aborsi
DESCRIPTION
MaternitasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. PENGERTIAN
Abortus Provocatus adalah istilah latin yang secara
resmi dipakai dalam kalangan kedoteran dan hukum.
Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri
kehidupan kandungan dalam rahim seorang perempuan
hamil. Oleh karena itu abortus provocatus harus
dibedakan dengan abortun spontaneus, dimana
kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan
gugur.
Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja
dengan abortus spontan. Dalam bahasa Indonesia, yang
pertama kita sebut pengguguran kandungan sedangkan
yang kedua dinamai keguguran. Untuk menunjukan
keguguran kandungan istilah yang paling populer
sekarang adalah "aborsi", yang tentunya dibentuk
berdasarkan kata Inggris abortion.
Kadang di Indonesi sering terdengar pembicaraan
orang tentang abortus yang dimaksudkan adalah abortus
provocatus dan abortus spontaneus.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maksud
Maksud dari pembuatan makala ini adalah untuk
mempelajari dan mengetahui tentang abortus
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makala ini adalah :
1.Untuk mengetahui bentuk rahim dan janin.
2.Untuk mengetahui hal – hal yang dapat mempengaruhi
terjadinya abortus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN DAN ETIOLOGI ABORSI
Sepanjang sejarah umat manusia, aborsi dan infanticide
sering ditemukan diberbagai tempat dan kebudayaan. Tetapi
secara umum dapat dikatakan, dulu aborsi hampir selalu
dipraktekan di luar profesi medis oleh dukun atau profesional
medis yang tidak resmi, sepereti bida. Salah satu alasannya
adalah bahwa kondisi kehamilan yang normal saat itu tidak
dilihat sebagai wilayah profesi medis.
Namun pada saat sekarang ini hal yang demikian justru
bertentangan dengan profesi medis. Suar medis
berkumandang dengan lebih jelas sejak mereka berhimpun
dealam organisasi profesi yang resmi. Misalnya American
Medical Association (AMA) yang didirikan pada tahun 1847,
dalam muktamarnya yang perdana mengeluarkan pernyataan
anti aborsi yang keras. Sikap anti aborsi itu menandai juga
ikatan-ikatan medis yang terbentuk dinegara-negara lain dan
3
dapat dimengerti mereka berdampak kuat atas kebijakan
negaranya masing-masing.
Kini banyak negara diseluruh dunia memiliki Undang-
Undang yang mengatas aborsi. Di uni Eropa semua negara
sudah memiliki Undang-Undang seperti itu kecuali Irlandia.
Dengan adanya legalisasi aborsi diberbagai negara, profesi
medis menghadapi suatu situasi baru. Keputusan untuk
mengakhir kehamilan harus disetujui oleh dua doktor yang
kompoten dibidang tersebut.
Dalam zaman pramodern, berabad-abad lamanya
pandangan ilmiah tentang proses terbentuknya embrio
mengikuti pendapat Aristoteles filsuf dan ilmuwan Yunani kuno
ini menjadi otoritas terbesar juga didalam ilmu pengetahuan
yang lain. Menurut Aristoteles, perekembamngan embrio
terjadi dalam tiga fase, yaitu, fase pertama, fase tumbuhan
atau vegetatif, merupakan konsekuensi dari model tumbuhan
yang dipilih Aristoteles untuk menjelaskan permulaan hidup
manusia , fase kedua, animal pada masa ini embrio
mempunyai jiwa animal, dan fase ketiga insani dalam arti
yang sebenarnya.
Pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang
menyajikan banyak sekali data untuk merefleksikan
4
pertanyaan; dalam proses reproduksi, kapan kehidupan
manusia dimulai karena sebelum bertemu dan bergabung sel
sperma dan sel ovum sudah merupakan makhluk hidup,
karena mereka adalah sel yang hidup. Jika spermatozoa dan
oosit bertemu waktu yang dibutuhkan 22 sampai 32 jam untuk
meleburkan inti- inti selnya. Apabila peleburan tersebut telah
selesai fusi sel ini membentuk makhluk hidup baru, yang
berbeda dari ayah dan ibunya.
Bagi pihak yang menyetujui aborsi pendekatan hak
adalah jalur pemikiran yang paling banyak ditempuh. Mereka
menekankan bahwa perempuan hamil mempunyai hak untuk
menguasai tubuhnya sendiri. Perempuan berhak untuk
mengambil keputusan untuk melanjutkan kehamilannya atau
tidak. Tetapi jika argumentasi dikemukakan dengan lebih
moderat hak atas aborsi bisa dipertimbangkan lagi terhadap
faktor- faktor lain.
Banyak hal yang dapat dikatakan mengenai
argumentasi yaitu; Pertama tidaklah benar apabila perempuan
hamil boleh melakukan apa saja dengan tubuhnya. Artinya ia
tidak menguasai tubuhnya secara penuh.Misalnya jika ia
sendiri memilih untuk menjadi donor darah hal itu tentu amat
terpuji tetapi tidak pernah boleh dipaksakan untuk
5
menyumbangkan darahnya diluar kemauannya sendiri. Kedua
karena kondisi kehamilan diakibatkan oleh hubungan seksual,
perempuan hamil tidak bisa melepaskan diri dari tanggung
jawab atas kondisinya tersebut.Tetapi tanggung jawab
tersebut menyangkut kedua insan yang melibatkan diri dalam
hubungan seksual, laki- laki maupun peremruan. Mereka tidak
bertanggung jawab bila melibatkan diri dalam hubungan ini ,
tetap serentak juga tidak acuh terhadap akibatnya. Ketiga
yang merupakan terpenting, janin dalam kandungan bukan
merupakan sebagian tubuh perempuan hamil.
Disisi lain wacana hak bisa dipakai juga untuk menolak
aborsi sebagai hal yang tidak etis. Sebab bukan saja ibu hamil
mempunyai hak, janin dalam kandunganpun mempunyai hak
yaitu hak untuk hidup. Argumentasi ini memang banyak
dipakai untuk menolak aborsi.
Dengan menerapkan wacana hak dalam konteks aborsi,
telah terjadi polarisasi keras antara gerakan pro life dan
gerakan pro choice, yang khususnya di Amerika Serikat. Kedua
pandangan ini sangat ekstrim karena melakukan aborsi adalah
membunuh kehidupan manusia. Polarisasdi kedua pandangan
tersebut merupakan suatu fenomena yang sangat khas pada
negara Amerika.
6
Menghormati kehidupan manusia bukan saja merupakan
suatu tuntutan etis yang umum dan suatu kewajiban yang
secara khusus digarisbawahi oleh agama. Aturan ini
merupakan suatu prinsip dasar untuk profesi duni medis.
Orang-orang yang berprofesi kesehatan harus bisa
memperjuangkan kehidupan manusia dan tidak boleh
melakukan sesuatu yang merusak kehidupannya.
Beberapa gejala kehamilan yang tidak pasti
diantaranya yaitu:
Amenore atau tidak mendapat haid. Biasanya digunakan
rumus partus menurut Naegele yaitu; tanggal dengan
formulasi perhitungan +7 bulan -3
Nausea atau enek dengan atau tanpa vomitus atau
muntah sering terjadi pagi hari pada bulan pertama
kehamilan.
Mengidam, menginginkan makanan atau minuman
tertentu.
Konstipasi/ obstipasi, disebabkan oleh penurunan
peristaltik usus oleh hormon steroid.
Sering kencing, terjadi karena kandung kemih pada bulan-
bulan pertama kehamilan tertekan uterus yang mulai
7
membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan, lalu
timbul lagi pada akhir kehamilan.
Pingsan dan mudah lelah, sering dijumpai bila berada
ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu
hilang setelah kehamilan 18 minggu.
Anoreksia atau tidak ada nafsu makan.
Tanda kehamilan tidak pasti diantaranya yaitu:
o Pigmentasi kulit dipengaruhi hormon plasenta yang
merangsang hormon melanofor dan kulit, terjadi kira- kira
minggu ke -12 atau lebih. Sering timbul pada pipi, hidung
dan dahi yang dikenal dengan sebutan klosma grafidarum.
o Leukore pengaruh peningkatan hormon progesteron
diakibatkan oleh sekret serviks.
o Epulis sering terjadi pada trimester pertama kehamilan.
o Perubahan payudara di pengaruh hormon progesteron dan
estrogen. Yang mengakibatkan payudara membesar dan
tegang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah
areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen
berlebihan. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari
12 minggu.
o Pembesaran abdomen; jelas terlihat setelah kehamilan 14
minggu.
8
o Suhu basal meningkat; antara 37, 2 - 37, 8ºC.
o Perubahan organ-organ dalam pelviks :
Tanda Cadwick: vagina livid terjadi kira-kira minggu
keenam;
Tanda Hegar: segemn bawa uterus lembek pada
perabaan;
Tanda Piscaseck; uterus membesar ke salah satu
jurusan;
Tanda Bracston-Hicks: uterus berkonstraksi bila
diranggsang, tanda ini khas untuk uterus pada masa
kehamilan.
o Tes Kehamilan: yang banyak dipakai pemeriksaan hormon
korionik gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi
antigen antibody dengan hCG sebagai antigen. Cara yang
banyak digunakan Hemaglutinasi kadar terendah yang
terdeteksi 50 iu/LhCG, dapat ditemukan urine, Sure
Step/Sure Strip, Evatest, Event Test, RST-hCG, Beta
Gravidendex, dan lain sebagainya. Hasil positif palsu
dapat diperoleh pada penyakit tropoflablas ganas.
Tanda pasti kehamilan
Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta
gerak janin.
9
Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ).
Dengan steteskop Laennec BJJ baru terdengan pada
kehamilan pada 18-20 minggu. Dengan alat Doppler BJJ
terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dengan ultrasonagrafi (USG) atau scanning dapat dilhat
gambar janin.
Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan sekarang karena berdampak pada janin yang
ada.
Tidak bisa diragukan, pemerkosaan merupakan kejadian
yang amat traumatis untuk perempuan yang telah menjadi
korban. Banyak korban pemerkosaan membutuhkan waktu
lama untuk mengatasi pengalaman traumatis, dan mungkin
ada juga yang tidak pernah lagi dalam keadaan normal seperti
sebelumnya. Apabila persoalan tersebut ternyata
mengakibatkan kehamilan maka pengalaman traumatis
tersebut bertambah besar. Oleh karena itu, pernyataan
sangat mendesak apakah dalam kasus seperti itu aborsi dapat
dibenarkan.
Barangkali ada korban yang sudah gejolak emosi awal
lewat, bersedia melanjutkan kehamilannya dan menyerahkan
bayinya untuk diadopsi oleh keluarga lain atau ia sendiri
10
mempunyai dan membesarkan bayi tersebut. Sikap seperti
inilah yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap ibu yang
telah melahirkan anak dari rahimnya sendiri.
Oleh karena pemerkosaan inilah banyak yang
mengambil jalan pintas untuk menghilankan nyawa yang
sebenarnya tidak pernah berbuat salah pada ibu atau ayah
dari kedua orang tua yang melahirkan anak tersebut.Mungkin
dengan cara aborsilah dapat menutupi kesalahan atau rasa
malu yang akan dihadapinya.
Abortus dapat terjadi oleh karena beberapa sebab yaitu;
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan
abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.faktor lain
yang menyebabkan hal ini adalah kelainan kromosom
terutama trisomi autosom dan monosom X. Lingkungan
sekitar tempat implantasi kurang sempurna. Pengaruh
teratogen akibatb radiasi, virus, obat- obatan, tembakau
dan alkohol.
Kelainan pada plasenta , misalnya endarteritis vili korialis
karena hipertensi menahun.
Faktor maternal seperti pneumonia, tifus, anemia berat,
keracunan dan toksoplasmosis.
11
Kelainan traktus genatalia seperti inkompetensi serviks,
retroversi uteris, mioma uteris dan kelainan bawaan
uterus.
B. PATOGENSIS, MANIFESTASI KLINIS DAN KOMPLIKASI
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi umtuk mengeluarkan benda
asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum
menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih
dahulu dari pada placenta. Hasil konsepsi keluar dalam
berbagai cara, seperti kantong kosong amnion, atau benda
kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir
mati, janin masih hidup, mola kruenta, vetus kompresus,
maserasi, atau vetus paperaseus.
Dengan demikian manifestasi klinisnya adalah :
Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
12
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah
atau menurun. Tekanan darah normal atau menurun.
Denyut nadi normal atau kecil. Suhu badan normal atau
meningkat.
Perdarahan pervaginam. Mungkin disertai keluarnya
jaringan hasil konsepsi.
Rasa mulas atau keram perut didaerah atas sinfisis.
Sering disertai dengan nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus.
Pemeriksaan ginekologi ; inspeksi vulva, inspekulo,
golok vagina.
Sedangkan Komplikasinya antara lain ditunjukkan
dengan:
Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi.
Pada missed abortion dengan relensilama hasil konsepsi
dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
C. DIAGNOSIS ABORSI
Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan
abortus dibagi atas;
13
1. Abortus iminens , perdarahan pervaginam pada
kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-
tanda dilatasi serviks yang meningkat.
2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuti dengan dilatasi
serviks.
3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin
dikeliarkan dari uterus. Apabila abortus inkomplit disertai
infeksi genitalia disebut abortus infeksiosa.
4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar
dari uterus.
5. Missed abortion, kematian janin selama 20 minggu,
tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Pada dasarnya, harus dicatat bahwa masalah aborsi
berkaiatn dengan keadilan sosial, sama halnya dengan
fasilitas kesehtan yang lain, menjadi tidak adil jika negara-
negara yang melegislasi aborsi, fasilitas itu hanya terjangkau
oleh orang kaya. Di Indonesia dan di banyak negara
berkembang lainnya, kini sudah terjadi ketidakadilan sosial
dibidang aborsi. Perempuan yang mampu dengan mudah
menemui dokter yang bersedia melakukan aborsi atas
pembayaran layak.
14
Indonesia pada suatu saat aborsi akan dilegalisasi. Pihak
agama pada umumnya mempunyai banyak keberatan
terhadap legalisasi aborsi masih teringat diskusi yang
berlangsung sekitar persiapan UU kesehatan tahun 1992 dan
sekitar peristiwa Warakas, kasus aborsi diklinik bersalin di
Jakarta yang mencuat November 1997. Pihak feminis dan
mereka yang peduli pada nasib perempuan biasanya cukup
vokal dalam memperjuangkan penilakan aborsi.
Konsekuensinya, Indonesia harus diakui semakin resisten
prosentase aborsi yang terjadi, karena realitas membuktikan
bahwa, tingkat kehamilan sangat mudah ditemukan karena
free seks.
Dalam konteks lain; aborsi di Indonesia harus ditegaskan
untuk tidak dilegalisasi karena bertentangan dengan norma
sosial, ikatan budaya dan nilai-nilai agama. Indikasinya,
semakin banyak kebijakan yang berupaya melegalisasi
kemaksiatan adalah upaya membangun kemaksiatan bagi
bangsa. Sehingga, mentalitas masyarakat Indonesia yang
ramah dan rukun, jika diarahkan pada proses legalisasi
kemaksiatan seperti aborsi, maka akan menghancurkan
martabat bangsa.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian sederhana di atas, maka disimpulkan
beberapa hal, antara lain:
1. Aborsi terbagi atas dua yakni; abortus provocatus dan
abortus spontaneus. Kedua jenis aborsi ini memiliki
karakteristik dan perkembangan yang berbeda.
2. Secara klinis, aborsi dapat berdampak positif bagi ibu
hamil, jika bermaksud untuk keselamatan, dengan
konsekusi usia janin dibawah tiga bulan atau 12 minggu.
3. Berkenaan kekerasan seksual, pemerkosaan atau free
seks, maka aborsi terjadi dipaksakan atau tidak memiliki
16
ikatan moral. Bahkan aborsi dilakukan sebagai solusi dari
kegalauan yang dihadapi.
4. Untuk itu, proses perkembangan aborsi diwacanakan
sebagai perbuatan yang dapat dilegalisasi, maka dalam
konteks iakatan keagamaan, dan doktrin sosial budaya
harus ditolak dan tidak boleh diterima sebagai kebijakan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
B. Saran
Menyadari bahwa, kesempurnaan makalah ini masih
membutuhkan kelengkapan, sehingga disarankan:
1. Kepada Dosen pemandu agar memberikan dan
mengarahkan proses penulisan makalah yang baik dan
benar.
2. Kepada rekan-rekan mahasiswa dapat memberikan
saran, koreksi dan kritik yang konstruktif untuk
kelengkapan yang bertujuan untuk pembentuk
kesadaran ilmiah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall, 1997. Fisiologi Kedokteran, EGC. Jakarta.
Muchtar Rustam, t.th., Sinopsis Obstetri . EGC. Jakarta.
Anomious, 1983. Obetetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung.
Hakimi Muhammad, 1990. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan Essentia Medica. Jakarta.
18
Tugas Kelompok
OLEH :
1. IMELDA INDRADEWI TILLI/11 03057
19
2. DERVINA SAMBARA/11 030493. MARIA LINDA/11 030504. HERONIMUS WEA/11 030595. SERLI/ 11 03061
20