repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... tugas akhir studi pengaruh...

62
TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG DISIPASI PADA DINDING REVETMENT BERPORI OLEH: MOH. RIZAL LASARIKA D 111 09 120 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TENIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

TUGAS AKHIR

STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG DISIPASI

PADA DINDING REVETMENT BERPORI

OLEH:

MOH. RIZAL LASARIKA

D 111 09 120

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TENIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

ii

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

iii

ABSTRAK

Arsyad Thaha1, Andi Subhan1, Moh. Rizal Lasarika2

ABSTRAK: Revetment merupakan struktur yang dibangun sejajar garis pantai, memisahkan antara daratan dan

perairan pantai untuk mencegah terjadinya erosi pantai dan limpasan gelombang (overtopping) ke daratan.

Permasalahan yang sering ditemukan pada bangunan pelindung pantai termasuk revetment adalah terjadinya

kerusakan pada bangunan akibat gerusan pada kaki bangunan atau erosi dasar bangunan. Gelombang yang

menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi) dan

sebagian dihancurkan (disipasi) melalui pecahnya gelombang. Tinjauan disipasi gelombang dalam struktur

pantai adalah penting. Disipasi gelombang merupakan parameter untuk mengukur seberapa besar kemampuan

pantai meredam gelombang. Diperlukan suatu perencanaan yang tepat guna mendapatkan koefisien disipasi

gelombang yang diinginkan. Penelitian porositas dinding revetment berpori ini dilakukan berdasarkan

pendekatan teoritis dan eksperimental. Penelitian dilakukan dengan pemodelan fisik di laboratorium, dengan

menggunakan alat berupa saluran gelombang dengan model beton berpori dengan wave generator yang dapat

membangkitkan gelombang regular. Pada penelitian ini kami menggunakan 2 variasi blok beton berpori (4

lubang dan 9 lubang) dimana pada tiap variasi blok beton divariasikan lagi dalam 2 bentuk kemiringan profil

(30o dan 40o) dan tiap profil divariasikan lagi 3 stroke (stroke 8, 9 dan 10) dan 3 periode (1,4 detik, 1,2 detik

dan 1,1 detik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter-parameter yang mempengaruhi koefisien

disipasi gelombang adalah parameter struktur yang terdiri kemiringan profile (θ), parameter gelombang yang

berpengaruh adalah tinggi gelombang depan struktur (Hi), periode gelombang (T) dan kedalaman air (d).

keempat parameter diatas ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap hasil penelitian. Dan dari

penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat kemiringan model profil maka semakin tinggi

koefisien disipasi yang terjadi.

Kata Kunci: Gelombang Disipasi, kemiringan profil (θ), tinggi gelombang depan struktur (Hi), periode

gelombang (T) dan kedalaman air (d)

ABSTRACT: Revetment is a structure that was built parallel to the shoreline, split between inland and coastal

waters to prevent coastal erosion and overtopping waves (overtopping) to the mainland. Problems that are

often found on the building of coastal protection including revetment is damage to the building due to scouring

at the foot of the building or erosion base of the building. A wave that propagates on a wave absorbers building

some of its energy will be reflected (reflection) and partially destroyed (dissipation) through the outbreak of

the waves. Overview dissipation of waves in coastal structures is essential. Wave dissipation is a parameter to

measure the ability of the coast to reduce waves. Required an appropriate planning in order to obtain the

desired wave dissipation coefficient. Research porosity porous revetment wall was made based on theoretical

and experimental approaches. Research carried out by physical modeling in the laboratory, using a tool such

as wave channel with porous concrete model with a wave generator that can generate regular waves. In this

study we used two variations of blocks of porous concrete (4 holes and 9 holes) where in each variation concrete

block was varied again in the second form of the slope profile (30o and 40o) and each profile varied again

three stroke (stroke 8, 9 and 10) and the third period (1.4 seconds, 1.2 seconds and 1.1 seconds). The results

showed that the parameters that affect the wave dissipation coefficient is a parameter structure consisting slope

profile (θ), wave parameters that influence the structure of the next wave height (Hi), wave period (T) and the

water depth (d). The fourth parameter above was giving a considerable influence on the results. And of this

study concluded that the lower profile model of the slope, the higher the coefficient of dissipation that occurs.

Keywords: reflection and dissipation wave, profil slope (θ), wave high level in front of the structure

(Hi), wave period (T), and water depth level (d)

1Dosen, Jurusan Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia 2Mahasiswa, Jurusan Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan hidayah-

Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

“STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG DISIPASI PADA

DINDING REVETMENT BERPORI” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin.

Selanjutnya dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak

sekali mendapatkan bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini izinkan kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Muh. Arsyad Thaha, MT selaku Ketua Jurusan Sipil Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I

dalam penyusunan tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Achmad Bakri Muhiddin, MT selaku Sekretaris Jurusan Sipil

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Andi Subhan Mustari, ST, M.eng. sebagai DOsen Pembimbing II

dalam penyusunan tugas Akhir ini.

4. Bapak-Ibu dosen dan Staf Administrasi pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

v

5. Kanda Aswar Amiruddin, ST, MT. (selaku mahasiswa Magister S2 Teknik

Sipil Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin) Sebagai partner

penelitian juga sosok yang memberi banyak ilmu dalam penelitian ini.

6. Suminah Handayani Simanjuntak yang selalu memberikan Motivasi dan

semangat dalam pengerjaan Skripsi ini.

7. Teman-teman Camen Brother’s Inc., WiCo, Alumni SMA 2 Palu, Sipil 09

UNTAD, Arsitek 09 Untad dan Seluruh Keluarga Besar Sipil 09 UNHAS

8. Hj. Noer Elam dan Adik-adik Saya Rizky Wahyudi Lasarika, Rizvansyah

Nugraha Lasarika yang selalu memberikan dukungan Moril.

Terkhusus penulis persembahkan sujud dan rasa terima kasih kami kepada

kedua orang tua Ir. H. Iskam Lasarika dan Hj. Diah Eka Noervana, SKM, M.Si.

yang telah begitu besar memberikan pengorbanannya baik materi maupun doa demi

keberhasilan penulis.

Penulis sadar bahwa sebagai manusia biasa penulis tidak luput dari segala

kesalahan dan kekurangan sehingga tidak mustahil dalam tugas akhir ini terdapat

kekeliruan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada, kami akan

menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhirnya kami berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh yang

membacanya, Amin.

Makassar, 18 Agustus 2016

Penulis

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ………………………………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… ii

KATA PENGANTAR..........……………………………………………… iii

ABSTRAK....................…………………………………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. vii

DAFTAR NOTASI ……………………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………….. I-1

1.2. Maksud dan Tujuan..................………..………................ I-4

1.2.1. Maksud Penelitian………………………………… I-4

1.2.2. Tujuan Penelitian………………………………….. I-4

1.3. Pokok Bahasan dan Batasan masalah …............................... I-5

1.3.1. Pokok Bahasan……………………………………… I-5

1.3.2. Batasan Masalah……………………………………. I-5

1.4. Manfaat Penelitian..........………………………………….. I-6

1.5. Sistematika Penulisan..........……………………………….. I-6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pantai.....................................………………… II-1

2.2. Karakteristik Gelombang………………….………………… II-4

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

vii

2.3. Landasan Teori............…………………………………...... II-8

2.3.1. Teori Dasar Gelombang..........…………………….. II-5

2.3.2. Klasifikasi Teori Gelombang..…………………….. II-9

2.3.3. Parameter Gelombang……………………………… II-11

2.4. Teori Redaman Gelombang………………………………… II-12

2.5. Gelombang Berdiri Parsial…………………………….… II-13

2.6. Hukum Dasar Model……………........……………….……. II-16

2.6.1. Sebangun Geometrik.................................................. II-17

2.6.2. Sebangun Kinematik..............................................… II-18

2.6.3. Sebangun Dinamik .................................................. II-19

2.7. Analisa Dimensi …………………………………………... II-20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………… III-1

3.2. Studi Awal…………………………………….…………… III-1

3.2.1. Saluran Pembangkit Gelombang..…………………. III-1

3.2.2. Unit Pembangkit Gelombang....…………………... III-3

3.3. Jenis Penelitian dan Sumber Data…………………………. III-4

3.3.1. Jenis Penelitian……………………………………... III-4

3.3.2. Sumber Data…….………………………………… III-4

3.4. Parameter Yang Diteliti……………………………………. III-5

3.5. Prosedur dan Rancangan Penelitian……………………….. III-5

3.5.1. Prosedur…………………………………………… III-5

3.5.2. Perancangan Penelitian……………………………… III-6

3.6. Pelaksanaan Penelitian……………………………………. III-9

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian.............................….……………………… IV-1

4.1.1. Panjang Gelombang……… ………………………. IV-1

4.1.2. Data Tinggi Gelombang…………………………… IV-1

4.1.3. Gelombang Refleksi……………….................….. IV-2

4.1.4. Gelombang Disipasi............................................. IV-4

4.2. Pembahasan.............…..………………………………… IV-7

4.2.1. Hubungan koefisien Disipasi (Kd) terhadap tinggi

gelombang datang (Hi) untuk tiap kemiringan....... IV-7

4.2.2. Pengaruh Kecuraman gelombang terhadap Disipasi

Gelombang………………………………………. IV-22

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ………………………………………………. V-1

5.2 Saran ……………………………………………………… V-I

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

ix

DAFTAR NOTASI

B : Lebar Struktur

C : Kecepatan rambat gelombang

y : Kedalaman air

b : Lebar Papan

tan Ø : Kemiringan Struktur

η (x,t) : Fluktuasi muka air terhadap muka air diam

g : Percepatan gravitasi bumi

H : Tinggi gelombang

Ha : Tinggi gelombang absorbsi

HB : Tinggi gelombang selebar B (lebar bangunan)

Hi : Tinggi gelombang datang

Hmax : Tinggi gelombang maximum

Hmin : Tinggi gelombang minimum

Hs : Tinggi gelombang berdiri

Hp : Tinggi gelombang parsial

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

x

Hr : Tinggi gelombang refleksi

Hd : Tinggi gelombang disipasi

Hw : Tinggi gelombang pada dinding vertikal

k : Bilangan gelombang

Kr : Koefisien refleksi gelombang

Kd : Koefisien disipasi gelombang

KEa : Koefisien energi absorbsi gelombang

L : Panjang gelombang

L0 : Panjang gelombang di laut dalam

Lm : Ukuran panjang di Model

Lp : Ukuran panjang di Prototipe

na : Skala percepatan model

ng : Skala gravitasi

nh : Skala tinggi model

nL : Skala panjang model

nT : Skala waktu model

P : Transfer energi gelombang rata-rata

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

xi

ρ : Rapat massa air

s : Jarak antar bambu

t : Waktu penjalaran gelombang

T : Periode gelombang

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pantai merupakan perbatasan antara daratan dan lautan, yaitu sebuah

perairan yang sangat dinamis. Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya

sedemikian sehingga mampu meredam energi gelombang datang. Penyesuaian

bentuk tersebut merupakan tanggapan dinamis alami pantai terhadap laut. Sering

kali pertahanan alami pantai ini tidak mampu menahan serangan aktifitas laut

(gelombang, arus, angin dan pasang surut).

Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia

mengalami erosi yang cukup memprihatinkan. Data menunjukkan lebih dari 400

km atau sekitar 40% dari total panjang pantai di Indonesia mengalami kerusakan

(erosi/abrasi). Dari fakta yang ada maka diperlukan penanganan yang serius

terhadap permasalahan erosi pantai adalah membuat system perlindungan pantai.

Upaya untuk mengatasi erosi di daerah pantai yang telah dilakukan dapat

dibagi menjadi dua pendekatan utama, yaitu dengan hard approach dan soft

approach. Penangan dengan hard approach dapat berupa pembangunan struktur

pantai seperti breakwater, groin, jetty, revetment dan seawall (tembok laut).

Revetment merupakan struktur yang dibangun sejajar garis pantai,

memisahkan antara daratan dan perairan pantai. Fungsi utama dari revetment adalah

mencegah terjadinya erosi pantai dan limpasan gelombang (overtopping) ke

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

2

daratan. Revetment biasanya dibangun dengan sisi miring, ditempatkan sejajar atau

hampir sejajar garis pantai, dapat terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan

(buis) beton, turap, kayu atau tumpukan batu.

Permasalahan yang sering ditemukan pada bangunan pelindung pantai

termasuk revetment adalah terjadinya kerusakan pada bangunan akibat gerusan

pada kaki bangunan atau erosi dasar bangunan. Air yang melimpas (overtopping)

di belakang struktur/bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah dan

mengalir kembali ke laut, perbedaan elevasi muka air di belakang dan di depan

bangunan yang cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang

dapat menarik butiran tanah di belakang dan pada fondasi bangunan (piping).

Keadaan ini dapat mengakibatkan rusak/runtuhnya bangunan (CERC, 1984).

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang

sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi) dan sebagian dihancurkan (disipasi)

melalui pecahnya gelombang. Pembagian besarnya gelombang yang dipantulkan

dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi

gelombang, kedalaman air), dan geometric profil pantai (kemiringan profil pantai)

Tinjaun disipasi gelombang dalam struktur pantai adalah penting. Disipasi

gelombang merupakan parameter untuk mengukur seberapa besar kemampuan

pantai meredam gelombang. Diperlukan suatu perencanaan bangunan yang tepat

guna mendapatkan koefisien disipasi gelombang yang diinginkan.

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

3

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

gelombang disipasi pada proses pembentukan pantai. Atas pertimbangan tersebut

peneliti mengambil judul Studi Pengaruh Porositas Terhadap Gelombang

Disipasi Pada Dinding Revetment Berpori.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan eksperimen laboratorium

untuk mempelajari pengaruh porositas revetment blok beton berpori terhadap

disipasi

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis parameter-parameter yang berpengaruh terhadap

disipasi gelombang pada dinding revetment berpori.

b. Untuk menganalisis pengaruh Porositas dalam bentuk kemiringan profil

terhadap besarnya gelombang disipasi.

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

4

C. Pokok Bahasan dan Batasan Masalah

1. Pokok Bahasan

Pokok bahasan pada penelitian ini adalah menentukan nilai koefisien

disipasi pada dua jenis bentuk kemiringan profil sehingga memberikan informasi

tentang pengaruh spectrum gelombang berdasarkan nilai koefisien-koefisien

tersebut.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan fasilitas dan kondisi yang ada, maka batasan penelitian di

tetapkan sebagai berikut:

a. Blok beton yang digunakan adalah berpori.

b. Gelombang yang datang tegak lurus terhadap model

c. Gelombang yang di bangkitkan adalah gelombang teratur (regular

wave) yang belum pecah

d. Fluida yang digunakan adalah air tawar (salinitas dan pengaruh mineral

air tidak diperhitungkan)

e. Stabilitas struktur tidak dikaji, sehingga untuk perkuatan struktur hanya

untuk menjaga agar struktur tidak berpindah saat dilakukan pengujian.

f. Pengaruh ketebalan lapis inti tidak dikaji.

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

5

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Dapat dijadikan bahan acuan dalam perencanaan dan informasi bagi

para peneliti yang berhubungan dengan revetmen dinding blok beton

berpori.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan

tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan penyusunan skripsi serta untuk memudahkan

pembaca memahami uraian dan makna secara sistematis, maka skripsi

disusun berpedoman pada pola sebagai berikut;

Bab I : PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri atas latar belakang penelitian,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penulisan dan manfaat penelitian.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan mengenai kerangka acuan

yang memuat berisi tentang teori singakat yang

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

6

digunakan dalam menyelesaikan dan membahas

permasalahan penelitian.

Bab III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah

sistematis penelitian terdiri atas lokasi dan waktu

penelitian, langkah-langkah kegiatan penelitian,

jenis penelitian, perolehan data, hukum dasar

model, variabel yang diteliti, perancangan model,

perancangan simulasi, bahan dan alat penelitian,

dan simulasi model.

Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil

penelitian dan pembahasan.

Bab V : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup dari keseluruhan isi

penelitian berupa kesimpulan dan saran atas

permasalahan yang telah dibahas pada bab

sebelumnya

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pantai

Pantai dipersepsikan sebagai perbatasan wilayah darat dan wilayah laut.

Kata pantai biasa di samakan juga dengan pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir

adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang

surut, angin laut dan perembesan air laut. Sedang pantai adalah daerah di tepi

perairan yang di pengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah

daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai

dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang terletak di atas

dan di bawah permukaan laut di mulai dari sisi laut pada garis surut terendah,

termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Garis pantai adalah garis batas

pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat

berpindah sesuai dengan pasanag surut air laut dan erosi pantai yang terjadi.

Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai

manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. pengertian dari

pantai ini dapat secara skematik pada gambar berikut :

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

2

Gambar 2.1 Terminologi pantai untuk keperluan pengelolaan pantai (Yuwono,

2005)

Gelombang yang merambat dari laut dalam mengalami perubahan

bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Berkurangnya kedalam laut

menyebabkan semakin berkurangnya panjang gelombang dan bertambahnya tinggi

gelombang. Pada saat kemiringan gelombang (perbandingan antara tinggi dan

panjang gelombang) mencapai batas maksimum, gelombang akan pecah.

Karakteristik gelombang setelah pecah berbeda dengan sebelum pecah. Gelombang

yang telah pecah merambat terus kea rah pantai sampai akhirnya gelombang

bergerak naik dan turun pada permukaan pantai (uprush dan downrush). Garis

gelombang pecah merupakan batas perubahan perilaku gelombang dan juga

transport sedimen pantai. Daerah dari garis gelombang pecah kearah laut disebut

dengan offshore. Sedang daerah yang terbentang kearah pantai dari gelombang

pecah dibedakan menjadi tiga daerah yaitu breaker zone, surfzone dan swash zone.

Daerah gelombang pecah (breaker zone) adalah daerah dimana gelombang yang

dating dari laut (lepas pantai) mencapai ketidak-stabilan dan pecah. Di pantai yang

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

3

landai gelombang pecah bisa terjadi dua kali. Surf zone adalah daerah yang

terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah dan batas naik-turunnya

gelombang di pantai. pantai yang landai mempunya surf zone yang lebar. Swash

zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang dan

batas terendah turunnya gelombang di pantai.

Ditinjau dari profil pantai, daerah ke arah pantai dari garis gelombang

pecah dibagi menjadi tiga daerah yaitu inshore, foreshore dan back shore.

Perbatasan antara inshore dan foreshore adalah batas antara air laut pada saat muka

air rendah dan permukaan pantai. proses gelombang pecah di daerah inshore sering

menyebabkan terbentuknya longshore bar, yaitu gumuk pasir yang memanjang dan

kira-kira sejajar dengan pantai. foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis

pantai pada saat muka air rendah sampai batas dari uprush pada saat air pasang

tinggi. Profil di daerah inshore dan backshore. Backshore adalah daerah yang

dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat terjadi gelombang

badai bersamaan dengan muka air tinggi. Defenisi dan karakteristik dari profil

pantai ini dapat di lihat pada gambar 2 berikut ini :

Gambar 2.2 Defenisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai (Teknik Pantai,

Triadmodjo, 1999)

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

4

B. Karakteristik Gelombang

Parameter penting untuk menjelaskan gelombang air adalah panjang

gelombang, tinggi gelombang dan kedalaman air dimana gelombang tersebut

menjalar. Parameter-parameter yang lain seperti pengaruh kecepatan dapat di

tentukan dari ketiga parameter pokok diatas. Adapun pengertian dari beberapa

parameter diatas :

1 Panjang gelombang (L) adalah jarah horizontal antara dua puncak atau titik

tertinggi gelombang yang berurutan, bisa juga dikatakan sebagai jarak

antara dua lembah gelombang.

2 Periode gelombang (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh dua

puncak/lembah gelombang yang berurutan melewati suatu titik tertentu.

3 Kecepatan rambat gelombang (celerity) (C) adalah perbandingan antara

panjang gelombang dan periode gelombang (L/T). ketika gelombang air

menjalar dengan kecepatan C. partikel air tidak turut bergerak ke arah

perambatangelombang. Sedangkan sumbu koordinat untuk menjelaskan

gerak gelombang berada pada kedalamn muka air tenang. Yaitu z=-h

4 Amplitudo (a) adalah jarak vertikal antara puncak/titik tertinggi gelombang

atau lembah/titik terendah gelombang, dengan muka air tenang (H/2).

Secara skematik dimensi mengenai karakteristik gelombang dapat dilihat

pada gambar 3 berikut :

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

5

Gambar 2.3 karakteristik Gelombang (Teknik Pantai, Triadmodjo, 1999)

Gelombang terjadi karena hembusan angin di permukaan air. Daerah

dimana gelombang di bentuk disebut daerah pembangkitan gelombang (wave

generating area). Gelombang yang terjadi di daerah pembangkitan disebut ‘sea’

sedangkan gelombang yang di bentuk diluar daerah pembangkitan disebut ‘swell’.

Ketika gelombang menjalar, partikel air bergerak dalam suatu lingkaran vertikal

kecil dan tetap pada posisinya selagi bentuk dan energi gelombang berjalan maju.

Partikel air di permukaan bergerak dalam satu lingkaran besar dan membentuk

puncak gelombang di puncak lingakaran dan lembah gelombang pada lintasan

terendah. Di bawah permukaan, air bergerak dalam lingakaran-lingakaran yang

makin kecil sampai pada kedalaman lebih besar dari setengah panjang gelombang.

Pada saat gelombang bergerak menuju ke garis pantai (shoreline),

gelombang mulai bergesekan dengan dasar laut dan menyebabkan pecahnya

gelombang ditepi pantai. hal ini juga dapat terjadi pengaruh pada garis pantai dan

bangunan yang ada disekitarnya. Keenam peristiwa tersebut adalah:

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

6

1 Refraksi gelombang yakni peristiwa berbeloknya arah gerak puncak

gelombang.

2 Difraksi gelombang yakni peristiwa berpindahnya energi di sepanjang

puncak gelombang ke arah daerah yang terlindungi.

3 Refleksi gelombang yakni peristiwa pemantulan energi gelombang yang

biasanya disebabkan oleh suatu bidang bangunan di lokasi pantai.

4 Wave shoaling yakni peristiwa membesarnya tinggi gelombang saat

bergerak ke tempat yang lebih dangkal.

5 Wave damping yakni peristiwa tereduksinya energi gelombang yang

biasanya disebabkan adanya gaya gesekan dengan dasar pantai.

6 Wave breaking yakni peristiwa pecahnya gelombang yang biasanya terjadi

pada saat gelombang mendekati garis pantai (surfzone).

Gelombang yang memecah di pantai merupakan penyebab utama proses

erosi dan akresi (pengendapan) garis pantai. karakteristik gelombang ini tergantung

pada kecepatan angin, durasi dan jarak seret gelombang (fetch).

Sebagian besar gelombang datang dengan membentuk sudut tertentu terhadap

garis pantai dan menimbulkan arus sejajar pantai (longshore current), yang

menggerakkan ‘littoral drift’ atau sedimen sekitar garis pantai dalam bentuk zigzag

sebagai akibat datang dan surutnya gelombang ke laut.

Kemampuan air memindahkan material pantai tergantung pada

kecepatannya. Gelombang besar atau gelombang dengan arus kuat atau cepat

mampu mengangkut sedimen yang cukup besar dan dalam jumlah yang cukup

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

7

banyak. Material sedimen ini diendapkan ketika kecepatan air mulai menurun dan

kemudian akan diambil kembali ketika kecepatan air meningkat.

Elevasi muka air juga mempengaruhi proses terjadinya erosi pantai.

Perubahan tinggi gelombang ini disebabkan misalnya karena pasang surut, musim,

atau badai. Pantai dengan kemiringan relatif datar memiliki sistem perlindungan

alami terhadap erosi. Keberadaan terumbu karang dan kemiringan pantai yang

relatif datar akan memudahkan tereduksinya energi gelombang yang mendekat

pesisir pantai. Sempadan pantai mencegah muka air laut yang tinggi mencapai

daratan. Bukit pasir dan hutan bakau melindungi pantai dari serangan gelombang

badai dan berfungsi sabagai tampungan sedimen.

Ekosistem hutan bakau (mangrove) merupakan kawasan yang paling

produktif dari total sistem wilayah pesisir. Terutama disebabkan oleh

kemampuannya sebagai penyaring (filter) nutrien. Dengan keunikan sistem

perakarannya yang mampu mengikat sedimen dan kemampuannya mengikat

substrat. Kawasan ini berperan dalam menjaga keseimbangan dan keberlangsungan

ekosistem pesisir dan lautan.

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

8

Gambar 2.4 Proses Erosi Pantai (Teknik Pantai, Triadmodjo, 1999)

C. Teori Dasar Gelombang

Gelombang di alam memiliki bentuk sangat kompleks dan sulit digambarkan

secara matematis karena ketidak-linieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang

random. Adapun beberapa teori gelombang yang ada hanya menggambarkan

bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan pendekatan gelombang alam.

Terdapat beberapa teori untuk menjelaskan fenomena gelombang yang

terjadi di alam, antara lain sebagai berikut :

1. Teori gelombang linier (Airy Wave Theory, Small-Amplitude Wave Theory)

2. Teori gelombang non linier (Finite-Amplitude Wave Theories), diantaranya :

Gelombang Stokes orde 2, orde 3, orde 4 dan seterusnya.

Gelombang Cnoidal

Gelombang Solitary

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

9

Masing-masing teori tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang berbeda.

Teori gelombang Airy merupakan gelombang amplitudo kecil, sedang teori yang

lain adalah gelombang amplitudo terbatas (finite amplitudo waves).

1. Klasifikasi teori gelombang

Jika ditinjau dari kedalaman relatif dimana gelombang menjalar, maka

gelombang dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu gelombang laut dangkal,

gelombang laut transisi dan gelombang laut dalam. Batasan dari ketiga kategori

tersebut didasarkan pada rasio antara kedalaman dan panjang gelombang (d/L).

Batasan penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Batasan gelombang air dangkal, air transisi dan air dalam

Kategori

gelombang

d/L 2πd/L Tanh(2πd/L)

Laut dalam

Laut transisi

Laut dangkal

> 1/2

1/20 – 1/2

< 1/20

> π

0,25 – π

< 0,25

1

Tanh(2πd/L)

2πd/L

(sumber: Teknik Pantai, Triatmodjo, 1999)

Dalam gelombang terdapat partikel-partikel air yang berubah selama

penjalaran gelombang dari laut dalam sampai laut dangkal. Bentuk partikel yang

terdapat dalam gelombang yang bergerak menuju laut dangkal digambarkan pada

gambar berikut.

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

10

Gambar 2.5 Gerak partikel air dalam gelombang (Pelabuhan, Triatmodjo, 1999)

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

11

Tabel 2.2 Rangkuman dari teori gelombang linear Airy (Pelabuhan,

Triatmodjo,1999)

2. Parameter Gelombang

Berdasarkan teori Airy maka gerak gelombang dianggap sebagai kurva sinus

harmonis (sinusiodal progressive wave), gelombang dapat dijelaskan secara

geometris (Triatmojo, 1999) berdasarkan :

a. Tinggi gelombang (H), yaitu jarak antara puncak dan lembah gelombang dalam

satu periode gelombang.

b. Panjang gelombang (L), jarak antara dua puncak gelombang yang berurutan.

oL

dgTL

2tanh

2

2

......................................................................... (2.1)

Dengan menggunakan cara iterasi maka persamaan (2.1) dapat

diselesaikan untuk menentukan panjang gelombang (L). Pada persamaan (2.1)

diperlukan panjang gelombang awal (Lo) dengan menggunakan persamaan berikut:

256,1 TLo

........................................................................................ (2.2)

c. Jarak antara muka air rerata dan dasar laut (d) atau kedalaman laut.

Ketiga parameter tersebut diatas digunakan untuk menentukan parameter

gelombang lainnya, seperti :

a. Kemiringan gelombang (wave steepness) = H/L

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

12

b. Ketinggian relatif (relative height) = H/d

c. Kedalaman relatif (relative depth) = d/L

Parameter penting lainnya seperti :

a. Amplitudo gelombang (A), biasanya diambil setengah tinggi

gelombang (2

H),

b. Periode gelombang (T), yaitu interval waktu yang dibutuhkan antara 2

puncak gelombang (wave crest),

c. Frekuensi (f), yaitu jumlah puncak gelombang yang melewati titik

tetap per-detik. Frekuensi berbanding terbalik dengan periode, T

f1

. Satu periode gelombang dapat juga dinyatakan dalam ukuran sudut

(θ) = 2π seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.

D. Teori Redaman Gelombang

Gelombang yang menjalar melalui suatu rintangan, sebagian dari energi

gelombang akan dihancurkan melalui proses gesekan, turbulensi dan gelombang

pecah, dan sisanya akan dipantulkan (refleksi), dihancurkan (disipasi) dan yang

diteruskan (transmisi) tergantung dari karakteristik gelombang datang (periode,

tinggi gelombang dan panjang gelombang), tipe perlindungan pantai (permukaan

halus atau kasar) dan dimensi serta geometri perlindungan (kemiringan, elevasi dan

lebar halangan) serta kondisi lingkungan setempat (kedalaman air dan kontur dasar

pantai) (CERC, 1984). Parameter refleksi gelombang biasanya dinyatakan dalam

bentuk koefisien refleksi (Kr) yang didefinisikan sebagai berikut :

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

13

Kr = Hi

Hr =

Ei

Er...................................................................(2.3)

Dimana energi refleksi Er = pgHr8

1² dan energi gelombang datang adalah

Ei = pgHi8

1² dengan adalah rapat massa zat cair dan g adalah percepatan

gravitasi. Nilai Kr berkisar dari 1,0 untuk refleksi total dan 0 untuk tidak ada

refleksi. Sedangkan koefisien transmisi (Kt) dihitung dengan persamaan berikut :

Kt = Hi

Ht =

Ei

Et....................................................................(2.4)

Dimana energi gelombang transmisi adalah Et = pgHt8

Menurut Horikawa (1978) bahwa besarnya energi gelombang yang

didipasikan (dihancurkan/diredam) adalah besarnya energi gelombang datang

dikurangi energi gelombang yang ditransmisikan dan direflesikan (Kd = 1-Kr-Kt).

Karena tidak ada gelombang transmisi maka nilai Kr dianggap nol,

sehingga:

Kd = 1-Kr ..................................................................................(2.5)

E. Gelombang Berdiri Parsial

Apabila gelombang yang merambat melewati suatu penghalang, maka

gelombang tersebut akan dipantulkan kembali oleh penghalang tersebut. Apabila

pemantulanya sempurna atau gelombang datang dipantulkan seluruhnya, maka

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

14

tinggi gelombang di depan penghalang menjadi dua kali tinggi gelombang datang

dan disebut gelombang berdiri (standing wave). Akan tetapi jika penghalang

memiliki porositas atau tidak dapat memantulkan secara sempurna, maka tinggi

gelombang di depan penghalang akan kurang dari dua kali tinggi gelombang datang

dan pada kondisi ini disebut gelombang berdiri parsial (sebagian). Contoh kejadian

gelombang parsial adalah gelombang yang membentur pantai atau pemecah

gelombang (breakwater) mengalami pemantulan energi yang tidak sempurna.

Jika suatu gelombang yang mengalami pemantulan yang tidak sempurna

membentur suatu penghalang, maka tinggi gelombang datang Hi akan lebih besar

dari tinggi gelombang yang direfleksikan Hr. Periode gelombang datang dan yang

dipantulkan adalah sama, sehingga panjang gelombangnya juga sama. Profil

gelombang total di depan penghalang adalah (Dean dan Dalrymple, 1994) :

tkxH

tkxH ri cos

2cos

2..................................... (2.6)

Karena pemantulan yang tidak sempurna, menyebabkan tidak ada node yang

sebenarnya dari profil gelombang tersebut. Profil gelombang untuk gelombang

berdiri parsial ini dapat dilihat pada (Gambar 2.6).

Untuk memisahkan tinggi gelombang datang dan tinggi gelombang yang

direfleksikan, maka Persamaan (2.6) ditulis dalam bentuk lain seperti berikut :

tkxtkxH

tkxtkxH ri

t sin).sin(cos).cos(2

sin.sincoscos2

............................................................................................................. (2.7)

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

15

tkxH

kxH

tkxH

kxH riri

t sin)sin(2

sin2

cos)cos(2

cos2

............................................................................................................. (2.8)

Gambar 2.8 Profil gelombang berdiri parsial (Teknik Pantai, Triatmodjo,1991)

Dengan menguraikan persamaan (2.7) dan (2.8) diperoleh elevasi muka air

maksimum dan minimum untuk gelombang berdiri sebagian seperti berikut

(Pao’tonan.C, 2006) :

2

max

ri

t

HH ....................................................................... (2.9)

2

min

ri

t

HH ........................................................................ (2.10)

Dengan mengeliminasi Persamaan (2.21) dan (2.22) diperoleh :

Hmax Hminx

L/4 L/4

Selubung atas (upper emplope)

Selubung bawah (lower

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

16

2

minmax HHH i

.................................................................... (2.11)

2

minmax HHH r

.................................................................... (2.12)

Jika gelombang datang menghantam penghalang sebagian ditransmisikan,

maka gelombang yang lewatpun akan mengalami hal yang sama seperti ketika

membentur penghalang. Apabila gelombang yang ditransmisikan terhalang oleh

suatu penghalang, maka tinggi gelombang transmisi Ht dapat dihitung dengan

rumus :

2

minmax tt

t

HHH

.......................................................... (2.13)

Dengan demikian untuk eksperimen di laboratorium, dilakukan pengukuran

pada beberapa titik baik di depan model maupun di belakang model guna

menentukan tinggi gelombang maksimum dan minimum. Selanjutnya dengan

menggunakan persamaan (2.10) sampai (2.12) tinggi gelombang datang, reflkesi

dan transmisi dapat dihitung.

F. Hukum Dasar Model

Konsep dasar pemodelan dengan bantuan skala model adalah membentuk

kembali masalah atau fenomena yang ada di prototipe dalam skala yang lebih kecil,

sehingga fenomena yang terjadi di model akan sebangun (mirip) dengan yang ada

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

17

di prototipe. Kesebangunan yang dimaksud adalah berupa sebangun geometrik,

sebangun kinematik (Nur Yuwono, 1996).

Hubungan antara model dan prototipe diturunkan dengan skala, untuk

masing-masing parameter mempunyai skala tersendiri dan besarnya tidak sama.

Skala dapat disefinisikan sebagai rasio antara nilai yang ada di prototipe dengan

nilai parameter tersebut pada model.

1. Sebangun Geometrik

Sebangun geometrik adalah suatu kesebangunan dimana bentuk yang ada di

model sama dengan bentuk prototipe tetapi ukuran bisa berbeda. Perbandingan

antara semua ukuran panjang antara model dan prototipe adalah sama. Ada dua

macam kesebangunan geometrik, yaitu sebangun geometrik sempurna (tanpa

distorsi) dan sebangun geometrik dengan distorsi (distorted). Pada sebangun

geometrik sempurna skala panjang arah horisontal (skala panjang) dan skala

panjang arah vertikal (skala tinggi) adalah sama, sedangkan pada distorted model

skala panjang dan skala tinggi tidak sama. Jika memungkinkan sebaiknya skala

dibuat tanpa distorsi, namun jika terpaksa, maka skala dapat dibuat distorsi.

Sebangun geometrik dapat dinyatakan dalam bentuk :

m

p

LL

Ln ..............................................................................................(2.14)

m

p

hh

hn .............................................................................................. (2.15)

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

18

Dengan :

nL = skala panjang

nh = skala tinggi

Lp = ukuran panjang prototipe

Lm = ukuran panjang model

hp = ukuran tinggi pada prototipe

hm = ukuran tinggi pada model

2. Sebangun kinematik

Sebangun kinematik adalah kesebangunan yang memenuhi kriteria sebangun

geometrik dan perbandingan kecepatan dan percepatan aliran di dua titik pada

model dan prototipe pada arah yang sama adalah sama besar. Pada model tanpa

distorsi, perbandingan kecepatan dan percepatan pada semua arah arah adalah

sama, sedangkan pada model dengan distorsi perbandingan yang sama hanya pada

arah tertentu saja, yaitu pada arah vertikal atau horisontal. Oleh sebab itu pada

permasalahan yang menyangkut tiga dimensi sebaiknya tidak menggunkan

distorted model. Skala kecepatan diberi notasi nu, skala percepatan na, dan skala

waktu nT didefinisikan sebagai berikut :

T

L

m

p

un

n

u

un ..................................................................................... (2.16)

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

19

2T

L

m

p

an

n

a

an .................................................................................... (2.17)

T

L

m

p

Qn

n

Q

Qn

3

.................................................................................... (2.18)

m

p

TT

Tn .............................................................................................. (2.19)

3. Sebangun Dinamik

Sebangun dinamik adalah kesebangunan yang memenuhi kriteria sebangun

geometrik dan kinematik, serta perbandingan gaya-gaya yang bekerja pada model

dan prototipe untuk seluruh pengaliran pada arah yang sama adalah sama besar.

Gaya-gaya yang dimaksud adalah gaya inersia, gaya tekanan, gaya berat, gaya

gesek, gaya kenyal dan tegangan permukaan.

Beberapa sebangun dinamik yaitu sebangun dinamik Reynold (Reynold

number) yang diekspresikan sebagai perbandingan gaya inersia terhadap gaya

gesek, sebangun dinamik froude (froude number) yaitu perbandingan gaya inersia

dan gaya gravitasi, bilangan Cauchy (Cauchy Number) yaitu perbandingan gaya

inersia dan gaya elastik serta bilangan Weiber (Weiber Number) yaitu

perbandingan antara gaya inersia dan gaya tegangan permukaan.

Untuk penelitian refleksi dan transmisi gelombang terhadap gelombang yang

merambat melalui pemecah gelombang terapung banyak dipengaruhi gaya gravitasi

sehingga digunakan kesebangunan Froud. Dengan pertimbangan fasilitas yang ada

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

20

di laboratorium, maka pada penelitian ini, akan menggunakan skala panjang yang

sama dengan skala tinggi (undistorted models) dan menggunakan kesebangunan

Froude.

gL

U

gL

LULFr

2

3

23 )/)((

.................................................................. (2.20)

Dengan demikian bila gaya gravitasi memegang peranan penting dalam

permasalahan, maka perbandingan gaya inersia dan gaya gravitasi pada model dan

prototipe harus sama.

5,0L

U

Fn

nn

r ............................................................................................(2.21)

1

m

p

r

r

r

FF

Fn .....................................................................................(2.22)

Oleh karena digunakan model tanpa distorsi, maka skala panjang

gelombang nL, skala panjang struktur nB, skala kedalaman nd dan skala sarat ns

adalah sama seperti berikut :

sdHBL nnnnn .....................................................................(2.23)

Sedangkan skala waktu nT dan skala gravitasi ditulis seperti berikut:

nT = nL1/2 .............................................................................................(2.24)

ng = 1 ................................................................................................(2.25)

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa dengan waktu penelitian selama 4

bulan

B. Studi Awal

1. Saluran Pembangkit Gelombang (Wave Flume)

Penelitian dilakukan pada saluran gelombang multiguna berukuran

panjang 15 m, lebar 0,30 m. Kedalaman efektif saluran 0,45 m.

Gambar 3.1 Tangki Pembangkit Gelombang (Wave Flume)

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

2

Gambar 3.2 Tangki saluran gelombang (flume) dilihat dari posisi

memanjang dilengkapi dengan pengatur kedalaman air

Gambar 3.3 Tangki saluran gelombang (flume) dilihat dari atas

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

3

2. Unit Pembangkit Gelombang

Mesin pembangkit terdiri dari mesin utama, pulley yang berfungsi mengatur

waktu putaran piringan yang dihubungkan pada stroke sehingga menggerakkan

flap pembangkit gelombang.

Gambar 3.4 Unit Pembangkit gelombang tipe flap

Pulley

Mesin Utama

Stroke

Panel

Kontrol

Flap

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

4

C. Jenis Penelitian dan sumber Data

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimental, dimana kondisi

tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti dengan mengacu pada literatur-literatur

yang berkaitan dengan penelitian tersebut, serta adanya kontrol, dengan tujuan

untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar

hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan

tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk

perbandingan.

2. Sumber Data

Pada penelitian ini akan menggunakan dua sumber data yakni :

1. Data primer yakni data yang diperoleh langsung dari pengamatan di

lapangan.

2. Data Sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur dan hasil

penelitian yang sudah ada baik yang telah dilakukan di Laboratorium

Hidrodinamika Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin maupun dilakukan di tempat lain yang berkaitan dengan

penelitian Gelombang.

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

5

D. Parameter yang Diteliti

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka variabel yang di teliti adalah tinggi gelombang (Hi), periode

gelombang (T), Sudut Kemiringan model (θ), gelombang refleksi (Hr) dan

gelombang disipasi (Hd).

E. Prosedur dan Rancangan Penelitian

1. Prosedur

Secara garis besar prosedur pengambilan data adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengisian flume pembangkit gelombang dengan air

sampai dengan ketinggian air yang ditentukan.

b. Kemudian model diletakan dalam flume.

c. Setelah semua komponen siap, pelaksanaan pengamatan dimulai

dengan membangkitkan gelombang dengan menekan tombol wave

maker start pada kontrol pembangkit gelombang kemudian

menyusuaikan priode dan tinggi gelombang pada alat berdasarkan

periode dan tinggi gelombang yang ditenkukan.

d. Data tinggi gelombang dating diukur di depan posisi model pada 9

titik.

e. Kemudian prosedur 1 sampai 4 di lanjutkan secara berulang.

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

6

Secara garis besar prosedur penelitian ini digambarkan pada flowchart berikut:

Gambar 3.1 Flowchart Prosedur Percobaan Penelitian

2. Perancangan penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan perancangn

model berdasarkan variabel yang akan diteliti. Perancangan model

berdasarkan variabel yang akan diteliti. Perancangan model revetment

didasarkan pada beberapa spesifikasi sebagai berikut:

ya

tidak

Selesai

Analisis data hasil penelitian

memenuhi

Pengambilan data (data pengamatan)

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Model

Simulasi Model

Studi Literatur, Parameter/variable

Hasil Akhir

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

7

a. Berdasarkan pertimbangan fasilitas di laboratorium, bahan yang tersedia

dan ketelitian pengukuran, maka digunakan skala model 1:10, nilai skala

model selengkapnya pada Tabel 2.1

Variabel Notasi Skala

Skala tinggi

Skala Panjang

Kedalaman

Waktu (periode)

nH

nL

nd

nT

10

10

10

3,2

Tabel 3.1 Skala Model

Gambar 3.2 Blok Beton Berpori Model 1

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

8

Gambar 3.3 Blok Beton Berpori Model 2

b. Model ada dua jenis blok berpori dengan jumlah yang berbeda. Terbuat

dari kubus beton dengan dimensi yang sama 7 cm, lebar 5 cm dan tinggi 7

cm. Jumlah lubang untuk blok beton berpori M1 sebanyak 4 buah dan M2

9 buah dengan diameter 1 cm

c. Lebar Model disesuaikan dengan lebar flume yang digunakan.

F. Pelaksanaan Penelitian

1. Sebelum melakukan pengambilan data terlebih mengukur kedalaman air

yang telah di tentukan sebelumnya yaitu dengan 3 kali pengukuran

kedalaman dalam satu model (15cm, 20cm dan 25cm). kemudian untuk

perletakan posisi model pada saluran gelombang harus berada pada

penempatan yang tepat sehingga efektif apabila gelombang datang di

depan model.

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

9

2. Dalam pengambilan data pengamatan tinggi gelombang diukur dan

dicatat pada 9 titik di depan model, dengan jarak tiap titik pengukuran

adalah panjang gelombang dibagi 10. Pengukuran tinggi gelombang

dilakukan pada saat gelombang dibangkitkan pada kondisi stabil, yaitu

beberapa saat setelah gelombang dibangkitkan. Sedangkan pengambilan

data ketinggian profil setelah beberapa waktu yang digunakan dengan

mengambil pengukuran setiap 10 cm pada tiap kemiringan profil.

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

10

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari seluruh kegiatan eksperimen yang telah dilakukan di

laboratorium akan dipaparkan sebagai berikut

1. Panjang Gelombang

Penentuan panjang gelombang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

pengukuran langsung dan metode iterasi dari persamaan panjang geombang yang

ada. Untuk pengukuran langsung di laboratorium dapat diketahui dengan kasat mata

dengan mengukur panjang gelombang langsung yang terdiri dari 2 bukit dan 1

lembah. Sedangkan untuk metode iterasi kita cukup membutuhkan data periode

saja.

2. Data Tinggi Gelombang

Pengukuran tinggi gelombang dilakukan di depan model untuk mendapatkan

tinggi gelombang datang (Hi). Dari hasil pengamatan dan pencatatan pada tiap titik

lokasi pengamatan diperoleh tinggi gelombang maksimum (Hmax) dan tinggi

gelombang minimum (Hmin) kemudian diolah sehingga diperoleh tinggi

gelombang datang (Hi). Berikut ini salah satu contoh tabel hasil tinggi gelombang

datang (Hi).

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

11

Tabel 4.1 Data Tinggi Gelombang pada kedalaman 15 cm

Tinggi gelombang pada tiap titik pengukuran (9) untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 1.

3. Gelombang Refleksi

Tinggi gelombang datang (Hi) yang dialami oleh pemecah gelombang

tergantung berapa besar tinggi gelombang maksimum (Hmax) dan tinggi

gelombang minimum (Hmin) yang dialami oleh depan reventmen tersebut, hal ini

berdasarkan landasan teori yakni besarnya gelombang datang sama dengan Hmax

dijumlahkan dengan Hmin kemudian hasil penjumlahnya dibagi 2. Hasil

pembagian tersebut merupakan besar tinggi gelombang datang hingga (Hi), dapat

Model Kedalaman

air ( h ) Jumlah Lubang

Ɵ Periode

(T )

Hi (cm) Hmax Hmin

(cm) (cm)

1 15 4 30o

1.429 5.6 3 4.3

1.25 6 3.2 4.6

1.111 6.8 4 5.4

1.429 2.4 2 2.2

1.25 2.5 2 2.25

1.111 3.7 2.1 2.9

1.429 0.6 0.2 0.4

1.25 0.6 0.3 0.45

1.111 1 0.4 0.7

2 15 12 30o

1.429 5.2 3.1 4.15

1.25 5.6 3.1 4.35

1.111 6 4.3 5.15

1.429 2.4 1 1.7

1.25 2.8 1.6 2.2

1.111 3.4 2.2 2.8

1.429 0.5 0.1 0.3

1.25 0.6 0.2 0.4

1.111 0.8 0.3 0.55

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

12

dirumuskan dengan menggunakan persamaan (2.10). Salah satu contoh

perhitungan tinggi gelombang datang (Hi) pada kedalaman 15 cm periode 1.429

dt model revetmen blok beton berpori adalah sebagai berikut :

Diketahui : Hmax = 5,6 cm

Hmin = 3 cm

2

minmax HHH i

2

36,5 iH

Hi = 4,3 cm.

Gelombang datang yang mengenai/membentur suatu rintangan akan di

pantulkan sebagian atau seluruhnya, fenomena gelombang ini disebut gelombang

refleksi. Tinggi gelombang refleksi (Hr) dapat diselesaikan dengan persamaan

(2.12). salah satu contoh perhitungan gelombang refleksi di depan model pada

variasi kedalaman d 15 cm periode 1.429 dt model blok beton berpori yakni

sebagai berikut :

Diketahui : Hmax = 5,6 cm

Hmin = 3 cm

Hr = 2

minmax HH

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

13

Hr = 2

36,5

Hr = 1,3 cm

Sehingga besarnya koefisien refleksi (Kr) berdasarkan landasan teori pada

bab 2, dihitung dengan menggunakan persamaan (2.3). Salah satu contoh

perhitungan koefisien refleksi gelombang pada variasi kedalaman d 15 cm periode

1.429 dt model blok beton berpori yakni sebagai berikut:

Diketahui : Hi = 4,3 cm

Hr = 1,3 cm

i

rr

H

HK

3,4

3,1rK

rK = 0,3023256

4. Gelombang Disipasi

Besarnya tinggi gelombang yang diredam/diabsorpsi (disipasi) Hd adalah

tinggi gelombang gelombang datang (Hi) dikurangi tinggi gelombang yang

direfleksikan (Hr).

Salah satu contoh perhitungan gelombang disipasi model pada vaariasi

kedalaman air d 15 cm, periode 1,429 adalah sebagai berikut:

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

14

Diketahui : Hi = 4,3 cm

Hr = 1,3 cm

Hd = Hi – Hr

Hd = 4,3 – 1,3 cm

Hd = 3 cm

Sehingga kehilangan energi atau energi yang didisipasikan dapat dihitung

dengan persamaan berdasarkan landasan teori pada bab 2 persamaan (2.5). Salah

satu contoh perhitungan koefisien disipasi gelombang pada kedalaman d 15,

periode 1,429 adalah sebagai berikut:

Diketahui : Kr = 0,3023256

KrK d 1

0.30232561dK

dK = 0,6976744

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

15

Berikut adalah tabel hasil pengamatan Tinggi Gelombang, Gelombang

Refleksi, Gelombang Disipasi, Koefisien Refleksi Gelombang dan Koefisien

Disipasi Gelombang pada kedalaman d 15 cm sebagai berikut:

Hi Hr Hd Kr Kd

Model Hi/L

Model 1 4.3 1.3 3 0.3023256 0.6976744 0.0261

Model 1 4.6 1.4 3.2 0.3043478 0.6956522 0.03243

Model 1 5.4 1.6 3.8 0.2962963 0.7037037 0.04364

Model 1 2.2 0.8 1.4 0.3636364 0.6363636 0.01335

Model 1 2.25 0.95 1.3 0.4222222 0.5777778 0.01586

Model 1 2.9 1.1 1.8 0.3793103 0.6206897 0.02343

Model 1 0.4 0.2 0.2 0.5 0.5 0.00243

Model 1 0.45 0.3 0.15 0.6666667 0.3333333 0.00317

Model 1 0.7 0.4 0.3 0.5714285 0.4285714 0.00566

Model 2 4.15 1.25 2.9 0.3012048 0.6987951 0.02518

Model 2 4.35 1.3 3.05 0.2988505 0.7011494 0.03067

Model 2 5.15 1.45 3.7 0.2815533 0.7184466 0.04162

Model 2 1.7 0.6 1.1 0.3529411 0.6470588 0.01032

Model 2 2.2 0.8 1.4 0.3636363 0.6363636 0.01551

Model 2 2.8 1 1.8 0.357142 0.6428571 0.02263

Model 2 0.3 0.15 0.5 0.5 0.5 0.00182

Model 2 0.4 0.2 0.2 0.5 0.5 0.00282

Model 2 0.55 0.3 0.25 0.545454 0.4545454 0.00444

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Tinggi gelombang, Koefisien Refleksi dan

Koefisien Disipasi Pada kedalaman 15 cm

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

16

B. Pembahasan

Pembahasan untuk hasil dari penelitian ini berupa grafik yang akan

dijelaskan sebagai berikut.

1. Hubungan Koefisien Disipasi (Kd) terhadap tinggi gelombang datang (Hi) untuk

tiap Kemiringan

Berikut disajikan hubungan Koefisien Disipasi (Kd) terhadap tinggi

gelombang datang (Hi) untuk tiap Kemiringan dalam bentuk grafik:

Grafik 4.1 Hubungan Kd terhadap Hi Pada Kemiringan 30o

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0 2 4 6 8 10 12

Kd

Hi

Kemiringan 30 Periode-1.429

Periode-1.25

Periode-1.111

Log. (Periode-1.429)

Log. (Periode-1.25)

Log. (Periode-1.111)

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

17

Grafik 4.2 Hubungan Kd Terhadap Hi Pada kemiringan 40 o

Berdasarkan grafik-grafik diatas, dapat dilihat bahwa nilai Kd akan semakin

besar ketika nilai Hi nya bertambah besar, dengan kata lain bernding lurus.

2. Hubungan Koefisien Disipasi (Kd) Gelombang Terhadap Kecuraman Gelombang

(Hi/L) Untuk Tiap Model

Untuk mengetahui efektivitas struktur terhadap refleksi dan disipasi, maka

dilakukan kajian pengaruh antara kecuraman gelombang (Hi/L) pada masing-

masing koefisien. Untuk mengkaji pengaruh ini digunakan simulasi model dengan

kemiringan (θ) dan kedalaman (d) yang berbeda. Masing-masing model diplot

dalam bentuk grafik hubungan kecuraman gelombang (Hi/L) dan koefisien disipasi

(Kd) untuk variasi kemiringan struktur pada setiap kedalaman dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut.

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

0.500

0.600

0.700

0.800

0.900

0 2 4 6 8 10

Kd

Hi

Kemiringan 40 Periode-1.429

Periode-1.25

Periode-1.111

Log. (Periode-1.429)

Log. (Periode-1.25)

Log. (Periode-1.111)

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

18

Grafik 4.6 Pengaruh Hi/L terhadap koefisien disipasi (Kd) kedalaman (d)=15cm,

kemiringan (θ) = 30o

Grafik 4.7 Pengaruh Hi/L terhadap koefisien disipasi (Kd) kedalaman (d)=20cm,

kemiringan (θ) = 30o

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05

Kd

Hi/L

Model-1

Model-2

Model-1

Model-2

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

Kd

Hi/L

Model-1

Model-2

Model-1

Model-2

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

19

Grafik 4.8 Pengaruh Hi/L terhadap koefisien disipasi (Kd) kedalaman (d)=25cm,

kemiringan (θ) = 30o

Grafik 4.9 Pengaruh Hi/L terhadap koefisien disipasi (Kd) kedalaman (d)=15cm,

kemiringan (θ) = 40o

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

Kd

Hi/L

Model-1

Model-2

Model-1

Model-2

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0 0.02 0.04 0.06

Kd

Hi/L

Model-1 Model-2

Model-1 Model-2

n1 = 9.228 % n2 = 20.63 % n3

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

20

Grafik 4.10 Pengaruh Hi/L terhadap koefisien disipasi (Kd) kedalaman (d)=20cm,

kemiringan (θ) = 40o

Grafik 4.11 Pengaruh Hi/L terhadap koefisien disipasi (Kd) kedalaman (d)=25cm,

kemiringan (θ) = 40o

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 0.02 0.04 0.06 0.08

Kd

Hi/L

Model-1 Model-2 Model-1 Model-2

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Kd

Hi/L

Model-1 Model-2 Model-1 Model-2

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

21

Berdasarkan grafik diatas kecendrungan nilai koefisien disipasi (Kd)

semakin naik dengan semakin meningkatnya kecuraman gelombang (Hi/L). hal ini

disebabkan karena pada struktur pantai sisi miring berpori energi gelombang datang

berkurang ketika gelombang sampai pada revetment (struktur pelindung pantai),

sementara itu porositas yang terdapat pada dinding struktur menimbulkan disipasi

energi. Untuk nilai koefisien disipasi gelombang pada kemiringan 30o berkisar

33,3%-80,6% dan untuk kemiringan 40o berkisar 33,3%-76,7%.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien disipasi terbesar terjadi pada

model 2, sedangkan nilai koefisien disipasi terkecil terjadi pada model 1. Nilai

koefisien disipasi masing masing model untuk setiap kedalaman dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Model

Nilai Kd Pada kondisi kedalaman (d)

15 cm 20 cm 25 cm

Model-1 0.3333 – 0.7037 0.4 – 0.6857 0.4545 – 0.7209

Model-2 0.4545 – 0.7184 0.5 – 0.8064 0.5714 – 0.7913

Tabel 4.5. Nilai Kd masing-masing model tiap kedalaman kemiringan 30

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

22

Model

Nilai Kd Pada kondisi kedalaman (d)

15 cm 20 cm 25 cm

Model-1 0.375 – 0.6136 0.5 – 0.6666 0.3333 – 0.6578

Model-2 0.4666 – 0.7674 0.6 – 0.75 0.3636 – 0.7431

Tabel 4.6. Nilai Kd masing-masing model tiap kedalaman kemiringan 40

Page 60: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Porositas pada revetment dinding beton berpori sangat berpengaruh

terhadap disipasi gelombang dimana terjadi penambahan tinggi

gelombang yang diredam (Diabsorpsi) seiring bertambahnya porositas

pada struktur (pada revetment dinding berpori).

2. Parameter-parameter yang mempengaruhi disipasi gelombang pada

model ini adalah yakni parameter struktur yang terdiri kemiringan profil

(θ), parameter gelombang yang berpengaruh adalah tinggi gelombang

depan struktur (Hi) periode gelombang (T) dan kedalaman air (d),

sedangkan parameter Non-Dimensional untuk pengujian disipasi

gelombang adalah parameter HiS/DL.

B. Saran

Agar penelitian ini dapat diketahui hasilnya lebih memadai, maka

disarankan bahwa dalam rangka pengembangan penelitian ini sebaiknya dilakukan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Variasi bentuk kemiringan profil, kedalaman air, variasi jumlah pori

pada profil sehingga diharapkan ada peneliti yang mengkaji lebih lanjut.

Page 61: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

24

2. Penelitian ini menggunakan pencatatan tinggi gelombang manual

dengan pengamatan visual, untuk mendapatkan pencatatan yang lebih

baik disarankan penelitian selanjutnya menggunakan pencatat

gelombang otomatis. Pencatat gelombang otomatis dapat menghasilkan

data deret gelombang selama percobaan, sehingga efek disipasi dapat

diketahui lebih jelas dibanding pengamatan manual.

Page 62: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH POROSITAS GELOMBANG …dan dihancurkan, tergantung karakteristik gelombang datang (periode,

25

DAFTAR PUSTAKA

Ariyarathne. 2007. Efficiency of Perforated Breakwater And Associated Energy

Dissipation. Texas A&M University. Texas.

CERC,1984.Shore Protection Manual 4th ed. Volume 1&II.Departementof The

Army WESCE: Vicksburg

Dean, R.G. Dalrymple, R.A. 2000. Water Wave Mechanics For Engineer and

Scienties. World Scientific. Singapore.

Horikawa, K. 1978. Dirgayusa. 1997 Coastal Engineering. University Of Tokyo

Press. Tokyo.

Mutiara,I.2011.Studi Eksperimental Transmisi Gelombang melalui Single Sreen

Perforated Breakwater.Universitas Hasanuddin: Makassar

Rineka Moh.Nazir,1988. metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

hlm :68-71

Thaha,A.M.,Surimiharja,A.D., Paotonan,C.2007.Usul Penelitian Hibah Bersaing

“Kajian Rangkaian Bambu sebagai Alat Peredam Ombak (APO) untuk

melindungi areal penanaman Mangrove”.Universitas Hasanuddin:

Makassar

Triatmodjo, B. 2012. Perencanaan bangunan pantai. Beta Offset. Yogyakarta.

Triatmodjo, B. 1999. Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta.

Wurjanto, A. dkk. 2010. Jurnal Teknik Sipil. Pemodelan Fisik 2-D untuk mengukur

Tingkat Efektivitas Perforated Skirt Breakwater pada Kategori

gelombang Panjang. Institut Teknologi Bandung. Bandung

Yuwono, Nur. 1996. Perencanaan Model Hidraulik. Laboratorium Hidraulik dan

Hidrologi Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta.