aaa

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa- apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya. 1

Upload: adi-reza

Post on 11-Apr-2016

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

Page 1: aaa

BAB 1PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk

diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun

bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk

kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang

lebih luas.

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini

masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.

Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja

di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat

berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah

yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.

Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada

sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat,

sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak

terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga

kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.

Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya kita harus

mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana

langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut,

maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil tema “Pencemaran

Samapah Terhadap Lingkungan” agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran

lingkungan itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya.

1

Page 2: aaa

1.2.           RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

1. Pengertian pencemaran sampah

2. Apa saja jenis-jenis sampah

3. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup

4. Upaya-upaya pengelolaan sampah

1.3 Tujuan penulisan

Di harapkan para pembaca dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

menjaga kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan sampah dan

pembaca diharapkan dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

 

2

Page 3: aaa

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran

Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau  komponen lain ke

dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga

dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan

proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja

dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah

industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu

contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatuproses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada

hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut

berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan

konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam

(misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran

yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.

Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan

tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi

pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian

masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.

3

Page 4: aaa

 2.2 Jenis-jenis sampah

1.  Berdasarkan SifatnyaBerdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

Sampah organik – dapat diurai (degradable)

Gambar 1. Sampah Organik

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,

daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable)

Gambar 2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah

pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan

sebagainya.

4

Page 5: aaa

2. Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sampah alam

2. Sampah manusia

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan .

3.  Berdasarkan Bentuknya

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.

Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :

1. Sampah Padat

Gambar 3. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.

Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas

dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan

sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang

mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-

potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada

waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam

(biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:

5

Page 6: aaa

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki

nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah

       atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

1. Sampah Cair

Gambar 4. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Sampah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini

mengandung patogen yang berbahaya.

Sampah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan

tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri

(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.

Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah

sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair

adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke

selokan.

6

Page 7: aaa

1. Sampah alam

Gambar 5. Sampah daun kering

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,

seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan

liar, sampah- sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun- daunan kering di

lingkungan pemukiman.

2. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap

hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi

bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana

perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair,

atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah

dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

3. Limbah radioaktif

Gambar 6. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium

dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena

itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan

7

Page 8: aaa

aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau

jarang namun kadang masih dilakukan).

2.3 Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup

Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap

lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan  menimbulkan beberapa

dampak negatif dan bencana seperti :

1. Dampak Sampah bagi Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak

terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan

adalah sebagai berikut;

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air m inum.

Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang

pengelolaan sampahnya kurang memadai.

Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)

Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya

adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini

sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang

berupa sisa makanan/sampah

Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang

meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).

Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi

baterai dan akumulator.

8

Page 9: aaa

2. Dampak Sampah terhadap Lingkungan

Pencemaran Udara

Gambar 7. Pencemaran udara

Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap

yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman,

perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber

dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga

menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial

menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.

Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan

masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari

bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan berlangsung dan

dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang

secara langsung akan mengganggu komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya

pemanasan global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di

sekitarnya.

Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi

menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran

berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis. Seperti

halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan

sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat

terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang

cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap

yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.

9

Page 10: aaa

Pencemaran Air

Gambar 8. Pencemaran air

Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi

terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan

menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung

sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di

instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.

Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa

rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak

di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi

cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.

Pencemaran Tanah

Gambar 9. Pencemaran tanah

Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau

TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami

pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan

Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat

lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan

10

Page 11: aaa

setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan

sekitarnya.

Gangguan Estetika

Gambar 10. Gangguan estetika

Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat

buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di

lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses

pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin

menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan

gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut

sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.

Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angin

atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan

maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan

sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat

pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang

sedang dioperasikan. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi

masyarakat yang melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.

11

Page 12: aaa

Kemacetan Lalu lintas

Gambar 11. Tumpukan sampah ganggu lalulintas

Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan

dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar

muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu lintas

angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi

menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain; terutama bila

tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasinya. Arus kendaraan pengangkut

sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan

terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.

Dampak Sosial

Gambar 12. Dampak sosial akibat sampah

Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat

pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap

menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara

rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup

mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil

langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.

12

Page 13: aaa

3. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang

menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk

Karena sampah bertebaran dimana-mana.

Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan

Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan secara

langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak

masuk kerja, rendahnya produktivitas)

Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan

memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase,

dan lain-lain.

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak

memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika sarana

penampungan sampah kurang atu tidak efisien, orang akan cenderung membuang

sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan atau

diperbaiki

Jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan, keamanan dan pencemaran,

apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan-

gangguan antara lain sebagai berikut:

Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas yang

terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan kadang-kadang

berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.

Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik dan

kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu

kehidupan dilingkungan sekitarnya.

Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan

ini disebabkan karena selama proses peromabakan sampah menjadi senyawa-senyawa

sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara disekitarnya. Karena

kekurangan oksigen dapat menyebankan kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.

13

Page 14: aaa

Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat

membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada

mengeluarkan gas beracun.

Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat

atau seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.

Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang

nyaman untuk dinikmati.

2.4   Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,

atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material

sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi

dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga

dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat

padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing

jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu negara ke negara yang lain (sesuai budaya

yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah

pedesaan, serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.

Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan

biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area

komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang

memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang

tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda

tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah,

dan ketersediaan area. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan

menerapkan beberapa metode  atau cara sebagai berikut :

 1. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang

sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.  Penimbunan ini biasanya

dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang

dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan

14

Page 15: aaa

menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan

darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai

masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama ,

dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan

karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat

yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan

tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan

dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak

penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil

gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan

dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk

membangkitkan listrik.

2. Melakukan Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan

kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan

bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar

untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :

a. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas  paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan

menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium,

kaleg baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus .

Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak

sampah / kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis

sampah plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di

daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah,

karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

 b. Pengolahan kembali secara biologis

Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan

menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan.

Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan

untuk membangkitkan listrik.

15

Page 16: aaa

Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan organik secara

terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas

mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam

keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering),

dan aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena

menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak

lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai

pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-

Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di

masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.

Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota)

Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses

pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam

media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba.

Bahan-bahan yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik,

Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah :

Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan

Ayakan.

Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin

Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga

seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di

komposkan.

 c. Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara

menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi

bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari

menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai

menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari

turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang

berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin

oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari

sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair

dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain.

16

Page 17: aaa

Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi

busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik langsung

menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas kemudian

dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

3.   Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,

atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan termasuk penggunaan

kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya

bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari

penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih

sedikit untuk fungsi yang sama.

2.5  Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah

Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah

sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah

Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini

memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang

pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah.

Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan,

pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah

dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy)

pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.

Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai

cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :

Penetapan instrumen kebijakan:

instrumen regulasi:

Penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang- undang dan hukum yang jelas tentang

sampah dan perusakan lingkungan.

instrumen ekonomik:

Penetapan instrumen ekonomi untuk mengurang beban penanganan akhir sampah (sistem

insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan

sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan, Mendorong pengembangan upaya

17

Page 18: aaa

mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah,

dan mengganti (replace);

Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan; Pengembangan teknologi, standar

dan prosedur penanganan sampah: Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan

lokasi penanganan akhir sampah; Penetapan lokasi pengolahan akhir sampah;

Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah; Penetapan lahan penyangga.

18

Page 19: aaa

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,

yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase

materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,

terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

B. Saran

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran

dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga

kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang

harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat

diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber

daya.

Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang-Undang ini

akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing-masing pihak. UU

juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut

dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara

infrastruktur tidak didukung oleh departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.

Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah budaya

masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan,

pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat Kepala

Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan,

departemen agama, dan mungkin Depkominfo.

19

Page 20: aaa

lampiran

Diagram 1. pengolahan sampah rumah tangga

20