agenda ui terkini uiupdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para mapres mulai dari...

28
Agenda April - Mei 2010 Highlights Update UI Agenda UI Terkini diterbitkan oleh Kantor Komunikasi UI Edisi 05/Thn. II/2010 Bulan Prestasi Malam Apresiasi Prestasi Mahasiswa UI 2010 Tim Robot UI Melaju ke Tingkat Nasional Malam Final Bintang Pop UI 2010 UI Juara 3 dalam 8 th National Student Paper Contest 2010 27 Mei 2010 Kunjungan Menteri Perdagangan AS ILDP : Bangkitnya Para Pemimpin Kreatif 7 Mei 2010 1 Mei 2010 8 - 9 Mei 2010 12 Mei 2010

Upload: phammien

Post on 12-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

1UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Agenda April - Mei 2010Highlights

UpdateUIAgenda UI Terkini

diterbitkan oleh Kantor Komunikasi UI

Edisi 05/Thn. II/2010

Bulan Prestasi

Malam Apresiasi Prestasi Mahasiswa UI 2010

Tim Robot UI Melaju ke Tingkat Nasional

Malam Final Bintang Pop UI 2010

UI Juara 3 dalam 8th

National Student Paper Contest 2010

27 Mei 2010

Kunjungan Menteri Perdagangan AS

ILDP : Bangkitnya Para Pemimpin Kreatif

7 Mei 2010

1 Mei 2010

8 - 9 Mei 2010

12 Mei 2010

Page 2: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

2 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

4 7 8 13 14 15 16 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 25 26

UI Update Edisi 05/Thn. II/2010

Kantor Komunikasi UI

email:[email protected]

[email protected]

Kami menerima artikel atau tulisan tentang UI dan kegiatan

di lingkungan UI. Penulis yang tulisannya dimuat di UI Update

akan mendapatkan cenderamata menarik dari UI.

kritik, saran, dan tulisan dapat dikirimkan melalui

alamat email di atas

RedaksiKantor Komunikasi UI

Gd. Pusat Administrasi UI Lantai 6 Kampus UI, Depok

Telp. 021 7867222 ext. 100604Faks. 021 78849060

Pemimpin RedaksiVishnu Juwono

Redaksi Farida Haryoko

M. Rachmat RawyaniArdiansyah

PenyuntingGina Ganarti Hakim

LayoutSony Wirawan

FotograferUbaydillah

Whisnu PrabowoReporter

Made Santi Prita Nur Aini Sandjojo

Sumber Berita : Tim Reportase Humas UI

Kontributor UIUpdate

Daftar IsiAgenda Kegiatanbulan April - Mei 2010

7 Mei 2010Malam Final Bintang Pop UI 2010

8 - 9 Mei 2010ILDP : Bangkitnya para Pemimpin Kreatif

11 Mei 2010Seminar Nasional : “Tontonan Anak Indonesia”

8 - 9 Mei 2010Fasilkom UI Selenggarakan Computer Festival 2010

28 - 30 April 2010UI Hadir di APCONEX 2010

29 - 30 April 2010Professor Expo FK UI

10 Mei 2010Apa Kabar Pendidikan Indonesia?

8 & 15 Mei 2010Nursing on Stage Fakultas Ilmu Keperawatan

10 Mei 2010MOU Antara UI dan KOI

7 Mei 2010Setelah Pencabutan UU BHP, Lalu Bagaimana?

17 Mei 2010Universitas Indonesia : “Kawasan Tanpa Rokok 2012“

25 Mei 2010Kerjasama UI dengan Uncen

21 Mei 2010Presiden RI Buka Temu Ilmiah FK UI

26 Mei 2010Studi Banding UNS ke UI

36 Mei 2010Studi Banding Universitas Bina Dharma ke UI

Ujian Mandiri Bersama 12 PTN 2010

12 Mei 2010Malam Apresiasi Prestasi Mahasiswa UI 2010

27 Mei 2010Kunjungan Menteri Perdagangan AS

6 Mei 2010Seminar Kampanye Kanker Serviks

Agenda Maret - April 2010Highlights

UpdateUIAgenda UI Terkini

diterbitkan oleh Kantor Komunikasi UI

Edisi 04/Thn. II/2010

Perempuan dan Rokok: Sebuah Emansipasi atau Ketidakberdayaan?

Women Power Days

Peluncuran buku Saparinah Sadli “ Berbeda tetapi Setara”

UI Green Metric World University Ranking

Pertemuan Pengelola Perpustakaan Universitas se-ASEAN

Rektor Tinjau Pelaksanaan SIMAK UI di Jakarta dan Bogor

Seminar “Pemberlakuan Mekanisme Pembuktian Terbalik Perlindungan Whistle Blower”

26 April 2010

UI Tuan Rumah Pelatnas Olimpiade Informatika dan Matematika

30 April 2010

Grand Launching Shell Eco-Marathon

11 April 2010

21 April 2010

8 April 2010

26 April 2010

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Page 3: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

3UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bulan Mei merupakan bulan yang penting dalam perjalanan

sejarah pendidikan dan kebangkitan bangsa Indonesia. Seiring

dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, sejumlah prestasi

kembali diukir para mahasiswa Universitas Indonesia. Sejalan

dengan semangat pendidikan dan kebangkitan bangsa ini, UI

juga menggelar ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2010

dan ajang serupa yang bertujuan mencari mahasiswa berbakat

dan berprestasi.

Untuk mengapresiasi Mahasiswa Berprestasi UI tahun 2010,

UIUpdate edisi ini akan menyajikan sejumlah berita terkait

pemilihan Mapres tahun 2010 ini, misalnya bincang-bincang

dengan Juara I Mapres UI 2010, Tantia Dian Permata, yang

sedang mempersiapkan diri melaju ke tingkat nasional. Selain

mapres, UI juga menyelenggarakan kontes menyanyi “Bipop

UI 2010” dalam rangka mencari mahasiswa berbakat di bidang

tarik suara. Maria Oktalisa dan Edwin Chandra keluar sebagai

pemenang.

Patut kita syukuri bersama, Tim Robot UI melaju ke tingkat

nasional dan UI juga meraih peringkat 50 besar universitas

se-Asia. Pada bulan Mei ini juga empat doktor di UI berhasil

dipromosikan. Selain prestasi, UI juga menggelar kegiatan

ilmiah, seperti seminar “Tontonan Anak Indonesia”, seminar

dalam rangka memperingati Hari Bumi, seminar kanker

serviks, dan seminar nasional terkait dengan arus perpindahan

penduduk.

Setelah SIMAK-UI digelar, kesempatan masuk UI kembali dibuka

melalui Ujian Mandiri Bersama (UMB) 12 PTN di Indonesia

yang akan diumumkan 8 Juni 2010. Sementara itu, UI terus

menerima kunjungan dari berbagai universitas, bahkan Menteri

Perdagangan AS. Selain itu, dalam rangka mendukung UI

sebagai kawasan bebas rokok, UIUpdate pun akan menyajikan

berita terkait gerakan antirokok di setiap edisinya dimulai dari

edisi ini sebagai komitmen kami untuk mewujudkan UI menjadi

kawasan yang sehat.

Mengukir prestasi bukanlah hal yang mudah, namun kita patut

berbangga kiprah UI terus berkibar di tingkat nasional dan

internasional. Semoga nama baik universitas kita yang tercinta

ini akan semakin harum dalam rangka memperkuat UI sebagai

world class university.

Vishnu Juwono

Pemimpin Redaksi

KEGIATAN REKTORPengantar Redaksi

Penyerahan naskah MoU oleh Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri kepada Rita Subowo.

Prof. Dr. der. Soz Gumilar R. Somantri berfoto bersama para finalis Mahasiswa Berprestasi UI 2010.

Prof. Dr. der. Soz Gumilar R. Somantri menemui Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Page 4: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

4 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Malam ApresiasiPrestasi Mahasiswa UI 2010

Universitas Indonesia (UI) kembali menyelenggarakan pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama UI yang diadakan setiap tahun. Mapres Utama tahun 2010 ini diumumkan pada “Malam Apresiasi Prestasi Mahasiswa UI 2010”, Rabu (12/05), di Balairung, Kampus UI Depok. Acara dibuka Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar R. Somantri, dan dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met., Direktur Kemahasiswaan, Dr. Kamarudin, M.Si., para dekan fakultas, orangtua 12 Mapres Utama, finalis Mapres Utama UI 2010, mahasiswa dan para tamu undangan.

Dalam sambutannya, Rektor UI berharap peringkat UI semakin menanjak pada tahun-tahun mendatang.”Kita harus terus memacu diri untuk mencapai prestasi dunia,” tandasnya. Sementara itu, Dr. Kamarudin, M.Si. dalam sambutannya menyatakan ajang Mapres ini diselenggarakan dengan harapan memberikan inspirasi kepada mahasiswa lain untuk berprestasi. “Malam Apresiasi Prestasi Mahasiswa UI 2010” memang malam penuh inspirasi karena pada malam tersebut tidak hanya ada pengumuman juara Mapres Utama UI, tetapi juga pemberian penghargaan dalam bidang seni, olahraga, dan penalaran kepada para mahasiswa yang berprestasi di tingkat regional, nasional, dan internasional.

Acara Mapres 2010 juga menyuguhkan penampilan UKM yang berhasil meraih juara di berbagai kompetisi, seperti Paduan Suara Paragita, Liga Tari Krida Budaya, para juara kompetisi menyanyi Bipop UI 2010, dan juga suguhan Brass Band Madah Bahana. Setelah penampilan Nunung Cs. dan juara I Bipop wanita, Maria Oktalisa, akhirnya acara puncak pun tiba, yakni pengumuman juara Mapres Utama UI 2010 oleh Ketua Dewan Juri, dr. Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH, M.M.B. Sebelum diumumkan, video rekam jejak pemilihan Mapres Utama 2010 diputar. Video tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest,

tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba, hingga testimoni para keduabelas finalis mengenai pemilihan Mapres Utama tahun 2010 ini. Keduabelas finalis Mapres Utama UI tahun 2010 ini, yakni Felix Chikita Fredy (FK), Putri Herliana (FKG), R. R. Chrysna Winandha K. (FMIPA), Arriyadhul Qolbi (FT), Muhammad Naufal Fileindi (FH), Tantia Dian Permata I. (FE), Katarina Mellyana (FIB), Erika Hapsarini (FPsi.), Carolina Damiana R. S. (FISIP), Nor Rofika H. (FKM), Andreas Senjaya (Fasilkom), dan Hafiza Elvira Novitariani (FIK).

Akhirnya, dewan juri menjatuhkan pilihan kepada Tantia Dian Permata (Mahasiswa FE UI angkatan 2006) sebagai Juara I Mapres Utama UI 2010 yang akan mewakili UI dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Tantia juga mendapatkan penghargaan kemampuan berbahasa Inggris terbaik ke-III dan pemakalah terbaik ke-II. Juara II dan III Mapres Utama UI tahun 2010 diraih oleh Andreas Senjaya (Fasilkom) dan Felix Chikita Fredy (FK). Sementara itu, penghargaan sebagai pemakalah terbaik I dan III diberikan kepada Felix Chikita Fredy (FK) dan Carolina Damiana (FISIP) yang juga meraih penghargaan kemampuan berbahasa Inggris terbaik I, sedangkan terbaik II diraih oleh Muhammad Naufal (FH). Acara ditutup dengan pemberian hadiah dan ucapan selamat dari Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar R. Somantri, serta foto bersama. (Gna)

Prof. Dr. der. Soz Gumilar R. Somantri berfoto bersama para finalis

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

12Mei2010

Page 5: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

5UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Serba-Serbi Pemilihan Mapres UI 2010Dewan Juri: “Memilih yang Berprestasi di Semua Bidang ”

Pemilihan Mapres UI berlangsung dari Februari-Mei 2010. Sebelum dipertemukan di tingkat UI, para mahasiswa telah diseleksi di fakultas masing-masing, hingga terpilih tiga mahasiswa terbaik. Namun, mahasiswa dengan peringkat pertamalah yang berhak mewakili fakultasnya untuk berkompetisi di tingkat UI.

Mahasiswa berprestasi utama UI diharapkan tidak lagi memiliki kendala dalam berbahasa Inggris. Hal itu diungkapkan salah satu juri tes kemampuan bahasa Inggris, Bayu Kristianto M.A. Ditemui di Ruang Senat Akademik FK UI, Salemba pada Senin (10/05), Bayu mengatakan ketika berkomunikasi dengan bahasa Inggris, mahasiswa UI harus bisa mengungkapkan idenya dan tidak melakukan kesalahan ketika berbicara, baik dari tata bahasa maupun pengucapan kalimat. Hal yang sama juga diungkapkan juri lain, Diding Fahrudin S.S. Menurut Diding, dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris, penyampaian ide secara sistematis memudahkan orang yang diajak berkomunikasi memahami topik yang dibicarakan. “Jangan sampai jika berbicara itu berputar-putar dan mengulangi kalimat yang sama,” ujarnya.

Pada tes kemampuan bahasa Inggris, ke-12 Mapres fakultas diminta untuk memilih sebuah topik presentasi dari 15 topik yang telah disiapkan oleh panitia. Topik yang dipilih panitia terkait isu yang saat ini sedang menjadi pembicaraan publik, seperti isu lingkungan, sekolah internasional, lesbian dan gay, fans fanatik sepak bola yang dikenal dengan istilah “bonek”, serta hukuman mati dan korupsi. Mereka diberikan waktu selama dua menit untuk mempersiapkan diri dan tujuh menit mempresentasikan topik tersebut. Pertanyaan diajukan para Mapres lainnya dan dewan juri. Dalam presentasi ini ada beberapa poin yang dinilai juri, tata bahasa, perbendaharaan kata, pengucapan kalimat, dan isi presentasi.

Setelah menyaksikan ke-12 Mapres fakultas, Bayu mengakui terjadi penurunan kualitas dalam kemampuan bahasa Inggris.

Dari 12 Mapres, Bayu mengklaim hanya tiga mahasiswa saja yang layak untuk tampil di dunia internasional. “Mereka memang fasih berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi dari segi akurasi, mereka masih sangat kurang.” ungkapnya dengan nada kecewa. Diding pun turut membenarkan pernyataan Bayu. “Karena mereka berbicara mengenai fakta, seharusnya tenses yang digunakan adalah present tense, tetapi banyak yang tidak menggunakannya,” kata pria yang menjabat sebagai Ketua Program Studi Sastra Inggris ini.

Mengenai penurunan kualitas Mapres dalam kemampuan bahasa Inggris, Bayu menduga mahasiswa tersebut memiliki kelebihan di bidang lain, entah di CV atau dalam makalah ilmiah, namun oleh pihak fakultas tetap dianggap mampu. “Jadi, karena itu mereka bisa lolos hingga ke tahap UI,” tandasnya. Ia mengungkapkan supaya kemampuan bahasa Inggris menjadi lebih baik. Para mahasiswa ini perlu mengubah pola pikir mereka yang masih menganggap bahasa Inggris belum menjadi kebutuhan utama dalam memahami sesuatu. “Jika itu yang terjadi, kemampuan bahasa Inggris mereka hanya bahasa Inggris pasif dan tidak mengalami perkembangan yang berarti”, ujarnya berpendapat.

Bayu berharap untuk penyelenggaraan Mapres di tahun berikutnya, jika UI memang menginginkan mahasiswa yang memiliki prestasi, mereka harus berprestasi di semua bidang, termasuk dalam kemampuan bahasa Inggrisnya. “Jika perlu, calon Mapres ini diharuskan menyerahkan nilai prediksi TOEFL atau IELTS pada saat ingin mendaftar sebagai Mapres,” tuturnya.

Setelah menjalani serangkaian psikotest dan tes kemampuan bahasa Inggris, ke-12 Mapres ini masih harus melalui presentasi makalah ilmiah yang diadakan keesokan harinya. Pemaparan makalah dimulai sejak pukul 09.00 WIB bertempat di Aula FK Salemba. Kemampuan ke-12 Mapres tahun ini dalam menyampaikan presentasi, tidak banyak berbeda dibandingkan

Foto 12 Finalis Mapres UI 2010 (kiri ke kanan): Tantia Dian Permata, Andreas Senjaya, Caroline Damiana, Felix Chikita Fredy, Katarina Mellyana, R. R. Chrysna Winandha, Hafiza Elvira Novitariani, Erika Hapsarini, Arriyadhul Qolbi, Nor Rofika H., Muhammad Naufal Fileindi, dan Putri Herliana

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Mei2010

Page 6: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

6 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Bincang-Bincang Hangatbersama Jawara Mapres UI 2010

Halo, Tantia, apa kabar? Sekarang kegiatannya apa nih?Hai, kabarku baik-baik aja. Sekarang, sih sedang menyiapkan berkas-berkas untuk ke tingkat nasional. Aku juga tetap asdos (asisten dosen), skripsi, dan UAS juga.

Sewaktu di Balairung, ketika Tantia diumumkan jadi juara pertama, bagaimana perasaan Tantia?Senang, pasti dong. Aku merasa dream come true. Karena aku ingin ikut pemilihan Mapres ini dari semester awal.

Di majalah FELT edisi 4, Tantia mengatakan ingin mengikuti pemilihan Mapres sejak semester pertama. Itu sejak kapan tepatnya?Sebenarnya semester pertama aku dipanggil

mahalum fakultas. Beliau mengatakan aku punya potensi. Aku harus menyiapkan pemilihan mapres dari sekarang (semester pertama). Dari sana aku tahu apa yang harus disiapkan, seperti organisasi sebanyak apa, ikut lomba sesering apa. Karena ada yang bilang bahwa persiapan mapres itu bukan sebulan terakhir, tetapi back 3 tahun ke belakang untuk sampai ke arah sini.

Berarti, menurut Tantia sendiri seberapa pentingnya menyiapkan mapres dari semester pertama?Penting banget. Itu bagian dari strategi dasar. Johar juga mulai menyiapkan dari semester pertama. Di borang penilaian itu ada form penilaian yang harus dipersiapkan. Itulah alasannya mengapa harus dipersiapkan dari semester pertama.

Ngomong-ngomong, kalau misalnya setiap Mapres, atau finalis Mapres menulis tentang pengalamannya sewaktu pemilihan, seperti manfaat ikut kompetisi Mapres, serta tips dan strategi memenangkan Mapres, lalu tulisan itu dicetak atau dibuat e-book dan disebarkan ke maba 2010 menurut Tantia bagaimana?Wah, bagus banget itu. Bisa, bisa! Aku juga diminta salah satu teman untuk membuat tulisan tentang itu. Besok deadlinenya.

Boleh tahu strategi apa saja yang dibutuhkan?Wah, banyak banget (Tantia mengeluarkan buku penilaian mapres nasional). Ini banyak banget, kan (Tantia menunjuk kolom-kolom penilaian mapres). Untuk mengisi kolom-kolom ini, harus dimulai dari awal, dari semester pertama. Misalnya untuk kegiatan ilmiah, harus ikut beberapa kegiatan ilmiah. Jadi, kalau ada kegiatan ilmiah seaktif mungkin saja ikut. Aku kan ikut organisasi, sempat coba tingkat fakultas, coba juga ke tingkat yang lebih tinggi lagi, karena aku tahu itu dijadikan penilaian juga.

Ini buku panduannya Tantia dapat dari rektorat ya?Baru dikasih tadi. Maba bisa download dari website Dikti. Johar melihat form penilaian Dikti dari tingkat satu. Isi pedomannya tidak jauh dari tingkat UI. Jadi, kalau mau tahu info, rajin-rajinlah

ke Dikti. Harusnya nanti maba rajin mencari beasiswa, lomba, dan lain-lain. Kalau di FE sih ada support system. Namanya ILS (Integrated Learning System). Jadi, semacam support system bagaimana caranya untuk berprestasi begitu. Produknya namanya Book of Knowledge. Ini bisa didownload di situs BEM FE UI. Tetapi, ini bukan khusus untuk anak FE saja lho. Visi ke depan ILS ditujukan untuk seluruh anak UI.

Siapa yang membuat sistemnya?Itu adalah suggestion dari Mapres FE 2008, Leon. Jadi, dia itu orang yang pintar banget, dia idola saya lho. Dia pinter tapi humble gitu. Semua orang suka sama dia. Dia yang buat sistem itu. Dia mengumpulkan anak-anak yang menurut dia sudah pernah berprestasi gitu. Dia merancang visi ke masa depan. Tahun ini sudah dibuat panitia baru. ILS sangat berguna karena biasanya kita cuma bisa cari info dari orang yang kita kenal saja. Dengan adanya ILS ini, info-info bisa lebih luas tersebarnya.

Ada bayangan tidak juara berapa di Mapres Nasional?Yoo, harus dapat juara 1 dong. Tapi, jangan sombong gitu sih. Biasanya kalau sombong ngga akan berjalan lancar. Sebenarnya, kalau di tingkat nasional, banyak faktor X. Justru itu yang harus diwaspadai, seperti kepribadian dan kerendahhatian. Mapres Nasional dilaksanakan Juli, tapi dari sekarang (Mei), aku sudah dipanggil sama rektorat untuk menyiapkan diri. Kalau saingan berat siapa ya, mungkin universitas-universitas di Jawa.

Maba kan sebentar lagi datang. Ada pesan tidak untuk maba 2010?Yang paling penting sih persiapkan sejak awal. Mereka harus merasa terinsipirasi dari awal. Aku berharap bisa menjadi salah satu yang menginspirasi mereka. Jadi, sebenernya yang paling penting adalah strategi itu harus dibentuk dari awal, memupuk keinginan tuh dari awal. Jadi mau ke mana saja langkah kita harus ada petanya.

Tantia Dian PermataJuara Mapres UI 2010

Mapres fakultas tahun lalu. Hal tersebut diungkapkan salah satu juri, Dr. R. Cecep Eka Permana S.S., M.Si. Ditemui pada Rabu (12/05) di Gedung Dekanat FIB. Cecep mengatakan, walaupun secara kemampuan tidak jauh berbeda, ia menggarisbawahi, banyak topik yang dibawakan oleh mahasiswa masih terkait dengan ilmunya masing-masing. Padahal dari pihak Direktorat Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional (Dikti Diknas) tidak mengharuskan seperti itu. Ketika ada makalah yang tidak sesuai bidang studinya, makalah tersebut malah terlalu akademik. Ia menginginkan makalah yang sesuai dengan standar yang diterapkan oleh Dikti. Untuk tahun ini, Dikti menetapkan tema “Peningkatan Daya Saing Bangsa Berbasis Kekuatan Lokal”. Melalui tema ini, Dikti berharap ada solusi kreatif yang dihasilkan oleh mahasiswa untuk menghadapi permasalahan yang saat ini tengah dihadapi masyarakat. “Bagaimana mahasiswa menuangkan ide berdasarkan persoalan yang terjadi di masyarakat, mencari bahan pustaka yang mendukung, dan memberikan solusi untuk masalah tersebut,” ujar Cecep memaparkan.

Cecep lalu menyebut makalah yang dibuat Mapres FK sebagai

makalah yang baik secara akademik, namun tidak terkait dengan tema. Pada waktu presentasi, Felix mengangkat topik mengenai chitosan yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan gigi. Menurut Cecep sebenarnya ia bisa saja mengangkat kapur sirih daripada chitosan. “Chitosan itu kan versi modernnya. Ketika saya tanyakan apa ia mengetahui tentang kapus sirih, ia mengaku tidak tahu. Padahal chitosan dan kapur sirih sama-sama terbuat dari cangkang mahluk laut dan berfungsi untuk kesehatan gigi,” tuturnya memberi contoh.

Sebagai juri Cecep memiliki dua poin penilaian, yaitu kemampuan Mapres fakultas membuat karya ilmiah melalui makalah dan cara menampilkan makalah tersebut pada saat presentasi. Cecep menginginkan sosialisasi terhadap kegiatan Mapres meluas ke seluruh UI sehingga tidak kalah gaungnya dengan kegiatan mahasiswa di bidang seni umumnya yang bersifat hiburan. “Masa lebih populer kegiatan pemilihan Bintang Pop UI dibandingkan pemilihan mahasiswa berprestasi?”, tanyanya di akhir pembicaraan. (SNT)

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Mei2010

Page 7: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

7UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

ILDP : Bangkitnya Para Pemimpin Kreatif

Direktorat Kemahasiswaan UI mengumpulkan 3 besar mahasiswa berprestasi dari tiap fakultas dan kemudian memberi mereka sebuah pelatihan kepemimpinan yang bernama ILDP (Indonesian Leadership Development Program). Kegiatan ini langsung diarahkan oleh Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri, dan juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met. Sementara, Ketua Pelaksana kegiatan ini Dr. Kamarudin, Direktur Kemahasiswaan UI.

Ditemui di gedung PPMT, Pipin Sopian S.Sos., IMRI, salah satu panitia ILDP, berharap program ini dapat mengoptimalkan dan mengakselerasi potensi kepemimpinan peserta. Acara ini juga diciptakan untuk memperluas jejaring kepemimpinan dan mempersiapkan peserta menjadi pemimpin yang Global Leaders, Indonesian Colors. Program pembinaan kepemimpinan ini berlangsung dari April 2010 sampai Desember 2010.

ILDP mempunyai cukup banyak program yang akan dijalankan. Pertama, program beasiswa. Setiap peserta akan diberikan beasiswa sebanyak Rp1.000.000 (satu juta rupiah)/bulan selama 12 bulan. Selain itu, ada dana penelitian sebesar

Rp2.000.000 (dua juta rupiah) untuk mendorong terwujudnya Research University. Kedua, program pembinaan yang terdiri dari Leadership Development Training Series, Learning from the Giants, Leadership Circles, ESQ Training, Going Global: Learning from International Organization, Outbond dan pelatihan kedisiplinan semi militer, Entrepreneurship program, Insitutional Visit, dan Action! Social Entrepreneurship Initiatives. Ketiga, program pendukung yang terdiri dari Seminar and Leadership Development Grants, Student Exchange Program, dan program beasiswa S2 di dalam dan luar negeri. Yang terakhir adalah Program Internasional: 1st Asia Future Leaders Gathering.

Program ILDP ini terdiri dari tiga tingkatan: tingkat UI seperti yang sedang dilaksanakan sekarang dengan peserta 36 mahasiswa berprestasi dari 12 fakultas yang ada di UI; tingkat kedua, Indonesia Leadership Program yang pesertanya terdiri dari 70 mahasiswa berprestasi utama dari perguruan tinggi di setiap wilayah di Indonesia; tingkat ketiga, 1st Asia Future Leaders Gathering yang akan diikuti 100 mahasiswa berprestasi di level Asia dengan komposisi 70 mahasiswa dari Indonesia dan 30 mahasiswa dari ASEAN + Jepang, Korea, dan China. Seratus

mahasiswa ini akan bertemu dalam satu meja untuk membicarakan Asia ke depannya.

Namun, kewajiban peserta juga cukup banyak. Peserta di tingkat UI diwajibkan untuk mengikuti minimal 80% program, menulis artikel di media massa, penyikapan isu nasional dan internasional, serta membuat inisiatif program kemasyarakatan. Di ujung program ini, ada sebuah harapan bahwa jalan buntu yang dihadapi bangsa ini akan dibongkar oleh para pemimpin kreatif. Mereka adalah orang-orang yang mampu melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain, lalu membuka jalan baru yang belum pernah ditapaki sebelumnya. (Wahyu Awaludin)

Para peserta ILDP

Melongok “Dapur” Ajang Pemilihan Mapres UI

Sebagai sebuah kompetisi, ajang pemilihan Mapres mempunyai “dapur”. Arman Nefi, Kasubdit Kegiatan Penalaran, Kuliah Kerja Nyata, dan Pengembangan Softskill Mahasiswa, sekaligus penanggung jawab kompetisi Mapres UI tahun 2010, ketika ditemui redaksi UIUpdate di PPMT, menuturkan ajang pemilihan Mapres UI ini sebenarnya merupakan sebuah tindak lanjut dari pemilihan Mapres Nasional yang diselenggarakan oleh Dikti. “Tujuan diadakannya pemilihan mapres ini supaya mahasiswa bisa mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. Jadi, mahasiswa UI tidak hanya lulus, bekerja di kantor, menikah, punya anak, lalu meninggal. Namun, kami juga menginginkan supaya mahasiswa-mahasiswa UI mempunyai manfaat bagi lingkungannya. Kontribusi kepada lingkungan itu bisa maksimal jika kita juga memaksimalkan potensi kita” tuturnya.

Para Mapres fakultas yang telah terpilih akan dites lagi di tingkat universitas. Setidaknya, ada 3 aspek yang dinilai dari juri, yakni CV, makalah, dan bahasa Inggris. CV ini akan dinilai berdasarkan buktinya, yakni sertifikat. Bagaimana jika ada sebuah acara yang tidak mengeluarkan sertifikat? “Minta saja panitia atau organisasi yang bersangkutan untuk membuatkan surat keterangan,” jelas Arman. Selain itu juga, menurut Arman, rektorat kini tengah mengembangkan website http://presma.ui.ac.id untuk mentranskrip CV tiap mahasiswa UI. Namun, sistem ini masih perlu dikembangkan.

Untuk penjurian Mapres UI, tiap CV diperiksa oleh 2 orang juri yang terdiri dari mahalum fakultas. Sementara dalam penilaian makalah, rektorat menempatkan 3 orang juri untuk menilai satu makalah mapres, sedangkan untuk bahasa Inggris, tiap mapres juga akan dinilai oleh 3 orang dosen bahasa Inggris. “Namun, selain itu, ada juga faktor X yang dijadikan penilaian, yakni karakter para mapres yang terlihat dari psikotes”, jelas Arman. Ia juga menjelaskan inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan mapres akan terus ditingkatkan tiap tahun. “Misalnya saja, dulu tidak ada penilaian makalah terbaik dan bahasa Inggris terbaik, tapi tahun ini ada. Tujuannya untuk lebih menghargai kemampuan mahasiswa yang telah berjuang”, kata pak Arman.

Pada bulan Juli 2010 nanti, Dikti akan menyelenggarakankan ajang pemilihan Mapres Nasional. Rektorat telah melakukan beberapa langkah untuk mendukung Tantia dalam menghadapi ajang bergengsi itu. “Sehari setelah pengumuman Mapres, rektorat memanggil Tantia untuk memberitahu kiat mengikuti ajang Mapres Nasional. Kami juga telah menghubungi para juri Mapres UI untuk turut mendukung Tantia dalam menyempurnakan CV, makalah, dan bahasa Inggrisnya.” Arman memberikan nasihat, “untuk para maba dan mahasiswa UI, kalian sebenarnya sangat beruntung. Saat ini, begitu banyak kompetisi dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Jadi, maksimalkanlah kesempatan yang ada itu,” ujarnya menutup pembicaraan. (wahyu).

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

8 - 9Mei2010

Mei2010

Page 8: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

8 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Tim Robot UI Melaju ke Tingkat Nasional

Tim Robot UI berhasil meraih kesempatan untuk mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) di tingkat nasional yang akan diadakan pada tanggal 19-20 Juni 2010 di Universitas Muhammadiyah Malang. Kesempatan tersebut berhasil diraih saat tim robot UI berlaga dan meraih prestasi pada KRI dan KRCI regional II yang diadakan tanggal 8-9 Mei lalu di Politeknik

Negeri Bandung. Prestasi yang diraih tim robot UI, antara lain Juara 2 KRI oleh TRUI dan Juara 2 KRCI Divisi beroda dengan tim Blank Wire, Juara 2 Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Divisi berkaki dengan tim Ratatouille, dan Juara Harapan (Juara 4) Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Divisi Expert Battle dengan tim Captain Hirajpby.

Tim KRI TRUI dikalahkan oleh tim dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) pada babak final dengan skor 8-6, padahal kedua tim ini pernah bertemu di babak penyisihan dan dimenangkan oleh tim dari UI (TRUI) pada babak penyisihan tersebut. Sementara tim KRCI beroda (Blank Wire) berhasil memadamkan api lilin 2 kali dari 3 kali trial. Pada trial ketiga, robot Blank Wire berhasil mendeteksi api, tetapi belum berhasil memadamkannya. Tim KRCI berkaki (Ratatouille) juga berhasil memadamkan api lilin 2 kali dari 3 kali trial. Padahal tim ini berkesempatan menjadi juara 1 jika berhasil memadamkan api pada trial ketiga, namun pada trial tersebut robotnya

tersangkut di dinding arena pertandingan. Tim KRCI battle (Captain Hirajpby) pada babak semifinal dikalahkan oleh tim UNIKOM dan ITB ketika memperebutkan juara 3.

Dengan lolosnya Tim Robot UI ke tingkat nasional, semakin terbuka lebar kesempatan untuk meningkatkan prestasi tim robot UI hingga tingkat internasional yang akan diadakan di Mesir untuk KRI dan Amerika Serikat untuk KRCI.

Tim KRI TRUI

Tim Battle Captain Hirajspby

Sambutan Dr. Kamarudin, Msi

Malam Final Bintang Pop UI 2010

Universitas Indonesia (UI) ternyata menyimpan potensi-potensi berbakat di dunia tarik suara. Hal itu terlihat pada malam final Bintang Pop (BIPOP) UI 2010 yang diselenggarakan Sabtu (07/05). Acara final yang diadakan di Balai Sidang UI, Kampus Depok ini menampilkan ke-20 finalis yang telah lolos seleksi dan menyisihkan kurang lebih 300 peserta. Turut hadir dalam malam final tersebut, Direktur Kemahasiswaan, Dr. Kamarudin, M.Si. dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc.

Dalam sambutannya, Dr. Kamarudin mengatakan acara Bipop yang diselenggarakan untuk keempat kalinya ini diharapkan mampu menghasilkan alumni terbaik yang dapat mewakili UI di tingkat yang lebih tinggi. Pemenang Bipop 2010 akan mengikuti seleksi pada akhir Mei untuk mewakili Jakarta di ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) yang akan diadakan bulan Juli di Pontianak. Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Juri Bipop, Drs. A.G. Sudibyo, M.Si., yang ditemui di Balai Sidang mengatakan, acara Bipop sengaja dibuat untuk menyalurkan hobi menyanyi mahasiswa UI. “Selain itu, sebagai regenerasi penyanyi di UI untuk tampil di acara formal seperti wisuda. Jadi, kami menganggap acara ini bisa dijadikan wadah,” tuturnya. Menurut Dibyo,

peserta harus bisa menjadi seorang penyanyi pop yang baik terlebih dahulu. Walau banyak pendapat yang mengatakan konsep bintang pop meniru acara serupa yang ditayangkan di televisi, Dibyo menganggap Bipop UI berbeda dibandingkan acara-acara yang sudah ada. “Untuk menentukan pemenang, itu semua murni hasil keputusan dewan juri dan bukan melalui polling SMS. Kami juga menggunakan hati nurani dan apa adanya ketika menilai penampilan ke-20 finalis. Itu yang membedakan kami dengan acara yang berkonsep serupa,” tegasnya.

Di akhir malam final Bipop 2010, dewan juri memutuskan Edwin Chandra (FISIP) sebagai pemenang pertama pria dengan nilai 1176 dan Maria Oktalisa (FISIP) dengan nilai 1287,5 sebagai pemenang pertama wanita. Menurut Dibyo, Maria layak dijadikan pemenang karena ia memiliki kualitas suara kombinasi penyanyi pop dan opera. “Kualitas vokal seperti itu saat ini sedang menjadi tren sehingga ketika membawakan sebuah lagu terasa berbeda,” katanya. Pemenang pertama Bipop 2010 UI berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai Rp3.000.000,00. (SNT)

Pemenang Kategori Wanita, Maria Oktalisa, dan Pemenang Kategori Pria, Edwin Chandra.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

8 - 9Mei2010

7Mei2010

Page 9: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

9UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

UI Juara 3 dalam 8th National Student Paper Contest 2010

Tahun ini pertama kalinya UI berpartisipasi dalam National Student Paper Contest (NSPC) yang ke-8 dengan tema “Solving Food Problem Using Technology” yang diselenggarakan oleh IPB pada Sabtu (1/05).

Kompetisi ini membahas isu tentang teknologi pangan dan diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia. Lima terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya. Para finalis terdiri dari 1 delegasi IPB, 1delegasi dari UNAIR, I delegasi dari UI, dan 1 delegasi dari UKWM Surabaya, serta 1 delegasi dari UNS Solo.

UI baru berpartisipasi tahun ini karena tidak memiliki program studi khusus yang membahas tentang Teknologi

Pangan secara mendalam. Namun, UI berhasil meraih juara 3. Tim UI terdiri dari 3 mahasiswa Teknologi Bioproses, Teknik Kimia, FT UI, yaitu Kenny Lischer (2008), Aditya Rinus P. Putra (2008), dan M. Firdaus S. (2009). Mereka mempresentasikan karya tulis berjudul “Manage Satiety with KRIF Yoghurt Fractioned by Amphifathic Grease”.

Dengan keikutsertaan UI dalam ajang ini, diharapkan dapat memotivasi mahasiswa UI lainnya untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan deservikasi pangan. Kita semua tahu Indonesia memiliki potensi besar di bidang pangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sudah saatnya UI menjadi universitas pusat riset deservikasi pangan di Indonesia.

Tim UI yang terdiri dari 3 orang mahasiswa Teknologi Bioproses, Departemen Teknik Kimia UI.

Promosi Doktoral Ricardi

Rabu (5/05), Ricardi S. Adnan meraih gelar doktor di bidang Sejarah setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “The Shifting Patronage Dinamika Hubungan Pengusaha dan Penguasa dalam Industri Otomotif 1969-1998”. Turut hadir memberikan ucapan selamat, Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar R. Somantri.

Dalam proses pengerjaan disertasinya, Ricardi bahkan terbang ke Jepang untuk melakukan penelitiannya selama tiga bulan. Ia memaparkan di tahun 1969 hingga 1998, industri otomotif merupakan hal yang paling banyak menyita perhatian pemerintah. Itulah yang menjadi alasan

ia mengangkat topik tersebut dalam penelitian disertasinya. Ricardi memilih tahun 1969 karena di tahun tersebut awal diterapkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) di zaman Orde Baru. “Repelita itu saya anggap sebagai titik awalnya. Saya tidak perlu lagi melihat industri kita ditarik kembali hingga ke zaman Orde Lama ketika Soekarno berkuasa karena nuansa politiknya sangat tinggi kala itu. Lagipula konsentrasi pembangunan itu dimulai ketika Repelita I,” tuturnya.

Ricardi juga mengungkapkan, di tahun 1969 banyak kebijakan yang dibuat seperti kebijakan penanaman investasi

Dr. Ricardi S. Adnan

Universitas Indonesia Peringkat 50 Besar Asia

Pada laman terbaru situs lembaga pemeringkat Quacquarelli Symonds (www.topuniversities.com) tertanggal 20 Mei 2011, Universitas Indonesia mendapatkan peringkat ke-50 se-Asia dengan total nilai 68.50 dari skala 100. Total nilai ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 65.50. Dalam jajaran 200 besar, selain UI, universitas lain di Indonesia yang masuk 200 besar Asia, yaitu Universitas Gajah Mada (85), Universitas Airlangga (109), Institut Teknologi Bandung (113), Institut Pertanian Bogor (119), serta Universitas Diponegoro dan Pajajaran yang mendapatkan peringkat yang sama (161).

Universitas Indonesia dikategorikan dalam A1d/Specialist (universitas yang mempunyai 1 atau 2 tempat kuliah, dan kegiatan penelitian yang tinggi dengan jumlah murid lebih dari 10000), mendapatkan peringkat 18 untuk rumpun Ilmu Seni dan Budaya (Arts and Humanities); 27 untuk rumpun Ilmu Kesehatan dan Biomedikal (Life Sciences and Biomedicine); 44 untuk rumpun Ilmu Alam (Natural Sciences); 23 untuk kategori Ilmu

Sosial (Social Sciences); 50 untuk kategori Ilmu Komputer dan Teknik (IT and Engineering). Pemeringkatkan di atas didasarkan pada Asian Academic Peer Review 30%, Penelitian tiap Fakultas (Papers per Faculty) 15%, Kutipan tiap Penelitian (Citations per Paper) 15%, Perbandingan Jumlah Mahasiswa (Student Faculty Ratio) 20%, Peninjauan oleh Para Pekerja Asia (Asian Employer Review) 10%, Fakultas Berbasis Internasional (International Faculty) 2,5%, Mahasiswa Asing (International Students) 2,5%, Inbound Exchange Students 2,5%, Outbound Exchange Students 2,5%.

Hal ini tentu berita menggembirakan bagi segenap Sivitas Akademika UI. Setelah berita menggembirakan tahun lalu ketika UI naik peringkat ke-201 sedunia, sekarang UI bisa masuk menjadi 6 besar universitas di Asia Tenggara. Tentu saja prestasi yang telah dicapai ini patut disyukuri karena mampu membawa nama harum bagi bangsa Indonesia.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

1Mei2010

5Mei2010

Page 10: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

10 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Promosi DoktorAhmad Tossin Alamsyah FT UI

Ahmad Tossin Alamsyah berhasil meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan setelah mempertahankan disertasinya dihadapan tim penguji yang berlangsung hari Rabu (26/05) bertempat di ruang Chevron Gedung Dekanat FT UI, Kampus Depok. Bertindak sebagai promotor, Prof. Dr. Djoko Hartanto, M.Sc. dan kopromotor, Prof. Dr. Ir. Nyi. Raden Poespawati, M.T. Sementara dewan penguji terdiri atas Prof. Dr. Ir. Harry Sudibyo, DEA, Prof. Dr. Ir. Eko Tjipto Rahardjo M.Sc. Prof. Dr. Masbach R. Siregar, APU, Dr. Ir. Muhamad Asvial, M.Eng. dan Dr. Ir. Agus Santoso Tamsir, M.T.

Ahmad Tossin yang mengajukan disertasi berjudul “Analisis Penskalaan Lateral dan Vertikal dari Rancangan Silikon Germanium Heterojunction Bipolar Transistor (HBT SIGE)” ini merupakan staf pengajar Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta. Ia mendapatkan IPK 3,81 dan merupakan doktor ke 21 Departemen Teknik Elektro FT UI sejak tahun 1999.

Heterojunction Bipolar Transistor atau HBT adalah transistor bipolar dengan basis dibentuk oleh 2 material semikonduktor berbeda sehingga emitter dan basis memiliki junction berbeda dari material semikonduktor. Penggunaan heteromaterial bertujuan untuk memperbaiki kinerja transistor. Silicon Germanium (SiGe) adalah isoelektronik yang artinya memiliki tipe konduktivitas yang sama sehingga posisi Germanium dapat berupa donor atau akseptor ketika keduanya membentuk ikatan heterostruktur.

Riset ini mencoba melakukan penelitian mengenai pengaturan arah lateral (sumbu y) dan vertikal (sumbu x) pada rancangan HBT SiGe. Parameter model HBT yang telah dikembangkan IBM generasi pertama dengan model satu terminal basis diubah menjadi model HBT dengan 2 terminal basis. Pengaturan Geometri model HBT dilakukan dengan cara pengaturan scaling dimensi lateral yang direpresentasikan pada rasio lebar (W) dan panjang (L) dari HBT model yang dibatasi pada daerah burried layer.

Hasil penelitian menunjukkan, desain geometri dengan kombinasi lateral dan vertikal berhasil dirancang serta disimulasikan dan terbukti menghasilkan beberapa kelebihan, terutama noise figure dengan cara, antara lain: (a) menambah terminal basis sehingga resistensi, (b) mengubah profil germanium SiGe dari segitiga menjadi trapesium, (c) menurunkan Ae menjadi 0,09 µm, (d) menurunkan friksi Ge dari 7,5% menjadi 5%, dan terakhir (e) mempersempit lebar basis menjadi 30% dari ukuran semula.

serta keputusan bersama Menteri Komisioner Perdagangan mengenai industri otomotif dan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). “Ketika ia menjadi ATPM, tidak hanya berkewajiban untuk menjual, tetapi ia juga harus memiliki pabriknya di sini. Jadi, tidak utuh mengimpor,” tutur alumnus Program Studi Sosiologi FISIP UI ini. Sementara itu, tahun 1998 dipilih dengan alasan praktis karena rezim Orde Baru berakhir di tahun tersebut.

Dalam kurun waktu 28 tahun, Ricardi membaginya ke dalam tiga periode: pertama, mencari format industri; kedua, menuju kematangan industri; ketiga, mewujudkan kemandirian industri otomotif. Dalam disertasinya ia menggunakan kerangka Anthony Giddens, yaitu ketika terjadi pola hubungan simbiosis parasitisma, akan muncul pertarungan antara structure dan agency. Pria yang juga masih aktif mengajar di Program Studi Sosiologi ini mengasosiasikan struktur sebagai ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang berkuasa pada waktu itu, sedangkan agency didefinisikan sebagai pihak-pihak yang bermain atau membentuk di dalam situasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. “Namun, yang membentuk struktur ada dua. Pertama, para pemain atau pelaku dari industri otomotif sendiri. Itu adalah pengusaha-pengusahanya. Kedua, pembuat keputusan, pegawai pemerintah atau birokrasi yang dimulai dari level menteri, direktur jendaral, dan kepala-kepalanya,” tuturnya.

Periode pertama yang berlangsung sejak 1969 hingga 1979, struktur diwarnai oleh kekuatan ABRI dan nasionalis-Kristen sebagai pihak yang menentukan arah dan kebjikan-kebijakan nasional secara umum serta arah dan perkembangan bagi industri otomotif itu sendiri. Pada periode ini, struktur telah memberikan kesempatan kepada pengusaha-pengusaha dari kalangan militer seperti Ibnu Sutowo untuk berkiprah secara aktif di sektor industri otomotif. Pengusaha keturunan Cina yang berasal dari kalangan nonmuslim pun juga memperoleh kesempatan yang sangat besar dalam mengembangkan bisnis. Sebaliknya, di periode kedua yang dimulai tahun 1980, peran militer mulai pudar sehingga memberikan kesempatan kepada kelompok Islam untuk lebih

berperan. Hal itu disebabkan petinggi militer memberikan kritikan tajam dan menyarankan perlunya memikirkan suksesi untuk menggantikan Soeharto yang kala itu tengah berkuasa. Soeharto pun bereaksi dan mulai meminggirkan aliansi kekuasaannya. Periode kedua ini juga ditandai dengan momentum ketika M. Suhud mencanangkan program rasionalisasi, yaitu sebuah program yang menghapuskan beberapa brand yang jumlahnya tidak lagi memenuhi stándar. Menurut Ricardi, sebuah industri otomotif tidak akan dapat berkembang jika jumlah brand yang beredar terlalu banyak.

Periode ketiga dimulai tahun 1990 yang ditandai dengan ketidakharmonisan aliansi militer-nasionalis-Kristen dengan Soeharto. Kemudian pemerintah mencari mitra baru bernama Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di bawah kepemimpinan Habibie sebagai orang kepercayaan Soeharto untuk mendesain berbagai pembangunan industri. Interaksi yang terjadi di antara agency berada dalam naungan warna structure yang tidak menolerir adanya pembangkangan. Pada kesimpulan disertasinya, Ricardi menjelaskan dinamika dalam industri dan bisnis di tanah air berkaitan erat dengan konteks sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang pada periode tersebut. Ia pun mengungkapkan sudah terlambat bagi Indonesia jika ingin membangun industri otomotif. “Saya khawatir akan terlalu banyak biaya yang dikeluarkan jika kita masih memiliki keinginan untuk membangun satu industri otomotif,” katanya menutup pembicaraan. (SNT)

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

26Mei2010

Page 11: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

11UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Promosi Doktor Is Prima Nanda

Kamis (27/05), bertempat di ruang Chevron Gedung Dekanat FT UI, Is Prima Nanda dalam sidang akademik terbuka berhasil meraih doktor setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengaruh Penambahan Fe dan Sr Terhadap Pembentukan Fasa Intermetalik dan Nilai Fluiditas Metode Vakum Pada Paduan Al-7%Si dan Al-11%Si”. Sidang akademik dipimpin Dekan FT, Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng. dengan promotor Prof. Dr. Ing. Ir. Bambang Suharno, serta dihadiri Walikota Padang, Drs. H. Fauzi Bahar, M.Si.,Walikota Pariaman, Drs. H. Mukhlis Rahman, M.M., dan Perwakilan Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat.

Pria yang aktif mengajar di Unand ini mengatakan alasan mengangkat topik ini karena melihat fenomena target penjualan mobil dan motor di tahun 2010 yang meningkat. Saat ini komponen mobil dan motor banyak terbuat dari bahan aluminium. Oleh sebab itu, material aluminium meningkat kebutuhannya dari tahun ke tahun. Is melihat ada satu masalah, kebutuhan akan material aluminium dengan kadar tinggi dan bebas dari pengotor diperlukan proses pemurnian terlebih dahulu. Salah satu kerugian akibat adanya pengotor adalah menurunnya fluiditas paduan. Fluiditas paduan pada umumnya digunakan sebagai ukuran kemampuan mengisi cetakan dari suatu logam cair. Hal ini merupakan faktor penting dari pengecoran, khususnya untuk menghindari cacat yang sering terjadi pada benda cor.

Melalui disertasinya ini, Prima mengaku berhasil menemukan dua pembaruan: (1.) menciptakan sebuah alat untuk mengontrol kualitas dari material yang diberi nama fluditas metode vakum dan

(2.) melakukan rekayasa terhadap struktur mikro dalam rangka mereduksi sifat-sifat buruk sehingga komponen ini kualitasnya lebih baik. “Alat tersebut telah saya patenkan,” tutur Prima yang ditemui usai acara. Ia juga menjelaskan alat yang ia temukan telah digunakan di beberapa industri aluminium yang berlokasi di Pulau Jawa.

Dalam menyusun disertasi ini, Prima menemukan beberapa kesulitan, di antaranya kesulitan menemukan komponen merancang bangun alat yang ia butuhkan. “Saya bahkan sampai harus terbang ke Singapura untuk mendapatkan material tersebut,” kata pria yang menamatkan pendidikan S2 di FT UI. Kemudian kebutuhan dana yang besar juga dianggap Prima menjadi kendala. “Terutama pada waktu kegiatan prarancang bangun, dana yang dibutuhkan besar sekali,” ungkapnya. Bencana gempa yang sempat menimpa Padang juga menjadi hambatan.

Di akhir pembicaraannya, Prima mengatakan ia akan kembali ke almamaternya, Unand, untuk mengajar dan melakukan penelitian di bidang yang ia tekuni. Selain itu, Prima juga memiliki beberapa kesibukan lain, sebagai seorang penulis salah satunya. Baru-baru ini ia menerbitkan buku populer berjudul Bagaimana Meraih Gelar Doktor dari Usaha Pencucian Mobil. Ia juga berkecimpung di dunia politik. “Saya akan mencoba simulasikan semua itu. Semoga saya bisa berbuat yang terbaik, paling tidak untuk daerah asal saya dulu, baru kemudian untuk bangsa ini,” ungkapnya menutup pembicaraan. (SNT)

Promosi Doktor Tjen Dravinne Winata

drg. Tjen Dravinne Winata, Sp.KG, MARS, RO, FIACLE berhasil meraih gelar doktor dengan yudisium sangat memuaskan dalam sidang akademik terbuka yang diadakan di Aula Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Kampus Salemba Jakarta pada hari Rabu (26/05). Acara promosi

doktor yang dimulai tepat pukul 11.00 WIB ini dipimpin oleh Dekan FKG, Prof. Bambang Irawan, drg., Ph.D. dengan promotor Prof. Dr. Budiharto, drg., S.K.M. Doktor Tjen merupakan doktor ke-2 yang dipromosikan di tahun 2010 dan menjadi doktor ke-47 di FKG.

Dalam disertasinya yang berjudul “Model Pengorganisasian Sistem Informasi Instalasi Gigi Mulut sebagai Subsistem Informasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden Said Sukanto”, Tjen beralasan memiliki minat yang besar di bidang ilmu komputer sehingga tertarik mengangkat judul disertasi tersebut. “Dulu saya pernah mengikuti kursus-kursus, dari materi yang sederhana hingga yang kompleks seperti membuat program dengan menggunakan Microsoft Visual Basic,” ujarnya ditemui seusai promosi doktor. Di Rumkitpol Raden Said Sukanto, tempatnya bekerja, ia menemukan sistem informasi instalasi gigi dan mulut (SI Gilut) sebagai subsistem informasi rumah sakit (SIRS) yang belum mampu mendukung data, analisis data, dan laporan terkait standardisasi mutu yang ditetapkan oleh kebijakan pemilik dan pemerintah terkait pelaporan akreditasi dan tabel pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). SIRS merupakan rangkaian kegiatan pemrosesan informasi

berdasarkan data yang dianalisis secara elektronik yang bertujuan menjadi alat pendukung manajemen dan produktivitas rumah sakit.

Melihat permasalahan tersebut, Tjen yang memiliki pengalaman sebagai Kepala Sub Departemen Sistem Informasi Rumah Sakti dan Rekam Medis ini akhirnya membuat suatu program sederhana, tetapi efektif untuk peningkatan produktivitas tugas. Kemudian ia pun akhirnya menemukan model pengorganisasian yang dijadikan topik disertasinya. “Saya mencoba membangun sebuah model yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga dana yang dibutuhkan untuk membuat model tersebut tidak terbuang percuma,” ujarnya. Di akhir pembicaraan, Tjen mengungkapkan keinginannya untuk terus melanjutkan pemodelan dari hasil penelitian disertasinya ini. “Saya mengharapkan setelah rumah sakit tempat saya bekerja menggunakan model ini walaupun sudah digunakan sebelumnya, sistem ini bisa terus dikembangkan ke arah yang lebih baik. Model yang saya kembangkan ini juga bisa diterapkan di rumah sakit, rumah sakit gigi mulut, dan poliklinik gigi lain,” tuturnya menutup pembicaraan. (SNT)

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

27Mei2010

26Mei2010

drg. Tjen Dravinne Winata, Sp.KG, MARS, RO, FIACLE

Page 12: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

12 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Jumat 30 April 2010, Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia (PPSML-UI) bekerja sama dengan Perhimpunan Cedekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) menggelar sebuah seminar dalam rangka memperingati Hari Bumi di Ballroom Hotel Atlet Century, Senayan. Seminar ini merupakan satu dari serangkaian acara “Perhelatan Perwaku” yang mencakup Musyawarah Wilayah Perwaku, serta Rapat Koordinasi Nasional Perwaku.

Seminar yang bertemakan “Pertimbangan Lingkungan untuk Penataan Ruang” ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa dari 25 perguruan tinggi, LSM, organisasi sosial, pemerintah, dan anggota Perwaku. Hadir sebagai pembicara, Prof. Emil Salim, Dr. M. Hasroel Thayib (Ketua Dewan Pakar Perwaku), Dr. Ir. Setyo S. Moersidik, DEA (Ketua PSIL Universitas Indonesia), Ir. Iman Soedradjat, M.P.M. (Direktur Penataan Ruang Nasional Kementrian Pekerjaan Umum), Ir. Nurfakih Wirawan, M.Sp. (Kepala Bappeda DKI Jakarta), serta Dr. Ir. Rudy P. Tambunan, M.Si. (Ketua Program Studi Kajian Perkotaan UI) sebagai moderator. Beberapa perwakilan dari kementrian terkait juga hadir pada

acara ini, seperti Dr. Ir. Suhatmansyah, M.Si. (Direktur Fasilitasi Organisasi Politik dan Kemasyarakatan Kementrian Dalam Negeri), dan perwakilan dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Acara dimulai dengan pembahasan tema utama yang bertujuan untuk memberikan pertimbangan dalam perencanaan tata ruang Indonesia, khususnya wilayah DKI Jakarta yang arif lingkungan. Dalam uraiannya, Ir. Iman Soedradjat, M.P.M. menyatakan penataan ruang jika dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi akan mendorong pengembangan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berkeadilan sosial dalam lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan. “Ruang harus dikelola secara bijaksana agar terus dapat menyediakan sumber daya dan jasa lingkungan untuk memenuhi kebutuhan antargenerasi,” tandasnya.

Sesi seminar dilanjutkan dengan pembahasan dari perspektif akademisi lingkungan. Dr. Setyo S. Moersidik, DEA sebagai pembicara pertama lebih menyoroti daya dukung lingkungan untuk penataan ruang. Pertimbangan

keselamatan lingkungan beberapa tahun ini telah dengan baik diterapkan dalam bingkai AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pada perkembangannya, pemerintah wajib melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam proses penyusunan atau evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan dari Bappeda wilayah DKI Jakarta, terutama dalam menyikapi peningkatan jumlah pembangunan gedung tiap tahunnya di Jakarta.

Masih dari kubu akademisi, Dr. M. Hasroel Thayib yang juga aktif di Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan UI ini berpendapat, kurang tepat dan lengkapnya pertimbangan lingkungan Indonesia telah menyebabkan negara ini terperangkap pada kondisi simalakama. Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan dan berwawasan kemapanan. Acara ini ditutup dengan pidato Prof. Emil Salim yang bertajuk “Paradigma Ekologi untuk Penataan Ruang”.

Seminar Hari Bumi

Muslim Nursing Development: Seminar danPelatihan Neuro Linguistik Programming for Health

Seiring dengan perkembangan zaman dalam hal pengetahuan dan informasi, setiap profesi dituntut dapat mengembangkan profesinya untuk menghadapai tantangan zaman. Perawat merupakan profesi yang saat ini masih terus berkembang untuk mencapai standar professional sebuah profesi. Untuk memenuhi fungsi dan peran perawat tersebut dibutuhkan keterampilan dasar keperawatan. Hard skill keperawatan yang didapat dari lembaga pendidikan menjadi modal dasar dalam menjalankan praktik keperawatan yang mampu memenuhi kebutuhan klien. Untuk meningkatkan mutu dalam keahlian praktisi, dibutuhkan juga soft skill pengetahuan disiplin ilmu lain.

Oleh karena itu, FPPI BEM FIK UI 2010 mempersembahkan Muslim Nursing Development seminar dengan tema “Neuro Linguistik Programming (NLP) for Health”. Tujuan seminar ini memberikan tambahan soft skill bagi mahasiswa keperawatan. Seminar ini diikuti oleh mahasiswa keperawatan dan akper, mahasiswa psikologi, profesi perawat, dan tenaga kesehatan lainnya se-Jabodetabek. Acara yang diselenggarakan di Gedung B FIK UI ruang 309-310 pada Sabtu, 1 Mei 2010 ini menghadirkan pembicara, Teddi Prasetya Yuliawan, pendiri Indonesia NLP Society dan Penulis buku NLP : The Art of Enjoying Life. Ada juga penampilan nasyid grup Pizzicato.

Acara seminar diawali dengan penjelasan dari Tjahjanti Kristyaningsih, S.Kp., M.Kep., spesialis keperawatan jiwa,

mengenai pentingnya kesehatan jiwa bagi setiap manusia. Ia menjelaskan di dalam jiwa yang sehat akan terdapat tubuh yang kuat. Setiap manusia harus dapat mengenali stressor yang datang pada dirinya dan harus bisa mengadaptasi stressor tersebut agar tidak mengganggu kesehatan jiwanya.

Setelah penjelasan singkat mengenai konsep dasar jiwa, presentasi berikutnya mengenai “Neuro Linguistik Programming for Health” disampaikan Teddi P. Yuliawan. NLP bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara kerja otak agar seseorang dapat menjadi tuan atasnya, bukan menjadi budaknya. NLP juga membantu kita memerdekakan diri atas belenggu pikiran yang menghambat suatu tujuan lahir dan batin. NLP memungkinkan sesuatu berubah dalam waktu yang cukup cepat dan mudah. Dalam bidang keperawatan, NLP dapat mempermudah interaksi perawat dan klien, misalnya klien terlalu cemas, phobia, atau butuh motivasi dalam penyembuhannya.

Pembicara juga melakukan pelatihan mengubah mind set seseorang terhadap kondisi sakit. Ia mengatakan kondisi sakit merupakan suatu ketidakseimbangan yang terjadi dalam tubuh kita. Tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

30April2010

1Mei2010

Page 13: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

13UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Seminar Kampanye Kanker Serviks

Lebih dari 700 wanita di dunia meninggal tiap harinya akibat kanker serviks dan 80% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sementara di Indonesia, 20 wanita meninggal tiap harinya akibat penyakit yang sama. Melihat fenomena semakin meningkatnya jumlah penderita kanker serviks, Program Studi Vokasi Humas Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengadakan seminar sehari bertajuk “Fight For Cervical Cancer (FORCE)” pada Kamis (06/05). Seminar yang berlangsung di Auditorium Pusat Studi Jepang (PSJ) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) ini diminati oleh pengunjung karena dihadiri dr. Adityawati G. Parengkuan, dr. Adrian Septiawan, Sp.OG dan publik figur, Ira Wibowo yang bertindak sebagai Duta Kanker Serviks. Acara yang dibuka oleh Ketua Program Vokasi Humas, Nina M. Armando pada pukul 11.30 WIB ini turut dihadiri Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono M.Sc.

Dalam sambutannya, Nina M. Armando mengungkapkan seminar ini dilatarbelakangi oleh dua hal, pertama, untuk memenuhi bagian mata kuliah Event Management yang wajib diambil oleh mahasiswa Program Studi Vokasi Humas dan yang kedua karena ingin memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya mahasiswa mengenai bahaya penyakit kanker serviks. “Ini merupakan kali pertama kegiatan praktek mahasiswa dilaksanakan dengan gaung cukup besar dan turut serta mengajak masyarakat. Ini sebagai bukti pengabdian kami kepada masyarakat,” ujarnya.

Pada sesi pertama, dr. Adityawati mengungkapkan kanker merupakan tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang sangat cepat di dalam tubuh manusia. Tumor jinak pun, menurut dokter yang akrab disapa dr. Dita ini, juga berpotensi menjadi tumor ganas bila tidak diobati. “Jika tidak diobati secepatnya, sel tumor tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah sehingga menyebar ke seluruh tubuh,” ujarnya.

dr. Adityawati menjelaskan 85% kanker disebabkan oleh faktor lingkungan sedangkan 15% sisanya disebabkan faktor genetis. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada di luar kemudian masuk ke dalam tubuh manusia, seperti gaya hidup, asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif, polusi udara dan industri, serta eksposure zat-zat kimiawi. Semua faktor lingkungan ini dapat membawa radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh. “Oleh karena itu, kita harus banyak mengkonsumsi antioksidan,” tegasnya.

Pada materi selanjutnya, dr. Adityawati memberikan perhatian khusus pada gaya hidup, yaitu makanan yang dikonsumsi.

Menurutnya makanan yang sering dikonsumsi cenderung makanan yang tinggi lemak kimiawi dan kurang serat. Makanan yang tinggi lemak dapat mengakibatkan obesitas yang juga menjadi penyebab terjadinya kanker. “Makanan lebih sulit untuk dikontrol dan dicegah karena tergantung pada kebiasaan pola makan tiap individu,” ungkapnya. Untuk itu, dr. Adityawati mengingatkan agar kita memperhatikan cara memasak, temperatur, dan lamanya waktu ketika memasak. “You are what you eat,” tegasnya mengakhiri presentasi.

Di sesi selanjutnya, dr. Adrian menjelaskan dengan lebih detail apa yang dimaksud dengan kanker serviks dan bahayanya. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim yang disebabkan virus Human Papiloma (HPV). “50% penderita kanker serviks di Indonesia berakhir dengan kematian,” ungkap staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (FK Unikrida) ini. Yang lebih membahayakan, pada stadium awal penyakit ini tidak menunjukkan gejala ataupun tanda khusus sehingga banyak wanita yang tidak sadar bahwa dirinya sudah terinfeksi HPV atau bahkan telah menularinya kepada orang lain. Walaupun yang menderita penyakit ini wanita, pria juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan munculnya kanker serviks. “Kebanyakan kanker serviks ditularkan melalui hubungan suami istri.

Bagi wanita yang telah aktif secara seksual, wajib menjalani tes papsmear sebagai langkah deteksi dini terhadap penyakit ini,” sarannya. Ia pun menegaskan wanita yang belum aktif secara seksual, kecil kemungkinan menderita kanker serviks. Oleh sebab itu, tidak disarankan untuk melakukan tes papsmear. “Ini berdasarkan penelitian ilmiah yang pernah dilakukan terhadap para biarawati. Setelah dites papsmear, tidak ditemukan satu pun di antara mereka yang terdeteksi kanker serviks,” ujarnya. Di akhir presentasinya, dr. Adrian memberikan informasi bagaimana mencegah kanker serviks. Menurutnya ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan menyuntikkan vaksin dan tes papsmear. Vaksin HPV bisa diperoleh di hampir seluruh rumah sakit dan tempat praktek dokter yang akan diberikan sebanyak tiga kali. “Tapi pemberian vaksin ini tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil atau ingin memiliki anak,” tuturnya mengakhiri presentasi. Ira Wibowo, selaku Duta Kanker Serviks hadir untuk menyosialisasikan kampanye bertajuk “Everyting I Can” sebagai bentuk perjuangan melawan kanker serviks. “Kita harus melakukan semua yang kita mampu untuk mencegah penyakit ini,” tegasnya. Ira mengatakan masyarakat masih banyak yang merasa tidak nyaman untuk datang dan melakukan tes papsmear. “Justru malah jangan sampai ditunggu hingga ada gejala baru bergerak ke dokter untuk memeriksakannya. Biasanya itu sudah terlambat,”, ungkapnya. Di akhir kampanye, Ira mengajak semua pengunjung untuk turut serta menjadi duta kanker serviks dan menyosialisasikan bahaya penyakit ini. “Tidak hanya mereka yang ditunjuk secara resmi sebagai duta saja yang bisa berperan aktif, kita pun juga bisa. Misalnya, dengan menggunakan jejaring sosial di dunia maya.” Acara ini diakhiri dengan pemilihan Duta Kanker Serviks FISIP dan penampilan grup vokal Tangga. (SNT)

Foto bersama para pembicara dan moderator

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

6Mei2010

Page 14: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

14 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Seminar Nasional :“Tontonan Anak Indonesia”

Harta yang paling berharga adalah keluarga,istana yang paling indah adalah keluarga,puisi yang paling indah adalah keluarga,mutiara tiada tara adalah keluarga.

Penggalan lirik lagu film seri Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto di atas dituturkan kembali oleh Riris Sarumpaet dalam Seminar Nasional “Tontonan Anak Indonesia”, yang berlangsung Selasa (11/05) di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Kampus Depok. Narasumber dalam acara ini, antara lain Ade Armando (Ahli Komunikasi FISIP UI), Arswendo Atmowiloto (Penulis Cerita/Produser), Lisda Sundari (Komnas Perlindungan anak), Okke K. S. Zamari (Ahli Semiotika), Ishadi S. K. (Direktur Trans TV), Riris K. Toha Sarumpaet (Ahli Sastra/ pengamat cerita anak), Veven SP Wardhana (Pengamat Media). Seminar ini menekankan pada bagaimana anak-anak

dapat terpengaruh oleh acara-acara di televisi karena tontonan merupakan media yang penting dan sangat berpengaruh pada perkembangan anak.

“Siapa yang pernah diabaikan oleh orangtuanya?” tanya Riris kepada para hadirin yang sebagian besar mahasiswa. Beberapa mahasiswa mengacungkan tangannya. Riris memaparkan, anak setelah diabaikan, mungkin akan mencari kesenangan lainnya, salah satunya dengan menonton televisi. Permasalahannya, apabila tontonan anak tersebut tidak sesuai dengan genrenya dan banyak adegan tidak pantas untuk ditonton anak, seperti adegan kekerasan, seksual, dan bahasa senonoh, anak akan menirunya.

Televisi berbicara pada anak diibaratkan sebagai baby-sitter, agen sosialisasi, menumpulkan imajinasi, fantasi dan sensivitas, serta membuat pasif. Akan tetapi, anak akan berperilaku agresif apabila dia menonton program yang mengandung kekerasan. “Contohnya, pada tahun 2006, dua anak meninggal karena meniru adegan smack down di tv,” Lisda menjelaskan.

“Dulu ada tontonan Keluarga Cemara yang mengedepankan nilai keluarga dan kasih sayang. Saat ini, sedikit sekali acara-acara televisi yang mendidik anak. Banyak film yang tidak original idenya. Anak-anak sangat mengenal tokoh Doraemon dan Superman, tetapi apakah mereka mengenal tokoh-tokoh dalam mitos Indonesia? Sangat langka! Paling tidak ada film Meraih Mimpi, Laskar Pelangi, dan

Garuda di Dadaku yang merepresentasikan nilai budaya Indonesia,” ujar Okke.

Sebagai solusi dari permasalahan tontonan televisi, Lisda menyarankan acara TV harus diseleksi, anak didampingi dengan aktif dan kritis, orangtua dijadikan teladan, televisi bertanggungjawab menyediakan acara anak yang layak, dan pengawasan stasiun televisi harus ditingkatkan, baik dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) maupun masyarakat.

Sementara itu, Ishadi mengatakan, kontrol terhadap media dapat dilakukan di luar media dan di dalam media. Salah satu hal yang dijadikan kontrol di dalam media, yaitu pengaturan jam tayang antara jam tayang untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan khusus. Kontrol di luar media, seperti pendampingan orang tua, kampanye untuk tidak menonton televisi, dan memperbanyak kegiatan di sekolah dan aktivitas luar rumah. Hal yang sama dipaparkan Ade Armando, tontonan dewasa tidak boleh ditayangkan pada jam-jam anak. Ini telah ditetapkan pada Standar Program Siaran (SPS) No. 38. Selain itu, dalam tontonan anak tidak dibenarkan adanya adegan kekerasan, kepercayaan pada paranormal, dan perceraian.

Riris menyimpulkan, anak sebagai masa depan bangsa, baiknya dibimbing, diterima apa adanya dan menerima anak sebagai bagian dari tanggung jawab orangtua, sekolah, masyarakat, dan negara. Dalam memilih to view or not to view acara-acara televisi harus diatur oleh orangtua dan keluarga. (Harli/PRA)

Okke K. S. Zamari, Ahli Semiotika (kiri), dan Arswendo Atmowiloto, Penulis Cerita Produser, (kanan) mengapit moderator dalam seminar

Seminar Series FT UI

Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) kembali menggelar kegiatan ilmiah ”Seminar Series” yang berlangsung tanggal 11 Mei 2010. Seminar tersebut menampilkan presentasi dua kandidat doktor, yaitu Sukirno dari Departemen Teknik Kimia dan Harun al Rosyid dari Departemen Teknik Mesin.

Sukirno melakukan penelitian tentang ”Pembuatan Gemuk Bio Berbasis Minyak Sawit”. Laporannya tersebut berhasil dimuat di World Applied Science Journal. Riset yang dilakukan Sukirno menjelaskan bagaimana pemanfaatan minyak sawit menjadi gemuk ramah lingkungan (biogrease). Dua komponen utama gemuk sawit adalah base oil dan thickener

‘pengental’. Base oil yang digunakan, yaitu biolubricant epoxy RBDPO yang diperoleh dari stabilisasi RBDPO sawit melalui proses epoksidasi. Base oil ini lebih tahan oksidasi dan memiliki kemampuan anti aus (antiwear) lebih baik daripada RBDPO serta dianggap bersifat biodegradable. Hasil penelitian menunjukkan produk palm grease memiliki kemampuan melindungi permukaan lebih baik dari gemuk mineral walaupun tidak aditif.

Presentasi kedua yang berjudul ”Sensitivity Analysis of Steam Power Plant-Binary Cycle” atau “Analisis Sensitivitas Siklus Biner PLTU” disampaikan Harun al Rosyid yang telah dipublikasikan di Jurnal Energy Elsevier. Kondisi PLTU (Pusat Listrik

Tenaga Uap) di Indonesia saat ini masih belum efektif dan efisien. Panas hasil pembakaran masih banyak yang terbuang percuma. Penelitian ini mengembangkan sistem siklus biner 2 tahap, yaitu panas hasil pembuangan PLTU dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan listrik dengan memasang sistem siklus biner dasar. Hasil kalkulasi dengan adanya pemasangan teknologi siklus biner di PLTU mampu meningkatkan efisiensi PLTU sebesar 9 %. Jadi, apabila sebuah PLTU berkemampuan memproduksi listrik sebesar 15.000 mega watt, dengan memasang siklus biner 2 tahap akan mendapat tambahan sekitar 1500 mega watt yang tentunya akan berguna bagi masyarakat.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

11Mei2010

11Mei2010

Page 15: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

15UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Seminar Pengendalian Arus Migrasi Migrasi ternyata ikut berpengaruh terhadap munculnya tindakan-tindakan kriminal. Hal inilah yang mendasari penyelenggaraan Seminar Nasional bertema “Pengendalian Arus Pergerakan Manusia Terhadap Timbulnya Tindak Pidana Narkotika” pada hari Rabu, 26 Mei 2010 di Gedung IASTH Universitas Indonesia, Salemba. Acara seminar ini diprakarsai Program Pascasarjana Program Studi Kajian Ketahanan Nasional serta didukung beberapa instansi Negara, seperti Badan Narkotika Nasional, Ditjet Imigrasi, serta Departeman Hukum dan HAM RI. Peserta yang turut berpartisipasi kebanyakan berasal dari mahasiswa Kajian Ketahanan Nasional, serta perwakilan dari instansi terkait.

Acara ini dibuka dengan sambutan ketua panitia, Charles Sihite, S.H., sambutan Ketua Program Studi Kajian Ketahanan Nasional, Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara, dan sambutan dari Ketua Pelaksana, Prof. Chandra Wijaya, M.M., M.Si. Hadir sebagai pembicara pertama, Dr. M. Imam Santoso, S.H., M.A., M.H. dan Kombes. Pol. Drs. Ali Djohardi selaku perwakilan dari BNN sebagai pembicara kedua. Adapun Dr. Sudirman, Sp.KJ

bertindak sebagai moderator.

Dalam uraiannya yang bertajuk “Peranan Keimigrasian Menghadapi Dinamika Aspek Pergerakan Manusia dan Kejahatan Narkotika”, Iman Santoso menyatakan pergerakan manusia untuk mendapatkan peluang kehidupan yang lebih baik akan ditempuh dengan berbagai cara, baik secara positif maupun negatif, sedangkan peningkatan arus perpindahan penduduk dapat berpengaruh secara negatif, terutama pada peningkatan jumlah kejahatan transnasional terorganisasi, hingga kejahatan perdagangan narkotika. Itulah yang menjadi dasar pentingnya pengawasan ketat serta kerjasama dari berbagai instansi yang terkait dengan imigrasi.

Tidak jauh berbeda dengan pembicara pertama, Ali Djohardi juga menyinggung tentang pergerakan pelaku perdagangan narkotika yang semakin cepat. Sudah banyak usaha yang dilakukan, seperti razia di bandara, ataupun pemeriksaan lain, tetapi masih saja ada yang bisa meloloskan diri. “Koordinasi instansi terkait mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Sebagai contoh, para petugas di lapangan

seperti pada saat pemeriksaan barang di bandara, masih mempunyai ego sektoral karena merasa sama-sama memiliki wewenang, dan hal ini sering terjadi di lapangan. Untuk itulah kami mengajak para instansi terkait menyamakan persepsi, narkoba adalah musuh bersama dan harus secara bersama-sama ditanggulangi dengan melakukan koordinasi,” urainya.

Melalui seminar tersebut, diharapkan akan ada kesadaran, baik dari masyarakat maupun dari pemerintah untuk bahu-membahu dalam memberantas perdagangan narkotika di Indonesia akibat gencarnya arus perpindahan dari satu daerah ke daerah lain, ataupun satu negara ke negara lain. Seperti yang ditegaskan oleh Imam Santoso, “Meningkatnya kasus narkotika memberikan gambaran bahwa arus globalisasi yang ditandai dengan kemajuan dan perkembangan teknologi dapat memberikan pengaruh negatif bagi perkembangan suatu negara. Mengingat banyaknya pintu masuk ilegal di Indonesia, perlu didirikan kantor-kantor imigrasi baru yang mampu menjangkau daerah terpencil atau daerah perbatasan sehingga penyelundupan narkotika dapat dihindari.” (Abell)

Direktorat Kemitraan Inkubator dan Bisnis Universitas Indonesia (DKIB UI) turut berpartisipasi di acara The Asia Pacific Conference & Exhibition (APCONEX) 2010 yang diadakan di Assembly Hall Jakarta Convention Centre (JCC) pada tanggal 28-30 April 2010. Acara yang diadakan oleh Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada penyelenggaraan tahun ini diusung tema “Financial Services Enhancement to Accelerate Economic Recovery”.

Wakil Ketua Komite Penyelenggara Apconex 2010, Eko Indrajit, mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu sarana komunikasi industri perbankan dan lembaga terkait lainnya, baik dari kalangan dunia usaha, pelaku bisnis, maupun regulator, khususnya untuk lebih mempertajam kompetensi industri perbankan nasional dalam menjawab tantangan dan perkembangan perekonomian 2010. Ia menambahkan tujuan akhir penyelenggaraan APCONEX, yaitu meningkatan kontribusi dan peran industri jasa keuangan dan perbankan guna mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

UI sendiri turut mengambil bagian dengan memamerkan beberapa karya mahasiswa wirausaha muda yang berhasil lolos dalam seleksi UI Young and Smart Entrepreneur Program 2009. Hal itu diungkapkan Panitia Program Wiramahasiswa UI 2010, Diah Okta Permata Wardani, S.H. Ditemui di ruang kerjanya pada Senin (03/05), ia mengatakan ini pertama kalinya DKIB UI berpartisipasi di acara APCONEX. “Kami bisa berpartisipasi dalam acara tersebut karena ada kolega saya yang bekerja di sebuah bank swasta nasional yang mengajak untuk ikut bergabung. Jadi,

sifatnya lebih ke arah untuk menjaga hubungan baik dengan bank tersebut,” tuturnya. Ketika disinggung mengenai kesesuaian DKIB UI dengan APCONEX yang lebih mengarah ke perbankan, Diah beralasan walaupun DKIB lebih menyasar target kepada wirausaha mikro, tetapi mereka membutuhkan pembiayaan dari perbankan nasional. “Siapa tahu setelah ikut pameran kemarin, mahasiswa wirausaha yang berpartisipasi bisa mendapat pembiayaan mikro atau yang lainnya dari perbankan tersebut,” tegasnya.

Jenis usaha yang dipamerkan oleh mahasiswa wirausaha UI beragam, mulai dari merchandise yang diproduksi Primata Pribumi, salah satu tim binaan DKIB yang mengampanyekan pelestarian orang utan Indonesia, kelinci hias sebagai hewan peliharaan, konveksi kaos distro, hasil karya tulisan kaligrafi, merchandise asal Jepang, dan masih banyak lagi. Diah mengakui respon pengunjung yang hadir di stan DKIB cukup banyak. “Karena kami berbeda. Jika stan-stan lain lebih ke perbankan, kami lebih ke usaha kecil menengah,” ujar alumni FH UI ini.(SNT)

UI Hadir di APCONEX 2010

Display Stan UI

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

28 - 30April2010

26Mei2010

Page 16: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

16 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Setelah Pencabutan UU BHP,Lalu Bagaimana?

Pada 30 Maret 2010, Mahkamah Konstitusi secara resmi mencabut Undang Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP). Hampir semua institusi pendidikan, termasuk UI mempertanyakan kelanjutan yang akan terjadi setelah UU BHP dicabut dan apa payung hukum yang akan digunakan. Departemen Kajian Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum (Kastrat BEM FH) UI mengadakan diskusi untuk mengetahui apa yang akan dilakukan pihak eksekutif dan yudikatif setelah pencabutan UU tersebut pada Jumat siang (07/05). Bertempat di Ruang Multimedia Soemadipraja & Taher, acara diskusi tersebut dibuka Dekan FH, Prof. Safri Nugraha, S.H., L.L.M., Ph.D., dan dihadiri perwakilan ILUNI yang bekerja di Kementrian Pendidikan Nasional (Depdiknas), Arman Setiawan S.H., M.Si., Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ir. Rully Chairul Azwar, M.Si., dan Hakim Konstitusi, Prof. Dr. Maria Farida Indrati S.H., M.H.

Arman mengutip pernyataan Prof. Maria ketika mengajarnya dulu. Kala itu Prof. Maria mengatakan jika ingin membatalkan suatu UU, harus juga membatalkannya dengan UU. Begitu pun jika ingin membatalkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden (Kepres). Menurut Arman, institusi pendidikan di Indonesia tidak kehilangan payung hukum karena dicabutnya UU BHP. “Masih ada UU No. 20 Sisdiknas 2003 dan UU 14 Tahun 2004. Jadi, payung hukumnya dapat merujuk ke UU tersebut,” ujarnya. Arman menambahkan solusi yang bisa diambil termaktub di dalam UU No. 53 UU Sisdiknas, yang mengatakan akan dibuat aturan baru terkait dengan hal itu. Pria alumnus FH angkatan 1983 ini mengharapkan, mahasiswa UI bersikap wajar dalam menanggapi permasalahan ini. Ia beranggapan daripada berdemo yang sering kali berakhir dengan tindakan anarkis, Arman mengajak pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ini duduk bersama dan

Professor Expo FK UI

FK UI menyelenggarakan Professor Expo 2010 yang diadakan di ruang Lobi Fakultas Kedokteran UI, Kampus Salemba Jakarta, pada tanggal 29-30 April 2010. Acara ini menyajikan banyak hal tentang ke-94 guru besar FK UI. Mulai dari identitas diri, prestasi dan karya ilmiah, berbagai produk paten, publikasi penelitian, afiliasi institusi, serta mengangkat hobi dan sisi lain dari sosok para guru besar.

Tujuan penyelenggaraan ini, selain memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya kalangan akademisi dan peneliti akan kualitas dan kuantitas para guru besar di FK UI, serta peran yang sudah dilakukan para guru besar tersebut di masyarakat. Acara ini juga sebagai langkah awal untuk menyiapkan acara Professor Expo Dewan Guru Besar (DGB) UI yang akan dilaksanakan pada 24-26 Juni 2010 di Kampus UI Depok. Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Professor Expo 2010 FK UI,

Prof. dr. Djoko Widodo Sp.PD(K) dalam sambutannya pada saat membuka acara tersebut. Tampak hadir Wakil Dekan FK, Prof. dr. Pratiwi Sudharmono, Sp.MK, Ph.D., Ketua DGB UI, Prof. Dr. Biran Affandi, Sp.OG (K), dan Wakil Ketua Panitia Professor Expo 2010, Prof. dr. Djubairi Djoerban, Sp.PD.

Lebih lanjut Prof. Djoko menjelaskan, guru besar merupakan salah satu ujung tombak dalam usaha pengembangan pencapaian visi UI menjadi universitas riset kelas dunia. “Oleh karena itu, seorang guru besar selain menjadi panutan dalam kehidupan akademik dan etika moral, harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang penelitian,” ujarnya.

Ditemui di ruang sekretariat Dewan Guru Besar FK, Prof. dr. Djubairi Djoerban, selaku Wakil Ketua Panitia Professor Expo 2010 mengatakan, acara Professor Expo dianggap sebagai gladiresik sebelum Professor Expo di tingkat UI. “Awalnya kami takut profesor yang berminat berpartisipasi dalam acara ini hanya 10 orang, tetapi kami mendapatkan keuntungan juga dengan penyelenggaraan Professor Expo UI yang selalu diundur waktu penyelenggaraannya sehingga kabar ini semakin menghangat dan akhirnya kami bisa mengajak sekitar 90 profesor untuk ikut bergabung,” tuturnya. Djubairi pun tetap menganggap perlu acara ini walaupun sudah ada publikasi ketika kegiatan pengukuhan guru besar. “Karena belum tentu semua orang hadir

pada setiap acara pengukuhan guru besar,” ujarnya.

Djubairi mengaku agak sulit mengajak para profesor tersebut untuk diekspos secara langsung mengenai karya yang pernah mereka hasilkan. “Kami bekerja sama dengan mahasiswa untuk bisa mendapatkan profil mereka. Saking low profilenya, mereka enggan untuk kami publikasikan. Karena itu, kamilah yang membuatkan profilnya. Lalu, kami ajukan kepada guru besar yang bersangkutan. Jika mereka tidak merespon dan menganggap tidak ada yang perlu diubah, kami menganggap mereka setuju dengan profil yang kami tawarkan,” tutur pria yang juga aktif menulis di rubrik kesehatan di sebuah koran harian ibukota ini.

Di akhir pembicaraan, Djubairi berharap acara yang menelan dana sebesar 78 juta rupiah ini bisa membuat masyarakat paham. Pada umumnya sebagian besar dokter itu mempunyai integritas dan berbudi luhur walaupun tidak menutup kemungkinan masih ada dokter yang kurang baik. Ia pun berharap acara Professor Expo ini akan selalu rutin diadakan pada tahun-tahun yang akan datang. “Tujuan diadakannya acara ini bukan ingin menunjukkan arogansi, tetapi kami ingin menyadarkan masyarakat dan fakultas, para profesor ini adalah orang-orang yang berguna untuk bangsa. Yang terpenting mereka masih aktif. Lebih banyak manfaat yang dirasakan,” tuturnya menutup pembicaraan.

Salah Seorang Pengunjung Tengah Melihat Display

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

7Mei2010

29 - 30April2010

Page 17: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

17UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Hakim Konstitusi, Prof. Dr. Maria Farida Indrati S.H., dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ir. Rully Chairul Azwar

mendiskusikannya. “Jika tidak ditanggapi, buat berita acara bahwa hari ini FH UI tidak diterima oleh, misalnya pihak DPR atau Depdiknas,” tandasnya. Menurut Arman hal tersebut jauh lebih efektif.

Prof. Maria mengungkapkan UU BHP tidak dicabut, melainkan tidak lagi memiliki kekuatan hukum yang mengikat. “Untuk urusan mencabut UU, saya rasa itu

adalah kewenangan DPR dan bukan pada MK,” tutur Guru Besar Ilmu Perundang-Undangan ini. Namun, ia menjelaskan ketika suatu UU tidak lagi memiliki daya ikat, UU tersebut secara otomatis tidak lagi memiliki daya guna. Prof. Maria pun memberikan alasan UU BHP tidak memiliki daya ikat lagi. UU BHP, menurut Prof. Maria, menuntut adanya keseragaman di semua institusi pendidikan. Padahal sejak era reformasi, salah satu tuntutannya, yakni tetap diberikan kebebasan berpendapat dan bersikap pluralis. Ia mencontohkan sebuah universitas yang memiliki beberapa afiliasi di beberapa lokasi yang berbeda, terancam akan terjadi ketimpangan. “Misalnya Universitas Al-Azhar yang berlokasi di Jakarta, tentunya secara sumber dana mereka jauh lebih kuat dibandingkan Universitas Al-Azhar yang ada di Ciledug. Jika UU BHP masih berlaku, dana dari Al-Azhar pusat tidak bisa disubsidikan kepada Al-Azhar yang ada di Ciledug,” tuturnya. Selain itu, Maria menilai jika UU ini terus diberlakukan, hanya beberapa universitas tertentu seperti UI, ITB, dan Universitas Airlangga saja yang siap untuk menjadi BHP.

Maria juga menjelaskan salah satu pasal UU Sisdiknas yang jadi permasalahan, yaitu pada pasal 6 ayat 1 dan dua. Dalam pasal 6 ayat 1 dikatakan yang berhak mendapatkan pendidikan wajib adalah warga negara yang berusia antara tujuh hingga 17 tahun. Ini dinilai oleh pemohon kala itu sebagai tindakan diskriminatif karena di dalam UUD setiap warga negara tanpa dibatasi usia berhak mengenyam pendidikan. Hakim konstitusi menolak anggapan tersebut. Menurut Maria apa yang tertuang di dalam UUD berlaku umum. “Berlaku umum di sini bukan berarti tidak boleh dibatasi. Boleh dibatasi sesuai apa yang termaktub di dalam UU,” ujar Maria beralasan.

Di sesi terakhir, Rully, dari pihak DPR mengatakan akan mendesak pemerintah untuk segera menyusun kebijakan yang mengatur kembali tata kelola Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) serta melakukan pemetaan dan redesain perguruan tinggi secara menyeluruh. Diskusi ini diakhiri dengan pemberian cenderamata oleh Dekan FH kepada seluruh pembicara. (SNT)

Fasilkom UI SelenggarakanFestival Komputer 2010

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) mengadakan Computer Festival 2010 (CompFest) pada Sabtu & Minggu, 8-9 Mei 2010 bertempat di Gedung SMESCO, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Compfest tahun ini mengangkat tema “Memberdayakan Industri Kreatif Melalui Teknologi Informasi” Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB dibuka oleh Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri.

Compfest kali ini telah diadakan secara besar-

besaran untuk yang kedua kalinya. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Panitia Compfest, Asad Fatchul’ Ilmi. Pria yang akrab disapa Asad ini mengatakan alasan Compfest tahun 2010 diadakan di luar Depok karena ingin membuat acara berbeda dan supaya lebih mudah menjaring sponsor, serta menarik pengunjung. “Pada Compfest tahun lalu ketika masih diadakan di Balairung saja, kami menilai banyak sekali peminatnya. Oleh sebab itu, langsung saja kami adakan di pusat kota Jakarta,” tutur mahasiswa

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

8 - 9Mei2010

Keterbukaan Informasi Publik di UI

Pada tanggal 30 April 2008, pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). UU ini dilatarbelakangi oleh semangat transparansi dan akuntabilitas. Salah satu tuntutan Good Governance adalah transparansi dan karena itulah pemerintah mengeluarkan UU Nomor 14 Tahun 2008 ini.

Universitas Indonesia sebagai Badan Publik tentu akan mematuhi peraturan pemerintah ini. Dalam rangka memenuhi amanat UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, UI telah membentuk Tim Kerja Sistem Informasi dan Dokumentasi. Tujuan pembentukan tim ini untuk menyusun Sistem Layanan Informasi Publik UI dan menunjuk unit kerja penanggung jawab dalam mengimplementasikan pelaksanaan UU KIP ini.

Tim Kerja yang dibentuk UI ini telah melakukan serangkaian program kerja dan masih akan terus melaksanakan program-program kerja yang lain. Pada tanggal 24-25 April 2010, UI melakukan rapat kerja dengan agenda menyatukan persepsi tentang Sistem Layanan

Informasi Publik di internal Tim Kerja UI yang telah digariskan Peraturan Komisi Informasi No.1 Tahun 2010 dan Perancangan Standar Informasi Publik untuk Universitas Indonesia. Kemudian, pada tanggal 26-29 April 2010, UI telah melakukan dengar pendapat dari setiap bidang struktural tentang rencana penerapan Sistem Layanan Informasi Publik.

Saat ini, UI tengah mempersiapkan beberapa agenda untuk menyempurnakan Sistem Layanan Informasi Publik. UI akan segera membuat Call Center (dengan nomer telepon 29972200) sebagai pintu masuk permintaan layanan informasi publik, membuat alur sistem layanan permintaan informasi, dan merancang sistem Wiki sebagai penyimpanan informasi terbuka berbasis internet. Langkah awal pemetaan informasi di lingkungan UI dilakukan dengan cara membuat konsep borang untuk pelaksanaan audit informasi. Selain itu, UI akan melakukan banyak persiapan lain untuk menyempurnakan Sistem Layanan Informasi Publik dalam rangka menegaskan diri sebagai World Class University. (wahyu)

April2010

Page 18: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

18 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Nursing on StageFakultas Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) unjuk kemampuan berbahasa Inggris dengan tampil di Margo City pada acara bertajuk “Nursing on Stage”, Sabtu, 8 dan 15 Mei 2010. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan memperingati HUT FIK ke-25 sekaligus bagian akhir evaluasi mata kuliah bahasa Inggris Keperawatan III. Selain itu, penampilan tersebut juga sebagai upaya sosialisasi FIK ke masyarakat agar lebih dikenal luas. Hal itu diungkapkan Kepala Humas FIK, Hening Pujasari, M.Biomed., MANP yang ditemui di sela-sela acara pada Sabtu (15/05). Menurut Hening, alasan pemilihan Margo City sebagai lokasi penyelenggaraan acara karena telah ada kerja sama yang baik antara FIK UI dengan mall tersebut. “Sebelumnya, kami sudah pernah mengadakan pameran pendidikan di sini. Jadi, sudah ada hubungan baik antara FIK dengan Margo,” ujarnya membuka pembicaraan. Selain itu, Hening menilai Margo City merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Depok yang mengakomodir area pendidikan. Ini terbukti dari konsep mereka bertajuk edutainment. Konsep Margo City ini terealisasi dengan tema yang mereka usung di bulan ini, “Edu Art and Science”.

Nursing on Stage menampilkan pertunjukan drama yang

dibawakan oleh mahasiswa FIK angkatan 2008 yang saat ini ada di tingkat dua. Tidak hanya pertunjukan drama, acara juga diisi dengan penampilan akustik, tarian, dan paduan suara. Ada juga stan yang melayani cek gula darah, tensi tekanan darah, kolesterol, asam urat, dan stan humas FIK yang menyediakan jasa konsultasi gratis bagi masyarakat yang ingin mengetahui FIK lebih banyak. Menurut Hening, dengan konsep acara seperti ini, mahasiswa FIK dapat dimotivasi untuk lebih percaya diri tampil berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris di hadapan publik. “Sambil mereka melatih kemampuan berbicara, mereka juga bisa menghibur orang lain dan menghumaskan FIK di mata masyarakat,” katanya.

Hening mengaku butuh persiapan selama dua bulan untuk menyiapkan acara ini. Hal ini juga diakui oleh mahasiswa FIK 2008, Nova, yang juga tampil di panggung. Nova dan kesebelas temannya membawakan drama berjudul “Alice in the Hospital”. Drama tersebut menceritakan seorang pasien di sebuah rumah sakit yang jatuh cinta kepada perawat yang merawatnya selama berada di rumah sakit. Nova mengungkapkan hikmah yang ingin disampaikan melalui cerita ini bahwa seorang perawat harus bisa bersikap profesional dengan menerapkan komunikasi ‘therapeutik’, yaitu sebuah komunikasi yang tidak melibatkan perasaan pribadi seperti layaknya komunikasi sosial ketika merawat seorang pasien. Nova dan teman-temannya berlatih selama dua bulan sejak awal pemilihan ide, penulisan scenario, dan berlatih. Ia mengaku cukup kesulitan melafalkan naskah dialog dalam bahasa Inggris. “Selain itu, kami juga kesulitan mengatur jadwal latihan karena tiap anggota kelompok punya jadwal masing-masing,” ujarnya. Namun Nova dan teman-temannya berhasil tampil cukup baik di atas panggung.

Hening melihat respon masyarakat Depok terhadap acara ini cukup baik. Terbukti dari banyaknya pengunjung mall yang menonton dan mengajukan pertanyaan di stan humas FIK mengenai keperawatan. Di akhir pembicaraan, ia berharap setelah acara ini diadakan masyarakat lebih tahu mengenai keperawatan dan FIK UI khususnya. Terus terang ia agak kecewa dengan pencitraan perawat akhir-akhir ini yang kurang baik sebagai dampak banyaknya sinetron dan film bioskop yang sering menyalahartikan peran perawat. “Di film-film itu, perawat sering diasosiasikan sebagai sosok yang pendendam dan kejam. Padahal kenyataannya di lapangan tidak seperti itu,” tuturnya menutup pembicaraan. (SNT)

Mahasiswa FIK UI yang berperan dalam pementasan drama.

Fasilkom angkatan 2008 ini.

Asad menjelaskan sebelum diadakan pada Sabtu, 08 Mei 2010, pihak panitia telah mengadakan beberapa kompetisi sebelum hari H, yaitu kompetisi blog, program komputer, video, dan permainan online dota. Melalui Compfest, Asad dan mahasiswa Fasilkom ingin memasyarakatkan teknologi informasi (TI). Ia juga beralasan pemilihan tema industri kreatif di acara ini karena TI bisa diimplementasikan di seluruh bidang industri kreatif.

Asad menargetkan bisa menggaet lebih dari 5000 pengunjung selama dua hari penyelenggaraan. “Saya optimis bisa mencapai target,” ungkapnya dengan nada percaya diri. Di hari pertama penyelenggaraan, Compfest juga mengadakan beberapa seminar, di antaranya Hanson Hutabarat dari ORACLE dengan topik “Oracle Bussiness Process Management: Developing Application From Bussiness Process”, Billy Boen, CEO Jakarta

Intermational Management dan penulis buku Young On Top, membawakan seminar bertajuk “Young Entrepreneur’s Role in Creative Industry”, Michael James Edward, PR & Technical Manager Digital Alliance dengan topik seminar “The Newest Graphical Information Technology”, dan Wahyu Aditya, pendiri KDRI.com dan Hellomotion Academy yang menyajikan topik “Increase Your Creativity with Creative Design”.

Di akhir pembicaraan, Asad mengharapkan target panitia untuk bisa mendekatkan TI kepada masyarakat bisa tercapai. Selain itu, melalui Compfest ini, ia menginginkan Compfest bisa menjadi brand acara tahunan Fasilkom. “Saya melihat Fasilkomlah yang menjadi pionir membuat acara dengan konsep one stop IT event,” tuturnya dengan nada bersemangat menutup pembicaraan. (SNT)

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

8 & 15Mei2010

Page 19: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

19UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

MOU Antara UI dan KOI

Universitas Indonesia (UI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menandatangani Memorandum Of Understanding (MOU) yang ditandatangani Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri dan Rita Subowo pada hari Senin (10/05), di Kampus Depok. Kerja sama dijalin untuk membangun Sport Science Center (Pusat Ilmu Olahraga). Pada acara ini hadir Sunardji S.E., M.M., Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerja Sama Industri, dr. Soenanto Roewijoko M.S., Sp.A , Direktur Pengembangan Aset dan Ventura UI, Prof. Dr. I. Ketut Surajaya, Sekretaris Universitas, Dr. Kurnia Toha, Sekretaris Fakultas Hukum Pimpinan KOI dan KONI Pusat, serta wakil Pengelola Gelora Soekarno, perwakilan dari luar negeri, dan wartawan dari berbagai media.

Bentuk implementasi kerja sama yang diberikan oleh UI, yaitu membangun Sport Science Center yang terdiri dari Sport Medicine, Sport Psychology, dan Sport Management. Ketiga komponen ini penting dan saling melengkapi dalam pengelolaan olahraga. Selain itu, atlet nasional yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional mendapatkan pendidikan kuliah di UI. Diharapkan UI dapat memberikan sumbangsih kepada Indonesia dalam memajukan dan mengembangkan industri olahraga sehingga mampu bersaing dengan industri olahraga di negara maju. “Olahraga diharapkan dapat memperkenalkan Indonesia dan membangun negara,” kata Gumilar di dalam sambutannya. Ia berharap ada koordinasi antara seluruh perguruan tinggi untuk menyediakan fasilitas olahraga dengan standar world class sehingga dapat menjadi tuan rumah untuk kejuaraan internasional seperti Sea Games, ASEAN Games, dan Olimpiade.

“Di semua negara, anak muda merupakan aset yang sangat berharga. Program Indonesia muda diharapkan dapat memupuk anak-anak muda untuk bangkit di masa mendatang menjadi atlet-atlet kompeten karena telah mendapatkan pelatihan dan ilmu olahraga sejak dini,” kata Rita dalam sambutannya. Menurutnya, saat ini, banyaknya anak penderita obesitas dan budget kesehatan naik, menandakan minat olahraga remaja menurun. Selaku

ketua KOI yang bertugas untuk mendidik masyarakat mengenai filosofi olimpiade, Rita berharap diselenggarakannya olimpiade remaja yang berkecamuk di bidang ekstrim sport dapat meningkatkan minat remaja untuk berolahraga. Selain itu, olahraga sangat berguna untuk kesehatan psikologis, mental, fisik dan spiritual. Dengan demikian, kolaborasi antara KOI dan UI diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sisi akademik dalam kesehatan atlet, mental atlet, dan pengelolaan industri olahraga. Selain itu, untuk menata ulang dunia olahraga Indonesia sehingga prestasi atlet dapat meningkat di tingkat nasional dan internasional.

Setelah sambutan dari Gumilar dan Rita, penandatanganan dilakukan kedua belah pihak. Kemudian acara ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah.

Penandatanganan naskah MoU Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri dan Rita Subowo.

Penyerahan naskah MoU oleh Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri kepada Rita Subowo.

Wisuda BIPA LBI FIB UI

Sabtu, 8 Mei 2010, LBI FIB UI mengadakan Wisuda BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) dengan tema Melayu Riau. Dari 176 peserta BIPA, ada 152 peserta yang diwisuda pada periode ini. Mahasiswa umum yang mendaftar secara mandiri pada program ini ada 168 orang, mahasiswa Summer Institute Linguistics 1 orang, mahasiswa pertukaran 3 orang, mahasiswa program beasiswa Darmasiswa 2 orang, dan 2 orang lagi merupakan dosen asing FIB UI.

Acara wisuda ini dihadiri oleh Dekan FIB, Dr. Bambang Wibawarta, Manajer Pendidikan, Dr. Untung Yuwono, Direktur LBI FIB UI, Sisilia Halimi, Manajer BIPA, Irzanti Sutanto, M.Hum., para pengajar BIPA, peserta BIPA, serta undangan lainnya.

Program BIPA atau Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing merupakan program bahasa dan budaya yang diselenggarakan oleh FIB UI. Program ini bertujuan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada

orang asing. Dari tahun ke tahun peserta program ini semakin meningkat. Hal ini disebabkan semakin menariknya budaya dan ekonomi Indonesia di mata dunia, sehingga masyarakat dunia semakin sadar dengan pentingnya peranan Indonesia. Untuk periode ini, ada 176 mahasiswa dari 11 negara yaitu, 126 orang Korea Selatan, 27 orang Jepang, 8 orang Turki, 6 orang RRC, 3 orang Amerika Serikat, 2 orang Belanda, 2 orang Rusia, 1 orang Mongolia, 1 orang Hongaria, 1 orang Portugis, dan 1 orang Italia.

Peserta BIPA yang diwisuda terbagi atas 74 mahasiswa BIPA I, 51 mahasiswa BIPA II, dan 27 mahasiswa BIPA III. Peringkat pertama untuk BIPA I diraih Chihiro Kamiya, peringkat kedua diraih Park Dong Young, dan juara ketiga diraih Sachiko Asada. Untuk BIPA II, juara pertama diraih Chae Hyoung Sin, juara kedua Yuto Yoshioka, dan yang ketiga Park Ji Hyun. Peringkat pertama BIPA III diraih oleh Eriko Takahashi, selanjutnya Kim Hey Young, dan peringkat ketiga diraih Lee Eun Jeong.

Peserta BIPA juga diwajibkan untuk menulis karya ilmiah dalam bahasa Indonesia. Juara pertama karya tulis ilmiah diraih oleh Lee Eun Jeong dengan judul “Perubahan Persepsi Wanita Modern terhadap Kecantikan dan Berbagai Upaya untuk Mempercantik Diri”, juara kedua diraih Eriko Takahashi dengan makalah berjudul “Perbedaan Cara Pandang Orang Indonesia dan Orang Jepang terhadap Anak Angkat”, dan yang terakhir berjudul “Kesan Indonesia melalui Film Laskar Pelangi karya Yoo Hyun Sook”. Untuk kategori artikel profil terbaik dimenangkan oleh Kiyo Watanabe dengan judul “Theo, Orang di Belakang Pelukis Besar”, artikel informatif terbaik berjudul “Pesona Pulau Nami” karya Yim Sung Su, karya cerpen terbaik dimenangkan oleh Kiyo Watanabe dengan judul “Petualanganku”, sementara karya ulasan terbaik berjudul “Tidak Mempunyai Apa-Apa” diraih Park Young Hark. Terkahir karya advetorial terbaik dimenangkan Kiyo Watanabe yang berjudul “Kain yang Sangat Praktis”.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

10Mei2010

8Mei2010

Page 20: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

20 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Kunjungan Mahasiswa Universitas Yale

Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (BOE FE UI) bekerja sama dengan Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar mengadakan diskusi publik dengan tajuk “Apa Kabar Pendidikan Indonesia” pada hari Senin, (10/05). Acara yang diadakan di Aula Student Center FE, dihadiri Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar dan Ketua Badan Otonom Economica, Jahen Fahrul Rizki. Dekan FEUI, Firmanzah, Ph.D., turut hadir dan membuka diskusi ini.

Firmanzah, Ph.D. mengungkapkan pendidikan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Menurut Firmanzah, ketika orang bertanya padanya ingin seperti apa pendidikan di Indonesia, ia akan selalu dengan tegas menyatakan ingin kualitas pendidikan di Indonesia sama seperti yang ada di negara Singapura, Australia, dan negara-negara di Eropa. Ia mencontohkan, ketika dirinya mengambil program master di Perancis, ia hanya perlu membayar lima juta rupiah per tahun. Sisanya pemerintah Perancislah yang menanggung. Firmanzah juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Anies Baswedan karena telah menguatkan pendidikan bagi rakyat di daerah terpencil dan telah memperkaya wajah pendidikan di Indonesia yang humanis. Di akhir sambutannya, Firmanzah mengharapkan mahasiswa FE dapat berkontribusi di Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. “Saya mengharapkan banyak mahasiswa FE UI yang tertarik untuk bergabung dan mengajar di sekolah-sekolah di daerah terpencil,” tuturnya.

Sesi pertama diskusi dimulai dengan presentasi yang dipaparkan oleh Jahen Fahrul Rizki. Melalui presentasinya, Jahen mempertanyakan empat

hal, yaitu seberapa pentingnya pendidikan, apakah pendidikan di negara kita masih jauh tertinggal, faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia, dan aset-aset apa saja yang masih dimiliki oleh bangsa ini. Kemudian ia memaparkan lima masalah utama pendidikan di Indonesia. Jahen menempatkan permasalah korupsi yang dilakukan oleh kaum terdidik dan pendidikan yang keliru sehingga menghasilkan rate return yang tidak jelas di peringkat pertama dan kedua sebagai biang keladi permasalahan.”Fakta mengungkapkan, korupsi lebih banyak dilakukan oleh kaum terdidik,” tuturnya. Jahen juga menyoroti kualitas guru yang mengajar di sekolah. Guru memiliki tiga peranan penting, yaitu mempermudah mahasiswa atau siswa yang diajar untuk menggali ilmu melalui metodologi belajar-mengajar yang baik, mampu mencontohkan nilai-nilai universal yang baik kepada siswanya, dan mampu menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Mahasiswa yang pernah dikirim untuk pertukaran pelajar ke Belgia ini memberikan saran, “Sebaiknya sebelum siswa sekolah mengikuti ujian nasional, guru yang terlebih dahulu menjalani ujian tersebut,” ungkap Jahen. Ia beranggapan jika pemerintah ingin membuat pendidikan di Indonesia memiliki standar yang sama melalui UN, guru pun seharusnya juga ikut memiliki standar tertentu yang sama di seluruh Indonesia.

Pada sesi berikutnya, Anies mengungkapkan pendidikan merupakan eskalator untuk mengantarkan anak bangsa dari berbagai strata sosial menjadi individu yang mandiri secara sosial dan ekonomi. “Anak-anak dari keluarga miskin ditopang oleh pemerintah untuk meraih pendidikan berkualitas agar bisa menjadi warga negara yang mandiri, bahkan menjadi kelas menengah Indonesia,” ujar pria yang menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina ini di awal presentasi. Anies beranggapan tidak adil jika menganggap pendidikan di Indonesia tertinggal jauh. “Jika kita membicarakan pendidikan di Indonesia, mari kita melihat kapan dimulainya pendidikan di Indonesia dan bagaimana kondisinya sekarang,” katanya. Menurut Anies, kita tidak bisa membandingkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan yang ada di Amerika, karena titik mulainya berbeda. Anies kemudian memberikan gambaran, ketika Indonesia baru merdeka, rakyat yang memiliki

kemampuan baca dan tulis hanya berjumlah 5% dari jumlah penduduk yang kala itu berjumlah sekitar 70 juta. “Saat ini di tahun 2008, 90% rakyat Indonesia sudah bebas buta huruf,” tegasnya. Menurut Anies, ini menandakan angka partisipasi pendidikan dasar di Indonesia sudah setara dengan Korea Selatan, Malaysia, dan Cina. Mengenai permasalahan kualitas guru, Anies menyatakan kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka, karena pemerintah memang tidak memberikan perhatian yang cukup kepada guru. “Di Indonesia, guru mendapatkan gaji 21% lebih rendah dibandingkan pekerja dengan kualifikasi serupa dan 26% lebih rendah dari pegawai negeri lainnya,” tuturnya menyebut sebuah data yang ia peroleh dari Bank Dunia. Tidak heran jika bakat-bakat terbaik lulusan SMU atau SMK tidak memilih pendidikan guru ketika menempuh pendidikan tinggi. Hal ini menyebabkan persaingan di jurusan tersebut kurang kompetitif.

Untuk itu, Anies menawarkan salah satu inisiatif strategis memecahkan permasalahan pendidikan Indonesia. Ia menggagas program Gerakan Indonesia Mengajar. Anies akan mencari lulusan terbaik dari tiap universitas untuk diseleksi. Kemudian mereka dikirim selama setahun ke daerah terpencil untuk mengajar. “Selama setahun di sana, mereka akan tetap mendapat gaji yang nilainya kompetitif atau setara dengan gaji selama setahun jika Anda baru lulus sebagai fresh graduate,” ujarnya. Untuk merealisasikan program ini, Anies turut mengajak berbagai perusahaan menjadi sponsor. Respon yang diterima Anies pun luar biasa positif. Ia mengungkapkan, tidak saja perusahaan tersebut ingin menjadi sponsor, mereka malah menginginkan mahasiswa tersebut juga ikut bekerja di perusahaan tersebut setelah menyelesaikan tugasnya selama setahun. Namun, pria lulusan UGM ini mengingatkan hanya mahasiswa yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi yang akan dikirim. “Indeks prestasi yang tinggi saja tidak cukup untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. IP yang tinggi memang akan mengantarkan Anda hingga ke tahap wawancara kerja. Namun, jiwa kepemimpinanlah yang akan memberikan Anda pekerjaan tersebut,” tegas Anies di akhir presentasinya. (SNT)

Apa Kabar Pendidikan Indonesia? 10Mei 2010

Anies Baswedan, Ph.D.

Universitas Indonesia (UI) menerima kunjungan dua mahasiswa Universitas Yale, Amerika Serikat pada hari Senin (17/05). Bertempat di Gedung Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, Rachel Wolf dan Diego J. Salvatierra berbagi cerita mengenai media yang dikelola secara independen oleh mahasiswa Universitas Yale bernama The Yale Globalist. Diskusi santai yang dimulai pukul 15.30 WIB ini turut dihadiri oleh Kepala Kantor Internasional, Raphaella Dewantari Dwianto M.A., Ph.D. dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HMIK) FISIP UI.

The Yale Globalist merupakan majalah triwulanan yang dikelola oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Yale. Walaupun bukan satu-satunya media cetak yang diterbitkan di universitas, The Yale Globalist termasuk media yang ditulis, diedit, dan dicetak sendiri oleh mahasiswa. Hal itu diungkapkan Rachel pada saat diskusi berlangsung. Wanita yang bekerja sebagai copy editor majalah The Yale Globalist ini mengatakan, ketika pertama kali diterbitkan gaya penulisannya masih seperti gaya penulisan artikel di situs wikipedia. “Tapi lama

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

17Mei2010

Page 21: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

21UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

“Apakah hak asasi seorang perokok terganggu oleh orang yang tidak merokok?” tanya Gandjar Laksamana B., S.H., M.H. (Pengajar Fakultas Hukum UI), salah satu pembicara dalam Diskusi Interaktif dengan tema “Save Our Environment Without Cigarettes”. Acara tersebut diselenggarakan oleh BEM FIK UI dan Pokja Unit UP3N Direktorat Kemahasiswaan UI pada hari Kamis (20/05) di Gedung Oto Radiat FIK UI dalam rangka memperingati “Hari Tanpa Tembakau Sedunia”, 31 Mei 2010, dan mewujudkan Universitas Indonesia sebagai “Kawasan Tanpa Rokok 2012”.

Latar belakang kegiatan ini sebagai langkah preventif dan promosi-edukatif kepada Sivitas Akademika UI dan masyarakat. Selain merugikan kesehatan, rokok juga tidak menguntungkan secara ekonomi. Demikian kata Dekan FIK Dewi Irawati, M.A., Ph.D. dalam sambutannya.

“Aturan hukum bersifat pembatasan, maka semua hak ada batasannya”, Gandjar

melanjutkan. “Contohnya orang bermain kartu tidak berdosa dan tidak melanggar hukum, tetapi apakah etis apabila bermain kartu di Mesjid atau Gereja?” Setiap peraturan dibatasi oleh ruang dan waktunya. “Sama halnya dengan merokok, di kampus UI akan ada zona khusus untuk perokok sehingga mereka tidak mengganggu kesehatan perokok pasif,” seru Gandjar, “Pengadaan zona bebas rokok dilakukan secara bertahap, ruang lingkup khusus untuk perokok semakin lama dipersempit dan berkurang sampai akhirnya tidak ada lagi.” Ia menambahkan, merokok lebih condong untuk kesenangan pribadi, bukan HAM.

Fuad Baraja (Aktivis Antirokok) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara pengkonsumsi rokok terbesar ketiga di dunia, jumlahnya sekitar 240 milyar batang per tahun atau sekitar 650 juta batang per hari. Selain merugikan kesehatan, rokok juga mulai dikonsumsi anak-anak sejak usia dini. “Beberapa waktu lalu, heboh di media, anak kecil berusia 2 tahun sudah merokok,” kata Fuad dalam diskusi ini.

UI sudah ikut mengupayakan kebijakan untuk menanggulangi rokok, selain program kawasan tanpa rokok pada tahun 2012, perusahaan rokok tidak diperkenankan menjadi sponsor ataupun bekerja sama dengan UI. Bahkan, acara ataupun program akademik UI dan penerima beasiswa tidak akan diberikan pada perokok. Demikian penjelasan Dr. Kamarudin (Direktur Kemahasiswaan UI) dalam diskusi, dan ia berharap UI sebagai miniatur nasional dapat menjadi model untuk kampus lain agar sama-sama menanggulangi masalah rokok.

Dalam sesi tanya jawab, seorang

mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB UI), merasa pesimis untuk program kawasan UI tanpa rokok terutama di lingkup FIB UI. “Banyak perokok termasuk dosen dan karyawan di gedung, begitu pula mahasiswa/i merokok di kantin. Apakah program ini efektif?” tanyanya.

Untuk menjawab pertanyaan itu, dosen FKM Dr. Rita Damayanti M.S.P.H. selaku moderator berbagi pengalaman ketika ia berada di Rumah Sakit West Virginia, USA, di sana sudah tidak ada tempat khusus untuk merokok. “Apabila menyediakan tempat khusus untuk merokok sama saja menyediakan tempat untuk bunuh diri, maka sudah tidak ada tempat khusus untuk merokok,” kata Rita. Fuad menambahkan, perokok sebagian besar penulis atau wartawan, mempunyai motif merokok untuk mendapatkan inspirasi. Akan tetapi, ada juga penulis sukses yang tidak merokok.

“Apa yang tidak mungkin? Semua mungkin. Tapi apa yang pasti? Mati dan kiamat!”

seru Gandjar bersemangat, “Semua mungkin seandainya suatu hari kawasan UI tanpa rokok.” (PRA)

Direktur Kemahasiswaan UI, Dr. Kamarudin, dosen FKM, Dr. Rita Damayanti M.S.P.H. (selaku moderator), Fuad Baraja (aktivis antirokok), serta Gandjar Laksamana B., S.H.M.H.

Gandjar Laksamana B., S.H.M.H., Pengajar Fakultas Hukum UI (kanan) sedang menyampaikan presentasi (humas-UIWHS).

Universitas Indonesia :“Kawasan Tanpa Rokok 2012“

kelamaan kualitas penulisan artikel di majalah kami semakin baik,” tuturnya. Majalah yang telah terbit selama sepuluh tahun ini didistribusikan secara gratis dan diletakkan di tempat-tempat umum, seperti kafe dan toko buku. “Kami belum berani menerbitkan majalah ini secara komersial,” tutur Diego ikut menimpali. Isu yang diangkat di majalah ini mencakup isu energi, imigrasi, dan sosialis Amerika Latin. The Yale Globalist juga menerbitkan tulisan yang dibuat oleh mahasiswa, seperti berita terbaru Yale serta isu politik dan budaya di segmen fokus.

Mahasiswa FISIP sendiri memiliki media sendiri yang bernama FISIP Pers. Media ini berbentuk buletin yang dijual secara komersil seharga Rp 1.000,00. Kedua mahasiswa Universitas Yale ini pun terkesima dengan penjelasan tersebut. Rachel mengatakan agak sulit menjual majalah The Yale Globalist, mengingat area Universitas Yale berada memiliki demografi yang berbeda dengan lingkungan kampus. Ia menambahkan reporter yang bekerja untuk majalah ini memiliki deskripsi pekerjaan yang berbeda. “Ada reporter yang diminta untuk menuliskan beberapa isu sedangkan reporter lainnya hanya diminta untuk menulis satu

isu,” katanya. Namun, sebelum menulis sebuah artikel, Rachel mengungkapkan The Yale Globalist rutin mengadakan rapat redaksi untuk menentukan isu yang akan diangkat di tiap edisi baru. “Semua orang berhak mengajukan usul tema penulisan pada saat rapat redaksi, tetapi belum tentu usul tersebut diterima,” tandasnya. Ia pun menjelaskan tips jitu jika tema penulisan yang ia ajukan tidak diterima redaksi. “Saya tetap akan membuat tulisan tersebut kemudian saya scan untuk ditampilkan di web,” ujarnya bercerita.

Rachel mengeluarkan buku catatan hariannya yang diedarkan ke seluruh mahasiswa yang hadir untuk memberikan komentar dan tanda tangan. Rachel berjanji akan memindai komentar-komentar tersebut untuk kemudian diunggah di website Yale Globalist. Di akhir diskusinya, kedua mahasiswa Universitas Yale ini berjanji akan kembali datang ke UI karena mereka merasa senang dapat berbagi cerita dan diterima dengan hangat oleh mahasiswa UI. Acara diskusi tersebut diakhiri dengan pemberian cenderamata dan foto bersama. (SNT)

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

17Mei2010

Page 22: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

22 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Malam Reuni Akbar FK UI

Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FK) pada Minggu malam (23/05), mengadakan reuni akbar yang diselenggarakan di lapangan parkir FK Salemba. Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB ini terasa sangat spesial karena pertama kali diadakan dan dijadikan ajang temu kangen dan nostalgia ketika masih kuliah dulu. Malam reuni ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Dr. dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, P.H., yang tercatat sebagai alumni FK angkatan 1979, Dekan FK UI, Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K), dan seluruh alumni FK dari berbagai angkatan.

Pada malam reuni akbar tersebut, diadakan pula renungan dan doa bersama untuk mengenang wafatnya Hasri Ainun B. Habibie, yang berpulang pada Sabtu (22/05) pukul 17.30 waktu Jerman karena tumor paru-paru. Mantan Ibu negara ke-3 RI itu juga alumni FK UI dan sempat bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM). Doa bersama dipimpin oleh Ketua Hari Kebangkitan ILUNI FK UI, Brigjen Polisi (Purn.) Pamudji Santoso. Dalam sambutannya, ia mengatakan konsep acara ini telah direncanakan sejak bulan Februari 2009. Ia mengungkapkan ILUNI FK UI bukan hanya menjadi milik pengurusnya saja, tetapi milik seluruh alumni yang berada di lingkungan FK, TNI/POLRI, dan badan-badan pemerintah lainnya.

Ketua ILUNI FK, Dr. Doddy Partomihardjo, Sp.M, yang juga hadir pada malam itu saat memberikan kata sambutan mengungkapkan, FK UI memiliki sejarah yang sangat panjang, terhitung sejak tahun 1849. Ia menilai selama itu pula FK UI telah melahirkan manusia-manusia berkualitas di bidang kedokteran yang terus menorehkan tinta emas, serta berbakti kepada bangsa dan Negara Republik Indonesia. Doddy mengajak seluruh alumni FK UI untuk terus bergandengan tangan dan bersama-sama membangun FK UI. Hal senada juga dinyatakan oleh Dekan FK UI, Dr .dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K). Malam itu, ia menanyakan kembali komitmen yang pernah didengungkan oleh seluruh alumni FK. “Apakah benar ikatan alumni FK UI lebih renggang jika dibandingkan universitas lain?” tanyanya dengan nada lantang.

Itu semua dijawab dengan bantahan yang diserukan oleh seluruh alumni yang hadir, kemudian dilanjutkan dengan meneriakkan pekik FK UI: “FK UI nomor satu, nomor satu FK UI”.

Acara berlanjut pada pembacaan puisi oleh The Poettry FK yang diikuti dengan penampilan foto-foto nostalgia bertajuk “FK UI dari masa ke masa”. Setelah itu Irjen Pol. (Purn) Dr. dr. Hadiman S.H., M.B.A. ,M.Sc., membacakan Deklarasi ILUNI FK UI yang diikuti oleh seluruh alumni yang hadir pada malam itu. ILUNI juga turut memberikan penghargaan kepada para dokter yang telah mengabdi lebih dari 50 tahun. Penghargaan tersebut secara simbolis diberikan dalam bentuk pin kepada dua perwakilan dokter, yaitu dr. H. Masri Rustam (Ketua ILUNI tahun 1959) dan dr. Kahar Tjandra, Sp.K (Ketua ILUNI tahun 1960).

Pin tersebut kemudian disematkan oleh Menkes RI, Dr. dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, P.H. dan Ketua ILUNI FK 2010, Dr. Doddy Partomihardjo, Sp.M. Pada kesempatan tersebut, dr. Kahar mengungkapkan awalnya ia tidak berniat menjadi dokter sama sekali. Cita-citanya kala itu ingin menjadi seorang arsitek.”Tetapi nasib malah menggariskan saya menjadi seorang dokter,” tuturnya yang disambut tawa hadirin. dr. Kahar pun bertekad akan terus bekerja dan berbakti untuk alumni jika masih mampu.

Malam reuni ILUNI FK juga menyuguhkan penampilan musik dari The Proffesors Band, The Doctors, penyanyi sekaligus dokter bedah, Tompi, dan Afgan Syahreza yang orangtuanya juga alumni FK UI. Malam reuni ILUNI FK sekaligus merupakan acara puncak Hari Kebangkitan Alumni FK yang diadakan sejak 20 Mei dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Nasional. Acara yang bertema “Bersama Kita Peduli dan Cinta Almamater Demi Kemajuan Negeri” ini dimulai dengan kegiatan health expo dan pameran foto, peluncuran radio medik Marsekal Muda (Anumerta) Prof. dr. Abdulrachman Saleh, gerakan campus go green dengan tanam pohon, seminar herbal medicine Indonesia, dan forum ilmiah “Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan” yang dibuka oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono (SBY).

Kerjasama UI dengan Uncen

Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri dan Rektor Universitas Cenderawasih (UNCEN) Jayapura, Prof. Dr. Berth Kambuaya, M.B.A. menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) pada hari Selasa (25/05) di ruang Rektor, Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia (PAUI), Kampus Depok. Penandatanganan ini dilakukan untuk menjalin kerja sama di bidang penelitian dan pendidikan.

“UI sebagai universitas di masa lalu yang turut serta dalam pembangunan Universitas Cenderawasih, ikut bangga, karena dapat bersama-sama mengembangkan kerja sama produktif dalam membangun kekuatan UNCEN sebagai motor universitas di Papua. Selain itu, UI ikut dalam membangun dan memperkuat NKRI dengan mewujudkan kesejahteraan dan keadilan lebih merata,” kata Gumilar.

Rektor UI menambahkan, kerja sama dalam bidang pendidikan untuk peningkatan kualitas dosen, staf administrasi, research (penelitian), dan berbagai kegiatan lainnya diharapkan mampu mendorong UNCEN sebagai network di Indonesia. Gumilar berharap, UI tidak saja membangun dunia, tetapi juga ikut membangun perguruan tinggi lainnya di Indonesia.

Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri dan Rektor Universitas Cenderawasih (UNCEN) Jayapura, Prof. Dr. Berth Kambuaya, M.B.A. (humas-UI-WHS).

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

25Mei2010

23Mei2010

Page 23: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

23UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Presiden RI Buka Temu Ilmiah FK UI 21 Mei 2010

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) mengadakan temu ilmiah bertajuk “Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan” di Aula FK UI, Jumat Pagi itu (21/05). Presiden Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudoyono, membuka temu ilmiah tersebut. Rangkaian acara Hari Kebangkitan Alumni FK tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei.

Temu ilmiah dihadiri Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, P.H., Mantan Meteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Farid Anfasa Moeloek, Rektor UI, Prof. Dr. der.Soz Gumilar Rusliwa Somantri, Dekan FK, Dr. dr, Ratna Sitompul, Sp.M(K), Ketua ILUNI FK, dr. Doddy Partomihardjo, Sp.M, para pejabat tinggi negara, dosen, dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Doddy mengungkapkan tema “Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan” sengaja dipilih sebagai upaya untuk membahas masalah strategi pendekatan kesehatan dan perubahan cara pandang, pola pikir, dan cara bertindak dalam memahami, merencanakan, dan mengelola pembangunan kesehatan. “Tujuannya untuk mengubah pola pikir dan paradigma nilai sehat dan upaya memelihara kesehatan jauh lebih penting daripada upaya untuk mengobatinya, baik dilihat dari segi makro maupun mikro,” tegasnya. Doddy juga menjelaskan banyak alumnus FK, dimulai dari sekolah dokter Jawa, STOVIA dan generasi berikutnya telah menunjukkan pengorbanan dan pengabdian tak ternilai bagi bangsa dan negara.

Dr. Endang, selaku Menkes RI dalam sambutannya menyampaikan 5 nilai yang dianut oleh Departemen Kesehatan (Depkes) yang diharapkan menjadi jiwa dari pembangunan kesehatan di Indonesia tahun 2010-2014, yaitu (1.) prorakyat, (2.) responsif, (3.) inklusif, (4.)

efektif, dan (5.) bersih. Alumnus FK angkatan 1979 ini menjelaskan sikap responsif yang dimaksud adalah responsif terhadap pelayanan kesehatan, responsif terhadap kondisi geografis dan sosial-ekonomi budaya masyarakat setempat. Sementara yang dimaksud inklusif melibatkan seluruh komponen masyarakat, swasta, dan masyakat madani. “Karena pembangunan kesehatan tidak dapat mungkin dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan saja,” tuturnya. Poin efektif berkaitan dengan tiap program yang telah dibuat akan selalu dievaluasi dan diperbaiki. “Jika ada yang tidak lagi relevan, harus diganti,” ujarnya. Depkes juga menerapkan pola kerja yang bersih. “Bersih dari kolusi, korupsi, dan nepotisme itu adalah poin yang selalu saya tekankan kepada seluruh jajaran di Depkes,” tegasnya.

Wanita yang mendapat gelar doktor di bidang Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard ini kemudian menjelaskan tujuh fokus penataan pembangunan kesehatan, yaitu (1.) revitalisasi pelayanan kesehatan, (2.) perbaikan mutu dan jumlah layanan kesehatan, (3.) peningkatan mutu, distribusi, dan keterjangkauan obat, serta alat kesehatan, (4.) penataan sistem jaminan sosial kesehatan yang didahului dengan perbaikan-perbaikan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), (5.) memberikan perhatian khusus pada daerah yang bermasalah dengan kesehatan, terutama daerah terpencil, kepulauan, dan daerah perbatasan, (6.) reformasi birokrasi, dan (7.) good quality health care. Di akhir sambutannya, Endang mengingatkan, kesehatan merupakan potret ketahanan suatu bangsa dan juga investasi menuju masyarakat yang adil dan sejahtera. “Kunci kekuatan suatu sistem justru terletak pada bagiannya yang terlemah,” ungkapnya. Menurut Endang, dalam era digitalisasi seperti sekarang ini tidak boleh ada daerah yang status kesehatannya jauh lebih sehat dari yang lain. Karena jika ada satu daerah yang pengelolaan kesehatannya lemah, itu artinya seluruh negara tersebut menjadi lemah. Ia pun berharap di Hari

Kebangkitan Nasional kali ini dapat menjadi titik tolak profesi kedokteran yang lebih berorientasi pada pembangunan kesehatan bangsa.

Dalam pidatonya, Presiden memaparkan tiga konteks: (1.) FK UI, komunitas kedokteran dan gerakan 20 Mei 1908, (2.) bagaimana mengaktualisasikan semangat dan gerakan kebangkitan nasional di abad 21, serta (3.) aspek dan sektor dalam pembangunan nasional. Pada konteks pertama, SBY mengungkapkan FK UI sejak kelahirannya telah menjadi center of excellence. “Saat ini 20% tenaga dokter di seluruh tanah air dari FK UI,” tegas doktor lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. SBY pun menjelaskan komunitas kedokteran merupakan salah satu pelopor berdirinya Negara Republik Indonesia.

Terkait dengan mengaktualisasikan semangat dan gerakan kebangkitan nasional di era milenium, SBY menegaskan dirinya optimistis Indonesia mampu menjadi negara maju di masa depan. Namun, untuk mewujudkan itu, Indonesia harus mampu mengimplementasikan tiga pilar, kemandirian, daya saing, dan peradaban yang unggul. “Dengan modal itu, kita bisa menuju negara maju di abad 21,” ungkapnya. SBY menyatakan hal tersebut bukan tanpa alasan. Ia menjelaskan di tahun 1998 Indonesia pernah mengalami krisis multidimensi. Kala itu dunia internasional meramalkan Indonesia akan kolaps dan terhapus dari dunia politik internasional. Namun nyatanya Indonesia mampu bertahan.

Kejadian hampir serupa terjadi kembali di tahun 2008. Saat itu dunia sedang mengalami krisis global. Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang bisa meminimalkan dampak krisis tersebut. “Itu artinya negara kita memiliki ketahanan yang tinggi,” tegas pria yang juga menjabat sebagai ketua dewan pembina salah satu partai politik ini.

Presiden juga mengakui kesehatan menjadi agenda penting dalam pemerintahannya karena kesehatan mempengaruhi indikator keberhasilan pembangunan yang disebut human development index (HDI). “Sebuah bangsa dikatakan semakin berhasil pembangunannya, manakala kesehatan dan pendidikan masyarakatnya semakin baik. Tentunya disertai pendapatan yang makin layak pula,” tuturnya. Ia pun menjelaskan dokter dan paramedis memiliki tiga misi penting, yaitu menjaga individu agar tetap sehat dan tidak sakit, menyembuhkan orang sakit, dan tidak membiarkan orang sakit karena tertular penyakit orang lain

Di akhir pidatonya, presiden mengharapkan adanya perkembangan teknologi di bidang kesehatan yang bisa dikembangkan oleh FK agar menghasilkan obat untuk beberapa penyakit yang saat ini belum ditemukan obatnya. Selain itu, ia juga berharap dapat meningkatkan human capital dokter Indonesia. “Saya ingin profesor dokter Indonesia bisa menjadi ikon atau rujukan bagi dokter-dokter di negara lain,” tuturnya menutup pidato.

Susilo Bambang Yudoyono(SBY) dalam pidatonya

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Page 24: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

24 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

27Mei 2010Kunjungan

Menteri Perdagangan AS

Universitas Indonesia (UI) menerima kedatangan tamu istimewa dari Amerika Serikat. Ia adalah Menteri Perdagangan Gary F. Locke. Locke tiba di Indonesia sehari sebelumnya, didampingi rombongan pengusaha terpilih AS dari 10 perusahaan, untuk memperdalam kemitraan dan pertukaran perdagangan dan teknologi yang mengarah kepada peningkatan perdagangan dan investasi dalam pembangunan energi bersih. Locke dijadwalkan melakukan sesi diskusi bertema “Energi Bersih” dengan mahasiswa UI dari berbagai fakultas.

Bertempat di ruang Senat Akademik Fakultas Kedokteran (FK), acara diskusi dimulai tepat pukul 10.00 WIB dan dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron Hume, Rektor UI, Prof. Dr. der.Soz Gumilar Rusliwa Somantri, Kepala Kantor Internasional, Raphaella Dewantari Dwianto M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K), Dekan Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng., serta beberapa staf pengajar Fakultas Teknik. Dalam sambutannya, Gumilar menyampaikan tema diskusi ini merupakan satu hal yang tengah menjadi kepedulian orang banyak. Bumi sebagai planet tempat manusia bermukim, saat ini sedang sakit. Hal ini disebabkan ledakan jumlah manusia yang semakin bertambah sehingga berdampak pada beberapa hal, salah satunya kurangnya energi. “Oleh sebab itu, banyak negara yang saat ini berlomba mencari solusi energi masa depan yang terbarukan.”

Sebelum diskusi dimulai, Tantia Dian Permata, mahasiswa berprestasi utama UI 2010, mengungkapkan pemikirannya mengenai energi bersih. Menurut Tantia, saat ini Indonesia masih sangat bergantung kepada energi listrik yang sangat menentukan perkembangan perekonomian dan pertumbuhan penduduk. Indonesia juga dinilai masih sangat bergantung kepada pengunaan bahan bakar minyak yang termasuk ke dalam bahan bakar fosil sebagai penyumbang terbesar efek rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global. Mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 2006 ini berpendapat, Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar untuk merealisasikan sasaran pemanfaatan energi, di antaranya keamanan dalam pendistribusian dan strategi pemasaran energi. Namun, Indonesia tetap berkomitmen untuk terus menciptakan energi bersih sesuai dengan apa yang termaktub dalam Protokol Kyoto.

Locke, dalam pidatonya menyampaikan Indonesia merupakan mitra negara AS yang sangat penting. Ia mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa Indonesia termasuk dalam agendanya untuk dikunjungi karena Indonesia merupakan negara demokrasi ke-4 terbesar di dunia dan Presiden Obama sangat tertarik dengan Indonesia. Selain karena keragaman budaya yang terdapat di tanah air, Obama memiliki kenangan

khusus tentang Indonesia karena selama beberapa tahun ia pernah tinggal dan dibesarkan di negara kepulauan ini. Indonesia juga dinilai Locke memiliki ambisi besar untuk membuat kebijakan energi bersih.

Ia menjelaskan di tahun 2050, kebutuhan akan energi meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. “Kita akan membutuhkan paling tidak sekitar 2.000.000 megawatt pasokan listrik tiap minggunya pada 30 tahun mendatang,” ujarnya. Oleh sebab itu, Locke menilai, dunia membutuhkan energi terbarukan yang murah dan efisien untuk memenuhi permintaan yang tinggi. “Dengan menciptakan energi yang lebih efisien, kita tidak perlu membangun sumber pembangkit listrik baru apabila kekurangan pasokan listrik, yang tentunya akan menelan dana yang besar,” jelasnya.

Indonesia dinilai memiliki tantangan untuk menghasilkan banyak sumber energi yang terbarukan, yang membutuhkan biaya cukup besar. Oleh sebab itu, ia menyarankan pemerintah untuk mengajak sektor swasta turut berpartisipasi dalam hal ini. Locke pun juga mendorong Indonesia dapat menciptakan teknologi ramah lingkungan yang mampu menghasilkan energi bersih. “Hal itu bisa dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UI,” ungkapnya. Locke pun berjanji pemerintah AS akan membantu untuk merealisasikan hal itu. Bersama tim delegasi perusahaan AS, Locke ingin bekerja sama dengan Indonesia membangun pembangkit listrik yang bersih. “Namun, saya benar-benar menekankan itu harus aman,” tegasnya.

Di AS sendiri, isu energi sudah cukup lama menjadi pembicaraan hangat. Saat ini, AS sedang berfokus pada produksi energi yang dihasilkan dari tenaga matahari dan angin. Ia pun menilai tantangan terberat yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di AS, yaitu bagaimana mereka mau mengubah arah kebijakan investasinya. “Mereka harus mau memasukkan poin penciptaan teknologi ramah lingkungan ke dalam kebijakannya,” imbuh Locke.

Dalam mewujudkan penciptaan energi bersih, UI telah lama aktif berperan serta. UI telah membangun jalur sepeda untuk mengajak mahasiswa beralih dari kendaraan bermotor ke bersepeda di dalam lingkungan kampus. Gumilar sendiri sedang merealisasikan pembangunan tramway, yang direncanakan mulai dilaksanakan tahun ini. Pelestarian hutan UI sebagai paru-paru kota Depok pun masih terus dilakukan. Itu semua merupakan bukti nyata UI sebagai world class university berpartisipasi mengurangi dampak pemanasan global.

Menteri Perdagangan Amerika di hadapan mahasiswa dan hadirin undangan

H.E. Gary F. Locke bertemu Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Page 25: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

25UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Studi Banding Universitas Bina Dharma Palembang

Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Bina Darma Palembang melakukan studi banding pada hari Rabu (26/05) di ruang Rapat B lantai 2 Gedung Pusat Administrasi UI, Kampus Depok. Acara ini dihadiri Prof. Dr. Multamia R. M. T. Lauder (Direktur Pendidikan UI), Dra. Miranda Diponegoro Z., M.Psi. (Kasubdit Pengelolaan Mata Ajaran Universitas), dan Dra. Siti Farida Haryoko M.Psi. (Wakil Kepala Kantor Komunikasi). Sementara pihak Universitas Bina Dharma diwakili Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M.Sc. (Rektor Universitas Bina Darma), Prof. Dr. H. Zainuddin Ismail, M.M. (Wakil Rektor I), dan Dr. Sunda Ariana, M.Pd. (Wakil Rektor II).

Studi banding ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi (PDPT) yang diterapkan UI dan mata kuliah wajib seluruh mahasiswa UI. “Program ini dilatarbelakangi untuk meningkatkan kreativitas, teamwork,

communication skill, dan kemampuan belajar mendalam,” Miranda menjelaskan. Program ini lebih ditujukan untuk student centered dan dengan pendekatan Program Based Learning (PBL) dan Collaborative Learning (CL). Karena itu, mahasiswa banyak berperan dalam proses belajar dan dosen hanya sebagai fasilitator. Hasil dari program PDPT ini, mahasiswanya menjadi lebih aktif dan kritis.

Bochari menyambut antusias penerapan program PDPT dan berharap di masa mendatang akan melanjutkan kerja sama dengan UI, dan dapat menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dalam bidang pendidikan. Menurutnya, program PDPT ini sangat baik untuk menerapkan charecter building dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) bagi para mahasiswa.

Studi Banding UNS ke UIUniversitas Indonesia (UI) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan studi banding dalam bidang kemahasiswaan pada hari Rabu (26/05) di Gedung Direktorat Kemitraan dan Inkubator Bisnis (DKIB) Kampus Depok. UI diwakili Arman Nefi S.H., M.H. (Kepala Sub. Direktorat Kegiatan Penalaran, K2N, dan Pengembangan Soft Skills Mahasiswa), Imaduddin Abdullah, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, dan Choky Risda Ramadhan (Wakil Ketua BEM UI). Di lain pihak, UNS diwakili Prof. Dr. Trisno Martono, M.M. Studi banding UNS ini bertujuan untuk mengetahui program kerja pembinaan mahasiswa dalam bidang kesenian dan politik di UI.

Arman menjelaskan program kemahasiswaan dalam bidang kesenian, terutama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dibagi menjadi internasional dan nasional. Setiap tahun, UI mengirim tim kesenian dalam bidang vokal (Paduan

Suara Paragita) dan tari (Liga Tari Krida Budaya) untuk perlombaan internasional. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih termotivasi mengikuti UKM dan dapat unjuk gigi. “Begitu pula dalam bidang olahraga karena setiap tahun ada perlombaan Olimpiade UI,” tambah Choky.

Dalam bidang politik, Imaduddin mengatakan BEM sebagai organisasi mahasiswa mengedepankan intelektualitas, wahana pembelajaran sebagai wujud kepedulian sosial dan politik, serta memberikan pembelajaran untuk penulisan ilmiah. Selain itu, Arman menambahkan, BEM juga mempraktekkan ketatanegaraan dan pembinaan soft skills. Acara studi banding diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari kedua belah dan foto bersama.

Dra. Miranda Diponegoro Z., M.Psi. (kiri) sedang memberikan presentasi kepada perwakilan Universitas Bina Darma Palembang

Arman Nefi S.H., M.H. (kiri) bertukar cenderamata dengan Prof. Dr. Trisno Martono, M.M. (kanan).

Aksi Damai Antirokok FIK UIBEM FIK UI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan didukung oleh Pokja KTR UI di bawah UP3N (Unit Prevensi dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba) Direktorat Kemahasiswaan UI, hari Sabtu (29/05) mengadakan aksi damai dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh pada 31 Mei. Bertempat di Bundaran Hotel Indonesia (HI), mereka membagikan stiker, leaflet, dan selebaran yang berisi pesan utama bahaya rokok bagi kesehatan kepada para pejalan kaki

dan pengguna kendaraan bermotor yang lewat di area tersebut. Selain diikuti oleh Depkes dan UI, acara aksi simpati yang dimulai pukul 09.00 WIB juga turut mengajak selebritis seperti Adrian Maulana dan Dimas Beck.

Acara aksi damai ini merupakan rangkaian kegiatan dari program BEM FIK bertajuk “Save Our Environment Without Cigarette”. Hal itu dijelaskan Niki Amelia, Ketua Koodinator Aksi Damai Anti Tembakau. “BEM FIK memiliki dua acara lainnya, selain kegiatan

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

26Mei2010

26Mei2010

29Mei2010

Page 26: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

26 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Ujian Mandiri Bersama 12 PTN 2010

Perhimpunan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Nusantara (P-SPMBN) menyelenggarakan Ujian Mandiri Bersama (UMB) yang diadakan pada Sabtu, (22/05) di 20 kota, meliputi 12 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan delapan outlet. Menurut Ketua Pelaksana Operasional P-SPMBN, Prof. Dr. Sutjipto, jumlah peserta UMB tahun ini tercatat 126.404 calon mahasiswa.

Total bangku yang diperebutkan pada UMB 2010 berjumlah 10.300 buah. UI sendiri telah mengalokasikan 28% bangkunya

untuk diperebutkan melalui ujian ini. “Maka rasionya di tahun ini, satu kursi diperebutkan oleh 12 calon mahasiswa,” ujarnya. Ia pun menjelaskan panitia P-SPMBN menyediakan beasiswa bagi peserta UMB-PTN. Jenis beasiswa yang disediakan terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu Beasiswa Mengikuti Ujian (BMU) bagi korban gempa Padang yang mendaftar UMB-PTN, beasiswa yang diberikan kepada calon mahasiswa yang nilai rapor bahasa Inggris dan Matematikanya sama dengan atau di atas 70, namun berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial, dan beasiswa bagi calon mahasiswa yang memperoleh nilai UAN tertinggi. Untuk beasiswa yang disebutkan terakhir, akan diberikan setelah calon mahasiswa yang bersangkutan mendaftarkan diri di PTN yang ia pilih.“Karena kami prihatin dengan kenyataan banyak anak yang nilai UANnya sangat bagus, namun mereka tidak memiliki biaya untuk berkuliah,” imbuhnya.

Untuk menghindari tindak kecurangan yang bisa saja terjadi, Sutjipto dan tim menggunakan sistem pengawasan bernama Anti Crime Devices level I dan II yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi terjadinya kecurangan selama ujian berlangsung. “Ini adalah sebuah sistem yang kami kembangkan sendiri,” tuturnya. Sutjipto juga mengungkapkan calon mahasiswa juga tidak diperkenankan membawa telepon seluler saat mengerjakan ujian. “Semua itu harus diletakkan di dalam tas dan seluruh tas diletakkan di depan ruang ujian,” katanya tegas. Selain itu soal-soal ujian pun mendapat perlakuan khusus mulai dari proses pengepakan, penyegelan hingga pendistribusian ke seluruh lokasi ujian. “Intinya kami berusaha untuk profesional menangani hal ini,” ungkapnya. Ia berani memastikan tidak ada keterlambatan soal dan tindakan perjokian yang terjadi selama ujian berlangsung.

yang diadakan hari ini. Pertama, diskusi interaktif mengenai UI yang akan beralih menjadi kawasan tanpa rokok (KTR) yang diadakan pada Kamis (20/05) lalu, dan yang kedua Jumat (28/05), kami melakukan kampanye di dalam lingkungan UI sendiri,” tutur mahasiswi FIK angkatan 2008 ini.

Niki menjelaskan aksi damai ini bukan kali pertama diadakan. “Tahun lalu kami juga telah melakukan aksi serupa dan juga didukung oleh Kementrian Kesehatan,” tuturnya. Namun, aksi tahun lalu lebih banyak diprakarsai oleh para dosen yang bekerja untuk Kelompok Kerja (Pokja) KTR. Oleh sebab itu, Niki dan BEM FIK ingin kembali melanjutkan perjuangan yang telah dirintis oleh para dosennya. “Nah, dulu para dosen yang mengajak mahasiswa untuk mengurangi kegiatan merokok, sedangkan saat ini kami sebagai mahasiswa ingin mengajak teman-teman kami sesama mahasiswa untuk tidak lagi merokok. Saya merasa pendekatan yang dilakukan oleh sesama mahasiswa akan lebih efektif,” katanya. Mengenai lokasi Bundaran HI yang dipilih sebagai tempat untuk melakukan aksi damai, Niki beralasan dampak sosialisasi bahaya merokok bisa lebih meluas. Selain itu, BEM FIK juga ingin menyosialisasikan tahun 2012 UI akan menjadi KTR. Menurut Niki, UI sering dijadikan rujukan oleh universitas lain sehingga ia mengharapkan kegiatan aksi damai ini juga bisa menginspirasi kampus lain menjadikan tempatnya bebas dari asap rokok.

Kepala Pusat Komunikasi Publik, dr. Lily S. Sulistyowati, M.M., ditemui pada kesempatan yang sama, mengaku prihatin dengan cepatnya pertumbuhan perokok baru. Bahkan, menurut berita yang ramai diperbincangkan, usia perokok telah bergeser hingga ke anak balita.

Oleh sebab itu, tema HTTS tahun ini “Gender and Tobacco with an Emphasis on Marketing to Woman” dianggap oleh Lily sangat sesuai. “Peran wanita di dalam keluarga sangatlah penting. Ibu memiliki peran untuk mendidik anak-anaknya, jangan sampai mereka sudah terpapar rokok sejak dini,” ujarnya. Lily menambahkan, wanita juga berperan mengatur perekonomian keluarga. “Ibulah yang mengelola anggaran tiap bulan. Bayangkan jika anggaran tiap bulan yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, malah digunakan untuk membeli sebungkus rokok. Berapa banyak biaya yang telah dihabiskan untuk itu?” tanya Lily dengan nada heran. Ia menyarankan bagi para Ibu untuk tidak lagi menyisihkan sebagian anggaran keluarga untuk membeli rokok.

Terkait dengan kenaikan cukai rokok yang dapat berdampak terhadap penurunan jumlah perokok, Lily menilai hal tersebut tidak akan memberikan dampak yang signifikan. Kegiatan sosialisasi juga harus tetap dijalankan. “Akibat yang ditimbulkan rokok jauh lebih besar daripada harga cukai yang didapat dari rokok,” tegasnya. Di akhir pembicaraan, Lily mengharapkan paling tidak masyarakat di sekitar Bundaran HI dapat menyadari dan memahami bahaya merokok. “Setelah mereka memahami bahayanya, mereka juga bisa menginformasikan hal tersebut kepada orang lain di sekitarnya,” imbuhnya. Selain mengundang media, ia juga mengundang pesohor yang bukan perokok untuk menunjukkan kepada masyarakat, menjadi seseorang yang diakui dan eksis tidak selalu harus merokok. “Karena saat ini yang dikedepankan iklan rokok, mereka yang mapan dan berani adalah para perokok. Padahal pada kenyataannya tidak selalu begitu. Tanpa rokok pun kita tetap bisa berprestasi,” ujarnya menutup pembicaraan. (SNT)

Konferensi Pers seusai meninjau lokasi penyelenggaraan UMB

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Mei2010

Page 27: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

27UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010

Universitas Indonesia (UI) berhasil menduduki peringkat pertama karya ilmiah versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas RI). Data tersebut dimuat dalam buku berjudul Menakar Potensi Karya Ilmiah Perguruan Tinggi yang diterbitkan Dikti Kementerian Pendidikan Nasional pada Februari 2010. Buku tersebut merupakan hasil rekapitulasi laporan kerja perguruan tinggi tahun 2005-2009 yang dinilai berdasarkan tujuh unsur: (1.) paten/varietas/disain industri, (2.) publikasi ilmiah, (3.) teknologi tepat guna, (4.) buku, (5.) prototipe/model pembelajaran, (6.) pertemuah ilmiah dan (7.) laporan penelitian yang belum atau tidak dimanfaatkan untuk unsur no 1-5. Menurut Dikti penerbitan buku ini dimaksudkan untuk menjadi bahan bacaan masyarakat sehingga mereka dapat memahami secara utuh tentang potensi dan kualitas yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia. Dari tujuh unsur penilaian tersebut, UI memperoleh nilai tertinggi, yaitu 20787 dari 126 perguruan tinggi lain yang terdaftar. Data ini dihimpun oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI yang melakukan verfikasi seluruh penelitian yang ada di UI tahun 2005- 2009 kemudian hasilnya dikirimkan ke Dikti.

UI merespon positif hal ini. Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Bachtiar Alam, Ph.D. Ditemui di ruang kerjanya, Bachtiar yang didampingi oleh Kasubdit Riset dan Inkubator Industri, Bagus Aryo, S.Sos., M.Soc.Wk, Ph.D., mengatakan ia bersyukur dan memang sudah seharusnya UI meraih peringkat pertama dalam hal riset dan pengabdian masyarakat. “Dengan segala kerendahan hati, saya harus mengatakan bahwa UI memang lebih baik jika dibandingkan perguruan tinggi lain”, tutur Bachtiar membuka pembicaraan. “Saya setuju dengan Pak Bachtiar karena saya bertemu dengan beberapa orang dari berbagai institusi seperti dari LIPI, mereka memang mengakui jika UI lebih baik”, tutur Bagus Aryo membenarkan. Lebih lanjut Bactiar mengatakan hal tersebut bisa dilihat dari jumlah penelitian di UI yang meningkat secara signifikan. Peningkatan ini dikarenakan DRPM selalu mendorong para peneliti di UI untuk terus berkarya. Bentuk dukungan tersebut dilakukan dengan memberikan penghargaan berupa hibah penelitian. Untuk tahun 2010 ini saja, UI menganggarkan 48 miliar rupiah untuk dana penelitian dan mengalami kenaikan sekitar 30% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, walaupun dari nilai keseluruhan UI meraih peringkat pertama, tapi tidak semua unsur dijuarai UI, di antaranya unsur prototipe, buku, pertemuan ilmiah, dan unsur laporan penelitian yang belum atau tidak dimanfaatkan untuk unsur no 1-5. Bagus Aryo pun coba memberikan penjelasan. Menurutnya untuk unsur pertemuan ilmiah, UI lebih memfokuskan pertemuan ilmiah yang

bertaraf internasional. “Tahun ini, UI menganggarkan 50 juta rupiah untuk tiap fakultas yang ingin mengirimkan staf pengajarnya untuk mengikuti pertemuan ilmiah berskala internasional. Jika fakultas mengadakan pertemuan yang berskala nasional, kami tidak danai. Jadi mereka biasanya mendanai sendiri atau mencari sponsor”, tutur staf pengajar Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial ini memberikan alasan. Lebih lanjut doktor di bidang microfinance ini mengakui memang tidak banyak peneliti UI yang membuat buku, walaupun itu lebih mudah dibandingkan membuat artikel jurnal internasional. Bachtiar pun juga menyatakan hal yang sama. “Untuk bisa masuk ke dalam jurnal internasional itu sangat sulit dan butuh waktu yang lama. Tentunya akan jadi kebanggaan tersendiri bagi si peneliti tersebut karena dari sekian banyak tulisan yang masuk ke jurnal internasional, tapi tulisan dialah yang dimuat. Itu bisa memberikan prestise bagi dosen yang bersangkutan sekaligus juga menaikkan jumlah kum”, ungkap Bachtiar. Namun bukan berarti DRPM menganggap menulis buku tidak penting, karena DRPM terus mendorong peneliti UI untuk menulis buku dengan memberikan penghargaan penulis buku terbaik. Lebih lanjut pria yang mendapat gelar doktor dari Universitas Harvard di tahun 1995 ini mengemukakan saat ini DRPM tengah gencar membangun budaya meneliti. “Kami sampai datang ke fakultas-fakultas untuk menyosialisasikan hal ini. Selain itu kami juga mengadakan workshop bagaimana menulis artikel jurnal dan buku yang baik dalam bahasa Inggris sehingga akan muncul peneliti-peneliti baru di UI”, ujarnya bersemangat.

Terkait peringkat UI yang ke-33 untuk hasil penelitian yang tidak dimanfaatkan, Bachtiar pun coba memberikan penjelasan. “Itu adalah penelitian-penelitian yang mubazir karena tidak dimanfaatkan, jadi itu hanya sekedar laporan saja. Jadi jika UI ada di peringkat bawah, itu artinya bagus, karena artinya rata-rata penelitiannya itu terpakai”, ujar pria kelahiran Makasar ini. Ia menambahkan penelitian yang dilakukan UI sangat banyak sehingga mungkin yang tidak sempat dipublikasikan juga banyak. “Masih ada kemungkinan jika penelitian yang tidak terpakai juga besar”, tuturnya. Bagus Aryo pun turut menambahkan jika ada universitas yang berada di peringkat terbawah namun mendapat angka nol, ada kemungkinan mereka malah sama sekali tidak melakukan penelitian.

Harapan dengan terbitnya buku Dikti ini, Bachtiar mengingatkan supaya seluruh Sivitas Akademika UI tidak cepat berpuas diri yang mengakibatkan penurunan kinerja. “Kita seharusnya menjadikan peringkat yang diberikan oleh Dikti ini sebagai momentum untuk terus berkarya lebih baik”, tutur Bachtiar menutup pembicaraan. (SNT)

UI Peringkat Pertama Karya Ilmiah

Dengan mengikuti UMB, calon mahasiswa tidak hanya memilih masuk ke PTN, tetapi juga bisa ikut memilih masuk ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Hal ini diungkapkan Prof. dr. Usman Chatib Warsa, Sp.MK, Ph.D., selaku Koordinator Pelaksana UMB PTS. Ditemui di ruang kerjanya saat makan siang, mantan rektor UI ini mengungkapkan UMB PTS telah diadakan sejak 2008 dengan 27 PTS yang berpartisipasi sedangkan di 2010 ini jumlahnya naik menjadi 34 PTS yang ikut bergabung. “Para rektor universitas swasta yang kami ajak merespon positif tawaran kami,” tuturnya. UMB PTS ini direncanakan diselenggarakan pada Juli 2010.

Ketika disinggung mengenai jenis soal yang diujikan, Guru Besar Mikrobiologi ini menjelaskan pada soal UMB, soal yang digunakan merupakan tipe soal prediktif dan tidak ada Tes Potensi Akademik (TPA). “Ketika seseorang lulus SMU, materi yang diajarkan hanya sebatas sampai X, tetapi kami memberikan soal hingga materi Z misalnya, sehingga kami mengharapkan calon mahasiswa bisa berkreasi dengan pikirannya,” katanya.

UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010

Page 28: Agenda UI Terkini UIUpdate - ui.ac.id · tersebut merupakan perjalanan para Mapres mulai dari psikotest, tes bahasa Inggris, dan presentasi makalah yang berlangsung di FK UI, Salemba,

UpdateUIAgenda UI Terkini

28 UIUpdate | Edisi 04/Thn. II/2010UIUpdate | Edisi 05/Thn. II/2010