abad ke-20
DESCRIPTION
agTRANSCRIPT
Nama : Rahmad Fazri
NIM : 03071181419092
Jurusan : Teknik Geologi ‘14
Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA
Kehidupan abad ke-20
Orang yang dilahirkan pada abad 20-an melihat banyak perubahan dalam hampir
semua aspek kehidupan. Sebagian orang merasa senang dengan tantangan-tantangan
yang membawa perubahan,namun sebagian lagi ingin kembali ke gaya hidup yang lebih
sederhana dan tidak serba otomatis. Hidup di abad 20-an tidak hanya memiliki keuntungan
tertentu seperti standar kehidupan yang lebih tinggi tetapi juga memiliki beberapa kerugian
seperti lingkungan yang terpolusi, hubungan kemanusiaan yang semakin renggang, dan
nilai-nilai spiritual yang semakin lemah.
Apabila kita melihat lebih jauh kebelakang standar kehidupan pada abad ke-20 jauh
lebih tinggi dibandingkan abad ke-19. Mengapa demikian? Karena pada abad-20 sekarang
ini banyak sekali teknologi-teknologi canggih yang mampu menunjang kehidupan
masyarakat pada era globalisasi seperti sekarang ini. Dan juga membuat standar kehidupan
di abad ini menjadi sangat tinggi dan jauh lebih canggih. Dan juga pada abad ke-20
termasuk abad dimana kita bisa bekerja sedikit tapi lebih banyak uang yang bisa didapat,
tidak seperti abad ke-19, dikarenakan pada abad ini sudah banyak alat-alat penunjang yang
sangat membantu dan mendukung manusia dalam melakukan pekerjaan dengan cepat dan
efisien. Serta di abad ke-20 ini meningkatnya harapan hidup. Harapan hidup yang dimaksud
disini salah satunya yaitu dengan adanya perawatan kesehatan yang lebih baik. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya lebih banyak rumah sakit, perawat, dan dokter. Sehingga
banyak orang sakit dapat segera ditangani. Selain adanya lebih banyak rumah sakit,
perawat, dan dokter, juga adanya perawatan kesehatan yang lebih baik juga ditunjukkan
dengan teknologi kesehatan yang semakin maju. Banyak para ilmuan yang menemukan
alat-alat kedokteran yang mampu mengobati penyakit-penyakit kronis. Sehingga penyakit-
penyakit kronis tersebut mulai dapat diobati dengan adanya temuan alat-alat kedokteran
tersebut. Keuntungan lainnya yaitu adanya waktu luang yang lebih banyak, yaitu dengan
adanya penemuan alat-alat seperti mesin cuci, penyedot debu, dan lain sebagainya
membuat orang-orang memiliki banyak waktu luang, karena waktu yang seharusnya
digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menjadi lebih efisien dengan
adanya penemuan alat-alat tersebut.
Dibalik keuntungan hidup di abad ke-20 pasti terdapat kerugian di dalamnya, salah
satunya adalah tercemarnya polusi udara dan polusi air, hal ini terjadi dikarenakan pada
abad ini sudah banyak industri-industri yang memegang kendali, dan banyaknya juga hasil
pembuangan industri yang langsung dibuang ke alam tanpa memikirkan resiko yang
didapatkan jika masyarakat terkena zat-zat pembuangan tersebut. Tetapi udara yang
tercemar dapat menyebabkan dampak yang cukup luas seperti pemanasan global. Peristiwa
pemanasan global ditimbulkan karena efek rumah kaca. Dalam hal ini dari pihak PBB juga
berpendapat bahwa beberapa perubahan iklim sudah tak terelakkan karena emisi yang
terjadi sejak awal Era Industri. Sementara iklim bumi tidak merespon dengan cepat terhadap
perubahan eksternal, banyak ilmuwan percaya bahwa pemanasan global sudah memiliki
momentum penting karena 150 tahun industrialisasi di banyak negara di seluruh dunia.
Akibatnya, pemanasan global akan terus mempengaruhi kehidupan di Bumi selama ratusan
tahun, bahkan jika emisi gas rumah kaca berkurang dan peningkatan kadar atmosfer
dihentikan.
Kerugian lainnya yaitu hubungan manusia yang semakin renggang yaitu salah
satunya, manusia kini bergantung pada mesin, dalam berbagai hal yang menyangkut
aktifitas keseharian. Seolah melupakan hal-hal yang bersifat krusial, mengenai interaksi
tatap muka, hingga sentuhan secara fisik, yang hanya bisa terjadi antar manusia. Mungkin
itu disebabkan karena automation era, yang merupakan bagian dari evolusi peradaban, dan
tidak mungkin kita hindari. Kita semakin tidak acuh dengan lingkungan sekitar, bahkan
disaat duduk bersama teman disatu meja, disatu ruangan dengan anggota keluarga lainnya,
kita terlalu disibukkan berinteraksi dengan perangkat kesayangan kita. Sedemikian kuat
hubungan manusia dengan gadget-nya, dan bisa menjadi sangat kebingungan ketika
gadget tersebut hilang, tertinggal, ataupun rusak secara tiba-tiba. Saya, anda ataupun
mereka, sudah pasti pernah mengalami hal itu, dan ini memperlihatkan apabila manusia
semakin mencari hubungan pertemananan baru dengan gadget, atau perangkat lainnya.
Lihatlah saja, bagaimana tingginya penjualan smartphone diseluruh dunia. Bisa jadi definisi
suatu hubungan “normal” dalam bersosial, akan atau bahkan sudah mengalami perubahan.
Dan akhirnya akan membuat kita menimbang ulang suatu nilai dari hubungan seorang
individu dengan individu lainnya. Lebih dari itu, anak-anak kecil di era sekarang ini, lebih
memilih permainan yang bersifat personal-digital, yang cenderung memilih bermain seorang
diri, atau mungkin dengan seorang temannya. Bahkan, disejumlah negara, untuk kalangan
tertentu, anak-anak lebih memilih berteman dengan hewan peliharaan robot ataupun digital.
Sedangkan, para orang tua menganggap semuanya itu sebagai hal yang normal, “normal”
sebagai definisi baru. Dengan semua fenomena itu, nilai-nilai kemanusiaan didalam diri kita
sebagai seorang manusia, akan luntur seiring berjalannya waktu, dan kita sangat sulit untuk
menyadarinya. Tingkat ketergantungan manusia dengan produk ataupun layanan berbasis
teknologi, sudah semakin akut. Entah apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 200 tahun
kedepan, mungkin manusia tidak pernah menyadari, bagaimana seharusnya menjadi
seorang manusia.
Kerugian yang terakhir yaitu lemahnya nilai-nilai spiritual pada abad ini. Maksudnya
adalah manusia pada abad ini cenderung materialistik dan persaingan lebih dibidang ilmu
pengetahuan dibandingkan dibidang keagamaan. Budaya materialisme adalah budaya
impor dari dunia Barat yang masuk ke dalam budaya Indonesia. Budaya ini melahirkan
pribadi-pribadi yang hanya memikirkan sandang, pangan dan papan. Pertentangan,
perselisihan dan konflik yang akhirnya membawa pertumpahan darah, lebih banyak
disebabkan oleh perebutan kedudukan, kekuasaan, pengaruh, wewenang, jabatan, hak milik
untuk mendapatkan pengikut yang banyak. Dan juga persaingan dibidang ilmu pengetahuan
jauh lebih diutamakan dibandingkan keagamaan. Hal ini dikarenakan pada abad ini banyak
sekali penemuan-penemuan yang membuat banyak masyarakat penasaran dan terpacu
untuk bisa membuat hal yang sama, dan melupakan hal tentang keagamaan itu sendiri,
mereka seakan-akan lupa bahwa mereka kelak akan mati, tetapi manusia pada abad ini
sudah berpikiran bahwa hidup dan mati mereka berada di tangan teknologi-teknologi
canggih bukan kepada tuhan lagi.
Abad dua puluhan memberikan sejumlah keuntungan dibidang agama dengan
membuat kita lebih kaya, lebih sehat, dan lebih bebas menikmati hidup. Hal itu tidak
membuat kita semua menjadi bijaksana. Abad dua puluhan membuat bumi semakin kotor.
Mengurangi sifat manusiawi, dan memiskinkan kehidupan spiritual. Kita sebaiknya tetap
menikmati keuntungan teknologi-teknologi pada saat ini sebab penemuan tersebut
menolong kita mengejar tujuan-tujuan. Bagaimanapun, kita harus mengupayakan usaha
bersama untuk melindungi bagi generasi mendatang. Tambahan lagi, kita harus
meluangkan waktu untuk membuat kehidupan lebih bermakna di dunia yang serba
komputer.