abstrak pengaruh tingkat pendidikan dan …
TRANSCRIPT
ii
ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KARAKTERISTIK
INDIVIDU PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah
Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana)
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi usaha, pengambil keputusan yang akurat dan tepat waktu
serta pertanggungjawaban pada manajemen. Keputusan penyusunan laporan
keuangan keuangan pada suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik individu
dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
tingkat pendidikan dan karakteristik individu pada pengambilan keputusan
penyusunan laporan keuangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Ajzen (1985).
Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh wirausaha muda yang merupakan Tenant Binaan
Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana tahun 2017. Total jumlah responden
dalam penelitian ini adalah 58 dari 83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM
Universitas Udayana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan
penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu merupakan faktor internal
yang mendorong perilaku dan bukti faktor yang signifikan dalam hal prediksi
perilaku seorang. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah laporan keuangan
merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menggambarkan kondisi
kemajuan atau kemunduran usaha. Wirausaha muda yang merupakan Tenant
Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana perlu meningkatkan
pendidikannya, baik secara formal maupun non formal serta meningkatkan
kreativitas dan inovasi dalam pengembangan usaha dan pengambilan keputusan
dalam penyusunana laporan keuangan.
Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Karakteristik Individu, Pengambilan Keputusan
Penyusunan Laporan Keuangan.
iii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF EDUCATION LEVEL AND INDIVIDUAL
CHARACTER IN DECIDING FINANCIAL REPORT ESTABLISHMENT
(STUDY IN MIDDLE AND MICRO BUSINNES INCUBATOR LPPM
(UDAYANA UNIVERSITY)
Financial report is an apparatus pictures business conditions , the decision
makers accurate and timely and accountability on management .This study
attempts to analyze the impact of education and individual characteristics ongoing
decision making financial report .This research was to analyze the influence of
education level in decision of financial report establishment. To analyze the
influence individual caracter in deciding financial report establishment. The
theory used for this research was Theory Of Planned Behavior (TPB) developed
by Ajen (1985). This research employed the primary data. The population, used in
the research were all of the young businessman involving in Tenant Binaan
Inkubator Bisnis LPPM Udayana University. The total of respondents in the
research were 58 of 83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Udayana
University. The result of this research shows that the education have a positive
influence in decision-making the preparation of reports financial.It means, when
the level of education a businessman up and will increase also decision-making
the preparation of reports financial. Individual characteristics have a positive
influence in decision-making the preparation of reports financial, individual
characteristics is the internal factors drive the behaviour and to give evidence as a
factor that significant in terms prediction conduct of a.Suggestions could be
passed on is entrepreneurial young is tenant under the jurisdiction of an incubator
business lppm udayana university need to increase their education, whether formal
and non-formal and improve creativity and innovation in business development
and decision-making
Keywords: education level , individual caracter , the decission of a financial
report establishment.
iv
RINGKASAN
Pendidikan merupakan bagian dari kapasitas SDM merupakan salah satu
elemen kunci dalam penyediaan dan dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah. Orang yang berpendidikan akan lebih rasional dalam berfikir dan
bertindak serta memahami tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan baik.
Dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja melalui pendidikan.
Tingkat pendidikan yang ditempuh dan dimiliki oleh seseorang pada dasarnya
merupakan usaha yang dilakukan dapat memperoleh kinerja yang baik.
Disamping itu, pada dasarnya karakteristik individu pada penyusunan laporan
keuangan merupakan salah satu penentu terhadap perilaku etis. Karakteristik
individu merupakan faktor internal yang mendorong adalah perilaku dan terbukti
signifikan sebagai faktor untuk memprediksi perilaku etis seseorang. Oleh karena
itu, laporan keuangan diwajibkan untuk dapat memenuhi semua karakteristik
kualitatif pokok yang telah ditetapkan didalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) no. 4 tahun 2017 sehingga informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan terjamin kualitasnya.
Laporan Keuangan merupakan suatu alat gambar kondisi usaha (apakah
terjadi kemajuan atau kemunduran), pengambil keputusan yang akurat dan tepat
waktu serta pertanggungjwaban pada manajemen serta yang terpenting secara
mendasar adalah pemahaman makna laba atau rugi yang diperoleh dari hasil
usahanya. Selain itu Menurut Kasmir (2016) laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode
tertentu. Oleh karena itu, laporan keuangan sangat berguna untuk menilai kinerja
usaha dan dapat membantu dalam menghadapi permasalahan dalam menjalankan
usaha khususnya UMKM. Selain itu, disebabkan kemampuan menyusun laporan
keuangan yang dimiliki pelaku UMKM karena kurangnya pengetahuan akuntansi,
pelatihan, tingkat pendidikan responden. Adanya fenomena seperti pelaku
UMKM sering merangkap tugas dalam menjalankan usahnya, pelaku UMKM
kurang memperhatikan pengelolaan keuangan karena dampaknya tidak terlihat
secara jelas atau tidak berpengaruh langsung terhadap kelangsungan usahanya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wirausaha muda yang
berjumlah 83 merupakan Tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas
Udayana tahun 2017. Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah 58 dari
83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana, karena 25
kuesioner tidak diisi oleh responden. Adapun jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa
pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang nantinyaakan dikuantitatifkan
dengan menggunakan skala Likert yang mengacu pada pengukuran variabel yang
digunakan. Metode penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
nonprobility sampling yakni purposive sampling yaitu metode penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Mengacu kepada Kriteria Kemenpora (2017)
kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah UMKM yang sudah
v
memiliki catatan atas pengelolaan bisnisnya dan sudah menjalankan usahanya
minimal 2 tahun, sehingga lebih lanjut dapat diteliti penggunaan informasi dalam
bisnisnya.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda nilai konstanta sebesar
2,322; berarti bahwa tanpa adanya variabel tingkat pendidikan (X1) dan
karakteristik individu (X2), maka pengambilan keputusan penyusunan laporan
keuanganakan cenderung mengalami peningkatan sebesar 2,322. Nilai koefisien
regresi tingkat pendidikan (X1) sebesar 0,621 menyatakan bahwa jika tingkat
pendidikan bertambah 1 poin, sementara variabel independen lainnya bersifat
konstan, maka pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan akan
cenderung mengalami peningkatan sebesar 0,621 atau sebesar 62,1 persen. Nilai
koefisien regresi karakteristik individu (X2) sebesar 0,105 menyatakan bahwa jika
karakteristik individu bertambah 1 poin, sementara variabel independen lainnya
bersifat konstan, maka pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan
akan cenderung mengalami peningkatan sebesar 0,105 atau sebesar 10,5 persen.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan penyusunan laporan
keuangan. Artinya, tingkat pendidikan wirausaha muda yang merupakan Tenant
Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana akan mempengaruhi
pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu
berpengaruh positif pada pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan.
Artinya, karakteristik individu dari wirausaha muda yang merupakan Tenant
Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana bernading lurus terhadap
pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah laporan keuangan merupakan alat
yang penting bagi perusahaan untuk menggambarkan kondisi kemajuan atau
kemunduran usaha. Wirausaha muda yang merupakan Tenant Binaan Inkubator
Bisnis LPPM Universitas Udayana perlu meningkatkan pendidikannya, baik
secara formal maupun non formal serta meningkatkan kreativitas dan inovasi
dalam pengembangan usaha dan pengambilan keputusan dalam penyusunana
laporan keuangan.
vii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ..................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TESIS ...................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
RINGKASAN ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 9
1.3 Tujuan Penelitian 9
1.4 Manfaat Penelitian 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 ..................................................................................Teori TPB
......................................................................................... 11
2.1.2 Standar
Akuntansi 12
viii
2.1.3 SAK
ETAP 13
2.1.4 Pengertian
Akuntansi 14
2.1.5 Tingkat
Pendidikan 15
2.1.6 Karakteristi
k Individu 17
2.1.7 Pengambila
n Keputusan 18
2.1.8 Penyusuna
n Laporan Keuangan 19
2.1.9 Usaha
Kecil Mikro Menengah 20
2.2 Penelitian
Sebelumnya 21
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir 23
3.2 Konsep Penelitian 25
3.3 Hipotesis Penelitian 26
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian 29
4.2 Lokasi Penelitian 31
4.3 Jenis dan Sumber Data 31
4.3.1 Jenis Data 31
4.3.2 Sumber Data 32
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian 32
4.4.1 Populasi 32
ix
4.4.2 Sampel 32
4.5 Metode Pengumpulan Data 33
4.6 Variabel Penelitian 34
4.6.1 Identifikasi Variabel 34
4.6.2 Definisi Operasional Variabel 34
4.7 Pengujian Instrumen 38
4.8 Analisis Data 39
4.9 Teknik Analisis Data 40
BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Responden 43
5.2 Karakteristik Responden 45
5.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian 47
5.4 Statistik Deskripsif Variabel 49
5.5 Analisis Regresi Linear Berganda 50
5.5.1 Uji Asumsi Klasik 50
5.5.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 53
5.5.3 Uji Kelayakan Model 54
5.5.4 Uji Koefisien Determinasi 55
5.5.5 Pengujian Hipotesis 56
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian 57
5.6.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Pada Pengambilan
Keputusan Penyusunan Laporan Keuangan 57
5.6.2 Pengaruh Karakteristik Individu Pada Pengambilan
Keputusan Penyusunan Laporan Keuangan 59
BABVI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan 62
6.2 Saran 63
DAFTAR RUJUKAN
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
5.1 Karakteristik Responden 45
5.2 Hasil Uji Validitas 48
5.3 Hasil Uji Reliabilitas 48
5.4 Statistik Deskriptif 49
5.5 Hasil Uji Normalitas 51
5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 52
5.7 Hasil Uji Multikoleniaritas 52
5.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 53
5.9 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) 55
5.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 56
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Kerangka Berpikir 24
3.2 Konsep Penelitian 26
4.1 Rancangan Penelitian 30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Kuesioner 71
2 Data Yang Digunakan Sebagai Sampel 75
3 Tabulasi Data Jawaban Responden 77
4 Hasil Uji Validitas 78
5 Hasil Uji Reliabilitas 81
6 Statistik Deskriptif 84
7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 85
8 Hasil Uji Normalitas 87
9 Hasil Uji Heteroskedastisitas 88
10 Hasil Uji Multikolinieritas 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia bisnis di era globalisasi ini menjadi sebuah tantangan bagi setiap
dunia usaha untuk meningkatkan kinerja dan kualitas bisnisnya agar dapat
bertahan dalam persaingan seperti saat ini. Perubahan seperti teknologi, ekonomi
dan kondisi situasi pasar makin terlihat nyata hampir di setiap sektor industri.
Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar tersebut adalah dengan
mempertahankan pelanggan yang ada. Perubahan ekonomi dan kondisi sosial
tersebut telah merubah pula sikap dan tingkah laku konsumen. Pemilihan akan
produk telah menjadi posisi tertinggi dalam pemasaran, konsumen tidak lagi
hanya mengharapkan kualitas yang tinggi dari produk itu sendiri, tetapi juga
manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.
Indonesia sebagai negara yang telah masuk pada kategori negara
berpenghasilan menengah (middle income country) untuk menjadi negara maju
perlu membangun ekonomi berbasis Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi
berbasis Inovasi. Banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
berhasil tumbuh, berkembang dan maju berkat kemampuan berkreasi dan
berinovasi, mandiri, ulet dan tekun, rajin, disiplin, siap menghadapi risiko, piawai
meraih peluang, dan cerdas dalam mengelola sumber daya berhasil untuk
menghasilkan nilai tambah dan profitabilitas.
2
UMKM merupakan suatu unit usaha kecil yang mampu berperan dan
berfungsi sebagai penyedia alternatif kegiatan usaha produktif dan juga bisa
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, dalam hal penyerapan
tenanga kerja, sehingga mampu mengurangi masalah pengangguran dan
kemiskinan yang merupakan permasalahan nasional yang belum dapat diatasi oleh
baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Menurut Shujiro (2000)
tentang peran UMKM dilihat dari kedudukannya yaitu sebagai pemain utama
dalam kegiatan ekonomi berbagai sektor, penyedia lapangan kerja terbesar,
pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi daerah dan
pemberdayaan masyarakat. Maka dari itu UMKM ini harus di perhatikan oleh
pemerintah agar masyarakat yang belum tergerak untuk membuka usaha menjadi
tertarik untuk berwirausaha mandiri. Kee-Luen et al. (2013) mengungkapkan
bahwa seharusnya pelaku UMKM fokus pada peningkatan kinerja bisnis melalui
perencanaan strategi termasuk didalamnya adalah perencanaan dan pengelolaan
keuangan, harapannya mereka akan mampu berkompetisi, meraih kesuksesan
bisnis dan mencapai profitabilitas yang optimal.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk
meningkatkan UMKM dengan cara upaya pemerintah menuju kota pintar (smart
city) sebagai langkah untuk menggiatkan ekonomi kerakyatan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Konsep smart city adalah suatu konsep yang
mengutamakan sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
Penerapan konsep smart city diperlukan untuk pengelolaan sumber daya secara
3
efisien. Upaya mewujudkan smart city sebaiknya tidak hanya terkait dengan
pembangunan fisik, akan tetapi juga sosialisasi mental (seperti: kemiskinan,
pendidikan, pengangguran, dan sebagainya).
Pemerintah pusat maupun daerah sering mengadakan acara yang
melibatkan UMKM untuk mengoptimalkan usaha-usaha mereka. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kreativitas usaha mereka serta mempromosikan
produk mereka. Salah satu acara tersebut diselenggarakan oleh pemerintah pusat
maupun daerah. Denpasar festival adalah salah satu ajang yang digunakan untuk
mempromosikan UMKM. Denpasar festival juga sebagai usaha pelestarian
budaya bangsa yang berada di Bali, dengan melibatkan berbagai jenis UMKM.
Kemeriahan festival tersebut berlangsung 4 hari tiap menjelang pergantian tahun.
Universitas Udayana merupakan satu-satunya universitas negeri yang
berada di Bali yang ikut berpartisipasi, selain berpartisipasi dalam acara Udayana
Jazz Festival (UJF), Universitas Udayana juga memiliki sebuah lembaga yang
menangani tentang UMKM, lembaga tersebut adalah Inkubator Bisnis Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana.
Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana merupakan wadah bagi wirausaha
muda di Provinsi Bali khususnya mahasiswa Universitas Udayana untuk
mengembangkan ide usaha yang mereka miliki. Adapun objek dalam penelitian
ini adalah tenant binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana tahun 2017,
dimana jumlah UMKM yang dibina oleh Inkubator Bisnis Universitas Udayana
sebanyak 83 usaha, yang terdiri dari 24 usaha sektor jasa, 19 usaha sektor kuliner,
6 usaha sektor fashion, 7 usaha sektor perdagangan, 20 usaha sektor industri
4
kreatif, 5 usaha sektor perdagangan, 1 usaha sektor perkebunan dan 1 usaha sektor
konveksi. Tinngginya dukungan Pemerintah Provinsi Bali dapat dilihat dari
rutinnya pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi wirausaha muda pemula serta
bantuan berupa dana hibah yang diberikan oleh pemerintah pusat dan dikelola
oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Selain itu, penghargaan
sebagai Pengelola Kewirausahaan Mahasiswa Terbaik Tingkat Nasional, yang di
berikan Direktorat Kelembagaan Pendidikan Tinggi (Dikti) pada tahun 2010 juga
menjadi bukti prestasi dari Inkubator Bisnis tersebut.
Berdasarkan fenomena yang ada dari Nusa Bali.com industri jajan pada
beberapa dekade terakhir sedang berkembang dengan pesat, contohnya seperti
pisang goreng, klepet, jaja gina, sengait, kaliadrem dan usaha lainnya. Produk
yang dihasilkan ini dipasarkan lewat pengepul hingga ke luar kabupaten, salah
satunya, Kota Denpasar. Ironisnya adalah setelah barang itu dikirim ke luar
kabupaten oleh pengepul, jajanan yang di distribusikan dari UMKM Dawan Klod
itu diklaim oknum pedagang. Dengan caranya, diberi label tertentu atau hasil
produksi dari tempat lain. Melihat fenomena tersebut, belasan mahasiswa yang
menggelar Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-
PPM) dari Universitas Udayana (Unud) di Desa Dawan Klod berusaha
mendorong para pelaku UMKM untuk bangkit dari segi pemasaran dan laporan
keuangannya agar meraka mengetahui secara lebih rinci keuntungan yang di dapat
dari dampak pemasaran tersebut.
Selain itu fenomena yang terjadi banyak UMKM saat ini yang hanya
menggunakan modal pribadi dalam menjalankan usaha mereka. Meskipun saat ini
5
telah banyak program yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang permodalan,
seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa di dapatkan pada beberapa bank
tertentu seperti Bank BPD dan Bank BNI. Alasan UMKM tidak menggunakan
dana atau modal dari pemberi kredit yaitu skala usaha yang masih kecil dan lama
usaha yang masih baru (1-3 tahun). Alasan lainnya yaitu rumitnya persyaratan
yang diberikan oleh pihak pemberi kredit.
Salah satu syaratnya yaitu laporan keuangan UMKM yang mencerminkan
keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Akan tetapi, banyak UMKM yang tidak
menyediakan atau menyusun laporan keuangan dalam usahanya. Penyebabnya
yaitu UMKM yang terlalu fokus pada proses produksi dan operasionalnya,
sehingga tidak memperhatikan pencatatan atau pembukuan (Putra dan Kurniawati,
2012). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jati
(2009) menyatakan bahwa mayoritas UMKM hanya melakukan pencatatan
tentang jumlah dana yang diterima dan biaya yang dikeluarkan, keluar masuknya
barang dan jumlah utang atau piutang yang dimiliki. Pencatatan yang seperti itu
tidak dapat membantu mereka dalam mendapatkan akses ke bank.
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi usaha, pengambil keputusan yang akurat dan tepat waktu
serta pertanggungjwaban pada manajemen serta yang terpenting secara mendasar
adalah pemahaman makna laba atau rugi yang diperoleh dari hasil usahanya.
Menurut Kasmir (2016) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Oleh
karena itu, laporan keuangan sangat berguna untuk menilai kinerja usaha dan
6
dapat membantu dalam menghadapi permasalahan dalam menjalankan usaha
khususnya UMKM. Selain itu, disebabkan kemampuan menyusun laporan
keuangan yang dimiliki pelaku UMKM karena kurangnya pengetahuan akuntansi,
pelatihan, tingkat pendidikan responden.
Adanya fenomena seperti pelaku UMKM sering merangkap tugas dalam
menjalankan usahnya, pelaku UMKM kurang memperhatikan pengelolaan
keuangan karena dampaknya tidak terlihat secara jelas atau tidak berpengaruh
langsung terhadap kelangsungan usahanya. Sehingga untuk mencapai kinerja
usaha secara berhasil salah satu cara adalah dengan melakukan penyimpanan
catatan bisnis, pengelolaan keuangan, pengelolaan kredit baik pembayaran
maupun penagihan dari laporan keuangan (Kementrian Pendidikan, 2010:9).
Namun, masalah yang terjadi adalah banyak pelaku UMKM hanya mencatatat
jumlah uang yang diterima atau dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli atau
dijual, dan jumlah piutang atau utang tidak mengikuti pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan yang sesungguhnya.
Sumber daya manusia merupakan kunci dalam meningkatkan keberhasilan
guna mencapai tujuan yang diinginkan melalui penilaian yang tinggi dan dapat
dilihat dari kemampuan, pengetahuan, keterampilan, perilaku dan kepribadian
yang dimiliki oleh staf akuntan. Untuk dapat menciptakan laporan keuangan yang
berkualitas diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang
akuntansi. Sehingga akan menyulitkan mereka dalam mengukur dan membukikan
kinerja usahanya baik atau tidak.
7
Karakteristik individu juga menjadi salah satu indikator sumber daya
manusia berkualitas adalah tingkat pendidikan. Sumber daya manusia yang
berkualitas dengan pendidikan yang tinggi akan mampu membantu karyawan
dalam menyelesaikan tugas terutama dalam penyusunan anggaran dan laporan
keuangan. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
(Arestanti, 2016) pada dasarnya karakteristik individu dalam penyusunan laporan
keuangan merupakan salah satu penentu terhadap perilaku etis. Karakteristik
individu merupakan faktor internal yang mendorong perilaku dan terbukti
signifikan sebagai faktor untuk memprediksi perilaku etis seseorang.
Robbins (2006:38) menjelaskan bahwa karakteristik individual terdiri dari
sejumlah aspek atau dimensi tertentu dari suatu kriteria yang dapat diatribusikan
dan membedakan masing-masing individu. Terdapat empat karakteristik individu
didalam melaksanakan pekerjaan yaitu karakteristik biografis, karakteristik
kemampuan, karakteristik kepribadian, dan karakteristik belajar. Karakteristik
individu yang paling mudah diamati adalah karakteristik biografis karena
merupakan situasi nyata melatarbelakangi ciri fisik setiap individu. Cakupan
karakteristik biografis meliputi beberapa sifat yaitu umur, jenis kelamin, status
perkawinan, pengalaman kerja. Penyusunan laporan keuangan mereka cenderung
belum melakukan pencatatan akuntansi dari setiap transaksi bisnis yang terjadi.
Akibatnya, mereka tidak mampu mengetahui dan menganalisis kinerja
bisnisnya sehingga tidak mampu melakukan pengambilan keputusan bisnis secara
tepat. Hal ini yang mengakibatkan sulitnya mereka mendapatkan bantuan modal
apabila mereka ingin memperbesar skala usahanya. Konflik dalam menyusun
8
laporan keuangan timbul dari kadar informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan Fanani dkk. (2008). Semua informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
pengguna laporan diharapkan bisa diperoleh dari laporan keuangan.
Tingkat pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Lembaga
pendidikan formal terdiri dari pendidikan seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi. Tingkat pendidikan pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
menjadi salah satu faktor penyebab lemahnya pengelolaan serta pengembangan
usaha kecil menengah yang dilakukan dalam menggunakan informasi akuntansi.
Pelaku UMKM masih beranggapan bahwa akuntansi adalah hal yang menyulitkan
untuk dilakukan dan justru akan menjadi beban tersendiri, sehingga dalam benak
mereka saat ini adalah bagaimana usaha yang dilakukan berjalan lancar dan
bagaimana untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha
yang dijalankan tanpa memperhatikan betapa besar manfaat yang diperoleh dari
penggunaan informasi akuntansi yang baik dalam pengelolaannya (Ernawati
dkk.,2016).
Faktor pertama yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah
pendidikan. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan di bidang akuntansi semakin
mudah menyusun laporan keuangan. Proses akuntansi dalam membuat suatu
laporan keuangan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan
keuangan yang diterapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
9
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang dimaksudkan adalah untuk
digunakan entitas tanpa akuntabilitas public, seperti UMKM. Prospek
implementasi SAK ETAP pada UMKM memerlukan pemahaman tentang SAK
ETAP.
Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh tingkat pendidikan dan
karakteristik individu pada pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan
(studi pada usaha mikro kecil menengah inkubator bisnis Universitas Udayana).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
pokok permasalahan penelitian ini adalah:
1) Apakah tingkat pendidikan berpengaruh pada pengambilan keputusan
penyusunan laporan keuangan ?
2) Apakah karakteristik individu berpengaruh pada pengambilan
keputusan penyusunan laporan keuangan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan pada pengambilan
keputusan penyusunan laporan keuangan.
10
2) Untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu pada pengambilan
keputusan penyusunan laporan keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, manfaat
yang diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai
pengujian tingkat pendidikan dan karakteristik individu pada
pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan
oleh seorang wirausaha untuk dapat bekerja dan mencapai prestasi kerja
yang tinggi, baik dalam hal meningkatkan pemahaman terhadap laporan
keuangan maupun pengalaman kerja khususnya dalam bidang UMKM.
2) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan
bahan referensi bagi pihak UMKM, serta sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka menilai kinerja usaha dan dapat membantu dalam
menghadapi permasalahan dalam menjalankan usaha khususnya usaha
kecil menengah di Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana.