akdr

49
TUGAS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)Dosen Pembimbing : Ibu Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes. Oleh: IRMA SARI FITRIANA P 27824109059 NON REGULER / (18) KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN 1 | Metode AKDR/IUD

Upload: irma-sari-fitriana

Post on 02-Jul-2015

5.108 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Wajib Leave Comment yah :)kesulitan download? contact me di :twitter: @irmafitrianaFB: Irma Sari Fitrianakunjungi blog :midwifenote.blogspot.comisinya yahud :DD

TRANSCRIPT

Page 1: AKDR

TUGAS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

“AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)”

Dosen Pembimbing :

Ibu Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes.

Oleh:

IRMA SARI FITRIANA

P 27824109059

NON REGULER / (18)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO SURABAYA

2010-2011

1 | Metode AKDR/IUD

Page 2: AKDR

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Nikmat-Nya saya

dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Makalah ini membahas tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak,diantaranya :

1. Ibu Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes. Selaku dosen Pembimbing mata kuliah

Pelayanan KB Prodi Kebidanan Sutomo

2. Pihak-pihak yang ikut serta dalam proses pembuatan makalah ini

Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari sebagai manusia saya banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati, saya mohon pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi

penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua khususnya bagi saya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, April 2011

Penyusun

2 | Metode AKDR/IUD

Page 3: AKDR

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ………………………………………………………………….……..… i

Daftar Isi ………………………………………………………………………….......… ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..…….. 1

1.2 Tujuan ……………………………………..…………………………………… 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah AKDR……………………………………………………...…………… 3

2.2 Pengertian AKDR ………………………………………………………………. 4

2.3 Macam-Macam AKDR….………………………………………………………. 4

2.4 Mekanisme Kerja AKDR....................................................................................... 12

2.5 Indikasi................................................................................................................... 14

2.6 Kontaindikasi..........................................................................................................14

2.7 Keuntungan dan Kerugian dari Masing-Masing AKDR…….………….………. 16

2.8 Efek Samping dan Komplikasi AKDR………………………………………..... 20

2.6 Penanganan Efek Samping AKDR ……………………………………………... 22

2.7 Insersi IUD............................................................................................................ 24

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………...….…………………... 29

3.2 Saran …………………………………………………………………………… 29

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...... 30

3 | Metode AKDR/IUD

Page 4: AKDR

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merencanakan kehamilan merupakan bagian penting dalam membentuk keluarga

bahagia dan sejahtera. Salah satu solusinya adalah melalui pemakaian alat kontrasepsi

yang dianggap sebagai upaya jitu menekan ledakan populasi penduduk.

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari

mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk

mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang

sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,

bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,

2003).

Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional

mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam

kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah

mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan

pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental

dasn perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas

Dari masa ke masa, alat kontrasepsi terus berkembang. Di samping fungsi utama

sebagai pencegah kehamilan, alat kontrasepsi masa kini kian disempurnakan dengan

menambahkan manfaat nonkontrasepsi yang ditujukan bagi kenyamanan penggunanya.

Salah satu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengalami perkembangan

cukup signifikan adalah IUD atau dikenal dengan spiral. IUD ditanamkan di dalam

rahim dan bekerja menghambat pembuahan melalui sistem mekanik. Alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif

mampu menghindari terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2-

6 tahun).

Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR

dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses

pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.

Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar

tidak terjadi alah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang

4 | Metode AKDR/IUD

Page 5: AKDR

persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB,

tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan,

besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya

lingkungan dan orang lain.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah penyusunan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang

gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah AKDR

b. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi AKDR

c. Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam AKDR

d. Mahasiswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing

AKDR

e. Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi dari pemasangan AKDR

f. Mahasiswa dapat menjelaskan penanganan efek samping AKDR

5 | Metode AKDR/IUD

Page 6: AKDR

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah AKDR

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah

perkembangan yang sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas,

dan penyulit yang tidak terlalu besar. Sejarah abad masa lalu, walaupun tidak tercatat

dengan baik, menunjukkan bahwa kafilah dagang “bangsa Arab” mempraktekkan

penggunaan AKDR pada unta-unta mereka. Jika melakukan perjalanan jauh dalam

kegiatan perdagangannya, mereka memasukkan batu-batu ke dalam rahim untanya.

Periode abad berikutnya mencatat keberhasilan Richard Richter pada tahun 1909

di Jerman mengujicobakan penggunaan AKDR pada manusia. AKDR yang

digunakannya merupakan cicin catgut ulat sutera yang mempunyai kawat nikel dan

tembaga yang mejulur keluar melalui serviks. Tahun 1920-an Grafenberg mengganti

cincin catgut dengan cicin berlapis emas atau perak. Tidak lama berselang (1934) Ota di

Jepang menambahkan struktur pendukung cincin AKDR yang berlapiskan emas atau

perak untuk mengurangi angka ekspulsi. Selama berlangsung perang dunia kedua,

filosofi politik Jepang dan Nazi mengeliminasi penggunaan AKDR. Baru pada tahun

1959 Oppenheimer menggerakkan kembali penggunaan dengan berbagi macam bentuk

pengembangan IUD.

Perkembangan seterusnya pada tahun 1960 melahirkan AKDR berbentuk “Loop”

hasil karya Jack Lippes. Kemudian berturut-turut tahun 1968-1969, Zipper

6 | Metode AKDR/IUD

Page 7: AKDR

menambahkan Cu (tembaga) dan Doye dan Clewe (Amerika) menggunakan progestin

sebagai bahan anti fertilitas. Penelitian untuk mendapatkan jenis AKDR yang paling

efektif, dan aman dipakai masih terus berlangsung hingga sekarang.

2.2 Pengertian AKDR

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau benda yang

dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,

dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin,2003)

AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim

wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998)

AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik

kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo,

2005)

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik

yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan

ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

2.3 Macam-macam AKDR

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh

macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari

7 | Metode AKDR/IUD

Page 8: AKDR

benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat

maupun tidak.

Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :

1. Bentuk terbuka (oven device)

Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T

2. Bentuk tertutup (closed device)

Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

Menurut Tambahan obat atau Metal:

1. Medicated IUD

a. Mengandung Logam

AKDR – Cu generasi pertama (First Generation Copper Devices) :

§ CUT – 200 = Tatum – T

§ Cu – 7 = Gravigard

§ MLCU – 250

AKDR – Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices) :

§ CUT – 380 A = paragard

§ CUT – 380 Ag

§ CUT – 220 C

§ Nova – T = novagard : mengandung Ag

§ Delta – T : modified Cut – 220 C

Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama

untuk insersi post partum

§ MICU – 375

Penjelasan:

Copper IUD

Yang paling kenal sampai saat ini adalah :

- CuT – 200 = Tatum T : panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200

mm2 Cu (luas permukaan Cu-nya) . Daya kerja :

tiga tahun. Cara insersi : withdrawal

- CuT – 200 B : seperti Cut – 200, tetapi ujung bagian bawah

batang IUD berbentuk bola

- CuT – 200 Ag : seperti Cut – 200, tetapi mengandung inti Ag di

dalam tembaganya

8 | Metode AKDR/IUD

Page 9: AKDR

- CuT – 220 C : panjang 36 mm, lebar 32 mm, 220 mm2 Cu di

dalam tujuh selubung, 2 pada lengan dan 5 pada

batang vertikalnya. Dava kerja : tiga tahun. Cara

insersi : withdawal

- CuT-380A = Para Gard: Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm2 kawat cu

pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas

masing-masing 33 mm2 pada masing-masing

lengan horizontal. Daya kerja : 8 tahun (FDA : 10

tahun)

- CuT – 380 Ag : seperti CuT – 380 A, hanya dengan tambahan inti

Ag di dalam kawat Cu-nya. Daya kerja : 5 tahun

- CuT – 380 S : CuT – 380 slimline

Selubung Cu diletakkan pada ujung-ujung lengan

horizontalnya dan beberapa di dalam plastiknya.

Daya kerja : 2,5 tahun

- Nova-T = Novagard : panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm2 luas

permukaan Cu dengan anti Ag di dalam kawan

Cu-nya. Daya kerja : 5 tahun. Cara insersi :

withdrawal

- ML Cu – 250 : 220 mm2 luas permukaan kawat Cu. Benang ekor

2 lembar, berwarna hitam atau tidak berwarna..

Daya kerja : 3 tahun. Cara insersi : withdrawal.

Ada tiga bentuk Ml Cu – 250:

§ Standar : panjang 35 mm, lebar 18 mm

§ Short : panjang 29 mm, lebar 18 mm

§ SL : panjang 24 mm, lebar 18 mm

- Cu – 7 = Gravigard : panjang 36 mm, lebar 26 mm, mengandung 200

mm2 luas permukaan Cu, mempunyai tabung

inserter diameter paling kecil dibandingkan

tabung inserter IUD lain-lainnya sehingga dapat

dianjurkan untuk nulligravid.

Daya kerja : 3 tahun

Cara insersi : withdrawal (dapat pula push-out)

- MPL – Cu 240 Ag : 240 mm2 luas permukaan Cu, dengan inti Ag di

dalam kawat Cu nya

9 | Metode AKDR/IUD

Page 10: AKDR

Daya kerja : 3 – 5 tahun

Cara insersi : withdrawal

Ada 3 bentuk MPL – Cu 240 Ag :

o Ukuran 0 : panjang 26 mm, lebar 18 mm,

untuk kuran rahim, 7 cm atau nuligravid

o Ukuran 1 : panjang 31 mm, lebar 23 mm,

untuk ukuran rahim 7 – 8 cm

o Ukuran 2 : Panjang 25 mm, lebar 30 mm,

untuk ukuran rahim, 8 cm atau para – 4 atau

lebih

- Utering 330 Cu : terbuat dari plastik polyethylene, dengan lebar

tepi diagonal 15 mm, kawat Cu berdiameter 0,4

mm dengan luas permukaan Cu lebih dari 300

mm2, melingkari sekitar batangnya dan tanpa

benang ekor. Tabung inserter berdiameter 4 mm.

Daya kerja : 3 tahun

Pengeluaran : dengan ekstraktor IUD

b. Mengandung Hormon

1. Progestasert-T = Alza T

- Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna

hitam.

- Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg

progesteron per hari

- Tabung insersinya berbentuk lengkung

- Daya kerja :18 bulan

- Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2. LNG-20

- Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per

hari

- Sedang diteliti di Finlandia

- Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun

- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan

ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami

amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.

10 | Metode AKDR/IUD

Page 11: AKDR

2. UnMedicated IUD

Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon

- Lippes Loop

Diperkenalkan pada awal 1960-an dan dianggap sebagai IUD standard,

terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah

Barium Sulfat.

Ada 4 macam IUD Lippes Loop :

Lippes Loop A : panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu

titik pada pangkal IUD dekat benang ekor.

Lippes Loop B : panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, 2 benang hitam,

bertitik-4.

Lippes Loop C : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning,

bertitik 3.

Lippes Loop D : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih ,

bertitik 2.

Cara insersi : Push – out

Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai

menopouse, sepanjang tidak ada keluhan dan/atau persoalan bagi

akseptornya.

- Delta loop : modified lippes loop

11 | Metode AKDR/IUD

a. Lippes-Loop ; b. Saf-T-Coil ; c. Dana-Super ; d. Copper-T (Gyne-T) ; e. Copper-7 ; f. Multiload ; g. Progesterone IUD

Page 12: AKDR

Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk

insersi post-partum

Jenis-jenis IUD yang ada di Indonesia, antara lain:

a. Copper-T

 

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya

diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek

antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama

minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam

mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.

Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan

amenorhea.

12 | Metode AKDR/IUD

Page 13: AKDR

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis

ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan

kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama

seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

c. Multi Load 

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan

berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.

Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau

375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small

(kecil), dan mini.

13 | Metode AKDR/IUD

Page 14: AKDR

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S

bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes

Loopterdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe

A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C

berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe

D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari

pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau

penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan

dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

e. IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD

bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang

IUD. Gambar IUD Nova T :

14 | Metode AKDR/IUD

Page 15: AKDR

f. IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas

hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh

ibu menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :

2.4 Mekanisme Kerja AKDR

1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang

berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang

setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.

Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.Tembaga

dalam konsentrasi kecilyang dikeluarkanke dalamrongga uterus juga menghambat

khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon

juga menebalkan lendirsehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).

2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini

pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan

reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat

menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami

perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak

dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-

penyelidik lain menemukansering adanya kontraksi uterus pada pemakaianAKDR

yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar

prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).

3. Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR

mengubah transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan

spermasehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang

setelahhubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki

mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi

15 | Metode AKDR/IUD

Page 16: AKDR

atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim (BKKKBN,

2003)

4. Menurut Saefuddin, et. al (2003) :

Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum diketahui, namun ada beberapa

mekanisme kerja yang telah diajukan:

a.  Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

b.  Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya

implantasi.

c.  Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam

endometrium.

d.  Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.

e.  Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

f.  Dari penelitian terakhir, disangka bahwa AKDR juga mencegah spermatozoa

membuahi sel telur (mencegah fertilisasi).

g.  Untuk AKDR yang mengandung Cu :

1) Antagoisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim

carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita,

dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak

memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat

aktivitas alkali phospatase.

2) Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.

3) Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.

4) Mengganggu metabolisme glikogen.

16 | Metode AKDR/IUD

Page 17: AKDR

h. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :

1) Gangguan proses pematangan proliteratif – sekretoir sehingga timbul

penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi

(endometrium tetap berada dalam fase decidual/ progestational).

2) Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin.

2.5 Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim

(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan

masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan

pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:

• Usia reproduktif

• Keadaan nulipara

• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

• Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

• Setelah melahirkan dan tidak menyusui

• Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

• Risiko rendah dari IMS

• Tidak menghendaki metoda hormonal

• Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

• Perokok

• Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara

khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu,

lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan

setiap enam bulan sekali.

2.6 Kontraindikasi

Menurut Saifudin (2006), yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah

• Belum pernah melahirkan

• Adanya perkiraan hamil

• Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat

kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

• Perdarahan vagina yang tidak diketahui

17 | Metode AKDR/IUD

Page 18: AKDR

• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.

• Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat

mempengaruhi kavum uteri.

• Penyakit trofoblas yang ganas.

• Diketahui menderita TBC pelvic.

• Kanker alat genital

• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Kontraindikasi Insersi IUD

1. Kontra indikasi absolut

a. Infeksi pelvis yang aktif (akut – sub akut) termasuk persangkaan gonorrhoe atau

chlamydia

b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan

2. Kontra indikasi relatif kuat

a. Partner seksual yang banyak

b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD

c. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi

d. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang akuren, post partum

endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir

e. Cervicitis akut atau purulent

f. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya

g. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan predisposisi

untuk terjadinya kehamilan ektopik

h. Pernah mengalami infeksi pelvik satu kali dalam masing menginginkan kehamilan

selanjutnya

i. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, DM, dan lain-lain)

3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontra – indikasi untuk insersi IUD

§ Penyakit katup jantung

§ Keganasan endometrium atau serviks

§ Stenosis serviks yang berat

§ Uterus yang kecil sekali

§ Endometriosis

§ Myoma uteri

§ Polip endometrium

18 | Metode AKDR/IUD

Page 19: AKDR

§ Kongenital uterus

§ Dismenore yang berat

§ Anemia

§ Pernah mengalami problem ekspulsi IUD

§ Leukore atau infeksi vagina

§ Riwayat infeksi pelvis

§ Riwayat operasi pelvis

§ Keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan kesuburan

dimasa yang akan datang

§ Ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri rekor IUD

§ Darah haid yang banyak atau perdarahan bercak (spotting)

2.7 Keuntungan dan Kerugian dari Masing-masing AKDR

Secara umum, keuntungan dan kerugian AKDR / IUD sebagai alat kontrasepsi

adalah sebagai berikut :

Keuntungan Kontrasepsi IUD

Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1

kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)

AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

Tidak mempengaruhi hubungan seksual

Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

Dapat digunakan sampai manopouse

Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Membantu mencegah kehamilan ekktopik

Kelemahan Kontrasepsi IUD

Efek samping umum terjadi:

perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat

haid lebih sakit

Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila

pemasangan benar)

19 | Metode AKDR/IUD

Page 20: AKDR

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti

pasangan

Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR,

PRP dapat memicu infertilitas

Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR

Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.

Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari

Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat

melepas

Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR

dipasang segera setelah melahirkan)

Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah

kehamilan normal

Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

20 | Metode AKDR/IUD

Page 21: AKDR

Keuntungan Kerugian

Hanya memerlukan satu kali

motivasi dan satu kali pemasangan.

Tidak menimbulkan efek sistemik.

Dapat mencegah kehamilan dalam

jangka lama.

Sederhana, mudah, dan ekonomis.

Cocok untuk penggunaan secara

massal.

Efektifitas tinggi.

Kegagalan pasien (patient’s failure)

hampir tidak ada.

Tidak membutuhkan inteligensia

yang tinggi pada pemakaian

reversibel.

Untuk beberapa jenis AKDR, dapat

dipakai untuk jangka lama

(bertahun-tahun

Pemasangan dalam dan penyaringan

infeksi saluran genitalia diperlukan

sebelum pemasangan AKDR.

Dapat meningkatkan risiko Penyakit

Radang Panggul (PRP).

Memerlukan prosedur pencegahan infeksi

sewaktu memasang dan mencabutnya.

Bertambahnya darah haid dan rasa sakit

selama beberapa bulan pertama pada

sebagian pemakai AKDR.

Pasien tidak dapat mencabut sendiri

AKDR

Tidak dapat terlindungi terhadap PMS,

HIV/AIDS.

AKDR dapat keluar dari rahim melalui

kanalis servikalis hingga keluar ke vagina.

Bertambahnya risiko mendapat PRP pada

pemakai AKDR yang dahulu pernah

menderita penyakit menular seksual

(PMS) atau mereka yang mempunyai

mitra seks banyak.

Menurut Saefuddin, et. al (2003)

Keuntungan Cu IUD :

§  Ekspulsi lebih jarang, baik pada insersi interval, post partum maupun post abortus

§  Kehilangan darah haid lebih sedikit

§  Dapat lebih ditolerir oleh wanita yang belum punya anak atau wanita dengan paritas

rendah

§  Ukuran tabung inserter lebih kecil

Kerugian Cu IUD

§  Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun

§  Lebih mahal

21 | Metode AKDR/IUD

Page 22: AKDR

Menurut Saefuddin (2004) . Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):

a. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi

Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun

pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)

b. AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual

f. Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

j. Dapat digunakan sampai menopause

k. Tidak ada intraksidengan obat-obat.

Menurut Saefuddin (2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:

a. Efek samping yang umum terjadi:

- Perubahan siklus haid

- Haid lebih lama dan banyak

- Perdarahan(spotting) antar menstruasi

- Disaat haid lebih sakit

b. Komplikasi lain :

- Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

- Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)

-Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

-Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

berganti pasangan

-Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk

mencegah kehamilan normal.

Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:

22 | Metode AKDR/IUD

Page 23: AKDR

a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe

b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s

Syndrome)

Kerugian IUD hormonal:

-Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD

-Harus diganti setelah 18 bulan

-Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)

-Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi

2.8 Komplikasi AKDR

Efek samping dan komplikasi IUD dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu sebagai

berikut :

1. Pada saat insersi

2. Dikemudian hari

Efek samping dan komplikasi pada saat insersi IUD

§  Rasa sakit / nyeri

Pengobatan : analgetika atau prostaglandin – inhibitor

§  Muntah, keringat dingin dan syncope

a. Terjadi pada 1%

b. Penyebab : reaksi vaso – vagal

c. Pencegahan : pemberian atropin 0,4 – 0,5 mg IM / IV, sedativa ringan dan

anastesi lokal

d. Pengobatan : istirahat dalam posisi horizontal

§  Perforasi uterus

a. Angka kejadian kira-kira 1,2 per 1000 insersi IUD

b. Lebih sering terjadi pada tehnik insersi push – out

c. Perforasi dapat :

- Partial

- Komplit

d. Gejala-gejala perforasi

- Rasa sakit / nyeri yang tiba-tiba perdarahan

- Tetapi perforasi dapat pula a – symptomatis atau silent

e. Di kemudian hari persangkaan adanya perforasi

o  Benang ekor IUD tidak teraba dan tidak terlihat dan akseptor tidak pernah

merasa IUD-nya keluar pervaginam

23 | Metode AKDR/IUD

Page 24: AKDR

o  Perdarahan post insersi

o  Kehamilan

Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari

Rasa sakit dan perdarahan

a.  Merupakan alasan medis utama dari penghentian pemakaian IUD, yaitu kira-kira

4 – 15% dalam 1 tahun. Tetapi menurut penelitian-penelitian rasa sakit dan

perdarahan akan berkurang dengan semakin lamanya pemakaian IUD

b.  Perdarahan yang bertambah banyak dapat berbentuk :

o Volume darah haid bertambah, kecuali pada IUD yang mengandung hormon

o Perdarahan yang berlangsung lebih lama

o Perdarahan bercak/spotting diantara haid

Sebab-sebab dari timbulnya perdarahan haid yang lebih banyak (menorrhagi)

belum diketahui pasti

Embedding dan displacement

IUD tertanam dalam-dalam di endometrium atau myometrim

Penanggulangan : IUD harus dikeluarkan

Infeksi

a.  Merupakan komplikasi yang paling serius yang berhubungan dengan pemakaian

IUD

b.  Akseptor IUD mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mendapatkan PID

dibandingkan non akseptor KB. Risiko timbulnya PID terutama dalam bulan-

bulan pertama setelah insersi IUD (empat bulan pertama)

c.  Penyakit akibat hubungan seks (PHS)

Partner seksual yang banyak

d. Umur

Di negara-negara yang sedang berkembang, resikonya sama untuk wanita usia

muda maupun usia tua sedangkan di negara-negara maju risiko lebih besar pada

wanita.

2.9 Penanganan Efek Samping AKDR

Menurut Saifuddin (2006), Penanganan efek samping AKDR yaitu :

24 | Metode AKDR/IUD

Page 25: AKDR

Efek Samping / Permasalahan Penanganan

Amenora Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan

lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki

penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila

hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas

AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang

dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat,

atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR

jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan

ingin mempertahankan kehamilannya tanpa

melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan

terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta

perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan

diperhatikan

Kejang Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan

penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi

penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak

ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk

sedikt meringankan. Apabila klien menglami

kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu

klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.

Perdarahan pervagina yang

hebat dan tidak teratur

Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan

kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan

potologis, perdarahan berkelanjutan serta

prdarahan hebat,lakukan konseling dan

pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x

sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi

perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap

hari selama 1 sampai 3bulan).

Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan

apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan

AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa

talinya di dalam saluran endoservik dan kavum

uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan

tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya.

25 | Metode AKDR/IUD

Page 26: AKDR

Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan

x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak

hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan,

pasanglah AKDR baru atau bantulah klien

menentukan metode lain.

Adanya pengeluaran cairan dari

vagina atau dicurigai adanya

PRP

Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan

AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat

dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi

klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila

PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam.

ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain

sampai masalahnya teratasi.

26 | Metode AKDR/IUD

Page 27: AKDR

2.10 Insersi IUD

Permasalahan pada insersi IUD

a. Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan

  Ekspulsi

  Kerja kontraseptif tidak efektif

  Perforasi uterus

Untuk sukses / berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal yaitu :

  Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserternya

  Waktu / saat insersi

  Teknik insersi

 Penjelasan prosedurnya kepala calon akseptor

  Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage uterus

  Tehnik a dan anti sepsis

  Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam uterus tanpa menembus myometrium

Ukuran dan Macam IUD

 Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, makin tinggi ekspulsinya

 Makin besar IUD, makin sukar insersinya, makin rendah ekspulsinya

Waktu / Saat Insersi

a.  Insersi interval

- Kebijakan sekarang

Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita yakin seyakinnya

bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil.

- Kebijakan lama

Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid. Alasan :

 Ostium uteri lebih terbuka

 Canalis cervicalis lunak

 Perdarahan yang timbul karena prosedur insersi

 Tertutup oleh perdarahan haid yang normal

 Wanita pasti tidak hamil

Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena :

 Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila insersi dilakukan saat haid

 Dilatasi canalis servicalis adalah sama pada saat haid maupun pada saat mid –

siklus

 Memudahkan calon akseptor pada setiap saat ia datang ke klinik KB

b. Insersi Post – partum

27 | Metode AKDR/IUD

Page 28: AKDR

Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post-partum hanya kerugian paling

besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. IUD yang dipakai atau dan

yang sedang dicoba

 Delta loop = modified lippes loop D

 Delta T = modified cut – 220 C

Kedua IUD tersebut diberi benang chromic catgut pada lengan atasnya, dengan

maksud benangnya akan tertanam ke dalam endometrium dan menahan IUD-nya di

tempatnya selama involusi uterus. Benangnya secara perlahan-lahan akan larut dalam

waktu 6 minggu.

 Modified delta loop

 Modified delta – T

Kedua IUD tersebut diberi tonjolan-tonjolan yang terbuat dari bahan polimer yang

biodegradable yang akan larut secara perlahan-lahan.

 Post partum T

Mempunyai lengan atas tambahan pada bagian bawah batang IUD, sepanjang 2 cm

yang menjurus ke atas dan ke arah luar insersi IUD post-partum tidak mempunyai

efek pada kuantitas atau komposisi dari ASI.

c. Insersi Post – Abortus

Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari setelah abortus, maka IUD dapat segera

dipasang sesudah :

 Abortus trimester I

Ekspulsi, infeksi, perforasi dan lain-lain sama seperti pada insersi interval.

 Abortus trimester II

Ekspulsi 5 – 10 kali lebih besar dari pada setelah abortus trimester I

Dari penyelidikan ternyata bahwa lippes loop lebih sering menyebabkan

komplikasi dibandingkan Cu IUD.

d. Insersi Post – Coital

Pengukuran Uterus

1.  Dari penyelidikan didapatkan bahwa efek samping lebih sering timbul pada ukuran

uterus yang berada di luar batas-batas normal (6,5 – 8 cm)

2.  Alat-alat yang dikembangkan untuk mengukur dengan lebih akurat panjangnya

cavum uteri, misalnya

a. Hasson wing sound I

b. Hasson wing sound II untuk panjang dan lebar cavum uteri

28 | Metode AKDR/IUD

Page 29: AKDR

c. Cavimeter

Teknik Insersi

Ada 3 cara :

 Tehnik push out = mendorong : lippes loop

Bahaya perforasi lebih besar

 Tehnik withdrawal = menarik : Cu IUD

 Tehnik plunging = “mencelupkan” : progestasert – T

Prosedur Insersi IUD

1.  Pemberian analgetika dan sedativa bila diperlukan

2.  Pasang spekulum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina

3.  Bila mungkin, kerjakan papanicolaou smear dan perhatikan bakteriologis terhadap

gonorrhoe

4.  Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan

mobilitas uterus serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya

infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya

5.  Pasang kembali spekulum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan

dinding vagina

6.  Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk

meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mempengaruhi perdarahan dan resiko

perforasi

7.  Lakukan sondage uterus

8.  Masukkan IUD sesuai dengan macam alatnya

Lepaskan IUD dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi

mungkin di fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan

dipaksakan keluarkan alatnya dan lakukan re – insersi

9.  Keluarkan tabung insertersnya

10. Periksa dan gunting benang ekor IUD sampai 2 – 3 cm dari ostium uteri eksternum

11. Keluarkan tenakulum dan spekulum

Catatan : IUD jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di dalam tabung insersinya,

karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lippes loop).

29 | Metode AKDR/IUD

Page 30: AKDR

CARA PEMASANGAN AKDR/IUD

Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD :

1.Bivale speculum

2.Tanekulum(penjepit portio)

3.Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)

4.Forsep

5.Gunting

6.Bengkok larutan antiseptic

7.Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT

8.Kasa atau kapas

9.Cairan DTT

10.Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik

11.AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka

12.Aligator(penjepit AKDR)

(Menurut Prawirohardjo, Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T

Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi

melalui servikalis.

1. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi uterus

2. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik

3. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik

Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik,

penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi

Saturday

4. Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk

menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum

uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang

dari 5 cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan

5. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis

sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-

kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian

pemasangan diulangi

6. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur

atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama

agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR

7. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-3cm.

30 | Metode AKDR/IUD

Page 31: AKDR

CARA PENCABUTAN AKDR

1. Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid

2. Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut

keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde

uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan.

Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas

3. Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret.

Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri

4. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria

5. AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada

efek samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra

uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun),

sedang Progestasert-T 1-2 tahun.

31 | Metode AKDR/IUD

Page 32: AKDR

BAB 3

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah

telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan

untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk

memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.

Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan

untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran,

mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).

Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu

bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk

mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik

yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan

ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari

penggunaan AKDR tersebut.

Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi

dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek

samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak

terjadi alah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang

persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu

efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya

keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan

orang lain.

32 | Metode AKDR/IUD

Page 33: AKDR

3.2. Saran

1.Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR

Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai

dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.

2.Bagi tenaga kesehatan

Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang

AKDR yang baik dan sesuai prosedur.

Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infom choice

pada klien serta menjelaskan segala informasi tentang AKDR secara lengkap.

33 | Metode AKDR/IUD

Page 34: AKDR

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham,dkk. (1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus, Gde . 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Saifuddin, Abdul Bari. 2006 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: YBP-SP

Speroff, Leon . 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP

34 | Metode AKDR/IUD