abstrak rizki mubarok, nim 105018200734, persepsi siswa terhadap disiplin...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Rizki Mubarok, NIM 105018200734, Persepsi Siswa Terhadap Disiplin Kerja Guru Dalam Pembelajaran Di MTs Asy-Syukriyyah Tangerang
Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan padanya. Untuk itu disiplin dalam bentuk pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi seorang guru, karena Disiplin adalah faktor yang esensial dalam mengembangkan potensi individu. Faktor terpenting dari seorang guru adalah kedisiplinan kerjanya. Berawal dari disiplin kerja yang dimiliki oleh seorang guru, maka akan lahir loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap suatu pekerjaan dan proses inilah yang nantinya akan mengantarkan pada kesuksesan guru dalam mewujudkan hasil belajar yang maksimal bagi para siswanya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa terhadap disiplin
kerja guru dalam pembelajaran di MTs Asy-Syukriyyah Tangerang. Penulis hanya membatasi pada permasalahan yang terkait dengan persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Adapun tujuan penelitian ini yaitu : untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap disiplin kerja guru di sekolah.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis
tipe penelitian frekuensi (persentase) yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan tertentu yang ada pada masa sekarang, kemudian dijelaskan, dianalisis dan disajikan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah gambaran yang jelas dan sistematis. Metode ini penulis lakukan dengan cara pengumpulan data dengan tekhnik observasi, angket, dan wawancara. Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus persentase.
Hasil penelitian ini menunujukan bahwa persepsi siswa terhadap disiplin kerja guru
dalam pembelajaran di MTs Asy-Syukriyyah Tangerang menunjukan cukup baik.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat ALLAH
SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia menuju jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan
selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas dukungan yang diberikan pada penulis selama menyusun skripsi ini.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para stafnya
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan
saran dan kritikan sehingga penulisan skripsi ini bisa selesai
4. Dra. Eri Rosatria, M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan, ilmu dan waktu serta
motivasinya kepada penulis semoga kebaikan beliau dibalas oleh Allah SWT
5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya Jurusan Kependidikan Islam progran studi Manajemen
pendidikan, tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan
dapat bertambah dan bermanfaat.
6. Kedua orang tua tercinta bapak H. Halimi Mansyur dan mama HJ. Nasriah yang tiada
hentinya memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi kepada saya dalam kehidupan.
7. Semua kakak tercinta, Hasbullah Fikri, Raden Shinto Sukorini, Ike Khilatunnisa,
Muslim Yaskhar Turkan, Cepi Kadarusman, Dewi Agustina Susanti dan adik tercinta
Siti Umniatul Ulya yang selama ini selalu memberikan motivasi, d’oa dan kasih
sayang untuk bisa menyelesaikan skripsi secepatnya
8. Teman-teman satu perjuangan anak KI-Manajemen pendidikan angkatan 2005, Ujang
Syahid, Siti Eva Shafiyah, Khairul Sholeh, Rahmat Hidayat, dan semua kawan-
kawan angkatan 2005 yang telah membantu dan memberikan doa, semangat serta
motivasi untuk menyelesaikan skripsi secepatnya.
9. Mamat Rakhmat kepala sekolah MTs Asy-Syukriyyah Tangerang serta dewan guru
yang mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dan Akhmad Fadillah karyawan
bagian Tata Usaha yang suka rela memberikan informasinya kepada peneliti.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata
keterbatsan ilmu yang dimiliki, karena segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat ALLAH
SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia menuju jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan
selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas dukungan yang diberikan pada penulis selama menyusun skripsi ini.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada. M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Rusydy Zakaria,M.Ed. M.Fil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam beserta
para stafnya
3. Drs. Mua’rif SAM, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang
selalu memberikan saran dan kritikan sehingga penulisan skripsi ini bisa selesai
4. Dra. Eri Rosatria M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan, ilmu
dan waktu serta motivasinya kepada penulis semoga kebaikan beliau dibalas oleh
Allah SWT
5. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya Jurusan Kependidikan Islam progran studi Manajemen
pendidikan, tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang
diberikan dapat bertambah dan bermanfaat.
6. Untuk kedua orang tua tercinta bapak saya H. Halimi Mansyur dan mama saya
HJ Nasriah yang tiada hentinya memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi
kepada saya dalam kehidupan.
7. Untuk semua kakak saya, Hasbullah Fikri, Raden Shinto Sukorini, Ike
Khilatunnisa, Muslim Yaskhar Turkan, Cepi Kadarusman, Dewi Agustina
Susanti dan adik saya satu-satunya Siti Umniatul Ulya yang selama ini selalu
memberikan motivasi, d’oa dan kasih sayang untuk bisa menyelesaikan skripsi
secepatnya
8. Untuk seseorang yang saya sayangi (LuMuNu), bunda Deden Shalihatun Nida
S.Pd.I yang selama ini selalu mencurahkan cinta, kasih dan sayangnya dan juga
rela berkorban apa saja demi selesainya skripsi ini, semoga 4JJ SWT selalu
memberikan kesehatan kepadanya.
9. Untuk teman-teman satu perjuangan anak KI-Manajemen pendidikan angkatan
2005, Ujang Syahid. Khairul Sholeh, Rahmat Hidayat, dan semua kawan-kawan
angkatan 2005 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan
memberikan doa, semangat serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi
secepatnya.
10. Terima kasih kepada bapak Mamat Rakhmat kepala sekolah MTs Asy-
Syukriyyah Tangerang serta dewan guru yang mengizinkan saya untuk
melakukan penelitian dan kepada bapak Akhmad Fadillah karyawan bagian Tata
Usaha yang suka rela memberikan informasinya kepada peneliti.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata
keterbatsan ilmu yang dimiliki, karena segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………..i
Abstrak………………………………………………………………………………………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….ii
Datar Isi…………………………………………………………………………………………iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………..v
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………….....1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………………4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………………………….4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………..……………....4
Bab II Kajian Teori……………………………………………………………………………6
A. Disiplin Kerja Guru…………………………………………………………………6
1. Pengertian Disiplin Kerja Guru …………………………………………….6
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru………………………………………….11
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Keja Guru……………………16
B. Persepsi Siswa……………………………………………………………………...18
1. Definisi Persepsi……………………………………………………………18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Siswa………………………...20
Bab III Metodologi Penelitian………………………………………………………………..23
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………...…………………….…………23
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………….……...…...23
C. Metode Penelitian…………………………………………………………….…….23
D. Populasi dan Sampel………………………………………………………….…….23
E. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………………….…..24
F. Pengolahan data…………………………………………………………….….......26
G. Tekhnik Analisis Data………………………………………………………..…….27
Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….28
A. Hasil Penelitian……………………………………………………………….….…28
1. Gambaran Singkat Mengenai MTs Asy-Syukriyyah…………………………..28
B. Pengolahan dan Analisis Data……………………………………………………...32
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………………….…53
Bab V Penutup……………………………………………………………...………………....58
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………58
B. Saran-saran……………………………………………………………………...….59
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….….….60
Lampiran....................................................................................................................................61
DAFTAR TABEL
Tabel Populasi Siswa…………………………………………………………….26
Tabel Kisi-kisi Instrumen ……………………………………………………….27
Tabel Keadaan Guru dan Karyawan......................................................................33
Tabel Struktur Organisasi………………………………………………………..34
Tabel Disiplin dalam Waktu..................................................................................35
Tabel Displin dalam Melaksanakan Tugas………………………………………38
Tabel Disiplin dalam Suasana Kerja……………………………………………..48
Tabel Displin dalam Melayani Masyarakat……………………………………...50
Tabel Disiplin dalam Sikap Tingkah Laku dan Penampilan……………………..51
Tabel Deskripsi Data Disiplin Guru……………………………………………...57
Tabel Nilai Rata-rata Skor Penelitian……………………………………………58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan tidak dapat terlepas
dari pengaruh pesatnya perkembangan ilmu teknologi global yang sedang
melaju pesat dewasa ini. Bidang pendidikan merupakan salah satu faktor
terpenting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
sumber daya manusia yang terampil guna berpartisipasi dalam hal
pembangunan dan pengembangan pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sarana yang paling vital dalam
pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang terampil di bidangnya.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah merupakan tempat
pengembangan ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, nilai dan sikap
yang diberikan secara lengkap kepada generasi muda untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan diri agar bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat.
Lembaga pendidikan formal antara lain dalam bentuk sekolah sebagai
organisasi/kelompok kerjasama sekelompok orang, memerlukan kegiatan
pengendalian untuk mencapai tujuannya, kegiatan-kegiatan itu antara lain
bersifat kebijakan atau penentuan policy dalam melakukan kegiatan operatif
atau kegiatan profesional. Undang-undang sistem pendidikan Nasional nomor
20 tahun 2003, disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
1
2
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. 1
Setiap guru mempunyai kewajiban yang sama dalam menyusun rencana
kegiatan atau program sekolah di bawah kepemimpinan seorang kepala
sekolah yang harus berusaha menarik dan memanfaatkan kerja sama yang
kreatif dan positif dari setiap guru di lingkungannya. Begitu juga komponen
guru dan siswa merupakan komponen yang saling timbal balik dalam
pencapaian hasil pendidikan.
Guru merupakan tenaga pendidik terdepan dalam melaksanakan tugas
pokok lembaga pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam
membimbing dan mendidik para siswa untuk mencapai prestasi serta
mengatasi kesulitan belajar, juga mempunyai andil yang besar untuk
mewujudkan saebuah masyarakat yang berkualitas dan berguna bagi agama,
bangsa dan negara.
Terlepas dari semua masalah yang ada, guru mempunyai peran dan
tanggung jawab sebagai pendidik. Siswa akan berhasil dalam belajar apabila ia
cukup mendapatkan bimbingan belajar baik dari guru maupun orang tua.
Untuk itu disiplin dalam bentuk pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi
karyawan, guru dan peserta didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam
menciptakan tata tertib organisasi sekolah.
Disiplin adalah faktor yang esensial dalam mengembangkan potensi
individu, faktor terpenting dari seorang guru adalah kedisiplinan kerjanya,
disiplin kerja besar peranannya bagi keberhasilan proses pembelajaran,
berawal dari disiplin kerja guru, maka akan lahir loyalitas dan dedikasi yang
tinggi terhadap suatu pekerjaan, dan proses inilah yang nantinya akan
1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, (Jakarta, 2003), h.6
3
mengantarkan pada kesuksesan guru dalam mewujudkan hasil belajar yang
maksimal bagi para siswanya.
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan, dan gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak
didik, peran dari guru dan murid di dalamnya akan melahirkan interaksi
edukatif dengan memanfaatkan alat bantu pembelajaran sebagai medium. Oleh
karena itu semua komponen harus diperankan secara optimal guna mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumya. Dengan adanya rasa
kesadaran diri untuk melaksanakan disipilin kerja diharapakan semua kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan sehari-hari dapat membuahkan hasil yang
diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Memberdayakan dan membiasakan kedisiplinan dalam proses
pembelajaran menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan
tersebut. Dengan disipilin kerja guru yang baik diharapkan proses
pembelajaran dan program-program kegiatan yang lainnya akan lebih terarah
dan lebih baik.
Keberhasilan belajar pada anak didik, merupakan tujuan utama dari
rangkaian pendidikan. Untuk itu, maka diperlukan guru yang disiplin dalam
proses pembelajaran agar anak didik ikut termotivasi dengan apa yang
dicontohkan guru kepada anak didiknya.
Seperti pada sekolah formal lainnya, MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh
Tangerang berusaha untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang lebih baik
terutama dalam meningkatkan kedisiplinan kerja guru dalam proses
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan,
fenomena yang terjadi MTs Asy-Syukriyyah ini terletak pada kurang
disiplinnya para guru dalam proses pembelajaran, dalam hal ini guru tidak
hanya harus datang tepat waktu di sekolah maupun di kelas dan mengisi absen
saja, akan tetapi guru juga mempunyai tanggung jawab dalam proses
pembelajaran di kelas. Seringkali terjadi di MTs Asy-Syukriyyah ini, guru
meninggalkan kelas begitu saja pada waktu jam belajar masih berlangsung dan
hanya memberikan tugas-tugas pada siswanya. Sedangkan guru meninggalkan
4
kelas tanpa mempunyai urusan yang penting dan terlihat hanya mengobrol
dengan guru lain dikantor. ketika jam belajar akan habis barulah guru kembali
ke kelas dan memerintahkan pada siswanya untuk menyerahkan tugas-tugas
yang telah diberikan.
Berdasarkan masalah yang terjadi, penulis tertarik meneliti lebih lanjut
tentang masalah tersebut yang ditunjukan dalam penelitian dengan judul :
”Persepsi Siswa Terhadap Disiplin Kerja Guru Dalam Pembelajaran di
MTs Asy-Syukriyyah Tangerang ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka masalah-masalah yang timbul
adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya motivasi kerja menimbulkan kurang disiplin dalam bekerja
2. Kurangnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas dan tata
tertib sekolah
3. Kurangnya penerapan disiplin kerja guru
4. Pemahaman guru tentang disiplin kerja sebagai pengajar dan pendidik
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, penulis hanya akan
membatasi pada permasalahan yang terkait dengan disiplin kerja guru, yang
dimaksud disiplin kerja guru dalam penelitian ini adalah disiplin kerja yang
dilakukan oleh guru yang dibatasi pada disiplin waktu dan tanggung jawab
pada tugas yang diberikan
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka masalah yang akan
dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana persepsi siswa terhadap disiplin kerja guru di MTs Asy-
Syukriyyah dalam proses pembelajaran ?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
mengharapkan penelitian ini bermanfaat :
5
1. Bagi guru : hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagaì cermin untuk
melihat dan memperbaiki kelemahan diri sendiri sehingga ada usaha
untuk meningkatkn disiplin kerja.
2. Bagi kepala sekolah : dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan
kedisiplinan guru.
3. untuk menambah khazanah keilmuan dan dapat memberikan informasi
kepada pihak yang akan melaksanakan penelitian lanjut tentang
kedisiplinan guru.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Disiplin Kerja Guru
1. Pengertian Disiplin Kerja Guru
Disiplin sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena itu, kedisiplinan
harus ditanamkan secara terus menerus terhadap individu, dengan penanaman
yang terus menerus maka disipilin akan menjadi kebiasaan. Orang-orang yang
sukses dengan pekerjaannya, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi,
sebaliknya orang-orang yang gagal umumnya tidak disipilin.
Untuk dapat memahami apa itu disiplin kerja guru, penulis
mengemukakan terlebih dahulu pengertian disiplin. Disiplin berasal dari
akar kata “disciple“ yang berarti belajar.1 Menurut Sumedi ysng dikutip
oleh IG Wursanto kata disiplin sebenarnya berasal dari kata dispel yang
berarti pengikut. Pengertian lain dari kata disiplin ialah melatih dan mendidik
orang-orang terhadap perturan-peraturan agar ada kepatuhan dan kemudian
supaya dapat berjalan dengan tertib dan teratur dalam organisasi2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “disiplin adalah ketaatan, aturan
yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi.3 Sedangkan menurut Ali Imron
disiplin merupakan suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung
1http://www.google.co.id,Kmpk.UGM.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN(revPeb'03).doc 2 I.G. Wursanto, Pokok-pokok Pengertian Human Relations dalam Manajemen, (Jakarta:
Pusaka Dian, 1995), Cet I, h 33. 3 J.S. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indoenesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 1994),
Cet II, h,349.
6
7
dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan
rasa senang hati.4
Dengan demikian maka disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan
dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam
diri orang tersebut karena disiplin merupakan suatu arahan untuk melatih
dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik.
Jadi, dispilin merupakan proses latihan dan belajar untuk meningkatkan
kemampuan dalam bertindak, berfikir dan bekerja yang aktif dan kreatif.
Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dari orang-orang dalam suatu
organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga
menimbulkan keadaan yang tertib.
Pada tingkat individu, disiplin mempunyai tiga aspek, yaitu : pertama,
pemahaman yang baik mengenai sistem aturan dan norma, yang
menumbuhkan kesadaran dan ketaatan pada aturan, kriteria atau standar yang
merupakan syarat untuk mencapai keberhasilan. Kedua, sikap mental yang
merupakan sikap taat dan tata tertib sebagai hasil atau pengembangan dari
latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. Ketiga, perilaku yang
secara wajar menunjukan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara
cermat dan tertib.5
Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar
organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu :
a. Disiplin Preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen.
b. Disiplin korektip adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggara-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan
4 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya), Cet I, h,
182. 5Pedoman Pelaksanaan Disiplin...,hlm.21
8
korektip sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. 6
Ali Imron membagi disiplin yang dibangun berdasarkan konsep
otoritarian, permissive, dan kebebasan yang terkendali atau tanggung jawab
(demokratis).7
1). Disiplin Otoritarian. Disiplin otoritarian ini guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran pejabat atau pembina tanpa banyak menyunbangkan pikiran-pikiranya. Guru wajib menuruti semua yang dikehendaki oleh pejabat atau pembina dan tidak boleh membantah. Dengan demikian, pejabat atau pembina bebas memberikan tekanan kepada guru sehingga guru takut dan terpaksa mengikuti apa yang diingini oleh pejabat atau pembina disekolah.
2). Disiplin Permissive. Menurut konsep ini, gurulah harus diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas maupun di sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru, guru dibiarkan berbuat apa saja sepanjang menurutnya itu baik, dengan demikian dampak dari konsep ini akan menimbulkan kebimbangan dan kebingungan karena tidak tahu mana yang dilarang dan tidak dilarang.
3). Disiplin Demokratis Disiplin demokratis memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan di tanggung sendiri
Berikut ini penulis mengemukakan pengertian kerja. Menurut Dhimas
“Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi,
sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.” Selanjutnya Dhimas
mengatakan bahwa, “kerja adalah pengeluaran energi untuk kegiatan yang
dibutuhkan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.”8 Menurut JS Badudu,
“kerja merupakan apa yang dilakukan, mata pencaharian.”9
6 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusi, (Yogyakarta:
Anggota Ikapi 2001), cet, 15, hlm, 208 7 Ali Imron, Pembinaan Guru...,hlm.183. 8 http://www.google.co.id.Dhimaskasep.File. Wordpress.com/2008/03/10-arti-kerja.Ppt 9 J.S. Badudu, Kamus Umum...,hlm. 678
9
Beradasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja adalah suatu ketaatan kepada peraturan di dalam melakukan segala
sesuatu pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang akan dicapai baik di dalam
masyarakat maupun ditempat kerja.
Selanjutnya mengenai guru Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare
mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Hamzah. B. Uno bahwa guru adalah
mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari
seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan.10 Guru merupakan salah
satu unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yang berati guru
bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam melaksanakan
bidang pekerjaanya agar dapat berhasil, guru dituntut untuk memiliki disiplin
kerja.
Masih berkaitan dengan disiplin kerja guru, menurut Ali Imron disiplin
kerja guru adalah Suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru
dalam bekerja di sekolah, tanpa pelanggaran-pelanggaran yang merugikan
baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap dirinya, teman
sejawatnya, terhadap sekolah secara keseluruhan11. Oleh karena itu ada
beberapa prinsi-prinsip yang dapat menumbuhkan disiplin kerja guru yaitu :
a) Pemimpin mempunyai prilaku positif Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan harapan staf.
b) Penelitian yang Cermat terhadap Pelanggaran Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya.
c) Kesegeraan
10 Hamzah. B. Uno, Profesi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2008), cet. III, h, 15. 11 Ali Imron, Pembinaan Guru..., h. 183.
10
Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.
d) Lindungi Kerahasiaan (privacy) Tindakan indisipliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya .
e) Fokus pada Masalah. Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.
f) Peraturan Dijalankan Secara Konsisten Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap
pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar.
g) Fleksibel Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang
pegawai telah di analisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi
h) Mengandung Nasihat Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan
tidak dapat diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.
i) Tindakan Konstruktif Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami
perilakunya bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat merubah perilakunya sehingga tindakan indisipliner tidak terulang lagi.
j) Follow Up (Evaluasi) Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan
apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner.12
12http://www.google.co.id.Kmpk.UGM.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN(revPeb'03).doc
11
Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dalam pembagian
disiplin kerja. Secara umum disiplin kerja dibagi atas dua aspek, yaitu disiplin
terhadap waktu dan disiplin terhadap perbuatan.13
a) Disiplin waktu, yaitu disiplin yang berhubungan dengan ketepatan waktu, datang dan pulang mengajar, mengelola waktu dengan baik, mengawali dan mengakhiri proses belajar mengajar dan melaksanakan program kegiatan sekolah
b) Disiplin perbuatan, yaitu suatu pekerjaan yang selalu dibebankan kepada guru yang harus segera diselesaikan, karena bila tidak akan menimbulkan penumpukan pekerjaan dan dapat menghambat pekerjaan lainnya yang merupakan mata rantai suatu proses.
Selanjutnya ada tiga indikator lagi untuk melihat sejauh mana tingkat
disiplin kerja guru dalam menjalankan tugas-tugasnya, adalah :14
a. Disiplin terhadap suasana kerja yang meliputi: memanfaatkan lingkungan sekolah, menjalin hubungan yang baik, dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
b. Disiplin di dalam melayani masyarakat yang meliputi: melayani peserta didik, melayani orang tua siswa, dan melayani masyarakat sekitar
c. Disiplin terhadap sikap, tingkah laku dan penampilan yang meliputi, memperhatikan sikap, memperhatikan tingkah laku, cara berpenampilan dan memperhatikan harga diri.
Pembagian disiplin kerja guru di atas akan sangat mempengaruhi
keberhasilan mengajar sehingga kedua indikator di atas saling mempengaruhi.
Misalnya dalam proses pembelajaran, seorang guru diwajibkan menyiapkan
satuan pelajaran, jika guru tersebut lalai dalam melaksanakan kewajibannya
maka yang akan menjadi korbah adalah peserta didik.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik professional
sesungguhnya sangat banyak, tidak terbatas pada kegiatan pembelajaran saja,
13 A.S. Munir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Kepegawaian, (Jakarta :
CV Massagung 1992), h. 65-66. 14http://www.google.co.id.bpkpenabur.or.id/files/Hal.0116%20Kompensasi%20
Kerja.pdf
12
akan tetapi juga bertugas sebagai, demonstrator, mediator, fasilitator,
evaluator dan lain-lain.
Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru menurut Moh. Uzer
Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” diantaranya adalah15
a) Guru Sebagai demonstratorr. Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar guru hendaknya senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b) Guru Sebagai Pengelola Kelas. Melalui peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager ) guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarahkepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan
c) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator. Sebagai mediator guru hendaknya memilki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
d) Guru Sebagai Evaluator. Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan akan dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang pendidikan. sebagai seorang guru perlu
mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam menagajar agar guru dapat
15 . Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2003),
Cet. 15, h. 9.
13
melaksanakan tugasnya secara professional, menurut Hamzah B. Uno tugas
dan tanggung jawab guru adalah :16
a) Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
b) Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
c) Guru harus membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik
d) Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik tidak menajdi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
e) Dalam prinsip repetisi dalam proses pembelajara, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang sehingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
f) Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan /atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari
g) Guru harus tetap menjag konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
h) Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
i) Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai perbedaanya tersebut.
Selanjutnya Hamzah B.Uno mengemukakan tentang tugas dan peran guru
dalam proses pembelajaran17 :
1. Tugas Pengajar sebagai pengelola pembelajaran a. Tugas Manajerial, menyangkut tugas administrasi (memimpin
kelas) baik internal maupun eksternal, termasuk didalamnya yang berhubungan dengan peserta didik, alat perlengkapan kelas dan tindakan-tindakan profesional
b. Tugas Eduksional menyangkut fungsi mendidik yang bersifat motivasional, pendisiplinan dan sanksi sosial (tindakan hukuman)
16 Hamzah. B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2008), Cet. III, h,
16. 17 Hamzah. B. Uno, Profesi..., hlm. 21.
14
c. Tugas instruksional termasuk fungsi mengajar yaitu penyampaian materi, pemberian tugas-tugas pada peserta didik serta mengawasi dan memeriksa tugas
2. Tugas Pengajar sebagai Pelaksana Secara umum tugas guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas dan kondusif bagi kegiatan bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Dalam pendidikan, tugas dan tanggung jawab guru tudak hanya sebatas
pada penyampaian materi pembelajaran saja, tetapi lebih dari itu, guru pun
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendisiplinkan peserta didik
dalam hal apapun, dan itu harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin,
arif dan wibawa, karena guru adalah contoh bagi siswa-siswinya,. Dalam
menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan dan berbuat
baik, menjadi contoh, sabar dan perhatian. Guru mempunyai kemampuan
mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri.
Untuk itu guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk dirinya
b) Membantu peserta didik meningkatkan standar prilakunya c) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakan
disiplin18
Selanjutnya menurut Reismen dan Payne yang dikutip oleh E. Mulyasa
mengemukakan strategi umum mendisiplinkan peserta didik sebagai tugas dan
tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik, yaitu :19
1) Konsep Diri, strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri peserta didik merupakan faktor penting dari setiap prilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah
18 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2007), Cet I, h.123. 19 E. Mulyasa, Standar Kompetensi..., hlm.124.
15
2) Keterampilan berkomunikasi, guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
3) Konsekuensi- konsekuensi logis dan alami, prilaku-prilaku yang salah terjadi karena pesertas didik telah megembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya prilaku-prilaku salah. Untuk itu, guru disarankan menunjukan secara tepat tujuan prilaku yang salah, sehinnga membantu peserta didik dalam mengatasi prilakunyadan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari prilaku yang salah.
4) Klarifiaksi nilai, strategi ini untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaanya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri
5) Analisis transaksional, disarankan agar guru bersikap dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah
6) Terapi realitas, guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di sekolah, dan melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran
7) Disiplin yang terintergrasi, guru harus mampu mengendalikan, mengembangkan da mempertahankan peraturan, dan tata tertib sekolah, termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang berprilaku menyimpang
8) Modifikasi prilaku, guru harus dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif, yang dapat memodifikasi peserta didik
9) Tantangan bagi disiplin, guru harus cekatan, terorganisasi dan tegas dalam mengendalikan disiplin peserta didik
Lain halnya dengan Oemar Hamalik dalam bukunya “Kurikulum dan
Pembelajaran”, ia mengemukakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai
berikut :20
a) Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk melakukan keinginan belajar
b) Sebagai pembimbing yang membantusiswa menagatasi kesulitan dalam proses pembelajaran
c) Sebagai penyedia lingkunganyang berupaya menciptakan lingkungan yang menantang siswa agar melakukan kegiatan belajar
d) Sebagai komunikatoryang melakukan komunikasidengan siswa dan masyarakat
20 Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara 1999), Cet.
II, h. 9.
16
e) Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar berprilaku yang baik
f) Sebagai evaluator yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar siswa
g) Sebagai inovator yang turut menyebarkan usaha-usaha pembaruan kepada masyarakat
h) Sebagai agem moral politik yang turut membina moral masyarakat, peserta didik membangun upaya-upaya pembangunan
i) Sebagai agen kognitif yang menyebarkan ilmu pengetahuan pada peserta didk dam masyarakat
j) Sebagai manajer yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa tugas guru tidak terbatas pada
penyampain materi pembelajaran atau menagajarkan ilmu yang dimilki serta
mengelolanya, tetapi lebih dari itu, guru sebagau contoh/suri tauladan yang
baik bagi siswa-siswinya dalam bersikap dan bertingkah laku. Dengan cara
demikian akan memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan
tingkah laku yang baik sebagai bekal dalam melaksanakan tugas pembelajaran
di sekolah sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan secara
didaktis, yaitu agar apa yang disampaikan betul-betul dimiliki oleh peserta
didik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Displin Kerja Guru
Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin kerja dengan baik maka
seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa faktor. Menurut IG
Wursanto ada beberapa faktor yang dapat menumbuhkan disiplin kerja guru
yaitu, meliputi :
1) Faktor Kepemimpinan, kepemimpinan adalah proses mengarahkan,
membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau
tindakan dan tingkah laku orang lain.
Kepemimpinan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan,
membimbing, mempengaruhi dan mengawasi pikiran-pikiran,
perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain, dalam mencapai tujuan
yang efektif, kepala sekolah sebagai pemimpin harus berusaha dengan
17
segala potensi yang dimiliki untuk menggerakan dan mempengaruhi
guru-gurunya agar dapat bekerja deng an tingkat disiplin yang tinggi
2) Faktor kebutuhan, guru/pegawai tidak hanya menuntut terpenuhinya
kebutuhan ekonomi, tetapi kebutuhan sosial dan psikologis perlu
diperhatikan pula. Gaji/penghasilan yang besar belum tentu
memberikan rangsangan kerja yang tinggi bagi guru/pegawai apabila
kebutuhan sosial dan psikologisnya tidak terpenuhi
Pada umumya yang diingkan guru/pegawai adalah sebagai berikut :
a) Pemimpin yang baik (mampu memberikan bimbingan dan arahan) b) Ingin diakui layaknya manusia (harga diri) c) Kesempatan untuk mengembangkan karirnya d) Lingkungan kerja yang menyenangkan e) Adanya jaminan Keamanan f) Perlakuan adil dan jujur g) Gaji yang layak h) Jaminan hari tua yang baik i) Hubungan kerja yang harmonis
3) Faktor Pengawasan
Faktor pengawasan atau controlling sangat penting dalam usaha
mendapatkan disiplin kerja yang baik. Pengawasan hendaknya
dilaksanakan secara efektif, jujur, dan objektif.21
Untuk menerapkan disiplin kerja guru perlu adanya pelaksanaan
pengawasan yang sifatnya dapat membantu setiap guru agar selalu
melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terbentuknya suatu sikap
disiplin kerja yang dimiliki oleh guru akan tumbuh tidak hanya dari faktor
kesungguhan dalam dirinya untuk terus mentaati peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan, akan tetapi disiplin kerja itu akan tumbuh diikuti dengan
faktor-faktor dari luar dirinya atau lingkungannya yang secara langsung atau
tidak langsung akan mengubah pola prilakunya dalam mentaati semua
21 Istianah, “Persepsi Siswa Terhadap Disiplin Kerja Guru.” Skripsi Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007), hlm 18,t.d.
18
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh suatu instansi atu lembaga
yang bersangkutan sehingga pada akhirnya akan menumbuhkan etos kerja
yang disiplin dan bertanggung jawab.
B. Persepsi Siswa
1. Definisi Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu ”Perseption, yang berarti
pengamatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu”22. Secara
etimologi dalam kamus umum bahasa Indonesia persepsi berarti tanggapan
atas sesuatu.23
Sedangkan menurut definisi para ahli mengemukakan berbagai pengertian.
Menurut Irwanto, “persepsi merupakan proses di terimanya rangsang (objek,
kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu
disadari dan dimengerti”.24 Sedangkan menurut Abdul Rahman Shaleh,
“persepsi merupakan kemampuan membeda-bedakan, mengelompokan,
memfokuskan perhatian terhadap satu objek rangsang”.25 Sedangkan menurut
Sarlito, “persepsi merupakan kemampuan untuk membedakan atau
mengelompokkan atau memfokuskan objek-objek”.26 Sedangkan M. Alisuf
Sabri mendifinisikan, “persepsi atau pengamatan sebagai aktifitas jiwa yang
memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai
kepadanya melalui alat-alat inderanya, dengan kemampuan inilah
kemungkinan manusia atau individu mengambil lingkungan hidupnya.”27
Selanjutnya menurut Davidoff, “persepsi merupakan proses pengorganisasian
dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu
sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang
22 .Jhon M Echols dan Hasan Sadilly, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia
1990), 424 23 J.S. Badudu, Kamus Umum..., h.1048 24 Irwanto, dkk., Psikologi Umum, (Jakarta: PT Gramedia 1989) Cet. I, h. 71. 25 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
2004), Cet I, h. 89 26 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,1991) Cet.6,
h.39 27 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1993), Cet. I, h, 45
19
terintegrasi dalam diri individu. Menurut Bower persepsi ialah interpretasi
tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu. Sedangkan menurut
Gibson, persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses
pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
Lebih rincinya Walgito menyatakan bahwa, ”persepsi merupakan suatu
proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
reseptornya. Namun, proses tersebut tidak berhenti sampai di situ saja, tetapi
diteruskan ke pusat susunan syaraf, yaitu otak kemudian terjadilah proses
psikologis sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar,
apa yang dirasa dan sebagainya. Proses pengindraan tidak terlepas dari proses
persepsi dan proses pengindraan merupakan proses pendahulu persepsi”.28
Persepsi menurut Jalaludin Rakmat ialah pengalaman tentang objek dan
peristiwa, hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan.29
Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas Miftah Toha mengatakan
bahwa, “persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik oleh
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, maupun penciuman.
Persepsi juga merupakan pandangan terhadap realita dan kenyataan.”30
Dengan demikian seseorang yang berada di suatu lingkungan dan melakukan
kegiatan pengamatan di sekeliling lingkungannya maka akan tumbuh suatu
persepsi tentang lingkungan tersebut.
Persepsi atau yang disebut juga dengan kemampuan untuk
mengorganisasikan pengamatan adalah kemampuan untuk membeda-bedakan,
mengelompokan dan memfokuskan. Definisi yang lain tentang persepsi adalah
proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas hubungan antar gejala atau
28 http://www.google.co.id. Ayi Setiabudi, Definisi Persepsi, artikel diakses tanggal
September 06, 2008 29 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Rosdakarya, 2004), Cet 21,
h.64 30 Miftah Toha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Organisasinya, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002), h. 121
20
peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Dan ada juga yang
mendefinisikan sebagai the interpretation of experience (penafsiran
pengalaman).31
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah
pengamatan yang dilakukan oleh manusia dengan alat-alat inderanya, seperti
halnya indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan kemudian
selanjutnya dimasukkan dan diposes didalam otak sehingga setiap individu
dapat mengenal objek-objek dan fakta-fakta objektif tentang suatu objek atau
benda. Jadi persepsi siswa adalah pengamatan atau tanggapan terhadap
kemampuan guru dalam mengelola kelas melalui alat-alat inderanya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Siswa
Persepsi seseorang terhadap suatu objek tidak berdiri sendiri dan datang
begitu saja akan tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari
dalam atau di luar dirinya. Setiap orang atau individu mempunyai persepsi
yang berbeda terhadap suatu objek. Perbedaan tersebut disebabkan beberapa
faktor. Menurut Singgih, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
di antaranya adalah :
a. Motif, yaitu faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan sebaliknya
b. Kesediaan dan harapan, hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi.
c. Intensitas rangsang, kuat lemah rangsang yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu.
d. Pengulangan, suatu rangsang yang muncul akan terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.32
Selanjutnya menurut Zikri Neni Iska faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang di antaranya adalah :
31 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahanan Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006), Cet I, h. 54 32 Singgih Dirgagunansa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 1993),
Cet. 4, h.107
21
1) Perhatian, memfokuskan perhatian pada satu atau dua obyek mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi antara satu orang dengan orang lain
2) Set, adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul 3) Kebutuhan, kebutuhan sesaat dan menetap pada diri seseorang
akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan persepsi.
4) Sistem nilai, sisitem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pada persepsi
5) Ciri kepribadian 6) Gangguan jiwa, gangguan jiwa dapat menimbulkan kesalahan
persepsi, yang disebut dengan halusinasi. Halusinasi bersifat individual yang hanya dialami oleh penderita skizofrenia penderita mendengar suatu suara-suara atau melihat benda-benda yang tidak terdengar atau terlihat oleh orang lain.33
Berbeda dengan pendapat di atas, Agus Syafi’i membagi faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi kepada 2 aspek yaitu faktor personal dan faktor
situasional
a. Faktor personal. 1) Pengalaman
bagi orang yang telah hidup bersama kita, jika dalam hidup kita konsisten dalam kebaikan, maka orang tidak akan percaya terhadap gosip-gosip negatif tentang kita, begitu pun sebaliknya jika dalam hidup kita selalu melakukan kejahatan dan orang mengetahuinya maka orang tidak akan percaya ketika kita melakukan kebaikan
2) Konsep diri konsep diri adalah pandangan dan perasaan orang terhadap diri sendiri, konsep diri ini juga sangat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi, orang yang mempunyai konsep diri yang positif, ia akan tetap yakin dan percaya diri dalam berkomunikasi sehingga memperteguh citra baik yang telah dimilikinya, sebaliknya orang yang konsep dirinya negative terlalu memperhitungkan respon orang sehingga kredibilitas dirinya justru tidak nampak
b. Faktor situasional 1) Cara menyebut sifat orang
Jika kita diperkenalkan sebagai orang yang sedikit ilmunya tetapi banyak amalnya, maka orang akan mempersepsi kita sebagai orang baik, tetapi ketika orang memperkenalkan orang kita sebagai orang yang banyak amalnya tetapi sayang tidak berilmu, maka citra yang terbangun adalah negatif
33 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar..., h,55
22
2) Jarak Jarak fisik, jarak keakraban, jarak sosial maupun jarak pemikiran. orang yang bergaul akrab dengan ulama biasanya dipersepsi sebagai ahli agama, yang bergaul dengan presiden dianggap orang penting
3) Gerakan tubuh Berkacak pinggang atau membusungkan dada sering dipersepsi sebagai sombong, menundukan kepala sering dipersepsi sebagai sopan atau rendah hati, mengangkat muka sering dipersepsi sebagai berani dan betopang dagu sering dipersepsi sebagai sedih
4) Petunjuk wajah Wajah adalah cermin jiwa, berseri-seri dipersepsi sebagai gembira, kusut muka dipersepsi sebagai stress
5) Cara menggunakan lambang verbal Perkataan manis yang diucapkan oleh orang marah bermakna lebih tajam dibanding kata-kata kasar yang diucapkan dengan wajah ceriah
6) Penampilan Penampilan fisik, pakaian, kendaraan, rumah, bisa dapat menggambarkan citra seseorang, tetapi bagi orang yang kredibilitasnya akhlaknya sudah teruji, penampilan fisik tidak akan mengubah citranya, dalam hal ini orang yang sudah terkenal keluhuran akhlaknya, maka orang akan melihat siapa yang memakai, bukan apa yang dipakai.34
Senada dengan itu Jalaludin Rakhmat juga mengatakan bahwa persepsi di
pengaruhi oleh faktor personal dan faktor situasional.35
a. Faktor-faktor Personal yang Menentukan Persepsi Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.
b. Faktor-faktor Situasional yang Menentukan Persepsi Faktor-faktor Sruktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditumbulkannya pada sistem saraf individu. Menurut teori gestalt, bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan, kita tidak melihat bagian-bagiannya, tetapi seluruhnya lalu menghimpunnya.
34http//www.google.co.id. Agus Syafi’i, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi,
http://osdir.com/ml/culture.religion.healer.mayapada/2007-05/msg00191.html 35 Jalaludin Rakhmat, Psikologi..., h, 65
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Asy-Syukriyyah yang terletak di Jl. KH.
Hasyim Ashari Buaran Indah Cipondoh Tangerang. Adapun waktu penelitian
ini berlangsung dari bulan September sampai dengan bulan Maret 2010
B. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui secara jelas mengenai persepsi
siswa terhadap disiplin kerja guru di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh.
C. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan
tertentu yang ada pada masa sekarang, kemudian dijelaskan, dianalisis dan
disajikan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah gambaran yang jelas dan
sistematis, karena penulis akan menggambarkan mengenai persepsi siswa
tentang disiplin kerja guru dalam pembelajaran di MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang ada. Populasi
merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan
perhatian peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I, II dan III MTs Asy-
Syukriyyah Cipondoh yang berjumlah 60 orang. Penelitian ini menggunakan
23
24
penelitian populasi karena siswa di MTs Asy-Syukriyyah ini kurang dari 100
orang.
Tabel 1
(Tabel Populasi)
No Kelas Populasi
1 I 24
2 II 15
3 III 21
Jumlah 60
E. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang objektif berdasarkan kebenaran yang terjadi
dilapangan, penulis menggunkan beberapa tekhnik pengumpulan data
diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah mengadakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi ini dilakukan terhadap
fenomena-fenomena yang ada sehingga penulis mendapat data-data yang
benar. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung di MTs
Asy-Syukriyyah Cipondoh.
2. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
mengambil informasi dari responden dalam arti lapangan pribadinya ataupun
hal-hal yang diketahui.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penelitin
menyebarkan angket kepada responden, yaitu siswa Madrasah Tsanawiyah
Asy-Syukriyyah. Angket ini berupa 20 butir pertanyaan tentang persepsi siswa
tentang disiplin kerja guru dalam pembelajaran.
3. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog langsung yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber (yang
25
diwawancarai). Yang akan dilakukan adalah dengan mewawancarai kepala
sekolah, wawancara ini dilakukan untuk memperoleh sebuah informasi yang
berkaitan dengan sekolah tersebut dan dengan wawancara ini juga berguna
untuk memperkuat hasil penelitan melalui angket yang dibagikan pada siswa
yang berkaitan tentang persepsi siswa terhadap disiplin kerja guru dalam
pembelajaran
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal yang berupa
catatan yaitu data tentang sejarah singkat berdirinya MTs Asy-Syukriyyah,
visi dan misi, letak geografis, keadaan siswa guru dan karyawan.
5. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 2
Kisi-kisi Materi Angket
Variabel Indikator Dimensi Item Jum
lah
1. Disiplin
Waktu
a. Menepati waktu
tugas
b. Memanfaatkan
waktu dengan baik
c. Menyelesaikan tugas
tepat waktu
1,2,3,29,30 5
2.Disiplin
Tugas
a. Mentaati
peraturan kerja
b. Menyiapkan
kelengkapan
mengajar
c. Melaksankan tugas
kerja
4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,1
6,17,18
14
Disiplin Kerja
Guru
3. Disiplin
Suasana
a. Memanfaatkan
lingkungan sekolah
14,25 2
26
Kerja
4. Disiplin
Melayani
Masyarakat
a. Melayani peserta
didik
b. Melayani orang tua
siswa
27,28 2
5. Disiplin
dalam
Sikap,
Tingkah
Laku dan
Penampilan
a. Memperhatikan
sikap
b. Memperhatikan
tingkah laku
c. Memperhatikan
penampilan
19,20,21,22,2
3,24,26
7
1 5 13 30 item 30
F. Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah data. Mengolah data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang
yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil
penelitian. Untuk mengolah data pada penelitian ini penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1 Editing
Dalam mengolah data, yang harus pertama kali dilakukan adalah
melakukan editing, pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian
kuesioner, setiap kuesioner diteliti satu persatu mengenai kelengkapan,
kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari
kesalahan atau keliruan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat
diperoleh data yang akurat
2 Koding
Setelah data di edit, langkah-langkah selanjutnya adalah koding, Koding
yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para respoden menurut
27
macam-macamnya. Di dalam penelitian ini ada 4 macam alternative jawaban,
yaitu a. selalu, b. sering, c. jarang, d. tidak pernah
3 Skoring
Skoring merupakan tahap akhir pemberian skor terhadap butir-butir
pertanyaan terdapat dalam angket yang akan dibagikan kepada seluruh siswa
MTs Asy-Syukriyyah mengenai persepsi siswa terhadap disiplin kerja guru
dalam pembelajaran. Dalam angket tersebut terdapat empat butir jawaban
yang harus dipilih responden dan untuk menentukan skoring dari hasil
penelitian, maka pertanyaan dari masing-masing jawaban diberi nilai sebagai
berikut :
Untuk jawaban A = 4
Untuk jawaban B = 3
Untuk jawaban C = 2
Untuk jawaban D = 1
G. Tekhnik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif, sehingga
penelitian ini termasuk penelitian non hipotesis yang bukan untuk
membuktikan atau menguji teori, namun hanya ingin menggambarkan
fenomena yang terjadi pada objek penelitian, maka tekhnik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu tekhnik deskriptif kualitatif. Tetapi dalam
beberapa hal penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan
menggunakan presentase
Untuk itu rumus yang digunakan adalah :
P = F x 100%
N
Keterangan :
P : Prosentasi yang diteliti
F : Frekuensi yang dicari Presentasinya
N : Jumlah frekuensi atau banyaknya Individu1
1 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2004),
Cet 14, h 43.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Singkat MTs Asy-Syukriyyah
Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyah ini di bangun oleh H. Djaman Bin
H. Risin. Dia adalah seorang guru yang mengajar pada sebuah madrasah di
desa Poris Plawad, (sekarang Kelurahan Poris Plawad Indah). Sebagai seorang
guru sekaligus ulama yang dihormati masyarakat, beliau gigih memberikan
pendidikan kepada masyarakat baik diminta maupun tidak. Beliau juga selalu
hadir ketika diundang oleh siapapun tanpa mengenal kelompok, golongan,
strata pendidikan dan ekonomi.
Keprihatinan beliau terhadap kurangnya pendidikan dan pengajaran agama
di masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah, menggugah keinginannya
untuk mendirikan sebuah tempat sederhana untuk belajar dan mengaji.
Keinginana untuk membangun sekolah tak terbendung lagi. Dengan dukungan
dari istrinya Hj. Amah Bin H. Atip, yang mengikhlaskan sebuah dapurnya
untuk disulap menjadi ruang kelas untuk belajar, akhirnya berdirilah MTs
Asy-Syukriyyah pada tahun 1987. Tidak berhenti pada dapur kesayangannya,
akhirnya melalui musyawarah seluruh keluarganya maka tanah seluas 3.400
m2 milik keluarga diwakafkan untuk pengembangan pendidikan di Yayasan
Pendidikan Islam Asy-Syukriyyah. (sekarang yayasan Islam Asy-Syukriyyah).
Tanah wakaf pendidikan ini diserahakan kepad H. Acep Abdul Syukur selaku
nadzir, sesuai dengan bukti otentik dari Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan/Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf Nomor :W2/009/tahun 1989
tanggal 20 November 2006 Cipondoh, dan ditandatangani H. Abdurachman.
28
29
H. Acep Abdul Syukur, Lc sebagai ketua yayasan sekaligus ulama dan
tokoh masyarakat yang sudah sangat dekat dengan masyarakat Tangerang
merupakan figur kekuatan Asy-Syukriyyah. beliau tak kenal lelah
memperkenalkan Asy-Syukriyyah sebagai lembaga pendidikan kepada semua
lapisan masyarakat, sesuai amanah pendiri pertamanya. Sumber Daya
Manusia (Humans Resources) yang muda dan terampil didukung
profesionalisme dalam semua lini ditambah pembekalan ruhiyah yang
konsisten dan manajemen progresif positif menjadikan Asy-Syukriyyah
sebagai sebuah lembaga yang diperhitungkan sampai saat ini di Kota
Tangerang.
MTs Asy-Syukriyyah ini terletak dipinggir jalan kawasan Cipondoh Raya
kota Tangerang yang dekat dengan perumahan Banjar Wijaya. Karena
letaknya yang termasuk strategis, menjadikan sekolah ini menjadi salah satu
pilihan bagi warga sekitar yang ingin menyekolahkan anak-anaknya.
Adapun Visi dan Misi MTs Asy-Syukriyyah adalah1 :
a. Visi Sekolah
Mewujudkan keunggulan sumber daya manusia yang beriman dan
bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu
mengaktualisasikan diri dalam kehidupan masyarakat.
b. Misi Sekolah
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara rutinitas dan
efektif.
2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah
3) Mendorong siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat
dikembangkan secara optimal, mengetahui informasi dan
menggunakan teknologi.
Untuk mewujudkan tercapainya visi tersebut, sekolah memiliki guru dan
karyawan yang kompeten. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
1 Wawancara dengan karyawan sekolah bagian Tata Usaha MTs Asy-Syukriyyah pada tanggal 9-10 februari 2010
30
Tabel 3 Keadaan Guru dan Karyawan MTs Asy-Syukriyyah Tangerang
Tahun Ajaran 2009-2010
No Nama Jabatan Pendidikan
Terakhir
Bidang Study
1 Mamat Rakhmat Kepala Sekolah S1/PGRI/1982 PPKN
2 Diana S.Pd Wk. Kep.Sek UHAMKA/2001 Biologi
3 Dede Suryati S.Pd Wk. Kep.Sek STKIP/2008 B.Indonesia
4 Abdul Rouf S.Pd.I Wk. Kep.Sek UMJ/2002 Fiqh,SKI
5 Siti Romlah S.Pd Guru STKIP/2007 B.Inggris
6 Sri Sulastri S.Pd.I Guru IAIN/1993 Qur’an/hadist
7 Arsyad S.Pd Guru UHAMKA/1999 Fisika/MTK
8 Farida KD S.Kom Guru Budi Luhur/2002 TIK
9 Sawanih S.Pd Guru STKIP/2008 Penjaskes
10 Ida Farida S.Pd Guru UHAMKA/1999 Sejarah
11 Muchlisoh S.Pd Guru IAIN/2006 B.Arab
12 Akhmad Fadhilah Tata Usaha D3/2003 -
13 Asdi OB SD -
Tabel di atas menunjukan bahwa secara umum guru-guru yang ada di MTs
Asy-Syukriyyah berlatar belakang sarjana pendidikan. Kondisi tersebut sangat
memungkinkan terwujudnya sebuah proses pembelajaran yang efektif,
sehingga pada akhirnya tujuan pada tingkat sekolah akan berjalan dengan baik
31
Tabel 4 STRUKTUR ORGANISASI MTS ASY-SYUKRIYYAH
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Yayasan
Kepala Sekolah
Wakasek Bidang
Kesiswaan
Wakasek Bidang
Kurikulum
Wakasek Bidang Sarana
Prasarana
Anggota Dewan
Guru
Staf Tata Usaha
Pembantu Umum
Dari tabel di atas menunjukan bahwa jabatan seorang kepala sekolah dapat
dibantu oleh tiga orang wakil kepala sekolah yang mempunyai tanggung
jawab pada bidang masing-masing, dengan kondisi tersebut memungkinkan
32
pekerjaan kepala sekolah akan terbantu dan pekerjaan akan lebih efektif dan
efisien.
B. Pengolahan dan Analisis Data
Untuk memperoleh hasil data yang diharapkan, penulis menggunakan
tekhnik pengumpulan data yaitu menyebarkan kuesioner kepada siswa. Dari
kuesioner yang telah terisi itu kemudian dinalisis dan diinterpretasikan. Untuk
memudahkan dalam menganalisis dan menginterpretasikan setiap item
disajikan dalam bentuk tabel.
Untuk dapat mengetahui lebih jelas Persepsi Siswa Terhadap Disiplin
Kerja Guru Dalam Pembelajaran di MTs Asy-Syukriyyah dapat dilihat pada
tabel-tabel di bawah ini :
1. Disiplin Dalam Waktu
Berkaitan dengan persepsi siswa terhadap disiplin waktu guru dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 5
Hadir Tepat Waktu di Kelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
1 a. Selalu 5 8,4%
b. Sering 11 18,3%
c. Jarang 44 73,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sedikit responden mengatakan guru yang
selalu hadir tepat waktu di kelas (8,4%), sebagian kecil responden mengatakan
guru sering yang hadir tepat waktu di kelas (18,3%), dan banyak responden
mengatakan bahwa guru jarang yang hadir tepat waktu di kelas (73,3%),
namun tidak ada yang mengatakan bahwa guru tidak pernah hadir tepat waktu
di kelas (0%). Hal ini menunjukan bahwa guru jarang hadir tepat waktu di
kelas.
33
Untuk mengetahui apakah guru mengakhiri pelajaran tepat waktu dapat di
lihat pada tabel 6:
Tabel 6
Mengakhiri Pelajaran Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
2 a. Selalu 24 40%
b. Sering 12 20%
c. Jarang 22 36,6%
d. Tidak Pernah 2 3,4%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menunjukan bahwa banyak responden mengatakan guru
selalu mengakhiri pelajaran tepat waktu di kelas (40%), sebagian kecil
responden mengatakan guru sering mengakhiri pelajaran tepat waktu di kelas
(20%), dan ada sebagian besar lagi responden mengatakan bahwa guru jarang
mengakhiri pelajaran tepat waktu di kelas (36,6%), namun sangat sedikit yang
mengatakan bahwa guru tidak pernah mengakhiri pelajaran tepat waktu di
kelas (3,4%). Hal ini menunjukan bahwa guru selalu mengakhiri pelajaran
tepat waktu di kelas, akan tetapi ada sebagian besar responden yang
mengatakan guru jarang mengakhiri pelajaran tepat waktu di kelas
Untuk mengetahui apakah guru mengakhiri pelajaran tepat waktu dapat di
lihat pada Tabel 7 :
Tabel 7
Istirahat Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
3 a. Selalu 20 33,4%
b. Sering 16 26,6%
c. Jarang 24 40%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
34
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden mengatakan
guru selalu mengakhiri pelajaran tepat waktu (33,4%), sebagian kecil
responden mengatakan guru sering mengakhiri pelajaran tepat waktu (26,6%),
dan banyak responden mengatakan bahwa guru jarang mengakhiri pelajaran
tepat waktu (40%), namun responden tidak ada yang mengatakan bahwa guru
tidak pernah mengakhiri pelajaran tepat waktu (0%). Hal ini menunjukan
bahwa guru jarang mengakhiri pelajaran tepat waktu, walaupun ada sebagian
besar responden yang mengatakan guru selalu mengakhiri pelajaran tepat
waktu.
Untuk mengetahui apakah Guru mengadakan Ujian Tengah Semester
(UTS) tepat waktu dapat di lihat pada Tabel 8 :
Tabel 8
Mengadakan Ujian Tengah Semester (UTS) Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
4 a. Selalu 45 75%
b. Sering 9 15%
c. Jarang 6 10%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak responden mengatakan guru
selalu mengadakan Ujian Tengah Semester (UTS) tepat waktu (75%),
sebagian kecil responden mengatakan guru sering mengadakan Ujian Tengah
Semester (UTS) tepat waktu (15%), dan sedikit responden mengatakan bahwa
guru jarang mengadakan Ujian Tengah Semester (UTS) tepat waktu (10%),
namun tidak ada satu pun responden yang mengatakan bahwa guru tidak
pernah mengadakan Ujian Tengah Semester (UTS) tepat waktu (0%). Hal ini
menunjukan bahwa guru selalu mengadakan Ujian Tengah Semester (UTS)
tepat waktu.
Untuk mengetahui apakah Guru mengadakan Ujian Akhir Semester
(UAS) tepat waktu dapat di lihat pada Tabel 9
35
Tabel 9
Mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
5 a. Selalu 46 76,7%
b. Sering 15 15%
c. Jarang 5 8,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa banyak responden mengatakan guru
selalu mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) tepat waktu (76,7%),
sebagian kecil responden mengatakan guru sering mengadakan Ujian Akhir
Semester (UAS) tepat waktu (15%), dan sedikit responden mengatakan bahwa
guru jarang mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) tepat waktu (8,3%),
namun tidak ada satu pun responden yang mengatakan bahwa guru tidak
pernah mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) tepat waktu (0%). Hal ini
menunjukan bahwa guru selalu mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS)
tepat waktu
2. Displin Dalam Melaksanakan Tugas
Berkaitan dengan persepsi siswa terhadap disiplin guru dalam
melaksanakan tugas dapat dilihat pada tabel berikut :
Untuk mengetahui apakah guru mengakhiri pelajaran tepat waktu dapat di
lihat pada Tabel 10 :
Tabel 10
Meninggalkan Kelas pada saat Mengajar di Kelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
6 a. Selalu 7 11,6%
b. Sering 26 43,4%
c. Jarang 25 41,6%
d. Tidak Pernah 2 3,4%
36
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden
mengatakan guru selalu meninggalkan kelas pada saat mengajar di kelas
(11,6%), banyak responden mengatakan guru sering meninggalkan kelas pada
saat mengajar di kelas (43,4%), dan sebagian besar responden mengatakan
bahwa guru jarang meninggalkan kelas pada saat mengajar di kelas (41,6%),
namun sedikit responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah
meninggalkan kelas pada saat mengajar di kelas (3,4%). Hal ini menunjukan
bahwa sebagian guru sering meninggalkan kelas pada saat mengajar di kelas,
namun ada sebagian lagi guru jarang meninggalkan kelas pada saat mengajar
Untuk mengetahui apakah guru mengabsen siswa sebelum pelajaran
dimulai dapat di lihat pada Tabel 11 :
Tabel 11
Mengabsen Siswa sebelum Pelajaran dimulai
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
7 a. Selalu 16 26,6%
b. Sering 11 18,4%
c. Jarang 31 51,6%
d. Tidak Pernah 2 3,4%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden mengatakan
guru selalu mengabsen siswa sebelum pelajaran dimulai (26,6%), sebagian
kecil responden mengatakan guru sering mengabsen siswa sebelum pelajaran
dimulai (18,4%), dan banyak responden mengatakan bahwa guru jarang
mengabsen siswa sebelum pelajaran dimulai (51,6%), namun sedikit
responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah mengabsen siswa
sebelum pelajaran dimulai (3,4%). Hal ini menunjukan bahwa guru jarang
mengabsen siswa sebelum pelajaran dimulai.
37
Untuk mengetahui apakah guru mengisi jurnal kelas dapat di lihat pada
Tabel 12 :
Tabel 12
Mengisi Jurnal Kelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
8 a. Selalu 12 20%
b. Sering 6 10%
c. Jarang 29 48,4%
d. Tidak Pernah 13 21,6%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil responden
mengatakan guru selalu mengisi jurnal kelas (20%), sedikit responden
mengatakan guru sering mengisi jurnal kelas (10%), dan banyak responden
mengatakan bahwa guru jarang mengisi jurnal kelas (48,4%), namun sebagian
besar responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah mengisi jurnal
kelas (21,6%). Hal ini menunjukan bahwa guru jarang mengisi jurnal kelas
Untuk mengetahui apakah guru mengikuti upacara bendera setiap hari
senin dapat di lihat pada Tabel 13 :
Tabel 13
Mengikuti Upacara Bendera Setiap Hari Senin
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
9 a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0%
c. Jarang 1 1.6%
d. Tidak Pernah 59 98,4%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa tidak ada responden yang mengatakan
guru selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin (0%), dan tidak ada
juga responden mengatakan guru sering mengikuti upacara bendera setiap
38
hari senen (0%), sedikit responden mengatakan bahwa guru jarang mengikuti
upacara bendera setiap hari senen (1,6%), namun banyak responden yang
mengatakan bahwa guru tidak pernah mengikuti upacara bendera setiap hari
senen (98,4%). Hal ini menunjukan bahwa guru tidak pernah mengikuti
upacara bendera setiap hari Senin
Untuk mengetahui apakah guru memberi tugas peganti jika berhalangan
hadir dapat di lihat pada Tabel 14 :
Tabel 14
Memberi Tugas Peganti Jika Berhalangan Hadir
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
10 a. Selalu 21 35%
b. Sering 19 31,7%
c. Jarang 16 26,7%
d. Tidak Pernah 4 6,6%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak responden yang mengatakan
guru selalu memberi tugas peganti jika berhalangan hadir (35%), sebagian
besar responden mengatakan guru sering memberi tugas peganti jika
berhalangan hadir (31,7%), dan sebagian kecil responden mengatakan bahwa
guru jarang memberi tugas peganti jika berhalangan hadir (26,7%), namun
sedikit responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah memberi tugas
peganti jika berhalangan hadir (6,6%). Hal ini menunjukan bahwa guru selalu
memberi tugas peganti jika berhalangan hadir
Untuk mengetahui apakah guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan dapat di lihat pada
Tabel 15 :
39
Tabel 15
Memberikan Pertanyaan-Pertanyaan yang Berkaitan dengan Materi
Pelajaran yang akan diajarkan
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
11 a. Selalu 26 43,3%
b. Sering 18 30%
c. Jarang 16 26,7%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa banyak responden yang mengatakan guru
selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan (43,3%), sebagian besar responden mengatakan
guru sering memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan (30%), dan sebagian kecil responden
mengatakan bahwa guru jarang memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan (26,7%), namun tidak
ada responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan (0%). Hal ini menunjukan bahwa guru selalu memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan
Untuk mengetahui apakah guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sebelumnya dapat di lihat pada Tabel
16 :
Tabel 16
Memberikan Pertanyaan-Pertanyaan yang Berkaitan dengan Materi
Pelajaran yang sebelumnya
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
12 a. Selalu 14 23,3%
40
b. Sering 24 40%
c. Jarang 19 31,7%
d. Tidak Pernah 3 5%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian kecil responden yang
mengatakan guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang sebelumnya (23,3%), banyak responden
mengatakan guru sering memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang sebelumnya (40%), dan sebagian besar
responden mengatakan bahwa guru jarang memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sebelumnya (31,7%), namun
sedikit responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
sebelumnya (0%). Hal ini menunjukan bahwa guru sering memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
sebelumnya
Untuk mengetahui apakah guru memberikan tes setiap selesai mengajar
dapat di lihat pada Tabel 17 :
Tabel 17
Memberikan Tes Setiap Selesai Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
13 a. Selalu 7 11,7%
b. Sering 6 10%
c. Jarang 43 71%
d. Tidak Pernah 4 6,6%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil responden yang
mengatakan guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang sebelumnya (23,3%), banyak responden
41
mengatakan guru sering memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang sebelumnya (40%), dan sebagian besar
responden mengatakan bahwa guru jarang memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sebelumnya (31,7%), namun
sedikit responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
sebelumnya (0%). Hal ini menunjukan bahwa guru sering memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
sebelumnya
Untuk mengetahui apakah guru menggunakan alat bantu (media
pembelajaran) sesuai materi yang disampaikan dapat di lihat pada Tabel 18 :
Tabel 18
Menggunakan Alat Bantu (Media Pembelajaran) sesuai Materi yang
disampaikan
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
14 a. Selalu 1 1,7%
b. Sering 5 8,4%
c. Jarang 37 61,6%
d. Tidak Pernah 17 28,3%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menunjukan bahwa sedikit responden yang mengatakan
guru selalu menggunakan alat bantu (media pembelajaran) sesuai materi yang
disampaikan (1,7%), sebagian kecil responden mengatakan guru sering
menggunakan alat bantu (media pembelajaran) sesuai materi yang
disampaikan (8,4%), dan banyak responden mengatakan bahwa guru jarang
menggunakan alat bantu (media pembelajaran) sesuai materi yang
disampaikan (61,6%), namun ada sebagian besar responden yang mengatakan
bahwa guru tidak pernah menggunakan alat bantu (media pembelajaran)
sesuai materi yang disampaikan (28,3%). Hal ini menunjukan sebagian guru
jarang menggunakan alat bantu (media pembelajaran) sesuai materi yang
42
disampaikan, tetapi ada sebagian lagi responden yang mengatakan guru tidak
pernah menggunakan alat bantu (media pembelajaran) sesuai materi yang
disampaikan
Untuk mengetahui apakah guru melakukan evaluasi secara rutin dapat di
lihat pada Tabel 19 :
Tabel 19
Melakukan Evaluasi Secara Rrutin
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
15 a. Selalu 11 18,3%
b. Sering 15 25%
c. Jarang 31 51,7%
d. Tidak Pernah 3 5%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menampilkan bahwa sebagian kecil responden yang
mengatakan guru selalu melakukan evaluasi secara rutin (18,3%), sebagian
besar responden mengatakan guru sering melakukan evaluasi secara rutin
(25%), dan banyak responden mengatakan bahwa guru jarang melakukan
evaluasi secara rutin (51,7%), namun hanya sedikit responden yang
mengatakan bahwa guru tidak pernah melakukan evaluasi secara rutin (5%).
Hal ini menunjukan bahwa guru jarang melakukan evaluasi secara rutin
Untuk mengetahui apakah guru menyampaikan pelajaran sesuai dengan
pokok bahasan dapat di lihat pada Tabel 20 :
Tabel 20
Menyampaikan Pelajaran sesuai dengan Pokok Bahasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
16 a. Selalu 33 55%
b. Sering 10 16,7%
c. Jarang 17 28,3%
d. Tidak Pernah 0 0
43
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa banyak responden yang mengatakan
guru selalu menyampaikan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan (55%),
sebagian kecil responden mengatakan guru sering menyampaikan pelajaran
sesuai dengan pokok bahasan (30%), dan sebagian besar mengatakan bahwa
guru jarang menyampaikan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan (28,3%),
namun tidak ada satu pun responden yang mengatakan bahwa guru tidak
pernah menyampaikan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan (0%). Hal ini
menunjukan bahwa sebagian guru selalu menyampaikan pelajaran sesuai
dengan pokok bahasan, namun ada pula sebagian lagi guru jarang
menyampaikan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan
Untuk mengetahui apakah guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) dapat di
lihat pada Tabel 21 :
Tabel 21
Memeriksa Pekerjaan Rumah (PR)
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
17 a. Selalu 22 36,7%
b. Sering 12 20%
c. Jarang 21 35%
d. Tidak Pernah 5 5%
Jumlah 60 100%
Tabel diatas menunjukan bahwa banyak responden yang mengatakan guru
selalu memeriksa pekerjaan rumah (PR) (36,7%), sebagian kecil responden
mengatakan guru sering memeriksa pekerjaan rumah (PR) (20%), dan
sebagian besar mengatakan bahwa guru jarang memeriksa pekerjaan rumah
(PR) (28,3%), namun hanya sedikit responden yang mengatakan bahwa guru
tidak pernah memeriksa pekerjaan rumah (PR) (5%). Hal ini menunjukan
bahwa guru selalu memeriksa pekerjaan rumah (PR), namun ada pula sebagian
44
besar responden yang mengatakan guru jarang memeriksa pekerjaan rumah
(PR)
Untuk mengetahui apakah guru memberikan teguran dan nasehat pada
siswa yang tidak disiplin dapat di lihat pada Tabel 22 :
Tabel 22
Memberikan Teguran dan Nasehat pada Siswa yang tidak Disiplin
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
18 a. Selalu 41 68,3%
b. Sering 16 26,7%
c. Jarang 3 5%
d. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak responden yang mengatakan
guru selalu memberikan teguran dan nasehat pada siswa yang tidak disiplin
(68,3%), sebagian besar responden mengatakan guru sering memberikan
teguran dan nasehat pada siswa yang tidak disiplin (26,7%), dan sedikit
mengatakan bahwa guru jarang memberikan teguran dan nasehat pada siswa
yang tidak disiplin (5%), namun tidak ada satu pun responden yang
mengatakan bahwa guru tidak pernah memberikan teguran dan nasehat pada
siswa yang tidak disiplin (0%). Hal ini menunjukan bahwa guru selalu
memberikan teguran dan nasehat pada siswa yang tidak disiplin.
Untuk mengetahui apakah Guru memberikan hukuman ketika ada siswa
yang tidak mematuhi peraturan sekolah dapat di lihat pada Tabel 23 :
Tabel 23
Memberikan Hukuman ketika ada Siswa yang tidak Mematuhi Peraturan
Sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
19 a. Selalu 30 50%
b. Sering 20 33,3%
45
c. Jarang 10 16,7%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menampilkan bahwa banyak responden yang mengatakan
guru selalu memberikan hukuman ketika ada siswa yang tidak mematuhi
peraturan sekolah (50%), sebagian besar responden mengatakan guru sering
memberikan hukuman ketika ada siswa yang tidak mematuhi peraturan
sekolah (33,3%), dan sebagian kecil responden mengatakan bahwa guru jarang
memberikan hukuman ketika ada siswa yang tidak mematuhi peraturan
sekolah (5%), namun tidak ada satu pun responden yang mengatakan bahwa
guru tidak pernah memberikan hukuman ketika ada siswa yang tidak
mematuhi peraturan sekolah (0%). Hal ini menunjukan bahwa guru selalu
memberikan hukuman ketika ada siswa yang tidak mematuhi peraturan
sekolah
3. Disiplin Terhadap Suasana Kerja
Berkaitan dengan persepsi siswa terhadap disiplin suasana kerja dapat
dilihat pada tabel berikut :
Untuk mengetahui apakah guru menyampaikan pelajaran menghubungkan
dengan keadaan sekitar dapat di lihat pada Tabel 24 :
Tabel 23
Menyampaikan Pelajaran Menghubungkan dengan Keadaan Sekitar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
20 a. Selalu 10 16,7%
b. Sering 18 30%
c. Jarang 27 45%
d. Tidak Pernah 5 8,3%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil responden yang
mengatakan guru selalu menyampaikan pelajaran menghubungkan dengan
46
keadaan sekitar (16,3%), sebagian besar responden mengatakan guru sering
menyampaikan pelajaran menghubungkan dengan keadaan sekitar (30%), dan
banyak responden mengatakan bahwa guru jarang menyampaikan pelajaran
menghubungkan dengan keadaan sekitar (45%), namun hanya sedikit
responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah menyampaikan
pelajaran menghubungkan dengan keadaan sekitar (8,3%). Hal ini
menunjukan bahwa sebagian guru jarang menyampaikan pelajaran
menghubungkan dengan keadaan sekitar, namun ada pula sebagian lagi guru
sering menyampaikan pelajaran menghubungkan dengan keadaan sekitar
Untuk mengetahui apakah Guru menghubungkan materi pelajaran dengan
benda-benda di alam sekitar dapat di lihat pada Tabel 25 :
Tabel 25
Menghubungkan Materi Pelajaran dengan Benda-benda di alam Sekitar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
21 a. Selalu 12 20%
b. Sering 7 11,7%
c. Jarang 35 58,3%
d. Tidak Pernah 6 10%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
mengatakan guru selalu menghubungkan materi pelajaran dengan benda-
benda di alam sekitar (20%), sebagian kecil responden mengatakan guru
sering menghubungkan materi pelajaran dengan benda-benda di alam sekitar
(11,7%), dan banyak responden mengatakan bahwa guru jarang
menghubungkan materi pelajaran dengan benda-benda di alam sekitar
(58,3%), namun sedikit responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah
menghubungkan materi pelajaran dengan benda-benda di alam sekitar (10%).
Hal ini menunjukan bahwa guru jarang menghubungkan materi pelajaran
dengan benda-benda di alam sekitar
47
4. Disiplin Dalam Melayani Masyarakat
Berkaitan dengan persepsi siswa terhadap disiplin dalam melayani
masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :
Untuk mengetahui apakah Guru memberikan pelayanan yang baik pada
siswa jika terjadi keluhan (permasalahan) dapat di lihat pada Tabel 26
Tabel 26
Memberikan Pelayanan yang Baik pada Siswa jika terjadi Keluhan
(Permasalahan)
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
22 a. Selalu 15 25
b. Sering 20 33,3
c. Jarang 23 38,3
d. Tidak Pernah 2 3,4
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian kecil responden mengatakan
guru selalu memberikan pelayanan yang baik pada siswa jika terjadi keluhan
(permasalahan) (25%), sebagian besar responden mengatakan guru sering
memberikan pelayanan yang baik pada siswa jika terjadi keluhan
(permasalahan) (33,3%), dan banyak responden mengatakan bahwa guru
jarang memberikan pelayanan yang baik pada siswa jika terjadi keluhan
(permasalahan) (38,3%), namun hanya sedikit responden yang mengatakan
bahwa guru tidak pernah memberikan pelayanan yang baik pada siswa jika
terjadi keluhan (permasalahan) (3,4%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian
guru jarang memberikan pelayanan yang baik pada siswa jika terjadi keluhan
(permasalahan), namun ada pula sebagian lagi guru sering memberikan
pelayanan yang baik pada siswa jika terjadi keluhan (permasalahan)
Untuk mengetahui apakah Guru memberikan pelayanan yang baik pada
orang tua siswa jika terjadi keluhan (permasalahan) dapat di lihat pada Tabel
27 :
48
Tabel 27
Memberikan Pelayanan yang Baik padaOorang Tua Siswa jika terjadi
Keluhan (Permasalahan)
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
23 a. Selalu 28 46,7%
b. Sering 13 21,7%
c. Jarang 18 30%
d. Tidak Pernah 1 1,6%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menunjukan bahwa banyak responden mengatakan guru
selalu memberikan pelayanan yang baik pada orang tua siswa jika terjadi
keluhan (permasalahan) (46,7%), sebagian kecil responden mengatakan guru
sering memberikan pelayanan yang baik pada orang tua siswa jika terjadi
keluhan (permasalahan) (21,7%), dan sebagian besar responden mengatakan
bahwa guru jarang memberikan pelayanan yang baik pada orang tua siswa jika
terjadi keluhan (permasalahan) (30%), namun hanya sedikit responden yang
mengatakan bahwa guru tidak pernah memberikan pelayanan yang baik pada
orang tua siswa jika terjadi keluhan (permasalahan) (1,6%). Hal ini
menunjukan bahwa sebagian guru selalu memberikan pelayanan yang baik
pada orang tua siswa jika terjadi keluhan (permasalahan), namun ada pula
sebagian lagi guru jarang memberikan pelayanan yang baik pada orang tua
siswa jika terjadi keluhan (permasalahan)
5. Disiplin dalam Sikap, Tingkah Laku dan Penampilan
Berkaitan dengan persepsi siswa terhadap disiplin dalam sikap, tingkah
laku dan penampilan dapat dilihat pada tabel berikut :
Untuk mengetahui apakah bapak guru memakai baju kemeja/koko ketika
mengajar dapat di lihat pada Tabel 28 :
49
Tabel 28
Bapak Guru Memakai Baju Kemeja/Koko ketika Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
24 a. Selalu 20 33,3%
b. Sering 27 45%
c. Jarang 13 21,7%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menampilkan bahwa sebagian besar responden yang
mengatakan bapak guru selalu memakai baju kemeja/koko ketika mengajar
(33,3%), banyak responden mengatakan bapak guru sering memakai baju
kemeja/koko ketika mengajar (45%), dan sebagian kecil responden
mengatakan bahwa bapak guru jarang memakai baju kemeja/koko ketika
mengajar (21%), namun tidak ada satu pun responden yang mengatakan
bahwa bapak guru tidak pernah memakai baju kemeja/koko ketika mengajar
(0%). Hal ini menunjukan bahwa bapak guru selalu memakai baju
kemeja/koko ketika mengajar
Untuk mengetahui apakah Bapak Guru memasukkan baju kemeja ke
dalam celana ketika mengajar dapat di lihat pada Tabel 29 :
Tabel 29
Bapak guru memasukkan baju kemeja ke dalam celana ketika mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
25 a. Selalu 16 26,7%
b. Sering 24 40%
c. Jarang 20 33,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian kecil responden yang
mengatakan bapak guru selalu memasukkan baju kemeja ke dalam celana
50
ketika mengajar (26,7%), banyak responden mengatakan bapak guru sering
memasukkan baju kemeja ke dalam celana ketika mengajar (40%), dan
sebagian kecil responden mengatakan bahwa bapak guru jarang memasukkan
baju kemeja ke dalam celana ketika mengajar (21%), namun tidak ada satu
pun responden yang mengatakan bahwa bapak guru tidak pernah memasukkan
baju kemeja ke dalam celana ketika mengajar (0%). Hal ini menunjukan
bahwa bapak guru sering memasukkan baju kemeja ke dalam celana ketika
mengajar
Untuk mengetahui apakah Bapak Guru memakai sepatu ketika mengajar
dapat di lihat pada Tabel 30 :
Tabel 30
Bapak Guru Memakai Sepatu ketika Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
26 a. Selalu 36 60%
b. Sering 16 26,7%
c. Jarang 8 13,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa banyak responden yang mengatakan
bapak guru selalu memakai sepatu ketika mengajar (60%), sebagian besar
responden mengatakan bapak guru sering memakai sepatu ketika mengajar
(26,7%), dan sebagian kecil responden mengatakan bahwa bapak guru jarang
memakai sepatu ketika mengajar (13,3%), namun tidak ada satu pun
responden yang mengatakan bahwa bapak guru tidak pernah memakai sepatu
ketika mengajar (0%). Hal ini menunjukan bahwa bapak guru selalu memakai
sepatu ketika mengajar
Untuk mengetahui apakah Ibu Guru memakai kerudung/jilbab ketika
mengajar dapat di lihat pada Tabel 31 :
51
Tabel 31
Ibu Guru Memakai Kerudung/Jilbab ketika Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
27 a. Selalu 55 91,7%
b. Sering 5 8,3%
c. Jarang 0 0
d. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menampilkan bahwa banyak responden yang mengatakan Ibu
Guru selalu memakai kerudung/jilbab ketika mengajar (91,7%), sebagian kecil
responden mengatakan Ibu Guru sering memakai kerudung/jilbab ketika
mengajar (8,3%), tidak ada responden mengatakan bahwa Ibu Guru jarang
memakai kerudung/jilbab ketika mengajar (0%), dan tidak ada satu pun
responden yang mengatakan bahwa Ibu Guru tidak pernah memakai
kerudung/jilbab ketika mengajar (0%). Hal ini menunjukan bahwa ibu guru
selalu memakai kerudung/jilbab ketika mengajar
Untuk mengetahui apakah Ibu Guru memakai rok panjang ketika mengajar
dapat di lihat pada Tabel 32 :
Tabel 32
Ibu Guru Memakai Rok Panjang ketika Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
28 a. Selalu 31 51,7%
b. Sering 21 35%
c. Jarang 8 13,3%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menampilkan bahwa banyak responden yang mengatakan Ibu
Guru selalu memakai rok panjang ketika mengajar (51,7%), sebagian besar
responden mengatakan Ibu Guru sering memakai rok panjang ketika mengajar
52
(35%), dan sebagian kecil responden mengatakan bahwa Ibu Guru jarang
memakai rok panjang ketika mengajar (13,3%), namun tidak ada satu pun
responden yang mengatakan bahwa Ibu Guru tidak pernah memakai rok
panjang ketika mengajar (0%). Hal ini menunjukan bahwa ibu guru selalu
memakai rok panjang ketika mengajar
Untuk mengetahui apakah Ibu Guru memakai sepatu ketika mengajar
dapat di lihat pada Tabel 33 :
Tabel 33
Ibu Guru Memakai Sepatu Ketika Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
29 a. Selalu 45 75%
b. Sering 12 20%
c. Jarang 3 5%
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 60 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa banyak responden yang mengatakan Ibu
Guru selalu memakai sepatu ketika mengajar (75%), sebagian besar responden
mengatakan Ibu Guru sering memakai sepatu ketika mengajar (20%), dan
sebagian kecil responden mengatakan bahwa Ibu Guru jarang memakai sepatu
ketika mengajar (5%), namun tidak ada satu pun responden yang mengatakan
bahwa Ibu Guru tidak pernah memakai sepatu ketika mengajar (0%). Hal ini
menunjukan bahwa ibu guru selalu memakai sepatu ketika mengajar
Untuk mengetahui apakah Guru bersikap ramah dan berprilaku baik
dalam mengajar dapat di lihat pada Tabel 34 :
Tabel 34
Guru Bersikap Ramah dan Berprilaku Baik dalam Mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%)
30 a. Selalu 14 23,4%
b. Sering 22 36,7%
53
c. Jarang 20 33,3%
d. Tidak Pernah 4 6,6%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian kecil responden
mengatakan guru selalu bersikap ramah dan berprilaku baik dalam mengajar
(23,4%), banyak responden mengatakan guru sering bersikap ramah dan
berprilaku baik dalam mengajar (36,7%), dan sebagian besar responden
mengatakan bahwa guru jarang bersikap ramah dan berprilaku baik dalam
mengajar (33,3%), namun hanya sedikit responden yang mengatakan bahwa
guru tidak pernah bersikap ramah dan berprilaku baik dalam mengajar (66%).
Hal ini menunjukan bahwa sebagian guru sering bersikap ramah dan
berprilaku baik dalam mengajar, namun ada pula sebagian lagi guru sering
bersikap ramah dan berprilaku baik dalam mengajar
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari data-data yang telah tersebar maka hasil perhitungan statistik
deskriptif adalah membahas tentang nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek
yang diteliti berdasarkan tanggapan responden
Untuk memeberikan interpretasi atas nilai-nilai yang diperoleh digunakan
interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, adalah
sebagai berikut:2
1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76 – 100%
2. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56 – 75 %
3. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40 – 55%
4. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40%
2 . Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendeketan Praktek, (Jakarta : Bina Aksara,
1986), h .196
54
Untuk menetukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langka-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengkalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi
b. Menghitung nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian
c. Menetukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus :
NS X 100%
NH
Dari hasil peyebarab kuesioner tersebut diperoleh data tentang persepsi
siswa terhadap disiplin kerja guru dalam pembelajaran di MTs Asy-
Syukriyyah Tangerang melalui 5 aspek : aspek disiplin terhadap tugas
dengan skor 2245, aspek disiplin waktu dengan skor 958, aspek disiplin
terhadap suasana kerja dengan skor 298, aspek disiplin melayani masyarakat
dengan skor 380, aspek disiplin dalam sikap, tingkah laku dan penampilan
dengan skor 1393. selanjutnya data-data tersebut dapat dilihat pada table 32
dibawah ini :
Tabel 32
Deskripsi Data Disiplin Kerja Guru MTs Asy-Syukriyyah Tangerang
Variabe
l
Indikator Dimensi Jumlah
Item
Skor
1. Disiplin
terhadap
tugas
a. Mentaati peraturan kerja
b. Menyiapkan kelengkapan
mengajar
c. Melaksankan tugas kerja
14 2245 Disiplin
Kerja
Guru
2. Disiplin a. Menepati waktu tugas 5 958
55
terhadap
waktu
b. Memanfaatkan waktu
dengan baik
c. Menyelesaikan tugas tepat
waktu
3. Disiplin
terhadap
suasana
kerja
a. Memanfaatkan lingkungan
sekolah
b. Menjalin hubungan yang
baik
2 298
4. Disiplin
dalam
melayani
masyarakat
a. Melayani peserta didik
b. Melayani orang tua siswa
2 380
5. Disiplin
dalam sikap,
tingkah laku
dan
penampilan
a. Memperhatikan sikap
b. Memperhatikan tingkah laku
c. Memperhatikan penampilan
7 1393
1 5 30 30 item 5274
Berdasarkan skor penelitian yang ada maka dapat disajikan analisis
deskriptif sebagai berikut :
Tabel 32
Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
NS x 100% NH
Kategori
1. Disiplin
terhadap tugas
2245 14 x 4 =
56
2245 : 60
=37,417
37,417 x100% 56
= 66,816
Cukup
baik
2. Disiplin 958 5 x 4 = 20 958 : 60 15,97 x100%
Baik
56
terhadap
waktu
=15,97 20
= 79,85
3. Disiplin
terhadap
suasana
kerja
298 2 x 4 = 8 298 : 60
=4,97
4,97 x100% 8 = 62,125
Cukup
baik
4. Disiplin
dalam
melayani
masyarakat
380 2 x 4 = 8 380 : 60
=6,4
380 x100% 8
= 47,50
Kurang
baik
5. Disiplin
dalam sikap,
tingkah laku
dan
penampilan
1393 7 x 4 = 28 1393 : 60
=23,217
1393 x100% 28
= 49,75
Kurang
baik
Tabel 32
Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Indikator Skor Nilai
Harapan
(NH
Nilai Skor
(NS)
NS x 100% NH
Kategori
1.Disiplin
kerja guru
5274 30 x 4 =
120
5274 : 60
= 87,9
87,9 100% 120
= 73,25
Cukup
baik
Dari tabel di atas menunjukan bahwa secara keseluruhan disiplin kerja
guru memiliki skor 73,25%, dengan demikian variabel tersebut berkategori
cukup baik. Hal ini berarti siswa dapat bersepsi bahwa guru memiliki disiplin
kerja yang cukup baik dalam melaksanakan tugas kerjanya.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana diuraikan pada bab IV dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Persepsi siswa terhadap disiplin kerja guru dalam pembelajaran di
MTs Asy-Syukriyyah yang meliputi disiplin waktu, disiplin terhadap
tugas, disiplin terhadap suasana kerja, disiplin dalam melayani
masyarakat dan disiplin dalam sikap, tingkah laku dan penampilan,
termasuk pada kategori cukup baik.
2. Disiplin waktu guru sudah baik (79,85%) yang ditandai dengan
menepati waktu tugas, memanfaatkan waktu dengan baik dan
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Disiplin terhadap tugas
cukup baik (66,81%) yang ditandai dengan mentaati peraturan kerja,
menyiapkan kelengkapan kerja dan melaksanakan tugas kerja. Disiplin
terhadap suasana kerja cukup baik (62,12%) yang ditandai dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah. Disiplin dalam melayani
masyarakat kurang baik (47,50%) yang ditandai dengan melayani
peserta didik dan melayani orang tua siswa. Disiplin dalam sikap,
tangkah laku dan penampilan kurang baik (49,75%) yang ditandai
dengan memperhatikan sikap, tingkah laku dan penampilan
58
59
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada guru diharapkan untuk lebih memaksimalkan kedisiplinan
kerjanya sebagai seorang pendidik, terutama disiplin dalam sikap,
tangkah laku, penampilan dan melayani masyarakat, 2 aspek ini masih
terasa kurang baik, maka untuk selanjutnya diharapkan dari semua
aspek kedisiplinan dapat terus ditingkatkan.
2. kepada pihak sekolah : agar lebih memperhatikan dan mengawasi
disiplin guru dalam mengajar, serta memperhatikan sarana dan pra-
sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran
secara optimal, serta mengembangkan daya kreativitas dan disiplin
guru dengan mengadakan latihan-latihan secara independent sehingga
semua guru memiliki pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi. Prosedur Penelitian Pendeketan Praktek, Jakarta: Bina Aksara, 1986.
Ayi Setiabudi. “Definisi Persepsi”, dari www.google.co.id. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2009
Agus Syafi’I. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi”, dari www.google.co.id. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2009
Badudu, JS. Kamus Umum Bahasa Indoenesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, Cet II, 1994.
Dirgagunansa, Singgih. Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, Cet.4, 1993
Dhimaskasep. “Arti Kerja”, dari www.google.co.id. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2009
Fadillah, Ahmad, Wawancara, Tangerang, 9 februari 2010 Handoko, T, Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: Anggota Ikapi. Cet 15, 2001. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara,
Cet II, 1999. Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya,
Cet. I, 1995 Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta : PT Gramedia, Cet I, 1989. Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahanan Diri dan Lingkungan,
Jakarta: Kizi Brother’s, cet I, 2006 Jhon M Echols dan Hasan Sadilly, Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta : PT
Gramedia 1990 Kmpk.UGM, “Disiplin”, dari www.google.co.id. Diakses apada tanggal 9
Oktober 2009 Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, Cet I, 2007. Munir, A.S. Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Kepegawaian,
(Jakarta : CV Massagung 1992), h. 65-66. Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998,
Perpustakaan Nasional RI, PT Sekala Jalmakarya, Cet. I, 1997. Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Rosdakarya, Cet
21, 2004 Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,
Jakarta, Cet ke-1, 2004. Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, Cet I, 1993. Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada), cet 14, 2004, h 43 Toha, Miftah. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Organisasinya,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Uno, B Hamzah. Profesi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara. Cet III,
2008
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Jakarta: 2003
Wursanto, IG. Pokok-pokok Pengertian Human Relations dalam Manajemen, Jakarta: Pusaka Dian, Cet I, 1995
Wirawan, Sarlito. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta:Bulan Bintang, Cet 6, 1991.
Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet 15, 2003.
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Senin, 15 Februari 2010 Nama : Mamat Rakhmat Jabatan : Kepala Sekolah Waktu : 09:30 s/d selesai Tempat : Ruang Kepala Sekolah Tanya : Sejak kapan Bapak menjabat sebagai kepala sekolah MTs Asy-
Syukriyyah ?
Jawab : Tanggal 2 Januari 1989 sampai sekarang masih dipercaya oleh ketua
yayasan Asy-Syukriyyah menjabat sebagai kepala madrasah
Tanya : Apa Visi dan Misi MTs Asy-Syukriyyah ini ?
Jawab : Visi sekolah ini adalah mewujudkan keunggulan sumber daya manusia
yang beriman dan bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan
masyarakat.
Misi sekolah ini adalah melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara rutinitas dan efektif, menumbuhkan semangat keunggulan
secara intensif kepada seluruh warga sekolah, mendorong siswa untuk
megenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
Tanya : Bagaimana cara bapak mengelola madrasah ini ?
Jawab : Menjadikan sekolah ini yang berkualitas dan bermutu, dengan guru
yang kompeten dan professional
Tanya : Bagaimana respon masyarakat terhadap madrasah ini ?
Jawab : Alhamdulillah sangat baik, karena masyarakat memandang madrasah
ini dibawah naungan yayasan Islam Asy-Syukriyyah dan letaknya pun
sangat strategis
Tanya : Bagaimana cara membangun komunikasi yang baik dengan para staf
terutama guru?
Jawab : Memberikan teladan yang baik
Tanya : Usaha apa yang dilakukan bapak dalam meningkatkan disiplin guru ?
Jawab : Peningkatan tanggung jawab, adanya keseimbangan antara hak dan
kewajiban
Tanya : Bagaiman proses pengawasan yang bapak lakukan dalam menerapkan
disiplin terhadap guru ?
Jawab : Selalu datang tepat waktu jika tidak ada urusan yang menyangkut
masalah sekolah, menegur guru yang terlambat.
Tanya : Jenis sanksi apa yang bapak berikan pada guru yang tidak disiplin ?
Jawab : Identifikasi masalah terlebih dahulu, jika memang bersalah maka akan
diberikan sanksi sesuai atauran yang berlaku
Tanya : Apa saja kendala bapak dalam menegakan disiplin dan bagaimana cara
mengatasinya ?
Jawab : Guru atau murid yang terlambat, murid yang tidak memakai atribut
seragam sekolah.
Dengan cara menegur dan mengingatkan kembali.
Mengetahui Kepala Madrasah Interviewer MTs Asy-Syukriyyah
Rizki Mubarok Mamat Rakhmat