repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... analisis keberadaan credit union...

93
Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009. ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN DI KELURAHAN SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA, KAB. SIMALUNGUN SKRIPSI oleh HANNA M. ARITONANG 040304010 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN DI KELURAHAN SARIBUDOLOK

KECAMATAN SILIMAKUTA, KAB. SIMALUNGUN

SKRIPSI

oleh

HANNA M. ARITONANG

040304010

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN DI KELURAHAN SARIBUDOLOK

KECAMATAN SILIMAKUTA, KAB. SIMALUNGUN

SKRIPSI

HANNA M. ARITONANG

040304010

Skripsi sebagai Salah Satu syarat untuk Dapat Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Luhut Sihombing, MP) (Ir, Lily Fauzia, MSi)

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

ABSTRAK

Analisis Keberadaan Credit Union sebagai lembaga pembiayaan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil Credit Union (CU) di daerah penelitian, mengetahui peranan keberadaan Credit Union terhadap petani di daerah penelitian, untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam memilih Credit Union sebagai sumber pembiayaan dibandingkan dengan lembaga keuangan sejenis di daerah penelitian dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan kredit dari CU pada kegiatan usaha tani di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan melakukan penyajian hasil informasi dari Credit Union dan petani sebagai anggota Credit Union. Data yang dikum[ulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder dari Credit Union.

Hasil dari penelitian ini adalah CU ini berperan sebagai lembaga penyimpanan uang, lembaga peminjaman modal bagi anggota, sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan penggerak perekonomian anggota. Petani merasakan peranan Credit Union benar-benar sangat bermanfaat adalah setelah mengikuti setiap pendidikan dan konsultasi yang diadakan oleh Credit Union yaitu pendidikan dasar dan lanjutan. Faktor yang paling banyak mempengaruhi petani dalam memilih Credit Union adalah saran teman/ keluarga yaitu sebanyak 43,24 %. Penggunaan pinjaman dari CU Cinta Mulia sudah efektif digunakan untuk kebutuhan usaha tani dengan persentase 56% petani menggunakan pinjaman untuk kegiatan usaha taninya.

Kata Kunci : Credit Union (CU), peranan, simpan pinjam, pendidikan dan efektivitas.

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

RIWAYAT HIDUP

HANNA M. ARITONANG (040304010) dilahirkan di Tarutung pada tanggal 17

Oktober 1986 sebagai anak keempat dari 6 bersaudara, dari keluarga Bapak Hotma Tua

Aritonang dan Ibu Darna Lumban Tobing.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Sekolah Dasar (SD) tahun 1992 – 1998 di SD No. 030307 Tigalingga

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Tahun 1998 – 2001 di SLTP Negeri 9

Pematang Siantar.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2001 – 2004 di SMA Negeri 4 Pematang

Siantar.

4. Melalui jalur SPMB Tahun 2004 diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni – Juli 2008, melaksanakan PKL di Kecamatan Pematang Bandar,

Kabupaten Simalungun.

6. Bulan Maret – April 2009, melaksanakan penelitian skripsi di Kelurahan

Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

Selama perkuliahan, penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi

diantaranya:

1. Anggota Organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP)

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

2. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen USU tahun

2004-2009.

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Analisis Keberadaan Credit Union (CU)

sebagai Lembaga Pembiayaan” (Studi Kasus: Kelurahan Saribudolok, Kecamatan

Silimakuta, Kabupaten Simalungun) yang merupakan syarat untuk dapat memperoleh

gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai Ketua Pembimbing yang telah banyak

membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak

membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.

3. Bapak Samsury Tamsar beserta aparat kelurahan Saribudolok atas kerelaannya

membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

4. Ibu Lina Sipayung dan pegawai CU Cinta Mulia yang telah banyak membantu

penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

5. Seluruh responden petani anggota CU Cinta Mulia yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan informasi bagi penulis guna melengkapi penulisan skripsi ini.

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Penulis menyadari di dalam pembuatan skripsi masih banyak terdapat

kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan skripsi

ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2009

Penulis

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan........................................................ 1 Identifikasi Masalah ............................................................................... 7 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka.................................................................................... 9 Landasan Teori ..................................................................................... 16 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 23

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Lokasi .................................................................... 25 Metode Pengambilan Sampel ............................................................... 25 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 26 Metode Analisis Data ............................................................................ 26 Defenisi dan Batasan Operasional ....................................................... 28

Defenisi ............................................................................................ 28 Batasan Operasional ....................................................................... 29

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

Deskripsi Daerah Penelitian ................................................................. 30 Keadaan Penduduk .............................................................................. 31 Perekonomian Desa .............................................................................. 34 Karakteristik Petani Responden .......................................................... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Credit Union (CU) Cinta Mulia ................................................. 37 Peranan Keberadaan CU Cinta Mulia terhadap petani ..................... 59

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Memilih Credit Union sebagai Lembaga Pembiayaan .................................................. 65 Efektivitas Penggunaan Kredit dari CU Cinta Mulia oleh Petani dalam kegiatan Usaha Tani ............................................................................................ 68

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ........................................................................................... 71 Saran ..................................................................................................... 72

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi penggunaan lahan di Kel. Saribudolok

Tahun 2008....................................................................................... 31 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk menurut Usia di Kelurahan

Saribudolok...................................................................................... 32 Tabel 4.3 Distribusi Penduduk menurut Tingkat pendidikan Formal di Kelurahan

Saribudolok................................................................... 33 Tabel 4.4 Distribusi Penduduk menurut Sumber Mata Pencaharian di Kelurahan

Saribudolok................................................................... 34 Tabel 4.5 Karakteristik Petani Responden..................................................... 35 Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Anggota dan Kredit yang disalurkan tahun 1999-2006 oleh CU Cinta Mulia.......................................... 39 Tabel 5.2 Perkembangan Aset CU Cinta Mulia tahun 1999-2006................ 40 Tabel 5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih Credit Union

sebagai lembaga pembiayaan.............................................. 65 Tabel 5.4 Penggunaan pinjaman dari CU Cinta Mulia oleh petani

Responden........................................................................................ 69

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi CU ...................................................................... 21

2. Skema Kerangka Pemikiran ................................................................ 24

3. Struktur Organisasi CU Cinta Mulia .................................................. 42

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

PENDAHULUAN

Latar Belakang dan Permasalahan

Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor pertanian dalam tatanan

pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan

pangan bagi seluruh penduduk, pertanian juga merupakan sektor andalan penyumbang

devisa negara dari sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang diserap dan

besarnya jumlah penduduk masih bergantung pada sektor ini memberikan arti bahwa di

masa mendatang sektor ini masih perlu ditingkatkan (Noor, 1996).

Proses pembangunan dan modernisasi pertanian seharusnya berorientasi kepada

pemberdayaan serta mengangkat kesejahteraan para petani. Tetapi selama kurun waktu

orde baru tersebut, para petani ternyata tetap berada di posisi terpinggirkan, dan bahkan

banyak yang berada dibawah garis kemiskinan. Di era reformasi dewasa ini, keberadaan

para petani yang memiliki jumlah sangat besar secara nasional, belum juga mendapatkan

perhatian yang lebih khusus, terutama program yang berorientasi untuk meningkatkan

kesejahteraan para petani itu sendiri. Dengan berbagai cara manuver politik tingkat

tinggi, kepentingan elit penguasa akhirnya mampu mengeliminir kepentingan komunitas

petani. Hal ini selaras dengan orientasi ekonomi nasional yang mengarah kepada

liberalisasi (Ginting, 2006).

Di bidang Pertanian, Para petani akan selalu membutuhkan uang tunai untuk

keperluan kehidupan sehari-hari maupun untuk memenuhi kebutuhan akan sarana

produksi pertanian seperti, pembelian bibit, pengolahan, dan sebagainya: meningkatkan

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

pendapatan petani bersifat fluktuatif maka pendirian Koperasi kredit atau adanya kegiatan

simpan pinjam akan sangat membantu pertanian. (Hudiyanto, 2002).

Modal tidak selalu tersedia pada petani, maka disini diperlukan subsistem

penunjang yang dapat memberikan modal kepada petani, baik kepada petani kecil

maupun pengusaha yang besar yang disediakan oleh lembaga. Lembaga perkreditan atau

permodalan sangat berperan dalam memberikan modal kerja kepada petani kecil di

wilayah pedesaan. Banyak lembaga-lembaga keuangan lainnya yang dapat melakukan hal

sama dalam membantu petani. modal tidak hanya diperlukan oleh petani yang melakukan

kegiatan produksi primer, namun juga diperlukan oleh pengusaha yang bergerak pada

subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem agroindustri maupun subsistem

distribusi/ pemasaran (Su’ud,2005).

Kunci suksesnya pembangunan pertanian tidak hanya terletak pada sisi produksi

maupun pemasaran. Lebih dari itu, aspek sumberdaya manusia (SDM) memegang

peranan utama sekaligus penentu keberhasilan pembangunan tersebut. Di samping

penguatan SDM di pedesaan, diperlukan pengembangan kelembagaan usaha tani yang

mendorong petani untuk berkelompok, mendirikan lembaga keuangan untukpertanian

seperti koperasi atau lembaga lain yang dapat menggerakkan kegiatan agribisnis

pedesaan (Subejo, 2005).

Pengembangan agribisnis memerlukan dukungan lembaga pelayanan penunjang

agribisnis seperti lembaga keuangan, lembaga penyedia sarana pertanian, lembaga

penyedia jasa alsintan, informasi pasar, kelembagaan pemasaran dan sebagainya. Oleh

karena itu ketersediaan skim-skim perkreditan sesuai dengan tahapan perkembangan

agribisnis, ketersediaan sarana produksi pertanian tepat jenis, tepat waktu, dan tepat

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

lokasi, jasa alsintan, ketersediaan sarana pemasaran, informasi pasar, dan infrastruktur

pendukung merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pembangunan

agribisnis (Hastuti, 2001).

Dalam ekspor nasional sektor agribisnis penyumbang terbesar. Kontribusi

agribisnis dalam ekspor total Indonesia mencapai 43 persen pada tahun 1990, dan

meningkat menjadi 49 persen pada tahun 1995. Dalam impor total Indonesia, pangsa

impor sektor agribisnis hanya sekitar 24 persen, dan menurun menjadi sekitar 16 persen

pada tahun 1995. Hal ini berarti sektor agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam

devisa negara, dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Hastuti,

2001).

Subsistem pengadaan dan penyaluran saprodi mencakup kegiatan perencanaan,

pengolahan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Pada subsistem

saprodi, petani umumnya membeli saprodi dari pedagang saprodi. Petani membayar

dengan harga tunai dan ada juga petani yang dapat membayar secara kredit yang dibayar

setelah panen. (Hanani dkk, 2003).

Pembiayaan pertanian selama ini telah menjadi salah satu permasalahan yang

dihadapi sektor pertanian. Hal ini sangat serius manakala kemudian ternyata kredit

sebagai salah satu sumber pembiayaan pertanian lebih banyak mengalir ke sektor industri

dan sektor-sektor industri lainnya. Selama tahun 1996-2000, tidak kurang dari 50% dari

alokasi kredit, baik kredit investasi, modal kerja maupun Kredit Usaha Kecil mengalir ke

sektor-sektor tersebut. Selain itu, perbankan kita juga tidak mempunyai kemauan untuk

menjadikan pertanian sebagai basis investasi. Resiko yang besar pada investasi sektor ini

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

menyebabkan sebagian besar bank kita senang membiayai sektor industri yang lebih

cepat dapat dilihat hasilnya (Hanani dkk, 2003).

Berdasarkan data statistik, alokasi kredit untuk sektor pertanian relatif kecil,

kecuali untuk kredit investasi. Meskipun demikian, alokasi kredit ini secara absolut

menunjukkan kecenderungan menurun. Data alokasi kredit ini untuk sektor pertanian

telah menurun dari Rp 11.010 milyar pada tahun 1996 menjadi Rp 10.678 milyar pada

tahun 2000. Dengan jumlah penduduk yang besar di pedesaan sangatlah tidak berarti

jumlah kredit sebesar itu dibandingkan dengan sektor industri apalagi dengan sektor

perbankan yang pengeluarannya triliunan rupiah (Hanani dkk, 2003).

Kredit modal kerja meskipun ada kecenderungan meningkat, namun baik secara

absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih kurang dari 10 %.

Sebaliknya, untuk kredit usaha kecil, alokasi untuk sektor pertanian dalam jumlah

maupun persentasenya mengalami peningkatan. Selama periode yang sama, alokasi

kredit usaha kecil untuk sektor pertanian meningkat dari 2.983 miliar rupiah atau sebesar

7,29 % dari total kredit yang disalurkan menjadi 8.509 miliar atau sebesar 22,19%

(Hanani dkk, 2003).

Koperasi kredit menjadi populer di Indonesia ketika sulitnya masyarakat

mengakses dana dari perbankan. Koperasi kredit atau kopdit semakin berkembang.

Tumbuhnya koperasi ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapat dana

membantu memecahkan masalah keuangan dan paling tidak menggantikan peran rentenir

yang sebelumnya banyak meminjamkan uang kepada masyarakat khususnya pedesaan

semakin berkurang (Siagian, 2003).

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Kopdit atau koperasi simpan pinjam menjadi salah satu bagian dari koperasi di

dalam negeri. Boleh dibilang kopdit masuk ke Indonesia takkala perekonomian baru

mulai tumbuh. Pada saat itu, kondisi ekonomi masyarakat terutama di pedesaan masih

sangat rendah sehingga koperasi menjadi salah satu jalan menggerakkan ekonomi rakyat.

Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM Noer Sutrisno mengatakan tahun 2000

koperasi Indonesia justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai 55 – 60 persen

dari keseluruhan aset koperasi. Bahkan, akhir-akhir ini koperasi kredit mampu

mengambil posisi di samping BRI.

Kegiatan koperasi kredit, baik secara teori maupun empiris, dikatakannya terbukti

mempunyai kemampuan untuk membangun segmentasi pasar yang kuat sebagai akibat

struktur pasar keuangan yang sangat tidak sempurna (Siagian, 2003).

Jenis koperasi kredit ini (CU) didirikan untuk memberikan kesempatan kepada

para anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga yang ringan.

Kopdit bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan anggota

secara terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotanya secara

mudah, cepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Koperasi dapat memberikan

pertolongan kepada para anggotanya karena ia memiliki dana/ modal dalam jumlah yang

cukup. Untuk itu, ia perlu melakukan akumulasi modal dari para anggotanya melalui

simpanan yang diberikan oleh mereka dalam hal ini simpanan wajib, pokok dan sukarela.

Dari uang simpanan itulah, koperasi kemudian mampu menyalurkan kredit kepada para

anggotanya. Dari uang yang dipinjamkan oleh koperasi itu, kemudian para anggota dapat

memanfaatkannya guna keperluan produktif. Misalnya, bagi para anggota koperasi yang

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

berprofesi sebagai petani, pinjaman yang diberikan dapat digunakan untuk membeli

pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya (Anoraga dan Widiyanti,1993).

Peranan lembaga penunjang dalam permodalan di Kelurahan Saribudolok sangat

diperlukan dan pada umumnya petani mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan

seperti CU karena sifat keanggotaan dari CU bersifat terbuka dan saling percaya.

Lembaga-lembaga perekonomian ini turut membantu petani dalam memenuhi

kebutuhannya dalam kegiatan pertanian. Namun kebanyakan masyarakat masih belum

memanfaatkan secara optimal program yang ditawarkan oleh lembaga keuangan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dianalisa mengenai peranan keberadaan

CU sebagai lembaga pembiayaan terhadap usaha tani, faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan petani dalam memilih CU sebagai lembaga pembiayaan dan bagaimana

keefektifan penggunaan kredit CU oleh petani. Hal inilah yang menjadi latar belakang

dalam penelitian ini dan yang akan dibahas selanjutnya dalam pembahasan.

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1) Bagaimana profil Credit Union (CU) di daerah penelitian?

2) Apa peranan keberadaan Credit Union (CU) terhadap petani di daerah penelitian?

3) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam memilih Credit

Union (CU) sebagai sumber pembiayaan dibandingkan dengan lembaga keuangan

sejenis di daerah penelitian?

4) Bagaimana efektivitas penggunaan kredit dari Credit Union (CU) pada kegiatan

usaha tani di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Identifikasi Masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1) Untuk mengetahui profil Credit Union (CU) di daerah penelitian.

2) Untuk mengetahui peranan keberadaan Credit Union (CU) terhadap petani di daerah

penelitian.

3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam

memilih Credit Union (CU) sebagai sumber pembiayaan dibandingkan dengan

lembaga keuangan sejenis di daerah penelitian.

4) Untuk mengetahui efektivitas penggunaan kredit dari Credit Union (CU) pada

kegiatan usaha tani di daerah penelitian.

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1) Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan (decision maker) dan instansi

terkait lainnya dalam menyusun kebijakan untuk meningkatkan kualitas Credit

Union (CU).

2) Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Secara umum yang dimaksud dengan KOPERASI adalah suatu badan usaha

bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang

umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan

hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan para anggotanya. Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang

berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, atau badan-badan hukum Koperasi yang

merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azas

kekeluargaan,Pasal 3 UU No. 12/1967 (Kartasapoetra dkk, 2001).

Koperasi Indonesia yang merupakan perkumpulan orang-orang (warga negara

Indonesia) yang umumnya berekonomi (relatif) lemah, yang secara bergairah kerja dan

bersama-sama bergotongroyong berjuang untuk memajukan kepentingan ekonomi

mereka dan kepentingan masyarakat, dari azas dan sendi-sendi dasarnya jelas merupakan

alat pendemokrasian ekonomi nasional. Ciri-ciri seperti di atas terkandung pula dalam

koperasi, karena itu mengembangkan koperasi dengan sebaik-baiknya sama dengan

mewujudkan dan membina kelangsungan serta perkembangan Demokrasi Ekonomi

dengan sebaik-baiknya pula (Kartasapoetra dkk, 2001).

Kehadiran Koperasi di tengah-tengah masyarakat merupakan ”malaikat

penyelamat” kelangsungan hidupnya, karena Koperasi merupakan wadah yang cocok

bagi mereka yang ekonominya lemah untuk secara bersama-sama, bahu membahu

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

meningkatkan usaha mereka sehingga terjadi peningkatan taraf hidupnya, menuju

kesejahteraan yang telah lama mereka cita-citakan (Kartasapoetra dkk, 2001).

Keberhasilan organisasi Koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi

aktif setiap anggotanya, seorang anggota akan mau berpartisipasi jika mengetahui dengan

jelas tujuan dari organisasi tersebut. Manfaat terhadap dirinya dan cara organisasi dalam

mencapai tujuan oleh karena itu keputusan seseorang untuk masuk menjadi anggota

haruslah didasarkan akan pengetahuan yang memadai tentang manfaat Koperasi agar

anggota Koperasi berkualitas baik, berkemampuan tinggi, dan berwawasan luas. Maka

Pendidikan adalah hal yang mutlak melalui Pendidikan, anggota dipersiapkan dan

dibentuk untuk menjadi anggota yang memahami, menghayati nilai-nilai dan prinsip serta

praktik-praktik Koperasi ( Sitio, dan Tamba, 2001).

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi. Hal ini berarti bahwa

dalam kegiatannya, koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan

ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu

sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk

kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan

bersama dari para anggotanya. Usaha ini disebut juga usaha atau kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi ini meliputi usaha di bidang produksi, konsumsi, distribusi barang-

barang dan usaha pemberian jasa, antara lain usaha simpan pinjam, angkutan, asuransi,

dan perumahan (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Koperasi yang berkembang di Indonesia semenjak tahun 1973 adalah Koperasi

Unit Desa ( KUD ) dan pada tahun 1996 berkembang pesat menjadi 9.226 unit, begitu

juga dengan Credit Union ( CU ) yang didirikan awal 1970, juga berkembang yang

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

meliputi jumlah simpanan, jumlah kekayaan per CU dan per anggota, 24 tahun kemudian

atau pada tahun 1994 keadaan CU semakin membaik dan berkembang secara pesat

(Ginting, 1999).

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang bergerak

dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk kemudian dipinjamkan

kembali kepada anggota-anggotanya, yang memerlukan bantuan modal, di samping

bertujuan untuk mendidik anggotany agar bersikap hemat serta gemar menabung.

Koperasi kredit biasanya bertujuan untuk membebaskan para anggotanya dari jeratan

para rentenir (Baswir, 1997).

Koperasi Kredit ini muncul pada kelompok orang yang bergabung dalam pra

Koperasi, mereka mempunyai ikatan pemersatu (Comunion Bond) yang berdasarkan

pada kesamaan kebutuhan yang dirasakan bersama (felt need) melalui kesepakatan

bersama mengerahkan modal bersama terutama yang berasal dari simpanan untuk

dipinjamkan diantara sesama mereka dengan tingkatan bunga yang memadai sesuai

dengan konsensus yang bersama pula. Pinjaman yang diberikan dapat bertujuan untuk

keperluan darurat, produktif dan kesejahteraan anggota peminjam ( Mutis, 1992 ).

Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah kebutuhan dari dan maksud untuk

efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan

kepentingan ekonominya, misalnya koperasi yang bersifat khusus, bursa kepentingan dan

perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi ekonomi koperasi yang

bersangkutan juga demi ketertiban, diusahakan hanya 1 koperasi yang setingkat dan

sejenis untuk satu daerah kerja (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Berbagai jenis koperasi lahir dan seirama dengan aneka jenis usaha untuk

memperbaiki kehidupan. Secara garis besar, jenis koperasi yang ada dapat kita bagi

menjadi 5 golongan, yaitu Koperasi Konsumsi, Koperasi Kredit, Koperasi Produksi,

Koperasi Jasa dan Koperasi Serba Usaha (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Koperasi Kredit didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-

anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos (bunga) yang

ringan. Itulah sebabnya Koperasi ini disebut dengan Koperasi Kredit. Fungsi pinjaman di

dalam Koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada umumnya, yaitu untuk

memperbaiki kehidupan para anggotanya. Misalnya: Dengan pinjaman itu seorang petani

dapat membeli pupuk, benih unggul, pacul dan alat-alat pertanian lainnya yang akan

membantu meningkatkan hasil usaha taninya. Hal ini berarti akan membantu menaikkan

pendapatannya. Pendapatan yang bertambah berarti memperbaiki kehidupannya

(Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Dalam memberikan pelayanan-pelayanan itu, pengurus Koperasi Kredit selalu

berusaha supaya ongkos (bunga) ditetapkan serendah mungkin agar dirasakan ringan oleh

para anggotanya. Selain itu, pengurus Koperasi harus memperhatikan agar pinjaman itu

betul-betul digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Koperasi Kredit ialah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan

modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk

kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat

untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Contohnya adalah unit-unit simpan pinjam

dalam KUD, KSU, Credit Union, Bukopin, Bank Koperasi Pasar dan lain-lain.

Tujuan Koperasi Kredit adalah :

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan

syarat-syarat yang ringan.

2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga

membentuk modal sendiri.

3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan

mereka.

4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

Koperasi ini bekerja hanya pada satu lapangan usaha saja. Koperasi ini hanya

menyimpan uang, menyediakan dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi anggota-

anggotanya saja. Jadi koperasi ini hanya bergerak di lapangan kredit dan simpan pinjam.

Koperasi ini bekerja atas dasar spesialisasi, yakni di bidang perkreditan dan simpan

pinjam. Koperasi ini memakai sistem single purpose (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Kegiatan koperasi kredit, baik secara teoritis maupun empiris, terbukti

mempunyai kemampuan untuk membangun segmentasi pasar yang kuat sebagai akibat

struktur pasar keuangan yang sangat tidak sempurna, terutama jika menyangkut masalah

informasi. Bagi koperasi kredit, keterbukaan perdagangan dan aliran modal yang keluar

masuk akan merupakan kehadiran pesaing baru terhadap pasar keuangan, namun tetap

tidak dapat menjangkau para anggota koperasi. Apabila koperasi kredit mempunyai

jaringan yang luas dan menutup usahanya hanya untuk pelayanan anggota saja, maka

segmentasi ini akan sulit ditembus pesaing baru. Bagi koperasi-koperasi kredit di negara

berkembang, adanya globalisasi ekonomi dunia akan merupakan peluang untuk

mengadakan kerjasama dengan koperasi kredit di negara maju dalam membangun sistem

perkreditan melalui koperasi. Koperasi kredit atau simpan pinjam di masa mendatang

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

akan menjadi pilar kekuatan sekitar koperasi yang perlu diikuti oleh dukungan lainnya

seperti sistem pengawasan dan jaminan (Harsoyo, dkk, 2005).

Melalui koperasi, akses petani terhadap fasilitas kredit dan fasilitas lainnya dapat

ditingkatkan, sehingga permodalan mereka akan semakin kuat. Beberapa komoditas

hortikultura seperti buah-buahan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

komoditas lainnya. Perbedaan tersebut dapat terkait dengan ketentuan skim yang berlaku.

Agribisnis buah-buahan adalah investasi jangka panjang, oleh karena itu, wajar apabila

skim kredit buah-buahan lebih lunak dari skim kredit komoditas lainnya (Anwar, 1999).

Credit Union di Indonesia pada waktu pendiriannya awal tahun 1970, berhasil

mendapat dukungan politik sekalipun tampil diluar kerangka kebijaksanaan pemerintah,

yang pada waktu itu mengutamakan pembentikan koperasi pedesaan dalam satuan

wilayah kecamatan mulanya bernama BUUD dan kemudian KUD. Sebagaimana

perkembangan CU yang secara pesat juga terjadi di Indonesia: jumlah simpanan, jumlah

kekayaan per CU dan per anggota adalah rendah tetapi 24 tahun kemudian keadaan telah

berubah. Pada tahun 1994 simpanan CU 41,5 miliar rupiah lebih yaitu rata-rata Rp.

192.000/ anggota dan kekayaan CU hampir 64 miliar yaitu rata-rata Rp. 294.000/anggota

(Ginting, 1999).

Sebagai masyarakat koperasi, CU diorganiser oleh sekelompok orang untuk

melayani anggotanya dengan pelayanan utama : 1). Akumulasi modal dari akumulasi

simpanan yang mudah dan menyenangkan, 2). Sumber pinjaman dengan bunga normal

dan 3). Kegiatan pendidikan dimana anggota dididik mengatur dan mengontrol uangnya.

CU sebagai masyarakat koperasi yang terorganiser diantara sekelompok orang dengan

satu ikatan pemersatu (common bond of interest) dan beroperasi berdasarkan peraturan

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

tertentu, meningkatkan sikap hemat dari anggotanya, menciptakan sumber kredit untuk

kegunaan usaha yang produktif dan cermat, mendidik anggotanya menggunakan uang

secara bijaksana dan melaksanakan training teknik operasi (Ginting, 1999).

Akhir-akhir ini Koperasi Kredit di Sumatera Utara mampu menjadi idola bagi

masyarakat. Dalam perkembangannya masyarakat melihat bahwa program dan

konsentrasi Kopdit terhadap masyarakat ekonomi lemah cukup berhasil. Terutama setelah

krisis moneter 1998, pertumbuhan keanggotaan dan aset Kopdit di Sumut sangat

signifikan. Data Statistik akhir Desember 2004 sebanyak 88 Kopdit binaan Puskopdit

dengan anggota 83.027 orang, aset keseluruhan Rp. 147.903.126114 (hampir Rp.148

milyar). Ini merupakan prestasi seluruh Koperasi Kredit di Sumatera Utara atas kerja

keras melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penyuluhan secara terencana dan

berkesinambungan (Prawirokusumo, 2001).

Berkat keberhasilan pendidikan Kopdit, simpanan anggota tahun demi tahun pada

Kopdit semakin banyak, bahkan beberapa Kopdit primer mempunyai anggota yang

simpanannya di atas Rp.50 juta. Demikian halnya dengan pinjaman yang sebelumnya

hanya Rp.500 ribu s/d Rp.1 juta, kini Kopdit telah mampu memberikan pinjaman di atas

Rp.50 juta hingga diatas Rp.100 juta. Pinjaman itu diberikan melalui pengamatan Kopdit

atas keberhasilan dan kemampuan anggota mengembalikan (Prawirokusumo, 2001).

Landasan Teori

Kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secara mandiri, masyarakat yang

sadar terhadap kebutuhan untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesejahteraan dan

mengembangkan diri secara mandiri merupakan prasyarat bagi keberadaan koperasi.

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Kesadaran ini akan menjadi motivasi utama bagi pendirian koperasi dari bawah (bottom

up). Faktor kuncinya adalah kesadaran kolektif dan kemandirian. Masyarakat harus

memahami kemampuan yang ada pada diri mereka sendiri sebagai modal awal untuk

mengembangkan diri. Faktor eksternal dapat diperlakukan sebagai penunjang akan

komplemen bagi kemampuan sendiri (Harsoyo, dkk., 2005).

Faktor pembeda koperasi dengan lembaga usaha lain terletak pada nilai-nilai dan

prinsip yang tidak dikembangkan secara sadar dalam organisasi lain. Pemahaman

terhadap nilai-nilai koperasi: keterbukaan, demokrasi, partisipasi, kemandirian,

kerjasama, pendidikan dan kepedulian pada masyarakat; seharusnya merupakan pilar

utama dalam perkembangan suatu koperasi. Pada tatanan selanjutnya, nilai dan prinsip itu

menjadi faktor penentu keberhasilan koperasi (Harsoyo, dkk., 2005).

Hal ini secara khusus mengacu pada pemahaman anggota dan masyarakat akan

perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi

anggota atau tidak menjadi anggota. Jika terdapat kejelasan atas keanggotaan koperasi

dan manfaat yang akan diterima anggota yang tidak dapat diterima oleh non anggota

maka akan ada insentif untuk menjadi anggota koperasi. Hal ini akan menumbuhkan

kesadaran kolektif dan loyalitas anggota kepada organisasinya (Harsoyo, dkk., 2005).

Koperasi ini akan menjadi eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha, yaitu :

1. Luwes (flexible) sesuai dengan kepentingan anggota;

2. Berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota;

3. Berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota;

4. Biaya transaksi antara koperasi dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari biaya

transaksi non koperasi, dan

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

5. Mampu mengembangkan modal yang ada di dalam kegiatan koperasi dan anggota

sendiri.

(Harsoyo, dkk., 2005)

Kegiatan usaha yang dikembangkan koperasi pada prinsipnya berkaitan dengan

kepentingan anggota. Indikator utama keberhasilan kegiatan usaha tersebut adalah

perkembangan usaha anggota yang sejalan dengan perkembangan usaha koperasi. Oleh

sebab itu, jenis usaha koperasi tidak dapat diseragamkan untuk setiap koperasi. Biaya

transaksi yang dikeluarkan anggota koperasi dalam melakukan kegiatan usaha harus

efisien. Hal ini akan menjadi penentu eksistensi koperasi dan keanggotaan koperasi

memang memberikan manfaat bisnis atau tidak. Produktivitas modal koperasi harus lebih

besar dibandingkan lembaga lain (Harsoyo, dkk., 2005).

Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan lemahnya lembaga koperasi yaitu nilai lebih dari perputaran modal dalam

”sistem” koperasi ternyata lebih banyak diterima oleh lembaga-lembaga diluar koperasi

dan anggotanya. Hal ini merupakan salah satu catatan penting yang harus diperhatikan

sebagai akibat dari sistem perbankan yang sentralistik seperti yang dianut saat ini. Salah

satu strategi dasar yang harus dikembangkan oleh koperasi adalah untuk mengembangkan

kegiatan usaha anggota dan koperasi dalam satu kesatuan pengelolaan (Harsoyo, dkk.,

2005).

Peranan koperasi dalam meningkatkan produksi mewujudkan pendapatan yang

adil dan kemakmuran yang merata. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya

tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu melaksanakan

kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijakan

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

yang telah ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian, usaha meningkatkan taraf hidup

mereka tergantung dari aktivitas mereka sendiri (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Eksistensi beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi

masyarakat Indonesia, meskipun derajat dan intensitasnya berbeda. Minimal terdapat 3

tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat Indonesia. Pertama, koperasi

dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan

kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kedua, koperasi telah menjadi

alternatif bagi lembaga usaha lain. Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh

anggotanya. Berdasarkan ketiga hal diatas, maka wujud peran yang diharapkan

sebenarnya yaitu menjadi organisasi milik anggota sekaligus menjadi alternatif yang

lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Credit Union (lazim disebut CU) merupakan salah satu tiang perekonomian dalam

rangka pengentasan kemiskinan, sebab dalam kegiatan yang terdapat dalam CU tersebut

adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan anggota sehingga model CU sangat cocok

dikembangkan. Untuk itu potensi keberadaan CU saat ini harus dikembangkan dan

pemerintah harus melihat keberadaan CU menjadi suatu model dalam pengentasan

kemiskinan (Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Sumber Daya Manusia yang bermutu adalag aset pembangunan pertanian.

Peningkatan mutu SDM dapat melalui pendidikan nonformal seperti penyuluhan,

pelatihan, pembinaan dan bimbingan oleh dinas-dinas yang bersangkutan, untuk

pendidikan informal dapat diterima masyarakat dari media massa.diharapkan adanya

kegiatan pendidikan masyarakat dapat meratakan kesempatan pada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan (Slamet, 2003).

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Pada masa yang akan datang, masyarakat masih membutuhkan layanan usaha

koperasi. Kebutuhan tersebut didasari oleh beberapa alasan pokok, yaitu :

1) Koperasi dapat meningkatkan kekuatan tawar menawar (bargaining position) para

anggota karena hal ini yang menjadi dasar pemikiran ekonomi pada saat mendirikan

koperasi;

2) Koperasi dapat meningkatkan skala usaha bersama;

3) Koperasi dapat menyelenggarakan pelayanan yang selama ini tidak ada;

4) Koperasi dapat mengembangkan kegiatan lanjutan;

5) Koperasi memberikan peluang untuk mengembangkan potensi usaha tertentu (yang

tidak berkaitan dengan usaha anggota);

6) Koperasi memungkinkan para anggota memanfaatkan fasilitas yang disediakan pihak

lain.

(Anoraga dan Widiyanti, 1993).

Struktur organisasi CU yang semula secara nasional adalah CUCO (Credit Union

Council Office) didampingi oleh Dewan penyantun berkembang dengan terbentuknya

Badan Koordinasi Nasional Koperasi Kredit (BKNKK) pada tahun 1980. Pada saat

terkhir ini, organisasi CU berdasarkan tingkatannya terdiri dari Badan Koordinasi

Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) di tingkat nasional yang dikembangkan menjadi induk

Koperasi Kredit (Inkopdit) dan mengkoordinir Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah

(BK3D) di daerah tingkat I (ada 26 BK3D seluruh Indonesia) yang dikembangkan

menjadi Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) pelaksana antar CU (interlending)

membawahi wilayah koordinator di daerah tingkat II yang mengkoordinir kegiatan CU

(Ginting, 1999).

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Di tingkat unit CU,organisasi terdiri dari Dewan Pimpinan/ Pengurus: Ketua,

sekretaris dan bendahara, Badan Pemeriksa terdiri dari: Ketua, Panelis dan anggota.

Panitia-panitia (panitia kredit, panitia pendidikan dll) terdiri dari: Ketua, Sekretaris dan

Anggota dan penasehat atau pelindung, dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi CU

(Ginting, 1999)

Sesuai dengan visi, misi, falsafah, asas dan prinsip-prinsip Credit union yang

dimiliki, CU mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut:

Rapat Umum Anggota

Dewan Penasehat

Badan Pengurus Dewan Pimpinan

Panitia Kredit

Dewan Pendidikan

Badan Pemeriksa

Panitia Lain-lain

Manager/ Staff

Page 31: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota credit union

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosial.

b. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai usaha dasar kekuatan

dan ketahanan perekonomian sosial.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.(Tambunan, 2004)

Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari

permasalahannya. Dalam prakteknya, pengambilan keputusan itu sangat tergantung dari

macam permasalahan yang dihadapinya, namun juga sangat tergantung pada individu

yang membuat keputusan. Dasar umum dalam pengambilan keputusan yaitu:

(1) pengambilan keputusan berdasarkan intuisi,

(2) pengambilan keputusan rasional,

(3) pengambilan keputusan berdasarkan fakta,

(4) pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, dan

(5) pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ( Syamsi, 1989).

Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang

dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan, yaitu sistem pemberian kredit yang

menciptakan suatu sistem pemberian kredit yang sehat dan teratur sehingga benar-benar

digunakan untuk kegiatan usaha. Efektivitas menyangkut kebenaran dalam melakukan

Page 32: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

suatu proses. Seringkali disebut sebagai doing the right thing (Anoraga dan Widiyanti,

1993).

Salah satu ukuran dari keberhasilan satu organisasi adalah efektivitas organisasi

tersebut yaitu sampai dimana tercapainya tujuan organisasi dan besarnya kepuasan para

anggota dalam mencapai tujuan. Semakin sempurna tujuan organisasi atau semakin puas

para anggota dalam mencapai tujuan maka dapat dikatakan organisasi itu semakin efektif.

Yang penting keberhasilan organisasi dari tinjauan efektivitas organisasi harus dilihat

dari segi produktivitas, moral dan kepuasan anggota (Ginting, 1999).

Kerangka Pemikiran

Koperasi sangat penting mengingat tujuan dan fungsinya yaitu memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

membangun perekonomian masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. salah satu koperasi yang

menyediakan usaha simpan pinjam dalam rangka tujuan diatas adalah Credit Union atau

Koperasi Kredit.

Credit Union (CU) merupakan gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas azas

kekeluargaan, bukan untuk perkumpulan modal. CU mempunyai tujuan yang sama, yaitu

meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya melalui

pelayanan kebutuhan mereka, memberikan pelayanan yang terbaik tetapi tidak

menambah biaya operasionalnya atau memberikan pelayanan yang terbaik dalam biaya

yang paling efisien.

Page 33: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Dalam kegiatan usahanya, CU juga menjalankan kegiatannya berupa simpan

pinjam dimana kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Maka dalam kegiatan

usahanya ada anggota CU yang berperan serta dalam penggunaan sumber-sumber secara

efektif yang diberikan oleh pemerintah dan untuk memobilisasikan sumber-sumber lokal

setempat dalam proses pembangunan.

Peran serta anggota ini secara menyeluruh dapat merumuskan kebijakan

penetapan keputusan tentang apa yang dilakukan dan keterlibatan mereka dalam

mengawasi jalannya usaha, permodalan usaha, dan menikmati keuntungan-keuntungan

usaha. Petani dalam hal ini sebagai anggota CU menggunakan kredit dan penggunaannya

secara efektif atau tidak pada usaha taninya sehingga dapat meningkatkan pendapatan

dan peningkatan kesejahteraan petani beserta keluarganya. Berdasarkan keterangan di

atas, maka secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 34: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Menyatakan hubungan

CREDIT UNION

KEGIATAN CU

ANGGOTA CU

EFEKTIVITAS KREDIT

EFEKTIF TIDAK EFEKTIF

Peranan CU terhadap Usaha Tani

Faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan petani

Page 35: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Lokasi

Daerah penelitian di tentukan secara purposive yaitu secara sengaja di daerah

Kelurahan Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Dengan

pertimbangan bahwa di kelurahan ini terdapat Credit Union (CU) yang memberikan

pinjaman pada petani di kelurahan tersebut.

Metode Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel dilakukan dengan metode Simpel Random Sampling,

yaitu penarikan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana. Populasi dalam

penelitian ini adalah anggota CU khususnya petani dan responden yang menjadi sampel

adalah anggota CU yang terdapat di Kelurahan Saribu dolok, yaitu CU Cinta Mulia.

Jumlah petani yang menjadi anggota CU Cinta Mulia adalah 61 orang.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla,1993)

yaitu:

N

1 + Ne2

Keterangan: n = ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Nilai kritis atau batas ketelitian (10%)

n=

Page 36: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Maka jumlah sampel dari CU Cinta Mulia tersebut yaitu:

61

1 + 61(0,1)2

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani di Desa Saribudolok

melalui survey maupun data kuisioner yang sudah disiapkan. Sedangkan data sekunder

diperoleh melalui kantor atau instansi terkait seperti Credit Union (CU) Cinta Mulia dan

kantor camat Silimakuta.

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data-data dikumpulkan dengan lengkap. Untuk

menyelesaikan masalah 1, 2, 3, dan 4 digunakan analisis deskriptif dengan melakukan

penyajian hasil pengumpulan informasi tentang kelembagaan Credit Union dan penyajian

hasil pengumpulan informasi dari petani dengan menggunakan tabulasi sederhana.

Untuk masalah 4 digunakan skala untuk menyatakan efektivitas penggunaan kredit

atau pinjaman untuk usaha tani yaitu sebagai berikut:

n=

n=37

Page 37: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Tabel 1. Skala Efektivitas penggunaan pinjaman untuk usaha tani No Skala Bobot (%)

1 Tidak efektif 0 – 25

2 Kurang Efektif 26 – 50

3 Efektif 51 – 75

4 Sangat Efektif 76 - 100

Adapun tahapan deskriptif yang dilakukan adalah:

1. Tahap Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan pada saat pelaksanaan tahapan perencanaan adalah sebagai

berikut:

• Formulasi dari permasalahan riset. Pada tahapan ini akan dilakukan penentuan

dari research question yaitu bagaimana peranan keberadaan CU terhadap usaha

tani serta faktor-faktor pengambil keputusan untuk memilih CU dan research

objectives adalah melihat seberapa jauh penggunaan kredit dari CU secara efektif

digunakan.

• Determinasi dari desain riset. Dari langkah sebelumnya, maka bisa ditentukan tipe

dari research yang akan dilakukan yaitu descriptive research dan dapat

menentukan unit analisis yaitu individu dari anggota CU itu sendiri.

• Pemilihan metode pengumpulan data. Setelah desain riset ditentukan, langkah

selanjutnya adalah menentukan metode pengumpulan data yang akan digunakan

dari keempat metode yang ada dan dipilih berdasarkan kesesuaian dari semua

Page 38: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

faktor yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Berdasarkan semua faktor

tersebut maka pemilihan dari metode pengumpulan data dari riset adalah survey.

2. Tahap Pengambilan Data

Hal-hal yang dilakukan pada saat pelaksanaan tahap pengumpulan data adalah sebagai

berikut: Menentukan mekanisme survey yang akan dilakukan, yaitu wawancara dan

questionnaire (kombinasi). Setelah semua langkah diatas dilakukan maka proses

pelaksanaan pengumpulan data dimulai.

3. Tahap Pengolahan Data

Pada saat semua data yang dikumpulkan sudah selesai, langkah selanjutnya adalah

melaksanakan proses pengolahan data. Data kuesioner akan diolah dengan membuat

pengelompokan dari hasil pengumpulan data tersebut serta di visualisasikan dan dilihat

kesesuaiannya dengan hipotesa awal yang ada dan korelasi antara variabel yang ada. Data

hasil wawancara juga akan dilakukan hal serupa.

4. Tahap Pengambilan Kesimpulan

Kesimpulan akan diambil berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada

langkah sebelumnya.

Defenisi dan Batasan Operasional

a. Defenisi

Page 39: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

1) Credit Union (CU) atau Koperasi Kredit adalah koperasi yang didirikan untuk

memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanyamemperoleh pinjaman

dengan mudah dan dengan ongkos yang ringan.

2) Kredit adalah sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari

pemilik kepada pemakai dengan mengharapkan memperoleh keuntungan, kredit

diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang memberikan terhadap kecakapan

dan kejujuran si peminjam”.

3) Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang

dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan, yaitu sistem pemberian kredit yang

menciptakan suatu sistem pemberian kredit yang sehat dan teratur sehingga benar-

benar digunakan untuk kegiatan usaha.

4) Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh

yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas

utama yang harus dilaksanakan.

5) Petani adalah seseorang yang mengusahakan tanaman sebagai pekerjaan

utamanya.

6) Usaha Tani adalah suatu penataan dimana petani mengolah usaha taninya

berdasarkan tanggapan terhadap faktor lingkungan fisik, biologis dan sosial;

ekonomi sesuai dengan kemampuan.

b. Batasan Operasional

1) Daerah penelitian adalah Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta,

Kabupaten Simalungun.

Page 40: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

2) Sampel penelitian adalah CU Cinta Mulia dan petani yang menjadi anggota CU

Cinta Mulia di Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten

Simalungun.

3) Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2009.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

Deskripsi Daerah Penelitian

A.Letak dan Luas Daerah Geografis

Kelurahan Saribu Dolok, Kecamatan Silimakuta terletak 64 km dari Raya,

Ibukota Kabupaten Simalungun. Kelurahan Saribudolok mempunyai luas wilayah 2060

ha (20.600.000 m2) dan berada pada ketinggian 1400 m dpl dengan topografi datar,

bergelombang dan berbukit. Secara administrasi Kelurahan Saribudolok mempunyai

batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Purba

Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Sibangun Meriah

Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Purba Tua

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan pematang Silimakuta

B. Penggunaan lahan

Kelurahan Saribudolok mempunyai luas wilayah 2060 ha (20.600.000 m2).

Penggunaan lahan di kelurahan Saribudolok menurut fungsinya terdiri dari usaha tani

lahan kering, lahan sawah, halaman pekarangan dan lainnya. Jenis lahan terdiri dari tanah

Page 41: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

andosol, grumusol, latosol, podsoloid merah, kuning,podsoloid coklat kemerahan dan

kekuning-kuningan, yang mmbutuhkan penambahan unsur hara untuk mendapatkan

unsur tanah yang baik.

Gambaran luas wilayah Kelurahan Saribudolok berdasarkan jenis penggunaan

lahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Penggunaan lahan di Kelurahan Saribudolok tahun 2008 No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Lahan Kering 2030 98,54 2 Lahan Sawah 5 0,24 3 Halaman Pekarangan 15 0,73 4 Lainnya 10 0,49

Jumlah 2060 100,00 Sumber: BPS Sumatera Utara, Kelurahan Saribu dolok dalam Angka, 2008

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 2030 ha (98,54 %) penggunaan

lahan di Kelurahan Saribudolok lebih banyak digunakan sebagai lahan kering yaitu untuk

lahan pertanian yang mengusahakan tanaman hortikultura dan tanaman keras seperti

kopi. Mata pencaharian masyarakat kelurahan Saribudolok yang dominan bekerja sebagai

petani dimana dalam satu lahan milik petani terdapat berbagai jenis tanaman hortikultura

yang ditanam.

Lahan seluas 5 ha (0,24) digunakan untuk lahan pertanian sawah (pengairan non

teknis). Lahan pertanian sawah di Kelurahan Saribudolok menggunakan sumber mata air

dari pegunungan sebagai sarana pengairan (irigasi),sehingga masyarakat Kelurahan

Saribudolok belum menggunakan sistem pengairan teknis.

Page 42: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Lahan seluas 15 ha (0,73) dan 10 ha (0,49) berfungsi sebagai lahan non pertanian

yaitu digunakan untuk pemukiman penduduk, perkantoran, pertokoan, sekolah dan

pekarangan.

Keadaan penduduk

Penduduk Kelurahan Saribudolok berjumlah 6536 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga 1365 KK. Jumlah penduduk laki-laki adalah sebanyak 3280 jiwa (50,18%) dan

jumlah penduduk perempuan adalah sebanyak 3256 jiwa (49,82%).

Penduduk di Kelurahan Saribudolok memiliki kelompok umur yang bervariasi.

Secara terperinci keadaan penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk menurut Usia Kelurahan Saribudolok No Golongan Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 0-14 tahun 2363 36,16 2 15-64 tahun 3965 60,66 3 64+ 208 3,18

Jumlah 6536 100,00 Sumber: BPS Sumatera Utara, Kelurahan Saribu dolok dalam Angka, 2008

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak di Kelurahan

Saribudolok menurut kelompok umur terdapat pada golongan umur 15-64 tahun yaitu

sebanyak 3965 jiwa (60,66%). Jumlah penduduk terkecil menurut kelompok umur di

Kelurahan Saribudolok terdapat pada golongan umur 64 tahun ke atas yaitu sebanyak 208

Page 43: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

jiwa (3,18%). Jumlah penduduk pada golongan umur 15-64 tahun merupakan penduduk

yang produktif dan dapat bekerja sehingga dapat menghidupi kebutuhan keluarganya.

Pendidikan merupakan hal utama bagi penduduk untuk dapat mengembangkan

pengetahuan dan Sumber Daya Manusia. Dalam proses pendidikan dapat diperoleh

terapan dari nilai-nilai moral dan etika serta pengetahuan untuk mencapai tujuan

pembangunan. Pendidikan terdiri dari 2 jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan

nonformal. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Kelurahan

Saribudolok dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Kelurahan Saribudolok

No Tingkat Pendidikan Formal Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Tidak/ Belum Sekolah 1033 16,26 2 Tidak Tamat SD 1031 16,23 3 Tamat SD 1381 21,74 4 Tamat SLTP 1262 19,86 5 Tamat SLTA 1357 21,36 6 Tamat Diploma I-II 78 1,23 7 Tamat Diploma III 81 1,27 8 Tamat Diploma IV-S1 130 2,05 9 Tamat S2-S3 0 0

Jumlah 6353 100,00 Sumber: BPS Sumatera Utara, Kelurahan Saribu dolok dalam Angka, 2008

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pendidikan penduduk secara formal sangat

bervariasi. Namun distribusi penduduk paling banyak yaitu penduduk pada tingkat

pendidikan SD. Penduduk yang tamat SD dengan jumlah 1381 jiwa (21,74%) dan yang

tidak tamat SD jumlahnya sebanyak 1031 jiwa (16,23 %). Sebahagian besar penduduk

sudah menamatkan pendidikan SMP dan SLTA, dapat dilihat dari jumlah penduduk yang

tamat SMP sebanyak 1262 jiwa (19,86%) tamat SLTA sebanyak 1357 jiwa (21,36%).

Page 44: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Penduduk yang mengikuti pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi.

Jumlahnya masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan.

Jumlah penduduk yang mengambil pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi adalah

sebanyak 258 jiwa (4,55%). Jumlah yang tidak/belum sekolah mencapai 1033 jiwa

(16,26%).

Perekonomian Desa

Pada umumnya sumber mata pencaharian penduduk di kelurahan Saribu dolok

adalah sektor pertanian. Komposisi penduduk Kelurahan Saribudolok menurut mata

pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian Di Kelurahan Saribu Dolok Tahun 2008

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Petani/ Nelayan 1059 48,09 2 Pedagang 254 11,53 3 Pengusaha Ternak 3 0,14 4 Buruh Tani 415 18,85 5 PNS 471 21,39

Jumlah 2202 100,00 Sumber: BPS Sumatera Utara, Kelurahan Saribu dolok dalam Angka, 2008

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Saribu dolok

mempunyai mata pencaharian dari sektor pertanian sebanyak 1059 jiwa (48,09%).

Penduduk dengan sumber mata pencaharian buruh tani juga mencapai 415 jiwa (18,85%).

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh sektor pertanian.

Penduduk yang mata pencahariannya sebagai PNS yaitu sebanyak 471 jiwa atau

Page 45: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

sebanyak 21,39%. Penduduk yang mata pencahariannya pedagang yaitu sebanyak 254

jiwa atau 11,54 %. Penduduk yang menekuni mata pencaharian sebagai peternak paling

sedikit terdapat di Kelurahan Saribudolok yaitu sebanyak 3 jiwa atau 0,14 %. Lembaga

pembiayaan cukup banyak terdapat di daerah ini. Lembaga keuangan meliputi bank dan

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ada 4 buah dan lembaga bukan bank ada 4 buah seperti

Credit Union dan koperasi.

Karakteristik Petani Respoden

Karakteristik petani diperoleh dari petani yangmenjadi responden untuk penelitian

ini yaitu petani yang menjadi anggota CU Cinta Mulia sebanyak 37 responden. Adapun

karakteristik petani responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan,

lama bertani, jumlah tanggungan dan luas lahan. Karakteristik petani responden dapat

dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.5. Karakteristik petani responden No. Uraian Satuan Range Rata-rata 1 Luas Lahan Ha 0,08-3 Ha 0,62 2 Umur Tahun 21-72 tahun 40,92 3 Tingkat Pendidikan Tahun 0-16 tahun 11,11 4 Lama Bertani Tahun 1-49 tahun 15,73 5 Jumlah

Tanggungan Jiwa 0-7 jiwa 3,00

Sumber: Data diolah dari Lampiran 1

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa Luas Lahan untuk petani adalah 0,62 Ha dengan

rentang 0,08-3 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden termasuk petani yang

memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk berusaha tani.

Page 46: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Dari tabel juga diketahui bahwa rata-rata umur petani adalah 40,92 tahun dengan

range 21-71 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden masih tergolong pada

usia produktif yang masih memiliki tenaga kerja potensial untuk mengusahakan usaha

tani nya.

Rata-rata jumlah tanggungan adalah 3 jiwa dengan rentang 0-7 jiwa. Petani masih

mengandalkan tenaga kerja dalam keluarga tapi tergantung pada luas lahan yang dimiliki.

Semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani maka semakin sedikit tenaga kerja dalam

keluarga yang digunakan.

Rata-rata pengalaman bertani petani responden adalah 15,73 tahun dengan range

1-49 tahun.

Tingkat pendidikan yang dijalani oleh petani responden memiliki rata-rata 11,11

tahun dengan range 0-16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan petani

responden adalah setingkat SLTA.

Page 47: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap petani di Kelurahan Saribudolok Kecamatan

Silimakuta Kabupaten Simalungun dengan jumlah petani responden sebanyak 37 orang.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keberadaan Credit Union sebagai lembaga

pembiayaan terhadap usaha tani.

Profil Credit Union (CU) Cinta Mulia

Koperasi kredit/ Credit Union Cinta Mulia merupakan perintis bertumbuhnya

Koperasi kredit/ CU di sumatera Utara. Pada tanggal 3 Juli 1971 dibentuklah Credit

Union di Budi Mulia oleh para guru/pegawai dan beberapa non guru/ pegawai SMA Budi

mulia yang terkumpul dalam kelompok studi bahasa Inggris dan studi pembangunan. Hal

ini disponsori oleh bapak P. M Sitanggang dan Jaminar Sitorus (kelompok guru/

pegawai). Dua tahun kemudian credit union tersebut dibuka untuk guru/pegawai sekolah

Page 48: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

lain yang berada dalam satu kompleks yaitu SD, SMP dan STM Cinta Rakyat, dari sejak

itu nama CU Budi Mulia diubah menjadi CU Cinta Mulia.

Pada permulaan tahun 1980-an dibuka juga untuk guru/pegawai perguruan

Katholik serta perguruan lain se-kotamadya Pematang Siantar. Dan keadaan ini

berlangsung hingga akhir tahun 2000. Kelompok inilah merupakan cikal bakal

pembentukan Badan Kordinasi Koperasi Kredit Daerah Sumatera Utara yang sekarang.

Saat ini CU Cinta Mulia memiliki kantor pusat yang bertempat di Jl. Melanton Siregar

No. IA Kodya P. Siantar.

a. Periode Pembentukan Sampai Akhir 2000

Dalam rentang waktu hampir 30 tahun, CU Cinta Mulia tidak mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan. Hingga akhir tahun 2000 CU Cinta

Mulia hanya memiliki anggota sebanyak 312 orang dan mengembangkan asetnya Rp.

354.980.883. Pertumbuhan anggota sangat lambat karena alat pemersatu yang sangat

sempit. Kegiatan hanya ada pada sore hari permulaan bulan, setoran simpanan dan

angsuran pinjaman dan lain-lain dilakukan para kolektor di setiap unit sekolah/kerja. CU

Cinta Mulia pada saat itu sudah memiliki badan hukum, yaitu No.

57/BH/KDK/2.14/VIII/99.

b. Periode Tahun 2001 hingga 2002

Pengurus periode 1997/ 2001 mengalokomodir animo masyarakat umum untuk

bergabung dengan credit union. Pada RAT tahun buku 2001 yang dilaksanakan pada

akhir bulan Januari 2002 Kopdit/ CU Cinta Mulia mengembangkan sayapnya mencakup

wilayah Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

Page 49: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Sampai menjelang akhir periode kepengurusan 1997-2001, sistem masih

menganut ”Pengurus Pelaksana” dengan merekrut seorang karyawan honor untuk

memperlancar pekerjaan bendahara yang berfungsi sebagai pelaksana transaksi dan

administrasi keuangan, yang lain-lain kegiatan masih dilaksanakan oleh pengurus. Pada

RAT tahun buku 2000 juga diputuskan bahwa sistem manajemen dirintis untuk mengarah

ke profesionalisme paling lambat 1 Juni 2001. Pada RAT tahun buku 2001 yang

dilaksanakan pada akhir Januari 2002, pengurus pertama yaitu periode 2002-2003 terpilih

melalui pemilihan langsung (voting) oleh perwakilan RAT.

Adapun Visi CU Cinta Mulia yaitu:

”CU Cinta Mulia adalah lembaga pemberdayaan anggota/ masyarakat melalui

pelayanan pendidikan dan keuangan yang dikelola berpedoman pada prinsip-prinsip

koperasi dengan menerapkan azas keswadayaan, kesetiakawanan, dan kualitas anggota

berdasarkan Pancasila.”

Misi CU Cinta Mulia didasarkan pada prinsip-prinsip koperasi dimana yang

terkandung di dalamnya adalah filosofi, kerjasama dan nilai-nilai utama mengenai mutu,

keadilan dan saling menolong. Adapun perkembangan anggota dan kredit yang

disalurkan bagi masyarakat CU Cinta Mulia dari tahun 1999 – 2006 dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5.1 Perkembangan Jumlah Anggota dan Kredit yang Disalurkan Tahun 1999 -2006 No Tahun Jumlah Anggota (Orang) Modal (Rp) Saldo Pinjaman (Rp)

1 1999 279 309.415.313 237.274.000

2 2000 312 354.369.590 321.642.000

3 2001 722 569.224.280 662.109.035

4 2002 2.160 1.544.824.452 1.814.807.000

Page 50: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

5 2003 3.622 3.154.341.330 4.480.202.715

6 2004 6.418 3.357.632.367 10.371.835.007

7 2005 9.285 11.618.377.257 20.326.097.128

8 2006 12.687 17.104.588.268 26.991.403.082

Sumber: CU Cinta Mulia, Buku Pedoman, Tahun 2008

Pertumbuhan anggota yang sangat pesat terjadi mulai tahun 2002 dimana

pertumbuhannya mencapai 199% atau 2 kali lipat dari dari jumlah anggota sebelumnya

yaitu dari 722 orang pada tahun 2001 meningkat menjadi 2.160 orang pada tahun 2002.

Kemudian diikuti dengan tahun-tahun selanjutnya dimana pertumbuhan anggota dapat

meningkat di atas 30 % setiap tahunnya. Perkembangan yang pesat juga terjadi pada

kredit yang disalurkan oleh CU Cinta Mulia, dimana hingga tahun 2006, kredit yang

disalurkan Credit Union Cinta Mulia mencapai Rp. 26.991.403.082.

Credit Union Cinta Mulia adalah koperasi kredit yang bergerak dalam pelayanan

simpan pinjam kepada anggotanya, maka simpanan sangat mempengaruhi kegiatan

mobilisasi modal CU Cinta Mulia. Adapun perkembangan aset CU Cinta Mulia pada

tahun 1999 hingga 2006 yaitu:

Tabel 5.2 Perkembangan Aset CU CINTA MULIA Tahun 1999 – 2006

No Tahun Aset (Rp) Simpanan Saham (Rp)

Simpanan Non Saham (Rp)

Cadangan (Rp)

1 1999 354.980.883 257.301.700 - 10.565.570

2 2000 386.765.717 334.830.990 - 15.483.963

3 2001 783.104.364 563.358.950 26.578.584 30.442.237

4 2002 2.023.962.897 1.515.126.549 295.604.779 10.443.237

5 2003 4.836.162.824 2.945.444.110 1.416.624.273 91.995.748

6 2004 11.918.349.137 5.983.002.690 5.302.148.185 181.395.751

7 2005 23.417.906.449 11.031.479.577 10.192.073.615 393.239.013

8 2006 33.708.906.472 16.388.653.017 14.876.516.469 537.458.433

Page 51: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Sumber: CU Cinta Mulia, Buku Pedoman, Tahun 2008

Perkembangan aset yang pesat juga terjadi pada tahun 2002, yaitu 158% dari

tahun 2001 atau 1,5 kali lipat dari jumlah aset sebelumnya. Hal ini menunjukkan

kesungguhan dari pengurus untuk mengembangkan dan memperluas pelayanannya

hingga ke masyarakat luar, sehingga masyarakat semakin mempercayai Credit Union

sebagai sebuah lembaga pembiayaan. Hal ini sesuai dengan peran dari Credit Union itu

sendiri yaitu membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota

Credit union untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Perkembangan CU

Cinta Mulia ini juga terlihat dari tempat pelayanan koperasi kredit (TPK) CU Cinta

Mulia. Tempat Pelayanan CU ini berada di bawah pengawasan komisaris-komisaris

wilayah dan berkembang secara dinamis tergantung kepada perkembangan wilayah

dalam koridor Commond Bond kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

Jumlah tempat pelayanan koperasi kredit (TPK) CU Cinta Mulia pada tahun ini mencapai

26 TPK yang tersebar di wilayah Kabupaten Simalungun.

c. Struktur Organisasi CU Cinta Mulia

Dalam menjalankan kegiatan suatu badan usaha dibutuhkan struktur organisasi

yang baik agar usahanya berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan tugas dan fungsi,

wewenang dan tanggung jawab yang telah digariskan menurut struktur organisasi yang

ada dalam badan usaha tersebut.

Struktur organisasi dapat didefenisikan sebagai suatu mekanisme formal dengan

mana organisasi tersebut dikelola. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework)

pembagian wewenang dan tanggungjawab, tugas dan fungsi dan hak pada bagian

organisasi yang dibentuk dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pada organisasi.

Page 52: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Dengan adanya struktur pada badan usaha akan memudahkan tercapainya tujuan yang

ditetapkan.

Struktur organisasi kopdit/ CU Cinta Mulia dapat dilihat pada gambar berikut ini:

RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT)

PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS 3 ORANG ANGGOTA

BADAN PENGAWAS KETUA SEKRETARIS ANGGOTA

MANAJER

PENGURUS PARIPURNA KOMISARIS-KOMISARIS

WILAYAH

Page 53: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Gambar 5.1. Struktur organisasi kopdit/ CU Cinta Mulia

Dari struktur organisasi CU Cinta Mulia tersebut dapat diuraikan wewenang,

tanggung jawab,hak dan kewajiban sebagai berikut:

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT)

Sesuai dengan UU No. 25 tahun 1992 bahwa setiap Koperasi selambat-lambatnya

melaksanakan Rapat Anggota Tahunan bulan Maret setiap tahun untuk meminta

pertanggungjawaban kegiatan koperasi tahun buku yang akan datang dari pengurus dan

badan pengawas.

Rapat Anggota Tahunan merupakan kegiatan anggota koperasi secara rutin dalam

mengawasi koperasi sekaligus memberi wewenang kepada pengurus untuk menjalankan

usaha koperasi sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan AD/ART dan

keputusan Rapat Anggota Tahunan. RAT juga memberikan wewenang kepada badan

KABID PROMBANG

KABID KEUANGAN

KABID UMUM

KABID KORDINATOR WILAYAH

KEPALA-KEPALA TPK DI WILAYAH

KOMISARIAT

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

Page 54: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

pengawas mewakili seluruh anggota untuk melaksanakan pengawasan secara rutin

jalannya kegiatan-kegiatan koperasi.

2. Keanggotaan CU Cinta Mulia

Perkembangan jumlah anggota sangat pesat mulai dari tahun 2002 hingga tahun

2006 mencapai 12.687 orang. Di Saribudolok, jumlah anggota CU Cinta Mulia berkisar

900 orang. Keanggotaan Credit Union ini ada 2 status, yaitu:

a. Anggota biasa yaitu anggota yang telah cukup umur, telah mempunyai hak penuh

untuk mengadakan tindakan hukum, melaksanakan transaksi pelayanan koperasi

sesuai dengan ketentuan peraturan hukum yang berlaku dan berdomisili di wilayah

Commond Bond Credit Union.

b. Anggota luar biasa yaitu anggota yang belum cukup umur melaksanakan tindakan

hukum dan belum dapat mempunyai hak penuh untuk mengadakan transaksi

pelayanan kredit sesuai dengan ketentuan peraturan hukum yang berlaku dan anggota

yang telah cukup umur namun tidak berada dalam wilayah Common Bond.

Untuk menjadi anggota Credit Union Cinta Mulia, harus melaksanakan ketentuan-

ketentuan yaitu:

a. Bertempat tinggal di wilayah Commond Bond (Wilayah Pemersatu) yaitu kota

Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

b. Mengajukan permohonan sebagai anggota

c. Mengikuti pendidikan dasar (6 materi) 100% dan lulus yang ditandai dengan

perolehan sertifikat.

d. Membayar kewajiban dasar sesuai dengan UU 45 berlaku:

- Uang Pangkal

Page 55: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

- Simpanan Pokok

- Simpanan Wajib

Hak-hak Anggota adalah sebagai berikut:

a) Memperoleh pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh CU Cinta Mulia

b) Memperoleh pelayanan keuangan simpan pinjam sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

c) Menyampaikan pendapat sesuai dengan prosedur yang berlaku baik pada RAT

maupun pada hal tertentu

d) Memperoleh hasil keuntungan CU yang disebut Deviden

e) Dipilih dan memilih pengurus sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Kewajiban-kewajiban anggota adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan ketentuan-ketentuan pelayanan pendidikan

b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan simpan pinjam

c. Melaksanakan kewajiban-kewajiban anggota lainnya

d. Melaksanakan kegiatan RAT sekali setahun

3. Pengurus

Pengurus adalah orang yang menerima mandat wewenang dari anggota setiap

tahun melalui RAT untuk melaksanakan seluruh kegiatan CU Cinta Mulia yang

dipertanggungjawabkannya juga kepada anggota sekali setahun pada anggota melalui

RAT juga.

Pengurus CU Cinta Mulia tidak mempunyai kompensasi gaji tetapi hanya

diberikan reventative sebagai biaya transport bulanan, itulah sebabnya pengurus tidak

mampu melaksanakan kegiatan operasional secara rutinitas. CU Cinta Mulia telah

Page 56: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

dikelola secara profesional melalui pelayanan anggota dengan sistem manajemen murni.

Pengurus CU Cinta Mulia mengangkat seorang manajer untuk melaksanakan seluruh

kegiatan operasional CU sesuai dengan rambu-rambu yang telah ada demi efektivitas

kegiatannya.

1. Pengurus Paripurna

Yaitu penanggungjawab wilayah-wilayah komisaris yang menerima mandat dari

dewan pimpinan pengurus paripurna yaitu komisaris-komisaris wilayah-wilayah tempat

pelayanan koperasi (TPK). Tempat Pelayanan Kopdit (TPK) CU Cinta Mulia di

Saribudolok sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu walaupun tempat yang berlokasi di

jalan Sudirman Kelurahan Saribudolok tersebut baru ditempati selama 1 tahun. Lokasi

yang strategis yaitu berada di ibukota kecamatan memungkinkan CU Cinta Mulia

mengembangkan tempat pelayanannya hingga anggota-anggota CU juga berasal dari luar

daerah Saribudolok.

4. Badan Pengawas

Badan Pengawas menerima mandat dari anggota melalui RAT dan

bertanggungjawab kepada anggota atas kegiatan pengawasan CU Cinta Mulia. Pengawas

dipilih dari anggota oleh anggota pada RAT. Pengawas tidak dapat diberhentikan

pengurus tetapi Badan Pengawas dapat menskors pengurus menunggu keputusan RAT

apakah diberhentikan atau tidak. Pengawas melaksanakan tugas mengawasi seluruh aspek

kegiatan CU yang terdiri dari:

- Aspek Hukum

- Aspek Organisasi

- Aspek Manajemen

Page 57: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

- Aspek Keuangan

5. Manajer

Manajer CU Cinta Mulia bertanggungjawab penuh pada seluruh kegiatan

operasional pelayanan. Manajer diangkat oleh Dewan Pimpinan untuk memimpin

organisasi manajemen, Manajer juga disebut Operational Leader. Manajer melaksanakan

tugas operasional yang dilimpahkan Dewan Pimpinan dan harus bertanggungjawab

kepada dewan Pimpinan.

Untuk mencapai tujuan CU, manajer bekerja dengan dibantu beberapa Kepala

Bidang sesuai dengan bidang-bidang kegiatan pelayanan CU, yaitu:

a. Kepala Bidang Prombang

Yaitu yang membidangi kegiatan promosi dan pengembangan CU Cinta Mulia.

Tugas Kabid Prombang yaitu:

a.1 Bidang Grothivitas yaitu tugas untuk pertumbuhan baik keanggotaan, aset, modal,

dan pendapatan.

a.2 Bidang perkembangan yaitu : kualitas keanggotaan dalam pemberdayaan modal

(pinjaman).

a.3 Bidang Diklat (Pendidikan Latihan)

Kepala bidang dibantu beberapa orang staf yaitu staf pertumbuhan, staff

perkreditan dan staff Diklat.

b. Kepala Bidang Keuangan

Kabid Keuangan adalah seorang kepala bidang yang diangkat oleh manajer untuk

membantu dalam bidang keuangan yang bertugas:

Page 58: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

1) Melaksanakan transaksi pelayanan keuangan terhadap anggota (transaksi masuk,

uang keluar, dan memorial lengkap).

2) Melaksanakan kegiatan siklus akuntansi mulai dari pencatatan hingga pembuatan

laporan.

3) Melaksanakan kegiatan pengawasan keuangan dan pembukuan terhadap TPK-

TPK wilayah komisariat.

4) Dll yang berhubungan dengan keuangan pembukuan.

Untuk memperlancar kegiatan, manajer mengangkat beberapa orang staff keuangan.

c. Kepala Bidang Umum

Kepala Bidang Umum adalah seorang yang diangkat manajer untuk

membantunya melaksanakan tugas:

1. Perencanaan kebutuhan rumah tangga CU Cinta Mulia

2. Melaksanakan penyediaan perlengkapan kantor dan peralatan

3. Melaksanakan surat menyurat

4. Melaksanakan urusan personalia dan organisasi

5. Dll bidang umum.

d. Produk-Produk Pelayanan

Produk-produk pelayanan CU Cinta Mulia bagi anggotanya tetap berdasarkan

AD/ ART yang disesuaikan dengan kebutuhan situasi anggota yaitu:

1. Pendidikan

Pelaksanaan pendidikan CU Cinta Mulia terdiri dari 2 tingkat, yaitu:

a). Pendidikan Dasar sebagai persyaratan sebagai anggota

b). Pendidikan Lanjutan

Page 59: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

- Kepemimpinan dan Kaderisasi

- APBK Lanjutan

- Manajemen Keuangan/ Pengawasan

- Pelatihan-pelatihan

- Keterampilan Khusus

2. Konsultasi

CU Cinta Mulia secara rutin melaksanakan konsultasi mengenai:

a. Ekonomi Keluarga

b. Manajemen Usaha

c. Sosial Budaya

2. Pemupukan Modal (mobilisasi simpanan)

CU Cinta Mulia sama dengan Credit Union yang lain yang mempunyai identitas

yang sah, hidup dalam keswadayaan dan mandiri dalam permodalan dan memupuk modal

melalui mobilisasi simpanan dari anggotanya. Simpanan CU Cinta Mulia ada 2 bagian,

yaitu:

a. Simpanan Saham

b. Simpanan Non Saham

3. Pemberdayaan Modal/Pinjaman

Pemberdayaan modal/ pinjaman pada CU Cinta Mulia merupakan usaha untuk

kepentingan pembangunan manusia melalui pengaktualisasian potensi anggota yang ada

dengan setoran meningkatkan kesejahteraan anggota:

a. Pinjaman darurat

b. Kesejahteraan

Page 60: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

c. Produktif

4. Jasa

Pelayanan jasa dilakukan oleh CU Cinta Mulia sebagai pendukung pelayanan

usaha Simpan pinjam anggota untuk kepentingan kesejahteraan anggota seperti

pembayaran rekening listrik, air dan telepon. Namun pada TPK Kelurahan Saribudolok

belum ada pelayanan jasa selain simpan pinjam anggota.

5. Daperma

Yaitu dana perlindungan bersama yang diperoleh ahli waris anggota jika yang

bersangkutan meninggal dunia, yaitu:

a. Santunan Kematian

b. Dana Perlindungan pinjaman

c. Dana perlindungan Jiwa Kelompok

d. Dana Rawat Inap

e. DLL.

6. Pelayanan Simpanan

Simpanan di Credit Union ini ada 2 jenis, yaitu:

1. Simpanan Saham

Yaitu simpanan yang merupakn tanda anggota sebagai ikut pemilik CU Cinta Mulia.

Simpanan Saham merupakan modal anggota untuk dapat memperoleh hak-haknya

sebagai anggota seperti meminjam, memberikan pendpat, memperoleh deviden,

memperoleh Daperma, dll. Simpanan saham ada 3 macam, yaitu:

a. Simpanan pokok yaitu: modal awal anggota yang dibayar hanya sekali selama

anggota

Page 61: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

b. Simpanan wajib yaitu: tambahan modal yang wajib disetor setiap bulannya atau

setoran minimal perbulan.

c. Simpanan solidaritas yaitu: tambahan modal yang tidak dibatasi diatas simpanan

wajib.

2. Simpanan Non Saham

Yaitu simpanan yang bukan merupakan modal anggota tetapi simpanan anggota yang

menjadi hutang CU Cinta Mulia kepada anggota yang harus dibayar sesuai dengan

ketentuan simpanan non saham tersebut.

a. Simpanan bunga harian (SIBUHA)

Yaitu simpanan yang dapat disetor dan diambil setiap jam dan hari kerja dengan

bunga harian, bunga dibukukan sekali sbulan yaitu akhir bulan, bunga anuitas.

b. Simpanan sukarela berjangka (SISUKA)

Yaitu simpanan yang pengambilannya dapat dilakukan pada tempo 3, 4, 5, 6 dst bulan

jika diambil sebelum jatuh tempo akan dikenakan sanksi penalti dari bunga.

c. Simpanan Hari tua

Yaitu simpanan kontrak yang akan dicairkan setelah hari tua anggota dengan bunga

tahunan.

d. Simpanan Kuliah

Yaitu simpanan kontrak untuk anak-anak yang akan dicairkan pada jatuh tempo tamat

SLTA, bunga tahunan dan anuitas.

e. Simpanan pelajar

Yaitu simpanan harian anak-anak pelajar yang dapat disetor dan diambil setiap hari

kerja. Bunga harian yang dibukukan setiap akhir bulan.

Page 62: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

‘e. Prosedur Pelayanan Pinjaman CU Cinta Mulia

Waktu Keanggotaan

Anggota dapat mengajukan pinjaman setelah anggota:

a. Mengikuti pendidikan dasar yang ditandai dengan sertifikat

b. Aktif melaksanakan kewajiban selama enam bulandan tidak boleh absen

menyimpan saham selama 6 bulan

c. Menunjukkan etiket baik sebagai anggota

Pengajuan Permohonan Pinjaman

Setiap anggota yang hendak mengajukan permohonan pinjaman lebih dahulu

konsultasi dengan manajemen CU Cinta Mulia karena diharapkan anggota dapat

menggunakan pinjamannya dengan tepat. Pihak CU akan mengkonsultasikan mengenai

TUKKEPPAR yaitu:

1. Tujuan Pinjaman (TU)

Anggota yang bersangkutan dapat menjelaskan bahwa pinjaman yang akan

diperoleh benar-benar mempunyai daya yang positif untuk memberdayakan potensi

keluarga meningkatkan kesejahteraan, kerukunan, keharmonisan dan kesejukan keluarga

dan tidak mengganggu likwiditas operasional CU Cinta Mulia. Tujuan pinjaman yang

dilayani CU Cinta Mulia, jika pinjaman tersebut tidak mngikat leher anggota atau tidak

memeras anggota lain dan orang lain.

Jenis-jenis tujuan pinjaman di CU Cinta Mulia yaitu sebagai berikut:

a. Darurat

Page 63: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Pinjaman darurat dimksudkan untuk menghindarkan anggota dari pemerasan

orang atau badan yang memperoleh kesempatan dalam kesempitan orang lain karena

kejadian tiba-tiba yang mencelakakan anggota CU Cinta Mulia (pinjaman yang tidak

direncanakan. Pinjaman darurat hanya berjangka waktu 1 bulan. Pelayanan pinjaman

darurat dapat dilaksanakan 24 jam disesuaikan dengan keadaan likwiditas keuangan CU

Cinta Mulia. Contoh pinjaman darurat yaitu untuk kepentingan melahirkan/operasi besar,

bluding, kecelakaan dan lain-lain.

b. Pinjaman Produktif

Tujuan pinjaman produktif merupakan sasaran pemberdayaan modal CU karena

mengarah pada pemanfaatan potensi yang ada pada diri anggota yang sebelumnya tidak

teraktualisasi. Pemohon pinjaman produktif harus dapat memberikan rencana dan

anggaran penggunaan modal sendiri ditambah uang yang diterima dari CU Cinta Mulia

secara transparan dalam tulisan dan lisan (proposal). Proposal yang dibuat jujur, tidak

fiktif tetapi yang sebenarnya, realistis dan akurat.

Contoh pinjaman produktif yaitu untuk kebutuhan dagang, industri rumah tangga, usaha

jasa pelayanan, dan usaha pertanian.

c. Pinjaman Kesejahteraan

Pinjaman Kesejahteraan dimaksud adalah pinjaman yang tidak mengakibatkan

pertambahan nilai uang dari pinjaman tersebut pada umumnya pinjaman ini konsumtif,

sehingga pinjaman ini sering menjadi permasalahan bagi anggota karena mengakibatkan

pengurangan penghasilan untuk kebutuhan keluarga itu sendiri. Pinjaman kesejahteraan

atau konsumtif dilayani hanya paling besar lima kali saham dengan jangka waktu paling

lama 24 bulan dan tidak mengganggu kebutuhan primer (utama) keluarga.

Page 64: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Contoh Pinjaman Kesejahteraan adalah sebagai berikut:

- Bangunan rumah tinggal

- Alat-alat perlengkapan rumah tangga

- Sewa rumah

- Transport keluarga

- Pesta (sosial budaya)

- Kunjungan Keluarga

- Biaya perobatan

- Dll

d. Pinjaman Pendidikan Anak

CU Cinta Mulia menjadwalkan pada bulan Juni, Juli dan Agustus merupakan

prioritas pelayanan pinjaman untuk kepentingan pendidikan anak. Pinjaman ini

diprioritaskan untuk menghindarkan anggota dari himpitan pinjaman yang berbunga

besar dari pihak lain,serta pengembangan sumber daya anak anggota melalui pendidikan.

Pinjaman untuk pendidikan anak hanya dilayani sebatas sebesar 5 kali saham dalam

jangka waktu 12 bulan. Hal ini dilaksanakan karena kebutuhan tahun berikutnya harus

dipikirkan dan diharapkan pinjaman ini kemudian hari tidak ada lagi, karena dapat

dipenuhi produktivitas anggota melalui pemanfaatan potensi ekonomi anggota.

2. Kerajinan (K)

Kerajinan merupakan salah satu alat Credit Union untuk melatih anggota-

anggotanya menata kehidupan keluarganya masa sekarang atau masa depan,

mendisiplinkan anggota, mengenal diri, merubah kebiasaan-kebiasaan indisipliner yang

lama, dapat mengendalikan diri dari yang tidak baik demi hidup menjadi lebih baik untuk

Page 65: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

keluarganya. Kerajinan mendidik anggota tetap mengingatkan waktu, pekerjaan,

kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani, kewajiban, hak yang benar dan jujur. Anggota

yang selama 6 bulan benar-benar tidak pernah lupa kewajibannya untuk menabung

simpanan wajib, solidaritas, demikian juga dengan anggota lama, kerajinan menabung

merupakan alat informasi untuk melayani pinjamannya. Anggota yang tidak mengikuti

ketentuan disiplin menabung dan mengangsur pinjaman dan bunga pinjaman akan

mmpengaruhi likwiditas atau kelancaran pelayanan anggota dan pelaksanaan kegiatan

operasional CU Cinta Mulia, karena pelayanan anggota oleh manajemen bersumber dari

disiplin anggota memenuhi kewajibannya.

3. Kemampuan Membayar (KE)

Konsultasi kemampuan anggota untuk mengangsur dan membayar bunga

pinjaman memerlukan perhitungan yang mapan terutama jika dikitkan dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Keluarga (APBK). Konsultasi kemampuan membayar juga

sangat berhubungan dengan Tujuan Pinjaman. Jika pinjaman tersebut bertujuan produktif

maka konsultasi kemampuan membayar akan dikaitkan dengan kemampuan hasil usaha

pembayaran cicilan dan bunga utang setelah mengadakan perhitungan program kerja

usaha anggota dan anggaran usaha tersebut, yaitu berapa dari hasil usaha anggota yang

dapat disisihkan untuk pembayaran pinjaman dari CU Cinta Mulia.

4. Prestasi (P)

Page 66: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Evaluasi terhadap prestasi menabung oleh anggota merupakan salah satu unsur

penentuan pinjaman anggota. Konsultasi tentang prestasi dilihat dari simpanan solidaritas

anggota yang bersangkutan,dihubungkan dengan ekonomi keluarganya. Prestasi angguta

juga dapat dilihat dari segi mengangsur pinjaman, apakah mempercepat waktu perjanjian

atau tidak yang juga dikaitkan dengan keadaan keuangan usaha anggota dan usaha

anggota itu sendiri.

5. Partisipasi (PAR)

CU Cinta Mulia adalah lembaga keuangan publik yang dimiliki oleh seluruh

anggota yang telah lebih dahulu mengikuti pendidikan sebagai pemilik sesuai dengan

struktur organisasi CU Cinta Mulia bahwa kekuatan tertinggi berada pada anggota.

Anggota CU Cinta Mulia sebaiknya sadar bahwa maju mundurnya CU Cinta Mulia besar

kaitannya dengan partisipasi anggota mendukung kegiatan, memberikan saran,

mengawasi, mengikuti kegiatan-kegiatan Credit Union seperti RAT, pendidikan,

pertemuan, konsultasi, dll.

Pencairan Pinjaman

Setiap anggota yang telah konsultasi berkas menerima secara tunai pada saat

pinjaman telah disetujui. Permohonan pinjaman yang telah diputuskan/ disetujui manajer

dan pengurus prinsipnya dapat dicairkan secara tunai/ kas melalui:

a. Penyelesaian Surat Perjanjian

- Jika pinjaman dalam skala Rp 10.000.000 ke atas melalui perjanjian notaris

- Jika pinjaman dibawah Rp 10.000.000, menggunakan perjanjian dengan CU Cinta

Mulia

b. Penyelesaian Bukti keuangan

Page 67: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

- Slip uang keluar sebesar nominal pinjaman dikurangi provisi dan materai

- Jika ada sisa pinjaman lama,maka harus ada slip uang masuk untuk potongan

langsung dari pinjaman baru

c. Pencairan secara tunai/ kas oleh kasir atau manajer kepada anggota

- Jika kas memungkinkan pada hari itu juga dapat dicairkan

- Jika kas tidak memungkinkan anggota harus sabar menunggu hingga keadaan kas

diijinkan.

d. Pencairan Berkala

Jika anggota menginginkan pencairan berkala sesuai dengan tujuan pinjaman

dalam rangka menghindari uang diam di tangan anggota (adle money) yang

menimbulkan beban bunga anggota yang bersangkutan dapat dilayani manajemen dengan

ketentuan sebagai berikut:

- Jumlah pinjaman yang cair pada bulan bersangkutan akan berbunga bulan tersebut

dan bulan berikutnya hanya membayar bunga.

- Anggota mengangsur setelah satu bulan pencairan pinjaman diberikan seluruhnya.

- Setiap pencairan pinjaman harus dipotong provisi pinjaman langsung dalam slip

pengeluaran.

Besar Pinjaman

Besar pinjaman yang diperoleh anggota Credit Union sesuai dengan:

a. Jika tujuan (TU) adalah kesejahteraan maka besar pinjaman adalah maksimal 5

kali saham.

b. Jika tujuan (TU) adalah produktif maka besar pinjaman sesuai dengan proposal

kebutuhan.

Page 68: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

c. Jika tujuan (TU) adalah darurat maka besar pinjaman disesuaikan dengan

kebutuhan.

Lama Pinjaman

a. Pinjaman kesejahteraan paling lama untuk 24 bulan disesuaikan dengan APBK.

b. Pinjaman produktif disesuaikan dengan profitabilitas atau keuntungan proposal yang

diajukan.

c. Pinjaman Khusus

- Perumahan paling lama 60 bulan

- Pinjam kontrak pertanian paling lama 5 bulan

- Pinjaman kontraktor paling lama 4 bulan

Angsuran Pinjaman

a) Angsuran pinjaman bulanan yaitu besarnya jumlah pinjaman dibagi lama bulan

pinjaman, dibayar setiap bulan pada tanggal jatuh tempo dan jika terlambat akan

didenda 5 % dari jumlah angsuran.

b) Jika kontrak maka angsuran pinjaman dibayar sekaligus pada tanggal jatuh tempo

kontrak, jika terlambat akan dikenakan denda 5 % dari nominal pinjaman.

Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman dikenakan 2,5 % dari saldo pinjaman atau dengan sistem IOB

(Interest Over Balance), yaitu sistem bunga menurun. Jika bunga tertunggak juga

dikenakan denda 5% dari tertunggak.

Sanksi Pinjaman/ Kredit Macet

Penagih pinjaman kepada anggota yang telah dilayani meminjam adalah sistem:

Page 69: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

a. Jemput bola, yaitu untuk pinjaman yang dalam perjanjian membayar harus langsung

ditagih oleh staff lapangan ke tempat bekerja, ini biasa dilakukan kepada anggota

bekerja sebagai petugas.

b. Tunggu Bola, yaitu jika tidak datang pada jatuh tempo setelah dua kali akan dijemput

dengan sanksi denda 5 % dari angsuran.

Untuk pinjaman bermasalah diselesaikan melalui tim penegndalian pinjaman. Jika

pinjaman bermasalah timbul karena kegagalan usaha maka tim akan mengadakan analisa

prospek proposal usaha. Jika memberikan prospek dapat menanggulangi pinjaman

bermasalah maka akan ditindak lanjuti dengan baru. Jika pinjaman bermasalah timbul

karena kesengajaan dan kebandelan anggota maka akan diajukan melalui jalur hukum.

Jika anggota meninggal dunia dan yang bersangkutan masih mempunyai saldo utang,

saldo utang tersebut tetap akan lunas dibayar oleh Badan Daperma Puskopdit Indonesia.

Peranan Keberadaan Credit Union Cinta Mulia terhadap petani a. Sebagai lembaga penyimpanan uang

CU Cinta Mulia hanya bergerak dalam sistem simpan pinjam, yaitu memberikan

kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan

dengan ongkos (bunga) yang ringan. Hal ini dilakukan dengan mewajibkan dan

menggiatkan anggota untuk menyimpan pada credit union secara teratur dalam rangka

membangun permodalan kuat dan sehat.

Simpanan di dalam Credit Union dibuat dalam bentuk saham dan pembayarannya

dapat dilakukan oleh anggota baik secara penuh sekaligus maupun angsuran. Uang saham

di dalam Credit Union dapat ditarik kembali baik seluruhnya ataupun sebagian oleh

anggota pemilik saham. Namun untuk itu ada persyaratan tertentu, dimana anggota harus

Page 70: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

memberitahukan dahulu kepada bendahara CU. Bagi anggota yang berumur 75 tahun

atau lebih hanya diperkenankan untuk menyimpan dan tidak diperkenankan untuk

meminjam. Hal ini dikarenakan faktor usia dan pertanggungjawaban dalam

mengembalikan pinjaman.

CU sebagai praktek nyata dari ekonomi kerakyatan memegang prinsip-prinsip

keterbukaan, keadilan sosial dan belajar tidak membedakan pelayanan pada para

anggotanya. Setiap anggota berhak atas pelayanan yang disediakan. Ini yang

membedakan CU dengan lembaga keuangan lainnya. Sehingga dalam 1 keluarga petani

ada 1 atau 2 anggota keluarga yang menjadi anggota CU yaitu suami atau istri, atau

keduanya atau bahkan anak menjadi anggota CU. Keanggotaan ini sangat membantu

petani dalam menggunakan hak mereka untuk meminjam. Dari beberapa responden juga

didapati bahwa ada petani yang menjadi anggota dua CU atau lebih.

b. Sebagai lembaga peminjaman modal bagi anggota

Adapun peranan yang diberikan oleh Credit Union adalah dalam bentuk kredit atau

pinjaman yang dapat membantu mencukupi kebutuhan usaha tani mereka. Tersedianya

modal dalam menjalankan usaha tani memberikan potensi yang lebih besar dalam

mengembangkan usaha taninya. Dari 37 responden, sebanyak 35 orang (94,59%)

menyatakan bahwa Credit Union memiliki peranan dalam usaha tani mereka, sedangkan

2 orang (5,41) menyatakan Credit Union belum berperan sama sekali.

Ciri khas kehidupan petani adalah perbedaan pola penerimaan pendapatan dan

pengeluarannya. Pendapatan petani hanya diterima setiap musim panen, sedangkan

pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam waktu

Page 71: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

yang sangat mendesak sebelum panen tiba (Mubyarto, 1989: 35). Penciptaan modal

untuk petani dapat dilakukan dengan menyisihkan kekayaan (menabung), akan tetapi

pada umumnya petani jarang memiliki kapital tinggi. Hal ini mengakibatkan investasi

untuk usahatani selanjutnya sangatlah kecil karena akumulasi modal sangatlah sulit untuk

dilakukan.

Perputaran modal biasanya dilakukan dengan merotasikan tanaman. Tanaman yang

cepat panen seperti kol lebih dahulu ditanam. Setelah panen, pendapatannya digunakan

untuk usaha tani berikutnya dengan tanaman yang berbeda. Namun sekarang petani

dapat menanam 2 atau 3 jenis tanaman sekaligus pada waktu yang bersamaan dengan

menggunakan pinjaman dari CU Cinta Mulia. Pinjaman dari Credit Union sebagai salah

satu syarat pelancar dalam pembangunan pertanian berfungsi untuk mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan pertanian, karena tanpa adanya pinjaman,

pertumbuhan ekonomi dalam bidang pertanian akan berjalan lambat.

Perkembangan pelayanan Credit Union memberikan peluang bagi petani untuk

mengembangkan usahanya. Dilihat dari skala usaha petani pada lampiran 3, 56 % petani

yang memperoleh pinjaman mengembangkan usahanya. Sebanyak 92,86 % petani

responden menanam lebih dari 1 jenis tanaman. Petani yang memperoleh pinjaman lebih

banyak menanam dengan berbagai varietas tanaman hortikultura seperti tomat, cabe,

jipang, kentang, kol dan buncis. Mereka juga mengusahakan tanaman keras lainnya

seperti kopi dan palawija seperti jagung. Di samping itu, 14,28% petani mengembangkan

usaha lainnya yaitu pembuatan kilang padi berjalan dan usaha kios. Bila dibandingkan

dengan petani yang belum meminjam dan petani yang tidak menggunakan pinjaman

untuk usaha taninya, 30,43% petani masih mengusahakan 1 jenis tanaman dan tidak

Page 72: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

berniat untuk mengembangkan usahanya dikarenakan faktor usia dan luas lahan yang

terbatas.

Konsep CU adalah masyarakat yang menjadi anggota membayar iuran wajib,

simpanan pokok, dan menabung. Tabungan itu akan menjadi jaminan untuk meminjam

dalam jumlah yang masih wajar. Harapan dari CU itu sendiri adalah bisa dimiliki oleh

masyarakat karena basis CU betul-betul masyarakat ke bawah. Keberadaan CU sebagai

koperasi kredit yang bergerak di bidang simpan pinjam juga memberikan pengaruh nyata

bagi kehidupan petani beserta keluarganya.

Dalam aktivitas petani, CU tidak hanya dipandang sebagai lembaga pembiayaan

bagi usaha taninya tetapi juga memenuhi kebutuhan keluarga, yaitu sesuai dengan tujuan

pinjaman dari CU yang terdiri dari pinjaman darurat,pinjaman produktif (kegiatan usaha

tani), pinjaman kesejahteraan dan pinjaman pendidikan anak. Petani yang benar-benar

menggunakannya untuk kegiatan usaha taninya adalah sebanyak 56%. Petani responden

yang menggunakan pinjaman tersebut untuk pendidikan anak adalah sebanyak 5 orang (2

%). Petani responden lain menggunakannya untuk modal usaha lain, dan untuk pinjaman

kesejahteraan yaitu membantu biaya konsumsi keluarga, pesta (sosial budaya) dan

membangun rumah yaitu sebanyak 42%.

c. Sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi anggota

Jika menjadi pengelola usaha tani pada saat sekarang ini, untuk bisa mendapatkan

bantuan kredit dituntut mau dan mampu mengenal betul dengan kemampuan potensi diri

yang meliputi kelebihan dan kelemahan dalam mengelola usaha tani. Seorang petani

dituntut mampu untuk melakukan introspeksi diri dengan potensi usaha taninya dan

menyadari betul dengan kelebihan dan kelemahan yang menjadi kendala

Page 73: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

ketidakberhasilannya dalam pengelolaan usaha tani. Koreksi diri sangat diperlukan untuk

pengelolaan usaha tani sekaligus sebagai kekuatan untuk membangun kembali rintisan

usaha yang berfokus dari kelemahan dan kelebihan yang dimiliki petani.

Pada tahun 2007, CU Cinta Mulia ini memiliki wirakoperasi yang memberikan

konsultasi mengenai pengembangan usahatani atau usaha lain dan juga memberikan

nasehat dari segi finansial sehingga petani mengetahui bagaimana mengelola keuangan

dengan baik. Pada saat itu peranan credit union sangat dirasakan oleh petani. Bantuan

terhadap masyarakat lemah cukup berhasil. Namun dalam 1 tahun ini menurun karena

tidak terdapat wirakoperasi di CU Cinta Mulia.

Namun peran CU Cinta Mulia sebagai upaya meningkatkan kualitas kehidupan

manusia masih kurang, yaitu hanya 40,54% responden yang menyatakan bahwa CU

berperan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM),dimana petani menambah

pengetahuannya dan memiliki motivasi untuk efektif dalam menggunakan pinjaman.

Meningkatkan kualitas SDM anggota Credit Union dilakukan dengan cara memberikan

pendidikan bagi anggota.

Peranan Credit Union dapat dilihat dari pendidikan dan konsultasi yang diadakan

oleh Credit Union. Pendidikan yang diberikan CU Cinta Mulia terdiri dari 2 jenis, yaitu:

a. Pendidikan Dasar, dilaksanakan dalam pendidikan kelas ditandai dengan sertifikat.

Pendidikan Dasar dalam pola 9 jam. Dalam pendidikan dasar ini diadakan latihan

simpan pinjam, diskusi kelompok, studi Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga

CU Cinta Mulia, dan Manajemen Keluarga (Pengenalan potensi-potensi kemampuan

keluarga dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga).

Page 74: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

b. Pendidikan Lanjutan, dilaksanakan dalam tingkat kopdit/ BK3D secara kelas,

kelompok, dan perorangan di lapangan, mencakup Keterampilan Manajemen,

Keterampilan Pembukuan, Keterampilan Usaha dan Konsultasi Keluarga/ Usaha.

Pendidikan Credit Union adalah proses yang terus menerus, oleh sebab itu mereka

yang sudah menjadi anggota CU Cinta Mulia masih perlu mendapat didikan lebih

lanjut.

Dalam pelaksanaan pelayanan CU Cinta Mulia Di Kelurahan Saribudolok, dari 37

responden, sebanyak 25 orang (67, 57 %) telah mengikuti pendidikan yang dilakukan

oleh CU Cinta Mulia, sedangkan 12 orang (32,43%) belum mengikuti pendidikan. Dari

hasil di atas, sebagian besar anggota CU telah memahami pentingnya mendisiplinkan diri

dalam manajemen keuangan.

d. Sebagai penggerak perekonomian anggota

Credit Union (lazim disebut CU) merupakan salah satu tiang perekonomian dalam

rangka pengentasan kemiskinan, sebab dalam kegiatan yang terdapat dalam CU tersebut

adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan anggota sehingga CU sangat cocok

dikembangkan di daerah pertanian. Salah satu pemberdayaan masyarakat dalam konteks

kekuatan ekonomi nasional adalah dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan.

Salah satu cara strategis untuk memberdayakan usaha kecil adalah melalui lembaga

keuangan.

Pemberdayaan petani dalam aspek ekonomi merupakan rangkaian kegiatan

penyadaran dan motivasi. Namun dengan sebuah kepercayaan dimana sebelumnya setiap

anggota telah diberikan pendidikan sehingga sadar bahwa mereka adalah pemilik, maka

Page 75: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

resiko itu dirasakan tidak terlalu membahayakan. Ketersediaan modal menjadi satu

kekuatan yang sangat dibutuhkan. CU mampu menghimpun dana masyarakat yang

mengindikasikan besarnya kepercayaan terhadap lembaga CU, tidak seperti umumnya

yang dilakukan oleh bank komersial lainnya, yaitu dengan meminjam modal dari pihak

luar. CU juga memberikan suatu keuntungan bagi para anggota atas saham-saham yang

dimiliki para anggota. Pengembalian kredit pinjaman anggota juga terbukti tetap berjalan

lancar, hampir tak ada mengalami kemacetan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam memilih Credit Union sebagai Sumber Pembiayaan Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari

permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dapat

pula keputusan dibuat berdasarkan rasio. Dasar tersebut berguna bagi pemecahan

masalah yang berkaitan dengan sarana. Dalam prakteknya, pengambilan keputusan itu

sangat tergantung dari macam permasalahan yang dihadapinya, namun juga sangat

tergantung pada individu yang membuat keputusan.

Petani di kelurahan Saribudolok pada umumnya menanam lebih dari satu jenis

tanaman hortikultura (tumpang sari). Hal inilah yang membuat modal yang dibutuhkan

petani menjadi lebih besar dibandingkan dengan yang menanam hanya satu jenis tanaman

saja.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih Credit Union

(CU) Cinta Mulia sebagai lembaga pembiayaan di Kelurahan Saribudolok dapat dilihat

pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih Credit Union (CU) Cinta Mulia sebagai lembaga pembiayaan di Kelurahan Saribudolok

No. Faktor-faktor Jumlah Responden Persentase (%)

Page 76: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

(Jiwa) 1 Saran Teman/ Keluarga 16 43,24 2 Kemudahan memperoleh pinjaman 10 27,03 3 Pelayanan yang memuaskan 8 21,62 4 Hubungan baik dengan pengelola - - 5 Kerahasiaan lebih terjamin 1 2,7 6 Bunga Rendah 1 2,7 7 Kemudahan dalam membayar cicilan 1 2,7 8 Lainnya - -

Jumlah 37 100,00 Sumber: Data diolah dari lampiran 4

Faktor yang paling banyak mempengaruhi petani dalam memilih Credit Union

adalah saran teman/ keluarga yaitu sebanyak 43,24 %. Menurut Terry (Syamsi, 1989),

keputusan ini diambil berdasarkan pengalaman orang lain. Keputusan yang berdasarkan

pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Salah satu responden yang

memilih CU atas saran teman yaitu petani responden dengan nomor sampel 9.

Pada awalnya responden tidak mengetahui mengenai Credit Union dan

pelayanannya. Namun ada teman responden yang sudah menjadi anggota CU dan sudah

merasakan pelayanan dari CU dan menyarankan responden untuk menjadi anggota CU.

Saat ini responden hanya menggunakan keanggotaannya untuk menyimpan atau

menabung dan jika telah mengikuti pendidikan akan meminjam untuk keperluan

usahanya. Pengetahuan yang diperoleh petani dari saran teman atau keluarga dan

kebutuhan usaha tani yang meningkat memberikan dorongan bagi petani untuk memilih

Credit Union.

Faktor yang kedua yaitu kemudahan memperoleh pinjaman yaitu sebanyak

27,03%. Menurut Terry (Syamsi, 1989), keputusan diambil berdasarkan rasional.

Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya

guna, yaitu perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan pengorbanan yang harus

Page 77: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

diberikan untuk memperoleh hasil itu. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan

yang rasional itu lebih bersifat objektif. Salah satu contoh responden yang memilih CU

karena mudah pengurusan untuk mendapatkannya yaitu petani responden dengan nomor

sampel 20.

Kemudahan memperoleh pinjaman dilihat dari penyelesaian administrasi, yaitu

Konsultasi dengan pihak Credit Union, mengisi Formulir peminjaman, membawa Kartu

Keluarga dan KTP Suami Istri, membawa buku anggota CU. Pinjaman di bawah Rp

10.000.000 tidak menggunakan jaminan, sedangkan pinjaman di atas Rp. 10.000.000

menggunakan jaminan. Lama pencairan pinjaman tergantung pada keuangan atau kas CU

sendiri. Rata-rata lama pencairan pinjaman adalah 1 minggu hingga 2 minggu. Hal ini

berbeda dengan lembaga keuangan lain seperti bank, dimana setiap pinjaman selalu

menggunakan jaminan dan prosedurnya sangat lama. Hal ini sangat menyulitkan petani

yang membutuhkan modal dalam waktu yang singkat.

Faktor ketiga yang paling banyak mempengaruhi petani dalam mengambil

keputusan yaitu pelayanan yang lebih memuaskan. Petani responden yang memilih faktor

ini adalah sebanyak 8 jiwa (21,62%). Salah satu contoh responden yang memilih CU

karena pelayanan yang memuaskan yaitu petani responden dengan nomor sampel 24.

Dari petani responden diperoleh pelayanan yang memuaskan mencakup pemberian

pinjaman yang cepat dimana satu atau dua hari dapat memperoleh pinjaman, tepat

jumlahnya dan tepat waktunya, mudah yaitu administrasi tidak berbelit-belit atau tidak

rumit dan tidak perlu membujuk pengurus untuk mendapatkan pinjaman, hal ini dapat

ditentukan dengan nilai kerajinan kita menabung.

Page 78: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Faktor lainnya yang mempengaruhi petani yaitu kerahasiaannya lebih terjamin,

yaitu sebanyak 1 responden (2,7 %). Petani responden yang memilih faktor ini adalah

petani responden dengan nomor sampel 28. Kerahasiaan petani selama menjadi anggota

tetap terjamin, meliputi simpanan dan tujuan pinjaman dan berapa kali pinjaman telah

dilakukan. CU ini berjalan bila ada kepercayaan dari anggota kepada CU akan simpanan

yang telah diberikan kepada CU.

Bunga rendah yang dirasakan oleh petani responden adalah faktor yang juga

paling sedikit mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan untuk memilih CU

yaitu sebanyak 1 responden (2,7%). Hal ini dikarenakan bunga CU dan bunga bank itu

hampir sama besarnya. Petani responden yang memilih faktor ini adalah petani responden

dengan nomor sampel 12. Walaupun bunga pinjaman dari bank hampir sama dengan

yang dikenakan oleh Credit Union, namun petani lebih tertarik pada sistem bunga

menurun yang dikenakan oleh CU. Sistem Interest Over Balance ini memberikan

keringanan pada saat mencicil atau membayar pinjaman setiap bulannya.

Petani memilih CU juga dipengaruhi oleh kemudahan dalam membayar cicilan,

namun hanya 1 orang (2,7%) yang memilih faktor ini. Petani responden yang memilih

faktor ini adalah petani responden dengan nomor sampel 33. Pembayaran cicilan tetap

dilakukan per bulan beserta dengan bunganya. CU juga memiliki kebijaksanaan pinjaman

antara lain angsuran pinjaman untuk dagang dapat lebih cepat dikembalikan, pinjaman

untuk pertanian dapat diangsur waktu panen dan pinjaman untuk kesejahteraan diangsur

harus tepat waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah CU berusaha agar di kas selalu ada

uang kontan yang digunakan untuk pinjaman mendadak.

Page 79: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Efektivitas Penggunaan Kredit dari CU Cinta Mulia oleh petani dalam kegiatan usaha tani Peningkatan peranan sektor pertanian sebagai salah satu alternatif sumber

penghasilan bagi petani merupakan pilihan yang masih relevan dan sangat mendesak

untuk diperbaharui. Hal ini juga menunjukkan pentingnya lembaga pembiayaan bagi

petani yang ketika memulai usahanya membutuhkan modal yang cukup besar. Dari segi

ekonomis, keluarga dapat dikatakan sebagai suatu perusahaan, masalah-masalah material

dan finansial merupakan bagian yang paling penting dalam keluarga yang ada. Dengan

demikian, keluarga sebagai perusahaan adalah lembaga yang terdiri dari unsur-unsur

orang, uang dan pengembangan.

Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang

dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Efektivitas sistem pemberian kredit berarti

menciptakan suatu sistem pemberian kredit yang sehat dan teratur sehingga memperkecil

risiko yang dihadapi perusahaan atas kredit yang disalurkannya.

Rata-rata jumlah pinjaman dari petani responden adalah Rp. 5.260.000 dengan

rata-rata frekuensi peminjaman 1 (satu) kali. Namun sebanyak 13,35 % petani responden

belum pernah mengajukan pinjaman. Hal ini dikarenakan petani responden belum

mengikuti pendidikan. Tujuan pinjaman dari seluruh petani responden dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5.4. Penggunaan Pinjaman dari CU Cinta Mulia oleh petani responden No Penggunaan Jumlah Responden

(orang) Persentase

(%) Besar Pinjaman

(Rp) 1 Kegiatan usaha tani 14 56 103.300.000 2 Pendidikan anak 5 20 14.000.000 3 Usaha lain 3 12 32.000.000 4 Keperluan keluarga 3 12 55.000.000

Page 80: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Jumlah Responden 25 100 204.300.000 Sumber: Data diolah dari Lampiran 2, Tahun 2009 Dari seluruh petani responden yang sudah pernah meminjam, sebanyak 14 orang

(56 %) telah menggunakannya bagi usaha taninya. Hal ini sesuai dengan peran CU

sendiri yaitu memberdayakan pinjaman sebagai modal produktif untuk usaha taninya.

Petani responden yang menggunakan pinjaman tersebut untuk pendidikan anak adalah

sebanyak 5 orang (20 %). Petani responden lain menggunakannya untuk modal usaha

lain, dan untuk pinjaman kesejahteraan yaitu membantu biaya konsumsi keluarga, pesta

(sosial budaya) dan membangun rumah.

Penggunaan pinjaman dari CU Cinta Mulia yang digunakan untuk kebutuhan

usaha tani adalah efektif yaitu sebanyak 56%. Frekuensi peminjaman petani belum

disesuaikan dengan kebutuhan usaha tani secara keseluruhan. Petani meminjam hanya

pada saat tertentu dimana mereka tidak mampu untuk membiayai usaha taninya. Petani

responden tidak berniat untuk meminjam di atas Rp. 10.000.000 dikarenakan pinjaman di

atas Rp. 10.000.000 dikenakan jaminan, sehingga petani responden hanya meminjam di

bawah Rp. 10.000.000 (dapat dilihat pada Lampiran 2).

Petani belum dapat mengembangkan pinjaman untuk menghasilkan pendapatan.

Jika digunakan untuk kegiatan usaha tani akan lebih menguntungkan. Namun CU

memberikan kesempatan untuk meminjam dan tujuan pinjaman itu sendiri ditentukan

oleh petani dan yang terpenting adalah pengembalian pinjaman yang tepat waktu. Faktor

terpenting dari tujuan pinjaman tersebut adalah keputusan petani.

Pada saat – saat tertentu, misalnya memasuki awal tahun ajaran baru pada bulan

Juli, CU memberikan prioritas pelayanan pinjaman untuk kepentingan pendidikan anak.

Hal ini dilaksanakan menurut hasil pengamatan, banyak masyarakat khususnya anggota

Page 81: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

CU Cinta mulia belum dapat memenuhi kebutuhan uang pendaftaran, uang kuliah atau

kebutuhan lain pada awal – awal periode sekolah anaknya dari hasil pendapatan

keluarganya. Pinjaman ini diprioritaskan untuk menghindarkan anggota dari himpitan

pinjaman yang berbunga besar dari pihak lain, serta bertujuan untuk pengembangan

sumber daya anak anggota melalui pendidikan.

Petani juga memenuhi kebutuhan lainnya melalui pinjaman dari CU. Ada

kebutuhan yang membutuhkan biaya dalam jumlah besar seperti kebutuhan pesta atau

pembangunan rumah. Hal ini memang tidak dapat langsung disediakan oleh petani karena

tidak adanya tabungan petani itu sendiri dan simpanan hanya ada pada CU. Hal inilah

yang dimanfaatkan oleh petani yaitu dengan adanya simpanan pada CU mereka dapat

meminjam uang. CU sebenarnya mengharapkan agar pinjaman seperti ini diminimalkan

atau tidak ada lagi. Seharusnya kebutuhan-kebutuhan seperti ni harus dipenuhi dari

produktivitas anggota melalui pemanfaatan potensi ekonomi anggota. Inilah letak peran

CU dalam rangka penyelesaian masalah ini, yaitu menjadi pengontrol pendapatan

keluarga (simpanan) dan pinjaman agar diberdayakan pada tujuan yang bisa memberikan

penghasilan dan melalui penghasilan ini petani dapat memenuhi kebutuhannya.

Page 82: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. CU Cinta Mulia merupakan salah satu Credit Union perintis bertumbuhnya Credit

Union di Sumatera Utara. Kelompok inilah merupakan cikal bakal pembentukan

Badan Kordinasi Koperasi Kredit Daerah Sumatera Utara yang sekarang.

Pertumbuhan anggota sangat meningkat mulai tahun 2001 seiring dengan sistem

manajemen yang semakin baik dan perluasan daerah pelayanan.

Page 83: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

2. CU ini berperan sebagai lembaga penyimpanan uang, lembaga peminjaman modal

bagi anggota, sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan

penggerak perekonomian anggota. Sebanyak 92,86 % petani responden menanam

lebih dari 1 jenis tanaman. Petani merasakan peranan Credit Union benar-benar

sangat bermanfaat adalah setelah mengikuti setiap pendidikan dan konsultasi yang

diadakan oleh Credit Union yaitu pendidikan dasar dan lanjutan.

3. Faktor yang paling banyak mempengaruhi petani dalam memilih Credit Union adalah

saran teman/ keluarga yaitu sebanyak 43,24 %.

4. Rata-rata jumlah pinjaman dari petani responden adalah Rp. 5.260.000 dengan rata-

rata frekuensi peminjaman 1 (satu) kali. Penggunaan pinjaman dari CU Cinta Mulia

sudah efektif digunakan untuk kebutuhan usaha tani dengan persentase 56% petani

menggunakan pinjaman untuk kegiatan usaha taninya.

Saran

Kepada Petani

1. Petani diharapkan lebih memanfaatkan pinjaman (modal) untuk kebutuhan usaha

taninya sehingga berdayaguna dan memberikan pendapatan bagi petani itu sendiri.

2. Diharapkan agar petani juga mengikuti pendidikan yang diberikan oleh Credit Union,

yang sangat bermanfaat bagi pengembangan kualitas diri petani.

Page 84: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Kepada Credit Union

1. Pada Credit Union sebaiknya meningkatkan pelayanan dari segi konsultasi atau

wirakoperasi, sehingga Credit Union ini benar-benar menjadi lembaga pemberdayaan

manusia untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

2. Diharapkan agar memberikan motivasi dan mengarahkan petani untuk menggunakan

pinjaman pada kegiatan yang dapat memberikan penghasilan dan dapat meningkatkan

kesejahteraan petani.

Kepada Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti dan mmbandingkan kinerja

Credit Union dengan Koperasi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P, dan N. Widiyanti, 1993. Dinamina Koperasi Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Anwar, C, dkk. 1999. Refleksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusantara.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Baswir, R, 1997. Koperasi Indonesia, Jogjakarta : BPFE. Ginting, Daud. 2006. Reorientasi Kebijakan Pertanian Serta Pengaruh Neoliberalisme.

www.hariansib.com.

Page 85: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Ginting, M, 1999. Disertasi

Siagian, N. 2003. Koperasi Kredit Terjepit Bank dan BPR.

, Dinamika Organisasi Koperasi. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB.

Hanani, A.R., dkk. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Yogyakarta: Lappera Pustaka

Utama. Harsoyo, Y., dkk. 2005. Ideologi Koperasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Hudiyanto, 2002. Koperasi, Ideologi dan Pengolahannya. Jakarta: Proyek Penulisan Buku

Teks Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Kartasapoetra, dkk, 2001. Praktek Pengolahan Koperasi, , Jakarta: Rineka Cipta. Mutis, T. 1992. Pengembangan Koperasi, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Noor, M. 1996. Padi Lahan Marginal. Jakarta: Penebar Swadaya. Prawirokusumo, S. 2001. Ekonomi Rakyat: Konsep Kebijakan dan Strategi. Yogyakarta:

UGM Press.

www.sinarharapan.co.id.

Sevilla, C.G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press. Sitio, A dan H. Tamba, 2001. Koperasi Teori dan Praktek, Jakarta: Erlangga. Slamet, M., 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan.IPB Press. Bogor. Subejo., 2005. Pengembangan Agribisnis dan Permasalahan Petani. http:// Globalisasi

dan isu-isu strategis dalam pembangunan pertanian di Indonesia htm. Su’ud, H., 2005. Mewujudkan agribisnis Berkelanjutan Pasca Tsunami. http://Serambi

Online menuju pembangunan dan pembaruan htm. Syamsi, I. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta: Bina Aksara. Tambunan, J., 2004. Buku Pedoman CU Cinta Mulia.

Page 86: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Lampiran 1. Karakteristik Petani Responden Di Kelurahan Saribudolok

No. Sampel Umur (Tahun)

Tingkat Pendidikan (Tahun)

Jumlah Tanggungan (Jiwa)

Pengalaman Bertani (Tahun)

Luas Lahan (Ha)

1 72 12 1 49 0,16 2 27 12 2 5 0,08 3 50 12 5 20 0,6 4 42 12 4 15 2,4 5 41 12 5 16 0,8 6 32 12 4 9 2 7 27 9 3 7 0,16

Page 87: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

8 41 12 4 16 0,4 9 30 12 4 6 0,4

10 44 12 7 19 1,12 11 29 16 0 3 2,4 12 43 12 3 17 2 13 45 12 3 30 2 14 58 12 4 33 2 15 60 12 4 33 2 16 36 9 3 15 1 17 39 12 0 15 0,44 18 49 9 5 34 2 19 44 12 4 21 1,5 20 52 12 4 26 1,6 21 49 12 4 26 2 22 56 6 4 20 2 23 42 12 4 17 0,2 24 50 12 6 20 0,8 25 47 6 1 1 0,4 26 29 12 1 5 0,08 27 31 12 3 3 1 28 35 12 0 4 0,64 29 38 16 1 8 0,6 30 35 0 2 2 3 31 34 12 3 11 2 32 26 16 0 3 1,5 33 42 12 3 20 1,5 34 50 6 3 25 1,32 35 45 6 3 25 1,5 36 23 12 0 2 1,5 37 21 12 0 2 1,5

Total 1514 411 107 582 23 Rataan 40,92 11,11 3,00 15,73 0,62

Lampiran 2.Penggunaan Pinjaman oleh Petani dari CU Cinta Mulia

No.Sampel Frekuensi

Peminjaman Jumlah Pinjaman (Rp) Penggunaan 1 2 3

1 0 - - - - 2 0 - - - - 3 0 - - - -

4 1 5.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

5 0 - - - - 6 0 - - - -

7 1 1.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

Page 88: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

8 1 45.000.000 - - Keperluan keluarga

9 0 - - - -

10 1 4.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

11 3 6.000.000 8.000.000 10.000.000 Kegiatan Usaha Tani

12 2 10.000.000 10.000.000 - Usaha lain

13 1 7.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

14 1 2.000.000 - - Pendidikan anak 15 2 1.000.000 2.000.000 - Pendidikan anak

16 1 4.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

17 2 4.000.000 9.500.000 - Kegiatan Usaha Tani

18 1 5.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

19 0 - - - - 20 1 2.000.000 - - Pendidikan anak 21 1 2.000.000 - - Pendidikan anak 22 1 5.000.000 - - Pendidikan anak 23 0 - - - -

24 1 4.500.000 - - Keperluan keluarga

25 1 2.000.000 - - Usaha lain 26 1 10.000.000 - - Usaha lain 27 2 3.500.000 2.000.000 - keperluan keluarga 28 0 - - - - 29 0 - - - -

30 2 4.500.000 4.500.000 - Kegiatan Usaha Tani

31 0 - - - -

32 1 9.900.000 - - Kegiatan Usaha Tani

33 1 3.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

34 1 9.900.000 - - Kegiatan Usaha Tani

No.Sampel Frekuensi

Peminjaman Jumlah Pinjaman (Rp) Penggunaan 1 2 3

35 1 4.000.000 - - Kegiatan Usaha Tani

36 0 - - - -

37 1 4.000.000 - Kegiatan Usaha Tani

Total 32 158.300.000 36.000.000 10.000.000

Page 89: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Lampiran 3. Total Penerimaan Usaha Tani Petani di Kelurahan Saribudolok Kec. Silimakuta

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Jenis Tanaman

Produksi (Kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan (Rp)

1 0,08 Sawi 120 4000 480000 0,08 Padi 480 2100 1008000

2 0,08 Padi 485 2100 1018500 3 0,4 Cabe 4860 8000 38880000 0,2 Kol 6000 700 4200000

Page 90: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

4 0,4 Tomat 21600 3000 64800000 1,6 Jagung 12800 1800 23040000 0,2 Cabe 4050 8000 32400000 0,2 Sawi 100 4000 400000

5 0,4 Kentang 5000 3000 15000000 0,2 Kol 7200 700 5040000 0,2 sawi 125 4000 500000

6 1 Tomat 45000 3000 135000000 1 Cabe 9000 8000 72000000

7 0,16 Tomat 7200 3000 21600000 8 0,4 Kopi 460 12800 5880000 9 0,4 Jagung 3000 1800 5400000

10 0,12 Tomat 6000 3000 18000000 1 kopi 1150 12800 14720000

11 1 Jagung 8000 1800 14400000 0,4 Cabe 6000 8000 48000000 1 Kopi 1500 12800 19200000

12 0,4 Cabe 5000 8000 40000000 0,2 Kol 7200 700 5040000 0,4 Tomat 20000 3000 60000000 1 kopi 1200 12800 15360000

13 0,4 Cabe 8000 8000 64000000 1 Kopi 1500 12800 19200000 0,6 Jagung 4800 1800 8640000

14 0,4 Jipang 355680 (biji) 150 53352000 0,4 Tomat 20000 3000 60000000 0,2 Cabe 4500 8000 36000000 1 Padi 6000 2100 12600000

15 0,4 Jipang 364600 (biji) 150 54660000 0,4 Tomat 24000 3000 72000000 0,2 Cabe 4800 8000 38400000 1 Padi 6000 2100 12600000

16 0,4 Cabe 3600 8000 28800000 0,32 Kol 7200 700 5040000 0,28 Kopi 322 12800 4121600

17 0,12 Cabe 1250 8000 10000000 0,6 Kol 15000 700 10500000

0,28 Buncis 8400 2500 21000000

No. Sampel

Luas Lahan Ha)

Jenis Tanaman

Produksi (Kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan (Rp)

18 1 Kopi 1200 12800 15360000 0,6 Kol 15000 700 10500000 0,2 kentang 3000 3000 9000000

Lanjutan Lampiran 3. Total Penerimaan Usaha Tani Petani di Kelurahan Saribudolok Kec. Silimakuta

Page 91: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

0,2 sawi 200 4000 800000 19 0,4 Cabe 20000 3000 60000000

0,4 Tomat 4000 8000 32000000 0,2 Kol 3750 700 2625000 0,6 kopi 720 12800 9216000

20 1 Cabe 9000 8000 72000000 1 Jagung 8000 1800 14400000

21 1 Cabe 8200 8000 65600000 1 Jagung 8000 1800 14400000

22 0,2 Kopi 250 12800 3200000 23 0,6 Cabe 5000 8000 40000000

0,2 Kentang 2800 3000 8400000 24 0,2 Cabe 2000 8000 16000000

0,2 Kentang 3000 3000 9000000 25 0,08 Kentang 1600 3000 4800000 26 0,4 Tomat 24000 3000 72000000

0,4 cabe 4500 8000 36000000 0,2 Kol 3750 700 2625000

27 0,64 Kopi 736 12800 9420800 28 0,6 Jagung 3200 1800 5760000 29 0,8 Tomat 40000 3000 120000000

0,6 Cabe 6000 8000 48000000 0,6 Kentang 6000 3000 18000000 1 Kopi 1150 12800 14720000

30 0,6 Tomat 30000 3000 90000000 0,4 Cabe 3500 8000 28000000 1 Jagung 7500 1800 13500000

31 1 Cabe 9000 8000 72000000 0,5 Kol 12400 700 8680000

32 0,8 Kol 25200 700 17640000 0,7 Jipang 655200(Biji) 150 98280000

33 0,44 Kol 12000 700 8400000 0,4 Cabe 4000 8000 32000000 0,48 Tomat 28000 3000 84000000

34 0,8 Kol 20400 700 14280000 0,7 tomat 36000 3000 108000000

35 0,8 Kol 20400 700 14280000 0,7 Jipang 507600(Biji) 150 76140000

36 0,8 Kol 17400 700 12180000 0,7 Jipang 507600 (Biji) 150 76140000

37 0,7 Kol 20880 700 14616000 0,8 Tomat 36000 3000 108000000

Page 92: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

Lampiran 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Memilih Credit Union No.Sampel Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani

s 1 2 3 4 5 6 7 8 1 √ 2 √

Page 93: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... ANALISIS KEBERADAAN CREDIT UNION (CU) SEBAGAI …absolut maupun secara relatif masih sangat kecil dalam arti masih

Hanna M. Aritonang : Analisis Keberadaan Credit Union (CU) Sebagai Lembaga Pembiayaan Di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta, Kab. Simalungun, 2009.

3 √ 4 √ 5 √ 6 √ 7 √ 8 √ 9 √

10 √ 11 √ 12 √ 13 √ 14 √ 15 √ 16 √ 17 √ 18 √ 19 √ 20 √ 21 √ 22 √ 23 √ 24 √ 25 √ 26 √ 27 √ 28 √ 29 √ 30 √ 31 √ 32 √ 33 √ 34 √ 35 √ 36 √ 37 √

Total 16 10 8 - 1 1 1 -