aborsi

22
BAB I PENDAHULUAN I.1. PENGERTIAN Abortus Provocatus adalah istilah latin yang secara resmi dipakai dalam kalangan kedoteran dan hukum. Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri kehidupan kandungan dalam rahim seorang perempuan hamil. Oleh karena itu abortus provocatus harus dibedakan dengan abortun spontaneus, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja dengan abortus spontan. Dalam bahasa Indonesia, yang pertama kita sebut pengguguran kandungan sedangkan yang kedua dinamai keguguran. Untuk menunjukan keguguran kandungan istilah yang paling populer sekarang adalah "aborsi", yang tentunya dibentuk berdasarkan kata Inggris abortion. Kadang di Indonesi sering terdengar pembicaraan orang tentang abortus yang

Upload: juliancristy

Post on 29-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Maternitas

TRANSCRIPT

Page 1: Aborsi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. PENGERTIAN

Abortus Provocatus adalah istilah latin yang secara

resmi dipakai dalam kalangan kedoteran dan hukum.

Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri

kehidupan kandungan dalam rahim seorang perempuan

hamil. Oleh karena itu abortus provocatus harus

dibedakan dengan abortun spontaneus, dimana

kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan

gugur.

Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja

dengan abortus spontan. Dalam bahasa Indonesia, yang

pertama kita sebut pengguguran kandungan sedangkan

yang kedua dinamai keguguran. Untuk menunjukan

keguguran kandungan istilah yang paling populer

sekarang adalah "aborsi", yang tentunya dibentuk

berdasarkan kata Inggris abortion.

Kadang di Indonesi sering terdengar pembicaraan

orang tentang abortus yang dimaksudkan adalah abortus

provocatus dan abortus spontaneus.

Page 2: Aborsi

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud

Maksud dari pembuatan makala ini adalah untuk

mempelajari dan mengetahui tentang abortus

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makala ini adalah :

1.Untuk mengetahui bentuk rahim dan janin.

2.Untuk mengetahui hal – hal yang dapat mempengaruhi

terjadinya abortus

2

Page 3: Aborsi

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN DAN ETIOLOGI ABORSI

Sepanjang sejarah umat manusia, aborsi dan infanticide

sering ditemukan diberbagai tempat dan kebudayaan. Tetapi

secara umum dapat dikatakan, dulu aborsi hampir selalu

dipraktekan di luar profesi medis oleh dukun atau profesional

medis yang tidak resmi, sepereti bida. Salah satu alasannya

adalah bahwa kondisi kehamilan yang normal saat itu tidak

dilihat sebagai wilayah profesi medis.

Namun pada saat sekarang ini hal yang demikian justru

bertentangan dengan profesi medis. Suar medis

berkumandang dengan lebih jelas sejak mereka berhimpun

dealam organisasi profesi yang resmi. Misalnya American

Medical Association (AMA) yang didirikan pada tahun 1847,

dalam muktamarnya yang perdana mengeluarkan pernyataan

anti aborsi yang keras. Sikap anti aborsi itu menandai juga

ikatan-ikatan medis yang terbentuk dinegara-negara lain dan

3

Page 4: Aborsi

dapat dimengerti mereka berdampak kuat atas kebijakan

negaranya masing-masing.

Kini banyak negara diseluruh dunia memiliki Undang-

Undang yang mengatas aborsi. Di uni Eropa semua negara

sudah memiliki Undang-Undang seperti itu kecuali Irlandia.

Dengan adanya legalisasi aborsi diberbagai negara, profesi

medis menghadapi suatu situasi baru. Keputusan untuk

mengakhir kehamilan harus disetujui oleh dua doktor yang

kompoten dibidang tersebut.

Dalam zaman pramodern, berabad-abad lamanya

pandangan ilmiah tentang proses terbentuknya embrio

mengikuti pendapat Aristoteles filsuf dan ilmuwan Yunani kuno

ini menjadi otoritas terbesar juga didalam ilmu pengetahuan

yang lain. Menurut Aristoteles, perekembamngan embrio

terjadi dalam tiga fase, yaitu, fase pertama, fase tumbuhan

atau vegetatif, merupakan konsekuensi dari model tumbuhan

yang dipilih Aristoteles untuk menjelaskan permulaan hidup

manusia , fase kedua, animal pada masa ini embrio

mempunyai jiwa animal, dan fase ketiga insani dalam arti

yang sebenarnya.

Pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang

menyajikan banyak sekali data untuk merefleksikan

4

Page 5: Aborsi

pertanyaan; dalam proses reproduksi, kapan kehidupan

manusia dimulai karena sebelum bertemu dan bergabung sel

sperma dan sel ovum sudah merupakan makhluk hidup,

karena mereka adalah sel yang hidup. Jika spermatozoa dan

oosit bertemu waktu yang dibutuhkan 22 sampai 32 jam untuk

meleburkan inti- inti selnya. Apabila peleburan tersebut telah

selesai fusi sel ini membentuk makhluk hidup baru, yang

berbeda dari ayah dan ibunya.

Bagi pihak yang menyetujui aborsi pendekatan hak

adalah jalur pemikiran yang paling banyak ditempuh. Mereka

menekankan bahwa perempuan hamil mempunyai hak untuk

menguasai tubuhnya sendiri. Perempuan berhak untuk

mengambil keputusan untuk melanjutkan kehamilannya atau

tidak. Tetapi jika argumentasi dikemukakan dengan lebih

moderat hak atas aborsi bisa dipertimbangkan lagi terhadap

faktor- faktor lain.

Banyak hal yang dapat dikatakan mengenai

argumentasi yaitu; Pertama tidaklah benar apabila perempuan

hamil boleh melakukan apa saja dengan tubuhnya. Artinya ia

tidak menguasai tubuhnya secara penuh.Misalnya jika ia

sendiri memilih untuk menjadi donor darah hal itu tentu amat

terpuji tetapi tidak pernah boleh dipaksakan untuk

5

Page 6: Aborsi

menyumbangkan darahnya diluar kemauannya sendiri. Kedua

karena kondisi kehamilan diakibatkan oleh hubungan seksual,

perempuan hamil tidak bisa melepaskan diri dari tanggung

jawab atas kondisinya tersebut.Tetapi tanggung jawab

tersebut menyangkut kedua insan yang melibatkan diri dalam

hubungan seksual, laki- laki maupun peremruan. Mereka tidak

bertanggung jawab bila melibatkan diri dalam hubungan ini ,

tetap serentak juga tidak acuh terhadap akibatnya. Ketiga

yang merupakan terpenting, janin dalam kandungan bukan

merupakan sebagian tubuh perempuan hamil.

Disisi lain wacana hak bisa dipakai juga untuk menolak

aborsi sebagai hal yang tidak etis. Sebab bukan saja ibu hamil

mempunyai hak, janin dalam kandunganpun mempunyai hak

yaitu hak untuk hidup. Argumentasi ini memang banyak

dipakai untuk menolak aborsi.

Dengan menerapkan wacana hak dalam konteks aborsi,

telah terjadi polarisasi keras antara gerakan pro life dan

gerakan pro choice, yang khususnya di Amerika Serikat. Kedua

pandangan ini sangat ekstrim karena melakukan aborsi adalah

membunuh kehidupan manusia. Polarisasdi kedua pandangan

tersebut merupakan suatu fenomena yang sangat khas pada

negara Amerika.

6

Page 7: Aborsi

Menghormati kehidupan manusia bukan saja merupakan

suatu tuntutan etis yang umum dan suatu kewajiban yang

secara khusus digarisbawahi oleh agama. Aturan ini

merupakan suatu prinsip dasar untuk profesi duni medis.

Orang-orang yang berprofesi kesehatan harus bisa

memperjuangkan kehidupan manusia dan tidak boleh

melakukan sesuatu yang merusak kehidupannya.

Beberapa gejala kehamilan yang tidak pasti

diantaranya yaitu:

Amenore atau tidak mendapat haid. Biasanya digunakan

rumus partus menurut Naegele yaitu; tanggal dengan

formulasi perhitungan +7 bulan -3

Nausea atau enek dengan atau tanpa vomitus atau

muntah sering terjadi pagi hari pada bulan pertama

kehamilan.

Mengidam, menginginkan makanan atau minuman

tertentu.

Konstipasi/ obstipasi, disebabkan oleh penurunan

peristaltik usus oleh hormon steroid.

Sering kencing, terjadi karena kandung kemih pada bulan-

bulan pertama kehamilan tertekan uterus yang mulai

7

Page 8: Aborsi

membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan, lalu

timbul lagi pada akhir kehamilan.

Pingsan dan mudah lelah, sering dijumpai bila berada

ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu

hilang setelah kehamilan 18 minggu.

Anoreksia atau tidak ada nafsu makan.

Tanda kehamilan tidak pasti diantaranya yaitu:

o Pigmentasi kulit dipengaruhi hormon plasenta yang

merangsang hormon melanofor dan kulit, terjadi kira- kira

minggu ke -12 atau lebih. Sering timbul pada pipi, hidung

dan dahi yang dikenal dengan sebutan klosma grafidarum.

o Leukore pengaruh peningkatan hormon progesteron

diakibatkan oleh sekret serviks.

o Epulis sering terjadi pada trimester pertama kehamilan.

o Perubahan payudara di pengaruh hormon progesteron dan

estrogen. Yang mengakibatkan payudara membesar dan

tegang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah

areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen

berlebihan. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari

12 minggu.

o Pembesaran abdomen; jelas terlihat setelah kehamilan 14

minggu.

8

Page 9: Aborsi

o Suhu basal meningkat; antara 37, 2 - 37, 8ºC.

o Perubahan organ-organ dalam pelviks :

Tanda Cadwick: vagina livid terjadi kira-kira minggu

keenam;

Tanda Hegar: segemn bawa uterus lembek pada

perabaan;

Tanda Piscaseck; uterus membesar ke salah satu

jurusan;

Tanda Bracston-Hicks: uterus berkonstraksi bila

diranggsang, tanda ini khas untuk uterus pada masa

kehamilan.

o Tes Kehamilan: yang banyak dipakai pemeriksaan hormon

korionik gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi

antigen antibody dengan hCG sebagai antigen. Cara yang

banyak digunakan Hemaglutinasi kadar terendah yang

terdeteksi 50 iu/LhCG, dapat ditemukan urine, Sure

Step/Sure Strip, Evatest, Event Test, RST-hCG, Beta

Gravidendex, dan lain sebagainya. Hasil positif palsu

dapat diperoleh pada penyakit tropoflablas ganas.

Tanda pasti kehamilan

Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta

gerak janin.

9

Page 10: Aborsi

Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ).

Dengan steteskop Laennec BJJ baru terdengan pada

kehamilan pada 18-20 minggu. Dengan alat Doppler BJJ

terdengar pada kehamilan 12 minggu.

Dengan ultrasonagrafi (USG) atau scanning dapat dilhat

gambar janin.

Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak

dilakukan sekarang karena berdampak pada janin yang

ada.

Tidak bisa diragukan, pemerkosaan merupakan kejadian

yang amat traumatis untuk perempuan yang telah menjadi

korban. Banyak korban pemerkosaan membutuhkan waktu

lama untuk mengatasi pengalaman traumatis, dan mungkin

ada juga yang tidak pernah lagi dalam keadaan normal seperti

sebelumnya. Apabila persoalan tersebut ternyata

mengakibatkan kehamilan maka pengalaman traumatis

tersebut bertambah besar. Oleh karena itu, pernyataan

sangat mendesak apakah dalam kasus seperti itu aborsi dapat

dibenarkan.

Barangkali ada korban yang sudah gejolak emosi awal

lewat, bersedia melanjutkan kehamilannya dan menyerahkan

bayinya untuk diadopsi oleh keluarga lain atau ia sendiri

10

Page 11: Aborsi

mempunyai dan membesarkan bayi tersebut. Sikap seperti

inilah yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap ibu yang

telah melahirkan anak dari rahimnya sendiri.

Oleh karena pemerkosaan inilah banyak yang

mengambil jalan pintas untuk menghilankan nyawa yang

sebenarnya tidak pernah berbuat salah pada ibu atau ayah

dari kedua orang tua yang melahirkan anak tersebut.Mungkin

dengan cara aborsilah dapat menutupi kesalahan atau rasa

malu yang akan dihadapinya.

Abortus dapat terjadi oleh karena beberapa sebab yaitu;

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan

abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.faktor lain

yang menyebabkan hal ini adalah kelainan kromosom

terutama trisomi autosom dan monosom X. Lingkungan

sekitar tempat implantasi kurang sempurna. Pengaruh

teratogen akibatb radiasi, virus, obat- obatan, tembakau

dan alkohol.

Kelainan pada plasenta , misalnya endarteritis vili korialis

karena hipertensi menahun.

Faktor maternal seperti pneumonia, tifus, anemia berat,

keracunan dan toksoplasmosis.

11

Page 12: Aborsi

Kelainan traktus genatalia seperti inkompetensi serviks,

retroversi uteris, mioma uteris dan kelainan bawaan

uterus.

B. PATOGENSIS, MANIFESTASI KLINIS DAN KOMPLIKASI

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,

diikuti oleh nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil

konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.

Kemudian uterus berkontraksi umtuk mengeluarkan benda

asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum

menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat

dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,

penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak

dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.

Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih

dahulu dari pada placenta. Hasil konsepsi keluar dalam

berbagai cara, seperti kantong kosong amnion, atau benda

kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir

mati, janin masih hidup, mola kruenta, vetus kompresus,

maserasi, atau vetus paperaseus.

Dengan demikian manifestasi klinisnya adalah :

Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu

12

Page 13: Aborsi

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah

atau menurun. Tekanan darah normal atau menurun.

Denyut nadi normal atau kecil. Suhu badan normal atau

meningkat.

Perdarahan pervaginam. Mungkin disertai keluarnya

jaringan hasil konsepsi.

Rasa mulas atau keram perut didaerah atas sinfisis.

Sering disertai dengan nyeri pinggang akibat kontraksi

uterus.

Pemeriksaan ginekologi ; inspeksi vulva, inspekulo,

golok vagina.

Sedangkan Komplikasinya antara lain ditunjukkan

dengan:

Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi.

Pada missed abortion dengan relensilama hasil konsepsi

dapat terjadi kelainan pembekuan darah.

C. DIAGNOSIS ABORSI

Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan

abortus dibagi atas;

13

Page 14: Aborsi

1. Abortus iminens , perdarahan pervaginam pada

kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-

tanda dilatasi serviks yang meningkat.

2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuti dengan dilatasi

serviks.

3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin

dikeliarkan dari uterus. Apabila abortus inkomplit disertai

infeksi genitalia disebut abortus infeksiosa.

4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar

dari uterus.

5. Missed abortion, kematian janin selama 20 minggu,

tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

Pada dasarnya, harus dicatat bahwa masalah aborsi

berkaiatn dengan keadilan sosial, sama halnya dengan

fasilitas kesehtan yang lain, menjadi tidak adil jika negara-

negara yang melegislasi aborsi, fasilitas itu hanya terjangkau

oleh orang kaya. Di Indonesia dan di banyak negara

berkembang lainnya, kini sudah terjadi ketidakadilan sosial

dibidang aborsi. Perempuan yang mampu dengan mudah

menemui dokter yang bersedia melakukan aborsi atas

pembayaran layak.

14

Page 15: Aborsi

Indonesia pada suatu saat aborsi akan dilegalisasi. Pihak

agama pada umumnya mempunyai banyak keberatan

terhadap legalisasi aborsi masih teringat diskusi yang

berlangsung sekitar persiapan UU kesehatan tahun 1992 dan

sekitar peristiwa Warakas, kasus aborsi diklinik bersalin di

Jakarta yang mencuat November 1997. Pihak feminis dan

mereka yang peduli pada nasib perempuan biasanya cukup

vokal dalam memperjuangkan penilakan aborsi.

Konsekuensinya, Indonesia harus diakui semakin resisten

prosentase aborsi yang terjadi, karena realitas membuktikan

bahwa, tingkat kehamilan sangat mudah ditemukan karena

free seks.

Dalam konteks lain; aborsi di Indonesia harus ditegaskan

untuk tidak dilegalisasi karena bertentangan dengan norma

sosial, ikatan budaya dan nilai-nilai agama. Indikasinya,

semakin banyak kebijakan yang berupaya melegalisasi

kemaksiatan adalah upaya membangun kemaksiatan bagi

bangsa. Sehingga, mentalitas masyarakat Indonesia yang

ramah dan rukun, jika diarahkan pada proses legalisasi

kemaksiatan seperti aborsi, maka akan menghancurkan

martabat bangsa.

15

Page 16: Aborsi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian sederhana di atas, maka disimpulkan

beberapa hal, antara lain:

1. Aborsi terbagi atas dua yakni; abortus provocatus dan

abortus spontaneus. Kedua jenis aborsi ini memiliki

karakteristik dan perkembangan yang berbeda.

2. Secara klinis, aborsi dapat berdampak positif bagi ibu

hamil, jika bermaksud untuk keselamatan, dengan

konsekusi usia janin dibawah tiga bulan atau 12 minggu.

3. Berkenaan kekerasan seksual, pemerkosaan atau free

seks, maka aborsi terjadi dipaksakan atau tidak memiliki

16

Page 17: Aborsi

ikatan moral. Bahkan aborsi dilakukan sebagai solusi dari

kegalauan yang dihadapi.

4. Untuk itu, proses perkembangan aborsi diwacanakan

sebagai perbuatan yang dapat dilegalisasi, maka dalam

konteks iakatan keagamaan, dan doktrin sosial budaya

harus ditolak dan tidak boleh diterima sebagai kebijakan

kemanusiaan yang adil dan beradab.

B. Saran

Menyadari bahwa, kesempurnaan makalah ini masih

membutuhkan kelengkapan, sehingga disarankan:

1. Kepada Dosen pemandu agar memberikan dan

mengarahkan proses penulisan makalah yang baik dan

benar.

2. Kepada rekan-rekan mahasiswa dapat memberikan

saran, koreksi dan kritik yang konstruktif untuk

kelengkapan yang bertujuan untuk pembentuk

kesadaran ilmiah.

17

Page 18: Aborsi

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall, 1997. Fisiologi Kedokteran, EGC. Jakarta.

Muchtar Rustam, t.th., Sinopsis Obstetri . EGC. Jakarta.

Anomious, 1983. Obetetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung.

Hakimi Muhammad, 1990. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan Essentia Medica. Jakarta.

18

Page 19: Aborsi

Tugas Kelompok

OLEH :

1. IMELDA INDRADEWI TILLI/11 03057

19

Page 20: Aborsi

2. DERVINA SAMBARA/11 030493. MARIA LINDA/11 030504. HERONIMUS WEA/11 030595. SERLI/ 11 03061

20