akibat gizi buruk pada seorang anak
DESCRIPTION
gizi burukTRANSCRIPT
Memahami kemauan seorang anak kecil ternyata tidak mudah, butuh kesabaran, ketekunan,
ketelitian bahkan keuletan yang berterusan. Kadang rasa ego orang dewasa menyebabkan
kita semakin susah mendekati anak kecil. Jangankan untuk bisa masuk dalam hidupnya
mendekatinya saja perlu cara dan harus tepat dan kena dihatinya.
Belum lagi harus bersabar dengan kenakalannya yang kadang memancing emosi, padahal
segala tindakkannya itu adalah wujud kemanjaan dan ingin diperhatikan oleh orang
disekelilingnya. Walaupun ada sebagian anak-anak yang memang kelewat nakalnya, mungkin
anak seperti ini bisa dibilang memiliki sifar hiperaktive yang lebih, sehingga orang tuanya
harus benar-benar sabar menghadapinya.
Hal inilah yang sedang dialami oleh seorang ibu muda yang memiliki seorang putri kecil
bernama Riri. Ketika berumur 1 tahun Riri terkena Gizi Buruk. Berat badanya tidak lebih dari
4 kilogram. Riri tidak pernah mau makan dan minum. Setiap kali diberi makan, Riri akan
menutup mulutnya rapat-rapat. Jika dipaksa, Riri akan menangis meraung-raung, walhasil apa
yang dimasukkan kedalam mulutnya keluar semua (baca: muntah).
Riri terpaksa dirawat di RS Ibu dan Anak agar kondisinya tidak semakin parah. Syukurlah Riri
sembuh dan saat ini usianya sudah 5 tahun 6 bulan. Riri tumbuh sehat secara fisik.
Akan tetapi akibat dari terkena Gizi Buruk Riri mengalami keterlambatan dalam berfikir.
Otaknya tidak cepat mencerna apa yang ada disekelilingnya. Satu lagi, kenakalan Riri sungguh
luar biasa. Gadis kecil itu tak pernah mau memakai pakaian perempuan. Pilihannya adalah
Celana panjang dan bergaya seperti lelaki. Dalam pelajaran Riri jauh ketinggalan, diusia yang
hampir mencecah 6 tahun Riri belum mampu mengenal huruf abjad. Kemampuannya hanya
sampai mengenal huruf Adan B saja. Untuk C dan selanjutnya Riri kewalahan.
Sang ibu yang tidak lain adalah temanku ketika masih SLTP itu menyesali kenapa Riri tidak
sepintar dirinya ketika sekolah dulu. Mendengar hal itu aku langsung protes, menurutku kita
jangan membandingkan anak dengan diri kita. Tidak selamanya orang tua yang pintar
memiliki anak yang pintar secara alamiah. Semua butuh proses, semua butuh latihan yang
berterusan dan tentunya kesabaran. Jangan letakkan harapan yang tinggi pada seorang anak,
hal ini bisa membuat anak tertekan dan akhirnya memberontak dengan caranya sendiri. Ketika
berusia 1 hingga 5 tahun adalah lebih baik meletakkan diri kita setaraf dengan pemikiran
anak. Bukan anak yang harus mengikuti jalan fikir orang dewasa tapi orang dewasalah yang
mengikuti jalan fikiran anak dengan tetap mendidik tentunya. karena di usia begini seorang
anak akan menyerap apa saya yang dilihat didengar dan apa yang terjadi disekililingnya.
Mungkin ada banyak Riri yang lain diluran sana dan ada banyak ibu yang harus lebih tekun
mengajarkan anak yang memiliki sedikiiiitt saja kekurangan dan jujur aku kagum pada
kesabaran para ibu yang dengan ikhlas mendidik dan merawat putra putrinya tanpa mengenal
jemu.
http://www.dwina.net/2010/03/akibat-gizi-buruk-pada-seorang-anak.html