abstrak - sinta.unud.ac.id · the research goal was to knowing judicial review of the share...

34
ABSTRAK Untuk meningkatkan jumlah investasi asing di Indonesia, diperlukan langkah- langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal mengenai pengaturan kepemilikan saham. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kajian yurisidis terhadap pengaturan kepemilikan saham yang berimbang pada Penanaman Modal Asing yang berbentuk PT.JointVenture dan perlindungan hukum terhadap pemegang saham yang memiliki saham yang berimbang jika terjadi sengketa. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian normatif. Dalam kontrak joint venture diatur tentang pembagian saham. Pihak asing dapat memiliki saham maksimal 95% dan domestik minimal 5%. Dari kerjasama ini akan membentuk badan hukum baru, yang merupakan perpaduan antara badan hukum asing dengan badan hukum domestik. Perlindungan hukum terhadap pemegang saham sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 namun perlindungan ini kurang jelas karna tidak secara jelas memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang saham mayoritas minoritas atau pemegang saham yang memiliki kepemilikan saham yang berimbang. Kata Kunci : Investasi, Saham, Sengketa, Perlindungan Hukum

Upload: doannga

Post on 16-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

ABSTRAK

Untuk meningkatkan jumlah investasi asing di Indonesia, diperlukan langkah-

langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu menetapkan Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal mengenai pengaturan kepemilikan saham.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kajian yurisidis terhadap

pengaturan kepemilikan saham yang berimbang pada Penanaman Modal Asing yang

berbentuk PT.JointVenture dan perlindungan hukum terhadap pemegang saham yang

memiliki saham yang berimbang jika terjadi sengketa. Jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian normatif.

Dalam kontrak joint venture diatur tentang pembagian saham. Pihak asing

dapat memiliki saham maksimal 95% dan domestik minimal 5%. Dari kerjasama ini

akan membentuk badan hukum baru, yang merupakan perpaduan antara badan hukum

asing dengan badan hukum domestik. Perlindungan hukum terhadap pemegang

saham sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 namun

perlindungan ini kurang jelas karna tidak secara jelas memberikan perlindungan

hukum terhadap pemegang saham mayoritas minoritas atau pemegang saham yang

memiliki kepemilikan saham yang berimbang.

Kata Kunci : Investasi, Saham, Sengketa, Perlindungan Hukum

Page 2: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

ABSTRACT

To increase the foreign investment in Indonesia, the necessary steps that have been

taken by the government that enacted Act Number 25 Of 2007 about investment, by

share ownership arrangements impartial .

The research goal was to knowing judicial review of the share ownership

arrangements impartial in PT.PMA (PT.Joint Venture) and the legal protection of the

shareholders who own shares in the event of a dispute impartial. Type used in this

paper is a normative legal research.

In a joint venture contract is set on the division of share. Foreign parties can have a

maximum of 95% and a minimum of 5% of domestic. Of this cooperation will form a

new legal entity which is a blend of foreign legal entities with domestic legal entities.

Legal protection of the shareholders has been Act Number 25 Of 2007, but this

protection is less clear because we are not expressly provide legal protection against

the majority of the minority or a shareholders with a shareholding impartial.

Keywords : Investment, Share, Legal Action, Legal Protection

Page 3: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM……………. . ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……………… iii

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI…………… . iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………… v

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. . vi

ABSTRAK…………………………………………………………………. ix

ABSTRACT………………………………………………………………... . x

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. . 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6

1.3 Ruang Lingkup Masalah .......................................................... 7

1.4 Orisinalitas ............................................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 10

Page 4: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

1.5.1 Tujuan Umum ............................................................... 10

1.5.2 Tujuan Khusus ............................................................. 10

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................... 11

1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 11

1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................ 11

1.7 Landasan Teoritis ..................................................................... 11

1.8 Metode Penelitian ..................................................................... 21

1.8.1 Jenis Penelitian ............................................................. 21

1.8.2 Jenis Pendekatan .......................................................... 22

1.8.3 Sumber Bahan Hukum ................................................. 22

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ........................... 23

1.8.5 Teknik Analisis Bahan Hukum .................................... 24

BAB II TINJAUAN UMUM PENANAMAN MODAL ASING DAN

KEPEMILIKAN SAHAM…………………………………… ... 26

2.1 Penanaman Modal Asing…………………………………… 26

2.1.1 Pengertian Penanaman Modal Asing ..................... 26

2.1.2 Bentuk-Bentuk Penanaman Modal Asing Secara

Langsung ................................................................. 28

2.1.3 Fasilitas Penanaman Modal .................................... 33

2.2 Kepemilikan Saham ............................................................ 36

Page 5: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

2.2.1 Pengertian Saham .................................................... 36

2.2.2 Jenis-Jenis Kepemilikan Saham .............................. 40

2.2.3 Prinsip-Prinsip Umum Kepemilikan

Saham……………. ................................................ 44

BAB III PENGATURAN KEPEMILIKAN SAHAM DALAM

PENANAMAN MODAL ASING (PT.JOINT VENTURE) ..... 47

3.1 Prosedur Kepemilikan Saham Dalam Penanaman Modal

Asing ........................................................................................ 47

3.2 Dasar Hukum Perjanjian Joint Venture.................................... 53

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG

SAHAM JIKA TERJADI SENGKETA TERHADAP

KEPEMILIKAN SAHAM YANG BERIMBANG PADA

PMA(PT.JOINT VENTURE)...................................................... 57

4.1 Upaya Penyelesaian Sengketa Dalam Penanaman Modal

Pada PMA (PT.Joint Venture) ................................................. 57

4.2 Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Saham Yang

Memiliki Kepemilikan Saham Yang Berimbang Jika terjadi

Sengketa Pada PMA(PT.JOINT VENTURE) ........................ 64

Page 6: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 67

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 67

5.2 Saran ......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelangsungan pembangunan nasional sangat membutuhkan dana. Dana

yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi tersebut tidak dapat dicukupi

dari investasi pemerintah dan swasta nasional saja. Oleh karena itu, untuk

menutupi kekurangan dana dari dalam negeri tersebut dibutuhkan modal dari

luar negeri atau modal asing.

Penanaman modal asing (PMA) terutama di negara-negara yang sedang

berkembang termasuk di Indonesia adalah diperuntukan bagi pengembangan

usaha dan menggali potensi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan

memanfaatkan potensi-potensi modal, skill atau managerial, dan teknologi yang

dibawa serta para investor asing untuk akselerasi pembangunan ekonomi negara

berkembang sepanjang tidak mengakibatkan ketergantungan yang terus-menerus

serta tidak merugikan kepentingan nasional.1

Penanaman modal asing yang dilaksanakan di Indonesia diharuskan

dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan hukum Indonesia dan

berkedudukuan di Indonesia. Jadi, suatu perusahaan penanam modal asing (PT.

Penanam Modal Asing) selain tunduk pada Undang – Undang Nomor 40 Tahun

1 Rosyidah Rakmawati, 2003, Hukum Penanaman Modal di Indonesia dalam Menghadapi Era

Global, Bayumedia, Malang, h. 8

Page 8: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

2007 tentang Perseroan Terbatas, juga tunduk kepada Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal beserta seluruh peraturan

pelaksanaannya. Apabila perusahaan tersebut tidak dalam bentuk Perseroan

Terbatas (PT), maka fasilitas yang diberikan untuk penanam modal asing tidak

berlaku bagi penanam modal asing yang tidak berbentuk Perseroan Terbatas

(PT).

Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal baik

penanaman modal di dalam negeri maupun di luar negeri untuk melakukan

usaha di wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya disebutkan juga bahwa

penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melaksanakan

usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing

sepenuhnya maupun yang bergabung dengan penanaman modal dalam negeri

(Pasal 1 angka 3 UUPM).

Undang-Undang Penanaman Modal juga memberikan definisi yuridis

tentang modal asing, dimana modal asing adalah modal yang dimiliki oleh

negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan

hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh

modalnya dimiliki oleh pihak asing (Pasal 1 angka 8).

Penggunaan modal dalam PT untuk kegiatan usaha hanya dapat

digunakan dengan persetujuan perseroan yang ditempuh dengan mekanisme dan

kesepakatan para pemegang saham yang dituangkan dalam anggaran dasar.

Page 9: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Sehingga setiap tindakan dalam PT merupakan tindakan atas nama perseroan

dan tidak bisa dilakukan hanya dengan persetujuan orang

Page 10: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

perorangan semata. Demikian pula, bentuk penyertaan modal asing dalam suatu

PT yang dapat dibuktikan dengan saham. Pengalokasian modal dengan bentuk

saham ini memiliki maksud dan tujuan yang di antaranya menentukan :

(i) besar suara dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan perseroan dan

(ii) menentukan besar dividen dan/atau kerugian (tanggung jawab) yang akan

diterima/diderita atas kegiatan usaha perseroan.

Secara umum syarat-syarat pendirian perseroan terbatas penanaman

modal asing yang diperlukan adalah hampir sama dengan pendirian perseroan

terbatas bukan PMA (PT umum). Bedanya hanya terletak pada status

kewarganegaraan salah satu pemegang saham perseroan. Namun sebelum

dibuatkan akta pendiriannya terlebih dahulu harus mengajukan permohonan ijin

pendirian kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengenai

maksud dan tujuan dan didirikannnya perseroan terbatas. Permohonan ini

diajukan oleh para calon pemegang saham disertai dengan data-data lengkap,

besarnya modal serta lingkup usaha yang akan diajukan.

Modal asing dalam pendirian PT ada 2 sumbemya, yaitu :

a. Penanaman modal asing secara penguasaan penuh atas semua modal yang

ditanamkan.

b. Penanaman modal asing atas dasar kerja sama patungan “Joint Venture”

dengan modal yang terbagi.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pendirian perusahaan yang

menggunakan badan hukum Indonesia dan berbentuk PT serta berkedudukan

Page 11: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

dalam wilayah Indonesia merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh penanaman

modal asing bilamana ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam UU penanaman Modal

No.25 Tahun 2007, maka yang disebut sebagai “Penanaman Modal Asing”,

harus memenuhi beberapa unsur berikut :

1. Merupakan kegiatan menanam modal

2. Untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

3. Dilakukan oleh penanam modal asing

4. Menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri.

Adapun bentuk penanaman modal ini dapat dilakukan melalui beberapa

cara, diantaranya :

1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian Perseroan Terbatas

2. Membeli saham

3. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (UU PMA

Pasal 5 Ayat 3)

Berdasarkan pengertian ini, maka dapat diketahui bahwa setiap

Perusahaan yang didalamnya terdapat Modal Asing, tanpa melihat batasan

jumlah modal tersebut dapat dikategorikan sebagai PMA.

Ketentuan Pasal 5 Ayat (3) UU PMA yang berbunyi

“Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman

dalam bentuk pereroan terbatas dilakukan dengan :

Page 12: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

a. mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;

b. membeli saham; dan

c. melakukan cara lain dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Bunyi ketentuan pasal 5 (3) UU PMA menimbulkan kabur norma, yang

menimbulkan implikasi yuridis baik secara normatif maupun empiris. Secara

normatif ketentuan tersebut mengandung makna bahwa terjadi keragu-raguan

dalam mengetahui berapa jumlah minimal atau maximal dalam kepemilikan

saham bagi penanam modal asing dan penanam modal dalam negeri.Hal ini

dapat menimbulkan terjadinya konflik dikemudian hari antara para penanam

modal baik penanam modal asing maupun dalam negeri dalam pembagian

saham dalam suatu perusahaan.

Saham merupakan sejumlah uang yang diinvestasikan oleh investor

dalam suatu perseroan. Atas investasi itu pada umumnya pemegang saham

mendapat keuntungan dari perseroan dalam deviden sebanding dengan besarnya

uang yang diinvestasikan.

Kepemilikan atas suatu saham, memberikan hak pada pemilik saham.

Hak-hak tersebut diatur dalam Pasal 52 ayat (1) UUPT, yakni :

1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;

2. Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi:

3. Menjalankan hak lain berdasarkan UUPT hak pemegang saham juga dapat

dikategorikan juga ke dalam :

Page 13: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

a. Hak untuk melakukan pengendalian terhadap PT, berlaku bagi pemegang

saham mayoritas/pengendali

b. Hak untuk melakukan pengawasan terhadap PT, dinikmati oleh

pemegang saham minoritas (non-pengendali).

Namun apabila dalam suatu PT terdapat kepemilikan saham yang

memiliki jumlah saham yang berimbang yaitu 50:50 maka para pemegang

saham tersebut memiliki hak yang sama dalam mengendalikan suatu PT.

Salah satu contoh yangterjadi yaitu mengenai kepemilikan saham yang

terdapat pada PT.GRASS RESTAURANT AND LOUNGE adalah perusahaan

yang bergerak dibidang :

a. Jasa konsultasi pariwisata.

b. Usaha penyediaan makanan dan minuman.

c. Pemesanan akomodasi, restaurant, tempat konvensi dan tempat

pertunjukan seni budaya.

d. Pemesanan akomodasi, restaurant dan tiket.

e. Restaurant dan bar.

Dalam perusahaan tersebut terdapat pemegang saham yang memiliki

kepemilikan saham yang berimbang yaitu 50:50 sehingga kedua pemegang

saham tersebut memiliki hak yang sama dalam mengendalikan PT tersebut.

Ketika terjadi suatu kepentingan yang mendesak terhadap perusahaan tersebut

tentunya akan melibatkan para pemegang saham yang mengambil keputusan,

Page 14: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

namun ketika terjadi kepemilikan saham 50:50 tentunya tidak ada posisi

dominan dari para pemegang saham tersebut.

Berdasarkan uraian singkat diatas maka penulis merasa perlu diadakan

penelitian mengenai “KAJIAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN

KEPEMILIKAN SAHAM YANG BERIMBANG PADA PENANAMAN

MODAL ASING YANG BERBENTUK JOINT VENTURE (STUDI PADA

PT.GRASS RESTAURANT AND LOUNGE)” .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan dua

permasalahan sehubungan dengan judul skripsi ini , yaitu :

1. Bagaimana pengaturan terhadap kepemilikan saham yang berimbang dalam

Penanaman Modal Asing yang berbentuk PT.Joint Venture?

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pemegang saham yang memiliki

kepemilikan saham yang berimbang jika terjadi sengketa pada Penanaman

Modal Asing yang berbentuk PT.Joint Venture?

Page 15: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Setiap karya ilmiah diperlukan adanya suatu ketegasan tentang materi

yang diuraikan, hal ini disebabkan untuk mencegah agar materi yang dibahas

tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka ruang lingkup yang akan

dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut2 :

Hubungannya dengan permasalahan yang pertama, maka disini akan

diuraikan tentang pengaturan terhadap kepemilikan saham dalam PT.Penanaman

Modal Asing. Sedangkan permasalahan yang kedua terbatas pada mekanisme

perlindungan hukum terhadap pemegang saham jika terjadi sengketa terhadap

kepemilikan saham yang berimbang.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Berdasarkan hasil dari penulisan penelitian ditemukan suatu pemikiran

dan pemaparan asli dari suatu penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat

dan dikembangkan sendiri oleh penulisnya. Walaupun adanya pembahasan yang

menyerupai dari judul penelitian yang saya buat tapi dalam seginya pembahasan

berbeda. Peneliti menampilkan 3 skripsi pembahasannya berbeda antara lain :

2 M Iqbal Hasan, 2002, Pokok-Pokok MateriMetode Penelitian Dan Aplikasinya, Cet I, Ghalia

Indonesia, Jakarta, h.43.

Page 16: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Tabel 1.1. Daftar Penelitian Yang Sejenis.

No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah

1.

Kedudukan

Pemegang Saham

Minoritas Terhadap

Hak Suara Pada

Perseroan Terbatas

Di Tinjau Dari UU

No.40 Tahun 2007

I Gusti Ayu Made

Christina Dewi,

Fakultas Hukum

Universitas

Udayana

Denpasar Tahun

2010

1. Bagaimanakah

Kedudukan

Rapat Umum

Pemegang

Saham ditinjau

dari Undang-

Undang No. 40

tahun 2007?

2. Bagaimanakah

Perlindungan

Hukum

Pemegang

Saham Minoritas

di Tinjau dari

Undang-Undang

No.40 Tahun

2007?

2. Tinjauan Hukum

Tentang

Felicia Halim,

Fakultas Hukum

1. Bagaimanakah

Perlindungan Hukum

Page 17: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Kepemilikan

Saham

Asing Dalam

Perusahaan

Penanaman Modal

Kerjasama

Patungan

(Studi Pada

PT. INALUM)

Universitas

Sumatera Utara

Medan Tahun

2009

Pemegang Saham

Minoritas di Tinjau

dari Undang-Undang

No.40 Tahun 2007?

2.Bagaimana Manfaat

Penanaman Modal

Langsung dan

Bagaimana

Penanaman Modal

Asing Di Indonesia ?

Tabel 1.2. Daftar Penelitian Penulis

No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah

1. Kajian Yuridis

Terhadap Pegaturan

Kepemlikan Saham

Yang Berimbang

pada Penanaman

Modal Asing yang

berbentuk PT.Joint

Venture ( Studi

Margareth Vera

Sonia Korassa

Fakultas Hukum

Universitas Udayana

Tahun 2016

1.Bagaimana pengaturan

terhadap kepemilikan

saham yang berimbang

dalam Penanaman

Modal Asing yang

berbentuk PT.Joint

Venture?

2.Bagaimana

Page 18: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Pada PT.Grass

Restaurant And

Lounge)

perlindungan hukum

terhadap pemegang

saham yang memiliki

kepemilikan saham yang

berimbang jika terjadi

sengketa pada

Penanaman Modal

Asing yang berbentuk

PT.Joint Venture?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penulis yang hendak dicapai adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menambah wawasan pengaturan kepemilikan

saham PT.PMA.

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap para pemegang

saham yang memiliki saham yang berimbang dalam suatu PT.PMA.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulis yang hendak dicapai adalah sebagai

berikut :

Page 19: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

1. Untuk memahami lebih dalam bagaimana pengaturan kepemilikan

saham dalam suatu PT.PMA

2. Untuk memahami dan mendalami bagaimana perlindungan hukum

terhadap para pemegang saham yang memiliki saham yang

berimbang dalam penyelesaian sengketa kepemilikan saham dalam

PT. PMA.

1.6 Manfaat Penelitian

Melalui penulisan ini terdapat adanya manfaat penelitian dibagi menjadi

dua yaitu secara teoritis dan secara praktis. Adapun penjelasannya sebagai

berikut :

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Sumbangan pemikiran kepemilikan saham dalam suatu PT. PMA.

2. Manfaat pengetahuan bagi konsep-konsep ahli hukum dalam

mengidentifikasi dan menganalisa dibidang kepemilikan saham

dalam PT. PMA.

1.6.2 Manfaat Praktis

Page 20: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Dari segi praktis, diharapkan hasil penulisan ini dapat berguna

sebagai berikut :

1. Dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal

untuk mengetahui pengaturan kepemilikan saham.

2. Dapat memberikan informasi mengenai perlindungan hukum

terhadap para pemegang saham yang memiliki kepemilikan saham

yang berimbang.

1.7 Landasan Teoritis

Landasan Teoritis merupakan dukungan teori, konsep, asas dan

pendapat-pendapat hukum dalam membangun atau memperkuat kebenaran dan

permasalahan yang dianalisis, dalam setiap penelitian harus disertai dengan

pemikiran-pemikiran teoritis, oleh karena ada hubungan timbal balik yang erat

antara teori dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, analisa, serta

konstruksi data. Dan karena itu maka terlebih dahulu sangat diperlukan atau

dikemukakan beberapa teori berupa pendapat para ahli yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti.

Teori yang dipakai membahas permasalahan sedang diteliti dalam skripsi

ini antara lain :

a. Teori Perlindungan Hukum

Philipus M. Hadjon mengemukakan bahwa :

Page 21: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Perlindungan hukum merupakan perlindungan harkat dan martabat

dan pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum

dalam negara hukum dengan berdasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku

di negara tersebut guna mencegah terjadinya kesewenangwenangan.

Perlindungan hukum itu pada umumnya berbentuk suatu peraturan tertulis,

sehingga sifatnya lebih mengikat dan akan mengakibatkan adanya sanksi yang

harus dijatuhkan kepada pihak yang melanggarnya.3

Menurut Philipus M. Hadjon, dibedakan dua macam perlindungan

hukum, yaitu :4

1. Perlindungan hukum yang preventif yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya permasalahan atau sengketa.

2. Perlindungan hukum yang represif yang bertujuan untuk menyelesaikan

permasalahan atau sengketa yang timbul.

b. Teori Kepastian Hukum

Dalam menjawab rumusan permasalahan yang ada kerangka teori

yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penulisan ini adalah teori

kepastian hukum. Teori Kepastian hukum mengandung 2 (dua) pengertian

yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat individu

mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua

3 Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia,Bina Ilmu, ,

Surabaya, h. 205

4 Ibid , h.117

Page 22: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

berupa keamanan hukum bagi individu dan kesewenangan pemerintah karena

dengan adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat

mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara

terhadap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal dalam

undang-undang melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan hakim

antara putusan hakim yang satu dengan putusan hakimn lainnya untuk kasus

yang serupa yang telah di putuskan.5

Bagi investor asing, hukum dan Undang-Undang menjadi salah satu

tolak ukur untuk menentukan kondusif tidaknya kondisi investasi di suatu

Negara. Pelaku usaha yang menanamkan modalnya di negara berkembang

sangat mempertimbangkan kondisi hukum di negara tersebut. Infrastruktur

hukum bagi investor menjadi instrument penting dalam menjamin investasi

mereka. Secara umum kepastian hukum sebagai konsep menekankan pada

perkataan kepastian dan mengenai kepastian itu sendiri, kepastian hukum

mengarah pada deskripsi tentang hukum yang meyakinkan, teliti, tepat dan

pasti. Kepastian hukum sangat dibutuhkan oleh investor sebab dalam

melakukan investasi selain tunduk kepada ketentuan hukum investasi juga

ketentuan lain yang terkait dan tidak bisa dilepaskan begitu saja.6 Kepastian

5 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Pranada Media Group,

Jakarta, h 158

6 Sentosa Sembiring, 2010, Hukum Investasi, Nuansa Aulia, Bandung, h.32.

Page 23: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

hukum dalam hukum investasi positif yang dilaksanakan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal berkaitan

erat dengan kebijakan dasar penanaman modal sebagaimana dimaksud Pasal 4

ayat (2) yang menempatkan pemerintah agar :

a. Memberikan perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan

penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional;

b. Menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha

bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan

berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

c. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan

kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Di dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman.

Modal, asas kepastian hukum ditentukan dalam Pasal 3 ayat (1) huruf

a, dalam penjelasannya :

“Asas dalam Negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan

peraturan perUndang-Undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan

dan tindakan dalam bidang penanaman modal”.

Berdasarkan penjelasan di atas tampak bahwa kepastian hukum

mengandung persamaan dengan supermasi hukum. Isu supermasi hukum yang

berkembang bersamaan dengan urgensi adanya hukum yang pada dasarnya

bertujuan mewujudkan keadilan. Keadilan tercapai karena setiap orang

diberikan bagian sesuai jasanya sedangkan dalam hal hukum bertujuan

Page 24: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

mewujudkan kebahagian sebanyak mungkin orang. Kebahagian ini terwujud

apabila setiap orang memperoleh kesempatan sama di barengi penciptaan

ketertiban. Oleh karena itu, supermasi hukum dan kepastian hukum tampak

memiliki hubungan saling melengkapi.

Dapat ditujukan bahwa pengertian terhadap penanaman modal oleh

masing-masing Negara penerima modal tergantung atau ada keterkaitan

dengan salah satu teori yang dianut ataukah merupakan variasi dari berbagai

teori. Hal ini dapat dilihat pada masing-masing pengaturan Negara peneriman

modal terhadap keberadaan penanaman modal khususnya penanaman modal

asing yang dinyatakan dalam berbagai peraturan Perundang-Undangan

Penanaman Modal masing-masing Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2007 tentang

penanaman modal sekaligus mengatur 2 (dua) bentuk penerimaan modal :

- Penanaman modal asing (foreign investment) dan

- Penanaman modal lokal (domestic investment)

Namun semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang

merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Republik Indonesia no. 1 Tahun

1967 tentang penanaman modal asing sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1970 dan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 6 Tahun 1968 tentang penanaman modal dalam

negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 11 Tahun 1970, dengan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak

Page 25: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

bertentangan dan belum di atur dengan peraturan pelaksanaan yang baru.

(Pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007).

Undang-Undang Republik. Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal Pasal 1 ayat (1) memberikan definisi penanaman modal

sebagai berikut:

“Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal,

baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia”.

Selanjutnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007

Pasal 1 ayat (2) menyebutkan :

“Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri dengan menggunakan

modal dalam negeri”.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Pasal

1 ayat (3) menyebutkan :

“Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal

asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal

dalam negeri”.

Bagi Negara tempat diiakukannya kegiatan penanaman modal (host

country) kehadiran penanaman modal asing tidak saja penting dari

segi perolehan devisa atau untuk melengkapi keterbatasan biaya

pembangunan, tetapi efek lain yang ditimbulkan oleh kegiatan

penanaman modal pada pembangunan ekonomi host country, antara

lain penyediaan lapangan kerja, penghematan devisa melalui

pengembangan industri non-migas, pembangunan daerah-daerah

tertinggal alih teknologi dan peningkatan sumber daya manusia.7

7 Erman Rajagukguk, 2005, Hukum Investasi di Indonesia, Fakultas Hukum Indonesia, Jakarta,

h. 20-39

Page 26: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Dengan demikian kehadiran penanam modal asing memberikan

sejumlah manfaat bagi tuan rumah (host country,). Manfaat secara langsung di

peroleh dan pemasukan tambahan devisa yang berasal dari modal yang

dibawa dana pajak-pajak yang dibayar kepada Negara. Kegiatan penanaman

modal asing dapat pula mengakibatkan sejumlah dampak negatif, misalnya :

semakin buruknya distribusi pendapatan karena terjadinya perbedaan tingkat

upah antara golongan pekerja, mendorong pola konsumsi mewah pada

masyarakat host country, ketidak keseimbangan neraca pembayaran yang

dapat saja terjadi karena impor lebih besar dari ekspor, oleh karena itu

diperlukan keseimbangan pengaturan.

Melihat kondisi Indonesia setidaknya ada lima alasan mendasar

mengapa Indonesia membutuhkan penanaman modal asing saat ini :

a) Penyediaan lapangan kerja

b) Mengembangkan industri substitusi impor

c) Mendorong berkembangnya industri barang-.barang non-migas

d) Pembangunan daerah-daerah tertinggal

e) Alih teknologi

Kegiatan penanaman modal secara patungan yang di jalin antara

penanaman modal dalam negeri dengan penanaman modal asing yang tetap di

cantumkan kembali pada Pasal 1 ayat (3) UU No. 25 Tahun 2007 telah

Page 27: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

berlangsung sejak pemerintahan Indonesia membuka kesempatan penanaman

modal asing di Indonesia pada tahun 1967.8

Kerja sama antara penanam modal asing dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti join venture, joint enterprise, kontrak karya, product

sharing, maupun bentuk kerja sama lainnya. Joint venture merupakan kerja

sama antara penanaman modal asing dengan pengusaha nasional berdasarkan

suatu perjanjian/kontrak tanpa membentuk suatu badan hukum baru,

sedangkan joint enterprise, mewujudkan kerja samanya dengan pembentukan

suatu perusahaan atau badan hukum baru.

Sedangkan production sharing perjanjian kerja sama kredit antara

modal asing dan pihak Indonesia yang memberikan kewajiban kepada semua

pihak Indonesia yang memberikan kewajiban kepada pihak Indonesia untuk

mengekspor hasilnya kepada Negara pemberi kredit.

Menurut Erman Rajagukguk dkk, Joint Venture merupakan suatu

kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional

berdasarkan suatu perjanjian(kontraktual).9

Unsur-unsur dalam Joint Venture adalah:

a. Kerjasama dua pihak atau lebih

8 Jonker Sihombing, 2009, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, PT. Alumni, Bandung.,

h..71

9 H.Salim HS.,M.S dan Budi Sutrisno,S.H.,M.Hum,2014, Hukum Investasi Di

Indonesia,PT.RajaGrfindo Persada, Jakarta, h.206

Page 28: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

b. Ada modal

c. Ada surat perjanjian

sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam

joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua

belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka

perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang diajak bekerja sama tersebut

adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.

Joint Venture atau usaha patungan ini dikategorikan sebagai kegiatan

penanaman modal asing(PMA) sebagaimana didefinisikan dalm Pasal 1 huruf

(c) UU PMA.

Berdasarkan Pasal 27 UU PMA, maka Pemerintah mengoordinasikan

kebijakan penanaman modal, baik koordinasi antar instansi Pemerintah

dengan Bank Indonesia, antar instansi Pemerintah dengan Pemerintah daerah.

Koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modal ini dilakukan oleh

Badan Kepala Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). BKPM merupakan

lembaga independen non-departemen yang bertanggung jawab langsung

kepada Presiden. Presiden kemudian menetapkan Peraturan Presiden No.90

Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 3 september

2007.

Dengan kewenangan yang diberikan, BKPM mengeluarkan Peraturan

Kepala BKPM No.13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara

Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal pada 23 Desember 2009.

Page 29: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Perselisihan dan sengketa dua pihak yang melakukan kerja sama

mungkin saja terjadi. Terjadinya perselisihan dan sengketa ini seringkali

disebabkan salah satu pihak tidak menjalankan kesepakatan yang telah dibuat

dengan baik ataupun karna ada pihak yang melakukan wanprestasi, sehingga

merugikan pihak lain.

Bab XV Pasal 32 mengatur mengenai penyelesaian sengketa. Dalam

pasal tersebut diuraikan bagaimana cara penyelesaian sengketa yang

digunakan apabila terjadi sengketa di bidang penanaman modal. Cara

penyelesaian sengketa tersebut antara lain :

1. Musyawarah atau Mufakat

2. Mediasi

3. Arbitrase

4. Pengadilan

Sengketa antara para pihak dalam perusahaan Joint Venture dilakukan

secara arbitrase. Pemilihan arbitrase bisa dilakukan dengan menunjuk badan

arbitrase atau membentuk arbitrase ad hoc. Tempat arbitrase mempunyai dua

kemungkinan yaitu didalam negeri dan diluar negeri. Pelaksanaan arbitrase luar

negeri masuk dalam ruang lingkup konvensi New York 1958 tentang Pengakuan

dan Pelaksanaan Keputusan arbitrase Luar Negeri.

1.8 Metode Penelitian

Page 30: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Adapun metodologi penelitain yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

Menurut pendapat dari Kartini Kartono, metode penelitian adalah cara-

cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan

penelitian dan guna mencapai tujuan penelitian.10 Adapun menurut dengan sifat

dan keilmuan ilmu hukum yang bersifat sui generis, penelitian hukum

mempunyai karakter yang khusus dan kekhususan sifat tersebut maka penelitian

hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu penelitian hukum normatif dan

penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif yaitu suatu penelitian

penulisan hukum yang berdasarkan pada teron-teori hukum, literatur-literatur

dan perundang-undangangan. Sedangkan penelitian hukum empiris yaitu suatu

penelitian yang melakukan dengan observasi atau penelitian dengan secara

langsung terjun kelapangan guna untuk mendapatkan kebenaran yang akurat

dalam penulisan skripsi.

1.8.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini ialah

penelitian yuridis normatif, yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa

penelitian ini menggunakan analisa terhadap peraturan perundang-

undangan yang menjelaskan tentang aspek-aspek hukum yang terkait

10 Kartini Kartono, 1995, Metode Pembuatan kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Mandar

Maju, Bandung, h.58

Page 31: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

dengan pengaturan kepemilikan saham dalam suatu PT.PMA

berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal.11

1.8.2 Jenis Pendekatan

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan yang

digunakan didalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang

(statue approach), pendekatan kasus (case approach).12

1.8.3 Sumber Bahan Hukum

Bahan Hukum yang diteliti dalam penelitian hukum normatif ada

dua jenis yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder:13

1. Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain yang

terkait dengan penelitian. Secara khusus penelitian ini bahan hukum

primernya adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum sekunder yaitu bahan hukum yang bersumber dari

penelitian kepustakaan, yaitu bahan yang diperoleh tidak secara

11 M. Iqbal Hasan.Op.Cit.,h.43.

12 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelilian Hukum Cet.2, Kencana, Jakarta, h.93

13 M. Iqbal Hasan, Op.Cit, h.83

Page 32: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-

data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum.14

yang termasuk bahan hukum sekunder antara lain :

a. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum yang mengikat yaitu :

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal.

b. Bahan Hukum Sekunder yakni bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer. Misalnya karya-karya

ilmiah, Rancangan Undang-Undang, dan juga hasil dari suatu

penelitian yang terkait dengan penanaman modal.

c. Bahan Hukum Tersier, misalnya artikel-artikel, majalah-majalah,

surat kabar, internet, kamus, dan ensiklopedia.

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini diperoleh

melalui studi kepustakaan baik melalui penelusuran peraturan

Perundang-Undangan, dokumen-dokumen maupun literatur-literatur

ilmiah dan penelitian para pakar yang sesuai dan berkaitan dengan objek

dan permasalahan yang akan diteliti.

14 H. Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 23.

Page 33: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Untuk mendapatkan bahan hukum primer, sekunder dan tersier

tersebut, dilakukan penelusuran kepustakaan dibeberapa tempat antara

lain :

- Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar.

- Perpustakaan Daerah Denpasar.

1.8.5 Teknik Analisis Bahan Hukum

Setelah bahan-bahan baik primer maupun sekunder yang

dibutuhkan terkumpul, maka bahan hukum tersebut akan diubah dan

dianalisa dengan menggunakan teknik pengolahan data secara kualitatif

yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang

teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif, sehingga

memudahkan pemahaman dan interprestasi data.15

Penggunaan metode analisis kualitatuf didasarkan atas

pertimbangan :

- Data yang dianalisis diperoleh dari berbagai sumber.

- Sifat dasar bahan hukum yang dianalisis adalah menyeluruh serta

memerlukan informasi yang mendalam.

Selanjutnya untuk menjawab persoalan dari penelitian ini, metode

atau cara penyimpulan bahan hukum dilakukan dengan cara deduktif

15 Abdul Kadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Aditya Bakti,

Bandung, h.1770.

Page 34: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · The research goal was to knowing judicial review of the share ownership ... 36 . 2.2.1 Pengertian ... Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang

yaitu dengan menarik suatu kesimpulan dari bahan-bahan yang sifatnya

umum ke khusus untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran

sehingga memperoleh gambaran yang jelas mengenai perlindungan dan

pengaturan kepemilikan saham dalam suatu PT.PMA berdasarkan

Undang-Undang Nomor 25 Tabun 2007 tentang Penanaman Modal.