aplikasi geostatistika untuk prediksi penyebaran porositas wilayah

32
Geostatistika Penyebaran Wilayah Porositas Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu data yang didapatkan pada suatu aktivitas, umumnya adalah populasi dari sebuah titik-titik poin yang diambil masing-masing karakteristik kuantitas dan karakteristik kualitas. Karakteristik setiap poin akan memiliki nilai yang berbeda dengan karakteristik poin lain. Dengan kata lain setiap poin dalam suatu populasi adalah kumpulan dari variasi nilai karakteristik. Karakteristik tersebut kemudian dilakukan karakterisasi dengan model-model perlakuan yang ada. Data tersebut akan dilakukan permodelan jika dan hanya jika data tersebut memiliki karakteristik yang beragam dengan urutan yang tidak acak. Data tersebut akan digunakan dalam pengolahan yang merupakan hasil dari beberapa problem yang ada di dalam karakteristik tersebut. Sehingga problem tersebut yang akan digunakan dalam perolehan data Statistik. Saat ini,berbagai informasi tidak jarang menyajikan bentuk grafik, table, atau bentuk-bentuk lain. Bahkan, telah dipakai oleh praktisi dalam banyak bidang. Informasi sejenis ini mengharuskan Para Pembaca untuk mampu memahami makna lambang-lambang itu secara tepat dalam konteks defenisi yang sebenarnya. Kekeliruan ketika menafsirkan lambang-lambang tersebut mengakibatkan kesalahpahaman pembaca atas maksud informasi yang disampaikan berdasarkan data statistik. Statistik berasal dari kata state (yunani) yaitu Negara dan digunakan untuk urusan Negara. Statistik digunakan untuk ukuran sebagai wakil dari kelompok fakta. Untuk memperoleh sejumlah informasi yang menjelaskan masalah untuk ditarik kesimpulan yang benar, harus melalui beberapa proses yaitu: proses pengumpulan informasi, pengolahan informasi, dan proses penarikan kesimpulan. Secara umum,Statistik adalah rekapitulasi dari fakta yang bentuk angka-angka disusun dalam bentuk table dan diagram yang mendiskripsikan suatu permasalahan.Kesemuanya itu memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut Statistika. Dalam statistika,dikenal dengan istilah statistika deskriptif. Statistika deskriptif merupakan bagian dari Statistika yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data

Upload: devita-sari-putri

Post on 23-Oct-2015

187 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu data yang didapatkan pada suatu aktivitas, umumnya adalah populasi dari

sebuah titik-titik poin yang diambil masing-masing karakteristik kuantitas dan karakteristik

kualitas. Karakteristik setiap poin akan memiliki nilai yang berbeda dengan karakteristik

poin lain. Dengan kata lain setiap poin dalam suatu populasi adalah kumpulan dari variasi

nilai karakteristik.

Karakteristik tersebut kemudian dilakukan karakterisasi dengan model-model

perlakuan yang ada. Data tersebut akan dilakukan permodelan jika dan hanya jika data

tersebut memiliki karakteristik yang beragam dengan urutan yang tidak acak. Data tersebut

akan digunakan dalam pengolahan yang merupakan hasil dari beberapa problem yang ada di

dalam karakteristik tersebut. Sehingga problem tersebut yang akan digunakan dalam

perolehan data Statistik.

Saat ini,berbagai informasi tidak jarang menyajikan bentuk grafik, table, atau

bentuk-bentuk lain. Bahkan, telah dipakai oleh praktisi dalam banyak bidang. Informasi

sejenis ini mengharuskan Para Pembaca untuk mampu memahami makna lambang-lambang

itu secara tepat dalam konteks defenisi yang sebenarnya. Kekeliruan ketika menafsirkan

lambang-lambang tersebut mengakibatkan kesalahpahaman pembaca atas maksud informasi

yang disampaikan berdasarkan data statistik.

Statistik berasal dari kata state (yunani) yaitu Negara dan digunakan untuk urusan

Negara. Statistik digunakan untuk ukuran sebagai wakil dari kelompok fakta. Untuk

memperoleh sejumlah informasi yang menjelaskan masalah untuk ditarik kesimpulan yang

benar, harus melalui beberapa proses yaitu: proses pengumpulan informasi, pengolahan

informasi, dan proses penarikan kesimpulan. Secara umum,Statistik adalah rekapitulasi dari

fakta yang bentuk angka-angka disusun dalam bentuk table dan diagram yang

mendiskripsikan suatu permasalahan.Kesemuanya itu memerlukan pengetahuan tersendiri

yang disebut Statistika.

Dalam statistika,dikenal dengan istilah statistika deskriptif. Statistika deskriptif

merupakan bagian dari Statistika yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data

Page 2: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 2

sehingga mudah dipahami.Statistika deskriptif berhubungan dengan menguraikan atau

memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data keadaan.Dengan kata lain,

Statistika deskriptif berfungsi menerangkan keadaan,gejala,atau persoalan.

Begitu pula dengan penerapan data statistic dalam bidang Geofisika. Geofisika

adalah metode eksplorasi dalam permukaan Bumi dengan beberapa instrumantasi penunjang

agar dapat mendapatkan hasil data untuk diperoleh problem atau yang biasa disebut dengan

anomali. Anomali ini dapat dipergunakan untuk analisis data statistik baik diskriptif maupun

inferensial.

Sehingga dalam penulisan makalah ini dapat diterapkannya geostatistika dalam

aplikasi bidang geofisika. Tentunya kali ini diambil studi kasus tentang petroleum dengan

pembahasan khusus interpretasi agar dapat dikorelasikan dengan geostatistika itu sendiri.

Software yang digunakan kali ini adalah Kingdom 6.7.1 yang merupakan software yang

cukup mampu dalam memvisualisasikan data hasil interpretasi seismik.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa konsep dasar Geostatistika ?

2) Apa konsep dasar Seismik?

3) Apakah korelasi seismic dan geostatistika Menggunakan Analisa Multiatribut dan

Artificial Neural Network (ANN) ?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Menjelaskan konsep dasar geostatistika.

2) Mendiskripsikan konsep dasar seismic.

3) Menjelaskan hubungan antara seismic dan geostatistika Menggunakan Analisa

Multiatribut dan Artificial Neural Network.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini berdasarkan pada penulisan dengan media sumber informasi

yang didapatkan pada dunia maya dan beberapa literature serta didasarkan pada pengalaman

pengolahan data studi kasus yang dikutip oleh skripsi “Prediksi Penyebaran Porositas

Lapangan x Menggunakan Analisa Multiatribut dan Artificial Neural Network” oleh : Hadi

Purwanto, Fisika, FMIPA Universitas Indonesia Tahun 2003 .

Page 3: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 3

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Geostatistika

Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial,

pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat

berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa

pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan

istilah deret waktu.

Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus.

Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika

seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi,

yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk

menggeneralisasi seluruh populasi. Jika sampel yang diambil cukup representatif,

inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan

untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana

cara mengambil sampel yang tepat dinamakan teknik sampling.

Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya hal

terlihat banyak digunakannya uji statistika yang mengambil dasar pada sebaran peluang.

Sedangkan matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapan yang

menggunakan teori probabilitas dan analisis matematika untuk mendapatkan dasar-dasar

teori statistika.

Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.

Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata

dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik

sehingga data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna. Sedangkan statistika

inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian hipotesis,

melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.

Page 4: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 4

Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan

dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata

dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk

mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih

mudah dibaca dan bermakna.

Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan

keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis,

melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat

permodelan hubungan (korelasi, regresi, deret waktu), dan sebagainya.

Terdapat dua jenis utama penelitian yaitu eksperimen dan survei. Keduanya sama-

sama mendalami pengaruh perubahan pada peubah penjelas dan perilaku peubah respon

akibat perubahan itu. Beda keduanya terletak pada bagaimana kajiannya dilakukan. Suatu

eksperimen melibatkan pengukuran terhadap sistem yang dikaji, memberi perlakuan

terhadap sistem, dan kemudian melakukan pengukuran dengan cara yang sama terhadap

sistem yang telah diperlakukan untuk mengetahui apakah perlakuan mengubah nilai

pengukuran. Bisa juga perlakuan diberikan secara simultan dan pengaruhnya diukur dalam

waktu yang bersamaan pula. Metode statistika yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu

eksperimen dipelajari dalam rancangan percobaan (desain eksperimen).

Dalam survei, di sisi lain, tidak dilakukan manipulasi terhadap sistem yang dikaji.

Data dikumpulkan dan hubungan (korelasi) antara berbagai peubah diselidiki untuk

memberi gambaran terhadap objek penelitian. Teknik-teknik survai dipelajari dalam metode

survei. Geostatistik merupakan suatu jembatan antara statistik dan GIS. Analisis geostatistik

merupakan teknik geostatistik yang terfokus pada variabel spasial, yaitu hubungan antara

variabel yang diukur pada titik tertentu dengan variabel yang sama diukur pada titik dengan

jarak tertentu dari titik pertama. Proses yang dilakukan dalam analisis geostatistik adalah

meregister seluruh data, mengeksplorasi data, membuat model, melakukan diagnostic dan

membandingkan model.

Dalam proses analisis yang pertama perlu dilakukan adalah meregister seluruh data

yang diperlukan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk dapat menggunakan data-data

tersebut pada tahapan selanjutnya. Kompatibilitas data untuk dapat dianalisis lebih lanjut

Page 5: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 5

apabila menggunakan GIS tentu sangat penting. Data digital akan memudahkan dengan

penggunaan work station. Langkah-langkah analisis yang harus dilakukan meliputi:

1. Eksplorasi Data

Pemahaman yang menyeluruh dan dalam pada data yang ada sangat

diperlukan untuk dapat menganalisis. Eksplorasi dari pendistribusian data, melihat

batasan-batasan secara global dan lokal, melihat pola-pola global, memeriksa korelasi

spasial, dan memahami kovariasi dari berbagai data.

2. Pembuatan Model

Pada mulanya geostatistik merupakan sinonim dari “kriging”. Tetapi

kemudian dalam perkembangannya juga meliputi metode deterministik. Metode

deterministik tidak memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi, tidak ada asumsi

untuk data sedangkan metode kriging memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi dan

mengasumsikan data dari proses stokastik. Peta yang dihasilkan dapat berupa peta

prediksi (peta interpolasi), peta standar eror, peta Quantile, peta probability.

3. Melakukan Diagnostik

Sebelum menghasilkan hasil akhir harus kita ketahui dahulu seberapa

bagusnya prediksi nilai di tempat yang tidak memiliki data real. Dalam pemodelan

geologi khususnya pemodelan reservoir, model yang baik akan memiliki satu kualitas

yang sederhana yaitu harus menyediakan prediksi yang baik dari perilaku reservoir

untuk merespon keadaan (Tyson and Math, 2009).

Untuk prediksi yang baik harus memiliki prediksi mean eror yang mendekati

nol, RMS (root-mean-square) yang lebih kecil lebih baik. Apabila estimasi rata – rata

standar eror dibandingkan dengan prediksi eror RMS sama maka prediksi bagus,

apabila <1 maka overestimate dan apabila >1 maka underestimate.

4. Membandingkan Model

Beberapa model yang dihasilkan dari beberapa perlakuan harus dibandingkan

untuk melihat mana yang lebih baik. Penggunaan cross validation statistic sangat

membantu dalam pembandingan ini. Aturan-aturan dasar sebelumnya untuk prediksi

yang baik masih digunakan juga untuk pembandingan model.

2.2 Konsep Dasar Seismic

Page 6: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 6

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika eksplorasi yang

dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan

menggunakan „sumber‟ seismik buatan misalnya palu, ledakan, dll. Setelah diberikan

gangguan (sumber seismik), terjadi gerakan gelombang di dalam tanah/batuan yang

memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun

pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu,

gerakan partikel tersebut dapat di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman

inilah dapat „diperkirakan‟ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.

Metode Seismik adalah suatu metode dalam ilmu Geofisika yang dipergunakan

untuk mendeteksi struktur bawah permukaan. Seismik di bagi menjadi dua yaitu Seismik

Refraksi (Bias) dan Seismik Refleksi (Pantul). Prinsip Metode Seismik dipermukaan

ditimbulkan oleh sumber menghasilkan gelombang mekanis. Sumber tersebut dapat berupa

ledakan(eksplosien), vibroseis, airgun, watergun, hammer, weigh drop, tergantung jenis

metode seismik yang dipergunakan.

Metode Seismik adalah suatu metode dalam ilmu Geofisika yang dipergunakan

untuk mendeteksi struktur bawah permukaan. Metode ini termasuk metode geofisika aktif.

Seismik di bagi menjadi dua yaitu Seismik Refraksi (Bias) dan Seismik Refleksi

(Pantul). Prinsip Metode Seismik dipermukaan ditimbulkan oleh sumber yang

menghasilkan gelombang mekanis. Sumber tersebut dapat berupa ledakan, vibroseis,

airgun, watergun, hammer, weigh drop, palu, dan sebagainya.

Setelah diberikan gangguan (sumber seismik), terjadi gerakan gelombang di dalam

tanah / batuan yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami

pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada

suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut dapat di rekam sebagai fungsi waktu.

Berdasar data rekaman inilah dapat „diperkirakan‟ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.

Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert

Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi.

Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang

permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah

kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang

Page 7: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 7

diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic

menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan

keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai

Moho.

Hukum Fisika Gelombang Seismik :

Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang

cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk

gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:

Hukum Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber

gelombang ke segala arah dengan bentuk bola.

Gambar 2.1 Prinsip Hukum Huygens

Hukum Snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas

dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan

dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya.

Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya.

Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang

datar. Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya

gempa bumi. Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena perambatan

gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya.

Page 8: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 8

Gambar 2.2 Ilustrasi pembiasan dan formulasi

Gangguan ini mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi

(pergeseran) kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat

massa. Karena gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada

transportasi energi. Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi

partikel-partikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress)

malawan gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal,

gelombang transversal dan kombinasi diantara keduanya. Apabila medium hanya

memunculkan gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida) maka dalam

kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sabagai gelombang akustik. Dalam

eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan daripada

seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena siesmik refleksi mempunyai

kelebihan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan

struktur bawah permukaan. Penyelidikan seismik dilakukan dengan cara membuat

getaran dari suatu sumber getar. Getaran tersebut akan merambat ke segala arah di

bawah permukaan sebagai gelombang getar. Gelombang yang datang mengenai

lapisan-lapisan batuan akan mengalami pemantulan, pembiasan, dan penyerapan.

Respon batuan terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda tergantung sifat

fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, umur batuan, kepadatan, dan kedalama

batuan. Galombang yang dipantulkan akan ditangkap oleh geophone di permukaan dan

Page 9: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 9

diteruskan ke instrument untuk direkam. Hasil rekaman akan mendapatkan penampang

seismik.

Untuk Studi kasus yang dikutip dari salah satu skripsi Mahasiswa Universitas Indonesia

yang dibuat tahun 2003. Metode yang digunakan adalah seismik refleksi dengan bantuan

processing data software Humpson Russel (HRS).

Dengan meningkatnya kebutuhan energi nasional yaitu minyak dan gas

bumi,mrndorong perusahaan-perusahaan perminyakan di Indonesia untuk semakin giat

melakukan usaha penemuan hidrokarbon maupun mengembangkan lapangan-lapangan

produksi yang sudah ada.

Gambar 2.3 Industri Migas Dunia

Oleh karena itu banyak dikembangkan metode-metode baru yang berkaitan dengan usaha

tersebut sebagai solusi permasalahan diatas. Salah satu metode yang cukup efektif yang

merupakan integrasi antara data log dan data seismik adalah metode analisa multiatribut.

Multiatribut pada dasarnya suatu proses ekstraksi beberapa atribut dari data seismik yang

mempunyai korelasi yang baik terhadap data log yang pada akhirnya digunakan untuk

memprediksi data log pada setiap lokasi di volume seismik. Atribut seismik sendiri adalah

adalah semua informasi yang bisa diperoleh dari data seismik baik melalui pengukuran

langsung atau secara logika (Hampson et all, 2001).

Analisis atribut seismik dapat memberikan beberapa informasi kualitatif dari

geometri dan parameter fisik dari bawah permukaan. Beberapa contoh atribut seismik

Page 10: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 10

adalah amplitudo, fasa, frekuensi, dan lain sebagainya. Atribut seismik ini mewakili sifat

fisis batuan yang memantulkan gelombang tersebut, seperti amplitudo dari data seismik

adalah faktor penting untuk mendeterminasi parameter fisik, seperti impedansi akustik,

koefisien refleksi, velocity, dan lain-lain.

Sedangkan komponen fase adalah faktor penting untuk mendeterminasi bentuk

reflektor, dan konfigurasi geometri. Salah satu sifat fisik batuan yang bisa dicari

penyebarannya dengan analisa multi atribut adalah porositas. Sifat ini memungkinkan

suatu matriks batuan mengandung suatu fluida tertentu. Fluida inilah yang kita harapkan

sebagai kandungan hidrokarbon. Untuk memprediksi porositas dan penyebarannya pada

suatu lapisan batuan diperlukan beberapa parameter dari atribut seismik dan data sumur

serta suatu metode untuk mengolahnya sehingga dapat ditampilkan peta penyebaran

porositas tersebut.

Gambar 2.4

Ilustrasi ragam perangkap hidrokarbon

Untuk mencari perangkap hidrokarbon metode seismik refleksi merupakan metode

yang paling tepat dan sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan minyak. Konsep

seismik refleksi pada bidang eksplorasi adalah mengirimkan sinyal pendek gelombang

seismik kedalam bumi dan merekam gelombang yang terpantul kembali ke permukaan

bumi oleh batas antara dua unit lapisan yang biasa disebut reflektor. Beberapa Sumber

Page 11: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 11

gelombang seismik buatan yaitu dinamit, air gun, water gun, boomer. Sedangkan alat

perekam gelombang yang kembali ke permukaan bumi adalah geophone (untuk survei di

darat) atau hydrophone (untuk survei di laut). Pada saat akuisisi data dilapangan dilakukan

konfigurasi antara source dan receiver sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya

dilakukan perekaman seismik.Pada proses perekaman seismik komponen gelombang

seismik yang direkam adalah waktu datang gelombang seismik. Dengan waktu datang yang

telah diukur maka akan didapatkan waktu tempuh gelombang seismik yang

berguna untuk memberi informasi mengenai kecepatan seismik dalam suatu lapisan.

Gelombang seismik merambat dari sumber ke penerima melalui lapisan bumi dan

mentransfer energi sehingga dapat menggerakkan partikel batuan. Kemampuan partikel

batuan untuk bergerak jika dilewati gelombang seismik menentukan kecepatan gelombang

sesimik pada lapisan batuan tersebut. Pada proses penjalaran gelombang seismik, ketika

gelombang mengenai perbatasan antar dua lapisan yang memiliki impedansi akustik yang

berbeda, maka gelombang sesimik akan mengalami refleksi dan refraksi. Refleksi terjadi

jika gelombang yang dirambatkan dipantulkan kembali oleh lapisan bumi sedangkan

refraksi terjadi jika gelombang tersebut diteruskan ke lapisan berikutnya dan

memungkinkan untuk kembali terjadi refleksi dan refraksi. Skema

mengenai perambatan gelombang seismik didalam permukaan bumi dari sumber ke

penerima diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Ilustrasi Seimik Refleksi

Page 12: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 12

2.3 korelasi seismic dan geostatistika Menggunakan Analisa Multiatribut

dan Artificial Neural Network (ANN)

Gelombang sesimik yang dihasilkan sumber dapat merambat sampai menembus

lapisan bumi sebagai body waves (gelombang tubuh) ataupun hanya merambat

dipermukaan saja yang dikenal sebagai surface waves (gelombang permukaan). Dalam

metode sesimik, gelombang yang dipakai dan menjadi perhatian hanya berupa gelombang

badan saja sedangkan gelombang permukaan biasanya dianggap sebagai suatu noise

(bising).

Gambar 2.6 komponen-komponen Gelombang

Gelombang tubuh dikelompokkan menjadi dua macam yaitu gelombang Primer (P)

dan gelombang sekunder (S). Gelombang P atau gelombang longitudinal selalu muncul

lebih dulu dalam rekaman seismogram gempa bumi karena memiliki kecepatan yang lebih

besar dibandingkan gelombang S. Pergerakan gelombang ini menyebabkan partikel

bergerak kedepan dan mengkompres partikel yang dilaluinya. Penerapan metode sesimik

Page 13: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 13

sangat bergantung dengan gelombang ini. Pergerakan gelombang P ini digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 2.7 Gelombang P

Gelombang S atau gelombang transversal memiliki arah rambat yang tegak lurus dengan

arah geraknya sehingga kecepatan gelombang S lebih lama dari gelombang P.

Gambar 2.8 Gelombang S

(a) Impedansi Akustik dan Koefisien Refleksi

Impedansi Akustik (Z) adalah hubungan antara densitas suatu batuan (ρ) dan

kecepatan gelombang sesimik saat melewati batuan tersebut (V).

Page 14: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 14

…… (1)

Dalam mengontrol harga Impedansi Akustik, kecepatan memiliki arti yang lebih penting

dibandingkan dengan densitas (Sukmono, 2002). Hal ini karena densitas suatu batuan

memiliki range dimana pada nilai tertentu densitas batuan yang satu akan mengalami suatu

overlap dengan densitas batuan lainnya. Batuan yang lebih keras dan kompak (porositas

kecil) memiliki Z yang lebih tinggi dibandingkan batuan yang tidak kompak (porositas

besar) karena gelombang sesimik akan lebih mudah merambat melewati batuan dengan

porositas lebih kecil. Kontras impedansi akustik batuan yang satu dengan batuan yang

lainnya disebut sebagai Koefisien Refleksi yang dirumuskan sebagai berikut:

…… (2)

Koefisien refleksi mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Jika impedansi akustik pada Z2

lebih besar dari impedansi akustik Z1 dan gelombang merambat dari batuan dengan nilai

densitas rendah ke batuan dengan harga densitas yang lebih tinggi maka koefisien refleksi

akan bernilai positif.

(b) Metode Seismik Inversi

Pengertian secara lebih spesifik tentang seismik inversi dapat didefiniskan sebagai

suatu teknik pembuatan model bawah permukaan dengan menggunakan data seismic

sebagai input dan data sumur sebagai kontrol (Sukmono, 2000). Definisi tersebut

menjelaskan bahwa metoda inversi merupakan kebalikan dari pemodelan dengan metoda

ke depan (forward modelling) yang berhubungan dengan pembuatan seismogram sintetik

berdasarkan model bumi. Russel (1988) membagi metoda seismik inversi dalam dua

kelompok, yaitu inversi pre-stack dan inversi post-stack. Pada penelitian ini akan dibahas

inversi post-stack yang berhubungan dengan inversi amplitudo, dimana dalam inversi ini

terdiri dari beberapa algoritma, yaitu inversi bandlimited (rekursif), inversi berbasis model

(blocky) dan inversi sparse spike (maximum likelihood)

(c) Atribut Seismic

Atribut seismik adalah sebagai suatu derivatif pengukuran seismik dasar (Brown,

1996). Karena itu, perhitungan dan penggunaan atribut seismik dapat dirujuk balik kepada

Page 15: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 15

asal mula metode seismik eksplorasi. Contoh paling mudah aplikasi atribut seismik adalah

waktu tempuh refleksi dan cuplikan even seismik yang digunakan untuk perkiraan struktur

geologi. Atribut seismik adalah segala informasi yang bisa didapat dari data seismik baik

dengan pengukuran secara langsung maupun dengan analisis berdasarkan pengalaman-

pengalaman (Chen dan Sydney, 1997). Sedangkan Barnes (1999) mendefinisikan atribut

seismik sebagai sifat kuantitatif dan

deskriptif dari data seismik yang dapat ditampilkan pada skala yang sama dengan

data orisinil. Seismik atribut seismic juga didefinisikan sebagao karakterisai secara

kuantitatif dan deskriptif dari data seismic yang secara langsung dapat ditampilkan dalam

skala yang sama dengan data awal (Sukmono,2007) Metode seismik selalu berkembang

seiring berkembangnya teknologi-teknologi dan metode-metode baru pendukung metode

seismik itu sendiri. Dalaminterpretasi geologi metode seismik konvesional sering menemui

banyak kekurangan terutama untuk mencari anomali atau mendeteksi informasi yang

terkandung didalam formasi batuan.Maka mulailah berkembang metode pengembangan

dari tampilan seismik konvesional yaitu penggunaan atribut seismik yang merupakan

informasi yang sebenarnya didapat dari data seismik konvensional. Awal mula tercetus ide

penggunaan atribut seismik dimulai sekitar tahun 1960-1970. Walaupun saat itu masih

menggunakan atribut yang langsung didapatkan dari seismik konvensional yaiutu atribut

amplitudo. Saat itu metode ini sangat efektif untuk mencari perangkap hidrokarbon. Pada

perkembangan berikutnya Taner dan Sheriff (1977) melakukan penelitian kuat

refleksi.Atribut ini sangat efektif menghilangkan efek distorsi dari polaritas refleksi dan

fasa wavelet dari amplitude seismik.Ini memudahkan kita melihat “bright-spots” dan juga

bisa menunjukan pembandingan relatif antar anomaly amplitude.

(d) Metode Multi Atribut

Analisa multi atribut adalah salah satu metode statistik menggunakan lebih dari satu

atribut untukmemprediksi properti fisik dari batuan. Tujuan analisa ini adalah adalah

mencari hubungan antara log dengan data seismik. Hubungan ini digunakan untuk

memprediksi Volome dari properti log pada semua volume seismik. Target Statistik yang

digunakan dalam karakteristik reservoir untuk mengestimasi dan menstimulasi hubungan

spasial variable pada nilai yang diinginkan pada lokasi yang tiddak mempunyai sampel

Page 16: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 16

data terukur. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang sering terjadi di alam bahwa

pengukuran suatu

variabel di suatu area yang berdekatan adalah sama. Kesamaan antara dua

pengukuran tersebut akan menurun seiring dengan bertambahnya jarak pengukuran.

Schultz et al. (1994) mengidentifikasi tiga sub-kategori utama pada teknik analisa multi-

atribut geostatistik, yaitu:

Perluasan dari co-kriging untuk melibatkan lebih dari satu atribut sekunder untuk

memprediksi parameter utama.

Metode yang menggunakan matriks kovariansi untuk memprediksi suatu parameter

dari atribut input yang telah diberi bobot secara linear.

Metode yang menggunakan Artificial Neural Network atau teknik optimasi non-linear

untuk mengkobinasikan atribut-atribut menjadi perkiraan dari parameter yang

diinginkan. Analisa multi-atribut pada penelitian ini menggunakan kategori yang

kedua. Prosesnya sendiri melibatkan pembuatan dari volum pseudolog yang nantinya

akan digunakan untuk memetakan penyebaran porositas. Dalam kasus yang paling

umum, kita mencari sebuah fungsi yang akan mengkonversi m atribut yang berbeda

ke dalam properti yang diinginkan, ini dapat ditulis sebagai :

…… (3)

dimana :

P = properti log, sebagai fungsi dari koordinat x,y,z

F = fungsi yang menyatakan hubungan antara atribut seismik dan properti log

Ai = atribut m, dimana i = 1,...,m.

Untuk kasus yang paling sederhana, hubungan antara log properti dan atribut seismik

dapat ditunjukkan oleh persamaan jumlah pembobotan linier.

…… (4)

Hubungan linier antara log target dan atribut ditunjukkan oleh sebuah garis lurus yang

memenuhi persamaan:

…… (5)

Koefisien a dan b pada persamaan ini diperoleh dengan meminimalisasikan meansquare

prediction error :

Page 17: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 17

….. (6)

Dimana penjumlahan dilakukan pada setiap titik di cross-plot. Dengan mengaplikasikan garis

regresi tersebut kita dapat memberikan prediksi untuk atribut target. Lalu dihitung kovariansi

yang didefinisikan dalam persamaan:

…… (7)

Dimana untuk didapatkan nilai mean, maka:

….. (8)

Nilai Kovariansi yang sudah dinormalisasi adalah:

….. (9)

Nilai ini merupakan prediksi eror, yaitu hasil pengukuran kecocokan untuk garis regresi.

Prediksi eror ini merupakan perbedaan RMS antara target log sebenarnya dan target log

prediksi.Nilai korelasi terkadang dapat diperbaiki dengan mengaplikasikan transform non-

linear untuk variabel target, variable atribut, ataupun keduanya.

Regresi Linear Multi Atribut

Pengembangan dariCross-plot konvensional adalah dengan menggunakan

multiple-attribute

Gambar 2.9 cross plot dengan 1 atribut

Page 18: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 18

Gambar 2.10 cross plot 2 atribut

Dalam metode ini, tujuan kita adalah untuk mencari sebuah operator, yang dapat

memprediksi log sumur dari data seismik didekatnya. Pada kenyataannya, kita menganalisa

data atribut seismik dan bukan data seismik itu sendiri. Salah satu alas an kenapa kita

melakukan hal ini karena menggunakan data atribut seismik lebih menguntungkan dari

pada data seismik itu sendiri, banyak dari atribut ini bersifat non linier, sehingga mampu

meningkatkan kemampuan prediksi. Pengembangan (extension) analisa linier konvensional

terhadap multiple atribut (regresi linier multivariat) dilakukan secara langsung.

Page 19: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 19

Gambar 2.11 Contoh kasus tiga atribut seismik, tiap sampel log target dimodelkan sebagai

kombinasi linier dari sampel atribut pada interval waktu yang sama.(Emerge, Hampson

Russell,2008)

Pada tiap sampel waktu, log target dimodelkan oleh persamaan linier :

….. (10)

Pembobotan (weights) pada persamaan ini dihasilkan dengan meminimalisasiean-squared

prediction error.

….. (11)

Solusi untuk empat pembobotan menghasilkan persamaan normal standar :

….. (12)

Seperti pada kasus atribut tunggal, mean-squared error yang dihitung menggunakan

pembobotan, merupakan pengukuran kesesuaian untuk transformasi tersebut, dimana

sekarang koordinat x merupakan nilai log yang diprediksi dan koordinat y merupakan nilai

real dari data log.

(e) ANN (Artificial Neural Network)

Perananan ANN dalam Geosains

Aplikasi Artificial Neural Network (ANN) dalam bidang geofisika eksplorasi sangat

populer beberapa tahun ini. Pengembangan ANN pertama kali dilakukan untuk

kepentingan pengolahan data seismik (Hampson et all, 2001). termasuk orang-orang yang

pertama yang dapat menunjukkan bahwa ANN dapat digunakan untuk mengestimasi nilai

sebenarnya dari beberapa parameter geofisika. Sejak saat itu, banyak orang menggunakan

ANN untuk mengatasi berbagai tantangan dalam bidang geofisika seperti horizon

tracing, deteksi bright spot, picking batas atas volume seismik, dekonvolusi, dan koreksi

NMO.

Page 20: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 20

Gambar 2.12 Jaringan Saraf Manusia dan Jaringan saraf Buatan

Aplikasi Artificial Neural Network

Dengan menggunakan analisis penurunan multi linear seperti yang telah dibahas

pada sub bab sebelumnya, maka akan dihasilkan tansformasi linear dalam memprediksi

suatu parameter log yang diplot terhadap atribut seismik. Kemudian akan diperoleh

persamaan garis linear yang menunjukkan korelasi antara target log dengan atribut

seismik. Persamaan linear inilah yang nantinya akan dipakai untuk memprediksi log

sumur di setiap titik dalam area survei seismik. Namun jika kita lihat secara visual,

persamaan linear yang dibentuk, umumnya tidak menunjukkan kecocokan yang tinggi

dengan data pada plot silang sehingga nilai prediksi error yang dihasilkan dari analisis

penurunan multi linear ini biasanya masih cukup tinggi, atau dengan kata lain, tingkat

korelasi antara pemodelan log yang dibuat terhadap log yang sebenarnya masih rendah.

Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat memberikan transformasi nonlinear

untuk meningkatkan dan mendapatkan korelasi yang semakin baik antara target log

dengan atribut seismik dalam diagram crossplot. Untuk intulah digunakan aplikasi

Artificial Neural Network untuk membentuk persamaan nonlinear tesebut (Hampson et

all, 2001). Ada beberapa jenis alogaritma dalam ANN.

Probabilitas Artificial Neural Network

Salah satu alogaritma lain dalam Neural Network yang digunakan untuk

memprediksi log properties dari data atribut seismik adalah Probabilistic Neural Network

(PNN). Data training yang digunakan pada alogaritma PNN ini terdiri atas serangkaian

contoh training untuk setiap sampel seismik pada jendela analisis dari semua sumur

Page 21: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 21

….. (13)

Dimana ada n contoh training dan 3 atribut seismik yang digunakan dan L adalah

nilai target log yang dihitung atau dipredksi untuk setiap contoh training. Dari data

training yang diberikan, alogaritma PNN akan mengasumsikan nilai output log yang baru

dan dapat dituliskan sebagai kombinasi linear dari nilai log pada data training. Untuk

suatu data sampel baru dengan nilai atribut:

………. (14)

Maka nilai log yang baru dikalkulasi dengan persamaan berikut:

…… (15)

Dimana,

……. (16)

Pada persamaan 15 dan persamaan 16 menggambarkan aplikasi dari alogaritma PNN.

Kemudian, hasil validasi dengan menggunakan analisis PNN diberikan dalam persamaan

17 sebagai berikut :

…… (17)

Dari Persamaan 17 merupakan cara untuk mendapatkan hasil validasi untuk target sampel

ke m. Prediksi nilai validasi dari target sampel ke m dilakukan ketika sampel yang

dimaksud tidak diperhitungkan dalam data training. Jika nilai sebenarnya dari sampel

tersebut sudah diketahui (biasanya sampel dari data log sumur yang sudah tersedia) maka

dapat dihitung nilai prediksi errornya untuk sampel tersebut. Dengan melakukan

pengulangan proses ini untuk setiap sampel training, maka total prediksi errornya dapat

dicari dengan persamaan:

Page 22: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 22

Gambar 2.13 Plot silang antara target log porositas dengan atribut seismik yang

diturunkan melalui analisis PNN

Dapat dilihat bahwa hasil yang diturunkan melalui analisis PNN akan membentuk

transformasi non-linear antara target log dengan atribut seismik pada diagram plot silang.

Persamaan non linear yang dibentuk melalui aplikasi PNN ini akan digunakan untuk

melakukan pemodelan terhadap log sumur, dan umumnya hasil transformasi non-linear

akan memberikan nilai korelasi yang lebih baik antara log sebenarnya dengan pemodelan

log yang dibuat dibandingkan dengan hasil transformasi linear yang dihasilkan melalui

penurunan multi atribut. Sehingga pada umumnya hasil yang diturunkan dengan analisis

neural network akan memberikan nilai korelasi yang optimum.

(f) Validasi Data

Transformasi multi-atribut dengan jumlah atribut N+1 selalu mempunya prediksi eror

lebih kecil atau sama dengan transformasi dengan N atribut. Menambah jumlah atribut,

serupa dengan mencari kurva regresi yang cocok untuk sebuah plot data, dengan

menggunakan polinomial yang ordenya semakin besar. Apabila jumlah atribut yang

Page 23: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 23

digunakan semakin banyak, maka eror prediksi akan semakin berkurang. Masalah yang

kemudian timbul adalah, biasanya data yang dihasilkan akan buruk bila diterapkan pada

data baru (yang tidak termasuk dalam data training), karena atribut tersebut terlalu

dicocokan dengan data training. Hal ini biasa disebut dengan over-training.

Untuk analisis lebih lanjut maka perlunya dipahami terlebih dahulu diagram alir atau flow

chart sebagai berikut:

Gambar 2.14 Flow Chart

Gambar 2.15 Layout data

Page 24: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 24

Single Atribut Interpretation

Gambar 2.16 Log Target Data Seismic

single atribut mencoba mencari atribut terbaik dari semua atribut yang kita

inputKemudian akan ditunjukan hasil korelasi dari beberapa atribut. Biasanya nilai korelasi

dan error akan berkorelasi dengan target log yang diinginkan. Misalnya dalam penelitian

ini akan memprediksi log porositas pada volume seismic, maka atribut yang berkaitan erat

dengan porositas adalah AI (akustik Impedance).Terlihat setelah semua atribut kita coba

dan kita urutkan nilai error terkecil dan korelasinya didapat atribut AI yangpaling baik.

Page 25: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 25

Gambar 2.17 Daftar error dan korelasi single attribute

Gambar 2.18 aplikasi regresi single atribut

Gambar 2.19 Cross Plot single Atribut

Page 26: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 26

Multi attribute interpretation

Untuk menentukan atribut mana saja yang akan digunakan dalam prediksi log ini

dilakukan training terhadap log target dengan beberapa atribut seismik. Dari proses

training ini diperoleh kelompok atribut seismik terbaik yang akan dipergunakan untuk

memprediksi log porositas. Hasil dari single-attribute yang telah kita pilih akan dijadikan

sebagai input pada multi atribut, proses ini disebut step-wise regression.

Gambar 2.20 Validasi error

Eror validasi adalah sebuah parameter yang menjadi acuan dalam proses

penambahan atribut yang kita kehendaki. Teorinya semakin kita menambahkan atribut,

maka akan meningkatkan nilai korelasi antara data actual log dan predicted log. Tetapi

kalau kita penambahan atribut kita tidak dikontrol akan terjadi yang disebut over

training.Boleh jadi nilai korelasinya baik tetapi sebenarnya data itu mempunyai tingkat

kepercayaan yang rendah. Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 7 atribut yang dicoba

untuk dicari korelasinya ternyata hanya 3 atribut yang boleh kita pilih. Dari atribut

pertama grafik validation error (grafik berwana merah ) menunjukan penurunan error

sampai dengan atributketiga,selanjutnya dari atribut ketiga ke atribut ke empat sudah

mengalami peningkatan error. Jadi hal yang harus dilakukan adalah mencari nilai korelasi

Page 27: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 27

dari pasangan ketiga atribut tersebut (AI,Amplitudo sesaat,filter frekuensi

35/4045/50).kemudian kita mencoba untuk mengaplikasikannya dengan membuat

predicted log dan hasilnya bisa dilihat dari grafik dibawah ini.

Gambar 2.21 Aplikasi Mmulti Atribute

Gambar 2.22 cross plot multi attribute

Page 28: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 28

Seperti yang sudah dijelaskan di pengolahan data, bahwa untukmengaplikasikan

metode analisa multi atribut, terlebih dahulu dilakukanpemilihan atribut tunggal terbaik

dan hasilnya adalah atribut dari AI ( AkustikImpedance ) berikut adalah hasil dari aplikasi

single atribut:

Gambar 2.23 Single Atribute porosity

Hasil compute porosity diatas adalah hasil yang didapatkan setelah kita yakin

bahwa single atribut yang kita pilih adalah mewakili dan ada korelasi secara fisis dengan

target log yang diinginkan. Kemudian volume predicted log tadi disebarkan di area volume

seismik yang dikehendaki. Dalam penelitian ini saya membatasi bahwa formasi batuan

yang saya hitung dan analisa adalah formasi baturaja, bisa terlihat bahwa formasi baturaja

adalah formasi yang ketebalannya berkisar antara 100an meter. Single atribut mencoba

untuk menghitung persebaran porositas berdasarkan persebaran AI karena terlihat bawha

atribut AI yang mempunyai korelasi paling bagus yaitu 0.48 dan error paling kecil yaitu

0.03. Kalau kita bandingkan persebaran AI hasil Inversi dengan Persebaran Porositas

menggunakan atribut AI terlihat Pola persebaran yang mirip. Terlihat kalau harga AI tinggi

kecendrungan porositas rendah

Page 29: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 29

Gambar 2.24 Multi Atribue porosity

Setelah menghitung volume log porositas yang disebarkan pada volume seismic

dengan single-atribut, kita mencoba mencari pasangan atribut yang lain. Tujuan dari

Pemilihan beberapa pasangan atribut adalah untuk mendapatkan persebaran pola porositas

yang lebih detail dibandingkan dengan hasil dari singleatribut. Dalam proses ini kita perlu

teliti memilih pasangan atribut dan efek yang ditimbulkannya. Dalam tahap ini dicoba

memasangkan atribut AI dengan atributatribut lain. Ternyata banyak kemungkinan yang

bisa kita pilih, tetapi kita harus menggunakan prinsip pemilihan pasanngan atribut, yaitu

kita memilih atribut yang ketika kita pasangkan dengan atribut Ai akan menghasilkan error

yang lebih kecil dibandingkan kalo Ai dipasangkan dengan atribut lain. Ketika kita

menambahkan atribut lagi dalam pasangan atribut yang telah kita miliki ada parameter

yang membatasi kita yaitu error validasi. Bisa saja makin banyak atribut memberikan

korelasi yang semakin meningkat tetapi kita tetap harus mengecek dengan validasi

errornya.

Metode Neural Network PNN lebih baik untuk mencakup interval yang dinamis dan

frekuensi-tinggi di tampilkan dalam log porositas pada masingmasing sumur. Porositas

tinggi dan rendah pada data sumur di ekspresikan dalam domain resolusi waktu. Hal ini

karena hasil dari neural network adalah fungsi non linear dan sangat dikontrol dari training

Page 30: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 30

dan data sumur. Ketika jauh dari control sumur hasil dari PNN mennunjukkan variasi

lateral dalam penyebaran porositas yang kurang mewakili stratigrafi pada kontrol reservoir.

Karena network di uji dalam time window yang relatif kecil dan atribut yang di gunakan

berasal dari data seismik, kita tidak dapat mengharapkan trend umum dan komponen

frekuensi rendah dari porositas yang dihasilkan.

Metode ini sebenarnya menyempurnakan metode multiatribut karena set data yang

digunakan berasal dari pemodelan pasangan atribut yang digunakan. Pada multi atribut

hanya bertumpu pada pemilihan atribut yang sesuai tapi kurang mempertimbangkan

pengaruh jarak dari data-data sumur yang digunakan. Metone PNN mencoba untuk

mempermudah penentuan pola penyebaran porositas ketika pola itu susah untuk

diaplikasikn dengan atribut seismic. Akan terlihat dari korelasi dan hasil compute porosity

bahwa PNN akan menyempurnakan hasil dari Multi-atribut. Berikut adalah hasil

penampang PNN :

Gambar 2.25 Penampang porositas PNP

Page 31: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 31

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini tahap multi atribut terbukti memberikan hasil yang baik

untuk estimasi properti log daripada hasil single-atributt. Step-wise multi-regression

analysis dan validation test digunakan untuk mendeterminasi atribut terbaik.Tahapan ini

yang menentukan banyaknya atribut dan juga atributatribut terbaik yang akan digunakan.

Ketelitian dalam pemilihan dan penambahan atribut sangat penting. Jika kita terlalu banyak

menambahkan jumlah atribut akan terjadi over training. Over training adalah

penyimpangan pola distribusi data dari data log sebenarnya, walaupun korelasi

menunjukan nilai yang meningkat tetapi tingkat kepercayaannnya rendah. Oleh karena itu

perlu ada control dari hasil error validasi.

3.2 Saran

Diharapkan lebih dikembangkannya konsep dasar seismik explorasi untuk

pengolahan data atribut dan multi atribut agar dapat membuat analisis interpretasi menjadi

lebih baik dan tidak kaku (flexible)

Page 32: Aplikasi Geostatistika Untuk Prediksi Penyebaran Porositas Wilayah

Geostatistika – Penyebaran Wilayah Porositas Page 32

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, K., 1996, Petroleum Geology Indonesia Basins volume II centralsumatra basin, PT.

Pertamina BPPKA, 232h.

Badley, M.E., 1985, Practical Seismic Interpretation, Prentice Hall.

Branches, Rafael E. dkk, 2002, Seismic Attributes to Pseudo-well-log VolumeUsing

Brown, R.A, 1999, Interpretation of Three-Dimensional Seismic Data Fifth

Edition, AAPG Memoir 42.

Chen,Q. and Sidney,S., 1997, Seismic attributes technology for reservoir forecasting and

monitoring, Western Atlas International. Inc, Houston.

Hampson, D., Schuelke, J., and Qurein, J. A., 2001, Use of Multiattribute Transforms to Predict

Log Properties from Seismic Data, Geophysics, 66, p. 220-236.

Hampson-Russel Software Service, Ltd., 2008. EMERGE Tutorial

Haris, Abdul, 2006, Seismik Eksplorasi, UI: Depok

Haris, Abdul, Komputasi Geofisika “program magister geofisika reservoir program

pascasarjana fisika FMIPA UI”, UI: Depok.

Harsono, A., 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Schlumberger Oilfield Service, Edisi ke-

8, Jakarta.

Herawan, Fitriyanda. (2007). Analisa Multiatribut Seismik Untuk Memetakan Lithologi dan

Porositas Reservoar x lapangan FY . Skripsi S1 Teknik Geofisika, ITB

Munadi, Suprajitno, Dr., 2002, Pengolahan Data Seismik “prinsip dasar dan

metodologi”, UI: Depok.

Neural Networks : Practical Considerations, The Leading Edge, Vol. 21, No. 10, p. 996-1001.

Schultz, P. S., Ronen, S., Hattori, M., and Corbett, C., 1994, Seismic Guided Estimation of Log

Properties, The Leading Edge, Vol. 13, p. 305-315

Sheriff, R.E. and Geldart, L.P., 1995, Exploration Seismology, Cambridge University Press.

Sukmono, Sigit., 2000. Seismik Inversi Untuk Karakterisasi Reservoar. JurusanTeknik

Geofisika. ITB. Bandung.

Sukmono, Sigit., 2007. Atribut seismik Untuk Karakterisasi Reservoar. Jurusan Teknik

Geofisika. ITB. Bandung.

Telford, W.M., Sheriff, R.E., Geldart, L.P., 1990, Applied Geophysics, Cambridge University

Press.

Ylmas, Ozdogan, 2001, Seismic Data Analysis, Society of Exploration Geophysicists, Tulsa,

USA.

Yopee, J., 2006, Penentuan Distribusi Impedansi Akustik Menggunakan Inversi Metode

Modelbased. Jurusan Geofisika Universitas Indonesia, Depok.

http://www.wikipedia.com

http://www.seismikonline.com

http://www.searchanddiscovery.net