acara iii.docx
TRANSCRIPT
ACARA 3
PENENTUAN TETAPAN LAJU PADA REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Membuktikan bahwa reaksi saponifikasi etil asetat adalah orde dua dan menentukan
tetapan laju reaksi tersebut.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 15 Mei 2013
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Pengertian saponifikasi adalah reaksi yang terjadi pada hidrolisis asam lemak dengan
adanya basa kuat ( misalnya NaOH ). Istilah saponifikasi berdasarkan bahasa latin berasal
dari kata ''sapo'' yang berarti soap/sabun. Pada hidrolisis suatu ester yang berada dalam basa,
atau penyabunan sering kali menghasilkan asam karboksilat dan alkohol dengan rendemen
yang lebih baik dari pada hidrolisis asam. Karena penyabunan berada dalam suasana basa,
hasil penyabunan adalah asam karboksilat. Asam dihasilkan bila larutan itu diasamkan
(Fessenden, 1982 : 127).
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang
berlangsung sangat cepat misalnya reaksi penetralan antara larutan asam klorida dan larutan
natrium hidroksida, demikian pula reaksi pembentukan endapan perak klorida antara larutan
perak nitrat dan larutan natrium klorida. Jika larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan
larutan asam klorida encer akan terbentuk endapan belerang beberapa detik kemudian.
Sedangkan reaksi yang menyangkut proses geologi berlangsung sangat lambat. Laju reaksi
atau kecepatan reaksi adalah laju atau kecepatan berkuranya pereaksi atau terbentuknya
produk reaksi yang dapat dinyatakan dalam satuan mol.L-1, atm.s-1 (Sukardjo, 1989: 349).
27
Percobaan menunjukkan bahwa kelajuan reaksi kimia yang bersifat homogen
tergantung pada konsentrasi pereaksi-pereaksi. Reaksi homogen merupakan reaksi yang
hanya terjadi dalam satu fasa. Kelajuan suatu reaksi homogen tergantung pada konsentrasi
dari pereaksi-pereaksi dalam larutan. Larutan dapat berupa cairan atau gas. Dalam larutan
cairan konsentrasi dari pereaksi dapat diubah berdasarkan penambahan pereaksi atau
pengambilan pereaksi atau dengan pengubahan volume dari sistem atau berdasarkan
penambahan tau pengurangan pelarut. Penurunandalm suhu akan menurunkan kkelajuan dan
ini tak tergantung apakah reaksi eksoterm dan endoterm. Perubahan kelajuan terhadap suhu
dinyatakan oleh suatu perubahan dalm tetapan kelajuan spesifik k. Untuk setiap reaksi, k
naik dengan kenaikan suhu. Ada beberapa reaksi dapat dipercepat oleh adanya senyawa-
senyawa seperti tersebut dikenal sebagai katalisator dan pengaruh mereka dikenal sebagai
katalis. Dari fakta yang diamati, kinetika kimia telah diinterpretasikan dalam pengertian
teori tumbukan. Sesuai dengan teori tumbukan, kelajuan dari setiap langkah dalam suatu
reaksi adalah berbanding langsung dengan (1) jumlah tumbukan per detik antara partikel-
partikel yang bereaksi dalam langkah itu dan (2) bagian dari tumbukan itu yang efektif.
Kelajuan harus tergantung pada jumlah tumbukan per detik (Sastrohamidjojo, 2005: 159).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat - alat Praktikum
a. Buret 50 ml
b. Corong kaca
c. Erlenmayer 100 ml
d. Erlenmayer 250 ml
e. Gelas ukur 100 ml
f. Gelas ukur 25 ml
g. Hot plate
h. pipet tetes
i. pipet volume 5 ml
j. pipet volume 10 ml
k. Statif
l. Stopwatch
28
Campuran
100 mL etil asetat 0,02M 100 mL NaOH 0,02M
Dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL
Dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL
Diletakkan dalam bejana airDisamakan suhu larutanKedua larutan dicampur
Erlenmeyer 1 5 menit
Dimasukkan dalam 5 erlenmeyer yang berisi 20 mL HCl 0,02 MDengan masing-masing waktu pencampuran
Erlenmeyer 210 menit
Erlenmeyer 320 menit
Erlenmeyer 330 menit
Erlenmeyer 440 menit
m. Termometer 100
n. Penjepit Statif
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Larutan etil asetat 0,02 M
b. Larutan NaOH 0,02 M
c. Larutan HCl 0,02 M
d. Indikator PP
e. Aquades (H2O(l))
D. SKEMA KERJA
29
Dikocok+ indikator pp
Dikocok+ indikator pp
Dikocok+indikator pp
Dikocok+indikator pp
Dikocok+indikator pp
Dititrasi dengan NaOH 0,02 MDicatat volume titrasinya
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
ErlenmeyerWaktu reaksi
(menit)
Volume NaOH 0,02 M
(mL)
1 5 18
2 10 18,3
3 20 18,5
4 30 18,5
5 40 17
F. ANALISA DATA
a. Persamaan Reaksi
CH3COOC2H5(aq) + NaOH (aq) →CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq) + NaOH(aq) sisa
CH3COONa(aq) + HCl(aq) → CH3COOH(aq) + NaCl(aq)
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
NaOH(aq) sisa + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + HCl(aq) sisa
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
30
b. Perhitungan
i. Mencari mmol NaOH sisa reaksi
Dik : M HCl = 0,02 M
V HCl awal = 20 mL
V HCl akhir = V titrasi NaOH
Untuk 5 menit
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= M1 x V1 – M2 x V2
= 0,02 x 20 – 0,02 x 18
= 0,04 mmol
Untuk 10 menit
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= M1 x V1 – M2 x V2
= 0,02 x 20 – 0,02 x 18,3
= 0,034 mmol
Untuk 20 menit
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= M1 xV1 – M2 x V2
= 0,02 x 20 – 0,02 x 18,5
= 0,07 mmol
Untuk 30 menit
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= M1 x V1 – M2 x V2
= 0,02 x 20 – 0,02 x 18,5
31
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir= M1 . V1 – M2 . V2
= 0,03 mmol
Untuk 40 menit
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal – mmol HCl akhir
= M1 x V1 – M2 x V2
= 0,02 x 20 – 0,02 x 17
= 0,06 mmol
ii. Mencari mmol NaOH yang bereaksi
Dik : M NaOH = 0,02 M
V NaOH = 100 mL
mmol NaOH bereaksi = mmol NaOH awal – mmol NaOH sisa
= M . V – mmol NaOH sisa
Untuk 5 menit
mmol NaOH = mmol NaOH awal – mmol NaOH sisa
= ( M. V ) – ( mmol NaOH sisa )
= (0,02 x 100) – 0,04
= 1,96 mmol
Untuk 10 menit
mmol NaOH = mmol NaOH awal – mmol NaOH sisa
= ( M x V ) – ( mmol NaOH sisa )
= (0,02 x 100) – 0,034
= 1,966 mmol
Untuk 20 menit
mmol NaOH = mmol NaOH awal – mmol NaOH sisa
= ( M x V ) – ( mmol NaOH sisa )
= (0,02 x 100) – 0,03
= 1,97 mmol
32
Untuk 30 menit
mmol NaOH = mmol NaOH awal – mmol NaOH sisa
= ( M x V ) – ( mmol NaOH sisa )
= (0,02 x 100) – 0,03
= 1,97 mmol
Untuk 40 menit
mmol NaOH = mmol NaOH awal – mmol NaOH sisa
= ( M x V ) – ( mmol NaOH sisa )
= (0,02 x 100) – 0,06
= 1,94 mmol
iii. Mencari nilai x
x=mmolNaOH yangbereaksivolume NaOH awal
Untuk 5 menit
x=1,96100
=0,0196M
Untuk 10 menit
x=1,966100
=0,01966M
Untuk 20 menit
x=1,97100
=0,0197M
Untuk 30 menit
x=1,97100
=0,0197M
Untuk 40 menit
x=1,94100
=0,0194 M
33
iv. Mencari nilai 1a−x
Dik : a = konsentrasi awal NaOH = 0,02 M
Untuk 5 menit
1a−x
= 10,02−0,0196
=2500Mˉ ⁱ
Untuk 10 menit
1a−x
= 10,02−0,01966
=2941,18Mˉ ⁱ
Untuk 20 menit
1a−x
= 10,02−0,0197
=3333,33Mˉ ⁱ
Untuk 30 menit
1a−x
= 10,02−0,0197
=3333,33Mˉ ⁱ
Untuk 40 menit
1a−x
= 10,02−0,0194
=1667,67M ˉ ⁱ
v. Tabel Analog t (waktu) dengan 1a−x
t (menit) 1a−x
(M−1)
5 2500
10 2941,18
20 3333,33
30 3333,33
40 1667,67
34
vi. Grafik hubungan t (waktu) dengan 1a−x
intersep
=
3136,9
Slope
= -
127,25
vii. Mencari nilai k
Dik : a = V HCl awal = 20 mL
x= V titrasi NaOH
t= waktu
t = 5 menit
k=1t×a−xa (x)
¿ 15×
20−1820 (18)
¿1,112.10−3M−1 s−1
35
5 10 20 30 400
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
f(x) = − 127.251 x + 3136.855R² = 0.083001538414923
waktu (menit)
1/a-
x
k=1t×a−xa (x)
t = 10 menit
k=1t×a−xa (x)
¿ 110×
20−18,320 (18,3)
¿4,64. 10−4M−1 s−1
t = 20 menit
k=1t×a−xa (x)
¿ 120×
20−18,520 (18,5)
¿2,025. 10−4M−1 s−1
t = 30 menit
k=1t×a−xa (x)
¿ 130×
20−18,520 (18,5)
¿1,215. 10−4M−1 s−1
t = 40 menit
k=1t×a−xa (x)
¿ 140×
20−1720(17)
¿2,205. 10−4M−1 s−1
36
G. PEMBAHASAN
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi pada hidrolisis asam lemah ester dengan
adanya basa (misalkan NaOH). Saponifikasi disebut juga reaksi penyabunan karena reaksi
berlangsung dalam suasana basa dan menghasilkan garam karboksilat.
Pada praktikum kali ini, reaksi saponifikasi dilakukan dengan menghidrolisis etil
asetat menggunakan NaOH. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap konsentrasi, maka
dilakukan pemanasan pada campuran dalam 5 waktu yang berbeda, yaitu 5, 10, 20, 30 dan
40 menit. Pemanasan ini juga akan berpengaruh terhadap laju reaksi karena pengaruh
konsentrasi dari pemanasan tersebut. Selain itu percobaan ini juga bertujuan untuk
mengethaui bahwa reaksi saponifikasi etil asetat berlangsung pada orde dua.
Pertama tama etil asetat disamakan suhunya terlebih dahulu dengan NaOH
dengan cara melakukan pemanasan terhadap larutan yang memiliki suhu lebih rendah.
Tujuan dari penyamaan suhu kedua larutan ini adalah untuk mempermudah melakukan
pengamatan, seperti yang kita ketahui bahwa faktor yang mempengaruhi reaksi tidak hanya
konsentrasi saja, tetapi suhu awal larutan juga berpengaruh, untuk itu maka perlu
disamakan suhu terlebih dahulu pada kedua larutan sebelum dicampurkan untuk
menghilangkan faktor pengaruh suhu terhadap hasil reaksi.
Larutan yang telah bercampur kemudian dipanaskan dalam waktu yang berbeda
bertujuan untuk mengamati laju reaksi. Penentuan laju reaksi yang berlangsung
berhubungan dengan konsentrasi NaOH yang ditentukan dalam titrasi. Prosesnya ialah
pertama tama saat etil asetat dan NaOH bereaksi, maka akan dihasilkan etanol dan
CH3COONa akan tetapi tidak semua NaOH yang bereaksi dengan etil asetat membentuk
etanol melainkan masih ada NaOH yang tersisa sehingga menyebabkan larutan sedikit
bersifat basa. Untuk itulah kita perlu menambahkan HCl pada larutan dengan tujuan untuk
menetralkan larutan yang bersifat basa. Karena HCl merupakan larutan yang bersifat asam
kuat,reaksi antara basa kuat dengan asam kuat akan menghasilkan produk yang bersifat
netral. Sehingga untuk mengetahui jumlah NaOH yang bereaksi dengan etil asetat, maka
kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa NaOH yang tersisa dalam reaksi, karena
jumlah NaOH yang bereaksi = umlah NaOH awal – jumlah NaOH sisa reaksi. Dan untuk
37
mengetahui jumlah NaOH sisa reaksi, kita juga perlu mengetahui terlebih dahulu jumlah
NaOH yang bereaksi dengan HCl, karena jumlah HCl yang bereaksi dengan NaOH sama
yang tidak bereaksi belum diketahui, maka kita dapat menghitung jumlah mmol HCl yang
tidak bereaksi tersebut dengan cara melakukan titrasi HCl menggunakan NaOH dalam
buret dengan PP sebagai Indikator. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan semakin
banyak waktu pemanasan yang dilakukan maka jumlah NaOH yang beraksi menjadi
semakin besar, yaitu pada t = 5 menit mmol NaOH yang bereaksi = 1,96 ; pada t = 10
menit mmol NaOH yang bereaksi = 1,966 dan pada t = 15 menit mmol NaOH yang
bereaksi = 1,97 mmol. Akan tetapi pada pemanasan dengan selama 30 – 40 menit, mmol
NaOH yang bereaksi mengalami penurunan. Kemungkinan kesalahan terjadi karena proses
pemanasan yang dilakukan tidak kontinu, sehingga pada pemanasan yang seharusnya
semakin lama akan menyebabkan suhu semakin panas, tetapi karena pemanasan yang tidak
kontinu menyebabkan suhu menjadi naik turun, sehingga ada kemungkinan pada
pemanasan saat t = 30 dan t = 40 menit suhunya justru lebih rendah dibandig waktu
sebelumnya, sehingga NaOH yang bereaksi pun menjadi turun.
Dalam proses titrasi yang dilakukan, sebelum dititrasi larutan ditambahkan
dengan Indikator PP terlebih dahulu yang berfungsi sebagai indikator yang menunjukkan
perubahan warna dan menandakan titik akhir titrasi. Pada larutan asam, indikator PP tidak
berwarna sedangkan pada larutan basa akan berwarna merah dan memiliki trayek pH 8,3-
10. Pada saat larutan berwarna merah muda, titrasi dihentikan karena campuran telah
mencapai titik ekivalen.
Untuk mengetahui apakah laju reaksi berlangsung dua orde atau tidak dapat
ditunjukkan dengan ada atau tidaknya dua nilai k yang saling berdekatan. Untuk itu kita
perlu menentukan terlebih dahulu nilai k pada masing masing waktu pemanasan, dimana
nilai k = intersep. Karena reaksi saponifikasi ini dikatakan berlangsung pada orde dua,
maka grafik untuk menentuka intersep yang digunakan adalah grafik hubungan antara t vs
1/(a-x) , dan akan diperoleh persamaan y = ax + b dimana a = slope dan b = intersep = k.
Nilai k yang didapat adala k5 = 1,112.10−3M−1 s−1 ; k10 = 4,64. 10−4M−1 s−1 ; k20=
2,025. 10−4M−1 s−1; k30 = 1,215. 10−4M−1 s−1 ; dan pada k40 = 2,205. 10−4M−1 s−1, nilai yang
38
berdekatan adalah pada k20 dan k40 sehingga konstanta reaksi sama dengan selisih antara kedua nilai
k yang berdekatan yaitu = 0,2 x 104 atau sama dengan 2 x 105.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa reaksi
saponifikasi etil asetat merupakan orde dua yang dapat ditentukan melalui percobaan dan
dalam percobaan ini didapat grafik yang tidak linear yang seharusnya linear seiring
bertambahnya waktu serta dari percobaan didapat niali tetapan laju reaksi saponifikasi etil
asetat sebesar 1,8. 10-5.
39