aaa
DESCRIPTION
aaaTRANSCRIPT
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk
diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun
bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk
kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang
lebih luas.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.
Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja
di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah
yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada
sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat,
sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak
terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga
kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya kita harus
mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana
langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut,
maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil tema “Pencemaran
Samapah Terhadap Lingkungan” agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran
lingkungan itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya.
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1. Pengertian pencemaran sampah
2. Apa saja jenis-jenis sampah
3. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup
4. Upaya-upaya pengelolaan sampah
1.3 Tujuan penulisan
Di harapkan para pembaca dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan sampah dan
pembaca diharapkan dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke
dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga
dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja
dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah
industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu
contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatuproses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada
hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam
(misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran
yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan
tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi
pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
3
2.2 Jenis-jenis sampah
1. Berdasarkan SifatnyaBerdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
Sampah organik – dapat diurai (degradable)
Gambar 1. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable)
Gambar 2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya.
4
2. Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan .
3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
1. Sampah Padat
Gambar 3. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas
dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-
potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada
waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
5
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
1. Sampah Cair
Gambar 4. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Sampah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
Sampah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair
adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke
selokan.
6
1. Sampah alam
Gambar 5. Sampah daun kering
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan
liar, sampah- sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun- daunan kering di
lingkungan pemukiman.
2. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair,
atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
3. Limbah radioaktif
Gambar 6. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena
itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
7
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).
2.3 Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap
lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan menimbulkan beberapa
dampak negatif dan bencana seperti :
1. Dampak Sampah bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut;
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air m inum.
Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah
Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi
baterai dan akumulator.
8
2. Dampak Sampah terhadap Lingkungan
Pencemaran Udara
Gambar 7. Pencemaran udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap
yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman,
perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber
dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga
menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial
menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan
masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari
bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan berlangsung dan
dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang
secara langsung akan mengganggu komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya
pemanasan global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di
sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi
menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran
berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis. Seperti
halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan
sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat
terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang
cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap
yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.
9
Pencemaran Air
Gambar 8. Pencemaran air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi
terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan
menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung
sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di
instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa
rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak
di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi
cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.
Pencemaran Tanah
Gambar 9. Pencemaran tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau
TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami
pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan
Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat
lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan
10
setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan
sekitarnya.
Gangguan Estetika
Gambar 10. Gangguan estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat
buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di
lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses
pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin
menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan
gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut
sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angin
atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan
maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan
sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat
pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang
sedang dioperasikan. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi
masyarakat yang melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.
11
Kemacetan Lalu lintas
Gambar 11. Tumpukan sampah ganggu lalulintas
Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan
dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar
muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu lintas
angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi
menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain; terutama bila
tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasinya. Arus kendaraan pengangkut
sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan
terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.
Dampak Sosial
Gambar 12. Dampak sosial akibat sampah
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat
pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap
menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara
rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup
mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil
langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.
12
3. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk
Karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak
masuk kerja, rendahnya produktivitas)
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase,
dan lain-lain.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atu tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan atau
diperbaiki
Jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan, keamanan dan pencemaran,
apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan-
gangguan antara lain sebagai berikut:
Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas yang
terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan kadang-kadang
berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.
Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik dan
kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu
kehidupan dilingkungan sekitarnya.
Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan
ini disebabkan karena selama proses peromabakan sampah menjadi senyawa-senyawa
sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara disekitarnya. Karena
kekurangan oksigen dapat menyebankan kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
13
Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada
mengeluarkan gas beracun.
Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat
atau seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.
Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang
nyaman untuk dinikmati.
2.4 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat
padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing
jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu negara ke negara yang lain (sesuai budaya
yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan
biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang
tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda
tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah,
dan ketersediaan area. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan
menerapkan beberapa metode atau cara sebagai berikut :
1. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang
dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan
14
menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama ,
dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat
yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan
tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan
dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil
gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan
dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk
membangkitkan listrik.
2. Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan
bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :
a. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium,
kaleg baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus .
Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah / kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis
sampah plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di
daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah,
karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
b. Pengolahan kembali secara biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan
untuk membangkitkan listrik.
15
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan organik secara
terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas
mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam
keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering),
dan aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena
menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak
lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai
pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-
Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di
masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses
pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam
media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba.
Bahan-bahan yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik,
Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah :
Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan
Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga
seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di
komposkan.
c. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang
berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari
sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair
dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain.
16
Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi
busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik langsung
menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas kemudian
dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,
atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya
bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari
penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih
sedikit untuk fungsi yang sama.
2.5 Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah
sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah
Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini
memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang
pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah
dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy)
pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai
cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :
Penetapan instrumen kebijakan:
instrumen regulasi:
Penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang- undang dan hukum yang jelas tentang
sampah dan perusakan lingkungan.
instrumen ekonomik:
Penetapan instrumen ekonomi untuk mengurang beban penanganan akhir sampah (sistem
insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan
sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan, Mendorong pengembangan upaya
17
mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah,
dan mengganti (replace);
Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan; Pengembangan teknologi, standar
dan prosedur penanganan sampah: Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan
lokasi penanganan akhir sampah; Penetapan lokasi pengolahan akhir sampah;
Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah; Penetapan lahan penyangga.
18
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase
materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
B. Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang
harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat
diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber
daya.
Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang-Undang ini
akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing-masing pihak. UU
juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut
dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara
infrastruktur tidak didukung oleh departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.
Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah budaya
masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan,
pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat Kepala
Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan,
departemen agama, dan mungkin Depkominfo.
19
lampiran
Diagram 1. pengolahan sampah rumah tangga
20