aaaaa

4
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas ekonomi masyarakat modern suatu negara tidak akan lepas dari tindakan-tindakan politis yang dilakukan negara tersebut. Hal ini disadari sejak setelah Perang Dunia Kedua, dimana terjadinya fenomena politik baru dalam politik global berupa kerjasama dan integrasi negara dalam suatu kawasan. Kerjasama-kerjasama yang terbangun antar negara tersebut disebabkan oleh banyak faktor, namun faktor yang paling mendukung dibeberapa tahun terakhir ini adalah bagaimana peluang dan ancaman diciptakan oleh globalisasi ekonomi. Globalisasi telah membuat dunia menjadi tanpa batas. Perekonomian nasional pada awalnya merupakan hal yang dapat dipenuhi sendiri, dan negara-negara terisolasi dengan batasan-batasan perdagangan lintas batas, perbedaan jarak, zona waktu, bahasa, dan segala perbedaan yang disebabkan oleh adanya dua

Upload: chuswatun-chasanah

Post on 30-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Aktivitas ekonomi masyarakat modern suatu negara tidak akan lepas dari tindakan-tindakan politis yang dilakukan negara tersebut. Hal ini disadari sejak setelah Perang Dunia Kedua, dimana terjadinya fenomena politik baru dalam politik global berupa kerjasama dan integrasi negara dalam suatu kawasan. Kerjasama-kerjasama yang terbangun antar negara tersebut disebabkan oleh banyak faktor, namun faktor yang paling mendukung dibeberapa tahun terakhir ini adalah bagaimana peluang dan ancaman diciptakan oleh globalisasi ekonomi.Globalisasi telah membuat dunia menjadi tanpa batas. Perekonomian nasional pada awalnya merupakan hal yang dapat dipenuhi sendiri, dan negara-negara terisolasi dengan batasan-batasan perdagangan lintas batas, perbedaan jarak, zona waktu, bahasa, dan segala perbedaan yang disebabkan oleh adanya dua atau lebih pemerintahan yang berbeda. Globalisasi memberikan negara cara baru untuk saling berhubungan. Perkembangan ini membuat jaringan yang didukung oleh perkembangan pesat teknologi, dan dapat terlihat jelas dalam arus modal dan barang antar negara, bahkan tenaga kerja. Globalisasi telah menumbuhkan iklim interdependensi yang kental dalam hubungan internasional.Globalisasi juga telah membawa perubahan tentang bentuk peperangan, atau cara suatu negara dalam upaya menguasai negara atau bangsa lainnya. Cara berperang dengan menggunakan kekuatan senjata atau

1

hard power dianggap tidak lagi efisien, sehingga muncul cara baru yang lebih efisien dengan menggunakan soft power. Soft power merupakan instrumen yang sangat menjanjikan dalam arus globalisasi saat ini karena metode - metode secara fisik ataupun kekerasan sudah tidak efisien untuk dilakukan. Saat ini, propaganda melalui pemikiran kepada masyarakat pada umumnya lebih mudah dan lebih cepat dilakukan. Tujuan dari propagandanis adalah untuk mempengaruhi pendapat dan mendorong munculnya suatu aksi diantara para sasarannya. Perusahaan Multinasional (MNCs) dan LSM (NGO) adalah tentara baru bagi negara kuat untuk menaklukkan negara lain yang lemah dan tertinggal. Kini tujuan perang telah bergeser dari peguasaan teritori menjadi penguasaan sumber daya atau dengan kata lain bertujuan ekonomi.Sebagai agen globalisasi, aktivitas MNCs tidak dapat dipisahkan dari kepentingan nasional negara asal (home country) MNCs tersebut. Robert Gilpin menyebutkan bahwa MNCs dapat berkembang sedemikian pesat dikarenakan mereka tergantung sekaligus menjalankan kepentingan nasional negara asal.1 Perusahaan multinasional telah banyak digunakan sebagai soft power home country ke negara-negara tujuan MNCs tersebut. Salah satu contoh perusahaan multinasional yang mengekspansi pasar ke Indonesia adalah perusahaan ritel LotteMart yang kini banyak dibangun dibeberapa kota besar di Indonesia.Indonesia dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia setelah Cina dan India memiliki potensi yang sangat besar bagi pasar ritel. Sejalan dengan perkembangan waktu dan perubahan gaya hidup masyarakat1 Yulius P. Hermawan. 2007. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor, Isu dan Metodologi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal. 219.