akad ba'i salam

21
AKAD BA’I SALAM DAN ISTISHNA’ MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Fiqih Muamalah Dosen Pengampu : Hasanain Haikal SE.MH. Disusun Oleh : 1.Unik Rahmawati (1420220025) 2.Eny Ermawati (14202200026) 3.M Bahrudin AWA (1420220027) 1

Upload: muhamad-maruf-hidayat

Post on 08-Jan-2017

238 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akad Ba'i Salam

AKAD BA’I SALAM DAN

ISTISHNA’

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Fiqih Muamalah

Dosen Pengampu : Hasanain Haikal SE.MH.

Disusun Oleh :

1.Unik Rahmawati (1420220025)

2.Eny Ermawati (14202200026)

3.M Bahrudin AWA (1420220027)

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

1

Page 2: Akad Ba'i Salam

TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada allah S.W.T, yang memberi rahmat,

hidayah serta inayahnya kepada kami semua dan memberikan kesehatan selalu.

Sehingga kami bisa membuat makalah fiqih muamalah ini dengan baik. Dan di

dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Akad Rahn dan Akad Ariyah“.

Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi agung

Muhammad S.A.W, yang nanti kita tunggu-tunggu syafaatnya di hari akhir nanti.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dalam bentuk penyusunan maupun materinya. Sehingga penulis mengharapakan

sangat krtikan dari pembaca untuk memperbaharui makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini bisa menjadi referensi dan bermanfaat bagi

semua.

Kudus, 05 November 2015

Penyusun

2

Page 3: Akad Ba'i Salam

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………….. 1

Kata Pengantar………………………..………………………………… 2

Daftar isi…………………………………………………………………. 3

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………..

A. Latar Belakang……………………………………………. 5

B. Rumusan Masalah………………………………………… 5

C. Tujuan Masalah…………………………………………… 5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian jual beli salam………………………………… 6

B. Landasan syariah jual beli salam…………………………. 6

C. Rukun dan Syarat jual beli salam ………….. ……. 7

D. Perbedan jual beli salam dan akad jual beli ………… 8

E. Pengertian jual beli istishna ………………………………. 9

F. Landasan syariah jaul beli istshna ……………… 9

G. Rukun dan Syarat jaul beli istishna…………….. 10

H. Perbedaan jualbeli salam dan istishna ………………….. 11

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………… 12

B. Penutup…………………………………………………… 14

Daftar Pustaka ………….……………………………………………. 15

3

Page 4: Akad Ba'i Salam

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas para ulama dalam fiqih

muamalah islamiah terbilang sangat banyak. dari sekian banyak itu, ada tiga

jenis jual beli yang telah dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam

pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah yaitu

murabahah, as-salam, dan al-istishna’.

Kegiatan yang dilakukan perbankan syariah antara lain adalah

penghimpunan dana, penyaluran dana, membeli, menjual dan menjamin atas

resiko serta kegiatan-kegiatan lainnya. Pada perbankan syariah, prinsip jual

beli dilakukan melalui perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan

bank ditentukan di depan dan menjadi salah satu bagian harga atas barang

yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya

dan waktu penyerahan barang.

Pada makalah ini akan dibahas jenis pembiayaan salam dan istishna’. Jual

beli dengan salam dan istishna’ ini, akadnya sangat jelas, barangnya jelas, dan

keamanannya juga jelas. Maka jual beli salam dan istishna’ wajar jika masih

banyak diminati.

4

Page 5: Akad Ba'i Salam

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud jual beli salam ?

2. Apa saja landasan syari’ah jual beli salam?

3. Apa saja rukun dan syarat jual beli salam?

4. Apa perbedaan jual beli salam dan akad jual beli biasa?

5. Apa yang dimaksud jual beli istishna?

6. Apa landasan syariah jual beli istishna?

7. Apa saja rukun dan syarat jual beli istishna?

8. Apa perbedaan jual beli salam dan istishna?

TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian jual beli salam.

2. Mengetahui landasan syariah jual beli salam.

3. Mengetahui rukun dan syarat jual beli salam.

4. Mengetahui perbedaaan jual beli salam dan akad jual beli biasa.

5. Mengetahui pengertian jual beli istishna.

6. Mengetahui landasan syariah jual beli istishna.

7. Mengetahui rukun dan syarat jual beli istishna.

8. Mengetahui perbedaan jual beli salam dan istishna.

5

Page 6: Akad Ba'i Salam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli dengan

penjual yaitu jasa pembiayaannya di lakukan bersamaan dengan pemesanan

barang.1

Menurut ulama syafi’iyah dan Hanabalah menjelaskan salam yaitu akad

atas barang pesanan dengan spesifikasi tertentu, yang ditangguhkan penyerahanya

pada waktu tertentu dimana pembayaran dilakukuan secara tunai di majlis akad.2

B. Landasan Syariah Jual Beli Salam

Bai’ salam merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hala ini

berlandaskan atas dalil-dalilang terdapat dalam Al Qur’an, Hadist ataupun Ijma’

Ulama’ adalah sebagai berikut :

a. Al Qur’an

“ Hai orang yang beriman, jika kamu bermuamalah tidak secara tunai sampai

waktu tertentu, buatlah secara tertulis. “ ( QS. Al Baqarah (2) : 282 ).

Ayat ini menjelaskan ketika kaum muslimin melakukan transaksi

muamalah secara tempo maka hendaknya dilakukuan pencatatan untuk

menghindari terjadinya perselisihan dikemudian hari. 3

1 Mardani , Ayat-Ayat Dan Hadist Ekonomi Syariah, Raja Grafindo Persada , Jakarta , 2014. Hlm 1302 Dimayuddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah ,Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008. Hlm 128-1293 Ibid ; Hlm 130

6

Page 7: Akad Ba'i Salam

b. Hadist

“ Barang siapa melakukan salam, hendaklah ia melakuakn dengan takaran yang

jelas dan timbangan yang jelas untuk jangka waktu yang diketahui.” ( HR.

Bukhori dari Ibnu Abbas )

Berdasarkan hadist diatas dalam praktik jual beli salam harus ditentukan

spesifikasi barang secara jelas baik dari sisi kualitas, kuantitas ataupun waktu

penyerahanya sehingga nantinya tidak terdapat perselisihan.

C. Rukun dan Syarat Salam

Dalam jual beli salam, terdapat rukun yang harus dipenuhi yakni :

1. Pembeli ( Muslam )

2. Penjual ( Muslam ilaih )

3. Modal atau Uang ( Ra’sul Maal )

4. Barang ( Muslam fih )

5. Sighat ( Ijab Qobul )4

Adapun syarat sahnya jual beli salam yaitu di kelompokan menjadi 2 :

1. Dilihat dari modal

a. Modal harus diketahui

b. Penerimaan pembayaran salam

c. Jelas jumlahnya5

4 Ibid ;Hlm 1315 Choiruman Pasaribu Suhrawardi K. Lubis, hukum perjanjian dalam islam, Sinar Grafika, Yogyakarta, 1996. Hlm 49

7

Page 8: Akad Ba'i Salam

2. Dilihat dari barangnya

a. Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari

b. Spesifikasi jelas

c. Baramgnya jelas

d. Kadarnya jelas

e. Menyebutkan tempat penyerahan jika dibutuhkan biaya delivery.6

D. Perbedaan Salam dan Akad Jual Beli

Akad jual beli memiliki beberapa perbedaan dengan akad salam

diantaranya sebagai berikut :

1. Menurut Hanafiyah, ra’sul mal tidak boleh diganti sebelum serah terima dengan

muslam ilaih, serah terima ra’sul mal merupakan syarat sahnya akad salam.

Berbeda dengan jual beli,harga bisa diganti jika berupa hutang, dan tidak harus

diserahterimakan waktu akad.

2. jika musla melakukan pembatalan atas sebagian kontrak, dengan mengambil

sebagian ra’sul mal dan muslam fih, maka diperbolehkan menurut mayoritas

ulama’. Begitu juga dalam akad jual beli.

3. muslam ilaih tidak diperbolehkan meminta muslam untuk lepas dari ra’sul maal

tanpa persetujuanya. Jika muslam setuju maka akad salam batal.

4. muslam boleh melakakukan hawalah, kafalah dan rahn atas ra’sul maal.7

6 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Gema Insani, Jakarta, 2001. Hlm 109-1107 Dimayuddin Djuwaini, Op Cit, Hlm 135

8

Page 9: Akad Ba'i Salam

E. Pengertian Istishna

Bai’ istishna adalah kotrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.

Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli, lalu pembuat

barang berusaha melalui orang lain untuk membuat barang yang disepakati.8

Secara teknis, istishna bisa diartikan akad bersama produsen untuk suatu

pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual beli suatu barang yang akan dibuat

oleh produsen yang juga menyediakan bahan bakunya.9

Kontrak istishna biasanya dipraktikkan pada perbankan dalam proyek

kontruksi, Tujuan istishna’ umumnya diterapkan pada pembiayaan untuk

pembangunan proyek seperti pembangunan proyek perumahan, komunikasi,

listrik, gedung sekolah, pertambangan, dan sarana jalan. Pembiayaan yang sesuai

adalah pembiyaan investa.10

F. Landasan Syariah Istishna

Menurut Hanafiyah, jual beli istishna diperbolehkan dengan alasan

istihsanan, demi kebaikan manusia dan telah menjadi kebiasaan dalam beberapa

masa tanpa ada ulama yang mengingkarinya. Akad istishna diperbolehkan karena

adanya ijma’ ulama

Menurut ulama Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanabalah, akad istishna sah

dengan landasan diperbolehkannya akad salam, dan telah menjadi kebiasaan umat

manusia dalam transaksi. Dengan catatan, terpenuhinya syarat-syarat sebagaimana

yang disebutkan dalam akad salam.

8 Muhammad syafi’I Antonio, Op Cit, Hlm 1139 Dimyauddin Djuwaini, Op Cit, Hlm 13710 http://scarmakalah.blogspot.co.id/2013/01/salam-dan-istishna_1666.html diakses tanggal 25 september 2015

9

Page 10: Akad Ba'i Salam

G. Rukun dan Syarat Istishna

Berikut ini adalah rukun dan syarat istishna yaitu

1. Ada pihak pemesan ( Mustashni )

2. Ada penjual/ pembuat ( Shani )

3. Barang / Objek

4. Sighat

Syarat – syarat istishna sebagai berikut :

1. Spesifikasinya harus jelas.

2. tidak boleh adanya penentuan jangka, waktu jika penyerahanya barang

ditetapakan maka kontrak ini akan berubah menjadi akad salam.

3. merupakan barang yang biasa ditransaksi atau berlaku dalam hubungan antar

manusia.11

11 Suprihatin 1508.blogspot.com/2013/11/jual-beli-murabahah-salam-dan-istishna_21.html diakses tanggal 21 november 2013

10

Page 11: Akad Ba'i Salam

H. Perbedaan Jual Beli Salam dan Istishna

SUBYEK SALAM ISTISHNA KETERANGAN

Pokok

kontrak

Muslam fiih Masnu’ Barang ditangguhkan

dengan spesifikasi.

Harga Dibayar saat kontrak Bisa saat kontrak,

bisa diangsur,bisa

dikemudian hari.

Cara penyelesaian

pembayaran merupakan

perbedaan utama antara

salam dan istishna.

Sifat

kontrak

Mengikat secara asli

( thabi’I )

Mengikat secar

ikutan ( taba’i)

Salam mengikat semua

pihak sejak semula,

sedangkan istishna

menjadi pengikat untuk

melindungi produsen

sehigga tidakk bisa

ditinggalkan begitu saja

oleh konsumen secara

tidak bertanggung jawab.

Kontrak

paralel

Salam paralel Istishna paralel Baik salam paralel maupun

istishna paralel sah asalkan

kedua kontrak secara

hukum adalah terpisah.12

BAB 3

12 Muhammad syafi’I Antonio, Op Cit, Hlm 116

11

Page 12: Akad Ba'i Salam

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli dengan

penjual yaitu jasa pembiayaannya di lakukan bersamaan dengan pemesanan

barang.

Landasan syariah jual beli salam “ Hai orang yang beriman, jika kamu

bermuamalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis. “

( QS. Al Baqarah (2) : 282 ).

Dalam jual beli salam, terdapat rukun yang harus dipenuhi yakni : Pembeli

( Muslam ), Penjual ( Muslam ilaih ), Modal atau Uang ( Ra’sul Maal ), Barang

( Muslam fih ), Sighat ( Ijab Qobul ).

Adapun syarat sahnya jual beli salam yaitu di kelompokan menjadi: 1.

Dilihat dari modal : Modal harus diketahui, Penerimaan pembayaran salam ,Jelas

jumlahnya.2. Dilihat dari barangnya: Penyerahan barang dilakukan dikemudian

hari, Spesifikasi jelas, Baramgnya jelas, Kadarnya jelas, Menyebutkan tempat

penyerahan jika dibutuhkan biaya delivery.

Akad jual beli memiliki beberapa perbedaan dengan akad salam

diantaranya sebagai berikut :1. Menurut Hanafiyah, ra’sul mal tidak boleh diganti

sebelum serah terima dengan muslam ilaih, serah terima ra’sul mal merupakan

syarat sahnya akad salam. Berbeda dengan jual beli,harga bisa diganti jika berupa

hutang, dan tidak harus diserahterimakan waktu akad. 2. jika musla melakukan

pembatalan atas sebagian kontrak, dengan mengambil sebagian ra’sul mal dan

muslam fih, maka diperbolehkan menurut mayoritas ulama’. Begitu juga dalam

akad jual beli.3. muslam ilaih tidak diperbolehkan meminta muslam untuk lepas

dari ra’sul maal tanpa persetujuanya. Jika muslam setuju maka akad salam batal.4.

muslam boleh melakakukan hawalah, kafalah dan rahn atas ra’sul maal.

Bai’ istishna adalah kotrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.

Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli, lalu pembuat

12

Page 13: Akad Ba'i Salam

barang berusaha melalui orang lain untuk membuat barang yang disepakati.

Landasan syariah : Menurut Hanafiyah, jual beli istishna diperbolehkan

dengan alasan istihsanan, demi kebaikan manusia dan telah menjadi kebiasaan

dalam beberapa masa tanpa ada ulama yang mengingkarinya. Akad istishna

diperbolehkan karena adanya ijma’ ulama.

rukun dan syarat istishna yaitu 1. Ada pihak pemesan ( Mustashni ),2. Ada

penjual/ pembuat ( Shani ),3. Barang / Objek ,4. Sighat. Syarat – syarat istishna

sebagai berikut : 1. Spesifikasinya harus jelas.2. tidak boleh adanya penentuan

jangka, waktu jika penyerahanya barang ditetapakan maka kontrak ini akan

berubah menjadi akad salam. 3. merupakan barang yang biasa ditransaksi atau

berlaku dalam hubungan antar manusia.

Perbedaan jual beli salam dan istishna adalah cara penyelesaian

pembayaran salam dilakukan diawal saat kontrak secara tunai dan cara

pembayaran istishna’ tidak secara kontan bisa dilakukan di awal, tengah atau

akhir.

B. PENUTUP

13

Page 14: Akad Ba'i Salam

Puji syukur atas kehadirat allah S.W.T yang memberikan kesehatan

kepada tim penyusun makalah, sehinngga tim penyusun bisa menyelesaikan

makalahnya dengan baik tanpa ada suatu halanganya.

Karena keterbatasan berfikir dalam tim penyusun makalah, maka kami

sangat memohan untuk para pembaca makalah ini memberikan kritikan dalam hal

yang berhubungan dengan makalah ini. Sehingga kami dalam meyusun makalah

ini bisa baik.

Tim penyusun meminta maaf bila ada kesalahan dalam penulisan maupun

dalam pembahsanya. Karena kami masih dalam belajar pembuatan makalah.

Sekian yang kami dapatkan tuliskan dalam makalah ini semoga dapat

menjadi manfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Akad Ba'i Salam

Dimayauddin Djuwaini, Fiqih Muamalah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani,

Jakarta,2001

Choiruman Pasaribu Suhrwardi K.Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,Sinar

Grafika, Jakarta, 1996

Mardani , Ayat-Ayat Dan Hadist Ekonomi Syariah, Raja Grafindo Persada ,

Jakarta , 2014

Suprihatin1508.blogspot.com/2013/11/jual-beli-murabahah-salam-dan-

istishna_21.html diakses tanggal 21 november 2013

http://scarmakalah.blogspot.co.id/2013/01/salam-dan-istishna_1666.html

diakses tanggal 25 september 2015

15