akuntansi manajerial bab 10

5
Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga Transfer Desentralisasi dan pusat pertanggungawaban Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi (decentralization) adalah pratek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making) memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka. Alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi adalah 1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Local. Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi di pasar dan area yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi local. Akan tetapi, para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap informasi itu. 2. Fokus Manajemen Pusat. Dengan mendesentralisasi keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. 3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer. Organisasi selalu membutuhakn manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar. Dimana hal tersebut juga memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kapabilitas para manajer lokalnya. Manajer- manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang boleh dipromosikan. 4. Meningkatkan Daya Saing. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk lebih meningkatkan kinerja sebuah divisi atau pabrik adalah dengan memperkenalkan lebih jauh kepada kekuatan-kekuatan pasar. Divisi-divisi dalam perusahaan yang terdesentralisasi Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan kesempatan pengendalian divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban. Beberapa pembagian unit-unit atau divi dapat dilakukan dengan , pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi (contoh, divisi Pepsi, Coke dll) , pembagian menurut garis geografis (contohnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United Airline) memiliki sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin,

Upload: prekanida-farizqa-shintaa

Post on 06-Dec-2014

140 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

Page 1: akuntansi manajerial bab 10

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga Transfer

Desentralisasi dan pusat pertanggungawaban

Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi (decentralization) adalah pratek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making) memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.

Alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi adalah

1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Local. Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi di pasar dan area yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi local. Akan tetapi, para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap informasi itu.

2. Fokus Manajemen Pusat. Dengan mendesentralisasi keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis.

3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer. Organisasi selalu membutuhakn manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar. Dimana hal tersebut juga memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kapabilitas para manajer lokalnya. Manajer- manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang boleh dipromosikan.

4. Meningkatkan Daya Saing. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk lebih meningkatkan kinerja sebuah divisi atau pabrik adalah dengan memperkenalkan lebih jauh kepada kekuatan-kekuatan pasar.

Divisi-divisi dalam perusahaan yang terdesentralisasi

Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan kesempatan pengendalian divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban. Beberapa pembagian unit-unit atau divi dapat dilakukan dengan , pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi (contoh, divisi Pepsi, Coke dll) , pembagian menurut garis geografis (contohnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United Airline) memiliki sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, dan Karibia) dan pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi. Pusat pertanggungjawaban terdiri dari pusat investasi, pusat laba, pusat pendapatan dan pusat biaya.

Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan laporan laba-rugi variable dan absorpsi

Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan adalah berdasarkan perhitungan biaya variable dan berdasarkan perhitungan absorpsi. Perhitungan biaya variable disebut perhitungan biaya langsung hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk sedangkan perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur pada produk.

Perhitungan Biaya Absorpsi Perhitungan Biaya VariabelBiaya Produk Bahan Baku Langsung

Tenaga kerja langsungOverhead variableOverhead tetap

Bahan baku langsungTenaga kerja langsungOverhead variable

Biaya Periode Beban penjualanBeban administrasi

Overhead tetapBeban penjualan Beban administrasi

Page 2: akuntansi manajerial bab 10

Laporan laba rugi dengan menggunakan biaya variable dan absorpsi

Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan, metode perhitungan biaya variable dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua metode.

Hubungan antara produksi, penjualan dan laba

Perbedaan antara laba bersih biaya absorbi dan biaya variable bergantung pada besarnya penjualan serta persediaan produksi nya.

Jika MakaProduksi > PenjualanProduksi < PenjualanProduksi = Penjualan

Laba bersih absorpsi > Laba bersih variabelLaba bersih absorpsi < Laba bersih variabelLaba bersih absorpsi = Laba bersih variable

Perlakukan overhead tetap pada perhitungan biaya absorpsi

Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variable terletak pada pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi.

Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan ROI

ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi. ROI dapat didefinisikan sebagai :

ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata

Laba operasi ( operating income ) adalah laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi. Aktiva operasi rata-rata :

Aktiva operasi rata-rata = (nilai buku bersih awal + nilai buku bersih akhir)/2

Margin dan perputaran

ROI = Margin x perputaran = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan /Aktiva operasi rata-rata).

Keterangan :

Margin adalah rasio dari operasi terhadap penjualan.

Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.

Mengukur kinerja pusat investasi dengan menggunakan laba residu dan nilai tambah ekonomi

Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum yang disyaratktan atas aktiva operasi perusahaan.

Laba residu = laba operasi – ( tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata rata)

Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA)

Nilai tambah ekonomi adalah laba bersih (laba operasional setelah dikurangi pajak) dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif berarti perusahaan sedang menciptakan kekayaan, jika negative berarti perusahaan menyia-nyiakan modal. EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang dipakai. Intinya EVA penekanannya pada pendapatan bersih operasi dengan biaya actual dari modal.

Page 3: akuntansi manajerial bab 10

EVA adalah laba bersih atau laba operasional setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah presentase actual dari biaya modal dikalikan dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sbb :

EVA = Laba operasional setelah pajak – (presentase biaya modal aktual x Total modal terpakai)

Penetapan harga transfer

Harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga internal antar divisi dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai pembeli dan divisi yang mengirim dianggap sebagai penjual. Atau dengan kata lain harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual pada divisi pembeli di perusahaan yang sama.

Dampak penetapan harga transfer terhadap divisi dan perusahaan secara keseluruhan

Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan perusahaan secara keeluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembei dan pendapatan divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut, dipengaruhi oleh harga transfer. Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya yag ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi.

Kebijakan penetapan harga transfer

Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari divisi penjual dan dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang (opportunity cost approach) mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi pembeli. Hara-harga minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang transfer internal. Harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi sebagai berikut:

1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan memnuat keadaan divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barangdijual pada divisi internal daripada dijual pada pihk luar, disebut baras bawah (floor) dari rentang penawaran.

2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidk menjadi lebih buruk-jiak suatu input dibeli dari divisi internal daripada jika barang yang sama dibeli secara eksternal, disebut batas atas (ceiling) dari rentang penawaran.

Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli. Kebijakan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer berdasarkan biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan.

Harga Pasar

Jika terdapat pasar luar dengan persingan sempurna untuk produk yag ditransfer, maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian, berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara simultan.

Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Harga pasar kerap kali tidak tersedia, dalam keadaan ini, perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.

Harga Transfer yang Dinegosiasikan

Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua divisi.