web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh...

40
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PRODUKSI DI USAHA DAGANG (UD) MARGASARI SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : M. Dicky Maulana Nim : H1F112204 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Upload: duongnguyet

Post on 02-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PRODUKSI DI USAHA DAGANG (UD) MARGASARI

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Nama : M. Dicky Maulana

Nim : H1F112204

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2016

Page 2: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

TERIMAKASIH KEPADA

Mahasiswa

Rektor Universitas Lambung Mangkurat

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas

Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul

Arifin, M.Sc

Kepala Prodi Teknik Mesin

Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

Wakil Rektor Bidang Akademik

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d

Dosen Pengampuh

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST,M.Kes.

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

Page 3: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan

perusahaan yang cukup ketat. Hal ini diperlukan strategi dari segala aspek

termasuk aspek produk, proses dan jadual. Permasalahan industri tidak hanya

menyangkut seberapa besar investasi yang harus ditanam, sistem dan

prosedur produksi, pemasaran hasil produksi dan lain lain, namun menyangkut

pula dalam hal perencanaan fasilitas. Baik permasalahan lokasi fasilitas

maupun menyangkut rancangan fasilitas. Perancangan fasilitas meliputi

perancangan sistem fasilitas, tata letak pabrik dan sistem penanganan material

(pemindahan bahan). Diantara ketiga aktivitas perancangan fasilitas di atas

mempunyai keterkaitan yang sangat erat sehingga dalam proses perancangan

perlu dilakukan secara integral. Tata letak yang baik adalah tata letak yang

dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh

(Wignjosoebroto.S, 1996).

Sistem material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang

cukup besar dan menggangu kelancaran proses produksi sehingga

mempengaruhi sistem secara keseluruhan untuk menangani masalah tersebut

perlu melakukan tata letak fasilitas yang memenuhi syarat ditinjau dari

beberapa aspek. Saat ini kondisi layout fasilitas produksi di perusahaan

mengalami kendala dalam hal jarak pemindahan bahan baku (material

Page 4: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

handling) yang kurang efisien. Seperti dalam proses produksinya terdapat

aliran pemindahan bahan yang berpotongan (cross movement) dikarenakan

tata letak mesin yang kurang teratur sehingga dapat mengakibatkan proses

produksi terganggu, jarak antar departemen produksi yang cukup jauh

sehingga dapat menimbulkan ongkos material handling yang cukup besar.

Oleh karena itu perlu adanya suatu pertimbangan bagaimana membuat atau

mengubah tata letak fasilitas yang lebih efektif dan efisien. Penerapan model

simulasi diharapkan dapat membantu manajemen dalam melakukan analisis

terhadap rencana-rencana penataan ulang (relayout) fasilitas produksi di masa

yang akan datang.

Peneliti ingin mencoba membuat perancangan ulang tata letak UKM

pada bahan batako yang dapat dilihat dari penempatan mesin, bahan baku

mentah, barang jadi dan fasilitas yang tidak beraturan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang dikelola oleh kelompok

masyarakat Hampir diseluruh lokasi dikota besar mudah menemukan UKM

bahkan hingga ke pingiran kota dan pedesaan. UKM mempunyai peran yang

strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebab selain memberi

kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap

tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Usaha kecil menengah (UKM)

umumnya masih melakukan pencatatan atas transaksi yang dilakukan

menyangkut jumlah barang yang masuk (dibeli) dan yang keluar (dijual). jadi

di sini peneliti ingin menata ulang tata letak dari (UKM) yang peneliti teliti

Berdasarkan masalah di atas maka peneliti mengambil judul

Perancangan ulang tata letak produksi di Usaha Dagang (UD) Margasari

Page 5: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

yang diharapkan nantinya penelitian ini berguna untuk sebagai pertimbangan

dalam melakukan perbaikan tata letaknya

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, adapun

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara perancangan

ulang tata letak UKM Batako dan Gorong-Gorong di UD.Margasari

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah agar pelaksanaan

serta hasil yang diperoleh sesuai dengan pelaksanaannya. Adapun batasan

masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilakukan di UD Margasari di Jl.Indrasari Banjarbaru

b. Penelitian ini saya mau perancangan ulang tata letak pada UKM di Usaha

dagang (UD) Margasari

c. Komposisi Batako dan Gorong-Gorong tidak di teliti

d. UD.Margasari memproduksi Batako dan Gorong-Gorong

1.4. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah utuk merancang ulang dari

tata letak UKM Batako dan gorong-gorong suatu wilayah tersebut yang bahan

Page 6: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

tersebut batako (study kasus) Usaha Dagang(UD) Margasari yang berada di

Jl.Indrasari Banjarbaru.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang terkait di

dalamnya, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti: Penelitian ini memberikan manfaat bagi Peneliti untuk

merancangan ulang tata letak untuk tempat pengolahan Batako di Usaha

Dagang (UD) Margasari Jl.Indrasari Banjarbaru

b. Bagi Program Studi Teknik Mesin: Hasil penelitian ini dapat dijadikan

referensi tambahan bagi aktivitas akademik Program Studi Teknik Mesin

Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan dalam hal menata

ulang tata letak dalam proses pembuatan Batako

c. Bagi Perusahaan: Penelitian tentang perancangan ulang tata letak pada

bagian pengolahan pada Usaha Dagang(UD) Margasari dapat dijadikan

bahan pertimbangan atas masukan-masukan tentang hal di atas.

Page 7: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Batako

Batako adalah campuran antara semen agregat, dan air dengan atau

tanpa bahan tambahan. Batako yang dihasilkan oleh industri kecil pada

umumnya adalah batako padat. Batako tersebut dilihat secara langsung

menunjukkan kualitas yang cukup baik dengan permukaan yang mulus. Dari

hasil peninjauan di lapangan menunjukkan adanya perbedaan hasil yang

dicapai antara industri kecil dan industri rumah tangga dalam hal jumlah batako

yang dihasilkan dalam satu zak semen. Batako yang dihasilkan oleh industri

kecil bervariasi antara 90-120 buah sedangkan pada industri rumah tangga

bervariasi antara 60-80 buah batako. Dengan adanya perbedaan jumlah

batako yang dihasilkan dalam satu zak semen akan memberikan perbedaan

kuat tekan yang mana jumlah batako yang dihasilkan lebih banyak memiliki

nilai kuat tekan yang lebih kecil dibandingkan jumlah batako yang dihasilkan

lebih sedikit. Adapun gambar Produk Batako dapat terlihat pada Gambar 2.1.

di bawah ini

Page 8: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Gambar 2.1. Produk Batako

Adapun proses produksi batako dan paving block adalah sebagai

berikut:

a. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus.

b. Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dan setelah rata

ditambahkan air.

c. Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat

adukan yang ratadan siap dipakai.

d. Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako dengan

menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil

ayakan (bergantung pada jenis produk batako yang akan dibuat).

e. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan

sampai padat dan rata.

f. Batako mentah. yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari

cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh

permukaan alat cetak.

g. Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati. Skala produksi dan

keunggulan produk akhir sehingga batako mentah tersebut keluar dari alat

cetaknya.

Page 9: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

h. Proses berikutnya adalah mengeringkan batako mentah dengan cara

diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat

batako/ paving block yang sudah jadi.

2.2. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Batako

Ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan batako.

Keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan batako adalah tiap m2

pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan

dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu

pengurangan. Pembuatan mudah dan dapat dibuat secara sama. Ukurannya

besar, sehingga waktu dan ongkos juga lebih hemat. Khusus jenis yang

berlubang dapat befungsi sebagai isolasi udara. Apabila pekerjaan rapi, tidak

perlu diplester. Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang

membutuhkan potongan. Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.

Sedangkan kerugian pemakaian batako adalah sebagai berikut: Karena proses

pengerasannya membutuhkan waktu yang cukup lama (3 minggu), maka butuh

waktu yang lama untuk membuatnya sebelum memakainya. Bila diinginkan

lebih cepat mengeras perlu ditambah dengan semen, sehingga menambah

biaya pembuatan (Ridho Suryawaldi, 2014)

2.3. Gorong-Gorong

Gorong-gorong adalah sebuah bangunan air yang dibangun melintas di

bawah tubuh sebuah jalanan tegak lurus pada sumbu jalan. Dalam

perencanaan sebuah jalan untuk lalu lintas kendaraan, lokasi tubuh jalan

tersebut biasanya pada sebidang tanah yang memiliki permukaan tanah

Page 10: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

dengan kemiringan tertentu atau sebuah lereng, sehingga air hujan yang jatuh

di atasnya akan mengalir ke permukaan tanah yang lebih rendah. Dengan

dibangunnya sebuah jalan di atas lereng itu, maka aliran air hujan tersebut

akan terhalang dan bila tidak disediakan gorong-gorong dalam jumlah yang

cukup limpasan akan terjadi. Gorong-gorong adalah sebuah saluran dibawah

tubuh jalan tersebut yang berfungsi untuk mengalirkan air hujan tadi dari sisi

yang satu ke sisi yang lain dari jalan.

Manfaat gorong-gorong tentunya sangat banyak bagi kehidupan

manusia. Gorong-gorong merupakan salah satu solusi pemaksimalan lahan

yaitu bangunan yang mampu mengalirkan air di bawah permukaan tanah

sehingga bagian atasnya masih bisa dipakai untuk jalan raya dan lain-lain.

Adanya gorong-gorong juga sangat bermanfaat untuk menanggulangi

banjir karena air tidak hanya dialirkan lewat sungai namun juga melewati

gorong-gorong.

Gambar 2.2. Produk Gorong-gorong

Page 11: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

2.4. Tata Letak Fasilitas

Tata letak atau layout UKM merupakan salah satu masalah yang

sangat Penting karena tata letak sangat berpengaruh terhadap efisiensi

operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis

karena tata letak menentukan daya saing.

UD (Usaha Dagang) dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya

dan mutu kehidupan kerja Sistem tata letak memegang peranan yang sangat

penting dalam perencanaan suatu UKM Dari hasil pengamatan, tata letak UKM

dapat mereduksi biaya pemindahan bahan (material handling). Dengan

demikian jelaslah bahwa perencanaan tata letak UKM atau tata letak fasilitas

UKM akan berkaitan erat dengan perencanaan proses pemindahan bahan

Perencanaan tata letak UKM tidak bisa mengabaikan signifikasi dari

aktifitas pemindahan bahan dan juga sebaliknya, tidak mungkin menerapkan

sistem pemindahan bahan secara efektif tanpa memperhatikan tata letak

fasilitasnya (Wignjotosoebroto, 1996).

2.5. Perancangan Tata Letak UKM

Pengertian desain suatu pabrik (Plant Design) dengan pengaturan tata

letak Lokasi (Plant Layout) seringkali membingungkan dan diartikan sama.

Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai arti yang berbeda, meskipun ada

kaitannya satu dengan yang lain. Istilah Plant Design mempunyai pengertian

yang lebih luas, yaitu meliputi:

a. Penentuan Lokasi

b. Seluruh Perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan yang di butuhakan dari lokasi

Page 12: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Selanjutnya sengan tata letak UKM akan dilakukan perencanaan dan

pengaturan tata letak lokasi guna menunjang kelancaran proses produksi

secara optimal (Wignjotosoebroto, 1996)

2.6. Peta Aliran Proses

Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan

urutan yang urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan

penyimpanan yang terjadi selama satu proses berlangsung, serta di dalamnya

memuat pula informasi informasi diperlukan untuk analisa seperti waktu yang

dibutuhkan dan jarak perpindahan.

Kegunaan peta aliran proses:

a. Mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal sampai aktivitas

akhir

b. Memberikan informasi waktu penyelesain proses

c. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan/orang.

d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses/metode kerja:

Eliminasi operasi-operasi yang tidak perlu

Eliminasi aktivitas handling yang tidak efesien

Mengurangi jarak perpindahan dari satu operasi ke operasi yang lain

Mengurangi waktu yang terbuang karena menunggu

Menunjukan operasi-operasi yang kemungkinan bisa di gabung

Menunjukan operasi-operasi/pemeriksa yang berlebihan

2.7. Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses operasi

Page 13: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Ada dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi

dengan peta aliran proses, yaitu:

a. Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar,

termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada Peta

Proses Operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan.

b. Pada Peta Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses

secara lebih lengkap dibanding Peta Proses Operasi, dan memungkinkan

untuk digunakan untuk setiap proses

c. Peta aliran proses tidak bisa di gunakan untuk menggambarkan proses

perakitan secara keseluruhan (hanya untuk menganalisa salah satu

komponen dari produk yang di rakit) (Sutalaksana, 1979).

2.8. Macam-Macam Peta Aliran Proses

Peta proses operasi memiliki macam-macamnya, dibawah ini adalah

macam dari peta aliran proses sebagai berikut:

a. Peta Aliran Proses tipe bahan

Peta Aliran Proses tipe bahan adalah suatu peta yang meggambarkan

kejadian yang dialami bahan dalam suatu proses operasi.

b. Peta Aliran Proses tipe orang

Peta Aliran Proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan

suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusia atau operator. Peta

AliranProses tipe orang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: peta aliran

proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator, peta

Page 14: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

aliran Proses pekerja yang menggambarkan aliran sekelompok manusia, atau

sering disebut peta proses kelompok kerja.

Kegunaan peta aliran proses yaitu digunakan untuk mengetahui aliran

bahan atau aktivitas orang mulai dari awal suatu proses sampai aktivitas

terakhir. Dapat memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu

produk. Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau

yang dilakukan oleh orang selama proses berlangsung. Sebagai alat untuk

melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja (Sritomo,2008).

2.9. Peta Proses Kelompok Kerja

Peta Proses Kelompok Kerja merupakan Peta Aliran Proses pekerja

yang menggambarkan aliran sekelompok manusia dalam melakukan proses

operasi kegunaannya yaitu: mengurangi ongkos produksi atau proses,

mempercepat waktu penyelsaian produksi atau proses. Peta ini bisa digunakan

dalam suatu tempat dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut

memerlukan kerjasama yang baik dari sekelompok kerja.

Jenis pekerjaan atau tempatkerja yang mungkin memerlukan analisis

melalui peta proses kelompok kerja ialah misalnya pekerjaan-pekerjaan

pergudangan, pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material

dan lain sebagainya. Peta ini digunakan sebagai alat untuk menganalisis

aktivitas kelompok kerja (Sutalaksana, 1979)

Page 15: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

2.10. Diagram Aliran

Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari

susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas

yang terjadi dalam Peta Aliran Proses. Kegunaannya yaitu lebih memperjelas

suatu Peta Aliran proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang

penting dan menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

Beberapa prinsip dalam pembuatan Diagram Aliran, sebagai berikut:

a. Membuat kepala judul Diagaram Alir yang diikuti oleh identifikasi lainnya

seperti nama pekerjaan yang dipetakan, tanggal dipetakan, nomor peta,

cara sekarang atau usulan dan nama pembuat peta.

b. Mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang sesuai

dengan Peta Aliran Proses.

c. Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodic

sepanjang garis aliran (Sutalaksana, 1979).

2.11. Peta Pekerja dan Mesin

Peta Pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan

koordinasi antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi anatara

pekerja dan mesin. Peta ini juga merupakan alat yang digunakan untuk

mengurangi waktu menganggur. Kegunaannya yaitu: mengetahui hubungan

yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang

digunakan, dapat meningkatkan efektivitas penggunaan dan perbaikan

keseimbangan kerja (Sutalaksana, 1979).

Fungsi dari peta pekerja dan mesin: Mengetahui hubungan antara

waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditangani, sehingga dapat

Page 16: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

memperbaiki keseimbangan kerja dan meningkatkan efektifitas penggunaan

pekerja mesin.

Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja

pekerja dan mesin:

a. Merubah tata letak tempat kerja

b. Mengatur kembali gerak-gerak kerja

c. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau menambah mesin untuk

seorang pekerja

2.12. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi

gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-

gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta

ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu

menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika

melakukan suatu pekerjaan. Kegunaannya yaitu: menyeimbangkan gerakan

kedua tangan dan mengurangi kelelahan, menghilangkan atau mengurangi

gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk

menganalisa tata letak stasiunkerja, sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru

dengan cara kerja yang ideal (Sutalaksana, 1979).

Kegunaa peta tangan kiri dan tangan kanan:

a. Alat untuk menanalisa dan memperbaiki tata letak suatu stasiun kerja

b. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan

c. Menghilangkan atau mengurangi gerakan yang tidak efisien dan tidak

produktif sehingga akan mempersingkat waktu kerja

Page 17: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

d. Alat untuk melatik pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal (penuntun

bagi pekerja baru

2.13. Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram atau suatu peta yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan baku

mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai

menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat

informasiinformasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut. Jadi, dalam

suatu peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi

dan pemeriksaan saja (Sutalaksana, 1979).

Kegunaan Peta Proses Operasi yiatu untuk memberikan informasi-

informasi yang dicatat melalui peta proses operasi dapat diperoleh beberapa

manfaat diantaranya dapat mengetahui kebutuhan mesin dan

penganggarannya, dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku,

sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan

perbaikan cara kerja yang dipakai, sebagai alat untuk latihan kerja, dan lain-

lain (Sutalaksana,1979).

Sebelum membuat peta proses operasi terdapat prinsip-prinsip yang

harus terlebih dahulu. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

Page 18: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

A. Membuat kepala judul “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi

serta lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan,

dan nomor peta.

B. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang

menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.

C. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan

terjadinya perubahan proses.

D. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan

urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau

secara berurutan sesuai dengan proses yang terjadi.

E. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara

tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi

(Sutalaksana,1979).

Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, gambar peta.

Pada bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi sebaiknya

dipetakan terlebih dahulu, dan ini dilakukan pada bgaian peta sebelah kanan.

Secara sketsa, prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi ini dapat dilihat

pada gambar 2.2 di bawah ini (Sutalaksana, 1979)

Page 19: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Gambar 2.3. Prinsip pembuatan Peta Proses Operasi

Keterangan:

W = Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan.

O – N = Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut.

I – N = Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.

M = Menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut

dilaksanakan.

2.14. Metode Activity Relationship Chart (ARC)

Tahapan-tahapan yang perlu dilalui dalam teknik konvensional terdiri

atas tiga bagian, yaitu tahap analisis tingkat hubungan atau kedekatan,

perencanaan kebutuhan luas lantai, dan tata letak akhir. Ada tiga bagian

utama perancangan tata letak pabrik yang di rinci sebagai berikut (Hadiguna

dan Setiawan, 2008).

A. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang telah didefenisikan sebagai

fasilitas-fasilitas pabrik

B. Menyiapkan lembaran Activity Relationship Chart (ARC) dan

mengisinya dengan nama-nama fasilitas yang telah ditetapkan

C. Merumuskan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar bahwa fasilitas

dapat didekatkan atau harus dijauhkan

D. Memberikan penilaian berdasarkan sistem penilaian yang telah disepakati

E. Merangkum hasil penilaian ARC kedalam work sheet

Page 20: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

F. Menyiapkan Block Template sejauh fasilitas yang akan dirancang tata

letaknya

G. Menyusun Activity Relationship Diagram (ARD) berdasarkan tingkat

hubungan

H. Menyiapkan Area Template berdasarkan kebutuhan luas lantai setiap

fasilitas

I. Membuat Area Allocating Diagram (AAD) sebagai tata letak akhir

rancangan

Menurut Sritomo (2009), sistem penilaian dalam Activity Relationship

Chart (ARC), umumnya menggunakan tipe huruf sebagai berikut:

A = Mutlak perlu didekatkan

E = Sangat penting untuk didekatkan

I = Penting untuk didekatkan

O = Cukup/biasa

U = Tidak penting

X = Tidak dikehendaki berdekatan

Nilai A, E, dan I menunjukan rengking penilaian tertinggi sampai terendah,

pasangan fasilitas harus berdekatan dengan nilai tingkat hubungan A.

artinya, sangat banyak alasan mengharuskan sepasang fasilitas harus

berdekatan dibandingkan dengan nilai tingkat hubungan E, demikian

seterusnya untuk I. pada tingkat hubungan berjauhan, nilai tingkat hubungan

X diberikan apabila sangat banyak alasan yang mengharuskan pasangan

fasilitas harus dijauhkan. Demikian seterusnya untuk nilai tingkat hubungan

U yang lebih rendah dari X (Hadiguna Setiawan 2008)

Page 21: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Tabel 2.1. Alasan Tingkat Hubungan

Kode Alasan

1. Urutan aliran bahan

2. Membutuhkan area yang sama

3. Intesitas hubungan dokumen dan personalia yang sama4. Debu dan bising

5. Bau dan kotor

Alasan-alasan nomor 1 sampai nomor 3 menunjukan tingkat hubungan

kedekatan antara pusat kegiatan. Sebaliknya, alasan-alasan nomor 4 sampai

nomor 5 menunjukan tingkat hubungan untuk dijauhkan. Berdasarkan alasan-

alasan di atas, untuk proses perancangan dilakukan penilaian terhadap setiap

pasangan fasilitas. Langkah awal pengisian ARC adalah mengidentifikasi

hubungannya. Pada contoh, ada 3 (tiga) alasan tingkat kedekatan. Dengan

demikian, perancang akan memberikan nilai A apabila ada 3 alasan yang

memenuhi hubungan pasangan pusat kegiatan, nilai E apabila ada 2 alasan,

dan nilai I apabila hanya 1 alasan. Demikian halnya dengan tingkat hubungan

berjauhan, dalam kasus ini ada 2 (dua) alasan. Artinya, perancang

memberikan nilai X pada pasangan pusat kegiatan apabila memiliki 2 alasan,

sedangkan nilai U apabila hanya ada 1 alasan yang memenuhi. Berikut adalah

hasil penelaian secara keseluruhan dengan menggunakan (Activity

Relationship Chart) ARC (Hadiguna Setiawan 2008)

Page 22: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

2.15. Pembobotan Kedekatan

Metode pembobotan kedekatan merupakan metode untuk pengaturan

mesin atau fasilitas pada tata letak berdasarkan produk. Prinsip kerja metode

adalah menentukan urutan fasilitas atau mesin terbaik, kriteria yang

digunakan dalam penentuan urutan terbaik adalah total bobot terkecil.

Metode ini membutuhkan data urutan pembuatan produk atau komponen,

tetapi tidak membutuhkan informasi dimensi fasilitas atau mesin (Hadiguna

dan Setiawan, 2008).

Menurut Hadiguna dan Setiawan (2008), langkah-langkah dalam

metode pembobotan kedekatan terdiri atas dua bagian, yaitu penghitungan

bobot awal dan perbaikan urutan. Secara terperinci, langkah kerjanya

sebagai berikut:

a. Tentukan urutan awal sebagai tata letak saat ini.

b. Format terlebih dahulu from to chart berdasarkan data routing produksi.

Isi from to chart adalah frekuensi atau jarak perpindahan bahan dari

fasilitas atau mesin. Tipe from to chart adalah asimetris, sehingga kita

Page 23: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

memperoleh informasi frekuensi atau jarak langkah mundur dan langkah

maju

c. Hitung Bobot untuk langkah maju dan langkah mundur. Prinsip

perhitungan bobot berdasarkan tingkat kedekatan fasilitas atau mesin.

Acuannya adalah from to chart dengan memperhatikan diagonal

imajinernya, diagonal pertama diberikan bobot lebih kecil dibandingkan

dengan diagonal imajiner berikutnya. Misalnya, diagonal imajiner pertama

dari langkah maju diberi bobot 1, maka diagonal imajiner kedua diberi

bobot 2 dan seterusnya. Pada langkah mundur, kita melakukan hal yang

sama pula, baik besar bobot maupun prinsipnya namun demikian, langkah

mundur merupakan aliran bahan yang tidak diinginkan. Maka, agar

mendapatkan urutan minimum langkah mundur, nilai bobot dapat

diberikan lebih besar. Misalnya, diagonal imajiner pertama pada langkah

mundur diberi bobot 2, maka diagonal imajiner kedua diberi bobot 4

dan seterusnya. Nilai bobot terbesar bertujuan memperkecil terpilihnya

urutan fasilitas dan mesinnya.

d. Setelah nilai bobot langkah maju dan nilai bobot langkah mundur

diperoleh, maka hitung total bobot dengan cara menjumlahkan kedua nilai

bobot.

e. Berikutnya adalah menyusun atau memperbaiki urutan awal atau tata

letak saat ini.

Caranya berdasarkan nilai frekuensi atau jarak tertinggi yang

diprioritaskan. Kemudian, logika urutan fasilitas atau mesin dipertimbangkan

dalam perbaikan urutan. Setelah memperoleh urutan baru, maka kita kembali

Page 24: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

ke langkah 3 dan 4. Apabila nilai total bobot lebih baik atau lebih kecil, maka

urutannya dianggap lebih baik

Page 25: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian adalah hasil produk batako perusahaan yang bergerak

di bidang industri Batako yang berlokasi di Jl.Indrasari Banjarbaru Kalsel

Provinsi Kalimantan selatan kota banjarbaru yaitu UD margasari, Intan sari

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan penunjang penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Camera HP

b. Microsof Office Visio

c. Meteran

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mendapatkan data

bersumber secara langsung dan bersumber dari Data UD margasari yang

sudah ada. Data-data yang di kumpulkan

a. Peta lokasi UKM

b. Data pengukuran

c. Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan

3.4. Tahapan-tahapan Penelitian

Page 26: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Didalam penelitian ini di lakukan tahapan-tahapan sebagai berikut

a. Mengukur jarak antara bahan baku dan mesin mixer yang menggunakan

material handling dengan metode stop time study

b. Menganalisa hubungan antara aktifitas yang ada dalam sistem operasi

denagan mentode activity Relationship Chart (ARC)

c. Mengetahui peta proses produksi pada lokasi tersebut

3.5. Diagram Alir

Berikut adalah diagram alir yang di gunakan dalam proses penelitian

seperti gambar di bawah:

Page 27: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

3.6. Tahapan Penelitian

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data-data

yang diperlukan dalam penyelesaian proposal tugas akhir kali ini:

Page 28: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

a. Studi Literal: Peneliti mencari bahan penunjang seperti refensi buku dan

jurnal yang berhubungan dengan tata letak fasilitas

b. Studi Lapangan: Studi Lapangan yang dimaksud adalah mengenali

sistem-sistem yang ada di UD.Margasari seperti sistem cara kerja

produksi perusahaan maupun denah tata letak perusahaan.

c. Perumusan masalah dan penentuan tujuan penelitian: Peneliti mencari

apa saja permasalahan yang terjadi pada perusahaan sehingga dapat

menjadikan bahan penelitian dan mencari arah tujuan penelitian sehingga

dapat bermanfaat bagi peneliti, universitas maupun perusahaan tersebut.

d. Pengambilan data: Peneliti mengumpulkan berbagai data-data yang dapat

menunjang penelitian yakni meliputi, profil UD. Marga Sari, model produk

yang dihasilkan, waktu proses produksi dan denah tata letak UD. Marga

Sari.

e. Perancangan Tata Letak: Produk dan Material Handling. Yaitu gerobak

dorong (arco) alat bantu pekerja untuk mempermudah pekerjaan untuk

mengangkat bahan yang berat-berat.

f. Analisa dan pembahasan. Yaitu menganilisis penyebab terjadinya

keterlambatan kerja pada proses produksi berlangsung, apakah

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang yaitu banyaknya waktu tuntung

seperti istirahat sehabis mengaduk pengadonan, terlalu bnyak

berengrama sesame pekerja dan membeli makanan di luar

g. Kesimpulan dan saran: Kesimpulan dapat memberikan penjelasan singkat

tentang penelitian ini dan saran yang dapat membangun sehingga

terwujudnya penelitian ini

Page 29: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin

DAFTAR PUSTAKA

_____. “Stopwatch”. http://g04.a.alicdn.com /. Diakses pada tanggal 12 juni 2016

_____. “Gerobak Dorong”. http://www.jualo.blogspot.co.id/.. Diakses pada tanggal 12

juni 2016

_____. “Truk Pasir”. http://hinodumptruk.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 8

Maret 2016

Andan. “ Gorong-gorong” http://sipilisasi.blogspot.co.id/. 2014. Diakses pada tanggal

tanggal 4 Juni 2016.

Hadiguna dan Setiawan 2008 Metode Activity Relationship Chart (ARC)

Sutalaksana Peta Proses Produksi, Surabaya.

Suryawaldi, Ridho, Batako. h ttp://ridhowaldi.blogspot.co.id . 2014. Diakses pada

tanggal 28 Desember 2015.

Wignjotosoebroto, 1996, Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Penerbit

Guna Widya, Surabaya

Wignjosoebroto, Sritom, 2003, Pengantar Teknik & Manajemen Industri, Penerbit

Guna Widya, Surabaya

Page 30: Web viewperancangan ulang tata letak produksi di usaha dagang (ud) margasari. skripsi. disusun oleh : nama: m. dicky maulana. nim: h1f112204. program studi s1 teknik mesin