ait samson.docx

31
Analisis finansial ditujukan dalam hal melakukan evaluasi manfaat – biaya dan mengacu kepada penerimaan dan pengeluaran yang mencerminkan harga pasar aktual yang benar-benar diterima atau yang dibayar oleh operator (petani). Sedangkan analisis ekonomi mengacu pada keunggulan komparatif atau effisiensi dari penggunaan barang dan jasa dalam satu kegiatan produktif. Effisien di sini diartikan bahwa alokasi sumber- sumber ekonomi digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan output dengan nilai ekonomi tertinggi Secara esensial perbedaan analisis itu diperlihatkan dalam perhitungan benefit dancost.Dalam analisi financial yang mendasari analisis privat digunakan Market Prices sedangkan dalam analisis Ekonomi/Sosial dipergunakan Shadow Prices. Shadow prices (accounting prices) meliputi bermacam barang dan jasa.Shadow prices dari suatu produk atau factor produksi merupakan Social Oppourtunity Cost, yaitu suatu nilai tertinggi dari suatu suatu factor produksi yang digunakan sebagai alternative terbaik. Invesatasi dengan orientasi keuntungan financial cenderung dilaksanakan oleh pihak swasta,sementara investasi yang berorientasi ekonomi/social cenderung dilaksanakan oleh pemerintah sebagai institusi public untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat. 2.Perbedaan Aspek analisis Dalam evaluasi proyek ada dua macam analisis, yaitu: Analisis Finansial Dalam analisis ini, proyek dapat dilihat dari aspek investornya (pihak yang berkepentingan langsung dengan proyek tsb) dan menjadi focus perhatian adalah hasil untuk modal saham (equity capital) yang diinvestasikan dalam proyek.Private return merupakan ukuran untuk melaksanakan investasi, dan investasi tidak akan terjadi tanpa ada keuntungan financial ang layak. Analisis Ekonomi Dalam analisis ini, proyek dilihat dari aspek perekonomian secara makro dan menjadi focus perhatian adalah hasil total produksi dan keseluruhan manfaat yang diperoleh dari semua sumber-sumber yang dipergunakan dalam proyek untuk masyarakat/perekonomian, tanpa melihat

Upload: samson

Post on 12-Feb-2016

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AIT samson.docx

Analisis  finansial ditujukan  dalam hal melakukan evaluasi manfaat – biaya dan mengacu kepada penerimaan dan pengeluaran yang mencerminkan harga pasar aktual yang benar-benar diterima atau yang dibayar oleh operator (petani). Sedangkan  analisis  ekonomi mengacu pada keunggulan komparatif atau effisiensi dari penggunaan barang dan jasa dalam satu kegiatan produktif. Effisien di sini diartikan bahwa alokasi sumber-sumber ekonomi digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan output dengan nilai ekonomi tertinggi

Secara esensial perbedaan analisis itu diperlihatkan dalam perhitungan benefit dancost.Dalam analisi financial yang mendasari analisis privat digunakan Market Prices sedangkan dalam analisis Ekonomi/Sosial dipergunakan Shadow Prices.

Shadow prices (accounting prices) meliputi bermacam barang dan jasa.Shadow prices dari suatu produk atau factor produksi merupakan Social Oppourtunity Cost, yaitu suatu nilai tertinggi dari suatu suatu factor produksi yang digunakan sebagai alternative terbaik.

Invesatasi dengan orientasi keuntungan financial cenderung dilaksanakan oleh pihak swasta,sementara investasi yang berorientasi ekonomi/social cenderung dilaksanakan oleh pemerintah sebagai institusi public untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat.

2.Perbedaan Aspek analisis

Dalam evaluasi proyek ada dua macam analisis, yaitu:

Analisis Finansial

Dalam analisis ini, proyek dapat dilihat dari aspek investornya (pihak yang berkepentingan langsung dengan proyek tsb) dan menjadi focus perhatian adalah hasil untuk modal saham (equity capital) yang diinvestasikan dalam proyek.Private return merupakan ukuran untuk melaksanakan investasi, dan investasi tidak akan terjadi tanpa ada keuntungan financial ang layak.

Analisis Ekonomi

Dalam analisis ini, proyek dilihat dari aspek perekonomian secara makro dan menjadi focus perhatian adalah hasil total produksi dan keseluruhan manfaat yang diperoleh dari semua sumber-sumber yang dipergunakan dalam proyek untuk masyarakat/perekonomian, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber dan siapa yang menerima hasilnya ( The social return and The income return)

3.Pengukuran atau perhitungan Benefit

a) Mengukur Benefit

Hasil produksi suatu proyek adalah penambahan jumlah barang dan jasa dalam masyarakat

Sebelum proyek, produksi = OA dan setelah proyek berjalan n tahun, produksi = NB. Jadi penambahan produksi = NB – OA = NB – ND = DB. Kemungkinan lain yang terjadi dengan tidak adanya proyek adalah (1) Produksi maksimal hanya sebanyak NC (2) Produksi menurun hingga mencapai NE

Page 2: AIT samson.docx

b) Penentuan Harga

Proyek menghasilkan beberapa jenis barang yang berbeda dan belum tentu sama dengan barang yang ada dalam masyrakat. Harga sangat ditentukan oleh kualitas/mutu dan proses pembuatan suatu barang.

c) Penyusutan

Penyusutan adalah bagian dari benefit proyek yang dicadangkan tiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek, sehingga merupakan dana yang mencerminkan biaya modal yang dimasukkan dalam Neraca R/L tahunan

d) Sunk Cost

Sunk cost adalah biaya yang tertanam dalam suatu proyek,missal dalam melanjutkan suatu proyek yang sudah lama terbelangkai, maka biaya-biaya yang sudah pernah dikeluarkan disebut “ Sunk Cost”.

e) Salvage Value

Suatu nilai sisa dari modal investasi yang tidak terpakai habis selama umur ekonomis proyek. Berarti SV adalah sebagai pengurangan terhadap biaya investasi, karena terjadi pada akhir umur ekonomis proyek,maka SV diperhitungkan sebagai tambahan benefit proyek.

f) Negative Externalities

Suatu akibat yang timbul dari adanya kegiata proyek, sepanjang dapat diukur dan dinilai, maka proyek termasuk dalam biaya atau penurunan benefit proyek.

4.Perkiraan Finansial

Analisis financial dalam konteks Evaluasi proyek lebih bersifat analisis tentang arusdana.Dana investasi bagi perusahaan dapat berupa : dana penyusustan dan laba ditahan (internal fund).Sementara kredit, penjualan saham dan penjualan obligasi (external fund).Mempelajari arus dana dapat didekati dengan 1)Perhitungan R/L dan 2)Neraca

a) Perhitungan R/L

Suatu gambaran dimana semua penerimaan dan pengeluaran dal;am kurun waktu tertentu (1 th), baik yang berhubungan dengan produksi maupun yang berkaitan dengan penerimaan dan biaya-biaya lainnya.

Sebagai ilustrasi pada perhitungan R/L adalah sbb:

• Pajak penjualan mengalir langsung pada pemerintah• Penyusutan sebagai kompensasi biaya alat produksi yang mengalir kembali kedalam perusahaan• Biaya eksploitasi dan pemeliharaan mengalir keluar perusahaan• Bunga modal mengalir keluar perusahaan ke sumber kredit

Page 3: AIT samson.docx

• Pajak perseroan mengalir keluar perusahaan kepada pemerintah• Penyusutan dan laba setelah pajak merupakan dana perusahaan dari sumber intern dan dikenal sebagai arus dana usaha hasil investasi (cashflow from investment)

PERKIRAAN R/L(DALAM Rp.000.000)

Hasil penjualan 1.000Pengeluaran dan biaya

a.Pajak penjualan (Ppn)b.Biaya eksploitasi dan pemeliharaaa) Bahan baku 200b) Upah kerja 150c) Pemeliharaan dan Bhn penolong 50d) Energi 40e) Penyusutan 60———Total biaya eksploitasi – 500———

Pendapatan Eksploitasi (Gross Profit on Sales) 450

Bunga

Kewajiban dan utang jk pendek 60Atas pinjaman jk panjang 40——–– 100Penerimaan Bunga 50———Pendapatan sebelum Pajak 400Pajak perseroan (Pps) – 180——–Laba setelah pajak 220Dividen – 110——–Laba yang ditahan 110

Tabel. Keadaan Neraca dan Arus dana Perusahaan(Dalam Rp. 000.000)URAIAN 2003 2004 Arus masukDan keluarAKTIVAa)Aktiva lancar* Kas Bank* Piutang Usaha* Persd. Barang* Aktv. Lancarb)Aktiva Tetap

Page 4: AIT samson.docx

* Bangunan/Peralatan* Penyusutan kumulatif* Nilai bangunan netto* Aktv.Tetap lain

45042570070

(2.150)(645)1.50550

39545076570

(2.375)(705)1.67050

+ 55– 25– 650

(-225)(-60)-1650

JUMLAH AKTIVA 3.200 3.400 -200PASIVAa)Kewajiban dan Utang* Kredit Bank* Utang usaha* Cadangan Pps* Utang Jk.Pendek* Utang Jk.Panjang* Pelunasan Kumulatif* Utang Jk.Pjg nettob)Modal dan cadangan* Modal saham* Laba ditahan

Page 5: AIT samson.docx

12527512055(1000)(475)525

8001.300

16028530055(1.100)(560)540

6501.410

-35+10+1800+100– 85+ 15

– 150+ 110

JUMLAH PASSIVA 3.200 3.400 – 200

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penggunaan dana yang melebihi arus masuk Rp 735 juta dibandingkan dengan Rp 680 juta dan selisihnya merupakan penurunan kas bank yang terlihat dalam neraca dan arus dana perusahaan.Perubahan kas bank dianggap sebagai arus masuk/keluar, tetapi dalam analisa kolom dana perubahan kas merupakan pos keseimbangan yang jumlahnya menentukan perubahan permukaan kolom dana.Berarti untuk perusahaan pada tahun 2004 permukaan itu menurun Rp 55 juta.

4.perkiraan sumber dan penggunaan dana

Gambaran tentang arus dana (dilihat dari Neraca) meletakkan dasar untuk suatu perkiraan tambahan yang disebut “Sumber dan Penggunaan Dana”. Dalam perkiraan tersebut arus masuk sebagai sumber dana sedangkan arus keluar disebut penggunaan dana.

Tabel Sumber dan Penggunaan Dana(Dalam Rp. 000.000)

Page 6: AIT samson.docx

SUMBER DANAKas bank (sisa th 2010) 450Penerimaan sehubungan dengan kewajiban dan utang1.Kredit bank 352.Utang usaha 103.Cadangan Pps 1804.Utang jk.pendek 05.Pinjaman jk.Panjang 100Penjualan Aktiva1.Barang persediaan 02.Aktiva lancar lain 03.Banguna dan peralatan 754.Aktiva tetap 0Penanaman Modal Saham1.Laba setelah pajak 2202.Penyusutan 60Jumlah sumber 1.130PENGGUNAAN DANAPelunasan Kewajian dan utang1.Utang Jk.Pendek 02.pinjaman Jk.Panjang 85

Penambahan /Pembelian Aktiva1.barang persediaan 652.aktiva lancar lain 253.Bangunan dan peralatan 3004.aktiva tetap 0

Pembayaran Pada pemegang saham1.Pengembalian modal saham 1502.Deviden 110Defisit Ekspoloitasi 0JUMLAH PENGGUNAAN 735ConclusionAnalisis finansial : suatu perhitungan yang berkaitan dengan benefit dan cost.Berapa besar keuntungan suatu lembaga/badan yang diperoleh bila melakukan investasiAnalisis Ekonomi : Suatu perhitungan yang berkaitan dengan benefit,dimana seberapa besar benefit/manfaat yang akan terjadi dan dirasakan masyarakat dari proyaek yang akan dilaksanakanANALISI FINANSIAL ANALISIS EKONOMIMenggunakan harga pasar,baikterhadap sumber-sumber yang digunakan maupun hasil proyek Menggunakan shadow prices (accounting prices),yaitu suatu harga yang disesuaikan untuk menganggarkan nilai ekonomiPajak merupakan biaya yang dibayar pada instansi pemerintah Pajak merupakan transfer,yaitu bagian benefit proyek yang diserahkan kepada pemerintahPenerimaan subsidi,berarti ada pengurangan biaya yang harus ditanggung Subsidi dianggap sebagai sumber yang dialihkan dari masyarakat untuk proyekBiaya investasi pada tahap awal dibiayai oleh modal saham.Bagian investasi yang dibiayai dgn pinjaman tidak dianggap sebagai biaya pada saat dikeluarkan Seluruh biaya investasi (modal saham pinjaman dan modal yang dihimpun) dianggap sebagai proyekBunga atas pinjaman dianggap sbg by.proyek,sementara bunga atas modal sendiri dianggap

Page 7: AIT samson.docx

sebagai benefit Bunga atas pinjaman dalam negeri tidak dimasukkan sebagai biaya (modal masyarakat) sehingga bunga merupakan bagian dari benefit

Analisis Finansial dan Ekonomi

Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang petani sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finansial sering juga disebut “private returns”. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal.

Analisis ekonomi adalah analisis usahatani yang melihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhatikan ialah hasil total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut “the social returns” atau “the economic returns” dari usahatani.

Menurut Djamin (2003), Soetriono (2006) perbedaan antara keduanya adalah: 

1. Harga

Pada analisis finansial harga yang digunakan adalah harga pasar (market price), sedangkan pada analisis ekonomi untuk mencari tingkat profitabilitas ekonomi akan digunakan harga bayangan. Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (2000), beberapa cara penggunaan harga bayangan antara lain sebagai berikut:

(a) Harga input output diperdagangkan 

Harga bayangan yang digunakan untuk input output diperdagangkan adalah harga internasional atau border price yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar. Menurut Djamin (2003), border price yang relevan untuk input dan output impor adalah harga impor CIF lepas dari pelabuhan (dikurangi segala jenis bea masuk, pajak impor, dan lain sebagainya), sedangkan pada input output yang merupakan barang ekspor maka border price yang relevan digunakan adalah harga FOB pada titik masuk pelabuhan ekspor. 

(b) Harga input tidak diperdagangkan

Harga bayangan dari input adalah consumer willingness to pay atau kesediaan konsumen untuk membayar dalam hal ini adalah kesediaan pihak yang berkepentingan dalam proyek untuk membayar.

(c) Biaya tenaga kerja

Page 8: AIT samson.docx

Harga bayangan untuk biaya tenaga kerja adalah berapa sektor lain bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut apabila usahatani menarik tenaga kerja dari sektor lain. Kalau proyek tersebut menciptakan tenaga kerja, maka harga bayangan tenaga kerja jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada mereka.

(d) Lahan

Harga bayangan modal untuk lahan diperhitungkan dari biaya pengorbanan produksi (production foregone) yaitu hasil produksi dari tanah bila tidak digunakan untuk proyek, untuk tanah yang tidak menghasilkan maka harga bayangan dapat berupa harga sewa dari tanah tersebut. 

(e) Nilai tukar valuta asing

Harga bayangan untuk nilai valuta asing adalah nilai resmi yang ditentukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dikali dengan faktor konfersi.

2)Pajak

Pembayaran pajak dalam analisis finansial akan dikurangkan pada manfaat proyek atau dianggap sebagai biaya. Sedangkan pada analisis ekonomi pembayaran pajak tidak dikurangkan dalam perhitungan benefit proyek yang diserahkan pada pemerintah untuk kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan, dan oleh karena itu dianggap sebagai biaya.

3)Subsidi

Didalam analisis finansial, subsidi (pengurangan pajak, pembatasan pajak impor terhadap bahan baku, dapat pula berupa sarana-sarana lainnya yang dapat dimanfaatkan proyek yang bersangkutan) akan mengurangi biaya proyek, jadi menambah benefit proyek, sedangkan pada analisis ekonomi subsidi tidak dihitung sebagai salah satu penyebab bertambahnya keuntungan oleh karena itu tidak dihitung.

Perbedaan penekanan pada analisis finansial dan analisis ekonomi yang telah diuaraikan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Page 9: AIT samson.docx

Diantara perbedaan yang telah diuraikan, analisis finansial dan ekonomi juga memiliki beberapa persamaan yaitu mengenai kriteria dalam perhitungan. Perhitungan pada analisis finansial dan ekonomis dilakukan dengan menggunakan kriteria yang sama yaitu discounted kriteria. Kriteria analisis discounted kriteria adalah untuk mengetahui berapakah manfaat (benefit) serta biaya-biaya (cost) selama umur ekonomis proyek (in the future) nilainya saat ini (at present = t0) diukur dengan nilai uang sekarang (present value). Caranya adalah dengan menggunakan discounting factor, sebagai berikut:

Hasil dari formula rumus tersebut harus menunjukan NPV positif (+) yang akan diperoleh dari jumlah benefit kotor setiap tahunnya dikurangi dengan jumlah biaya per tahunnya, hasil di-discount dengan discounting factor untuk tahun yang bersangkutan, kemudian dikurangi dengan Io (initial infesment).

Gross benefit cost (Gross B/C) adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah di-discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di-discount.Hasil dari perhitungan gross B/C digunakan sebagai alat untuk menganalisis layak atau tidaknya suatu proyek, dengan ketentuan sebagai berikut:i) gross B/C > 1, maka proyek layak (feasible),ii) gross B/C = 1, maka tercapai break event point, daniii) gross B/C < 1, maka proyek tidak layak. Internal rate of return (IRR) Analisis IRR akan dicari

Page 10: AIT samson.docx

pada tingkat bunga berapa (discount rate) akan menghasilkan NPV sama dengan, atau mendekati I0 (initial investment), dengan perkataan lain NPV = 0. Nilai IRR secara tepatnya dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Menurut Gray, dkk (2005), untuk tujuan analisis kelayakan, pasar dalam negeri dianggap sebagai bagian dari pasaran dunia sehingga keunggulan komparatif di pasar dalam negeri dinilai berdasarkan perbandingan antara opportunity cost rill dari produksi dalam negeri dengan border price yang relevan. Produksi yang relevan untuk produksi dalam negeri yang melebihi konsumsi nasional adalah harga FOB untuk ekspor, sedangkan untuk jenis barang tradable yang produksi dalam negerinya kurang dari konsumsi nasional, border price yang relevan adalah harga CIF. 

Pada proyek yang feasible (layak) atau memiliki keunggulan komparatif, berarti dari segi efisien proyek tersebut dinilai menguntungkan, dengan kata lain opportunities cost dari sarana produksi yang dipakai oleh proyek lebih rendah daripada opportunities cost sumber-sumber yang perlu digunakan untuk mendapatkan atau menghemat satu dolar. Sebaliknya jika proyek tidak layak atau tidak memiliki keunggulan komparatif, artinya proyek tersebut mengakibatkan pemborosan sumber-sumber nasional karena peluang investasi yang tersedia diluar proyek masih mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

Free On Board (FOB) adalah harga perbatasan yang digunakan untuk barang-barang yang dapat diekspor yang didalamnya termasuk semua biaya sampai barang selesai dimuat di atas kapal sudah termasuk ongkos pengepakan dan bongkar muat (handling), dan pengangkutan ke pelabuhan, diukur dalam US$ per satuan (US$/satuan).

Cost Insurance and Freight (CIF) adalah harga yang digunakan untuk barang -barang yang dapat diimpor yang didalmnya teramsuk harga barang, ongkos pengepakan dan bongkar muat (handling), ongkos pengangkutan dari gudang ke pelabuhan sampai muat, diukur dalam US$ per satuan (US$/satuan).

2)Penetapan harga bayangan (Ilustrasi Contoh)

a)Lahan

Lahan termasuk dalam input untradable, dimana harga bayangan lahan yang digunakan adalah sama dengan nilai production forgone dari lahan yaitu nilai jual produksi tertinggi dari tanaman lain yang hilang apabila tanah tersebut tidak sedang digunakan sebagai perkebunan kopi. Di Kecamatan Antrabrantah tanaman yang ditanam oleh petani responden sebelum menanam kopi adalah padi gogo dan jagung. Dari kedua tanaman tersebut ternyata yang memiliki produksi dengan nilai jual tertinggi adalah padi gogo yaitu sebesar Rp6.229.000/ha/tahun, oleh karena itu harga bayangan dari lahan adalah sebesar Rp6.229.000/ha/tahun. 

Page 11: AIT samson.docx

b)Nilai tukar mata uang

Harga bayangan nilai tukar rupiah terhadap dolar diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Nilai tukar resmi (OER) yang digunakan adalah nilai tukar rata-rata pada tahun 2006 sebesar Rp9.585/US$. Pada triwulan I--III tahun 2006, penerimaan negara dari pajak ekspor (Tx) adalah sebesar Rp36.024.010.000, sedangkan bea masuk impor (Tm) adalah sebesar Rp30.942.040.000. Adapun nilai ekspor Indonesia (X) triwulan I--III tahun 2006 adalah Rp710.191.700.000, sedangkan nilai impor (M) Indonesia adalah sebesar Rp637.088.300.000 (BPS Pusat-Jakarta, 2006). Berdasarkan nilai- nilai tersebut maka diperoleh faktor konfersi bahan baku (SCF) tahun 2006 adalah sebesar 1,0037, sehingga harga bayangan nilai tukar mata uang yang diperoleh adalah sebesar Rp9.549,63/US$.

c)Bibit dan batang “entrys”

Harga bayangan bibit yang digunakan adalah sama dengan harga privatnya, baik itu bibit kopi, bibit tanaman pelindung, dan bibit tanaman tumpang sari. Begitu pula dengan harga bayangan batang “entrys” yang digunakan adalah harga privatnya. Hal ini disebabkan bibit dan batang “entrys” merupakan barang yang tidak diperdagangkan (untradable input). 

d)Pupuk 

Pupuk yang digunakan dalam usahatani kopi adalah pupuk kandang dan pupuk buatan yang terdiri dari pupuk urea, SP-36, dan KCl. Indonesia telah mengekspor pupuk urea, maka harga bayangan dihitung dengan harga menggunakan harga FOB dan mengimpor pupuk SP-36 dan KCl, maka harga bayangan dihitung dengan menggunakan harga CIF. Sedangkan harga bayangan pupuk kandang yang digunakan adalah sama dengan harga privatnya, karena pupuk kandang termasuk barang yang tidak diperdagangkan. Harga bayangan pupuk urea, SP-36, dan KCl pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18.

Page 12: AIT samson.docx

e)Tenaga kerja

Menurut Djamin (1993), harga bayangan tenaga kerja ditentukan berdasarkan jumlah dari production foregone (nilai yang seharusnya diterima seorang tenaga kerja yang bersangkutan bila ia tidak bekerja di perkebunan kopi), biaya pengangkutan tenaga kerja tersebut dari daerah tempat tinggalnya ke lokasi proyek, dan biaya makan dan pakaian. 

Tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari masyarakat daerah setempat yang mengangur bila tidak ada perkebunan kopi, sehingga diasumsikan bahwa nilai production foregone sama dengan nol, selain itu karena berasal dari masyarakat setempat maka diasumsikan tidak ada biaya pengangkutan tenaga kerja. Sehingga harga bayangan upah tenaga kerja atau shadow wage adalah sama dengan nilai upah tenaga kerja finansial atau sebesar 0% dari nilai upah finansialnya yaitu sebesar Rp 15.000/HOK untuk semua tenaga kerja.

Page 13: AIT samson.docx

f)Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan dalam usahatani kopi merupakan produksi dalam negeri, dimana bahan bakunya terdiri dari komponen asing (importable) dan domestik (untradable), menurut Kadariah (2001) harga bayangan dihitung dengan rumus sebagai berikut: 

Berdasarkan rumus tersebut maka harga obat-obatan yang dikelompokkan berdasarkan komponen komponen impor dan domestik pada tahun 2006 dapat di lihat pada Tabel 19.

Berdasarkan perhitungan komponen impor dan domestik yang terkandung dalam obat-obatan, maka diperoleh rata-rata harga bayangan obat-obatan yang merupakan hasil penjumlahan antara harga komponen impor dan domestik. Adapun penetapan harga bayangan obat-obatan dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 14: AIT samson.docx

f)Bangunan dan alat-alat pertanian

Alat pertanian yang digunakan dalam usahatani kopi yang bersifat tradable adalah sprayer pestisida. Sprayer tersebut merupakan barang impor dengan menggunakan harga CIF. Perhitungan harga bayangan sprayer pestisida dapat dilihat pada Tabel6.

Harga bayangan untuk bangunan dan alat-alat pertanian selain sprayer pestisida yang digunakan dalam usahatani kopi adalah sama dengan harga privatnya karena bangunan dan alat-alat pertanian tersebut termasuk barang yang tidak diperdagangkan (untradable inputs).

h)Output

Output dalam penelitian ini adalah kopi dalam bentuk kering giling dengan rendemen 20%, selain itu petani di Kecamatan Pulau Panggung juga mengusahakan tanaman tumpang sari (lada dan kakao) di sela-sela tanaman kopi mereka, dimana hasil penjualan produksinya dapat menambah penerimaan. Harga bayangan kopi kering giling, lada, dan kakao diperoleh dari harga batas (border price) FOB karena merupakan komoditas ekspor. Adapun penetapan harga bayangan hasil produksi (kopi kering giling, lada, dan kakao) dapat dilihat pada Tabel 7

Page 15: AIT samson.docx

f)Bunga modal

Harga bayangan bunga modal adalah tingkat suku bunga tabungan privat tahun 2006 yaitu sebesar 11,80% ditambah dengan rata-rata tingkat inflasi bulanan selama 2 tahun (2005--2006) yaitu sebesar 12,69% (www.bi.go.id, diakses tanggal 26 Januari 2006). Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh harga bayangan bunga modal sebesar 24,49%. 

Berdasarkan uraian penentuan harga privat dan harga bayangan, maka perbedaan diantara keduanya dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 17: AIT samson.docx

SUKU BUNGA

Tingkat Dan Struktur Suku BungaI.                   PENDAHULUAN

Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang

senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi

secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunya dampak penting

terhadap kesehatan perekonomian.[1]Ia mempengaruhi keputusan seseorang atau

rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau

menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan

ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan

investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas.

Page 18: AIT samson.docx

Jadi dapat kita ketahui bersama ketika suku bunga tinggi, otomatis orang akan

lebih suka menyimpan uang mereka di bankkarena ia akan mendapat bunga yang

tinggi. Sebaliknya jika suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi

untuk menyimpan uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank.

Dalam hal ini ternyata tingkat suku bunga sangat mempunyai pengaruh penting

terhadap minat masyarakat terhadap dunia perbankan.

II.                PERMASALAHANA.    Pengertian Suku BungaB.     Teori Penentuan Suku BungaC.    Fungsi Tingkat BungaD.    Tingkat Bunga Riil dan NominalE.     Tingkat Bunga Kredit BankF.     Struktur Suku Bunga

III.             PEMBAHASANA.    Pengertian Suku Bunga

Secara historis suku bunga hampir sama tua denganperadaban manusia, dengan

kata lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal  ini sesuai dengan pendapat yang

diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang

kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang

diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain.

Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang,

yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah rasio dari

bunga terhadap jumlah pinjaman.[2]

Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan

sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga

adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga

merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara

cermat karena dampaknya yang luas. Bunga mempengaruhi secara langsung

hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak penting terhadap

kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan.

Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :

Page 19: AIT samson.docx

a.       State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk

menghitung beban bunga

b.      Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan

stated rate untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam

c.       Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang

memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam,pada awal

tahun, kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.

Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu

kontrak. Definisi kedua, annual pecentage rate,menyesuaikan jangka waktu kontrak

untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat

penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu

standar yang ditentukan secara jelas.

B.     Teori Penentuan Suku BungaDalam bagian ini, akan dibahas dua teori penentuan suku bunga yang paling

berpengaruh, yaitu: Teori Fisher, yang mendasariloanable funds theory, dan liquidity preference theory dari Keynes.

Loanable Funds TheoryTeori Fisher adalah teori yang bersifat umum dan jelas mengabaikan masalah-

masalah praktis tertentu, seperti kekuasaan pemerintah (bersama-sama dengan

lembaga-lembaga depositori) untuk menciptakan uang dan permintaan pemerintah

(yang seringkali besar) terhadap dana pinjaman, yang biasanya kebal terhadap tingkat

suku bunga. Selain itu, teori Fisher jugatidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa

individu-individu dan perusahaan-perusahaan berinvestasi dalam saldo kas.[3]

                  Liquidity Preference TheoryLiquidity preference theory (teori hasrat liquiditas), yang awalnya dikembangkan

oleh J.M. Keynes menganalisa suku bunga ekuilibrium melalui ineteraksi penawaran

uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang. Keynes mengasumsi

bahwa sebagian besar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk: uang

dan obligasi.[4] Menurut Keynes, uang ekuivalen dengan valuta dan rekening

giro (demand deposits), yang tidak membayar bunga atau membayar bunga sangat

rendah, tetapi sangat liquid dan bisa digunakan bagi transaksi.

Secara umum, kedua teori diatas menghasilkan tingkat bunga keseimbangan

yang sama. Yang berbeda dari keduanya adalah metodologi yang melandasinya. Liquid

Page 20: AIT samson.docx

preference theory disusun berdasarkan permintaan dan penawaran dari persediaan

uang dan pandangan bahwa semua keputusan keuangan menekankan pada segi uang

dari liquiditas. Oleh karena itu model dana pinjaman dikembangkan berdasarkan aliran

dana pada sistem keuangan dan memandang keputusan keuangan dibuat dengan asas

likuiditas yang lebih luas.

C.    Fungsi Tingkat BungaTingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peranan penting dalam

perekonomian, yaitu:[5]

a.       Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung

pertumbuhan perekonomian.

b.      Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana

kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.

c.       Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu

negara.

d.      Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya

terhadap jumlah tabungan dan investasi.

Tingkat bunga tidak bersifat seragam. Pada kenyataannya, dalam sistem

keuangan tidak ada suku bunga yang tertentu, akan tetapi bermacam-macam suku

bunga yang berbeda-beda. Namun dalam analisis diasumsikan adanya satu suku

bunga fundamental dalam perekonomian yang disebut suku bunga riil jangka pendek

yang bebas resiko.[6] Yang dimaksud dengan suku bunga riiladalah suku bunga yang

akan berlaku dalam perekonomian jika harga rata-rata barang dan jasa diperkirakan

tetap konstan selama usia pinjam. Yang dimaksud suku bunga bebas resiko adalah

suku bunga pinjaman dimana peminjamnya tidak akan gagal memenuhi kewajiban

apapun. Sedangkan yang dimaksud jangka pendek adalah suku bunga dari pinjaman

yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.

Selain fungsi dan peranan penting tingkat bunga dalam perekonomian yang telah

disebutkan diatas, suku bunga juga memiliki apa yang disebut dengan risiko suku

bunga, yaitu potensi kerugian karena adanya perubahan pergerakan arah suku bunga.

[7]Risiko ini yang akan mempengaruhi semua instrumen yang menggunakan satu atau

lebih yield curves untuk menghitung satu nilai pasar.

D.    Tingkat Bunga Riil dan Nominal

Page 21: AIT samson.docx

Model-model dana pinjaman dan preferensi likuiditas berlandaskan asumsi

bahwa tingkat harga tetap konstan hingga jatuh tempo dari sekuritas yang

diperdagangkan dalam sistem keuangan. Akan tetapi pada kenyataannya, orang

mengantisipasi terjadinya perubahan harga dimasa mendatang, dan harapan ini

merupakan bagian dari proses yang menentukan suku bunga.

            Sehubungan dengan kenyataan tersebut, dapatlah dibedakan antara tingkat

bunga riil dan tingkat bunga nominal (pasar) untuk menggambarkan peran yang

dimainkan oleh antisipasi harga. Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga keseimbangan

yang ditentukan melalui kedua model tersebut diatas, dimana para pelaku pasar

beranggapan tidak ada perubahan harga dimasa yang akan datang. Sedangkan tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang benar-benar diamati dalam sistem keuangan

dan sama dengan tingkat bunga riil plus penyesuaian mengingat kenyataannya para

pemain di pasar mengantisipasi terjadinya perubahan harga dimasa mendatang.

            Sejauh ini dalam pembahasan kita mengenai suku bunga, kita telah

mengabaikan pengaruh inflasi terhadap biaya peminjaman. Suku bunga yang tidak

terpengaruh oleh adanya inflasi, bisa kita sebut dengan suku bunga nominal (nominal interest rate) yang dibedakan dari suku bunga riil (real interest rate) yaitu suku bunga

yang disesuaikan dengan mengurangi perubahan yang diharapkan dalam tingkat harga

(inflasi) sehingga lebih akurat untuk mencerminkan biaya peminjaman yang

sesungguhnya.[8] Suku bunga riil yang telah didefinisikan diatas lebih tepat disebut

sebagai suku bunga riil ex ante karena suku bunga tersebut disesuaikan dengan

perubahan yang diharapkan dalam tingkat harga. Ini adalah suku bunga riil yang paling

penting bagi keputusan ekonomi, dan ini yang oleh para ekonom dimaksudkan ketika

mereka mengacu pada suku bunga riil. Suku bunga yang disesuaikan terhadap

perubahan actual dalam tingkat harga disebut sebagai riil ex post. Suku bunga tersebut

mendeskripsikan seberapa baik seorang pemberi pinjaman telah melakukan

kegiatannya dalam arti riil setelah kenyataan.

E.     Tingkat Bunga Kredit BankBank dalam operasionalnya secara umum berfungsi untuk mengumpulkan dana

dan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kredit dan menerima

bunga dari debitornya. Oleh karena itu pendapatan bank baru ada jika pricing credit

lebih besar dari cost of fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan

Page 22: AIT samson.docx

tingkat suku bunga kredit( SB Kredit) yang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu: Cost

of Fund( COF) Overhead Cost(OHC) dan Spread Profit(SP)[9]

Mengenai hal tersebut, sejak januari 2005 BI telah 15 kali melakukan perubahan

suku bunga, dan kebijakan ini berdampak langsung pada kenaikan penghimpunan

DPK. Kebijakan kenaikan bunga tersebut berperan besar terhadap pengendalian

tingkat inflasi dan terbukti tingkat inflasi dapat diminimalisir dari inflasi tertinggi 8,81%

pada bulan maret 2005 menjadi 7,42% pada bulan juni 2005.[10]

Yang harus menjadi perhatian adalah sejauh mana pengaruh peningkatan suku

bunga SBI ini direspon oleh dunia perbankan. Yang sangat penting adalah sejauh mana

perbankan merespon kebijakan ini, baik dalam penetapan kebijakan suku bunga dana

pihak ketiga maupun suku bunga kredit yang sedang kita bahas ini. Tentu saja dalam

implementasinya hal ini akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Apabila suku bunga

dana pihak ketiga dinaikkan tanpa diikuti peningkatan suku bunga kredit, maka secara

langsung akan mempengaruhi penurunan pendapatan bunga bank. Kalau kebijakan

suku bunga dana langsung diikuti dengan kebijakan peningkatan suku bunga kredit,

maka dampaknya mungkin akan menjadi lebih buruk karena akan mengakibatkan

semakin besarnya biaya bunga yang akan ditanggung oleh para debitur bank.

Sepanjang kondisi ekonomi bisnis riil belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan maka kebijakan untuk menaikkan suku bunga kredit akan berdampak pada

kemungkinan meningkatnya NPL yang selanjutnya akan memperburuk kinerja

perbankan.[11]

Dari fungsi tingkat bunga yang telah diungkapkan di point C diatas maka akan

terbentuk Break Even Point (BEP) atau titik impas yang diartikan apabila biaya-biaya

yang dikeluarkan sama denga jumlah pendapatan yang diterima maka bank yang

bersangkutan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan

Analisis yang terjadi pada dunia perbankan terjadi kenaikan tingkat suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebenarnya telah cukup tinggi. Bank-bank sudah berani

menawarkan bunga deposit sebesar 30% yang berarti juga menaikan suku bunga kredit

menjadi minimal 35%. Pada situasi krisis tentunya investor enggan meminjam dana dari

bank untuk mendanai usahanya karena mereka akan kesulitan untuk mengembalikan

pinjaman beserta bunganya hal ini disebabkan oleh kerja sector perbankan yang

sedang mengalami kesulitan.

Page 23: AIT samson.docx

Kemungkinan yang lain yaitu diakibatkan oleh kenaikan uang inti yaitu rupiah yang

ddicetak oleh BI. Ini merupakan teori inflasiyang pernah berkali-kali terjadi, pada intinya

hal ini semua disebabkan percetakan rupiah baru oleh BI karena pemerintah

memerlukan dana untuk mendorong APBN atau untuk membantu penciptaan lapangan

pekerjaan atau karena alasan politis.[12]

Apabila semua tingkat bunga dalam system keuangan dapat dihitung angka rata-

ratanya dan diwakili oleh satu tingkat bunga itu tidak bias dipersamakan karena tingkat

suku bunga tergantung pada interaksi antara system keuangan dan system riil dan

harus pula mengembangkan suatu model yang benar-benar riil yang akan memberikan

informasi mengenai determinan dari tingkat penghasilan dan kesempatan kerja. Sektor

riil ini dibedakan antara perekonomian dengan sector keungan atau moneter karena

jenis kegiatanya yang berbeda.

F.     Struktur Suku BungaDeterminan Struktur Suku bunga            Tingkat bunga yang telah diuraikan diatas dapat diartikan sebagai rata-rata dari

berbagai macam jenis suku bunga, yaitu meliputi jangka pendek, jangka panjang, dll.

Struktur tingkat bunga dalam sistem keuangan terutama ditentukan oleh determinan

sebagai berikut:

-          Jangka waktu dari klaim keuangan

-          Karakteristik perpajakan dari klaim keuangan

-          Derajat risiko tunggakan dari klaim keuangan

-          Kemudahan pemasaran dari klaim keuangan dan faktor-faktor lainnya.

Dari keempat determinan tersebut diatas perbedaan jangka waktu dari klaim

keuangan merupakan faktor yang paling banyak dipertimbangkan. Hubungan antara

jangka waktu dan suku bunga disebut struktur masa (term structure) dari suku bunga.

Ketiga determinan lainnya juga merupakan faktor penting, akan tetapi seringkali lebih

mudah dalam menentukan pengaruhnya terhadap struktur suku bunga.

Teori Kurva HasilCara yang paling sering digunakan untuk melukiskan hubungan antara suku

bunga dan jangka waktu dari klaim keuangan adalah kurva hasil. Akan tetapi faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk kurva hasil sampai saat ini belum

ditemukan suatu kesimpulan yang pasti, yang tentunya didukung dengan data empiris.

Page 24: AIT samson.docx

Berkaitan dengan hal itu maka dikembangkan tiga teori, yaitu; teori harapan, teori

premium likuiditas, dan teori pasar tersegmen. [13]

Teori Harapan. Teori ini menyatakan bahwa suku bunga jangka panjang sama

dengan suku bunga jangka pendek yang berjalan plus suku bunga jangka pendek yang

diharapkan pelaku pasar yang berlangsung hingga jatu temponya sekuritas jangka

panjang. Misal suku bunga untuk obligasi sepuluh tahun harus sama dengan

penjumlahan suku bunga jangka pendek (obligasi satu tahun) yang berjalan dengan

suku bunga jangka pendek yang diantisipasi akan terjadi sepanjang obligasi jangka

panjang dibagi jangka waktu dari obligasi jangka panjang.

Teori Premium Likuiditas. Teori ini berlandaskan pada teori harapan, akan tetapi

menolak asumsi bahwa peserta pasar berlaku sama dalam hal obligasi jangka pendek

dan jangka panjang. Menurut teori ini tingkat bunga jangka panjang sama dengan rata-

rata dari tingkat bunga jangka pendek yang berjalan, tingkat bunga jangka pendek yang

diharapkan dan premium likuditas.

Teori Pasar Tersegmentasi. Teroi ini sangat berbeda dengan kedua teori diatas.

Teori ini beranggapan bahwa tingkat bunga jangka pendek dan tingkat bunga jangka

panjang ditentukan didalam pasar yang relatif terpisah. Pasar-pasar ini dipisahkan

karena alasan kelembagaan. Misal, banyak pembeli sekuritas dalam pikirannya

mempunyai kebutuhan tertentu yang biasanya berkaitan dengan sifat dari utang,

sehingga membatasi pembeliannya pada segmen dari spektrum jatuh waktu.

Struktur Tingkat Bunga di IndonesiaSturktur tingkat bunga di Indonesia yang paling umum didasarkan atas jangka

waktu. Tingkat bunga perbankan untuk deposito berjangka dibedakan atas 1 bulan, 3

bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, baik untuk mata uang lokal maupun valuta asing.

Deposito berjangka sebagai sumber dana, akhir-akhir ini hanya bersifat jangka pendek

saja, yaitu maksimum 1 tahun. Beberapa tahun yang lalu masih banyak dijumpai

deposito yang berjangka waktu 2 tahun, tapi sekarang tidak lagi dijumpai.

IV.             KESIMPULANSuku bunga sudah ada sejak lama. Bunga itu sendiri adalah sejumlah dana, dinilai

dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah

rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.

Kemudian dalam teori penentuan suku bunga terdapat dua teori yang paling

berpengaruh, yaitu: Teori Fisher, yang mendasarileonable funds theory, dan liquidity

Page 25: AIT samson.docx

preference theory dari Keynes.Loanable funds theory: suku bunga ekuilibrium

merefleksikan permintaan dan penawaran dana, yang tergantung pada keinginan

penabung untuk menabung, keinginan peminjam terhadap laba dari investasi, dan

tindakan pemerintah mengatur penawaran uang.Liquid preference theory: suku bunga

ditentukan dalam pasar uang.

Fungsi tingkat bunga: Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi

guna mendukung pertumbuhan perekonomian, Mendistribusikan jumlah kredit yang

tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang

menjanjikan hasil tertinggi, Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan

akan uang dari suatu negara, dan Merupakan alat penting menyangkut kebijakan

pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.

Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga keseimbangan yang ditentukan melalui

kedua model dana pinjaman dan prefensi, dimana para pelaku pasar beranggapan

tidak ada perubahan harga dimasa yang akan datang. Sedangkan tingkat bunga nominaladalah tingkat bunga yang benar-benar diamati dalam sistem keuangan dan

sama dengan tingkat bunga riil plus penyesuaian mengingat kenyataannya para pemain

di pasar mengantisipasi terjadinya perubahan harga dimasa mendatang.

V.                PENUTUPDemikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami  sadar bahwa dalam

penulisan  makalah  ini masih banyak kesalahan dan kekurangan karena

keterbatasan kami dalam memahami dan menelaah dan karena kurangnya referensi

yang kami dapat.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun yang bisa kami gunakan untuk

kesempurnaan makalah-makalah kami berikutnya sanngat kami harapkan. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pemakalah. Amin