airway management

Upload: pinutttttt

Post on 03-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

emergency nursing, penatalaksanaan jalan nafas,

TRANSCRIPT

AIRWAY MANAGEMENT(PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS)

Apa yang dimaksud Jalan Napas?Rongga yang menghubungkan antara udara luar dengan paru.

Organ apa saja yang termasuk jalan napas?

Jalan nafas atas : - Mulut - Hidung - Pharing (oro,naso,laringo)Jalan nafas bawah : - Laring - Trakhea - Bronkhus - Bronkheolus - Alveoli

Agar udara dapat sampai ke paru paru melewati jalan nafas makan harus melalui proses pernafasan. CIRI PERNAPASAN YANG NORMAL, YAITU: 1. napas teratur, 2. frekuensi dalam batas normal 12 20 x per menit 3. gerakan dada dan abdomen sinkron, 4. tidak disertai bunyi napas tambahan, Snoring ( dengkur ) lidah jatuh Crowing ( lengking ) laringospasme Wheezing ( bengek ) sumbatan bronkhus Gurgling (bunyi kumur-kumur) yang disebabkan adanya cairan pada jalan napas (misalnya partikel makanan, muntah, bekuan darah ) Stridor (bunyi napas saat inspirasi bertambah) disebabkan karena sumbatan secara anatomis (misalnya trauma maksilofasial, trauma leher, trauma laring).5. otot-otot tambahan pernapasan tidak ikut serta (retraksi sela iga, supraklavikula, dan cuping hidung).

Selain pernafasan normal, kita juga harus mengetahui ciri dari adanya gawat napas dan gagal napas. Antara lain:Gawat Nafas ( Respiratory Distress ) Frekuensi nafas cepat Otot-otot tambahan ikut bekerja Nadi cepat pada dewasa, lambat pada bayi dan anak. Gelisah, disorientasi, Berkeringat Sianosis Gagal nafas ( Respiratory Failure )Gambaran klinik gawat nafas ditambah: PaO2 < 60 mmHg ( udara biasa ) PaCO2 > 50 mmHg ( udara biasa ) pH < 7,35 RR lebih dari 35 x per menit

Untuk menjamin oksigenasi yang adekuat maka JALAN NAPAS HARUS PATEN, YAITU TERBEBAS DARI SUMBATAN. Sumbatan jalan napas bisa parsial atau total, bisa berasal dari luar/benda asing atau dari pasien sendiri, misal lidah/terjadi penyempitan jalan napas.Apabila ada masalah terkait jalan napas, langkah apa yang musti dilakukan?1. Mengenali adanya sumbatan jalan napas2. Menentukan penyebabnya untuk dapat mengambil tindakan yang diperlukan

Obstruksi jalan nafas sering terjadi di jalan nafas atas / hipofaring partial / total yang dapat disebabkan oleh:1. Otot lidah dan leher yang lemas tidak dapat mengangkat dasar lidah dari dinding belakang pharing sehingga lidah jatuh menutup jalan nafas. Ini sering terjadi pada pasien tidak sadar dengan posisi kepala fleksi atau mid posisi 2. Benda asing : cairan, darah,sekret, benda padat.3. Laringospasme 4. Infeksi 5. oedem laring 6. Neoplasma 7. Trauma8. Luka bakar.Penatalaksanaan jalan napas:1. Membebaskan jalan napas 2. Memberikan tambahan oksigen3. Menunjang ventilasi4. Mencegah aspirasi

MEMBEBASKAN/ MEMBUKA JALAN NAPASa. TANPA ALAT 1. Anjurkan untuk BATUK KUATPada Obstruksi total biasanya penyebabnya adalah benda asing padat, pada pasien yang sadar, yang kita lakukan adalah membuat batuk buatan sehingga benda asing dapat keluar.2. HEIMLICH MANUVER/ABDOMINAL THRUST: Berdiri dibelakang pasien, rangkul pasien, kepalkan satu tangan pada perut korban antara Px dan pusar, tarik tangan ke dalam dan ke atas secara menghentak 5 kali.3. Cross finger finger sweep, untuk membuka mulut dengan jari yang menyilang kemudian menghilangkan/ mengambil sumbatan atau benda asing yang menghambat jalan nafas. 4. TEHNIK BACK BLOW : teknik ini dilakukan pada anak anak dengan cara melakukan pemukulan antara 2 skapula dengan posisi kepala lebih rendah sebanyak 5 pukulan. Back bow biasanya dikombinasikan dengan chest thrust. 5. CHEST THRUST, diindikasikan untuk pasien bayi dengan cara melakukan pemijatan pada penekanan pada Prosesus xipoideus dengan 2 jari atau 2 jempol sebanyak 5 kali

Lakukan AIRWAY POSITIONINGNoManuverKriteria PasienTeknik

1.Head Tilt Korban Sadar Tanpa cedera kepala, leher atau spinal Duduk: korban yang duduk kepala cenderung fleksi ke arah dada. Lakukan reposisi agar kepala tidak menunduk Berbaring : Letakkan salah satu tangan penolong pada dahi korban, lalu dengan hati-hati dan mantap tekan ke belakang menggunakan telapak tangan

2.Head Tilt- Chin Lift Korban sadar / tidak sadar Tanpa cedera kepala, leher atau spinal

3.Head Tilt - Neck Lift Korban sadar / tidak sadar Tanpa cedera kepala, leher atau spinalPenolong berlutut di sebelah kepala korban, letakkan tangan penolong yang paling dekat dengan kepala korban pada dahi dan tangan yang lain di bawah leher. Angkat leher korban sambil menekan dahi korban dengan lembut. Gerakan ini akan menggeser lidah korban dari belakang tenggorok dan membantu membukanya jalan nafas yang adekuat.

4.Modified Jaw Thrust Korban Tidak Sadar Dengan Cedera, kepala, leher dan spinal

Komplikasi Jika jalan napas tetap terobstruksi suction perlu dilakukan, dan kemudian lakukan pemasangan OPA (oropharyngeal airway, misal: gudel/mayo) atau NPA (nasopharyngeal airway). Cedera pada spinal dapat terjadi jika dilakukan pergerakan pada kepala dan/atau leher pada pasien dengan cedera servical. Pasien trauma yg tidak sadar atau pasien yang diketahui atau dicurigai mengalami cedera/trauma leher, maka kepala dan leher harus dipertahankan dalam posisi netral tanpa hiperekstensi leher. Gunakan jaw thrust untuk membuka jalan napas pada situasi tersebut. Perhatian: Jika jari-jari menekan terlalu dalam jaringan lunak di bawah dagu, maka jalan napas akan terobstruksi.

6. DENGAN ALAT1. Oropharyngeal Airway (OPA)ADALAH : bentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang di tengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan dinding lebih keras. Tujuan : Mencegah/menahan lidah melekat pada dinding posterior faring Mempermudah penghisapan lender (suction) Mencegah pasien mengigit pipa endotrakheal (ETT)NoJenis AlatKriteria PasienTeknikUkuran

1.Orofaringeal airway (OPA) Bernafas spontan Saat ventilasi dengan sungkup atau bagging, penolong secara tidak sadar menekan dagu ke bawah sehingga jalan nafas tersumbat. Jangan dipakai jika reflex muntah masih (+) GCS > 10

Bersihkan mulut dan faring dari segala kotoran Masukkan alat dengan bagian yang cekung menghadap ke langit-langit (mengarah ke atas) sampai didorong mendekati dinding belakang faring, alat diputar 180o Fiksasi dengan plester jangan menutupi bagian yang terbuka di jalan nafas. Ukuran alat dan penempatan yang tepat menghasilkan bunyi nafas yang nyaring pada auskultasi paru saat dilakukan ventilasi Pertahankan posisikepala yang tepat setelah alat yang terpasang.

00 = neonatus0 = bayi1 = usia 1-3 th2 = usia 3-8 th3 = usia >8 th4 & 5 = dewasa

Komplikasi : Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran terlampau panjang epiglotis akan tertekan menutup rimaglotis sehingga jalan napas tersumbat Terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat Muntah dan spasme laring. Jangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karena dapat menyebabkan muntah dan spasme laring.

2. Nasofaringeal Airway (NPA)Adalah : bentuk seperti pipa bulat berlubang tengahnya dibuat dari karet lateks atau plastic yang lembut.Tujuan : Mempertahankan jalan napas adekuatNoJenis AlatKriteria PasienTeknik

Ukuran

2.Nasofaringeal Airway

Pasien menolak menggunakan orofaring Secara teknis orofaring tidak dapat dipakai karena adanya trismus,rahang menutup kuat atau trauma/ cedera berat daerah mulut) Pilih alat dengan ukuran yang tepat.Tentukan diameter alat (Sesuai dg Diameter lubang hidung luar) Lumasi alat dengan jelly dan masukkan menyusuri bagian tengah dan dasar rongga hidung hingga mencapai daerah belakang lidah Apabila ada tahanan dengan dorongan ringan alat diputar sedikit

Panjang =15cm Diameter = 6 8 mm

Komplikasi : Alat ini dapat merangsang muntah dan spasme laring Dapat menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat pernasangan, oleh sebab itu alat penghisap harus selalu siap saat pernasangan.

3. Penghisapan Lendir (Suctioning)Suctioning adalah tindakan mengangkat sekresi yang terdapat pada dinding bronchus atau trachea. Tindakan ini biasanya dilakukan pada pasien yang terpasang ET, TTAda 2 metode yang digunakan pada suction ET yaitu dengan metode terbuka dan metode tertutup. Suction tertutup adalah suction yang dilakukan dengan sirkuit ventilator tertutup selama suction, sedangkan suction terbuka adalah sikuit ventilator dibuka selama suction.Gambar: suction tertutupGambar: suction terbuka

Indikasi klinis penggunaan suction terbuka dan suction tertutup Metode suction tertutupMetode suction terbuka

Frekuensi setiap jam atau kurang Jumlah sekret berlebihan Tingkat PEEP yang tinggi (>10 cm H2O) Tingginya FiO2 (>80) Penurunan SaO2 atau keadaan hemodinamik yang berbahaya selama suction Tingginya tingkat penularan infeksi pernapasan (misal: TB) Ada darah di dalam sekret Intubasi