web viewmenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi...

34
REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (Tugas Telaah Kurikulum Kimia Sekolah 2) Oleh Kelompok 5 D. Paulus Manik 0713023009 Heru Agung Saputra 1013023046 Agustina Simanjuntak 1013023065 Annisa Sholeha 1013023030 Frida Octavia P. 1013023040 Sinta Mutiara Akmal 1013023058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Upload: duongthuan

Post on 01-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

(Tugas Telaah Kurikulum Kimia Sekolah 2)

Oleh

Kelompok 5

D. Paulus Manik 0713023009

Heru Agung Saputra 1013023046

Agustina Simanjuntak 1013023065

Annisa Sholeha 1013023030

Frida Octavia P. 1013023040

Sinta Mutiara Akmal 1013023058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2012

Page 2: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi

dan kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar

2.1 Menjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang

melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam

industri

Indikator

1. Menyetarakan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi (ion-elektron)

dalam suasana asam

2. Menyetarakan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi (ion-elektron)

dalam suasana basa

3. Menyetarakan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi dalam suasana

asam

4. Menyetarakan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi dalam suasana

basa

5. Menjelaskan pengertian sel elektrokimia

6. Menjelaskan sel volta (sel Galvani)

7. Menuliskan notasi sel/diagram sel berdasarkan persamaan reaksi redoks

8. Menghitung E selo suatu reaksi redoks berdasarkan potensial elektrode standar

9. Menjelaskan deret volta dan potensial reduksi

10. Menetukan apakah suatu reaksi dapat berlangsung spontan atau tidak

berdasarkan deret volta

11. Menjelaskan contoh aplikasi sel volta dalam kehidupan sehari-hari

12. Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya korosi

13. Menjelaskan peristiwa terjadinya korosi

14. Menjelaskan cara-cara yang dapat dilakukan dalam memperlambat korosi

1

Page 3: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Kegiatan Pendahuluan

GURU MEMBUKA PEMBELAJARAN DENGAN MENGUCAPKAN SALAM

KEMUDIAN MEMERIKSA KEHADIRAN SISWA

Guru : “Baiklah anak-anak pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari reaksi

oksidasi-reduksi dan elektrokimia. Sebelumnya Bapak ingin bertanya, siapa yang

masih ingat konsep perkembangan reaksi redoks?”

Siswa : “Ada tiga Pak, pertama berdasarkan penglepasan dan penangkapan

oksigen, kedua berdasarkan penglepasan dan penangkapan elektron, dan yang

ketiga berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi”

Guru : “Ya, pintar. Berdasarkan penglepasan dan penangkapan elektron

contohnya bagaimana?”

Siswa : “(Menuliskan di papan tulis)

Reaksi oksidasi: Na → Na+ + e-

Reaksi reduksi: Cl2 + 2e- → 2Cl-

Guru : “Bagaimana reaksi keseluruhanya?”

Siswa : “(Menuliskan di papan tulis)

2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(aq)

Guru : “Kenapa Na-nya jumlahnya tiba-tiba jadi dua?”

Siswa : “Karena disetarakan, Pak”

Guru : “Ya, bagaimana cara menyetarakannya?”

Siswa : “(Menuliskan di papan tulis)

Reaksi oksidasi: Na → Na+ + e │×2│

Reaksi reduksi: Cl2 + 2e → 2Cl- │×1│

2

Page 4: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Reaksi oksidasi: 2Na → 2Na+ + 2e

Reaksi reduksi: Cl2 + 2e → 2Cl -

Reaksi keseluruhan: 2Na + Cl2 → 2Na+ + 2Cl-

Guru : “Berarti kalian masih ingat cara menyetarakan reaksi. Kalau Bapak minta

kalian untuk menyetarakan reaksi berikut ini:

NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O

Pasti kalian dapat melakukannya dengan mudah. Kita hanya perlu menyetarakan

jumlah atom pada ruas kiri apakah sama dengan ruas kanan. Kalau sudah setara

maka pekerjaan kita selesai

2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O

Sekarang coba kalian setarakan reaksi berikut:

Cr2O72- + SO2 → 2Cr3+ + HSO4

-

SEMUA SISWA MULAI MENGERJAKAN, NAMUN TAMPAKNYA

MEREKA MENGALAMI KESULITAN

Guru : “Bagaimana?”

Siswa : “Tidak bisa Pak, Bingung”

Guru : “Ya, kita tidak bisa melakukan hal yang sama pada reaksi di atas tadi.

Selain kita menyetarakan jumlah atom-atom, kita juga harus menyetarakan

muatannya.

Untuk itu kita memerlukan metode lain dalam menyetarakan reaksi-reaksi

semacam ini. Disini terdapat dua metode untuk menyelesaikannya. Metode

pertama adalah metode setengah reaksi (ion-elektron) dan metode yang kedua

adalah metode bilangan oksidasi. Baiklah kita akan mempelajari satu persatu

metode tersebut. Untuk yang pertama adalah metode setengah reaksi (ion-

elektron).

3

Page 5: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Berikut ini langkah-langkah dalam menyetarakan reaksi dengan metode setengah

reaksi (ion-elektron):

1). Reaksi dipecah menjadi dua persamaan setengah reaksi, lalu masing-masing

disetarakan melalui urutan sebagai berikut

a). Setarakan jumlah atom selain O dan H, dengan menambahkan

koefisien

b). Setarakan jumlah atom O, dengan menambahkan H2O secukupnya

diruas yang kekurangan O

c). Setarakan jumlah atom H, dengan menambahkan H+ secukupnya

diruas yang berlawanan

d). Setarakan jumlah muatan, dengan menambahkan elektron seruas

dengan H+

2). Jika suasana asam, penyetaraan selesai. Jika suasana basa, H+ harus diganti

dengan OH- dengan cara sebagai berikut

a). Tambahkan OH- pada kedua ruas sebanyak H+

b). Gabungkan H+ dan OH- menjadi H2O

c). Kurangilah kelebihan H2O

3). Setarakan jumlah elektron pada dua buah setengah reaksi, dengan

menambahkan koefisien

4). Akhirnya, jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut

Dari reaksi tadi dan berdasarkan langkah-langkah di atas mari kita setarakan

sama-sama:

Cr2O72- + SO2 → Cr3+ + HSO4

- (suasana asam)

Siswa : “Oke, Pak”

Guru : “Pertama kalian tentukan mana yang mengalami oksidasi dan mana yang

mengalami reduksi”

Siswa : “Yang mengalami reduksi Cr2O72-, dan yang mengalami oksidasi SO2”

Guru : “Sekarang tuliskan masing-masing setengah reaksinya!”

4

Page 6: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Siswa : “Maksud setengah reaksinya apa, Pak?”

Guru : “Tadi yang mengalami reduksi dari apa terus menjadi apa, dan begitu

juga yang oksidasi”

Siswa : “Ooo…

Reduksi: Cr2O72- → Cr3+

Oksidasi: SO2 → HSO4-

Guru : “Ayo sekarang setarakan masing-masing setengah reaksi tersebut. Coba

kalian baca langkah pertama, untuk yang reduksi setarakan jumlah atom selain O”

Siswa :

Reduksi: Cr2O72- → 2Cr3+

Guru : “Selanjutnya langkah kedua, mana ruas yang kekurangan O?”

Siswa : “Ruas kanan, Pak”

Guru : “Berarti kita harus menambahkan H2O diruas kanan sebanyak atom O

diruas kiri”

Siswa : “Berarti 7H2O ya, Pak”

Guru : “Ya”

Siswa : “(Menambahkan 7H2O pada ruas kanan)

Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O

Guru : “Baik, setengah reaksi tersebut tetap belum setara karena pada ruas kanan

terdapat atom H sementara pada ruas kiri belum terdapat atom H. Oleh karena itu,

kita perlu menyetarakannya. Karena reaksi ini dalam suasana asam maka kita

menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan atom H. Kalau begitu berapa H+

yang harus kita tambahkan?”

Siswa : “14H+, Pak

5

Page 7: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Cr2O72- + 14H+ → Cr3+ + 7H2O

Guru : “Nah, sekarang kalian setarakan muatannya dengan menambahkan

elektron pada ruas yang kelebihan muatan positif!”

Siswa : “(DENGAN BIMBINGAN GURU)

Cr2O72- + 14H+ + 6e → 2Cr3+ + 7H2O … (1)

Guru : “Dengan cara yang sama, kalian setarakan setengah reaksi oksidasi!”

Siswa :

SO2 + 2H2O → HSO4- + 3H+ + 2e … (2)

Guru : “Baiklah, kalian sudah dapatkan masing-masing setengah reaksi reduksi

dan setengah reaksi oksidasi. Sekarang kalian setarakan jumlah elektron pada dua

buah setengah reaksi, dengan menambahkan koefisien. Pada persamaan (1) ada 6

buah elektron sedangkan pada persamaan (2) hanya dua elektron. Agar jumlah

elektron sama, maka persamaan (2) harus dikalikan berapa?”

Siswa : “Dikali 3

SO2 + H2O → HSO4- + 3H+ + 2e … (2) │×3│

3SO2 + 3H2O → 3HSO4- + 9H+ + 6e … (2)

Guru : “Sekarang kalian jumlahkan, kedua setengah reaksi tadi (persamaan (1)

dan (2))!”

Siswa :

Reduksi: Cr2O72- + 14H+ + 6e → Cr3+ + 7H2O … (1)

Oksidasi: 3SO2 + 3H2O → 3HSO4- + 9H+ + 6e … (2)

Oksidasi-reduksi (redoks): Cr2O72- + 3SO2 + 5H+ → 2Cr3+ + 3HSO4

- + H2O

Guru : “Beri tepuk tangan buat kita semua yang berhasil menyetarakan reaksi

dengan menggunakan metode setengah reaksi!”

6

Page 8: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Siswa : “YEEE…”

Guru : “Ada, yang ingin ditanyakan sampai di sini, atau ada yang masih kurang

jelas?”

Siswa : “Tidak, Pak”

Guru : “Tadi kan untuk suasana asam, coba sekarang yang suasana basa

MnO4-(aq) + C2O4

2-(aq) → MnO2(s) + CO2(g) (suasana basa)

Ingat, ruas yang kekurangan O ditambah OH- dan ruas yang berlawanan ditambah

H2O”

Siswa : “(DENGAN BIMBINGAN GURU)

Reduksi: MnO4-(aq) + 2H2O + 3e → MnO2(s) + 4OH- │×2│

Oksidasi: C2O42-(aq) → 2CO2(g) + 2e │×3│

Redoks: 2MnO4-(aq) + 3C2O4

2-(aq) + 4H2O → 2MnO2(s) + 6CO2(g) + 8OH-

Guru : “Ya, bagus. Untuk latihan, kalian setarakan dengan menggunakan

metode setengah reaksi (ion-elektron) reaksi berikut:

Al + NO3- → AlO2

- + NH3 (suasana basa)

Siswa : “Oke, Pak”

GURU MEMBIMBING SISWA DALAM MENGERJAKAN LATIHAN-

LATIHAN SOAL TENTANG PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN

METODE SETENGAH REAKSI (ION-ELEKTRON)

Al + NO3- → AlO2

- + NH3 (suasana basa)

Reduksi: NO3- + 6H2O + 8e → NH3 + 9OH- … (1) │×3│

Oksidasi: Al + 4OH- → AlO2- + 2H2O + 3e … (2) │×8│

Redoks: 8Al + 3NO3- + 2H2O + 5OH- → 8AlO2

- + 3NH3

7

Page 9: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Guru : “Baik, berarti kalian sudah mengerti metode setengah reaksi ini.

Selanjutnya kita akan mempelajari metode yang kedua yaitu metode bilangan

oksidasi.

Berikut ini langkah-langkah dalam menyetarakan reaksi dengan metode bilangan

oksidasi:

1). Setarakan jumlah atom yang terlibat redoks (atom yang bilangan oksidasinya

berubah), dengan menambahkan koefisien

2). Setarakan jumlah elektron (selisih total bilangan oksidasi), dengan

menambahkan koefisien

3). Setarakan jumlah muatan, dengan menambahkan H+ (suasana asam) atau OH-

(suasana basa) secukupnya

4). Akhirnya, setarakan jumlah atom H, dengan menambahkan H2O secukupnya

Dari reaksi tadi,

Cr2O72- + SO2 → Cr3+ + HSO4

- (suasana asam)

Coba kalian tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom dalam reaksi

tersebut!”

Siswa : “BO Cr pada Cr2O72- +6, dan menjadi +3 pada Cr3+. BO S pada SO2 +4,

dan menjadi +6 pada HSO4-”

Guru : “Dari pekerjaan kalian, atom yang terlibat redoks adalah Cr dan S. Atom

Cr perlu disetarakan dengan menambahkan koefisien di depan Cr3+, sedangkan

atom S sudah setara

Cr2O72- + SO2 → 2Cr3+ + HSO4

-

Kita tulis biloks (total) dibawahnya untuk atom-atom yang terlibat redoks, seperti

berikut:

8

Page 10: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Agar selisih bilangan oksidasi setara, SO2 dan HSO4- harus dikalikan 3

Cr2O72- + 3SO2 → 2Cr3+ + 3HSO4

-

Coba kalian hitung muatan diruas kiri dan juga muatan diruas kanan!”

Siswa : “Muatan di ruas kiri = -2, di ruas kanan = 2(+3) + 3(-1) = +3”

Guru : “Ya, tepat sekali. Agar muatan setara, diruas mana dan berapa kita harus

menambahkan H+?

Siswa : “5H+ diruas kiri

Cr2O72- + 3SO2 + 5H+ → 2Cr3+ + 3HSO4

-

Guru : “Bagus anak-anak, sekarang coba kalian hitung jumlah atom H diruas

kiri dan diruas kanan!”

Siswa : “Jumlah atom H diruas kiri = 5, sedangkan diruas kanan = 3”

Guru : “Agar atom H setara, berapa H2O yang harus ditambahkan diruas

kanan?”

Siswa : “Satu, Pak

Cr2O72- + 3SO2 + 5H+ → 2Cr3+ + 3HSO4

- + H2O

Guru : “Ya, bagus sekali. Akhirnya kita bisa menyetarakan reaksi tersebut. Nah

ini ada tips: untuk memeriksa apakah pekerjaan kita benar, lihatlah jumlah atom

O. Jika jumlah atom O sama berarti pengerjaan sudah betul. Jika tidak sama,

ulangi pekerjaan dari awal”

Siswa : “Oke, Pak”

Guru : “Sampai disini, ada yang kurang jelas mengenai penyetaraan reaksi

redoks dengan menggunakan metode bilangan oksidasi?”

Siswa : “Pak, gak mudeng”

Guru : “Kalian akan mudeng kalau kalian banyak latihan mengerjakan soal,

untuk itu kerjakan soal berikut:

9

Page 11: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

MnO4-(aq) + SO3

2-(aq) → Mn2+(aq) + SO42-(aq) (suasana asam)

DENGAN BIMBINGAN GURU AKHIRNYA SISWA DAPAT

MENYETARAKAN REAKSI TERSEBUT

2MnO4-(aq) + 5SO3

2-(aq) + 6H+ → 2Mn2+(aq) + 5SO42-(aq) + 3H2O

Guru : “Anak-anak, tadi kita menyetarakan reaksi redoks dalam suasana asam,

lalu gimana sih kalau dalam suasana basa? Langkahnya hampir sama, untuk lebih

jelasnya kita setarakan reaksi berikut:

MnO4-(aq) + C2O4

2-(aq) → MnO2(s) + CO2(g) (suasana basa)

Coba kalian kerjakan sesuai langkah-langkah yang sudah Bapak beri!”

Siswa :

MnO4-(aq) + C2O4

2-(aq) → MnO2(s) + 2CO2(g)

2MnO4-(aq) + 3C2O4

2-(aq) → 2MnO2(s) + 6CO2(g)

Setelah ini Pak?”

Guru : “Nah, setelah itu tambahkan OH- pada ruas yang kekurangan O dan

diruas yang berlawanan tambah H2O”

Siswa :

2MnO4-(aq) + 3C2O4

2-(aq) + 4H2O → 2MnO2(s) + 6CO2(g) + 8OH-

Guru : “Wah, murid Bapak memang pintar-pintar. Kalau begitu kita lanjutkan

pembelajaran kita. Anak-anak, salah satu aplikasi dari prinsip-prinsip reaksi

10

Page 12: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

redoks adalah sel-sel elektrokimia, yaitu sel-sel tempat energi kimia diubah

menjadi energi listrik atau sebaliknya.

Coba perhatikan semuanya!

Pembelajaran kali ini kita hanya akan mempelajari sel volta/sel galvani sedangkan

sel elektrolisis akan kita pelajari pembelajaran berikutnya. Mungkin dari kalian

ada yang sudah membaca sel volta (sel galvani)?”

Siswa : “Sedikit, Pak”

Guru : “Bagus, Nak. Nah, dalam sel elektrokimia ini dikenal istilah elektroda.

Ada yang tahu apa itu elektroda?”

Siswa : “Elektroda itu tempat terjadinya reaksi redoks”

Guru : “Ya, benar sekali. dalam sel volta elektroda tempat terjadinya reaksi

oksidasi disebut anoda, dan elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi disebut

katoda

Perhatikan reaksi berikut:

Zn(s) + CuSO4(aq) → Cu(s) + ZnSO4(aq)

11

SEL ELEKTROKIMIASEL VOLTA/GALVANIMenghasilkan energi listrik sebagai hasil reaksi kimia (redoks) yang berlangsung spontan.Contoh:1. sel volta komersial2. aki3. baterai

Page 13: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Reaksi Zn dalam larutan CuSO4 merupakan reaksi redoks spontan. Spontan disini

maksudnya reaksi terjadi secara serta merta tanpa bantuan energi listrik, tetapi

reaksi ini justru menghasilkan arus listrik

Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

Dalam reaksi tersebut, tidak ada arus listrik yang dapat diukur karena elektron

berpindah secara langsung dari atom Zn ke ion Cu2+. Kira-kira apa yang harus

dilakukan agar listrik yang dihasilkan dapat diukur?”

SEMUA SISWA DIAM

Guru : “Agar listrik yang dihasilkan dapat diukur, maka logam Zn dan ion Cu2+

dipisahkan sehingga menjadi rangkaian sebagai berikut:

Coba kalian tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda!”

Siswa : “(Tadi kata Bapaknya anoda tempat terjadinya reaksi oksidasi sedangkan

katoda tempat terjadinya reaksi reduksi)

Anoda: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e

Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Guru : “Terimakasih. Nah, untuk menyusun seperti tadi batang Zn dicelupkan

pada larutan ZnSO4 dan Cu dalam larutan CuSO4, batang Cu dan Zn dinamakan

elektroda. Susunan elketroda (Zn dan Cu) dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4) ini

disebut sel Daniel (John Daniel)

Pada sel Volta tersebut:

12

Page 14: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Elektroda Zn teroksidasi dan larut menjadi Zn2+

Elektron yang dibebaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju

elektroda Cu

Pada elektroda Cu, elektron-elektron diikat oleh ion Cu2+ dari larutan dan

mengendap sebagai Cu(s) dan melekat pada batang Cu

Akibatnya apa pada anoda?”

SISWA HANYA DIAM

Guru : “Ion Zn2+ > ion SO42-, kalau begitu artinya apa?

Siswa : “Muatan positifnya lebih besar”

Guru : “Kalau pada katoda bagaimana?”

Siswa : “Pada katoda ion SO42- > ion Cu2+ (bermuatan negatif)”

Guru : “Ya, benar. Karena bermuatan positif pada ruang anoda, maka akan

menghambat pelarutan logam Zn selanjutnya, sebaliknya di ruang katoda

bermuatan negatif akan menahan pengendapan ion Cu2+ atau aliran elektron akan

berhenti. Lalu bagaimana mengatasinya?”

SEMUA SISWA DIAM

Guru : Oleh karena itu, diperlukan jembatan garam (umumnya berupa pipa U

terbalik berisi larutan garam inert (KCl, KNO3) sebagai medium penghantar agar

kation (K+, Zn2+) mengalir ke katoda dan anion (SO42-, Cl-) bergerak ke anoda.

Nah, pada akhir kerja sel Volta elektroda Zn akan berkurang massanya karena

teroksidasi menjadi Zn2+ yang larut. Bagaimana dengan elektroda Cu?”

Siswa : “Elektroda Cu akan bertambah massanya, karena Cu2+ tereduksi menjadi

endapan Cu”

Guru : “Bagaimana dengan larutan CuSO4?”

Siswa : “Semakin encer”

Guru : “Kalau larutan ZnSO4?”

13

Page 15: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Siswa : “Semakin pekat”

Guru : “Ya, bagus. Sekarang Bapak ingin bertanya, menurut kalian yang mana

kutub negatif dan positif antara anoda dan katoda?”

SEMUA SISWA SISWA SALING MENDISKUSIKAN

Siswa : “Pak, kalau menurut saya anoda itu kutub negatif dan katoda kutub

positif”

Guru : “Bagaimana penjelasannya?”

SISWA HANYA DIAM

Guru : “Ya, benar jawabanya demikian. Anoda kutub negatif karena elektron

mengalir dari batang Zn (anoda) menuju batang Cu (katoda). Kita kan tahu kalau

muatan negatif senang dengan muatan positif begitu sebaliknya. Katoda didatangi

elektron berarti katoda kutub positif bukan?”

Siswa : “Ooo… Iya Pak kami mengerti”

Guru : “Kalau anoda bagaimana?”

Siswa : “Negatif kan tidak suka negatif Pak makanya elektron pergi dari anoda

menuju katoda”

Guru : “Nah dari sel di atas tadi dapat dituliskan notasi sel atau diagram sel:

Zn(s)│Zn2+(aq)││Cu2+(aq)│Cu(s)

Berdasarkan konvensi:

Anoda digambarkan sebelah kiri dan katoda di sebelah kanan. Dua garis sejajar:

jembatan garam yang memisahkan anoda dan katoda. Garis tunggal: batas antar

fase.

Zn(s)│Zn2+(aq): pasangan oksidasi

Cu2+(aq)│Cu(s): pasangan reduksi

Sampai disini ada yang ingin ditanyakan?”

14

Page 16: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Siswa : “Belum, Pak”

Guru : “Pada gambar Sel Volta: Aliran elektron dari elektroda Zn ke elektroda

Cu dan tidak sebaliknya, artinya apa?”

Siswa : “Artinya ya Zn lebih mudah teroksidasi daripada Cu, sebaliknya ion Cu2+

lebih mudah tereduksi”

Guru : “OK, SMART SEKALI. Perbedaan kecenderungan teroksidasi

menghasilkan perbedaan rapatan muatan antara elektroda Zn dan Cu, yang pada

akhirnya menyebabkan beda potensial listrik antara Zn dan Cu. Selisih potensial =

potensial sel atau Esel (ggl=emf).

Bila konsentrasi ion Zn2+ = 1M, Cu2+ = 1M, Esel = 1,10 V. Potensial sel yang

diukur pada 25°C dengan konsentrasi ion-ion 1M dan tekanan gas 1 atm disebut

potensial sel standar, E selo .

Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk membandingkan kecenderungan

logam/spesi lain untuk mengalami oksidasi atau reduksi. Untuk membandingkan

kecenderungan oksidasi atau reduksi suatu elektroda, diperlukan elektroda

pembanding/standar yaitu elektroda hodrogen (SHE = Standar Hydrogen

Elektrode)

Menurut perjanjian, unsur yang ditetapkan sebagai standar adalah hidrogen, dan

bagi reaksi ion H+ menjadi H2 diberikan harga potensial reduksi (E°) = 0,00 V

2H+ + 2e → H2 E° = 0,00 V

Dengan demikian, dapat ditentukan harga E° dari logam-logam, yaitu harga E

relatif yang dibandingkan terhadap hidrogen.

Perhatikan semuanya!

15

Page 17: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Anoda: Zn(s) → Zn2+(aq) (1M) + e

Katoda: 2H+(aq) (1M) + 2e → H2(g) (1atm)

Keseluruhan:

Zn(s) + 2H+(aq) (1M) → Zn2+(aq) (1M) + H2(g) (1atm)

Notasi sel:

Zn(s)│Zn2+(aq) (1M)││2H+(aq) (1M)│H2(g) (1atm)│Pt(s)

Berdasarkan konvensi:

E selo =Ekatoda−Eanoda=EH 2

o −EZno

0,76V=0−EZno

EZno =−0,76V

16

Page 18: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Anoda: H2(g) (1atm) → 2H+(aq) (1M) + 2e

Katoda: Cu2+(aq) (1M) + 2e → Cu(s)

Keseluruhan:

Cu2+(aq) (1M) + H2(g) (1atm) → Cu(s) + 2H+(aq) (1M)

Notasi sel:

Pt(s)│H2(g) (1atm)│2H+(aq) (1M)││Cu2+(aq) (1M)│Cu(s)

Berdasarkan konvensi:

E selo =Ekatoda−Eanoda=ECu

o −EH 2

o

0,34V=ECuo −0

ECuo =+0,34V

Atau:

Zn(s) → Zn2+(aq) (1M) + 2e E° = -0,76 V

Cu2+(aq) (1M) + 2e → Cu(s) E° = +0,34 V

2H+(aq) (1M) + 2e → H2(g) (1atm) E° = 0,00 V

Pada sel Volta antara Cu dan Zn:

17

Page 19: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Anoda: Zn(s) → Zn2+(aq) (1M) + 2e

Katoda: Cu2+(aq) (1M) + 2e → Cu(s)

Keseluruhan:

Zn(s) + Cu2+(aq) (1M) → Zn2+(aq) (1M) + Cu(s)

E selo =Ekatoda−Eanoda=ECu

o −EZno =0,34V−(−0,76V )=+1,10V

Nah, E°sel yang bertanda positif menunjukkan reaksi berlangsung spontan, dan

yang bertanda negatif berarti nonspontan. Sampai disini ada yang ingin

ditanyakan?”

Siswa : “Belum, Pak”

Guru : “Baik, kespontanan reaksi ini dapat kita ketahui dari deret volta, yaitu

deret yang disusun berdasarkan potensial elektrode standar dari unsur-unsur

logam. Berikut ini deret volta:

K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-(H2O)-Zn-Cr-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Siswa : “Pak, apa maksudnya penyusunan deret ini?”

Guru : “Setiap logam mempunyai sifat reduktor, sebab cenderung melepaskan

elektron atau mengalami oksidasi. Ada yang bersifat reduktor kuat (mudah

teroksidasi) seperti logam-logam alkali, namun adapula yang bersifat reduktor

lemah (sukar teroksidasi) seperti logam-logam mulia. Nah, dulu ilmuan Volta itu

menyusun urutan logam-logam dari reduktor terkuat sampai reduktor terlemah

dan lebih dikenal sebagai deret Volta tadi.

Namun, kini kita mengetahui bahwa logam-logam penghuni sistem periodik

sangat banyak yang sebagian besar belum dikenal pada massa Alsessandro Volta.

Oleh karena itu, tidaklah praktis jika logam sebanyak ini kita susun dalam deret

Volta untuk dihafalkan. Sekarang bapak ingin bertanya, makin ke kiri bagaimana

sifat reduktornya?”

Siswa : “Gak tau, Pak”

18

Page 20: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Guru : “Masa tidak ada yang tahu? Dari penjelasan Bapak tadi, logam itu ada

yang bersifat reduktor kuat (mudah teroksidasi) seperti logam-logam alkali,

namun adapula yang bersifat reduktor lemah (sukar teroksidasi) seperti logam-

logam mulia. Jadi gimana sifat reduktornya makin ke kiri?”

Siswa : “Makin kuat”

Guru : “Kalau semakin ke kanan bagaimana?”

Siswa : “Ya semakin lemah”

Guru : “Ok, pintar sekali. Nah, dalam deret volta ini logam-logam yang di

sebelah kiri mampu mereduksi ion-ion disebelah kanannya, namun tidak mampu

mereduksi ion-ion disebelah kirinya. Ada yang tahu mengapa?”

Siswa : “Pak, karena logam yang disebelah kiri itu merupakan reduktor yang

lebih kuat dibanding logam disebelah kanan maka itu mereka mampu mereduksi”

Guru : “Ya, tepat sekali. Sebenarnya sudah bapak jelaskan tadi bahwa reduktor

yang lebih kuat itu mampu mereduksi reduktor yang lebih lemah namun tidak

sebaliknya. Nah dari konsep ini kita dapat memprediksi apakah suatu reaksi dapat

berlangsung spontan atau tidak. Coba kalian prediksi reaksi berikut apakah dapat

berlangsung spontan atau tidak, serta jelaskan alasan kalian!

1). Zn + 2HCl →

2). Ag + 2HCl →

Siswa : “Reaksi 1 dapat berlangsung spontan karena Zn terletak di kiri H”

Guru : “Ya, benar sekali. Logam Zn terletak di sebelah kiri H, sehingga Zn

dapat bereaksi dengan asam (mereduksi ion H+) untuk menghasilkan gas H2. Jadi

untuk reaksi 1 dapat berlangsung spontan. Kalau untuk reaksi 2 bagaimana?”

Siswa : “Reaksi 2 tidak dapat berlangsung spontan karena Ag terletak di kanan

H”

Guru : “Ya, logam Ag terletak di sebelah kanan H, sehingga Ag tidak bereaksi

dengan asam (tidak dapat mereduksi ion H+). Jadi reaksi 2 tidak dapat berlangsung

19

Page 21: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

spontan. Wah, murid Bapak ini memang pintar-pintar semua. Ok, sampai di sini

ada yang ingin ditanyakan, atau ada yang masih kurang jelas?”

Siswa : “Tidak, Pak”

Guru : “Anak-anak kita harus berterima kasih kepada Pak Volta dan Pak

Galvani karena atas jasanya kita sekarang ini dapat menikmati HP, jam tangan,

dll. tanpa harus tersambung dengan sumber listrik”

Siswa : “Ooo… Iya juga ya”

Guru : “Ditempat-tempat yang jauh dari jangkauan listrik mungkin mereka

menggunakan aki untuk sumber listrik. Ada yang masih menggunakan aki di

rumah untuk sumber listrik?”

SEMUA SISWA MENGGELENG DAN BERKATA “TIDAK”

Guru : “Ada yang membawa kendaraan bermotor berangkat sekolahnya?”

Siswa : “Ada, Pak”

Guru : “Tentunya ada akinya pada motor kalian kan?”

Siswa : “Iya lah, Pak”

Guru : “Tahu tidak mengapa aki itu bisa menyediakan listrik?”

Siswa : “Gak tahu, Pak”

Guru : “Jadi begini anak-anak, di dalam aki itu terdapat anoda: padatan Pb

(timbal), katoda: padatan PbO2, dan elektrolit: larutan H2SO4. Ketika aki dipakai

maka terjadi reaksi pengosongan aki:

Anoda: Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e

Katoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2H2O(l)

Keseluruhan:

Pb(s) + 2SO42-(aq) + PbO2(s) + 4H+(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)

20

Page 22: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Aki, umumnya terdapat 6 sel identik. Esel setiap sel = ± 2 V, total = 12 V

Nah suatu saat pasti aki itu habis dan tidak dapat dipakai lagi, lalu kalian pasti

akan pergi untuk mengecasnya bukan? Nah dalam proses pengisian aki berikut

reaksi yang terjadi:

Katoda (Pb): PbSO4(s) + 2e → Pb(s) + SO42-(aq)

Anoda (PbO2): PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq)

Keseluruhan:

2PbSO4(s) + 2H2O(l) → Pb(s) + 2SO42-(aq) + PbO2(s) + 4H+(aq)

Pengisian aki, dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua

elektroda”

Siswa : “Wah, ternyata”

Guru : “Ya, sebagai orang yang pernah belajar tentang kimia (khususnya

elektrokimia) kita harus bisa menjelaskan mengapa demikian. Selain aki, ada lagi

yang kerjanya menggunakan prinsip sel volta yaitu Baterei Kering (sel Leclanche)

Reaksi yang terjadi:

Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e

Katoda : 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) + 2e → Mn2O3(s) + 2NH3(aq)+ H2O(l)

Keseluruhan:

Zn(s) + 2NH4+(aq) +2MnO2(s) → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) +H2O(l) + Zn2+(aq)

Voltase yang dihasilkan: 1,5 V

Pada reaksi: Zn2+(aq) + 4NH3(aq) → Zn(NH3)42+(aq)

Sel Leclanche: tidak dapat diisi ulang = sel primer karena hasil reaksi segera

membentuk kompleks Zn(NH3)42+(aq) sehingga reaksi tidak dapat dibalikkan

seperti pada sel aki (sel sekunder)

21

Page 23: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Sampai disini ada yang ingin ditanyakan?”

Siswa : “Tidak, Pak”

Guru : “Kelemahan batu baterei adalah ia seolah-olah cepat habis jika dipakai

terus-menerus. Kalau dibiarkan beberapa lama, kemudian dipakai lagi maka ia

seolah-olah baru lagi. Ada yang tahu mengapa demikian?”

SEMUA SISWA BERKATA “KIRA-KIRA MENGAPA YA?”

Guru : “Oke kalau begitu ini buat PR kalian. Pertemuan yang akan dating nanti

akan Bapak tanyakan”

Siswa : “Yah… Pak, kok PR sih”

Guru : “Biar kalian rajin belajar. Bapak ingin bertanya, kalian pernah melihat

besi berkarat?”

Siswa : “Pernah lah, Pak”

Guru : “Kalian sudah tahu bahwa peristiwa perkaratan besi adalah salah satu

contoh peristiwa redoks. Perkaratan besi adalah peristiwa reaksi antara besi

dengan udara:

4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)

Bapak dulu menjelaskan bahwa prosesnya tidak sesederhana itu namun ada

faktor-faktor lain yang menyebabkan besi itu berkarat. Siapa yang masih ingat?”

Siswa : “Wah, Pak udah lupa soalnya udah lama banget”

Guru : “Ya, namanya manusia wajar kalau lupa. Baiklah akan Bapak jelaskan

lagi

Logam yang dibuat untuk tujuan komersial biasanya tidaklah murni. Besi atau

baja, misalnya, banyak bercampur karbon. Zat-zat pengotor (impurities) ini tidak

tesebar merata dalam logam, melainkan bertumpuk pada bagian-bagian tertentu.

Akibatnya, timbul perbedaan potensial listrik antara bagian tersebut dengan

bagian permukaan yang normal (tidak mengandiung zat-zat campuran).

22

Page 24: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Bagian permukaan yang mengandung zat pengotor lebih mudah menangkap

elektron atau melepaskan elektron sehingga dapat berfungsi sebagai katode atau

anode. Ketika logam bertemu dengan uap air di udara, pada permukaan logam

terbentuk lapisan air. Oksida-oksida asam di udara dapat larut dalam lapisan air

tersebut, dan terbentuklah larutan asam pada permukaan logam. Dengan

demikian, tersedia “sel volta”: katode, anode, dan larutan elektrolit. Maka secara

spontan reaksi redoks berlangsung.

Pada perkaratan besi, suatu bagian pada permukaan besi itu bertindak sebagai

anoda atau mengalami oksidasi.

Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e

Elektron mengalir ke bagian permukaan besi yang bertindak sebagai katode.

Disini O2 mengalami reduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e → 2H2O

O2(g) + 2H2O + 4e → 4OH-

Fe2+ yang terbentuk di anoda teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+. Kemudian Fe3+

membentuk besi (III) oksida yang mengikat air, Fe2O3.xH2O. Inilah yang disebut

karat besi”

Siswa : “Ooo…”

Guru : “Dari penjelasan Bapak tadi mengenai proses perkaratan besi, coba

sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkaratan besi”

Siswa : “Air, oksigen”

Guru : “Ya, faktor lain yang mempengaruhi perkaratan adalah pH larutan,

garam-garam, serta kontak logam tersebut dengan logam lain. Untuk air (uap) air

dan oksigen merupakan syarat mutlak pada proses perkaratan. Di udara tanpa ada

uap air besi tidak akan berkarat begitu juga pada air yang tidak mengandung

oksigen”

Siswa : “Ooo… Iya”

23

Page 25: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Guru : “Nak, korosi/perkaratan besi itu menguntungkan gak?”

Siswa : “Ya tidak lah Pak, soalnya kan nanti besi itu jadi keropos”

Guru : “Oke, kira-kira untuk melindungi pagar rumah kalian yang terbuat dari

besi terhadap perkaratan, bagaimana?”

Siswa : “Di cat, Pak”

Guru : “Mengapa kok di cat?”

Siswa : “Berdasarkan penjelasan Bapak tadi, supaya besi itu terlindungi terhadap

kontak langsung dengan oksigen dan air”

Guru : “Wah… Hebat sekali murid Bapak satu ini. Sekarang Bapak ingin

bertanya lagi, kapal laut itu terbuat dari logam bukan?”

Siswa : “Iya Pak, terus kenapa?”

Guru : “Kenapa kapal itu tidak dikhawatirkan berkarat?”

Siswa : “Wah, iya juga ya”

Guru : “Ada yang tahu mengapa demikian?”

Siswa : “Gak tahu, Pak”

Guru : “Nah, ditambah yang tadi, ini buat PR kalian. Jadi PR-nya apa saja?”

Siswa : “Ada dua, Pak

1). Mengapa batu baterei seolah-olah cepat habis jika dipakai terus-menerus.

Kalau dibiarkan beberapa lama, kemudian dipakai lagi maka ia seolah-olah baru

lagi

2). Cari tahu bagaimana melindungi kapal laut dari perkaratan

Guru : “Bapak tambah lagi, cari tahu mengenai cara-cara lain yang dapat

dilakukan dalam memperlambat korosi. Kerjakan masing-masing dan minggu

depan dikumpul”

24

Page 26: Web viewMenjelaskan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan ... beda potensial listrik ... manusia wajar kalau lupa

Siswa : “Oke, Pak”

Guru : “Berhubung waktu pembelajaran sudah habis Bapak rasa pembelajaran

pada hari ini cukup”

Kegiatan Penutup

GURU MEMOTIVASI SISWA AGAR LEBIH GIAT BELAJAR

GURU MEMBERIKAN EVALUASI BELAJAR SESUAI DENGAN MATERI

GURU MENGUCAPKAN SALAM LALU MENINGGALKAN KELAS

25