agama
TRANSCRIPT
Kelompok 3Ayu Lestari
Desy Ayu AsariFatiya NabilahHilman ShobariNur Alfiah DamasRheina Windi SutiknoSaviraYuliantoYuliawanti Ginaris
Pengertian Ijtihad Ijtihad (Arab: اجتهاد) adalah sebuah usaha
yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Syarat – Syarat Melakukan Ijtihad
Mengerti makna yang dikandung oleh ayat
hukum dalam Al-Qur’an , baik secara bahasa
maupun menurut istilah syariat.
Mengetahui hadist hukum, baik secara
bahasa maupun dalam pemakaian syarak.
Mengetahui ayat atau hadist yang telah dimansukh( telah
dibatalkan atau diganti oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya
Fungsi IjtihadUntuk menguji kebenaran riwayat
hadist yang tidak sampai ke tingkat hadist mutawatir, seperti
hadist ahad .
Sebagai upaya memahami redaksi ayat atau hadist yang pengertiannya tidak tegas sehingga secara langsung tidak dapat dipahami kecuali dengan
ijtihad
Untuk mengembangkan prinsip hukum yang terdapat dalam Al-
Qur’an dan sunah , seperti dengan kias , istihsan , dan maslahat
mursalah
Bentuk-Bentuk Ijtihad • Ijma‘
Ijma' artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi.
CONTOHNYA :Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang masih terpisah, kemudian membukukannya sebagai mushaf. Juga mengenai diperbolehkan atau tidaknya bayi tabung, donor dan transfusi darah, dan donor kornea mata.
• Qiyâs
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Contohnya :
Mengharamkan minuman keras.
• Istihsân
Beberapa definisi Istihsân :– Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih
(ahli fikih), hanya karena dia merasa hal itu adalah benar.
– Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan olehnya
– Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak.
– Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan.
– Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang ada sebelumnya..