesuai dengan standar criteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun

entitas sekolah itu sendiri.

Di sekolah dasar dan menengah negeri, standar pengelolaan administrasi dan keuangan serta

pelaporan keuangan masih relatif sama dan terpusat. Hal ini membuat entitas pendidikan dasar

dan menengah negeri harus mengembangkan penerapan standar sesuai dengan karakteristikdan

kebutuhan yang dimiliki masing-masing sekolah, termasuk di dalamnya perhitungan dan

pelaporan biaya.

Informasi biaya memiliki nilai yang berarti bagi orang tua siswa, siswa, serta masyarakat

pemerhati pendidikan maupun pendidikan maupun umum. Pelaporan biaya ini diharapkan

menjadi dasar yang efektif bagi pertimbangan dan penilaian suatu entitas sekolah tertentu.

Klasifikasi Biaya

Page 10: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Biaya diidentifikasikan dan diklasifikasi menurut sifatnya. Klasifikasi biaya-biaya di entitas

sekolah menurut sifatnya akan digunakan untuk mempertegas batasan, mempermudah

perhitungan, dan menambah keakuratan pelaporan. Menurut sifatnya, biaya dikelompokkan

menjadi 2 (dua), yaitu :

1.Biaya langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proses

pencapaian hasil dan tujuan seuatu organisasi. Di sekolah dasar dan menengah negeri,

biaya langsung adalah biaya proses peningkatan kualitas siswa dan pencapaian tujuan

utama sekolah yang tidak terpisahkan dari diri siswa serta berdampak terhadap siswa

secara keseluruhan. Contoh biaya langsung adalah biaya praktikum, biaya ujian,

biaya pemakaian laboratorium, dan sejenisnya.

2.Biaya tidak langsung, adalah komponen biaya penunjang atau pelengkap dari

komponen biaya langsung. Dalam dunia pendidikan biaya tidak langsung merupakan

komponen penunjang atau katalisator dalam proses belajar mengajar. Jadi, tujuan

akhir sekolah dalam peningkatan kualitas lulusan dapat lebih sepat dicapai. Contoh

biaya tidak langsung antara lain biaya kebersihan, bantuan dana kegiatan siswa, biaya

kegiatan sosial, dan sejenisnya.

Pada awalnya, komponen penyusun anggaran terdiri dari berbagai aktivitas yang terjadi dalam

proses belajar mengajar. Dari berbagai aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terdiri dari dua

komponen, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dalam pembahasan bab ini,

digunakan alat bantu penyusunan laporan biaya aktivitas, yaitu Activity Costing System (ACS),

yang merupakan salah satu alat penghitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut

pendekatan ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan entitas

Page 11: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas dan prasarana pendukung

aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan,

anggaran tahunan dapat dirinci secara lebih akurat.

Kelebihan metode tersebut adalah kemudahannya dalam merinci biaya yang perlu

diperhitungkan. Metode tersebut tidak mengindahkan pengaruh tingkat teknologi, kondisi

internal, dan tingkat efisiensi aktivitas organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.

Sistem Akuntansi Biaya Untuk Biaya Tenaga Kerja/Karyawan Sektor Pendidikan

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk melakukan

aktivitas yang terkait dengan institusi pendidikan, seperti mengajar. Biaya tenaga kerja di sektor

pendidikan dapat dibagi ke dalam beberapa golongan berikut :

a.Gaji Kepala Sekolah

b.Tunjangan Kepala Sekolah

c.Gaji Guru

d.Tunjangan Guru

e.Gaji Guru honorer

Page 12: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Untuk besaran gaji dan tunjangan Kepala Sekolah maupun guru sudah ditentukan oleh

pemerintah berdasarkan pangkat dan golongan mereka, sehingga akuntansi biaya lebih

digunakan untuk menghitung gaji guru honorer atau karyawan lain yang lembur.

Ada beberapa cara untuk menghitung gaji guru honorer maupun upah lembur karyawan. Salah

satunya adalah dengan mengalikan tariff upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian,

untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama

periode tertentu. Jadi yang diperlukan untuk guru honorer dan karyawan yang lembur adalah apa

yang dinamakan dengan Kartu Hadir. Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk

mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan

tempat kerja.

Pembiayaan Pendidikan

Otonomi daerah yang dilaksanakan sejak tahun 2001 membawa perubahan besar dalam

pengelolaan pendidikan. Di era otonomi daerah, Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas

pengelolaan sektor pendidikan pada semua jenjang diluar pendidikan tinggi. Dari sisi substansi,

Pemda bertanggung jawab atas hamper segala bidang yang terkait dengan sektor pendidikan.

Namun, ada indikasi bahwa pelimpahan wewenang di sektor pendidikan tersebut tidak diikuti

oleh pelimpahan sumber-sumber keuangan yang memadai. Akibatnya muncul persoalan

ketidakseimbangan antara kewenangan dengan sumber daya yang dimiliki oleh Pemda untuk

mengelola pendidikan.

Page 13: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

Ditinjau dari sudut human capital, pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentu

keberhasilan seseorang, baik secara sosial maupun ekonomi. Nilai pendidikan merupakan asset

moral, di mana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan dianggap

sebagai investasi. Pengertian pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk

membiayai operasional dan pengembangan sektor pendidikan.

Pendidikan merupakan unsur utama pengembangan SDM. SDM dianggap lebih bernilai apabila

sikap, perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian, serta keterampilannya sesuai dengan kebutuhan

berbagai bidang dan sektor. Pendidikan merupakan salah satu alat pengubah karakter manusia.

Dengan pendidikan, manusia dapat mengetahui segala sesuatu yang tidak atau belum diketahui

sebelumnya. Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Hak untuk memperoleh

pendidikan harus diikuti oleh kesempatan dan kemampuan serta kemauannya. Dengan demikian,

peranan pembiayaan pendidikan terlihat jelas dalam peningkatan kualitas SDM agar sejajar

dengan manusia lain, baik secara regional, nasional, maupun inernasional.

Dalam situasi bagaimana pun, Negara tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya terhadap

pembiayaan pendidikan. Pada sisi lain, Negara melalui pemerintah harus terus menyosialisasikan

pembiayaan pendidkan dengan mengacu pada standar baku, terutama tentang komponen

pendidikan, proses belajar-mengajar, kurikulum, dan target kompetensi lulusan.

Konvensi Nasional Pendidikan merupakan konvensi empat tahunan bagi komunitas pendidikan.

Inti dari konvensi ini adalah pembiayaan pendidikan harus ditata penggunaannya, karena selain

dari dana APBN/APBD, dana pendidikan juga bisa dipungut dari masyarakat melalui lembaga-

lembaga pendidikan. Dana yang bersumber dariAPBN dan masyarakat harus diatur tentang

pemungutannya, bagaimana menggunakannya, kemudian bagaimana mempertanggung

Page 14: AKUNTANSI SEKTOR PENDIDIKAN

jawabkannya. Pengaturan tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan agar memiliki dasar

hokum yang kuat perlu diatur setingkat Peraturan Pemerintah (PP).

Berdasarkan UUD 1945 dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana

pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi minimal 20%

dari total APBN/APBD. Pembiayaan pendidikan sebesar 20% itu memang seharusnya dipenuhi

dari anggaran belanja dan bukan dari anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu

dilakukan adalah menjabarkan anggaran pendidikan 20% tersebut pada jalurnya.