akhir kisah 8 blok cilik - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2577/c0111c4d_des17... ·...

1

Upload: lamtram

Post on 16-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

30 Senin, 23 April 2018

Drama blok terminasi 2018 mencapai akhir cerita setelah PT Pertamina (Persero) menandatangani

kontrak dengan skema gross split pada Jumat (20/4). Tantangan selanjutnya, perusahaan pelat merah itu harus berusaha menjaga produksi blok terminasi itu

agar tidak turun.

Surya [email protected]

Proses pengalihan blok mi-gas terminasi 2018 kepada Pertamina itu memakan waktu sekitar setahun lebih.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah me-manggil Pertamina untuk membahas pengelolaan delapan blok terminasi sejak Januari 2017.

Blok yang bakal diberikan kepada Pertamina yakni, Tuban, Ogan Kome-ring, Sanga-Sanga, Southeast Sumatra, North Sumatra Offshore, East Kaliman-tan, Attaka, dan Tengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 35/2004 terkait dengan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi menjadi landasan utama pemberian blok termi-nasi itu kepada Pertamina. Pasalnya, PP itu mencatat perusahaan migas nasional itu memiliki hak khusus me-milih pengelolaan blok terminasi.

Kala itu, Pertamina menyanggupi bakal mengambil delapan blok termina-si seluruhnya. Kementerian ESDM pun menunggu pengajuan proposal resmi dari perusahaan yang saat ini menjadi induk usaha BUMN migas tersebut.

Sayangnya, proposal yang ditunggu-tunggu tidak kunjung muncul hingga penghujung 2017. Bahkan, pada awal 2018 muncul isu kalau Pertamina ha-nya ingin mengelola empat dari total delapan blok terminasi tersebut.

Akhirnya, Kementerian ESDM membentuk tim khusus dan memang-gil operator yang mengelola blok itu (existing) untuk ditawarkan mengelola kembali blok terminasi tersebut. Hal itu dilakukan karena waktu terminasi yang sudah semakin mepet, terutama Blok Tuban dan Ogan Komering yang habis kontrak pada 28 Februari 2018.

Hasilnya, proposal beberapa kontrak-tor existing dinyatakan lebih baik ke-timbang Pertamina, tetapi perusahaan migas nasional itu memiliki hak khu-sus untuk menyamakan proposal atau right to match. Pertamina pun kembali mengumumkan sanggup mengelola delapan blok terminasi tersebut.

Sayangnya, nasib Blok Tuban dan

Ogan Komering terlanjur diterminasi. Kementerian ESDM memperpanjang sementara selama 6 bulan atau sampai Agustus 2018 kepada kontraktor existing.

Blok Tuban dan Ogan Komering pun tetap dikelola operator existing yakni, Joint Operation Body (JOB) Pertamina-PetroChina dan JOB Perta-mina-Jadestone.

Nah, kesanggupan Pertamina itu belum berujung selesainya delapan blok migas terminasi. Polemik kembali terjadi setelah Kementerian ESDM berenca-na memberi participating interest (PI) secara cuma-cuma kepada kontraktor existing sebagai mitra Pertamina.

Kala itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto sempat men-jelaskan bahwa PI kepada kontraktor existing itu diberikan gratis dan hanya membayar signature bonus karena posisi blok migas terminasi berada di tangan pemerintah. Pertamina belum berhak meminta dana untuk pemba-gian PI karena kontrak blok migas belum diteken.

“Kami [Kementerian ESDM] mengajak mitra existing agar produksi bisa lang-sung dijaga. Kalau dioper dulu kepada Pertamina 100% baru nyari mitra lagi akan membutuhkan waktu dan bisa berdampak pada produksi,” jelasnya.

Namun, pada paparan calon mitra Pertamina di blok terminasi itu mun-cul nama-nama asing atau bukan mi-tra existing seperti, PT Karunia Utama Perdana di Blok Sanga-Sanga dan PT GHU SES Indonesia di Blok Southeast Sumatra (SES).

Ketika ditanyakan kepada pejabat di Kementerian ESDM, kedua nama peru-sahaan itu disebut sebagai operator existing. Padahal, operator existing di Blok Sanga-Sanga adalah VICO Indo-

nesia dan di Blok SES adalah CNOOC.Pertamina disebut-sebut meminta

pendampingan dari Badan Pemeriksa Keuangan hingga Kejaksaan Agung untuk penyelesaian penandatanganan kontrak blok migas terminasi 2018.

Proses yang alot sampai memasuki pertengahan bulan ini, Kementerian ESDM menyebutkan bahwa pemerin-tah bakal memberi 100% pengelola-an kepada Pertamina terlebih dulu. Nantinya, Pertamina bakal bebas menentukan mitra pendamping setelah menandatangani kontrak.

JAGA PRODUKSIAkhirnya, Kementerian ESDM

memberi tenggat hingga 20 April 2018 kepada Pertamina untuk membayar signature bonus dan performance bond sebagai jaminan pelaksanaan komit-men pasti yang sudah ditentukan.

Pertamina meneken kontrak tujuh wilayah kerja terminasi dari total dela-pan blok yakni, Tuban, Ogan Kome-ring, Sanga-Sanga, Southeast Sumatra, North Sumatra Offshore, East Kaliman-

tan & Attaka (digabung menjadi satu kontrak), dan Tengah yang diunitisasi dengan Blok Mahakam.

Di luar itu, Pertamina mendapatkan tantangan untuk menjaga volume produksi agar tidak mengalami pe-nurunan sampai menemukan mitra pendamping.

Djoko mengatakan bahwa strategi untuk menjaga produksi pada blok migas terminasi itu adalah tetap menggunakan vendor existing seperti ketika peralihan kontrak terminasi di Blok Mahakam. Pertamina juga akan menggunakan tenaga kerja dari opera-tor sebelumnya.

“Lalu, operator existing pun tetap menjalankan kewajibannya sampai kontrak benar-benar habis. Sepanjang periode itu, Pertamina akan mema-suki proses transisi di sana,” ujarnya, Jumat (22/4).

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi memaparkan bahwa sampai dengan 31 Desember 2017, produksi migas blok terminasi itu untuk minyak mentah sebesar 68.559 barel per hari,

sedangkan produksi gas sebesar 306 juta kaki kubik per hari.

Volume produksi blok migas termi-nasi 2018 terbilang kecil. Kontribusi kepada produksi minyak mentah nasional sebesar 8,78% dan kontribusi terhadap produksi gas sebesar 3,91%.

Pertamina pun berupaya mencari mitra yang cocok untuk bisa mengopti-malkan blok migas terminasi tersebut.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan bahwa perseroan me-miliki dua kriteria utama dalam mencari mitra yakni, secara teknik cukup kom-peten dan dari sisi keuangan juga kuat.

“Dua kriteria itu bisa jadi termasuk mitra existing, kami sedang kaji dan memilih siapa yang cocok,” ujarnya.

Pada tujuh wilayah kerja migas itu, Pertamina membayar signature bonus senilai US$33,50 juta, sedangkan nilai komitmen pasti selama 3 tahun ke depan senilai US$556,45 juta.

Kita berharap agar pengelolaan blok migas cilik kepada Pertamina dapat memberi kontribusi secara signifi kan kepada negara.

�PP No. 35/2004 menca-tat bahwa Pertamina me-miliki hak khusus memilih pengelolaan blok terminasi.

�Kementerian ESDM mem-beri tenggat hingga 20 April 2018 kepada Pertamina untuk membayar signature bonus dan performance bond.

Sejumlah Strategi Pacu Eksplorasi DisiapkanJAKARTA — Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral menyiapkan bebe-rapa strategi untuk menggenjot tingkat eksplorasi migas baru di Indonesia.

Kegiatan eksplorasi dinilai perlu di-giatkan demi menekan impor minyak mentah karena tren produksi yang te-rus turun.

Kepala SKK Migas Amien Sunar-yadi mengatakan bahwa pada awal 2018, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) domestik sekitar 1,60 juta barel per hari, sedangkan produksi minyak hanya 780.000 barel per hari. Hal itu membuat Indonesia harus mengimpor minyak mentah dan BBM.

“Untuk itu, diperlukan kegiatan eks-plorasi yang masif pada daerah onshore maupun offshore. Hal itu dilakukan agar cadangan migas baru bisa ditemukan,” ujarnya, Sabtu (21/4).

Adapun, Kementerian ESDM akan terbuka dengan berbagai cara untuk bisa menggeliatkan eksplorasi.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan bahwa kementerian akan terbuka untuk peluang aktivitas eks-plorasi. Salah satu cara untuk memacu eksplorasi adalah mendorong pencarian data seperti, multi-client.

Lewat multi-client, perusahaan-peru-sahaan survei migas bakal melakukan

seismik. Mereka akan mendapatkan izin dari Kementerian ESDM, nanti hasil datanya akan disimpan oleh perusahaan survei tersebut.

“Jadi, perusahaan migas yang men-cari data bisa mencari ke perusahaan survei tersebut,” ujarnya.

Arcandra menyebutkan bahwa ske-ma itu sudah mulai berjalan saat ini. Teranyar, Petroleum Geo Service (PGS), perusahaan asal Norwegia, mengajukan permintaan untuk melakukan survei.

“Sebenarnya, sudah banyak lagi, kami pun mau pihak yang mengumpulkan data juga lebih banyak lagi,” ujarnya.

Skema itu, tuturnya, membuat pe-merintah tidak perlu mengeluarkan uang untuk mencari data. Pasalnya, perusahaan jasa survei migas itu yang akan mengeluarkan dana sendiri dalam proses pencarian data.

“Nanti, mereka [perusahaan survei migas] yang akan mendapatkan penda-patan dari pembeli datanya. Itu sah-sah saja,” lanjutnya.

Selain itu, eksplorasi bisa didorong dengan skema studi bersama. Kontraktor kontrak kerja sama bisa mendapatkan hak khusus bila sudah melakukan studi bersama seperti, right to match dengan proposal pemenang lelang penawaran langsung (direct offer).

Pada lelang 2018, terdapat lima blok migas yang dilelang dengan skema penawaran langsung yakni, Southeast Jambi, Citarum, East Ganal, East Seram, dan East Papua.

Arcandra mengatakan bahwa dari lima wilayah kerja yang dilelang se-cara langsung pada 2018 itu, sebanyak empat wilayah kerja sudah ada yang mengakses dokumennya.

“Satu wilayah kerja itu pun yang akses lebih dari satu peminat. Ada yang dua sampai tiga, persaingan cukup ketat lah,” ujarnya.

Adapun, pemenang lelang belum diumumkan dalam tenggat untuk lelang penawaran langsung, bid submission terakhir adalah pada 4 April 2018.

Selain itu, Kementerian ESDM juga melakukan lelang secara reguler tender sebanyak 19 wilayah kerja konvensional.

Arcandra mengemukakan bahwa un-tuk tender secara reguler masih belum ada yang mengembalikan dokumen. Beberapa pengakses dokumen disebut-sebut bakal memastikan apakah akan mengikuti lelang atau tidak menjelang tenggat. “Mereka bilang bakal memasuk-kan kembali dokumennya last minute.”

Tenggat bid submission untuk reguler tender lelang 2018 adalah pada 19 Juni 2018. (Surya Rianto)

Keterangan Pemerintah Kontraktor

Minyak Gas Minyak Gas

Tuban 44 39 56 61 42,25

Ogan Komering 46 41 54 59 23,3

Sanga-Sanga 51 46 49 54 237

Southeast Sumatra 31,5 26,5 68,5 73,5 130

North Sumatra Offshore 35,5 30,5 64,5 69,5 18,5

East Kalimantan & Attaka 39 34 61 66 79,3

Tengah* -- -- -- -- 26,1

Pembagian Split 7 Wilayah Kerjayang Dikelola Pertamina (%)

Sumber: Kementerian ESDM, diolah Ket: *) Utilitasi dengan Mahakam

KomitmenPasti

(US$ Juta)

BISNIS/HUSIN PARAPAT

�BLOK TERMINASI 2018

Akhir Kisah 8 Blok CilikAkhir Kisah 8 Blok Cilik

Bisnis/Abdullah Azzam

E N E R G I

pusdok
Typewriter
23 April 2018, Bisnis Indonesia | Hal. 30