abstract - diponegoro...

31
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA PERHOTELAN (Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang) KARTIKA MANDASARI (C2A606057) HARRY SOESANTO, MMR ABSTRACT Hotel is the kind of industries that produce and provide something in the form of goods and services. Thus the hotel does not only sell intangible products such as forms of services, entertainments, the comfortable, clean and easy atmosphere or environment. In order to maintain its existence, the hotel requires a good management and changes in consumer demand so as to survive and compete with other hotels. Environmental influences, individual influences and factors inherent in the hotel are intimately associated with the consumer in taking consumer interests to stay, especially those related to quality of service factors, price preciption, location and facilities. Based on the research that has been done, it is known that the most influence factors upon the buying interest is the location, this is evidenced by the value of the largest standardized coefficient, namely 0.337. This condition occurs because the location is a destination, whether a hotel near the places of other activities. The location has a positive and significant impact on purchase interest for choosing Grasia hotel services with a value of 0.001 <0.05. The facility has a positive and significant impact on consumer buying interest in select Grasia hotels service with a value of 0.008 <0.05. Price has a positive and significant impact on consumer buying interest in select Grasia hotels service with a value of 0.017 <0.05. Service quality has a positive and significant impact on consumer’s buying interest in select Grasia hotels service with a value of 0.041 <0.05. Keywords: Price perception, Facilities, Location, Quality of Service and Buying Interest

Upload: hatuyen

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA PERHOTELAN (Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang)

KARTIKA MANDASARI (C2A606057)

HARRY SOESANTO, MMR

ABSTRACT

Hotel is the kind of industries that produce and provide something in the form of

goods and services. Thus the hotel does not only sell intangible products such as forms of

services, entertainments, the comfortable, clean and easy atmosphere or environment. In

order to maintain its existence, the hotel requires a good management and changes in

consumer demand so as to survive and compete with other hotels. Environmental influences,

individual influences and factors inherent in the hotel are intimately associated with the

consumer in taking consumer interests to stay, especially those related to quality of service

factors, price preciption, location and facilities.

Based on the research that has been done, it is known that the most influence factors

upon the buying interest is the location, this is evidenced by the value of the largest

standardized coefficient, namely 0.337. This condition occurs because the location is a

destination, whether a hotel near the places of other activities. The location has a positive and

significant impact on purchase interest for choosing Grasia hotel services with a value of

0.001 <0.05. The facility has a positive and significant impact on consumer buying interest in

select Grasia hotels service with a value of 0.008 <0.05. Price has a positive and significant

impact on consumer buying interest in select Grasia hotels service with a value of 0.017

<0.05. Service quality has a positive and significant impact on consumer’s buying interest in

select Grasia hotels service with a value of 0.041 <0.05.

Keywords: Price perception, Facilities, Location, Quality of Service and Buying Interest

Page 2: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

PENDAHULUAN

Pariwisata kini sudah merupakan suatu komoditas yang dibutuhkan oleh

hampir setiap individu. Karena dengan melaksanakan aktivitas kepariwisataan dapat

meningkatkan daya kreativitas, mengurangi kejenuhan kerja, membuka wawasan

mengenai suatu budaya, relaksasi, mengetahui peninggalan yang berhubungan dari

suatu bangsa, serta melakukan bisnis (Wiyasa, 1997). Selain itu, pariwisata sangat

berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan pajak, di samping itu

juga berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan penduduk setempat (Widoyono,

2006).

Industri pariwisata di Indonesia didukung oleh potensi pariwisata. Objek

pariwisata yang sangat beragam menyerap banyak wisatawan domestik maupun

wisatawan asing untuk mengunjunginya. Semakin meningkatnya kunjungan wisata di

Indonesia harus juga diimbangi dengan peningkatan sarana-sarana penunjang yang

penting yang merupakan bagian yang penting dari bidang pariwisata tersebut yaitu

industri jasa perhotelan.

Hotel adalah sejenis akomodasi, yang menyediakan fasilitas dan pelayanan

penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal

untuk sementara waktu, dan dikelola secara komersial atau memperoleh keuntungan

yang sebesar-besarnya. Hotel merupakan jenis industri yang menghasilkan dan

menyediakan sesuatu dalam bentuk barang dan jasa. Dengan demikian hotel tidak

hanya menjual produk yang berwujud tetapi juga menjual produk yang tidak

berwujud seperti dalam bentuk pelayanan, hiburan, suasana atau lingkungan yang

nyaman, bersih dan indah (Dimyati, 1989).

Pada saat ini di Semarang, terdapat banyak hotel yang menawarkan kamar

beserta fasilitas yang menarik para wisatawan. Hotel Grasia merupakan salah satu

hotel yang ada di Semarang. Hotel Grasia merupakan salah satu hotel berbintang tiga

yang berada di Semarang, yang terletak di Jl. Letjen S. Parman No. 29 Semarang.

Harga setiap kamar berbeda, hal ini dikarenakan oleh kelengkapan fasilitas yang

dimiliki tiap kamar berbeda.

Permasalahan yang menyebabkan penurunan tingkat hunian kamar ini

kemungkinan karena adanya pesaing. Terlihat dari semakin banyaknya pertumbuhan

hotel-hotel yang memiliki konsep sejenis ataupun berbeda di Semarang, seperti Hotel

Ibis, Hotel Horison, Hotel Santika, Hotel Pandanaran, Hotel Patra Jasa, dan lain-lain.

Page 3: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi pemasaran menurut Kotler (2005) : “Pemasaran adalah proses sosial

yang dengan proses suatu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”.Sedangkan

menurut Stanton (1993) : “Pemasaran ialah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-

kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa agar dapat memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial”.

Konsep Pemasaran

Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting

untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru

yang terlibat di dalamnya yaitu konsep pemasaran. Konsep pemasaran adalah suatu

falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan

syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 1994).

Menurut Handoko (1994) tiga unsur pokok dalam konsep pemasaran yaitu :

a. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen haruslah :

1. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan dilayani

dan dipenuhi.

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasaran.

4. Mengadakan penelitian konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsir

keinginan, sikap serta perilaku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang

menarik.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran yang integral

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan setiap bagian dalam

perusahaan turut terlibat dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan

kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat terealisir. Selain itu harus

Page 4: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

terdapat penyesuaian dan koordinasi antara produk, maupun harga untuk

menciptakan hubungan yang kuat dengan konsumen.

c. Kepuasan konsumen

Faktor yang menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan

mendapatkan laba adalah besar kecilnya kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Ini

tidak berarti perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen,

tetapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan

pada konsumen.

Minat beli

Menurut Kinnear dan Taylor, 2003 dalam Sukmawati, 1994, yaitu merupakan

bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,

kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar

dilaksanakan.

Disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam minat beli adalah sebagai berikut:

1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan

perasaan senang.

2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin

memiliki.

3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri

individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan

dibeli.

Aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian belum bisa

dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk memiliki. Tidak

digunakannya keputusan dan perbuatan adalah sah bukan merupakan minat lagi

namun adalah menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli.

Kualitas Pelayanan

Saat ini semua industri yang bergerak di bidang jasa harus memperhatikan segi

pelayanan mereka. Pelayanan yang baik merupakan salah satu syarat kesuksesan

perusahaan jasa. Kualitas pelayanan dipandang sebagai salah satu komponen yang

perlu diwujudkan oleh perusahaan karena memiliki pengaruh untuk mendatangkan

konsumen baru dan dapat mengurangi kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah

Page 5: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

ke perusahaan lain. Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas

keunggulan atas keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

(Zeithaml et al 1996).

Pelayanan adalah segala sikap, perilaku, dan perbuatan yang secara sengaja

dilakukan oleh pihak perusahaan kepada konsumen atau pelanggan dalam usahanya

memenuhi kebutuhan tamu selama tinggal di hotel (Dimyati, 1989).

Menurut Zeitham et. Al (1996) ada lima dimensi dalam menentukan kualitas

pelayanan yaitu :

a. Tangible (bukti langsung)

Merupakan bukti bentuk fisik yang menunjang penyampaian pelayanan kepada

konsumen. Dimensi ini meliputi bentuk fisik gedung dan ruangan front office,

tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan,

kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

b. Reliability (keandalan)

Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang

ditawarkan.

c. Responsivencess (daya tanggap)

Merupakan respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan

karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani

transaksi dan penanganan kebutuhan pelanggan.

d. Assurance (jaminan)

Yaitu kemampuan para karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen

terhadap perusahaan, berupa :

1. Competence (kompetensi)

Artinya setiap orang dalam perusahaan memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang berhubungan dengan kebutuhan konsumen.

2. Courtesy (kesopanan)

Dapat meliputi sikap sopan santun, perhatian, dan keramahtamahan yang

dimiliki para contact personnel.

3. Credibility (kredibilitas)

Yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya, yang mencakup nama perusahaan,

reputasi perusahaan, karakteristik pribadi (contact personnel) serta interaksi

dengan konsumen.

Page 6: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

e. Emphaty (empati)

Merupakan perhatian yang tulus yang diberikan kepada para konsumen seperti

kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami

keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Kualitas pelayanan merupakan senjata yang ampuh dalam keunggulan

perusahaan, terutama perusahaan jasa. Oleh karena itu pelayanan yang berkualitas

harus diberikan secara terus menerus agar perusahaan menjadi kuat dalam bersaing

dengan perusahaan lain yang memberikan jasa sejenis. Dari uraian tersebut dijelaskan

mengenai dimensi pada kualitas pelayanan yang dapat mencerminkan adanya

hubungan kasual dengan minat beli.

H1 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap minat beli

konsumen.

Persepsi Harga

Menurut Tjiptono (2001), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan

konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang

lainnya ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu harga yang sama terhadap

semua pembeli. Sedangkan Kotler (2005) menyatakan bahwa harga adalah salah satu

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya menghasilkan biaya.

Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan, ciri-ciri

produk, saluran distribusi bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga

juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada

pasar tentang produk dan mereknya.

Sedangkan salah satu tujuan penetapan harga adalah tujuan yang berorientasi

pada citra (Tjiptono, 2001). Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui

strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk

membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Dalam tujuan berorientasi pada

citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan

differensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus. Dan hal ini

paling banyak terjadi pada perusahaan-perusahaan yang menjual produk yang

Page 7: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

termasuk kategori special goods maupun produk yang membutuhkan keterlibatan

tinggi dalam proses pembelian.

H2 : Persepsi harga berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.

Lokasi

Lupiyoadi (2001) menyatakan lokasi berarti berhubungan dimana perusahaan

harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang

mempengaruhi lokasi, yaitu :

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa

Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan

sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau,

dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah

penyampaian jasa tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti

telepon, komputer, ataupun surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antara kedua belah pihak dapat terlaksana.

Sedangkan menurut Handoko (1984) alasan pemilihan lokasi adalah

lingkungan masyarakat berada, kedekatan dengan pasar, ketersediaan tenaga kerja,

kedekatan lainnya. Hal ini mempunyai relevansi khusus terhadap jasa karena sering

kali jasa tidak dapat disimpan serta akan dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang

sama. “Tempat” juga mempunyai arti penting karena lingkungan di mana jasa

disampaikan, dan bagaimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan

manfaat jasa yang dipersepsikan. Para pemasar jasa harus berupaya mengembangkan

pendekatan-pendekatan penyampaian jasa yang sesuai, yang menghasilkan

keunggulan kompetitif.

H3 : Lokasi berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.

Page 8: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Fasilitas

Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberi

kemudahan kepada konsumen untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sehingga

kebutuhan konsumen dapat dipenuhi (Sulastyono, 1999). Tugas pokok dari fasilitas

adalah untuk melindungi operasi-operasi (Swastha, 1994).

Menurut Tjiptono (2006) desain dan tata letak fasilitas jasa erat dengan

pembentukan persepsi langganan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain

fasilitas jasa adalah sebagai berikut :

1. Sifat dan tujuan organisasi

2. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang atau tempat

3. Fleksibilitas

4. Faktor estetis

5. Masyarakat dan lingkungan sekitar

6. Biaya kontruksi dan operasi

H4 : Fasilitas berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.

Pengertian Hotel

Menurut Dimyati (1989), ada beberapa unsur pokok yang terkandung dalam

pengertian hotel sebagai suatu akomodasi komersial, yaitu :

a. Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaan, atau badan usaha akomodasi.

b. Menyediakan fasilitas pelayanan (jasa) penginapan, makan dan minum, serta jasa-

jasa lainnya.

c. Fasilitas dan pelayanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum (termasuk

di dalamnya tourist dan/ traveler).

d. Yang tinggal di tempat tersebut hanya untuk sementara waktu.

e. Akomodasi itu dikelola secara komersial.

Jadi, hotel adalah sejenis akomodasi, yang menyediakan fasilitas dan

pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang

tinggal untuk sementara waktu, dan dikelola secara komersial.

Hotel banyak macam dan ragamnya, oleh sebab itu untuk memberikan

informasi kepada tamu yang akan menginap di hotel tentang standar fasilitas yang

dimiliki oleh masing-masing jenis dan tipe hotel, maka hotel perlu dikelompokkan

atau digolongkan. Berdasarkan kriteria tersebut, hotel-hotel di Indonesia di golongkan

ke dalam lima kelas hotel, yaitu :

Page 9: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

a. Hotel Bintang 1 (*)

b. Hotel Bintang 2 (**)

c. Hotel Bintang 3 (***)

d. Hotel Bintang 4 (****)

e. Hotel Bintang 5 (*****)

Penellitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini antara lain,

penelitian yang dilakukan oleh Dwifebri (2006). Variabel bebas yang digunakan

adalah strategi diferensiasi, promosi, dan kualitas pelayanan dalam meningkatkan

minat beli yang mengambil sampel di Patra Semarang Convention Hotel. Penelitian

ini menggunakan sampel 100 responden dengan teknik accidental sampling. Hasil

penelitian ini menujukkan bahwa variabel bebas (strategi diferensiasi, promosi, dan

kualitas pelayanan) secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi minat beli.

Hasil analisis kuantitatif menghasilkan persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 0,356X1 + 0,266 X2 + 0,478 X3 + ε

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh

adalah variabel kualitas pelayanan dengan koefisien 0,478, diikuti oleh variabel

diferensiasi dengan koefisien 0,356 dan variabel promosi dengan koefisien 0,266.

Penelitian mengenai minat beli juga dilakukan oleh Yuliadi (2006). Variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas, harga, keunikan produk,

dan layanan purna jual. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah 94

responden pelanggan sepeda motor Kawasaki Ninja. Kemudian teknik analisis data

yang digunakan adalah digunakan adalah analalisis regresi.

Dari hasil analisis uji t diperoleh bahwa semua variabel, t hitungnya lebih besar dari t

tabel yaitu X1 = 2,023, X2 = 4,177, X3 = 3,632, X4 = 2,530 lebih besar dari 1,662 dan

signifikasi semua variabel dibawah taraf signifikasi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa

semua hipotesis diterima. Jadi, faktor kualitas, harga, keunikan produk, dan layanan

purna jual berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.

Penelitian lain mengenai minat beli juga dilakukan oleh Natalia (2008).

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelayanan, fasilitas, dan

promosi yang mengambil sampel di Hotel Siliwangi Semarang. Dalam penelitian ini,

sampel yang diambil adalah 97 responden. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi berganda.

Page 10: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut : nilai Koefisien Determinasi dalam Adjusted R Square adalah sebesar 0,539,

yang artinya 53,9 % variasi dari minat beli (Y) dapat dijelaskan oleh variabel

pelayanan (X1), fasilitas (X2), dan promosi (X3), sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain. Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa variabel pelayanan, fasilitas,

dan promosi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat

beli konsumen.

Page 11: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

METODE PENELITIAN

Berkaitan dengan penelitian ini, maka variabel dependen dan independen

diuraikan sebagi berikut :

1. Variabel Dependen, yaitu :

Y : Minat Beli

2. Variabel Independen, yaitu ;

X1 : Kualitas Pelayanan

X2 : Persepsi Harga

X3 : Fasilitas

X4 : Lokasi

Definisi Operasional

Sementara definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau konstruk dengan cara memberi arti, atau menspesifikasikan kejelasan,

ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk

atau variabel tersebut (Sugiyono, 2004). Adapun definisi operasional dalam penelitian

ini yaitu :

a. Kualitas pelayanan

Indikator dari variabel ini adalah (Dwifebri, 2006) :

1. Kenyamanan dan kebersihan hotel

2. Keramahan petugas dalam memberikan pelayanan

3. Respon karyawan dalam menangani komplain

4. Kemampuan dalam memberikan pelayanan

b. Persepsi Harga

Indikator dari variabel ini adalah (Yuliadi,2006) :

1. Persepsi harga yang terjangkau

2. Persepsi harga sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan

3. Persepsi harga mempengaruhi dalam memilih jasa hotel

c. Lokasi

Indikator dari variabel ini adalah (Tjiptono, 2006):

1. Kelancaran arus lalu lintas

2. Dekat dengan fasilitas umum

3. Mudah untuk dijangkau

Page 12: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

d. Fasilitas

Indikator dari variabel ini adalah (Natalia, 2008) :

1. Ruang kamar hotel yang nyaman dan bersih

2. Fasilitas ruang tunggu

3. Tempat parkir yang memadai

4. Kelengkapan fasilitas dalam dukungan aktivitas

e. Minat beli

Indikator dari variabel ini adalah (Dwifebri, 2006) :

1. Ketertarikan

2. Keinginan

3. Keyakinan

Kelima variabel tersebut terdiri dari 17 item kuesioner dan masing-masing

item akan diukur dengan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

responden terhadap sesuatu, misal setuju – tidak setuju, senang – tidak senang, dan

baik – tidak baik (Singarimbun, 1995).

Dalam penelitian ini jawaban responden diberi skor menurut skala Likert

sebagai berikut :

Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju

Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju

Skor 3 diberikan untuk jawaban kurang setuju

Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju

Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dari

penelitian ini adalah semua orang yang pernah berkunjung ke Grasia Hotel Semarang.

Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu

Page 13: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

populasi dan diteliti secara rinci (Tjiptono, 2004). Pengambilan sampel dilakukan

dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga

tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada.

Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability

sampling, yaitu metode sampling yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang

sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2004).

Sedangkan jenis non probability sampling yang digunakan adalah accidental

sampling, yaitu teknik sampling berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Dalam penelitian ini

pelanggan dipilih sebagai responden adalah pelanggan yang sedang berkunjung dan

pelanggan yang pernah berkunjung ke Hotel Grasia Semarang.

Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 orang responden dengan

penentuan sampel menurut Widiyanto (2008). Pada penelitian ini populasi yang

diambil berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Dalam penentuan

sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka menurut

Widiyanto (2008) digunakan rumus :

Z 4

1,96 4 0,1

96,04

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penentuan sampel

persen. Pada α = 5 %, Z = 1,96.

Page 14: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi,

biasanya 10 %.

Untuk memudahkan penelitian maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 100

orang. Jumlah responden sebanyak 100 orang tersebut dianggap sudah representatif

karena sudah lebih besar dari batas minimal sampel.

Page 15: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Hotel Grasia Semarang

Hotel Grasia merupakan pengembangan dari Hotel Muria yang sudah berdiri

sejak tahun 1985 yang berlokasi di jalan Dr. Cipto Semarang pada mulanya hotel

tersebut adalah Hotel Melati yang waktu itu hunian kamar rata-rata mencapai 90%

dan dengan perkembangannya pada tahun 1991 Hotel Muria menjadi Hotel Bintang.

Dan akhirnya pada bulan Februari 1994 dimulai pembangunan Hotel Grasia

yang pelaksanaan pembangunan dikerjakan sendiri. Nama lengkapnya adalah PT.

Hotel Grasia Mulia Putra. Pembangunan tersebut membutuhkan waktu lebih kurang

11 bulan yang tepatnya pada tanggal 20 Desember 1994 Hotel Grasia “Soft Opening”

dengan jumlah kamar 46 kamar, dan 2 convention hall.

Nama Grasia sebenarnya diambil dari kepanjangan Graha Saubari dan Putra

yang artinya bahwa kepemilikan saham Hotel Grasia adalah Bapak H. Saubari, SH

dan Putra-Putri.

Sebagai Hotel yang berbadan usaha swasta karena berbentuk PT (Perseroan

Terbatas) yang bergerak dalam bidang jasa, dengan Legal Entity Hotel Grasia sebagai

berikut :

1. : Nomor 48 tanggal 25 April 1994 Akte Pendirian

Notaris Lennie Hardjatno Loebis, SH

2. NPWP :

IMB 3

et

6. HO 6.2/207/Tahun 1999, tanggal 21 Juli 1999

golon l

ntang 2 ( dua )

misaris adalah sebagai berikut :

Direktur : Lies Budiarti, SE

01-595-163-5-508-000

3. : No. 664.2/1034/1993, tanggal 5 Desember 199

4. TDP : No. 11011602927, tanggal 22 Desember 1995

5. ITUH : No. 45/ITUH/DIR/III/1995, tanggal 30 Mar

1995

: No. 55

7. Peng gan Ke as : No.Kep-81/PPHK/DIRJEN/V/1996

Golongan Kelas Hotel Bi

Untuk Dewan Direksi dan Dewan Ko

Direktur Utama : Ir. Heru Ismawan, MM

Page 16: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

angan Hote karang, sesuai dengan No.

108/BPPPHRI.XV/03/2008 tanggal 28 Maret 2008 mengenai keputusan tim penilai

klasifikasi hotel menyatakan bahwa Hotel Grasia menjadi Golongan Kelas Hotel

Bintang

arang menempati lokasi di Jl. S. Parman No. 29 Semarang.

Pemilihan lokasi tersebut merupakan tempat yang strategis di tepi jalan raya dan

ggi Gajah Mungkur dengan latar belakang panorama pelabuhan

kota Se

Komisaris Utama : Erna Yuniarti, SH

Komisaris : Farida Purwaningsih

Dalam perkemb l Grasia sampai se

3 ( tiga ).

Lokasi Perusahaan

Hotel Grasia Sem

terletak di dataran tin

marang dan gunung Ungaran. Disamping tempat yang strategis, terletak di

kawasan elite, bebas banjir, dekat dengan pusat kota tetapi tidak lupa mengindahkan

unsur ketenangan, jauh dari kebisingan kota tetapi mudah dijangkau dari berbagai

sudut kota dari berbagai sudut kota dengan sarana transportasi seperti terminal,

stasiun kereta api dan bandara sehingga dapat memudahkan dan mempercepat bagi

para tamu untuk mencapai lokasi hotel.

Page 17: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Struktur Organisasi

Su ote rasia, 2011

General Manager

Resident Manager

Marketing and Public Relations

Accounting Manager

General Cashier

Cook

Food and Beverage Manager

Room Boy

mber : H l G

Supervisor

Food and Beverage Supervisor

Asisten House Keeping

Security

Front Office Supervisor

HRD House KeepManager

ing

Dispatcer

Bellboy

Reservation Clerk

Operator

Cashier

Inf rk ormation Cle

Receptionist

Front Office Supervisor

Wa aiters iter / W

House Man

Room Boy

Page 18: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Analisis Data

Analisis Data Deskriptif

penelitian ini, analisis kualitatif berfungsi untuk menganalisis

tanggapan konsumen terhadap faktor-faktor kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi,

hi minat beli Hotel Grasia Semarang.

dikelompokan dalam

satu ka

K

R ng skala

lah sampel

tiap item

RS =

re (skor terendah = 1, jumlah responden = 100)

Skor tertinggi = 500 (skor tertinggi= 5, jumlah responden = 100)

n katagori :

kategori kurang setuju

u

Dalam

fasilitas yang mempengaru

Berdasarkan hasil tanggapan dari 100 orang responden tentang pengaruh

kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi dan fasilitas terhadap minat beli, maka

peneliti akan menguraikan secara rinci jawaban responden yang

tegori skor dengan menggunakan rentang skala. Menurut Umar (1996),

perhitungan skor tiap item pertanyaan adalah sebagai berikut :

Skor item 5 pertanyaan

n (m-1)

RS =

m

eterangan :

S = Renta

n = jum

m = jumlah jawaban

langkah/prosesnya yaitu :

100 (5-1)

5

RS = 80

Skor te ndah = 100

Keteranga

a. 100 – 180 : kategori sangat tidak setuju

b. 181 – 260 : kategori tidak setuju

c. 261 – 340 :

d. 341 – 420 : kategori setuju

e. 421 - 500 : kategori sangat setuj

Page 19: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Analisis Data Kuantitatif

Uji Validitas

Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,

un harus diukur validitasnya. Validitas keterkaitan item

m satu variabel.

bel (0,195)

- Item

ditas

Pertanyaan

r hitung Keterangan

maka kuesioner yang disus

pertanyaan dala

Untuk menguji valid dan tidaknya pertanyaan yang akan diajukan dengan

membandingkan nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel

- Item valid bila r hitung > r ta

tidak valid bila r hitung < r tabel (0,195)

Tabel Vali

Variabel No. Item r tabel

Kualitas

pela

1. 0,955

0,946

Valid

Valid

yanan 2.

3.

4.

0,195

0,912

0,973

Valid

Valid

Persepsi Harga 0,195 0,959 1.

2.

3.

0,951

0,950

Valid

Valid

Valid

Lokasi 1.

2.

3.

0,195 0,914

0,929

0,905

Valid

Valid

Valid

Fasilitas 1.

2.

3.

4.

0,195 0,939

0,953

0,925

0,976

Valid

Valid

Valid

Valid

Minat beli 0,195 0,860 1.

2.

3.

0,897

0,867

Valid

Valid

Valid

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui g dari se ariabel

(kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi, fasilitas dan minat beli) mua

r hitun mua v

dalam se

Page 20: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

item pertanyan adalah valid karena r hasil > dari r tabel (0,195). Dengan demikian

dapat d

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali atau

ukur gejala yang sama dan hasilnya relatif konsisten, maka alat

penguk

gan

ikatakan semua item pertanyaan adalah valid. Dan dapat dilakukan langkah

selanjutnya

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

lebih untuk meng

ur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabilitasnya menunjukkan konsistensi.

Hasil pengolahan dengan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keteran

Kualitas Pelayanan

Persepsi Harga

Lokasi

0,962 Reliabel

Reliabel

Fasilitas

Minat beli

0,949

0,903

0,963

0,842

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Sum a primer yang diolah, 201

ran yang digunakan ad engan meng alpha cronbach,

yaitu a cronbach lebih besa 0,6 atau 60 item pertanyaan

t sil perhitungan dengan bantuan SPSS 13,

maka d

Uji Normalitas

Untuk menentukan normal tidaknya data pada variabel dependen dilakukan

grafik plot normal. Apabila data distribusi normal, maka

lot akan berada disepanjang garis 45 o. Dari grafik plot normal

ber : Dat 1

Penguku alah d gunakan

apabila alph r dari %, maka

ersebut adalah reliabel. Berdasarkan ha

apat diketahui bahwa variabel kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi,

fasilitas dan minat beli adalah reliabel, karena lebih besar dari 0,6 atau 60 %.

Uji Asumsi Klasik

dengan melihat

penyebaran p

(lampiran) dapat diketahui bahwa penyebaran plot berada di sepanjang garis 45 o

sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Keterangan

diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 21: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: minat beli konsumen dalam memilih jasa

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier menurut perhitungan yang

ram SPSS 13 dapat diketahui dengan berpedoman bahwa

nilai V

:

earitas

dilakukan dengan prog

IF < 10 dan Tolerance > 0,1.

Mengacu pada kedua pendapat di atas maka berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat diperoleh nilai

Tabel 4.9

Multikolin

Coefficientsa

.255 3.918

.269 3.716

.200 5.002

.263 3.798

kualitas pelayananpersepsi hargalokasi fasilitas

Model1 

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dep eli konsumendalam memilih jasa

a. endent Variable: minat b

Page 22: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Berdasarkan hasil tersebut maka variabel kualitas pelayanan, persepsi harga,

lokasi, fasilitas dalam model regresi di atas tidak terjadi hubungan yang sempurna

antar variabel (multikolinearitas) karena VIF < 10 dan Tolerance > 0,1.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik.

420-2-4

Regression Studentized Residual

2

1

0

-1

-2

Regre

ssion

Stan

dardi

zed Pr

edict

edVa

lue

Dependent Variable: minat beli konsumen dalam memilih jasa

Scatterplot

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik

di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Dari pengamatan pada grafik di

atas maka disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi

heteroskedastisitas atau tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap variabel

terikatnya. Perhitungan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

statistik manual dan pengolahan data dengan SPSS 13 . Nilai hasil perhitungan

adalah seperti pada tabel 4.12 berikut ini.

Page 23: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Tabel

Koefisien Regresi, Uji t, uji F

Variabel

Standardized

coefficient

t hitung

Sig. t

Kualitas pelayanan

Persepsi harga

Lokasi

Fasilitas

0,185

0,211

0,337

0,236

2,073

2,424

3,343

2,691

0,041

0,017

0,001

0,008

Adjusted R Square = 0,799

Multiple R (r) = 0,898

F Hitung = 99,341

Sig. F = 0,000

Sumber : Lampiran 4

Bentuk persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut :

Y = 0,185 X1 + 0,211X2 + 0,337X3 + 0,236X4

Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian

bahwa :

a. Untuk variabel kualitas pelayanan (X1) koefisien regresinya adalah positif, hal ini

dapat diartikan apabila kualitas pelayanan semakin baik, maka minat beli

konsumen dalam memilih jasa perhotelan semakin meningkat.

b. Untuk variabel persepsi harga (X2) koefisien regresinya adalah positif, hal ini

dapat diartikan apabila harga semakin sesuai, maka minat beli konsumen dalam

memilih jasa perhotelan semakin meningkat.

c. Untuk variabel lokasi (X3) koefisien regresinya adalah positif, hal ini dapat

diartikan apabila lokasi semakin strategis, maka minat beli konsumen dalam

memilih jasa perhotelan semakin meningkat.

d. Untuk variabel fasilitas (X4) koefisien regresinya adalah positif, hal ini dapat

diartikan apabila fasilitas semakin baik, maka minat beli konsumen dalam

memilih jasa perhotelan semakin meningkat.

Pengujian Hipotesis

a. Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap minat beli konsumen dalam

memilih jasa perhotelan

Page 24: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Hasil perhitungan statistik untuk variabel kualitas pelayanan diperoleh nilai t

hitung = 2,073. Dengan demikian, dengan menggunakan α = 0,05 dan t tabel

dengan df = n-k-1 = 100-4-1=95 diperoleh sebesar 1,661. Dengan demikian

diperoleh t hitung 2,073 > t tabel = 1,661. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan.

Sedangkan dengan program SPPS 13 diperoleh tingkat signifikansinya sebesar

0,041 < 0,05, ini menandakan bahwa kualitas pelayanan (X1) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa

perhotelan (Y).

b. Pengaruh variabel persepsi harga terhadap minat beli konsumen dalam memilih

jasa perhotelan

Hasil perhitungan statistik untuk variabel persepsi harga diperoleh nilai t hitung =

2,424. Dengan demikian, dengan menggunakan α = 0,05 dan t tabel dengan df =

n-k-1 = 100-4-1=95 diperoleh sebesar 1,661. Dengan demikian diperoleh t hitung

2,424 > t tabel = 1,661. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti bahwa persepsi harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan.

Sedangkan dengan program SPPS 13 diperoleh tingkat signifikansinya sebesar

0,017 < 0,05, ini menandakan bahwa persepsi harga (X2) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan (Y).

c. Pengaruh variabel lokasi terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa

perhotelan

Hasil perhitungan statistik untuk variabel lokasi diperoleh nilai t hitung = 3,343.

Dengan demikian, dengan menggunakan α = 0,05 dan t tabel dengan df = n-k-1 =

100-4-1=95 diperoleh sebesar 1,661. Dengan demikian diperoleh t hitung 3,343 >

t tabel = 1,661. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

lokasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli

konsumen dalam memilih jasa perhotelan.

Sedangkan dengan program SPPS 13 diperoleh tingkat signifikansinya sebesar

0,001 < 0,05, ini menandakan bahwa harga (X3) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan (Y).

Page 25: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

d. Pengaruh variabel fasilitas terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa

perhotelan

Hasil perhitungan statistik untuk variabel fasilitas diperoleh nilai t hitung =

2,691. Dengan demikian, dengan menggunakan α = 0,05 dan t tabel dengan df =

n-k-1 = 100-4-1=95 diperoleh sebesar 1,661. Dengan demikian diperoleh t hitung

2,691 > t tabel = 1,661. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti bahwa fasilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan.

Sedangkan dengan program SPPS 13 diperoleh tingkat signifikansinya sebesar

0,008 < 0,05, ini menandakan bahwa fasilitas (X4) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan (Y).

Uji F (Uji Model)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan statistik manual diperoleh nilai F

hitung = 99,341. Sedangkan dengan menggunakan tingkat signifikansi α=0,05 maka

nilai F tabel dengan df 1=4 dan df2 = 95 diperoleh F tabel sebesar 2,47, Maka F

hitung > F tabel, yaitu 99,341 > 2,47. Dengan demikian kualitas pelayanan, persepsi

harga, lokasi dan fasilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap minat beli

konsumen dalam memilih jasa perhotelan .

Sedangkan dengan menggunakan SPSS 13 diperoleh tingkat signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05, ini menandakan bahwa kualitas pelayanan, persepsi harga,

lokasi dan fasilitas secara simultan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen

dalam memilih jasa perhotelan. Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini

adalah baik.

Koefisien Determinasi

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui

bahwa Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,799. Hal ini berarti bahwa

79,90% minat beli konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia Semarang dipengaruhi

oleh variabel kualitas pelayanan, persepsi harga, lokasi dan fasilitas, sedangkan

selebihnya 20,10 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

Page 26: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

Pembahasan

Hasil pengujian regresi berganda diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,185 dengan nilai signifikasi 0,041 < 0,05, artinya kualitas pelayanan berpengaruh

positif terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan, artinya apabila

kualitas pelayanan semakin meningkat, maka minat beli akan meningkat. Kondisi ini

terjadi karena pelayanan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan dimana penjual

memberikan servis kepada pembeli barang atau jasa sehingga dapat menimbulkan

kepuasan bagi pelanggan. Adanya pelayanan yang ramah tersebut dapat

mempengaruhi kegiatan seseorang yang akhirnya nanti akan menimbulkan suatu

keputusan apakah orang itu akan melakukan kegiatan di tempat itu atau tidak. Dengan

begitu diharapkan pelayanan suatu tempat sangat penting bagi kelangsungan

konsumen untuk melakukan transaksi. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian

(Dwi Febri, 2006), yang menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat

beli.

Hasil pengujian regresi berganda diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,211 dengan nilai signifikasi 0,017 < 0,05, artinya persepsi harga berpengaruh positif

terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan, artinya apabila persepsi

harga semakin sesuai, maka minat beli akan meningkat. Kondisi ini terjadi karena

persepsi harga suatu jasa menunjukkan nilai menurut konsumen bila bersedia

membayar, konsumen menilai bahwa manfaat yang ditimbulkan oleh produk yang

ditawarkan telah sesuai dengan uang yang dikeluarkan. Hanya saja, biasanya setiap

konsumen sering membanding-bandingkan harga dari beberapa perusahaan dan

akhirnya menentukan pilihan pada perusahaan yang menetapkan harga murah pada

tingkat pelayanan dan jenis produk atau jasa yang sama. Seorang konsumen akan

memutuskan untuk menginap disuatu hotel dengan mempertimbangkan uang yang

mereka miliki, apabila uang dimiliki kurang, maka akan membatalkan keputusan

menginap tersebut. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian (Yuliadi, 2006),

yang menyatakan persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli.

Hasil pengujian regresi berganda diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,337 dengan nilai signifikasi 0,001 < 0,05, artinya lokasi berpengaruh positif

terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan, artinya apabila lokasi

semakin strategis, maka minat beli akan meningkat. Kondisi ini terjadi karena lokasi

juga memegang peran penting dalan industri jasa, konsumen biasanya menginginkan

lokasi yang mudah dijangkau, nyaman, dan dekat dengan tempat beraktivitas. Apabila

Page 27: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

pihak hotel dapat memberikan hal-hal tersebut, maka konsumen akan merasa senang

untuk menginap dan memutuskan untuk menginap di hotel tersebut. Hasil penelitian

ini juga mendukung penelitian (Yuliadi, 2006), yang menyatakan lokasi berpengaruh

terhadap minat beli.

Hasil pengujian regresi berganda diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,236 dengan nilai signifikasi 0,008 < 0,05, artinya fasilitas berpengaruh positif

terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan, artinya apabila fasilitas

semakin baik, maka minat beli akan meningkat. Kondisi ini terjadi karena

kelengkapan fasilitas menjadi faktor penentu pilihan konsumen untuk menggunakan

jasa hotel. Fasilitas tersebut meliputi kamar yang representatif, saran tempat olah raga,

kolam renang, restoran, cafe dan lain sebagainya, sehingga konsumen merasa betah

untuk menginap di hotel tersebut. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian

(Natalia, 2008), yang menyatakan lokasi berpengaruh terhadap minat beli.

Page 28: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

P E N U T U P

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa faktor yang

paling mempengaruhi minat beli adalah lokasi, hal ini dibuktikan dengan nilai

standardized coeficient yang terbesar, yaitu 0,337. kondisi ini terjadi karena lokasi

merupakan tempat yang dituju, apakah hotel dekat dekat tempat-tempat aktivitas lainnya.

2. Lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat konsumen dalam memilih

jasa hotel Grasia dengan nilai 0,001 dan t hitung 3,343 dengan koefisien regresi 0,337.

Dan hal ini berarti jika lokasi semakin strategis, maka minat beli konsumen dalam

memilih jasa perhotelan akan meningkat.

3. Fasilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen dalam

memilih jasa hotel Grasia dengan nilai 0,008 dan t hitung 2,691, dengan koefisien regresi

0,236. Dan hal ini berarti jika. Semakin baik fasilitas, maka minat beli konsumen dalam

memilih jasa perhotelan akan meningkat.

4. Persepsi harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen

dalam memilih jasa hotel Grasia dengan nilai 0,017 dan t hitung 2,424 dengan koefisien

regresi 0,211. Dan hal ini berarti jika semakin sesuai harga, maka minat beli konsumen

dalam memilih jasa perhotelan akan meningkat.

5. Kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli

konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia dengan nilai 0,041 dan t hitung 2,073 dengan

koefisien regresi 0,185. Dan hal ini berarti jika semakin baik kualitas pelayanan, maka

minat beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan akan meningkat.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diberikan adalah :

1. Lokasi Hotel Grasia tidak dapat dipindahkan, sebaiknya menyediakan antar jemput dari

bandara, stasiun, terminal ke Hotel Grasia dan rute sebaliknya. Hal ini dimaksudkan

untuk mendekatkan konsumen-konsumen yang berasal dari luar kota agar lebih dekat

dengan Hotel Grasia melalui penjemputan tersebut.

Page 29: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

2. Fasilitas hotel Grasia sudah memadai, akan tetapi untuk fasilitas yang mendukung

aktivitas olah raga dapat lebih ditingkatkan dengan memberikan fasilitas Spa, Fitness

dan kolam renang.

3. Persepsi harga yang diberikan sebaiknya menggunakan harga yang kompetitif, misalnya

dengan memberikan paket harga tertentu berdasarkan jumlah kamar yang dipesan,

diadakan potongan atau diskon pada saat terterntu.

4. Pihak petugas pelayanan hendaknya tetap ada pada saat pelayanan yang sifatnya segera,

karena tamu menginginkan adanya pelayanan yang sifatnya segera dan tanpa ditunda

 

Page 30: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, A.S, 1989. Pengetahuan Dasar Perhotelan. Penerbit CV Desire Sanan. Semarang

Dwifebri, Anastasia, 2006. Analisis Strategi Diferensi, Promosi, Dan Kualitas Pelayanan

Dalam Meningkatkan Minat Beli (Studi Kasus Pada Patra Semarang

Convention Hotel), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang.

Handoko, T. Hani, 1984. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen. Liberty.

Yogyakarta.

Heizer, Jay dan Barry Rander, 2006. Operations Management. Jilid I, Salemba Empat.

Jakarta.

Kotler, Philip, 1996. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan

Pengendalian. Jilid 2, PT Prenhallindo. Jakarta.

Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, Dan

Pengendalian. Edisi Millenium. PT Prenhallindo. Jakarta.

Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I, Indeks. Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori Dan Praktek. Salemba

Empat. Jakarta.

Natalia, Putu Ayu S, 2008. Analisis Pengaruh Pelayanan, Fasilitas, Dan Promosi

Terhadap Minat Beli Konsumen Di Hotel Siliwangi Semarang. Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro. Semarang.

Singarimbun, Masri dan Effendi, 1995. Metode Penelitian Survey. Penerbit LP3ES. Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV Alfabeta. Bandung.

Sukmawati dan A Suyono, 1994. “Analisis Pengaruh Karakteristik Bintang Idola Iklan

(Celebrity Endoser) Terhadap Minat Beli Konsumen Sebuah Merek Multivitamin

Page 31: ABSTRACT - Diponegoro Universityeprints.undip.ac.id/26695/1/jurnal_kartika_mandasari_c2a606057.pdf · berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan ... keinginan dan kebutuhan

(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret)”. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, vol 3 no 1, Maret.

Sulastiyono, Agus, 1999. Manajemen Perhotelan. Rineka Cipta. Jakarta.

Stanton, William J, 1993. Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Swastha, Basu dan T. Hani Handoko, 1994. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku

Konsumen), Liberty, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2001. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2006. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang.

Umar, Husein, 1996. Metodologi Penelitian Untuk Pemasaran. Gramedia. Jakarta

Widiyanto, Ibnu, 2008. Pointers : Metodologi Penelitian. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang.

Widoyono, 2006. “Promosi Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Pemasaran Pariwisata”.

BENEFIT. vol 10 halaman 101 – 108. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Wiyasa, I Gede, 1997. “Hotel Ramah Lingkungan Alternatif Hotel Masa Depan”. KELOLA,

vol VI no 16. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yuliadi, 2006. Pengaruh Kualitas, Harga, Keunikan Produk Dann Layanan Purna Jual

Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Motor Sport (Studi Kasus Pada PT. Sinar

Gemala Sakti Cabang Pati). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Zeithaml, Valarei A, Parasuraman, A, and Leonard L. Berry. 1996. “A Conceptual Model of

Service Quality and Its Implications For Future Research”. Journal of Marketing.

Vol. 49, pp. 41-50

http://santo.tvheaven.com/custom.html