akuntansi keuangan vs akuntansi manajemen

5
Spesialisasi: Akuntansi Keuangan Vs Akuntansi Manajemen Sumber: http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/01/spesialisasi-akuntansi-keuangan-vs- akuntansi-manajemen/ Di bangku sekolah—mulai dari SMA/SMK hingga perguruan tinggi—diajari keduanya. Namun begitu memasuki dunia kerja anda disuguhi pilihan spesialisasi antara “Akuntansi Keuangan” (Financial Accounting) atau “Akuntansi Managemen” (Management Accounting). Pilih mana? Misalnya: Jika anda ingin menjadi seorang partner di sebuah Kantor Akuntan Publik, sudah pasti anda harus terspesialisasi ke akuntansi keuangan; atau Jika anda ingin menjadi seorang direktur keuangan di perusahaan mau tidak mau anda akan berhadapan dengan akuntansi manajemen disamping akuntansi keuangan; dan Lain sebagainya. Contoh di atas kebetulan keduanya sudah posisi puncak (top position); siapa yang tidak ingin jadi direktur atau partner? Masalahnya, tidak ada orang yang tiba-tiba saja berada di posisi puncak; semua mulai dari bawah, menangani pekerjaan-pekerjaan teknis—istilahnya “the dirty works”. Di wilayah “dirty works” ini, mau tidak mau, suka tak suka, pasti terspesialisasi. Yang perlu anda pikirkan mungkin, seperti apa sih tipikal pekerjaan dari masing-masing jenis akuntansi itu? Apakah cocok dengan anda? Itulah pokok bahasan dalam artikel ini. Setelah melakukan perbandingan dan analisa sederhana, seperti biasanya, saya akan menyertakan rekomendasi di akhir tulisan yang mudah-mudahan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan spesialisasi antara akuntansi keuangan atau akuntansi manajemen. Namun sebelum itu, kita lihat dulu yang satu ini… Miskonsepsi Tentang Jenis Skill Akuntansi Yang Dibutuhkan Ada anggapan yang menyebutkan bahwa semua akuntan yang bekerja di perusahaan (swasta atau BUMN/BUMD) adalah AKUNTAN MANAJEMEN (Management Accountant). Dilihat dari aspek “untuk kepentingan siapa bekerja,” IYA, mereka memang bekerja untuk kepentingan management, digaji oleh perusahaan, thus disebut akuntan manajemen (management accountant.) Namun akan menjadi KELIRU jika anggapan itu kemudian diterjemahkan seolah-olah skill yang dibutuhkan untuk bekerja di perusahaan hanya akuntansi manajemen. Faktanya yang benar, skill “akuntansi keuangan” dan “akuntasi manajemen” sama-sama dibutuhkan—tergantung posisinya. Di dalam perusahaan, ada akuntan yang pekerjaannya menangani pelaporan keuangan (thus menggunakan skill akuntansi keuangan) dan ada yang menangani pelaporan manajemen thus menggunakan skill akuntansi manajemen.

Upload: gunawan-setio-purnomo

Post on 04-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ekonomi

TRANSCRIPT

  • Spesialisasi: Akuntansi Keuangan Vs

    Akuntansi Manajemen

    Sumber: http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/01/spesialisasi-akuntansi-keuangan-vs-

    akuntansi-manajemen/

    Di bangku sekolahmulai dari SMA/SMK hingga perguruan tinggidiajari keduanya. Namun begitu

    memasuki dunia kerja anda disuguhi pilihan spesialisasi antara Akuntansi Keuangan (Financial

    Accounting) atau Akuntansi Managemen (Management Accounting). Pilih mana?

    Misalnya:

    Jika anda ingin menjadi seorang partner di sebuah Kantor Akuntan Publik, sudah pasti anda harus

    terspesialisasi ke akuntansi keuangan; atau

    Jika anda ingin menjadi seorang direktur keuangan di perusahaan mau tidak mau anda akan

    berhadapan dengan akuntansi manajemen disamping akuntansi keuangan; dan

    Lain sebagainya.

    Contoh di atas kebetulan keduanya sudah posisi puncak (top position); siapa yang tidak ingin jadi

    direktur atau partner? Masalahnya, tidak ada orang yang tiba-tiba saja berada di posisi puncak;

    semua mulai dari bawah, menangani pekerjaan-pekerjaan teknisistilahnya the dirty works. Di

    wilayah dirty works ini, mau tidak mau, suka tak suka, pasti terspesialisasi.

    Yang perlu anda pikirkan mungkin, seperti apa sih tipikal pekerjaan dari masing-masing jenis

    akuntansi itu? Apakah cocok dengan anda?

    Itulah pokok bahasan dalam artikel ini. Setelah melakukan perbandingan dan analisa sederhana,

    seperti biasanya, saya akan menyertakan rekomendasi di akhir tulisan yang mudah-mudahan bisa

    dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan spesialisasi antara akuntansi keuangan atau

    akuntansi manajemen.

    Namun sebelum itu, kita lihat dulu yang satu ini

    Miskonsepsi Tentang Jenis Skill Akuntansi Yang Dibutuhkan

    Ada anggapan yang menyebutkan bahwa semua akuntan yang bekerja di perusahaan (swasta atau

    BUMN/BUMD) adalah AKUNTAN MANAJEMEN (Management Accountant). Dilihat dari aspek untuk

    kepentingan siapa bekerja, IYA, mereka memang bekerja untuk kepentingan management, digaji

    oleh perusahaan, thus disebut akuntan manajemen (management accountant.)

    Namun akan menjadi KELIRU jika anggapan itu kemudian diterjemahkan seolah-olah skill yang

    dibutuhkan untuk bekerja di perusahaan hanya akuntansi manajemen. Faktanya yang benar, skill

    akuntansi keuangan dan akuntasi manajemen sama-sama dibutuhkantergantung posisinya.

    Di dalam perusahaan, ada akuntan yang pekerjaannya menangani pelaporan keuangan (thus

    menggunakan skill akuntansi keuangan) dan ada yang menangani pelaporan manajemen thus

    menggunakan skill akuntansi manajemen.

    http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/01/spesialisasi-akuntansi-keuangan-vs-akuntansi-manajemen/http://jurnalakuntansikeuangan.com/2014/01/spesialisasi-akuntansi-keuangan-vs-akuntansi-manajemen/

  • Di luar itu, ada juga anggapan yang menyebutkan bahwa mereka yang terspesialiasi ke Akuntansi

    Manajemen tidak bisa bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Faktanya, KAP itu bisnisnya terbagi

    menjadi dua bagian besar, yaitu jasa ATESTASI (Assurance Services) yang khusus menangani Audit;

    dan jasa Konsultasi Bisnis (Trusted Business Advisory/TBA) yang khusus memberikan asistensi

    kepada perusahaan.

    Para Auditor di KAP, YA, mereka Akuntan Publik yang independentdalam artian tidak memihak

    perusahaan manapun, setidaknya secara teroritis dan aturan. Namun, mereka yang bekerja di divisi

    TBA-nya bersifat dependent, mereka bekerja untuk kepentingan manajemen perusahaan kliennya,

    sehingga sesungguhnya mereka adalah akuntan manajemen jika dilihat dari untuk siapa mereka

    bekerja.

    Lalu, yang mana lebih cocok untuk anda?

    Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya kita lihat perbandingan antara Akuntansi Keuangan Vs

    Akuntansi Manajemen terlebih dahulu.

    Perbandingan Akuntansi Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

    Berikut adalah perbandingannya, dilihat dari berbagai aspek:

    1. Pengguna Utama Laporan:

    a). Akuntansi Keuangan Pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi keuangan adalah

    pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksudkan di sini, yakni para pemegang saham,

    kreditur (institusi keuangan dan non-keuangan), dan regulator (Badan Pengawas Pasar Modal dan

    Direktorat Jenderal Pajak).

    b). Akuntansi Manajemen Seperti namanya, pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh

    akuntansi manajemen adalah para pengelola perusahaaan yang terdiri dari para manajer dan

    eksekutif perusahaan yang lumrah disebut management saja.

    2. Laporan Utama yang Disajikan:

    a). Akuntansi Keuangan Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan selalu berupa

    Laporan Keuangan yang terdiri dari:

    Neraca (Balance Sheet) Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan

    perusahaan hingga pada tanggal tertentu, misalnya 31 Desember 2013 (itu sebabnya PSAK saat ini

    memakai istilah Lap Posisi Keuangan.) Isinya: Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik.

    Laporan Laba Rugi (Profit and Lost Statement) Laporan Keuangan yang menyajikan informasi

    mengenai hasil operasional perusahaan selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31

    Desember 2013, apakah membukukan laba atau rugi. Isinya: Pendapatan, Beban, Biaya, Laba/Rugi.

    Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai

    aliran kas perusahaan; darimana kas masuknya berasal dan digunakan untuk apa saja, selama satu

    periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013. Isinya: Kas dari Aktivitas Investasi, Kas

    dari Aktivitas Operasi, dan Kas dari Aktivitas Pendanaan.

  • b). Akuntansi Manajemen Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen beragam dan

    tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang laintergantung jenis dan skala

    usahanya. Namun laporan-laporannya selalu berupa Laporan Internal, diantaranya berupa:

    Laporan Kas (Cash Reports) Laporan yang menyajikan posisi kas setiap hari atau minggu,

    perbandingan kas dengan forecast dan budget, perbandingan kas periode sebelumnya)

    Laporan Status (Status Reports) Laporan yang menyajikan kinerja keuangan dan operasional

    perusahaan per hari atau minggu. Memuat perbandingan antara kondisi sebenarnya yang sedang

    terjadi dengan budget dan forecast.

    Laporan Gaji (Payroll Reports) Laporan dapat memberi informasi, sampai per laporan dibuat, sudah

    berapa kewajiban gaji dan upah perusahaan terhadap pegawai per departemen, per orang. Sekaligus

    membandingkan data tersebut dengan budget dan forecast.

    Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and Expenses Reports) Laporan yang menyajikan capaian

    penjualan sampai per tanggal laporan, sudah berapa persen yang tercapai dibandingkan dengan

    forecast dan budget. Data disajikan per customer (pelanggan) atau per nama marketer/salesman. Di

    sisi lainnya juga menyajikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan hingga laporan yang telah dibuat,

    apakah masih dalam toleransi budget, bagaimana perbadingannya dengan forecast.

    Laporan Cost (Cost Report) Laporan yang menyajikan besaran beban yang timbul dari operasional

    perusahaan, pada kurun waktu tertentu (untuk cost center bisa jadi harian atau mingguan), tentu

    saja dilengkapi dengan hitung-hitungan dan analisa-analisa beban/cost yang sangat rinci, per

    department hingga per aktivitas. Tergantung teknik costing apa yang diterapkan, laporan ini

    dilengkapi dengan hitungan dan analisa-analisa pelengkap, misalnya berupa Laporan Selisih

    (Variance Report) jika perusahaan menerapkan standard costing.

    Laporan Marjin (Margin Reports) Laporan yang menyajikan informasi mengenai marjin (nilai

    penjualan dikurangi harga pokok penjualan) per jenis barang (item) dan per customer (pelanggan).

    Laporan ini juga dapat memberi gambaran mengenai barang mana saja yang sampai pada saat

    laporan dibuat mencetak marjin (laba kotor) tinggi, mana yang rendah, dengan pisah batas dan

    parameter tertentu. Juga, menyajikan informasi mengenai penjualan ke customer (pelanggan) mana

    yang memberi marjin tinggi, mana yang rendah.

    Laporan Kapasitas (Capacity Reports) Laporan ini khas untuk perusahaan berjenis manufaktur

    (industri/pabrikan). Laporan yang menyajikan kapasitas produksi perusahaan per bagian/divisi,

    hingga per satu nit mesin. Sekaligus menampilkan data, kapasitas mesin per tanggal laporan dibuat,

    berapa persen terisi. Sehingga secara kesuluruhan dapat diketahui mesin mana saja yang bekerja

    dengan kapasitas penuh dan mana yang tidak.

    3. Cakupan Isi Laporan:

    a). Akuntansi Keuangan Cakupan isi Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan

    mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan (baca: entitas) secara keseluruhan. Pembaca

    Laporan Keuangan tidak bisa mengetahui berapa penjualan dari toko A, B, dan C, dari PT JAK

    misalnya, karena yang disajikan hanya total penjualan dari semua toko yang ada di bawah kendali

    PT. JAK. Demikian halnya dengan beban/biaya. Hal itu karena pengguna Laporan Keuangan memang

    tidak membutuhkan informasi sampai sejauh itu.

  • b). Akuntansi Manajemen Cakupan isi Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi

    Manajemen mencerminkan atau mewakili sampai ke subunit suatu entitas mulai dari per cabang,

    departemen, hingga ke aktivitas tertentu. Pengguna Laporan Internal, yaitu management

    perusahaan, bisa mengetahui kondisi perusahaan ke bagian operasional perusahaan yang paling

    kecil. Hal ini karena informasi tersebut memang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan

    internal para pengelola perusahaan.

    4. Tingkat Kerincian Laporan:

    a). Akuntansi Keuangan Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan bersifat

    general, global dan ringkas. Neraca misalnya, pada perusahaan kecil mungkin terdiri dari satu

    halaman saja, sedangkan pada perusahaan terbuka (TBK) yang paling besar mungkin maksimal hanya

    4 halaman saja. Demikian halnya dengan Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, semuanya

    disajikan serba ringkas.

    b). Akuntansi Manajemen Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen bersifat

    spesifik dan detail. Laporan Penjualan misalnya, mungkin bisa berpuluh atau ratus halaman;

    dilaporkan per customer, per lokasi outlet (retailer), per item barang, per warna, per size, dst. Tak

    jarang laporan-laporannya juga dilengkapi dengan diagram (chart) yang dirancang untuk manager

    yang lebih suka membaca laporan yang divisualisasikan.

    5. Sumber Data Laporan:

    a). Akuntansi Keuangan Data yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan seratus persen

    bersumber dari transaksi keuangan yang kemudian diinput dalam bentuk journal entry (debit-

    kredit).

    b). Akuntansi Manajemen Data yang digunakan untuk membuat Laporan Internal manajemen

    bersumber dari data apapun yang dianggap relevan dan terkait dengan kegiatan usaha, termasuk

    jurnal (debit-credit yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

    6. Aturan Pengolahan Data dan Penyajian Laporan:

    a). Akuntansi Keuangan Dalam mengolah data dan menyajikan laporan, Akuntansi Keuangan

    secara tegas diwajibkan mengikuti konsep, prinsip dan postulat tertentu, yang tersandarisasi seperti

    tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Itu sebabnya, format laporan dan

    item dalam Laporan Keuangan selalu sama (setidaknya nyaris sama).

    b). Akuntansi Manajemen Patokan yang digunakan oleh Akuntansi Manajemen dalam mengolah

    data dan menyajikan laporan hanya AKURASI dan RELEVANSI-nya terhadap jenis keputusan

    manajemen perusahaan yang akan diambiltidak ada aturan yang terstandarisasi. Itu sebabnya,

    format dan isi Lapotan Internal masing-masing perusahaan variatif.

    7. Fungsi Pelaporan:

    a). Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dimaksudkan untuk tujuan

    yang bersifat umum dari pengguna laporan keuangan yang memiliki kepentingan berbeda-beda;

    pembagian dividend (pemegang saham), jual-beli saham dan sekuritas (trader), persetujuan

    kredit/funding (banker), partnership dan investasi (investor), perpajakan (DJP), dan regulasi pasar

    modal (Bappepam). Dalam pengertian, apapun kepentingan para pengguna, selalu disodori Laporan

    Keuangan yang format dan item dalam laporan keuangan yang selalu sama. Misalnya, Laporan

    Keuangan yang diberikan ke bank sama dengan yang dipublikasikan ke investor.

  • b). Akuntansi Manajemen Pelaporan Internal oleh Akuntansi Manajemen dimaksudkan untuk

    kepentingan yang bisa jadi bersifat rutin (forecast dan budget misalnya), dan bisa jadi juga bersifat

    khusus dalam kasus yang sangat khususlaporan kapasitas produksi karena perusahaan mengalami

    keterlambatan delivery misalnya, atau laporan penjualan yang dibutuhkan untuk perubahan strategi

    pemasaran misalnya, atau laporan analisa A/R dalam rangka melakukan revisi kebijakan kredit, dan

    lain sebagainya. Laporan yang diberikan kepada manager misalnya, tak sama dengan laporan yang

    disampaikan ke eksekutif, yang diserahkan ke manager produksi tidak sama dengan yang

    disampaikan ke manager pemasaran.

    8. Waktu Pelaporan:

    a). Akuntansi Keuangan Penyampaian Laporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dilakukan

    secara rutin dan terjadwal secara pasti (kwartal, semesteran, tahunan). Keterlambatan laporan bisa

    berakibat sanksi (misalnya terlambat menyampaikan laporan fiskal.)

    b). Akuntansi Manajemen Penyampaikan Laporan Internal oleh Akuntansi Manajemen ada yang

    dilakukan secara terjadwal, lebih banyak yang tak terjadwal, bisa sewaktu-waktu kapanpun

    dibutuhkan oleh pengguna (management perusahaan).

    9. Penilai Kualitas Laporan:

    a). Akuntansi Keuangan Kualitas Laporan Keuangan tidak dinilai langsung oleh pengguna (pihak

    eksternal), melainkan diwakili oleh team auditor independent dari KAP tertentu melalui proses audit.

    Sepanjang team auditor independen menyatakan laporan keuangan handal dan bisa dipercaya,

    maka pihak eksternal juga akan berpendapat yang sama. Khusus Ditjen Pajak dan Bea Cukai, mereka

    memiliki team pemeriksa (auditor) sendiri dan hanya percaya kepada hasil penilaian mereka.

    b). Akuntansi Manajemen Yang menilai kualitas Laporan Internal adalah pengguna langsung

    (management perusahaan). Sepanjang laporan yang disajikan akurat dan bisa dijadikan input dalam

    proses pengambilan keputusan, maka laporan dianggap berkualitas. Yang agak sulit, masing-masing

    manajer perusahaan memiliki selera dan gaya analisa yang berbeda-beda, disamping kepentingan

    yang berbeda-beda (sesuai fungsi maisng-masing manager). Manajer A mungkin suka laporan yang

    super detail, manajer B mungkin pusing kalau melihat laporan yang terlalu detail.

    10. Sertifiksi:

    a). Akuntansi Keuangan Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi

    Keuangan disebut Certified Public Accountant (CPA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi

    persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus.

    b). Akuntansi Manajemen Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi

    Manajemen disebut Certified Management Accountant (CMA). Sertifikat diperoleh setelah

    memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus juga.