a g a m a · web viewa g a m a bab xv a g a m a a. pendahuluan pembangunan di bidang agama...

39
A G A M A

Upload: others

Post on 26-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

A G A M A

Page 2: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan
Page 3: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

BAB XV

A G A M A

A. PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang pen-ting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Hal terse-hut dinariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara yang an-tara lain menyatakan bahwa: Atas dasar kepercayaan bangsa In-donesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa maka kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia harus benar-benar selaras baik dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun dengan sesama dan dengan alam sekitarnya.

Selanjutnya, tujuan pembangunan di bidang agama adalah untuk mewujudkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat In-donesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan kebijaksanaan umum antara lain: memantapkan kadar keimanan dan ketaqwaan umat beragama; meningkatkan upaya penanggulangan dampak nega-tif dari modernisasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi; memperluas wawasan keberagamaan yang tetap bertumpu pada iman menurut agama masing-masing; memantapkan kerukunan hidup ber-agama dan potensi timat beragama sebagai modal pembangunan na-sional; meningkatkan peran agama sebagai landasan moral, etik dan spiritual dalam pembangunan nasional serta peran agama

XV/3

Page 4: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

sebagai modal rohaniah yang dinamis bagi pengembangan kebuda-yaan nasional, kemajuan ilmu dan teknologi.

Di samping itu ditetapkan pula langkah-langkah sebagai berikut: memantapkan pembinaan kerukunan hidup beragama dan pembudayaan Pancasila; meningkatkan penerangan dan penyuluhan agama serta usaha bimbingan hidup beragama; melanjutkan pem-berian bantuan dan kemudahan dalam penyediaan prasarana dan sarana- kehidupan beragama; meningkatkan pelayanan dan fasili-tas perjalanan ibadah haji serta lebih memantapkan pembinaan dan pendayagunaan ibadah sosial keagamaan; meningkatkan peran peradilan dan hukum agama dalam pembinaan peradilan dan hukum nasional; meningkatkan dan menyelaraskan pembinaan perguruan agama dengan perguruan umum serta memantapkan pendidikan aga-ma pada perguruan umum; meningkatkan mutu dan peran pendidik-an tinggi agama dalam pembangunan nasional serta kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang agama.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Program Peningkatan Sarana Kehidupan Beragama

a. Bantuan Pembangunan dan Rehabilitasi Tempat Periba-datan

Bantuan yang diberikan oleh Pemerintah untuk merehabili-tasi atau membangun tempat peribadatan, terutama untuk dae-rah-daerah pedesaan, pemukiman baru, transmigrasi, masyarakat terasing dan daerah perbatasan, telah berhasil mendorong ma-syarakat untuk berswadaya sehingga jumlah tempat peribadatan telah semakin meningkat. Pada tahun 1990/91 jumlah tempat peribadatan (Masjid, Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura Hindu dan Wihara Budha) adalah sebanyak 663.811 buah. Dengan demikian terdapat penambahan sebanyak 37.781 buah dari tahun 1989/90 (Tabel XV-1).

Dalam hal pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadat-an, pada tahun 1990/91 telah diberikan bantuan untuk pemba-ngunan dan rehabilitasi 1.959 buah tempat peribadatan, yang terdiri dari bantuan untuk 1.559 buah Masjid, 147 buah Gereja Protestan, 135 buah Gereja Katolik, 83 buah Pura Hindu serta 35 buah Wihara Budha. Apabila dibandingkan dengan tahun 1989/90, jumlah tempat peribadatan yang dibangun atau direha-bilitasi dengan bantuan tersebut meningkat sebanyak 434 buah (Tabel XV-2).

XIII/4

Page 5: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL XV - 1

JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA, 1988/89 - 1990/91 1 )

(buah)

Repelita V

U r a i a n 1988/89 1989/90 2) 1990/91

Masjid 548.959 549.378 550.676

Gereja Protestan 26.997 27.210 28.105

Gereja Katolik 12.559 12.721 12.896

Pura Hindu 3) 34.628 68.772 68.974

Wihara Budha 2.887 3.029 3.160

Jumlah 626.030 661.110 663.811

1) Angka kumulatif sejak Repelita I2) Angka diperbaiki3) Termasuk Pura Keluarga

XV/5

Page 6: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL XV – 2

JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN BANTUAN PEMERINTAH,BALAI NIKAH DAN SIDANG PENGADILAN AGAMA BARU DAN PERLUASAN,

1988/89 – 1990/91

XV/6

Page 7: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan
Page 8: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

Peranan dan fungsi tempat peribadatan terus berkembang tidak hanya berkaitan dengan pelaksanaan ibadah saja tetapi juga sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berfungsi membantu perkembangan masyarakat sekitarnya, seper-ti taman bacaan dan perpustakaan, kegiatan pengkajian menge-nai agama dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Rehabilitasi Balai Nikah dan Penasehatan Perkawinan

Balai Nikah dan Penasehatan Perkawinan adalah sarana pe-nunjang untuk melancarkan pelayanan penyelesaian urusan ni-kah, talak, rujuk dan perceraian di kalangan umat Islam. Di samping itu balai tersebut juga berfungsi sebagai suatu wadah untuk pembinaan dan bimbingan keluarga sejahtera, untuk pe-nyuluhan mengenai Undang-undang Perkawinan dan untuk pembang-kitan motivasi tentang Keluarga Berencana.

Pelaksanaan pembangunan dalam Repelita V memberikan pri-oritas pada kegiatan rehabilitasi Balai Nikah, yang telah ada di hampir setiap kecamatan. Khususnya pada tahun 1990/91 te-lah dilaksanakan rehabilitasi Balai Nikah sebanyak 58 buah, sedang pada tahun sebelumnya (1989/90) baru direhabilitasi sebanyak 19 buah Balai Nikah (Tabel XV-2).

Untuk mendukung peningkatan mutu pelayanan Balai Nikah tersebut kepada masyarakat, pada tahun 1990/91 telah disedia-kan berbagai sarana penunjang berupa buku-buku pedoman serta sejumlah sarana kerja lainnya.

Dengan semakin baiknya mutu pelayanan yang diberikan oleh Balai-balai Nikah, dibarengi dengan makin efektifnya pe-nyuluhan Undang-undang Perkawinan, maka dampaknya dapat ter-lihat secara nyata pada penurunan angka perceraian. Dalam ta-hun 1990/91 angka perceraian tercatat lebih rendah dari ta-hun-tahun sebelumnya, yaitu 8,8% (Tabel XV-3).

c. Penyediaan Kitab Suci

Dalam rangka membantu umat beragama memenuhi kebutuhan mereka akan kitab suci masing-masing (Islam, Protestan, Kato-lik, Hindu dan Budha), dalam Repelita V dilanjutkan pengadaan kitab-kitab suci yang diperlukan. Dengan demikian pembangunan di bidang agama juga dapat mendorong masyarakat, khususnya para penerbit kitab suci dan para ahli untuk mengembangkan metode penafsiran kitab suci dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan tuntutan pembangun-

XV/7

Page 9: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL XV – 3JUMLAH NIKAH, TALAK/CERAI DAN RUJUK (NTCR)

1988/89 – 1990/91(kali)

Page 10: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

XV/8

Page 11: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

an. Pengembangan metode penafsiran ini diharapkan dapat memu-dahkan para penganut agama dalam mempelajari, memperluas dan memperkaya pemahaman mereka atas ajaran agama masing-masing sesuai dengan kebutuhan mereka dalam menghadapi berbagai per-kembangan yang terjadi.

Pada tahun kedua Repelita V (1990/91) jumlah kitab suci yang telah disediakan berjumlah 592.849 buah, terdiri dari 442.659 buah Kitab Suci Al Qur'an, 51.160 buah Kitab Suci Protestan, 49.100 buah Kitab Suci Katolik 26.000 buah Kitab Suci Hindu dan 23.930 buah Kitab Suci Budha. Apabila diban-dingkan dengan penyediaan kitab suci pada tahun-tahun sebe-lumnya maka jumlah kitab suci yang disediakan Pemerintah un-tuk berbagai agama pada tahun 1990/91 meningkat dengan 89-123% (Tabel XV-4).

TABEL XV - 4

PENGADAAN KITAB SUCI1988/89 - 1990/91

(buah)

Repelita V

U r a i a n 1988/89 1989/90 1990/91

Islam 162.250 192.000 442.659

Protestan 42.000 48.000 51.160

Katolik 30.000 36.000 49.100

Hindu 20.000 24.625 26.000

Budha 11.600 12.835 23.930

Jumlah 265.850 313.460 592.849

XV/9

Page 12: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

d. Tanah Wakaf

Dalam Repelita V terus dilanjutkan berbagai usaha untuk membina, mengembangkan dan memanfaatkan tanah wakaf yang jum-lahnya cukup besar dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah tanah air. Dengan usaha ini diharapkan bahwa tanah wakaf se-bagai salah satu potensi sosial ekonomi masyarakat dapat di-manfaatkan untuk pembangunan kehidupan keagamaan. Pembinaan pemanfaatan tanah wakaf dilaksanakan dengan melaksanakan pen-sertifikatan tanah wakaf. Pada tahun 1990/91 jumlahh tanah wa-kaf yang diselesaikan sertifikatnya mencapai 4.857 petak. Jumlah tersebut jauh lebih besar dari apa yang dapat dilaksa-nakan dalam tahun 1989/90 yang hanya mencapai 198 petak. Hal ini antara lain disebabkan oleh makin tertibnya pendataan ta-nah wakaf yang telah dilakukan.

Pengertian zakat yang telah melembaga dalam masyarakat Indonesia juga merupakan potensi yang besar yang dapat dikem-bangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu telah diupayakan untuk lebih memasyarakatkan zakat dengan cara melaksanakan penataran bagi para ulama/tokoh masyarakat yang diharapkan dapat menyebarluaskan hasil-hasil penataran yang mereka ikuti di kalangan masyarakat lingkungannya. Dalam tahun 1990/91 upaya tersebut dilakukan di Palembang, Banyu-mas, Cianjur, Lampung Tengah, Sleman dan Kediri.

2. Program Penerangan dan Bimbingan Hidup Beragama

Dalam rangka meningkatkan keimanan, penghayatan dan peng-amalan agama, dalam Repelita V ditingkatkan pelaksanaan Program Penerangan dan Bimbingan Hidup Beragama. Peningkatan program ini juga dilaksanakan dalam rangka memperkokoh kesa-tuan dan persatuan bangsa serta meningkatkan peran serta ma-syarakat dalam pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. De-ngan peningkatan program ini juga diharapkan dapat makin man-tap kerukunan hidup beragama di negara kita.

Pada tahun 1990/91 untuk program ini telah dilaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan keagamaan bagi 746 kelom-pok, yang terdiri dari 340 kelompok umat Islam, 280 kelompok umat Protestan, 81 kelompok umat Katolik dan 45 kelompok Hin-du dan Budha (Tabel XV-5). Kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini dilengkapi dengan penyediaan sejumlah brosur dan paket dakwah. Apabila dibandingkan dengan kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya, maka pada tahun 1990/91 jumlah kelompok sasaran

XV/10

Page 13: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL XV - 5

PENERANGAN DAN BIMBINGAN HIDUP BERAGAMA1988/89 - 1990/91

XV/11

Page 14: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

kegiatan telah menunjukkan kenaikan antara 65-130%.

Dalam rangka menunjang pembangunan di bidang kesehatan, dalam berbagai kegiatan penyuluhan keagamaan juga dimasukkan materi penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak, imunisasi dan perbaikan gizi, dan khususnya tentang Usaha Perbaikan Gi-zi Keluarga (UPGK). Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pe-latihan bagi 295 orang petugas Departemen Agama Tingkat Keca-matan (Kepala KUA) sebagai pelatih dan pembina kelompok bela-jar di bidang kesehatan dan gizi dari 379 kelompok. Selain itu telah dibina pula 3.800 anggota kelompok belajar dari 44 kecamatan di 4 propinsi, yaitu di Aceh, Sumatera Selatan, Ja-wa Tengah dan Timor Timur.

Dalam rangka pelaksanaan program ini ditingkatkan pula pelaksanaan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasio-nal. Dalam tahun 1990/91, MTQ Nasional dilaksanakan pada bu-lan Pebruari 1991 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tingkat Internasional peserta Indonesia dalam tahun 1990 telah berha-sil meraih kejuaraan MTQ Internasional yang dilaksanakan di Kuala Lumpur dan kejuaraan tingkat ASEAN di Bangkok.

Dalam rangka memperkokoh kerukunan hidup beragama, se-perti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 1990/91 telah diselenggarakan musyawarah intern umat beragama se-banyak 12 kali dengan peserta 305 orang, yang terdiri dari: 8 kali musyawarah umat Islam (di Banjarmasin, Jambi, Ciamis, Madiun, Palu, Kendari, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta); satu kali musyawarah umat Katholik (di Manado); satu kali musyawa-rah umat Protestan (di Ambon); satu kali musyawarah umat Hin-du (di Banyuwangi); dan satu kali musyawarah umat Budha (di Klaten). Selain itu telah dilaksanakan pula musyawarah antar umat beragama sebanyak 4 kali di Jakarta, Nusa Tenggara Ti-mur, Irian Jaya dan Sumatera Utara dengan 105 orang peserta. Kemudian diadakan juga pekan orientasi antara Pemerintah de-ngan para tokoh/pemimpin agama sebanyak 5 kali di Jakarta, Bengkulu, Dili, Semarang dan Palembang dengan peserta 139 orang.

Selain kegiatan di atas telah dilaksanakan pula kunjung-an silaturahmi bagi para tokoh/pemimpin agama dari daerah Su-lawesi Tenggara ke Ujung Pandang dan dari daerah DI Aceh ke Sumatera Utara. Selanjutnya telah dilaksanakan pula penulis-an 11 naskah karya ilmiah tentang kerukunan hidup beragama, dengan topik: Profil Kerukunan Hidup Beragama, Kerukunan

XV/12

Page 15: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

Hidup Antar Umat Beragama dan Kerukunan Hidup Intern Umat Beragama.

3. Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji

Secara terus menerus pelayanan ibadah haji makin diting-katkan, baik sewaktu di tanah air, menjelang berangkat dan sesudah kembali dari Tanah Suci, maupun selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Dengan peningkatan pelayanan ter-sebut, para jemaah memperoleh kemudahan, rasa aman dan dengan demikian dapat melaksanakan ibadah haji secara lebih khusuk sehingga dapat terbina jemaah haji yang mabrur (sempurna), mampu menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mampu menja-di teladan bagi masyarakat lingkungannya.

Dari tahun ke tahun jumlah jemaah haji terus meningkat. Pada tahun 1990/91 berjumlah 81.244 orang, atau 40-49% lebih besar apabila dibandingkan dengan jumlah jemaah haji pada ta-hun 1988/89 dan 1989/90 (Tabel XV-6).

Sebagai penunjang pelaksanaan pelayanan ibadah haji, ma-ka pada tahun 1990/91 telah ditingkatkan kemampuan dan kete-rampilan para petugas melalui penataran bagi 120 orang petu-gas. Di samping itu telah pula dilaksanakan rehabilitasi dan penyempurnaan asrama Haji di Kendari.

4. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar dan Menengah

Dalam Repelita V diupayakan agar pendidikan dan perguru-an agama menjadi bagian integral dari Sistem Pendidikan Na-sional berdasarkan Pancasila. Salah satu upaya untuk itu ada-lah dilaksanakannya peningkatan mutu pendidikan agama dan perguruan agama tingkat dasar dan menengah serta mutu pendi-dikan agama pada perguruan umum yang setingkat.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan agama, pada ta- hun 1990/91 kebijaksanaan mengenai pengadaan buku oleh Peme-rintah dikurangi untuk makin banyak diserahkan kepada masya-rakat dan swasta. Prioritas kegiatan lebih banyak ditekankan kepada pelatihan guru. Pada Tabel XV-7 dapat dilihat bahwa pengadaan buku pelajaran untuk semua jenis pendidikan pada tahun 1990/91 jumlahnya menurun dari jumlah tahun 1989/90. Sebaliknya kegiatan penataran guru meningkat kecuali untuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan Guru Agama Negeri

XV/13

Page 16: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL 6PERKEMBANGAN JUMLAH JEMAAH HAJI MENURUT DAERAH TINGKAT 1,

1988/89 – 1990/91(orang)

XV/14

Page 17: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL XV – 7PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA TINGKAT DASAR DAN MENENGAH PADA MADRASAH NEGERI,

SERTA PENDIDIKAN GURU AGAMA NEGERI,1988/89 – 1990/91

XV/15

Page 18: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

(PGAN). Sedang kegiatan rehabilitasi gedung sekolah, dise-suaikan dengan kebutuhan yang mendesak. Penjelasan lebih lan-jut mengenai kegiatan untuk masing-masing pendidikan diurai-kan sebagai berikut.

a. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar

Dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan Agama Tingkat Dasar, dalam tahun 1990/91 telah dilaksanakan rehabilitasi dan perluasan 176 ruang kelas Madrasah Ibtidai-yah Negeri (MIN). Di samping itu diusahakan penyediaan seba-nyak 316.924 buah buku pelajaran dan pedoman guru (Tabel XV-7).

Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, para guru agama Islam Se-kolah Dasar (SD) dan atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan di-tingkatkan sehin ga kualifikasinya sejajar dengan pendidikan Diploma II (D II). Untuk itu mulai tahun 1990/91 telah dise-lenggarakan program penyetaraan D II bagi guru-guru agama Islam SD dan MI yang diikuti oleh 2.730 orang, terdiri dari 1.553 guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan 1.177 orang guru agama pada Sekolah Dasar.

Melalui program bantuan Sekolah Dasar (Inpres SD) dari tahun ke tahun telah ditingkatkan pula pemberian bantuan re- habilitasi gedung sekolah Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Dalam tahun 1990/91 telah diberikan bantuan untuk rehabilita-si 20.782 gedung MIS. Dibandingkan dengan bantuan rehabilita-si tahun 1989/90 dan tahun 1988/89, jumlah bantuan tahun 1990/91 menunjukkan peningkatan (Tabel XV-8).

b. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Pertama

Pembinaan pendidikan agama tingkat menengah pertama men-cakup Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan Pondok Pesantren, di samping pembinaan pendidikan agama pada perguruan umum tingkat menengah pertama. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi rehabilitasi gedung dan tambahan ruang kelas, pengadaan buku pelajaran dan pedoman guru serta penataran guru dan pembina.

Kegiatan rehabilitasi dan perluasan MTsN dari tahun ke tahun tampaknya telah semakin ditingkatkan. Dalam tahun 1990/91 telah direhabilitasi dan dilakukan perluasan MTsN dengan sebanyak 258 ruang kelas. Apabila dibandingkan dengan tahun 1989/90 dan 1988/89, maka kegiatan rehabilitasi dan

XV/16

Page 19: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

TABEL XV – 8BANTUAN PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN GURU AGAMA

PADA MADRASAH/LEMBAGA SWASTA,1988/89 – 1990/91

XV/17

Page 20: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

perluasan MTsN tahun 1990/91 telah mengalami peningkatan sebesar 92-218% (Tabel XV-7). Sementara itu telah diberikan juga bantuan rehabilitasi kepada 148 buah Madrasah Tsanawiyah Swasta (MrsS).

Kegiatan penataran guru dan pembina pada tahun 1990/91 telah diikuti oleh 390 orang, sedangkan pada tahun 1988/89 oleh sebanyak 700 orang dan tahun 1989/90 oleh sebanyak 200 orang.

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, pada tahun 1990/91 disediakan 193.000 buah buku pelajaran dan pedoman guru untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan tambahan peralatan peraga dan laboratorium sebanyak 13 set. Selanjutnya diberikan pula bantuan buku pelajaran agama bagi Sekolah Menengah Tingkat Pertama.

Pembinaan dan pengembangan Pondok Pesantren dimaksudkan untuk mengembangkan lembaga ini agar menjadi pusat pengembangan masyarakat sekitarnya dan pusat pembinaan kader pembangunan, di samping sebagai lembaga pendidikan agama. Untuk ini pada tahun 1990/91 telah diberikan bantuan berupa pembangunan bengkel kerja dan rehabilitasi gedung kepada 171 Pondok Pesantren, bantuan alat keterampilan kepada 31 Pondok Pesantren, serta penyediaan 5.053 buah buku pelajaran dan perpustakaan di 270 Pondok Pesantren (Tabel XV-8).

c. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Atas

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidik- an pada Madrasah Aliyah dan Pendidikan Guru Agama (PGA) serta meningkatkan mutu pendidikan agama pada perguruan umum tingkat menengah atas. Untuk itu dilaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan perluasan ruang belajar, perpustakaan, dan ruang laboratorium pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), serta penatar- an guru dan pembina, dan pengadaan buku pelajaran dan pedoman guru.

Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan rehabilitasi dan perluasan sejumlah 186 ruang, kelas bagi Madrasah Aliyah Negeri (MAN); pengadaan buku pelajaran dan pedoman guru sejumlah 70.999 buah; serta penataran guru dan pembina sebanyak 70 orang (Tabel XV-7). Selain itu telah pula dilaksanakan pemberian bantuan untuk 20 unit peralatan laboratorium, dan

XV/18

Page 21: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

khususnya kepada Madrasah Aliyah Swasta (MAS) telah diberikan pula bantuan untuk rehabilitasi sebanyak 49 gedung MAS.

Dalam rangka meningkatkan mutu MAN, telah dilaksanakan perintisan penyelenggaraan MAN Program Khusus, dengan pene-kanan pilihan pada pengajaran Ilmu Agama dan Bahasa Arab, yang dilaksanakan di Ciamis, Yogyakarta, Jember, Padang Pan-jang dan Ujung Pandang. Pada tahun 1990/91 MPAK tersebut te-lah dikembangkan lagi di 5 buah MAN lainnya yaitu Bandar Lam-pung, Mataram, Martapura, Banda Aceh dan Solo. Selain itu te-lah dirintis pula MAN dengan pilihan keterampilan khusus, yakni elektronik, automotive dan penjahitan, yang dimulai di Garut, Kendal dan Jember. Pada tahun 1990/91 telah mulai di-laksanakan persiapan pengembangan bagi 5 buah MAN dengan pi-lihan keterampilan lainnya di Medan, Bukit Tinggi, Banjarma-sin, Watampone.dan Praya.

Guna meningkatkan mutu pendidikan agama di Sekolah Mene-ngah Tingkat Atas (SMfA) pada tahun 1990/91 telah dilaksana-kan pula bantuan pengadaan buku pelajaran agama dan bantuan untuk penyediaan tempat peribadatan.

Sehubungan dengan diundangkannya Undang-undang No. 2 Ta-hun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan agama di SD/MI ada- lah meningkatkan kualifikasi pendidikan dasar bagi jabatan guru pendidikan agama dari,jenjang Pendidikan Guru Agama men-jadi Pendidikan Tinggi. Berkenaan dengan hal tersebut maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama telah diambil kebi-jaksanaan untuk mengalihfungsikan Pendidikan Guru Agama Nege-ri (PGAN) menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Pada tahun 1990/91 sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN-Islam) telah mulai dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri. Untuk sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Protestan dan Hindu, sementara ini pelaksanaan alih fungsinya tengah dipersiapkan. Dengan demikian kegiatan pem-binaan Pendidikan Guru Agama Negbri yang dilaksanakan pada tahun 1990/91 hanya meliputi rehabilitasi dan perluasan bagi 29 Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Protestan dan Hindu yang disertai dengan pengadaan buku pelajaran dan pedoman gu-ru sebanyak 8.250 buah (Tabel XV-7).

Dalam rangka pembinaan pendidikan di lingkungan Pendi-dikan Guru Agama Swasta (PGAS-Protestan, Katolik dan Hindu/ Budha), pada tahun 1990/91 telah diberikan pula bantuan reha-

XV/19

Page 22: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

bilitasi gedung yang diperuntukkan bagi 23 buah PGAS. Selan-jutnya diberikan pula bantuan buku pelajaran sebanyak 179.613 buah dan diselenggarakan penataran guru yang mengikutsertakan sebanyak 1.430 orang.

5. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Tinggi

Tujuan utama program ini adalah untuk mengembangkan per-guruan tinggi agama agar mampu menghasilkan tenaga ilmiah dan ahli yang berkualitas tinggi dalam bidang agama serta mampu menterjemahkan ajaran-ajaran agama bagi kehidupan masyarakat. Pada tahun 1990/91 prioritas kegiatan program ini diberikan pada rehabilitasi dan perluasan gedung untuk ruang kuliah, perpustakaan,kantor, aula, serta laboratorium beserta per-lengkapannya bagi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)/IAIN. Di samping itu tetap diperhatikan peningkatan fungsi perpus-takaan dan kegiatan penelitian dengan penyediaan buku-buku ilmiah.

Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi ruang kuliah dan fasilitas lainnya bagi 14 ge-dung Institut Agama Islam Negeri (IAIN) seluas 35.354 m2. Di samping itu dilaksanakan juga pengadaan 24.300 buah buku il-miah, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diikuti oleh 7.183 mahasiswa, kegiatan penelitian ilmiah sebanyak 18 judul penelitian, dan kegiatan program Pascasarjana yang diikuti oleh 160,orang dosen.

Dalam rangka membantu Perguruan Tinggi Agama Swasta (PTAS), maka pada tahun 1990/91 telah pula diberikan bantuan untuk biaya penelitian, rehabilitasi 32 buah gedung (5 buah gedung PTAS Islam, 10 buah gedung PTAS Protestan, 7 buah ge-dung PTAS Katolik, 5 buah gedung PTAS Hindu dan S buah gedung PTAS Budha), dan bantuan pendidikan Pascasarjana bagi 9 orang dosen yang sementara ini baru diperuntukkan bagi Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAS) Islam.

Sementara itu pada tahun 1990/91 untuk dosen agama pada Perguruan Tinggi Umum telah diberikan pula kesempatan untuk mengikuti program Pascasarjana (S2 dan S3) di dalam dan di luar negeri. Program Pascasarjana di dalam negeri dilaksana-kan di IAIN Jakarta dan Yogyakarta. Jumlah dosen yang memper-oleh kesempatan dalam prograni pendidikan Pascasarjana ini pada tahun 1990/91 adalah sebanyak 160 orang dosen IAIN dan 34 orang dosen agama di Perguruan Tinggi Umum Negeri. Pada

XV/20

Page 23: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

tahun 1989/90, program Pascasarjana ini diikuti oleh 184 orang dosen dari Institut Agama Islam Negeri dan Perguruan Tinggi Umum Negeri. Di samping itu telah pula dilaksanakan penambahan buku ilmu agama untuk perpustakaan dan pegangan dosen, serta bantuan kegiatan keagamaan di kampus.

6. Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Keagamaan

Dalam rangka peningkatan mutu dan produktivitas kerja tenaga keagamaan, pada tahun 1990/91 dilanjutkan pendidikan dan pelatihan pegawai serta penjenjangan melalui SESPA, SEPA-DYA, SEPALA, SEPADA. Pada tahun 1990/91 telah dididik dan di-latih sebanyak 18.567 orang, yang terdiri dari: peserta SESPA sebanyak 5 orang, SEPADYA 30 orang, SEPALA 270 orang dan SE-PADA 220 orang. Di samping itu pada tahun tersebut juga di-adakan penataran dan pendidikan tenaga lainnya sebanyak 18.002 orang. Sementara itu pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pula pendidikan jangka pendek dan pelatihan di luar negeri, bagi sebanyak 40 orang pegawai Departemen Agama. Apabila dibandingkan dengan tahun 1989/90 dengan jumlah 9.168 tenaga maka pada tahun 1990/91 tenaga keagamaan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan penjenjangan atau penataran telah meningkat dengan sebesar 9.359 orang (102%).

7. Program Pembinaan Generasi Muda

Program ini bertujuan agar melalui pembinaan dan pende-katan agama, kualitas dan aktivitas generasi muda dapat lebih bermakna dan berdaya guna bagi pembangunan dirinya, masyara-kat, bangsa, agama dan negara. Pembinaan dan pendekatan ter-sebut pada tahun 1990/91 dilaksanakan dengan pelatihan Da’i Muda dan sarasehan agamawan muda, yang ditunjang dengan peng-adaan buku-buku agama.

Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pelatihan Da'i Mu-da di Jakarta yang diikuti oleh 110 orang dari 23 propinsi serta sarasehan agamawan muda di Padang dan Surabaya yang di-ikuti oleh 90 orang dari 23 propinsi. Kegiatan tersebut di-tunjang dengan pengadaan buku keagamaan sebanyak 260 paket. Di samping itu khususnya untuk perpustakaan-perpustakaan ge-nerasi muda/organisasi pemuda telah disediakan pula sebanyak 10 set buku keagamaan di setiap propinsi di Tanah Air. Pada tahun sebelumnya (1989/90) kegiatan yang dilaksanakan adalah penataran keterampilan disertai dengan pemberian paket per-alatan, serta penyelenggaraan sarasehan agamawan muda.

XV/21

Page 24: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

8. Program Peningkatan Peranan Wanita

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan dan mengem-bangkan peranan wanita dalam pembangunan melalui pendekatan dan jalur agama, khususnya dalam rangka meningkatkan dan me-ngembangkan keluarga sehat, bahagia dan-sejahtera.

Jika pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan difokuskan pa-da kegiatan penyuluhan mengenai Undang-undang Perkawinan, ma-ka sejak tahun pertama Repelita V kegiatan lebih ditekankan kepada kegiatan penataran/penyuluhan tentang keluarga bahagia sejahtera. Pada tahun 1990/91 kegiatan penyuluhan diberikan kepada para santriwati di 5 pondok pesantren di Sumatera Uta-ra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Ti-mur. Di samping itu diadakan pula penyuluhan kepada para te-naga kerja wanita dari 26 perusahaan di 13 propinsi (di Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bali, Kali-mantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara) dan penyuluhan bagi Tokoh wanita dari 40 desa di 4 propinsi (Daerah Istimewa Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan). Untuk lebih men-dorong dan memotivasi tenaga kerja wanita di perusahaan, pe-nyuluhan yang diberikan kepada mereka dilengkapi dengan pem-berian sarana peribadatan.

Dalam rangka menunjang upaya Pengembangan dan Kelang-sungan Hidup Anak (PKHA), khususnya tentang program perbaikan gizi, imunisasi dan Posyandu, pada tahun 1990/91 telah diada-kan kerja sama antara Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyara-kat Wanita yang berlatar belakang keagamaan, seperti: Fatayat MJ, Aisyiyah, Wanita Islam, Persatuan Wanita Kristen Indone-sia, Wanita Katolik Republik Indonesia dan Persatuan,Wanita Hindu Dharma. Sejumlah pengurus dan anggota Lembaga Swadaya Mayarakat tersebut telah dilatih untuk menjadi kader penyuluh PKHA. Pada tahun 1990/91 dalam rangka PKHA ini telah dise-lenggarakan pelatihan bagi 522 anggota pengurus LSM dari ber-bagai Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan di 13 propinsi. Pada tahun 1989/90 kegiatan ini baru terbatas pada tahap persiapan.

9. Program Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

Program ini bertujuan untuk mengembangkan peradilan dan hukum agama sebagai bagian integral dari suatu sistem hukum dan peradilan nasional.

Dimulai sejak awal Repelita V, program ini merupakan program yang berdiri sendiri, berupa kegiatan perbaikan dan

XV/22

Page 25: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan

perluasan sarana fisik Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan Tingkat Banding serta penyelenggaraan pendidikan Calon Hakim Agama. Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan rehabilitasi se-banyak 40 buah gedung Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan 4 buah gedung Pengadilan Agama Tingkat Banding. Di samping itu telah diperluas sebanyak 25 buah Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan 5 buah Pengadilan Agama Tingkat Banding (Tabel XV-2). Sementara itu telah pula dilaksanakan kegiatan orien-tasipemahaman Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Per-adilan Agama yang diikuti oleh 41 orang di tingkat Pusat dan 303 orang di tingkat Daerah. Selanjutnya telah diselenggara-kan pula penataran bagi 303 orang juru sita dan pendidikan bagi1100 orang Calon Hakim Agama. Di samping itu dilaksanakan pula pengadaan sarana penunjang berupa 1.120 buah buku kepus-takaan. Kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya (1989/90) berupa perluasan 53 buah Pengadilan Agama Tingkat Pertama dan 4 buah Pengadilan Agama Tingkat Banding serta penyelenggaraan pendi-dikan bagi 100 orang calon hakim agama.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan Hakim Agama dalam hal teknis yustisial, dengan bekerja sama dengan pihak Mahka-mah Agung, pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pula pena-taran bagi 116 orang Hakim Agama. Penataran tersebut dise-lenggarakan di Medan dan diikuti oleh para hakim wilayah Peng-adilan Tinggi Agama Sumatera Utara dan wilayah Daerah Isti-mewa Aceh.

10. Program Penelitian Keagamaan

Tujuan program ini adalah untuk menunjang kemantapan pe-rencanaan pembangunan di bidang agama dan untuk merumuskan kebijaksanaan dan tugas-tugas pokok dalam pembangunan bidang agama serta pelaksanaannya. Pada tahun 1990/91 kegiatan ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, dititikberatkan pada peneli-tian terapan yang dapat berfungsi sebagai pendukung dalam pe-ngembangan berbagai pemikiran ilmiah dalam upaya menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan penelitian tentang konfigurasi dan transformasi dalam kehidupan agama menjelang masa tinggal landas dalam pembangunan nasional dan tentang Pembinaan Kelangsungan Hidup Anak di lingkungan Perguruan-perguruan Agama. Sedang pada ta-hun sebelumnya telah dihasilkan satu judul penelitian tentang Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai Sistem Sosial Budaya dalam masyarakat Indonesia.

XV/23

Page 26: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan
Page 27: A G A M A · Web viewA G A M A BAB XV A G A M A A. PENDAHULUAN Pembangunan di bidang agama mempunyai peran yang penting guna memberikan dasar moral, etik dan spiritual bagi pembangunan