akuntansi pendapatan.doc

2
Ni Putu Ayu Primayanti / 1317051082 / IV F AKUNTANSI PENDAPATAN Transaksi pendapatan akan melibatkan pencatatan di tingkat Satuan Kerja, selanjutnya disebut Satker dan di tingkat Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, selanjutnya disebut SKPKD. Yang dimaksud Satker adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran. Ada 2 fungsi yang dijalankan SKPKD, yaitu: (1) SKPKD sebagai Satuan Kerja yang dalam hal ini bertindak sebagai entitas akuntansi yang mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di Satker tersebut, (2) SKPKD sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), selanjutnya disebut PPKD, yang dalan hal ini bertindak sebagai entitas pelaporan yang mewakili transaksi pemda secara keseluruhan. Struktur akuntansi untuk pemda menggunakan struktur akuntansi Pusat- Cabang. Dalam hal ini akuntansi yang berlaku di Satker adalah sebagai akuntansi cabang (Branch Office). Sedangkan di SKPKD sebagai PPKD adalah sebagai akuntansi pusat, yang mewakili pemda (Home Office). Konsekuensi dari akuntansi Pusat-Cabang ini adalah adanya akun resiprokal, yaitu RK-PPKD (yang ada di Satker) di kelompok ekuitas dana, dan RK-Satker (yang ada di PPKD) di kelompok aset. Pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah. Kelompok pendapatan tersebut adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Penimbangan (pendapatan transfer), dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Pada umumnya Pendapatan Asli Daerah diterima dan wewenang pengelolaannya ada di Satker, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya yaitu Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah diterima dan wewenang pengelolaannya ada di PPKD. Rincian dari kelompok PAD menurut kedua peraturan pemerintah tersebut, yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah. Prosedur pencatatan Akuntansi Pendapatan Satker (SKPD) yaitu: (1) transaksi pendapatan di Satker dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan Satker (PPK-Satker). Transaksi ini dicatat harian pada kas diterima oleh bendahara penerimaan atau pada saat menerima bukti transfer dari pihak ketiga, (2) koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai pengurang

Upload: ayu

Post on 06-Nov-2015

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Ni Putu Ayu Primayanti / 1317051082 / IV F

AKUNTANSI PENDAPATANTransaksi pendapatan akan melibatkan pencatatan di tingkat Satuan Kerja, selanjutnya disebut Satker dan di tingkat Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, selanjutnya disebut SKPKD. Yang dimaksud Satker adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran. Ada 2 fungsi yang dijalankan SKPKD, yaitu: (1) SKPKD sebagai Satuan Kerja yang dalam hal ini bertindak sebagai entitas akuntansi yang mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di Satker tersebut, (2) SKPKD sebagai Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), selanjutnya disebut PPKD, yang dalan hal ini bertindak sebagai entitas pelaporan yang mewakili transaksi pemda secara keseluruhan.Struktur akuntansi untuk pemda menggunakan struktur akuntansi Pusat-Cabang. Dalam hal ini akuntansi yang berlaku di Satker adalah sebagai akuntansi cabang (Branch Office). Sedangkan di SKPKD sebagai PPKD adalah sebagai akuntansi pusat, yang mewakili pemda (Home Office). Konsekuensi dari akuntansi Pusat-Cabang ini adalah adanya akun resiprokal, yaitu RK-PPKD (yang ada di Satker) di kelompok ekuitas dana, dan RK-Satker (yang ada di PPKD) di kelompok aset. Pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah. Kelompok pendapatan tersebut adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Penimbangan (pendapatan transfer), dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.Pada umumnya Pendapatan Asli Daerah diterima dan wewenang pengelolaannya ada di Satker, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya yaitu Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah diterima dan wewenang pengelolaannya ada di PPKD. Rincian dari kelompok PAD menurut kedua peraturan pemerintah tersebut, yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah.

Prosedur pencatatan Akuntansi Pendapatan Satker (SKPD) yaitu: (1) transaksi pendapatan di Satker dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan Satker (PPK-Satker). Transaksi ini dicatat harian pada kas diterima oleh bendahara penerimaan atau pada saat menerima bukti transfer dari pihak ketiga, (2) koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai pengurang SiLPA (3) pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan (4) akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pada transaksi penerimaan PAD dokumen sumber yang digunakan adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Retribusi Daerah, Surat Tanda Bukti Pembayaran, Bukti Penerimaan Lainnya yang Sah.Prosedur pencatatan Akuntansi Pendapatan PPKD yaitu: (1) transaksi pendapatan di PPKD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (fungsi akuntansi di PPKD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh Kas Daerah atau pada menerima bukti transfer dari pihak ketiga (2) koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai pengurang SiLPA (3) pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan (4) akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto. Dokumen yang digunakan untuk transaksi Penerimaan Dana Perimbangan yaitu Surat Tanda Bukti Transfer Pembayaran dan Bukti Penerimaan lainnya yang Sah. Untuk Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yaitu Surat Bukti Tanda Penerimaan dan Bukti Penerimaan Lainnya yang Sah (Berita Acara Penerimaan)