akibat yuridis tanah wakaf yang tidak...

141
AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK TERDAFfAR. (Studi Kasus Tanah Wakaf di Masjid Jami' al-lstiqomah Desa Cikalong Kee. Cilamaya Karawang Jawa Barat) Olch: Virka U ntrisna 202043101181 JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAH DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H

Upload: trinhhuong

Post on 10-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK TERDAFfAR.

(Studi Kasus Tanah Wakaf di Masjid Jami' al-lstiqomah Desa Cikalong Kee. Cilamaya Karawang Jawa Barat)

Olch:

Virka U ntrisna 202043101181

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAH DAN HUKUM

FAKULTAS SY ARIAH DAN HUKUM

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2007 M/1428 H

Page 2: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

AIQBAT TURIDIS T ANAH W AKAF YANG TIDAK TERDAFTAR

I Studi Kasus Tanah Wakaf di Masjid Jami' al-Istiqomah Desa Cikalong Kee. Cilamaya Karawang Jawa Bara{)

Skripsi diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum untuk memenuhi syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh Virka Untrisna

NIM: 202043101181

Dibawah bimbingan ,>-'--

Dr. H. Ahmad Mukri Adji, M.A NIP: 150.220.544.

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAH DAN HUKUM FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI :SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA 2007 M/1428 H

Page 3: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Nama

Tempat/ Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

Agama

Kewarganegaraan

Nama Orangtua

Alamat

Tlp./HP

Pendidikan Formal

Pendidikan NonFormal

Tahun 1996-2002

DAFT AR RIWA Y AT HID UP

: Virka Untrisna

: Batang, 22 September 1984

: Laki-Laki

: Islam

: Indonesia

: Imam Yuwono dan Ade Selawati

: JI. Raya Masjid Limpung No. 81 Kee. Limpung Kab.

Batang Jawa Tengah 51271

: 021 98 688 582 I 085 865 126 888

: l. Tamat SDN 1 Limpung, berijazah tahun 1996

2. Tamat MTs Daruttauhid Malang, berijazah tahun

1999

3. Tamat MA Daruttauhid Malang, berijazah tahun

2002

4. Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hida­

yatullah Jakarta, Fakultas Syari'ah dan Hukum,

Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum, Prodi

Perbandingan Madzhab Fikih

: Pondok Pesantren (Ponpes) Daruttauhid Malang

Page 4: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Tahun 2000

Tahun 2005

Pengalaman Organisasi

Tahun 2002-2003

Tahun 2003-2004

Tahun 2004-2005

: Sertifikat kursus Komputer di Malang

: Sertifikat Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat

: Staf Departemen Kesejahteraan Mahasiswa clan Masy­

arakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ekstensi

Fakultas Syari'ah clan Hukurn

: Menteri Departemen Penelitian clan Pengembangan (

Litbang) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ekstensi

Fakultas Syari'ah clan Hukum

: Koordinator Lembaga Semi Otonom (LSO) Advokasi

clan Hukum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Ekstensi Fakultas Syari'ah clan Hukurn

Page 5: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan semesta alam

Allah SWT yang telah memberikan kepada kita nikmat iman, Islam, dan ihsan serta

nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga skripsi ini clapat diselesaikan sebagai

salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam pada jurusan

Perbandingan Madzhab dan Hukum Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad Saw. beserta keluarga dan shahabatnya yang telah mengeluarkan

ummatnya dari jaman jahiliyah menuju jaman ilmiah dan karena beliaulah sehingga

ummatnya dapat membedakan yang hak dan yang bathil. Amma ba 'du.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menemukan hambatan yang tidaklah

sedikit. Namun berkat bantuan, dorongan serta dukungan dari berbagai pihak maka

hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tidak terhingga kepada

berbagai pihak sebagai berikut :

I. Papah dan mamah penulis, kepada beliau berdua secara khusus penulis

persembahkan terima kasih, penghargaan dan penghormatan yang setinggi-

tingginya atas pendidikan dan do'a yang i{ereka,~~:ikan. Jasa kalian tidak akan l -, '"""""'"· J )f/;p?,._,,_ , ___ --

pernah bisa dibalas seumur hidup f!l1'~~~ :·apapu?:;?leh penulis. Penulis

Page 6: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

persembahkan skripsi ini untuk beliau berdua dan penulis doakan semoga Allah

selalu mengampuni segala dosa-dosa dan memberikan rasa kasih sayang-Nya

kepada beliau berdua di dunia dan di akhirat nanti. Pe,nulis berharap semoga

mendapatkan ridho dari beliau berdua sehingga penulis juga mendapatkan ridho

dari Allah SWT karena ridho Allah itu di dalam keridhoan orang tua. Dan

sebuah harapan pula yang teramat penting dalam kehidupan penulis adalah

penulis bisa membahagiakan beliau berdua. Amin ya Robbal 'aalamiin.

2. Ayah dan bunda Dina, yang selalu memberi doa dan motivasi di saat penulis

dalam keadaan di mana penulis mengalami suatu titik kejenuhan yang tinggi

sewaktu penulisan skripsi ini . .Jazakumullah khairon katsiro, semoga Allah

membalas kebaikan beliau berdua dengan kebaikan pula yang berlipat ganda.

3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,S.H.,M.A. ,M.M. selaku Dekan

Fakultas Syari'ah dan Hukum lJIN SyarifHidayatullah .Jakarta.

4. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Adji, M.A. selaku Ketua Jurusan Perbandingan

Madzhab dan Hukum yang juga merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi

yang dengan kesabaran, kearifan, ketulusan hati, serta kecermatan dalam

memberikan bimbingan, dorongan, arahan, serta saran-saran yang sangat berarti

kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Ridwan, selaku Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid

Jami' al-Istiqomal1 Ds. Cikalong Kee. Cilamaya Kab. Karawang yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di lingkungan

wewenang beliau.

Page 7: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

6. Ust. Abdul Hamid Saifuddin, MA. selaku salah satu ahli waris tanah wakaf

Masjid Jami' al-Istiqonah dan selaku salah seorang ustadz penulis sendiri

sewaktu nyantri di Pondok Pesantren Daruttauhid Malang, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang sangat penulis butuhkan

ketika penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan ibu dosen Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum yang dengan

ketekunan dan kepiawaiannya telah mendidik penulis selama berada di bangku

kuliah serta seluruh staf akademik Fakultas Syari'ah dan Hukum yang sangat

besar peranannya bagi penulis.

8. Secara khusus penulis sampaikan penghargaan dan terirna kasih dari lubuk hati

yang paling dalam kepada Dina tercinta, yang telah memberikan dorongan,

semangat, do' a, dan pengorbanan.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah melalui hari-hari bersama di bangku kuliah

(bukan Bangku Kosong kayak film horor itu lho .. hh he ... he ... he ... ) selama ini

terutama Nurul al-Betawi, Wiwi al-Padangi, Mbac Yati yang sibuk ngurusin

rumah, Pijol alias Hafiz Ali orok skuter sejati , Bakhruzal alias Ki Mantep

Rijal Banget selaku paranormal/ penasehat spiritual/ psikiater di kawasan

mojang Kampung Syari'ah dan Hukum khususnya dan makhluk bumi pada

umumnya, Fatwa Ginting wong Medan Asli eeiihh.

I 0. Sahabat-sahabat LOK (tebak sendiri aja kepanjangannya) Muammar yang

ngepalain, Reza nyang tukang nyatet n ngomel2 sndri, Angga nyang tukang

Page 8: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

bawa duit, Hendra nyang tukang sibuk sendiri, Adi nyang tukang ngamen, Igo

nyang tukang nembak awewek, Epul nyang tukang diem seribu bahasa tapi

sarat makna, dan grombolan yang lain yang tidak bisa disebutkan di sini

11. Rekan-rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak

memberikan perhatian, dorongan, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi

Im.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka kritik yang

positif dan membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya semoga Allah SWT. selalu melindungi mereka dan memberikan

balasan terhadap semua pihak yang penulis sebutkan di alas, serta pihak-pihak yang

belurn sernpat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada khususnya

Jakarta, November 2006

Penulis

Virka Untrisna

Page 9: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

DAFT AR ISi

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

DAFTAR RIW A YA T HID UP ...................................................................................... .i

KAT A PEN GANT AR ................................................................................................. .iii

DAFT AR ISl ............................................................................................................... vii

BABIPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9

D. Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 9

E. Metode Penelitian ........................................................................................ l 0

F. Sistematika Pembahasan ............................................................................... 13

BAB II PERWAKAFAN DALAM PANDANGAN ISLAM

A. Pengertian Wakaf .......................................................................................... 15

B. Dasar dan Hukum Wakaf .............................................................................. 18

C. Rukun dan Syarat Wakaf .............................................................................. 22

D. Macam-Macam Wakaf. ............................................................................... .38

E. Nadzir dan Kedudukannya dalam Wakaf .................................................... .43

F. Kedudukan atau Status Pemilikan Harta Wakaf ........................................... 56

Page 10: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

BAB III PER W AKAF AN DALAM HUKUM POSITIF

A. Pengertian Wakaf .......................................................................................... 65

B. Dasar Hukum Wakaf .................................................................................... 66

C. Tujuan, Fungsi, Unsur, dan Syarat Wakaf.. .................................................. 71

D. Pendaftaran dan Pengununan Harta Benda Wakaf ....................................... 80

E. Perubahan Status Harta Benda Wakaf.. ......................................................... 82

F. Pengelolaan dan Pengembangan Haiia Benda Wakaf.. ................................ 83

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISlS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Masjid Jami' al-Istiqomah .............................................. 85

B. Faktor Penyebab Waq({Melakukan Wakaf Yang Tidak Terdaftar. ............. 91

C. Akibat Yuridis Dan Perlindungan Hukum

Bagi Tanah WakafYang Tidak Terdaftar.. ................................................... 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 115

B. Saran-Saran ................................................................................................. 117

DAFT AR PUSTAKA ................................................................................................ 119

LAMP IRAN-LAMP IRAN

Page 11: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wakaf yang terambil dari kata kerja bahasa Arab waqafa, menurut bahasa

berarti menahan atau berhenti. Dalam istilah hukum Islam wakaf ialah suatu

perbuatan hukum dari seseorangyang dengan sengaja memisahkan atau mengeluarkan

harta bendanya yang digunakan manfaatnya bagi keperluan dijalan Allah atau dalam

jalan kebaikan. 1 Sedangkan menurut peraturan perwakafan yang terbaru yaitu:

Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, di dalam pasal 1, wakaf adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta

benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syari'ah.

Sebagai institusi keagamaan yang erat hubungannya dengan masalah sosial

ekonomi, wakaf telah dilaksanakan oleh umat Islam dari periode awal, di masa

Rasulullah. Adapun pelaksanaan wakaf yang pertama dalam Islam adalah wakaf yang

dilaksanakan oleh sahabat Umar bin Khattab terhadap tanalmya di Khaibar. Menurut

Imam Syafi'i, sesudah pelaksanaan wakaf Umar tersebut, ada sekitar 80 orang

sahabat yang ikut mewakafkan hartanya.2

1 Supannan Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Serang: Dar al-Ulum Pre4ss, 1994), h.26

2 Sulaiman Rasyid, Fiqif Islam, (Jakarta: Yayasan at-Thahiriyah, 1976), h.324.

Page 12: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

< >-!

2

Dari uraian di atas, terlihat adanya perhatian dan semangat yang begitu besar

dari umat Islam periode awal untuk melestarikan dan mengembangkan wakaf. Hal ini

tidak lain karena al Qur'an dan Hadis secara tegas dan jelas telah mensyari'atkan

wakaf. Lebih lanjut, A.A. Basyir memberikan klasifikasi tentartg dasar hukum wakaf,

yaitu pertama, dasar umum berupa ayat-ayat al Qur'an yang memerintahkan manusia

untuk berbuat baik demi kepentingan masyarakat, misalnya surat al Hajj(22) ayat 77,

surat al Baqarah (2) ayat 261 dan surat Ali Imran (3) ayat 92, kedua, dasar khusus

adalah hadis Nabi riwayat Bukhari-Muslim dari Ibnu Umar r.a. yang menceritakan

tentang pelaksanaan wakaf oleh sahabat Umar dan hadis Nabi riwayat Muslim dari

Abu Hurairah r.a. yang mengemukakan bahwa seorang manusia yang meninggal

dunia akan berhenti semua amal perbuatannya, kecuali pahala tiga anmlan, yaitu I)

shadaqahjariyah, 2) ilmu yang bermanfaat, dan 3)doa anak saleh.3

Dilihat dari penggunaan/tujuan wakaf, ada 2 kategori wakaf, yaitu wakaf

khusus/wakaf keluarga/wakaf ahly/wakaf dzuny/wakaf 'ala al au/ad dan wakaf

umum/wakaf khairy. W akaf khusus adalah wakaf yang diperw1tukkan khusus kepada

orang-orang tertentu, seorang atau lebih, keluarga wakif atau bukan.4 Wakaf untuk

keluarga ini secara hukum dibenarkan berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan

3 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Waka/, Ijarah dan Syirkah, (Bandung al-Ma'arif, 1977), h. 5-7.

4 Abdurrahman, Masa/ah Perwakafan Tanah Mi/ik dan Kedudukan Tanah Waka/ di Negara Kita, (Bandung: Citra Adtya Bakti, 1994), h. 59. Lihatjuga Muhammad Daud Ali, op. Cit.,h.89.

Page 13: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

3

oleh Bukhari-Muslim dari Anas bin Malik tentang adanya wakaf keluarga Abu

Thalhah kepada kaum kerabatnya. 5

Pada perkembangan selanjutnya wakaf dzurry ini dianggap kurang dapat

memberikru1 manfaat bagi kesejahteraan umum karena sering menimbulkan

kekaburan dalrun pengelolaan dan pemanfaatan oleh keluarga yang diserahi harta

wakaf ini. Sekalipun agama lslrun membolehkan wakaf dzurry ini, namun beberapa

negara yang pemah melaksanakannya sepe1ti Mesir, Syiria, Turki, Maroko dan

Aljazair menghapus pranata wakaf dzuny dengan pertimbangan dari berbagai segi,

tanah-tanah wakaf bentuk ini tidak produktif dan kesulitan-kesulitan di kemudian hari

dalam menyelesaikan perkara atau persoalan yang timbul karenanya. Mesir misalnya,

menghapuskan pranata wakaf ini dengan Undang-undang No. I 80 tahun 1952, dimana

Syria telah menghapusnya sebelum itu. Sedangkan di Indonesia, PP No.28 tahun

1977 secara tegas menyatakan bahwa keluarga tidak tcrmasuk dalrun ruang

lingkupnya. 6

Jenis wakaf yang kedua adalah wakaf khairy, artinya wakaf yang

diperuntukkan bagi kepentingan atau kemaslahatan umum (limashalih al ummah).

Dasar hukum dari wakaf khairy ini adalah hadis Nabi yang menceritakan wakaf

sahabat Umar bin Khattab. Beliau memberikan hasil kebunnya kepada fakir miskin,

ibnu sabil, sabilillah, para tamu dan hrunba sahaya yang sedang berusaha menebus

5 Suparman Usman, op.cit. h.35

'' Abdurrahman,op.cil.,h.60. lihat juga Ahmad Azhar Basyir,opcit,,h.14. lihat juga Suparman Usman, op.cil, h.35.

Page 14: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

4

dirinya. Wakaf ini ditujukan kepada umum dengan tidak terbatas penggunaannya,

yang mencakup semua aspek untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia

pada umumnya. Kepentingan tersebut bisa untuk jaminan sosial, pendidikan,

kesehatan, pertahanan, keamanan, dan lain-lain. 7 Dalam kasus wakaf khairy ini,

menurut jumhur ulama, ketika diikrarkan harus ada nadzimya. Dalam hal ini, wakif

dapat menentukan siapa nadzir yang dikehendaki. Apabila wakif tidak menentukan

nadzimya, maka hakimlah yang menentukan.

Hukum perwakafan di Indonesia pada dasamya adalah sebuah pranata hukum

yang unik sekaligus rwnit, karena mungkin tidak ada di Indonesia ini suatu pranata

hukum yang dalam waktu bersamaan secara serentak diatur oleh berbagai ketentuan

hukum yang berasal dari berbagai subsistem hukum sebagaimana halnya dengan

pranata wakaf ini. Akibatnya, keberadaannya perlu untuk dilihat secara sedemikian

rupa dan dapat mengundang perbedaan pendapat yang cukup tajam tergantung dari

sudut mana kita memandangnya.8

W akaf sebagai lembaga yang diatur oleh negara telah dimanifestasikan dalam

peraturan perundang-undangan sejak tahun 1905, walaupun masih terbatas pada

perwakafan tanah yang termasuk di dalarnnya masjid dan rumah-nunah suci.

Peraturan-peraturan tersebut masih berlaku hingga pendudukan Jepang dan di masa

Republik. Pada tanggal 24 September 1960, diundangkan peraturan pertanahan yang

7Suparman Usman, op. cit., h.36

8 Abdurrahman, op.cit., h. l.

Page 15: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

5

dikenal dengan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 tahun 1960. UUPA

Bab XI pasal 49 ayat 3 mengenai masalab pertanahan menyatakan babwa:

perwakafan tanab milik diatur dengan peraturan pemerintab. Oleh karena itu, labirlab

Peraturan Pemerintab (PP) Nomor 28 tabun 1977 pada tanggal 17 Mei 1977 tentang

Perwakafan Tanab Milik. Pasal 17 PP No.28 tabun l 977 menyatakan babwa

peraturan yang disusun pada masa Hindia Belanda dihapuskan. Sebagai tindak lanjut

PP No.28 tahun 1977, dikeluarkanlab beberapa peraturan sebagai berikut :

I. Peraturan pelaksanaan PP No.28/1977 yang diatur oleh Peraturan Menteri

Agama No. I tabun 1978.

2. lnstruksi Bersama Menteri Agama dengan Menteri Dalam Negeri No. I

tahun 1978.

3. Keputusan Menteri Agama No.73 tabun 1978 tentang pendelegasian

wewenang kepada Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi/setingkat

di seluruh Indonesia untuk mengangkat/memberhentikan setiap Kepala

KUA sebagai PPAIW.

4. lnstruksi Menteri Agama No.3 tabun 1978 tentang petunjuk pelaksanaan

Keputusan Menteri Agama No.73 tahun 1978.

5. Instruksi Menteri Agama No.3 tahun 1978 tentang bimbingan dan

pembinaan kepada badan hukum keagamaan yang memiliki tanab.

6. lnstruksi Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan Nasional

No.4 tabun 1990/No.24 tahun 1990 tentang Sertifikasi Tanab Wakaf.

Page 16: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

6

7. Berbagai Surat Keputusan dan Edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan

Haji yang berkenaan dengan perwakafan.

8. Kompilasi Hukum Islam yang disosialisasikan dengan Inpres No.I Tahun

1991.9

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf.

Namun demikian, dalam operasional di lapangan masih ditemukan masalah­

masalah yang perlu mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait secara terkoordinasi,

seperti permasalahan tentang tanah wakaf yang tidak terdaftar. Dalam pelaksanaan

wakaf, temyata ketentuan-ketentuan administratif dalam PP No.28 Tahun 1977,

Kompilasi Hukum Islam, dan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf belum

sepenuhnya mendapat perhatian masyarakat pada umumnya, dan khususnya pihak

yang berwakaf. Pada diri wakif yang amat menonjol adalah sisi ibadah dari praktek

wakaf. Oleh karena itu, wakiftidak merasa perlu untuk dicatat atau diadministrasikan.

Dengan demikian, perwakafan itu dilakukan atas dasar keikhlasan dan keridloan

semata serta menurut tata cara adat setempat tanpa didukung data otentik dan surat­

surat keterangan, sehingga secara yuridis administratif status wakaf banyak yang

tidak jelas.

Dalam kondisi di mana nilai dan penggunaan tanah semakin besar dan meluas

seperti sekarang ini, maka tanah wakaf yang tidak jelas secarn hukum tersebut, telah

9 Muhammad Daud Ali, op.cit.,h.127-128

Page 17: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

7

banyak mengundang kerawanan dan memudahkan terjadinya penyimpangan dari

hakekat hukum dan tujuan perwakafan, sepe1ti adanya tanah wakaf yang tidak lagi

diketahui keadaannya, adanya tanah wakaf yang seolah-olah tdah menjadi milik ahli

waris wakif atau nadzirnya, adanya sengketa dan gugatan terhadap tanah-tanah wakaf

dan berbagai kasus tanah wakaf lainnya. Salah satunya adalah kasus tanah wakaf

yang tidak terdaftar yang terjadi di Masjid Jami al-Istiqomah Desa Cikalong

Karawang Jawa Baral.

Masjid Jami' al-Istiqomah memiliki dua jenis tanah wakaf, yaitu tanah waqaf

produktif dan tidak produktif, adapun tanah tidak produktif adalah di mana ma~jid

dan majlis talim saat ini telah berdiri. Sedangkan tanah produktif adalah berupa tanah

sawah seluas 9,5 bau' atau sebanding dengan 7,6 hektar, yang mana hasil dari tanah

tersebut digunakan untuk kepentingan pengelolaan masjid seperti renovasi, menggaji

para imam shalat, penjaga dan pengurus masjid, bayar listrik, kegiatan hari besar

Islam (peringatan Maulid Nabi, lsra' Mi'raj) dan keperluan lainnya.

Dalam perkembangannya setelah para wakif meninggal dunia, tanah wakaf

produktif tersebut dikelola oleh para ahli warisnya. Hal ini menyebabkan adanya

penyimpangan-penyimpangan penggunaan hasil dari tanah sawah tersebut mengingat

tidak adanya orang dari luar keluarga selain juga bawa ahl:i waris tersebut secara

ekonomi kurang mencukupi.

Masjid al-Istiqomah Desa Cikarang Kee. Cilamaya Karawang. Hal ini berawal

ketika pada tahun 1890 dibangun di atas tanah wakafsebuah mushola kemudian pada

tahun 1952 dirubal1 peruntukannya yang semula untuk mushola menjadi masjid.

Page 18: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

8

Pembangunan masjid tersebut mendapat respon positif dan dukungan dari

masyarakat. Salab satu manifestasi dari dukungan tersebut adalab adanya kesadaran

dari masyarakat untuk menyisihkan sebagian tanab sawah milik mereka untuk

diwakafkan guna keperluan masjid. Dengan kata lain, Masjid Jami' al-Istiqomab

didirikan dan dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Hal ini terjadi tepatnya

pada tahun 1960-2002, A (para wakij) mewakafkan tanah sawab untuk kepentingan

masjid kepada B (Dewan Kesejabteraan Masjid) dan dipercayakan kepada C (nadzir)

secara lisan tanpa adanya surat-surat atau dokumen resmi sebagai persyaratan wakaf.

Tanab sawab tersebut adalab sebagai penunjang untuk pengelolaan masjid pada masa

berikutnya.

Pada perkembangannya ada di antara abli waris kira-kira tabun 2003 mengambil

sebagian bidang tanab yang seharusnya dipergunakan untuk masjid. Sementara itu

nadzir sebagai orang yang mempunyai tangungjawab untuk menjaga dan memelihara

keutuhan benda wakafhanya mengambil tindakan sebatas peringatan kepada D (salah

satu dari abli waris tersebut) babwa tanab yang ditempati adalab tanab wakaf masjid.

Sedangkan D tetap bersikeras bahwa tanah itu adalah tanah miliknya. Keunikan

dalam kasus ini adalab adanya hubungan kekerabatan antara A, B, C dan D.

Dengan demikian te~jadi penyalabgunaan basil tanah wakaf produktif berupa

tanah sawab. Dana yang diperoleh dari hasil penyewaan sawab tersebut tidak

seluruhnya digunakan untuk keperluan masjid tapi digunakan untuk keperluan

keluarga abli waris tersebut. Hal ini terjadi selain karena semua wakaf itu dikelola

oleh abli waris wakif juga karena tidak terdaftarnya perwakafan ini.

Page 19: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

9

Berdasarkan urman di atas, maka penelitian tentang Akibat Yuridis Tana/1

Waktif Yang Tidak Terdajtar dengan mengambil Jokasi penelitian di Masjid Jami'

al-Istiqomah Desa Cikalong Kee. Cilamaya Karawang Jawa Barat penting untuk

dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

I. Apakah yang menyebabkan wakifmelakukan wakafyang tidak terdaftar?

2. Bagaimana akibat yuridis dan perlindungan hukum bagi tanah wakaf yang

tidak terdaftar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dua hal pokok sebagai berikut:

I. Ingin mendiskripsikan hal-hal yang menyebabkan wakif melakukan wakaf

yang tidak terdaftar.

2. Ingin mendiskripsikan akibat yuridis dan perlindw1gan hukum bagi tanah

wakaf yang tidak terdaftar.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki sekurang-kurangnya tiga kegunaan,

sebagai berikut:

I. Bagi pengurus masjid, sebagai masukan dan alternatif solusi dalam

mengelola clan menyelesaikan problematika wakaf yang tidak terdaftar.

Page 20: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

IO

2. Dapat menjadi bahan perbandingan bagi masyarakat pada umwnnya

dalam memahan1i pentingnya mengadakan praktek wakaf sesuai dengan

ketentuan-ketentuan hukum positif tentang wakaf.

3. Dapat dijadikan salah satu bahan kajian bagi peneliti berikutnya yang

lebih mendalam untuk memperkaya dan membandingkan temuan-temuan

dalam bidang ini.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini

meliputi:

I. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang

mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan

• JO manusia.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu

penelitian yang pada umumnya bertujuan untuk mempelajari secara mendalam

suatu individu, kelompok, institusi atau masyarakat tertentu tentang latar

belakang, keadaan/kondisi, faktor-faktor, atau interaksi··interaksi (sosial) yang

terjadi di dalanmya. 11 Studi kasus merupakan suatu gambaran hasil penelitian

'° Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, h. 20.

11 Bambang Sunggona, Metodologi Penelitian Hukum, h.36.

Page 21: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

11

yang mendalam dan lengkap, sehingga dalam infonnasi yang disampaikan

tampak hidup sebagaimana adanya dan pelaku-pelaku mendapat tempat untuk

. k 12 memam an peranannya.

2. Lokasi Penelitian

Masjid Jami' al-Istiqomah Desa Cikalong Kee. Cilamaya Karawang Jawa

Baral.

3. Sumber Data

a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

masyarakat. 13 Data ini meliputi hasil interview dengan ahli waris

wakif; nadzir, pengurus Masjid Jami' al-lstiqomah dan beberapa

saksi istifadlah.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka. 14 Data

ini terdiri dari PP No. 28 Tahun 1977, Kompilasi Hukum Islam,

Undang-Undang No. 41 Tentang Wakaf, pendapat ulama seputar

wakaf, hasil penelitian tentang wakaf, dan lain-lain.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data yang diperluk1m, digunakan metode

sebagai berikut:

a. Metode Observasi

12 Burhan Ashshofa, op.cit.h.21.

13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Huku1n, h. 51.

14 Ibid, h. 51.

Page 22: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

12

Metode observasi bertujuan untuk mendiskripsikan setting, kegiatan

yang terjadi, orang yang terlibat di dalam kegiatan, waktu kegiatan dan

makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa

yang bersangkutan. 15

Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang berkaitan

dengan pihak-pihak, waktu terjadinya dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan wakaf yang tidak terdaftar.

b. Metode Wawancara/lnterview

Metode interview ini digunakan untuk memperoleh informasi

tentang kronologis kejadian wakaf yang tidak terdaftar, hal-hal yang

menyebabkan wakif melakukan wakaf yang tidak terdaftar, akibat yuridis

dan perlindungan hukum bagi benda wakaf yang ticlak terdaftar.

c. Metode Dokumenter

Dalam penelitian ini, metode dokumenter digunakan untuk mencari

dan mengungkapkan data yang belum diperok:h dari observasi dan

interview.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif digw1akan untuk menuturkan,

15 Burhan Ashshofa, op.cit.,h. 58.

Page 23: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

13

menafsirkan serta menguraikan data yang bersifat kualitatif yang diperoleh dari

observasi, wawancara/interview dan dokumenter.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Babl PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang

diteliti, mengapa, bagaimana dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Oleh

karen itu, bab ini terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika

Pembahasan.

Bab II PERWAKAFAN DALAM PANDANGAN ISLAM

Bab ini adalah pisau analisis yang berisi teori-teori mengenai perwakafan.

Dalam bab ini diungkapkan tentang: Pengertian Wakaf Menurut, Dasar

Hukum Wakaf, Dasar Hukum Wakaf, Rukun dan :Syarat Wakaf, Macam­

macam Wakaf, Nadzir dan Kedudukannya dalam Wakaf, Kedudukan atau

Status Kepemilikan Harta Wakaf.

Bab Ill PER W AKAF AN DALAM HUKUM POSITIF

Bab ini berisi mengenai teori-teori perwakafan dalam hukum positif. Dalam

bab ini diungkapkan tentang: Pengertian Wakaf, Dasar Hukum Wakaf,

Tujuan, Fungsi, Unsur, dan Syarat Wakaf, Pendaftaran dan Pengumuman

Harta Benda Wakaf, Perubahan Status Harta Benda Wakaf, Pengelolaan dan

Pengembangan Harta Benda Wakaf.

Page 24: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

14

Bab IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS 1-IASIL PENELliTIAN

Bab ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu deskripsi obyek penelitian dan

jawaban dari permasalahan penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang:

Gambaran Umum Masjid Jami' al-Istiqomah, Faktor Penyebab Wakif

Melakukan WakafYang Tidak Terdaftar, Akibat Ywrisdis dan Perlindwngan

1-Iukum Bagi Benda WakafYang Tidak Terdaftar.

Bab V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat dua ha! pokok, yaitu:

Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 25: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

BAB II

PERWAKAFAN DALAM PANDANGAN ISLAM

A. Pengertian Wakaf

Perkataan waqf yang dalam bahasa Indonesia menjadi wakaf berasal dari bahasa

Arab waafa-yaqifu-waqfan, berdiam di tempat, atau menahan. 1 Pengertian "berhenti"

ini jika dihubungkan dengan ilmu baca al-Quran atau ilmu tajwid mengandung makna

menghentikan bacaan baik seterusnya maupun untuk mengambil nafas sementara,

dari mana harus di mulai dan di mana harus berhenti. Pengertian wakaf dalam arti

"berdiam di tempat" dikaitkan dengan wukuf yaitu berdiam di Arafah pada tanggal 9

Dzulhijjah ketika menunaikan ibadah haji. Adapun pengertian "menahan" (sesuatu)

dihubungkan dengan harta kekayaan, itulah yang dimaksucl dengan wakaf dalam

pembahasan ini. Wakaf adalah menahan sesuatu benda tmtuk cliambil manfaatnya

sesuai clengan ajaran Islam.2

Kata waqafa-yaqifu-waqfan di dalam kepustakaan ba1hasa Arab merupakan

sinonim dari kata habasa-yahbisu-habsan. Term wakaf digunakan di beberapa negara

Islam termasuk Indonesia, seclangakan istilah habs biasanya dipergunakan di Afrika

Utara di kalangan pengikut madzhab Maliki.3

1 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996), h.2033.

2 Muhammad Daud Ali, op.cit., h.80.

3 lbid.

Page 26: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

16

Adapun pengertian wakaf secara tenninologi sangat beragam di kalangan

fuqaha. Berikut ini beberapa pengertian wakaf yang dikemukakan oleh imam-imam

madzhab.

I. Imam Abu Hanifah mendefinisikan wakaf adalah:

"Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukurn tetap milik

wakif dalam rangka merpergunakan manfaatnya untuk kebaikan".4

Berdasarkan definisi ini maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari

tangan wakifbahkan ia dibenarkan menariknya kembali clan boleh menjualnya.

2. Pengertian wakafmenurut Imam Malik, yaitu:

"Wakaf adalah seorang pemilik yang memperuntukkan manfaat harta

benda miliknya baik berupa sewa maupun hasi.lnya untuk diserahkan

kepada pihak yang berhak dengan bentuk penyerahan berjangka waktu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang yang berwakaf'. 5

Definisi madzhab Maliki ini mengandung arti bahwa pemilik haita

menahan benda itu dari penggunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan

pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pernberian manfaat benda

yang diwakafkan itu sedangkan benda yang diwakafkan itu tetap menjadi milik

wakif. Masa berlakunya bukan untuk selama-larnanya melainkan hanya untuk

jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan wakif ketika mengucapkan

4 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Jslami Wa Adillatuh, (Damsyik: Dar al-Fikr, 1989), juz VIII, h.153.

5 ibid.

Page 27: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

17

sighat wakafuya, dan karenanya tidak disyaratkan sebagai wakaf kekal

(selamanya).

3. Golongan Syafi' iyab mendefinisikan wakaf sebagai berikut:

"Wakaf adalab menahan harta yang dapat diambil manfaatnya dengan

tetap utuhnya barang, dan barang itu lepas dari milik wakif serta

dimanfaatkan untuk sesuatu yang diperbolehkan agmna".6

4. Adapun madzhab Hanbali mendefinisikan wakaf sebagai berikut:

"Wakaf adalah menahan kebebasan pemilik harta benda dalam

membelanjakan hartanya yang bem1anfaat dengan tetap utuhnya harta dan

memutuskan semua hak penguasaan terhadap harta itu, sedangkan

manfaatnya digunakan untuk suatu kebaikan dalarn rangka mendekatkan

diri kepada Allab". 7

Menurut madzhab Syafi'i dan Hanbali ini, hak pemilikan atas harta wakaf

itu sudab lepas dari orang yang berwakaf dan telah menjadi milik Allah swt.

Dengan demikian bersifat kekal, selama harta tetap utuh. Suatu wakaf tidak

boleh bersifat sementara dan ditarik kembali.

Demikianlab beberapa pengertian wakaf yang dikemukakan oleh imam-

imam madzhab. Pada dasamya definisi-definisi tersebut mempunyai intisari

yang serupa babwa wakaf adalab menaban harta yang dimanfaatkan untuk

6 Muhammad al-Khatib al-Syarbini, Mug/mi al-Muhtaj, (Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi, 1968), juz II, h.376.

7 Sayyid Ali Fikri, Al-Muamalah Al-Madiyah Wa Al-Adabiyah, (Mesir: Musthafa a-Babi Al­Halabi, 1938), h. 312.

Page 28: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

18

kebaikan. Perbedaanya hanya terletak pada masalah status harta wakaf, apakah

tetap menjadi milik Allah yang tidak boleh lagi dimilki oleh siapapun.

B. Dasar dan Hukum Wakaf

Para ulama sepakat bahwa wakaf merupakan salah satu bentuk amal kebajikan

dalam ajaran Islam. Wakaf bagi seorang muslim merupakan realisasi ibadah kepada

Allah SWT. melalui harta benda miliknya yaitu dengan mele:paskan benda tersebut

guna kepentingan um um atau masyarakat. 8 Sebagai ibadah yaing tel ah disyari 'atkan,

masalh wakaf ini tentu mempunyai dasar hukum baik al-Qur'an, as-Sunnah, maupun

ijma' sahabat. Berikut ini adalah uraian tentang dasar hukun1 wakafyang dimaksud.

L Dasar hukum dari al-Qur'an

Meskipun tidak jelas dan tegas wakaf disebutkan dalam al-Qur'an, namun

beberapa ayat yang memerintahkan menusia berbuat baik untuk kebaikan

masyarakat dipandang oleh para ahli sebagai landasan perwakafan. 9 Dari

beberapa ayat yang dapat dijadikan dasar hukum perwakafan antara lain:

"Kamu sekali-kali be/um sampai kepada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menqflwhkan sebagian dari hart a yang kamu cintai ". (QS: 3(Ali Imran):92).

8 Supannan Usman, op.cit.,h. 32.

9 Muhammad Daud Ali, op.cit.,h. 80.

Page 29: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

19

"Hai orang-orang yang beriman, najkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari usahamu yang baik-baik". (QS.2( Al-Baqarah):267)

Beberapa ayat di atas walaupun secara eksplisit tidak langsung menunjuk

kepada wakaf, tetapi para ulama menjadikannya sebagai sandaran dari

perwakafan berdasarkan pemahaman serta adanya isyarat tentang ha! tersebut.

Setidak-tidaknya mereka berpendapat bahwa wakaf tidak bertentangan dengan

semangat ayat di atas. Bila al-Qur'an menganjurkan agar manusia berbuat baik

melalui sebagian hartanya., maka wakaf adalah salah satu dari realisasi ajaran al-

Qur'an tersebut.

2. Dasar hukum dari al-Sunnah

Di samping beberapa ayat di atas, masalah wakaf ini oleh para ulama juga

didasarkan dari berbagai hadits Nabi. Di antara hadits Nabi yang dijadikan

sandaran wakaf antara lain:

uL.i';ll -:..iL> l~J: Jl9 F-9 .yk. .&1 ~ .&1 J_,...,_) ul ;;Y-Y> ~l UC. 4..1 _9C~ e;-IL::. ..ll 3 ) ~ ~ rlc ) ~.)I.:;.. :u~ ~ LY> 'il 4..1...c ~l

I 0 ( ("L,.,.. o I 3.))

"Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda: "Apabila manusia meninggal dunia maka putus/ah pahala segala amalnya kecua/i tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, a/au anak yang shaleh yang slalu mendoakannya ".(HR. Muslim).

'0 Imam Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyary al-Nisabury, Shahih Muslim, (Beirut: Dar

al-Fikr, 1992),juz II, h.70.

Page 30: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

20

Imam Muslim meletakkan hadits ini dalam bah wakaf karena kebanyakan

ahli fikih menahsirkan istilah sedekah jariyah dengan wakaf. 11

Selain hadits di atas terdapat hadits lain yang juga clijadikan landasan yang

kuat dalam masalah wakaf ini, yaitu:

.y.b .&I ~ ~I ~\j ~ L....a) ye yL..:il: Jjj ye LHJ l.JC JL., y.....:.I rJ~ L..aj ,-'."cl ~J .&I Jy.o)-:1: Jw ~ oy~ rLJ 4L:>I , -, . ,, t" t.::..U..:;, ul Ju ~ ~ ~ yl.:iw, .u.. i..; .:llc ud.il .JA .hl W_J~'} J t ~ '} J41-ai t ~'} 4..i\ ye 4-! J~.d:i.i Jjj, 4-! d~ J

~~J yU)I ~J ts.1Yl1 ~J ,,.\_fall~ ye J.~ Jjj. y14~'1J wJyi-Jl: ~ JS\-:i ul 4,JlJ ~ ~J c~'l. ~~ll J J:H...JI LHIJ .&I

12 (~)..l!IJ ~ 0 \J-J) Jy>'..1.4 Y.f:-~~A JI

·'Dari Jbnu Umar ra. berkata: Umar mempunyai sebidang tanah di Khaibar, !au ia datang kepada Nabi saw, untuk meminta nasihat tentang harta itu seraya berkata: 'Ya Rasulul/ah, sesungguhnya aku telah mendapat sebidang tanah di Khaibar yang aku be/um pernah memperoleh tanah sebaik itu. Apa nasehatmu untukku tentang tanah itu ? " Rasul/ah bersabda: "Jika engkau mau tahanlah pokoknya dan sedekahkanlah hasilnya ". Jbnu Umar berkata: "Maka Umar mewakajkan harta itu dengan arti bahwa tanah itu tidak boleh dijual, dihibahkan, dan diwariskan. Umar menyedahkan. Umar menyedekahkan hasil harta untuk orang fakir, kepada kerabat, kepada budak, fl sabllillah, dan para tamu. Tidaklah berdosa orang yang mengurusinya memakan sebagian dari harta itu secara wajar dan tidak bermaksud mencari kekayaan (HR. Muslim dan ad-Daruqutny).

11 lbnu Ismail al-Shan'any, Subul Al-Salam, (Mesir: M. Ali. Shahib, t.th), juz Ill, h. 115.

12 Imam Muslim, foe. cit. Lihat juga Ali bin Umar ad-Damqutniy, Sunan ad-Daruqutny, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), jilid 2, h. 94.

Page 31: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

21

Pada hadits ini secara lebih khusus menceritakan tentang wakaf, dan apa

yang dilakukan Umar tersebut merupakan peristiwa perwakafan yang pertama

dalam sejarah Islam. 13

Hadits yang lainnya adalah:

"Dari Anas ra. dia berka/a: "ketika Rasulullah saw. datang di Madinah dan memerinlahkan unluk membangun masjid, beliau berkala : "Wahai Bani Najjar, apakah kamu hendak menjual kebunmu ini?" lvfereka menjawab: "Demi Allah, kami tidak meminta harganya kecuali kepada Allah ta 'ala. Maksudnya agar Rasu/lah megambllnya dan membangun masjid". (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Nasai).

Dikabarkan bahwa Bani Najjar membangun bersama-sama dinding sebuah

masjid dan memberikannya (mewakafkannya) untuk kepcntingan umum. 15

3. ljma' sahabat

Selain berdasarkan kepada al-Qur'an dan hadits, perwakafan juga

didasarkan kepada ijma' sahabat. Dalam hal ini Jabir berkata:

13 Wahbah al-Zuhaili, op. cit. h. 157.

14 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Kairo:Dar Nahr an­Nail, t.th.), jilid I, h.86.

15 Rahmat Djatnika, Resume Kuliah Pranata Sosial II (Wakaj), dihimpun Arbiyah Lubis, tidak diterbitkan, Program Pascasarjana IAIN SyarifHidayatullah Jakarta, 1985, !t. 78.

Page 32: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

22

:Uk seorangpun dari sahabat Rasulullah yang mempunyai harta melainkan ia wakajkan hartanya itu ".

Perkataan Jabir ini menunjukan bahwa wakaf merupakan ajaran Islam

yang telah dipraktekkan oleh para sahabat. Demikianlah kiranya dapat

disimpulkan bahwa masalah wakaf mempunyai dasar hukum dari al-Qur'an, as-

Sunnah, serta ijma' sahabat. Itulah yang menjadi landasan utama

disyari'atkannya wakaf dalam agama Islam.

C. Rukun dan Syarat Wakaf

Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai wakaf dan perbedaan itu

tercermin dalam perumusan mereka, namun mereka sependapat bahwa untuk

pembenlukan lembaga wakaf diperlukan rukun 17 dan syarat.

Wakaf sebagai suatu lembaga Islam tentu juga mempunyai rukun. Tanpa

adanya rukun yang telah ditetapkan wakaf tidak dapat berdiri. Mengenai jumlah

rukun terdapat perbedaan di kalangan fukaha. Menurut madzhab Hanafi rukun wakaf

hanya satu yaitu shigha/8, sedangkan qabul (pernyataan menerima wakaf) tidak

termasuk rukun wakaf bagi ulama madzhab Hanafi, karena menurut mereka akad

wakaf tidak bersifat mengikat. Artinya apabila seseorang mengatakan "saya

16 Mansur lbnu Yunus al-Bahuti, Kasyaf a/-Qana' 'an Main al-lqna ', Ji lid IV, (Beirut: Dar al­Fikri, 1982), h.240.

17Muhammad Daud Ali, op.cit., h.90.

18 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 159.

Page 33: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

23

wakafkan harta saya kepada anda", maka akad itu sah dengan sendirinya dan orang

yang diberi wakafberhak alas manfaat benda wakafitu. 19

Adapun menurul jumhur ulama, yaitu dari kalangan madzhab Syafi'i, Maliki,

dan Hanbali, bahwa rukun wakaf ada empa120, yaitu:

I. Orang yang berwakaf alau wakif yaitu pemilik harta benda yang

melakukan tindakan hukum.

2. Harta yang diwakafkan atau mauqufbih sebagai obyek perbualan hukum.

3. Tujuan wakaf alau yang berhak menerima hasi:I wakaf yang disebul

maiquf 'a/aih, dan

4. Pemyalaan wakaf dari wakifyang disebul shighat ai:au ikrar wakaf.

Masing-masing rukun di alas harus memenuhi syarat-syarat yang disepakati

oleh sebagian besar ulama. Penjelasan masing-masing unsur wakaf di alas adalah

b . b .k 21 se agm en ut :

I. Wakif dan syaral-syaralnya

Orang yang mewakafkan hartm1ya disyaratkan cakap bertindak hukum.

Kecakapan bertindak hukum di sini meliputi empal kriteri.a:

19 Depag RI., lac.cit.

20 Abdul Wahab Khallaf, Ahkam al-Waqf, (Mesir: Ma'tabah a-Mishr, 1951), h. 24.

21 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 176-177.

Page 34: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

24

a. Merdeka. Wakaf yang dilakukan oleh seorang budak atau hamba

sahaya tidak sah. Karena wakaf adalah pelepasan hak milik dengan

cara menyerahkan hak milik itu kepada pihak lain. Sedangakan

budak tidak mempunyai hak milik, dirinya dim apa yang dimilinya

adalah kepunyaan tuannya. Demikian juga tidak sah mewakafkan

milik orang lain atau wakafuya seorang pencuri atas harta curiannya.

b. Berakal sehat/sempurna. Wakafyang dilakukan oleh orang gila tidak

sah hukumnya, sebab ia tidak berakal, tidak mumayyiz, dan tidak

cakap melakukan akad serta tindakan hukwn lainnya. Demikian pula

wakafnya orang dungu (idiot), berubah aka! karena faktor usia, sakit

atau kecelakaan hukwnnya tidak sah. Syarat-syarat ini ditetapkan

karena setiap prilaku ekonomi -termasuk wakaf-, memerlukan

keharusan aka! sehat dan dengan pertimbangan yang sehat pula.

c. Baligh/cukup umur, karena baligh menurnt para ulama merupakan

indikasi sempurnanya aka! seseorang. Untuk kecakapan bertindak

melakukan tabarru' (melepaskan hak tanpa mengharap imbalan) -

termasuk pula wakaf- diperlukan kematangan pertimbangan aka!

seseorang (rasyid) yang dianggap telah ada pada orang yang telah

baligh. Oleh karena itu wakaf tidak sah bila dilakukan oleh anak

kecil/ belum baligh karena ia dipandang belum cakap melakukan

akad danjuga belum cakap untuk menggugurkan hak miliknya.

Page 35: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

25

d. Orang yang berwakaf itu harus berfikir jemih dan tenang, tidak

tertekan karena bodoh, bangkrnt, atau lalai, walaupun wakaf tersebut

dilakaukan melalui seorang wali.22

2. Benda yang diwakafkan dan syarat-syaratnya

Agar harta benda yang diwakafkan sah, maka hams memenuhi syarat­

syarat tertentu. Dalam syarat-syarat harta yang diwakafkan terdapat perbedaan

pendapat di kalangan ulama. Menurut madzhab Hanafi, syarat harta yang

diwakafkan adalah sebagai berikut:

a. Barang yang diwakafkan itu harus bemilai harta menurut syara',

oleh sebab itu minumam keras tidak bisa diwakafkan karena

minuman keras dan sejenisnya tidak tergolong harta dalam

pandangan syara'. Mereka juga berpendapat bahwa pada dasarnya

benda yang dapat diwakafkan adalah benda tidak bergerak, karena

obyek wakaf itu harus bersifat tetap 'ain ( dzat)nya yang

memungkinkan dapat dimanfaatkan terns menerus. Menurut

golongan Hanafiyah benda bergerak dapat diwakafkan dalam

beberapa kondisi.

22 Ibid

1) Hendaknya benda itu selalu rnenyertai benda tetap dan ha! ini

ada dua macam:

Page 36: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

26

a) Hubungan sangat erat dengan benda tetap, seperti

bangunan dan pohon-pohon. Menurut mereka bangunan

dan pohon-pohonan adalah tennasuk benda bergerak

yang tergantung pada benda tidak bergerak.

b) Sesuatu yang khusus disediakan untuk kepentingan benda

tetap misalnya alat untuk memb:tjak atau lembu yang

digunakan untuk bekerja.

2) Kebolehan benda bergerak itu berdasarkan atsar yang

memperbolehkan wakaf senjata, baju perang, dan binatang­

binatang yang digunakan untuk berperang.

3) Wakaf benda bergerak itu mendatangkan pengetahuan dan

merupakan sesuatu yang sudah biasa dilakukan berdasarkan

'urf misalnya mewakafkan kitab-kitab dim mushaf. 23

b. Barang yang diwakafkan itu harus tertentu ( diketahui) ketika terjadi

akad wakaf. Yang dimaksud di sini adalah bahwa benda tersebut

harus tegas dan jelas, baik kejelasan menyangkut ukuran seperti

mewakafkan I 000 m2 tanah, maupun kejelasan lokasi dan jumlah.

Jadi tidak boleh mewakafkan suatu barang yang tidak jelas, sebab

ketidakjelasan itu dapat mengarah kepada terjadinya pertikaian, yang

harus dihindari terjadinya pada benda wakaf.

23 Muhammad Abu Zahrah, Muhad/aratfi al-Waqf, (Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1971),h. 103.

Page 37: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

27

c. Barang yang diwakafkan itu betul-betul milik penub bagi orang yang

mewakafkannya, karena wakaf itu menggugurkan hak milik dengan

cara tabarru ', maka haruslah barang yang diwakafkan itu betul-betul

sebagai hak milik orang yang berwakaf. Oleh karenanya jika

seseorang mewakafkan benda yang bukan atau belum menjadi

miliknya walaupun nantinya akan jadi mililmya, hukumnya tidak

sah, sebab pemilikan benda yang diwakafkan terjadi sebelum

te1jadinya akad wakaf.

d. Barang yang diwakafkan harus sudah dibagi, tidak lagi sebagai

barang kongsi dengan orang lain jika barang itu memang dapat

dibagi (sebab penerimaan alas barang yang diwakafkan adalah syarat

bolehnya wakaf, sedangkan harta kongsi itu menghalangi

penerimaan tersebut). Sebab pada barang atau harta kongsi tersebut

masih terkait hak orang lain pada harta itu.24

Ulama madzhab Maliki mensyaratkan agar benda yang diwakafkan harus

milik sendiri secara penuh, tidak terdapat hak orang lain pada harta tersebut. Di

samping itu barang tersebut harus tertentu dan jelas se:perti diberi batas atau

ukuran yang jelas, jumlah yang jelas, dan sebagainya. 01.eh karena itu tidak sah

hukumnya mewakafkan benda yang tidak diketahui atau tidak jelas jumlah dan

ukuran atau batasnya, misalnya mewakafkan sebagian tanah yang dimiliki,

24 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 184.

Page 38: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

28

sejwnlah buku, atau salah satu dari rumahnya, dan sebagainya. Demikian juga

tidak boleh mewakafkan barang yang sedang digadai atau disewakan. Adapun

jika seseorang bermaksud untuk mewakafkan barang itu setalah masa gadainya

atau masa sewanya berlalu, maka wakafnya sah.25

Selain itu madzhab Maliki juga mensyaratkan agar benda yang

diwakafkan itu dapat dimanfaatkan, baik berupa benda tetap maupun benda

bergerak, untuk selamanya ataujangka waktu tertentu.26

Madzhab Maliki juga menyatakan membolehkan mewakafkan manfaat

hewan untuk dipergunakan dan mewakafkan makanan, uang, dan benda tidak

bergerak lainnya, berdasarkan hadits27:

J (.SW\ o\ 3_>) ~ yJ J.t.-, J ~\ ~\ : F J .!.;)kc .Ji\ ~ ~\ JU 28 ( "4--l.. 011

"Nabi bersabda: 'Tahan/ah bendanya dan wakafkanla.h hasi/nya '". (HR. Al­Nasai dan Jbnu Majah)

Ulama madzhab Syafi'i dan Hanbali mensyaratkan benda yang akan

diwakafkan harus berupa benda yang jelas dan hak milik sah. Persyaratan ini

bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian hak bagi mustahiq

25 Ibid, h. 187.

26 Ali Fikri, op.cit., h. 307.

27 Wahbah al-Zuhaili, op.cil., h.169.

28 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qozwaini, Sunan lbnu Majah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), jilid 2, h.5.

Page 39: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

29

untuk kemanfaatan benda wakaf tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari perselisihan dan permasalahan yang mungkin timbul di kemudian

hari setelah harta tersebut diwakafkan. Syarat ini telah disepakati oleh para

fuqaha, mereka juga mensyaratkan agar benda yang diwakafkan itu dapat

menghasilkan manfaat yang bersifat langgeng serta harus disalurkan kepada ha!

yang diperbolehkan oleh syara' .29

Mengenai wakaf benda bergerak kalangan Syafi'iyah berpendapat bahwa

barang yang diwakafkan haruslah barang yang kekal manfaatnya baik berupa

barang tidak bergerak, barang bergerak, maupun barang kongsi.30 Adapun

menurut Hanabilah barang yang dijual belikan, barang yang bermanfaat secara

mubah sedang dzat barangnya kekal sah pula untuk diwalcafkan.31

Seperti dijelaskan pada pengertian wakaf pada bagian terdahulu, sebagian

fuqal1a menekankan bahwa barang yang diwakatkan harus bersifat "kekal" atau

paling tidak dapat bertahan lama. Pandangan seperti ini merupakan konsekuensi

logis dari konsep bahwa wakaf adalah sedekah jariyah. Sebagai sedekah jariyah

yang pahalanya terus mengalir, sudah barang tentu barang yang diwakatkan

harus berupa barang yang fisiknya bersifat kekal atau bertahan lama. Namun

demikian jumhur ulama justru lebih menekankan pada aspek manfaatnya bukan

sifat fisiknya. Ulama Syafi'iyah misalnya membolehka:n wakaf barang secara

29 M. Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, (Beirut: Dar al-Turats al-Arabi, Uh), h. 277.

30 Ibid, h. 276.

31 Ali Fikri, op.cit., h. 313.

Page 40: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

30

umum apakah bersifat kekal atau sementara, oleh karena itu mereka

menetapkan kebolehan dan sahnya mewakafkan binatang, perabotan, dan

sejenisnya walaupun kekekalan fisiknya tidak pasti.

Jadi pada dasarnya semua barang yang bermanfaat boleh diwakafkan,

adapun sifat fisik barang bukanlah sesuatu yang prinsipil. Memang barang yang

sifat fisiknya dapat tahan lama, apalagi bisa kekal akan lebih baik agar

pahalanya tetap kekal pula.

3. Mauquf 'alaih atau tujuan wakaf dan syarat-syaratnya

Mauquf 'alaih atau penerima wakaf ialah orang atau lembaga yang

menerima harta wakaf. Dalam hubungan dengan tujuan wakaf ini perlu

dikemukakan bahwa tujuan wakaf yang sesungguhnya adalah mengharapkan

ridla dari Allah dalam rangka beribadah kepadanya. Mauquf 'a/aih atau tujuan

haruslah untuk kebajikan yang termasuk dalam bidang qurbat kepada Allah.

Yang dimaksud kebajikan di sini adalah kebajikan yang didasarkan taat kepada

Allah, sedangkan syarat qurbat adalah men-tasharruf-kan wakafkepada mauquf

'alaih yang sesuai dengan ketentuan Allah, misalnya wakaf kepada fakir

miskin, ulama, keluarga, atau untuk kepentingan ummn lainnya seperti masjid,

tern pat min um um urn, jembatan, jalan, dan lain-lain.32

32 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 193.

Page 41: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

31

4. Shighat wakaf dan syarat-syaratnya.

Shighat wakaf adalah pernyataan wakif yang mempakan tanda, baik

ucapan, isyarat, atau tulisan dari seorang wakif untuk menyatakan kehendaknya

yaitu mewakatkan hartanya.

Para fuqaha telah menetapkan bahwa shighat, sebagaimana rukun wakaf

yang lain- juga hams memenuhi beberapa syarat. Adapaun syarat-syarat yang

berkaitan dengan shighat adalah33:

a. Shighat wakaf hams mengandung pernyataa11 yang berarti bahwa

wakaf itu bersifat kekal (al-ta 'bid). Menumt jumhur ulama wakaf

tidak sah apabila dibatasi waktunya atau hanya bersifat sementara.

Adapaun madzhab Maliki tidak mensyaratkan selamanya dalam

wakaf, boleh hanya dalam waktu tertentu, sehingga apabila habis

masanya, wakif bisa mewakafkan kembali hartanya kepada orang

lain yang membutuhkannya.

b. Shighat hams mengandung arti yang jelas dan tegas, lafal shighat

tidak boleh terkait dengan syarat tertentu atau masa yang akan

datang, karena akad wakaf mengandung ketentuan pemindahan milik

pada saat akad berlangsung, kecuali madzhab Maliki yang

membolehkan wakaf yang dikaitkan dengan syarat, penangguhan

realisasi wakaf pada masa yang telah ditetapkan oleh wakif.

33 Ibid, h.198.

Page 42: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

32

c. Shighat wakaf tidak boleh dengan syarat yang membatalkan yaitu

yang bertentangan dengan tabiat wakaf itu sendiri. Namun menurut

madzhab Maliki apabila syarat itu justru memperbaiki harta wakaf,

maka syarat yang demikian dianggap sah, demikian juga wakafnya.

d. Shighat wakaf harus mengandung kepastian artinya bahwa suatu

wakaf tidak boleh diikuti oleh syarat kebebasan memilih seperti

mewakafkan sesuatu dengan syarat ia boleh rnemilikinya atau orang

lain boleh menjualnya kapan saja bila dikehendaki.

e. Ulama Syafi'iyah menambahkan, shighat wakaf harus mengandung

penjelasan tempat atau tujuan wakaf. Artinya seseorang yang

berwakaf harus menjelaskan kemana dan untuk siapa atau untuk apa

wakaf itu diberikan.34

Para ulama fiqih terutama para imam madzhab yang empat tidak

mencantumkan keharusan pencatatan sighat wakaftersebut dalam definisi dan syarat-

syaratnya. Hal ini berarti tidak adanya keharusan pencatatan dalam sighat wakaf

tersebut dalam pandangan mereka. Akan tetapi dalam keadaan sekarang ini yaitu

perselisihan dalam perwakafan, maka kita harus meninjau foman Allah SWT, yaitu:

34 Ibid. h. 204-210.

Page 43: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

33

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu 'amalah yang tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. " (QS. 2 (al-Baqarah): 282).

Ayat ini menegaskan bahwa ada keharusan mencatat transaksi mu'amalah

seperti jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan lain sebagainya. Hal ini

bertujuan untuk menjaga harta benda dari adanya penyelewengan, persengketam1,

atau kealpaan pada kemudian hari. Adapun wakaf adalah sebagai institusi

keagan1aan yang erat hubungannya dengan masalah sosial ekonomi dan kepentingan

masyarakat banyak, maka harus dicatat pula. Walaupun secara eksplisit ayat ini tidak

menegaskan mengenai keharusan mencatat wakaf, akan tetapi jika melihat pada

kondisi sekarang ini akan kerawanan harta benda wakaf yang tidak memiliki bukti

tulis, maka ayat ini bisa dijadikan sandaran untuk pencatatan harta benda wakaf agar

terhindar dari adanya penyelewengan, persengketaan, ataupun kealpaan pada

kemudian hari.

Kemudian kalau kita mernnJau dalam qowaidul fiqhiyyah maka kita akan

menemukan beberapa kaidah yang secara tersirat mendukung untuk adanya

keharusan pencatatan sighat wakaf ini yaitu :

a.

"Kemudharatan harus dihilangkan ". 35

35 Muslih Usman, Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996) h. 132

Page 44: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

34

b.

"Menolak kerusakan dan menarik kemaslahatan ".36

Penyelewengan, persengketaan, ataupun kealpaan yang bisa datang di

kemudian hari yang terjadi dalam perwakafan banyak diakiba1kan oleh tidak adanya

bukti tertulis dari sighat wakaf. Hal ini adalah suatu kemudharatan atau kerusakan

karena wakaf yang seharusnya pemanfaatannya digunakan untuk umat manusia dan

hak kepemilikannya berpindah kepada Allah SWT telah hilang atau berpindah kepada

orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pencatatan sighat wakaf

adalah untuk menolak kerusakan dan mendatangkan kemashlahatan.

c.

"Ada/ kebiasaan dapat ditetapkan sebagai hukum ". 37

• , ,. , )- ', 'I A o ' a o..Juw

Jumhur ulama mengidentikkan term 'adah dengan 'urufkeduanya mempunyai

arti yang sama. Namun sebagian fuqaha membedakannya. Al-Jurjani misalnya

mendefinisikan 'adah dengan:

"Adah adalah suatu (perbuatan) yang terus menerus dilakukan manusia, karena logis dan dilakukan secara terus menerus ".

36 Ibid, h. 143.

37 Ibid, h. 140

Page 45: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

35

Sedangkan 'uruf adalah:

· Unrf adalah suatu (perbuatan) yang jiwa merasa tenang melakukannya, karena sejalan dengan aka/ sehat dan diterima oleh tabiat sejahtera ". 38

Menurut pengertian di atas, maka 'adah dapat diterima jika memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Perbuatan yang dilakukan logis dan relevan dengan aka! sehat. Sya.rat ini

menunjukkan bahwa 'adah tidak mungkin berkenaan dengan perbuatan

maksiat.

b. Perbuatan, perkataan yang dilakukan selalu terulang-ulang, boleh dikata

sudah mendarah daging pada perilaku masyarakat.

c. Tidak bertentangan dengan ketentuan nash, baik al-Quran maupun as-

Sunnah.

d. Tidak mendatangkan kemudharatan serta sejalan dengan jiwa dan aka!

sejahtera. 39

Dengan demikian pencatatan sighat wakaf sesuai dengan 'adah karena telah

memenuhj syarat. Pertarna, pencatatan adalah suatu perbuatan yang logis dan relevan

dengan aka! sehat. Kedua, pencatatan adalah perbuatan yang dilakukan berulang kali

38 Ibid, h. 141

39 Ibid, h. 142

Page 46: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

36

terutama mengenai urusan mu'amalah atau perkara apapun yang kemudian hari bisa

mengakibatkan persengketaan. Ketiga, pencatatan tidak bertentangan dengan

ketentuan nash, bahkan al-Quran menganjurkannya seperti dalam surat al-Baqarah

ayat 282. Keempat, pencatatan tidak mendatangkan kemudharatan serta sejalan

dengan jiwa dan akal yang sejahtera, bahkan pencatatan ini mendatangkan

kemaslahatan.

Kemudian ada satu ayat lagi yang bisa dijadikan landasan mengenai keharusan

pencatatan sighat wakaf yaitu:

~ ~\ ~31 :., J;uiy1 1#1 3 :ilil l'.J~bl \~\ 0.l~l~y

(o'l:i/;:.WI)

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati pula Rasul-Nya dan Ulil amri dari kamu ... "(OS. 4(an-Nisa '):59)

Dalam ayat ini Allal1 SWT membahas mengenai perintah-Nya agar orang

beriman mentaati Allah, Rasul-Nya dan Ulil amri. Sebagian 11lama mengemukakan

bahwa hubungan ayat di atas dengan ayat sebelumnya bertumpu pada hubungan

antara pemerintah dengan rakyatnya. Menurut pendapat ini, ayat pertan1a ditujukan

kepada para pejabat agar menunaikan amanat dan memerintah denga adil, sedang

dalam ayat kedua ini terdapat perintah agar rakyat mentaati Allah, Rasul-Nya dan

pemerintah. Pendapat semacam ini dikemukakan antara lain oleh al-Zamakhsyari dan

al-Qurthubi. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh al-Maraghi. Ia tidak

memandang ayat-ayat tersebut bersifat khusus yang ditujukan pada pemerintah atau

Page 47: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

37

rakyat semata, tetapi bersifat umum. Ini berarti ayat itu tidak saja ditujukan kepada

rakyat, tetapi juga kepada pejabat pemerintah.40

Hal ini juga berarti bahwa firman Allah SWT yang dibahas tidak hanya

mengandung kewajiban taat kepada Rasul SAW dan Ulil amri, tetapi juga menjadi

dasar keberadaan kekuasaan politik yang dimiliki pemerintah dan keabsahannya.

Keabsahan ulil amri mengandung makna bahwa hukum-hukum dan

kebijaksanaan politik yang mereka putuskan, sepanjang ha! itu tidak bertentangan

dengan al-Quran dan Sunnah, mempunyai kekuatan yang mengikat seluruh rakyat.

Karena itu seluruh rakyat yang menjadi subyek hukum wajib menaatinya.

Keberadaan hukum ini, di samping hukum Tuhan, sebagai hukum positif

memperlihatkan wajah dari tata-hukum yang menjadi bagian dari sistem politik dan

pemerintahan yang dikenal dalam al-Quran41

Adapun mengenai permasalahan wakaf, pemerintah atau ulil amri sendiri telah

memberikan peraturan yang jelas dan di antara peraturan tersebut dicantumkan

adanya kewajiban untuk pencatatan sigbat wakaf. Oleh karena itu kita wajib

menaatinya karena peraturan mengenai pencatatan sighat wakaf tidaklah bertentangan

dengan al-Quran dan Sunnah. Hal ini berakibat pada tidak sahnya perwakafan jika

tidak disertai dengan catatan yang prosedurnya sesuai dengan peraturan ulil amri atau

pemerintah.

"'Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik Da/am Al-Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 3, h. 218

41 Ibid, h. 235.

Page 48: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

38

D. Macam-Macam Wakaf

Sayid Sabiq membagi wakaf dilihat dari segi pengguna atau yang menfaatkan

banda wakaf, menjadi dua macam. Ada kalanya untuk anak c1ucu atau kaum kerabat

dan kemudian sesudah mereka itu untuk orang-orang miskin. Wakaf demikian itu

disebut wakaf ahli atau wakaf dzurri (keluarga) dan kadang-!kadang pula wakaf itu

diperuntukkan bagi kebajikan semata-mata. Wakaf yang demikian dinamakan wakaf

khairi (kebajikan).42 Dengan demikian bisa dikatakan bahwa wakaf ahli adalah wakaf

yang diperuntukkan bagi kepentingan lingkungan keluarga ai:au famili dan kerabat

sendiri. Jadi yang menikmati manfaat benda wakaf ini terbatas kepada yang termasuk

golongan kerabat sesuai dengan ikrar yang dikehendaki wakif.

l. Wakaf Ahli

Wakaf secara hukum dibenarkan berdasarkan hadits Nabi tentang wakaf

keluarga yang dilakukan oleh Abu Thalhah kepada kaum kerabatnya.43

Dalam wakaf ahli, wakif boleh menyerahkan wakaf (pemanfaatan wakaf)

kepada keluarga yang menjadi tanggungannya selama mereka masih hidup. Hal

ini dilakukan untuk mencegah mereka dari kekurangan dalan1 memenuhi

hidupnya. Perbuatan demikian adalah perbuatan yang suci, dan menurut

Rasulullah memberikan kepada yang membutuhkan lebih baik dari pada

42 Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Kuwait: Dar al-Bayan, 1971),jilid Ill, h. 378.

43 Suparman Usman, op.cit., h.35.

Page 49: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

39

memberikan (harta wakat) itu kepada fakir miskin yang bukan keluarga.44

Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya:

"Dan dari Salman bin Amir, dari Nabi saw. Bersabda: 'Sedekah kepada orang msKin berarti satu sedekah. tetapi kepada kerabat mempzmyai nilai ganda

yakni sedekah dan silaturrahmi ". (HR. Ahmad, Jbnu Jv.(ajah, dan Tirmidzi). 45

Pada umumnya ulama menganggap sah kepada keluarga wakif, demikian

pula ulama Malikiyah. Adapun yang menjadi dasar hukum oleh para ulama

adalah praktek perwakafan yang dilakukan oleh para sahabat, antara lain46:

a. Umar bin Khaththab ra. Telah memberikan wakafnya kepada orang-

orang fakir, dzu al-qurba, untuk memerdekakan budak, untuk

berjuang di jalan Allah, untuk tamu, dan untuk orang yang kehabisan

bekal di jalan. Yang dimaksud dengan dzu al-qurba adalah keluarga,

baik yang kaya maupun yang miskin, ahli waris maupun bukan,

karena kata dzu al-qurba bersifat umum dan mencakup keluarga

keseluruhan.

b. Zubair bin Awwam telah mewakafkan rumahnya kepada anak-

anaknya.

44 Asaf A.A. Fyzee, Outlines of Mohammadan law, (Delhi: Oxford Unifersity Press, 1974), h.303-304.

45 Al-Syaukani, op.cit., h. 31.

46 Muhammad Abu Zahrah, Muhadlarahfi al-Waqf, (Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1971), h. 198-199.

Page 50: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

40

c. Abu Thalhah telah mewakafkan hartanya untuk keluarga dan anak­

anak pamannya.

d. Ustman bin Affan mewakafkan hartanya di Khaibar kepada )fan bin

Usman.

e. Zaid bin Tsabit telah mewakafkan rumahnya kepada anak dan

keturunannya.

Pada perkembangan selanjutnya wakaf ahli dianggap kurang dapat

memberikan manfaat bagi kesejahteraan umum karena sering menimbulkan

kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf oleh keluarga yang

diserahi harta wakaf, lebih-lebih kalau keturunan keluarga tersebtu sudah

berlangsung sampai pada anak cucu.47 Untuk lebih kongkritnya bisa kita lihat

dalam fakta sejarah bahwa di beberapa negara yang mayoritas penduduknya

bergama Islam seperti di negara-negara Timur Tengah, wakaf ahli ini setelah

berlangsung puluhan tahun lamanya banyak menimbulkan masalah, terutama

kalau wakaf keluarga itu berupa tnah pertanian. Maksud semula sama dengan

wakaf umum yaitu umtuk berbuat baik kepada orang lain dalam rangka

pelaksanaan amal kebajikan menurut ajaran Islam untuk mendekatkan diri

kepada Allah. Namun kamudian terjadilah penyalahgunaan misalnya

menjadikan wakaf keluarga itu sebagai alat untuk menghindari pembagian atau

pemecahan harta kekayaan kepada ahli waris yang berhak menerimanya setelah

47 Supannan Usman, op.cit., h. 35.

Page 51: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

41

wakif meninggal dunia. Begitu juga wakaf keluarga ini dijadikan alat untuk

mengelakkan tuntutan kreditor terhadap hutang-hutang yang dibuat oleh

seseorang, sebelum ia mewakalkan hartanya itu. Oleh karena itu di beberapa

negara karena penyalahguanan tersebut wakaf keluarga ini kemudian dibatasi

bahkan dihapuskan. Pada tahun 1952 wakaf ahli ini dihapuskan di Mesir.

Demikian juga di beberapa negara lain seperti Turki, Maroko, Aljazair. Benda

wakaf untuk keluarga telah dihapuskan karena pertimbangan dari berbagai segi,

benda wakaf yang demikian tidak produktif dan praktek-praktek penyimpangan

yang terjadi tidak sesuai dengan ajaran agama lslam.4&

2. Wakaf Khairi

Jenis wakaf yang kedua adalah wakaf khairi atau wakaf umum, yaitu

wakaf yang tidak ditujukan kepada orang-orang tertentu, tetapi kepada obyek

kebajikan yang bersifat umum. Kebajikan pada dasarnya berarti taat kepada

Allah, bila kebajikan itu dijadikan sebagai syarat dalam tujuan wakaf maka

berarti wakaf ini harus ditujukan seperti kepada fakir mi skin, yatim piatu, para

ulama, atau kepada sesuatu bukan manusia seperti masjid, sekolah, panti

asuhan, rumah sakit, jalan, jembatan, dan sebagainya. Semua wakaf yang

demikian adalah semata-mata untuk laqarrub/mendekatkan diri kepada Allah.

Bahkan ulama madzhab Syafi'i mengatakan bahwa wakaf juga sah sekalipun

segi pendekatan diri kepada Allah tidak kelihatan seperti berwakaf kepada

'" Nazaroeddin Rahmat, Har/a Waka/, (Jakarta: Bulan Bintang, 1964), h, 60.

Page 52: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

42

orang kaya, kaum dzimmi, dan orang fasik.49 Dalam wakaf yang ditujukan

kepada obyek yang bersifat umum ini menurut ulama Syafi'iyah tidak

diharuskan adanya penerimaan ( qabul) secara khusus.

Jumhur ulama termasuk Imam Abu Yusuf mengatakan bahwa apabila

penerimaan wakaf tidak tertentu seperti masjid telah hancur, sekolah telah rusak

maka otomatis harta wakaf itu menjadi milik fakir miskin sekalipun di dalam

akad tidak disebutkan. Ulama madzhab Syafi'i, Maliki, dan Hanbali sepakat

membolehkan apabila penerima wakaf sudah tidak ada lagi maka harta wakaf

dikemba1ikan kepada keluarga terdekat wakif yang miskin dengan pembagian

yang sama antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini ulama madzhab

Syafi 'i dan Hanbali berpendapat bahwa sekalipllll harta diserahkan kepada

keluarga terdekat wakif yang miskin, namun tidak berarti bahwa fakir miskin

yang bukan kerabat wakif tidak berhak atas harta wakaf t1~rsebut. 50

Dalam kenyataannya, wakaf khairi inilah yang merupakan salah satu segi

dari cara pemanfaatan harta di jalan Allah. Tentllllya bila dilihat dari segi

kemanfaatannya wakaf khari ini merupakan salah satu upaya untuk

mensejahterakan masyarakat umum demi kepentingan kemanusiaan atau

49 Ibid.

50 Depag RI. op.cit., h. 1907.

Page 53: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

43

kepentingan umum, tidak hanya keluarga tertentu saja.51 Wakaf khairi inilah

wakaf yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

E. Nadzir dan Kedudukannya Dalam Wakaf

Nadzir wakaf adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk

memelihara dan mengurus harta sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf.52 Pada

umumnya di dalam kitab-kitab fiqih tidak dicantumkan nadzir wakaf sebagai salah

satu rukun wakaf. Ini dapat dipahami karena wakaf adalah ibadah tabarru '. Namun

demikian memperhatikan tujuan wakaf yang ingin melestarikan manfaat dari benda

wakaf maka kehadiran nadzir sangat diperlukan. Terutama agar harta wakaf itu

berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat berlangsung teru:; menerus, maka harta

wakaf itu harus dijaga, dipelihara, dan jika mungkin dikembangakan. Dilihat dari

tugas nadzir di mana ia berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan, dan

melestarikan manfaat dari harta wakaf, maka jelas bahwa berfungsi atau tidaknya

suatu perwakafan antara lain juga ditentukan oleh keberadaan nadzir.

Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir sebagai salah satu rukun

wakaf namun para ulama sepakat bahwa wakif harus menunjuk nadzir wakaf

(pengawas wakaf) baik nadzir tersebut wakif sendiri mauquf 'alaih atau pihak lain.

Bahkan ada kemungkinan nadzimya terdiri dari dua pihak yakni wakif dan mauquf

'alaihnya. 53

51 Suparman Usman, op.cit., h. 36.

" Mohammad Daud Ali, op. cit., h. 91.

53 Wahbah al-Zuhaili, op.cit. h. 231.

Page 54: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

44

Dalam praktek, sahabat Umar bin Khaththab ketika mewakafkan tanahnya,

beliau sendirilah yang bertindak sebagai nadzir semasa hidupnya. Sepeninggalnya

pengelolaan wakaf diserahkan kepada putrinya Hafshah. Setelah itu ditangani oleh

Abdullah bin Umar, kemudian keluarga Umar yang lain, dan seternsnya berdasarkan

wasiat Umar. 54 Pengangkatan nadzir ini tampaknya ditujukan agar harta wakaf tetap

terjaga dan te1U1Us segingga harta wakaf itu tidak sia-sia.

Pada umumnya ulama membahas masalah nadzir ini dari beberapa segi, yaitu:

1. Orang yang berhak menjadi nadzir, 2. Syarat-syarat nadzir, dan 3. Hak dan

kewajiban nadzir.

I. Orang yang berhak menjadi nadzir

Menurnt golongan Hanafiyah penunjukan nadzir mernpakan hak wakif.

Wakif bisa mengangkat dirinya sendiri sebagai naclzir, jika wakif tidak

menunjuk dirinya untuk menjadi nadzir atau menunjuk orang lain, maka yang

berhak menjadi nadzir adalah orang yang diberi wasiat (jika ada) dan jika tidak

ada maka yang berhak menunjuk nadzir adalah hakim.55

Abdul Wahab Khallaf juga menyebutkan bahwa menurut Abu Yusuf

(pengikut madzhab Hanafi) orang yang paling berhak menentukan nadzir adalah

wakif, dengan alasan bahwa wakif adalah orang yang paling dekat dengan

hartanya. Wakif tentunya berharap agar harta yang diwakafkan itu bermanfaat

54 Muhammad Rawas Qal'ah, Mausu 'ah Fiqh Umar lbn a/-Khauab, (Beirut: Dar al-Nafa1;,, 1989), h. 878.

55 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 231.

Page 55: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

45

terus menerus. Dengan demikian sebenarnya dialah yang paling mengetahui

orang yang mampu mengurus dan memelihara harta yang diwakafkan.56

Menurut Abu Yusuf apabila wakif meninggal dan tatkala ia hidup tidak

menjelaskan kepada siapa wakaf itu dikuasakan maka yang menentukan

masalah nadzir adalah hakim, karena menurutnya hakirn adalah pejabat yang

berwenang untuk membelanjakan harta wakaf apabila wakif tidak dapat lagi

mengurusi harta wakaf. Tetapi menurut Imam Muhammad Hasan Al-Syaibani

bahwa apabila wakif tidak menunjuk nadzir wakaf pada waktu ikrar wakaf,

maka yang berhak mengangkat nadzir adalah mauquf 'alaih. Menurutnya nadzir

bekerja bukan mewakili wakiftetapi mewakili mauquf 'alaih.57

Golongan Malikiyah juga berpendapat bahwa orang yang berhak

mengangkat nadzir adalah wakif. Namun demikian Malik menolak wakif untuk

rnenguasai harta wakaf yang ia wakafkan. Jika wakif menunjuk dan

mengangkat dirinya untuk menjadi nadzir, ha! ini seakan-akan ia mewakafkan

untuk dirinya. Sedangkan golongan Malikiyah berpendapat bahwa wakif tidak

boleh mengambil hasil benda yang diwakafkan. Menurut Jbnu Baththal, waktu

yang lama akan memungkinkan wakif lupa terhadap harta yang diwakafkan dan

apabila ia jatuh rniskin kemungkinan ia akan membelanjakan untuk dirinya

sendiri. Di samping itu jika ia meninggal, ada kemungkinan ahli warisnya

56 Abdul Wahab Khallaf, op.cit., h. 216

57 Ibid.

Page 56: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

46

membelanjakan harta wakaf itu untuk keperluan mereka sendiri jika wakif telah

meninggaL Untuk menghindari hal-hal di atas, golongan lvlalikiyah berpendapat

bahwa wakif harus mengangkat nadzir untuk mengurus harta yang

diwakafkan. 58 Pendapat ini tampaknya didasarkan pada kehati-hatiannya dalam

menetapkan nadzir agar wakaf yang ada tidak menyimpang dari tujuan semula.

Larangan wakif untuk mengangkat atau menunjuk dirinya sebagai nadzir

tidaklah mutlak. Golongan lvlalikiyah membolehkan wakif mengangkat dirinya

sebagai nadzir jika wakif mampu menghindarkan diri dari hal-hal yang

memungkinkan tidak dapat berfungsinya wakaf sebagaimana semestinya seperti

dikemukakan Ibnu Baththal di atas.

Menurut Abu Zahrah, golongan Malikiyah juga memperbolehkan mauquf

'alaihnya mu 'ayyan (tertentu). Kebolehan ini terjadi apabila wakif tidak

menjelaskan kepada siapa penguasaan wakaf itu diberikan.59

Golongan Syafi'iyah berpendapat bahwa nadzir tidak ditentukan oleh

wakif, keeuali wakif mensyaratkan di saat terjadinya wakaf. Menurut

Syafi'iyah, wakif dapat menunjuk atau mengangkat dirinya atau orang lain

sebagai nadzir. Akan tetapi di saat terjadinya wakaf, wakif tidak menunjuk

dirinya maupun orang lain sebagai nadzir, para ulama di kalangan Syafi'iyah

berbeda pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa yang berhak menjadi

58 Muhammad Abu Zahrah, op.cit., h. 319.

59 Ibid, h. 321.

Page 57: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

47

nadzir adalah wakif sendiri dan pengnsaan terhadap harta tetap di tangan wakif.

Pendapat kedua menyatakan bahwa yang menjadi nadzir adalah mauquf 'alaih

dan penguasaan harta wakaf ada pada mauquf 'alaih karnna dialah yang berhak

atas hasil wakaf, sehingga dia pula yang mempunyai kewajiban untuk

memelihara harta wakaf tersebut. Pendapat ketiga menyatakan bahwa yang

berhak mengangkat nadzir adalah hakim karena sesungguhnya tergantung

padanyalah hak mauquf 'alaih. 60 Pendapat ketiga inilah tampaknya yang paling

mudah diterima dan lebih dekat pada kebaikan, karena jika ada masalah yang

berkaitan dengan perwakafan hakim akan mudah mengatasinya.

Menrut golongan Hanabilah yang berhak mengangkat nadzir adalah wakif.

W akif boleh menunjuk dirinya atau orang lain sebagai nadzir ketika ia

mengucapkan ikrar wakaf. Tetapi apabila wakiftidak menunjuk nadzir ketika ia

mewakafkan hartanya sedangkan wakaf itu ditujukan untuk kepentingan umum

misalnya masjid, jembatan, orang-orang miskin, dan sebagainya maka yang

berhak mengangkat nadzir adalah hakim yang beragama Islam. Jika wakaf

ditujukan untuk orang tertentu baik seorang atau lebih :sedangkan wakif tidak

menyebut nadzimya, maka hak nadzir ada pada mauquf 'alaih, karenanya

pengawasan mauquf 'alaih pada harta itu seperti miliknya secara mutlak. Ada

yang berpendapat bahwa hak nadzir ada pada hakim, tetapi pendapat yang

terbanyak mengatakan hak nadzir dalam ha! ini ada pada mauquf 'alaih. Jika

60 Muhammad Abu Zahrah, lac.cit.

Page 58: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

48

mauquf 'a/aihnya tidak berilmu (tidak cakap bertindak hukum), masih kecil

atau gila maka yang berhak menjadi nadzir adalah walinya. 61

Dari pembahasan di atas dapat disimpulakan bahwa pada umumnya para

ulama berpendapat bahwa yang paling berhak menentukan nadzir adalah wakif.

Adapun jika wakif tidak menunjuk nadzir di saat ia melakukan ikrar wakaf pada

umumnya ulama berpendapat bahwa yang berhak mengangkat nadzir adalah

hakim, kecuali sebagian golongan Hanabilah yang berpendapat jika mauquf

'alaihnya mu 'ayyan hak pengangakatan nadzir ada pada mauqz!f 'alaih. Jika

mauquf 'a/aihnya tidak mampu melaksanakan tugasnya, tugas tidak kembali

kepada hakim tetapi kepada wali mauqzif 'alaih.

Wewenang hakim untuk mengangkat nadzir ini kemudian diikuti oleh

beberapa negara yang mengatur praktek perwakafan, te1masuk Indonesia. Hal

ini memang tepat jika dihubungkan dengan makna wakaf itu sendiri.

Pengangkatan nadzir yang dilakukan oleh hakim pada umumnya berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang lebih matang. Di samping itu jika hakim

mengangkat nadzir maka pengawasan hakim terhadap nadzirpun lebih mudah.

2. Syarat-syarat nadzir

Pada dasarnya siapapun dapat menjadi nadzir asalkan ia berhak

melakukan tindakan hukum.62 Akan tetapi karena tugas nadzir adalah

61 Ibid, h. 232.

62 Muhammad Daud Ali, op.cit., h. 92.

Page 59: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

49

menyangkut harta benda yang manfaatnya harus disan1paikan kepada pihak

yang berhak menerimanya, maka jabatan nadzir harus diberikan kepada orang

yang mampu menjalankan tugasnya. Seorang nadzir harus memenuhi kriteria

tertentu sebagai syarat. Adapun sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Seorang nadzir harus mempunyai sifat adil. Jumhur ulama

berpendapat bahwa yang dimaksud adil adalah mengerjakan apa

yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh syari'at.

Tidak disyaratkan nadzir harus laki-laki, karena Umar r.a.,

mewasiatkan agar Hafsah menjadi nadzir dari harta yang

diwakafkannya.63 Golongan Hanafiyah menjadikan adil merupakan

syarat yang utama bagi seorang nadzir, namun tidak berarti bahwa

nadzir yang tidak memiliki sifat adil itu tidak sah pengangkatannya

atau penunjukannya. Sedangkan madzhab Syafi'i menganggap

bahwa adil adalah syarat mutlak bagi seorang nadzir, karena

menurutnya nadzir adalah wali dari harta orang Jain. Oleh karena itu

orang yang diserahi tugas mengurus atau mengelola harta orang lain

tersenut harus bersifat adil. Ahmad bin Hanbal tidak mensyaratkan

adil bagi nadzir wakaf, orang fasik bisa menjadi nadzir asal ia

bertanggung jawab dalam memegang amanah.64 Bila nadzir wakaf

63 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 232.

64 Departemen Agama RI, Ensik/opedi Hukum Islam, 1997, h. 1910.

Page 60: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

50

kebetulan dipegang oleh mauquf 'alaih golongan Hanabilah

mensyaratkan tsiqqah karena hasil wakaf adalah hak mereka.

b. Nadzir harus memilki pengetahuan dan ketrampilan dalam

mengelola harta wakaftermasuk kecakapannya bertindak hukum.65

c. Khusus bagi madzhab Hanbali apabila harta wakaf itu berasal dari

orang muslim disyaratkan nadzimyajuga orang muslim.66

3. Hak dan kewajiban nadzir

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa nadzir adalah pihak yang bertugas

untuk mengurusi dan memelihara wakaf, akan tetapi nadzir tidak mempunyai

kekuasaan mutlak terhadap harta yang diamanatkan kepaclanya.

Seorang nadzir bertugas dan bertanggung jawab memelihara harta wakaf,

mengelola, mengawasi, memperbaiki mengembangkan harta wakaf,

menyalurkan hasil wakaf kepada pihak yang menenmanya, dan

mempertahankan harta wakaf dari gugatan orang lain.67 v

Asaf A.A Fyzee berpenclapat bahwa kewajiban naclzir aclalah

mengerjakan segala sesuatu yang layak untuk menjaga dan mengelola harta.

Sebagai pengawas harta wakaf, naclzir dapat memperkerjakan beberapa wakil

atau pembantu untuk menyelenggarakan urrusan-urnsan yang berkenaan

dengan tugas dan kewajibannya. Naclzir sebagai orang yang berkewajiban

65 Wahbah al-Zuhaili, foe. cit.

66 Departemen Agama RI, foe.cit.

67 Al-Bahuti, op.cit., h. 268.

Page 61: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

51

mengawasi dan memelihara harta wakaf tidak menjuall, menggadaikan, atau

menyewakan harta wakaf kecuali diijinkan oleh hakim atau penguasa atau

pengadilan kaema hakim memiliki wewenang untuk mengontrol kegiatan

nadzir.68

Muhammad Ubaid Al-Kubaisy mengungkapkan bahwa nadzir bertugas

untuk men-tasharnif-kan (membelanjakan) wakaf. Dan men-tasharrufkan

harta wakaf tersebut menurutnya ada yang sifatnya yang wajib dan ada sifatnya

yang jaiz. Yang dinggap wajib diketjakan oleh nadzir adalah mengembangkan

wakaf, melaksanakan hak-hak wakaf dan menjaganya, rnenyalurkan keuangan

wakaf, dan menyampaikan hak-hak mustahiq wakaf. Sedangkan yang sifatnya

jaiz (boleh) dilakukan oleh nadzir antara lain menyewakan wakaf, mengelola

tanah wakaf dengan menanami tanah tersebut dengan berbagai tanaman,

mendirikan bangunan di atas tanah wakaf untuk disewakan, dan merubah

peruntukan wakafjika tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf.09,

Dalam hal menyewakan harta wakaf madzhab Hanafi membolehkan

menyewakan harta wakaf kepada orang lain untuk jangka waktu tertentu, seperti

menyewakan rumah wakaf selama satu tahun atau menyewakan tanah selama

tiga tahun, kecuali ada cara lain yang lebih banyak kemaslahatannya dari

penyewaan dengan jangka waktu yang lama itu. Akan tetipi ada di antara ulama

68 Asaf A.A. Fyzee, op.cit. h. 312.

69 Muhammad Ubaid al-Kubaisy, op.cit. h. 187-203.

Page 62: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

52

madzhab Hanafi yang mengatakan bahwa menyewakan harta wakaf, harta anak

yatim, atau harta baitul ma! dalam waktu yang lama tidak boleh karena ha!

tersebut membawa kepada berubahnya fungsi harta wakaf, kecuali dalam

keadaan yang sangat terpaksa. 70

Menurut ulama madzhab Maliki, nadzir boleh menyewakan harta wakaf

dalam jangka waktu satu sampai dua tahun, apabila hart.a wakaf itu berbentuk

tanah. Tetapi apabila harta wakaf itu sudah tidak berfungsi seperti lahan

pertanian yang sudah berubah menjadi hutan dan memerlukan biaya perbaikan,

maka dibolehkan menyewakan kepada orang lain selama empat puluh sampai

lima puluh tahun. Akan tetapi harga sewa tidak boleh kurang dari harga sewa

yang berlaku umum. Hasil sewaan hart.a wakaf itu menurut mereka tidak

dibagikan kepada yang berhak menerimyanya kecuali harta harta yang

disewakan itu telah kembali ke tangan nadzir. Apabila nadzir membangun

rumah atau menanam pohon di atas tanah wakaf, rumah dan tanaman itu

termasuk hart.a wakaf. Tetapi apabila ada keterangan yang meyakinkan hakim

bahwa rumah dan tanaman itu milik nadzir maka rumah dan tanaman itu

diberikan kepada ahli waris nadzir.

Menurut ulama madzhab Syafi'i, apabila harta wakaf itu disewakan

dengan harga yang lebih rendah dari harga sewaan yang berlaku di daerah

setempat, maka sewa menyewa itu dingaap tidak sah.

70 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 233.

Page 63: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

53

Berbeda dengan ulama madzhab Syafi'i, ulama madzhab Hanbali tetap

memandang sah sewa-menyewa harta wakaf yang lebih rendah dari patokan

hukum, asal saja kekurangan sewaan itu menjadi tanggung jawab nadzir, tetapi

apabila nadzir mereasa ditipu tentang harga sewa, ia berhak menuntut

kekurangannya.

Nadzir mempunyai kewajiban yang cukup berat tanggung jawabnya, juga "

mempunyai hak untuk mendapatkan upah/imbalan dari jerih payahnya asal

sewajamya dan tidak bermaksud untuk memperkaya diri, berdasarkan hadits

Ibnu Umar yang telah dikemukakan pada pembahasan terdahulu. Besamya upah

yang diterima nadzir sesuai ketentuan yang telah ditetapkan wakif atau nadzir.

Menurut golongan Hanafiyah bahwa nadzir berhak mendapatkan gaji

selama ia melaksanakan segala sesuatu yang diminta saat wakaf terjadi.

Besamya gaji bisa sepersepuluh atau seperdelapan, clan sebagainya sesuai

dengan ketentuan wakif. Namun bila wakiftidak menetapkan upah nadzir, maka

hakimlah yang menetapkannya. Besamya upah itu pada umumnya disesuaikan

dengan tugas yang diberikannya.

Madzhab Maliki sependapat dengan golongan Hanafiyah, hanya saja

sebagian golongan Malikiyah berpendapat bahwa jika wakif tidak menentukan

upah nadzir, maka hakim dapat mengambil upah itu dari baitul mal.71

71 Ibid., h. 347.

Page 64: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

54

Adapun golongan Syafi'iyah berpendapat bahwa yang menetapkan gaji

nadzir itu wakif, mengenai jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan wakif. Jika wakif tidak menetapkan upah bagi nadzir menurut

madzhab Syafi'i nadzir tidak berhak mendapatkan gaji. Jika mengharapkan gaji,

nadzir harus mengajukan permohonan kepada hakim. Selama tidak mengajukan

permohonan nadzir tidak berhak mendapatkan gaji tersebut. Jika ia memohon

kedapa hakim, sebagian Syafi'iyah nadzir berhak mendapatkan gaji yang

seimbang, sebagian yang lain menyatakan bahwa ia sebenarnya tidak berhak

memohon gaji kecuali apabila keadaannya sangat membutuhkan. Dalam hal ini

mereka mengqiyaskan tanggung jawab mutawalli/ nadzir terhadap urusan wakaf

itu seorang wali terhadap anak kecil, ia tidak berhak mengambil hartanya

melainkan hanya secukupnya dengan ma'ruf ketika ia memerlukannya. ' 2

Pendapat sebagian golongan Syafi'yah itu berdasarkan firman Allah mengenai

masalah perwalian yang terdapat dalam surat Al-Nisa' ayat 6:

... Jan barang siapa (di antara pemeliharaan ilu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa fakir maka ia boleh memakan harta itu menurut yang ma 'ruf.." (Q.4 (S. Al-Nisa):6).

Menurut Imam Ahmad nadzir berhak mendapatkan upah yang telah

ditentukan oleh wakif. Jika wakif tidak menentukan upah nadzir, di kalangan

72 Ibid. h. 348-349.

Page 65: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

55

Hanabilah ini terdapat dua pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa

nadzir tidak halal mendapatkan upah kecuali hanya untuk makan sepatutnya.

Pendapat kedua meyatakan bahwa nadzir wajib mendapatkan upah sesuai

dengan peke1j aannya. 73

Dari pembahasan dia atas jelas bahwa sebagian besar ulama membolehkan

nadzir menerima upah baik dian1bil dari harta wakaf itu sendiri maupun dari

sumber lain. Jumlah gaji berdasarkan pada situasi dan kondisi di suatu tempat

pada suatu masa dan juga didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh wakif

maupun hakim yang bertugas di wilayah di mana wakaf itu berada.

Dilihat dari tugas dan tanggung jawab di atas nadzir adalah orang yang

berkedudukan sebagai pemegang amanat terhadap pemeliharaan dan

pengurusan harta wakaf sesuai dengan wujud dan tttjuannya dan ia tidak

dibebani resiko yang terjadi atas benda wakaf. Akan tetapi karena sesuatu atau

lain ha! mungkin sekali seseorang dicabut kedudukannya dari jabatannya

sebagai nadzir. Namun untuk mencabut hak atau memecat seorang nadzir tentu

saja harus ada alasan dan sebab-sebab nyata yang membolehkan tindakan

pemecatan tersebut.

Menurut ulama Hanafiyah seorang nadzir harus dipecat bila temyata ia

telah berkhianat atau tidak dapat dipercaya, atau lemah dan tidak dapat

melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dan apabila ia nyata-nyata

73 Ibid., h. 349.

Page 66: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

57

seperti ariyah atau pinjam meminjam. Perbedaanya, dalam kedudukan seperti ariyah

benda ada pada tangan peminjam sebagai pihak yang menggunakan dan mengambil

manfaat benda itu, sedangkan benda dalam wakaf ada di tangan pemilik yang tidak

menggunakan atau mengambil manfaat benda itu. Dengan demikian benda yang

diwakafkan tetap menjadi pemilik wakif sepenuhnya, hanya manfaatnya saja yang

disedekahkan, sehingga pada suatu saat harta wakaf dapat kembali kepada wakif,

begitu pula ia boleh menarik kembali wakafuya kapan saja ia kehendaki. Oleh karena

itu wakaf tidak mempunyai kepastian hukum dalam arti tidak mengikat, kecuali

dalam tiga ha!, yaitu:

1. Hakim memutuskan bahwa wakaf tersebut tetap. Hal ini terjadi jika ada

persengketaan antara wakif dan nadzir. Keputusan hakim tersebut

mempunyai ketentuan hukum yang berlaku dan mesti ditaati.

2. Hakim menggantungkan berlakunya wakaf pada kematian wakif.

Misalnya wakif mengatakan: "jika aku mati, maka aku wakafkan

rumahku", maka wakaf itu hams dilaksanakan sebagaimana wasiat (yang

dilaksanakan setelah wakif meninggal dunia), dan

3. Apabila seseorang menjadikan wakafnya itu sebagai masjid dan ia

mengijinkan di dalam wakaf itu untuk shalat. Apabila sudah ada seseorang

saja yang shalat di masjid itu, menurut Abu Hanifah, hilanglah

Page 67: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

58

kepemilikan harta benda tersebut dari wakif. Penetapan ketentuan tersebut

tidak bertentangan dengan ketentuan Allah. 76

Dalam ha! ini Abu Hanifah mendasarkan argumennya dengan hadits Nabi yang

berbunyi:

uc ~ ';J rL _, .y1:. Ali I ~ Ali I J _,...., _) ~ : ,Jl.9 lY'l.,ic 0,il uc ulsy•·a w 3 ~ uc ~ U:i! ~ o~ r1, d.::-3 jc Ali\ u-OJI_)

77(~)~\ 0\3_)) uari Jbnu Abbas bahwa Rasu/ullah saw. bersabda: 'Tidak ada penahanan

dari ketentuan-ketentuan Allah', berkata Ali ra.: 'Hadits ini tidak disandarkan kepada siapapun kecuali kepada Jbnu Luhai 'ah dari saudaranya, dan keduanya lemah ". (HR. Daru Quthni).

Berdasarkan hadits di atas Abu Hanifah berpendapat bahwa seandainya wakaf -

itu adalah mengeluarkan harta yang diwakafl<an dari pemilikan wakif, niscaya ha! itu

merupakan penahanan dari ketentuan-ketentuan Allah, karena pada harta itu

terkandung hak ahli waris yang termasuk ketentuan-ketentuan Allah. Akan tetapi

Wahbah a-Zuhaili menyatakan bahwa maksud sabda Rasulullah tersebut adalah

membatalkan sistem waris yang ada pada zaman Jahiliyah yang membatasi wakaf

hanya pada kaum pria dewasa saja, di sisi lain mengenyampingkan wanita dan anak-

anak, selain hadits itu sendiri adalah dha 'if (lemah).78

76 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 153.

77 Ali bin Umar ad-Daruqutny, op.cit., h. 33

78 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 154.

Page 68: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

59

Selain hadits di atas, Abu Hanifah juga mengemukakan hadits lain yang

mendukung pendapatnya, yaitu hadits dari Abu Aun dari Syuraih berkata:

"Rasu/ullah telah datang dengan menjual 'habs" (HR. Baihaqi).

Atas dasar inilah Abu Hanifah menyimpulkan bahwa menjual harta yang telah

diwakafkan itu hukumnya mubah. Abu Hanifah menyatakan apabila Rasulullah

datang dengan hat demikian (menjual habs atau wakaf) maka tidaklah perlu

menciptakan habs atau wakaf yang lain, sebab wakaf itu artinya menahan 'ain,

sedangkan wakaf tidak disyari'atkan. Akan tetapi menurut Wahbah al-Zuhaili hadits

di atas tidak mungkin menunjuk kepada apa yang dimaksudkan Abu Hanifah karena

al-habs yang dilarang adalah sesuatu yang ditahan untuk patung dan berhala,

sedangkan Rasulullah datang untuk menghapuskan pemujaan terhadap berhala.

Adapun wakaf menurutnya adalah suatu anjuran yang ada dalam sistem ajaran agama

Islam.80 Begitu juga ulama lain tidak menjadikan hadits ini sebagai dasar hukum

perwakafan,

Jika diperhatikan dalil yang dipergunakan oleh Abu Hanifah untuk mendukung

pendapatnya bahwa wakaf boleh dijual atau ditarik kembali tampak kurang kuat. Hal

ini disebabkan hadits yang pertama yang berkenaan dengan masalah warisan,

· Abu Bakar Ahmad Al-Baihaqi, Sunan a/-Kubra, (India: Dairah al-Ma'arif al-Usmaniyah, 1352 1-1), h. I 63.

'0 Wahbah al-Zuhaili, op.cit.,h. 154.

Page 69: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

60

sedangkan hadits kedua berkenaan dengan penghapusan pemujaan terhadap berhala.

Namun demikian ada kemungkinan Abu Hanifah berpendapat bahwa wakaf dapat

ditarik kembali dengan maksud agar ahli waris tidak terlantar, karena seseorang tidak

diperbolehkan untuk memberikan wakaf yang merugikan ahli waris. Oleh karena itu

Abu Hanifah menguatkan pendapatnya dengan hadits yang berkenaan dengan

masalah warisan.

Menurut golongan Malikiyah, wakaf berarti pemilik harta memberikan manfaat

harta yang dimiliki bagi mustahiq. Harta tersebut dapat berupa benda yang disewa,

kemudian hasilnya diwakafkan. Oleh karena itu wakaf tida'k mesti dilembagakan

secara abadi dalam arti muabbad dan boleh saja diwakafkan untuk tenggang waktu

tertentu yang disebut muaqqad. Maka golongan Malikiyah memperbolehkan manfaat

wakaf dari sesuatu yang disewa dan karenanya mereka berpendapat bahwa syarat

wakaf tidak harus abadi. Namun demikian wakaf tidak boleh ditarik di tengah

perjalanan, dengan kata lain wakif tidak boleh menarik ikrar wakafnya sebelum ha bis

tenggang waktu yang telah ditetapkan. Kiranya disinilah ktak adanya kepastian

hukum (lazim) dalam perwakafan menurut Imam Malik, yaitu kepasitan hukum yang

mengikat berdasarkan suatu ikrar. 81 Mereka memberi dalil mengenai tetapnya

pemilikan ha.rang yang diwakafkan berdasarkan hadits dari Ibnu Umar yang

diriwayatkan Imam Muslim dan Shahih Muslim, di mana dalam hadits tersebut

81 Djuhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah, Pemikiran, Hukum, dan Perkembangannya, (Bandung: Yayasan Piara, 1995), h. 18.

Page 70: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

61

Rasulullah bersabda: " ..... jika engkau mau tahanlah aslinya dan sedekahkan

(manfaatkan) .... ".

Hal ini menunjukkan bahwa yang disedekahkan itu hanya hasilnya, dengan

demikian harta yang diwakafkan tetap menjadi milik wakif. Hanya saja ia dilarang

untuk men-tasharruf-kan dalam bentuk usaha pemilikan pac.la pihak lain, ia tidak

menjual, menghibahkan, atau mewariskan harta wakaf. Pemahanan ini bersumber

dari hadits lbnu Umar juga, " ..... agar tidak dijual, dihibahkan, dan tidak

diwariskan ... ". 82

Hal ini berbeda dengan golongan Hanafiyah bahwa wakif boleh menarik harta

yang diwakafkan dan boleh menjualnya kecuali hakim menetapkan wakaf itu tidak

boleh ditarik kembali. Adapun alasan madzhab Maliki mengenai keabsahan wakaf

untuk sementara waktu adalah berdasarkan atas kenyataan tidak adanya dalil yang

mengharuskan wakaf itu bersifat kekal atau abadi (muabbad). 8'

Dari uraian di alas dapatlah diambil kesimpulan bahwa sebenarnya pendapat

golongan Malikiyah ini ada kelebihannya, yakni orang ingin berwakaf tidak harus

menunggu orang bersangkutan memiliki benda yang akan diwakafkan, akan tetapi

cukup menyewa benda yang akan ia wakafkan hasilnya. Hal ini jelas banyak

manfaatnya terutama untuk memelihara harta wakaf yang ada. Akan tetapi di sisi lain

pendapat ini akan menyebabkan lemahnya lembaga wakaf di samping tidak sesuai

82 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 156.

83 Djuhaya S. Praja, lac. cit.

Page 71: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

62

pendapat sebagian besar ularna babwa benda yang diwakafkan harus tetap dzatnya

dan dapat dimanfaatkan terus menerus.

Madzhab Syafi'i dengan tegas berpendapat bahwa pemilikan atas harta wakaf

telab berpindah kepada Allab, bukan lagi milik wakif, bukan pula milik mauquf

'alaih. Manfaat atau hasil harta wakaf adalab sepenuhnya untuk mauquf 'alaih. 84

Status pemilikan harta wakaf seperti pendapat Imam Syafi'i , bertolak dari

pendapat Syafi'i babwa status hukum wakaf dan al-itq (pembebasan atau

memerdekakan budak) adalab sama. Ia menyamakan keduanya berdasarkan qiyas.

Keduanya dianggap mempunyai kesarnaan ii/at yaitu kemerdekaan dalam al-itq sarna

dengan mengeluarkan harta milik dalam perwakafan. · Dalam ha! ini · terdapat

perbedaan pendapat antara al-Syafi 'i dengan pengikut madzhab Hanafi. Pendapat

yang disanggah pengikut madzhab Hanafi ialah pengqiyasan kata atau bentuk

analogi "kemerdekaan budak" dengan "mengeluarkan milik benda wakaf'

dikembalikan kepada hukum asalnya yaitu milik Allah, karena ia memang milik

Allab. Milik Allab tidak kembali kepada pemilik-Nya. Sedangkan benda wakaf

merupakan milik wakif dan akan kembali kepada pemilik asa.lnya yaitu wakif. Abu

Hanifah mendasarkan argumennya atas ra yu yang didasarkan atas konsep wakafuya

yaitu habs al- 'ain 'ala milk al-waqif. Hal ini berkaitan dengan pengertian milik dalarn

teori Abu Hanifab. Menurutnya, milik, adalab milik sepenuhnya. Oleh karenanya

benda wakaf akan kembali kepada hukum asalnya yaitu milik wakif, karena ia

84 Al-Syarbini, op.cit., h. 389.

Page 72: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

63

memang milik wakifakan kembali kepada wakif.85 Sementara Syafi'i berpegang pada

persamaan antara kedua status hukum institusi dari segi adanya bentuk penyerahan

benda atau harta kepada Allah, sehingga harta itu menjadi milik Allah. Status hukum

harta kembali kepada asalnya yakni milik Allal1. Di samping itu dalam hukum Islam

pada prinsipnya tidak mengakui hak milik seseorang (individu) atas suatu benda

secara mutlak. Karena hak mutlak tersebut semata-mata milik Allah. 86 Oleh karena

itu dalam kedua kasus tersebut (wakaf dan a/-itq) terdapat persamaan yaitu pelepasan

milik si wakif menjadi milik Allah dan pelepasan atau memerdekakan sehingga milik

Allah.

Sejalan dengan madzhab Syafi'iyah di atas, madzhab Hanbali berpendirian

bahwa apabila suatu wakaf itu sudah sah maka hilanglah atau lepas sudah hak

pemilikan dari wakif. Lebih lanjut menurut madzhab Hanball, bila wakaf itu untuk

masjid dan sejenisnya yang bermanfaat untuk kepentingan umum seperti sekolah, jal,

jembatan, dan sebagainya maka pemilikan atas harta wakaf itu berada di sisi Allah,

sedangkan bila wakaf itu diperuntukkan untuk orang tertentu maka pemilikannya di

tangan mauquf 'a/aih.

Memang kalau dipertimbangkan lebih jauh, pendapat yang tetap

mempertahankan hak pemilikan bagi wakif terasa kurang tepat dan kurang relevan

dengan tujuan wakaf itu sendiri. Pendapat semacam ini akan menghadapi kesulitan di

85 Djuhaya S. Praja, op.cit. h. 16

86 Suparman Usman, op. cit. h. 20.

Page 73: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

64

kemudian hari, terutama bila orang yang berwakaf itu sudah meninggal dunia, sebab

bila wakif sudah meninggal maka akan timbul masalah, yaitu siapakah pemilik harta

wakaf itu, apakah harta itu akan berpindah kepada ahli waris untuk dibagi kepada

mereka, sangat mungkin pula karena soal kewarisan, ha! tersebut akan menimbulakn

sengketa di antara ahli warisnya. Keadaan seperti ini tentu tidak wajar terjadi pada

benda wakaf. Bila demikian halnya fungsi wakaf sebagai amal jariyah yang mestinya

bersifat langgeng dan abadi tidak menjadi kenyataan. Tegasnya harta yang sudah

diwakafkan memang seharusnya menjadi milik Allah yang manfaat selama-lamanya

untuk orang yang menghajatkan atau untuk keperluan agama.

Meskipun demikian para ulama sepakat bahwa wakaf masjid termasuk dalam

bab pembebasan dan pelepasan, karena masjid adalah milik Allah SWT.87

Dengan terdapatnya perbedaan pendapat dan argumen tentang wakaf antara satu

ulama dengan ulama yang lain, tidaklah mengherankan apabila penentuan sah

tidaknya wakaf juga terdapat perbedaan pendapat di antara mereka, namun perbedaan

yang ada adalah dalam hal-hal yang bukan prinsip. Dalam hal-hal yang pokok ada

ukuran-ukuran yang disepakati oleh sebagian besar ulama.

87 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 156.

Page 74: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

BAB III

PERW AKAFAN DALAM HUKUM POSITIF

A. Pengertian Wakaf

Pengertian wakafmenurut apa yang dirumuskan dalam pasal 1 ayat (1) UU No.

41Tahun2004 Tentang Wakafadalah:

"Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syari'ah".

Dari pengertian wakaf di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cakupan wakaf

meliputi:

I. Harta benda milik wakif.

2. Harta benda tersebut memiliki daya tahan yang lama dan/atau manfaat

jangka panjang.

3. Haita benda tersebut dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

tertentu.

4. Manfaat dari haita benda tersebut untuk keperluan ibadah atau untuk

kepentingan ibadah sesuai dengan syari'ah.

Menurut pengertian UU Wakaf ini bahwa objek pajak wakaftidak hanya berupa

tanah milik sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977

Page 75: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

66

Tentang Perwakafan Tanah Milik. Objek wakaf menurut undang-undang ini lebih

luas cakupannya.

Sedangkan pengertian wakif dalam undang-undang ini di dalam pasal I ayat (I)

adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. Pihak di dalam pengertian

tersebut meliputi perseorangan atau sekelompok orang atau badan hukum.

Bila dilihat dari macam wakaf yaitu wakaf ahli dan wakaf khairi yang telah

dijelaskan pada bab terdahulu, maka wakaf dalam UU Wakaf ini merupakan wakaf

khairi atau wakaf umum yaitu ditujukan untuk kepentingan umum seperti masjid,

madlarasah, rumahsakit, dan lain sebagainya. Hal ini terlihat dalam pengertian di atas

dalam kalimat "guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut

syari'ah".

Wakaf umum ini sejalan dengan perintah agama yang secara tegas

menganjurkan untuk menafkahkan sebagian kekayaan orang Islam untuk kepentingan

umum yang lebih besar manfaatnya dan mempunyai nilai pahala yang tinggi. Artinya

meskipun wakif sudah meninggal dunia ia akan tetap menerima pahala wakaf,

sepanjang benda yang diwakafkan tersebut masih bisa dipergunakan.

B. Dasar Hukum Wakaf

Di Indonesia, selain bersumber kepada agama, juga bersumber pada hukum

positif, yang merupakan haswil pemikiran pakar hukwn di lndinesia. Bila

diinventarisir sampai sekarang bernagai perangkat peraturan yang mengatur masalah

perwakafan.

Page 76: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

67

Adijani al-Alabij mengelompokkan pada 14 peraturan seperti yang dimuat

dalam buku Himpunan Perundang-undangan Perwakafan Tanah diterbitkan

Departemen Agama RI, sebagai berikut':

1. UU No. 5 Tahun 1960 tanggal 24 September 1960 Tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria. Pasal 49 ayat (1) rnemberi isyarat bahwa

"Perwakafan Tanah Milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

2. Peraturan Pemerintah No. l 0 Tahun 1961 tanggal 23 Maret 1961 Tentang

Pendaftaran Tanah. Karena peraturan ini berlaku umum, maka terkena

juga di dalamnya mengenai pendaftaran tanah wakaf.

3. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1963 tanggal 19 Juni 1963 Tentang

Penunjukan Badan-Badan Hukum yang dapat Mempunyai Hak Milik Atas

Tanah. Dikeluarkannya PP No. 38 tahun 1963 ini adalah sebagai satu

realisasi dari apa yang dimaksud oleh pasal 21 ayat (2) UUPA yang

berbunyi: "Oleh pemerintah ditetapkan badan-badan hukum yang

mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya".

Pasal 1 PP No. 38 tahun 1963 selain menyebutkan bank-bank Negara (huruf a)

dan perkumpulan-perkumpulan koperasi pertanian (huruf b) sebagai badan-badan

yang dapat mempunyai hak milik atas tanah, selanjutnya disebutkan pula:

1 Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.29.

Page 77: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

68

c. Badan-badan keagamaan, yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/ Agraria,

setelah mendengar Menteri Agama;

d. Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/Agraria, setelah

mendengan Menteri Kesejahteraan Sosial.

4. Peraturan Pemerintal1 No. 28 Talmn 1977 tanggal 17 Mei I 977 Tentang

Perwakafan Tanah Milik.

Seperti dinyatakan dalam konsiderannya pada bagian Menimbang,

huruf c, maka Peraturan Pemerintah ini dikeluarkan untuk memenuhi apa yang

telah ditentukan oleh pasal 14 ayat (I) huruf b dan pasal 49 ayat (3) UU No. 5

Tahun 1960.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun I 977 tanggal 26 November

1977 Tentang Tata Pendaftaran Tanah mengenai Perwakafan Tanah Milik.

Untuk keperluan pembuktian yang kuat, maka tanah-tanah yang

diwakafkan perlu dicatat dan didaftarkan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Pemerintah No. 10 Tahun 1961.

6. Peraturan Menteri Agama No. I Tahun I 978 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Pemenrintah No. 28 Tahun 1977 tanggal 10 Januari

1978 Tentang Perwakafan Tanah Milik.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 1978 tanggal 3 Agustus

1978 Tentang Penambahan Ketentuan mengenai Biaya Pendaftaran Tanah

untuk Badan-Badan Hukum tertentu pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri No. 2 Tahun I 978.

Page 78: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

69

Pasal 4a ayat (2) Permendagri No. 12 Tahun 1978 ini menentukan: "Untuk

badan-badan hukum sosial dan keagamaan yang ditunjuk oleh Menteri Dalam

Negeri atas pertimbangan Menteri yang bersangkutan, berlaku ketentuan biaya

pendaftaran hak dan pembuatan sertifikat sebagai yang ditetapkan dalam Bab II,

sepanjang tanah yang bersangkutan dipergunakan untuk keperluan yang

langsung berhubungan dengan kegiatan sosial atau keagamaan".

Yang dimaksud dengan tanah untuk keperluanm kegiatan sosial atau

keagamaan tersebut di atas, tentu termasuklah tanah wakaf. Dan seperti

ditegaskan oleh ayat (I) pasal 4a ini, maka bagi badan hukum selain badan

hukum sosial dan keagamaan dikenakan biaya pendaftaran hak dan pembuatan

sertifikat sebesar 10 kali tarif yang ditetapkan dalam Bab II.

8. Instruksi Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 1

Tahun 1978 tanggal 23 Januari I 978 Tentang Pelaksanan Peraturan

Pemerintah No. 28 Tahun I 977 Tentang Perwakafan Tanah Milik.

Instruksi ini ditujukan kepada para Gubernur Kepalla Daerah Tingkat I dan

Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama di seluruh Indonesia.

9. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No. Kep/D/75/78

tanggal I 8 April 1978 Tentang Formulir dan Pedoman Pelaksanaan

Peraturan-Peraturan Tentang Perwakafan Tanah Milik.

l 0. Keputusan Menteri Agama No. 73 Tahun I 978 tanggal 9 Agustus 1978

Tentang Pendelegasian Wewenang Kepala Kantor Wilayah Departemen

Agama Provinsi/Setingkat di Seluruh Indonesia untuk

Page 79: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

70

Mengangkat/Memberhentikan Setiap Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf(PPAIW).

11. Instruksi Menteri Agama No. 3 Tahun 1979 tanggal 19 Juni 1979 Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama No. 73 Tahun 1978.

12. Surat Dierjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D JUSEd/14/1980 tanggal

25 Juni 1980 Tentang Pemakaian Bea Materai dengan Lampiran Surat

Dirjen Pajak No. S-629/PJ.331/1980 tanggal 29 Mei 1980 yang

menentukan jenis formulir wakaf mana yang bebas materai, dan jenis

formulir mana yang dikenakan bea materai, dan berapa besar bea

materainya.

13. Surat Di~jen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D II/5Ed/07/1981 tanggal

17 Februari 1981 kepada Gubemur Kepala Daerah Tingkat I di seluruh

Indonesia, tentang Pendaftaran Perwakafan Tanah Milik dan permohonan

keringanan alas pembebasan dari semua pembebanan biaya.

14. Surat Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D lll/5/Ed/11 /1981 tanggal

16 April 1981 tentang Petunjuk Pemberian Nomor pada Formulir

Perwakafan Tanah Milik.2

Selain berbagai peraturan, instruksi dan edaran seperti disebut terdahulu, secara

khusus masih ada instruksi dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Baral,

2/bid, h.29-32.

Page 80: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

71

Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Aceh dan DK! Jakarta

mengenai pendaftaran tanah wakaf di daerah masing-masing.

Selain itu ada tiga ketentuan lagi yang membicarakan mengenai perwakafan di

Indonesia. Pertama, Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang rnerupakan hasil ijtihad

para ulama di Indonesia. Tentang wakaf diatur pada Buku III. Kedua, Instruksi

Bersarna Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1990

atau No. 24 Tahun 1990 mengenai Target Pensertifikatan Tanah Wakaf pada Pelita

v.

Selain peraturan dan perundangan di atas, pada tahun 2004 Pemerintah

Republik Indonesia mengeluarkan undang-undang khusus yang berkaitan dengan

perwakafan di Indonesia, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf.

C. Tujuan, Fungsi, Unsur dan Syarat Wakaf

UU No. 41 Tahun 2004 ini menyebutkan tujuan wakaf di dalam pasal 4 yang

berbunyi: "Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan

fungsinya".

Adapun fungsi wakaf sebagaimana tercantum dalam unclang-undang ini pasal 5

adalah· mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk

kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Sedangkan unsur-unsur wakaf terdapat pada pasal 6 Undang-Undang No. 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf yang menyebutkan bahwa wakaf dilaksanakan dengan

memenuhi unsur wakaf sebagai berikut:

Page 81: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

72

I. Wakif;

2. Nadzir;

3. Barta benda wakaf;

4. lkrar wakaf;

5. Peruntukan harta benda wakaf;

6. Jangka waktu wakaf.

I. Wakif

Pada pasal 1 ayat (2) UU No. 41 Tahun 2004 ini menyebutkan bahwa

yang dimaksud dengan wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda

miliknya. Yang termasuk wakif, sebagaimana dijelaskan dalam undang-undang

ini pasal 7, adalah meliputi:

a. Perseorangan;

b. Organisasi;

c. Badan hukum.

Adapun yang menjadi persyaratan bagi wakif dijelaskan pada pasal 8 UU

No. 41 Tahun 2004, yaitu:

l. Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a hanya

dapat melakukan wakaf apabila memenuhi persyaratan:

a. Dewasa;

b. Berakal sehat;

c. Tidak terhalang melakukan perbuatan hokum; dan

Page 82: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

73

d. Pemilik sah harta benda.

2. Wakif organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b hanya

dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk

mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran

dasar organisasi yang bersangkutan.

3. Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf c hanya

dapat melakukan wakaf apabila memenuihi ketentuan badan hukum untuk

mewakafkan harta benda wakaf milik badan hukum sesuai dengan

anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan.

2. Nadzir

Menurut UU No. 41Tahun2004 pasal 1 ayat (4) nadzir adalah pihak yang

menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan

sesuai dengan peruntukannya.

Pada pasal 9 undang-undang ini dijelaskan bahwa nadzir meliputi

a. Perseorangan;

b. Organisasi; atau

c. Badan hukum.

Seperti dikemukakan di atas bahwa keberadaan nadzir dalam mengelola

dan mengembangkan benda wakaf sangat penting dani menentukan. Sebagai

pihak yang dipercaya untuk memelihara dan mengelola benda wakaf, nadzir

harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana tertuang dalam pasal I 0, yaitu:

Page 83: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

74

(l) Perseorangan sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi

nadzir apabila memenuhi persyaratan:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Beragama Islam;

c. Dewasa;

d. Amanah;

e. Marnpu secara jasmani dan rohani; dan

f Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.

(2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b hanya dapat

menjadi nadzir apabila memenuhi persyaratan:

a. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan

nadzir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ); dan

b. Organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,

kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.

(3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalarn pasal 9 huruf c hanya dapat

menjadi nadzir apabila memenuhi persyaratan:

a. Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan

nadzir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat ( J ); dan

b. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku; dan

c. Badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang social,

pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.

Page 84: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

75

Dalam ha! kewajiban dan hak-hak nadzir, UU No. 41 Tahun 2004

menjelaskan, pada pasal 42, nadzir wajib mengelola dan mengembangkan harta

benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya. Secara jelas pasal

11 menyebutkan tugas nadzir sebagai berikut:

a. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;

b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan

tujuan, fungsi, dan peruntukannya;

c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaflndonesia.

Dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban nadzir sebagaimana

disebutkan terdahulu, sebagai imbalan dari beban yang ditanggungnya ia

mempunyai hak-hak sebagaimana tercantum dalam pasal 12 UU No. 41 Tahun

2004, yaitu: "Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal

11, nadzir dapat menerima imbalan dari basil bersih ata~; pengelolaan dan harta

benda wakafyang besarnya tidak melebihi 10% (sepuluh persen).

3. Harta Benda Wakaf

Yang dimaksud dengan harta benda wakaf, sebagaimana pasal I ayat (5)

UU No. 41 Tahun 2004, adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama

dan/atau menfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut

syari'ah yang diwakafkan oleh wakif. Pasal 15 UU No. 41 Tahun 2004 juga

menyebutkan bahwa harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila

dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah.

Page 85: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

76

Adapun ketentuan tentang benda wakaf ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa wakaf adalah sesuatu yang bersifat suci, bahkan menurut Muhammad

Daud Ali selain suci juga abadi. Karena itu bcnda yang dapat dijadikan wakaf

selain dari statusnya sebagai hak milik sempuma juga harus bersih artinya tidak

menjadi tanggungan hutang atau hipotek, tidak dibebani oleh beban-beban atau

jaminan lainnya dan tidak pula dalam ikatan, sitaan, maupun sengketa.

Sedangkan jenis-jenis harta benda wakaf disebutkan pula secara terperinci

di dalam pasal 16 UU No. 41 Tahun 2004, yaitu:

(1) Harta benda wakaf terdiri dari:

a. Benda tidak bergerak; dan

b. Benda bergerak.

(2) Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a

meliputi:

a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­

undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum

terdaftar;

b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di alas tanah

sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuau dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 86: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

77

e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari' ah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf b adalah harta

benda yang tidak bias habis karena dikonsumsi, meliputi:

a. Uang;

b. Logam mulia;

c. Surat berharga;

d. Kendaraan;

e. Hak alas kekayaan intelektual;

f. Hak sewa; dan

g. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari' ah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pada UU No. 41 Tahun 2004 ini juga menyebutkan wakaf benda bergerak

berupa uang yang tertuang dalam pasal 28 yang berbunyi: "Wakif dapat

mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syari'ah

yang ditunjuk oleh menteri".

Mengenai lembaga keuangan syari'ah di jelaskan di dalam Penjelasan

Atas UU RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, yaitu badan hokum Indonesia

yang bergerak di bidang keuangan syari'ah.

2. Ikrar Wakaf

Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 pasal I ayat (3) menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang

Page 87: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

78

diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada nadzir untuk mewakafkan harta

benda miliknya.

Pada pasal 17 UU No. 41 Tahun 2004 disebutkan bahwa:

( 1) lkrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nadzir di hadapan PPAIW

dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

(2) lkrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dinyatakan secara lisan

dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

Yang dimaksud dengan Pejabat Pembuat Akta lkrar Wakaf (PPAIW),

sebagaimana termuat dalam pasal I ayat (6) UU No. 41 Tahun 2004, adalah

pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar

wakaf. Sedangkan lebih jelasnya dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Agama

No. 1 Tahun 1978 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 28

Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik, yaitu tertuang dalam Pasal 5

yang berbunyi:

(I) Kepala KUA ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf.

(2) Administrasi perwakafan diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama

Kecamatan.

(3) Dalam suatu ha! kecamatan tidak ada Kantor Urusan Agamanya, maka

Kepala Kanwil Depag menunjuk Kepala KUA tcrdekat sebagai Pejabat

Pembuat Akta Ikrar Wakaf.

Pasal 18 dan 19 undang-undang ini menyatakan: "Dalam ha! wakif tidak

dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak dapat hadir dalam

Page 88: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

79

pelaksanaan ilaar wakaf karena alasan yang dibenarkm1 oleh hukum, wakif

dapat menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 ( dua) orang

saksi", "Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif, atau kuasanya

menyerahkan surat dan/atau bukti kepemilikan atas harta benda wakaf kepada

PPAIW".

Menurut ketentuan pasal tersebut di atas wakaf harus dilakukan di

hadapan PPAIW dan disaksikan oleh sedikitnya dua orang saksi dengan ikrar

yang jelas dan tegas. Namun dalam kondisi yang tidak memungkinkan karena

sesuatu hal seingga ia tidak dapat menyatakan ikrar wakaf atau tidak dapat

hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang dibenarkan oleh

hukum, maka ia dapat menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat

oleh dua orang saksi.

Adapun mengenai saksi dalam ikrar wakaf dijelaskan lebih lanjut dalam

pasal 20 UU No. 41 Tahun 2004, yaitu harus memenuhi persyaratan:

a. Dewasa;

b. Beragama Islam;

c. Berakal sehat;

d. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.

3. Peruntukan Barta Benda Wakaf

Pasal 22 UU No. 41 Tahun 2004 menyebutkan bahwa dalam rangka

mencapai tujumi dan

diperuntukkan bagi:

fungsi wakaf, harta benda wakaf hmiya dapat

Page 89: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

80

a. Sarana dan kegiatan ibadah;

b. Sarana dan kegiatan pendidikan se11a kesehatan;

c. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;

d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau

e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan

dengan syari'ah dan peraturan pernndangan-undangan.

Adapun penetapan pernntukan harta benda wakaf dilakukan oleh wakif

pada pelaksanaan ikrar wakaf, dan jika wakif tidak menetapkan pernntukan

harta benda wakaf, maka nadzir dapat menetapkan peruntukan harta benda

wakaf yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf, ha! ini diatur

dalam pasal 23 UU No. 41 Tahun 2004 ini.

D. Pendaftaran Dan Pengumuman Barta Benda Wakaf

Pendaftaran dan pengumuman harta benda wakaf diatur oleh pasal 32 s/d pasal

39 UU. No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Setelah selesai Akta Ikrar Wakaf, maka PPAIW atas nan1a nadzir mendaftarkan

harta benda wakaf kepada instansi yang berwenang paling larnbat 7 (tujuh) hari kerja

sejak akta ikrar wakaf ditandatangani. Dalam pendaftaran harta benda wakaf tersebut

PP AIW menyerahkan:

I. Salinan akta ikrar wakaf;

2. Surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.

Setelah ha! tersebut terlaksanan maka instansi yang berwenang menerbitkan

bukti pendaftaran harta benda wakaf, kemudian bukti pendaftaran tersebut

Page 90: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

81

disampaikan oleh PPAIW kepada nadzir. Yang dimaksud dengan bukti pendaftaran

harta benda wakaf, sebagaimana tercantum di dalam Penjelasa.n Atas UU. RI No. 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf, adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh instansi

pemerintah yang berwenang yang menyatakan harta benda wakaf telah terdaftar dan

tercatat pada Negara dengan status sebagai harta benda wakaf.

Adapun jika terjadi harta benda wakaf tersebut ditukar atau dirubah

peruntukannya, maka nadzir melalui PP AIW mendaftarkan k1~mbali kepada instansi

yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas benda wakaf yang ditukar atau

dirubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan yang bcrlaku dalam tata cara

pendaftaran harta benda wakaf.

Mengenai instansi yang berwenang dijelaskan di dalam Penjelasan Atas UU RI

No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, dengan perincian sebagai berikut:

I. Instansi yang berwenang di bidang wakaf tanah adalah Badan PErtanahan

Nasional;

2. Instansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang

adalah instansi yang terkait dengan tugas pokoknya;

3. Instansi yang berwenang di bi dang benda bergerak selain uang yang tidak

terdaftar (unregistered goods) adalah Bad an Wakaf Indonesia;

Jika tata cara pendaftaran harta benda wakaf tersebut di atas sudah terlaksana,

maka Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengadministrasikan pendaftaran harta

benda wakaf, kemudian mengumumkan kepada masyarakat harta benda wakaf yang

telah terdafta tersebut kepada masyarakat.

Page 91: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

82

E. Perubahan Status Harta Benda Wakaf

Dalam sebuah hadits Nabi saw. Yang lazim digunakan sebagai landasan

perwakafan telah dijelaskan bahwa benda wakaf tidak dapat diperjual belikan,

dihibahkan, dan diwariskan. Dengan demikian perubahan yang dilakukan terhadap

benda wakaf tidak dapat dilakukan.

Mengenai hal ini juga dijelaskan dalam pasal 40 UU No. 41 Tahun 2004, yaitu

harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:

a. Dijadikanjaminan;

b. Disita;

c. Dihibahkan;

d. Dijual;

e. Diwariskan;

f. Ditukar; atau

g. Dialihkan dalam bentuk penglihan hak lain.

Akan tetapi terdapat pengecualian mengenai pelarangan perubahan peruntukan

harta benda wakaf, ha! ini diuraikan dalam pasal 41 yang berbunyi:

(I) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 huruf f dikecualikan

apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk

kepentingan umwn sesuai dengan rencana wnum tata ruang (RUTR)

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan syari' ah.

Page 92: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

83

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (!) hanya dapat

dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan

Badan Wakaflndonesia.

(3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan

pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (I) wajib ditukar dengan

harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang-kurangnya sama

dengan harta benda wakaf semula.

( 4) Ketentuan mengenai perubahan status harta benda wakaf sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.

F. Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf

Dalam pasal 42 UU No. 41 Tahun 2004 berbunyi: "Nadzir wajib mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan

peruntukannya".

Adapun pengelolaan dan pengembangan harta bencla wakaf oleh nadzir

dilaksanakan sesuai dengan prinsip syari'ah, dilakukan secara produktif, dan

diperlukan penjamin, maka oleh karena itu digunakan lembaga. penjamin syari'ah.

Hal ini tertuan di dalam pasal 43 UU No 41 Tahun 2004.

Dalam undang-undang ini juga menjelaskan, yaitu dalam pasal 44, bahwa dalam

mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, nadzir dilarang melakukan

perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan

Wakaf Indonesia. Adapun izin hanya dapat diberikan apabila harta benda wakaf

Page 93: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

84

ternyata tidak dapat digunakan sesum dengan peruntukan yang dinyatakan dalam

ikrar wakaf.

Pasal 45 undang-undang ini menyebutkm1:

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, nadzir

diberhentikan dan diganti dengan nadzir lain apabila nadzir yang

bersangkutan:

a. Meninggal dunia bagi nadzir perseorangan.

b. Bubar atau dibubarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku untuk nadzir organisasi atau nadzir badan hukum;

c. Alas permintaan sendiri;

d. Tidak melaksanakan tugasnya sebagai nadzir dan/atau melanggar

ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta

banda wakaf sesuai dengan peraturan pernndang-undangan yang

berlaku;

e. Dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai

hukum tetap.

(2) Pemberhentian dan penggantian nadzir sebagaimana dimaksud pada ayat

(I) dilaksanakan oleh Badan Wakaflndonesia.

(3) Pengelolan dan pengembangan harta benda wakaf yang dilakukan oleh

nadzir lain karena pemberhentian dan penggantian nadzir, dilakukan

dengan tetap memperhatikan peruntukan harta benda wakaf yang

ditetapkan dan tujuan serta fungsi wakaf.

Page 94: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

BAB IV

PAP ARAN DAT A DAN ANALISIS HASIL PEN ELI TIAN

A. Gambaran Umum Masjid Jami' al-Istiqomah

Masjid Jami' al-Istiqomah terletak di kampung Cikalong Girang, desa Cikalong,

yang merupakan salah satu desa di kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa

Baral. Sebelum berbentuk sebuah masjid, pada mulanya hanya berupa tempat shalat

(mushalla!langgar) sederhana yang dibangun pada tahun 1890 berupa bangunan

panggung dari kayu dan bambu, oleh dua orang, yaitu: Syekh Talhah dan muridnya

Syekh Masmad, yang biasa dipanggil oleh masyarakat sekitar Buyut Dasih. Mushalla

tersebut dibangun di atas tanah milik Syekh Masmad yang kernudian diwakafkan oleh

beliau. Setelah Syekh Masmad wafat pada tahun 1921, rnaka rnenantu beliau Ust.

Nurkhatim menggantikan beliau dalam pengurusan mushalla tersebut. 1

Pada tahun 1952 Ust. Nurkhatirn merubah mushala yang tadinya berupa

panggung dan terbuat dari kayu dan bambu menjadi sebuah bangunan permanen dari

batu bata merah, dan pada tahun ini pula terjadi perubahan peruntukan tanah wakaf

yang tadinya untuk mushalla menjadi masjid. Kernudian pada tahun 1994 terjadi

perombakan besar-besaran sampai sekarang oleh pengurus berikutnya.2

t· f' .,,.

I ~-' Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM~1h)a~f!~~tam'~~;l~lSti<joJi;ah Ds Cikalong,

Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006. · •J •• "' • •• .,. • • .•

2 Ibid.

Page 95: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

86

Pembangunan masjid tersebut mendapat respon positif dan dukungan dari

masyarakat. Salah satu manifestasi dari dukungan tersebut adalah adanya kesadaran

dari masyarakat untuk menyisihkan sebagian tanah sawah milik mereka untuk

diwakafkan guna keperluan masjid. Dengan kata lain, Ma~jid Jami' al-Istikomah

didirikan dan dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Hal ini te~jadi tepatnya

tahun 1960 sampai tahun 2002, beberapa orang kaya di sekitar masjid Jami' al-

Istiqomah memberikan sawahnya sebagai penunjang untuk pengelolaan masjid pada

masa berikutnya, dengan perincian sebagai berikut: pada tahun 1960 seluas 3 bau

sawah yang diwakafkan oleh H Husnen, pada tahun 1967 seluas 3 bau sawah yang

diwakafkan oleh H Usman, pada tahun 1982 seluas %, bau sawah yang diwakafkan

oleh H Abdurrahim, tahun 1990 seluas 1 bau oleh Hj Rodiah, tahun 1994 seluas 1 bau

oleh Waqifu, dan pada tahun 2000 seluas Yi bau sawah yang diwakafkan oleh Hj

Shopiah, serta pada tahun 2002 seluas Yz bau sawah yang diwakafkan oleh Wadarni

dengan demikian, total sawah yang diwakafkan untuk pengelolaan masjid Jami' al-

Istiqomah adalah 9,5 bau', yang sebanding dengan 7,6 hektar. Sementara itu proses

akad dilaksanakan secara lisan tanpa adanya surat-surat atau dokumen resmi sebagai

persyaratan wakaf kecuali hanya saja disaksikan oleh keluarga dari masing-masing

pihak wakif dan nadzir.3

3 Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-lstiqomah Ds Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006. dan Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid Jami' al­lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006

Page 96: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

87

Dengan demikian maka Masjid Jami' al-Istiqomah memiliki dua (2) jenis tanah,

yaitu: tanah wakaf produktif dan tidak produktif, adapun tanah tidak produktif adalah

di mana masjid dan majlis taklim saat ini telah berdiri. Sedangkan tanah produktif

adalah berupa tanah sawah seluas 9 ,5 bau ', yang mana hasi l dari tan ah sawah tersebut

digunakan untuk kepentingan masjid seperti renovasi, mengg:yi para imam, penjaga

dan pengurus masjid, bayar listrik, kegiatan hari besar Islam dan keperluan lainnya.4

Masjid Jami' al-Istiqomah memiliki organisasi atau pengurus yang memelihara

masjid tersebut yang biasa disebut dengan Dewan Kesejahleraan Masjid (DKM).

DKM memiliki beberapa divisi, yaitu:

I. lmarah, yang mengurusi kegiatan kerohaniaan, seperti majlis taklim,

tadarrusan, peringatan hari-hari besar Islam. Divisi imarah m1 JUga

mengatur mengenai imam-imam, pengajar dan khatib Jumat.

2. Divisi ri'ayah, yang bertugas untuk menjaga atau memelihara fisik masjid,

seperti jika ada pelebaran, kerusakan, dam perawatan bangunan lainnya.

3. Divisi idarah, yang bertugas untuk pembukuan keuangan, mencari dana

untuk kepentingan masjid.5

Adapun yang bertugas untuk mengawasi, memelihara, mengatur, mengkontrol

tanah wakaf produktif berupa tanah sawah untuk keperluan masjid adalah seorang

nadzir yang pengangkatannya ditunjuk oleh para wakif atau para ahli waris wakif

4 Abdul Hamid Saifuddin, Ahli Waris Tanah Wakaf Masjid Jami' al-lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 8 Juni 2006.

' Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-lstiqomah Os Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006

Page 97: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

88

dihadapan KUA dan MUI setempat. Kepengurusan nadzir ini tidak termasuk dalam

kepengurusan DKM, hanya saja kedudukannya sejajar untuk kepentingan dan

kesejahteraan Masjid Jami' al-lstiqomah.0

Sturtur kepengurusan Dewan Kesejahteraan Masjid Jami' al-lstiqomah adalah

sebagai berikut: 7

Ust. Ridwad KctuaDKM

H. Damanhuri Wakil Ketua

H. Yadi J;ndang_Syahidin Bendahara Sekretaris

I I Div. lmarah Div. Ri'ayah Div. Idarah

Koord .: H. Syamsusi Koord .: H. Dasin Koord. : Darkim Anggt. : Ust. Masrudin Anggt. : Warsin Anggt. : Badrudin

Ust. A.Qomarudin Juhrah Baidowi Ust. Abdurrahim Wajnin Nata

Affendi Yasin

6 Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid Jami' al-lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006.

7 Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-lstiqomah Ds Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006.

Page 98: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

89

Sedangkan nadzir sendiri juga mempunyai kepengurusan, yaitu sebagai

berikut:8

U st. Saifuddin Ketua

Qomaruddin H. Mulyana Sekretaris Bendahara

Anggota: Sholeh Fakhruddin

Dengan demikian, Masjid Jami' al-Istiqomah mengalami perkembangan dan

perluasan dengan adanya tanah wakaf berupa sawah pada tahun 1960 - 2002 dari

beberapa wakif (A) sebagaimana tersebut di atas. Adapun pengurus masjid atau yang

biasa disebut dengan Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) pada periode saat ini

adalah Ust. Ridwan (B). Sedangkan nadzir, yang mengurusi tanah wakaf berupa

tanah sawah tersebut pada saat ini setelah beberapa periode adalah Ust. Saifuddin (C)

yang notabene adalah juga ahli waris salah seorai1g wakif tanah sawah tersebut.

Kemudian proses akad yang berlangsung pada saat itu (tahun 1960-2002)

dilaksanakan secara lisan tanpa adanya surat-surat atau dokumen-dokumen resmi

sebagai persyaratan wakif kecuali hanya disaksikan oleh keluarga dari masing-masing

8 Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid Jami' al-Istiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006.

Page 99: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

90

pihak wakif dan nadzir. Setelah beberapa tahun pemanfaa1tan obyek tanah wakaf

berupa tanah sawah tersebut, tepatnya pada tahun 2003, salah satu tanah sawah

diambil oleh D yang nota bene adalah ahli waris dari wakif (A) tanah sawah tersebut

dan paman dari C dengan dalih bahwa tanah sawah itu telah diberikan oleh A kepada

D secara hibah.9

Sehubungan dengan penyimpangan yang terjadi pada pemanfaatan obyek wakaf

di atas, B selaku DKM dan C selaku nadzir mengambil tindakan dengan

memperingatkan D bahwa tanah sawah tersebut adalah wakaf milik Masjid Jami' al-

Jstiqomah. Akan tetapi D tetap bersikeras bahwa tanah sawah tersbut adalah

miliknya. Adapun ahli waris yang lain sudah menyerahkan sepenuhnya kepada DKM

dan nadzir sehingga dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, ahli waris yang lain

tidak ikut campur. 10

Penyimpangan yang terns berlangsung disebabkan DKM dan nadzir tidak bisa

bertindak apa-apa selain memperingatkan. Hal ini bermuara pada tidak adanya bukti-

bukti otentik dan tidak dipenuhi dokumen-dokumen resmi sebagai syarat-syarat

9 Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-lstiqomah Os Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006, dan Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid Jami' al­lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006, serta Abdul Hamid Saifuddin, Ahli Waris Tanah WakafMasjid Jami' al-lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang. 8 Juni 2006.

'° Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-lstiqomah Os Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006, dan Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid Jami' al­lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006, serta Abdul Hamid Saifuddin, Ahli Waris Tanah WakafMasjid Jami' al-lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang. 8 Juni 2006.

Page 100: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

91

perwakafan. Sementara itu, masyarakat desa Cikalong hanya sebatas membicarakan

penyimpangan yang terjadi tanpa bisa memberikan solusi. 11

B. Faktor Penyebab WaqifMelakukan WakafVang Tidak Terdaftar

Wakaf merupakan suatu perbuatan hukum. Sebagai suatu perbuatan hukum

maka untuk perwujudannya diperlukan prosedur atau tata cara yang digariskan dalam

pengaturan mengenai perwakafan. Secara garis besar dalam lJU No. 41 Tahun 2004

tentang Wakaf diatur dalam Pasal 17 sampai dengm1 Pasal 21 sedangkan dalam PP

No. 28 Tahun 1977 diatur dalam Bab Ill Bagian pertama Pasal 9 serta dalam

Kompilasi Hukum Islam diatur dalam buku III Bab III Bagian I Pasal 223.

UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf menentukan sebagai berikut:

Pasal 17

I. Ikrar wakaf dilaksanankan oleh wakif kepada nadzir dihadapan PPAJW

dengan disaksikan oleh 2 orang saksi.

2. lkrar wakaf sebagaimana dimaksud ayat (I) dinyatakan secara lisan dan

atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

Pasal 18

Dalam ha! wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak

dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang dibenarkan oleh

11 Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-Istiqomah Ds Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006, dan Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid Jami' al­lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006

Page 101: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

92

hukwn, wakif dapat menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat

oleh 2 orang saksi.

Pasal 19

Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf wakif atau kuasanya menyerahkan surat

atau bukti kepemilikan atas harta benda wakaf kepada PP AIW ..

Pasal 20

Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan:

a. Dewasa

b. Beragama Islam

c. Berakal sehat

d. Tidak terlarang melakukan perbuatan hukum

Pasal 21

I. Ikrar wakaf dituangkan dalam akta ikrar wakaf.

2. Akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (I) paling sedikit

memuat:

a. nama dan identitas wakaf;

b. nama dan identitas nazhir;

c. data dan keterangan harta benda wakaf;

d. peruntukkan harta benda wakaf;

e. jangka waktu wakaf.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 102: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

93

Pasal 9 PP No. 28 Tahun 1977 menentukan sebagai berikut:

(I) Pihak yang hendak rnewakafkan tanahnya diharuskan datang di hadapan

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakafuntuk melaksanakan Ikrar Wakaf.

(2) Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf seperti dimaksud dalam ayat (1)

diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama.

(3) Isi dan bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.

(4) Pelaksanaan ikrar, demikian pula pembuatan Akta lkrar Wakaf dianggap

sah, jika dihadiri dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang

saksi.

(5) Dalam melaksanakan ikrar seperti dimaksud ayat (I) yang mewakafkan

tanah diharuskan membawa serta dan menyerahkan kepada pejabat

tersebut dalam ayat (2) surat-surat berikut:

a. Sertifikat hak milik atau tanda bukti pemilikan tanah Iainnya.

b. Surat keterangan dari Kepala Desa yang diperkuat oleh Kepala

Kecamatan setempat yang menerangkan kebenaran pemilikan tanah

dan tidak tersangkut suatu sengketa.

c. Surat keterangan pendaftaran tanah.

d. Izin dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah cq. Kepala sub

Direktorat Agraria setempat.

Sedangkan pasal 223 Kompilsi Hukum Islam menentukan dengan formulasi

yang sedikit berbeda sebagai berikut:

Page 103: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

94

(1) Pihak yang hendak mewakafkan dapat menyatakan ikrar wakaf di hadapan

Pejabat Pembuat Akta Jkrar Wakaf untuk melaksanakan ikrar wakaf.

(2) Jsi dan bentuk ikrar wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.

(3) Pelaksanaan ikrar, demikian pula pembuatan Akta Jkrar Wakaf, dianggap

sah jika dihadiri dan disaksikan oleh sekurang-kura'flgnya 2 orang saksi.

( 4) Dal am melaksanakan ikrar seperti dimaksud ayat ( 1) pihak yang

mewakafkan diharuskan menyerahkan kepada pejabat yang tersebut dalam

pasal 215 ayat (6), surat-surat sebagai berikut:

a. Tanda bukti pemilikan harta benda.

b. Jika benda yang diwakafkan berupa benda tidak bergerak, maka

harus disertai keterangan dari Kepala Desa yang diperkuat oleh

Carnal setempat yang menerangkan pemilikan benda tidak bergerak

dimaksud.

c. Surat atau dokumen tertulis yang merupakan kelengkapan dari benda

tidak bergerak yang bersangkutan.

Sekalipun terdapat beberapa perbedaan antara apa yang digariskan dalam UU

No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dengan PP No. 28 Tahun 1977 serta pasal 223

Kompilasi Hukum Islam, namun pada prinsipnya terdapat kesamaan bahwa

perwakafan harus dilaksanakan seeara tertulis tidak cukup jika hanya dilakukan

dengan ikrar lisan. Tujuannya adalah untuk memperoleh kepastian hak dan kepastian

hukum dengan adanya bukti-bukti tertulis yang dapat dipergunakan untuk berbagai

persoalan sepe1ii untuk bahan pendaftaran pada Kantor Pertanahan Kab/Kota dan

Page 104: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

95

untuk keperluan penyelesaian sengketa yang mungkin timbul di kemudian hari

tentang tanah yang diwakafkan. Oleh karena itu, seseorang yang hendak mewakafkan

tanah hams membawa serta tanda-tanda bukti pemilikan (sertifikat) dan surat-surat

lain yang menjelaskan tidak adanya halangan untuk melakukan perwakafan atas tanah

milik tersebut. Disamping itu, diperlukan pejabat-pejabat khusus yang melaksanakan

pembuatan aktanya.

Dalam kenyataanya di desa Cikalong masih terdapat tm1ah wakaf yaitu tanah

wakaf Masjid Jami' Al Istiqomah yang belum didaftarkan di Kantor Pertanahan

setempat. Tanah wakaf yang tidak jelas secara hukum tersebut, telah mengundang

kerawanan dan memudahkan terjadinya penyimpangan oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggungjawab dari hakekat hukum dan tuj uan perwakafan.

Dari hasil interview di Iapangan terdapat beberapa faktor penyebab waqif

melaksanakan wakaf yang tidak terdaftar, yaitu sebagai berikut:

I. Adanya hubungan kekeluargaan antara waq!f dan nadzir sehingga waqif

merasa cukup dengan ikrar Iisan saja tanpa bukti-bukti tertulis dalam

mewakafkan tanahnya. Faktor kekeluargaan ini juga mendorong waqif

untuk tidak merasa khawatir adanya penyimpangan dan penyelewengan

terhadap tanah yang diwakaflrnn di kemudian hari.

2. Rasa kepercayaan yang tinggi dari waqif kepada nadzir untuk menjaga

keutuhan tanah yang diwakafkan, dimana ha! ini dilatarbelakangi kultur

masyarakat saat itu yaitu mampu memegang teguh kepercayaan yang

Page 105: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

96

diberikan orang lain, sehingga waqif merasa cukup dengan melaksanakan

wakaf secara lisan.

3. Pengetahuan waqif tentang pentingnya dokumen otentik masih mm1m

karena waqif'belum mengetahui aturan-aturan yang terdapat dalam PP No.

28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik dan UU No. 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf.

4. Surat-surat bukti kepemilikan dari tanah yang diwakafkan kurang jelas,

sehingga untuk melengkapi surat-surat yang diperlukan untuk

mendaftarkan tanah wakaf memerlukan biaya yang besar dan waktu yang

tidak singkat.

5. Besamya biaya administratif untuk mendaftarkan tanah wakaf dan

mensertifikatkannya merupakan faktor penyebab waqil melaksanakan

wakaf yang tidak terdaftar. i;,

C. Akibat Yuridis Dan Perlindungan Hukum Bagi Tan:ah Wakaf Yang Tidak

Terdaftar

Produk pernndang-undangan tentang perwakafan yaitu PP No. 28 Tahun 1977

dan lnpres No. 1 Tahun 1991 atau Kompilasi Hukum Islam beserta peraturan-

peraturan pelaksanaannya ternyata dalam prakteknya di lapangan belum berjalan

sebagaimana yang diharapkan karena adanya beberapa hambatan antara lain:

12 Ridwan, Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Jami' al-Istiqomah Ds Cikalong, Wawancara Pribadi, Karawang, 23 Juli 2006, dan Saifuddin, Nadzir Tanah Wakaf Masjid iam1 1'·­

lstiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 24 Juli 2006, serta Abdul Hamid Saifuddin, Ahli Waris Tanah Wakaf Masjid Jami' al-Istiqomah, Wawancara Pribadi, Karawang, 8 Juni 2006.

Page 106: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

97

a) PP No. 28 tahun 1977 belum memasyarakat di tengah-tengah masyarakat,

sehingga masyarakat masih beranggapan bahwa wakaf adalah pure

institusi agama yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan

administrasi negara dan cukup hanya dengan berdasarkan opersionalisasi

wakaf dalam fiqh,

b) Tanah wakaf sebelum berlakunya PP No. 28 tahun 1977 kebanyakan

belum mempunyai data otentik, sehingga dalam proses penyesuaian

dengan PP tersebut sering menimbulkan masalah antara pihak-pihak yang

terkait,

c) Banyaknya tempat ibadah, gedung lembaga keagamaan dan kuburan yang

menempati tanah negara yang belum tertampung dalam dalam PP No. 28

tahun 1977 untuk berubah statusnya menjadi tanah wakaf,

d) Terbatasnya dana untuk pensertifikatan tanah wakaf.;,

Dalam kenyataannya tanah wakafMasjid Jami' Al lstiqomah belum didaftarkan

pada Kantor Pertanahan setempat, sehingga sertifikat tanah wakaf belum diterbitkan.

Tidak adanya bukti otentik untuk menjaga keutuhan dan kelestarian tanah wakaf

tersebut menyebabkan waqif maupun nadzir tidak bisa menjamin perlindungan dan

kepastian hukum bagi tanah wakaf dari gugatan pihak lain (C). Akibatnya sampai

sekarang tanah yang seharusnya merupakan bagian dari wakaf masjid berubah

kepemilikannya menjadi hak milik C. Sementara itu masyarakat yang mengetahui

13 Suparman Usman, op.cit., h.94.

Page 107: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

98

adanya penyalahgunaan tanah wakaf oleh pihak penggugat, lebih memilih sikap diam

dan menyerahkan kepada Allah karena benda wakaf menurut masyarakat setempat

merupakan hak Allah sehingga hanya Dia yang berhak menyelesaikan.

1. Akibat Yuridis Tanah Wakaf Yang Tidak Terdaftar Menurut Hukum

Islam

Wakaf sebagai suatu lembaga Islam tentu juga mempunyai rukun. Tanpa

adanya rukun yang telah ditetapkan wakaf tidak dapat berdiri. Mengenai jumlah

rukun terdapat perbedaan di kalangan fukaha, akan tetapi menurut jumhur ulama,

yaitu dari kalangan madzhab Syafi'i, Maliki, dan Hanbali, bahwa rukun wakaf ada

,4 . empat , ymtu:

I. Orang yang berwakaf atau wakif yaitu pemilik harta benda yang

melakukan tindakan hukum.

2. Harta yang diwakafkan atau mauquf bih sebagai obyek perbuatan hukum.

3. Tujuan wakaf atau yang berhak menerima hasil wakaf yang disebut

maiquf 'alaih, dan

4. Pernyataan wakaf dari wakifyang disebut shighat atau ikrar wakaf.

Adapun mengenai pendaftaran atau pencatatan harta benda wakaf tidak

disinggung dalam kajian hukum Islam terutama dalam pandangan Imam-imam

Madzhab.

14 Abdul Wahab Khallaf, op.cit., h. 24.

Page 108: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

99

Sedangkan mengenai kedudukan harta wakaf terdapat perbedaan pendapat di

kalangan ulama. Abu Hanifah mengartikan wakaf sebagai shadaqah yang

kedudukannya seperti ariyah atau pinjam meminjam. Perbedaanya, dalam kedudukan

seperti ariyah benda ada pada tangan peminjam sebagai pihak yang menggunakan dan

mengambil manfaat benda itu, sedangkan benda dalam wakaf ada di tangan pemilik

yang tidak menggunakan atau mengambil manfaat benda itu. Dengan demikian benda

yang diwakafkan tetap menjadi pemilik wakif sepenuhnya, hanya manfaatnya saja

yang disedekahkan, sehingga pada suatu saat harta wakaf dapat kembali kepada

wakif, begitu pula ia boleh menarik kembali wakafnya kapan saja ia kehendaki. 15

Menumt golongan Malikiyah, wakaf berarti pemilik harta memberikan manfaat

harta yang dimiliki bagi mustahiq. Harta tersebut dapat berupa benda yang disewa,

kemudian hasilnya diwakafkan. Oleh karena itu wakaf tidak mesti dilembagakan

secara abadi dalam arti muabbad dan boleh saja diwakafkan untuk tenggang waktu

tertentu yang disebut muaqqad. Maka golongan Malikiyah mcmperbolehkan manfaat

wakaf dari sesuatu yang disewa dan karenanya mereka be1pendapat bahwa syarat

wakaf tidak harus abadi. Namun demikian wakaf tidak boleh ditarik di tengah

perjalanan, dengan kata lain wakif tidak boleh menarik ikrar wakafnya sebelum habis

tenggang waktu yang telah ditetapkan. Kiranya disinilah letak adanya kepastian

15 Wahbah al-Zuhaili, op.cit., h. 153

Page 109: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

100

hukum (lazim) dalam perwakafan menurut Imam Malik, yaitu kepasitan hukum yang

mengikat berdasarkan suatu ikrar. 16

Madzhab Syafi'i dengan tegas berpendapat bahwa pemilikan atas harta wakaf

telah berpindah kepada Allah, bukan lagi rnilik wakif, bukan pula milik mauquf

'alaih. Manfaat atau hasil harta wakaf adalah sepenuhnya untuk mauquf 'alaih. 17

Sejalan dengan madzhab Syafi'iyah di atas, madzhab Hanbali berpendirian

bahwa apabila suatu wakaf itu sudah sah maka hilanglah atau lepas sudah hak

pemilikan dari wakif. Lebih lanjut menurut madzhab Hanbali, bila wakaf itu untuk

masjid dan sejenisnya yang bermanfaat untuk kepentingan umum seperti sekolah, jal,

jembatan, dan sebagainya maka pemilikan atas harta wakaf itu berada di sisi Allah,

sedangkan bila wakaf itu diperuntukkan untuk orang tertentu maka pemilikannya di

tangan mauquf 'alaih.

Akan tetapi perlu diingat pula fim1an Allah SWT yang berbunyi:

nai orang-orang yang oenman, apao11a Kamu oermu amaian yang 11aun. secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. " (QS. 2 (al-Baqarah): 282).

Ayat ini menegaskan bahwa ada keharusan mencatat transaksi mu'amalah

seperti jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan lain sebagainya. Hal ini

16 Djuhaya S. Praja, op.cit., h. 18.

17 Al-Syarbini, op.cit., h. 389.

Page 110: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

101

bertujuan untuk menjaga harta benda dari adanya penyelewengan, persengketaan,

atau kealpaan pada kemudian hari. Adapun wakaf adalah sebagai institusi

keagamaan yang erat hubungannya dengan masalah sosial ekonomi dan kepentingan

masyarakat banyak, maka harus dicatat pula. Walaupun secarn eksplisit ayat ini tidak

menegaskan mengenai keharusan mencatat wakaf, akan tetapi jika melihat pada

kondisi sekarang ini akan kerawanan harta benda wakaf yang tidak memiliki bukti

tulis, maka ayat ini bisa dijadikan sandaran untuk pencatatan harta benda wakaf agar

terhindar dari adanya penyelewengan, persengketaan, ataupun kealpaan pada

kemudian hari.

Kemudian kalau kita memnJau dalam qowaidul jiqhiyyah maka kita akan

menemukan beberapa kaidah yang secara tersirat mendukung untuk adanya

keharusan pencatatan sighat wakaf ini yaitu :

a.

"Kemudharatan harus dihilangkan ". 18

b.

"Menolak kerusakan dan menarik kemaslahatan ". 19

18 Muslih Usman, Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996) h. 132

19 Ibid, h. 143.

Page 111: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

102

Penyelewengan, persengketaan, ataupun kealpaan yang bisa datang di

kemudian hari yang terjadi dalam perwakafan banyak diakibatkan oleh tidak adanya

bukti tertulis dari sighat wakaf. Hal ini adalah suatu kemudharatan atau kerusakan

karena wakaf yang seharusnya pemanfaatannya digunakan untuk umat manusia dan

hak kepemilikannya berpindah kepada Allah SWT telah hilang atau berpindah kepada

orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pencatatan sighat wakaf

adalah untuk menolak kerusakan dan mendatangkan kemashlahatan.

c.

"Adat kebiasaan dapat ditetapkan sebagai hukum ". 20

Jumhur ulama mengidentikkan term 'adah dengan 'urufkeduanya mempunyai

arti yang sama. Namun sebagian fuqaha membedakannya. Al-Jurjani misalnya

mendefinisikan 'adah dengan:

"Adah adalah suatu (perbuatan) yang terus menerus dilakukan manusia, karena logis dan dilakukan secara terus menerus ".

Sedangkan 'uru/adalah:

20 Ibid, h. 140

Page 112: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

103

"Uruf adalah suatu {perbuatan) yang jiwa merasa tenang melakukannya, karena sejalan dengan aka/ sehat dan diterima oleh tabiat sejahtera ". 21

Menurut pengertian di atas, maka 'adah dapat diterima jika memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Perbuatan yang dilakukan logis dan relevan dengan aka! sehat. Syarat ini

menunjukkan bahwa 'adah tidak mungkin berkenaan dengan perbuatan

maksiat.

b. Perbuatan, perkataan yang dilakukan selalu terul.ang-ulang, boleh dikata

sudah mendarah daging pada perilaku masyarakat.

c. Tidak bertentangan dengan ketentuan nash, baik al-Quran maupun as-

Sunnah.

d. Tidak mendatangkan kemudharatan serta sejalan dengan jiwa dan aka!

sejahtera.22

Dengan demikian pencatatan sighat wakaf sesuai dengan 'adah karena telah

memenuhi syarat. Pertama, pencatatan adalah suatu perbuatan yang logis dan relevan

dengan aka! sehat. Kedua, pencatatan adalah perbuatan yang dilakukan berulang kali

terutama mengenai urusan mu'amalah atau perkara apapun yang kemudian hari bisa

mengakibatkan persengketaan. Ketiga, pencatatan tidak bertentangan dengan

ketentuan nash, bahkan al-Quran menganjurkannya seperti dalam surat al-Baqarah

21 lbid, h. 141

22 Ibid, h. 142

Page 113: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

104

ayat 282. Keempat, pencatatan tidak mendatangkan kemudharatan serta sejalan

dengan jiwa dan aka! yang sejahtera, bahkan pencatatan ini mendatangkan

kemaslahatan.

Kemudian ada satu ayat lagi yang bisa dijadikan landasan mengenai keharusan

pencatatan sighat wakaf yaitu:

·i-- ')\j\ If . J' •.11 \°-:· .. ·.'-I :&I \0 ''i..61 \0 •·1 ·.o~\L •. G ~ y i..s3J J .>'-" y ~ J J"'o:.. J-l-" 1.J:L '"ti":i"

(o '1: i/,,.WI)

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati pula Rasul-Nya

dan Ulil amri dari kamu ... "(OS. 4(an-Nisa '):59)

Dalam ayat ini Allah SWT membahas mengenai perintah-Nya agar orang

beriman mentaati Allah, Rasul-Nya dan Ulil amri. Sebagian ulama mengemukakan

bahwa hubungan ayat di atas dengan ayat sebelumnya bertumpu pada hubungan

antara pemerintah dengan rakyatnya. Menurut pendapat ini, ayat pertama ditujukan

kepada para pejabat agar menunaikan amanat dan memerintah denga adil, sedang

dalam ayat kedua ini terdapat perintah agar rakyat mentaati Allah, Rasul-Nya dan

pemerintah. Pendapat semacam ini dikemukakan antara lain oleh al-Zamakhsyari dan

al-Qurthubi. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh al-Maraghi. Ia tidak

memandang ayat-ayat tersebut bersifat khusus yang ditujukan pada pemerintah atau

Page 114: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

105

rakyat semata, tetapi bersifat wnum. Ini berarti ayat itu tidal' saja ditujukan kepada

rakyat, tetapi juga kepada pejabat pemerintah.23

Hal ini juga berarti bahwa firman Allah SWT yang dibahas tidak hanya

mengandung kewajiban taat kepada Rasul SAW dan Ulil amri, tetapi juga menjadi

dasar keberadaan kekuasaan politik yang dimiliki pemerintah dan keabsahannya.

Keabsahan ulil amn mengandung makna bahwa hukum-hukum dan

kebijaksanaan politik yang mereka putuskan, sepanjang hal itu tidak bertentangan

dengan al-Quran dan Sunnah, mempunyai kekuatan yang mengikat seluruh rakyat.

Karena itu seluruh rakyat yang menjadi subyek hukrnn wajib menaatinya.

Keberadaan hukum ini, di samping hukum Tuhan, sebagai hukum positif

memperlihatkan wajah dari tata-hukwn yang menjadi bagian dari sistem politik dan

pemerintahan yang dikenal dalam al-Quran.24

Adapun mengenai permasalahan wakaf, pemerintah atau ulil amri sendiri telah

memberikan peraturan yang jelas dan di antara peraturan tersebut dicantumkan

adanya kewajiban untuk pencatatan sighat wakaf. Oleh karena itu kita wajib

menaatinya karena peraturan mengenai pencatatan sighat wakaf tidaklah bertentangan

dengan al-Quran dan Sunnah. Hal ini berakibat pada tidak sahnya perwakafan jika

tidak disertai dengan catatan yang prosedurnya sesuai dengan peraturan ulil amri atau

pemerintah.

23 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 3, h. 218

24 Ibid, h. 235.

Page 115: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

106

Dengan penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para imam

madzhab tidak memberikan penjelasan mengenai pendaftaran harta benda wakaf.

Akan tetapi dengan pertimbangan argumen-argumen di atas yaitu surat al-Baqarah

ayat 282, dan surat an-Nisa ayat 59 serta beberapa kaidah-kaidah fiqhiyah, untuk itu

tanah wakaf yang tidak terdaftar status hukumnya adalah tidak sah karena adanya

ketentuan yang menyatakan keharusan pencatatan atau pendaftaran harta benda wakaf

baik tersurat maupun tersirat. Atas pertimbangan inilah maka status hukum tanah

wakaf yang terdapat di Masjid Jami' al-Istiqomah di Desa Cikalong adalah tidak sah

serta tidak sesuai dengan hukum Islam.

2. Akibat Yuridis Tanah Wakaf Yang Tidak Terdaftar Menurut Hukum

Positif

Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf pasal 6

menyebutkan bahwa wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai

berikut:

1. Wakif;

2. Nadzir;

3. Harta benda wakaf;

4. Ikrar Wakaf;

5. Peruntukan harta benda wakaf;

6. Jangka Waktu Wakaf.

Unsur adalah persamaan dari kata rukun yang berarti sesuatu yang merupakan

sendi utama dan unsur pokok dalam pembentukan suatu ha!. Sedangkan unsur atau

Page 116: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

107

rukun wakaf yang tertuang dalam UU wakaf seperl.i terse but di atas ada enam ( 6 ),

yang mana unsur-unsur tersebut hams terpenuhi semuanya. Dan dalam keenam unsur

tersebut yang tidak kalah penting adalah ikrar wakaf.

Dalam pasal 1 ayat (3) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ikrar wakaf

adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan

kepada nadzir untuk mewakaflrnn harta benda miliknya. Kemudian pada pasal 17 UU

Wakaf disebutkan bahwa:

( 1) lkrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nadzir di hadapan PP AIW

dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

(2) Ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan

dan atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAlW.

Jadi menurut ketentuan pasal tersebut di atas wakaf harus disaksikan oleh

sedikitnya dua orang saksi dan dilakukan di hadapan PPAIW yang kemudian

menuangkannya dalam akta ikrar wakaf.

Tata cara pendaftaran dan pengumuman harta benda wakaf lebih lanjut diatur

dalam pasal 32 s/d pasal 39 UU. No. 41Tahun2004 Tentang Wakaf.

Setelah selesai Akta Ikrar Wakaf, maka PPAIW atas nama nadzir

mendaftarkan harta benda wakaf kepada instansi yang berwenang paling lambat 7

(tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani. Dalam pendaftaran harta

benda wakaf tersebut PP AIW menyerahkan:

1. Salinan akta ikrar wakaf;

2. Surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.

Page 117: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

108

Setelah hal tersebut terlaksana maka instansi yang berwenang menerbitkan

bukti pendaftaran harta benda wakaf, kemudian bukti pendaftaran tersebut

disarnpaikan oleh PP AIW kepada nadzir. Yang dimaksud dengan bukti pendaftaran

harta benda wakaf, sebagaimana tercantum di dalam Penjelasan Alas UU. RI No. 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf, adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh instansi

pemerintah yang berwenang yang menyatakan harta benda wakaf telah terdaftar dan

tercatat pada Negara dengan status sebagai harta benda wakaf.

Dari penjelasan tersebut diatas yang berdasarkan pada UU Wakaf dapat ditarik

kesimpulan bahwa ikrar wakaf dilakukan wakif dengan lisan dan/atau tulisan

disaksikan sedikitnya dua orang saksi dan dihadapan PP AIW yang kemudian

mencatatnya dalarn Akta Ikrar Wakaf. Setelah selesai maka. PPAIW mendaftarkan

harta benda wakaf kepada yang berwenang, yaitu Badan Pertanahan Nasional, untuk

kemudian instansi yang berwenang tersebut menerbitkan bukti pendaftaran harta

benda wakaf.

Oleh karena pertimbangan ha! tersebut di atas maka tanah wakaf yang tidak

terdaftar seperti yang terjadi pada tanah wakaf Masjid al-Istiqomah terletak di

kampung Cikalong Girang tidak sah atau batal demi hukum. Hal ini juga berarti

bahwa tanah wakaf yang tidak terdaftar status hukum kepemilikannya masing

dipegang oleh wakif atau ahli warisnya.

3. Perlindungan Hukum Tanah Wakaf Yang Tidak Terdaftar

Menyadari betapa pentingnya permasalahan tanah di Indonesia, maka

pemerintah bersama DPR RI telah menetapkan Undang-undang tentang Peraturan

Page 118: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

109

Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA), yaitu UU No. 5 tahun 1960 yang disahkan

tanggal 24 September 1960. dalam konsiderannya pada bagian Berpendapat, huruf 'a'

disebutkan: Bahwa berhubung dengan apa yang tersebut dalam pertimbangan-

pertimbangan di atas perlu adanya hukum agrarian nasional, yang sederhana dan

menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan tidak mengabaikan

unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama. Sehubungan dengan ha! ini, pasal 14

ayat (I) huruf b UUP A tersebut menentukan bahwa pemerintah Indonesia dalan1

rangka sosialisme Indonesia membuat suatu rencana umum mengenai persedian,

peruntukan, dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya. Dalam peruntukan seperti dimaksud di atas, termasuklah

untuk keperluan-keperluan suci lainnya, sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha

Esa.25

Secara lebih khusus, keperluan yang termasuk kepentingan agama ini disebut

dalam pasal 49 ayat (3) UUPA yang menegaskan bahwa perwakafan tanah milik

dilindungi dan diatur dengan peraturan pemerintah. Sebagai realisasi dari ketentuan

ini, kemudian dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang

Perwakafan Tanah Milik, yang ditetapkan tanggal 17 Mei 1977.26 Sebagai tindak

lanjut PP No.28 tahun 1977, dikeluarkanlah beberapa peraturan sebagai berikut :

25 Depag, Strategi Pengamanan Tanah Waka/, (Jakarta: Dirjen Bimbingan Masyarakat dan Haji 2004), h.53.

26 Ibid., h.54.

Page 119: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

110

I. Peraturan pelaksanaan PP No.28/1977 yang diatur oleh Peraturan Menteri

Agama No. I tahun 1978.

2. Instruksi Bersama Menteri Agama dengan Menteri Dalan1 Negeri No. I

tahun 1978.

3. Keputusan Menteri Agama No.73 tahun 1978 tentang pendelegasian

wewenang kepada Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi/setingkat

di seluruh Indonesia untuk mengangkat/memberhentikan setiap Kepala

KUA sebagai PPAIW.

4. Instruksi Menteri Agama No.3 tahun 1978 tentang petunjuk pelaksanaan

Keputusan Menteri Agama No.73 tahun 1978.

5. Instruksi Menteri Agama No.3 tahun 1978 tentang bimbingan dan

pembinaan kepada badan hukum keagamaan yang memiliki tanah.

6. Instruksi Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan Nasional

No.4 tahun 1990/No.24 tahun 1990 tentang Sertifikasi Tanah Wakaf.

7. Berbagai Surat Keputusan dan Edaran Di~jen Bimas Islam dan Urusan

Haji yang berkenaan dengan perwakafan.

8. Kompilasi Hukum Islam yang disosialisasikan dengan lnpres No. l Tahun

1991.27

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf.

27 Muhammad Daud Ali, op.cil.,h.127-128

Page 120: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

111

Ada kecenderungan dalam masyarakat, mereka beranggapan bahwa tanpa

sertifikasi pun kepastian hukum hak atas tanah wakaf cukup te~jamin. Dari

pengamatan di lapangan juga diketahui hanya sedikit sekali pernah terjadi adanya

sengketa tanah wakaf. Artinya setelah selama beberapa tahun jarang terjadi gugatan,

tuntutan atau sengketa tanah wakaf. Hal sedikit banyak, ikut rnemeberi ras aman bagi

pemegang tanah wakaf. Kemudian ditambah lagi dengan kenyataan bahwa masih

banyak tokoh-tokoh mesyarakat atau agama yang kurang memahami sepenuhnya

berbagai perangkat peraturan yang mengenai tanah wakaf dan pendaftaran tanah.

Memang sedikit sekali usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang

berkompeten untuk memberikan penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat

dalam ha! pendaftaran tanah wakaf ini. Sehubungan dengan ha! ini penting

diperhatikan pendapat Fuller yang mengemukakan delapan nilai yang hams

diwujudkan oleh hukum dan disebut pula dengan "delapan prinsip legalitas". Di

antara delapan prinsip itu adalah: peraturan itu harus diumumkan secara layak. Di lain

pihak, Clarence J. Dias, juga mengemukakan lima syarat yang harus dipenuhi dalam

mengefektifkan system hukum diantaranya: luas tidaknya kalangan du dalam

masyarakat yang mengetahui isi aturan-aturan hukum yang bersangkutan. Sebab

menurut Satjipto Rahardjo, komunikasi hukum merupakan salah satu factor di

sampmg faktor-faktor lainnya dalam rangka membentuk pemahaman, penerimaan

dan pentaatan masyarakat pada isi undang-undang.28

28Depag, op.cit., h.58-59.

Page 121: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

112

Dengan demikian akan mudah dipahami, kalau masih banyak anggota

masyarakat yang belum mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ingin

diberlakukan mengenai tata cara pendaftaran tanah wakaf, maka peraturan itu tidak

akan berjalan efektif. Apalagi masyarakat pedesaan yang tradisional, selama ini sudah

terbiasa dan sangat akrab dengan tatacara yang sederhana dalam berbagai hubungan

di antara mereka. Tidak banyak dibutuhkan banyak prosedur dan bukti tertulis.

Dari pengmatan di lapangan diketahui bahwa pengurusan pengurusan tanah atau

membuat sertifikat tidaklah demikian sederhana, sering setelah bertahun-tahun belum

juga selesai. Sementara mesyarakat menemui kenyataan bahwa setelah beberapa

puluh tahun bahkan secara turun-temurun tanah tertentu mereka miliki, mereka tidak

pernah mengalami kesulitan apa-apa. Mereka merasa bahwa pemilikan tanah dengan

cara seperti itu selama ini cukup "aman". Di sinilah terletak masalah dalam rangka

ingin menjalankan fungsi hukum sebgai sarana pembaruan masyarakat.29

Maka perlindungan atau pengamanan tanah wakaf suka tidak suka, didahului

dengan penyadaran masyarakat akan urgensi sertifikasi. Proses yang ditempuh bukan

perkara mudah dan cepat, dibutuhkan suatu kerja keras dan panjang. Sengketa tanah

wakaf dengan ahli waris dapat saja terjadi sewaktu-waktu, apalagi dalam masyarakat

yang "melek" hukum. Amat boleh jadi kebiasaan meremehkan sertifikasi akan

berdampak buruk bagi perkembangan pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf.

Dan hal ini te~jadi dalam tanah wakaf Masjid Jami' al-Istiqomah Desa Cikalong.

29 Ibid, op cit., h.60.

Page 122: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

113

Berdasarkan pasal 12 PP No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik

menetapkan bahwa penyelesaian perselisihan sepanjang yang menyangkut persoalan

perwakafan tanah, disalurkan melalui Pengadilan Agama setempal, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan UU No. 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf menyebutkan bahwa penyelesaian sengketa perwakafan

ditempuh melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, apabila penyelesaian

senketa tidak berhasil, sengketa dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau

pengadilan. Yang dimaksud dengan penyelesaian perselisihan, yaitu yang tertuang

dalam pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989 tentang PA, adalah penyelesaian sengketa

sepanjang yang menyangkut persoalan perwakafan tanah mengenai sah atau tidaknya

perbuatan mewakafkan dan masalah lain yang menyangkut masalah wakaf

berdasarkan syari'at Islam menjadi wewenang Pengadilan Agama.

Dalam Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978 ha! ini dijelaskan pada

pasal 17 ayat ( 1) yang menetapkan bahwa Pengadilan Agama yang mewilayahi wakaf

berkewajiban memeriksa dan menyelesaikan perkara tentang perwakafan tanah

menurut syari'at Islam antara lain mengenai:

a. wakaf, wakif, nadzir, ikrar, saksi;

b. bayyinah (alat bukti administrasi wakaf);

c. pengelolaan dan pemanfaatan hasil wakaf.

Dengan demikian untuk menyelesaikan kasus wakaf yang tidak terdaftar di atas,

jika jalan damai atau penyelesaian non litigasi sudah ditempuh akan tetapi belum

menemukan jalan keluar, maka berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan

Page 123: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

114

permasalahan tersebut bisa diselesaikan melalui Pengadilan Agama yang

membawahinya dengan earn menggali informasi dari para pihak yang terkait dengan

perwakafan itu dan para saksi istifadlah.

Pada akhirnya masalah pendaftaran dan pensertifikatan tanah wakaf bertujuan

untuk melindungi eksistensi dari harta Allah, sehingga diperlukan adanya

keterbukaan semua pihak tentang keadaan dan status tanah wakaf untuk melakukan

upaya yang terencana dan berkesinambungan demi terwujud.nya perlindungan yang

nyata atas tanah wakaf. Dan pada hakekatnya mengurusi masalah tanah wakaf

termasuk perjuangan karena bukan merupakan bidang yang dapat dikomersialkan

sehingga keikhlasan semata-mata beribadah untuk mendapat keridlaan Allah haruslah

dimiliki oleh semua pihak yang terkait dengan perwakafan.

Page 124: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

A. Kesimpulan

BAB V

PENUTUP

I. Dalam pandangan masyarakat desa Cikalong tepatnya pada tanah wakaf

Masjid Jami' Al lstiqomah, praktek perwakafannya, yang secara lisan,

telah sah menurut fiqih, disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: a) adanya

hubungan kekeluargaan antara waqif dan nadzir sehingga waqif merasa

cukup dengan ikrar lisan saja tanpa bukti-bukti tertulis dalam mewakafkan

tanahnya; b) rasa kepercayaan yang tinggi dari waqif'kepada nadzir untuk

menjaga keutuhan tanah yang diwakafkan, dimana ha! ini dilatarbelakangi

kultur masyarakat saat itu; c) pengetahuan waqif tentang pentingnya

dokumen otentik masih minim karena waqif belum mengetahui aturan­

aturan yang terdapat dalam PP No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan

tanah milik dan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf; d) surat-surat

bukti kepemilikan dari tanah yang diwakafkan kurang jelas; e) besamya

biaya administratif untuk mendaftarkan tanah wakaf dan

mensertifikatkannya.

2. Dalam kajian hukum Islam para imam madzhab yang empat tidak

menyebutkan keharusan adanya pendaftaran atau pencatatan harta wakaf.

Akan tetapi dengan pertimbangan argumen-argumen yang telah

disebutkan di atas yaitu surat al-Baqarah ayat 282, dan surat an-Nisa ayat

Page 125: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

116

59 serta beberapa kaidah-kaidah fiqhiyah, untuk itu tanah wakaf yang

tidak terdaftar status hukumnya adalah tidak sah karena adanya ketentuan

yang menyatakan keharusan pencatatan atau pendaftaran hruia benda

wakaf baik tersurat maupun tersirat. Atas pertimbangan inilah maka status

hukum tanah wakaf yang terdapat di Masjid Jami' al-Istiqomah di Desa

Cikalong adalah tidak sah serta tidak sesuai dengan hukum Islam.

Kemudian menurut hukum positif karena adanya ketentuan keharusan

pendaftaran dan pencatan harta benda wakaf , maka akibat yuridis atau

hukum tanah wakaf yang tidak terdaftar, yang mengakibatkan

ketidakjelasan tanah wakaf tersebut, adalah tidak sah atau batal demi

hukum. Oleh karena itu status kepemilikan tanah wakaf tersebut adalah

milik wakif atau ahli warisnya. Tanah wakaf masjid Jami' Al lstiqomah

yang belum didaftarkan dan belum bersertifikat rnerupakan tanah wakaf

yang tidak jelas secara hukum yang berakibat tidak sah dan batal demi

hukum sehingga telah mengundang kerawanan dan memudahkan

te1jadinya penyimpangan oleh pihak-pihak yang 1idak bertanggungjawab

dari hakekat hukum dan tujuan perwakafan. Hal ini menunjukkan bahwa

tanah wakaf yang tidak mempunyai surat-surat bukti dan dokumen yang

otentik tidak mempunyai perlindungan dan jaminan hukum yang tegas dan

pasti. Oleh karena itu satu-satunya perlindungan hukum bagi tanah wakaf

yang tidak terdaftar adalah dengan sertifikasi atau mendaftarkan tanah

wakaftersebut pada lembaga yang berwenang.

Page 126: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

117

B. Saran-saran

I. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan sebagai penyelenggara

administrasi perwakafan diharapkan mengadakan penyuluhan hukum

secara terpadu mengenai pendaftaran tanah wakaf, sehingga masyarakat

dapat mengerti dan mengetahui prosedur dan tata cara pendaftaran tanah

wakaf, dimana pendaftaran tanah wakaf tersebut sangat penting untuk

menjan1in perlindungan dan kepastian hukum atas tanah-tanah wakaf

dalam keberadaannya sebagai harta milik Allah.

2. Nadzir harus lebih pro aktif dalam menyelesaikan sengketa wakaf di atas

bersama-sama dengan pengurus masjid dengan cara menempuh jalan

kekeluargaan atau penyelesaian non litigasi.

3. Solusi yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan sengketa wakaf terse but

adalah dengan cara mengumpulkan tanda tangan dari para saksi istifadlah

dalam ha! ini dapat diwakili oleh beberapa sesepuh desa yang mengetahui

dan meyakini bahwa tanah dan bangunan yang disengketakan benar-benar

merupakan wakaf masjid. Dari tindakan ini diharapkan D mau

meninggalkan tanah tersebut, sehingga keduanya dapat dikembalikan

kepada tujuan dan fungsi yang sebenarnya sebagai wakaf masjid.

4. Jika cara di atas tidak menemukan jalan keluar., maka harus ditempuh

penyelesaian litigasi yaitu melalui Pengadilan Agama yang

membawahinya dengan mengumpulkan bukti-bukti seperti saksi

isl !fad/ah.

Page 127: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

118

5. Dalam setiap urusan di bidang perwakafan, waqif. nadzir dan para pejabat

yang berwenang seyogyanya benar-benar mentaati peraturan perundangan

yang berlaku, terutama yang menyangkut biaya dan prosedur pengurusan

surat-surat kelengkapan untuk mendaftarkan t:mah wakaf sehingga

menunJang kelancaran proses pendaftaran dan pensertifikatan tanah

wakaf.

Page 128: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

119

DAFT AR PUST AKA

Al-Qur 'an Al-Karim

Abdurrahman, 1994, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Waka/ di Negara Kita, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Abidin, Muhammad Amin bin. 1966. Hasyiyah Raad al-Mukhtar. Jilid IV. Mesir: Musthafa al-Babi aal-Halabi.

Abu Zahrah, Muhammad. 1971. Muhadlarahfi al-Waq/ Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi.

Ad-Daruqutny, Ali bin Umar. 1994. Sunan ad-Daruqutny. Jilid II. Beirut: Dar al-Fikr.

Ali Fikri, Sayid. 1938. Al-Mu 'amalah al-Madiyah wa al-Adabiyah. Juz II. Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi.

Ali, Atabik, dan Ahmad Zuhdi Mudlor, 1996. Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Ali Maaksum Pondok Pesantren Krapyak.

Ali, Muhammad Daud, 1998, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakc;f, Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail. t. th. Shahih Al-Bukhari. Jilid I. Kairo: Dar Nahr an-Nail.

Al-Alabij, Adijani. 2002. Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Al-Bahuti, Mansur Ibnu Yunus. 1982. Kasy1.yaf al-Qaana 'an Main aal-iqna '. Jilid IV. Beirut: Dar aal-Fikr.

Al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad. 1352 H. Al-sunan al-Kubra. India: Dairah al­Ma'rifah al-Usmaniyah.

Al-Naisabury, Imam Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi. 1992. Shahih Muslim . .Jilid II. Beimt: Dar al-Fikr.

Al-Qozwaini, Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid. 1995. Swwn lbnu Mt;jah. Jilid II. Beimt: Da al-Fikr.

Page 129: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

120

Al-Shan'ani, Muhammad Ibnu Ismail. T. Th. Subul al-Salam. Jilid III. Mesir: M. Ali Shahib.

Al-Siba'i, Musthafa, 1964. Al-lstirakiyah a/-ls/amiyah. Di1erjemahkan oleh H.A. Malik Ahmad. Jakarta: CV. Mulia.

Al-Syafi'i, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Idris. 1990. Al-Umm. Jilid III. Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Syarbini, Muhammad al-Khathib. 1958. Muglmi al-Muhtaj. Mesir: Musthafa al­Babi al-Halabi.

Al-Syaukani, Muhammad bin Ali bin Muhammad. T. Th. Nail al-Aulhar. Musthafa al-babi al-Halabi.

Al-Zuhaili, Wahbah, 1989, Al-Fiqh al-lslami wa Adillatuhu, Juz VIII. Damsyik: Dar al-Fikr.

Ashshofa, Burhan, 1998, Me/ode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta.

Ash-shiddiqi, T. M. Has bi. 1978. Hukum-hukum Fikih Islam. Cet. V. Jakarta: Bulan Bintang.

Basyir, Ahmad Azhar, 1977, Hukum Islam tentang Wal<pf, Jjarah dan Syirkah, Bandung: Al Ma'arif.

Depag RI, 1979, Al Qur 'an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Pente1jemah/ Penafsir Al Qur' an.

Depag RI, 2006, Peraturan Perundangan Perwakafan, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

Depag RI, 2004, Strategi Pengamanan Tanah Waka/, Jakarta: Dirjen Bimbingan Masyarakat dan Haji.

Departemen Agama. 1996. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: P.T. lchtiar Barn Van Boeve.

Djatmika, Rachmat. 1990. Sosialisasi Hukum Islam di Indonesia. Dalam Abdun-ahman Wahid (et. all) Kontroversi Pemikiran Islam di Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Page 130: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

121

Djatmika. 1995. Resume Kuliah Pranata Sosial II (Wakaj). Mimeo dihimpun oleh Arbiyah Lubis. Program PascaSarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fyzee, Asaf A. A. 1974. Outline of Muhammadan Law. India: Oxford University.

KhalaJ: Abdul Wahab. 1951. Ahkam al-Waqf Mesir: Matba'aah al-Mishr.

Praja, Djuhaya S, 1995, Perwakafan di Indonesia: Sejarah, Pemikiran, Hukum dan Perkembangannya, Bandung: Yayasan Piara.

Qal'ah, Muhammad Rawas. 1978. Mausu 'ah Fiqh Umar ibn aal-Khaththab. Beirut: Dar al-Nafais.

Rahmat, Nasaroeddin. 1964. Harta Wakcif. Jakarta: Bulan Bintang.

Rasyid, Sulaiman, 1964, Fiqh !slam, Jakarta: Yayas<m Al Thahiriyah.

Sabiq, Sayid, 1983, Fiqh Al Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr.

Saekan, Efendi, Erniati, 1997. Sejarah Penyusunan Kompilasi Hukwn Islam di Indonesia. Surabaya: Arkola.

Salim, Abdul Muin, 2002, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekua.man Politik Dalam Al-

Quran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakai1a: UI Press.

Sunggono, Bambang, 1998, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakef, Jakarta: CV. Eko Jaya. 2004.

Usman, Muhlish, 1996, Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Usman, Suparman, 1994, Hukum Perwakafan di Indonesia, Serang: Dar al - Ulum Press.

Page 131: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

DEPARTEMEN AGAMA RI UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH J.AKARTA

FAKULTAS SYARI'AH J[)AN HUKUM

Telp. (021) 74711537 Fax. (021) 7491821 IL Jr HJuanda No.95 Ciputat 15412 Website : ~~~'·1'i.f.!i1l.J!I.J.\l. Email : [email protected]

Non1or : Ft. 43/ KM. 00. 02/ 1961 I 2006 Jakarta, 16 )uni 2006 Lampiran I-Ia! : Mahon Data/ \,Yawancara

Kepada Yth. Pengurus Jami ' Al-Istiqomah Desa Cikalong Di-

Assaln11111'nlnik11111 Wr.Wb. Dengan I-format

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatu!lah Jakarta menerangkan bahvva :

Nd1ni1

Non1or Pokok -1 en1pat;·ranggal Lahir Sen1ester j urusan/Prodi

· Virka Untrisna . 202043101181 : Ila tang, 22 September 1984 · VI!! ( Delapan) : PMH/PMf

Alamat : )!.Raya Masid Limpung No. 81 Kee. Limpung Jawa­Tengah

Telepon : 081584057470 Adalah benar 1nahasiswa Fakultas Syari'ah dan t·Iukun1 UIN Syarif

1-Iidayatullah Jakarta yang sedang 111enyelesaikan skripsinya dengan Topik/Judul:

"Aki bat Yuridis Tanah Wakaf Yang Tidak Terdaftar ."

Untuk 1nelengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan/pembahasan topik/judul di atas, din1ohon kiranya Saudara dapat n1en1bantu/ menerirna yang bersangkutan untuk n1elakukan observasi/ wawancara.

Atas kesediaan bantuan Saudara diucapkan banyak tcriln<i kasih.

Wnss11/an11t 'nlnikun1 Wr. \!\lb.

;;..-~"-'AN

Page 132: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

DEW AN KESEJAHTERAAN MASJID (DKM) MASJID JAMI' AL-ISTIQOMAH

Kampung Cikalong Girang Kee. Cilamaya Wetan Kab. Karawang Jawa Baral

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid

(DKM) Majid Jami' al-lstiqomah Cikalong Girang, menerangkan bahwa:

Nama

NIM

Fakultas

: VIRKA UNTRISNA

: 202043101181

: Syari'ah dan Hukum

Jurusan/Prodi : PMH/PMF

Semester : Vlll

Alamal : JI. Raya Masjid Limpung No. 81 Ke!. Limpung Kee. Limpung Kab.

Batang Jawa Tengah 51271

Benar-benar telah melakukan penelitian di Masjid Jami' al-lstiqomah Kampung

Cikalong Girang Des. Cikalong Kee. Cilamaya Wetan Kab. Karawang Jawa Baral, mulai

tanggal 8 Juni s/d 26 Juli 2006.

Demikian surat keterangan ini dibuat, harap digunakan sebagaimana semestinya.

Page 133: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Hasil wawancara dengan Ust. Ridwan selaku Ketua Dewan K1esejahteraan Masjid

(DKM) Tanggal 23 Juli 2006

Masjitl Jami' al-lstiqomah me11jadi seperti sekara11g i11i pasti memiliki sejaralz yang

pa11ja11g, terus sejaralz berdiri11ya masjid itu kapa11 Ust.?

Begini, sebelum berbentuk sebuah masjid, sebenarnya hanya berupa tempat shalat atau

yang biasa kita sebut dengan istilah mushala yang sederhana yang dibangun pada tahun

1890 dan pada saat itu berupa bangunan panggung dari kayu dan bmnbu, oleh dua orang,

yaitu: Syekh Talhah bese1ta muridnya Syekh Masmad, yang biasa dipanggil oleh

masyarakat sekitar dengan julukan Buyut Dasih. Mushalla terse but dibangun di alas tanah

milik Syekh Masmad yang kemudian diwakafkan oleh beliau. Se:telah Syekh Masmad

wafat pada tahun 1921, maka menantu beliau Ust. Nurkhatim menggantikan beliau dalam

pengurusan mushalla tersebut.

Kemudia11 perubalza11 penmtuka11 ya11g semula digunaka11 1111tuk mushala menjadi

masjid itu itu tepatnya terjadi kapan?

Nah setelah Syekh Masmad wafat maka menantu beliau Ust. Nurkhatim yang mengurusi

mushala tersebut dan pada tahun 1952 beliau merubah mushala yang tadinya berupa

panggung dan terbuat dari kayu dan bambu menjadi sebuah bangunan permanen dari batu

bata merah, dan pada tahun ini pula terjadi perubahan peruntukan tanah wakaf yang

tadinya untuk mushalla menjadi masjid. Kemudian pada tahun 1994 terjadi perombakan

besar-besaran sampai sekarang oleh pengurus berikutnya.

Sete/alz te1jadi perubalta11 peru11tuka11 ya11g tadi11ya mushala me11jadi masjid

kemudian perkembanga11 se/a11jut11ya sampai 111e11dapatka11 beberapa tanah wakaf

berupa sawah itu bagaimana Ust.?

Begini, dengan adanya perubahan tersebut baik peruntukannya yang semula mushala

menjadi masjid sampai bangunannya yang tadinya dari kayu ke batu bata ini

mendapatkan respon positif dm1 dukungan dari masyarakat. Dan salah satu dukungan

tersebut adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk menyisihkan sebagian tanah

sawah milik mereka untuk diwakafkan guna keperluan masjid. Dengan kata lain, Masjid

Page 134: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Jami' al-Istikomah didirikan dan dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Hal ini

terjadi tepatnya tahun 1960 sampai tahun 2002, yang mana beberapa orang kaya di

sekitar masjid mewakafkan sawalmya sebagai penunjang untuk pengelolaan masjid pada

masa berikutnya, dengan perincian sebagai berikut: pada tahun 1960 seluas 3 bau sawah

yang diwakafkan oleh I-I Husnen, pada tahun 1967 seluas 3 bau sawah yang diwakafkan

oleh I-I Usman, pada tahun 1982 seluas %, bau sawah yang diwakafkan oleh H

Abdurrahim, tahun 1990 seluas I bau oleh Hj Rodiah, tahun 1994 seluas 1 bau oleh

Waqifu, dan pada tahun 2000 seluas Y. bau sawah yang diwakafkan oleh I-lj Shopiah,

serta pada tahun 2002 seluas Y2 bau sawah yang diwakafkan oleh Wadarni dengan

demikian, total sawah yang diwakafkan untuk pengelolaan masjid Jami' al-Istiqomah

adalah 9 ,5 bau'.

Ollya Ust. Kepengurusa11 masjid itu kan biasanya disebut takmi.r tapi di masjid jami'

i11i disebut dengan DKM, sebenarnya DKM itu apa Ust. Apa samn• dengan takmir?

Sebenarnya mungkin istilah tak:mir dengan DKM itu sama saja karena DKM yang

kepanjangannya Dewan Kesejahteraan Masjid adalah sebuah organisasi atau pengurus

yang memelihara masjid tersebut. Dan DKM ini memiliki beberapa divisi, yaitu:

Pertama, Imarah, yang mengurusi kegiatan kerohaniaan, seperti majlis taklim, tadarrusan,

peringatan hari-hari besar Islam. Divisi imarah ini juga mengatur mengenai imam-imam,

pengajar dan khatib Jumat. Kedua, Divisi ri'ayah, yang bertuga:s untuk menjaga atau

memelihara fisik masjid, seperti jika ada pelebaran, kerusakan, dam perawatan bangunan

lainnya. Ketiga, Divisi idaral1, yang bertugas untuk pembukuan keuangan, mencari dana

untuk kepentingan masjid.

Kemudian struktur kepengurusan DKM itu sendiri bagaimana?

Sturtur kepengurusan DKM adalah sebagai berikut: Ketuanya saya sendiri, wakil H.

Damanhuri, Bendahara H. Yadi, Sekretaris Endang Syahidin, Divisi Imarah diketuai H.

Syamsusi dengan anggotanya Ust. Masrudin, Ust. A.Qomarudin dan Ust. Abdurrahim

Affendi, divisi Ri'ayah diketuai H. Dasin dan anggotanya Warsin, Juhrah, Wajnin, Yasin,

sedangkan divisi Idarah diketuai Darkim dan anggotanya Badrudin, Baidowi, dan Nata.

Page 135: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Pada perkembangan se/anjutnya terjadi permasalaha11 pada tanai'z wakaf masjid,

buka11 begitu Usl?

Memang pada masa sekarang ini terjadi pemmsalahan mengenai tanah wakaf tersebut.

Demikian duduk perkaranya, Masjid Jami' al-Istiqomah mengalarni perkembangan dan

perluasan dengan adanya tanah wakaf berupa sawah pada tahun 1960 - 2002 dari

beberapa wakif sebagaimana yang telah saya jelaskan. Adapun DKM-nya pada periode

saat ini yaitu saya sendiri. Sedangkan nadzir, yang mengurusi tanah wakaf berupa tanah

sawah tersebut pada saat ini setelah beberapa periode adalah Ust. Saifuddin yang

notabene adalah juga ahli waris salah seorang wakif tanah sawah tersebut. Kemudian

proses akad yang berlangsung pada saat itu dilaksanakan secara lisan tanpa adanya surat­

surat atau dokumen-dokumen resmi sebagai persyaratan wakif kec:uali hanya disaksikan

oleh keluarga dari masing-masing pihak wakif dan nadzir. Setelah beberapa tahun

pemanfaatan obyek tanah wakaf berupa tanah sawah terse but, tepatnya pada tahun 2003,

salah satu tanah sawah diambil oleh Fulan yang nota bene adalah ahli waris dari wakif

tanah sawah tersebut dan paman dari Ust. Saifuddin, nadzir sekarang, dengan dalih

bahwa tanah sawah itu telah diberikan oleh ayahnya, yaitu salah satu wakif tanah wakaf

masjid, kepada Fulan secara hibah.

Ketika terjadi pe11yimpa11ga11 tersebut apa yang Usl lakukan sebagai Ketua DKM?

Ketika terjadi penyimpangan tersebut ya saya selaku DKM mengambil tindakan dengan

memperingatkan Fulan bahwa tanah sawah tersebut adalah wakaf milik Masjid Jami' al­

Istiqomah. Akan tetapi si Fulan ini tetap bersikeras bahwa tanah sawah tersbut adalah

miliknya. Dan penyimpangan ini terns berjalan sampai sekarang karena tidak adanya

bukti-bukti smat. Ya karena itulah saya hanya bisa memperingatkan Fulan aja.

Apaka/1 tidak ada gejo/ak dari masyarakat me11ge11ai ha! ini?

Ya kalau masyarakat sih sebenamya mengecam perbuatan fulan, tapi ya karena itu lagi

yaitu tidak adanya bukti surat maka ya tanahnya tetap dipegang fulan, ya jadinya

masyarakat cuma bisa membicarakan penyimpangan ini aja tanpa bisa berbuat apa-apa.

Page 136: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Sepengetalzuan Ust. factor-:faktor wakif tidak mendaftarkan tanah wakafnya itu

kenapa?da11 apakalz tidak talw m11ge11ai peraturan perwakafa11 Ust.?

Ya mungkin faktornya adalah kepercayaan wakif kepada nadzir untuk menjaga tanah

wakafnya. Kemudian masalah ketidak mengertian peraturan perwakafan memang hal itu

terjadi ya mungkin juga bukannya tidak mengerti tapi tidak talm. Selain itu kan biayanya

kan besar dan membutuhkan waktu yang lama.

Page 137: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Basil wawancara dengan Ust. Saifuddin selaku nadzir wakaf tanah Masjid Jami'

AI-Istiqomah Tauggal 24 .Juli 2006.

Ust. selaku nadzir pasti mengetaflui mengenai tanafl perwakafan ya11g diperuntukkan

unuk Masjid Jami' al-lstiqomafl, sebetul11ya bermula dari kapa11r dan siapa saja yang

mewakafkan Ust.?

Memang pembangunan masjid itu mendapat respon positif dan dukungan dari

masyarakat. Dan salah satu dukungan tersebut adalah adanya kesadaran dari masyarakat

untuk menyisihkan sebagian tanah sawah milik mereka untuk diwakafkan guna keperluan

masjid .. Hal ini terjadi tepatnya tahun 1960 sampai tahun 2002, beberapa orang yang

mampu Jah ya memberikan sawahnya, perinciannya sebagai berikut: pada tahun 1960

seluas 3 bau sawah oleh H Husnen, pada tahun 1967 seluas 3 bau sawah H Usman, pada

tahun 1982 seluas %, bau sawah oleh H Abdurrahim, tahun 1990 seluas 1 bau oleh Hj

Rodiah, tahun 1994 seluas 1 bau oleh Waqifu, dan pada tahun 2000 seluas •;., bau sawah

yang diwakafkan oleh Hj Shopiah, serta pada tahun 2002 seluas Yz bau sawah yang

diwakafkan oleh Wadami jadi totalnya adalah 9,5 bau', yang sebanding dengan 7,6

hektar. Sementara itu proses akad dilaksanakan secara lisan tanpa adanya surat-surat

kecuali hanya saja disaksikan oleh keluarga dari masing-masing pihak wakif dan nadzir.

Oil ya tugas Ust. selaku nadzir itu seperti apa Usl?dan proses pengangkatannya

bagaima11a?

Ya tugasnya antara lain mengawasi, memelihara, mengatur, mengkontrol tanah wakaf

produktif berupa tanah sawah untuk keperluan masjid. Adapun pengangkatannya

ditunjuk oleh para wakif atau para ahli waris wakif dihadapan KUA dan MUI setempat.

Oh ya satu lagi kepengurusan nadzir ini tidak termasuk dalam kepengurusan DKM,

hanya saja kedudukannya sejajar untuk kepentingan dan kesejahte:raan Masjid Jami' al­

Istiqomah.

Jadi struktur kepengurusa1111ya bagaimana Ust.?

Kalau mengenai struktur kepengurusan nadzir sebenmya bukab saya sendiri akan tetapi

saya dibantu oleh empat orang lagi, yaitu Qomaruddin sebagai sekretaris, H. Mulyana

Page 138: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

sebagai bendahara, dan anggota lainnya dari kepengurusan nadzir itu ialah Sholeh dan

Fakhrudin. Dan saya yang menunjuk mereka semua untuk membantu dalam mengurusi

tanah wakaf dari berbagai kalangan, seperti ahli wari dari berbagai pihak.

Ka/au mengenai penyimpangan yang terjadi bagaimana Ust.?

Penyimpangan itu terjadi karena salah satu ahli waris wakifmenyatakan bahwa salah satu

tanah itu adalah sudah dihibahkan oleh orangtuanya. Padahal salatt satu ahliwaris itu kita

sebut Fulan aja, adalah paman saya sendiri, ini tepatnya terjadi tahun 2003.

Lantas sikap Usl bagaimana me11glladapi Ila/ tersebut?

Saya pada mulanya hanya membicarakan baik-baik kepada Fulan lantas setelah dia tetap

bersikukuh maka saya peringatkan. Akan tetapi hasilnya sama saja dia tetap pada

pendiriannya bahwa tanah itu miliknya karena sudah dihibahkan oleh orangtuannya. Dan

yang membuat saya tidak dapat berbuat banya adalah karena tidak adanya surat-surat

bukti perwakafan, dan juga diperparah surat-surat bukti kepemilikan dari tanah tersebut

kurang jelas.

Mengetahui,

/ --, 'vrvJ ~I

C. Saifuddin Nadzi1r Tanah Wakaf

Masjid Jami' al-Istiqomah

Page 139: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Hasil wawancara dengan Ust. Abdul Hamid Saifuddin sclaku ahli waris tanah

wakaf Masjid Jami' al-Istiqomah Tanggal 8 Juni 2006.

Ust. sebetulnya permasalaltan yang terjadi di Masjid Jami Al-Jstiqomalt seperti apa?

Jadi begini Masjid Jami Al Istiqomah itu memiliki 2 jenis tanah wakaf yaitu tanah wakaf

produktif dan tanah wakaf tidak produktif. Adapun tanah tidak produktif adalah dimana

masjid telah berdiri sedangkan tanah produktif adalah tanah sawah yang totalnya sekitar

9,5 bau atau 7,6 hektar yang mana hasil dari tanah wakaf tersebut digunakan untuk

pengolaan masjid. Dalam perkembangannya setelah para wakif meninggal dunia tanah

wakaf produktif tersebut dikelola oleh ahli warisnya. Hal ini menyebabkan adanya

penyimpangan-penyimpangan tanah sawah tersebut yang mungkin disebabkan oleh

beberapa ahli waris tersebut secara ekonomi kurang mencukupi. Hal ini terjadi kira-kira

tahun 2003. ada salah satu ahli waris mengambil sebagian bi dang tanah yang seharusnya

digunakan untuk masjid, sementara itu DKM dan Nadzir sebagai orang yang mempunyai

tanggung jawab untuk mengurusi masjid dan tanah wakaf hanya mengambil tindakan

hanya sebatas peringatan kepada ahli waris yang mengambil tanah itu bahwa tanah yang

diambil adalah tanah masjid. Akan tetapi, dia tetaqp bersikeras bahwa tanah itu adalah

tanah miliknya yang merupakan hasil hibah dari orangtuanya. Dengan demikian terjadi

Jenyalahgunaan hasil tanah wakaf produktif berupa tanah sawah. Dana yang diperoleh

lari hasil penyewaan hasil tanah tersebut tidak digunakan untuk keperluan masjid tapi

ligunakan untuk kepentingan ahli waris tersebut.

Page 140: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi

Bagaima11a sikap altli waris yang /ai11 me11ge11ai Ital tersebut?

Mengenai sikap ahli waris akan hal ini berbeda-beda. Ada yang memperingatkan tapi

juga ada yang menyerahkan sepenuhnya pada DKM dan Nadzir sehingga dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut ahli waris yang lain tidak ikut campur.

Mengetahui,

Abdul Hamid S ifuddin Ahli Wa.ris Tanah Wakaf Masjid Jami' al-Istiqomah

)

Page 141: AKIBAT YURIDIS TANAH WAKAF YANG TIDAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12333/1/VIRKA... · memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di ... Adi