abstrak hubungan aktivitas fisik dengan … · melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa...

18
ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DENPASAR SELATAN Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia yang kronis pada pasien DM dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan mengalami disfungsi maupun kegagalan organ. Banyaknya penderita DM tipe 2 yang terus berkembang begitu cepat, maka diperlukan cara yang bertujuan untuk mengurangi jumlah penderita dan meminimalisir dampak komplikasi DM tipe 2. Aktivitas fisik dan berolahraga memperbaiki kontrol glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan glukosa darah puasa pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas 2 Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain study cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang datang ke Puskesmas 2 Denpasar Selatan pada April 2016 Agustus 2016 yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dengan glukometer. Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling dengan total sampel 54 pasien. Hasil uji hubungan antara aktivitas fisik dengan glukosa darah puasa pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas II Denpasar Selatan menggunakan uji korelasi spearman diperoleh P-value yaitu 0,003 sehingga menurut statistik dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik berhubungan terhadap kadar glukosa darah puasa pasien DM tipe 2 yang berada di Puskesmas II Denpasar Selatan. Dengan nilai korelasi r = -0,396 menunjukkan adanya korelasi negatif yang berkekuatan lemah antara aktivitas fisik dan glukosa darah puasa. Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, aktivitas fisik, glukosa darah puasa

Upload: vandiep

Post on 17-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DENPASAR

SELATAN

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak

menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga menyebabkan hiperglikemia.

Hiperglikemia yang kronis pada pasien DM dapat menyebabkan kerusakan jangka

panjang dan mengalami disfungsi maupun kegagalan organ. Banyaknya penderita

DM tipe 2 yang terus berkembang begitu cepat, maka diperlukan cara yang

bertujuan untuk mengurangi jumlah penderita dan meminimalisir dampak

komplikasi DM tipe 2. Aktivitas fisik dan berolahraga memperbaiki kontrol

glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan glukosa darah puasa pada

pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas 2 Denpasar Selatan.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain study cross

sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang

datang ke Puskesmas 2 Denpasar Selatan pada April 2016 – Agustus 2016 yang

melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dengan glukometer. Pemilihan

sampel menggunakan metode total sampling dengan total sampel 54 pasien.

Hasil uji hubungan antara aktivitas fisik dengan glukosa darah puasa pada

pasien DM tipe 2 di Puskesmas II Denpasar Selatan menggunakan uji korelasi

spearman diperoleh P-value yaitu 0,003 sehingga menurut statistik dapat

disimpulkan bahwa aktivitas fisik berhubungan terhadap kadar glukosa darah

puasa pasien DM tipe 2 yang berada di Puskesmas II Denpasar Selatan. Dengan

nilai korelasi r = -0,396 menunjukkan adanya korelasi negatif yang berkekuatan

lemah antara aktivitas fisik dan glukosa darah puasa.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, aktivitas fisik, glukosa darah puasa

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL ACTIVITY WITH A FASTING

BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PATIENTS OF DIABETES MELLITUS

TYPE 2 IN SOUTH DENPASAR

Diabetes mellitus is a chronic disease that occurs when the pancreas does

not produce enough insulin or when the body can’t effectively use the insulin that

is produced causing hyperglycaemia. Chronic hyperglycaemia in patients DM can

cause long term damage and experiencing dysfunction or failure of the organ. The

number of sufferers of DM type 2 that are growing so fast, then needed a way that

aims to reduce the number of sufferers and to minimize the impact of

complications of DM type 2. Physical activity and exercise improve blood glucose

control in type 2 DM patients. The purpose of this research is to know the

relationship between physical activity with fasting blood glucose in type 2

Diabetes mellitus patients in health centers 2 South of Denpasar.

This research is a analytical research with cross sectional study design.

The population in this research is diabetes mellitus type 2 patients who came to

the health center 2 South of Denpasar on April 2016 – August 2016 who checked

blood glucose levels fasting with glucometer. The sample selection method was

using total sampling with a total of 54 samples of patients.

The test results of the relationship between physical activity with a fasting

blood glucose in type 2 DM patients in the health center II South Denpasar using

spearman correlation test obtained P-value is 0.003 so that according to the

statistics it can be concluded that physical activity is linked to the fasting blood

glucose levels of patients with type 2 diabetes who were at the health center II

South Denpasar. With the value of correlation r = -0.396 showed a weak negative

correlation between of physical activity and fasting blood glucose.

Keywords: Diabetes Mellitus type 2, physical activity, fasting blood glucose

RINGKASAN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH

PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI DENPASAR

SELATAN

I Gusti Agung Made Risma Ari Pertiwi, Fakultas Kedokteran Program Studi

Pendidikan Dokter Universitas Udayana.

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika

pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara

efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga menyebabkan

hiperglikemia (WHO, 2014). Jumlah penderita DM di seluruh dunia meningkat

lebih dari dua kali lipat selama tiga dekade terakhir. Tahun 2010, diperkirakan

285 juta orang di seluruh dunia menderita DM, 90% di antaranya memiliki DM

tipe 2 (Chen dkk., 2012). Indonesia adalah Negara ke tujuh yang memiliki jumlah

pasien DM terbanyak yaitu 7,6 juta orang dan prevalensi di Indonesia yaitu 4,8%

pada individu berusia 20-79 tahun 2012 (Suewondo dkk., 2013). Prevalensi DM

di Bali 5,9% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan

perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Hal yang sama ditemukan di

puskesmas se-Kecamatan Denpasar Selatan, dimana proporsi kasus DM yang

rawat jalan mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012, salah satunya di

Puskesmas II Denpasar Selatan dari 0,6% menjadi 0,8% (Trisnawati dkk., 2013).

Pengelolaan DM yang tidak dilakukkan dengan baik, terutama pengendalian kadar

glukosa darah dapat menimbulkan komplikasi. Beberapa penyakit yang

dikeluhkan akibat dari DM seperti gangguan penglihatan, katarak, penyakit

jantung, gangguan ginjal, impotensi seksual, luka yang sulit sembuh hingga dapat

menyebabkan luka itu membusuk (gangren) dan infeksi paru. Melakukan aktivitas

fisik dan berolahraga menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam kontrol

glukosa darah pada orang dengan DM tipe 2 yaitu penurunan rata-rata kadar

Hemoglobin A1c (HbA1c) antara 0,4%-0,6%. Upaya yang dilakukan dalam

pengendalian kadar glukosa darah untuk mencegah atau menghambat terjadinya

komplikasi perlu dilakukan. Salah satu indikator pengendalian DM yang baik

dengan menggunakan kadar glukosa darah puasa (Avery dkk., 2012).

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas 2 Denpasar Selatan dari April 2016-

Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode total

sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

sampel yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 54 sampel.

Hasil penelitian distribusi pasien DM tipe 2 di Puskesmas 2 Denpasar

Selatan lebih dominan pada laki-laki yakni sebanyak 28 sampel (51,9%)

dibandingkan perempuan dengan 26 sampel (48,1%). Karakteristik umur,

sebanyak 29 sampel (53,7%) pada kelompok usia ≥60 tahun dan 25 sampel

(46,3%) memiliki umur dibawah <60 tahun. Pada distribusi glukosa darah puasa

ditemukan sejumlah 39 sampel (72,2%) yang tidak terkendali dan 15 sampel

(27,8%) yang terkendali. Pada analisis deskriptif juga terlihat penderita DM tipe

2 sebanyak 41 orang (75,9%) beraktivitas fisik ringan, 10 orang (18,5%)

beraktifitas fisik sedang, dan 3 orang (5,6%) yang beraktivitas fisik berat.

Analisis bivariat menggunakan uji korelasi spearman untuk

mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah pusa pada

penderita DM tipe 2 diperoleh P-value yaitu 0,003, yang berarti nilai p kurang

dari 0,05. Sehingga menurut statistik dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik

berhubungan terhadap kadar glukosa darah puasa pasien DM tipe 2 yang berada di

Puskesmas 2 Denpasar Selatan. Dengan nilai korelasi r = -0,396 menunjukkan

adanya korelasi negatif yang berkekuatan lemah antara aktivitas fisik dan glukosa

darah puasa.

SUMMARY

THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL ACTIVITY WITH A FASTING

BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PATIENTS OF DIABETES MELLITUS

TYPE 2 IN SOUTH DENPASAR

I Gusti Agung Made Risma Ari Pertiwi, Faculty of Medicine, Medical

Education Program Udayana University.

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that occurs when the pancreas

does not produce enough insulin or when the body cannot effectively use the

insulin that is produced causing hyperglycaemia (WHO, 2014). The amount of

DM sufferers around the world increased more than doubled over the past three

decades. In 2010, an estimated 285 million people worldwide suffer from DM,

90% have type 2 DM (Chen dkk., 2012). Indonesia is the seventh country that

have the most amount of DM patients that is 7.6 million people and prevalence in

Indonesia namely 4.8% in individuals aged 20-70 year 2012 (Suewondo dkk.,

2013). The prevalence of DM in Bali 5.9% and it is estimated that this number

will continue to increase along with changes in lifestyle and diet of the

community. The same thing is found in health centers throughout South Denpasar

District, where proportion of cases of DM outpatients has increased from year

2008-2012, one of them at the health center II South Denpasar from 0.6% to 0.8%

(Trisnawati dkk., 2013). DM management that isn’t done properly, especially the

control of blood glucose levels can lead to complications. Some complained of

illness resulting from DM like eyesight, cataracts, heart disease, kidney disorders,

sexual impotence, wounds that do not heal until it cause the wound to rot

(gangrene) and pulmonary infections. Doing physical activity and exercise

produce a significant improvement in blood glucose control in people with type 2

DM, namely a decrease in average levels of Haemoglobin A1c (HbA1c) between

0.4%-0.6%. The efforts made in the control of blood glucose levels to prevent or

inhibit the occurrence of complications need to be done. One of the indicators of a

good DM control is using the fasting blood glucose levels (Avery et al., 2012).

This research was conducted in the health center 2 South of Denpasar

from April 2016-August 2016. This study uses primary data with total sampling

method. The number of samples used in this study are all the sample that meets

the criteria of inclusion and exclusion that is as much as 54 samples.

The results of the research of the distribution of type 2 DM patients in the

health center 2 South of Denpasar are more dominant in males namely 28 samples

(51,9%) than women with 26 samples (48.1%). Characteristics of age, 29 samples

(53.7%) in the age group of ≥ 60 years and 25 samples (46,3%) have an age under

< 60 years. The youngest age is 37 years old and the oldest is 82 years old. On the

distribution of fasting blood glucose was found a total of 39 samples (72,2%)

were uncontrolled and 15 samples (27.8%) were controlled. The lowest blood

glucose level is 7.4 and the highest value of 186.6. In the descriptive analysis was

also seen patients with type 2 diabetes mellitus as many as 41 people (75.9%) who

did light physical activity, 10 (18.5%) people did moderate physical activity, and

3 (5.6%) people did heavy physical activity.

The bivariate analysis using spearman correlation test is to determine the

relationship between physical activity with fasting blood glucose levels in patients

with type 2 diabetes mellitus obtained P-value is 0.003, which means that the p-

value less than 0.05. So that according to the statistics it can be concluded that

physical activity is linked to the fasting blood glucose levels of patients with type

2 diabetes who were at the health center 2 South of Denpasar. With the value of

correlation r = -0.396 showed a weak negative correlation between of physical

activity and fasting blood glucose

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

Hyang Widhi Wasa karena berkt rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah

Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Denpasar Selatan” tepat pada

waktu yang telah ditentukan

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan moral, arahan,

kritik yang positif, saran serta doa dari semua pihak. Sebagai rasa syukur, dalam

kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas ijin yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti program S1

2. dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp. PK (K) selaku pembimbing yang telah

membimbing, memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun

dalam proses penyusunan skripsi ini

3. dr. Tjokorda Gede Oka, MS, Sp. PK selaku pembimbing usulan

penelitian skripsi yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang

membantu penyusunan usulan penelitian skripsi.

4. Dr. dr. I Nyoman Wande, Sp. PK selaku penguji yang telah

memberikan masukan, saran, dan kritik sehingga skripsi ini dapat

terwujud dengan baik.

5. Orang tua penulis yang memberikan dukungan penuh secara moral dan

material dan selalu membantu memberikan dukungan kepada penulis.

6. Kepala Puskesmas 2 Denpasar Selatan yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian dan pengambilan data.

7. Para pegawai di Puskesmas 2 Denpasar Selatan yang telah membantu

dalam pengambilan data penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk

ke depannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 23 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ............................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

RINGKASAN ................................................................................................. vii

SUMMARY .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. . xv

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6

2.1 Gambaran Umum Diabetes Melitus Tipe 2 ................................... 6

2.2 Etiologi Diabetes Melitus Tipe 2 ................................................... 6

2.3 Manifestasi Klinis DM Tipe 2 ...................................................... 7

2.4 Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 ............................................... 7

2.4.1 Pemeriksaan Glukosa Darah ........................................... 8

2.5 Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 ...................................................... 12

2.5.1 Mekanisme Aktivitas Fisik Sebagai Terapi Diabetes Melitus

tipe 2 ............................................................................................. 15

2.6 Komplikasi Diabetes Melitus Tipe 2 ............................................... 16

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 19

3.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 22

3.3 Hipotesis ......................................................................................... 22

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 23

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 23

4.2.1 Variabilitas Populasi .............................................................. 23

4.2.2 Kriteria Sampel ...................................................................... 23

4.2.3 Besar Sampel ......................................................................... 24

4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 25

4.3 Variabel Penelitian ......................................................................... 25

4.3.1 Klasifikasi Variabel ............................................................ 25

4.3.2 Definisi Operasional Variabel ............................................ 25

4.4 Bahan Penelitian ........................................................................... 27

4.5 Instrumen Penelitian ..................................................................... 27

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 27

4.6.1 Lokasi Penelitian................................................................. 27

4.6.2 Waktu Penelitian ................................................................. 27

4.7 Alur Penelitian ............................................................................. 28

4.8 Cara Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 29

4.8.1 Pengolahan Data ................................................................. 29

4.8.2 Analisis Data ...................................................................... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 31

5.2 Pembahasan ................................................................................... 28

5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ....................................................................................... 38

6.2 Saran ............................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Penelitian .......................................... 43

Lampiran 2 Kuesioner IPAQ ................................................................. 44

Lampiran 3 Sample Penelitian ….…..................................................... 47

Lampiran 4 Hasil Analisis…………… ................................................. 49

Lampiran 5 Jadwal Penelitian…………… ........................................... 52

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Kadar Glukosa Plasma................................................ 9

Tabel 2.2 Kriteria Pengendalian DM ....................................................... 12

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ….….. ................................... 31

Tabel 5.2 Hasil Uji Bivariat ……………… ............................................ 34

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Korelasi Aktivitas Fisik dengan

Kadar Glukosa Darah Puasa pada Pasien DM Tipe 2 .............. 10

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Korelasi Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa

Darah Puasa pada Pasien DM Tipe2 ………………………… 22

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association

AMPK : Adenosine 5′-Monophospate-Activated Protein Kinase

CRIPE : Continuous, Rhytmica, Interval, Progresive, Endurance

Training

CVD : Cardiovascular Diseases

DM : Diabetes Melitus

DPP-IV : Dipeptidyl Peptidase-IV

FPG : Fasting Plasma Glucose

GLUT4 : Glucose transporter type 4

HDL : High Density Lipoproteins

HbA1c : Hemoglobin A1c

HPLC : High Perfomance Liquid Chromatography

IPAQ : International Physical Activity Questionnaire

NGSP : National Glycohaemoglobin Standarization Program

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

SGLT-2 : Sodium Glucose Co-transporter 2

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

WHO : World Health Organization

TANDA

> : menyatakan lebih dari

< : menyatakan kurang dari

≥ : menyatakan lebih dari atau sama dengan

≤ : menyatakan kurang dari atau sama dengan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Penelitian ................................................ 43

Lampiran 2 Kuesioner IPAQ ....................................................................... 44

Lampiran 3 Sample Penelitian ….….. ......................................................... 47

Lampiran 4 Hasil Analisis…………… ....................................................... 49

Lampiran 5 Jadwal Penelitian…………… ................................................. 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika

pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara

efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang

mengatur glukosa darah (WHO, 2014). Hiperglikemia atau tingginya glukosa

darah adalah efek umum dari diabetes. Hiperglikemia yang kronis pada pasien

DM dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan mengalami disfungsi

maupun kegagalan organ terutama pada mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh

darah (ADA, 2010). DM diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yakni, DM tipe

1, DM tipe 2, DM Gestasional dan DM tipe lain. Dari beberapa tipe DM yang ada,

DM tipe 2 merupakan salah satu jenis yang paling banyak di temukan yaitu lebih

dari 90-95% (ADA, 2015).

DM dapat ditegakkan bila kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL

(11,1 mmol) atau glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L) pada keadaan

puasa sedikitnya 8 jam atau glukosa 2 jam Post Prandial dinyatakan DM bila

glukosa plasmanya ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol). Sedangkan pada saat tes toleransi

gulosa oral menunjukkan DM apabila glukosa jam ke-2 pada tes toleransi glukosa

oral ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol) (ADA, 2015).

Jumlah penderita DM di seluruh dunia meningkat lebih dari dua

kali lipat selama tiga dekade terakhir. Tahun 2010, diperkirakan 285 juta orang di

seluruh dunia menderita DM, 90% di antaranya adalah DM tipe 2 (Chen dkk.,

2012).

Indonesia adalah Negara ke tujuh yang memiliki jumlah pasien DM

terbanyak yaitu 7,6 juta orang dan prevalensi di Indonesia yaitu 4,8% pada

individu berusia 20-79 tahun 2012 (Suewondo dkk., 2013). Prevalensi DM di Bali

5,9% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perubahan

gaya hidup dan pola makan masyarakat. Hal yang sama ditemukan di puskesmas

se-Kecamatan Denpasar Selatan, dimana proporsi kasus DM yang rawat jalan

mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012, salah satunya di Puskesmas II

Denpasar Selatan dari 0,6% menjadi 0,8% (Trisnawati dkk., 2013).

Faktor risiko DM tipe 2 adalah ketidakseimbangan antara

pengeluaran energi dengan asupan energi melalui konsumsi makanan (Avery

dkk., 2012). Pembangunan ekonomi dan urbanisasi menyebabkan perubahan gaya

hidup yang ditandai dengan berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya

jumlah obesitas (Whiting dkk., 2011). Peningkatan obesitas dan kurangnya

aktifitas fisik pada masyarakat akan meningkatkan risiko untuk terkena DM tipe

2. Diperkirakan DM tipe 2 akan meningkat lebih cepat (Priyadi dan Saraswati,

2015).

Pengelolaan DM yang tidak dilakukkan dengan baik, terutama

pengendalian kadar glukosa darah dapat menimbulkan komplikasi. Beberapa

penyakit yang dikeluhkan akibat dari DM seperti gangguan penglihatan, katarak,

penyakit jantung, gangguan ginjal, impotensi seksual, luka yang sulit sembuh

hingga dapat menyebabkan luka itu membusuk (gangren) dan infeksi paru. Tidak

jarang penyakit DM dapat mengakibatkan kecacatan akibat terjadi pembusukan

pada organ tubuh (Kemkes RI, 2014). Selain komplikasi yang dapat ditimbulkan

akibat tidak terkendalinya glukosa darah, penderita DM tipe 2 dengan glukosa

darah puasa yang tidak terkendali merupakan penyebab risiko kematian akibat

penyakit kardiovaskuler tertinggi (Malandrino dkk., 2012).

Penatalaksanaan dan pengelolaan DM dititik beratkan pada 4 pilar

penatalaksanaan DM, yaitu: edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan

intervensi farmakologis (PERKENI, 2015). Intervensi dengan hanya berbasis obat

tampaknya tidak memberikan solusi untuk masalah ini, namun diperlukan juga

intervensi yang bertujuan meningkatkan pengeluaran energi melalui aktivitas fisik

dapat memberikan alternatif yang efektif, karena sebagian besar orang dengan

diabetes tipe 2 yang tidak aktif dalam beraktivitas fisik (Avery dkk.,2012).

Peningkatan aktivitas fisik dan berolahraga menghasilkan

perbaikan yang signifikan dalam kontrol glukosa pada orang dengan DM tipe 2

yaitu penurunan rata-rata kadar Hemoglobin A1c (HbA1c) antara 0,4%-0,6%.

Upaya yang dilakukan dalam pengendalian kadar glukosa darah untuk mencegah

atau menghambat terjadinya komplikasi perlu dilakukan. Salah satu indikator

pengendalian DM yang baik dengan menggunakan kadar glukosa darah puasa.

Banyaknya penderita DM terutama DM tipe 2 yang terus

berkembang begitu cepat, maka diperlukan cara yang bertujuan untuk mengurangi

jumlah penderita dan meminimalisir dampak komplikasi DM tipe 2 dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan beraktivitas fisik yang

merupakan salah satu dari empat pilar utama dalam penanganan DM tipe dengan

indikator kadar glukosa darah puasa pada penderita DM tipe 2. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan

aktivitas fisik terhadap kadar glukosa darah puasa pada DM tipe 2 di Puskesmas II

Denpasar Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana hubungan antara aktivitas fisik

dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas II

Denpasar Selatan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum

Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa

darah puasa pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas II Denpasar Selatan.

1.3.2 Khusus

1. Mengetahui gambaran glukosa darah puasa pasien DM tipe 2 di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

2. Mengetahui gambaran aktivitas fisik pasien DM tipe 2 di

Puskesmas II Denpasar Selatan.

3. Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah

puasa pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas II Denpasar Selatan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Aspek Teoritis

Hasil penelitian untuk memberi informasi mengenai hubungan antara

aktivitas fisik dengan glukosa darah puasa pada pasien DM tipe 2

sebagai pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang

berhubungan DM tipe 2.

1.4.2 Aspek Aplikatif

Memberi informasi tentang hubungan antara aktivitas fisik dengan

kadar glukosa darah puasa sehingga dapat dijadikan acuan program

pengendalian glukosa pada pasien DM tipe 2.