agama

4
1. Ikhtilaf menurut istilah adalah berlainan pendapat antara dua atau beberapa orang terhadap suatu objek (masalah) tertentu, baik berlainan itu dalam bentuk “tidak sama ” ataupun “bertentangan secara diametral . Penyebabnya : Perbedaan pendapat dalam memahami dalil (penafsiran lafadz di dalam Al Qur’an). Tsubut atau tidak adanya sebuah dalil. Perbedaan dalam menyikapi dalil yang bertentangan. Perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kaidah- kaidah ushul dan sebagian dasar dalam menggali hukum. Hal- hal yang kembali kepada Ta’arudl Sikap Kita : Yakin bahwa masalah khilafiyah itu wajar dan tidak bisa dihindari terjadinya. Khilafiyah sudah ada sejak awal mula risalah Islam pertama kali diturunkan di muka bumi. Yakin bahwa beda pendapat itu bukan dosa, justru sebaliknya kita jadi semakin punya khazanah yang kaya tentang ragam alur hukum. Yakin bahwa khilafiyah itu bukan persoalan yang harus ditangani dengan sewot dan emosi, melainkan sebuah kewajaran yang manusiawi. Selama masih ada Quran dan sunnah, sudah pasti muncul perbedaan pendapat. Karena sejak zaman nabi dan shahabat di mana Quran sedang turun dan hadits masih diucapkan oleh nabi, sudah ada perbedaan pendapat di kalangan mereka. Kalau perbedaan pendapat mau dihilangkan, maka hapus dulu Quran dan sunnah dari muka bumi. Kita diharamkan merasa diri paling benar dengan pendapat kita. Padahal kapasitas kita tidak pernah sampai kepada derajat ulama ahli istimbath hukum.

Upload: muhammad-furqon

Post on 04-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

1. Ikhtilaf menurut istilah adalah berlainan pendapat antara dua atau beberapa orang terhadap suatu objek (masalah) tertentu, baik berlainan itu dalam bentuk tidak sama ataupun bertentangan secara diametral .Penyebabnya : Perbedaan pendapat dalam memahami dalil (penafsiran lafadz di dalam Al Quran). Tsubut atau tidak adanya sebuah dalil. Perbedaan dalam menyikapi dalil yang bertentangan. Perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kaidah- kaidah ushul dan sebagian dasar dalam menggali hukum. Hal- hal yang kembali kepada TaarudlSikap Kita : Yakin bahwa masalah khilafiyah itu wajar dan tidak bisa dihindari terjadinya. Khilafiyah sudah ada sejak awal mula risalah Islam pertama kali diturunkan di muka bumi. Yakin bahwa beda pendapat itu bukan dosa, justru sebaliknya kita jadi semakin punya khazanah yang kaya tentang ragam alur hukum. Yakin bahwa khilafiyah itu bukan persoalan yang harus ditangani dengan sewot dan emosi, melainkan sebuah kewajaran yang manusiawi. Selama masih ada Quran dan sunnah, sudah pasti muncul perbedaan pendapat. Karena sejak zaman nabi dan shahabat di mana Quran sedang turun dan hadits masih diucapkan oleh nabi, sudah ada perbedaan pendapat di kalangan mereka. Kalau perbedaan pendapat mau dihilangkan, maka hapus dulu Quran dan sunnah dari muka bumi. Kita diharamkan merasa diri paling benar dengan pendapat kita. Padahal kapasitas kita tidak pernah sampai kepada derajat ulama ahli istimbath hukum. Kita diharamkan untuk mencaci maki ulama, apalagi sampai menuduh mereka ahli bidah, hanya lantaran para ulama itu tidak sama pandangannya dengan apa yang kita pikirkan. Kita tidak bisa memaksakan manusia untuk berpendapat sesuai dengan pendapat kita sendiri dengan menafikan, mengecilkan atau malah menghina pendapat orang lain. Tindakan seperti ini hanya dilakukan oleh mereka yang jahil dan tak berilmu. 2. Menurut Al-Ghazali:Akhlak adalah ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu.

Menurut A. Amin yang dinamakan akhlak adalah : kehendak yang dibiasakan artinya bahwa kehendak itu bisa membiasakan sesuatu, maka kebebasan itu dinamakan akhlakMenurut Ibnu Miskawah : Akhlak adalah sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu).. Menurut Barmawaie Umari Akhlak adalah : Penentuan batas antara baik dan buruk, teruji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Menurut Muhammad bin Ali Asy-Syariif Al-Jurjani.Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Menurut Ahmad bin Mushthafa (Thasy Kubra Zaadah) akhlak adalah :Ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan, yaitu : kekuatan itu adalah kekuatan marah, kekuatan syahwat.Menurut Muhammad bin Ali Al-faruqi At-Tahanawi akhlak adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat alami, agama dan harga diri.Menurut saya : (isi sendiri)Contoh: (Isi sendiri)

3. Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (taawun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.Dalil :Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, makalindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang amanbaginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui ( QS At- Taubah: 6)4. "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al-'Alaq : 1-5)Sabda Nabi : "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan" (HR. Ibnu Abdil Bar).Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan karena Begitu besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu.5. Adalah: hasil olah akal, budi, cipta, karsa, dan karya manusia yg tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan.Agama dan kebudayaan senantiasa memiliki hubungan dan relasi erat secara berkelindan. Dan sebagiamana agama memiliki peran aktif dalam peradaban dan kebudayaan manusia, kebudayaan juga membantu manusia dalam mengeksplorasi apa yang harus dan apa yang layak pada aktifitas kehidupan material dan spiritiual manusia yang bersandar pada rasionisasi dan afeksi transendental, dalam kehidupan rasionalnya dan menjadi faktor penyempurna kehidupan manusia. Demikian juga agama dan kebudayaan dengan menunjukkan tiga jenis tujuannya yang apabila diterapkan maka akan menjadi faktor pengubah yang menyeluruh pada lintasan kesempurnaan dan kematangan manusia.Budaya : Gerebeg Maulud, jamasan pusaka pada Malam Sura,rebana dll