akreditasi program studi - sa.ipb.ac.idsa.ipb.ac.id/pdf/klp 2. msa. akreditasi nasional...
TRANSCRIPT
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Akreditasi Program Studi di PTN-bh
• Prof. Tineke Mandang
• Dr. Wawan Hermawan
• Prof. Noor Endah
• Prof. Renanto
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
1. Peraturan Akreditasi Nasional
2. Pembukaan Program Studi PTN Badan Hukum
3. Nomenklatur
4. Konsep Program Studi di PTN-Badab Hukum yang
dapat menyikapi pembangunan Indonesia yang
progresif dan visioner (S0, S1, S2, S3), termasuk
transdisiplin
5. PD Dikti
6. Pendidikan Profesi (Insinyur, Kedokteran,
Kedokteran Hewan, Hukum, dll.)
Topik Bahasan
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
1. Akreditasi Program Studi
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 55 Akreditasi bersifat wajib
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 28 ayat (3) huruf a dan ayat (4) huruf a
Akreditasi menjadi prasyarat pemberian ijazah, sertifikat, dan gelar
• Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI Akreditasi mengarah pada capaian (outcome-based)
• Untuk mendapatkan lulusan, output dan outcome perguruan tinggi berkualitas
Tuntutan masyarakat
Sumber : Materi Lokakarya BAN PT, 2015
Akreditasi adalah amanat UU
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
• Terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah
perguruan tinggi dan mutu.
• Terdapat disparitas mutu antar perguruan tinggi baik menurut
wilayah maupun status (negeri dan swasta).
• Kerjasama regional dan internasional dalam penyelenggaraan
pendidikan tinggi.
• Perlunya pemerintah memberikan perlindungan kepada
masyarakat dengan regulasi tentang standar dan sistem
penjaminan mutu.
URGENSI Sistem Akreditasi Nasional
Sumber : Materi Lokakarya
BAN PT, 2015
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Institusi Perguruan Tinggi
Program Studi
Perguruan Tinggi dan Prodi Baru
Baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah maupun
Swasta/Masyarakat
CAKUPAN AKREDITASI
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Standar Pendidikan Tinggi dan Akreditasi
Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi
Pasal 3 ayat (5): Makna peringkat terakreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi sebagai berikut: a. terakreditasi baik, yaitu memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b. terakreditasi baik sekali dan terakreditasi unggul, yaitu melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pasal 4 ayat (1): Program Studi dan Perguruan Tinggi baru mendapatkan akreditasi minimum pada saat
memperoleh izin dari Menteri
Ditetapkan Perguruan Tinggi
Standar Dikti (Melampaui SN Dikti)
Masa berlaku 5 (lima) Tahun
Permenristek- dikti No. 44 Tahun 2015
SN Dikti (Standar Minimal)
Masa berlaku 2 (dua) Tahun Akreditasi minimum Sebagian SN Dikti
(Syarat Minimum)
Peringkat Terakreditasi ‘Baik Sekali’
Peringkat Terakreditasi ‘Baik
Permenristek- dikti No. 32 Tahun 2016
Peringkat Terakreditasi ‘Unggul
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Akreditasi program studi (1)
Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 4: 1. Program Studi dan Perguruan Tinggi baru mendapatkan
akreditasi minimum pada saat memperoleh izin dari Menteri.
2. Persyaratan akreditasi minimum ditetapkan oleh LAM untuk Program Studi ditetapkan oleh BAN-PT untuk Perguruan Tinggi
3. Akreditasi minimum berlaku paling lama 2 (dua) tahun
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Akreditasi program studi (2)
Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 10: Tugas dan wewenang BAN-PT: a. mengembangkan sistem akreditasi Program Studi dan
Perguruan Tinggi selaras dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi;
b. menyusun dan menetapkan instrumen akreditasi Perguruan Tinggi berdasarkan Standar Pendidikan Tinggi;
c. melakukan akreditasi Perguruan Tinggi;
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Akreditasi program studi (3)
Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 10: d. menerbitkan, mengubah, atau mencabut keputusan
tentang status akreditasi dan peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi;
e. memeriksa, melakukan uji kebenaran, dan memutuskan keberatan yang diajukan atas status akreditasi dan/atau peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi;
f. membangun …..
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 28: LAM
1. LAM dibentuk oleh Pemerintah atau masyarakat.
2. LAM dibentuk berdasarkan rumpun, pohon, dan/atau cabang ilmu pengetahuan.
3. LAM dibentuk di tempat kedudukan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi.
4. Rumpun, …….
Akreditasi program studi (4)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 29:
1. Tugas dan wewenang LAM:
a. menyusun instrumen akreditasi Program Studi berdasarkan interaksi
antarstandar di dalam Standar Pendidikan Tinggi;
b. melakukan akreditasi Program Studi;
c. menerbitkan, mengubah, atau mencabut keputusan tentang status
akreditasi dan peringkat terakreditasi Program Studi;
d. ...
e. membangun …..
f. menyusun instrumen evaluasi pembukaan Program Studi berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan Tinggi bersama dengan Direktorat Jenderal
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
Akreditasi program studi (4)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Akreditasi program studi (5)
g. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pemenuhan syarat status akreditasi dan peringkat
terakreditasi Program Studi yang telah ditetapkan;
h. memberikan rekomendasi pemenuhan persyaratan
minimum akreditasi untuk pembukaan Program Studi
kepada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau
PTN badan hukum; dan
i. menyampaikan laporan hasil akreditasi dilengkapi
dengan rekomendasi secara berkala kepada Menteri
dengan tembusan kepada BAN-PT.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Aturan-aturan Terkait akreditasi
NO Topik Dasar Hukum
1 Peraturan Akreditasi Nasional
• Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi
• Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
• Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016
Akreditasi Program Studi PTN bh – adakah kekhususan ??
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
PTN-BH : apa istimewanya ?
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM
DASAR HUKUM
Pasal 2
Pengaturan tentang bentuk dan mekanisme Pendanaan PTN Badan Hukum Bertujuan agar
PTN Badan Hukum MAMPU MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN TINGGI YANG BERMUTU
TINGGI DAN TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT
.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Perguruan tinggi negeri badan
hukum yang selanjutnya disingkat
PTN badan hukum adalah
perguruan tinggi negeri yang
didirikan oleh pemerintah yang
berstatus sebagai SUBYEK
HUKUM YANG OTONOM
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 ayat 3
Jika otonomi Perguruan Tinggi
merupakan hak istimewa
perguruan tinggi, maka Negara
bertanggungjawab melindungi
dan menjamin hak tersebut
melalui penetapan berbagai
peraturan perundang - undangan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM
(Amanat Pasal 89 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2012)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
SUBYEK HUKUM YANG OTONOM dalam hal apa saja ??
Pasal 89 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2012 ini dapat diartikan bah!a suatu
perguruan tinggi negeri yang memiliki status PTN BH diberikan keleluasaan untuk
menyelenggarakan pendidikan tinggi secara OTONOM untuk menghasilkan pendidikan
tinggi yang bermutu
Otonom perguruan tinggi negeri yang berstatus badan hukum
memiliki hak dan kekuasaan untuk menentukan ARAH
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI terutama TRI DARMA PT ?
Pendidikan
Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat
Pengembagan Keilmuan
Pembukaan Prodi Akreditasi ???
1. Otonomi Akademik
2. Non-akademik
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
• Pembukaan Program Studi oleh PTN-bh harus menaati aturan
akreditasi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87
Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan
Tinggi
• Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian,
Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian,
Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Pasal 2
• UU No 12. Tahun 2012 ayat 3. Program Studi diselenggarakan
atas izin Menteri setelah memenuhi persyaratan minimum
akreditasi
FAKTA
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Usulan untuk PTN-bh
1. Dibentuk LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) untuk 11 PTN-bh yang bertugas untuk melakukan akreditasi pada Program studi baik PS baru maupun yang lama.
2. Proses pendirian LAM untuk PTN-bh sama dengan LAM Pemerintah atau LAM Masyarakat
3. LAM 11 PTN-bh memiliki tugas dan wewenang seperti LAM Pemerintah atau LAM Masyarakat
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
2. Pembukaan Program Studi Kemenristekdti No 100 Tahun 2016
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Pembukaan Program Studi (1) Pembukaan Program Studi harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi
sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi.
a. rencana pembukaan Program Studi telah dicantumkan dalam rencana strategis PTN/PTS yang bersangkutan; kurikulum Program Studi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi;
dosen paling sedikit berjumlah 6 (enam) orang untuk 1 (satu) Program Studi:
1. paling rendah berijazah magister atau yang setara untuk program sarjana;
2. berijazah doktor atau yang setara untuk program magister dan program doktor;
b.
c.
Syarat Pembukaan Program Studi terdiri atas:
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Pembukaan Program Studi (2)
3. paling rendah berijazah magister, magister terapan, atau yang setara untuk program diploma; berijazah doktor, doktor terapan, atau yang setara untuk program magister terapan dan program doktor terapan;
paling rendah berijazah magister dan memiliki sertifikat profesi, serta memiliki pengalaman praktek profesi paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek profesi atau spesialis untuk program profesi;
berijazah doktor dan memiliki sertifikat spesialis, serta memiliki pengalaman praktek spesialis paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek spesialis;
4.
5.
6.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
dalam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan Program Studi yang akan dibuka, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
d. e.
dosen berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun; 2 (dua) dosen pada program doktor dan program doktor terapan harus memiliki jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan Program Studi;
dosen sebagaimana bersedia bekerja penuh waktu selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
f.
Pembukaan Program Studi (3)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Pembukaan Program Studi (4) g. dosen:
1. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus; atau 2. telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada
Program Studi lain di PTN/PTS yang akan membuka Program Studi dengan tetap mempertahankan nisbah dosen dan mahasiswa;
h. nisbah dosen dan mahasiswa :
1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama,
Rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan
Konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, Militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30
(tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal,
dan/atau rumpun ilmu terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan,
teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Pembukaan Program Studi (6)
dosen bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada instansi lain; dosen bukan Aparatur Sipil Negara bagi Program Studi yang akan dibuka di PTS;
tenaga kependidikan paling sedikit berjumlah 3 (tiga) orang untuk melayani 1(satu) Program Studi, dan 1 (satu) orang untuk melayani perpustakaan, dengan kualifikasi:
paling rendah berijazah Diploma Tiga; berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun; bersedia bekerja penuh waktu selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
i.
j. k.
1. 2. 3.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
l. Program Studi dikelola oleh unit pengelola Program Studi dengan organisasi dan tata kerja sebagai berikut: 1. pada PTN disusun berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. pada PTS disusun dan ditetapkan oleh Badan Penyelenggara.
BARU !! (Pasal 21 Ayat 4) Dalam hal Program Studi yang akan dibuka termasuk jenis pendidikan vokasi, perguruan tinggi penyelenggara Program Studi tersebut harus bekerja sama dengan dunia usaha dan/atau dunia industri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pembukaan Program Studi (7)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Pembukaan Program Studi (8)
Pasal Pengaturan Pasal 1 Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan Angka 17 pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode UU Dikti pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan
akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi
Pasal 33 ayat (4) Program Studi dikelola oleh suatu satuan unit pengelola UU Dikti yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Pemenuhan syarat di atas harus dimuat dalam dokumen pembukaan Program Studi pada PTN atau PTS yang relevan, yang terdiri atas:
usul pembukaan Program Studi; pertimbangan Senat PTN atau PTS;
persetujuan Badan Penyelenggara untuk PTS;
keputusan Menteri tentang izin Pendirian PTS;
rencana strategis PTN atau PTS;
rekomendasi L2 Dikti di wilayah PTN atau PTS yang akan membuka Program Studi.
Pembukaan Program ditetapkan oleh Menteri.
Dokumen Pembukaan Program Studi
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Penugasan Pembukaan Program Studi Selain atas usul perguruan tinggi, Menteri dapat menugaskan perguruan tinggi untuk membuka suatu Program Studi untuk memenuhi kebutuhan khusus. Pembukaan Program Studi dengan penugasan harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi.
Pembukaan Program Studi pada PTN Badan Hukum Syarat pembukaan atau penutupan Program Studi pada PTN, secara mutatis mutandis
berlaku juga bagi PTN Badan Hukum. Apabila penutupan program studi pada
PTN Badan Hukum mengakibatkan perubahan bentuk PTN Badan Hukum, maka secara mutatis mutandis berlaku ketentuan mengenai perubahan PTN.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Prosedur Pembukaan Program Studi pada PTN Badan Hukum a. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan proposal pembukaan
Program Studi kepada Senat Akademik PTN Badan Hukum dan Majelis Wali Amanat; Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan syarat pembukaan Program Studi;
Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan permohonan akreditasi program studi yang akan dibuka kepada Badan Akreditasi Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Akreditasi Mandiri;
Apabila hasil evaluasi, verifikasi, dan akreditasi sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c menyatakan bahwa Program Studi yang diusulkan layak untuk dibuka, maka Pemimpin PTN Badan Hukum untuk dan atas nama Menteri menetapkan pembukaan Program Studi.
b.
c.
d.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Usulan untuk PTN-bh
1. Umur dosen apakah maksimum 56 tahun apabila dosen
yang bersangkutan di rekrut lewat jalur RPL 2. Pasal 24 Ayat 3c seharusnya tidak perlu ada, tapi setelah
Ayat 3d perlu ada tambahan Ayat 3e yang menyatakan: Setelah 2 tahun pembukaan PS wajib mengajukan akreditasi
ke BAN atau LAM 3. Untuk pembukaan PS vokasi (Pasal 21 Ayat 4) seharusnya
PTN-bh tanpa perlu ada kerjasama dengan dunia usaha atau industri
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
3. nomenklatur
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
RUMPUN ILMU pengetahuan
Rumpun Ilmu Pengetahuan Menurut UU No 12/2012 (A): Kode 1= Agama, Kode 2= Humaniora (Humanities) Kode 3= Ilmu Sosial (Social Sciences) Kode 4= Ilmu Alam (Natural Sciences) Kode 5= Ilmu Formal (Formal Sciences) Kode 6= Terapan (Profession and Applied Sciences):
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Nama program studi pada perguruan tinggi (nomenklatur)
Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan pendidikan Tinggi No 257 Tahun 2017:
1. Menetapkan nama Program Studi pada Perguruan Tinggi untuk Program Akademik (Sarjana, Magister, dan Doktor; Program Profesi; Program Spesialis; Program Vokasi.
2. Nama Program Studi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan Teknologi;
3. Perguruan Tinggi dapat mengusulkan penambahan dan / atau perubahan nama program studi sesuai dengan rumpum pengetahuan dan teknologi kepada menteri
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Konsep Program Studi di PTN-bh
yang dapat menyikapi pembangunan
Indonesia yang progresif dan
visioner (S0, S1, S2, S3),
termasuk transdisiplin
4.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
FAKTOR PENENTU KEUNGGULAN BANGSA
“ SDM yang unggul menjadi masalah terpenting yang dihadapi
suatu bangsa “
Innovation and
Creativism 45%
Networking 25%
Technology 20%
Natural Resources 10%
Diterjemahkan, dibudayakan serta dijual dalam wujud CREATIVE ECONOMY
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Konsep Program Studi di PTN-bh yang dapat menyikapi pembangunan
Indonesia yang progresif dan visioner (S0, S1, S2, S3), termasuk
TRANSDISIPLIN
37
1. Program Studi Geothermal (S1) gabungan:
• Teknik Geofisika
• Teknik Sipil
• Teknik Mesin
2. Program Studi Pengolahan Bahan Baku (S1)
gabungan:
• Teknik Pertambangan
• Teknik Metalurgi
• Teknik Mesin
•Teknik Kimia
contoh
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
5. PD Dikti
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
PANGKALAN DATA KEMENRISTEKDIKTI
A. Permasalahan
Terjadi banyak kesalahan data
Tidak sinkron antara Kemenristekdikti
dengan PT
Sistem IT yang tidak fleksibel dan
otomatik
39
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
B. Solusi Yang Ditawarkan
Dilakukan evaluasi menyeluruh mengenai
sistem IT di Kemenristekdikti
Membangun sistem yang fleksibel dengan
tingkat keamanan tinggi
PT melakukan verifikasi data secara
berkala
PD PTNBH dikelola oleh PT masing-masing
40
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
6. Pendidikan profesi
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
DESKRIPSI JENJANG PROFESI KUALIFIKASI KKNI
Level 7
1. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah
tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif
kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah
pengembangan strategis organisasi.
2. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui
pendekatan monodisipliner.
3. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis
dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua
aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Dosen Program Profesi paling rendah berijazah magister dan memiliki sertifikat profesi, serta memiliki pengalaman praktek profesi paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek profesi atau spesialis untuk program profesi;
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017 http://bkti-pii.or.id/
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Program Profesi Insinyur
Untuk memperoleh gelar profesi insinyur, seseorang
harus lulus dari Program Profesi Insinyur (UU
Keinsinyuran, Ps. 7(1)).
Program Profesi Insinyur diselenggarakan oleh
perguruan tinggi berkerjasama dengan kementerian
terkait, PII, dan kalangan industri dengan mengikuti
standar Program Profesi Insinyur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) UU Keinsinyuran, Ps.
8(3)).
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Sarjana Teknik
Program Studi
Program
Profesi
Insinyur
diselenggaraka
n oleh
perguruan
Tinggi
bekerjasama
dengan
kementerian
terkait, PII, dan
kalangan
industri (Ps.
2(4)).
PermenRistekDikti
(2016), Ps. 5
Mekanisme Rekognisi
Pembelajaran Lampau
Pengalaman
bekerja menangani
pekerjaan
Keinsinyuran
Bekerja dalam profesi
Keinsinyuran:
Memupuk Kompetensi
Sertifikat Profesi
INSINYUR
PermenRistekDikti
(2016), Ps. 3 dan
Kepdirjen (2016)
PermenRistekDikti
(2016), Ps. 4
Pengalaman
bekerja menangani
pekerjaan
Keinsinyuran
Perguruan Tinggi
Standar
program Studi
Program
Profesi
Insinyur
disusun
berdasarkan
Standar
Nasional
Pendidikan
Tinggi (Ps.
2(5))
Sertifikat
Profesi
Insinyur
diberikan oleh
Perguruan
Tinggi (Ps.
9(1))
Ir.
Program Studi
Program Profesi
Insinyur
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
PermenRistekDikti
(2016), Ps. 5
Mekanisme Rekognisi
Pembelajaran Lampau
Telah disetarakan dan
Pengalaman bekerja
menangani pekerjaan
Keinsinyuran
Bekerja dalam profesi
Keinsinyuran:
Memupuk Kompetensi
Sertifikat Profesi
INSINYUR
PermenRistekDikti
(2016), Ps. 3 dan
Kepdirjen (2016)
PermenRistekDikti
(2016), Ps. 4
Pengalaman
bekerja menangani
pekerjaan
Keinsinyuran
Sarjana Pendidikan Bid. Teknik
Sarjana Sains
Perguruan Tinggi
Ir.
Program Studi
Program Profesi
Insinyur Program
Penyetaraan
Sarjana Non Teknik
Pengalaman
bekerja menangani
pekerjaan
Keinsinyuran
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
PENDIDIKAN FORMAL : Ijazah dan/atau Gelar Akademik
SMP SMA D1 D2 D3 S1/D4 PRO S2/Sp S3/Sp
PR
OF
ES
ION
AL
: K
lasi
fik
asi
Ke
rja
Pro
fesi
on
al IPU
9
AH
LI
IND
US
TR
I : J
ab
ata
n F
un
gsi
on
al
Da
lam
p
ek
erj
aa
n
IPM 8
IPP 7
6
TE
KN
ISI
5
4
3
OP
ER
AT
OR
2
1
PENGEMBANGAN DIRI: Pengalaman Kerja Khusus/Konsisten
Permen No.
35/2016-
Persyaratan
pengalaman
bekerja bagi
peserta PPI;
KKNI-ljulusan PPI
minimum pada
level 7 yang setara
IPP pada program
Insinyur
profesional PII;
Sarana
Pembelajaran pada
PS-PPI (versi
Permen No.
35/2016 adalah
“Insinyur”
profesional”
dengan klasifikasi
IPP
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
INSINYUR bidang JASA KONSTRUKSI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG
JASA KONSTRUKSI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2014
TENTANG
KEINSINYURAN
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA
Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses
pemberian sertifikat kompetensi melalui uji
kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi kerja nasional Indonesia, standar
internasional, dan/atau standar khusus.
Sertifikat Kompetensi Kerja adalah tanda bukti
pengakuan kompetensi tenaga kerja
konstruksi.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Siapa yang membentuk Lembaga
Sertifikasi
Pemerintah Pusat memiliki kewenangan :
membentuk lembaga sertifikasi profesi
untuk melaksanakan tugas sertifikasi
kompetensi kerja yang belum dapat
dilakukan lembaga sertifikasi profesi
yang dibentuk oleh asosiasi profesi atau
lembaga pendidikan dan pelatihan.
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Lembaga sertifikasi profesi (pasal 71)
a. asosiasi profesi terakreditasi; dan
b. lembaga pendidikan dan pelatihan yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (ayat 1)
Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan lisensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah mendapat rekomendasi dari Menteri. (ayat 3)
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Yang dimaksud Menteri ?
Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Jasa Konstruksi.
UU Nomer 11 Tahun 2014 ttg
Keinsinyuran,yang dimaksud Menteri ?
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan
Pertemuan MSA PTN-bh, Bogor 25-26 Oktober 2017
Apakah sertifikat yang dikeluarkan oleh PT, akan
diakui oleh dunia kerja di bidang Jasa Konstruksi
Sertifikat Kompetensi Insinyur adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada Insinyur yang telah lulus Uji Kompetensi.
Nasib mahasiswa Pendidikan Profesi Insinyur ?